KEMENTERIAN KEUANGAN DAN 1 s.d. … · Indikator 5 Juni 2019 Perubahan (%) ... menempatkan SBN...

6
Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 1 DAN 1 s.d. 7 Juli 2019 KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL I. Pasar Global Pasar Saham. Wall Street ditutup menguat dibanding penutupan pekan sebelumnya dengan indeks Dow Jones naik 1,21 persen, sementara S&P 500 mencatatkan penguatan sebesar 1,65 persen. Di tengah hari libur kemerdekaan AS pada tanggal 4 Juli, sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan Wall Street selama sepekan bersumber dari sejumlah rilis data ekonomi AS, ekspektasi kebijakan the Fed ke depan, dan perkembangan konflik dagang AS – Tiongkok. Data tenaga kerja AS yang bervariasi membuat the Fed perlu bersikap lebih hati – hati terhadap kebijakan moneternya. Namun, para pelaku pasar berekspektasi untuk penurunan suku bunga the Fed akhir bulan ini. Presiden AS Donald Trump juga turut menekan the Fed agar menurunkan suku bunga acuannya. Dari perang dagang AS – Tiongkok, setelah pertemuan keduanya pada KTT G20 di Jepang lalu, pertemuan lanjutan dijadwalkan pada minggu ini. Namun sejauh ini, tidak ada tanda-tanda keduanya akan melunak. Menteri Perdagangan Tiongkok pada tengah pekan mengatakan bahwa AS harus mencabut tarifnya yang tinggi terhadap produk Tiongkok, sehingga resolusi damai bisa berjalan. Di sisi lain, AS juga tidak berniat untuk melonggarkan sanksi terhadap Huawei terkait pengembangan jaringan 5G di AS. Dari rilis data ekonomi AS, ISM Manufacturing PMI bulan Juni berada pada level 51,7, lebih baik dari ekspektasi sebesar 51,0. Level di atas 50 menunjukkan ekspansi. Sementara untuk ISM Non-Manufacturing PMI bulan yang sama berada pada level 55,1, di bawah ekspektasi sebesar 56,1. Dari pasar tenaga kerja AS, tingkat pengangguran bulan Juni 2019 tercatat sebesar 3,7 persen, naik dari bulan sebelumnya dan lebih buruk dari ekspektasi sebesar 3,6 persen. Jumlah lapangan kerja yang tercipta selama bulan tersebut juga tidak sebanyak ekspektasi. ADP Nonfarm Employment Change tercatat sebanyak 102 ribu, jauh lebih rendah dari perkiraan sebanyak 140 ribu. Namun demikian, Nonfarm Payrolls bulan Juni tercatat melebihi ekspektasi, yaitu sebesar 224 ribu dibanding ekspektasi sebesar 160 ribu. Nonfarm Payrolls ini mengukur jumlah pekerja sektor selain pertanian pada bulan sebelumnya. Gambar 1. Pasar Saham Global Indikator 5 Juni 2019 Perubahan (%) WoW YoY Ytd T1 ---- Nilai Tukar/USD ---- Euro 0,89 (1,31) (4,15) (2,13) Yen 108,47 (0,57) 1,96 1,11 GBP 0,80 (1,37) (5,53) (1,84) Real 3,82 0,73 2,81 1,36 Rubel 63,81 (0,94) (1,08) 8,47 Rupiah 14.083,00 0,32 2,10 2,13 Rupee 68,42 0,88 0,77 1,94 Yuan 6,89 (0,39) (3,87) (0,22) KRW 1.170,40 (1,36) (4,64) (4,89) SGD 1,36 (0,49) 0,39 0,24 Ringgit 4,14 (0,08) (2,29) (0,05) Baht 30,65 0,07 7,77 5,83 Peso 51,19 0,10 4,20 2,65 T2 ----- Pasar Modal ------ DJIA 26.922,12 1,21 3,48 15,41 S&P500 2.990,41 1,65 6,88 19,29 FTSE 100 7.553,14 1,72 (1,92) 12,26 DAX 12.568,53 1,37 (5,37) 19,03 KOSPI 2.110,59 (0,94) (16,11) 3,41 Brazil IBrX 867,56 0,47 (7,29) 3,66 Nikkei 21.746,38 2,21 (8,49) 8,65 SENSEX 39.513,39 0,30 12,06 9,55 JCI 6.373,48 0,23 (1,53) 2,89 Hangseng 28.774,83 0,81 (10,42) 11,33 Shanghai 3.011,06 1,08 (13,34) 20,74 STI 3.366,81 1,36 (4,39) 9,71 FTSE KLCI 1.682,53 0,62 (7,63) (0,48) SET 1.731,23 0,05 (4,84) 10,70 PSEi 8.117,94 1,48 (7,97) 8,73 T3 ------ Surat Berharga Negara ------ Yield 5 th, (FR 77) 6,72 (9) n/a (117) Yield 10 th, (FR78) 7,18 (15) n/a (78) T4 ------ Komoditas ------ Brent Oil 64,23 (0,79) 1,45 16,95 CPO 1.909,00 2,36 (22,56) (4,74) Gold 1.399,45 (0,72) 5,46 9,12 Coal 76,20 7,48 (28,62) (25,33) Nickel 12.480,00 (1,65) 0,08 16,74 T5 ------ Rilis Data ------ Caixin Manufacrturing PMI Tiongkok Jun : 49,4 Mei : 50,2 Manufactuing PMI Jerman Jun : 45,0 Mei : 45,4 Inggris Jun : 48,0 Mei : 49,4 Interest rate Austalia Jul : 1,00 Jun : 1,25 Service PMI Inggris Jun : 50,2 Mei : 51,0 Retail sales Australia Mei : 0,1 Apr : -0,1 Unemployment rate AS Jun : 3,7 Mei : 3,6 Highlight Minggu Ini Bursa saham global ditutup menguat selama sepekan seiring dengan sentimen positif yang berasal dari ekspektasi penyelesaian perang dagang pasca pertemuan Presiden AS dan Presiden Tiongkok di KTT G20 serta ekspektasi penurunan suku bunga acuan AS dalam FOMC Meeting akhir bulan ini. Indeks dollar AS tercatat menguat sebesar 1,20 persen ke level 97,29 pada Jumat (05/07), sementara yield US Treasury 10 tahun naik sekitar 2 bps ke level 2,03 persen. Dari pasar komoditas, harga minyak mentah jenis Brent berbalik melemah seiring dengan kekhawatiran perlambatan perekonomian global yang ditandai oleh memburuknya aktivitas manufaktur di AS, Tiongkok, Jepang Korea Selatan. IHSG menguat sebesar 0,23 persen secara mingguan ke level 6.373,48 dengan investor nonresiden mencatatkan beli bersih dalam sepekan, imbal hasil SBN seri benchmark bergerak turun dengan posisi kepemilikan investor nonresiden mengalami kenaikan, sementara nilai tukar Rupiah menguat 0,32 persen ke level Rp14.083 per USD. Hasil survei Bloomberg terhadap 42 fund manager global menempatkan SBN sebagai tujuan investasi utama fixed income. Hasil survei tersebut konsisten dengan kuatnya arus modal asing yang masuk ke pasar SBN hingga mencapai Rp95,5 triliun pada semester pertama 2019 dengan porsi kepemilikan asing pada akhir Juni 2019 mencapai 39,07 persen. Untuk itu, stabilitas perekonomian menjadi semakin penting dan langkah-langkah pendalaman pasar obligasi pemerintah dan perluasan basis investor harus terus dilakukan.

Transcript of KEMENTERIAN KEUANGAN DAN 1 s.d. … · Indikator 5 Juni 2019 Perubahan (%) ... menempatkan SBN...

Page 1: KEMENTERIAN KEUANGAN DAN 1 s.d. … · Indikator 5 Juni 2019 Perubahan (%) ... menempatkan SBN sebagai tujuan investasi utama fixed income. Hasil ... Meskipun OPEC dan sekutunya memutuskan

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 1

DAN 1 s.d. 7 Juli 2019

KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL

I. Pasar Global

Pasar Saham. Wall Street ditutup menguat dibanding penutupan pekan

sebelumnya dengan indeks Dow Jones naik 1,21 persen, sementara S&P 500

mencatatkan penguatan sebesar 1,65 persen. Di tengah hari libur kemerdekaan

AS pada tanggal 4 Juli, sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan Wall

Street selama sepekan bersumber dari sejumlah rilis data ekonomi AS,

ekspektasi kebijakan the Fed ke depan, dan perkembangan konflik dagang AS –

Tiongkok. Data tenaga kerja AS yang bervariasi membuat the Fed perlu bersikap

lebih hati – hati terhadap kebijakan moneternya. Namun, para pelaku pasar

berekspektasi untuk penurunan suku bunga the Fed akhir bulan ini. Presiden AS

Donald Trump juga turut menekan the Fed agar menurunkan suku bunga

acuannya. Dari perang dagang AS – Tiongkok, setelah pertemuan keduanya

pada KTT G20 di Jepang lalu, pertemuan lanjutan dijadwalkan pada minggu ini.

Namun sejauh ini, tidak ada tanda-tanda keduanya akan melunak. Menteri

Perdagangan Tiongkok pada tengah pekan mengatakan bahwa AS harus

mencabut tarifnya yang tinggi terhadap produk Tiongkok, sehingga resolusi

damai bisa berjalan. Di sisi lain, AS juga tidak berniat untuk melonggarkan sanksi

terhadap Huawei terkait pengembangan jaringan 5G di AS.

Dari rilis data ekonomi AS, ISM Manufacturing PMI bulan Juni berada pada level

51,7, lebih baik dari ekspektasi sebesar 51,0. Level di atas 50 menunjukkan

ekspansi. Sementara untuk ISM Non-Manufacturing PMI bulan yang sama

berada pada level 55,1, di bawah ekspektasi sebesar 56,1. Dari pasar tenaga kerja

AS, tingkat pengangguran bulan Juni 2019 tercatat sebesar 3,7 persen, naik dari

bulan sebelumnya dan lebih buruk dari ekspektasi sebesar 3,6 persen. Jumlah

lapangan kerja yang tercipta selama bulan tersebut juga tidak sebanyak

ekspektasi. ADP Nonfarm Employment Change tercatat sebanyak 102 ribu, jauh

lebih rendah dari perkiraan sebanyak 140 ribu. Namun demikian, Nonfarm

Payrolls bulan Juni tercatat melebihi ekspektasi, yaitu sebesar 224 ribu

dibanding ekspektasi sebesar 160 ribu. Nonfarm Payrolls ini mengukur jumlah

pekerja sektor selain pertanian pada bulan sebelumnya.

Gambar 1. Pasar Saham Global

Indikator 5 Juni 2019 Perubahan (%)

WoW YoY Ytd

T1 ---- Nilai Tukar/USD ---- Euro 0,89 (1,31) (4,15) (2,13) Yen 108,47 (0,57) 1,96 1,11

GBP 0,80 (1,37) (5,53) (1,84) Real 3,82 0,73 2,81 1,36

Rubel 63,81 (0,94) (1,08) 8,47 Rupiah 14.083,00 0,32 2,10 2,13 Rupee 68,42 0,88 0,77 1,94 Yuan 6,89 (0,39) (3,87) (0,22) KRW 1.170,40 (1,36) (4,64) (4,89) SGD 1,36 (0,49) 0,39 0,24

Ringgit 4,14 (0,08) (2,29) (0,05) Baht 30,65 0,07 7,77 5,83 Peso 51,19 0,10 4,20 2,65

T2 ----- Pasar Modal ------

DJIA 26.922,12 1,21 3,48 15,41 S&P500 2.990,41 1,65 6,88 19,29

FTSE 100 7.553,14 1,72 (1,92) 12,26 DAX 12.568,53 1,37 (5,37) 19,03

KOSPI 2.110,59 (0,94) (16,11) 3,41 Brazil IBrX 867,56 0,47 (7,29) 3,66

Nikkei 21.746,38 2,21 (8,49) 8,65 SENSEX 39.513,39 0,30 12,06 9,55

JCI 6.373,48 0,23 (1,53) 2,89 Hangseng 28.774,83 0,81 (10,42) 11,33 Shanghai 3.011,06 1,08 (13,34) 20,74

STI 3.366,81 1,36 (4,39) 9,71 FTSE KLCI 1.682,53 0,62 (7,63) (0,48)

SET 1.731,23 0,05 (4,84) 10,70 PSEi 8.117,94 1,48 (7,97) 8,73

T3 ------ Surat Berharga Negara ------ Yield 5 th, (FR 77) 6,72 (9) n/a (117) Yield 10 th, (FR78) 7,18 (15) n/a (78)

T4 ------ Komoditas ------ Brent Oil 64,23 (0,79) 1,45 16,95

CPO 1.909,00 2,36 (22,56) (4,74) Gold 1.399,45 (0,72) 5,46 9,12 Coal 76,20 7,48 (28,62) (25,33)

Nickel 12.480,00 (1,65) 0,08 16,74 T5 ------ Rilis Data ------

Caixin Manufacrturing PMI

Tiongkok Jun : 49,4 Mei : 50,2

Manufactuing PMI Jerman Jun : 45,0 Mei : 45,4 Inggris Jun : 48,0 Mei : 49,4

Interest rate Austalia Jul : 1,00 Jun : 1,25 Service PMI Inggris Jun : 50,2 Mei : 51,0 Retail sales Australia Mei : 0,1 Apr : -0,1

Unemployment rate AS Jun : 3,7 Mei : 3,6

Highlight Minggu Ini

Bursa saham global ditutup menguat selama sepekan seiring dengan sentimen positif yang berasal dari ekspektasi penyelesaian perang dagang pasca pertemuan Presiden AS dan Presiden Tiongkok di KTT G20 serta ekspektasi penurunan suku bunga acuan AS dalam FOMC Meeting akhir bulan ini.

Indeks dollar AS tercatat menguat sebesar 1,20 persen ke level 97,29 pada Jumat (05/07), sementara yield US Treasury 10 tahun naik sekitar 2 bps ke level 2,03 persen.

Dari pasar komoditas, harga minyak mentah jenis Brent berbalik melemah seiring dengan kekhawatiran perlambatan perekonomian global yang ditandai oleh memburuknya aktivitas manufaktur di AS, Tiongkok, Jepang Korea Selatan.

IHSG menguat sebesar 0,23 persen secara mingguan ke level 6.373,48 dengan investor nonresiden mencatatkan beli bersih dalam sepekan, imbal hasil SBN seri benchmark bergerak turun dengan posisi kepemilikan investor nonresiden mengalami kenaikan, sementara nilai tukar Rupiah menguat 0,32 persen ke level Rp14.083 per USD.

Hasil survei Bloomberg terhadap 42 fund manager global menempatkan SBN sebagai tujuan investasi utama fixed income. Hasil survei tersebut konsisten dengan kuatnya arus modal asing yang masuk ke pasar SBN hingga mencapai Rp95,5 triliun pada semester pertama 2019 dengan porsi kepemilikan asing pada akhir Juni 2019 mencapai 39,07 persen. Untuk itu, stabilitas perekonomian menjadi semakin penting dan langkah-langkah pendalaman pasar obligasi pemerintah dan perluasan basis investor harus terus dilakukan.

Page 2: KEMENTERIAN KEUANGAN DAN 1 s.d. … · Indikator 5 Juni 2019 Perubahan (%) ... menempatkan SBN sebagai tujuan investasi utama fixed income. Hasil ... Meskipun OPEC dan sekutunya memutuskan

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 2

KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL

Gambar 4. Harga minyak mentah dunia dan inflasi

global

Gambar 2. Yield treasury AS tenor 10 tahun meningkat

secara mingguan ke level 2,04 pada hari Jumat (05/06)

Dari kawasan Eropa, bursa saham utama di kawasan seperti FTSE 100

Inggris, DAX Jerman, dan CAC Prancis juga ditutup menguat dalam

sepekan. Selain perkembangan di AS, investor di kawasan juga mencermati

upaya Italia untuk mencapai kesepakatan dengan Komisi Uni Eropa terkait

kebijakan anggarannya dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Ketegangan antara AS dan Iran meningkat setelah Presiden Iran Hassan

Rouhani mengumumkan bahwa negaranya akan meningkatkan pengayaan

uranium yang kemudian disusul oleh ancaman Presiden AS Donald Trump

kepada Iran melalui Twitter. Di tempat terpisah, Iran mengancam

untuk menangkap kapal Inggris setelah Inggris menangkap tanker Iran di

Gibraltar atas tuduhan kapal tersebut melanggar sanksi Uni Eropa pada Suriah.

Dari rilis data ekonomi di kawasan, manufaktur Jerman bulan Juni 2019 masih

menunjukkan kontraksi, ditandai oleh German Manufacturing PMI bulan

tersebut yang sebesar 45,0. Di UK, Manufacturing PMI bulan yang sama juga di

bawah 50 atau masih berkontraksi, tercatat sebesar 48,0, di bawah ekspektasi

sebesar 49,2. Sementara itu, meskipun menunjukkan perlambatan, sektor Jasa

UK bulan Juni 2019 masih menunjukkan ekspansi denganServices PMI berada

pada level 50,2.

Dari kawasan Asia, indeks saham di Kawasan ditutup sebagian besar

menguat dalam sepekan dengan indeks Nikkei Jepang dan PSEi Filipina

mengalami penguatan mingguan tertinggi di kawasan masing – masing

sebesar 2,21 dan 1,48 persen. Sebaliknya, indeks Kospi Korea mencatatkan

pelemahan mingguan terdalam di kawasan sebesar 0,94 persen.

Dari rilis data ekonomi di kawasan, sektor jasa Tiongkok bulan Juni 2019 masih

menunjukkan ekspansi, ditandai oleh Caixin Services PMI Tiongkok bulan Juni

yang sebesar 52,0. Sementara itu di Jepang, belanja rumah tangga bulan Mei

2019 tumbuh 5,5 persen secara bulanan, jauh di atas perkiraan sebesar 1,2

persen. Sementara neraca transaksi berjalan (current acount) Jepang bulan Mei

2019 tercatat surplus sebesar 1,595 T yen. Di Indonesia, inflasi bulan Juni 2019

tercatat sebesar 0,55 persen secara bulanan, sedikit di atas ekspektasi sebesar

0,46 persen.

Pasar Uang. Indeks dollar AS naik ke level 97,29 pada akhir perdagangan

pekan lalu (05/07) atau menguat sebesar 1,20 persen dalam sepekan

terhadap enam mata uang utama dunia dari posisi 96,13 pada akhir pekan

sebelumnya (28/06). Indeks dollar AS pada hari Jumat lalu mencatatkan level

tertinggi dalam 2 pekan seiring dengan data lapangan kerja atau Nonfarm Payrolls AS yang naik 224.000 pada bulan Juni atau terkuat dalam 5 bulan

terakhir. Angka tersebut juga berada jauh di atas konsensus pasar sebesar

160.000 dan dibandingkan posisi bulan Mei yang direvisi turun menjadi 72.000.

Menurut departemen Tenaga Kerja AS, Peningkatan lapangan pekerjaan

terutama terjadi di bidang layanan profesional dan bisnis, perawatan

kesehatan, transportasi dan pergudangan. Penguatan data lapangan kerja AS

tersebut juga mengurangi ekspektasi the Fed akan memotong suku bunga

secara agresif untuk mencegah pelambatan. Namun demikian, kenaikan indeks

dollar AS tertahan oleh data ekonomi AS yang kurang memuaskan

dari Average Hourly Earning AS bulan juni yang tumbuh sebesar 0,2 persen

mom, lebih rendah dari kenaikan bulan sebelumnya sebesar 0,3

persen mom serta data Unemployment Rate AS yang mencapai 3,7 persen

atau naik dari bulan Mei sebesar 3,6 persen. Selain itu, menguatnya indeks

dollar AS terhadap beberapa mata uang utama salah satunya didukung oleh

lemahnya data ekonomi Eropa sehingga membuka peluang European Central

Bank (ECB) untuk semakin bersikap dovish dan membuat posisi Euro sulit lepas

dari tekanan.

Pasar Obligasi. Yield US Treasury tenor 10 tahun pekan lalu (05/07)

ditutup di level 2,03 persen atau naik sekitar 2 bps dibandingkan

penutupan pekan sebelumnya (28/06) di level 2,01 persen. Pekan lalu, yield

US Treasury 10 tahun bahkan sempat ditutup di level 1,95 persen pada Rabu

(03/07) atau terendah sejak November 2016 dipicu oleh ekspektasi pelaku

pasar bahwa bank sentral di seluruh dunia akan merespon perlambatan

ekonomi dengan memberikan stimulus moneter. Selain itu, pelaku pasar

merespon langkah Dewan Eropa yang menominasikan Christine Lagarde

sebagai Presiden ECB dengan membeli surat utang seiring ekspektasi bahwa

Gambar 3. The Fed dikabarkan akan menghentikan

program pengurangan neracanya dan lebih dovish

terhadap kenaikan suku bunga acuan

Page 3: KEMENTERIAN KEUANGAN DAN 1 s.d. … · Indikator 5 Juni 2019 Perubahan (%) ... menempatkan SBN sebagai tujuan investasi utama fixed income. Hasil ... Meskipun OPEC dan sekutunya memutuskan

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 3

KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL

Gambar 6. Harga hard commodities: harga emas dan

nikel menguat sementara tembaga, minyak WTI, dan

minyak brent melemah secara mingguan

Gambar 5. Harga minyak mentah Brent, minyak

mentah WTI melemah sementara harga acuan

batubara ICE Newcastle menguat secara mingguan

suku bunga di zona Euro akan tetap rendah sebagai langkah ECB untuk

mendorong inflasi dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Setelah libur

hari kemerdekaan AS 4 Juli 2019, yield US Treasury bergerak naik hingga 8,4

bps atau kenaikan harian tertinggi sejak April 2019 seiring rilis data

ketenagakerjaan AS yang kuat sehingga menekan ekspektasi penurunan suku

bunga acuan the Fed. Departemen tenaga kerja AS melaporkan bahwa

perekonomian AS menambahkan 224 ribu pekerjaan non pertanian sepanjang

bulan Juni, jauh diatas ekspektasi analis yang memperkirakan tambahan sebesar

75 ribu pekerjaan maupun tambahan pekerjaan pada bulan Mei yang sebesar

72 ribu. Di sisi lain, angka pengangguran AS naik dari 3,6 persen menjadi 3,7

persen pada bulan Juni. Pelaku pasar merespon data ini dengan menurunkan

ekspektasi bahwa the Fed akan menurunkan suku bunga acuan FFR sebesar 25

bps pada akhir bulan ini dari 100 persen menjadi 93 persen.

