KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …
Transcript of KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA …
KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA (SPLITSING)
OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DITINJAU DARI HAK TERDAKWA DALAM
MENDAPATKAN PERADILAN CEPAT, SEDERHANA DAN BIAYA RINGAN
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
Disusun Oleh:
RAHMAWATI
NIM: 201710110311024
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
PENULISAN HUKUM
KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA (SPLITSING)
OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DITINJAU DARI HAK TERDAKWA DALAM
MENDAPATKAN PERADILAN CEPAT, SEDERHANA DAN BIAYA RINGAN
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan
dalam bidang Ilmu Hukum
Oleh:
RAHMAWATI
201710110311024
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS HUKUM
2021
UNGKAPAN PRIBADI:
Tidak semua yang kita inginkan akan tercapai
Maka aturlah ekspektasi, disertai usaha dan doa.
Motto :
Terbentur, Terbentur, Terbentuk
- Tan Malaka
ABSTRAKSI
Nama : Rahmawati
NIM : 201710110311024
Judul :
Pembimbing : Dr. Sidik Sunaryo, S.H., M.Si., M.Hum
Cekli Setya Pratiwi, S.H., LL.M., M.CL.
Pemisahan berkas perkara pidana atau Splitsing didasarkan pada Pasal 142 KUHAP. Pasal ini
merupakan pasal pengecualian dari Pasal 141 KUHAP yang menegaskan mengenai penggabungan
perkara atau voeging. Norma ini kemudian menjadi persoalan karena belum ada kriteria baku apa
saja syarat suatu perkara dapat di splitsing dan terdapat persamaan unsur di kedua pasal di atas.
Selain itu ada distorsi norma dalam pasal 142 KUHAP, dimana frasa dalam pasal 142 saling
bertolak belakang. Maka dari itu, penulis akan membahas dua rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah ketentuan splitsing oleh Jaksa Penuntut Umum dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana ditinjau dari Asas Kepastian Hukum dan Bagaimanakah Penerapan Splitsing
ditinjau dari Hak Terdakwa dalam mendapatkan Peradilan cepat, Sederhana dan Biaya Ringan.
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji hal ini yaitu dengan pendekatan
yuridis normatif, yang dikaji dengan menggunakan 3 (tiga) metode yakni: pendekatan undang-
undang, pendekatan konseptual dan pendekatan komparatif. Serta sumber bahan yang digunakan
yaitu sumber bahan primer dan sekunder. Karena adanya distorsi norma tersebut menyebabkan
penerapan hukum yang berbeda yang berdampak pada persamaan perlakuan di depan hukum
terkait splitsing. Distorsi ini menunjukan bahwa norma pasal 142 tidak memiliki kepastian hukum.
Selain itu penerapan splitsing juga berdampak pada asas peradilan cepat, sederhana dan biaya
ringan. Hal ini dikarenakan tindak pidana yang berhubungan dan dilakukan oleh beberapa
tersangka harus dipisah dengan berkas yang berbeda beda. Hal ini tentu memperlama proses
peradilan pidana yang seharusnya bisa digabung karena memiliki hubungan satu sama lainya dan
asas biaya ringan tidak optimal, karena seluruh berkas yang semula menjadi satu harus di pecah
dan berdiri sendiri dalam beberapa berkas. Lebih lanjut penerapan splitsing ini ternyata tidak hanya
didasarkan pada norma pasal 142 KUHAP semata melainkan terdapat pertimbangan lainya yakni,
kurangnya alat bukti saksi. Praktek semcam ini jelas tidak memiliki landasan yuridis serta bentuk
pemaksaan bersaksi melawan diri sendiri (to testify against himself) yang terselubung yang
bertentangan dengan asas non self-incrimination.
