LAPORAN SANITASI INSTITUSI

60
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi adalah suatu kebutuhan dasar manusia dalam kehidupannnya sehari-hari.Keadaan sanitasi suatu masyarakat, dapat menjadi gambaran tingkat kehidupannya. Bila sanitasinya baik, masyarakat itu dalam keadaan sejahtera. Demikian pula sebaiknya, bila keadaan sanitasinya buruk. Sanitasi lingkungan merupakan suatu usaha untuk mencapai lingkungan sehat melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya hal – hal yang memiliki dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelansungan hisup manusia. Seperti yang dikemukahkan oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO), bahwa kesehatn lingkungan adalah usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan akan menimbulkan hal – hal yang merugikan perkembangan fisika, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya. (UNICEF.2012) Usaha sanitasi merupakan usaha kesehatan yang meniti beratkan perhatian pada usaha pengendalian faktor lingkungan fisik yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal – hal yang merugikan bagi perkembangan 1

description

sanitasi hygine institusi pendidikan

Transcript of LAPORAN SANITASI INSTITUSI

Page 1: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sanitasi adalah suatu kebutuhan dasar manusia dalam kehidupannnya sehari-

hari.Keadaan sanitasi suatu masyarakat, dapat menjadi gambaran tingkat

kehidupannya. Bila sanitasinya baik, masyarakat itu dalam keadaan sejahtera.

Demikian pula sebaiknya, bila keadaan sanitasinya buruk.

Sanitasi lingkungan merupakan suatu usaha untuk mencapai lingkungan sehat

melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya hal – hal yang memiliki

dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelansungan hisup manusia.

Seperti yang dikemukahkan oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO), bahwa

kesehatn lingkungan adalah usaha pengendalian semua faktor yang ada pada

lingkungan fisik manusia yang diperkirakan akan menimbulkan hal – hal yang

merugikan perkembangan fisika, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya.

(UNICEF.2012)

Usaha sanitasi merupakan usaha kesehatan yang meniti beratkan perhatian

pada usaha pengendalian faktor lingkungan fisik yang mungkin menimbulkan

atau dapat menimbulkan hal – hal yang merugikan bagi perkembangan fisik,

kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Sanitasi lingkungan mempunyai ruang

lingkup diantaranya : penyedian air besih, pegelolaan air limbah, masalah sampah

dan jamban yang keadaannya di Indonesia belum mencapai seperti yang

diharapkan.

Sanitasi lingkungan sekolah lebih menekankan pada upaya pengawasan

pengendalian pada faktor lingkungan fisik manusia seperti keberadaan sekolah,

penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, tempat pembuangan

kotoran dan limbah atau air buangan dan kondisi halaman.(DINKES.2014)

Permasalahan sanitasi dalam bidang institusi pendidikan saat ini merupakan

suatu masalah yang harus dikaji dalam kehidupan masyarakat terutama di

Indonesia, inspeksi terhadap sanitasi intitusi pendidikan perlu dilakukan karena

1

Page 2: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

instansi pendidikan merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan drajat

kesehatan bagi para peserta didik dan guru yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana sanitasi, fasilitas serta sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri

Lawang 6?

2. Bagaimana sanitasi, fasilitas serta sarana dan prasarana yang ada di Akademi

Farmasi Putra Indonesia Malang?

3. Apakah sanitasi SD Negeri Lawang 6 dan Akademi Farmasi Putra Indonesia

malang sudah sesuai dengan peraturan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana sanitasi, fasilitas serta sarana dan prasarana

yang ada di SD Negeri Lawang 6.

2. Untuk mengetahui bagaimana sanitasi, fasilitas serta sarana dan prasarana

yang ada di Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang.

3. Untuk mengetahui apakah sanitasi SD Negeri Lawang 6 dan Akademi

Farmasi Putra Indonesia Malang sudah sesuai dengan peraturan.

2

Page 3: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sanitasi Institusi Pendidikan

Sanitasi dalam bahasa Inggris berasal dari kata sanitation yang diartikan

sebagai penjagaan kesehatan sedangkan menurut Azawar mengungkapkan bahwa

sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan

teknik terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin

mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi menurut World Health

Organization (WHO) adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor

lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang

mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan

hidup.