Pasar Komoditas. Harga minyak Brent kontrak berjangka acuan global

pekan lalu berbalik melemah setelah dua pekan sebelumnya mengalami

penguatan. Pada penutupan pekan Jumat (05/07), harga minyak Brent tercatat

di level US$64,23 per barel atau turun 0,79 persen dalam sepekan dari posisi

US$64,74 per barel pada Jumat (28/06). Meskipun OPEC dan sekutunya

memutuskan untuk melanjutkan kebijakan pemangkasan produksi selama

sembilan bulan dari Juli 2019 hingga akhir Maret 2020, pelemahan harga minyak

pekan lalu terutama disebabkan oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi global

setelah indikator aktivitas industri memburuk di berbagai negara. Di AS, indeks

PMI manufaktur bulan Juni hanya sebesar 51,7 atau yang terendah sejak

Oktober 2016. Indeks PMI manufaktur Tiongkok untuk bulan Juni hanya sebesar

49,4 atau berada di wilayah kontraksi sekaligus paling kecil sejak Januari 2019.

Serupa dengan Tiongkok, indeks PMI manufaktur Jepang versi Nikkei berada di

level 49,9 dan menandakan kontraksi paling parah dalam 3 bulan

terakhir. Kontraksi sektor manufaktur juga dialami oleh Korea Selatan dimana

indeks PMI manufaktur bulan Juni jatuh ke posisi 47,5 dari 48,4 di bulan

sebelumnya atau penurunan yang paling tajam dalam empat bulan terakhir

sekaligus kontraksi paling dalam sejak Juni 2015. Kekhawatiran pelaku pasar

ditambah oleh komentar Gubernur BoE Mark Carney yang memperingatkan

bahaya dari meningkatnya proteksionisme global yang dapat memicu

perlambatan perekonomian. Selain itu, penurunan stok minyak AS yang

dibawah ekspektasi turut menekan harga minyak. Energy Information

Administration AS merilis data penurunan stok minyak AS yang hanya sebesar

1,1 juta barel, jauh lebih rendah dari perkiraan American Petroleum Institute

untuk penurunan sebesar 5 juta barel. Kondisi ini menjadi sinyal perlambatan

permintaan minyak di AS.

Harga komoditas batubara berbalik menguat pekan lalu sekaligus

memutus tren pelemahan yang terjadi pada delapan pekan sebelumnya.

Harga batubara ICE Newcastle kontrak acuan paling aktif tercatat menguat

tajam hingga 7,48 persen secara mingguan ke level US$76,20 per metriks ton

pada hari Jumat (05/07). Penguatan harga batubara pekan lalu diperkirakan

bersifat sementara mengingat tidak terdapat sentimen yang positif di pasar

batubara global. Impor batubara Tiongkok diperkirakan tetap rendah seiring

upaya pemerintah Tiongkok untuk membatasi impor dibawah tingkat impor

tahun 2018 yang mencapai 281 juta ton. Selain itu, pembangkit-pembangkit

listrik tenaga batubara di Tiongkok sedang dipenuhi stok batubara yang

merupakan kontrak jangka panjang yang dibuat pada awal Juni 2019. Secara

umum, pasar batubara Tiongkok sedang diliputi ketidakpastian mengenai

produksi dan konsumsi batubara domestiknya. Selain itu, permintaan batubara

Tiongkok di wilayah bagian selatan diperkirakan menurun seiring musim hujan

yang menghasilkan pembangkit listrik tenaga air yang lebih tinggi dan suhu

yang lebih rendah. Dari dalam negeri, Kementerian ESDM menetapkan harga

batubara acuan bulan Juli sebesar US$71,92 per metrik ton atau turun 11,73

persen dibanding US$81,48 pada bulan Juni. Penetapan harga acuan tersebut

dengan mempertimbangkan penurunan harga batubara global seiring dengan

Tiongkok yang meningkatkan produksi, India yang melakukan pembatasan

impor karena beberapa pabrik keramik yang tutup sementara Rusia mulai

menjual batubaranya ke pasar Asia.

Dari komoditas CPO, harga CPO berjangka kontrak acuan di Bursa Malaysia

Derivatives Exchange pekan lalu menguat sebesar 2,36 persen. Harga CPO

pekan lalu ditutup naik ke level 1.909 Ringgit/ton pada Jumat (05/07) dari pekan

Gambar 7. Harga soft commodities: harga kopi dan

kakao menguat, sementara harga jagung, gandum,

kedelai, dan CPO melemah secara mingguan

Page 4: KEMENTERIAN KEUANGAN DAN 1 s.d. … · Indikator 5 Juni 2019 Perubahan (%) ... menempatkan SBN sebagai tujuan investasi utama fixed income. Hasil ... Meskipun OPEC dan sekutunya memutuskan

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 4

KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL

sebelumnya 1.865 Ringgit/ton. Penguatan harga CPO terutama dipengaruhi

oleh batalnya India mengenakan tarif impor pada salah satu produk turunan

minyak sawit yaitu olein, dalam pembahasan APBN 2019-2020 mereka.

Meskipun tetap mengenakan tarif impor pada produk derivatif CPO yang lain

yaitu stearin sebesar 7,5 persen, tetapi pelaku pasar sebelumnya terlanjur

berspekulasi bahwa olein juga akan terkena aksi proteksi industri pengolahan

CPO India tersebut. Strearin merupakan produk olahan yang awalnya berupa

cairan putih hasil fraksinasi CPO, tetapi langsung berubah menjadi padat putih

jika berada di tengah suhu ruanga. Produk ini biasanya sudah melalui proses

penyulingan, pengelantangan (jemur), dan penghilangan bau (refined, bleached, and deodorized, RBD), dengan produk akhir berupa mentega, sabun, lilin, dan

digunakan juga pada industri oleo kimia. Di India, pengenaan impor tersebut

dianggap tidak membahayakan bagi industri CPO karena India tidak banyak

mengimpor CPO stearin dan justru banyak mengimpor olein.

