Kerangka Acuan (Tor) Akselerasi Stbm

3
KERANGKA ACUAN (TERM OF REFERENCE) KEGIATAN AKSELERASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MAYARAKAT (STBM) MELALUI SEKOLAH KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2010 1. Latar belakang Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah hygiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar di sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka. Dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat serta meningkatkan kemampuan masyarakat, serta mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi dasar yang berkesinambungan dalam pencapaian Milenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, maka disusun strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) berdasarkan Kepmenkes Nomor : 852/Menkes/SK/XI/2008. Pendekatan STBM yang Dipimpin Masyarakat adalah sebuah pendekatan untuk menginisiasi/memicu rasa jijik dan malu masyarakat atas kondisi sanitasi dimana masyarakat buang air besar di tempat terbuka (Open Defecation) sehingga pada akhirnya mereka dapat mencari solusi secara bersama untuk mengubah kondisi mereka. Asumsi dasar yang digunakan adalah tidak ada seorangpun yang tidak bergerak apabila masyarakat mengetahui bahwa mereka telah saling memakan kotoran satu dengan yang lain (eating each other shit). Selain itu, STBM memicu masyarakat untuk menyadari bahwa masalah sanitasi merupakan tanggung jawab mereka sehingga hanya akan selesai dengan kesadaran dan usaha masyarakat sendiri. Program STBM telah dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong ditandai dengan deklarasi bersama Gerakan STBM antara pemerintah daerah dan tokoh masyarakat pada bulan November 2008. Gerakan STBM di Kabupaten Rejang Lebong didukung oleh pelaksanaan program CWSHP (Community Water Services and Health Project) melalui kegiatan CLTS (Community Led Total Sanitation) dengan tujuan tercapainya desa ODF (Open Defacation Free) atau desa bebas buang air besar sembarangan. Hingga tahun 2009 di Kabupaten telah tercapai 8 desa ODF (5,2%) dengan akses terhadap sarana sanitasi sebesar 100%, sedangkan 81 Desa (51,9%) desa persiapan ODF dengan akses terhadap sarana sanitasi > 60% dan 67 Desa (42,9%) yang masih memiliki akses rendah (< 60 %) Secara umum akses terhadap sarana sanitasi di Kabupaten Rejang Lebong sebesar 65,02%.

Transcript of Kerangka Acuan (Tor) Akselerasi Stbm

KERANGKA ACUAN (TERM OF REFERENCE)

KEGIATAN AKSELERASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS

MAYARAKAT (STBM) MELALUI SEKOLAH KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2010

1. Latar belakang

Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah hygiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar di sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka. Dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat serta meningkatkan kemampuan masyarakat, serta mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi dasar yang berkesinambungan dalam pencapaian Milenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, maka disusun strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) berdasarkan Kepmenkes Nomor : 852/Menkes/SK/XI/2008.

Pendekatan STBM yang Dipimpin Masyarakat adalah sebuah pendekatan untuk menginisiasi/memicu rasa jijik dan malu masyarakat atas kondisi sanitasi dimana masyarakat buang air besar di tempat terbuka (Open Defecation) sehingga pada akhirnya mereka dapat mencari solusi secara bersama untuk mengubah kondisi mereka. Asumsi dasar yang digunakan adalah tidak ada seorangpun yang tidak bergerak apabila masyarakat mengetahui bahwa mereka telah saling memakan kotoran satu dengan yang lain (eating each other shit). Selain itu, STBM memicu masyarakat untuk menyadari bahwa masalah sanitasi merupakan tanggung jawab mereka sehingga hanya akan selesai dengan kesadaran dan usaha masyarakat sendiri.Program STBM telah dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong ditandai dengan deklarasi bersama Gerakan STBM antara pemerintah daerah dan tokoh masyarakat pada bulan November 2008. Gerakan STBM di Kabupaten Rejang Lebong didukung oleh pelaksanaan program CWSHP (Community Water Services and Health Project) melalui kegiatan CLTS (Community Led Total Sanitation) dengan tujuan tercapainya desa ODF (Open Defacation Free) atau desa bebas buang air besar sembarangan. Hingga tahun 2009 di Kabupaten telah tercapai 8 desa ODF (5,2%) dengan akses terhadap sarana sanitasi sebesar 100%, sedangkan 81 Desa (51,9%) desa persiapan ODF dengan akses terhadap sarana sanitasi > 60% dan 67 Desa (42,9%) yang masih memiliki akses rendah (< 60 %) Secara umum akses terhadap sarana sanitasi di Kabupaten Rejang Lebong sebesar 65,02%. Dalam rangka pencapaian Milenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 dimana minimal 80 % masyarakat dapat mengakses sarana sanitasi serta tercapainya tujuan dari program STBM itu sendiri maka dilakukan kegiatan percepatan (akselerasi) program STBM dengan sasaran guru sekolah baik tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTA), berupa kegiatan sosialisasi lintas sektor dan program di tingkat Kabupaten dan pelatihan cetak kloset bagi para guru. Melalui kegiatan tersebut diharapkan adanya penyampaian informasi dan keterampilan terkait dengan keterampilan cetak kloset oleh guru kepada anak didik yang pada akhirnya dapat dibawa dan diterapkan di masyarakat.II. TUJUANa. Umum:

Tercapainya akses dan kepemilikan sarana sanitasi jamban dalam rangka terciptanya desa bebas buang air besar sembarangan (ODF) yang dilakukan melalui sekolah.

b. Khusus 1. Diperolehnya kesamaan persepsi lintas sektor dan lintas program dalam rangka pelaksanaan dan pencapaian tujuan program STBM melalui sekolah.2. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru terkait dengan kegiatan cetak kloset yang pada akhirnya diharapkan dapat diterapkan kepada anak didik melalui mata pelajaran muatan lokal disekolah.3. 80 % dari jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Rejang Lebong telah menerapkan kegiatan cetak kloset dalam mata pelajaran muatan local.4. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan anak didik tentang cetak kloset sehingga dapat disampaikan dan diterapkan di masyarakat dalam rangka peningkatan akses dan kepemilikan sarana sanitasi jamban.III. Ruang Lingkup kegiatan/Peserta1. Pertemuan sosialisasi akselerasi program STBM melalui sekolah tingkat Kabupaten dengan sasaran lintas sektor dan program sebanyak 37orang dengan rincian sebagai berikut :1. Unsur Pemda: 1 Orang

2. Unsur Diknas: 1 Orang

3. Camat: 15 Orang

4. Cabdin: 15 Orang

5. Dinas Kesehatan: 5 Orang

2. Pelatihan cetak kloset tingkat Kabupaten yang dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap dengan sasaran guru SD, SLTP dan SLTA yang berjumlah 152 sekolah dengan rincian sebagai berikut :1. Guru SD: 126 Orang

2. Guru SLTP: 7 Orang

3. Guru SLTA: 19 Orang

IV. PENYELENGGARA

Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong (Seksi PLP TTU)

V. PEMBIAYAAN

Kegiatan pelatihan ini di biayai melalui APBD Perubahan Tahun 2010, sebesar Rp. 61.000.000,- (Enam Puluh Satu Juta Rupiah).VI. PENUTUP

Demikianlah kerangka acuan kegiatan Program STBM ini agar menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan