Keluarga Sebagai Institusi Sosial

download Keluarga Sebagai Institusi Sosial

of 20

description

tipe, bentuk, dan fungsi keluarga sebagai institusi sosial

Transcript of Keluarga Sebagai Institusi Sosial

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosiologi merupakan suatu ilmu yang sangat erat kaitannya dengan masyarakat yang membahas tentang kehidupan di masyarakat beserta perubahan-perubahannya. Dalam masyarakat terdapat berbagai komponen, yakni populasi, kebudayaan, hasil-hasil kebudayaan material, organisasi sosial dan lembaga-lembaga sosial beserta sistemnya. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat sangat beragam kajiannya, seperti menjelaskan tentang status sosial, budaya sosial, stratifikasi sosial,termasuk juga intitusi sosial,dan lain sebagainya yang terkait dengan kajian Sosiologi.

Dalam kesehariannya masyarakat selalu berinteraksi antarsatu individu dengan individu lainnya. Menurut Peter L. Berger (Lawang,1986) mengemukakan bahwa setiap tindakan manusia tunduk pada apa yang disebutnya dengan habitualisasi atau pembiasaan. Pembiasaan artinya suatu perbuatan dilakukan berulang kali. Perbuatan itu dilakukan secara berulang karena dianggap bernilai. Bila perbuatan itu terus-menerus dilakukan, maka perbuatan itu akan memiliki pola, prosedurnya sendiri. Selain habitualisasi, Berger juga menyebut tipifikasi. Tipifikasi biasanya terjadi paling kurang antara dua orang yang berinteraksi di mana keduanya saling memberi bentuk atau nilai dengan cara yang sama. Tipifikasi seperti inilah yang disebut dengan institusi sosial.

Institusi sosial atau lembaga sosial adalah keseluruhan dari sistem norma yang terbentuk berdasarkan tujuan dan fungsi tertentu dalam masyarakat. Lembaga sosial berbeda dengan asosiasi. Institusi sosial bukanlah kumpulan orang-orang atau bangunan besar, melainkan kumpulan norma. Sementara itu, realisasi dari norma yang dianut dalam institusi sosial tersebut terjadi dengan adanya asosiasi.

Terbentuknya institusi sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan hidup bersama. Sebagaimana diungkapkan Soerjono Soekanto institusi sosial tumbuh karena manusia dalam hidup memerlukan keteraturan. Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai panduan bertingkah laku. Sejumlah norma-norma ini kemudian disebut sebagai institusi sosial.Salah satu dari institusi sosial yang ada di masyarakat adalah institusi keluarga yang dimulai dari perkawinan dan akan membentuk rumah tangga. Keluarga adalah unit satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial ditandai dengan adanya kerja sama ekonomi. Dan hubungannya dengan perkembangan individu dikenal dengan sebutan primary group.Institusi keluarga adalah unit paling dasar dan terpenting dalam proses pembentukan masyarakat. Jika suatu keluarga baik, sejahtera dan bahagia maka akan baik, sejahtera dan bahagialah generasi yang dilahirkan dalam sebuah masyarakat. Jika institusi keluarga sering dilanda konflik, maka dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat dan generasi berikutnya.Berdasarkan gambaran di atas, penulis akan membahas mengenai bagaimana suatu institusi keluarga membentuk dan mempersiapkan pribadi seorang anak untuk terjun ke dalam masyrakat, serta bagaimana keluarga menjalankan fungsi dan peranannya bagi masyarakat.B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :1. Bagaimana institusi keluarga itu terbentuk dan berjalan?

2.Bagaimana peran-peran anggota keluarga dalam institusi keluarga tersebut?

3. Bagaimana fungsi keluarga sebagai institusi sosial di masyarakat?

C. Kerangka Konseptual

Institusi sosial ialah suatu sistem hubungan sosial terorganisasi, yang memperlihatkan nilai-nilai dan prosedur-prosedur bersama, dan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu dari masyarakat. Pranatasosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas sosial untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat (Kontjaraningrat). Lembaga sosial adalah prosedur atau tatacara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat (Robert Mac Iver dan C.H. Page).Masyarakat ialah suatu sistem sosial yang swasembada, melebihi masa hidup individu normal, dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya (Parson).Institusi ialah suatu struktur status dan peran yang diarahkan ke pemenuhan keperluan dasar anggota masyarakat (Kornblum).Bentuk-bentuk Perkawinan

Eksogami yaitu sistem yang melarang perkawinan dengan anggota kelompok.

