Speech Act Theory

31
Dwina Deandra Subroto Mankom A 210110120076 Teori Tindak Tutur (Speech Act Theory) Dosen Pengampu: DR. Antar Venus, M.A. Comm. Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran 2013/2014 Dosen Pengampu: Meria Octavianti, S.Sos, M.Si

description

Presentasi Teori Speech Act oleh Dwina Deandra Mankom A 2012 Fikom Unpad

Transcript of Speech Act Theory

Page 1: Speech Act Theory

Dwina Deandra Subroto

Mankom A

210110120076

Teori Tindak Tutur(Speech Act Theory)

Dosen Pengampu:

DR. Antar Venus, M.A.

Comm.

Manajemen Komunikasi

Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Padjadjaran 2013/2014

Dosen Pengampu:

Meria Octavianti, S.Sos,

M.Si

Page 2: Speech Act Theory

TEORI TINDAK TUTUR

IDENTITAS TOKOH

Penjelasan Singkat Tindak Tutur

Penjelasan Mendalam Tindak

Tutur

STUDI KASUSTERIMAKASIH

Page 3: Speech Act Theory

Identitas Tokoh

Pelopor teori tindak tutur

(Speech Act Theory)Lancaster, 26

Maret 1911 -

1960.

“White’s Professor

of Moral Philosophy”

(1952)

Ketua Lingkaran

Oxford (Oxford

Philosophy)

Langshaw Austin & Mary Bowes-Wilson

Buku

“Philosophical

Papers” (1961)

Buku“How to Do Things with

Words”. (1965)

John Langshaw Austin

Page 4: Speech Act Theory

Penjelasan Singkat

“An action performed in saying something.” (Suatu

aksi dalam menyampaikan atau mengucapkan

sesuatu.

Dilakukan saat bertujuan untuk meminta maaf,

mengeluh, mengundang, memuji, menolak, atau

sebagainya.

Lebih dilihat pada makna tuturan tersebut. (abdul chaer 2004 : 16)

Page 5: Speech Act Theory

Penjelasan Mendalam

4

11 23

1 : Lokusi, Ilokusi, dan

Perlokusi

2: Constitutive Rules

3: Regulative Rules

4: Felicity Condition

Klik Bagian berwarna untuk penjelasan detail.

Page 6: Speech Act Theory

Klasifikasi Austin & Searle

Lokusi

Ilokusi

Perlokusi

Page 7: Speech Act Theory

Contoh: “Saya sedang makan”

Lokusi

Tindak tutur yang semata-

mata tindak berbicara /

sesuai dengan makna kata di

dalam kamus.

Page 8: Speech Act Theory

Dua Tipe Lokusi

Utterance acts :

Suatu kata atau suara

yang diucapkan yang

tidak memiliki arti yang

berarti.

Contoh : Oh! (Ketika

terkejut)

Propositional acts :

Makna baru yang

dibentuk oleh susunan

kata, tanpa ada

komunikasi yang

dimaksudkan.

Contoh : Kucing hitam

Page 9: Speech Act Theory

Contoh: “Nasi pecel Pak Ali itu enak”

Ilokusi

Tindak tutur yang mengandung

maksud dan daya tuturan, yang

memiliki makna seperti yang

dipahami oleh pendengar.

Page 10: Speech Act Theory

Jenis Ilokusi

Representatif

DirektifEkspresif

KomisifDeklaratif

Page 11: Speech Act Theory

Contoh : “ SBY presiden Indonesia “

Representatif (Asertif) Tindak tutur yang

mengikat penuturnya

kepada kebenaran atas hal

yang dikatakannya

(menyatakan, menuntut,

dll.)

Page 12: Speech Act Theory

.

Contoh : “Berikan laptop itu“

Direktif (Imposif)

Tindak tutur yang dilakukan

agar lawan tuturnya

melakukan tindakan yang

diujar (memaksa, mengajak,

meminta, dll.)

Page 13: Speech Act Theory

Contoh :“Terimakasih atas sanjunganmu“

Ekspresif (Evaluatif)

Tindak tutur yang

dimaksudkan agar

ujarannya diartikan

sebagai evaluasi

(memuji, mengkritik,

dll.)

Page 14: Speech Act Theory

Contoh : “Saya akan segera datang ke

rumahmu.”

KomisifTindak tutur yang mengikat

penuturnya untuk

melaksanakan apa yang

disebutkan di dalam

tuturannya (berjanji, dll.)

Page 15: Speech Act Theory

Contoh : “Kamu jangan keluar rumah ya,

nak“

Deklaratif (Isbati)

Tindak tutur yang dimaksudkan

penuturnya untuk menciptakan

hal yang baru (mengesahkan,

memutuskan, dll.)

Page 16: Speech Act Theory

Contohnya : “Ma, uang saya habis“

Perlokusi Ujaran yang diucapkan penutur dengan

mengandung maksud dan tujuan tertentu

untuk menghasilkan efek terhadap mitra

tutur/penyimak.

Page 17: Speech Act Theory

Contoh :

“Dingin sekali disini“.

*catatan*Ada kemungkinan bagi kita untuk merasa kesulitan dalam mengenali apakah suatu kalimat berupa lokusi, ilokusi maupun perlokusi jika tidak berhadapan langsung dengan seorang penutur kalimat dan keadaan / suasana pada saat kalimat itu dituturkan.

Page 18: Speech Act Theory

Regulative Rule

Suatu aturan yang berhubungan

dengan kondisi suatu bentuk tingkah laku

tertentu pada suatu peristiwa.

Contoh : Anak-anak dilarang bermain bola

di atas rumput.

Page 19: Speech Act Theory

Constitutive Rules

Suatu aturan yang mendefinisikan

tingkah laku itu sendiri.

Contoh : Seorang pemain bola akan

dinyatakan offside, apabila…

Page 20: Speech Act Theory

Felicity Condition

Kondisi yang harus ada dan kriteria yang harus dipenuhi

untuk tindak tutur untuk mencapai tujuannya. Kondisi ini

tidak menyatakan benar atau salah, tetapi sah atau tidak

sah.

Contoh :

Saya berkata“Saya nyatakan

sekolah dibubarkan.”

Page 21: Speech Act Theory

Tiga Jenis Felicity Condition

Kondisi Penting

Kondisi Ketulusa

n

Kondisi Persiapan

Page 22: Speech Act Theory

Farhat

Abbas

dalam Mata

Najwa

Analisis Farhat Abbas

Analisis Naj

wa Sihab

Bukti Berita

Page 23: Speech Act Theory
Page 24: Speech Act Theory

“Berkuasa yang penting amanah.

Kemudian benar, sejahtera dan bisa

adil.”

Tindak Tutur Ilokusi Komisif (Austin & Searle)

Karena secara tidak langsung, Farhat menawarkan dirinya untuk

mengabdi kepada masyarakat karena beliau meyakini diri bahwa

beliau cocok untuk menjadi presiden yang amanah, sejahtera, dan adil.

Page 25: Speech Act Theory

Kritikan Farhat Abbas mengenai keyakinan

masyarakat bahwa dirinya hanyalah mencari

sensasi bukan prestasi.

Tindak Tutur Searle model Tindak Tutur Ekspresif

(Evaluatif). Karena, beliau mengevaluasi pernyataan tersebut

dengan meyakinkan bahwa beliau tidak mencari sensasi, namun

memiliki prestasi dalam bidang pengacara, yaitu berhasil

membebaskan gembong narkoba yang akan diberikan hukuman

mati.

Page 26: Speech Act Theory

Penolakan kebenaran berbagai laporan

Najwa mengenai penuduhan calo

perkara dsb. oleh Farhat Abbas

Tindak Tutur Ilokusi Acknowledgment (Austin dan

Searle).

Karena beliau terus menolak kebenaran laporan, kemudian

memberikan berbagai pernyataan untuk memperbaiki laporan

yang ada tersebut.

Page 27: Speech Act Theory

Lontaran laporan maupun informasi negatif dari Najwa

mengenai Farhat, seperti “ Menurut laporan kepolisian,

anda dituduh sebagai calo perkara. Benarkah itu?”

Tindak Tutur Ilokusi Konstantif (Austin dan Searle).

Karena, Najwa yang melaporan berbagai informasi kepada

Farhat maupun khalayak yang menonton Acara Mata Najwa

yang disertakan dengan beberapa bukti, memiliki maksud untuk

mencari tahu tanggapan Farhat mengenai berbagai laporan

tersebut.

Page 28: Speech Act Theory

Najwa memberikan berbagai pertanyaan, seperti, “Selain

ingin menjadi calon presiden, Anda juga sempat ingin

menjadi Bupati Kolaka. Masih jalan dengan niat itu?”

Tindak Tutur Ilokusi Direktif (Austin dan Searle).

Karena Najwa bertujuan untuk menentukan alur

pembicaraan dengan memberikan pertanyaan kepada

Farhat.

Page 29: Speech Act Theory

Penilaian Najwa bahwa Farhat Abbas merupakan

kutu loncat

Tindak Tutur Tidak Literal (Wijana).

Karena maknanya tidak sama dengan arti kata

sebenarnya. Maksud dari kutu loncat tersebut adalah

posisi Farhat Abbas yang terus berpindah-pindah

partai politik.

Tindak Tutur Ilokusi Konstantif (Austin dan Searle)

Karena Najwa menanggapi pernyataan Farhat yang terus

berpindah-pindah partai politik dengan menilai dan

mengasumsikan Farhat sebagai kutu loncat.

Page 30: Speech Act Theory

Nama : Dwina Deandra Subroto

TTL : Bandung, 3 Juli 1994

Hobi : Menonton film, bermain hulahup, menyanyi

Pengalaman : Dalam pelajaran teori komunikasi ini, saya

mendapatkan banyak pengalaman berharga. Salah satu pengalaman

yang saya raih adalah untuk mencapai suatu keberhasilan terkadang

tidaklah semudah yang kita kira. Kita harus berjuang untuk

mendapatkannya. Namun, bila keberhasilan tersebut telah dicapai,

bukan berarti kita boleh berhenti untuk berjuang menjadi lebih maju.

Profil Mahasiswa

Page 31: Speech Act Theory

Handke, Jurgen. “Semantics and Pragmatics – Speech Acts, An

Overview”. 14 April 2014. http://www.youtube.com/watch?

v=rs6O77SkIOo

Vogt, Peter T. “Speech Act Theory Presentation”. 14 April 2014.

http://www.youtube.com/watch?v=IKXOjh98R90

Jaworowska, Joanna. “Speech Act Theory”. 16 Mei 2014.

http://instructional1.calstatela.edu/Ikamhis/tesl565_sp04/troy/spchact.ht

m

Pringganti, Agustina. “Analisis Tindak Tutur”. 4 Juni 2014.

http://www.academia.edu/4153329/ANALISIS_TINDAK_TUTUR

Referensi