Dari dalam negeri, mulai berkurangnya impor minyak kelapa sawit oleh

beberapa negara seperti India, Tiongkok, dan Uni Eropa membuat Indonesia

harus mencari negara lain sebagai tujuan ekspor salah satunya Iran. Sekretaris

atase bidang ekonomi Iran untuk Indonesia, Mohammad Hasan Tavakoli,

melakukan kunjungan ke Aceh pada Kamis (4/7) dan mengatakan bahwa Aceh

memiliki peluang besar untuk mengekspor minyak kelapa sawit langsung ke Iran

tanpa ada perantara. Peneliti Institute for Development of Economics and

Finance (Indef), Imaduddin Abdullah, mengatakan rencana kerjasama Aceh dan

Iran di bidang minyak kelapa sawit akan semakin memperluas pangsa pasar

komoditas tersebut di tingkat internasional.

II. Pasar Keuangan Domestik

Pekan pertama bulan Juli 2019, IHSG tercatat menguat sebesar 0,23 persen

secara mingguan ke level 6.373,48 dengan investor nonresiden mencatatkan

beli bersih dalam sepekan, imbal hasil SBN seri benchmark bergerak turun

dengan posisi kepemilikan investor nonresiden mengalami kenaikan secara

nominal namun menurut persentase kepemilikan justru menurun,

sementara nilai tukar Rupiah menguat 0,32 persen ke level Rp14.083 per

USD.

IHSG tercatat menguat 0,23 persen secara mingguan ke level 6.373,48 dan

diperdagangkan di kisaran 6.334,75 – 6.395,63 pekan

lalu. Investor nonresiden mencatatkan beli bersih sebesar Rp978,15 miliar

sepanjang pekan lalu dan tercatat beli bersih sebesar Rp978,15 miliar mtd dan

tercatat beli bersih sebesar Rp69,78 triliun secara ytd. Nilai rata-rata

transaksi perdagangan harian selama sepekan terpantau turun ke ke level

Rp8,06 triliun dari pekan sebelumnya yang sebesar Rp11,35 triliun.

Dari pasar SBN, yield SUN seri benchmark bergerak turun dibandingkan

posisi Jumat (28/06) dengan penurunan antara 9 hingga 21 bps.

Berdasarkan data setelmen BI tanggal 4 Juli 2019, kepemilikan investor

nonresiden naik Rp2,31 triliun (0,23%) dibandingkan posisi Jumat (28/06) dari

Rp988,75 triliun (39,07%) ke Rp991,06 triliun (38,90%).

Kepemilikan nonresiden naik Rp97,81 triliun (10,95%) secara year to date (ytd)

dan naik Rp2,31 triliun (0,23%) secara month to date (mtd).

Nilai tukar Rupiah menguat sebesar 0,32 persen secara mingguan, secara

mtd Rupiah terapresiasi sebesar 0,32 persen dan menguat sebesar 2,18 persen

secara ytd, berada di level Rp14.083 per USD pada akhir perdagangan hari

Jumat (05/07). Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah relatif meningkat selama

sepekan, sebagaimana tercermin dari perkembangan spread harian antara

nilai spot dan non deliverable forward 1 bulan yang bergerak dalam rentang

Rp39 sampai Rp133 per USD, lebih tinggi dibanding spread Rp42 sampai Rp77

per USD pada pekan sebelumnya. Pekan lalu, Rupiah diperdagangkan di

kisaran 14.083 – 14.170 per USD. Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah

berada di level Rp14.192 per USD.

III. Perekonomian Internasional

Dari kawasan AS, Aktivitas manufaktur Amerika Serikat (AS) pada bulan lalu

menyentuh level terendahnya dalam 32 bulan terakhir atau nyaris tiga tahun

terakhir. Indeks ISM (The Institute of Supply Management) Manufaktur AS

tercatat turun 0,4 poin ke level 51,7 persen. Hal tersebut juga terlihat dari

Gambar 9. Tekanan terhadap Rupiah relatif lebih rendah

dibanding pekan sebelumnya

Gambar 8. Pasar Keuangan Indonesia sepekan: Rupiah

terapresiasi, IHSG menguat, yield SBN seri benchmark turun

Gambar 10. Mata uang Brazil, India, dan Indonesia

menguat sementara mata uang Tiongkok, Rusia, dan

Afrika Selatan melemah secara mingguan

Page 5: KEMENTERIAN KEUANGAN DAN 1 s.d. … · Indikator 5 Juni 2019 Perubahan (%) ... menempatkan SBN sebagai tujuan investasi utama fixed income. Hasil ... Meskipun OPEC dan sekutunya memutuskan

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 5

KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL

Gambar 12. Pertumbuhan payroll AS rebound tajam pada

Juni karena ekonomi AS menambah 224.000 pekerjaan

Gambar 13. Inflasi di kawasan Eropa bulan Juni 2019 tetap

berada di bawah target Bank Sentral Eropa yaitu sebesar 2

persen

landainya jumlah pesanan, pengiriman, persediaan, dan impor baru.

Perlambatan manufaktur AS bulan Juni didorong oleh melemahnya

permintaan. Menurut hasil survei bulanan Supply Management AS, pabrik-

pabrik mengurangi produksi mereka karena khawatir bahwa barang-barang

tidak akan laku terjual.

Pertumbuhan payroll AS rebound tajam pada Juni karena ekonomi AS

menambah 224.000 pekerjaan, Tingkat pengangguran naik tipis menjadi 3,7

persen karena partisipasi angkatan kerja naik. Angka ini meningkat karena

lebih banyak orang Amerika memasuki angkatan kerja, yang berarti mereka

menemukan pekerjaan atau secara aktif mencari pekerjaan kembali. Pasar

telah secara luas mengantisipasi bahwa bank sentral akan memangkas suku

bunga acuan akhir bulan ini.

