Laporan KLINIK SANITASI Bab II & III
Transcript of Laporan KLINIK SANITASI Bab II & III
1
LAPORAN PRAKTEK KLINIK SANITASI
DI PUSKESMAS II PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS
MENGENAI PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
TAHUN 2010
Disusun oleh:
Hadi Winarso P17433107209
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D III KESEHATAN LINGKUNGAN
PURWOKERTO
2010
2
LAPORAN PRAKTEK KLINIK SANITASI
DI PUSKESMAS II PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS
MENGENAI PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
TAHUN 2010
Laporan Praktek Klinik Sanitasi ini Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk
Mengikuti Ujian Akhir Program Diploma III Kesehatan Lingkungan
Disusun oleh :
Hadi Winarso P17433107209
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D III KESEHATAN LINGKUNGAN
PURWOKERTO
2010
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kegiatan Klinik Sanitasi yang dilaksanakan di
Puskesmas II Purwokerto Timur.
Tujuan penulisan Laporan Kegiatan Klinik Sanitasi ini adalah sebagai
salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir Program Studi Diploma
III Kesehatan Lingkungan, Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik DEPKES
Semarang tahun 2009.
Penulis dalam menyelesaikan Laporan Kegiatan Klinik Sanitasi banyak
mendapatkan bimbingan, motifasi, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Sugiyanto, S.Pd, Mapp, selaku Direktur Politeknik Departemen
Kesehatan Semarang.
2. Bapak Marsum, BE, S.Pd, MHP, selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Purwokerto.
3. Bapak Sugeng Abdullah, SST, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Kesehatan Lingkungan Purwokerto.
4. Bapak M. Choiroel Anwar, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pengampu Klinik
Sanitasi.
5. Seluruh dosen dan staf Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto yang telah
membantu kelancaran penulisan Laporan Kegiatan Klinik Sanitasi.
6. Ibu dr. Widjajani, S.M., selaku Kepala Puskesmas II Purwokerto Timur.
7. Bapak Andik Pegiarto, selaku pembimbing lapangan di Puskesmas II
Purwokerto Timur.
8. Seluruh Staf dan Karyawan Puskesmas II Purwokerto Timur, terima kasih
atas bantuan dan kerjasamanya.
9. Terima kasih kepada orang tua yang telah mendukung dan mendoakan supaya
kami selalu sehat dan sukses selalu.
4
10. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah support dan membantu dalam
penyusunan Laporan Kegiatan Klinik Sanitasi.
11. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan Laporan Kegiatan Klinik
Sanitasi.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Kegiatan Klinik Sanitasi
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala
bentuk kritik dan saran yang membangun supaya dalam penulisan laporan
berikutnya lebih baik lagi. Semoga Laporan Kegiatan Klinik Sanitasi ini dapat
bermanfaat dan berguna untuk semua pihak.
Purwokerto, 9 Januari 2010
Penulis
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………….....................……………...iii
DAFTAR TABEL……………........................………………………………….....
DAFTAR LAMPIRAN………..........................…………………………………...
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang………………...............……………………………….1
B. Tujuan……………………………………………...............…………..2
C. Manfaat………………………………………………………...............3
BAB II GAMBARAN UMUM................................................................................5
A. Gambaran Umum...................................................................................5
1. Geografi..........................................................................................5
2. Topografi........................................................................................5
3. Demografi.......................................................................................5
4. Keadaan Sosial Ekonomi................................................................6
B. Gambaran Derajat Kesehatan.................................................................7
1. Morbiditas.......................................................................................7
2. Angka Kematian.............................................................................9
3. Status Gizi.....................................................................................10
4. Pemberantsan Penyakit dan Layanan Kesehatan..........................11
BAB III HASIL KEGIATAN...............................................................................16
1. Penyakit TB Paru................................................................................16
A. Gambaran penyakit TB Paru.....................................................16
1. Gambaran penyakit TB Paru menurut variabel orang........16
2. Gambaran penyakit TB Paru menurut variabel tempat......17
3. Gambaran penyakit TB Paru menurut variabel waktu.......17
B. Hasil konseling..........................................................................18
C. Hasil kunjungan lapangan.........................................................21
2. Penyakit Diare..................................................................................23
A. Diagnosa/amnanesa kunjungan..................................................23
1) Karakteristik penderita......................................................23
a. Orang.........................................................................24
b. Tempat.......................................................................24
6
c. Waktu........................................................................25
B. Deskripsi faktor risiko................................................................25
C. Dugaan penyebab.......................................................................28
3. Penyakit DBD...................................................................................29
A. Gambaran penyakit DBD...........................................................29
a. Gambaran penyakit DBD berdasarkan variabel orang........29
b. Gambaran penyakit DBD berdasarkan variabel waktu........30
B. Hasil konseling...........................................................................30
C. Hasil kunjungan lapangan..........................................................31
4. Penyakit ISPA.......................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................
Kesimpulan.....................................................................................................
Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
Tabel 3.1. Data Penderita TB Paru Di Puskesmas II
Purwokerto Timur
16
Tabel 3.2. Data penderita diare yang terdaftar pada klinik
sanitasi
24
Tabel 3.3. Data penderita diare 24
Tabel 3.4. Data penderita diare lain yang terdapat di rumah/
tinggal satu rumah dengan penderita
25
Tabel 3.5. Data penderita DBD di Puskesmas II Purwokerto
Timur
29
Tabel 3.6. Hasil penilaian rumah sehat 31
Tabel
8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel 1. Luas wilayah, jumlah desa/ kelurahan, julah penduduk,
jumlah rumah tangga, dan kepadatan penduduk menurut desa
Puskes II Purwokerto Timur tahun 2008
Lampiran 2 Tabel 1. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok
umur, rasio beban tanggungan, rasio jenis kelamin, kelompok
umur, rasio beban tanggungan, Rasio jenis kelamin kecamatan
Puskesmas II Purwokerto Timur tahun 2008
Lampiran 3 Tabel 1. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok
umur Puskesmas II Purwokerto Timur tahun 2008
Lampiran 4 Tabel 1. Persentase penduduk laki-laki dan perempuan berusia
10 tahun ke atas dirinci menurut tingkat pendidikan tinggi yang
ditamatkan Puskesmas II Purwokerto Timur tahun 2008
Lampiran 5 Tabel 1. Persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang
melek huruf huruf Puskesmas II Purwokerto Timur tahun 2008
Lampiran 6 Tabel 1. Jumlah kelahiran dan kematian bayi dan balita menurut
kecamatan Puskesmas II Purwokerto Timur tahun 2008
Lampiran 7 Tabel 1. Jumlah kematian ibu maternal menurut desa puskesmas
II Purwokerto Timur tahun 2008
Lampiran 8 Tabel 1. Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas dan rasio korban
luka dan meninggal terhadap jumlah penduduk dirinci menurut
desa Puskesmas II Purwokerto Timur tahun2008
Lampiran 9 Tabel 1. AFP Rate % TB Paru sembuh, dan pnemonia balita
ditangani puskesmas II Purwokerto Timur Tahun 2008
Lampiran 10 Tabel 1. HIV/ AIDS ditangani, inveksi menular seksual diobati,
DBD ditangani dan diare pada balita ditangani Puskesmas II
Purwokerto Timur tahun 2008
BAB I
9
PENDAHULUAN
A. Latar Blakang
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesedaran,
kemauan, dan kemampuan hidup setiap pendududkagar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan faktor yang
sangat berpengaruh pada kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya
manusia yag sehat akan lebih produktif akan lebih meningkatkan daya saing
manusia.
Menurut H.L Blum (1974) derajat kesehatan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku pelayanan kesehan dan
keturunan. Pengaruh yang sangat besar adalah keadaan lingkungan yang
tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku masyarakat yang
merugkan kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan
yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan
masyarakat di bidang kesehatan, ekonomi maupun teknologi.
Masalah kesehatan yang berbasisi lingkungan disebabkan oleh kondisi
lingkungan yang tidak memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta
perilaku hidup bersih dan sehat yang masih rendah yang mengakibatkan
timbulnya penyakit-penyakit seperti diare, ISPA, malaria, DBD, TB paru
penyakit kulit, kecacingan, keracunan makanan dan lainya yang merupakan
10 besar penyakit di puskesmas dan merupakan pola penyakit utama di
indonesia
10
Dalam mengatasi masalah-masalah penyakit tersebut dirasakan bahwa
upaya pengobatan penyakit dan upaya peningkatan upaya kualitas
lingkungan dikerjakan terpisah dan tidak terintegrasi dengan upaya terkait
lainnya. Petugas medis atau paramedis melaksanakan upaya penyembuhan
atau pengobatan tanpa memperdulikan dan mengetahui masalah sebenarnya
kondisi perumahan atau permukiman si pasien. Di sisi lain petugas
kesehatan lingkungan melakukan upaya penyehatan lingkungan
(pengawasan kualitas lingkungan penyuluhan dan perbaikan mutu
lingkungan) tanpa memperhatikan permasalahan penyakit atau upaya
kesehatan masyarakat serta untuk engintegrasikan upaya kesehatan baik
secara kuratif, preventif dan promotif maka terbentuklah Program Klinik
Sanitasi.
Klinik Sanitasi bukan sebagai kegiatan pokok yang berdiri sendiri,
tetapi sebagai bagian intergral dari kegiatan puskesmas yang dilaksanakan
secara lintas program dan lintas di wilayah puskesmas. Kegiatan klinik
sanitasi dilaksanakan oleh petugas santarian di puskesmas secara pasif dan
aktid di dalam maupun di luar puskesmas. Klinik sanitasi diharapakan dapat
memperkuat tugas dan fungsi puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
pencegahan dan pemberantasan penyakit yang berbasis lingkungan dan
semua persoalan yang ada kaitannya dengan kesehatan lingkungan guna
meningkatakan derajat kesehatan masyarakat.
Mahasiswa DIII kesehatan lingkungan Purwokerto semester V yang
telah dibekali berbagai masan ilmu yang berkaitan dengan penilaian
11
terhadap faktor risiko lingkungan terhadap kejadian penyakit dan upaya
pemecahannya baik menggunakan teknologi tingi serta memberdayakan
masyarakat perlu melakukan praktik sanitasi ini sebelum lulus agar tidak
cangung kelak bekerja nanti.
B. Tujuan
1) Umum
Mahasiswa mampu menganalisis faktor risiko lingkungan perumahan
yang berhubungan dengan penyakit-penyakit yang berbasis
lingkungan dan mampu melakukan interfensi terhadap permasalahan
yang ditemukan.
2) Khusus
a. Mahasiswa mampu bekerja sama dengan para medis dan para
medis untuk menangani penyakit-penyakit yang berbasis
lingkungan di masyarakit.
b. Mahasiswa mampu menganalisis faktor risikoyang berkaitan
dengan penyakit yang diderita pasien di puskesmas
c. Mahasiswa mampu melaksanakan konseling pasien di
puskesmas.
d. Mahasiswa mampu menganalisis faktor risiko lingkungan rumah
yang berhubungan dengan penyakit pasien.
e. Mahasiswa mampu memberdayakan mayarakat dalam
menghadapai permasalahan kesehatan lingkungan di desa.
12
f. Mahasiswa mampu menjadi konsultan terhadap permasalahan-
permasalahan lingkungan yang dihadapi masyarakat.
g. Mahasiswa mampu menyususn laporan klinik sanitasi.
C. Manfaat
1) Bagi masyarakat
Bagi masyarakat tertama adalah pasien atai klien klinik sanitasi dapat
digunakan digunakan sebagai pelayanan untuk memperoleh informasi
tentang masalah kesehatan dan penyakit yang bebasis lingkungan,
membantu mengatasi masalah tentang masalah kesehatan lingkungan
dengan memberikan beberapa alternatif dan masukan masukan guna
pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi terutama adalah masalah
penyakit yang berbasis lingkungan.
2) Bagi puskesmas
Bagi puskesmas praktik klinik sanitasi dapat diupayakan dalam
penambahan program dalam mengatasi masalah di masyarakat
terutama adalah masalah penyakit yang berbasis lingkungan dan
masalah berbasis lingkungan lainnya serta sebagai salah satu layanan
masyarakat di puskesmas yang mengintegrasikan antara upaya kuratif,
promotif dan preventif yang berperan sebagai pusat informasi, pusat
rujukan dan fasilitator di bidang kesehatan lingkungan dan penyakit
yang berbasis lingkungan demi meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
3) Bagi DKKS
13
Untuk mendukung dan mensukseskan klinik sanitasi di puskesmas dan
sebagai bahan evaluasi kegiatan klinik sanitasi selanjutnya
4) Bagi institusi
Bagi institusi mahasiswa, praktik klinik sanitasi dapat dipergunakan
sebagai bahan informasi dan kepustakaan bagi mahasiswa lainnya
yang belum melaksanakan praktik klinik sanitasi sebelumnya agar
lebih baik.
5) Bagi mahaiswa
Bagi mahasiswa yang melaksanakan klinik sanitasi dapat digunakan
untuk menambah pengalaman secara langsung di lapangan
(dimasyarakat) dari ilmu yang didapat. Selain itu, mahasiswa dapat
mengetahui secara langsung tentang penyakit yang berbasis
lingkungan dan masalah kesehatan lainnya di puskesmas sehingga
mahasiswa dituntut untuk dapat bekerjasama dengan dokter, para
medis dalam menangani penyakit tersebut, mampu menganalisis
faktor risiko, mampu menjadi konultan di puskesmas, mampu
memberdayakan masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan
masyarakat serta permasalahan-permasalaha kesehatan lainnya
BAB II
GAMBARAN UMUM
14
A. Gambaran umum Puskesmas II Purwokerto Timur
1. Geografi
Salah atu puskesmas yang ada di kecamatan Purwokerto Timur adalah
Puskesmas II Purwokerto Timur, adapun wilayah kerjanya meliputi 3
kelurahan:
a. Kelurahan Sokanegara
b. Kelurahan Kranji
c. Kelurahan Purwokerto Lor
Puskesmas II Purwokerto Timur memiliki luas wilayah 450,42 Ha.
Kelurahan yang paling luas adalah kelurahan Kranji, yaitu 182,26 Ha,
sedangkan kelurahan Sokanegara merupakan kelurahan yang memiliki
luas wilayah palinga sempit, yaitu 118,16 Ha. Luas wilayah, jumlah
desa, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan
penduduk tahun 2008 dapat dilihat pada Table 1.
Puskesmas II Purwokerto Timur berbatasan dengan wilayah kelurahan
maupun kecaatan sebagai berikut;
a. Sebelah timur : kelurahan Purwokerto Wetan
b. Sebelah barat : kelurahan Purwokerto Barat
c. Sebelah utara : kelurahan Purwokerto Utara
d. Sebelah selatan : kelurahan Purwokerto Selatan
2. Topografi
Wilayah Puskesmas II Purwokerto Timur mempunyai topigrafi yang
terdiri dari 2 musim, yaitu 655 musim penghujan dan 35% musim
15
kemarau serta mempunyai ketinggian sekitar 75 meter diatas
permukaan laut.
3. Demografi
a. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk Puskesmas II Purwokerto Timur
berdasarkan hasil Regristrasi penduduk, presentasi hasil
kegiatan puskesmas yaitu 37.020 jiwa. kependudukan terdiri
dari laki-laki 17.545 jiwa dan perempuan 19.475 jiwa. jumlah
penduduk tertinggi di kelurahan Purwokerto Lor yaitu 15.001
jiwa dan jumlah penduduk yang terendah ada di kelurahan
Sokanegara yaitu 8.988 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk di
wilayah Puskesmas II Purwokerto Timur dari tahun 2007-2008
rata-rata sebesar 0,38.
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur, rasio
beban tanggungan, rasio jenis kelmin pada tahun 2008 dapat
dilihat pada Table 2.
b. Jumlah penduduk menurut kelompok umur
Apabila dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan kelompok
umur maka kelompok umur 15-19 tahun adalah kelompok
tertinggi yaitu 4.278 jiwa, sedangkan umur 70-74 tahun aadalah
terendah yaitu 810 jiwa.
Akam tetapi, bila dilihat berdasrkan rangking yang terendah
adalah kelompok umur 70-74 tahun, yang menduduki tingkat ke
16
dua umur 20-24 tahun dan yang menduduki rangking pertama
adalah umur 15-19 tahun. Jumlah penduduk menurut jenis
kelamin dan kelompok umur tahun 2008 dapat dilihat pada
Tabel 3.
