Institusi Sosial

28
Anggota kelompok : Atdri Rakian (1002112261) Rahmad Junedy (1002134954) Yogha Aldhi Pradana (1002112283) Andrio Rizki (1002134891)

Transcript of Institusi Sosial

Page 1: Institusi Sosial

Anggota kelompok :

Atdri Rakian (1002112261)

Rahmad Junedy (1002134954)

Yogha Aldhi Pradana (1002112283)

Andrio Rizki (1002134891)

Page 2: Institusi Sosial

Bab 6

Institusi Sosial

Sebagaimana telah dikemukakan oleh Durkheim, sosiologi merupakan ilmu yang

mempelajari Institusi. Di sini kita akan melihat sejumlah institusi utama, yaitu institusi di bidang

ekonomi, politik, keluarga, pendidikan, dann agama. Studi terhadap institusi tersebut telah

menghasilkan berbagai cabang khusus dalam sosiologi, antara lain sosiologi perekonomian,

sosiologi politik, sosiologi keluarga, sosiologi pendidikan, dan sosiologi agama.

INSTITUSI KELUARGA

Tipe Keluarga

Dalam sosiologi keluarga biasanya dikenal pembedaan antara keluarga bersistem

konsanguinal dan keluarga bersistem konjungal (lihat, antara lain,Clayton, 1979:49). Keluarga

yang bersistem konsanguinal menekankan pada pentingnya ikatan darah, seperti misalnya

hubungan antara seseorang dengan orang tuanya. Ikatan seseorang dengan orang tuanya

cenderung dianggap lebih penting daripada ikatan suami atau istrinya. Dalam keluarga Jepang

atau Tionghoa tradisional misalnya, seseorang anak lelaki akan memihak keluarganya mana kala

orang tuanya berselisih dengan istrinya. Keluarga dengan sistem konjugal, di pihak lain,

menekankan pada pentingnya hubungan perkawinan (antara suami dan istri); ikatan dengan

suami atau istri cenderung dianggap lebih penting daripada ikatan dengan orang tua.

Page 3: Institusi Sosial

Pembedaan tipe keluarga yang dikenal pula adalah antara keluarga orientasi (family of

orientation) dan keluarga prokreasi (family of procreation). Keluarga orientasi ialah keluarga

yang di dalamnya seseorang dilahirkan, sedangkan keluarga prokreasi ialah keluarga yang

dibentuk seseorang dengan jalan menikah dan mempunyai keturunan.

Pembagian tipe keluarga yang lain adalah batih (nuclear family) dan keluarga luas

(extended family). Keluarga batih merupakan satuan keluarga terkecil yang terdiri atas ayah, ibu,

dan anak. Menurut William Goode keluarga batih tidak mengandung hubungan fungsional

dengan kerabat dari keluarga orientasi salah satu pihak. Apabila suatu pasangan beserta anak

mempunyai hubungan dengan kerabat dari keluarga orientasi salah satu atau kedua belah pihak,

maka keluarga demikian menurutnya lebih dinamakan dengan keluarga konjugal(conjugal

family).

Keluarga luas terdiri atas beberapa keluarga batih. Kita mengenal beberapa tipe keluarga

luas. Salah satu di antaranya ialah joint family, yang terdiri atas beberapa orang laki-laki kakak-

beradik beserta anak-anak mereka, dan saudara kandung perempuan mereka yang belum

menikah. Laki-laki tertua di antara kakak-beradik menjadi kepala keluarga manakala ayah

mereka meninggal dunia. Menurut Clayton (1979:63) bentuk keluarga ini dijumpai antara lain di

India dan Pakistan. Bentuk lain ialah keluarga luas virilokal, yang terdiri atas keluarga batih

ditambah keluarga batih para putra dalam keluarga batih senior tersebut. Keluarga demikian kita

jumpai, misalnmya, di masyarakat Nias

Aturan Mengenai Perkawinan

Setiap masyarakat mengenal berbagai aturan mengenai perkawinan. Ada aturan mengenai

apakah jodoh harus berasal dari anggota kelompok sendiri ataukah harus dari kelompok lain, dan

Page 4: Institusi Sosial

siapa di antara anggota kelompok sendiri yang boleh maupun tidak boleh dinikah. Mengenai

jumlah orang yang boleh dinikah pada waktu yang sama; mengenai tempat menetap setelah

perkawinan; dan aturan mengenai penentuan garis keturuan.

