Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

24
SURAT UTANG NEGARA SURAT PERBENDAHARAAN NEGARA OBLIGASI NEGARA

description

SUN dan SBN

Transcript of Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Page 1: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

SURAT UTANG NEGARA

SURAT PERBENDAHARAAN NEGARA OBLIGASI NEGARA

Page 2: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Landasan Hukum

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pajak Penghasilan atas Bunga dan Diskonto Obligasi yang diperdagangkan dan/atau dilaporkan perdagangannya di Bursa Efek

Page 3: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

PENGERTIAN SURAT UTANG NEGARA

Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.

UU 24 Th. 2002 ttg. SUN

Page 4: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Bentuk dan Jenis SUNBentuk SUN :

Surat Utang Negara diterbitkan dalam bentuk warkat atau tanpa warkat. Surat Utang Negara diterbitkan dalam bentuk yang diperdagangkan atau

dalam bentuk yang tidak diperdagangkan di Pasar Sekunder. Pasal

2Jenis SUN :

(1) Surat Utang Negara terdiri atas : a. Surat Perbendaharaan Negara; b. Obligasi Negara.

(2) Surat Perbendaharaan Negara berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto.

(3) Obligasi Negara berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan/atau dengan pembayaran bunga secara diskonto.

Pasal 3

Page 5: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

BENTUK WARKAT Surat Utang Negara dalam bentuk warkat

adalah surat berharga yang kepemilikannya berupa sertifikat baik atas nama maupun atas unjuk.

Sertifikat atas nama adalah sertifikat yang mencantumkan nama pemiliknya, sedangkan sertifikat atas unjuk adalah sertifikat yang tidak mencantumkan nama pemilik, sehingga setiap orang yang menguasainya adalah pemilik yang sah.

Page 6: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

TANPA WARKAT

Surat Utang Negara tanpa warkat (scripless) adalah surat berharga yang kepemilikannya dicatat secara elektronis (book-entry system). Dalam hal surat utang tanpa warkat ini, bukti kepemilikan yang otentik dan sah adalah pencatatan kepemilikan secara elektronis. Cara pencatatan secara elektronis dimaksudkan agar pengadministrasian data kepemilikan (registry) dan penyelesaian transaksi perdagangan di Pasar Sekunder dapat diselenggarakan secara efisien, cepat, aman, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Page 7: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Surat Perbendaharaan Negara

Surat Perbendaharaan Negara berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto.

Yang dimaksud dengan pembayaran bunga secara diskonto adalah pembayaran atas bunga yang tercermin secara implisit di dalam selisih antara harga pada saat penerbitan dan nilai nominal yang diterima pada saat jatuh tempo.

Page 8: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

OBLIGASI NEGARA Obligasi Negara berjangka waktu lebih dari 12 (dua

belas) bulan dengan kupon dan/atau dengan pembayaran bunga secara diskonto.

Obligasi Negara dengan kupon adalah surat utang yang pembayaran bunganya dihitung dengan persentase tertentu atas nilai nominal dan dibayarkan secara berkala.

Obligasi Negara dengan pembayaran bunga secara diskonto adalah surat utang yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dan pembayaran bunganya tercermin secara implisit di dalam selisih antara harga pada saat penerbitan dan nilai nominal yang diterima pada saat jatuh tempo.

Page 9: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Tujuan Penerbitan SUN

Surat Utang Negara diterbitkan untuk tujuansebagai berikut: a. membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara; b. menutup kekurangan kas jangka pendek akibat

ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan dan pengeluaran dari Rekening Kas Negara dalam satu tahun anggaran;

c. mengelola portofolio utang negara. Pasal 4

Page 10: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Kewenangan dan Kewajiban

Kewenangan menerbitkan Surat Utang Negara untuk tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 berada pada Pemerintah.

Kewenangan sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh Menteri Keuangan

Dalam hal Pemerintah akan menerbitkan Surat Utang Negara untuk tujuan sebagaimana tersebut di atas Menteri Keuangan terlebih dahulu berkonsultasi dengan Bank Indonesia.

Page 11: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Persetujuan Penerbitan SUN

Penerbitan Surat Utang Negara harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Persetujuan sebagaimana dimaksud diberikan atas nilai bersih maksimal Surat Utang Negara yang akan diterbitkan dalam satu tahun anggaran.

Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dimaksud, diberikan pada saat pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Dalam hal-hal tertentu, Menteri Keuangan dapat menerbitkan Surat Utang Negara melebihi nilai bersih maksimal yang telah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Perwakilan Rakyat dan dilaporkan sebagai Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang bersangkutan

Pasal 7

Page 12: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Pembayaran bunga dan pokok SUN

Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat mengenai penerbitan Surat Utang Negara meliputi pembayaran semua kewajiban bunga dan pokok yang timbul sebagai akibat penerbitan Surat Utang Negara dimaksud.

Pemerintah wajib membayar bunga dan pokok setiap Surat Utang Negara pada saat jatuh tempo.

Dana untuk membayar bunga dan pokok dimaksud disediakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara setiap tahun sampai dengan berakhirnya kewajiban tersebut.

Dalam hal pembayaran kewajiban bunga dan pokok dimaksud melebihi perkiraan dana sebagaimana telah disediakan dalam APBN bersangkutan, Menteri melakukan pembayaran dan menyampaikan realisasi pembayaran tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat dalam pembahasan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Page 13: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA

(1) Pengelolaan Surat Utang Negara diselenggarakan oleh Menteri Keuangan

(2) Pengelolaan Surat Utang Negara dimaksud sekurang-kurangnya meliputi:

a. penetapan strategi dan kebijakan pengelolaan Surat Utang Negara termasuk kebijakan pengendalian risiko;

b. perencanaan dan penetapan struktur portofolio utang negara; c. penerbitan Surat Utang Negara; d. penjualan Surat Utang Negara melalui lelang dan/atau tanpa lelang; e. pembelian kembali Surat Utang Negara sebelum jatuh tempo; f. pelunasan; g. aktivitas lain dalam rangka pengembangan Pasar Perdana dan

Pasar Sekunder Surat Utang Negara.

Page 14: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Format Surat Utang Negara

Setiap Surat Utang Negara mencantumkan sekurang-kurangnya :

a. nilai nominal, b. tanggal jatuh tempo, c. tanggal pembayaran bunga, d. tingkat bunga (kupon), e. frekuensi pembayaran bunga, f. cara perhitungan pembayaran bunga, g. ketentuan tentang hak untuk membeli kembali Surat

Utang Negara sebelum jatuh tempo,h. ketentuan tentang pengalihan kepemilikan.

Page 15: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Penatausahaan SUN1. Kegiatan penatausahaan yang mencakup pencatatan kepemilikan, kliring dan setelmen,

serta agen pembayar bunga dan pokok Surat Utang Negara dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

2. Dalam menyelenggarakan kegiatan penatausahaan dimaksud, Bank Indonesia wajib membuat laporan pertanggungjawaban kepada Pemerintah.

3. Menteri menunjuk Bank Indonesia sebagai agen untuk melaksanakan lelang Surat Perbendaharaan Negara di Pasar Perdana.

4. Menteri dapat menunjuk Bank Indonesia sebagai agen untuk melaksanakan lelang Obligasi Negara di Pasar Perdana.

5. Ketentuan mengenai metode lelang, jadwal pelaksanaan lelang, kriteria peserta lelang, dan hasil akhir lelang ditetapkan oleh Menteri.

6. Menteri dapat menunjuk Bank Indonesia dan/atau pihak lain sebagai agen untuk melaksanakan pembelian dan penjualan Surat Utang Negara di Pasar Sekunder.

7. Pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan perdagangan Surat Utang Negara dilakukan oleh instansi pemerintah yang melakukan pengaturan dan pengawasan di bidang pasar modal.

Page 16: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI

1) Menteri wajib menyelenggarakan penatausahaan dan membuat pertanggungjawaban atas pengelolaan Surat Utang Negara dan dana yang dikelola.

2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan sebagai bagian dari pertanggungjawaban pelaksa-naan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

3) Menteri wajib secara berkala mempublikasikan informasi tentang : a. kebijakan pengelolaan utang dan rencana penerbitan Surat Utang

Negara yang meliputi perkiraan jumlah dan jadwal waktu penerbitan; b. jumlah Surat Utang Negara yang beredar beserta komposisinya,

termasuk jenis valuta, struktur jatuh tempo dan tingkat bunga. 4) Tata cara penatausahaan, pertanggungjawaban, dan publikasi informasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17 ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

Page 17: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

OBLIGASI NEGARA RITEL Pengertian :

Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI) adalah Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau perseorangaan Warga Negara Indonesia melalui agen penjual, dengan volume minimum yang telah ditentukan.

