Kejang Pada Bayi

download Kejang Pada Bayi

of 22

description

Kejang pada bayi

Transcript of Kejang Pada Bayi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kejang neonatal adalah masalah umum yang dihadapi oleh dokter dan perawat yang merawat bayi baru lahir (BBL) dan dalam kondisi sakit. Untuk mengetahui manifestasi klinis yang sering muncul dan pengobatan kejang serta penyebab mereka dengan segera, penting untuk mengenali faktor risiko dan potensi penyebab kejang pada bayi.1

Kejang pada BBL, 85% terjadi pada 15 hari pertama dan lebih kurang 65% terjadi antara hari kedua dan kelima kelahiran. Angka kejadian kejang pada BBL yang tepat tidak diketahui karena sulit mengenal kejang pada BBL.2

Gejala klinis kejang sangat bervariasi bahkan sering sulit membedakannya dari gerakan normal bayi itu sendiri. Meskipun demikian, angka kejadian pada umumnya berkisar antara 1,5-14,0 per 1.000 kelahiran. Di ruang rawat intensif bayi berat lahir rendah yang sakit, frekuensi kejang meningkat sampai 25%.2

Ada empat jenis kejang pada BBL, termasuk kejang tersamar, klonik, tonik, dan mioklonik. Masing-masing bisa fokal, multifokal, dan umum. Penyebab paling umum dari kejang neonatal adalah hipoksia-iskemik ensefalopati (HIE), yang menyumbang sekitar 50% dari penyebab kejang neonatal. Penyebab lainnya perdarahan intrakranial, infeksi intrakranial, gangguan metabolisme, malformasi SSP, trauma kelahiran, drug withdrawal.3

Kejang adalah salah satu keadaan darurat neonatal langsung, di mana rencana diagnostik dan terapeutik yang diperlukan karena keterlambatan dalam terapi sering mengakibatkan hasil neurologis yang buruk.3BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi

Kejang pada BBL merupakan keadaan darurat karena kejang merupakan suatu tanda adanya penyakit susunan saraf pusat (SSP), kelainan metabolik, atau penyakit lain yang dapat menyebabkan kerusakan otak pada BBL berumur hingga 28 hari. Aktivasi kejang yang terjadi pada waktu diferensisasi neuron, mielinisasi, dan proliferasi glia pada BBL dapat menyebabkan terjadinya kerusakan otak. Kejang berulang menyebabkan berkurangnya oksigenasi, ventilasi dan nutrisi otak.22.2 Epidemiologi

Kejang neonatal diperkirakan terjadi pada 0,1% menjadi 0,5% dari bayi yang baru lahir. Di negara-negara terbelakang, perkiraan ini lebih tinggi. Kejang lebih sering terjadi pada minggu pertama kehidupan dari pada waktu lainnya. Beberapa faktor menjelaskan tingginya insiden ini, yaitu otak neonatal lebih rawan terjadi kejang karena faktor kematangan, late gestational dan cedera saat lahir yang dapat mengakibatkan kejang, cacat bawaan, kelainan genetik, dan gangguan metabolik akut.1

Di ruang rawat intensif bayi berat lahir rendah yang sakit, frekuensi kejang meningkat sampai 25%.2

2.3 Manifestasi Klinis

1. 1

2. Buku merah

3. 3

2.2 Sejarah Pemberian MP-ASI

Sejak 1994, umur 4-6 bulan telah dipertimbangkan sebagai waktu ideal untuk memulai pemberian makanan Pendamping ASI. Pendapat ini banyak menimbulkan kesalahan interpretasi oleh para pelaku kesehatan dengan memaknai bahwa bayi harus mulai diberikan makanan pendamping ASI pada usia 16 minggu.7 Pada tahun 2001 WHO merekomendasikan bahwa ASI eksklusif harus dilanjutkan hingga usia 6 bulan untuk melindungi bayi dari morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan gastroenteritis.7-10

Berdasarkan rekomendasi WHO tersebut, maka mulai muncul banyak pertimbangan mengenai usia yang ideal untuk memulai makanan pendamping ASI pada bayi.52.2.1 Kronologis rekomendasi usia untuk memulai pemberian makanan pendamping ASI pada bayi 10 tahun terakhir di dunia.51. Tahun 2001, WHOs Global Strategy for Infant and Young Child merevisi panduannya dan merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Rekomendasi ini lalu diterapkan di populasi secara umum dan didokumentasikan, kemudian didapatkan bahwa ASI ekslusif sampai 6 bulan dapat mengakibatkan defisiensi besi pada beberapa bayi, gangguan pertumbuhan, dan defisiensi mikronutrien lainnya.