Endogami yaitu sistem yang mewajibkan perkawinan dengan anggota kelompok.

Eletrio gami yaitu perkawinan orang dari lapisan ekonomi berbeda.Homogami yaitu perkawinan antara lapisan yang sama.Poliandri ialah perkawinan antara seorang perempuan dengan lebih dari seorang laki-laki pada waktu yang sama.

Poligami yaitu perkawinan antara seorang laki-laki dengan beberapa perempuan pada waktu yang sama, atau antara seorang perempuan dengan beberapa orang laki-laki pada waktu yang sama.

Poligini ialah perkawinan antara seorang laki-laki dengan lebih dari seorang perempuan pada waktu yang sama.Tipe-tipe Keluarga

Keluarga batih yaitu satuan kelurga terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.

Keluarga dengan sistem konjugal adalah keluarga yang menekankan pada pentingnya hubungan perkawinan. Keluarga dengan sistem konsanguinal yaitu keluarga yang menekankan pada pentingnya ikatan darah.Keluarga luas yaitu keluarga yang terdiri atas beberapa keluarga batih.

Keluarga orientasi yaitu keluarga yang di dalamnya seseorang dilahirkan.

Keluarga prokreasi yaitu keluarga yang dibentuk seseorang dengan jalan menikah dan mempunyai keturunan.

Pola Menetap

Avunculokal yaitu pola matrilineal yang di dalamnya seorang laki-laki menetap di desa paman dari pihak ibu (kakak laki-laki ibunya).

Bilokal yaitu pola yang di dalamnya pasangan yang baru menikah dapat memilih untuk menetap di keluarga laki-laki atau perempuan.

Matri-patrilokal yaitu pola menetap yanmg di dalamnya suami mula-mula menetap bersama keluarga pihak perempuan, tetapi kemudian pasangan menetap bersama keluarga pihak laki-;laki.

Matrilokal yaitu pola menetap yang di dalamnya pasangan menetap bersama keluarga pihak perempuan.

Neolokal yaitu pola yang di dalamnya pasangan suami istri setelah menikah bebas untuk memilih tempat menetap di luar tempat keluarga laki-laki ataupun pihak perempuan.

Patri-matrilokal yaitu pola yang di dalamnya pasangan yang baru menikah semula menetap bersama keluarga pihak laki-laki, tetapi kemudian pasangan menetap bersama keluarga pihak perempuan.

Patrilokal yaitu pola menetap yang di dalamnya pasangan baru menikah menetap bersama keluarga pihak laki-laki.Aturan Mengenai Keturunan

Patrilineal merupakan sistem penarikan garis keturunan melalui garis keturunan laki-laki.

Matrilineal merupakan penarikan garis keturunan melalui garis keturunan perempuan.

Bilateral ialah garis keturunan ditarik melalui pihak laki-laki maupun perempuan.Keturunan Rangkap ialah garis keturunan ditarik dari pihak laki-laki secara patrilineal dan ditarik dari pihak perempuan secara matrilineal.D. Metode Penelitian

Makalah ini ditulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, yakni suatu metode yang menggambarkan suatu fenomena secara sistematis, dengan hasil yang dinyatakan bukan dalam bentuk angka (non statistik). Adapun teknik pengumpulan data melalui wawancara secara mendalam. Wawancara dilakukan terhadap dua narasumber dalam sebuah institusi keluarga, satu narasumber dari pihak orang tua (ibu) dan satunya dari pihak anak (perempuan). Wawancara dilakukan tanpa menggunakan kuesioner maupun pedoman wawancara sehingga wawancara bisa dilakukan dalam lingkup luas dari institusi keluarga yang diwawancarai.