Incest Taboo

Satu aturan yang dijumpai dalam semua masyarakat mengatur mengenai siapa yang boleh

dan tidak boleh dinikah. Salah satunya diantaranya ialah incest taboo ( larangan hubungan

sumbang, inses, sumbang muhrim), yang melarang hubungan perkawinan dengan keluarga yang

sangat dekat seperti perkawinan seorang anak dengan salah satu seorang orang tuanya atau

perkawinan antara saudara kandung. Menurut Clayton (1979) larangan hubungan sumbang ini

tidak terbatas pada orang yang mempunyai darah sangat dekat (orang tua-anak, saudara

kandung) tetapi sering mencakup pula kerabat di luar orang tua dan saudara kandung. Meskipun

incest taboo dijumpai dalam semua masyarakat, namun para ahli sosiologi mencatat bahwa pada

kelompok tertentu dalam masyrakat dapat dijumpai pengecualian; Rissel Middleton

mengemukakan, misalnya, bahwa di kalangan raja Mesir kuno, Yunani kuno dan Romawi kuno

banyak dijumpai perkawinan kakak-adik atau perkawinan anak-orang tua

Bebtuk Perkawinan

Pada dasarnay kita mengenal dua macam bentuk perkawinan: monnogami (perkawinan

antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan pada saat yang sama) dan poligami

(perkawinan antara seseorang laki-laki dengan beberapa perempuan pada saat yang sama, atau

Page 5: Institusi Sosial

antara seorang perempuan dengan beberapa orang laki-laki pada saat yang sama). Poligami

dibagi lagi dalam bentuk perkawinan: poligini (polygyny, yaitu perkawinan antara seseorang

laki-laki dengan lebih dari seorang perempuan pada waktu yang sama) poliandri (polyandry,

perkawinan antara seorang perempuan dengan lebih dari seorang laki-laki pada saat yang waktu

yang sama), dan perkawinan kelompok (group marriage, perkawinan dua orang laki-laki atau

lebih dengan dengan dua orang perepuan atau lebih pada waktu yang sama). Kita pun mengenal

poligini khusus yang dinamakan sororal polygyny, yaitu perkawinan antara seseorang laki-laki

pada waktu yang sama dengan beberapa perempuan yang merupakan saudara kandung

Aturan lain yang berlaku dalam hubungan perkawinan ialah eksogami (exogamy) dan

endogami (endogamy). Eksogami merupakan sistem yang melarang perkawinan denan anggota

kelompok, sedangkan endogami merupakan sistem yang mewajibkan perkawinan dengan

anggota sekelompok. Kewajiban atau anjuran untuk menikah dengan seseorang dari kelompok

ras, agama, suku bangsa, ksta atau kelas sosial sendiri merupakan suatu bentuk aturan endogami,

sedangkan larangan untuk menikah dengan seseorang dari klen yang sama merupakan suatu

bentuk aturan eksogami.

Aturan Mengenai Keturunan

Dalam hal penarikan garis keturunan kita mengenal aturan patriliniel, bialteral,

matrillineal, dan keturunan rangkap (double descent). Pada system patrilineal, yang menurut

Murdock merupakan sistem yang paling banyak dijumpai, garis keturunan ditarik melalui laki-

laki. Pada sistem bilateral, yang banyak djumpai pada berbagai masyarakat meskipun tidak

sebanyak sistem patrilinear, garis keturunan ditarik melalui pihak laki-laki dan perempuan. Pada

Page 6: Institusi Sosial

sistem matrilineal garis garis keturunan ditarik melalui perempuan. Pada sistem rangkap garis

keturunan ditarik melalui laki-laki secara patrilineal dan melalui perempuan secara matrilineal.

Pada melalui laki-laki sedangkan garis keturunan untuk orang lain di tarik melalui garis ibu. Pola

demikian antara lain dijumpai pada orang Dayak di Kalimantan Tengah.

Pola Menetap

Di mana pasangan menetap setelah menikah ? Mengenai hal ini dikenal pola yang

berbeda-beda, yaitu pola patrilokal, pola matri-patrilokal, pola matrilokal, pola bilokal, pola

neolokal, serta pola avunculokal. Pada patrilokal pasangan yang baru menikah menetap bersama

keluarga pihak laki-laki. Pada pola matri-patrilokal suami mula-mula menetap bersama keluarga

pihak perempuan, tetapi kemudian pasangan menetap bersama keluarga pihak laki-laki. Pada

pola matrilokal pasangan menetap bersama pihak keluarga perempuan. Pada pola patri-

matrilokal pasangan yang baru menikah semula menetap dirumah keluarga laki-laki, tetapi

kemudian pindah ke keluarga pihak perempuan. Pola biolokal ialah pola yang di dalamnya

pasangan yang baru menikah dapat memilih untuk menetap di keluarga laki-laki maupun di

keluarga perempuan. Pola avunculokal merupakan suatu pola matrilineal yang yang di dalamnya

seorang laki-laki menetap di desa paman dari pihak ibu (kakak laki-laki ibunya). Sedangkan pola

menetap neolokal ialah pola yang di dalamnya pasangan suami-istri setelah menikah bebas untuk

memilih tempat menetap di luar tempat keluarga laki-laki ataupun pijhak perempuan.