2. Tahun 2001, The UK Scientific Advisory Comitte on Nutrition (SACN) melakukan ulasan terhadap bukti-bukti dari rekomendasi WHO, dan menyarankan: Terdapat bukti-bukti yang cukup kuat bahwa ASI ekslusif selama 6 bulan memberikan nutrisi yang adekuat. SACN juga menyatakan rekomendasi tentang makanan pendamping ASI ini harus fleksibel, tetapi sebaiknya makanan pendamping ASI tidak diperkenalkan kepada bayi sebelum akhir usia 4 bulan (17 minggu).3. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (GSIYCF, 2002 dikatakan bahwa 2/3 kematian anak balita yang terkait malnutrisi disebabkan tidak tepatnya tata cara pemberian makan pada bayi dan anak sehingga GSIYCF mengeluarkan pedoman tentang pemberian MP-ASI (3)4. Tahun 2003, Departemen Kesehatan di UK menyatakan ASI adalah sumber nutrisi yang terbaik bagi bayi. ASI eksklusif sampai 6 bulan (26 minggu) cukup untuk meyediakan semua kebutuhan nutrisi bayi.

5. Bukti-bukti terbaru

Rekomendasi ESPGHAN (2008) :

The European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition dan North American Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition melakukan ulasan literatur tentang makanan pendamping ASI untuk bayi yang sehat pada tahun 2008 dan merekomendasikan: ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan adalah tujuan utama

Pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya dimulai pada usia 6 bulan tetapi tidak boleh diberikan sebelum usia 4 bulan.

ASI tetap dilanjutkan selama pemberian makanan pendamping ASI

Pengenalan makanan yang mengandung gluten antara usia 4-7 bulan selama pemberian ASI dapat mengurangi resiko penyakit celiac, diabetes tipe 1, dan alergi gandum.

Makanan yang berpotensi menimbulkan alergi yang tinggi seperti telur dan ikan tidak perlu dihindari sampai usia lebih dari 6 bulan karena tidak ada bukti yang cukup kuat bahwa menghidari makanan tersebut akan menguangi resiko timbulnya alergi.

Rekomendasi American Association of Pediatrics untuk makanan bayi: 11 ASI adalah makan utama yang ideal untuk bayi dan sebaiknya diberikan setidaknya sampai satu tahun pertama.

Fortifikasi besi sebaiknya diberikan kepada bayi yang tidak mendapatkan ASI dan bayi usia lebih dari 6 bulan yang jumlah kalori makanan pendampingnya tidak dapat memenuhi kebutuhannya.

Air dan jus tidak diperlukan untuk bayi yang mendapatkan ASI selama 6 bulan pertama.

Makanan padat sebaiknya diperkenalkan setelah usia 6 bulan setelah refleks ekstrusi bayi menghilang dan kemampuan untuk menelan makan mulai berkembang.

Susu sapi dapat diberikan saat akhir usia 1 tahun sebagai tambahan dengan pemberian makanan padat seperti sereal, sayur, buah dan makanan lainnya sebagai sumber vitamin C dan zat besi.

Alergen seperti gandum, putih telur, jus jeruk, kacang, dan cokelat sebaiknya tidak diberikan pada makanan padat pertama namun diberikan nanti setelah bayi mampu mentoleransi makanan tersebut. Madu sebaiknya tidak diberikan pada bayi yang berusia di bawah 1 tahun karena telah dilaporkan terdapat spora botulinum di dalam madu dan kapasitas sistem imun tubuh bayi tidak dapat melawan infeksi ini.

