Makalah Alinyemen Horizontal Act

18
1 Materi Presentasi Geometrik Jalan Kelompok 4 1. URAIAN PRESENTASI 1.1. DIAGRAM ALIR / FLOWCHART PEMILIHAN BENTUK LENGKUNG HORIZONTAL Dalam merencanakan Alinyemen Horizontal suatu trase, bentuk lengkung horizontal yang akan digunakan harus ditentukan terlebih dahulu. Terdapat tiga bentuk lengkung horizontal, yaitu lengkung busur lingkaran sederhana (circle), lengkung busur lingkaran dengan lengkung peralihan (spiral-circle-spiral), dan lengkung peralihan saja (spiral- spiral). Bentuk-bentuk lengkung horizontal tersebut memiliki ketentuan dalam penggunaannya. Untuk mempermudah dalam pemilihan bentuk lengkung maka digunakanlah flowchart.

description

makalah

Transcript of Makalah Alinyemen Horizontal Act

1

1. URAIAN PRESENTASI

1.1. DIAGRAM ALIR / FLOWCHART PEMILIHAN BENTUK LENGKUNG

HORIZONTAL

Dalam merencanakan Alinyemen Horizontal suatu trase, bentuk

lengkung horizontal yang akan digunakan harus ditentukan terlebih

dahulu. Terdapat tiga bentuk lengkung horizontal, yaitu lengkung

busur lingkaran sederhana (circle), lengkung busur lingkaran dengan

lengkung peralihan (spiral-circle-spiral), dan lengkung peralihan saja

(spiral-spiral). Bentuk-bentuk lengkung horizontal tersebut memiliki

ketentuan dalam penggunaannya. Untuk mempermudah dalam

pemilihan bentuk lengkung maka digunakanlah flowchart.

2

START

INPUTVr, e max, en, β, Ls

e > 1.5 en

TIPE C-C

HITUNGΘsΘc = β-2 ΘsLc

TIPE S-C-SP > 150 mmLs > Lsmin

Lc ≥ 20 m

TIPE S-SP > 150 mmLs > Lsmin

END

YA

TIDAK

YA

TIDAK

FLOWCHARTPEMILIHAN BENTUK

LENGKUNG HORIZONTAL

3

1.1.1 DESKRIPSI FLOWCHART Berdasarkan flowchart di atas langkah pertama yang

dilakukan adalah input data yang telah direncanakan. Data tersebut dapat berupa kecepatan rencana (Vr), e max, en, β, dan Ls bergantung kepada data yang tersedia.

Langkah selanjutnya menentukan nilai (e) berdasarkan tabel panjang lengkung peralihan minimum dan super elevasi. Apabila nilai (e) yang diperoleh lebih besar atau sama dengan 1.5 en lakukan perhitungan Θs, Θc = β-2 Θs, dan Lc.

Apabila Lc yang didapat bernilai lebih besar atau sama dengan 20m maka lengkung yang digunakan berbentuk lengkung busur lingkaran dengan lengkung peralihan (spiral-circle-spiral).

Jika nilai Lc lebih kecil dari 20m maka kengkung yang digunakan adalah lengkung peralihan saja (spiral-spiral).

Namun, jika nilai e yang diperoleh lebih kecil dari 1.5 en maka bentuk lengkung yang digunakan adalah lengkung busur lingkaran sederhana (circle).

Setelah memenuhi beberapa persyaratan tersebut maka bentuk lengkung horizontal dapat ditentukan (end).

4

1.2. CONTOH PERHITUNGAN PEMILIHAN BENTUK LENGKUNG

HORIZONTAL DAN DIAGRAM SUPERELEVASI

1.2.1 Contoh perhitungan: Full Circle

Diketahui :

Kecepatan rencana = 60 km/jame maksimum = 10%β = 20˚Lebar jalan = 2 x 3,75 m (tanpa median)Kemiringan melintang normal= 2%R = 716 mDiminta : Rencanakan Alinyemen Horizontal trase di atas dan Belok

Kanan!

Jawab:

Metode Bina Marga

Berdasarkan tabel (metode Bina Marga) diperoleh e = 0,029 dan

Ls= 50 m

1.5 x en = 0.03

e < 1.5 en

Sehingga soal tersebut dapat dibuat dengan lengkung busur lingkaran

sederhana (circle).

Tc = R tg ½ β = 716. Tg 100

= 126,25 m

Ec = T tg ¼ β = 126,25 tg 50

= 11,05

Lc = 0,01745. Β . R = 0,01745. 20. 716

= 249,884

Data lengkung yang diperoleh untuk lengkung busur lingkaran

sederhana tersebut adalah:

V = 60 km/jam β = 200

R = 716 m Tc =126,25 m

Lc = 249,884 m e = 2.9 %

Ec =11,05 m Ls’ = 50 m

5

6

7

Landai relatif = 1m

= (e + en)BLs

= (3.75)(0.02+0.029)/50

= 0.003675

8

9

Metode AASHTO

Dari tebel metode AASHTO diperoleh e = 0,029 dan Ls’ = 40 m.

