reformulasi tata institusi

17
1 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta DRAFT USULAN Reformulasi Tata Institusi Usulan Terkait Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga 1. Anggaran Dasar Pasal 2 PMII berasaskan Pancasila Pertanyaan ringan: Apa konsepsi Pancasila yang digunakan oleh PMII? Menurut kami perlu ada semacam buku atau catatan yang dibuat oleh PMII terkait dengan konsepsi Pancasila yang digunakan sebagai asas. 2. Anggaran Dasar Pasal Pasal 3 PMII bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan, kemasyarakatan, independensi, dan profesional. Usulan Perubahan: PMII bersifat kemahasiswaan, ke-Islam-an, dan ke-Indonesia-an. Argumentasi: i) Independensi tidak perlu diterangkan sebagai sifat karena tidak ada klausul yang menegaskan keterikatan PMII dengan kekuatan politik apapun. Jadi, dengan sendirinya sudah tidak lagi dibutuhkan. Secara historis, deklarasi independensi PMII-NU dapat dilihat dalam konteks ketika saat itu NU masih menjadi partai politik. ii) kemasyarakatan sudah menyatu dengan kebangsaan atau ke-Indonesia-an. Tidak ada bangsa atau negara tanpa masyarakat dan sebaliknya. iii) profesional merupakan sifat yang dalam konteks PMII dapat dilihat dalam profesi dan posisinya sebagai mahasiswa. Jadi, mau tidak mau atau suka tidak suka kata profesional sudah inheren dan tidak terpisahkan dengan sifat kemahasiswaan. 3. Anggaran Dasar Pasal 4 Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggungjawab mengamalkan ilmunya, dan komitmen terhadap cita- cita kemerdekaan Indonesia Pertanyaan ringan: Apa definisi dan karakteristik taqwa, berbudi luhur, cakap dan bertanggungjawab mengamalkan ilmunya? Apa cita-cita kemerdekaan Indonesia? Menurut kami perlu ada penjelasan terhadap pasal ini. 4. Anggaran Dasar Pasal 5 ayat 1 Menghimpun dan membina mahasiswa Islam sesuai dengan sifat dan tujuan PMII serta peraturan perundang-undangan dan paradigma PMII yang berlaku. Usulan Perubahan: Merekrut dan membentuk mahasiswa Islam Indonesia sesuai dengan asas, Nilai Dasar Pergerakan, dan tujuan PMII 5. Anggaran Dasar Pasal 5 ayat 2

Transcript of reformulasi tata institusi

Page 1: reformulasi tata institusi

1 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

DRAFT USULAN

Reformulasi Tata Institusi

Usulan Terkait Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

1. Anggaran Dasar Pasal 2

PMII berasaskan Pancasila

Pertanyaan ringan: Apa konsepsi Pancasila yang digunakan oleh PMII?

Menurut kami perlu ada semacam buku atau catatan yang dibuat oleh PMII terkait dengan

konsepsi Pancasila yang digunakan sebagai asas.

2. Anggaran Dasar Pasal Pasal 3

PMII bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan, kemasyarakatan, independensi, dan

profesional.

Usulan Perubahan: PMII bersifat kemahasiswaan, ke-Islam-an, dan ke-Indonesia-an.

Argumentasi: i) Independensi tidak perlu diterangkan sebagai sifat karena tidak ada klausul

yang menegaskan keterikatan PMII dengan kekuatan politik apapun. Jadi, dengan sendirinya

sudah tidak lagi dibutuhkan. Secara historis, deklarasi independensi PMII-NU dapat dilihat

dalam konteks ketika saat itu NU masih menjadi partai politik. ii) kemasyarakatan sudah

menyatu dengan kebangsaan atau ke-Indonesia-an. Tidak ada bangsa atau negara tanpa

masyarakat dan sebaliknya. iii) profesional merupakan sifat yang dalam konteks PMII dapat

dilihat dalam profesi dan posisinya sebagai mahasiswa. Jadi, mau tidak mau atau suka tidak

suka kata profesional sudah inheren dan tidak terpisahkan dengan sifat kemahasiswaan.

3. Anggaran Dasar Pasal 4

Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT, berbudi luhur,

berilmu, cakap dan bertanggungjawab mengamalkan ilmunya, dan komitmen terhadap cita-

cita kemerdekaan Indonesia

Pertanyaan ringan: Apa definisi dan karakteristik taqwa, berbudi luhur, cakap dan

bertanggungjawab mengamalkan ilmunya? Apa cita-cita kemerdekaan Indonesia?