PEMBAHASAN

A. Profil Keluarga Haji Abdul Ghani

Bapak Haji Abdul Ghani lahir di Jakarta pada tahun 1950. Beliau adalah anak tunggal dari pasangan Bapak Ruslan Ghani dan Ibu Maymunah. Bapak H Abdul Ghani adalah seorang wiraswasta pedagang minyak wangi serta menyewakan delapan kamar kos dan tiga belas kontrakan. Beliau menikah dengan Ibu Salma pada tahun 1972 di Jakarta. Ibu Salma lahir di Jakarta pada tahun 1954. Setelah menikah Bapak Abdul Ghani mengajak keluarga barunya tinggal di kampung sebelah, di Jalan Haji Yahya. Bapak Abdul Ghani dan Ibu Salma dikaruniai sepuluh orang anak, empat perempuan dan enam laki-laki. Mereka adalah Ibrahim, Umi Kulsum, Abdul Hamid, Abdullah, Zakiah, Rahmatullah, Abdul Kadir, Humairah, Muhammad dan Ruslan Abdul Ghani. Dari kesepuluh orang tersebut yang masih hidup kini tinggal lima orang. Yang lainnya telah meninggal karena berbagai macam sebab terutama masalah kesehatan, yaitu Ibrahim, Umi Kulsum, Abdul Hamid, Rahmatullah dan Muhammad. Ibrahim merupakan anak pertama meninggal pada usia 34 tahun karena sakit asthma. Ibrahim telah menikah dan ia meninggalkan dua orang anak, perempuan dan laki-laki. Kemudian, Umi Kulsum meninggal pada usia 30 tahun karena mengidap malaria saat ia bekerja jauh dari orang tua, di Papua, tepatnya PT Freeport. Putra ketiga, Abdul Hamid meninggal di usia 26 tahun karena sakit demam tinggi selama beberapa hari dan akhirnya meninggal. Rahmatullah meninggal saat berusia satu tahun. Terakhir adalah Muhammad yang baru berusia 2 hari.

Keluarga Bapak Abdul Ghani adalah keluarga yang harmonis dan bahagia. Mereka tinggal dalam suatu rumah bersama-sama. Dua anak mereka, Ibrahim (almarhum) dan Zakiah, telah menikah. Zakiah, menikah dan memilih tinggal bersama suami yang jarak tempat tinggalnya jauh dari rumah, tetapi masih dalam satu kota. Sedangkan Ibrahim (almarhum), ia bersama istrinya tinggal tidak jauh dari rumah orang tuanya, karena istriya bekerja sebagai guru TK di daerah tersebut. Sedangkan, lainnya ada yang sudah bekerjadan kuliah kecuali yang paling bungsu masih bersekolah di SMP dan duduk di kelas tiga.

Biodata Responden1. Nama

: Salma

Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 17 Oktober 1954

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jalan Haji Yahya

2. Nama

: Humairah

Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 5 Mei 1991

Pekerjaan

: Mahasiswa

Alamat

: Jalan Haji YahyaMasing-masing dari setiap individu tersebut mempunyai peran esensial dalam menciptakan stabilitas keluarga sebagai salah satu institusi sosial. Dalam keluarga akan terjalin interaksi sosial antaranggota keluarga seperti antara ayah dengan anak, ibu dengan anak,kakak dengan adik dan lain-lain. Dalam praktiknya, Bapak sebagai kepala keluarga berperan dalam memimpin jalannya kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Bapak disertai ibu menyusun suatu program untuk dijadikan dasar pembangunan sebuah institusi kecil, yaitu keluarga. Keluarga merupakan agen primer dalam agen sosialisasi.Pada institusi ini, dalam menjalankan perannya, anak-anak merupakan subjek dari proses interaksi sosial yang berpengaruh penting terhadap penentu seberapa besar tingkat keberhasilan. Oleh karena itu, sangat diperlukan partisipasi aktif dari anak-anak untuk mencapai keberhasilan dalam institusi ini sehingga stabilitas keluarga dapat tercipta sebagaimana mestinya.B. Institusi Keluarga

Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat dan juga institusi pertama yang dimasuki seorang manusia ketika dilahirkan. Suatu anggota keluarga sebelum terjun ke masyarakat akan diperkenalkan dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat melalui sosialisasi dalam keluarga. Sosialisasi yang berhasil akan berdampak sangat signifikan terhadap baik-buruknya kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, institusi keluarga memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Keluarga merupakan kelompok orang yang dipersatukan dalam ikatan perkawinan dan membentuk rumah tangga. Keluarga merupakan suatu institusi karena dapat memenuhi kebutuhan pokok manusia seperti cinta kasih, mengembangkan diri dengan jenis seks yang berlainan, ekonomi dan lain sebagainya. Keluarga bukanlah satu-satunya institusi sosial yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian seorang individu, keluarga memiliki peran paling stategis dalam membekali nilai-nilai kehidupan. Perkembangan pemikiran, emosi, spiritual dan juga tingkah laku seseorang bermula dari keluarga.