Makanan dengan resiko tinggi menyebabkan tersedak dan aspirasi seperti kacang, anggur, wortel, dan kacang kenari dan permen sebaiknya hanya diberikan pada anak yang sudah cukup besar dan tidak diberikan pada bayi.2.2.2 Makanan Pendamping ASI di IndonesiaUndang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan telah mengamanatkan bahwa pentingnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi secara tegas tercantum dalam pasal 129 yaitu perlunya suatu Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur tentang pemberian ASI Eksklusif yang saat ini sedang diproses. Sesuai dengan Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM) 2010-2014 terdapat 8 (delapan) sasaran indikator kinerja pembinaan gizi masyarakat di antaranya berkaitan dengan ASI Eksklusif dan MPASI. Pada tahun 2014 target bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif akan mencapai 80% dan penyediaan buffer stock MP-ASI sebesar 100 % setiap tahunnya untuk menyelamatkan balita di daerah bencana dan rawan gizi. 12

Pemberian makanan pendamping ASI juga dijelaskan dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif. Di dalam penjelasan mengenai peraturan tersebut, dinyatakan bahwa (c) memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat sejak genap umur 6 (enam) bulan; dan (d) meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Penerapan pola pemberian makan ini akan meningkatkan status gizi Bayi dan anak serta mempengaruhi derajat kesehatan selanjutnya. 13 2.3 Prinsip Pemberian MP-ASI 4,14

Menurut Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (GSIYCF, 2002) :

1. Berikan ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya tambahkan MP-ASI mulai usia 6 bulan (180 hari) sementara ASI diteruskan.

2. Lanjutkan ASI on demand sampai usia 2 tahun atau lebih.

3. Lakukan responsive feeding dengan menerapkan prinsip asuhan psikososial.

4. Terapkan perilaku hidup bersih dan higienis serta penanganan makanan yang baik dan tepat.

5. Mulai pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah sedikit, bertahap dinaikkan sesuai usia bayi, sementara ASI tetap sering diberikan.

6. Bertahap konsistensi dan variasi ditambah sesuai kebutuhan dan kemampuan bayi.

Menurut Nelson Textbook of Pediatric 18th Edition, prinsip pemberian MP-ASI: 151. Dimulai usia 6 bulan

2. Hindari makanan yang berpotensi menimbulkan alergi seperti susu sapi, telur, ikan , kacang-kacangan

3. Di usia yang tepat, ajarkan anak untuk menggunakan gelas dibanding botol susu

4. Perkenalkan satu makanan dalam satu waktu

5. Kepadatan energi yang diberikan harus lebih banyak dari ASI

6. Berikan makanan yang mengandung zat besi (daging, cereal dengan suplemen besi)

7. Kebutuhan Zinc juga harus dimasukkan ke dalam makanan seperti daging, gandum, dan nasi

8. ASI harus dilanjutkan sampai usia 12 bulan , lalu bisa diganti dengan susu sapi atau susus formula. Pemberian susu sapi tidak boleh lebih dari 24 oz/ hari

9. Minuman selain ASI atau susu formula sebaiknya dibatasi. Pemberian jus buah tidak boleh lebih dari 4-6 oz/hari. Tidak boleh diberikan soda.2.3.1 Pemberian MP-ASI pada Anak Sakit 162.3.1.1 Pemberian makanan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

ASI pada ibu yang mempunyai anak BBLR sudah memenuhi kebutuhan anak tersebut

Susu yang baik untuk BBLR, termasuk bayi yang lahir prematur adalah susu dari ibunya sendiri

Tetap sering menyusui bayi, agar bayi terbiasa dengan ASI, dan menjaga agar air susu ibu tetap tersedia

Makanan secara perlahan-lahan diperbolehkan. Jika bayi tidur terlalu lama, kita bisa membangunkan bayi dengan mebuka selimut atau bajunya agar dia terbangun.

Berikan ASI sebelum bayi menangis. Tanda-tanda anak lapar : menjadi gelisah, membuka mulut dan memutar-mutar kepala, mengeluarkan lidah ke dalam dan keluar, menghisap jari atau benda-benda yang ada disekitarnya.

2.3.1.2 Pemberian makanan pada bayi sakit usia kurang dari 6 bulan

Menyusui dengan ASI lebih sering selama bayi sakit untuk membantu bayi melawan sakitnya, mengurangi kehilangan berat badan, dan sembuh lebih cepat.

Pemberian ASI secara langsung juga menyediakan kenyamanan bagi bayi yang sakit. Jika bayi menolak unutk menyusu, tetap berikan ASI samapai bayi tersebut mau menyusui lagi.

Jika bayi terlalu lemah untuk menghisap, tetap berikan ASI dengan cara yang lain. Ini menjaga agar suplai ASI tetap ada dan mencegah kesulitan menyusui nantinya.

Setelah sembuh dari sakit, tingkatkan frekuensi pemberian ASI untuk memulihkan kesehatan bayi dan menambah berat badannya.