Dari beberapa pengertian sanitasi di atas dapat diambil pengertian sanitasi

adalah suatu usaha pencegahan penyakit dengan melenyapkan atau mengendalikan

faktor-faktor risiko lingkungan yang merupakan mata rantai penularan penyakit.

Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan

lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terwujudnya status kesehatn

yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain

mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (Tinja), penyediaan air bersih,

pembuangan sampah, pembuangan air kotoran (air limbah), rumah hewan

ternak(kandang) dan sebagainya.

Jadi sanitasi institusi pendidikan meruapakan suatu usaha pencegahan penyakit

dengan melenyapkan atau mengendalikan faktor-faktor resiko lingkungan dalam

lingkungan sekolahan.

3

Page 4: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

2.2 Kriteria Sekolah sehat

Beberapa kriteria sekolah sehat menurut keputusan mentri kesehatan no 1249

tahun 2006, yaitu:

1. Lokasi

Lokasi bangunan sekolah harus berada di dalam rencana umum tata ruang

wilayah kota atau kabupaten, serta lokasi tidak berada pada daerah rawan bencana,

bekas tempat pembuangan akhir ataupun bekas pertambangan. Tidak hanya itu

lokasi sekolah harus memiliki jarang minimal 0,5 km dari gangguan atau jaringan

listrik tegangan tinggi.

2. Kontruksi bangunan

a. Atap dan talang:

1. Atap harus kuat, tidah bocor dan tidak menjadi tempat perindukan tikus

2. Kemiringan atap harus cukup, sehingga tidak mudah bocor dan tidak

memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan langit-langit

3. Talang tidak mengalami kebocoran sehingga tidak menjadi tempat

perindukan nyamuk

b. Langit-langit:

1. Langit-langit harus kuat, bewarna terang dan mudah dibersihkan

2. Kerangka langit-langit yang terbuat dari kayu harus anti rayap

3. Langit-langit yang terbuat dari anyaman bamboo tidak boleh dicat dengan

larutan kapur tohor

4. Langit-langit harus memiliki ketinggian minimal 3 m dari permukaan lantai

dan untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) keatas tinggi langit-

langit 3,25 meter.

c. Dinding:

1. Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan bewarna terang

2. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan

yang kuat dan kedap air

3. Dinding yang terbuat dari tembok tidak mudah retak

4

Page 5: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

4. Dinding yang terbuat dari kayu atau anyaman bamboo harus rapat dan

tidak boleh dicat menggunakan bahan larutan kapor tohor

5. Warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang

d. Lantai:

1. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaa rata,

tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan

2. Pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk konus/lengkung agar

mudah dibersihkan

3. Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang

cukup kearah saluran pembuangan air limbah

4. Warna lantai harus bewarna terang

e. Tangga:

1. Setiap bangunan bertingkat, harus mempunyai tangga yang juga

berfungsi sebagai tangga penyelamat

2. Lebar anak tangga minimal 30 cm

3. Tinggi anak tangga maksimal 20cm

4. Terdapat pegangan di tangga sebagai keamanan

5. Labar tangga atau luas tangga lebih dari 150cm

f. Pintu:

Terdiri dari dua daun pintu dengan arah bukaan keluar. Untuk ruang tertentu

seperti ruang laboratorium, ruang komputer, ruang media, ruang perpustakaan

diberi besi pengaman.

g. Jendela

Dapat dibuka dan ditutup dengan arah bukaan keluar. Untuk ruang tertentu

seperti ruang laboratorium, ruang komputer, ruang media, ruang perpustakaan

diberi besi pengaman.

5

Page 6: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

h. Pembuangan air hujan

Disediakan ke dalam tanah atau saluran ke luaran umum atau sungai terdekat.

3. Ruang bangunan

Setiap sekolah harus memiliki beberapa ruang kelas, ruang bimbingan dan

konseling, ruang UKS, ruang laboratorium, Kantin atau warung sekolah, toilet,

ruang ibadah, dan gudang.

