Komas Sebagai Institusi Sosial

26
Komunikassi Massa Sebagai Institusi Sosial BAB I PENDAHULUAN Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa, baik media elektronik maupun media cetak. Komunikasi massa sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat pada masa ini karena setiap kegiatan masyarakat selalu mengandalkan media massa. Pentingnya media massa dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada kehidupan mahasiswa contohnya ketika mahasiswa diberi tugas oleh dosennya, mereka menggunakan media baru yaitu internet. Media ini sangat mempermudah mahasiswa dalam memperoleh bahan yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Selain itu, media massa ini digunakan oleh masyarakat untuk menjalin hubungan dengan masyarakat lain melalui jejaring sosial. Tidak hanya itu saja, media massa pun dapat dijadikan media hiburan. Perkembangan media massa pun sangat cepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang. Kebutuhan masyarakat ini pula yang membentuk norma-norma baru dari komunikasi massa itu sendiri. Norma-norma baru yang terbentuk tanpa disadari oleh masyarakat tersebut 1

Transcript of Komas Sebagai Institusi Sosial

Page 1: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

BAB I

PENDAHULUAN

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media

massa, baik media elektronik maupun media cetak. Komunikasi massa sangat

berpengaruh bagi kehidupan masyarakat pada masa ini karena setiap kegiatan

masyarakat selalu mengandalkan media massa.

Pentingnya media massa dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada

kehidupan mahasiswa contohnya ketika mahasiswa diberi tugas oleh dosennya,

mereka menggunakan media baru yaitu internet. Media ini sangat mempermudah

mahasiswa dalam memperoleh bahan yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan

tugas tersebut. Selain itu, media massa ini digunakan oleh masyarakat untuk

menjalin hubungan dengan masyarakat lain melalui jejaring sosial. Tidak hanya

itu saja, media massa pun dapat dijadikan media hiburan.

Perkembangan media massa pun sangat cepat sesuai dengan kebutuhan

masyarakat yang semakin berkembang. Kebutuhan masyarakat ini pula yang

membentuk norma-norma baru dari komunikasi massa itu sendiri. Norma-norma

baru yang terbentuk tanpa disadari oleh masyarakat tersebut menimbulkan

institusi-institusi sosial yang melekat pada kehidupan masyarakat sehari-hari.

1

Page 2: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

1. Komunikasi Massa

Meletzke menyatakan, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk

komunikasi yang menyampaikan pertanyaan secara terbuka melalui media

penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang

tersebar (Rakhmat, 2003: 188). Istilah tersebar menunjukan bahwa

komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat,

tetapi tersebar di berbagai tempat.

Definisi komunikasi massa yang dikemukakan Wright nampaknya

merupakan definisi yang lengkap yang dapat menggambarkan

karakteristik komunikasi massa secara jelas. Menurut Wright, bentuk baru

komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki

karakteristik utama yaitu, diarahkan pada khalayak yang relatif besar,

heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat

mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas;

komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang

kompleks yang melibatkan biaya besar.

Rahmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa menjadi:

“Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan

kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui

media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima

secara serentak dan sesaat.” (Rakhmat, 2003: 189).

2. Institusi Sosial

Institusi sosial adalah pola-pola yang terorganisir mengenai kepercayaan-

kepercayaan dan tingkah laku yang berpusat pada kebutuhan-kebutuhan

2

Page 3: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

sosial dasar. Mengutip Horton dan Hunt, Robert MZ Lawang, 1986

mengatakan bahwa institusi sosial adalah suatu sistem hubungan sosial

terorganisasi, yang memperlihatkan nilai-nilai dan prosedur-prosedur

bersama, dan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu dari

masyarakat.

Untuk meperdalam pemahaman kita mengenai insitusi sosial kita ikuti

juga beberapa pandangan dari para sosiolog (Soekanto, 2006: 173) yang

lainnya berikut ini. Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat

institusi sosial atau lembaga kemasyarakatan dari sudut fungsinya.