Ketika ibu sakit, tetap berikan ASI pada bayi. Ibu mungkin memerlukan makanan tambahan selama sakit.2.3.1.3 Pemberian makanan pada bayi sakit usia lebih dari 6 Bulan

Berikan ASI lebih sering selama bayi sakit, termasuk sakit diare, ini akan membantu bayi melawan sakitnya, mengurangi kehilangan berat badan , dan sembuh lebih cepat

Bayi membutuhkan makanan dan cairan yang lebih banyak ketika sakit

Jika nafsu makan anak berkurang, berikan motivasi pada anak untuk tetap makan walaupun dalam jumlah sedikit.

Berikan makanan seperti bubur dan hindari makanan yang berlemak dan pedas. Jika anak menderita diare, usahakan anak tersebut tetap makan,.

Setelah anak sembuh, berikan motivasi pada anak untuk makan satu makanan padat tambahan setiap hari selama dua minggu. Ini akan membantu mengembalikan berat badan anak yang hilang akibat sakit

Ketika ibu sakit, ibu tetap bisa melanjutkan menyusui bayi. Ibu mungkin membutuhkan makanan tambahan selama sakit. Selama sakit, ibu juga membutuhkan banyak cairan2.4 Persyaratan MP-ASI 3,16Pada GSIYCF dinyatakan bahwa MP-ASI harus memenuhi syarat sebagai berikut ini :

1. Tepat waktu (Timely): MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan energi dan nutrien melebihi yang didapat dari ASI.

2. Adekuat (Adequate): MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein, dan mikronutrien.

3. Aman (Safe): Penyimpanan, penyiapan, dan sewaktu diberikan, MP-ASI harus higienis.

4. Tepat cara pemberian (Properly): MP-ASI diberikan sejalan dengan tanda lapar dan nafsu makan ditunjukkan bayi serta frekuensi dan cara pemberiannya sesuai dengan usia bayi.

2.5 Waktu Pemberian MP-ASI 4Beberapa faktor perlu dipertimbangkan ketika akan memulai pemberian MP-ASI, yaitu :

1. Kesiapan/ kematangan saluran cerna: perkembangan enzim pencernaan sudah sempurna pada usia bayi 3-4 bulan.

2. Perkembangan keterampilan oromotor: kesiapan bayi untuk menerima makanan padat bervariasi antara 4-6 bulan.

3. Kebutuhan nutrisi selain dari ASI: tidak diperlukan sebelum usia 6 bulan karena ASI masih dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, kecuali bila terbukti lain yang ditunjukkan dengan adanya gangguan pertumbuhan/ kenaikan berat badan yang kurang tanpa penyebab jelas (sakit, dan lain-lain).

4. Kebutuhan akan variasi dan perubahan tekstur sejalan dengan perkembangan oromotornya, dalam 1 tahun pertama bayi perlu dikenalkan dengan berbagai variasi rasa, aroma, tekstur dan konsistensi. Selain untuk pemberian selera, juga untuk melatih keterampilan makan (mengunyah) yang mulai timbul pada usia 6 bulan. Usia 6-9 bulan merupakan periode kritis dalam perkembangan keterampilan makan. Bila pada periode ini bayi tidak dilatih untuk makan yang semakin padat dan kasar, maka di usia selanjutnya bayi hanya dapat makan yang cair atau lembut saja dan tidak mampu menerima makanan keluarga sehingga timbul masalah makan.

Bayi akan menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya siap untuk menerima makanan selain ASI. Sebaliknya setiap petugas kesehatan dan para ibu atau pengasuh bayi mampu mengenali tanda tersebut agar dapat memberikan MP-ASI tepat waktu dan sesuai dengan perkembangan keterampilan makannya.

1. Kesiapan fisik:

Refleks ekstrusi telah sangat berkurang atau sudah menghilang

Keterampilan oromotor :

Dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi menelan makanan yang lebih kental dan padat.

Memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian belakang mulut.

Mampu menahan kepala tetap tegak.

Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga keseimbangan badan ketika tangan meraih benda di dekatnya.Tabel 1. Perkembangan keterampilan makan pada bayiUmurPerkembangan OromotorPerkembangan motorik umumKeterampilan makan

0-4 bulan Refleks rooting

Refleks menghisap dan menelan

Refleks ekstrusi

Arah gerakan rahang dan lidah : ke depan & ke belakang

Mulut belum dapat menutup dengan baik Tangan, kepala, leher dan punggung belum terkontrol dengan baik Menelan makanan yang cair (ASI), tetapi mendorong keluar makanan yang padat

4-6 bulan Gerakan refleks menghilang

Arah gerakan rahang dan lidah ke depan-belakang dan atas-bawah

Menarik bibir bawah ketika sendok ditarik dari mulut

Memindahkan makanan dari bagian depan mulut ke belakang untuk ditelan Duduk dengan bantuan, kepala tegak

Tangan dapat meraih objek/ benda di dekatnya

Mengambil makanan dari sendok Dapat mengontrol posisi makanan dalam mulut

Menelan makanan tanpa tersedak

6-9 bulan Menggigit dan mengunyah gerakan rahang ke atas dan ke bawah

Menelan dengan mulut tertutup

Menempatkan makanan di antara rahang atas dan bawah Duduk sendiri atau hanya dengan sedikit bantuan

Mulai menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mengambil objek/ benda

Mampu makan makanan lumat atau cincang

Makan pakai sendok dengan mudah

9-12 bulan Gerakan lidah ke samping kiri dan kanan serta memutar

Mulai mencakupkan bibir pada cangkir Duduk sendiri dengan mudah

Memegang makanan dan memakannya

Memegang sendok sendiri Mampu makan makanan lunak, cincang kasar

Mulai mencoba makan dengan tangannya sendiri

12-23 bulan Gerakan mengunyah berputar, rahang stabil Berjalan, bicara Makanan keluarga

Makan sendiri tetapi masih dengan bantuan.

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1. IDAI 2011

2. Kesiapan psikologis:

Bayi akan memperlihatkan prilaku makan lanjut:

Dari reflektif ke imitatif Lebih mandiri dan eksploratif

Pada usia 6 bulan bayi mampu menunjukkan: Keinginan makan dengan cara membuka mulutnya.

Rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/ ke arah makanan.

Tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/ menjauh.

Frekuensi pemberian MP-ASI semakin sering sejalan dengan bertambahnya usia bayi.

2.6 Alasan Mengapa MP-ASI Harus Diberikan Tepat Waktu Alasan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 4 6 bulan adalah kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas fisik makin bertambah, sedangkan produksi ASI relatif tetap. Pada usia 4 bulan bayi sudah mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi enzim amilase lebih banyak sehingga bayi siap menerima makanan lain selain ASI. Dalam proses menelan pada usia tersebut, apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya bayi sudah dapat menutup mulutnya dengan rapat dan menggerakkan lidah ke muka dan ke atas untuk mendorong makanan ke belakang,untuk ditelan. Pada saat inilah bayi diberikan kesempatan mempraktekkan kepandaiannya tersebut dengan memberikan makanan lumat.17,18Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi usia 69 bulan mulai belajar mengunyah dengan menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah, sehingga dapat diberikan makanan yang lebih kasar. Demikian juga dengan kemampuan motorik halus pada awalnya bayi memegang dengan kelima jari tangannya kemudian pada umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit, maka untuk mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan yang dapat dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit. Pada usia 6 7 bulan bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan makanan dalam posisi duduk. Pada usia 6 9 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada cangkir, sehingga dapat dilatih minum memakai cangkir atau gelas yang dipegang oleh orang lain.17,18

Pada saat bayi berusia 6 bulan, umumnya kebutuhan nutrisi tidak lagi terpenuhi oleh ASI semata khususnya energi, protein, dan beberapa mikronutrien terutama zat besi (Fe), Seng (Zn), dan Vitamin A.4,8 Dari usia 6 bulan, kebutuhan bayi tidak dapat terpenuhi hanya dengan ASI, sehingga bayi memasuki periode kritis atau vulnerable period, dimana bayi mengalami masa transisi dengan mengenal makanan keluarga. Insiden malnutrisi meningkat secara tajam selama periode 6-18 bulan di hampir seluruh negara.19

Pemberian MP ASI yang tidak tepat waktu, terlalu dini diberikan (kurang dari 4 bulan) ataupun terlambat ( sesudah usia 7 bulan) dapat mengakibatkan hal-hal ynag merugikan seperti tampak pada tabel dibawah ini : 4Tabel 2 : Kerugian pemberian MP ASI berdasarkan waktuTerlalu dini (< 4 bulan)Terlambat ( > 7 bulan )

