Kimia Pemisahan

22
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan tema umum yang berjudul “Resin Penukar Ion”. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Saya pun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, “ tak ada gading yang tak retak “ karena saya hanya manusia biasa yang masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyusunan makalah di masa depan yang lebih baik lagi. Banjarbaru, Maret 2015 1

description

resin penukar ion

Transcript of Kimia Pemisahan

Page 1: Kimia Pemisahan

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-

Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan tema umum yang berjudul “Resin

Penukar Ion”. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

turut membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini baik secara langsung

maupun tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan sehingga

makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Semoga makalah ini

memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan

ilmu pengetahuan bagi kita semua. Saya pun menyadari dalam pembuatan

makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, “ tak ada gading yang

tak retak “ karena saya hanya manusia biasa yang masih perlu banyak belajar.

Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk penyusunan makalah di masa depan yang lebih baik lagi.

Banjarbaru, Maret 2015

Penulis

1

Page 2: Kimia Pemisahan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................1

DAFTAR ISI ...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................4

BAB II ISI

2.1 Pengertian Resin Penukar Ion ..............................................................5

2.2 Sifat-Sifat Resin ...................................................................................6

2.3 Macam-Macam Resin ..........................................................................7

2.4 Syarat-Syarat Resin Penukar Ion..........................................................9

2.5 Faktor yang Dipenuhi dalam Resin Penukar Ion................................9

2.6 Teknik Pertukaran Ion ...................................................................... 10

2.7 Perhatian dalam Preparasi Resin .......................................................11

2.8 Cara Kerja Resin Penukar Ion............................................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................13

3.2 Saran .................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: Kimia Pemisahan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Istilah kromatografi berasal dari bahasa latin (Yunani) yaitu chroma yang

berarti warna dan graphien berarti menulis. Pada tahun 1903 seorang ahli botani

dari Rusia menyatakan bahwa munculnya warna merupakan prasyarat untuk

metode pemisahan secara kromatografi. Namun dalam perkembangan selanjutnya,

dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, munculnya warna bukanlah syarat

mutlak untuk dilakukannya metode kromatografi. Kromatografi kolom merupakan

salah satu metode pemisahan kromatografi konvensional yang bersejarah karena

dari sinilah bermula metode kromatografi.

Pekerjaan pemisahan secara kromatografi dengan mempergunakan resin

penukar ion telah dilakukan oleh beberapa peneliti dalam usaha untuk

memisahkan produk-produk reaksi fisi. Penukar kation, sintesis sudah digunakan

untuk memisahkan unsur-unsur anggota series lantanida dan aktinida. Pemisahan

senyawa-senyawa organik seperti asam-asam amino pun telah dapat dicapai

dengan metode penukar ion. Metode ini juga digunakan dalam berbagai operasi

seperti pelunakan air, menaikkan kadar logam dan pemisahan logam. Penukar ion

anorganik mempunyai penggunaan penting dalam pemisahan radiokimia .

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini adalah

1. Apa yang dimaksud dengan resin penukar ion ?

2. Apa saja syarat-syarat dan sifat-sifat pada resin penukar ion ?

3. Jenis resin apa saja yang ada pada resin penukar ion ?

4. Faktor apa saja yang mempengaruhi resin penukar ion ?

5. Bagaimana teknik penukar ion ?

6. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam preparasi resin penukar ion ?

7. Bagaimana cara kerja resin penukar ion ?

3

Page 4: Kimia Pemisahan

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini dalah untuk :

1. Untuk mengetahui resin penukar ion

2. Untuk mengetahui syarat-syarat dan sifat-sifat pada resin penukar ion

3. Untuk mengetahui klasifikasi resin penukar ion

4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi resin penukar ion

5. Untuk mengetahui teknik penukar ion

6. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam preparasi resin

penukar ion

7. Mengetahui cara kerja resin penukar ion

4

Page 5: Kimia Pemisahan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Resin Penukar Ion

Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi smpai tingkat yang

tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubungan silang (cross-linking) serta

gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan. Berdasarkan

gugusan fungsionalnya, resin penukar ion dibagi menjadi dua yaitu resin penukar

kation dan resin penukar anion. Resin penukar kation mengandung kation yang

dapat dipertukarkan. Sedangkan resin penukar anion, mengandung anion yang

dapat dipertukarkan.