Menurut mereka lembaga kemasyarakatan merupakan suatu jaringan

proses-proses hubungan antara manusia dan antara kelompok manusia

yang berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola-

polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan

kelompoknya.

Sumner mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-

cita, sikap dan perlengkapan kebudayaan, bersifat kekal serta bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Urgensinya adalah

agar ada keteraturan dan integrasi dalam masyarakat.

Pengertian istilah institusi sosial dalam bahasa Inggris adalah social

institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai pranata

sosial. Hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan

mengatur perilaku para anggota masyarakat. Ada pendapat lain

mengemukakan bahwa institusi sosial merupakan sistem tata kelakukan

dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi

berbagai macam kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Sedangkan menurut Koentjaraningrat, institusi sosial merupakan satuan

norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk

keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

3

Page 4: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

Dari defenisi-defenisi itu, jelas bagi kita bahwa institusi bukan gedung,

sekelompok orang atau organisasi tertentu. Institusi pada dasarnya

merupakan sistem, pola hubungan atau kebiasaan yang dilakukan oleh

manusia. Kebiasaan itu memiliki polanya sendiri, memiliki tujuan dan

nilai yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Meskipun institusi sosial merupakan suatu konsep yang abstrak, ia

memiliki sejumlah ciri dan karakter yang dapat dikenali. Menurut J.P

Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-ciri Umum Institusi Sosial"

(General Features of Social Institution) menguraikan sebagai berikut:

a. Institusi sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku

yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-

hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan

unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang

fungsional.

b. Institusi sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu.

Oleh karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang

berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus

dipelihara dan dibakukan.

c. Institusi sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga

pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga

lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.

d. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta

masjid, gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.

e. Institusi sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau

simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis

menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya,

cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan

untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk

sekolah.

4

Page 5: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

f. Institusi sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang

merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin

kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.

Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut pula

mengemukakan karakteristik dari institusi sosial. Menurutnya terdapat

sembilan ciri khas (karakteristik) institusi sosial sebagai berikut:

a. Setiap institusi sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus

masyarakat.

b. Setiap institusi sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari

anggotanya.

c. Dalam institusi sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian

tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.

d. Ada saling ketergantungan antar institusi sosial di masyarakat,

perubahan institusi sosial satu berakibat pada perubahan institusi sosial

yang lain.

e. Meskipun antar institusi sosial saling bergantung, masing-masing

institusi sosial disusun dan diorganisasi secara sempurna di sekitar

rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.

f. Ide-ide institusi sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota

masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.

g. Suatu institusi sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.

h. Setiap institusi sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.

i. Suatu institusi sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi

kelompoknya.

3. Komunikasi Massa Sebagai Institusi Sosial

Salah satu yang menjadi kebutuhan dalam kehidupan bersama adalah

sarana untuk menyampaikan atau menyebarluaskan informasi kepada sesa

anggota masyarakat. Pada masyarakat tradisional, institusi komunikasi

lebih banyak diselengggarakan pada forum-forum dan saluran tradisional

misalnya komuniksi tatap muka.

5

Page 6: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

Komunikasi massa merupakan bentuk sekaligus cara melembaganya

komunikasi sosial. Dengan sarana dan kebiasaan yang terselenggara

melelui komunikasi massa, masyarakat telah mempunyai ekspektasi

tertentu yang khas, dan juga telah terbiasa untuk berkomunikasi dengan

jalan itu.

Apresiasi dan pemahaman yang lebih jauh tentang komunikasi massa

sebagai suatu institusi sosial menuntut suatu konsiderasi mengenai

hubungan dengan antara institusi-institusi komunikasi massa dengan

institusi sosial yang lain seperti pemerintah, struktur ekonomi, keluarga,

dan lain sebagainya. Yang menjadi fokus adalah fungsinya sebagai suatu

lembaga atau prantara sosial. Sedangkan fungsi dan disfungsi tadi lebih

mengkhusus untuk pribadi, kelompok masyrakat dan masyarakat secara

umum dari media tertentu sebagai individu, atau bahkan lebih detil lagi

hanya bagian dari suatu media (maksudnya Cuma isi tertentu saja).Peran

media massa secara institusi sosial secara keseluruhan ternyata mengalami

pergeseran-pergeseran.