1. Proses Terbentuknya Keluarga

Pada umumnya keluarga terbentuk melalui perkawinan yang sah menurut agama, adat atau pemerintah dengan proses seperti dibawah ini :

1.Diawali dengan adanya interaksi antara pria dan wanita.

2.Interaksi dilakukan berulang-ulang, lalu menjadi hubungan sosial yang lebih intim sehingga terjadi proses perkawinan.

3.Setelah terjadi perkawinan, lahir keturunan, kemudian terbentuklah keluarga inti.2. Keterrkaitan Institusi Keluarga dengan Institusi Lainnya

Dalam kesehariannya keluarga memiliki kaitan erat dengan institusi sosial lain. Melalui institusi ekonomi, keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan menggunakan pendapatan keluarga yang dimiliki untuk bisa membeli barang kebutuhan. Melalui institusi agama, keluarga memiliki pedoman hidup sehingga terarah dan tercapai tujuan hidupnya sesuai akidah yang berlaku.Dalam keluarga Pak Ghani, pendapatan diperoleh dari usaha Pak Ghani sebagai penjual parfum di daerah Bekasi. Ditambah dengan usaha kontrakan yang berada di dekat rumah. Terdiri dari delapan kamar kos dan dua belas kontrakan. Dari sana, Pak Ghani mampu menyekolahkan delapan orang anaknya hingga sarjana sembari memenuhi kebutuhan sehari-hari.3.Aturan Mengenai PerkawinanDalam perkawinan dikenal beberapa aturan. Ada aturan mengenai pasangan harus berasal dari kelompok sendiri atau mengharuskan dari kelompok lain, siapa anggota kelompok sendiri yang boleh dinikahi dan tidak boleh dinikahi, jumlah orang yang boleh dinikahi pada waktu yang sama, penentuan garis keturunan serta tempat tinggal setelah menikah. a. Incest taboo

Dalam masyarakat ada salah satu aturan mengenai siapa yang boleh dinikahi dan siapa yang tidak boleh dinikahi. Salah satunya adalah incest taboo. Aturan mengenai incest taboo juga ditemukan di keluarga Pak Ghani. Keluarga ini sangat memegang teguh aturan agama islam, oleh karena itu perkawinan antara sesama saudara kandung sangat dilarang karena melanggar aturan dalam agama islam.

b. Bentuk perkawinanBila dilihat dari jumlah istri/suami dapat dibedakan menjadi monogami, poligami/poligini, poliandri dan group married. Perkawinan Bapak Abdul Ghani membentuk perkawinan monogami, yaitu perkawinan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan. Bapak Abdul Ghani menikah hanya dengan satu orang istri yaitu Ibu Salma dan dari perkawinan tersebut mereka menghasilkan sepuluh orang anak. Bila dilihat dari asal suami/istri dibedakan menjadi eksogami, endogami, eletrio gami danhomogami. Keluarga Bapak Abdul Ghani termasuk endogami, karena Bapak Abdul Ghani dan Ibu Salma sama-sama bersuku Betawi asli dan memeluk agama Islam. Baik orang tua Bapak Abdul Ghani maupun Ibu Salma mengharuskan anak-anaknya menikah dengan sesama pemeluk agama Islam. Demikian pula terhadap anak-anaknya, Bapak Abdul Ghani dan Ibu Salma mengharuskan anak-anaknya menikah dengan sesama pemeluk agama Islam.c. Aturan Mengenai KeturunanDalam penarikan garis keturunan dikenal aturan Patrilineal, Matrilineal, Bilateral dan Keturunan Rangkap. Keluarga besar Bapak Abdul Ghani dan Ibu Salma merupakan keluarga yang masih memegang adat Betawi. Menurut kebudayaan Betawi sistem keturunan ditarik dari pihak perempuan maupun pihak laki-laki. Sehingga diketahui keluarga ini menganut sistem keturunan bilateral.

d. Pola Menetap

Tempat tinggal pasangan setelah menikah dibedakan menjadi pola patrilokal, pola matri-patilokal, pola matrilokal, pola bilokal, pola patri-matrilokal, bilokal, pola neolokal, pola avunculokal. Setelah menikah, Bapak Abdul Ghani dan Ibu Salma memilih untuk membangun rumah sendiri di luar tempat tinggal keluarga mereka. Oleh karena itu, keluarga ini mengikuti pola neolokal.