Kata Kunci: Splitsing, Kepastian Hukum, Peradilan Cepat, Sederhana dan Biaya Ringan
Kepastian Hukum Pemisahan Berkas Perkara Pidana (Splitsing) Oleh
Jaksa Penuntut Umum ditinjau dari Hak Terdakwa dalam mendapatkan
Peradilan Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan
ABSTRACT
Name : Rahmawati
NIM : 201710110311024
Tittle :
Advicers : Dr. Sidik Sunaryo, S.H., M.Si., M.Hum
Cekli Setya Pratiwi, S.H., LL.M., M.CL.
Separation of criminal case files or splitsing is based on Article 142 of the Criminal Procedure
Code. This article is an exception to Article 141 of the Criminal Procedure Code which confirms
the merger of cases or voegings. This norm then becomes a problem because there are similarities
in the elements in the two articles above. In addition, there is a distortion of norms in article 142
of the Criminal Procedure Code, where the phrases in Article 142 are contradictory. Therefore, the
author will discuss two problem formulations as follows: How is the provision of splitting by the
Public Prosecutor in the Criminal Procedure Code in terms of the Principle of Legal Certainty and
How is the Application of Splitting in terms of the Defendant's Right to Get a Fast, Simple and
Cost Trial Light. The research method used in examining this matter is the normative juridical
approach, which is studied using 3 (three) methods, namely: a statutory approach, a conceptual
approach and a comparative approach. As well as the source of the materials used, namely the
source of primary and secondary materials. Due to the distortion of these norms, the application
of different laws has an impact on the equality of treatment before the law related to splitting. This
distortion shows that the norm of article 142 has no legal certainty. In addition, the application of
splitting also has an impact on the principle of fast, simple and low cost justice. This is because
the criminal acts committed by several suspects must be separated with different files. This
certainly prolongs the criminal justice process, which should be merged because it has a
relationship with one another and the principle of low cost is not optimal, because all files that
were originally put together must be split up and stand alone in several files. Furthermore, the
application of this splitting was not only based on the norms of Article 142 of the Criminal
Procedure Code, but there were other considerations, namely, the lack of evidence for witnesses.
Such a practice clearly does not have a juridical basis and a hidden form of coercion to testify
against himself (to testify against himself) which is contrary to the principle of non-self-
incrimination.
Keywords: Splitsing, Legal Certainty, Fast, Simple and Low Cost Trial
Legal Certainty For The Separation Of Criminal Case Files (Splitsing)
By The Public Prosecutor In Terms Of The Right Of The Defendant To
Obtain A Fast, Simple And Low Cost Trial
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum atau skripsi berjudul.
“KEPASTIAN HUKUM PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA (SPLITSING)
OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DITINJAU DARI HAK TERDAKWA DALAM
MENDAPATKAN PERADILAN CEPAT, SEDERHANA DAN BIAYA RINGAN”.
Penulisan hukum ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Hukum pada Jurusan Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penulisan hukum atau skripsi ini tentunya penyusun mendapat banyak bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak sehingga memberikan semangat bagi penulis. Kasih yang tulus serta
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Masnah, S.Pd dan (Alm) Maskur Rijani, S.E dan Nor Hadijah, S.Psi. Terimakasih yang tidak
ada hentinya, penulis ucapkan kepada kedua orang tua dan saudara kandung penulis, yang telah
memberikan doa dan dukungan secara materil dan immaterial dari awal kuliah hingga penulis
memperolah gelar S-1 Sarjana Hukum di Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Drs. Fauzan, M. Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang
3. Dr. Tongat, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum, Catur Wido Haruni, S.H., M.Si.,
M.Hum. (Wakil Dekan I), Nu’man Aunuh, S.H, M.H (Wakil Dekan II), Said Noor Prasetyo,
S.H., M.H (Wakil Dekan III) dan Kepala Laboratorium Fakultas Hukum, penulis ucapkan
terimakasih karena selama ini selalu memberi motivasi bagi penulis;
