Kelompok 2 : Pradana Gilang (10407003) Heidy Dwiyanti Utami (10407007)
description
Transcript of Kelompok 2 : Pradana Gilang (10407003) Heidy Dwiyanti Utami (10407007)
Pengaruh Variasi Substrat Terhadap Jumlah Sel Lactococcus lactis dan
Streptococcus thermophilus, % Asam Laktat,pH, Serta Kandungan Protein
Dan Lemak Dalam Produksi KejuKelompok 2 : Pradana Gilang (10407003)Heidy Dwiyanti Utami (10407007)Meillya Fitriaty (10407012)Ivanna (10407015)Desy Suryani Huriyah (10407024)Bastian Saputra (10407029)Waode Nurzara (10407030)
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Alternatif substrat untuk produksi keju
Harga keju mahal
Keju = makanan
penunjang kesehatan.
Faktor penting dalam
produksi keju adalah jenis susu
yang digunakan.
TUJUAN• Mengetahui pengaruh susu
kambing dan susu kacang kedelai sebagai substrat dalam pembuatan keju dengan menggunakan parameter jumlah sel, pH, % asam laktat, kandungan protein dan lemak, serta hasil uji organoleptik.
• Menghasilkan keju soft cheese dengan variasi substrat yang berbeda-beda.
TINJAUAN PUSTAKA
Keju
• Terbuat dari dadih yang terkoagulasi dengan
penambahan rennin, asam laktat, enzim yang
cocok atau dengan penambahan mikroba, yang
dipidsahkan dadihnya lalu diperam
(Marchesseau et all, 1997).
• Memiliki kandungan gizi tinggi dan bermanfaat
bagi kesehatan karena mengandung bakteri
asam laktat untuk menjaga keseimbangan
mikroflora saluran pencernaan (Heller, 2001).
Bakteri Asam Laktat Sebagai Kultur Starter
• Gram positif, tidak memiliki enzim katalase, tidak membentuk spora, tidak punya
sitokrom, aerotoleran, anaerobik hingga mikroaerofilik, membutuhkan nutrisi yang
kompleks seperti asam amino dan tiamin (B1, B6, B12 dan biotin) untuk pertumbuhannya
(Surono, 2004), kokus dengan diameter 1 μm dan panjang 2-3 μm (Madigan, 2009).
• GRAS (Generally Reconized As Safe) (Surono, 2004).
• Hasil fermentasi secara heterofermentatif baik untuk kesehatan saluran pencernaan
karena kondisi asam yang disebabkan oleh asam laktat dan asetat mampu menghambat
pertumbuhan bakteri patogen (Surono, 2004).
Genus Bentuk sel FermentasiSreptococcus Kokus berantai Homofermentatif Leuconostoc Kokus berantai Heterofermentatif Pediococcus Kokus dalam empat HomofermentatifLactobacillus Batang berantai Homofermentatif
HeterofermentatifEnterococcus Kokus berantai HomofermentatifLactococcus Kokus berantai Homofermentatif
Genera bakteri asam laktat :
(Madigan, 2009)
Lactococcus lactis
• bakteri gram positif ,suhu optimal 30oC, kokus
(biasanya diplokokus). Koloni berbentuk rantai
pendek, anaerob fakultatif, berbau (Black,
1999).
• pertumbuhannya sangat cepat pada medium
susu dan mampu menghidrolisis kasein susu
dengan enzim proteinase ekstraseluler dan
mengkonversi laktosa secara homofermentatif
menjadi asam laktat.
• memiliki mekanisme pertahanan terhadap
stres lingkungan (Anderson dan Rodstrom,
2003).
Lactococcus lactis
Streptococcus thermophilus
• bakteri gram positif, berbentuk kokus dan
membentuk pola rantai, tumbuh optimum pada
suhu 40oC, dapat tumbuh hingga suhu 52oC,
bersifat fakultatif anaerob, berbau (Heller,
2001).
• memiliki aktivitas peptidase yang kuat untuk
menghasilkan asam amino (Chaves et all, 2002).
• banyak dijumpai dalam saluran pencernaan dan
metabolismenya hanya menggunakan glukosa
dan laktosa (Chaves et all, 2002)
Streptococcus thermophilus
Laktosa
• glukosa + galaktosa.