B. Perkembangan Komunikasi Massa Sebagai Institusi Sosial

Pada mulanya media massa diciptakan untuk keperluan menyampaikan

sesuatu (informasi) kepada khalayak ramai. Perkembangan berikutnya terjadi

dalam wujud atau bentuk media sendiri, yaitu dengan datang media massa

baru. Setelah surat kabar, menyusul muncul radio, lau belakangan televisi.

Dengan demikian ditengan kehidupan sebagai besar masyarakat, kini media

massa sebagai suatu pranata sosial untuk kebutuhan berkomunikasi massa

telah menjadi kenyataan sehari-hari.

Terbentuknya institusi sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan

keteraturan kehidupan bersama. Untuk mendapatkan keteraturan hidup

bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai paduan

bertingkah laku.

6

Page 7: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja. Namun,

lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar.

C. Kegunaan Komunikasi Massa Sebagai Institusi Sosial

1. Fungsi Bisnis

Media massa mengiklankan sesuatu mensponsori suatu produk atau

kegiatan mempromosikan suatu ide kegiatan ataupun produk termasuk

untuk diri media itu sendiri. Bahkan kini media massa sebagai suatu bisnis

merupakan prantara niaga yang cukup besar. Ada beberapa media massa

yang bahkan memiliki anak-anak perusahaan yang bergerak baik dibidang

media massa sendiri atau yang bekembang ke bidang lain yang bukan

media.

2. Fungsi Politis

Media massa dapat mendukung atau menolak ide tokoh tertentu. Karena

setiap media ada khalayaknya maka sikap politik suatu media biasanya

berpengaruh pula pada masyarakat luas. Secara institusi media mempunyai

visi, misi, dan ideologi yang akan berpengaruh terhadap fungsi politis

media. Misalnya sebuah media yang berafiliasi kepada satu partai politik,

maka media massa tersebut akan terus mendorong kepentingan partai

tersebut. Kepentingan-kepentingan diluar partai tersebut akan ditolak dan

kontra bagi media tersebut.

3. Fungsi Sosial

Media massa sebagai institusi sosial juga bertanggungjawab dalam bidang-

bidang sosial. Tanggung jawab sosial media yang diwujudkan dalam

Corporate social responsibility merupakan wujud nyata peran sosial

media. Dana-dana yang dihimpun media diperuntukan untuk kegiatan

sosial semacam bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami, dan

tanah longsor. Selain itu selama ini media juga memberikan bantuan

berupa beasiswa bagi kalangan tidak mampu, pengobatan gratis dan

sebagainya. Fungsi sosial lain dari media misalnya adalah menyediakan

rubrik jodoh, dan menjembatani persoalan-persoalan sosial lainnya.

7

Page 8: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

4. Fungsi Organisator

Media massa mengorganisasikan orang dalam bentuk kelab-kelab remaja

kumpulan ibu-ibu pembaca majalah wanita. Fungsi ini dilakukan media

dengan berbagai tujuan misalnya mengelola segmentasi pasar atau

khalayak mereka atau bahkan hanya mengelola bagian dari rubrik atau

program acara mereka. Misalnya salah satu radio swasta di Jakarta

menjembatani dan mengorganisator para pendengarnya dan membuat

program jalan atau wisata bersama ke suatu tempat.

5. Fungsi Ekonomis

Kelompok usaha media massa telah menjadi kekuatan ekonomi tersendiri

yang berpengaruh: Perkemabangan industri media telah mendorong

pertumbuhan ekonomi baru bagi media itu sendiri mapun sektor-sektor

lainnya. Misalnya tersedianya lapangan kerja baru dibidang media.