Page 7: Institusi Sosial

Fungsi Keluarga

Sebagaimana halnya dengan institusi lain, maka keluarga pun menjalankan fungsi. Apa

fungsi keluarga ? Para ilmuwan sosial ahli sosiologi mengidentifikadikan berbagai fungsi.

Horton dan Hunt (1984:238-242) mengidentifikasikan beberapa diantaranya, yaitu fungsi

pengaturan seks, reproduksi, sosialisasi, afeksi, definisi status, perlindungan dan ekonomi.

Pertama, keluarga berfungsi untuk mengatur penyalur dorongan seks. Tidak ada

masyarakat yang memperbolehkan hubungan seks sebebas-bebasnya antara siapa saja dalam

masyarakat. Kedua, reproduksi berupa pengembangan keturunan pun selalu dibatasi dengan

aturan yang menempatkan kegiatan ini dalam keluarga. Ketiga, keluarga berfungsi untuk

menyosialisasikan anggota baru masyarakat sehiungga dapat memerankan apa yang diharapkan

darinya. Sebagaimana telah kita lihat dalam bab mengenai sosialisai, maka peran keluarga dalam

pembentukan diri seseorang sangat besar. Keempat, keluarga mempunayi fungsi afesi; keluarga

memberikan cinta kasi pada seorang ank. Berbagai studi telah memperlihatkan bahwa seorang

anak yang tidak menerima cinta kasih dapat berkembang menjadi penyimpang, menderita

gangguan kesehatan dan dapat meninggal. Kelima, keluarga memberikan status pada seorang

anak, bukan hanya status yang diperoleh seperti status yang terkait dengan jenis kelamin, urutan

kelahiran, dan hubungan kerabat tetapi juga termasuk di dalam status yang diperoleh orang tua,

yaitu status dalam suatu kelas sosial tertentu. Keenam, keluarga memberikan perlindungan

kepada angotanya, baik perlindungan fisik maupun yang bersifat kejiwaan. Akhirnya, keluarga

pun menjalankan berbagai fungsi ekonomi tertentu seperti produksi, distribusi, dan konsumsi.

Page 8: Institusi Sosial

Bertemu dan Berpisah Dalam Keluarga

Ikatan yang mempertalikan suami dan istri adlam perkawinan kadangkala rapuh dan

bahkan putus sehingga terjadi perpisahan atau bahkan perceraian. Dengan terjadinya perceraian

maka dengan sendirinya fungsi keluraga yang telah disebutkan diatas mengalami gangguan dan

pihak yang bercerai maupun anak-anak harus menyesuaikan diri dengan situasi baru. Dengan

demikian peningkatan angka perceraian dalam masyarakat pun membawa peningkatan gaya

hidup khas keluarga bercerai, seperti hidup sendiri menjanda atau menduda, adanya anak yang

harus hidup dengan salah satu orang tua saja, dan bahkan mungkin hidup terpisah dengan

saudara kandung lain.

Berkembang Gaya Hidup Baru

Dalam berbagai masyarkat Barat kini telah berkembang gaya hidup yang menyimpang

dari pola kehidupan perkawinan dan hidup keluarga yang semula berlaku. Giddens

mengidentifikasikan tiga bentuk gaya hidup demikian : hidup bersama di luar nikah

(cohabitation), keluarga orang tua homoseks (gay paren families), dan hidup membujang.

Dengan sendirinya perkembangangaya hidup menyimpang ini di berbagai tempat masih sering

menghadapi tentangan masyarkat dan orang tua, yang mencoba mencegah gaya hidup demikian

dengan berbagai upaya termasuk di dalamnya upaya hukum.

Menurut Giddens dalam banyak masyarakat Barat kehidupan bersama di luar nikah

antara laki-laki dan perempuan usia muda mengalami peningkatan. Orang yang hidup bersama

tersebut sering memperoeh keturunan, ada yang akhirnya menikah. Dalam masyarakat kita pun

Page 9: Institusi Sosial

kini telah diidentifikasikan gejala serupa di kalangan para mahasiswa di kota besar, yang dikenal

dengan istilah kumpul kebo.

Giddens mengemukakan pula bahwa kini terdapat sejumlah besar orang homoseks (laki-

laki maupun perempuan) yang hidup bersama sebagai suatu pasangan tetap. Di antara para

perempuan lesbian yang hidup berpasangan tersebut ada yang mengasuh anak kandung dalah

seorang di antara mereka. Kini pun mulai ada pasangan laki-laki homoseks yang mengasuh anak.

Kita belum mengetahui banyak mengenai kehidupan berpasangan di kalangan kaum homoseks

dalam masyarakat kita, karena pada umumnya hubungan homoseks dilakukan secara

tersembunyi, antara lain karena kekhawatiran terhadap reaksi masyarakat yang dapat

mengancam berbagai segi kehidupan (pendidikan, pekerjaan, hubungan sosial) orang yang

bersangkutan.