4. Bapak Dr. Sidik Sunaryo, S.H., M.Si., M.Hum dan Ibu Cekli Setya Pratiwi, S.H, LL.M, M.CL.
Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Penulis. Penulis ucapkan terima kasih sedalam-
dalmnya karena telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam proses
penulisan skripsi ini. Serta mengajarkan penulis arti bersabar dalam hal menunggu dan sadar
tidak semua yang diinginkan langsung tercapai karena semua butuh proses;
5. Ibu Shinta Ayu Purnamawati, S.H, M.H selaku dosen wali penulis di Kelas A angkatan 2017
selama berkuliah di Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak mendukung
selama penulis menimba ilmu;
6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, kiranya telah
banyak memberikan pengetahuan pada penulis selama di Fakultas Hukum;
7. Seluruh keluarga Komunitas Riset dan Debat (KRD) terkhusus para senior penulis yaitu Mas
Febriansyah Ramadhan, Kak Rezky Saputra, Mas Wildan Arif, Mba Holly Muridi Zam-Zam
dan Mba Ratu Julhijah penulis ucapkan terima kasih karena telah banyak menginspirasi penulis
untuk semangat dalam menimba ilmu.
8. Teman-teman seperjuangan di KRD 2017 yaitu Bayu Yusya Uwaiz Al-Khorni yang telah
banyak membantu penulis dalam memberi dukungan dan membantu mengerjakan Skripsi.
Nisa Irma Khairunnisa yang selalu sabar mendengar keluhan dan cerita penulis setiap harinya.
Nur Rizkiya Muhlas dan Erix Dwui Yulianto teman seperjuangan penulis dalam perlombaan
di Makassar dan Riau yang tidak akan penulis lupakan. Ana Fauziah, Bayu Aji Satria, Rere
Yurike, Andiko dan seluruh anggota KRD lainnya penulis ucapkan terima kasih karena telah
banyak memberikan pembelajaran selama penulis berkuliah;
9. Seluruh keluarga Kejaksaan Negeri Paser sebagai tempat magang penulis, tekhusus Bapak
Andris Budianto, S.H. M.H, Bapak Ilham Misbahus Suyukri, S.H, Bapak Ricardo, S.H, Mba
Mita, Kak Yoga dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan
terima kasih karena telah memberikan ilmu dan membantu pengerjaan skripsi penulis.
10. Kepada Ibu Siane F Matulessy, S.H dan Bapak Fajaruddin S. Salampessy S.H selaku Jaksa
yang bersedia penulis wawancarai, penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya karena
telah bersedia untuk berbagi ilmu;
11. Seluruh keluarga Laboratorium Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, terima
kasih telah memberikan kepercayaan kepada penulis sebagai Asisten dan para instruktur yang
telah banyak membantu dan memberika ilmu yang bermanfaat kepada penulis;
12. Teman-teman penulis yang telah banyak memberikan warna selama pekuliahan penulis yaitu
Riska Aprillianti, Faradita Edza Zahra, Aulia Yasminar, Reihan Dewi Alam Saraswati dan
Melatul Aliyah. Terima kasih sebanyak-banyaknya penulis ucapkan untuk segala waktu dan
dukungannya, semoga perteman kita terus terjaga walau nantinya terbatas oleh jarak;
13. Teman-teman penulis yang telah banyak memberikan dukungan yaitu Bahrun Floando
Hutagalung, Kemal Juniardi, Azza Falahuddin Haqqi, Alfath Anggara, Akbar Fanis Ananda,
Yoga Dwi Ardianzah, Nur Shabrina Annisa, Adelia Uswatun Hasanah, Ersita Hotma Ully,
Dwi Maivira Nuryadi, Titin Irawati, Ripka Ristia, Ariq Shollahudin Al Fayed, Melisa, Nana
seluruh pengguni Asrama Putri Paser Malang serta teman-teman lainnya yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu penulis ucapkan terima kasiha atas segala dukungannya.
