Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

19
1 POLA PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DAARUT TAUHID DAN DARUL WALAD KECAMATAN CIDADAP KOTA BANDUNG Oleh: Kelompok 1 Pendidikan Geografi*) Abstrak Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya. Dengan melakukan peralatan sederhana kami melakukan observasi di pondok pesantren Daarut Tauhid dan Darul Walad Kecamatan Cidadap Kota Bandung. Guna mengetahui berbagai aspek pendidikan di kedua pondok pesantren tersebut dan bagaimana keislaman di dalamnya.Pola pembelajaran di kedua pondok pesantren merupakan pemberian materi yang lebih aplikatip dan merupakan suatu pembiasaan hal-hal positif dalam islam, agar pembiasaan tersebut akan terus terbawa hingga kelak setelah santri lulus pesantren. Secara tidak langsung pondok pesantren sangat berperan di masyarakat, diantaranya mengubah citra masyarakat mejadi lebih baik. Kata Kunci : Pendidikan, Islam, Pondok Pesantren. 1. Pendahuluan Pendidikan merupakan pilar kehidupan sebuah bangsa. Hakikatnya, pendidikan mampu berperan sebagai modal kemajuan dan kekuatan yang besar bagi suatu generasi. Pendidikan menjadi hak setiap individu manusia, tanpa pandang kasta atupun ras. Tak heran jika dewasa ini, pendidikan menjadi sebuah sektor yang sangat

Transcript of Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

Page 1: Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

1

POLA PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DAARUT TAUHID DAN

DARUL WALAD KECAMATAN CIDADAP KOTA BANDUNG

Oleh:

Kelompok 1 Pendidikan Geografi*)

Abstrak

Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya. Dengan melakukan peralatan sederhana kami melakukan observasi di pondok pesantren Daarut Tauhid dan Darul Walad Kecamatan Cidadap Kota Bandung. Guna mengetahui berbagai aspek pendidikan di kedua pondok pesantren tersebut dan bagaimana keislaman di dalamnya.Pola pembelajaran di kedua pondok pesantren merupakan pemberian materi yang lebih aplikatip dan merupakan suatu pembiasaan hal-hal positif dalam islam, agar pembiasaan tersebut akan terus terbawa hingga kelak setelah santri lulus pesantren. Secara tidak langsung pondok pesantren sangat berperan di masyarakat, diantaranya mengubah citra masyarakat mejadi lebih baik.

Kata Kunci : Pendidikan, Islam, Pondok Pesantren.

1. Pendahuluan

Pendidikan merupakan pilar kehidupan sebuah bangsa. Hakikatnya,

pendidikan mampu berperan sebagai modal kemajuan dan kekuatan yang besar

bagi suatu generasi. Pendidikan menjadi hak setiap individu manusia, tanpa

pandang kasta atupun ras. Tak heran jika dewasa ini, pendidikan menjadi sebuah

sektor yang sangat diperhatikan oleh setiap individu di berbagai negara dan

ajaran. Begitu pula dalam ajaran Islam. Pendidikan berkembang menjadi salah

satu urgensi yang erat dengan kehidupan suatu umat manusia. Melalui pendidikan

yang terintegrasi dengan ajaran Islam, manusia semestinya semakin tersinergikan

dengan pencipta dari segalanya. Seperti halnya dengan salah satu pernyataan

dalam hadist nabi berikut ini.

“Allah Mendidikku, maka ia memberikan kepadaku sebaik-baik

pendidikan”

Page 2: Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

2

Jelas bahwa dari hadist tersebut, tercerminkan bahwa pendidikan yang

berasal dari sang pemilik segalanya, merupakan muara dari segala bentuk

pendidikan. Allah SWT menjadi pusat dari segala bentuk pendidikan yang

manusia jalani. Pendidikan yang bermuara dan berawal dari-Nya senantiasa

memiliki nuansa yang berbeda. Itulah mengapa pendidikan Islam menjadi sangat

populer di kalangan masyarakat muslim.

Secara terminologis, beberapa ahli pendidikan Islam memiliki pengertian

yang berbeda-beda tentang apa itu Pendidikan Islam. Namun dalam hal ini,

Ahmad D. Marimba dalam Hamdani Ihsan (2001:15) menyatakan bahwa

Pendidikan Islam merupakan sebuah proses yang meliputi bimbingan jasmani dan

rohani manusia berdasarkan ajaran Islam dengan tujuan membentuk kepribadian

utama yang memiliki nilai-nilai agama Islam dan bertanggung jawab di dalamnya.