4. Keadaan sosial ekonomi
Data pendidikan penduduk di wilayah Puskesmas II Purwokerto
Timur dilihat dari data dapat diketaahui bahwa pendidikan penduduk
tertinggi adalah taatan SLTA/MA terdiri dari laki-laki 5.323 dan
perempuan 5.734. tamatan SD/MI laki-laki 4.073 dan perempuan
4.294. Sementara yang tamatanSLTP/MTs laki-laki 3.124 dan
perempuan 3.825. tamat AK/Diploma untuk laki-laki 834 dan
perempuan 859. Sedangkan yang belum tamat SD terdiri dari laki-lai
1.915 dan perempuan 1.934. kemudian yang tidak/belum pernah
sekolah terdiri dari laki-laki 396 dan perempuan 402. Sedangkan
untuk Universitas baik laki-laki maupun perempuan masih rendah.
Data presentase penduduk laki-laki dan perempuan berusia 10 tahun
keatas dirinci menurut tngkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan
dapat dilihat pada Tabel 4.
Sedangkan penduduk yang berumur 10 tahun keatas yang melek huruf
angka tertinggi desa Purwokerto Lor untuk laki-laki 6.082 jiwa dan
perempuan 12.920 jiwa. sedangkan angka terendah ada pada desa
Sokanegara terdiri dari laki-laki 3.643 jiwa dan perempuan 7.187 jiwa.
17
Data presentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf
dapat dilihat pada Tabel 5.
B. Gambaran derajat kesehatan
1. Morbiditas
a. Pola penyakit menular yang diamati di Puskesmas II Purwokerto
Timur adalah sebagai berikut:
1) Malaria
Tidak ditemukan kasus penderita malaria baik yang positif
maupun yang klinis
2) TB Paru
Diketemukan kasus TB Paru klinis sebanyak 40 orang
dalam wilayah dan penderita TB Paru positif ada 9 kasus
paling banyak ada di desa Kranji sebanyak 5 orang,
sedangkan penderiata TB Paru di Purwokerto Lord an
Sokanegara mempunyai jumlah kasus yang sama yaitu 2
kasus.
3) HIV
Diketemukan 1 kasus penderita HIV
4) AFP
Di wilayah kerja Puskesmas tidak diteukan kasus
5) Kusta
18
Baik di dalam maupun diluar wilayah tidak ditemukan
kasus
6) Filarial
Tidak ditemukan penderita kasus filaria
7) DBD
Jumlah kasus DBD di wilayah Puskesmas II Purwokerto
Timur pada tahun 2007 ada 25 kasus dari dalam wilayah,
namun sebagian besar menrupakan kasus import.
Sedangkan tahun 2008 sebanyak 57 kasus, kasus terendah
ada di desa Sokanegara sebanyak 17 kasus dan ditangani
sebanyak 17 kasus atau 100%. Sementara kasus paling
banyak ada di desa Kranji dengan 21 kasus dan ditangani
21 kasus atau 100%, sedangkan Purwokerto Lor sebanyak
19 kasus dan ditangani sebanyak 19 kasus atau 100%.
Jumlah penderita dan kematian, CFR, KLB menurut jenis
KLB, jumlah kecamatan dan jjumlah desa yang paling
banyak terserang dapat dilihat pada Tabel 10.
8) Diare
Di wilayah kerja puskesmas pada tahun 2007 jumlah kasus
diare ada 191 penderita, sedangkan tahun 2008 ada 182
kasus penderita atau 4,92%. Jadi dari tahun 2008 terjadi
penurunan kasus sebanyak 9 penderita. Kasus diare pada
balita ada 18 kasus, desa Purwokerto Lor adalah desa yang
19
paling sedikit terkena diare balita yaitu 1 kasus, desa
Sokanegara ada 9 kasus penderita balita termasuk desa
yang paling banyak terdapat penderita diare pada balita.
9) Campak
Tidak diketemukan kasus penderita campak
10) Polio
Tidak diketemukan kasus penderita polio
11) Hepatitis B
Pada tahun 2007 diketemukan 4 kasus, sedangkan tahun
2008 tidak diketemukan kasus. Jadi kasus Hepatitis B
mengalami penurunan 100%.
12) Tetanus, Difteri, Pertusis, T. neonatorium
Tida diketemukan kasus
13) IMS (Infeksi Menular Seksual)
Diketemukan sebanyak 6 kasus atau 1,59% pada tahun
2007, kasus tersebut berasal dari luar wilayah sedangkan
tahun 2008 tidak diketemukan kasus.
b. Pola penyakit tidak menular yang diamati di Puskesmas II
Purwokerto Timur adalah sebagai berikut:
1) Pneumonia
Diketemukan penderita pneumonia balita sebanyak 80
kasus
2) Kecelakaan
20
Jumlah kasus kecelakaan per 10.000 penduduk
diketemukan sebanyak 3 kasus atau 8,90% di Purwokerto
Lor. Semua kasus kecelakaan tersebut adalah korban
dengan luka ringan.
3) Diabetes militus (DM)
Jumlah kasus DM paling banyak ada di desa Sokanegara
sebanyak 77 kasus, paling sedikit di Purwokerto Lor
sejumlah 12 kasus.
4) Hipertensi
Diketemukan kasus Hipertensi menduduki rangkin
pertama di desa Purwokerto Lor sebanyak 622 kasus dan
rangking ke dua di desa Sokanegara sebanyak 199 kasus.
2. Angka Kematian
a. Angka kematian bayi
Angka kematian bayi di Puskesmas II Purwokerto Timur tahun
2007 ada 6 kasus, sedangkan untuk tahun 2008 diketemukan
sebanyak 4 kasus atau masih ada di bawah target Indonesia
Sehat 2010 yaitu per 1.000 kelahiran 21 kasus.
b. Angka kematian balita
Tahun 2008 diketemukan kasus kematian balita dalam wilayah
kerja Puskesmas II Purwokerto Timur di desa Sokanegara ada 1
kasus.
Jumlah kelahiran dan kematian baita dicatat pada tabel 6.
21
c. Angka kematian Ibu maternal/Ibu melahirkan
Di wilayah kerja Puskesmas II Purwokerto Timur tidak
diketemukan kasus angka kematian ibu melahirkan.
3. Status Gizi
Indicator yang digunakan untuk menentukan status gizi ada pada buku
Pedoman Status Gizi tahun 2001.
Adapun klasifikasinya adalah sebagian beriut:
- Kategori I : status gizi buruk
- Kategori II : status gizi kurang
- Kategori III : status gizi sedang
- Kategori IV : status gizi baik
- Kategori V : status gizi lebih
a. Status Gizi Bayi
Jumlah bayi lahir hidup sebanyak 526 bayi. Bayi dengan berat
badan lahir rendah tidak ada.
b. Status Gizi Balita
Dari jumlah balita yang ada yaitu 1.785 balita dapat diketahui
rinciannya sebagai berikut
1) Status gizi buruk:
Balita BGM yang ada di dalam wilayah kerja Puskesmas
II Purwokerto Timur sebanyak 3 balita. Angka tertinggi
ada di Purwokerto Lor yaitu 2 atau 0,36%, sedangkan
22
untung Sokanegara sebanyak 1 atau 0,28% dan di desa
Kranji tidak ada kasus.
2) Status gizi baik
Jumlah balita dengan berat badan naik sebanyak 835 balita
dari 1.785 balita. Sokanegara mendapat angka terendah
yaitu 243 atau 67,5%, sedangkan angka tertinggi ada di
Purwokerto Lor yaitu 318 atau 55,99%. Sedangkan di desa
Kranji yaitu 274 atau 57,81%.
3) Status gizi lebih
Di wilayah kerja Puskesmas II Purwokerto Tiur tidak ada
yang bergizi lebih.
c. Status gizi ibu hamil
Dari jumlah 608 ibu hamil yang tercacat, ibu hamil yang terdiri
dari Sokanegara ada 170, Kranji ada 203 ibu hamil dan angka
tertinggi dari ibu hamil ada di desa Purwokerto Lor yaitu 235
ibu hamil.
Dari 608 ibu hamil yang di beri Fe3 oleh tenaga kesehatan
dimasing-masing desa yaitu Sokanegara 152, Kranji ada 153 dan
Purwokerto Lor ada 299.