Menurut Basset, syarat-syarat dasar bagi suatu resin yang berguna adalah:

1. Resin itu harus cukup terangkai silang, sehingga kelarutannya yang dapat

diabaikan.

2. Resin itu harus cukup hidrofilik untuk memungkinkan difusi ion-ion melalui

strukturnya dengan laju yang terukur (finite) dan berguna.

3. Resin harus menggunakan cukup banyak gugus penukar ion yang dapat

dicapai dan harus stabil kimiawi.

4. Resin yang sedang mengembang harus lebih besar rapatannya daripada air.

Penukar ion adalah elektrolit yang larut dalam air yang dapat menukar ion

dengan elektrolit terlarut. Pertukaran ion didefinisikan sebagai pertukaran ion

yang reversibel antara fase padatan dan fase cair yang dalam struktur padatan

tidak ada perubahan tetap. Padatan adalah bahan penukar ion, sedangkan ion dapat

merupakan zat aktif. Apabila digunakan sebagai suatu pembawa zat aktif, bahan

penukar ion memberikan suatu cara untuk mengikat zat aktif  pada matriks

polimer tak larut dan dapat secara efektif menutup rasa dan arome zat aktif yang

akan diformulasikan menjadi tablet kunyah.

Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion

positif atau negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia

lain dari luar. Berdasarkan jenis ion / muatan yang dipertukarkan, resin dapat

dibagi menjadi 2 :

1. Resin Penukar Kation adalah Ion positif yang dipertukarkan

5

Page 6: Kimia Pemisahan

2. Resin Penukar Anion adalah Ion negatif yang dipertukarkan

Ion Exchange adalah proses penyerapan ion–ion oleh resin dengan cara Ion-ion

dalam fasa cair (biasanya dengan pelarut air)  diserap  lewat  ikatan kimiawi

karena bereaksi dengan padatan resin. Resin sendiri melepaskan ion lain sebagai

ganti ion  yang  diserap.  Selama operasi  berlangsung setiap ion akan 

dipertukarkan  dengan  ion  penggantinya  hingga  seluruh  resin  jenuh dengan

ion yang diserap.

2.2.       Sifat – Sifat Resin

Sifat-sifat penting resin penukar ion adalah adalah sebagai berikut:

1. Kapasitas Penukaran Ion. Sifat ini menggambarkan ukuran kuantitatif

jumlah ion-ion yang dapat dipertukarkan dan dinyatakan dalam mek

(milliekivalen) pergram resin kering dalam dalam bentuk hydrogen

atau kloridanya atau dinyatakan dalam milliekivalen tiap milliliter resin

(meq/ml).

2. Selektivitas. Sifat ini merupakan suatu sifat resin penukar ion yang

menunjukan aktifitas pilihan atas ion tertentu. Hal ini disebabkan karena

penukar ion merupakan suatu proses stoikhiometrik dan dapat balik

(reversible) dan memenuhi hukum kerja massa. Faktor

yang menentukan selektivitas terutama adalah gugus ionogenik dan derajat

ikat silang. Secara umum selektivitas penukaran ion dipengaruhi oleh

muatan ion dan jari-jari ion. Selektivitas resin penukar ion akan menentukan

dapat atau tidaknya suatu ion dipisahkan dalam suatu larutan apabila

dalam larutan tersebat terdapat ion-ion bertanda muatan sama, demikian

juga dapat atau tidaknya ion yang telah terikat tersebut dilepaskan.

3. Derajat Ikat Silang (crosslinking). Sifat ini menunjukan konsentrasi

jembatan yang ada di dalam polimer. Derajat ikat

silang tidak hanya mempengaruhi kelarutan tetapi juga kapasitas

pertukaran, perilaku mekaran, perubahan volume, seletivitas, ketahanan

kimia dan oksidasi.