Dewasa ini, salah satu wujud implementasi hal tersebut di masyarakat

adalah adanya proses pendidikan Islam berbasis pondok pesantren. Pondok

pesantren banyak diyakini sebagai wadah yang tepat untuk merealisasikan

bimbingan yang mencakup jasmani dan rohani secara tersinergikan hingga

membentuk kepribadian Islami yang kuat. Untuk itulah, penulis mencoba untuk

menganalisis secara sederhana tentang pola pendidikan yang diterapkan di

pesantren untuk menakar kekuatan program tersebut dalam membentuk generasi

moralis, agamis, serta sesuai dengan nilai dan norma agama.

2. Teoritis

a. Pengertian Pendidikan dalam Islam

Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat

menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan

efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu

proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan

pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan

pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap

pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan

keahlian. Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan Islam

Page 3: Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

3

sebagai suatu system keagamaan menimbulkan pengertian-pengertian baru, yang

secara implicit menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya.

b. Karakteristik Pendidikan dalam Islam

Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk mengenalkan Islam

ini diutus Rasulullah SAW. Tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk

kembali kepada Allah SWT. Oleh karena itu selama kurang lebih 23 tahun

Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia melalui pendidikan.

Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu

orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang

mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.

Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah

alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan

dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh

makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga akan muncul

kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia.

Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah

terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan

manfaat bagi alam dan seisinya. Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran

orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun

manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11). Bahkan syaithan kewalahan terhadap

orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya

oleh tipu muslihat syaithan.

c. Definisi Pesantren

Pesantren berasal dari kata santri degan awalan pe- dan akhiran -an berarti

tempat tinggal santri. Soegarda Poerbakawatja yang dikutip oleh Haidar Putra

Daulay mengatakan pesantren berasal dari kata santri yaitu seseorang yang belajar

agama Islam sehingga dengan demikian pesantren mempunyai arti tempat orang

berkumpul untuk belajar agama Islam. Ada juga yang mengartikan pesantren adl

suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat “tradisional” untuk

mendalami ilmu tentang agama Islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup

keseharian. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pesantren diartikan sebagai

Page 4: Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

4

asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara

istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dimana para santri biasa

tinggal di pondok (asrama) dgn materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-

kitab umum bertujuan utk menguasai ilmu agama Islam secara detail serta

mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dgn menekankan penting moral

dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Pembahasan

a. Profil Singkat

Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Tahun ’80-an, sekitaran Jalan Gegerkalong Girang terkenal sebagai

“gudang maksiat.” Tapi setelah datangnya seorang pemuda bernama Abdullah

Gymnastiar dengan membawa beragam aktivitas positif, justru kawasan yang

sering disebut ‘Gerlong’ saja itu, kini lebih dikenal sebagai pusat dakwah.

Menyebut Gerlong pasti ingat Daarut Tauhid, begitu juga sebaliknya. Yayasan

Daarut Tauhid didirikan oleh Abdulah Gymnastiar - seorang ulama otodidak

(belajar langsung dari K.H. Choer Affandi, pimpinan Pesantren Manonjaya –

Tasikmalaya, dari seorang ulama sepuh dari Garut, serta seorang ulama sepuh dari

Demak) secara resmi pada 4 September 1990.

Profil Singkat Pondok Pesantren Darul Walad

Pondok pesantren ini merupakan pesantren yang berdiri sejak tahun 2000

yang dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat sekitar untuk membangun

kegiatan agama yang terorganisir dan untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan

antar masyarakatnya, dengan tanah wakaf dari bapak H. Oman dan bantuan dari

masyarakat sekitar. Lokasi pondok pesantren ini cukup strategis, yakni berada di

jalan Dr.Setiabudhi, yang lokasinya berdekatan dengan kantor kepolisian polsek

Cidadap.

