kelompok b9 skenario 1

50
BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS SKENARIO 1 KESEHATAN IBU, ANAK, DAN REMAJA KELOMPOK B- 09 Ketua : Wenny Artha Mulia (1102011289) Sekretaris : Widya Amalia Swastika (1102011290) Anggota : Mandasari Mansur (1102011153) Nadia Fitrisia (1102011187) Nadira Danata (1102011188) Raisa Desyta Adliza (1102011220) Randy Prayogo (1102011221) Rantri Zahra Kirana (1102011222) Vicianty Meista Sari (1102011288) 1

description

Sk1

Transcript of kelompok b9 skenario 1

BLOK KEDOKTERAN KOMUNITASSKENARIO 1KESEHATAN IBU, ANAK, DAN REMAJA

KELOMPOK B- 09Ketua:Wenny Artha Mulia(1102011289)Sekretaris:Widya Amalia Swastika(1102011290)Anggota:Mandasari Mansur (1102011153)Nadia Fitrisia (1102011187)Nadira Danata (1102011188)Raisa Desyta Adliza(1102011220)Randy Prayogo (1102011221)Rantri Zahra Kirana (1102011222)Vicianty Meista Sari(1102011288)

TAHUN AJARAN 2014/2015FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

Skenario Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja

Wanita umur 16 tahun, datang ke puskesmas diantar oleh teman lekakinya dengan perdarahan segar dan banyak lewat jalan lahir sejak 1 hari yang lalu. Menurut temannya, wanita tersebut merupakan kekasihnya yang sedang mengandung, mereka telah berhubungan dekat sejak kelas 2 SMP.Sebelum pasien pergi ke dukun untuk menggugurkan kandungan, diajak oleh tenangganya yang pernah menggugurkan kandungan karena anaknya yang sudah terlalu banyak dan masih kecil kecil, pasien juga ada riwayat minum obat peluruh haid atau obat penggugur kandungan, namun saying keadaan pasien sudah tidak dapat di tolong lagi saat tiba di puskesmas.Dokter puskesmas mengatakan pasien memiliki resiko tinggi kehamialan dan terlambat di bawa ke puskesmas, sehingga terlambat juga dilakukan penanganan. Kondisi seperti ini ikut berkontribusi terhadap tingginya AKI ( Angka Kematian Ibu ), IMR ( Infant Mortality rate ) akibat kehamilan dan persalinan di Indonesia. Berdasarkan dara SDKI 2007, AKI Indonesia 228/100.000 kelahiran hidup.Dengan kejadian tersebut, kemudian puskesmas melakukan pencatatan untuk audit kematian meternal perinatal terhadap pasien tersebut.Dalam pandangan Islam, hubungan suami istri di luar pernikahan dan menggugurkan kandungan tidak di benarkan dalam agama islam.

Kata Kata Sulit :

1. Resiko tinggi kehamilan 2. AKI dan IMR3. Audit kematian maternal perinatal

Jawaban:1. Resiko Tinggi Kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan.

2. AKI adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.

IMR adalah banyaknya kematian bayi (sebelum umur satu tahun) yang terjadi pada kelahiran per 1000 bayi. Merupakan cara pengukuran yang dipergunakan khusus untuk menentukan tingkat kematian bayi.

3. Audit Kematian Maternal Perinatal adalah Pengembangan upaya peningkatan mutu pelayanan pada saat ini mengarah kepada patient safety yaitu keselamatan dan keamanan pasien. Karena itu penerapan patient safety sangat penting untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam rangka globalisasi.

Pertanyaan :1. Faktor Faktor apa saja yang menyebabkan resiko tinggi kehamilan ?2. Bagaimana cara kerja Obat peluruh haid?3. Bagaimana cara menghitung AKI dan IMR?4. Bagaimana pandangan Islam terhadap aborsi dan hubungan suami istri di luar pernikahan ?5. Apa manfaat penghitungan audit kematian maternal perinatal?

Jawaban :1. Terlalu tua saat melahirkan Memiliki factor factor beresiko tinggi salah satunya anemia 2. Obat peluruh haid mengakibatkan kontraksi Rahim, sehingga rahim akan memaksakan pengguguran kehamilan.3.