Dari kawasan Eropa, Inflasi di kawasan Eropa bulan Juni 2019 tetap berada

di bawah target Bank Sentral Eropa yaitu sebesar 2 persen. Inflasi bulan Juni

2019 tercatat sebesar 1,2 persen yoy, sesuai dengan perkiraan para ekonom

sebelumnya, sementara data inflasi inti yang tidak termasuk energi, makanan

dan tembakau tercatat sebesar 1,1 persen secara yoy.

Dari kawasan Asia Pasifik, aktivitas sektor manufaktur Tiongkok turun pada

bulan Juni 2019. Hal ini menjadi seruan bagi pemerintah untuk menjalankan

stimulus lebih lanjut akibat ketegangan perdagangan yang mempengaruhi

penjualan dan ekspor. Indeks manajer pembelian manufaktur Caixin-Markit

turun ke level terendah dalam lima bulan di 49,4 pada bulan Juni, dari 50,2

pada bulan Mei, turun di bawah level 50 poin. Sebelumnya, Beijing telah

memperkenalkan serangkaian langkah untuk menopang pertumbuhan

ekonomi. Saat ini, sepertinya sangat penting bagi pembuat kebijakan negara

tersebut untuk meningkatkan kebijakan countercyclical.

IV. Perekonomian Domestik

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi bulan Juni 2019 yang tercatat

sebesar 0,55 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 138,16.

Inflasi tercatat sebesar 2,50 persen secara year to date dan 3,28 persen secara

yoy. BPS menyatakan tingkat inflasi bulan Juni masih terkendali dan terutama

didominasi oleh kenaikan harga bahan makanan yang mengalami inflasi

sebesar 1,63 persen dengan sumbangsih terhadap total inflasi pada Juni

2019 sebesar 0,38 persen. Inflasi bulan Juni tersebut tercatat lebih rendah

dibanding Mei atau bulan sebelumnya yang mencapai 0,68 persen dan

dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2018 dan 2017.

Kementerian Keuangan mengusulkan tarif cukai kantong plastik sekali pakai

(kresek) sebesar Rp200 per lembar. Hal ini menyusul rencana menjadikan

kantong plastik sebagai Barang Kena Cukai (BKC) terbaru oleh pemerintah.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan usulan tarif ini sudah

menimbang beberapa kondisi. Pertama, pemerintah memang ingin

mengenakan cukai kresek pertama kali lantaran dampak lingkungannya

sangat destruktif. Kedua adalah tarif cukai kresek yang diusulkan sudah

cukup moderat dibanding negara lain. Dengan tarif Rp200 per lembar, tarif

cukai plastik per kilogram (kg) bisa mencapai Rp30 ribu dengan asumsi 150

lembar kantong kresek per kg. Angka ini masih lebih kecil dibandingkan

negara Asia Tenggara seperti Malaysia sebesar Rp63.503 per kg, Filipina

Rp259.422 per kg, bahkan Kamboja sebesar Rp127.173 per kg.

Pemerintah menyampaikan usulan terkait Rancangan Undang-Undang

(RUU) Bea Meterai. Usulan tersebut mencakup tarif bea meterai yang baru,

batasan pengenaan bea meterai, hingga obyek bea meterai. Menteri

Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sejumlah usulan. Pertama,

meningkatkan dan mengubah tarif bea meterai menjadi hanya satu tarif

sebesar Rp10.000 per lembar. Tarif tersebut mempertimbangkan kondisi

pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang sudah jauh meningkat

dibanding tahun 2000 lalu saat terakhir kali tarif bea meterai dinaikkan.

Kedua, pemerintah mengusulkan untuk menyederhanakan batasan

pengenaan bea meterai. Sebelumnya, dokumen yang menyatakan

penerimaan uang dengan nominal di bawah Rp 250.000 tidak dikenakan bea

meterai. Dokumen penerimaan uang dengan nominal antara Rp250.000

sampai Rp 1 juta dikenakan bea meterai Rp 3.000, sedangkan dokumen

dengan nominal di atas Rp1 juta dikenakan bea meterai Rp 6.000.

Gambar 11. Indeks ISM (The Institute of Supply

Management) Manufaktur AS pada bulan Juni tercatat

turun 0,4 poin ke level 51,7 persen

Page 6: KEMENTERIAN KEUANGAN DAN 1 s.d. … · Indikator 5 Juni 2019 Perubahan (%) ... menempatkan SBN sebagai tujuan investasi utama fixed income. Hasil ... Meskipun OPEC dan sekutunya memutuskan

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 6

KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL

Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Penyusun: Kindy Rinaldy Syahrir, Alfan Mansur, Pipin Prasetyono, Adya Asmara Muda, Nurul Fatimah, Indah Kurnia JE, Ari Nugroho Tajuk: Kindy Rinaldy Syahrir Sumber Data: Bloomberg, Reuters,

CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN Money, Channel News Asia, BBC, New York Times, BPS, Kontan,

menutup Spring Meeting

yang diselenggarakan

sepanjang minggu lalu. Para

pembuat kebijakan

menyampaikan pesan

mengenai kekhawatiran

yang bercampur dengan

optimisme prospek ekonomi

ke depan. Para Menteri

Keuangan dunia mengakhiri

pembicaraan di Washington

DC yang memadukan

kekhawatiran terhadap

keadaan ekonomi dunia

yang bergerak melambat

saat ini dengan keyakinan

akan segera pulih.

Pergeseran tren yang

menjauh dari pengetatan

kebijakan moneter oleh

bank sentral, kebijakan

stimulus baru-baru ini di

Tiongkok dan meredanya

ketegangan perdagangan

menjadi harapan bahwa

perlambatan ekonomi akan

berlangsung tidak terlalu

lama meskipun tidak ada

yang memperkirakan

momentum booming baru.