Dalam pengamatan Giddens hidup tanpa menikah pun merupakan gejala yang semakin

berkembang. Salah satu faktor yang menyebabkan penundaan perkawinan atau bahkan keinginan

untuk tetap hidup membujang di kalangan orang muda ialah keinginan untuk tetap bebas. Pada

usia lebih lanjut kehidupan membujang lebih cenderung disebabkan faktor lain seperti perceraian

atau meninggalnya suami atau istri.

Kekerasn Dalam Keluarga

Keluarga memang berfungsi untuk menyalurkan perasaan anggota keluarga; namun

keluarga merupakan pula ajang pelampiasan nafsu. Sehubungan dengan ini, gejala yang

dikemukakan Giddens ialah sering berlangsungnya kekerasan dalam keluarga : penganiayaan

Page 10: Institusi Sosial

suami terhadap istri, penganiayaan orang tua terhadap anak, dan perkosaan orang tua terhadap

anak (termasuk di dalamnya perkosaan terhadap anak tiri, kemenakan, cucu)

INSTITUSI PENDIDIKAN

Pokok Bahasan Sosiologi Pendidikan

Pendidikan merupakan institusi yang juaga mendapat perhatian besar dari para ahli

sosiologi. Pokok bahasan utama dalam sosiologi pendidikan ialah institusi pendidikan formal,

dan institusi pendidikan formal terpenting dalam masyarakatkita ialah sekolah yang menawarkan

pendidikan formal mulai dari jenjang prasekolah sampai ke jenjang pendidikan tinggi baik yang

bersifat umum maupun khusus (misalnya sekolah agama atau sekolah luar biasa). Namun kita

telah mengetahui pula bahwa diluar sekolah dijumpai berbagai bentuk pendidikan yang terjadi

dirumah atau melalui media massa.

Para ahli sosiologi pendidikan membagi pokok bahasan mereka menjadi sosiologi

pendidikan jenjang makro, meso, dan mikro. Makrososiologi pendidikan mampelajari hubungan

antara pendidikan dan institusi lain dalam masyarakat; mesososiologi pendidikan mempelajari

hubungan dalam suatu organisasi pendidikan; dan mikrososiologi pendidikan membahas

intreraksi sosial yang berlangsung dalam indtitusi pendidikan.

Para ahli sosiologi yang mempelajari kesalingterkaitan antara pendidikan dengan institusi

lain mempelajari, misalnya, hubungan antara pendidikan dan politik: sampai sejauh mana

sekolah menjalankan perannya dalam proses sosialisasi politik. Masalah lain yang dapat di

pelajari makrososiologi pendidikan dalam kaitannya dengan ekonomi ialah, misalnya, sampai

Page 11: Institusi Sosial

sejauh mana sistem pendidikan formal berperan dalam mempersiapkan tenaga kerja di sektor

formal yang tealh siap pakai, atau sampai sejauh mana orang yang menikmati fasilitas

pendidikan formal yang dibiayai negara memang merupakan orang yang membayar pajak secara

setara.

Agama dan instisusi lain dalam masyarakat

Kesalingtertarikan antara institusi agama dan institusi lain merupakan pokok kajian yang di tekuni bebagai ahli sosiologi agama. Salah satu keterkaitan yg di jumpai adalah di bidang keluaraga.

Sebelum terjadinya penyerdehanaan partai politik yang d ikuti dengan di terimanya pancasila sebagai satu-satunya asas di masa lalu, di negara kita pernah terdapat partai politik berbasis agama seperti masjumi,PSII.

Agama ada kaitannya dengan insitusi ekonomi,yang dikaji oleh weber dengan tesisnya mengenai etika protestan dan semangat kapitalisme. Di Indonesia Clifford Geertz (1970) pernah mempelajari keterkaitan antara agama dengan kewiraswastaan, yaitu peran yang di jalankan oleh kaum santri di kota pare.

Pendidikan pun merupakan institusi yang terkait dengan agama. Kita telah menjumpai adanya keterkaitan antara agam dan stratifikasi. Misalnya gereja atau denominasi agama di amerika tidak tersebar secara acak di berbagai lapisan sosial melainkan cenderung mengelompok.

INSTITUSI EKONOMI

Kelahiran sosiologi di picu oleh perubahan besar yang melanda eropa barat. Dikarenakan memudarnya sistem feudalisme, dan berkembangnya kapitalisme. Tentu kita tahu bagaimana Comte menguraikan teorinya mengenai tiga tahap perkembangan masyarakat dan bagaimana Marx menguraikan tumbuh dan berkembangnya kapitalisme dan sosialisme.

Smelser mengemukakan dalam pandangan evolusioner Spencer masyarakat secara silih berganti mengalami proses integrasi dan diferensiasi sehingga lambat laun tumbuh dari masyarakat homogen menjadi heterogen. Sehingga masyarakat berkembang dari tipe militer yang diintegerasikan secara paksa menjadi tipe masyarakat industri yang dintegerasikan oleh hubungan kerja sama secara sukarela yang didasarkan pada kontrak.