Resiko diare, dehidrasi

Produksi ASI menurun

Sensitisasi alergi

Gangguan tumbuh kembangPotensial untuk terjadinya gagal tumbuh

Defisiensi zat besi

Gangguan tumbuh kembang

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1. IDAI 2011Pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini ataupun terlambat dapat menyebabkan malnutrisi. Pemberian makanan tambahan sebelum usia 6 bulan dapat menyebabkan displacement of breastmilk dan meningkatkan resiko infeksi seperti diare, yang nantinya dapat menyebabkan penurunan berat badan dan malnutrisi.202.7 Makanan Yang Sebaiknya Diberikan Kepada Bayi Sebagai MP-ASI 4Mengingat nutrien yang paling tidak terpenuhi kebutuhannya setelah usia 6 bulan adalah zat besi (Fe), maka pilihan utama adalah memberikan makanan yang kaya akan zat besi. Selain itu makanan padat pertama yang terbaik adalah yang terbuat dari beras karena beras merupakan bahan makanan yang paling hipoalergenik, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi simpang paling kurang. Gandum dan campuran serealia lainnya yang mengandung gluten sebaiknya ditnda hingga usia 8 bulan untuk menghindari timbulnya reaksi alergi dan masalah pencernaan. Putih telur dapat diberikan sebelum bayi berusia 1 tahun karena tidak cukup bukti bahwa penundaan pemberian telur di atas usia 1 tahun dapat menghindarkan reaksi alergi. Kuning telur dan daging dapat dimulai diberikan pada usia 8 bulan, bahkan ada yang menganjurkan daging diberikan lebih awal karena merupakan sumber zat besi yang baikTabel 3. Bahan makanan sumber zat besi

Besi hemeBesi non-heme

Hati sapi/ ayam

Daging sapi/ daging merah lainnya

Daging unggas, bagian yang berwarna gelap

Tuna

Ikan Cod

Udang

Tiram

Kuning telurSayuran hijau (brokoli, bayam, sawi hijau, asparagus )

Kacang-kacangan (Kacang koro, kedelai, kacang ijo )

Biji-bijian (almond)

Buah yang dikeringkan (apel, apricot, prune)

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1. IDAI 20112.8 Cara Memperkenalkan Makanan Pada Bayi 4Pengenalan jenis, tekstur, dan konsisten makanan harus secara bertahap, demikian pula dengan frekuensi dan jumlah makanan yang diberikan. Berikut ini, beberapa hal penting yang berkaitan dengan hal tersebut

Tes Makanan pertama kali: bubur tepung beras yang diperkaya zat besi merupakan makanan yang dianjurkan sebagai makanan pertama yang diberikan kepada bayi. Dapat ditambahkan ASI atau susu formula yang biasa diminumnya setelah bubur dimasak. Sebaiknya diberikan mulai 1-2 sendok teh saja dulu, sesudah bayi minum sejumlah ASI atau formula, kecuali bila selalu menolak maka diberikan sebelumnya. Selanjutnya jumlah makanan ditambah bertahap sampai jumlah yang sesuai atau yang dapat dihabiskan bayi .2.9 Panduan Dasar Pemberian Makan11. Urutan pemberian :

Menurut American Association of Pediatric (AAP) tidak ada urutan khusus dalam pengenalan jenis bahan makanan yang diberikan kepada bayi.

Yakini makanan tersebut aman, bergizi dengan tekstur yang sesuai kemampuan bayi.

2. Tekstur dan konsistensi :

Dimulai dengan tekstur yang lembut/ halus dan konsistensi masih agak encer, selanjutnya secara bertahap tekstur dan konsistensinya ditingkatkan menjadi makin kental sampai padat dan kasar3. Jumlah :

Mulai dengan jumlah sedikit (1-2 sendok teh) pada saat pengenalan jenis makanan

Bertahap ditingkatkan sampai jumlah yang sesuai usia

4. Jarak waktu antara pemberian makanan baru2.10 Pemberian Makanan harus dilakukan secara Responsive Feeding 4Pemberian makan bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan zat gizi. Saat makan juga merupakan periode pembelajaran dan pemberian kasih sayang, berbicara dan kontak mata selama memberi makan akan dirasakan sebagai suasana yang menyenangkan bagi anak.(4) WHO menyatakan bahwa penerapan prinsip responsive feeding sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang akan diberikan pada bayi.21