IMR=(Db/Pb)x1.000Keterangan :D=jumlah kematian bayi sebelum umur satu tahunP=jumlah kelahiran hidup dalam waktu yang sama4. Baik aborsi dan hubungan suami istri di luar pernikahan dilarang 5. Untuk dapat memberitahukan informasi tentang standart pelayanan.Untuk mendokumentasikan penurunan AKI dan sekaligus untuk mencegah berulangnya kejadian kesakitan / kematian yang seharusnya dapat di cegah.

Hipotesis : Baik aborsi dan hubungan suami istri di luar pernikahan dalam pandangan islam dilarang Obat peluruh haid mengakibatkan kontraksi Rahim, sehingga rahim akan memaksakan pengguguran kehamilan. Angka Kematian Maternal Perinatal bertujuan untuk mendokumentasikan penurunan AKI dan sekaligus untuk mencegah berulangnya kejadian kesakitan / kematian yang seharusnya dapat di cegah.

Sasaran Belajar

LI 1. Memahami dan Mengetahuit tentang perilaku kesehatan dan perilaku beresiko pada masa pubertasLI 2. Memahami dan Mengetahui tentang resiko tinggi pada kehamilan LI 3. Memahami dan Mengetahui tentang audit kematian maternal perinatalLI 4. Memahami dan Mengetahui tentang pandangan Islam tentang aborsi dan Hubungan suami istri di luar pernikahan

LI 1. Memahami dan Mengetahuit tentang perilaku kesehatan dan perilaku beresiko pada masa pubertas

Pengertian PerilakuPerilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon.Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) : 1. Perilaku tertutup (convert behavior)Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.2. Perilaku terbuka (overt behavior)Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain

Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan Batasan ini mempunyai dua unsur pokok yakni respond an stimulus atau perangsanganRespon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif ( pengetahuan, persepsi, dan sikap ) maupun bersifat aktif ( tindakan yang nyata atau praktis ). Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri atas 4 unsur pokok :1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia berespons, baik secara pasif ( mengetahiu, bersikap, dan mempersepsi penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya, maupun aktif ( tindakan yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat tingkat pencegahan penyakit yakni:a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ( health promotion behavior ) misalnya makan makanan yang bergizi, olah raga dan sebagainyab. Perilaku pencegahan penyakit ( health prevention behavior ) adalah respon untuk melakukan pencegahan penyakit misalnya : tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi, dan sebaginya. Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lainc. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan ( health seeking behavior ) yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan misalnya berusaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas - fasilitas kesehatan modern ( puskesmas, mantra, dokter praktrik, dan sebagainya ) maupun ke fasilitas kesehatan tradisional ( dukun, sinshe, dan sebagainya)d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehtan ( health rehabilitation behavior ) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya melakukan diet, mematuhi anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatannya.2. Perilaku terhadap system pelayanan kesehatan adalah respon seseorang terhadap system pelayanan kesehatan baik system pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat obatannya yang terwujud dalam pengetahuan, presepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat obatan3. Perilaku terhadap makanan ( nutrition behavior) yakni respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, presepsi sikap dan praktik kita terhadap makanan serta unsur unsur yang terkandung di dalamnya ( zat gizi ), pengelohan makanan, dan sebagianya, sehubungan kebutuhan tubuh kita.4. Perilaku terhadap lingkunagan kesehatan ( environmental health behavior ) addalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkunagn kesehatan lingkungan itu sendir. Perilaku ini antara lain mencakup :a. Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk di dalamnya komponen, manfaat , dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut segi segi hygiene pemeliharaan teknik dan penggunaannyac. Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair. Termasuk didalamnya system pembuangan sampah dan air limbah, serta dampak pembuatan limbah yang tidak baikd. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi, pencahayaan, lantai, dan sebagainyae. Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang sarang nyamuk ( vector ) dan sebaginya.

Perilaku Beresiko Pada Masa Pubertas

Beberapa pengertian mengenai pubertas yaitu:

1. Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.1. Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang.1. Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.1. Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alatalat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi

Pubertas : periode terjadinya perubahan fisik,fisiologis serta kematangan seksual secara pesat terutama pada masa awal remaja. Terjadi pada usia 11/12 dan 15/16

Definisi Remaja berdasarkan usia :Remaja : adolescence ; tumbuh menjadi dewasa (to grow into maturity) dan didahului oleh fase pubertas.

