Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

46
KELAINAN TELINGA DALAM Kelompok Tutorial E Angkatan @2011

description

kelainan telinga dalam

Transcript of Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

Page 1: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

KELAINANTELINGA DALAM

Kelompok Tutorial E

Angkatan @2011

Page 2: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

MABUK PERJALANAN(MOTION SICKNESS)

Page 3: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

DEFINISI

Suatu keadaan rasa ingin muntah (mual) yang diakibatkan oleh perubahan arah atau irama gerakan tubuh yang sangat cepat dan berulang yang merangsang telinga dalam.Pencetus : gerakan, percepatan dan gravitasi

Page 4: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E
Page 5: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

PATOFISIOLOGI

Gerakan cepat tubuh

Merangsang reseptor labirin

vestibular

Jalur nuklei vestibular

Zona pencetus kemoreseptor

Pusat muntah (medula oblongata)

Page 6: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

PEMERIKSAAN

Anamnesa : onset saat perjalanan

Fisik :• Nausea• Paleness of the skin • Cold sweats • Vomiting • Dizziness • Headache • Increased salivation • Fatigue

Page 7: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

PENGOBATAN

Pencegahan :• Jika dimobil, duduklah didepan dan lihat

pandangan yang jauh. Jika di kapal, naiklah diatas deck lihat langit. Jika dipesawat, duduk dipinggir jendela lihat keluar

• Jangan membaca saat diperjalanan• Hindari obrolan saat motion sickness muncul• Antihistamin

Scopolamine

Page 8: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

BENIGN PAROXYSMAL POTITIONAL VERTIGO

(BPPV)

Page 9: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

DEFINISI

Gangguan keseimbangan perifer timbul apabila kepala mengambil posisi sikap tertentu

Page 10: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

ETIOLOGI

Idiopatik pada dewasa muda dan usia lanjutDegeneratifTrauma kepalaLabirintis virusNeuritis vestibulerPasca stapedectomiFistula perilimfePenyakit meniere

Page 11: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

GEJALA KLINISKeseimbangan terganggu

Rasa berputar

Sulit berjalan

Kepala terasa enteng

Nausea

Rasa terangkat/melayang

Pandangan kabur

Berlangsung singkat < 1 menit , menghilang bila tidak menggerakkan kepala

Page 12: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

DIAGNOSA

DIAGNOSIS

Provokasi

Perasat Dix Hallpike/Nylen

Barani Perasat side-lying Perasat roll

Menilai Nistagmus

Ke atas Kanalis posterior ka/ki

Ke bawah Kanalis anterior ka/ki

Nistagmus timbul lambat >40 detik dan menghilang < 60 detik

Page 13: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

Perasat Dix Hallpike/Nylen Barani

Page 14: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

Perasat side lying

Page 15: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

Tera

pi

Perasat

Canalith Repositioning Treatment menjauhkan kanalith dg kupula

Liberatory memindahkan otolit ke kanalis semisirkularis

Brand Daroff melepaskan otokonia dari kupula dam keluar dari

kanalis semisirkularis

Medikamentosa Antihistamin (efek

antikolinergik)

Betahistine mesylate

Dimenhedrinate

Page 16: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

Canalith Repositioning

Treatment / Epley Mannuver

Page 17: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

Perasat Liberatory

Page 18: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

Perasat Brand Daroff

Page 19: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

LABIRINITIS

Page 20: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

DEFINISI

Infeksi pada telinga dalam (labirin).

ETIOLOGIPada labirinitis akut (serous) S. pneumoni, Streptokokus dan Hemofilus influenza.Pada labirinitis kronik campuran dari basil gram negatif, Pseudomonas, Proteus dan E.coli. Pada Labirinitis Viral : CMV, virus campak, mumps dan rubella (measles, mumps, rubella = MMR), virus herpes, influenza dan HIV.

Page 21: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

LABIRINITIS LOKALISATA

(labirinitis sirkumskripta, labirinitis serosa)

Komplikasi otitis media

Menembus membran labirin tanpa ada bakteri pada telinga dalam.

LABIRINITIS DIFUSA

(labirinitis purulenta, labirinitis supuratif)

Melibatkan akses langsung mikroorganisme ke labirin tulang dan membran

Page 22: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

PATOFISIOLOGILabirinitis dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. Labirinitis bakteri (supuratif) →perluasan infeksi dari rongga telinga tengah→kolesteatom atau foramen rotundum dan ovale→fistula tulang labirin.Perluasan infeksi dari meningitis bakteri→cairan yg menghubungkan ruang subaraknoid dengan ruang perilimfe di koklea→melalui akuaduktus koklearis atau melalui daerah kribrosa pada dasar modiolus koklea.

Page 23: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

PATOFISIOLOGI

Labirinitis viral adalah infeksi labirin yang disebabkan oleh berbagai macam virus. Infeksi virus mumps,virus influenza.

Page 24: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

STADIUM LABIRINITIS

Stadium

1

• Labirinitis akut atau toksik (serous) akibat perubahan kimia dalam ruang perilimf• Proses toksik/supuratif menembus membran rotundum tanpa invasi bakteri.