4. Porositas. Nilai porositas menunjukan ukuran pori-pori saluran-saluran

kapiler. Ukuran saluran-saluran ini biasanya tidak seragam. Porositas

berbanding langsung dengan derajat ikat silang, walaupun ukuran saluran-

6

Page 7: Kimia Pemisahan

saluran kapilenya tidak seragam. Jalinan resin penukar mengandung rongga-

rongga, tempat air terserap masuk. Porositas mempengaruhi kapasitas dan

keselektifan. Bila tanpa pori, hanya gugus ionogenik dipermukaan saja yang

aktif.

5. Kestabilan Resin. Kestabilan penukar ion ditentukan juga oleh mutu produk

sejak dibuat. Kestabilan fisik dan mekanik terutama menyangkut kekuatan

dan ketahanan gesekan. Ketahanan terhadap pengaruh osmotik, baik saat

pembebanan maupun regenerasi, juga terkait jenis monomernya. Kestabilan

termal jenis makropori biasanya lebih baik daripada yang gel, walaupun

derajat ikat silang serupa. Akan tetapi lakuan panas penukar kation

makropori agak mengubah struktur kisi ruang dan porositasnya.

2.3. Macam-macam Resin Penukar Ion

Berdasarkan pada keberadaan gugusan labilnya, resin penukar ion dapat

diklasifikasikan dalam berbagai macam, yaitu :

a. Resin penukar kation bersifat asam kuat (mengandung gugusan HSO3)

Contoh paling baik dari resin penukar kation asam kuat adalah “principal

sulfonated styrene-divinylbenzene copolymer produc” seperti amberlite IRP-69

(Rhom dan Haas) dan DOWEX MSC-1 (Dow Chimical). Resin ini dapat

digunakan untuk menutup rasa dan aroma zat aktif kationik (mengandung

amin) sebelum diformulasi dalam tablet kunyah. Resin ini merupakan produk

sferik yang dibuat dengan mensulfonasi butir-butir kopolimer divinilbenzen

srien dengan zat pensulfonasi pilihan berupa asam sulfat, asam klorosulfonoat,

atau sulfur trioksida. Penggunaan zat pengembang yag non reaktif umumnya

diperlukan untuk pengembangan yang cepat dan seragam dengan kerusakan

minimum. Resin penukar kation asam kuat berfungsi diseluruh kisaran pH.

b. Resin penukar kation bersiat asam lemah (mengandung gugusan COOH)

Resin penukar kation asam lemah yang paling umum adalah yang dibuat

dengan tautan silang atau asam karboksilat tak jenuh seperti asam metakrilat

dengan suatu zat tautan silang seperti divinilbenzen. Contohnya mencakup

DOWEX CCR-2 (DOW chemical) dan Amberlit IRP-65 (Rhom dan Haas).

Resin pertukaran kation asam lemah berfungsi pada  pH diatas 6

7

Page 8: Kimia Pemisahan

c. Resin penukar anion bersifat basa kuat (mengandung gugusan amina tersier

atau kuartener)

Resin penukar anion basa kuat adalah resin amin kuartener sebagai hasil

dari reaksi trietilamin yang kopolimer dari stiren dan dvinil benzen yang

diklorometilasi, misalnya amberlite  IRP-276 (Rhom and Hass), dan DOWEX

MSA-A (DOWnChemical). Resin penukar anion basa kuat ini befungsi

diseluruh kisaran pH.

d. Resin penukar anion bersifat basa lemah (mengandung OH sebagai gugusan

labil).

Resin penukar ion basa lemah dibentuk dengan mereaksikan amin primer

dan amin sekunder atau amonia dengan kopolimer stiren dan divinil benzene 

yang diklorometilasi, biasanya digunakan dimetilamin. Resin penukar anion

basa lemah ini berfungsi dengan baik dibawah pH.