• di dalam susu, laktosa hanya terdapat sekitar 4,8%-5,2%.
• substrat untuk fermentasi oleh bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat pada
berbagai produk fermentasi susu.
• dihidrolisis oleh enzim laktase (β-D galaktosidase) yang terdapat intraseluler pada
bakteri (Moat dan Foster, 1995; Hill, 2006).
Struktur laktosa
Fermentasi Keju
• 3 proses metabolisme yang penting
dalam fermentasi keju:– Glikolisis = fermentasi laktosa oleh bakteri
asam laktat yang digunakan untuk
menghasilkan asam laktat, asam asetat,
CO2, dan diasetil
– Proteolisis = proses penguraian protein
(kasein) menjadi peptida selanjutnya
menjadi asam amino yang merupakan
prekursor aroma
– Lipolisis = proses penguraian lemak menjadi
asam lemak bebas dalam keju yang
berperan dalam pembentukan aroma keju.
Kurva tumbuh Lactococcus lactis dan Streptococcus thermophilus dalam keju susu sapi
(Audet, 1988)
Susu Kambing dan Susu Kedelai
(Basya, 2002)
Medium YGLPB• Yeast Glucose Lactose Peptone Broth• Komposisi :
Peptone 10 g Lab Lemco (Oxoid) 8 g Yeast extract 3 g Glucose 5 g Lactose 5 g KH2PO4 2.5 g K2HPO4 2.5 g MgSO4.7H2O 0.2 g MnSO4.4H2O 0.05 g Distilled water 1000 ml
• pH 6.8 Sterilize at 115°C for 20 min. (sumber : www.sci.muni.cz )
Medium MST• Medium Streptococcus thermophilus• Komposisi :
METODOLOGI PENELITIAN
Keju Susu Kedelai
1. Pembuatan susu
2. Inokulasi, Inkubasi dan Pemeraman
Susu kedelai
Diinokulasikan kultur
Lactococcus lactis 10 jam
Streptococcus thermophilus
12 jamDiinkubasi
Selama 7 hariDipisahkan dadih dan whey-nya
Diberi garam 10% berat dadih
Dilakukan pengukuran pH, dan jumlah sel
dengan TPC untuk T0
Diperam selama 6 minggu
Keju Susu Kambing
Susu Kambing
Diinokulasikan kultur Lactococcus lactis 10 jam
Streptococcus thermophilus12 jam
Diinkubasi hingga dadih memadat
1 23 4
Diberi garam 10% berat dadih
Dilakukan pengukuran pH, dan jumlah sel dengan TPC untuk T0
Diperam selama 7 minggu(T0 – T6)
JADWAL KERJA2010
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28
February
upscal e keju susu kedel ai
PEMBUATAN PROPOSAL DAN
PERSIAPANALAT & BAHANpengumpulan proposal
pelengkapan alat & bahan yang dibutuhkan
pembuatan medium yglpb + mst
meminta kultur LL dan ST
inkubasi kultur LL dan ST
aktivasi I kultur LL dan ST
aktivasi II kultur LL dan ST (gagal)
aktivasi I LL + ST dari kultur padat
aktivasi II LL + ST Inokulasi kultur ke susu kambingpenambahan renet
aktivasi II LL + ST Inokulasi ke susu kedelaipenambahan renet
pengepressan + penggaraman dadih susu kambingsampling T0 susu kambing
PEMERAMAN KEJUSUSU KAMBING & PEMBENTUKAN DADIH SUSU KEDELAI pengepressan + penggaraman dadih susu kedelaiT1 susu kambing, T0 susu kedelai
PEMERAMANKEJU SUSU KAMBING & SUSU KEDELAI
pembentukan dadih susu kambing
Sampling T2 susu kambing, T1 susu kedelai
Sampling T3 susu kambing, T2 susu kedelai
PEMERAMANKEJU SUSU KAMBING & SUSU KEDELAIAktivasi II LL + STinokulasi kultur ke susu kedelaipenambahan renet
Aktivasi I LL + STmeminta kultur LL dan ST
inkubasi kultur LL dan ST