Menurut kami perlu ada penjelasan terhadap pasal ini.

4. Anggaran Dasar Pasal 5 ayat 1

Menghimpun dan membina mahasiswa Islam sesuai dengan sifat dan tujuan PMII serta

peraturan perundang-undangan dan paradigma PMII yang berlaku.

Usulan Perubahan: Merekrut dan membentuk mahasiswa Islam Indonesia sesuai dengan

asas, Nilai Dasar Pergerakan, dan tujuan PMII

5. Anggaran Dasar Pasal 5 ayat 2

Page 2: reformulasi tata institusi

2 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan tujuan PMII

serta mewujudkan pribadi insan ulul albab.

Usulan perubahan: Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan

asas, Nilai Dasar Pergerakan, dan tujuan PMII

6. Anggaran Rumah Tangga Pasal 2

Usaha:

1. Melakukan dan meningkatkan amar ma’ruf nahi munkar

2. Mempertinggi mutu ilmu pengetahuan Islam dan Iptek

3. Meningkatkan kualitas kehidupan umat Islam melalui kontekstualisasi pemikiran,

pemahaman, dan pengamalan ajaran agama Islam sesuai dengan perkembangan budaya

masyarakat

4. Meningkatkan usaha-usaha dan kerjasama untuk kesejahteraan umat manusia, umat

Islam, dan mahasiswa serta usaha sosial kemasyarakatan

5. Mempererat hubungan dengan ulama dan umara demi terciptanya ukhuwah Islamiyah,

ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah

6. Memupuk dan meningkatkan semangat nasionalisme melalui upaya pemahaman,

pengalaman, dan pengamalan Pancasila secara kreatif dan bertanggungjawab

Usulan Perubahan

Pemetaan usaha berdasarkan tujuan

1. Bertaqwa dan berbudi luhur

Peningkatan pengetahuan ke-Islam-an melalui kontekstualisasi pemikiran, pemahaman,

internalisasi, dan pengamalan ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunah wal jama’ah.

2. Cakap dan bertanggungjawab mengamalkan ilmunya

Meningkatkan kualitas keilmuan, terutama sesuai dengan disiplin akademiknya, dan

bekerjasama dengan berbagai komponen masyarakat dan negara untuk mengamalkan

ilmunya agar tercapai kesejahteraan masyarakat Indonesia.

3. Komitmen terhadap cita-cita kemerdekaan

Memupuk dan meningkatkan semangat kebangsaan melalui upaya pemahaman,

internalisasi, dan pengamalan Pancasila

7. Anggaran Rumah Tangga Pasal 3

Anggota Biasa adalah :

a. Mahasiswa Islam yang tercatat sebagai mahasiswa pada suatu perguruan tinggi dan atau

yang sederajat.

Page 3: reformulasi tata institusi

3 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

b. Mahasiswa Islam yang telah menyelesaikan program studi pada perguruan tinggi dan

atau yang sederajat atau telah mencapai gelar sarjana S1, S2, atau S3 tetapi belum

melampau jangka waktu 3 (tiga) tahun.

c. Anggota yang belum melampaui usia 35 tahun.

Kader adalah :

a. Telah dinyatakan berhasil menyelesaikan PKD dan follow up-nya

b. Sebagaimana pada ayat (2) point (a) baik yang menjadi pengurus rayon dan seterusnya

maupun yang telah menggetahui kajian-kajian, aktif melakukan advokasi di masyarakat

maupun telah memasuki wilayah profesional.

Usulan Perubahan

Anggota Biasa adalah :

a. Mahasiswa Islam Indonesia yang tercatat sebagai mahasiswa pada suatu perguruan tinggi

dan atau yang sederajat yang telah mengikuti dan di bai’at pada saat Mapaba.

b. Mahasiswa Islam Indonesia yang sedang atau telah menyelesaikan program studi pada

perguruan tinggi dan atau yang sederajat atau telah mencapai gelar sarjana S1 (9 tahun),

S2 (12 tahun), atau S3 (15 tahun).

c. Anggota yang belum melampaui usia 33 tahun.