Sifat-sifat yang perlu dipertimbangkan apabila menggunakan suatu resin

penukar ion mencakup ukuran partikel, bentuk, bobot jenis, porositas, stabilitas

kimia fisika dan kapasitas ionik. Kecepatan dan tingkat desorpsi zat aktif in vivo

dari resin ini dikendalikan oleh kecepatan difusi zat aktif melalui fase polimer

resin, demikian juga selektivitas koefisien antara zat aktif dan resin. Resin

penukar ion, terutama resin penukar kation asam lemah,  mempunyai mechanisme

absortif tertentu yang telah digunakan dalam stabilisasi non ionic vitamin B12

selama bertahun-tahun.

Penukar kation mengandung gugus dengan berbagai derajat disosiasi

seperti gugus asam sulfonat, gugus karbosilat atau hidroksi fenol. Penukar anion

mengandung gugus yang bermuatan seperti gugus amina primer, sekunder atau

tersier. Penukar ion dapat digunakan baik dalam bentuk granulat atau bola-bola

kecil. Bahan ini tidak larut dalam air, tetapi akan menggembung jika dimasukkan

ke dalam air (pengambilan air sampai 50%). Agar bahan tersebut selalu dalam

keadaan siap pakai, penyimpanannya harus dalam keadaan lembab (dalam kondisi

menggembung). Sifat - sifat penting yang diharapkan dari penukar ion adalah

daya pengambilan (kapasitas) yang benar, selektivitas yang benar, kecepatan

pertukaran yang besar, ketahanan terhadap suhu, ketahanan terhadap pengaruh kimia

maupun ketahanan terhadap pengikisan.

8

Page 9: Kimia Pemisahan

2.4.  Syarat-Syarat Resin Penukar Ion

Sebagai media penukar ion, maka resin penukar ion harus memenuhi syarat-

syarat sebagai berikut :

1. Kapasitas total yang tinggi. Maksudnya resin memiliki kapasitas pertukaran ion

yang tinggi.

2. Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang-ulang.

Resin akan beroperasi dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, karena

itu resin  harus tahan terhadap air.

3. Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range pH

yang luas serta tahan terhadap asam dan basa. Demikian pula terhadap oksidasi

dan radiasi.

4. Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan mekanis,

tekanan hidrostatis cairan serta tekanan osmosis.

2.5.       Faktor Yang Dipenuhi Dalam Resin Penukar Ion

Beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam resin penukar ion yaitu :

a) Partikel yang sama dengan tahanan terobosan relatif kecil,

b) Stabilitas mekanik yang tinggi,

c) Tidak larut dalam air dan pelarut yang digunakan,

d) Tahan terhadap asam dan basa yanng mengoksidasi,

e) Tahan terhadap suhu,

f) Dapat digunakan dalam suatu daerah ph yang luas,

g) Tidak mempunyai daya adsorpsi terhadap ion lawan yang bergerak bebas,

h) Dapat diregenerasi, dan

i) Kapasitas penukaran dan aktifitas penukaran sudah tertentu.

Reaksi pertukaran dengan sedikit pengecualian umumnya adalah

reversibel (dapat diputar). Pertukar ion adalah reaksi stoikiometris. Koefisien

distribusi dihitung dari data eksperimen. Pada pertukaran ion-ion dengan valensi

sama, koefisien selektivitas tidak tergantung pada unit yang digunakan untuk

konsentrasi logam dalam fase resin atau fase larutan, tetapi untuk pertukaran ion

dengan tingkat valensi berbeda.

Koefisien distribusi ditentukan oleh perbandingan antara koefisien

aktivitas spesies - spesies pada fase resin dan dalam larutan, serta pengenceran

9

Page 10: Kimia Pemisahan

pada larutan luar mempunyai sedikit pengaruh terhadap koefisien selektivitas

asalkan tidak ada hidrolisis atau pergeseran kesetimbangan kompleks. Koefisien

tersebut tergantung pada konsentrasi total ion-ion dalam fase resin, struktur kimia

dari matriks resin, kapasitas pertukaran, koefisien aktivitas padakedua fase dan

konsentrasi total logam pada fase resin. Koefisien distribusi dapat ditentukan

secara eksperimen. Dalam percobaan diketahui sejumlah tertentu resin dan larutan

dikocok bersama-sama sampai kesetimbangan tercapai. Analisis larutan sebelum

dan sesudah eksperimen memberikan koefisien distribusi. Untuk menyatakan

koefisien distribusi berat (Dw), kandungan lengas (moisture) resin harus diketahui.