PEMERAMANKEJU SUSU KAMBING & SUSU KEDELAIpengepressan + penggaraman dadih susu kedelai
keju susu kedelai upscale dikulkaskan
keju susu kedelaidikulkaskan
keju susu kambingdikulkaskan
2010
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31
Maret
upscal e keju susu kedel ai
aktivasi I LL + ST dari kultur padat
aktivasi II LL + ST Inokulasi kultur ke susu kambingpenambahan renet
aktivasi II LL + ST Inokulasi ke susu kedelaipenambahan renet
pengepressan + penggaraman dadih susu kambingsampling T0 susu kambing
PEMERAMAN KEJUSUSU KAMBING & PEMBENTUKAN DADIH SUSU KEDELAI pengepressan + penggaraman dadih susu kedelaiT1 susu kambing, T0 susu kedelai
PEMERAMANKEJU SUSU KAMBING & SUSU KEDELAI
pembentukan dadih susu kambing
Sampling T2 susu kambing, T1 susu kedelai
Sampling T3 susu kambing, T2 susu kedelai
PEMERAMANKEJU SUSU KAMBING & SUSU KEDELAIAktivasi II LL + STinokulasi kultur ke susu kedelaipenambahan renet
Aktivasi I LL + STmeminta kultur LL dan ST
inkubasi kultur LL dan ST
PEMERAMANKEJU SUSU KAMBING & SUSU KEDELAIpengepressan + penggaraman dadih susu kedelai
keju susu kedelai upscale dikulkaskan
keju susu kedelaidikulkaskan
keju susu kambingdikulkaskan
2010
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
April
Sampling T4 susu kambing dan T3 susu kedelai
PEMERAMANKEJU SUSU KAMBING & SUSU KEDELAI
PEMERAMANKEJU SUSU KAMBING & SUSU KEDELAI Sampling T5 susu kambing dan T4 susu kedelai
PEMERAMANKEJU SUSU KAMBING & SUSU KEDELAISampling T6 susu kambing dan T5 susu kedelai
Uji Organoleptik Pengembalian alat dan bahan
FERMENT STATION
Pengemasan produk
HASIL PENGAMATAN
TOTAL PLATE COUNT (TPC)
a. Keju susu kedelai
1,E-18 1,00E-19 1,00E-20
Streptococcus thermophilus
Lactococcus lactis
Hasil Pewarnaan gram :
Lactococcus lactis Streptococcus thermophilus
b. Keju susu kambing
waktu inkubasi MST YGLPB(minggu) pengenceran pengenceran
0 10-1 10-2 10-3 10-1 10-2 10-3
TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD1 10-2 10-3 10-4 10-2 10-3 10-4
TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD2 10-6 10-7 10-8 10-6 10-7 10-8
TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD3 10-8 10-9 10-10 10-8 10-9 10-10
TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD 2034 10-12 10-13 10-14 10-12 10-13 10-14
TBUD 210 79 TBUD TBUD 455 10-15 10-16 10-17 10-15 10-16 10-17
TBUD TBUD 87 TBUD 137 666 10-20 10-21 10-22 10-20 10-21 10-22
32 TBUD TBUD 54 TBUD TBUD
1,00E-20 1,00E-21 1,00E-22
Streptococcus thermophilus
Lactococcus lactis
Hasil Pewarnaan gram :
Lactococcus lactis Streptococcus thermophilus
% ASAM LAKTAT dan pH
Waktu Inkubasi % asam laktat pH(minggu) susu kambing susu kedelai susu kambing susu kedelai
0 - 6,6 6,71 - 0,09 5,2 5,52 0,072 0,054 4,9 4,83 0,054 0,117 4,4 4,64 0,144 0,162 4,6 4,75 0,216 0,24 4,5 4,46 0,22 - 4,6 -
UJI ORGANOLEPTIK
KANDUNGAN PROTEIN DAN LEMAK
PEMBAHASAN
TOTAL PLATE COUNT (TPC)
• Secara umum, terjadi peningkatan jumlah sel
setiap minggunya.
• Jumlah sel antara Lactococcus lactis dan
Streptococcus thermophilus tidak jauh berbeda.