Kader adalah :

a. Telah dinyatakan berhasil menyelesaikan (PKD)

b. Sebagaimana pada ayat (2) point (a) baik yang menjadi pengurus rayon dan seterusnya

maupun yang telah menggetahui kajian-kajian, aktif melakukan advokasi di masyarakat

maupun telah memasuki wilayah profesional.

Perubahan lain-lain yang memiliki keterkaitan dengan Anggaran Rumah Tangga dapat dilihat di

bagian berikutnya.

Page 4: reformulasi tata institusi

4 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

Usulan Terkait Kongres

1. Kongres diadakan sesuai dengan berakhirnya masa khidmat PB PMII yakni setiap 2 tahun 6

bulan;

2. Peserta Kongres terdiri dari utusan PKC dan PC PMII se-Indonesia yang masing-masing

mendelegasikan tiga orang peserta;

3. PKC dan PC mendapatkan hak bicara dan suara;

4. Kongres membahas perubahan atau penetapan:

a. Anggaran Dasar;

b. Anggaran Rumah Tangga, dan;

c. Peraturan Organisasi

5. Kongres mengagendakan:

a. Pembacaan Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum PB PMII;

b. Pandangan Umum PKC dan PC atas Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum PB PMII;

c. Pandangan Ketua Umum PB PMII atas Pandangan Umum PKC dan PC;

d. Penilaian PKC dan PC atas Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum PB PMII;

e. Demisioner PB PMII, dan;

f. Memilih Ketua Umum PB PMII dan Formatur.

Page 5: reformulasi tata institusi

5 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

Usulan Terkait Muspimnas

1. Musmpinas diadakan minimal satu kali dalam satu periode PB PMII

2. Peserta Muspimnas terdiri dari unsur PB PMII dan PKC PMII. Dari unsur PB PMII yakni: Ketua

Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Ketua-Ketua Bidang, Sekretaris-sekretaris

Bidang, dan Ketua Lembaga-lembaga. Adapun dari unsur PKC yakni: Ketua Umum, Sekretaris

Umum, dan salah satu Ketua Bidang;

3. Muspimnas dilakukan selambat-lambatanya 1 tahun tiga bulan setelah Kongres PMII;

4. Muspimnas membahas:

a. Laporan kemajuan (progress report) PB PMII secara tertulis yang antara lain terdiri dari:

a) laporan kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh bidang dan lembaga; b) laporan

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh bidang dan lembaga; c) laporan database kader

nasional;

b. Laporan kemajuan (progress report) PKC PMII secara tertulis yang antara lain terdiri dari:

a) laporan kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh bidang dan lembaga; b) laporan

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh bidang dan lembaga; c) laporan database kader,

jumlah dan status PC, dan jumlah komisariat;

c. PKC mengevaluasi dan memberikan usulan-usulan kegiatan yang perlu dilakukan oleh PB

PMII;

d. PKC memberikan usulan tempat penyelenggaraan Kongres.

5. Muspimnas memutuskan:

a. Prioritas kegiatan yang perlu dilakukan oleh PB PMII berdasarkan usulan atau masukan

dari PKC.

b. Tempat penyelenggaraan Kongres.

Page 6: reformulasi tata institusi

6 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

STRUKTUR PB PMII

Ketua Umum

Ketua Bidang Kaderisasi

Ketua Bidang Penataan Aparatur Organisasi

Ketua Bidang Komunikasi dan Kerjasama Jaringan

Ketua Bidang Pengembangan Minat, Bakat, dan Akademik

Sekretaris Umum

Sekretaris Bidang Kaderisasi

Sekretaris Bidang Penataan Aparatur Organisasi

Sekretaris Bidang Komunikasi Jaringan

Sekretaris Bidang Pengembangan Minat, Bakat, dan Akademik

Bendahara Umum

Bendahara

Bendahara

Biro-biro

Biro Pengembangan Kaderisasi (terdiri dari 5 orang)

Biro Kesekretariatan (terdiri dari 5 orang)

Biro Hubungan antar OKP, perguruan tinggi, dan organisasi kemasyarakatan (terdiri dari 5 orang)

Biro Hubungan Internasional (terdiri dari 3 orang)

Biro Penelitian dan Pengembangan (terdiri dari 5 orang)