Luas dari pondok pesantren ini sekitar 40 tumbak. Kemudian sarana dan

prasarana yang mendukung kegiatan kerohanian antara lain mesjid ar-rahman,

ruang kelas, perpustakaan dan gudang. Pesantren ini masih sangat sederhana

sehingga pendidikan yang berjalan tidak terlalu formal. Walaupun TKA, TPA dan

Page 5: Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

5

MDA nya sudah terdaftar di derpartemen agama setempat. Para pengajar dari

podok pesantren ini juga merupakan masyarakat sekitar atau para mahasiswa yang

kebetulan bertempat tinggal dekat dengan lokasi tersebut.

b. Dasar Pendidikan Kedua Pesantren

Berdasarkan data yang didapatkan di lapangan pada dasarkan kedua

pondok pesantren Daarut Tauhid dan Darul Walad memiliki dasar yang sama

yakni Al-Qur’an dan Hadits, secara detail dasar pendidikan di kedua pesantren

tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

Q.S An-Nahl ayat 125.

Q.S Ar-Ra’du ayat 3

Q.S Al-Imron ayat 104.

Q.S Az-Zariat ayat 56.

Q.S Al-Maidah ayat 40.

Hadist yang berkenaan dengan mencari ilmu.

c. Pola Pendidikan

Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Pondok pesantren Daarut Tauhid merupakan pesantren yang sudah

terkenal, dan memiliki pola pembelajaran yang sangat terorganisir. Dalam pola

pembelajarannya pondok pesantren ini membagi kedalam beberapa pola

pembelajaran santri antara lain sebagai berikut.

Pesantren Husnul Khatimah. Dengan pola pembelajaran yang

mengkhusukan pada para santri yang lanjut usia, dengan pemberian

materi berupa Menuju husnul khotimah, Karakteristik Hamba Pecinta

Alloh, Ma’rifatullah, Aqidah, Rububiyah, Aqidah Uluhiyah, Aqidah

Asma wa shifat, Materi-materi Kepesantrenan, Fiqih, ibadah praktis

Akhlaq (MQ) Tilawah al-qur’an. Dan materi pembiasaan lainnya.

Santri Siap Guna (SSG). Santri Siap Guna (SSG) Daarut Tauhiid, pada

awal pendiriannya dicetuskan oleh K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)

pada tanggal 25 April 1999 yang pendekatan visinya lebih dititikberatkan

Page 6: Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

6

sebagai pelayan masyarakat baik di bidang dakwah, ekonomi, maupun

soslal kemasyarakatan. Selain itu, Santri Siap Guna juga disiapkan

sebagai sarana pengkaderan dan pembinaan generasi muda mandiri yang

mampu untuk menjadi motivator, stabilisator dan integrator bagi

masyarakat. Santri Siap Guna Menuju Generasi Ahli Dzikir, Ahli Pikir,

dan Ahli Ikhtiar. Konsep ini telah berjalan selama 10 tahun dengan

dukungan kerja sama yang sinergis dan keberpihakan antara Santri Siap

Guna, Aparat Pemerintahan, Ormas-Ormas dan Masyarakat yang

senantlasa berjalan secara berjamaah. Disamping itu, adanya salah satu

target program yaitu untuk menjadikan Kota Bandung sebagai Pilot

Project untuk mewujudkan Kota Santri yang Bermartabat. Santri Siap

Guna yang sudah tersebar di tiga provinsi besar, yaitu Jawa Barat

(meliputi Bandung, Garut, Cianjur, Sumedang, Subang dan Depok),

Banten (meliputi Tangerang dan Banten), dan DKI Jakarta.

Santri Akhlak Plus Wirausaha. Merupakan pola pembelajaran yang di

khususkan agar santri memiliki akhlak dan kepribadian yang islami dalam

membangun sebuah usaha. Materi yang diberikan mencapai 3 tahap yang

pertama adalah pembentukan karakter, pembekalan pengetahuan agama,

leadeership dan wirausaha dan praktek di lapangan

Pola pembelajaran tahfiz Qu’an. Pola pembelajaran yang diterapkan

adalah lebih terfokus pada agar santri tahfiz Qur’an.

Santri Mukim Dauroh Qalbiyah (1 Bulan). Dauroh Qolbiyah merupakan

program unggulan Pesantren Daarut Tauhiid. Program ini dilaksanakan

satu bulan. Dirancang dengan pendekatan pelatihan yang

mengkombinasikan berbagai metode belajar andragogi (pembelajaran

orang dewasa ), sehingga dengan waktu yang singkat namun tetap efektif.