Lapangan kerja itu tidak hanya dari dalam media tapi juga di sektor-sektor

luar media sebagai perpanjangan tangan media misalnya pengecer koran,

biro iklan, productions house dan sebagainya.

Dalam suatru institusi sosial selalu ada apa yang disebut dengan pengendalian

sosial (social control). Hal ini berfungsi tidak hanya untuk mengamati tetapi

juga mengendalikan warganya agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai

yang berlaku. Kontrol sosial erat kaitannya pengendalian sosial, karena

perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya ditiap bidang telah

diwadahi oleh pranata tertentu. Pada dasarnya setiap orang diharapkan untuk

berperilaku hidup yang mempertimbangkan keberadaan orang lain

disekitarnya. Artinya jika tidak dipenuhi seluruh ataupun jika tidak dapat

dipenuhi sebagaimana mestinya, maka masyarakat tidak terlalu

memperdulikanya. Misalnya setiap anggota masyarakat diharapkan untuk

berperilaku yang bertanggung jawab untuk ketenteraman dan keamanan

lingkungan tempat ia bermukim. Masyarakat kemudian mengamati dan

mengendalikan agar warga masyarakat ditempat terwujud berprilaku sesuai

dengan norma dan nilai yang berprilaku. Dengan kata lain mereka lakukan

social control.

8

Page 9: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

Seberapa jauh media massa ampuh melaksanakan fungsi social control

ditentukan oleh tingkat integrasi media massa dalam penilaian warga

masyarakat yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan integrasi media massa

adalah sejauh mana media massa yang bersangkutan oleh masyarakat dinilai

jujur, konsisten dan konsekuen dalam melaksanakan peranannya selama ini.

Media massa juga turut membantu mengumpulkan dan menyalurkan aspirasi

masyarakat dalam perumusan suatu ketentuan hukum serta aturan lain yang

menyangkut perilaku masyarakat disuatu bidang. Berarti media massa turut

dalam penciptaan sistem hukum yang dimaksud untuk masyarakat yang

bersangkutan.

Sebagai representasi dari masyarakat sipil (civil society) media massa

bartanggungjawab menjalankan kontrol sosialnya. Kontrol sosial oleh media

massa di atur dalam undang-undang tentang pers nomor 40 tahun 1999.

Contoh dari salah satu fungsi komunikasi massa dalam membentuk norma

masyarakat yang baru adalah berhasilnya pemasaran mobil esemka. Mobil

Esemka adalah hasil rakitan siswa-siswa  SMKN 2 dan SMK Warga

Surakarta, yang 80 persen komponennya dibuat di Batur, Klaten.

Dua mobil bertipe Super Utility Vehicle (SUV) warna hitam metalik itu

diciptakan para siswa dengan dukungan Kiat Motor dan Autocar Industri

Komponen.

Setelah media massa memberitakan bahwa mobil rakitan siswa itu sebagai

mobil dinas wali kota Solo, tiba-tiba saja Esemka bukan lagi sebagai mobil

sebagai alat mobilitas. Ucapan Bibit Waluyo jelas menyiratkan bahwa oleh

Jokowi, mobil itu telah dimanfaatkan sebagai bahan komunikasi politik

dengan harapan muncul pencitraan tentang sosok Jokowi yang apresiatif dan

mendukung karya anak bangsa.

9

Page 10: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

Gambar 1 Mobil Esemka & Joko Widodo

Ada kerangka teori yang bisa menjelaskan hal itu, yakni teori komunikasi

politik empati. Menurut teori ini, komunikasi politik diukur dari keberhasilan

komunikator (subjek komunikasi) memproyeksikan diri dalam sudut pandang

orang lain. Komunikasi politik berhasil apabila dapat menanamkan citra diri si

komunikator dalam suasana alam pikiran masyarakat, atau secara ringkas,

membangun empati masyarakat.