• Pada keju susu kedelai, sejak minggu ke-5
Lactococcus lactis dan Streptococcus
thermophilus mulai memasuki fase stasioner,
sedangkan pada keju susu kambing belum.
• Setelah dilakukan pewarnaan gram, didapatkan
bakteri gram dari sampel keju adalah bakteri
gram positif (sesuai dengan karakteristik
Lactococcus lactis dan Streptococcus
thermophilus)
• Jumlah mikroba pada proses pembuatan keju
dipengaruhi oleh penambahan kadar garam.
jumlah bakteri Lactococcus lactis dan
Streptococcus thermophilus yang banyak pada
setiap minggu ditunjang oleh panambahan kadar
garam yang optimum.
• terjadi kesalahan pada tahap awal pembuatan
keju dimana OD inokulum tidak diukur terlebih
dahulu sebelum dimasukan ke dalam susu
kambing dan susu kedelai. Mungkin, karena
itulah jumlah sel pada keju yang dihasilkan
sangat tinggi (mungkin OD inokulum awal sangat
tinggi).
pH dan % Asam Laktat
• Secara umum, % asam laktat meningkat, dan
pH menurun.
• Ada beberapa titik (misalnya : pada minggu
ke-3 keju susu kedelai) dimana % asam laktat
dan pH menurun. Hal ini menunjukan bahwa
diproduksi asam lain (tidak hanya asam laktat)
pada fermentasi keju.
• Menurut Hugenholtz, 1993, dalam proses
fermentasi keju, bakteri asam laktat akan
memproduksi asetaldehid yang menyebabkan
aroma keju.
• Penurunan pH menyebabkan penggumpalan
susu menjadi dadih. Pada minggu ke-3
kecepatan penurunan pH mulai berkurang, hal
ini menunjukkan mulai terjadinya proses
koagulasi susu dan penurunan produksi asam
oleh kultur starter karena proses proteolisis
mulai berlangsung (Gomes & Malcata, 1998).
• Semakin rendah pH akan menghasilkan
tekstur dadih yang rapih dan mudah hancur.
Dadih yang terbentuk pada susu kambing (pH
4.6) memiliki tekstur rapuh dan mudah hancur,
namun pada susu kedelai (pH 4.4) memiliki
tekstur dadih yang kental
• Kadar asam laktat yang dihasilkan susu
kedelai lebih tinggi dibandingkan susu
kambing, hal ini menunjukkan proses
fermentasi laktosa menjadi asam laktat
(homofermentatif) pada susu kedelai
berlangsung lebih baik dibandingkan pada
susu kambing.
UJI ORGANOLEPTIK
• Keju susu kambing lebih disukai daripada
keju susu kedelai.
• Menurut panelis, rasa keju susu kambing
lebih mendekati rasa keju yang sebenarnya
bila dibandingkan dengan keju susu kedelai..
• Pada keju susu kambing, kultur bakteri starter yang digunakan
menggunakan laktosa sebagai sumber gula dan protein susu sedangkan
untuk keju susu kedelai, kultur bakteri starter menggunakan gula pada
kedelai sebagai pengganti laktosa dan protein yang terdapat pada susu
kedelai yang berperan seperti protein pada susu kambing. Dadih yang
dihasilkan oleh susu kedelai menghasilkan berbagai asam amino yang
digunakan oleh kultur untuk menghasilkan cita rasa. (Ahmad, et.al, 2008).
• sebagian besar panelis menyatakan keju susu
kambing memiliki aroma cukup baik dan banyak
yang menyukainya, bila dibandingkan dengan
keju susu kedelai.
• Perbedaan aroma yang dihasilkan terjadi
karena perbedaan substrat yang digunakan.
Pada keju susu kedelai, senyawa yang lebih
banyak dihasilkan adalah asam, alkohol, ester,
aldehid, keton dan senyawa yang mengandung
sulfur (Ahmad, et.al, 2008). Aroma pada keju
susu kambing dihasilkan oleh senyawa peptida
dan asam lemak yang dihasilkan. (Salles, et.al,
2002)
• keju kambing memiliki tekstur lebih padat
dibandingkan keju kedelai yang memiliki
tekstur seperti krim.