Page 12: Institusi Sosial

Smelser kemudian menguraikan pemikiran Durkheim mengenai pembagian kerja dalam masyarakat yang menghasilkan perkembangan tipe masyarakat segmental yang homogen dan didasarkan pada solidaritas mekanik menjadi masyarakat heterogen yang diintegrasikan oleh solidaritas organik. Solidaritas organik ini didasarkan pada ikatan kontrak dan kebiasaan.

Webwr dengan tesisinya bahwa munculnya etika protestan pada aliran Calvin dapat menjadi kondisi yang mendorong ke arah pertumbuhan semangat kapitalisme. Birokasi merupakan organisasi masyarakat yang rasional sehingga manjamin kelangsungan hidup kapitalisme industri.

Perhatian para ahli sosiologi pada kegiatan ekonomi telah melahirkan beberapa spesialisasi dalam sosiologi yang menunjang sosiologi perekonomian. Smelser menyebutkan, antara lain, perkembangan sosiologi industri dan sosiologi profesi.

Perekonomian merupakan institusi, sebagaimana Keller dan calhoun : the social institution that accomplishes the production and distribution of goods and services within a society.

Menurut Kornblum penelitian terhadap institusi ekonomi di fokuskan pada pokok bahasan berikut :pasar dan pembagian kerja, interaksi antara pemerintah dan institusi ekonomi, dan perubahan pada pekerjaaan. Bahasan disini akan meliputi ideologi ekonomi yang mempengaruhi perkembangan masyarakat, pekerjaaan, dan institusi yang berkaitan dengan dunia usaha.

Ideologi Ekonomi

Ideologi menjadi dasar terciptanya beraneka sistem ekonomi yang mempengaruhi perkembangan masyarakat. Kornblum ada tiga ideologi ekonomi, merkantilisme kapitalisme dan sosialisme serta beberapa variasi seperti sosialisme demokratis dan welfare capitalism.

Kapitalisme

Sistem yang didasarkan pada pemilikan pribadi atas sarana produksi dan distribusi untuk kepentingan pencarian laba pribadi ke arah pemupukan modal melalui persaingan bebas. Prinsip dasar masyarakat kapitalis menurut Adam Smith adalah milik pribadi,motif pencarian laba, dan persaingan bebas. Menurut Kleller dan calhoun sistem kapitalis modern menganut, pemupukan modal, penciptaan kekayaan, dan ekspansionisme.

Giddens membedakan tiga macam kapitalis, kapitalisme keluarga, managerial kapitalism, dan institutional kapitalism.

Sosilisme

Page 13: Institusi Sosial

Dibagi menjadi sosialisme non-marxis dan sosialisme marxis. Ketidakpuasanatas penderitaan,ketimpangan ekonomi dan ketidakadlian sebagai akibat berkembangnya industrialisasi dan kapitalisme yang melahirkan gerakan sosial di berbagai negara eropa abad 19, yaitu merombak masyarakat ke arah persamaan hak dan pembatasan terhadap hak milik pribadi. Ada yang mengusulkan perombakan secara paksa. Gerakan ini dipelopori oleh para tokoh yang dinamakan sosialisme utopis.

Di negara sosialis asas sosialisme seperti penguasaan alat produksi dan pengaturan distribusi komoditas oleh negara diterapkan. Semenjak runtuhnya rezim komunis, maka sistem sosialisme yang diterapkan mulai di gesr oleh kapitalisme.

Perusahaan

Sosiologi mempelajariinstitusi di bidang ekonomi. Dalam masyarakat kita menjumpai berbagai bentuk organisasi yang menjalan produksi dan distribusi barang dan jasa dalam masyarakat.

Light, Keller Calhoun (1989) mengemukakan bahwa di bidang perindustrian dikenal adanya oligopoli, yaitu industri yang didominasi beberapa perusahaan raksasa. Perusahaan besar dapat berkembang menjadi perusahaan multinasional yang mempunyai usaha dan cabang di berbagai negara. Menurut mereka perusahaan ini sering dkritik karena sangat berkuasa dan kaya dan mampu menghindari kekuasaan negara dengan jalan memindahkan asetnya ke luar negri.

INSTITUSI POLITIK

Dalam sosiologi dijumpai satu spesialisasi yang mengkhususkan diri pada proses dan institusi politik, yaitu sosiologi politik. Kornblum (1989) mendefinisikan institusi politik sebagai perangkat aturan dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Contohnya adalah eksekutif,judikatif,militer dll.

Masalah politik telah menjadi sasaran perhatian para ahli sosiologi awal. Lipset mengemukakan bahwa landasan bagi sosiologi politik di letakkan oleh empat tokoh Eropa, Marx. Tocqueville, Webber, dan Michels.