Lembaga-lembaga

1. Lembaga Pengembangan Perempuan PMII (terdiri dari 7 orang)

2. Lembaga Hukum dan Advokasi (terdiri dari 5 orang)

3. Lembaga Ekonomi (terdiri dari 5 orang)

Keterangan

1. Posisi Biro Pengembangan Kaderisasi di bawah Ketua dan Sekretaris Bidang Kaderisasi;

2. Posisi Biro Kesekretariatan di bawah Ketua dan Sekretaris Bidang Penataan Aparatur

Organisasi;

3. Posisi Biro Hubungan antar OKP, Perguruan Tinggi, dan Organisasi Kemasyarakatan di bawah

Ketua dan Sekretaris Bidang Komunikasi dan Jaringan;

Page 7: reformulasi tata institusi

7 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

4. Posisi Biro Hubungan Internasional di bawah Ketua dan Sekretaris Bidang Komunikasi dan

Jaringan;

5. Posisi Biro Penelitian dan Pengembangan di bawah Ketua dan Sekretaris Bidang Minat,

Bakat, dan Akademik;

6. Posisi Lembaga langsung berada di bawah Ketua Umum;

7. Ketua dan Sekretaris Lembaga memiliki hak berpendapat dan suara di dalam Rapat Pleno PB

PMII, dan;

8. Perencanaan dan pelaksanaan program kerja lembaga harus mendapat persetujuan Ketua

Umum.

Tugas Pokok Biro

1. Biro Pengembangan Kaderisasi

a. Memfasilitasi penyediaan instruktur dan narasumber materi-materi wajib bagi setiap

penyelenggaraan PKL;

b. Menyelenggarakan Sekolah Instruktur Kader;

c. Menyelenggarakan Sekolah Aswaja dan Pancasila;

d. Menyusun hand book kaderisasi. Handbook kaderisasi bisa dipublikasikan dalam format

e-book;

e. Melakukan evaluasi atas penyelenggaraan kegiatan kaderisasi yang dilakukan oleh PKC

dan PC;

2. Biro Kesekretariatan

a. Menerima dan memproses setiap pengajuan SK PKC dan PC;

b. Memberikan rekomendasi pengesahan hasil Konfercab dan Konferkoorcab pada saat

Rapat Pleno;

c. Meng-upgrade database keanggotaan setiap enam bulan sekali, dan;

d. Menilai dan memberikan rekomendasi pada saat Rapat Pleno mengenai setiap sengketa

atau konflik di tingkat PKC dan PC.

3. Biro Hubungan antar OKP, Perguruan Tinggi, dan Organisasi Kemasyarakatan

a. Melakukan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai OKP, Perguruan Tinggi, dan

organisasi atau lembaga kemasyarakatan;

b. Melakukan kajian mengenai isu-isu politik nasional.

4. Biro Hubungan Internasional

a. Melakukan komunikasi dan kerjasama pendidikan dan budaya dengan berbagai

Kedutaan Besar atau Konsulat Jenderal negara-negara sahabat;

Page 8: reformulasi tata institusi

8 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

b. Melakukan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai lembaga dunia dan organisasi

kepemudaan dunia atau negara lain, dan;

c. Melakukan analisis dan memberikan rekomendasi kepada Ketua Umum dan Sekretaris

Umum atau melalui Rapat Pleno terkait dengan penyikapan PMII terhadap isu-isu

internasional.

5. Biro Penelitian dan Publikasi

a. Meneliti berbagai wacana sosial, agama, politik, ekonomi, dan budaya baik lokal

nasional, dan internasional;

b. Meneliti dan mengembangkan pengetahuan dan teknik yang berbasis disiplin akademik

eksakta.

c. Mengembangkan dan mempublikasikan hasil-hasil penelitian baik yang dilakukan oleh

biro penelitian dan pengembangan PB PMII maupun kader-kader PMII baik di tingkat

komisariat, cabang, dan korcab;

d. Mengembangkan berbagai macam kerjasama penelitian dengan berbagai macam

lembaga profit dan non-profit serta negara dan non-negara;

e. Bersama biro kesekretariatan mengelola situs PB PMII, dan;

f. Menyusun dan mempublikasikan handbook organisasi yang terdiri dari: AD/ART,

Peraturan Organisasi, Islam Ahlussunah Wal Jama’ah, Pancasila, Nilai Dasar Pergerakan,

dan Sejarah PMII. Handbook organisasi dapat diformat dalam bentuk e-book.