Jika Bibit seorang teoretikus, mungkin dia akan mengatakan kalau keputusan

menggunakan Esemka sebagai mobil dinas lebih pas dipandang sebagai

bagian dari komunikasi politik simbolik dan bukan sebagai keputusan

kebijakan publik. Dalam komunikasi politik itu, elemen-elemen simbolik lebih

kuat dibandingkan elemen-elemen rasional. Pertimbangan-pertimbangan

rasional-teknis seperti misalnya aspek uji kelayakan, sertifikasi produk berada

di belakang pertimbangan-pertimbangan pesan simbolik seperti apresiasi

terhadap kreativitas, nasionalisme, kebanggaan pada karya anak bangsa, dan

semacamnya.

D. Kerugian Komunikasi Massa Sebagai Institusi Sosial

Tidak perlu diragukan lagi bahwa media massa menyentuh semua aspek

kehidupan kita pada setiap saat, setiap hari. Sebelum berangkat ke kantor, kita

10

Page 11: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

menonton TV atau membaca koran untuk mengetahui apa yang sudah terjadi

kemarin, atau bahkan dini hari tadi.

Tetapi apakah selalu begitu? Bagaimana jika beberapa media massa

mengemban misi tertentu? Selama misi tersebut untuk mendidik dan

mencerdaskan pembaca dan penontonnya, tentu itu tugas mulia tambahan si

media massa. Tetapi, apabila terjadi pembodohan apakah masih bisa disebut

media massa? Kita jangan lupa, semakin besar perusahaan media itu, semakin

besar juga jejaringnya. Sebagai contoh, ada satu perusahaan media yang hanya

menerbitkan satu majalah saja; ada lagi perusahaan media yang menerbitkan

sebuah koran dan majalah-majalah.

Bagaimana jika ada perusahaan media yang menerbitkan majalah-majalah

"bermasalah?" Kalau kita terlalu malas untuk mencari tahu sisi lain dari

sebuah berita dan terlalu malas untuk menimbang mana yang benar dan mana

yang berbohong, baiknya kita berdiam dan tutup mulut saja dari pada

melakukan hal-hal yang lebih bodoh.

Tayangan dunia kriminal yang menarik, bertepatan dengan perkembangan dan

semakin beragamnya dunia kriminal secara faktual di lapangan. Tidak ada

habisnya inovasi variasi acara yang ditayangkan, juga seiring dengan semakin

langgengnya bentuk tindak kriminalitas yang tidak menampakkan sinyal akan

surut.

Akhirnya, semua kemajuan penayangan acara kriminal pada stasiun televisi,

pararel dengan peningkatan jumlah kriminalitas yang terjadi di masyarakat. 

Angka kejahatan yang semakin meningkat ini berakibat pula kepada format

acara yang semakin variatif, yang akhirnya kesemuanya bermuara kepada

keuntungan besar yang didapat media televisi dari siaran kriminal tersebut.

Akhirnya, keuntungan besar ini sedikit demi sedikit menutup tingkat

11

Page 12: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

sensitivitas pemilik media akan analisis seberapa besar pengaruh yang

diakibatkan tayangan kriminal itu.

Gambar 2 Grafik Peningkatan Kriminalitas

Sama halnya dengan tayangan-tayangan bentuk kejahatan yang dikemas

sedemikian rupa sehingga sangat menarik untuk ditonton. Sebab selain

dijelaskan bentuk kejahatannya, juga dilengkapi dengan adegan bagaimana

kejahatan itu dilakukan. 

 

Oleh karena itu, sangat jelas dan wajar kalau ada yang mengatakan bahwa

kalau mau menjadi penjahat maka sekolahnya adalah di rumah sendiri,

gurunya adalah acara kriminal di televisi. Pasalnya, semuanya sudah lengkap,

selain dapat memilih bentuk kejahatannya, kita juga akan dibekali dengan trik-

trik bagaimana kejahatan itu dilakukan.