Tipe Dominasi

Menurut webber kekuasaan ialah kemungkinan untuk melaksanakn kehendk terhadap perilaku orang lain tersebut dapat dilaksanakn dalam berbagai bidang kehidupan. Kekuasaan perlu dibedakan dengan dominasi. Seorang dapat saja memaksakan kehendaknya pada pihak

Page 14: Institusi Sosial

lain tanpa mempunyai wewenang dan pihak yang dikuasai terpaksa menaatinya meskipun tidak ada kewajiban baginya untuk berbuat demikian.

Dominasi memerlukan keabsahan, yaitu pengakuan masyarakat terhadap dominasi tersebut, agar penguasa dapat melaksanakn kekuasaannya secara sah. Webber membedakan antara tiga jenis dominasi, dominasi kharismatik, dominasi tradisional, dominasi legal-rasional. Pada dominasi kharismatik keabsahannya didasarkan pada kepercayaan. Dominasi tradisional didalammnya penguasa melanjutkan tradisi yang telah ada. Tipe dominasi ini keabsahannya kepemimpinan didasarkan pada tradisi. Dominasi legal –rasional kekuasaan pemimpin didasarkan pada aturan hukum yang dibuat dengan sengaja atas dasar pertimbangan rasional.

Proses Politik

Sosiologi politik mempelajari proses politik. Marx tidak melihat kemungkinan adanya kombinasi antara konflik dan konsensus, yang ada adalah masyarakat konflik atau masyarakat harmonis. Menurutnya konflik hanya dapat dihilangkan bila masyarakat komunis telah tercipta, karena dengan terciptanya masyarakat komunis maka sumber konflik, yaitu ketidaksamaan, telah di hapuskan.

Alexis de Tocqueville, melihat adanya kemungkinan bagi konflik dan konsensus untuk berjalan bersamaan. Dia mengkhawatirkan dampak industrialisasi, birokratisasi, dan nasionalisme terhadap sistem politik yang majemuk.

Max weber dan Robert Michels memusatkan perhatian mereka pada hubungan antara birokrasi dan demokrasi,organisasi sosialis maupun kapitalis akan mempunyai kecendrungan untuk menjadi organisasi yang bersifat birokratis dan oligarkis.

Weber mengkhawatirkan bahwa perkembangan birokrasi akan menghambat demokrasi. Sosialisme akan mengarah ke semakin menyebarnya pengaruh birokrasi ke seluruh masyarakat, ke diktatur para birokrat dan masalah yang menurutnya perlu dipecahkan ialah bagaimana kita dapat mengahambat proses dehumanisasi ini. Oligarki menurut Kornblum ialah kekuasaan oleh sejumlah kecil orang yang mengkhendaki jabatan secara terus-menerus, bukan untuk suatu masa jabatan terbatas.

RINGKASAN

Page 15: Institusi Sosial

Dalam sosiologi keluarga dikenal berbagai pembedaan, yaitu antara keluarga yang bersisitem konsangunal dan keluarga yang bersistem konjugal, antara keluaraga orientasi dan keluaraga prokreasi, dan antara keluarga batih dan keluarga luas.

Semua masyarakat mengenal berbagai aturan mengenai siapa yang boleh dan tidak boleh dinikah. Salah satunya antaranya ialah incest taboo(larangan hubungan sumbang), yang melarang hubungan perkawinan dengan keluarga yang sangat dekat.

Ada dua macam perkawinan, monogami dan poligami. Dalam hal penarikan garis keturunan kita mengenal aturan patrilineal, bilateral, matrilinieal, dan keturunan rangkap. Para ilmuan sosial ahli sosiologi mengidentifikasikan berbagai fungsi keluarga, yang terpenting di antaranya ialah fungsi pengaturan seks, reproduksi, sosialisasi, afeksi, definisi status, perlindungan ekonomi.

Dalam berbagai masyarakat barat kini telah berkembang gaya hidup khas keluarga bercerai. Juga pola perkawinan dan hidup keluarga yang semula berlaku yaitu hidup bersama diluar nikah, orang tua homoseks, dan hidup sendiri.

Pokok bahasan utama dalam sosiologi pendidikan adalah institusi pendidikan foemal. Para ahli sosiologi pendidikan membagi pokok bahasan mereka menjadi sosiologi pendidikan makro, meso dan mikro. Ahli sosiologi membedakan antara fungsi manifes dan fungsi laten. Agama merupakan suatu institusi penting yang mengatur kehidupan manusia. Menurut definisi Durkheim agama ialah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci, dan bahwa kepercayaan dan praktik tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu komunitas moral yang yang dinamakan umat. Dalam sosiologi agama pun dikenal fungsi manifes dan fungsi laten. Para ahli sosiologi mengemukakan bahwa di samping mempunyai fungsi agama dapat mempunyai di fungsi pula.