Rally pasar saham yang kini

terjadi cukup mengundang

optimisme tentang prospek

pertumbuhan untuk berbalik

"menguat." Direktur

Pelaksana IMF Christine

Lagarde tetap

memperingatkan dunia

berada pada "saat yang

Tajuk Minggu Ini:

SBN menjadi Primadona Investor Global

Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter secara global menjadi

berkah bagi pasar keuangan emerging market (EM), tidak

terkecuali Indonesia. Harga aset fixed income atau obligasi di

negara-negara emerging, terutama dengan peringkat investasi

“investment grade” menguat tajam seiring naiknya permintaan

dari investor global. Hal ini adalah fenomena yang wajar

mengingat investor selalu mencari return tertinggi dari investasi

yang dilakukannya dan rating investment grade menjadi jaminan

bahwa investor akan memperoleh uangnya kembali.

Survei kuartalan yang dilakukan oleh Bloomberg atas 42 fund manager global mengkonfirmasi hal tersebut. Dalam rilis hasil

survei pada Jumat (05/07), setidaknya terdapat tiga hal utama

yang disampaikan oleh Bloomberg, yaitu (1) pelaku pasar

meyakini penguatan harga saham, obligasi dan mata uang EM

masih akan berlanjut di semester kedua 2019 dengan tingkat

keyakinan diatas 60 persen, dan (2) Indonesia dan Rusia menjadi

tujuan investasi obligasi dan valuta asing, sementara Tiongkok

dan Brazil menjadi tujuan investasi pasar saham. Secara spesifik,

hasil survei Bloomberg menempatkan Indonesia pada posisi

teratas tujuan investasi obligasi diikuti oleh Rusia, sementara

untuk investasi valuta asing Rusia menjadi tujuan pertama diikuti

oleh Indonesia.

Selain faktor global, tingginya spread imbal hasil antara SBN dan

US Treasury masih menjadi faktor utama yang membuat SBN

menjadi primadona investor global. Sebagai contoh, imbal hasil

SBN tenor 10 tahun seri benchmark pada Jumat (05/07) sebesar

7,18 persen sementara yield US Treasury tenor 10 tahun berada

di level 2,03 persen, maka terdapat spread sekitar 515 bps atau

masih lebih tinggi dibanding spread rata-rata obligasi EM dengan

rating BBB atau setara peringkat utang Indonesia saat ini

terhadap US Treasury yang berada di kisaran 450 hingga 500 bps.

Dengan semakin kuatnya sinyal penyelesaian perang dagang AS-

Tiongkok, stabilnya inflasi dan nilai tukar Rupiah serta kondisi

politik Indonesia yang semakin kondusif paska berakhirnya

proses Pemilihan Presiden, penguatan SBN diperkirakan masih

akan berlanjut hingga akhir tahun ini.

Pengarah: Kepala Badan Kebijakan Fiskal Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Penyusun: Alfan Mansur, Pipin Prasetyono, Adya Asmara Muda, Nurul Fatimah, Indah Kurnia JE, Ari Nugroho Sumber Data: Bloomberg, Reuters, CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN Money, Channel News Asia, BBC, New York Times, BPS, Kontan, Kompas, Media Indonesia, Tempo, Antara News Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada

kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.

Berdasarkan catatan DJPPR, total kepemilikan asing di SBN

tradable sepanjang semester pertama 2019 naik sebesar Rp95,50

triliun menjadi Rp988,75 triliun atau naik 10,69 persen dari posisi

pada akhir tahun lalu sebesar Rp893,25 triliun. Sebagai catatan,

pada periode yang sama 2018, investor asing mencatatkan aksi

jual sebesar Rp5,98 triliun. Secara nominal, kepemilikan asing

terus mencatatkan rekor tertinggi sementara secara persentase

kepemilikan asing atas SBN pada akhir Juni 2019 mencapai 39,07

persen atau semakin mendekati level psikologis 40 persen

namun masih di bawah rekor 41,48 persen yang tercatat pada 29

Januari tahun 2018.

Terus meningkatnya kepemilikan asing terhadap SBN di satu sisi

menguntungkan bagi pasar keuangan domestik mengingat

aliran masuk dana asing mendorong meningkatnya likuditas

pasar keuangan dan stok valuta asing serta memberi dukungan

terhadap nilai tukar Rupiah. Namun demikian, di sisi lainnya,

besarnya kepemilikan asing meningkatkan risiko terjadinya

sudden reversal dari pasar SBN mengingat sebagian besar

kepemilikan asing tersebut merupakan hot money dan hanya

sekitar 6,42 persen tidak masuk kategori tersebut karena dimiliki

oleh Pemerintah dan bank sentral negara lain.

Kenaikan kepemilikan asing atas SBN setidaknya mendorong

munculnya dua pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh

Pemerintah yaitu menjaga stabilitas perekonomian dan pasar

keuangan domestik serta terus melakukan pendalaman pasar

keuangan dalam negeri. Di tengah ketidakpastian yang dihadapi

oleh perekonomian global, stabilitas perekonomian domestik

dapat menjadi faktor kunci yang menarik investor asing untuk

menanamkan modalnya di dalam negeri. Selain itu, langkah-

langkah pendalaman pasar obligasi pemerintah dan perluasan

basis investor harus terus dilakukan guna mendukung

pembiayaan pembangunan ekonomi sekaligus menghindari

volatilitas yang tinggi di pasar keuangan. Seperti halnya

keberhasilan penerbitan SBN ritel, penerbitan instrumen baru

yang dapat menarik minat masyarakat untuk berinvestasi di SBN

juga harus terus didorong, termasuk melalui pemberian insentif.

5,50

6,00

6,50

7,00

7,50

8,00

8,50

9,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

pe

rse

n

tenor, tahun

28-Dec-18 29-Mar-19 31-May-19 28-Jun-19

Gambar 14. Perkembangan Yield Curve SBN

Sumber: CEIC, diolah

Gambar 15. Arus Modal Asing di Pasar SBN 2018 - 2019

Sumber: DJPPR, diolah