1.5 x en = 0.03

Karena e < 1.5 en 2,9% < 3% , maka bentuk lengkung yang

digunakan adalah Full Circle

Tc = R tg½β = 716 tg10º = 126,25 m.

Ec = Tc tg¼β = 126,25 tg5º = 11,05 m.

Lc = 0,01745.β.R = 0,01745 . 20 . 716 = 249,88 m.

Sehingga, data lengkung untuk lengkung busur lingkaran sederhana

tersebut diatas:

V = 60 km/jam Lc = 249,88 m

β = 20º e = 2,9%

R = 716 m Ec = 11,05 m

Tc = 126,25 m Ls’ = 40 m

10

11

1.2.2 Contoh perhitungan: Spiral-Circle-Spiral

Diketahui :

Kecepatan recana = 60 km/jam,

e maksimum = 10%

Sudut β =200 .

Lebar jalan (B)= 2 x 3.75 m tanpa medium.

Kemiringan melintang normal jalan (en) = 2%

R = 318 m.

Diminta :

Hitung data lengkung dan landai relatif !

Jawab :

Untuk metode Bina Marga (luar kota) dari tabel 4.7 (hal 11 ; Silvia

Sukirman) diperoleh e = 0.059 dan Ls = 50 m.

Dari persamaan 19 (hal 107 ; Silvia Sukirman) , diperoleh :

θs=ls .90π . R

=50 x90π .318

=4.504 °

 

θc=β−2θs=20−2.4.504=10,99 °

Dari persamaan 30 (hal 128 ; Silvia Sukirman) , diperoleh :

Lc= θc180

x π Rc=10,99180

x π 318=60.996m (≥20m)

Karena Lc ≥ 20 , maka lengkung yang digunakan adalah lengkung Spiral-

circle-spiral sesuai dengan syarat pada flowchart.

L=Lc+2 Ls=60.996+100=160.996m

12

Dari persamaan 20 (hal 107 ; Silvia Sukirman) diperoleh :

p= Ls26 Rc

−Rc (1−cosθs )p= 502

6.318−318 (1−cos4,504 )

p=0,328mDan dari persamaan 21 (hal 108 ; Silvia Sukirman) diperoleh :

k=Ls− Ls3

40RC 2−Rc sinθsk=50− 503

40 .3182−318sin 4,504k=24,99m

*) Syarat untuk lengkung busur lingkaran

dengan bentuk spiral- lingkaran-spiral

e > 1.5 en ; 0,059 > 1,5 x 0,02 ; 0,059 > 0,03

P > 150 mm ; 0,328 m > 150 mm ; 328 mm > 150 mm

Lc ≥ 20 m ; 60,996 ≥ 20

Ls > Lsmin ; Lsmin = m ( e+en ) B

untuk nilai (m) lihat table 4.5 metode Bina marga ( hal 101 ; Silvia Sukirman ), dengan kecepatan rencana 60 km/jam, landai relativenya adalah :

( lm

¿= 1125

Lsmin = 125 ( 0.059+ 0.02 ) 3,75 = 37,03 m

50 > 37,03

Dari persamaan 28 (hal 128 ; Silvia Sukirman) diperoleh :

Es=(Rc+ p ) sec 12β−Rc

¿ (318+0,328 ) sec10 °−318

13

¿ (318+0,328 ) 1

cos10 - 318

¿5,239 m

Dari persamaan 29 (hal 128 ; Silvia Sukirman) diperoleh :

Ts=(Rc+p ) tg 12β+k

¿ (318+0,328 ) tg 10°+24,99

¿81,12m

Data lengkung untuklengkung spiral-lingkaran-spiral tersebut di atas

adalah :

V = 60 km/jam β = 200

θs =4,5040 Rc = 318 m

Es = 5,239 m Ts = 81,12 m

L = 160,996 me =5,9% / 0,059

Ls =50 m P = 0,328 m

k = 24,99 m Lc = 60,996 m

 

14

Menurut Bina Marga :

landai relative ( lm

¿ = (en+e ) xBLS

= {(0,02 + 0,059) . 3,75} / 50 = 0,00593

15

16

Jika ada seorang pengemudi menjalankan kendaraannya dengan

kecepatan yang sama dengan kecepatan rencana, secara teoritis

koefisien gesekan dapat dihitung sebagai berikut:

Pada lokasi TS dari gambar terlihat:

e = -0,02, karena jalan belok kanan dan penampang melintang berbentuk

crown.

Dengan mempergunakan persamaan 10 (hal 74 ; Silvia Sukirman)

e+f= V 2

127. R

−0,02+ f= 602

127.318diperoleh f=0,109

Pada lokasi I-I, dari gambar terlihat:

e= 0,02, sehingga dengan mempergunakan persamaan 10 (hal 74 ; Silvia

Sukirman)

diperoleh f = 0,069

Pada lokasi SC-SC disepanjang busur lingkaran, dari gambar terlihat :

e = 0,059, sehingga dar persamaan 10 (hal 74 ; Silvia Sukirman)

diperoleh f = 0,0301

17