1. Ruang kelas

a. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/murid

b. Jarak papan tulis dengan meja siswa paling belakang maksimal 9 meter.

c. Lantai di depan papan tulis ditinggikan 40 cm dari lantai sekitarnya

d. Terdapat tempat cuci tangan dengan air mengalir di depan ruang kelas,

minimal 1 tempat cuci tangan untuk dua kelas.

e. Tingkat kebisingan tidak melebihi 35-45 dB(A)

2. Ruang bimbingan dan konseling (untuk SMP dan SMA/SMK)

Ruang bimbingan dan konseling harus terpisah dengan ruangan lainnya

3. Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah)

a. Ruangan UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang

mengalir

b. Luas minimal 27m2

4. Ruang laboratorium

a. Tersedia tempt cuci peralatan laboratorium yang dilengkapi dengan air bersih

yang mengalir

b. Untuk laboratorium kimia harus dilengkapi dengan lemari asam dan cuckup

shower atau pancuran air dengan kualitas dan kuantitas yang cukup

c. Kepadatan ruang laboratorium minimal 4m2 per murid

6

Page 7: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

5. Kantin atau warung sekolah

a. Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang mengalir

b. Tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin atau warung sekolah

c. Tersedia tempat untuk penyimpanan bahan-bahan makanan

d. Tersedia tempat untuk menyimpan makanan jadi atau siap saji yang tertutup

e. Lokasi kantin minimal berjarak 20 meter dengan TPS (Tempat Pengumpulan

sampah Sementara)

4. Kualitas udara ruang

a. Udara ruang sekolah tidak berbau

b. Konsentrasi debu tersuspensi maksimum 150 mikrogram/m3 dengan rata-rata

pengukuran selama 8 jam dan tidak mengandung debu berserat

c. Penetapan sekolah sebagai kawasan bebas asap rokok

5. Pencahayaan

a. Pencahayaan di setiap ruangan tidak membuat silau

b. Pencahayaan di setiap ruangan disesuaikan dengan peruntukannya seperti

tabel berikut.

No

.

Ruang/Unit Intensitas Cahaya (LUX)

1. Ruang kelas 200-300

2. Ruang guru 200-300

3. Ruang bimbingan dan konseling 200-300

4. Ruang UKS 200-300

5. Sekitar tangga 100

6. Ruang Laboratorium 200-300

7. Ruang perpustakaan 200-300

8. Warung sekolah atau kantin 100

9. Toilet 100

10. Ruang ibadah 100

7

Page 8: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

6. Ventilasi

a. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara segar di dalam ruangan

sekolah dengan baik

b. Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya penggantian udara

dengan baik, ruangan sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis

c. Ventilasi pada ruangan sekolah sesuai peruntukan seperti pada tabel berikut:

No. Ruang/Unit Luas Lubang

Ventilasi

terhadap Lantai

Keterangan

1. Ruang kelas 20%

2. Ruang guru 10%

3. Ruang bimbingan dan

konseling

10%

4. Ruang UKS 10%

5. Sekitar tangga 20%

6. Ruang Laboratorium 20%

7. Ruang perpustakaan 20% Dilengkapi

dengan

exhaustfan

8. Warung sekolah atau kantin 30%

9. Toilet 10%

10. Ruang ibadah 20%

8

Page 9: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

7. Kebisingan

Kebisingan di sekolah tidak boleh melebihi 45 dB(A)

8. Fasilitas sanitasi sekolah

a. Air bersih

1. Tersedia bersih 15 liter per orang per hari

2. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

Kep.Men.Kes Nomor 416 tahun 1990, tentang syarat-syarat dan

pengawasan kualitas air

3. Jarak sumur atau sarana air bersih dengan sumber pencemaran (sarana

pembuangan air limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah akhir,

dll) minimal 10m.

b. Toilet (kamar mandi, wc, dan urinoir)

1. Letak toilet harus terpisah daru ruang kelas, ruang UKS, ruang guru,

perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling

2. Tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan

3. Proporsi jumlah WC/urinoir adalah 1 WC untuk 40 siswa dan 1 WC

untuk 25 orang siswa.

4. Toilet harus dalam keadaan bersih.

5. Lantai toilet tidak ada genangan air

6. Tersedia lubang penghawaan yang langsung berhubungan dengan udara

luar

7. Bak penamoung air harus tidak menjadi tempat perindukan nyamuk

c. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)

1. Tersedia saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan saluran

penuntasan air hujan.