4. Pemberantasan penyakit dan pelayanan kesehatan
a. Sarana kesehatan
1) Puskesmas : 1 buah
2) Puskesling : 1 buah
23
3) Rumah sakit : 4 buah
Puskesling buka 1 tempat yaitu di kelurahan Purwokerto lor,
mempunyai seorang penanggung jawab, buka 3 hari kerja yaitu
hari Senin, Kamis dan Jum’at.
4) Posyandu : 55 posyandu
- Sokanegara : 14 posyandu
- Kranji : 13 posyandu
- Purwokerto Lor : 28 posyandu
Untuk Purwokerto Lor tidak aktif 1 Posysndu
5) Balai pengobatan swasta : 2 buah
Yang terdapat di Sokanegara dan di Kranji.
6) Dokter praktek swasta : 22 buah
- Sokanegara : 7 buah
- Kranji : 7 buah
- Purwokerto Lor : 8 buah
b. Pemanfaatan sarana kesehatan
1) Pemanfaatan saran kesehatan oleh penduduk
Jumlah penduduk yang menggunakan sarana/berobat ke
Puskesmas II Purwokerto Timur tahun 2008 kunjungan
pasien baru sebanyak 12.821 orang dan kunjungan pasien
lama sebanyak 23.153 orang. Jumlah tersebut adalah
pengunjung luar dan dalam wilayah kerja Puskesmas II
Purwokerto Timur.
24
2) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk tumpatan gigi
tetap sebanyak 113 orang dan pencabutan gigi tetap
sebanyak 214 orang.
Dari seluruh jumlah murid yang ada yaitu 3.395 murid
yang dilayani/mendapat perawata di Puskesmas II
Purwokerto Timur sebanyak 623 murid dan perlu perawan
sebanyak 1.231 murid.
3) Kegiatan pelayanan di luar gedung
a. Gizi masyarakat
Jumlah pelayanan gizi masyarakat di luar gedung
sebanyak 3.404 kegiatan, rata-rata kegiatan per
bulan sebanyak 12 kegiatan.
b. Imunisasi
Jumlah pelayanan imunisasi di luar gedung
sebanyak 96 kegiatan. Rata-rata per bulan sebanyak
8 kegiatan.
c. Pemberantasan penyakit
25
Jumlah pelayanan pemberantasan penyakit di luar
gedung sebanyak 96 kegiatan, rata-rata per bulan 8
kegiatan.
d. Kesehatan lingkungan
Jumlah pelayanan kesling di luar gedung sebanyak
96 kegiatan, rata-rata per bulan 8 kegiatan.
e. Kesehatan lansia
Jumlah pelayanan lansia di luar gedung sebanyak 72
kegiatan, rata-rata per bulan 1 kegiatan.
4) Perusahaan dan kantor
a. Perusahaan
Perusahaan di wilayah kerja Puskesmas II
Purwokerto Timur ada 5 buah, yang melaksanakan
kesehatan kerja ada 5 buah kantor atau 100%.
b. Kantor
Jumlah kantor seluruhnya sebanyak 36 buah yang di
bina 100%.
5) Pemberantasan penyakit menular
a) Rumah bebas jentik nyamuk
Dari 8.028 rumah yang ada yang diperiksa sebanyak
2.676 rumah atau 24,30%. Adapun rumah yang bbas
jenik nyamuk adalah sebanyak 2.430 rumah atau
91,01%.
26
b) Kejadian luar biasa (KLB)
Jumlah KLB yang paling banyak ada di desa Kranji
sebanyak 21 kasus dan ditangani kurng dari 24 jam
ada 21 kasus atau 100%, sementara kasus KLB
paling sedikit di desa Sokanegara sebanyak 17 kasus
dan ditangani kurang dari 24 jam sebanyak 17 kasus
atau 100%.
c. Pelayanan kesehatan dasar
1. Sarana kesehatan dasar
Jumlah sarana kesehatan dasar yang ada di wilayah
Puskesmas II Purwokerto Timur adalah sebagai berikut;
- Puskesmas : 1 buah
- Puskesling : 1 buah
- Bp/ klinik swasta : 9 buah
Adapun rasio sarana kesehatan dasar terhadap penduduk
adalah 3,25 % atau 10.000 penduduk.
2. Pelayanan persalinan
Di wilayah kerja Puskesmas II Purwokerto Timur saran
persalinan pad tahun 2008 sebanyak 280 persalinan.
Adapau persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
sebanyak 524 persalinan atau 90,34 %
3. Imunisasi bayi
27
Jumlah sasaran bayi pada tahun 2008 sebanyak 553 bayi,
sedangkan bayi yagn diimunisasi adalah sebagi berikut:
a) Imunisasi DPT I
Bayi yang diimunisasi DPT I sebanyak 509 bayi
atau 92,64% yang berarti melebihi target yaitu 80%
b) Imunisasi DPT III
Jumlah bayi yang diimunisasi DPT 3 sebanyak 530
bayi atau 95, 84%.
c) Imunisasi BCG
Bayi yang diimunisasi BCG ada 499 atau 90,24 %
d) Imunisasi Polio
Dari jumlah bayi yang ada yaitu 553 yang
diimunisasi polio sebanyak 389 bayi atau 70,34 %.
e) Imunisasi Campak
Bayi yang diimunisasi campah adalah sebanyak 495
bayi atau 89,51%
f) Imunisasi Hepatitis B
Bayi yang diimunisasi hepatitis B ada 520 bayi atau
98,86%.
4. UCI (Universal Child Imunization)
Seluruh keluarga yag ada di wilayah kerja Puskesmas II
Purwokerto Timur adalah desa UCI.
d. Peserta KB terhadap PUS
28
Jumlah PUS yang ada di wilayah kerja Puskesmas II Purwokerto
Timur sebanyak 4.136 PUS. Jumlah peserta KB beru sebanyak
324 PUS atau 17,83% dari jumah PUS yang ada. Sementara
jumlah peserta KB aktif sebanyak 496 KB atau 11,99% dari
jumlah PUS yang ada.
29
BAB III
HASIL KEGIATAN
1. PENYAKIT TB PARU
A. Gambaran penyakit TB paru
1. Gambaran penyakit TB paru menurut variabel orang.
Variabel orang meliputi jenis kelamin, suku bangsa, adat
istiadat, pekerjaan, agama ataupun kepercayaan dan sosial
ekonomi. Dari faktor tersebut dapat diduga sumber dan cara
penularan serta etiologi TB Paru. Angka kesakitan maupun
kematian pada hampir semua keadaan memperlihatkan adanya
hubungan dengan umur di Puskesmas II Purwokerto Timur.
Pentingnya variabel orang misalnya umur adalah untuk
mengetahui:
a) Potensi mereka untuk terpapar dengan sumber infeksi.
b) Tingkat imunisasi mereka.
c) Aktifitas fisiologi.
Berdasarkan hasil kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas II
Purwokerto Timur selama tanggal 21 Desember 2009 sampai 9
Januari 2010, terdapat 10 orang penderita TB Paru.
Tabel 3.1. Data Penderita TB Paru di Puskesmas II Purwokerto
Timur
No Nama Sex Usia Alamat
30
1 Sadiran L 40 th PWT Lor, Rt 03/12
2 Uji wijayanti P 27 th Kranji, Rt 01/03
3 Suminah P 60 th Sokanegara, Rt 05/05
4 Wahyu K. L 24 th Kranji, Rt 04/06
5 Tarniah P 55 th PWT Lor
6 Warsyah P Kranji, Rt 02/04
7 Fajar L 25 th Sokanegara, Rt 01/01
8 Silam siswanto L 60 th Kranji, Rt 05/06
9 Subagio L 37 th Sokanegara, Rt 04/05
10 Sukarjo L 61 th PWT Lor, Rt 03/02
2. Gambaran penyakit TB paru menurut variabel tempat
Variabel tempat yang berhubungan dengan :
a. Kemungkinan faktor resiko yang menjadi sumber
penularan bersumber dari rumah.
b. Keadaan lingkungan biologis (agent dan penderita), fisik
dan sosial ekonomi.
c. Kebiasan perilaku hidup seseorang.
d. Cuaca
e. Ekologi
f. Adat istiadat
Hubungan penyakit dengan tempat menunjukan adanya
faktor-faktor yang mempunyai arti penting sebagai penyebab
timbulnya penyakit dengan tempat yang dihuni. Berdasarkan
hasil kegiatan tindak lanjut ke rumah penderita TB paru yaitu
kelurahan Sokanegara, Purwokerto Lor, dan Kranji. Sebagian
31
besar rumah penderita belum memenuhi syarat kesehatan,
seperti pencahayaan yang kurang, ruangan yang terlalu pengap,
kepadatan penghuni rumah dan kondisi rumah yang terlalu
lembab.