• tekstur keju susu kedelai lebih banyak
disukai bila dibandingkan dengan keju susu
kambing.
• Warna keju susu kedelai berwarna
kekuningan seperti keju cheddar (keju yang
terdapat di pasaran), walaupun bentuk
akhirnya seperti keju krim. Sedangkan untuk
keju susu kambing memiliki warna agak putih
seperti serbuk.
• Pada saat penambahan renet, dadih susu
kambing langsung terpisah dan membentuk
tekstur bubuk. Sedangkan pada keju susu
kedelai, walaupun telah dilakukan penambahan
renet, dadih terbentuk 1 minggu kemudian. Hal
ini disebabkan karena substrat rennin adalah
kasein, sedangkan susu kedelai tidak
mengandung kasein (Van Dijk, 1982). Maka,
dapat dikatakan bahwa tidak perlu
penambahan renet untuk pembuatan keju susu
kedelai.
Keju susu kedelai
Keju susu kambing
KANDUNGAN LEMAK DAN PROTEIN
Food Analyser Series 3000
• Pengukuran kadar lemak dan protein
menggunakan Food Analyser Series 3000.
• Kandungan protein dan lemak dalam keju
susu kambing lebih tinggi daripada keju susu
kedelai.
• Terjadi peningkatan kandungan protein dan
lemak yang cukup signifikan setelah susu
difermentasi. Susu kambing mengalami
kenaikan 15.69% kadar protein dan 19.78%
kadar lemak. Susu kedelai mengalami kenaikan
9.03% kadar protein dan 1.07% kadar lemak.
FERMENTASI MENINGKATKAN NUTRISI
• Menurut CODEX STAN 208-1999, % lemak
minimal untuk soft cheese adalah 40%. Jadi,
produk keju susu kambing ataupun susu
kedelai kami masih belum dapat mengikuti
standar CODEX.
KESIMPULAN
Variasi substrat berpengaruh pada keju yang dihasilkan, terutama dari segi cita rasa.
Jumlah akhir sel Lactococcus lactis pada keju susu kambing adalah 3.2 x
1021CFU dan Streptococcus thermophilus 5.4 x 1021 CFU, sedangkan jumlah
Lactococcus lactis pada keju susu kedelai adalah 3 x 1022CFU dan
Streptococcus thermophilus 1.02 x 1021 CFU.
pH akhir keju susu kedelai adalah 4.4 dan keju susu kambing adalah 4.6.
Kadar asam laktat keju susu kambing adalah 0.22% dan keju susu kedelai
adalah 0.24%.
Kandungan protein dan lemak pada keju susu kambing lebih tinggi daripada
keju susu kedelai.
Secara keseluruhan, keju susu kambing lebih disukai daripada keju susu
kedelai.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Naveed, Li Li, Xiao-Quan Yang, Zheng-Xiang Ning, dan Muhammad Atif Randhawa. 2008. Improvements in the Flavour of Soy Cheese. Food Technol. Biotechnol. 46 (3) : 252–261.
Anderson V, Rodstrom P. 2003. Physiological Function of The Maltose Operon Regulator, MalR in Lactococcus lactis. Biomed Central Microbiology. 2, 28-35.
Audet P, et.all. 1988. Sugar Utilization and Acid Production by Free and Entrapped Cells of Streptococcus salivarius subsp. thermophilus, Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus, and Lactococcus lactis subsp. Lactis in a Whey Permeate Medium. Appl Environ Microbiol 55 (1), 6p.