DAFTAR ISI
LEMBAR COVER/SAMPUL DALAM………………………………………………………………………………………………………….ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………………………………………………………………...iii
ABSTRAKSI…………………………………………………………………………………………………………………………………………...iv
ABSTRACT……………………………………………………………………………………………………………………………………………..v
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………………..vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………………………………………viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………………………………………………………………….x
BAB I ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang..…………………………………………………………………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………………………………………………7
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………………………………………………………………………..7
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………………………………………………………………..8
E. Kegunaan Penelitian …………………………………………………………………………………………………………………..8
F. Metode Penelitian ………………………………………………………………………………………………………………………9
G. Sistematika Penulisan ……………………………………………………………………………………………………………….12
BAB II …………………………………………………………………………………………………………………………………………………….14
A. Tinjauan Hukum Acara Pidana ………………………………….………………………………………………………………14
1. Pengertian Hukum Acara Pidana …………………………………………………………………………………..……14
2. Asas-asas Hukum Acara Pidana …………………………………………………………………………………………..16
3. Hak-hak Terdakwa dalam Hukum Acara Pidana ………………………………………………………………….23
B. Tinjauan Pemisahan Berkas Perkara Pidana (Splitsing) ………………………………………………………………34
1. Pengertian Pemisahan Berkas Perkara Pidana (Splitsing)……………………………………………………34
2. Ketentuan Pemisahan Berkas Perkara (Splitsing) dalam KUHAP……………………........................37
3. Tugas dan Wewenang Jaksa sebagai Penuntut Umum ..............…………..……………………………..39
C. Teori Kepastian Hukum ………………………………………….………………………………………………………………..40
BAB III……………………….…………………………………………………………………………………………………………………………..47
A. Ketentuan Splitsing oleh Jaksa Penuntut Umum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
ditinjau dari Asas Kepastian Hukum ………………………………………………………………………………………….47
B. Penerapan Splitsing ditinjau dari Hak Terdakwa dalam mendapatkan Peradilan Cepat, Sederhana
dan Biaya Ringan ………………………………………………………………………………………………………………………67
a) Penerapan Splitsing dalam Peradilan cepat dan sederhana ……………………………..………………..68
b) Penerapan Splitsing dalam Peradilan Bbiaya Ringan …………………………………………………………..79
BAB IV..………………………………………………………………………………………………………………………………………………….82
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………………………82
B. Saran ……………………………………………………………………………………………………………………………………….83
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………………………………………….85
LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 89
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Perbandingan Unsur Pasal 141 KUHAP dan 142 KUHAP……..……58
Tabel 2: Perbandingan Lama Persidangan Perkara Splitsing dan Voeging….....70
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Tugas
Lampiran 2 : Kartu Kendali Bimbingan Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Ali Achmad, 2018, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan (Judicialprudence)
Termasuk Undang-Undang (Legisprudence) Volume I Pemahaman Awal, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Arief Barda Nawawi, 2014, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Jakarta, Prenamedia
Group.
Atmasasmita Romli , 2014, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer, Jakarta, Prenada Media
Group.
Dominikus Rato, 2010, Filsafat Hukum Mencari: memahami dan memahami hukum, Yogyakarta,
Laksbang Pressindo.
Fadjar A. Mukthie, 2018, Negara Hukum dan Perkembangan Teori Hukum, Malang, Intrans
Publishing.
Hamzah Andi, 2019, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika.
Harahap M. Yahya, 2000, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan
Penuntutan Edisi Kedua, Jakarta, Sinar Grafika.
Ibrahim Jhony, 2006, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, Malang, Bayumedia.
Marzuki Peter Mahmud, 2011, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Prenamedia Group.
Mas Marwan, 2015, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Ghalia Indonesia.
Mulyadi Lilik, 2007, Hukum Acara Pidana : Normatif, Teoritis, Praktik, dan Permasalahannya,
Bandung PT. Alumni.
Najih Mokhammad, 2014, Politik Hukum Pidana, Malang, Setara press.
Prakoso Djoko, 1988, Pemecahan Perkara Pidana (Splitsing), Yogyakarta, Liberty.
Rahardjo Satjipto, 2014, Ilmu Hukum, Bandung, Citra Aditya Bakti.