Tugas Pokok Lembaga

1. Lembaga Pengembangan Kader Perempuan PMII

a. Melakukan pendidikan terhadap masyarakat dari lapisan apapun terkait dengan

pemahaman gender PMII;

b. Melakukan penguatan peran kader perempuan PMII;

c. Melakukan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai organisasi perempuan negara

dan non-negara;

d. Melakukan jejaring dengan organisasi politik dan sosial dalam mempengaruhi legislasi

dan policy (kebijakan) yang berbasis gender mainstreaming.

2. Lembaga Bantuan Hukum

a. Melakukan advokasi di level nasional terhadap berbagai macam legislasi atau regulasi

yang dibuat oleh legislatif dan eksekutif;

b. Melakukan advokasi di level nasional terhadap regulasi dan policy (kebijakan) yang

dibuat oleh eksekutif;

Page 9: reformulasi tata institusi

9 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

c. Melakukan konseling dan bantuan hukum kepada masyarakat;

d. Melakukan pendampingan hukum bagi setiap kader atau pengurus yang terkena kasus

hukum saat melakukan advokasi di wilayah kerjanya;

e. Melakukan pendampingan hukum bagi PKC dan PC yang sedang melakukan advokasi,

dan;

f. Mengadakan pelatihan advokasi bagi pengurus PKC dan PC.

3. Lembaga Pengembangan Ekonomi

a. Mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi kader PMII dan masyarakat;

b. Membuat badan usaha ekonomi jangka menengah dan panjang;

c. Melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholder bagi penguatan ekonomi kader dan

masyarakat.

Keterangan: Tugas pokok tersebut dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan dan

strategic planning lembaga.

Rancangan susunan struktur Pengurus Besar PMII ini dibuat dengan berbagai pertimbangan:

1. Jumlah keseluruhan personel PB periode 2008-2010 yang mencapai lebih dari 120 orang

dinilai terlalu gemuk sehingga menjadi sangat tidak efektif. Dalam rancangan struktur yang

dibuat jumlah personelnya tidak lebih dari 53 orang sehingga memangkas setengah jumlah

dari periode saat ini;

2. Jumlah yang terlalu besar tersebut dilakukan formatur untuk mengakomodasi rekomendasi

atau usulan yang diberikan oleh PC atau bahkan ‘senior’. Ke depan proses akomodasi ini

semata-mata tidak hanya memperhatikan ‘niat baik’ formatur atau ketua dan sekretaris

bidang yang telah dipilih oleh formatur, melainkan juga harus lebih selektif dengan

memperhatikan faktor: 1) regulasi sebagaimana yang tertuang di dalam ART berupa

persyaratan seseorang bisa menempati posisi di dalam struktur PB PMII ; 2) kapasitas sesuai

dengan disiplin akademiknya atau talentanya, dan; 3) keterwakilan regional, dan;

3. Pemisahan struktur lembaga dari Bidang perlu dilakukan agar memberikan keleluasaan

merencanakan dan menjalankan program kerjanya dalam jangka menengah dan panjang

yang sudah barang tentu membutuhkan keberlanjutan (sustainable) setiap periode atau

masa khidmat PB PMII.

Page 10: reformulasi tata institusi

10 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

Usulan Terkait dengan Pemilihan Ketua Umum dalam Setiap Jenjang

1. Setiap Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum dalam Kongres, Konferkoorcab, Konfercab, RTK,

atau RTR harus dimuat di dalam Peraturan Organisasi. Sifatnya final dan tidak bisa dirubah di

dalam proses pra pemilihan (Tatib Pemilihan). Kenapa hal ini perlu dilakukan? Dalam banyak

kasus Tatib Pemilihan seringkali dimanipulasi dengan memanfaatkan rendahnya

pemahaman pengurus atau kader terhadap regulasi yang ada di PMII. Walhasil, seringkali

Tatib justru menyalahi payung hukum di atasnya (AD/ART atau Peraturan Organisasi).

2. Perlu ada bulan khusus Konferkoorcab, Konfercab, RTK, dan RTR. Mengapa perlu? Dalam

pengamatan kami seringkali pada saat digelarnya momentum pemilihan banyak institusi

yang baru melakukan regenerasi kepengurusan. Atau, dalam kasus lain regenerasi pengurus

baru dilakukan setelah digelarnya momentum pemilihan. Menurut pendapat kami, sangat

tidak bijak memberikan hak yang sama sementara bahan bacaannya sudah berbeda. Maksud

dari hal ini adalah pengurus baru hasil regenerasi tidak memiliki kesempatan yang sama

dengan pengurus lain yang sudah berjalan setengah atau bahkan sudah menjelang akhir

periode dalam menilai LPJ dan kapasitas seseorang untuk dipilih sebagai Ketua Umum.