3. Tipe-Tipe KeluargaDalam sosiologi dikenal keluarga dengan sistem konsanguinal dan konjungal. Sistem Konsanguinal ialah sistem yang lebih mementingkan hubungan darah daripada ikatan perkawinan. Sistem Konjungal lebih mementingkan ikatan perkawinan daripada ikatan darah. Keluarga Baapak H Abdul Ghani tidak menganut kedua sistem tersebut, di keluarga ini cenderung netral dan menganggap ikatan darah dan ikatan perkawinan sama pentingnya.

Ada pula pembedaan keluarga antara keluarga orientasi (family of orientation) dan keluarga prokreasi (family of procreation). Keluarga orientasi dari Bapak H Abdul Ghani meliputi orang tua Bapak Abdul Ghani yaitu Bapak Ruslan Ghani dan Ibu Maymunah. Sedangkan keluarga prokreasi Bapak H Abdul Ghani adalah Istrinya (Ibu Salma) dan kesepeluh anaknya.

Pembagian tipe keluarga lainnya adalah keluarga batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Berdasarkan hal tersebut, keluarga batih Bapak H. Abdul Ghani meliputi Bapak H Abdul Ghani sebagai Ayah, Ibu Salma sebagai Ibu, serta kesepuluh anaknya yang telah disebutkan di profil keluarga. Sedangkan keluarga luas (extended family) dari keluarga ini meliputi keluarga Bapak Abdul Ghani, Orang tua dari Bapak Abdul Ghani dan Ibu Salma, serta keluarga dari ketiga saudara kandung Ibu Salma.

4. Fungsi KeluargaSetiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing yang dijalankan sesuai dengan porsinya untuk memenuhi fungsi-fungsi yang ada dalam institusi keluarga. Fungsi-fungsi tersebut meliputi :1. Fungsi Afeksi

Fungsi afeksi terbukti dengan kedekatan yang terjalin antara orang tua dan anak-anak. Mereka tidak lagi segan dalam menceritakan masalah pribadi kepada orang tuanya. Kasih sayang yang diberikan orang tua terhadap anak menumbuhkan rasa percaya diri yang berpengaruh baik bagi tumbuh kembang anak.2. Fungsi Reproduksi

Telah disebutkan sebelumnya bahwa pernikahan antara bapak Haji Abdul Ghani dengan ibu Salma menghasilkan sepuluh keturunan di mana yang masih hidup ada lima orang anak. Dengan kondisi ini, maka jelas fungsi reproduksi telah berjalan.

3. Fungsi Ekonomi

Dalam fungsi ekonomi sebagai kepala keluarga, Bapak Ghani bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Sedangkan ibu Salma membantu mengatur keuangan untuk mengelola kebutuhan keluarga.