3. Gambaran penyakit TB paru menurut variabel waktu.
Variabel waktu yaitu kejadian penyakit menurut waktu
adalah bulan dan tahun. Berdasarkan hasil tindak lanjut ke
penderita, secara umum penderita TB paru sudah menderita
selama 2 bulan – 3 tahunan.
B. Hasil konseling
Tindakan konseling yang dilakukan selama 2 minggu mengenai
penyakit TB, di peroleh data dari 10 pasien yang di konseling adalah
sebagai berikut:
1. Ada atau tidaknya balita di rumah penderita TB
Balita sangat rentan akan kemungkinan tertularnya TB terhadap
dirinya, yang dikarenakan kekebalan dan kerentanan akan
penyakit dan virus atau bakteri sangat tinggi serta memiliki
risiko paling tinggi.
TIDAK ADA BALITA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 10 100.0 100.0 100.0
Dari hasil konseling, diperoleh bahwa tidak ada balita di rumah
penderita TB.
32
2. Adanya ventilasi di tiap kamar
Adanya ventilasi kamar di rumah akan membantu dalam
pergantian atau sirkulasi udara di dalam kamar. Dengan adanya
pergantian udara maka bakteri atau virus yang ada bisa
berkurang dan menjaga agar udara tetap segan dan tidak pengap.
ADA VENTILASI DI KAMAR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 6 60.0 60.0 60.0
TIDAK 4 40.0 40.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Dari hasil konseling di dapat bahwa terdapat 6 dari 10 penderita
yang terdapat ventilasi di kamarnya.
3. Lantai rumah terbuat bukan dari tanah
LANTAI RUMAH BKN DR TANAH
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 10 100.0 100.0 100.0
Dari table terlihat bahwa semua rumah telah terbuat dari
plesteran dan/atau keramik.
4. Kebiasaan tidur terpisah dengan anggota keluarga yang lain
(istri/suami, anak, dan yang lainnya)
33
KEBIASAAN TIDUR SENDIRI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 10 100.0 100.0 100.0
Kebiasaan tidur penderita TB tidak sekamar atau tidur bersama
dengan anggota keluarga lain.
5. Kebiasaan dalam membuang ludah/riak secara aman (di buang
ke paidon, kamar mandi)
RIAK DIBUANG SCR AMAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 4 40.0 40.0 40.0
TIDAK 6 60.0 60.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Dari table terlihat bahwa ada 60% penderita membuang
dahak/riak secara sembarangan.
6. Kebiasaan untuk menutup mulut ketika batuk
MENUTUP MULUT WAKTU BATUK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 3 30.0 30.0 30.0
TIDAK 7 70.0 70.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Dari table terlihat bahwa 70% penderita tidak menutup mulut
sewaktu batuk dan 30% menutup sewaktu batuk.
34
7. Semua alat makan penderita TB terpisah dalam pemakaiannya
sehari-hari
ALAT MAKAN TERPISAH
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 3 30.0 30.0 30.0
TIDAK 7 70.0 70.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Dari table terlihat bahwa 70% alat makan penderita di pakai
secara bersama dengan anggota keluarga lain.
8. Tidak adanya penderita TB lain di dalam satu rumah tersebut
TDK ADA PENDERITA LAIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 10 100.0 100.0 100.0
Tidak ada penderita lain pada rumah penderita.
Selama kegiatan konseling kepada para penderita TB paru
kebanyakan masalah yang timbul karena :
1. Tertular dari penderita lain (meski dalam satu keluarga tidak ada
yang positif mengidap TB paru).
2. Kondisi fisik rumah yang tidak saniter dan tidak layak huni
seperti sangat lembab, tidak ada ventilasi, keadaan lantai dan
kurangnya pencahayaan di dalam rumah.
35
C. HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
TIDAK ADA BALITA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 10 100.0 100.0 100.0
Dari table dapat diketahui bahwa tidak terdapat balita di rumah
penderita.
RUMAH TERANG DI SIANG HARI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 3 30.0 30.0 30.0
TIDAK 7 70.0 70.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Dari table terlihat bahwa 70% dari rumah penderita keadaan rumah
gelah meski pada siang hari, dan 30 % rumah terang di siang hari.
ADA LUBANG HAWA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 10 100.0 100.0 100.0
Dari table dapat terlihat bahwa semua rumah terdapat ventilasi.
36
ADA VENTILASI DI KAMAR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 6 60.0 60.0 60.0
TIDAK 4 40.0 40.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Dari table telihat bahwa 60% rumah terdapat ventilasi di kamar dan
40% dari rumah belum terdapat ventilasi di kamar.
LANTAI RUMAH BKN DR TANAH
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 10 100.0 100.0 100.0
Dari table diatas dapat diketahui bahwa semua rumah telah terbuat
bukan dari tanah.
JENDELA KAMAR DIBUKA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 3 30.0 30.0 30.0
TIDAK 7 70.0 70.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Dari tabel diatas diketahui bahwa kebiasaan membuka jendela kamar
70% penderita belum melakukan dan 30% telah melakukannya.
37
JENDELA RUMAH DIBUKA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 7 70.0 70.0 70.0
TIDAK 3 30.0 30.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Dari tabel diatas diketahui bahwa kebiasaan membuka jendela rumah
30% penderita belum melakukan dan 70% telah melakukannya.
TDK ADA PENDERITA LAIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 10 100.0 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak ada penderita TB lain di
rumah.
2. PENYAKIT DIARE
A. Diagnosa /anamnesa dan kunjungan sebanyak 8 orang penderita diare
1) Karakteristik penderita
Berdasarkan anamnesa kegiatan klinik sanitasi di dalam dan di
luar gedung maka dilakukan penelusuran lebih lanjut tentang
penyakit diare, hasil data yang diperoleh dari tanggal 21
Desember 2009 - 9 Januari 2010 ternyata memiliki karakteristik,
adapun karekteristiknya sebagai berikut:
Tabel 3.2. data penerita diare yang terdaftar pada klinik sanitasi
No Nama sex Usia Alamat Tgl
38
(Th) RT / Rw Kunj1 Riska/ Haris P 1,5 s. Negara 3/4 8-1-102 Sri gustian p 13 S. Negara 5/2 7-1-10
3Fanny / untung wasono
L 3 P. lor 1/8 4-1-10
4 Muhajir L 56 P. lor 3/5 4-1-105 Suparni P 34 P. Lor 3/5 5-1-106 Purwati P 56 P. Lor 1/7 7-1-107 Tofik H L 21 Kranji 5/1 8-1-108 Yubal L 15 Kranji 5/1 6-1-10
a. Orang
Dari 8 penderita diare yang tercatat di Piskesmas II
Purwokerto timur dilakukan kunjungan rumah sebanyak 8
rumah penderita (kasus) yaitu :
Tabel 3.3. data penerita diare
NO Nama Penderita Kasus12345678
Riska / harisSri gustian Fanny / untung wasono MuhajirSuparniPurwati Tofik HYubal
Diare DiareDiareDiareDiareDiareDiareDiare
b. Tempat
Tempat penderita diare yang dikunjungi dalam klinik
sanitasi didapatkan bahwa 2 atau sebesar 16 % penderita
berasal dari Sokanegara 4 penderita atau sebesar 67 %
berasal dari Purwokerto Lor dan dari Kranji sebanyak 2
atau sebesar 17 %, kasus diare.
c. Waktu
39
Waktu kunjungan dapat dilihat pada tabel diatas,
sedangkan untuk pengobatan diare dilakukan dengan obat
tablet dan disarankan untuk mengganti cairan tubuh yang
hilang
B. Deskripsi Faktor Risiko
a. Hasil wawancara di klinik sanitasi
1. Tingkat hunian rumah
Jumlah orang yang sakit dalam satu keluarga
Tabel 3.4. data penerita diare lain yang terdapat di rumah/
tinggal satu rumah dengan penderita
NO Nama Penderita Orang yang sakit
Jumlbalita
Luas . rumah
Juml kamar
Jumlklg
1 Riska/ Haris 1 1 > 8 km2/jiwa 5 72 Sri gustian 1 0 < 8 km2/jiwa 4 53 Fanny / untung
wasono1 1 < 8 km2/jiwa 3 5
4 Muhajir 1 0 < 8 km2/jiwa 3 55 Suparni 2 1 < 8 km2/jiwa 3 66 Purwati 2 0 > 8 km2/jiwa 3 47 Tofik H 1 0 > 8 km2/jiwa 3 48 Yubal 1 0 < 8 km2/jiwa 2 4
Jumlah 10 3 26 40
Dari hasil anamnesa sejumlah KK penderita diare ada dua
penderita dalam satu KK yang menderita penyakit yang
sama yaitu di keluarga Suparni dan Purwati dengan
kebanyakan bertempat tinggal di Purwokerto lor.