2. Saluran pembuangan air limbah harus terbuat dari bahan kedap air dan

tertutup

3. Keberadaan SPAL tidak mencemari lingkungan

9

Page 10: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

4. Tersedia saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat

kesehatan kedap air, tertutup dan airnya dapat mengalir dengan lancar

5. Air limbah dibuang melalui tangki saptic dan kemudian diserapkan ke

dalam tanah

6. Pembuangan air limbah dari laboratorium, dapur, dan wc harus

memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup, dan diberi bak control

pada jarak tertentu supaya mudah dibersihkan bila terjadi penyumbatan

sehingga dapat mengalir dengan lancar.

d. Sarana pembuangan sampah

1. Di setiap ruangan harus tersedia tempat sampah yang dilengkapi dengan

tutup.

2. Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) dari seluruh

ruangan untuk memudahkan pengakutan atau pemusnaan sampah

3. Peletakkan tempat pembuangan atau pengumpulan sampah sementara

dengan ruang kelas berjarak minimak 10meter.

9. Sarana olahraga dan sarana ibadah

1. Tersedia akses dengan tempat olahraga

2. Tersedia akses dengan tempat ibadah

10. Halaman

a. Lahan sekolah harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar

yang kuat dan aman

b. Halaman sekolah harus selalu dalam keadaan bersih, tidak becek dan tidak

menjadi tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang

pengerat dan binatang penganggu lainnya.

c. Tersedia akses tempat parkir kendaraan

d. Ada tempat untuk upacara

e. Tersedia lahan untuk apotik hidup

f. Tersedia saluran penuntasan air hujan yang diresapkan ke dalam tanah atau

dialirkan ke saluran umum.

11. Bebas jentik nyamuk

10

Page 11: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

a. Lingkungan sekolah harus bebas jentik nyamuk

b. Kepadatan jentik nyamuk Aedes Aegypti yang diamati melalui indeks

container di dalam lingkungan sekolah harus nol

c. Di setiap ruangan pada siang hari, harus terlihat terang untuk menghindari

ruangan sebagai tempat peristirahatan nyamuk

11

Page 12: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengumpulan Data

3.1.1 Pengumpulan Data SDN Lawang 6

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasional. Teknik ini dilakuakn

dengan cara pengamatan, yang dilakukan pada SDN 6 lawang, Malang. Pada tanggal

21 September 2015. Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan

berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang

sedang berjalan.

Pada teknik ini mempunyai kekurangan dan kelebihan sebagai berikut :

A. Kelebihan:

1. Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan

yang tinggi. Kadang observasi dilakukan untuk mengecek validitas dari data

yang telah diperoleh sebelumnya dari individu-individu.

2. Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, pekerjaan-pekerjaan

yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.

3. Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata

letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.

4. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.

B. Kekurangan:

1. Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga

akan melakukan pekerjaannya dengan tidak semestinya.

2. Pekerjaan yang sedang diamati mungkin tidak mewakili suatu tingkat

kesulitan pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu

dilakukan atau volume-volume kegiatan tertentu.

3. Dapat mengganggu proses yang sedang diamati.

12

Page 13: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

4. Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik

dari biasanya dan sering menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.

3.1.2 Pengumpulan Data Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasional. Teknik ini

dilakuakn dengan cara pengamatan, yang dilakukan pada AKADEMI FARMASI

PUTRA INDONESIA, Malang. Pada tanggal 30 September 2015. Observasi adalah

pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau

pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.

Pada teknik ini mempunyai kekurangan dan kelebihan sebagai berikut :

A. Kelebihan:

1. Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan

yang tinggi. Kadang observasi dilakukan untuk mengecek validitas dari data

yang telah diperoleh sebelumnya dari individu-individu.

2. Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, pekerjaan-pekerjaan

yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.

3. Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata

letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.

4. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.

B. Kekurangan:

1. Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga

akan melakukan pekerjaannya dengan tidak semestinya.

2. Pekerjaan yang sedang diamati mungkin tidak mewakili suatu tingkat

kesulitan pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu

dilakukan atau volume-volume kegiatan tertentu.

3. Dapat mengganggu proses yang sedang diamati.

4. Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik

dari biasanya dan sering menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.