Dalam banyak masyarakat perubahan sosial sering diiringi dengan gejala sekurarisme. Para ahli sosiologi mengemukakan bahwa proses ini seringkali memancing reaksi dari kalangan agama, yang dapat berbentuk perlawanan maupun penyesuaian diri.

Kesalingterkaitan antara institusi agama dan institusi lain merupakan pokok kajian yang ditekuni berbagai ahli sosiologi agama. Kesalingketerkaitan yang dikaji antara lain mencakup institusi keluarga, politik, ekonomi, dan pendidikan.

Sosiologi ekonomi merupakan kajian sosiologis terhadap kompleksnya kegiatan yang melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa yang bersifat langka. Ahli sosiologi institusi perekonomian mempelajari institusi yang terlibat dalam produksi dan distribusi barang dan jasa dalam masyarakat.

Page 16: Institusi Sosial

Dalam perkembangan sejarah kita menjumpai berbagia ideologi ekonomi, yaitu merkantilisme, kapitalisme dan sosialisme. Dalam masyarakat kita menjumpai berbagai bentuk organisasi yang terlibat dalam proses produksi dan distribusi barang dan jasa ini, seperti oligopoli dan perusahaan multinasional.

Sosiologi mempelajari institusi politik, yaitu perangkat aturan dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.

Menurut Weber kekuasaan ialah kemungkinan untuk memaksakan kehendak terhadap perilaku orang lain.

KONSEP PENTING

Agama, suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci, dan bahwa kepercayaan dan praktik tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat (Durkheim).

Dominasi (herrschaft) : kekuasaan yang didalamnya pihak yang berkuasa mempunyai wewenang sah untuk berkuasa berdasarkan aturan yang berlaku sehingga pihak yang di kuasai wajib menaati kehendak penguasa (Weber).

Dominasi Kharismatik : tipe dominasi yang keabsahannya didasarkan pada kepercayaan bahwa sang pemimpin mempunyai kemampuan luar biasa.

Dominasi legal-rasional : tipe dominasi yang didalamnya kekuasaan pemimpin didasarkan pada aturan hukum yang dibuat dengan ssengaja atas dasar pertimbangan rasional.

Dominasi tradisional : tipe dominasi yang didalamnya keabsahan kepimimpinan didasarkan pada tradisi.

Civil religion : kepercayaan dan ritual di luar agama yan di jumpai pada institusi politik (Bellah).

Eksogami : sistem yang melarang perkawinan dengan anggota sekelompok.

Endogami : merupakan sistem yang mewajibkan perkawinan dengan anggota sekelompok.

Fungsi manifes agama : berkaitan dengan segi doktrin, ritual, dan aturan perilaku dalam agama.

Institusi perekonomian : institusi yang terlibat dalam produksi dan distribusi barang dan jasa dalam masyarakat.

Institusional capitalism : bentuk kapitalisme yang didalamnya perusahaan semakin meluas jangkauan keluar perusahaan dan ke arah penguasaan saham perusahaan lain serta ada yang

Page 17: Institusi Sosial

berkembang menjadi konglomerat dan perusahaan transnasional dan pola kepemimpinan perusahaannya pun mengalami perkembangan ke arah terbentuknya suatu jaringan (Giddens).

Join family : keluarga luar yang terdiri atas beberapa orang laki-laki kakak-beradik beserta anak-anak mereka, dan saudara kandung perempuan mereka yang belum menikah.

Kapitalisme : sistem ekonomi yang didasarkan pada pemilikan pribadi atas sarana nproduksi dan distribusi untuk kepentingan pencarian laba pribadi ke arah pemupukan modal melalui persaingan bebas.

Kapitalisme keluarga: perusahaan yang dikelola oleh seorang wiraswasta atau oleh beberapa orang pengusaha yang mempunyai hubungan keluarga, seringkali secara turun-temurun (Giddens).

Keabsahan (legitimacy) : pengakuan atau pembenaran masyarakat terhadap dominasi.

Kekuasaan : kemungkinan untuk memeaksakan kehendak terhadap perilaku orang lain dalam berbagai bidang kehidupan (weber).

Keluarga batih : satu keluarga terkecil yang terdiri atas ayah,ibu dan anak.

Keluarga dengan sistem konjugal : keluarga yang menekankan pada pentingnya hubungan perkawinan.

Keluarga dengan sistem konsanguinal : keluarga yang menekankan pada pentingnya ikatan darah, seperti misalnya hubungan antara seseorang dengan kerabat dari keluarga orientasi salah satu atau kedua belah pihak.

Keluarga luas : keluarga yang terdiri atas beberapa keluarga batih.

Keluarga orientasi : keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.

Keluarga prokreasi : keluarga yang dibentuk seseorang dengan jalan menikah dan mempunyai keturunan.