Hal ini tidak akan pernah kita temukan di suatu lembaga pendidikan mana

pun. Kalaupun memang ada kelompok-kelompok tertentu yang mengajarkan

tindak kriminal, mereka sulit ditemukan karena kelompok penjahat ini

biasanya melakukannya secara diam-diam.

Tetapi sekali lagi, televisi dengan tayangan kriminalnya telah banyak

12

Page 13: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

memberikan pendidikan kriminal secara terbuka kepada semua orang, baik

laki-laki maupun perempuan. Anak-anak maupun dewasa, bahkan orang tua

bangka sehingga tindak kriminal pun kini lebih beragam, tidak memandang

usia dan jenis kelamin.

Tidak sedikit kejahatan dilakukan oleh bocah, orang tua, bahkan perempuan

yang dianggap selama ini sebagai kaum lemah. Akan tetapi, secara kasat mata

ternyata tidak sedikit perempuan yang melakukan pembunuhan atau tindak

kejahatan lainnya.

Kita tidak habis pikir tentang fenomena yang satu ini sebab kita pun

menyadari bahwa dalam semua bentuk reka ulang itu terlibat pihak penegak

hukum di dalamnya, yaitu kepolisian. Buktinya, segala bentuk reka ulang

tindak kejahatan itu tidak mungkin bisa dilakukan oleh sebuah stasiun televisi

kalau tidak ada izin atau kerja sama dengan pihak kepolisian.

Dalam konteks inilah, sesungguhnya berita kriminal yang mulanya menyaran

pada pengeliminasian kejahatan dengan efek jeranya, justru menjadi semacam

pendidikan kepada masyarakat tentang suatu perbuatan yang ditayangkan

dalam reka ulang. Jelas media massa dalam hal ini tidak sendirian, tetapi ada

juga institusi lain, yaitu kepolisian dalam menayangkan sebuah acara kriminal.

Suatu tatanan masyarakat yang harmonis, bebas dari tindak kejahatan dan

kekerasan ternyata kini hanya khayalan. Mungkin perlu disadari, selain pihak

televisi harus menganalisis dan berfikir kembali untuk menayangkan segala

bentuk tindak kriminal dengan segala kemasannya sebab menimbulkan efek

negatif. Penegak hukum juga selayaknya lebih menyelaraskan langkahnya

dengan tindakan yang tidak menimbulkan efek negatif seperti di atas.

13

Page 14: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

BAB III

PENUTUP

Di dalam kehidupannya manusia membutuhkan lembaga sosial di dalam proses

pemenuhan kebutuannya. Masyarakat misalnya memerlukan suatu lembaga atau

pranata dalam memenuhi kebutuhan manusia dalam hal pendidikan, untuk itu ada

wadahnya yaitu pranata pendidikan dalam hal ini sekolah. Begitupun halnya

dengan adanya media massa sebagai solusi di dalam proses kebutuhan manusia

mengenai segala informasi dan untuk keperluan komunikasi yang menyangkut

orang banyak, pranatanya adalah komunikasi massa. Komunikasi massa

merupakan bentuk sekaligus cara melembaganya komunikasi sosial.

Komunikasi massa sebagai suatu institusi sosial memerlukan konsiderasi

mengenai hubungan-hubungan antara institusi-institusi komunikasi massa dengan

insitusisosial lainnya, misalnya pemerintah, struktur ekonomi, keluarga, dan lain

sebagainya.

Dikatakan sebagai sebuah institusi sosial karena media massa merupakan budaya

hasil cipta manusia, dimana ia berfungsi sebagai pengamat masyarakat (social

control). Apabila kita membaca surat kabar/majalah maka berita yang kita baca

merupakan hasil interaksi antara sistem komunikasi massa dengan sistem-sistem

sosial hasilnya seperti misalnya sistem politik dan sistem ekonomi. Sistem

komunikasi massa dapat mempengaruhi sistem pendidikan misalnya sistem

komunikasi massa yang terlalu berorientasi untuk mencapai keuntungan, sehingga

segala sesuatunya diarahkan untuk mendapatkan uang. Bagi pendidikan hal ini

dapat menimbulkan dampak yang negatif.