13

Page 14: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

3.2 Hasil

3.2.1 Hasil SDN Lawang 6

INSTRUMEN PENILAIAN KESEHATAN LINGKUNGAN INSTITUSI

PENDIDIKAN

Nama Tempat : SDN 6 Lawang

Alamat : Jalan Ngamarto Indah

Kabupaten/Kota : Kabupaten Malang

Provinsi : Jawa Timur

N

O

Kriteria Penilaian Penilaian Catatan

Ya Tidak

1 Kebersihan Dan Kerapian Ruangan

a. Bersih:

Tidak ada coretan di meja murid

dan guru

√ Di meja murid banyak

coretan dan kondisi

meja kurang layak

Tidak ada bekas bocor lama √

Tidak ada sampah atau kotoran di

lantai

Tidak ada coretan di dinding √

Tidak ada debu √ Masih banyak debu

akibat kondisi

lingkungan yang

sangat panas dan

14

Page 15: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

kurangnya persediaan

air

Tidak ada sarang laba-laba √

Lantai ruang belajar kedap air √ Sebagian ruang kelas

tidak memiliki lantai

yang kedap air

Lantai tidak ada retakan √

Dinding tidak ada retakan √

Dinding bahan kuat √

Pemeliharaan Kebersihan Ruang

kelas

b. Rapih

Buku dan berkas tersusun rapih

pada tempatnya

Adanya taplak meja √

Adanya rak buku di ruangkelas √

c. Atap

Atap tidak bocor √

Atap Kuat √

15

Page 16: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

d. Ventilasi

luas lubang ventilasi ≥ 20 % dari

luas lantai

Letak ventilasi di dua sisi dinding

berhadapan atau AC berfungsi

e. Pencahayaan

Terang dengan bantuan lampu atau

terang alami (bisa membaca dengan

jarak 30cm daru buku)

f. Pemeliharaan

Adanya pemeliharaan ruang

kelas

√ Pemeliharaan ruang

kelas dilakukan oleh

tukang kebun yang

membersikan setiap

hari seusai ruang kelas

dipakai

2 Akses tempat cuci tangan √ Tidak memiliki sarana

tempat cuci tangan

a. Penggunaan air tempat cuci

tangan

Dengan air mengalir(dengan

menggunakan gayung atau kran)

Ada sabun di semua tempat cuci

tangan

16

Page 17: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

3 Tempat sampah di dalam atau di

luar

a. Adanya tempat sampah √ Namun tempat

sampah yang terdapat

pada ruang kelas

sebagian bukan

tempat sampah yang

asli, namun benda lain

misalnya tong yang

dialih fungsikan

sebagai tempat

sampah

b. Berpenutup √ Tidak semua tempat

sampah memiliki

penutup

c. Mudah dibuka √ Sebagian tempat

sampah yang

berpenutup mudah

dibuka

d. Kuat dan tidak mudah bocor √

e. Terhindar dari sinar matahari,

hujan dan angina

√ Sebagian tempat

sampah peletakannya

terkena sinar

matahari, hujan , dan

angina

f. Pemilihan sampah dibedakan

menjadi sampah organic dan

anorganik

g. Untuk tempat sampah organic

maka dilapisi plastic

17

Page 18: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

h. Tidak menjadi sarang dan

tempat berkembang vector

√ Pada tempat sampah

yang terletak di luar

kelas memiliki

kemungkinan sebagai

sarang vector

i. Letak dan jumlah tempat

sampah di setiap ruangan

j. Tempat pengumpulan sampah

tertutup

√ Letak tempat

pengumpulan sampah

di area terbuka yang

terletak dibelakang

ruang kelas

k. Adanya pemusnaham sampah √ Pemusnahan sampah

biasanya di lakuakan

dengan cara di bakar

4 Kerindangan lingkungan

a. Terdapat tanaman hias √ Tetapi jumlah

tanaman hias sangat

kurang sehinga kurang

memenuhi nilai

kerindangan

b. Terdapat tanaman yang manfaat √ Hanya 1 jenis

tanaman yang

bermanfaat.