Temperatur mempunyai pengaruh pasti baik Dw atau Dv. Bila dilihat pertukaran

pada larutan encer, koefisien selektivitas untuk sebagian besar tidak tergantung

pada konsentrasi larutan luar tetapi pengenceran mengakibatkan sesuatu

pengurangan selektivitas.

2.6. Teknik Pertukaran Ion

Larutan yang melalui kolom disebut influent, sedangkan larutan yang

keluar kolom disebut effluent. Proses pertukarannya adalah serapan dan proses

pengeluaran ion adalah desorpsi atau elusi. Mengembalikan resin yang sudah

terpakai ke bentuk semula disebut regenerasi, sedangkan proses pengeluaran ion

dari kolom dengan reagent yang sesuai disebut elusi dan pereaksinya disebut

dengan eluent . Yang disebut dengan kapsitas pertukaran total adalah gugusan-

gugusan yang dapat dipertukarkan di dalam kolom, dinyatakan dalam mili

ekivalen. Kapasitas penerobosan (break through capacity) didefinisikan sebagai

banyaknya ion yang dapat diambil oleh kolom pada kondisi pemisahan; dapat 

juga dikatakan sebagai banyaknya mili ekivalen ion yang dapat ditahan dalam

kolom tanpa ada kebocoran yang dapat teramati. Kapasitas penerobosan lebih

kecil dari kapasitas total pertukaran kolom dan tidak tergantung terhadap sejumlah

variable, seperti tipe resin, afinitas penukar ion, komposisi larutan,ukuran partikel,

dan laju aliran. Pemisahan Penukar ion :

fasa gerak : ion dengan afinitas resin rendah

elusi          : gradien, bertahap, dan complexing

Afinitas Ion-ion :

Li+ < H+ < Na+ < NH4+ < K+ < Rb+ < Cs+ < Ag+ < Tl+

10

Page 11: Kimia Pemisahan

Be2+ < Mn2+ < Mg2+ < Zn2+ < Co2+ < Cu2+ < Cd2+ < Ni2+ < Ca2+ < Sr2+ < Pb2+ < Ba2+

Na+ < Ca2+ < La3+ < Th4+

OH-,F- < CH3CO2- < HCO2

- < H2PO4- < HCO3

- < Cl- < NO2- < HSO3

- < CN- < Br- <

NO3- < HSO4

- < I-

2.7. Perhatian dalam Preparasi Resin

Dalam preparasi resin ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

a) Pemilihan dan preparasi resin

Sifat-sifat yang perlu diperhatikan dalam membeli resin dalam perdagangan

ialah ukuran partikel (mesh), tingkat ikatan silang, dan kualitasnya (analitycal

grade; AG).

b) Pembengkakan (swelling)

Bila penukar ion, misalnya resin yang tersulfonasi diberi air, gugus SO3- dan

H+ seolah-olah terlarut dalam konsentrasi yang tinggi dalam matriks.

Karenanya air bertendensi untuk mendifusi kedalam matriks.

c) Kapasitas kolom

Kapasitas penukar ion akan mempengaruhi banyaknya sampel maksimum

yang dapat dianalisis dan dipakai untuk mengetahui stabilitas resin.

d) Cara deteksi

Untuk hal-hal khusus digunakan: adsorbsi sinar, indeks refraksi, pH,

radioaktivitas dan pengukuran polarografik.

Penggunaan resin penukar kation digunakan untuk menghilangkan ion,

mengkonsentrasikan komponen berkadar kecil, memisahkan asam-asam amin,

dan lain-lain.