Tahapan perkembangan masa remaja : Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut : 1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11-13 tahun. Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya. 1. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14-16 tahun. Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam. 1. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17-20 tahun. Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan kebebasan diri. Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.Tahapusiakarakteristik

Differentiation12-14 thnRemaja menyadari bahwa ia berbeda secara sikologis dari orang tuanya. Kesadaran ini sering membuatnya mempertanyakan dan menolak nilai-nilai dan nasihat-nasihat orang tuanya, sekalipun nilai-nilai dan nasihat tersebut masuk akal.

Practice14-15 thnRemaja percaya bahwa ia mengetahui segala-galanya dan dapat melakukan sesuatu tanpa salah. Ia menyangkal kebutuhan akan peringatan atau nasihat dan menantang orang tuanya pada setiap kesempatan. Komitmennya terhadap teman-teman juga bertambah.

Karena kesedihan dan kekhawatiran yang dialaminya, telah mendorong remaja untuk menerima kembali sebagian otoritas orang tuanya, tetapi dengan bersyarat.

Rapprochement15-18 thnTingkah lakunya sering silih berganti antara eksperimentasi dan penyesuaian, kadang mereka menantang dan kadang berdamai dan bekerjasama dengan orang tua mereka. Di satu sisi ia menerima tanggung jawab di sekitar rumah, namun di sisi lain ia akan mendongkol ketika orang tuanya selalu mengontrol membatasi gerak-gerik dan akitvitasnya diluar rumah.

Consolidation18-21 thnRemaja mengembangkan kesadaran akan identitas personal, yang menjadi dasar bagi pemahaman dirinya dan diri orang lain, serta untuk mempertahankan perasaan otonomi, independen dan individualitas.

1. Perkembangan Biologis Remaja Perubahan hormonal ditandai dengan cepatnya pertumbuhan fisik laki-laki: perkembangan dada yang semakin bidang dan tubuh yang semakin berotot Perempuan: pinggulnya membesar dan munculnya lemak Perempuan dua tahun lebih cepat dibandingkan dengan anak laki laki (Berk, 1998)

1. Perkembangan Psikologis Remaja Perkembangan identitas diriIdentitas diri: adalah pikiran-pikiran dan perasaan yang dimiliki mengenai diri (Gardner, 1992); bagaimana remaja mendeskripsi diri secara terorganisir, merupakan ekspansi dari rasa harga diri (Berk, 1998) Mulai meninggalkan masa kecil yang tenang menuju masa dewasa yang penuh persoalan Belajar untuk membuat keputusan sendiri dan sering bertentangan dengan orang tua Biasanya gampang tersinggung dan sulit dimengerti Mulai ada privasi dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, dsb

1. Perkembangan sosial Pengaruh teman sebaya sangat kuat Terbentuknya pengelompokan sosial (nge-gank, dsb)

Tugas perkembangan masa remaja dan pubertas : Mencari relasi yang lebih matang dengan teman seusia (laki-perempuan) Mencapai peran sosial feminim atau maskulin Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif Meminta, menerima dan mencapai perilaku bertanggungjawab secara social Mencapai kemandirian secara emosional Mempersiapkan untuk karir ekonomi Mempersiapkan untuk menikah dan berkeluarga Memperoleh set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku

Definisi Perilaku beresikoAdalah perilaku yang dapat membahayakan aspek-aspek psikososial sehingga remaja sulit berhasil dalam melalui masa perkembangannya.Perilaku berisiko dilakukan remaja dengan tujuan tertentu yaitu untuk dapat memenuhi perkembangan psikologisnya.Contoh : Merokok, penggunaan narkoba agar diterima teman sebayanya, bukti kemandirian dari orang tua

Akibat perilaku beresiko Berisiko terhadap kesehatan: Merokok, minum alkohol, narkoba, tawuran Berisiko terhadap masa depan: putus sekolah, kehamilan, konsep diri yang tidak adekuat. Berisiko terhadap lingkungan sosialnya: bermasalah dengan hukum, Pengangguran

Center for Deseases Control and Prevention (CDC) di US sejak tahun 1989 melakukan Youth Risk Behavior Surveillance System(YRBSS) untuk memonitor masa depan USA. Perilaku yang dipantau: Safety driving Tobacco use Drinking alcohol and or using drugs Unprotected sex Eating pattern Physical activities *yang dibold : resiko triad

Faktor Faktor yang berpengaruh terhadap Perilaku beresiko :

LI 2. Memahami dan Mengetahui tentang resiko tinggi pada kehamilan Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi. Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang.Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.(Ubaydillah, 2000).