c. Adanya pagar pembatas antara

jalan umum dan pekarangan

d. Terdapat himbauan tertulis atau

poster kelas

e. Adanya pemeliharaan tanaman √ Pemeliharaan tanaman

di kaukan oleh

18

Page 19: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

petugas sekolah

f. Adanya taman sekolah √

g. Bersih dan tidak berdebu

Rapi

Bersih

√ Hanya 1 sampah yang

terdapat pada halaman

luar

h. Adanya pemeliharaan halaman

lingkungan sekolah

i. Pemeliharaan halaman sekolah

Adanya pemeliharaan halaman

sekolah

5. Program kesehatan lingkungan

a. Adanya lombah kelas bersih √

b. Adanya kegiatan pengurangan

sampah pihak yang terlibat

dalam pengolahan sampah

c. Pemberiatahuan pengolahan

sampah

6 Kantin √ Pihak sekolah tidak

memiliki kantin

sekolah, hanya ada

bedak penjual yang

tidak memenuhi syarat

kantin yang akan di

jelaskan dibawah

a. Tempat memasak dipisah

b. Kebersihan lantai kantin

c. Kebersihan dinding

d. Kebersihan alat makan

19

Page 20: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

e. Tidak ada lalat

f. Tidak ada kecoa

g. Sumber air

h. Ventilasi kantin

i. Kesehatan penjual

- Sehat dan tidak ada luka

- Pakaian bersih

3.2.2 Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

INSTRUMEN PENILAIAN KESEHATAN LINGKUNGAN INSTITUSI

PENDIDIKAN

Nama Tempat : Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

Alamat : Barito 6 Malang

Kabupaten/Kota : Malang

Provinsi : Jawa Timur

N

O

Kriteria Penilaian Penilaian Catatan

Ya Tidak

1 Kebersihan Dan Kerapian Ruangan

a. Bersih:

Tidak ada coretan di meja murid

dan guru

Tidak ada bekas bocor lama √

Tidak ada sampah atau kotoran di

lantai

20

Page 21: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

Tidak ada coretan di dinding √

Tidak ada debu √

Tidak ada sarang laba-laba √

Lantai ruang belajar kedap air √

Lantai tidak ada retakan √

Dinding tidak ada retakan √

Dinding bahan kuat √

Pemeliharaan Kebersihan Ruang

kelas

b. Rapih

Buku dan berkas tersusun rapih

pada tempatnya

Adanya taplak meja √

Adanya rak buku di ruangkelas √

c. Atap

Atap tidak bocor √

21

Page 22: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

Atap Kuat √

d. Ventilasi

luas lubang ventilasi ≥ 20 % dari

luas lantai

Letak ventilasi di dua sisi dinding

berhadapan atau AC berfungsi

e. Pencahayaan

Terang dengan bantuan lampu atau

terang alami (bisa membaca dengan

jarak 30cm daru buku)

f. Pemeliharaan

Adanya pemeliharaan ruang

kelas

√ Dilakukan oleh

petugas

2 Akses tempat cuci tangan √ Tidak ada tempat cuci

tangan

a. Penggunaan air tempat cuci

tangan

Dengan air mengalir(dengan

menggunakan gayung atau kran)