4. Fungsi Sosialisasi

Dalam hal ini anak-anak Bapak H Abdul Ghani diajarkan mengenai nilai dan norma yang ada di masyarakat dengan cara memberitahu perilaku yang harus dilakukan dan perilaku yang sebaiknya tidak dilakukan. Mereka juga dikenalkan terhadap lingkungan sekitarnya dengan mengajak serta anak-anak dalam setiap arisan, acara keluarga maupun acara-acara di masyarakat. Sehingga dengan begitu anak dapat lebih siap terjun langsung di masyarakat. 5. Fungsi Pemberian StatusBapak H.Abdul Ghani dan Ibu Salma hidup dalam keluarga dengan ekonomi yang cukup mapan, memiliki pengetahuan agama yang baik, dan merupakan pribadi yang baik di mata masyarakat sekitarnya. Hal ini berdampak pula terhadap pandangan masyarakat terhadap anak-anak dari Bapak Abdul Ghani yang memberikan pandangan yang positif terhadap mereka dikarenakan status yang dimiliki oleh Bapak dan Ibu Ghani. 6. Fungsi Proteksi dan Pengawasan SosialPemberlakuan jam malam terhadap anak-anak yaitu apabila anak-anak Bapak Ghani ada yang pergi, mereka diminta memberi kabar jika pulang lebih larut. Jika ada yang melanggar, maka orang tua akan memberikan sanksi dengan cara mendiamkan anaknya agar mengintrospeksi diri. Jika ada anak yang sakit, orang tua langsung tanggap untuk merawat hingga anak sehat kembaliPENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga Bapak Abdul Ghani membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah baik menurut agama, adat, maupun hukum. Mereka awalnya mempunyai sepuluh anak, namun lima di antaranya telah meninggal dunia. Perkawinan Bapak Ghani membentuk perkawinan monogami. Bapak Ghani memegang hukum agama Islam dalam menjalankan peraturan di dalam keluarganya.

Peran Bapak Ghani antara lain bertanggung jawab kepada seluruh anggota keluarga, melindungi semua anggota keluarga, mencari nafkah untuk keluarga, dan mendidik serta memberi nasihat kepada anak-anak. Peran Ibu Salma antara lain mengurus keperluan rumah tangga, membantu mengurusi kontrakan rumah, dan mengurus keuangan keluarga. Peran anak-anak antara lain menghormati dan patuh terhadap perintah orang tua, membantu orang tua, dan belajar.Keluarga merupakan agen sosialisasi primer yang paling berpengaruh dalam membentuk karakter seseorang. Keluarga Bapak H Abdul Ghani sudah dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan peran setiap anggota keluarga. Keluarga ini juga telah berhasil menjalankan fungsinya sebagai institusi keluarga untuk menyiapkan anggotanya terjun di masyarakat.B. Saran

Diharapkan keluarga Bapak Ghani supaya tetap konsisten dalam menjalankan perannya sebagai institusi keluarga. Di samping itu, diharapkan bagi anak-anak Bapak Ghani untuk dapat meniru dan meneruskan tradisi dan ajaran yang telah diberikan oleh Bapak Abdul Ghani dan Ibu Salma dalam membentuk keluarga agar selalu tercipta kesejahteraan dalam keluarga.DAFTAR PUSTAKA

MY. 2012. Fungsi Sosial Institusi Keluarga. http://replikamanusia.blogspot.com/2012/02/fungsi-sosial-institusi-keluarga.html (diakses pada tanggal 31 Maret 10.34 WIB)Okayana, Putu. 2009. Lembaga Sosial. http://okayana.blogspot.com/2009/11/lembaga-sosial-lembaga-keluarga.html (diakses pada tanggal 31 Maret 11.41 WIB)Penulis. 2009. Institusi Sosial. http://sosiologinota.blogspot.com/2009/11/institusi-sosial.html (diakses pada tanggal 31 Maret 2013 pukul 10.12 WIB)

Rezpati, Dean. 2012. Fungsi Lembaga Sosial. http://ssbelajar.blogspot.com/2012/08/fungsi-lembaga-sosial.html (diakses pada tanggal 31 Maret 2013 pukul 10.37 WIB)Rozaki, Abdur. 2012. Menyegarkan Institusi Sosial. Dalam Flamma edisi 36, Oktober-Desember 2012, Yogyakarta

Sunarto, Kamanto. (rev. ed.) 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Tan. 2010. Peranan Keluarga Dalam Menangani Gejala Sosial. http://twoohiok.wordpress.com/2010/02/19/peranan-keluarga-dalam-menangani-gejala-sosial/ (diakses pada tanggal 5 April 2013 pukul 10.02 WIB)LAMPIRAN

Gambar 1 : mewawancarai Ibu SalmaGambar 2 : mewawancarai salah satu anak dari Bapak H Abdul Ghani dan Ibu Salma

Gambar 3 : Ibu Salma dan Tim WawancaraKeluarga Sebagai Institusi Sosial

[Year]

Disusun oleh :

Diah Mayangsari

Ghani Rahman Aziz

M. Fajar Firmansyah

Markus Eko C P Malau

Serly Hasibuan

Wikan Nastiti