Risiko golongan ibu hamil menurut Muslihatun (2009, p. 132), meliputi:1. IBU HAMIL RESIKO RENDAHIbu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak memiliki faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang dan risiko tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya. Misalnya, ibu hamil primipara tanpa komplikasi, kepala masuk PAP minggu ke-36.

2. IBU HAMIL RESIKO SEDANGIbu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko tingkat sedang, misalnya ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm dan lain-lain. Faktor ini dianggap nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin, serta memungkinkan terjadinya penyulit pada waktu persalinan.

3. IBU HAMIL RESIKO TINGGI (RESTI)Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor-faktor risiko tinggi, antara lain adanya anemia pada ibu hamil. Faktor risiko ini dianggap akan menimbulkan komplikasi dan mengancam keselamatan ibu dan janin baik pada saat hamil maupun persalinan nanti.

Faktor Penyebab Risiko Tinggi KehamilanPenyebab langsung kematian ibu di Indonesia, 80 % karena komplikasi obstetri dan 20 % oleh sebab lainnya. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah 3 Terlambat dan 4 Terlalu.

3 faktor terlambat : Terlambat dalam mengambil keputusan Terlambat sampai ke tempat rujukan Terlambat dalam mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan

4 faktor terlalu : Terlalu muda saat melahirkan (< 20 tahun) Terlalu tua saat melahirkan (> 35 tahun) Terlalu banyak anak (> 4 anak) Terlalu dekat jarak melahirkan (< 2 tahun)

Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko:

1. Bayi lahir belum cukup bulan1. Bayi lahir dengan BBLR1. Keguguran (abortus)1. Partus macet1. Perdarahan ante partum dan post partum1. IUFD1. Keracunan dalam kehamilan1. Kejang (Prawirohardjo, 2008)

Pencegahan dan Penanganan Penanganan terhadap pasien dengan kehamilan risiko tinggi berbeda-beda tergantung dari penyakit apa yang sudah di derita sebelumnya dan efek samping penyakit yang dijumpai nanti pada saat kehamilan.tes penunjang sangat diharapkan dapat membantu perbaikan dari pengobatan atau dari pemeriksaan tambahan.Kehamilan dengan risiko tinggi harus ditangani oleh ahli kebidanan yang harus melakukan pengawasan yng intensif, misalnya dengan mengatur frekuensi pemeriksaan prenatal.Konsultasi diperlukan dengan ahli kedokteran lainnya terutama ahli penyakit dalam dan ahlikesehatan anak. Pengelolaan kasus merupakan hasil kerja tim antara berbagai ahli. Keputusan untuk melakukan pengakhiran kehamilan perlu dipertimbngkan oleh tim tersebut dan juga dipilih apakah perlu di lakukan induksi persalinan atau tidak.

Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan.Kehamilan dengan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan menurut Kusmiyati (2008, p. 149), antara lain:1. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4x kunjungan selama masa kehamilan yaitu: (a) Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan pertama). (b)Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat sampai bulan keenam). (c) Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh sampai bulan kesembilan).1. Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan dengan jarak satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.1. Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering dan intensif1. Makan makanan yang bergizi Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat meningkatkan kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit- penyakit yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi.1. Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil:(a) Berdekatan dengan penderita penyakit menular. (b) Asap rokok dan jangan merokok. (c) Makanan dan minuman beralkohol.(d) Pekerjaan berat. (e) Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan. (f) Pemijatan/urut perut selama hamil. (g) Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil.

1. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan mewaspadai penyakit apa saja pada ibu hamil.1. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan. desa, Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah bersalin, rumah sakit pemerintah atau swasta.