Santri mendapatkan manfaat pembelajaran baik dalam menambah

pengetahuan, pengembangan karakter, dan peningkatan keterampilan

tertentu. Program ini bersifat tematik, dengan tetap berpijak pada materi

kepesantrenan sebagai bahan pokok maupun ekstrakurikuler.

Page 7: Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

7

Pondok Pesantren Darul Walad

Berbeda dengan pondok pesantren Daarut Tauhid. Pondok pesantren ini

masih sangat sederhana. Dimana pola pendidikan yang diajarkan adalah cerama

dari ustadz kepada para santrinya, kemudian dilanjutkan dengan materi-materi

pembiasaan seperti itikaf, tahajud dan lain sebagainya, pondok pesantren ini

memang tidak mengijinkan atau para santrinya tidak bermukim di kawasan

pesantren, sehingga para santrinya hanya berkisar dari anggota masyarakat sekitar

saja dikarenakan belum ada penginapan khusu untuk para santrinya.

d. Peran di Masyarakat

Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Peran pondok pesantren Daarut tauhid dapat kita lihat. Dimana para

santrinya memiliki berbagai bekal setelah lulus dari pondok pesantren, untuk

mengembangkan dirinya menjadi lebih baik di masyarakat. Selain itu berdirinya

pondok pesantren DT ini juga mengubah citra daerah geger kalong yang dulunya

terkenal dengan maksiat. Selain itu banyak masyarakat sekitar yang mengikuti

kegiatan positif yang diadakan oleh pondok pesantren. Kemudian dengan

didirikannya pasar dan supermarket di DT, masyarakat menjadi lebih mudah

dalam mendapatkan kebutuhan setiap harinya, dengan harga yang tidak terlalu

mahal. Dampak positif dari pondok pesantren ini juga dirasakan oleh banyak

masyarakat di luar Gerlong.

Pondok Pesantren Darul Walad

Berbeda dengan Daarut Tauhid, pondok pesantren Darul Walad ini

manfaatnya dirasakan oleh masyarakat sekitar dimana sebelum adanya pondok

pesantren ini, kegiatan agama antar masyarakatnya kurang terorganisir dengan

baik. Sehingga menyebabkan kurangnya silaturahim antar masyarakat sekitarnya.

Setelah dibangn pondok pesantren ini, kegiatan keagamaan masyarakat sekitar

lebih terorganisir dan teratur, sehingga lebih mempererat tali silaturahim antar

masyarakatnya. Walaupun manfaat bagi masyarakatnya tidak seperti Daarut

Tauhid yang luas, namun pondok pesantren ini mulai dirintis untuk terus

berkembang menjadi lebih baik.

Page 8: Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

8

e. Pembentukan Mental Santri Kedua Pondok Pesantren

Pembagian angket kepada para santri adalah sebuah bentuk penggalian

lebih dalam mengenai muatan dan persepsi mereka terhadap pembelajaran di

pesantren. Diharapkan dengan mengisi angket tersebut kami sebagai penyusun

dapat memahami lebih dalam mengenai pola pembelajaran, aspek pembelajaran,

persepsi santri terhadap pendidikan di pesantren dan tujuan santri terhadap

pesantren. Dalam rangkaian 10 pertanyaan angket tersebut tergambar setidaknya

beberapa hal. Apa yang dikemukakan santri sebagai responden mengungkap lebih

banyak kejujuran dan hal alamiah dalam pandangan mereka terhadap pesantren.

Kami telah siapkan 50 angket untuk setiap pesantren yang kami jadikan

bahan observasi, namun karena keterbatasan waktu dan keadaan di lapangan yang

tidak memungkinkan, maka hanya terkumpul 34 angket dengan masing-masing di

Pondok Pesantren Darul Walad sebanyak 21 buah angket dan di Pondok

Pesantren Daarut Tauhid sebanyak 13 buah angket.

Berdasarkan statistik, diperoleh jumlah 34 responden dengan jenis kelamin

laki-laki sebanyak 14 dan perempuan 20 orang. Usia rata-rata responden Darul

Walad (DW) adalah 11-20 tahun, sedangkan usia responden Daarut Tauhid (DT)

adalah 17-37 tahun.