Stadium

2

• Labirinitis akut supuratif akibat invasi bakteri dalam ruang perilimf→respon sel imun tubuh.

• Kerusakan fungsi pendengaran dan fungsi keseimbangan irreversible.

Stadium

3

• Labirinitis kronik supuratif merupakan suatu komplikasi dari penyakit telinga tengah kronis dan penyakit mastoid.

Stadium

4

• Labirinitis fibroseus yaitu terbentuknya jaringan fibrous sampai obliterasi dari ruangan labirin dengan terbentuknya kalsifikasi dan osteogenesis.

• Stadium ini disebut juga stadium penyembuhan

Page 25: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

GEJALALABIRINITIS LOKALISATA

Vertigo dan kurang pendengaran derajat

ringan-sedang.

Kerusakan bersifat reversible.

Viral : Usia 30-60 thn

LABIRINITIS DIFUSA

Gangguan vestibular, vertigo hebat.

Mual dan Muntah dengan disertai

nistagmus.

Gangguan pendengaran menetap sensorineural.

Perforasi membrana timpani.

Supuratif : Sering pada anak >2tahun

LABIRINITIS VIRAL

Tidak ada gg. Pendengaran.

Vertigo, Nistagmus

Setelah 3-5 hari, keluhan berkurang dan normal.

Unilateral.TinitusOtorrheaDemam

Page 26: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

DIAGNOSISAnamnesis :

Gangguan vestibular (vertigo).Gangguan fungsi pendengaran sensorineural(tinnitus, sakit kepala, penglihatan ganda, mati rasa, kesulitan menelan.)Gejala penyerta : mual, muntah, demam, nyeri pada telinga.Kebiasaan minum obat ototoksik, alkohol

Page 27: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

DIAGNOSISPemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Otologik, Eksternal (tanda-tanda mastoiditis, selulitis). Kanal telinga (otitis eksterna, ottorhea, atau vesikel)Pemeriksaan Otoscope/mikroskop diagnosis otitis media dan koleosteatom. Apabila ditemukan ottorhea, harus menentukan akut atau kronis otitis media dengan mucus membrane.Keluhan kesulitan berjalan (keseimbangan) pada serangan akut dengan nistagmus (gerakan bolak-balik mata yang involunter) (+)

Lakukan tes Romberg dan tes keseimbangan (disdiadokinesis, tes jalan ditempat, Tes Nylan Barani), biasanya pasien tidak dapat berjalan lurus atau tidak mampu mempertahankan posisi seimbang dalam jangka waktu yang ditentukan.

Pada tes fistula dg menekan tragus maka penderita akan merasa pusing/berputar, kadang-kadang dengan pemberian obat tetes telinga akan menimbulkan keluhan vertigo.Tes garpu tala untuk mengetahui kualitas pendengaran (Tes Rinne, Tes Weber, Tes Schwabach) untuk membedakan tuli konduktif, tuli sensorineural dan tes berbisik untuk mengetahu kuantitas pendengaran. Tes garpu tala (+) maka akan didapatkan tuli saraf.Harus tidak ada bukti defisit neurologis lain seperti kelemahan ekstremitas atas atau ekstremitas bawah, kelemahan pada wajah.

Page 28: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

PEMERIKSAAN PENUNJANGRadiologi

Lihat tanda-tanda mastoiditis juga tampak fistel labirin pada kanalis semisirkularis horizontal.CT – Scan

Dilakukan sebelum pengambilan sampel LCS pada yang dicurigai meningitis akibat infeksi labirinitis yang berkelanjutan atau infeksi intrakranial yang meluas ke telinga dalam. CT – Scan juga membantu mengesampingkan mastoiditis sebagai sebuah penyebab yang potensial. CT – Scan tulang temporal akan membantu dalam pengelolaan pasien dengan kolesteatom dan labirinitis. CT – Scan noncontrast adalah yang terbaik untuk menggambarkan fibrosis, dan kalsifikasi dari labirin membranous pada orang dengan labirinitis kronis.

MRI MRI dapat digunakan untuk membantu mencegah neuroma akustik, stroke, abses otak atau hematoma epidural sebagai potensi penyebab vertigo dan kehilangan pendengaran. Koklea depan dan kanal-kanal semisirkular meningkatkan pada t1 weighted postcontrast gambar pada orang dengan akut dan subakut labirinitis.

Page 29: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

TERAPI

Tirah baring total, dg telinga yang sakit di atas dan tidak menggerakkan kepala.Bakteri→Antibiotik yg sesuai.Viral→Vestibular supresent (diazepam)Stadium Lanjut→Drainase dan MastoidektomiPungsi Lumbal→ ada tanda Rangsang Meningeal

Page 30: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

PREBIAKUSIS

Page 31: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

Presbiakusis adalah gangguan pendengaran sensorineural pada usia lanjut akibat degenarasi organ pendengaran yang terjadi secara perlahan dan simetris pada kedua sisi telinga.