LI 3. Memahami dan Mengetahui tentang audit kematian maternal perinatalDefinisi Pengembangan upaya peningkatan mutu pelayanan pada saat ini mengarah kepada patient safety yaitu keselamatan dan keamanan pasien.Karena itu penerapan patient safety sangat penting untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam rangka globalisasi. Dalam World Health Assembly pada tanggal 18 Januari 2002, WHO Excecutive Board yang terdiri dari 32 wakil dari 191 negara anggota telah mengeluarkan suatu resolusi untuk membentuk program patient safety. Isi dari program patient safetyadalah :

1. Penetapan norma, standard dan pedoman global mengenai pengertian, pengaturan dan pelaporan dalam melaksanakan kegiatan pencegahan dan penerapan aturan untuk menurunkan resiko. 1. Merencanakan kebijakan upaya peningkatan pelayanan pasien berbasis bukti dengan standard global, yang menitik beratkan terutama dalam aspek produk yang aman dan praktek klinis yang aman sesuai dengan pedoman, medical product dan medical devices yang aman digunakan serta mengkreasikan budaya keselamatan dan keamanan dalam pelayanan kesehatan dan organisasi pendidikan.1. Mengembangkan mekanisme melalui akreditasi untuk mengakui karakteristik provider pelayanan kesehatan bahwa telah melewati benchmark untuk unggulan dalam keselamatan dan keamanan pasien secara internasional. Dan yang terakhir adalah mendorong penelitian terkait dengan patient safety.

Sesuai dengan isi program patient safety yang pertama, maka perlu dilaksanakan Audit Maternal-Perinatal (AMP) sebagai salah satu upaya pencegahan sekaligus penerapan aturan untuk menurunkan risiko kematian ibu dan bayinya.

Audit maternal perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan kematian ibu dan perinatal serta penatalaksanaannya, dengan menggunakan berbagai informasi dan pengalaman dari suatu kelompok terdekat, untuk mendapatkan masukan mengenai intervensi yang paling tepat dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan KIA disuatu wilayah.

Dengan demikian, kegiatan audit ini berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan dengan pendekatan pemecahan masalah.Dalam kaitannya dengan pembinaan, ruang lingkup wilayah dibatasi pada kabupaten/kota, sebagai unit efektif yang mempunyai kemampuan pelayan obstetrik-perinatal dan didukung oleh pelayanan KIA sampai ketingkat masyarakat.

Audit maternal perinatal nerupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan kematian ibu dan perinatal dengan maksud mencegah kesakitan dan kematian dimasa yang akan datang. Penelusuran ini memungkinkan tenaga kesehatan menentukan hubungan antara faktor penyebab yang dapat dicegah dan kesakitan/kematian yang terjadi. Dengan kata lain, istilah audit maternal perinatal merupakan kegiatan death and case follow up.

Lebih lanjut kegiatan ini akan membantu tenaga kesehatan untuk menentukan pengaruh keadaan dan kejadian yang mendahului kesakitan/kematian. Dari kegiatan ini dapat ditentukan: Sebab dan faktor-faktor terkaitan dalam kesakitan/kematian ibu dan perinatal Dimana dan mengapa berbagai sistem program gagal dalam mencegah kematian Jenis intervensi dan pembinaan yang diperlukan

Audit maternal perinatal juga dapat berfungsi sebagai alat pemantauan dan sistem rujukan. Agar fungsi ini berjalan dengan baik, maka dibutuhkan : Pengisian rekam medis yang lengkap dengan benar di semua tingkat pelayanan kesehatan Pelacakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dengan cara otopsi verbal, yaitu wawancara kepada keluarga atau orang lain yang mengetahui riwayat penyakit atau gejala serta tindakan yang diperoleh sebelum penderita meninggal sehingga dapat diketahui perkiraan sebab kematian.

TujuanTujuan umum audit maternal perinatal adalah meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah kabupaten/kota dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan perinatal.

Tujuan khusus audit maternal adalah : Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara teratur dan berkesimnambungan, yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit pemerintah atau swasta dan puskesmas, rumah bersalin (RB), bidan praktek swasta atau BPS di wilayah kabupaten/kota dan dilintas batas kabupaten/kota provinsi Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit pemerintah/swasta, puskesmas, rumah sakit bersalin dan BPS dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang disepakati

Indikator Mortalitas1. Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR)Konsep DasarAngka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk.Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.

KegunaanAngka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.

DefinisiAngka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.Catatan: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.2. Age Specific Death Rate (ASDR = Angka Kematian Menurut Umur)

3. Angka Kematian Bayi (AKB)Konsep DasarKematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi.Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.

Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.

Kegunaan Angka Kematian Bayi dan BalitaAngka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

DefinisiAngka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.Catatan : K = Konstanta (1000) Angka kematian neo-natalDefinisiAngka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Catatan :Angka Kematian Neo-Natal =Angka Kematian Bayi umur 0-