Keluarga luas virilokal : keluarga luas yang terdiri atas satu keluarga batih di tambah keluarga batih para putra dalam keluarga batih senior tesebut.

Kurikulum tersembunyi : kurikulum yang tidak disadari tetapi meskipun demikian berfungsi pula untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan atau nilai tertentu.

Larangan hubungan sumbang, inses, sumbang muhrim (incest tabo) : suatu aturan yang melarang hubungan perkawinan dengan keluarga yang sangat dekat.

Page 18: Institusi Sosial

Makrososiologi pendidikan : cabang sosiologi yang mempelajari hubungan antara pendidikan dan institusi lain dalam masyarakat.

Managerial capitalism : kapitalisme keluarga yang didalamnya keluarga wiraswasta di gantikan oleh manajer dan kepentingan perusahaan di tempatkan di atas kepentingan keluarga (Giddens).

Mesososiologi pendidikan : cabang sosiologi yang mempelajari hubungan dalam suatu organisasi pendidikan.

Mikrososiologi pendidikan : cabang sosiologi yang membahas interaksi sosial yang berlangsung dalam insstitusi pendidikan.

Monogami : perkawinan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan pada saat yang sama.

Oligarki : kekuasaan oleh sejumlah kecil orang yang menghendaki jabatan secara terus menerus, bukan untuk suatu masa jabatan terbatas (Kornblum)

Oligopoli : industri yang di dominasi beberapa perusahaan raksasa.

Perkawinan kelompok : perkawinan dua orang laki-laki atau lebih dengan dua orang perempuan atau lebih pada waktu yang sama.

Perusahaan multinasional : perusahaan yang mempunyai usaha dan cabang di berbagai negara.

Pola menetap avunculokal : pola matrilineal yang didalamnya seorang laiki-laki menetap di desa paman dari pihak ibu (kakak laki-laki ibunya).

Pola menetap bilokal : pola yang didalamnya pasangan yang baru menikah dapat melihat untuk menetap di keluarga laki-laki maupun perempuan.

Pola menetap matri_patrilokal : pola menetap yang didalamnya suami mula-mula menetap bersama keluarga pihak perempuan, tetapi kemudian pasangan menetap bersama keluarga pihak laki-laki.

Pola menetap matrilokal : pola yang didalamnya pasangan menetap bersama keluarga pihak perempuan.

Pola menetap neolokal : pola yang didalamnya pasangan suami-istri setelah menikah bebas untuk memilih tempat menetap di luar tempat keluarga laki-laki ataupun pihak perempuan.

Pola menetap patri-matrilokal : pola yang di dalamnya pasangan yang baru menikah semula menetap di keluarga pihak laki-laki, dan kemudian pindah ke keluarga pihak perempuan.

Page 19: Institusi Sosial

Pola menetap patrilokal : polamenetap yang didalamnya pasangan yang baru menikah menetap bersama keluarga pihak laki-laki.

Poliandri : perkawinan antara seorang perempuan dengan lebih dari seorang laki-laki pada waktu yang sama.

Poligami : perkawinan antara laki-laki dengan perempuan pada waktu yang sama, atau antara seorang perempuan dengan beberapa orang laki-laki pada waktu yang sama.

Poligini : perkawinan antara seorang laki-laki dengan lebih dari seorang perempuan pada waktu yang sama.

Pologini sororal : perkawinan antara seorang laki-laki pada waktu yang sama dengan beberapa orang perempuan yang merupakan saudara kandung.

Sekularisme : proses melalui mana agama kehilangan pengaruhnya terhadap berbagai segi kehidupan manusia (Giddens).

Sekularisme : proses melalui mana perhatian manusia beserta institusinya semakin tercurahkan pada hal duniawi dan perhatian terhadap hal yang bersifat rohaniah semakin berkurang (Light,Keleer dan Calhoun).

Sistem ambilineal : sistem yang di dalamnya garisketurunan untuk sebagian orang ditark melalui laki-laki sedangkan garis keturunan untuk orang lain ditarik melalui garis ibu.

Sistem bilateral : sistem yang didalamnya garis keturunan ditarik melalui pihak laki-laki dan perempuan.

Sistem keturunan rangkap : sistem yang didalamnya garis keturunan di tarik melalui laki-laki secara patrilineal dan melalui perempuan secara matrilineal.

Sistem matrilineal : sistem yang didalamnya garis keturunan di tarik melalui perempuan.

Sistem patrilineal : sistem yang didalamnya garis keturunan ditarik melalui laki-laki.

Sosialisme : sistem ekonomi yang bertujuan merombak masyarakat ke arah persamaan hak dan pembatasan terhadap hak milik pribadi melalui penguasaan alat produksi dan pengaturan distribusi komoditas oleh negara secara terpusat.

Sosiologi perekonomian : kajian sosiologis terhadap kompleksnya kegiatan yang melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa yang bersifat langka (smelser).