2.9. Cara Kerja Resin Penukar Ion

Pada proses kolom ganda, air mula-mula masuk ke dalam kolom penukar

kation. Di sini sernua kation yang terkandung dalam air (terutama ion kalsium,

magnesium dan natrium) ditukar dengan ion hidrogen. Dalam kolom berikutnya

yang berisi penukar anion, maka anion (terutama ion khlorida, sulfat dan

bikarbonat) ditukar dengan ion hidroksil. Ion hidrogen yang berasal dari penukar

kation dan ion hidroksil dari penukar anion akan membentuk ikatan dan

menghasilkan air. Setelah air terbentuk maka resin penukar ion harus diregenerasi.

11

Page 12: Kimia Pemisahan

Pelaksanaan regenerasi pada proses kolom ganda sangat sederhana. Ke dalam

kolom penukar kation dialirkan HCl encer dan ke dalam kolom penukar anion

dialirkan larutan NaOH encer. Regeneran yang berlebihan selanjutnya dibilas

dengan air.

Pada proses unggun campuran – kolom tunggal, resin penukar kation dan

penukar anion dicampur menjadi satu dalam sebuah kolom tunggal. Dengan

proses unggun campuran dapat dicapai tingkat kemurnian air yang jauh lebih

tinggi daripada dengan proses kolom ganda. Sebaliknya, pada proses unggun

campuran regenerasi resin penukar lebih kompleks.

Langkah-langkah kerja pada regenerasi unggun campuran:

1. Untuk regenerasi, regeneran bersama dengan air dialirkan melewati kedua

lapisan resin HCl encer dialirkan dari bawah ke atas melewati resin penukar

kation, dan dikeluarkan dari kolom pada ketinggian lapisan pernisah. Larutan

NaOH encer dialirkan dari atas ke bawah melewati resin penukar anion, juga

dikeluarkan pada keting gian lapisan pemisah.

2. Kelebihan kedua regeneran kemudian dicuci dengan air

3. Ketinggian permukaan air dalam kolom diturunkan dan kedua resin penukar

dicampur dengan cara memasukkan udara tekan dari ujung bawah kolom.

4. Pencucian ulang unggun campuran dengan air dari atas ke bawah, sampai alat

ukur konduktivitas menunjukkan kondisi kemurnian air yang diinginkan.

BAB III

12

Page 13: Kimia Pemisahan

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :

1. Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi smpai tingkat yang tinggi

yang mengandung ikatan-ikatan hubungan silang (cross-linking) serta

gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan.

2. Pertukaran ion didefinisikan sebagai pertukaran ion yang reversibel antara

fase padatan dan fase cair yang dalam struktur padatan tidak ada perubahan

tetap.

3. Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion positif

atau negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia lain

dari luar.

4. Sifat-sifat dari resin ion : kapasitas penukaran ion, selektivitas, derajat ikat

silang (crosslinking), porositas, dan kestabilan resin.

5. Resin penukar ion harus memenuhi syarat-syarat kapasitas total yang tinggi,

kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang-ulang,

kestabilan kimia yang tinggi, dan kestabilan fisik yang tinggi.

6. Larutan yang melalui kolom disebut influent, sedangkan larutan yang keluar

kolom disebut effluent. Proses pertukarannya adalah serapan dan proses

pengeluaran ion adalah desorpsi atau elusi.

7. Mengembalikan resin yang sudah terpakai ke bentuk semula disebut

regenerasi, sedangkan proses pengeluaran ion dari kolom dengan reagent

yang sesuai disebut elusi dan pereaksinya disebut dengan eluent.

3.2. Saran

Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan mahasiswa untuk

memahami resin penukar ion. Tentunya sangat terbatas baik contoh maupun

penjelasannya. Oleh karena itu, bagi para pembaca bisa menambah referensi lain

karena jika hanya menggunakan makalah ini maka sangat sedikit yang teman-

teman dapatkan.

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 14: Kimia Pemisahan

Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC, Jakarta.

Day, R. A., dan Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.

Diyah, E.L., dan Setyo, B., U. 2007. Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion pada Sistem Air Bebas Mineral(Gca 01) Rsg-Gas. SEMINAR NASIONAL III SDM TEKNOLOGI NUKLIR ISSN 1978-0176

Khopkar, S. M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press, Jakarta.

14