Responsive feeding adalah perilaku pemberian dengan menerapkan prinsip asuhan psikososial, antara lain:21,22,23 1. Beri makan secara langsung dan dampingi anak sewaktu makan, ibu/pengasuh harus peka terhadap tanda lapar dan kenyang yang ditunjukkan anak. Tabel 5. Tanda Bayi Lapar atau Kenyang

LaparKenyang

Riang/ antusias sewatu didudukkan dikursi makannya

Gerakan mengisap atau mengecapkan bibir

Membuka mulut ketika melihat sendok atau makanan

Memasukkan tangan ke dalam mulut

Menangis atau rewel karena ingin makan

Mencondongkan tubuh ke arah makanan atau berusaha menjangkaunyaMemalingkan muka, atau menutup mulut ketika melihat sendok berisi makanan

Menutup mulut dengan tangannya

Rewel atau menangis karena terus diberi makan

Tertidur

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1. IDAI 20112. Untuk membantu anak memahami rasa lapar, buatlah jadwal makan secara teratur. Jangan memberikan snack, jus, atau susu 3-4 jam sebelum jam makan.3. Beri makan dengan sabar, dorong anak untuk makan, bukan dengan paksaan. Bicaralah sewaktu pemberian makan, pelihara kontak mata.

4. Hindari atau sedikit mungkin adanya distraktor (hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian) selama pemberian makan seperti menonton TV, memberikan mainan

5. Bila anak menolak makan, cobalah dengan makanan lain yang berbeda tekstur dan rasanya

6. Makan tidak boleh lebih dari 30 menit, walaupun saat itu asupan porsi makan mereka sangat sedikit. Anak-anak akan menambah porsi makan mereka dengan sendirinya di waktu yang akan datang

7. Sediakan porsi kecil dan biarkan anak menambahkan beberapa kali apabila mereka menginginkan. Hal ini akan membuat anak tertarik dalam proses makan dan mencegah mereka menjadi bosan atau merasa kenyang terlebih dahulu dengan melihat begitu banyak makanan di dalam piring mereka.2.11 Jenis MP-ASI

2.11.1 MP-ASI lokal 1MP-ASI lokal adalah MP-ASI yang diolah di rumah tangga atau di Posyandu, terbuat dari bahan makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh dengan harga terjangkau oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi sasaran.

2.11.1.1 Pemberian MP-ASI Lokal 1Pemberian MP-ASI Lokal dilakukan dengan proses, yaitu :

a. Diberikan sebulan sekali pada hari pelaksanaan posyandu :

1. MP-ASI lokal dibuat di posyandu sebulan sekali oleh ibu sasaran dibantu kader posyandu.

2. Bahan makanan diperoleh dari kader posyandu

3. Kader memberikan penyuluhan kepada peserta posyandu

4. Bidan di desa memantau pelaksanaan

5. Apabila seluruh bayi dan anak usia 6-24 bulan yang hadir di Posyandu akan diberikan MP-ASI.b. Diberikan seminggu sekali dalam kelompok sasaran :

Dalam 1 (satu) bulan kegiatan kelompok dilakukan sebanyak 3 kali, karena 1 kali telah dilaksanakan pada hari pelaksanaan posyandu.

1. MP-ASI lokal dibuat oleh ibu secara berkelompok

2. MP-ASI lokal dibagikan kepada masing-masing sasaran

3. Kader memberikan penyuluhan

4. Bidan di desa memantau pelaksanaan

Pemberian MP-ASI dalam kelompok dimaksudkan sebagai proses pembelajaran tentang MP-ASI dan sekaligus sebagai sarana komunikasi antaribu sasaran.

c. Diberikan setiap hari di rumah masing-masing yaitu :

1. MP-ASI lokal dibuat oleh ibu di rumah masing-masing

2. Ibu memperoleh bahan makanan dari kader atau dana pembeli bahan makanan dari kader.

3. Kader dan Bidan di desa melakukan pemantauan. Pemberian MP-ASI di rumah tangga dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan dan kesinambungan pemberian MP-ASI secara mandiri.