Black BG. 1999. Microbiology Principles and Exploration. Prentice Hall, New Jersey.Bruinenberg PG, Vos Peter, deVos W. 1992. Proteinase Overproduction in Lactococcus lactis Strains: Regulation and Effect
on Growth and Acidification in Milk. www.aem.asm.org. American Society for Microbiology : [7 April 2010]Charalambous G. 1978. Flavor of Foods and Beverages. Academic Press. New York.Chaves M, Fernandez ZLS, Learyer L, Mierau M, Kleerebezem M, Hugebholtz J. 2002. Metabolic Engineering of Acetaldehyde
Production by Streptococcus thermophillus. Applied and Environmental Microbiology. 68, 5656-5662.deMan, J. M. 1989. Kimia makanan. Diterjemahkan oleh Padmawinata, Penerbit ITB Bandung.Doelle HW. 1994. Microbial Proccess Development. World Scientific Publishing Co. Ptc. Ltd., Singapore.Eckerman S. 2006. Speciality Cheese Culture Selection. CHR. Hansen INC. Milwaukee.Fardiaz S. 1998. Fisiologi Fermentasi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB, Bogor.Gomes AMP, Malcata, F X . 1998. Development of Probiotic Cheese Manufactured from Goat Milk: Response Surface Analysis
via Technological Manipulation. Journal of Dairy Science Vol. 81, No. 6, 1998 Gumbira SE. 1987. Bioindustri Penerapan Teknologi Fermentasi. Penerbit PT Mediayatama Perkasa, Jakarta.Heller J. 2001. Probiotic Bacteria in Fermented Food : Product Characteristic and Starter Organism. American Journal Clinical
Nutrition. 73, 374-379.Higgins. 2006. Cheese. National Dairy Council, Rosemont.Hill AR. 2006. Cheese Technology. Academic Press, Canada.Hugenholtz J. 1993. Citrate Metabolism in Lactic Acid Bacteria. FEMS Microbiology Review. 12, 165-168.Judo RM, Said G, Hartoto L. 1989. Biokonversi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB, Bogor.Letort C, NardiM, Garault P, Monnet V, Juillard V. 2002. Casein Utilization by Streptococcus thermophilus Results in a Diauxic Growth in Milk. www.aem.asm.org. American Society for Microbiology : [7 April 2010]
Madigan TM, Martinko JM. 2006. Biology of Microorganisms, 11th edition. Prentice Hall, International, Inc, London.Marchesseau S, Gastaldi E, Lagaude A, Cuq JL. 1997. Influence of pH on Protein Interaction and Microstructure of Process
Cheese. J Dairy Science. 80, 1483-1389.Moat AG, Foster JW. 1995. Microbial Physiology. John Wiley and Sons, Inc. Publication, New York.Neidhardt FC, John LI, Schaeechter M. 1990. Physiolofy of the Bacterial Cell A Molecular Approach. Sinauer Associates, Inc. Publishers, Sunderland.Park YW. 2001. Proteolisis and Lipolysis of Goat Milk Cheese. J. Dairy Science. 84, 84-92.Salles, C., N. Sommerer, C. Septier S. Issanchou, C. Chabanet, A. Garem, dan J.-L. Le Quere. 2002. Goat Cheese Flavor:
Sensory Evaluation of Branched-Chain Fatty Acids and Small Peptides. Journal of Fodd Science 67 (2) : 835-841.Singh TK, Drake M, Cadwallader. 2003. Flavor of Cheddar Cheese, Chemical and Sensory Perspective. Comprehensive
reviews in Food Science and Food Safety. 2, 139-162.Soomro AH, Masud T, Anwar K. 2002. Role of Lactic Acid Bacteria in Food Preservation and Human Health. Pakistan
Journal of Nutrition. 1, 20-24.Steven WP. 2000. Lactose Intolerance : The Norm Among the Worlds Peoples. American Journal of Pharmaceutical
Education. 64.Surono I. 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan. PT Tri Cipta Karya, Jakarta.Tavaria F, Dahl S, Carballo FJ, Malcata FX. 2002. Amino Acid Catabolism and Generation of Volatile By Lactic Acid Bacteria.
Dairy Science. 82, 2462-2470.Van Dijk. 1982. Syntesis of Curd. Doctoral Thesis of Needherlands Institut Voor Zuivelonderzoek (NIZO). Melkunie.
Wiking. 2005. Milk Fat Globule Stability Lipolysis with Special Reference to Autonatic Milking. Doctoral Thesis Upsala University, Upsala.
Witwer, RS. 1999. Food Technology. National Dairy Council. 53, 50.Yvon M, Thirouin S, Rijnen, Dider L, Fomentier R, Gripon JC. 1997. An Aminotransferase from
Lactococcus lactis Initiates Conversion of Amino Acids to Cheese Flavor Coumpounds. Apllied and Environmental Microbiology. 63, 414-419.
TERIMA KASIH