Sebagaimana yang terlihat di dalam tabel dapat
dimungkinkan kepadatan jumlah orang dalam satu rumah
40
dan kepadatan rumah antar tetangga memiliki
kemungkinan mudahnya penularan penyakit.
Jumlah balita yang ditemukan terkena diare hanya di 3
penderita yaitu 1 di sokanegara, 2 penderita ada di
Purwokerto lor, dan berdasarkan catatan yang disajikan
dalam tabel diketahui rata yang terkena penyakit diare
memiliki ukuran rumah sebesar < 8 km2/ jiwa.
2. Fasilitas Sanitasi
Sarana Air Bersih
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentValid
PDAM5 62.5 62.5 62.5
SGL 3 37.5 37.5 100.0 Total 8 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
wawancara yang ada di dalam gedung dengan pasien
diare didapatkan bawa 5 kasus atau 62,5 % memilki sarana
air bersih yang berasal dari Sumur gali (SGL) sedangkan 3
kasus penderita diare atau 40 % memiliki sarana sumber
air bersih berasal dari ledeng atau PDAM, setelah
dilakukan kunjungan terhadap rumah penderita diketahui
rata-rata memiliki kedekatan jemban kurang dari 10 meter
41
3. Air minum
Air Minum Dimasak
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentValid Ya 8 100.0 100.0 100.0
Dari hasil wawancara dengan 8 penderita diare yang selalu
minum air putih yang selalu di masak adalah 100% atau
semua menjawab selalu dimasak sampai mendidih air
yang diminum setiap hari
Air Minum Disimpan Dalam Wadah Yang Tertutup
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid Tertutup 7 87.5 87.5 87.5 TDK
Tertutup1 12.5 12.5 100.0
Total 8 100.0 100.0
Dari hasil wawancara diketahui 7 Penderita atau 87,5 %
diare menyimpan air minum dalam wadah yang tertutup
sementara di dapatkan pula 1 penderita atau 12,5 % tidak
dimasak kerena berlangganan dengan Depot Air Munum
Isi Ulang (DAMIU), sementara berdasarkan dari hasil
inspeksi terhadap rumah penderita diketahui 100%
penderita menampung dalam wadah bersih.
4. Kepemilikan Jamban
Kepemilikan Jamaban Keluarga
42
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentValid 1.00 8 100.0 100.0 100.0
Hasil klinik sanitasi menunjukan bahwa semua penderita
diare yang meliputi Kranji, Purwokerto Lor dan kelurahan
Sokenegara 8 kasus atau 100% memiliki jamban keluarga,
namun dari total penderita tidak memiliki tempat
penampungan kotoran memenuhi standar kesehatan,
diantaranya jarak dengan rumah dan air bersih kurang dari
10 meter, sementara kebanyakan dari Saptik-tank yang
mereka bangun dibuang langsung ke sungai atau ke tempat
pembuangan saluran umum dan anggota keluarga yang
memiliki bayi juga dibuang langsung ke sungai tempat
pembuangan warga.
Berdasarkan hasil kunjungan kegiatan klinik sanitasi
diketahui bahwa terhadap 8 penderita 7 diantaranya telah
membuang tinja di WC sendiri dan didapatkan 1 penderita
masih membuang buang air besar secara sembarangan
karena masih balita.
5. Prilaku hidup bersih dan sehat
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1.00 8 100.0 100.0 100.0
43
Kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun setelah BAB
juga diketahui 100 % telah melakukan cuci tangan.
B. Dugaan penyebab
Berdasarkan analisa hasil data diketahui kemungkinan terbesar
dari kasus diare kuarangnya standar kesehatan jamban. Diantaranya
adalah tidak adanya penampungan tinja (saptic- tank) dan dekatnya
tempat pembuangan tinja dengan rumah atau sumber air bersih warga
sehingga dapat dimungkinkan adanya pencemaran, penyakit diare
tularkan melalui 4F, feces, food, fly, fecal.
Ada 7 kriteria jamban yang sehat yang Tidak mencemari air,
Tidak mencemari tanah permukaan, Bebas dari serangga, Tidak
menimbulkan bau dan nyaman digunakan, Aman digunakan oleh
pemakainya, Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan
bagi pemakainya, Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan.
3. PENYAKIT DBD
A. Gambaran penyakit DB
a. Gambaran penyakit DB berdasarkan variabel orang
Variabel orang meliputi jenis kelamin, umur, suku bangsa,
adat istiadat, pekerjaan, agama dan sosial ekonomi. Dari faktor
tersebut dapat diduga sumber dan cara penularan serta etiologi
DBD. Pentingnya variable orang untuk mengetahui :
a) Potensi mereka untuk terpapar dengan sumber infeksi.
44
b) Tingkat imunisasi mereka.
c) Aktivitas fisiologi.
Berdasarkan hasil kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas II
Purwokerto Timur selama 3 minggu yang dimulai dari tanggal
19 Desember 2009 – 9 januari 2010, terdapat 5 orang penderita
DB
Tabel 3.5. data penderita DB di Puskesmas II Purwokerto Timur
No Nama penderita
Jenis kelamin
Umur Alamat
1. Frenky budiman
L 25 thn Rt 01/09 Pwt Lor
2. Tri endah P 21 thn Rt 01/09 Pwt Lor3. Ashaha nabila P 8 thn Rt 03/09 Pwt Lor4. Faras L 12 thn Rt 03/09 Pwt Lor5. Fredy L 9 thn Rt 03/07 Pwt Lor
b. Gambaran penyakit DB berdasarkan variabel tempat
Variabel tempat yang berhubungan dengan :
a. Keadaan lingkungan biologis (agent dan penderita), fisik
dan sosial ekonomi.
b. Cuaca.
c. Kebiasaan PSN atau tidak.
Hubungan penyakit dengan tempat menunjukan adanya
faktor-faktor yang mempunyai arti penting sebagai penyebab
timbulnya penyakit dengan tempat yang dihuni. Berdasarkan
hasil kegiatan tindak lanjut ke rumah penderiita DB yaitu
kecamatan Purwokerto timur desa Purwokerto Lor. Sebagian
45
besar penghuni rumah masih menyimpan barang-barang bekas
yang tidak terpakai, meskipun tujuan mereka mengumpulkan
barang bekas seperti kaleng, botol untuk dijual namun mereka
tidak pernah memperhatikan penyimpananya. Akibatnya barang
bekas tersebut menjadi sarang jentik nyamuk.
c. Gambaran penyakit menurut variabel waktu
Variabel waktu yaitu kejadian penyakit menurut waktu,
jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Berdasarkan hasil tindak
lanjut ke penderita DB bahwa kemungkinan semua penderita
terserang DB pada malam hari karena berdasarkan wawancara
yang kami lakukan mereka tidak pernah tidur di siang hari atau
pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00 yang mana pada waktu
tersebut nyamuk Aedes selalu berkeliaran.
B. Hasil konseling
Selama kegiatan konseling kepada para penderita DBD kebanyakan
masalah yang timbul karena :
1. Berdasarkan hasil survey kebanyakan penderita tinggal di
daerah padat penduduk, sehingga kondisi lingkungannya sangat
jelek.
2. Penduduk sekitar maupun penderita banyak yang
mengumpulkan barang bekas yang bisa menjadi tempat
bersarangnya nyamuk.
46
3. Kondisi lingkungan penderita juga jelek karena kami
menemukan jentik pada ban bekas pada gentong tempat
penyimpanan air dan pada barang- barang bekas yang ada
genangan air nya.