Dengan demikian perlu di atur secara lebih rinci. Hak dan kewajiban bisa sama jika posisinya

sudah setara.

a) Regulasi terkait dengan hal ini perlu diatur di dalam ART atau PO;

b) PB menyusun kalender Konferkoorcab, Konfercab, RTK, dan RTR;

c) Perlu ada pemahaman dan kemauan dari semua jenjang pengurus mengingat untuk

memulai hal ini bukan perkara mudah;

d) Pada masa transisional, perlu ada klausul yang menyatakan bahwa: i) PKC, PC, PK, dan

PR yang belum mencapai setengah tahun sejak kesepakatan ini menjadi regulasi di

dalam AD/ART maka bisa melanjutkan masa kepengurusannya hingga waktu

pelaksanaan regenerasi sebagaimana yang tercantum di dalam kalender regenerasi

pengurus yang disusun dan tetapkan oleh PB PMII. Pengurus yang telah melewati masa

enam bulan kepengurusan harus tunduk dan mengikuti kalender regenerasi pengurus

meskipun usia kepengurusannya hanya tujuh bulan; ii) Ketua Umum yang menjalankan

kepengurusannya dalam range 7-10 bulan (terhitung sejak tanggal SK) boleh

mencalonkan atau dicalonkan kembali dalam Konferkoorcab, Konfercab, RTK, dan RTR,

dan; iii) Ketua Umum di atas 10 bulan tidak boleh mencalonkan atau dicalonkan kembali

dalam Konferkoorcab, Konfercab, RTK, dan RTR.

Kenapa hanya perlu disusun dan tetapkan oleh PB PMII? Kalender regenerasi pengurus

sifatnya konstan tetapi dapat dirubah jika situasinya berbeda dengan masa normal yang

Page 11: reformulasi tata institusi

11 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

berpotensi menghambat digelarnya pelaksanaan regenerasi, misalnya terjadi gejolak

politik nasional yang disertai huru-hara atau misalkan terkait dengan liburan panjang

dalam Idul Fitri yang tidak memungkinkan kebanyakan anggota atau pengurus hadir.

KALENDER REGENERASI PENGURUS

Jenjang

Pemilihan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Kongres Februari - Mei - Agustus -

Konferkoorcab April - Juli - Oktober -

Konfercab Juni September Desember Maret Juni September

RTK Agustus November Februari Mei Agustus November

RTR Oktober Januari April Juli Oktober Januari

Contoh model kalender regenerasi pengurus.

3. Usulan kami mengenai mekanisme suara di dalam Kongres yakni proporsi suara berdasarkan

jumlah kader (bukan anggota). Apa motivasinya? Pertama, memotivasi dimilikinya database

yang terus up to date. Dalam hal ini, PC ‘dipaksa’ untuk menjalankan fungsi administrasi di

mana setiap kader teregistrasi dengan baik. Database yang dimiliki oleh PC menjadi input

bagi PKC dan PB sehingga PMII memiliki database kader baik lokal, provinsional dan

nasional. Up date database dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali oleh PC kepada PKC dan PB.

Penyusunan database mengacu kepada formulir khusus yang dapat dikirimkan melalui pos

atau secara online melalui situs PB PMII; Kedua, merangsang pengurus cabang untuk

melakukan penguatan kaderisasi di mana salah satu bagian terpentingnya adalah melakukan

rekrutmen; Ketiga, proporsi suara berdasarkan mekanisme block vote yakni suara setiap PC

bergantung pada jumlah kader yang dimilikinya. Contoh dari hal ini adalah: jumlah kader di

bawah 200 orang maka jumlah suara yang dimilikinya adalah 1 (satu), jumlah kader 200-399

maka jumlah suara yang dimilikinya adalah 2 (dua), jumlah kader 400-699 maka jumlah

suara yang dimilikinya adalah 3 (tiga), dan jumlah kader di atas 700 maka jumlah suara yang

dimilikinya adalah 4 (empat). Pemilih tetap 1 (satu) orang dan kertas suara yang diberikan

juga hanya berjumlah 1 (satu) lembar tetapi nilai kertas suara tersebut berbeda sesuai

dengan aturan jumlah suara berdasarkan proporsi kader. Hal ini juga berlaku dalam

pemilihan Ketua Umum PKC dan PC tetapi dengan hitungan proporsi suara yang berbeda.