Pada mulanya media massa diciptakan untuk keperluan untuk menyampaikan

segala informasi kepada khalayak ramai. Media massa memberikan banyak hal

yang dapat diserap oleh setiap anggota masyarakat antara lain ikut membentuk

perilaku anggota masyarakat tersebut. Proses ini sebenarnya sudah dimulai pada

14

Page 15: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

permulaan kehidupan seseorang adalah keluarga, sekolah tempat kerja

lingkungan sosial dan media massa. Keluarga adalah sumber pertama, karena dari

keluargalah, seseorang mendapatkan nilai-nilai dan norma-norma dalam

hidupnya.

Sebagai pranata yang tumbuh untuk memfungsikan dirinya di tengah masyarakat,

dalam perkembangannya telah terjadi perluasan fungsi media massa baik itu

dengan mengambil alih sebagian fungsi yang tadinya diemban oleh pranata sosial

lainnya, ataupun berbagi secara bersama-sama menjalankan fungsi tersebut.

Transfer fungsi diantara institusi-institusi sosial memang suatu hal yang wajar

terjadi seiring dengan berkembangnya kehidupan masyarakat. Ada pranata yang

tadinya berfungsi tunggal sekarang jadi berfungsi ganda begitupun sebaliknya.

Misalnya, fungsi bisnis yang pada awalnya dipegang oleh pranata niaga, sekarang

juga dapat diambil alih oleh media massa, begitu juga dengan halnya hiburan

yang kadang kala setiap orang ingin memerlukan hiburan mereka dapat pergi

berwisata sekarang mereka akan berfikir ulang, mengapa kita mesti pergi jauh

untuk mencari hiburan kalau media dalam halai ini Televisi juga memberikan

fungsi Hiburan. Namun, tampaknya transfer atau peralihan fungsi tersebut tidak

sampai mengubah total fungsi utama dari pranata tersebut, namun berpengaruh

bagi penampilannya ditengah masyarakat luas.

Media massa secara keseluruhan seperti institusi sosial lainnya juga ternyata

mengalami pergeseran-pergeseran nilai atau terjadinya disfungsi didalamnya.

Sebagai pranata sosial media massa berfungsi melakukan pengendalian sosial

ditengah kehidupan masyarakat. Efektif atau tidaknya kontrol sosial yang

dilakukan oleh media massa akan tergantung pada integritas media massa itu

sendiri serta tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media massa tersebut.

Media massa sendiri menjadi objek pengendalian sosial yang dilakukan oleh

masyarakat, untuk keperluan itu bahkan diadakan sejumlah pranata lain seperti

badan sensor, komisi penyiaran indonesia, dewan kehormatan pers, dan

15

Page 16: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

sebagainya. Jadi, pengawasan sosial yang berlangsung sifatnya adalah timbal

balik antara media massa dengan masyarakat itu sendiri.

16

Page 17: Komas Sebagai Institusi Sosial

Komunikassi Massa Sebagai Institusi

Sosial

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Prenada Media. Jakarta. 2006.

Depari, Eduard & MacAndrews, Colin. Peran Komunikasi dalam Pembangunan.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1978.

Elvinaro dan Erdinaya. Komunikasi Massa; Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama

Media. Bandung. 2004 .

Nasution, Zulkarimein. Komunikasi Pembangunan. PT. RajaGrafindo. Jakarta.

1987.

Sutaryo. Sosiologi Komunikasi-Perspektif Teoritik. ArtiBumi Intaran,

Yogyakarta, 2005.

Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

1990.

http://ml.scribd.com/doc/55871473/Media-Massa-Sebagai-Pranata-Sosial

http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_sosial

http://yuriberbicara.blogspot.com/2011/11/komunikasi-massa-sebagai-lembaga-

sosial.html

17