Pertanyaan pertama ingin mengungkap aktifitas pendidikan santri selain

belajar di pesantren. Ternyata didapat bahwa sebagian besar santri mengenyam

pendidikan formal. Untuk DW kecenderungannya adalah santri muda dengan usia

pendidikan menengah. Untuk DT merupakan santri dewasa dengan usia

pendidikan tinggi. Dengan demikian jelas taraf pendidikan dan kematangan santri

DW dengan DT. Hal ini juga berkaitan dengan pertanyaan selanjutnya, diketahui

bahwa kebanyakan dari mereka pernah masuk (atau mungkin sedang) mengenyam

pendidikan dulu sebelum masuk pesantren.

Pertanyaan ketiga ingin mengetahui pandangan santri mengenai

pendidikan yang dianggapnya paling baik. Ternyata 80% responden menyatakan

bahwa pendidikan pesantren lebih baik. Namun tidak ada pertanyaan yang

mengarah pada aspek apa pendidikan pesantren itu lebih baik. Karena

Page 9: Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

9

dikhawatirkan responden lebih memiliki terhadap pesantren daripada sekolah

formal.

Pertanyaan keempat ingin mengetahui aspek pembelajaran apa yang paling

dominan di pesantren. Ternyata 95% santri menyatakan bahwa muatan belajar

paling banyak adalah ilmu agama. Disusul dengan IPS, softskill dan IPA. Dari hal

ini tergambar bahwa siswa diajarkan materi yang sama seperti pendidikan formal,

namun kadarnya berbeda. Pertanyaan kelima digunakan untuk mengetahui

mindset santri terhadap pendidikan yang dilakukan oleh pesantren. Sebanyak 95%

responden menjawab bahwa pendidikan di pesantren adalah disiplin dan tegas.

Dari hal ini kita bias mengetahui pola yang diajarkan dan aktifitas santri dalam

masa pendidikan.

Pertanyaan keenam ingin mengungkap kemungkinan penyimpangan dalam

pendidikan di pesantren. Namun hampir seluruhnya menjawab tidak ada

penyimpangan. Dalam pertanyaan ini kami ingin menekankan pada fokus

pembahasan kami yaitu terorisme. Dikhawatirkan apabila ada suatu kejanggalan

dalam pembelajaran, akan membawa efek buruk bagi santri nantinya. Inilah yang

selama ini diberitakan media, bahwa pesantren menjadi bibit terorisme. Hal itu

dimungkinkan apabila terdapat kejanggalan dalam menyampaikan suatu materi.

Sehingga menjadi doktrinasi dan menjadi faham yang fanatis tidak

bertanggungjawab.

Pertanyaan ketujuh digunakan untuk mengetahui muatan ekstra apa saja

yang diberikan pesantren pada santrinya agar dapat hidup mandiri kelak. Dari

hasil angket didapat bahwa pesantren bukan hanya tempat meninmba ilmu agama,

namun juga dapat mengembangkan softskill kita untuk dapat mandiri. Beberapa

softskill yang diajarkan pesantren tersebut adalah marawis, wirausaha, public

speaking, dan ma’rifatullah. Pertanyaan kedelapan ingin mengetahui awal mula

mereka memutuskan belajar di pesantren. Kebanyakan responden menjawab

karena ingin mengetahui ilmu agama lebih dalam, lainnya adalah karena saran

orang tua dan ada hal yang bias membantunya dalam pekerjaan kelak (sehingga ia

memilih ke pesantren).

Page 10: Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

10

Pertanyaan kesembilan ingin mengetahui tujuan hidup mereka setelah

dapat lulus di pesantren. Didapat data bahwa kebanyakan santri ingin bekerja

setelah lulus. Hasil lainnya adalah, mereka ingin berdakwah, ada yang ingin

menikah dan sisanya berjihad. Ada satu lagi pertanyaan sebagai pelengkap

angket. Ada sebuah pertanyaan essay tentang pandangan santri terhadap tudingan

bahwa pesantren merupakan bibit terorisme. Dari keseluruhan responden

berpendapat bahwa anggapan tersebut salah. Tentunya dengan kapasitas mereka

sebagai santri yang mengetahui pola pendidikan pesantren, mereka dapat

memberikan pandangan dan pengalaman yang riil mengenai pola pendidikan

pesantren kaitannya dengan tudingan tersebut.