PKC memiliki suara pada saat Kongres. Suara PKC juga menggunakan mekanisme block vote.

PKC yang memiliki jumlah PC dibawah 12 mendapat 1 (satu) suara). PKC yang memiliki

jumlah PC lebih dari 12 mendapat 2 (dua) suara.

Catatan: block vote di atas hanya merupakan contoh.

Page 12: reformulasi tata institusi

12 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

4. Mengingat semua jenjang PMII diharapkan dapat menjalankan kalender regenerasi maka

formatur Kongres tidak diperkenankan menyusun struktur lebih dari 15 hari terhitung sejak

hari berakhirnya Kongres. Adapun formatur Konferkoorcab dan Konfercab tidak

diperkenankan menyusun struktur lebih dari 10 hari terhitung sejak berakhirnya

Konferkoorcab dan Konfercab.

Page 13: reformulasi tata institusi

13 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

Usulan Terkait Pengurus Koordinator Cabang

Daftar Inventarisasi Masalah

1. Fungsi PKC tidak memiliki kejelasan: tidak mempunyai otoritas instruktif terhadap PC;

2. Tidak semua PC berada di bawah PKC sehingga tidak ada standarisasi struktur dalam

‘organisasi kader’;

3. PKC masih dilihat sebagai institusi complement sehingga eksistensinya tidak terlalu

dibutuhkan meskipun ada wilayah atau provinsi yang sudah memenuhi persyaratan

pendirian PKC;

4. Meskipun banyak PC berada di bawah koordinasi PKC ternyata tidak semua PC mengajukan

surat permohonan rekomendasi SK dari PKC . Surat permohonan dari PC langsung ditujukan

kepada PB tanpa disertai surat rekomendasi.;

5. Adanya pasal karet masa kepengurusan yakni minimal 2 tahun dan maksimal 2 tahun 6

bulan.

Usulan Perubahan yang Ditawarkan

1. PKC berubah nama sehingga fungsinya tidak hanya sekedar mengkoordinasi, misalnya

Pengurus Wilayah. Ada atau tidak perubahan nama fungsinya harus tetap diperkuat;

2. PKC berbasis provinsi di mana terdapat minimal dua PC. Bilamana hal ini tidak dimungkinkan

seperti PC Denpasar maka kedudukannya berada di PKC Jawa Timur atau PKC NTB (bila nanti

terbentuk). Jika dibenarkan atas alasan geo-strategi maka khusus untuk PKC Jakarta

kedudukannya diperluas menjadi PKC Jabodetabek yang meliputi Pengurus Cabang Bekasi,

Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Ciputat (Tangerang Selatan).

3. PKC memiliki hak berpendapat dan bersuara dalam Kongres;

4. PKC membuat dan memiliki strategi pengembangan wilayah yang harus dipatuhi oleh

seluruh PC;

5. PKC diberikan otoritas untuk menegakkan disiplin kepengurusan di tingkat PC jika terjadi

pelanggaran-pelanggaran administratif;

6. Semua PC harus berada di bawah koordinasi PKC tanpa terkecuali;

7. Perlu ditegaskan bahwa PB tidak boleh mengeluarkan SK Pengurus Cabang tanpa terkecuali

bila tidak disertai rekomendasi tertulis dari PKC. Ada banyak kasus di mana PC yang telah

berada di dalam koordinasi PKC mendapatkan SK dari PB tanpa ada rekomendasi tertulis dari

PKC;

8. PKC dengan memperhatikan AD/ART, Peraturan Organisasi, dan Konsideran Konfercab wajib

memberikan rekomendasi tertulis kepada PB untuk memberikan SK PC;

Page 14: reformulasi tata institusi

14 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

9. Periode PKC adalah 2 tahun 3 bulan. Tidak boleh lebih dari 2 tahun 3 bulan dan tidak boleh

kurang dari 2 tahun 1 bulan 15 hari;

a. Jika terjadi Konferkoorcab Luar Biasa maka masa kepengurusan berikutnya hanya

melanjutkan sisa waktu dari periode sebelumnya. Ketua Umum yang terpilih dalam

Konferkoorcab Luar Biasa dapat dipilih kembali dalam Konferkoorcab berikutnya;

b. Jika terjadi sengketa dalam pemilihan dan secara otomatis mengakibatkan mundurnya

waktu regenerasi maka waktu kepengurusan tetap dihitung mulai dari Kalender

Konferkoorcab yang dibuat oleh PB PMII.