Ada sabun di semua tempat cuci

tangan

3 Tempat sampah di dalam atau di

luar

a. Adanya tempat sampah √

22

Page 23: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

b. Berpenutup √

c. Mudah dibuka √

d. Kuat dan tidak mudah bocor √

e. Terhindar dari sinar matahari,

hujan dan angina

f. Pemilihan sampah dibedakan

menjadi sampah organic dan

anorganik

g. Untuk tempat sampah organic

maka dilapisi plastic

h. Tidak menjadi sarang dan

tempat berkembang vector

i. Letak dan jumlah tempat

sampah di setiap ruangan

j. Tempat pengumpulan sampah

tertutup

√ Tidak ada tempat

pengumpulan tempat

sampah sementara

karena letak akademi

dekat dengan

peruahan, jadi

pengangkutan sampah

dilakukan setiap hari

k. Adanya pemusnaham sampah √ Pemusnahan

dilakukan oleh

pengangkut sampah

bukan pihak akademi

4 Kerindangan lingkungan

a. Terdapat tanaman hias √ Jumlah tanaman hias

sangat minim

23

Page 24: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

b. Terdapat tanaman yang manfaat √

c. Adanya pagar pembatas antara

jalan umum dan pekarangan

d. Terdapat himbauan tertulis atau

poster kelas

e. Adanya pemeliharaan tanaman √ Pemeliharaan tanaman

dilakuakn oleh

petugas kebersihan

AKFAR

f. Adanya taman sekolah √

g. Bersih dan tidak berdebu

Rapi

Bersih

h. Adanya pemeliharaan halaman

lingkungan sekolah

i. Pemeliharaan halaman sekolah

Adanya pemeliharaan halaman

sekolah

5. Program kesehatan lingkungan √ Pada tingkat

perguruan tinggi pada

umumnya tidak ada

program kesehatan

lingkungan

a. Adanya lombah kelas bersih

b. Adanya kegiatan pengurangan

sampah pihak yang terlibat

dalam pengolahan sampah

c. Pemberiatahuan pengolahan

24

Page 25: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

sampah

6 Kantin

a. Tempat memasak dipisah √ Tetapi tidak ada

dinding pembatas,

kantin pada akademi

adalah kantin terbuka

b. Kebersihan lantai kantin √ Lantai kantin terbuat

dari bahan yang tidak

kedap air

c. Kebersihan dinding √ Banyak kotoran bekas

minyak pada dinding

kantin

d. Kebersihan alat makan √

e. Tidak ada lalat √

f. Tidak ada kecoa √ Tempat penyimpanan

makanan yang terbuka

memudahkan kecoa

masuk

g. Sumber air √ Sumber air yang ada

menggunakan PDAM

dan air tanah

h. Ventilasi kantin √ Kantin terbuka

i. Kesehatan penjual

- Sehat dan tidak ada luka

- Pakaian bersih

25

Page 26: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

3.3 Analis

3.3.1 Analisis SDN Lawang 6

Pada hasil observasi dengan teknik pengamatan banyak aspek yang tidak

terpenuhi dari SDN 6 Lawang. Terutama aspek penyediaan tempat cuci tangan, para

siswa harus cuci tangan di kamar mandi, tetapi kondisi kamar mandi yang di katakana

kurang layak bagi sarana di suatu institusi pendidikan. Kesulitan air pada daerah

tersebut juga menjadi kendala utama bagi sarana MCK dan cuci tangan pada sekolah

tersebut. Jumlah MCK sudah sesuai dengan jumlah siswa, namun kondisi kamar

mandi yang tidak memenuhi syarat kamar mandi yang sehat tidak terpenuhi. Tidak

adanya program yang mencanagkan kebersihan lingkungan sekolah membuat kondisi

sekolah kurang memenuhi syarat sekolah sehat. Fungsi dari adanya program yang

mencanagkan kebersihan antar kelas membuat para siswa bisa menjaga lingkungan

sekolah mereka. Dengan adanya program tersebut semua warga sekolah dapat ikut

serta menjaga lingkungan dan memenuhi syarat sekolah sehat lainnya. Kurang

tersedianya sarana prasarana seperti tempat sampah yang layak dan cukup, tempat

cuci tangan, atau pada pemenuhan aspek kerindangan dapat di penuhi ketika ada

lomba kebersihan antar kelas. Para siswa akan tertarik jika ada reword yang didapat

pada kegiatan tersebut, dengan begitu perilaku mereka untuk menjaga lingkungan

sekolah agar tetap bersih dan sehat secara tidak alangsung akan tertanam pada diri

mereka.

Pada aspek kantin seharusnya pihak sekolah melapor pada Dinas Pendidikan

pemerintahan sekitar untuk mengajukan pengadaan kantik yang layak bagi para

siswa. Serta pengajuan pengadaan tempat pembuangan sampah yang tertutup. Para

pengurus sekolah juga dapat mempelajari bagaimana cara pengolahan sampah yang

benar dan cara pemanfaatan sampah yang masih berguna sebagai ketrampilan para

siswa.

26

Page 27: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

3.3.2 Analisis Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

Pada hasil pengamatan didapatkan sebuah pengamatan mengenai sanitasi pada

AKFAR PUTRA INDONESIA Malang, yakni pada aspek lantai lorong sekolah

kurang terjaga, serta kebersihan kantin juga kurang. Kondisi kantin tidak memenuhi

syarat Institusi pendidikan yang sehat, lantai, dinding serta ruangan memasak yang

terbuka tidak menghindarkan vector penyakit dapat masuk. Pada aspek kerindangan

sangat kurang karena tidak terdapat taman sekolah, dan minimnya tanaman yang ada.