Mereka berpendapat bahwa justru pendidikan pesantren merupakan

pendidikan yang membentuk karakter manusia yang lebih baik. Tempat

pendidikan yang penuh disiplin dan ketegasan, tempat belajar agama lebih dalam.

Tentunya dengan ilmu agama yang mantap, akan memberikan kebijaksanaan

kepada mereka bagaimana bersikap dan berperilaku di masyarakat. Islam

mengajarkan perdamaian, islam itu indah. Mereka berpendapat bahwa selama ini

dunia barat telah banyak mempropagandakan hal yang salah dari dunia pesantren

dan islam pada umumnya.

4. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di diatas, pondok pesantren pada berbeda dasar

pendidikannya dengan pendidikan formal pada umumnya. dari sana kita melihat

bahwa pondok pesantren dasar atau latar belakang pendidikannya adalah

merupakan Al-Qur’an dan Hadist, berbeda dengan pendidikan formal yang juga

mencantumkan peraturan atau dasar hukum yang berlaku di negaranya.

Dilihat dari pola pembelajarannya baik pondok pesantren Daarut Tauhid

maupun pondok pesantren Darul Walad masing masing memiliki pola

pembelajaran yang berbeda, walaupun di DT sudah lebih sedikit terorganisir. Pola

pembelajaran tersebut didasarkan atas materi-materi yang penting untuk di kuasi

pasara santrinya, selain itu materi tersebut juga merupakan pembiasaan, agar

Page 11: Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

11

ketika para santri setelah lulus dari pesantren akan terbiasa dengan kebiaan-

kebiasaan positif di pesantrennya.

Peran pesantren di masyarakat juga sangat penting, sebagai wadah untuk

mengorganisir kegiatan keagamaan masyarakat. Juga sebagai wadah pendidikan

masyarakat secara informal. Banyak dampak positif bagi masyarakat akan

keberadaan pesantren, yang diantaranya adalah baiknya pencitraan suatu daerah,

masyarakat menjadi lebih terpacu untuk melakukan kegiatan keagamaan dan lain

sebagainya. Materi yang diberikan lebih bersifat aplikatif dan sangat berperan

dalam pembentukan mental siswa nya. Materi lainnya yang diberikan juga

merupakan pembiasaan pada diri santri sehingga akan membentuk karakter santri

yang islami. Dengan demikian pondok pesantren sangat berperan dalam

membentuk santri nya memiliki mental yang baik dan islami, terbukti dari hasill

survey para siswa nya memilih berbagai hal positif untuk kelangsungan hidupnya.

5. Saran

Dari berbagai uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa keberadaan

pesantren sangat memberikan pengaruh positif bagi masyarakat. Sehingga secara

tidak disadari bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan informal yang

tetap harus di jaga keberadaannya. Walaupun pesantren merupakan lembaga

informal, namun pola pendidikannya tidak bisa di remehkan dalam membentuk

mental dan karakter para santrinya. Mari kita jaga keberadaan pesantren

diantaranya dengan tidak meremehkan dan menjaga citra dari pondok pesantren

kepada orang-orang yang kita kenal.

Page 12: Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

12

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Digital

Ahmad. (2001). Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ahnadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Arifin, Muzayyin. (2010). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Gulo, W. (2004). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo, 2004.

Ihsan, Hamdani dan Fuad Ahmad. (2007). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : CV Pustaka Setia.

Nizar, Syamsul. (2002). Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis. Jakarta: Ciputat Press.

Rohman, Antoir. (2012). Pendidikan Agama Islam. Makalah.

Uhbiyati, Nur. (1997). Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Zakiya Daradjat. (1991). Pendidikan Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Bambomoeda. (24 Juni 2011). Aplikasi Sejarah Pesantren di Indonesia. [Online] Tersedia: http://bambumoeda.wordpress.com/2011/06/24/sejarah-pesantren-di-indonesia/ [14 September 2012 12:03 WIB].

Rahmat. (2010). Aplikasi Pondok Pesantren Sebagai lembaga Pendidikan Islam. [Online] Tersedia: http://blog.re.or.id/pondok-pesantren-sebagai-lembaga-pendidikan-islam.htm [14 September 2012 12:03 WIB].