C. Hasil kunjungan lapangan
Hasil penilaian kriteria rumah sehat penderita DBD
Tabel 3.6. hasil penilaian rumah sehat
No Nama penderita Jenis kelamin
Umur Penilaian
1. Frenky budiman L 25 thn 9922. Tri endah P 21 thn 10373. Ashaha nabila P 8 thn 9424. Faras L 12 thn 9425. Fredy L 9 thn 892
Dari data diatas dapat diketahui bahwa rumah penderita DBD
termasuk dalam kategori rumah kurang sehat.
4. PENYAKIT ISPA
A. Gambaran Penyakit ISPA
a. Distribusi penyakit ISPA berdasarkan orang di Puskesmas II
Purwokerto Timur tahun 2010
Tabel 3.7. data penderita penyakit ISPA
No Tanggal Nama Sex Usia Alamat1 23/12/’09 Eli Indrawati P Kranji, Rt 07/032 28/12/’09 Oky L 25 th Pereng, Rt 01/013 29/12/’09 Khalimi L Kranji, Rt 07/024 29/12/’09 Dimas L Kranji, Rt 06/045 29/12/’09 Adi Satio L 29 th Kranji, Rt 04/03
47
6 4/01/’10 Mesklino L 29 th Kranji, Rt 01/06
Penyebaran penyakit ISPA di Puskesmas II Purwokerto
Timur berdasarkan variabel orang, yang paling banyak
menderita ISPA selama tahun 2009 adalah penduduk dengan
jenis kelamin laki-laki.
b. Distribusi penyakit ISPA berdasarkan variabel tempat
Penyebaran penyakit ISPA di Puskesmas II Purwokerto
Timur berdasarkan variabel tempat, yang paling banyak terdapat
kasus ISPA selama tahun 2009 adalah kelurahan Kranji.
Kelurahan Kranji terdapat kasus ISPA 5 dan 1 kasus ada di
Pereng.
c. Distribusi penyakit ISPA menurut variabel waktu
Penyebaran penyakit ISPA di Puskesmas II Purwokerto
Timur berdasarkan variabel waktu bahwa penyakit ISPA setiap
bulannya selalu ada baik itu musim hujan maupun musim
kemarau.
B. Hasil Konseling
1. Konseling di dalam gedung
Selama klinik sanitasi di Puskesmas II Purwokerto Timur dalam
melakukan konseling terhadap pasien yang menderita penyakit ISPA
adalah :
Tabel 3.8. Hubungan Antara Penyebab Penyakit ISPA dan Tindakan
atau Saran yang Dianjurkan
48
No Penyebab Penyakit ISPA Tindakan atau Saran
1 Tingkat penghuni yang padatSatu kamar sebaiknya tidak ditempati
lebih dari 2 orang atau sebaiknya > 8 m2/ jiwa
2 Sanitasi rumah yang buruk
a. Ventilasi rumah atau lubang asap dapur diperbaiki sesuai yang dipersyaratkan yaitu 10 % luas ruangan.
b. Membiarkan agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah.
c. Selalu menjaga kondisi udara ruangan tempat penderita agar selalu pada suhu 16-260C dan kelembaban udara berkisar antara 45-55 %.
d. Selalu menjaga agar pencahayaan minimal 500 lux.
3Perilaku penghuni yang tidaj
sehat
a. Tidak mengasuh bayi/balita atau anak saat memasak.
b. Menutup mulut saat batuk dan bersin.
c. Membuang ludah tidak sembarangan.
d. Tidak menggunakan obat nyamuk bakar.
e. Untuk sementara penderita tidur harus terpisah dengan anggota keluarga yang lain.
Dari hasil konseling dengan pasien selama di Puskesmas, rata-
rata pasien datang dengan keadaan atau kondisi yang cukup parah. Hal
ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan masih rendah, terutama dalam menjaga kondisi lingkungan.
Secara umum pasien yang datang adalah pasien dengan
penyebab masalah terbesar adalah perilaku hidup yang tidak bersih
dan sehat, padahal kondisi rumahnya sudah cukup bagus atau layak
huni.
49
Faktor perilaku hidup tidak bersih dan sehat yang ada di
kebanyakan pasien adalah :
a. Saat batuk dan bersin tidak menutup mulut dan hidung, sehingga
memungkinkan bibit penyakit menyebar dengan cepat.
b. Mengasuh bayi, balita ataupun anak sambil memasak.
c. Jarang membuka jendela kamar tidur dan jendela ruang
keluarga.
d. Membiarkan ventilasi rumah ditutup dengan koran.
e. Membiarkan kamar dan ruang keluarga selaalu dalam kondisi
gelap.
f. Terbiasa tidur dengan menggunakan obat nyamuk bakar.
g. Membuang ludah di sembarangan tempat.
C. HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
TIDAK ADA BALITA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 10 100.0 100.0 100.0
Dari table dapat diketahui bahwa tidak terdapat balita di rumah penderita.
50
RUMAH TERANG DI SIANG HARI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 3 30.0 30.0 30.0
TIDAK 7 70.0 70.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Dari table terlihat bahwa 70% dari rumah penderita keadaan rumah gelah
meski pada siang hari, dan 30 % rumah terang di siang hari.
ADA LUBANG HAWA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 10 100.0 100.0 100.0
Dari table dapat terlihat bahwa semua rumah terdapat ventilasi.
ADA VENTILASI DI KAMAR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 6 60.0 60.0 60.0
TIDAK 4 40.0 40.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Dari table telihat bahwa 60% rumah terdapat ventilasi di kamar dan 40%
dari rumah belum terdapat ventilasi di kamar.
LANTAI RUMAH BKN DR TANAH
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 10 100.0 100.0 100.0
51
Dari table diatas dapat diketahui bahwa semua rumah telah terbuat bukan
dari tanah.
ALAT MAKAN TERPISAH
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 3 30.0 30.0 30.0
TIDAK 7 70.0 70.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Dari table diatas diketahui bahwa 70% dari penderita masih menggunakan
alat makan secara bersama-sama dengan anggota lain dan 30% telah
memisahkan alat makan yang digunakan.
JENDELA KAMAR DIBUKA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 3 30.0 30.0 30.0
TIDAK 7 70.0 70.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Dari tabel diatas diketahui bahwa kebiasaan membuka jendela kamar 70%
penderita belum melakukan dan 30% telah melakukannya.
52
JENDELA RUMAH DIBUKA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 7 70.0 70.0 70.0
TIDAK 3 30.0 30.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Dari tabel diatas diketahui bahwa kebiasaan membuka jendela rumah 30%
penderita belum melakukan dan 70% telah melakukannya.
TDK ADA PENDERITA LAIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid YA 10 100.0 100.0 100.0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak ada penderita TB lain di
rumah.
53
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Klinik sanitasi yang dilaksanakan sejak tanggal 22 Desember 2009 - 9
Januari 2010 di Puskesmas II Purwokerto Timur didapatkan data dan jumlah
penyakit yang berbasis lingkungan sebagai berikut.