Kamar mandi yang kurang terjaga juga tidak memenuhi syarat kamar mandiyang

sesuai. Pada aspek ruang kelas sudah memenuhi syarat ruang belajar yang sehat dan

bersih. Hanya saja tidak terdapat tempat sampah pada ruang belajar. Pada aspek

ruang kelas hanay aspek tidak adanya taplak pada meja guru.

System pemusnahan sampah pada AKFAR tersebut yaitu dilakukan oleh petugas

kebersihan daerah setempat karena lokasi AKFAR terletak pada area perumahan, jadi

pemusnahan dan penganggutan sampah dilakukan secara rutin setiap hari.Pada aspek

pemenuhan tempat sampah ada yang tidak terpenuhi yaitu tidak ada pemisah antara

tempat sampah bahan organic dan anorganik, tempat sampah menjadi satu.

27

Page 28: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.1.1 Kesimpulan SDN Lawang 6

Pada penjelasan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa sekoalh

tersebut banyak aspek yang kurang memenuhi syarat sekolah sehat atau syarat

sanitasi institusi pendidikan yang layak. Kunci dari semua kekuarangan adalah

program yang mencanagkan program kebersihan bagi seluruh warga sekolah.

Dengan adanya program tersebut upaya utuk pemenuhan kebersihan akan

dilakukan setiap warga sekolah. Dengan begitu syarat sanitasi intitusi pendidikan

yang layak dan sesuai kriteria dapat terenuhi. Dengan pemenuhan kondisi

lingkungan yang bersih dan sehat akan mendukung kenyamanan para warga

sekolah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.

4.1.1 Kesimpulan Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

Pada hasil analisi dapat ditarik kesimpulan, sanitasi pada AKADEMI

FARMASI PUTRA INDONESIA hampir memenuhi syarat, hanya sebagian kecil

aspek saja yang harus diperbaiki, yang terutama dapat mengubah keadaan

tersebut adalah Self Hygine pada masing-masing siswa, serta pembangunan

kantin yang tertutup agar terhindar dari vector penyakit, serta perubahan lantau

kedap air pada kantin.

4.2 Saran

4.2.1 Saran SDN Lawang 6

1. Pihak sekolah diharapkan membuat program lomba kebersihan antar kelas

dengan memberikan reward, agar setiap warga sekolah ikut serta menjaga

sanitasi atau lingkungan sekolah mereka, serta melengkapi sarana prasarana

seperti pengadaan tempat sampah yang layak.

28

Page 29: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

2. Mengajukan proposal kepada Dinas Pendidikan setempat untuk pengadaan

kantin dan tempat penampungan sementara

4.2.2 Saran Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

1. Penerapan self hygine pada masing-masing siswa

2. Perbaikan kantin pada aspek ruang dan lantai

3. Pengadaan tanaman yang cukup.

4. Pengadaan tempat sampah organic dan anorganik

29

Page 30: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

LAMPIRAN SDN LAWANG 6

30

Page 31: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

31

Page 32: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

32

Page 33: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

33

Page 34: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

34

Page 35: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

35

Page 36: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

36

Page 37: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

LAMPIRAN AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

37

Page 38: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

38

Page 39: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

39

Page 40: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

40

Page 41: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

41

Page 42: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

42

Page 43: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

43

Page 44: LAPORAN SANITASI INSTITUSI

DAFTAR PUSTAKA

UNICEF.2012.Air Bersih, Sanitasi, dan Kebersihan.(Online).

http://www.unicef.org/indonesia/id/A8_-

_B_Ringkasan_Kajian_Air_Bersih.pdf. Diakses 19 Oktober 2015

Dina.2014.Studi tentang Sanitasi Lingkungan Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat. (Online).

http://download.portalgaruda.org/article.php?

article=182131&val=6306&title =STUDI%20TENTANG%20SANITASI

%20LINGKUNGAN%20SEKOLAH %20DASAR%20NEGERI

%20DI%20KECAMATAN%20SUNGAI%20BER EMAS

%20KABUPATEN%20PASAMAN%20BARAT. Diakses 19 Oktober

2015

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2014.Panduan Pembinaan Sekolah

Dasar Bersih dan Sehat( SD Bersih Sehat)

Hatmoko.2010.Perilaku Sehat Anak Sekolah di SD Negeri 1 Sekaran

Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. (Online).

http://core.ac.uk/download/pdf/12347345.pdf. Diakses 19 Oktober

2015

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429 Tahun 2006

tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolahs

44