DEFINISI

PREVALENSIBervariasi, biasanya terjadi pada usia ˃ 60 tahun.Pria lebih sering daripada wanita

ETIOLOGI-Belum diketahui secara pasti

- Faktor resiko : usia, genetik, hipertensi, diabetes melitus, hiperkolesterol, paparan bising dan merokok.

Page 32: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

1. Degenerasi Koklea Presbikusis terjadi karena degenerasi stria vaskularis yang berefek pada nilai potensial endolimfe menurun menjadi 20 mV dan penurunan pendengaran sebesar 40-50 dB.

2. Degenerasi SentralPerubahan yang terjadi akibat hilangnya fungsi nervus auditorius meningkatkan nilai ambang dengar atau compound action potensial (CAP). Terjadi asinkronisasi aktivitas nervus auditorius dan penderita mengalami kurang pendengaran dengan pemahaman bicara buruk.

3. Gangguan Transduksi SinyalUjung sel rambut organ korti berperan terhadap transduksi mekanik, merubah stimulus mekanik menjadi sinyal elektrokimia Gen famili cadherin 23 (CDH23) dan protocadherin 15 (PCDH15). Terjadinya mutasi menimbulkan defek dalam interaksi molekul ini dan menyebabkan gangguan pendengaran

PATOGENESIS

Page 33: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

3. Mekanisme Molekuler

• Faktor GenetikStrain yang berperan terhadap presbikusis, yaitu C57BL/6J yang mengkode komponen ujung sel rambut koklea. Pada jalur intrinsik sel mitokondria mengalami apoptosis pada strain C57BL/6J yang mengakibatkan penurunan pendengaran.

• Stres oksidatifPertambahan usia, kerusakan sel akibat stress oksidatif bertambah dan menumpuk akhirnya menyebabkan proses penuaan. Reactive oxygen species (ROS) menimbulkan kerusakan mitokondria mtDNA dan kompleks protein jaringan koklea sehingga terjadi disfungsi pendengaran

Page 34: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

SKEMA PATOFISIOLOGI

Page 35: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

1. AnamnesisGejala : Penurunan ketajaman pendengaran pada usia lanjut, bersifat sensorineural, simetris bilateral dan progresif lambat. Umumnya terutama terhadap suara atau nada yang tinggi dan kadang disertai tinitus. Biasanya penderita mengalami kesulitan untuk mengerti pembicaraan yang dikatakan secara cepat, kata-kata yang tidak familiar atau lebih kompleks serta pada pembicaraan pada lingkungan yang bising.

2. Pemeriksaan Fisik Dan PenunjangPemeriksaan fisik telinga biasanya normal.Pemeriksaan otoskopi untuk melihat kanalis akustikus eksternus dan

membran timpani : tidak ada kelainan.Pemeriksaan audiometri nada murni didapatkan hasil khas: tuli

sensorineural, bilateral, simetris .

DIAGNOSA

Page 36: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

Tidak dapat disembuhkanTujuan penatalaksanaannya: Untuk memperbaiki kemampuan pendengaran menggunakan alat bantu dengar. Yang berfungsi membantu penggunaan sisa pendengaran lebih dari 40 dB.

PENGOBATAN

Page 37: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

TRAUMA AKUSTIK AKUT

Page 38: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

DEFINISIKerusakan sistem pendengaran unilateral atau bilateral akibat paparan energi akustik tunggal atau berulang

Ledakan, dentuman, tembakan senjata api

Page 39: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

PATOFISIOLOGI

Kerusakan organik pada telinga

Melampaui kemampuan fisiologis telinga

Energi suara sangat besar

Page 40: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

Click to add title

Click to add text

Page 41: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

GEJALA KLINIKTinitus

Ringing

Fullness

Nyeri

Page 42: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

DERAJAT KERUSAKAN TELINGANilai 1 Normal

Nilai 2 Masih dalam batas normal

Nilai 3 Edema ringan dan piknosit sel rambut, pergeseran ringan nukleus sel rambut, pembentukan vakuola pada sel-sel penyangga, pergeseran mesotelial dengan pembentukan lapisan tipis sel di atas membran basalis

Nilai 4 Edema makin hebat, sebagian sel mesotelial hilang, pembentukan giant cilia

Nilai 5 Sebagian sel rambut hilang/hancur, sel mesotelial hilang, sel penyangga lepas dari membran basalis

Nilai 6 Seluruh sel rambut hilang, ruptur membran Reissner

Nilai 7 Seluruh organ corti kolaps, terpisah dari membran basalis

Page 43: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

PEMERIKSAAN

Audiometri

Garpu tala & Otoskop

Anamnesis

Page 44: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

TATALAKSANA

• Alat bantu dengar

• Membaca ucapan bibir, mimik, anggota gerak badan (bahasa isyarat)

Page 45: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E

PENCEGAHAN

Menghindari suara bising dan gaduhMenggunakan alat pelindung pendengaranEARPLUG EARMUFF HELMET

Page 46: Kelainan Telinga Dalam Kelompok E