Tujuan : Seperti halnya Obligasi Negara lain yang telah dikemukakan di atas, tujuan penerbitan ORI adalah untuk membiayai anggaran negara, diversifikasi sumber pembiayaan, mengelola portofolio utang negara dan memperluas basis investor.

Page 18: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Persyaratan melakukan investasi pada ORI

Beberapa persyaratan untuk dapat melakukaninvestasi pada ORI, yaitu : Individu atau orang perseorangan Warga Negara

Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Izin Mengemudi (SIM).

Investasi minimum Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan kelipatan Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Mempunyai rekening tabungan di salah satu bank umum dan rekening surat berharga di salah satu sub-registry.

Page 19: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

RISIKO INVESTASI PADA ORI

Pada prinsipnya investasi pada ORI adalah investasi yang bebas risiko gagal bayar, yaitu kegagalan Pemerintah untuk membayar kupon dan pokok kepada investor. Namun di Pasar Sekunder dimungkinkan adanya risiko pasar berupa capital loss akibat harga jual yang lebih rendah dibandingkan dengan harga beli. Risiko tersebut dapat dihindari dengan tidak menjual obligasi negara yang dimiliki sampai dengan saat jatuh tempo.

Page 20: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

RINGKASAN IFORMASI LAIN

Penerbit : Pemerintah Republik Indonesia Seri : ORI001 Nilai Nominal : Rp1.000.000.- per unit Tenor : 3 tahun Satuan Perdagangan : Rp juta Minimum Pemesanan : Rp 5 juta dan kelipatan Rp 5 juta Perdagangan : Dapat diperdagangkan di mana

ORI ini didaftarkan Kupon : 12% Pembayaran kupon : Tiap bulan Agen Penjual : Bank Umum dan Perusahaan Efek

Page 21: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Perhitungan hasil investasiIlustrasi 1 :

Investor A membeli ORI di Pasar Perdana sebesar Rp10.000.000,00 dengan kupon 12% dan tidak dijual sampai jatuh tempo, maka hasil yang diperoleh adalah :Kupon = 12% x Rp 10.000.000,00 x 1/12

= Rp 100.000,00 setiap bulan s.d. jatuh tempo

Pokok pada saat jatuh tempo Rp 10.000.000,00

Page 22: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Ilustrasi 2Investor B membeli ORI di Pasar Perdana sebesar Rp10.000.000,00 dengan kupon 12% dan dijual di Pasar Sekunder dengan harga 105%, maka hasil yang diperoleh adalah : Kupon = 12% x Rp 10.000.000,00 x 1/12

= Rp 100.000, 00 setiap bulan s.d. saat dijual

Capital Gain = Rp 10.000.000,00 x (105 – 100 ) % = Rp 500.000,00

Pokok yang diterima saat dijual Rp 10.500.000,00 berasal dari Pokok ORI + Capital Gain.

Page 23: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

Ilustrasi 3 :Investor C membeli ORI di Pasar Perdana sebesar Rp 10.000.000,00 dengan kupon 12% dan dijual di Pasar Sekunder dengan harga 95%, maka hasil yang diperoleh adalah : Kupon = 12% x Rp 10.000.000,00 x 1/12

= Rp 100.000, 00 setiap bulan s.d. saat dijual

Capital Loss = Rp 10.000.000,00 x (95 – 100 ) % = Rp 500.000,00

Pokok yang diterima saat dijual Rp 9.500.000,00 berasal dari Pokok ORI - Capital Gain.

Page 24: Kuliah 9 - Sun Dan Sbn

KETENTUAN PIDANA

(1) Setiap orang yang meniru Surat Utang Negara atau memalsukan Surat Utang Negara dengan maksud memperdagangkan atau dengan sengaja memperdagangkan Surat Utang Negara tiruan atau Surat Utang Negara palsu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah).

(2) Setiap orang yang dengan sengaja menerbitkan Surat Utang Negara tidak berdasarkan Undang-undang ini, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 10 (sepuluh) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp40.000.000.000,00 (empat puluh miliar rupiah)

Pasal 19