Sitanggang Djernih, 2018, Kepastian Hukum Masa Tunggu Eksekusi Pidana Mati, Bandung,
Pustaka Reka Cipta.
Sofyan Andi dkk, 2014, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar, Jakarta, Kencana
Tongat, 2012, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia dalam Perspektif Pembaharuan, Malang,
UMM Press.
Zaidan Ali, 2015, Menuju Pembaruan Hukum Pidana, Jakarta, Sinar Grafika.
JURNAL DAN PENULISAN HUKUM:
Fadli Satrianto, 2014, (Skripsi) Pemisahan Berkas Perkara (Splitsing) dalam Perkara Pidana
ditinjau dari Hukum Positif, Universitas Airlangga.
Fauzie Kamal Ismail, Kepastian Hukum Atas Akta notaris Yang Berkaitan Dengan Pertanahan,
Tesis Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Depok, 2011.
Ferdinan Loies Haslim, Skripsi Penerapan Diversi dalam Tahap Penyidikan Terhadap Anak
Pelaku Tindak Pidana Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak di Wilayah Hukum Polresta Barelang, Skripsi FH,
Universitas Internasional Batam, 2019.
Handoko Tjondroputranto, 1994, KUHAP TIDAK MEMBENARKAN PEMECAHAN
(SPLITSING) PADA SATU PERKARA TINDAK PI DANA, Majalah Hukum dan
Pembangunan.
Ignasius A. Tiolong dkk, 2018, WEWENANG PEMECAHAN PERKARA (SPLITSING) OLEH
PENUNTUT UMUM MENURUT PASAL 142 UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN
1981, Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018.
M. Syafi’ie, Instrumentasi Hukum Ham, Pembentukan Lembaga Perlindungan Ham di Indonesia
dan Peran mahkamah Konstitusi, Universitas Islam Indonesia, Jurnal Konstitusi, Volume
9, Nomor 4, Desember 2012.
Nur Agus Susanto, “Dimensi Aksiologis dari Putusan Kasus “ST”: Kajian Putusan Peninjauan
Kembali Nomor 9 PK/Pid.Sus/2012”. Jurnal Yudisial, Vol.7 No.3, 2014.
Prianter Jaya Hairi, Konsep dan Pembaruan Residivisme dalam Hukum Pidana di Indonesia,
Jurnal NEGARA HUKUM: Vol. 9, No. 2, November 2018.
Pusat Studi Hak Asasi Manusia, Instrumen Nasional Hak Asasi Manusia, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta.
R. Tony Prayogo, 2016, Penerapan Asas Kepastian Hukum Dalam Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Hak Uji Materiil Dan Dalam Peraturan Mahkamah
Konstitusi Nomor 06/Pmk/2005 Tentang Pedoman Beracara Dalam Pengujian Undang-
Undang (The Implementation Of Legal Certainty Principle In Supreme Court Regulation
Number 1 Of 2011 On Material Review Rights And In Constitutional Court Regulation
Number 06/Pmk/2005 On Guidelines For The Hearing In Judicial Review), Direktorat
Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan HAM.
Ridwan Afandi, Pengembalian Berkas Perkara Tindak Pidana dari Kejaksaan kepada Kepolisian,
Lex Crimen Vol. II/No. 6/Oktober/2013.
Rosdalina Bukido, Paradigm And Reality Of Law Enforcement In Indonesia, Jurnal Ilmiah Al-
Syir'ah, 2016.
Soedarto dan Tembalang, 2019, PEMAHAMAN TERHADAP ASAS KEPASTIAN HUKUM
MELALUI KONSTRUKSI PENALARAN POSITIVISME HUKUM, Jurnal Crepido,
Volume 01, Nomor 01, Juli 2019.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia,
Surat Edaran Jaksa Agung Nomor SE-004/J.A/11/1993 tentang Pembuatan Surat Dakwaan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International
Covenant On Civil And Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil
Dan Politik).