Page 15: reformulasi tata institusi

15 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

Pengurus Cabang

Daftar Inventarisasi Masalah

1. Masih adanya Pengurus Cabang yang berbasis Kecamatan padahal seharusnya PC berbasis

Kabupaten atau Kota;

2. Masih adanya status PC istimewa yang tidak jelas definisi dan konsepnya. Kenapa ada PC

yang tidak memiliki komisariat? Kenapa masih ada PC yang enggan membentuk komisariat

padahal di sekitarnya terdapat beberapa perguruan tinggi?;

3. Masih adanya mindset yang menyatakan bahwa PC adalah institusi federal yang boleh atau

tidak mematuhi instruksi PB PMII;

4. Adanya pasal karet dalam masa kepengurusan yakni minimal satu tahun dan maksimal 1

tahun 6 bulan.

Perubahan yang Ditawarkan

1. Semua PC harus berbasis Kabupaten atau Kota. Tidak ada lagi PC berbasis atau bernama

kecamatan;

2. Semua status keistimewaan PC harus dihapus mengingat posisi setiap PC setara dalam hak

dan kewajiban;

3. Semua PC harus mematuhi instruksi Pengurus Besar mengingat PMII adalah institusi kader

yang memiliki kedisiplinan terhadap nilai dan institusi kepemimpinan;

4. Semua PC yang akan mengadakan kegiatan PKL harus mengajukan permohonan

persetujuan dan mendapatkan persetujuan dari PB PMII;

5. Semua PC yang akan mengadakan kegiatan PKL harus didampingi oleh instruktur kader PB

PMII yang berperan sebagai fasilitator dan narasumber materi-materi kunci;

6. Semua PC yang akan mengadakan kegiatan PKD harus didampingi oleh instruktur kader PKC

PMII yang berperan sebagai fasilitator dan narasumber materi-materi kunci;

7. PC harus menyediakan beberapa narasumber yang akan menyampaikan materi-materi inti

dalam kegiatan Mapaba yang diselenggarakan oleh PK dan PR;

8. Periode PC adalah 1 tahun 3 bulan. Tidak boleh lebih dari 1 tahun 3 bulan dan tidak boleh

kurang dari 1 tahun 2 bulan 15 hari.

a. Jika terjadi Konfercab Luar Biasa maka masa kepengurusan berikutnya hanya

melanjutkan sisa waktu dari periode sebelumnya. Ketua Umum yang terpilih dalam

Konfercab Luar Biasa dapat dipilih kembali dalam Konfercab berikutnya.

Page 16: reformulasi tata institusi

16 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

b. Jika terjadi sengketa dalam pemilihan dan secara otomatis mengakibatkan mundurnya

waktu regenerasi maka waktu kepengurusan tetap dihitung mulai dari Kalender

Konferkoorcab yang dibuat oleh PB PMII.

Page 17: reformulasi tata institusi

17 | Reformulasi Tata Kaderisasi PKC PMII DKI Jakarta

Catatan Kecil

Jika beberapa formula perubahan tadi berhasil disepakati maka bisa jadi dalam Kongres yang akan

dilangsungkan pada bulan Februari di Banjarmasin, Kalimantan Selatan tidak akan berjalan

sebagaimana lazimnya mengingat PB PMII belum memiliki database. Bisa jadi, format Kongres

adalah Pendemisioneran dan Pemilihan Ketua Umum dan Formatur terlebih dahulu, baru kemudian

pembahasan dan penetapan AD/ART dan Peraturan Organisasi.

Did You Know?

Kenapa ada nama KOPRI jika ada KOHATI?

Kenapa ada nama Pengurus Koordinator Cabang (PKC) jika ada Badan Koordinasi Cabang (BADKO)?

Kenapa ada istilah Nilai Dasar Pergerakan (NDP) jika ada Nilai Dasar Perjuangan (NDP)?