Tabel 4.1 Daftar Penderita Penyakit Berbasis Lingkungan Tahun 2009/2010
No Tanggal Nama Sex Usia Alamat Masalah1 23/12/’0
9Eli Indrawati P Kranji, Rt 07/03 ISPA
2 Rizka P Sokanegara, Rt 03/04
Diare
3 Sadiran L PWT Lor, Rt 03/12
TB
4 Uji wijayanti P 27 th
Kranji, Rt 01/03 TB
5 28/12/’09
Oky L 25 th
Pereng, Rt 01/01 ISPA
6 Khalimi L Kranji, Rt 07/02 ISPA7 Suminah P 60
thSokanegara, Rt 05/05
TB
8 Wahyu K. L 24 th
Kranji, Rt 04/06 TB
9 Dimas L Kranji, Rt 06/04 ISPA10 29/12/’0
9Adi Satio L 29
thKranji, Rt 04/03 ISPA
11 Sri Gustin P Sokanegara Diare 12 Tarniah P 55
thPWT Lor TB
13 30/12/’09
Fani/ Untung W
P 1,5 th
PWT Lor, Rt 01/08
Diare
14 Suparni P PWT Lor Diare 15 Purwati P 46
thPWT Lor Diare
16 Tofik hidayat L 21 Kranji, Rt 05/01 Diare
54
th17 Yubal T. L 15
thKranji, Rt 05/01 Diare
18 Fajat L 26 th
Pereng, Rt 01/01 Diare
19 Warsyah P Kranji, Rt 02/04 TB20 31/12/’0
9Frengki budiman
L 25 th
PWT Lor, Rt 01/09
DBD
21 Tri Endah P 21 th
PWT Lor, Rt 01/09
DBD
22 Asha Nabila P 8 th PWT Lor, Rt 03/09
DBD
23 Faras L 12 th
PWT Lor, Rt 03/09
DBD
24 Fredy Bakhtiar L 9 th PWT Lor, Rt 03/07
DBD
25 4/01/’10 Mesklino L 29 th
Kranji, Rt 01/06 ISPA
26 Silam siswanto L 60 th
Kranji, Rt 05/06 TB
27 Subagio L 37 th
Sokanegara, Rt 04/05
TB
28 Sukarjo L 61 th
PWT Lor, Rt 03/02
TB
Hasil analisis menunjukan beberapa kebenaran dan sesuai dengan
buku panduan klinik sanitasi yaitu adanya kaitan antara penyakit yang
diderita oleh masyarakat dengan lingkungan, hasil analisis akan dijelaskan
sebagai berikut
1. Penyakit TB Paru
a. Analilis data menunjukan bahwa 7 penderita dari total 10 atau
70% pernderita TB paru memiliki keadaaan rumah dengan
pencahayaan yang kurang. Berdasarkan data 60% menunjukan
bahwa rumah penderita TB paru tidak memiliki ventilasi yang
sehat sementara 30% bahkan belum mempunyai kebiasaan
55
membuka ventilasi kamar di siang hari walau telah di bangun
ventilasi di setiap ruangan.
b. Kepadatan penghuni dalam satu rumah yaitu kurang dari 8 m2
merupakan penyebab utama mudah dan cepatnya penularan
penyakit TB paru.
2. Penyakit diare
a. Hasil analisis form panduan konseling dan inspeksi kunjungan
dilapangan menghasilkan kesimpulan bahwa penyebab penyakit
diare di wilayah kerja Puskesmas II Purwokerto Lor yang
meliputi desa Kranji, Purwokerto Lor, dan Sokanegara adalah
tidak adanya penampungan tinja (Saptic tank) yang aman 8
penderita atau 100% penderita diare memiliki jamban tetapi
100% diketahui tidak memiliki saptic tank, tinja langsung
disalurkan langsung ke sungai atau saluran pembuangan
sementara jarak dari rumah juga kurang dari 10 m dari rumah
penderita.
b. Sumber air dari 8 penderita diare tidak lah signifikan dengan
kasus diare yang ada di wilayah kerja kerja Puskesmas II
Purwokerto Lor sehingga kaitan dengan sumber air tidak lah
berpengaruh pada kejadian diare namun dekatnya dengan
pembuangan dapat diduga sebagai penyebab.
56
c. Kebiasaan mencuci tangan setelah BAB 100% telah melakukan,
sehingga tidaklah berpengaruh perilaku masyarakat terhadap
kasus penyakit diare.
d. Makanan juga tidak signifikan terhadap kejadian kasus diare
karena 80% telah menutup makanan dan mengelola makanan
secara aman dan bebas dari kemungkinan vektor penyakit
3. Penyakit DBD
Total penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas II Purwokerto Lor
diketahui sebanyak 5 penderita selama Praktik Klinik Sanitasi
a. Analisis data terhadap kejadian penyakit DBD adalah kondisi
lingkungan yang jelek, setelah mendapatkan laporan DBD
langsung dilakukan PE (penyelidikam Epidemiologi) sesuai
dengan teori bahwa terdapat 1 penderita maka dilakukan
penyelidiakan 20 rumah dalam radius 200 meter, namun setelah
dilakukan PE ternyata dari total 5 penderita di ketahui positif
atau 100% dari penderita DBD ditemukan jentik nyamuk. Dari 5
penderita dilanjutkan PE terhadap 7 rumah ternyata dari 5
penderita Positif jentik sebanyak 7 rumah sehingga sudah cukup
mewakili untuk tidak dilanjutkan terhadap 20 rumah yang ada.
b. Perilaku masyarakat kurang memperhatikan sanitasi juga
dimungkinkan menjadi penyebab penyakit DBD. Hal ini terlihat
dari keadaan lingkungan yang terlihat kotor dan sewaktu
dilaksanakan penyelidikan epidemiologi (PE) terlihat bahwa
57
banyak tempat yang mengandung genangan air di lingkungan
sekitar rumah serta banyak ditemukannya jentik nyamuk.
4. Penyakit ISPA
Selama praktik klinik sanitasi kasus tertinggi dengan kasus ISPA adalah
kelurahan kranji dengan kasus ISPA sebanyak 5 dan 1 ditemukan di
kelurahan sikanegara. Hasil analisis menunjukan bahwa penyakit ISPA
berkaitan erat dengan keadaan rumah dengan ventilasi yang kurang
sehingga tidak terjadi pertukaran udara yang cukup dari seluruh 5
penderita atau 83% penderita mempunyai riwayat perokok berat.
B. SARAN
Hasil analisa terhadap penyakit berbasis lingkungan diwilayah kerja
Puskesmas II Purwokerto Timur dapat berikan kesimpulan sebagai berikut
1) Penyakit TB Paru
Penyakit TB paru berkaitan dengan kedaan rumah yang tidak
memenuhi sayarat kesehatan. Hasil klinik sanitasi menunjukan
kurangnya ventilasi, kebiasaan membuka jendela yang belum
dilakukan, dan kepadatan penghuni tidak disesuaikan. Sehingga
sebaiknya dinas terkait melalui Puskesmas selalu memberikan
informasi penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya perilaku
membuka jendela rumah dan kamar serta adanya usaha untuk
membuat ventilasi rumah minimal 10% dari luas lantai
2) Penyakit Diare
58
Ada kaitan yang erat antara penderita penyakitdiare dengan
ketersediaan tempat penampungan tinja, karena dari 8 penderita atau
100% penderita tidak memiliki tempat penampungan tinja sementara
jarak dengan rumah penderita kurang dari 10 m. Dengan hal ini maka
sebaiknya perlu di dibangun tempat penampungan koturan untuk
umum dapat diterapkan model Tripikon dengan menyalurkan kotoran
dari rumah beberapa penduduk ke dalam kontruksi itu. Syarat jamban
yang sehat harus Tidak mencemari air, Tidak mencemari tanah
permukaan, Bebas dari serangga, Tidak menimbulkan bau dan
nyaman digunakan, Aman digunakan oleh pemakainya, Mudah
dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan bagi pemakainya, serta
Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan.
3) Demam berdarah (DBD)
Upaya untuk mencegah kejadian DBD dapat dilakukan dengan
menggunakan metode teori simpul yaitu sumber, lingkungan,
manusia, dan dampak
a) Sumber
Adanya upaya PSN dengan meniadakan kontainer yang
memiliki risiko tergenangnya air untuk tempat perindukan
nyamuk, pemberian ABATE untuk membunuh jentik nyamuk
pada container atau tempat penampungan air
b) Lingkungan
59
Perbaikan lingkungan berupa 3 M yaitu menguras, menutup dan
mengubur tempat-tempat yang memilki potensi sebagai tempat
perindukan nyamuk
c) Manusia
Mengupayakan supaya orang terhindar dari gigitan nyamuk
dengan cara memakai kelambu saat tidur.
d) Dampak
Perlu adanya pengobatan terhadap penderita dan melakukan
karantina terhadap penderita untuk mencegah penularan.
Penyelidikan Epidemiologi untuk menemukan sumber utama
penyebab DBD
4) ISPA
Perbaikan kondisi rumah yang memenuhi persyaratan berupa fentilasi
dan adanya lubang pembuangan asap dapur, serta memberikan
penyuluhan terhadap masyarakat untuk menjauhkan diri dari perilaku
merokok dan perokok.
60
DAFTAR PUSTAKA
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto, 2009, Buku Panduan Praktik Klinik Sanitasi Mahasiswa Semester V Di Puskesmas, Purwokerto.
Puskesmas II Purwokerto Timur, 2008. Profil Kesehatan Puskesmas II Purwokerto Timur tahun 2008, Pemkab Banyumas
61