Ketiga proses pemberian MP-ASI merupakan satu kesatuan yang harus dilaksanakan. Apabila diperlukan untuk meningkatkan efisiensi, maka frekuensi pemberian MP-ASI lokal dalam kelompok dan di rumah tangga dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah setempat

Beberapa persyaratan pembuatan MP-ASI di bawah ini yang perlu diperhatikan :

1. Bahan makanan mudah diperoleh

2. Mudah diolah

3. Harga terjangkau

4. Dapat diterima sasaran dengan baik

5. Kandungan zat gizi memenuhi kecukupan gizi sasaran

6. Mutu protein dapat memacu pertumbuhan fisik ( Protein Eficiency Ratio/PER lebih besar atau sama dengan 70% mutu casein, setara dengan > 1,75 )

7. Jenis MP-ASI disesuaikan dengan umur sasaran

8. Bebas dari kuman penyakit, pengawet, pewarna, dan racun

9. Memenuhi nilai sosial, ekonomi, budaya, dan agama

Selain itu beberapa zat gizi yang yang terkait erat dengan tumbuh kembang anak yang perlu diperhatikan antara lain:Kepadatan Energi/Densitas Tidak kurang dari 0,8 Kal per gram

Protein Tidak kurang dari 2 gr per seratus Kalori

Tidak lebih dari 5.5 gr per seratus Kal

Mutu protein tidak kurang dari 70% Kasein standar

Lemak Range antara 1,5 gr 4,5 gr per seratus Kal

Sumber : Departemen Kesehatan RI. 20062.11.2 MP-ASI Pabrikan1MP-ASI Pabrikan adalah MP-ASI yang diolah di pabrik makanan, terbuat dari bahan makanan yang sudah diolah sedemikian rupa dengan berbagai komposisi.

RINGKASANMakanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/ minuman lain diberikan bersama pemberian ASI. Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan keluarga.Pengenalan jenis, tekstur, dan konsisten makanan harus secara bertahap, demikian pula dengan frekuensi dan jumlah makanan yang diberikan. Alasan pemberian MP ASI: a. Kebutuhan anak semakin meningkat seiring bertambahnya usia sehingga pemenuhan nutrisi tidak dapat dilakukan dengan pemberian ASI saja b. Pemberian makanan pendamping ASI dapat menstimulasi perkembangan anak sesuai umurnya.

Pemberian MP ASI akan memberikan manfaat optimal bila diberikan pada usia yang tepat pada anak. Di Indonesia, pemberian MP ASI dimulai saat anak berusia 6 bulan. Hal ini sesuai dengan rekomendasi WHO. Prinsip pemberian MP ASI dengan memberikan ASI ekslusif sejak lahir hingga usia 6 bulan (180 hari), sementara ASI on demand dilanjutkan hingga usia 2 tahun. Syarat pemberian MP ASI itu adalah timely, adequate, safe, dan properly dengan menggunakan metode responsive feeding.Dalam menentukan waktu pemberian MP ASI, harus dipertimbangkan: kesiapan dan kematangan saluran cerna, perkembangan keterampilan oromotor, dan kebutuhan nutrisi selain ASI termasuk mempertimbangkan variasi rasa dan teksturnya. MP ASI dapat diberikan dalam bentuk makanan olahan rumah tangga maupun pabrik dengan memperhatikan komposisi dan nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan anak sesuai dengan usianya.

DAFTAR PUSTAKA1. Pedoman umum pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) lokal. Departemen Kesehatan RI. 2006.

2. Ahmed T, Hossain M, Sanin KI. Global burden of maternal and child undernutrition and micronutrient deficiencies. Ann Nutr Metab. 2012;6(1):817. 3. Atmawikarta A. Pengaruh pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) formula tempe terhadap diare, aktivitas fisik, dan pertumbuhan bayi status gizi baik usia 6-12 bulan di Bogor Jawa Barat. Gizi Indon. 2007; 30(2):73-97.4. Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik. IDAI. 2011. h.117-125.5. More J, Jenkins Catherine, King C, Shaw V. Weaning infants onto solid foods. April. 2010.6. Europeran Food Safety Authority. Scientific opinion on the appropriate age for introduction of complementary feeding of infants. EFSA Journal. 2009 7(12):1423.7. H. Brown, Kenneth. Complementary feeding in developing countries: factors affecting energy intake. Proceedings of The Nutrition Society. 2006;56:139-148.8. Santika O,Fahmida U,Ferguson EL. Development of food based complementary feeding recommendations for 9-to 11- month- old periurban indonesian infant using linear programming. The Journal of Nutrition 2009;139:135-41.9. Reilly JJ, Wells JC. Duration of exclusive breast-feeding: introduction of complementary feeding may be necessary before 6 months of age. British Journal of Nutrition. 2006;94:869872.10. Symon B, Bammann M. Feeding in the first year of life: emerging benefit of introducing complementary solids from 4 months. Australian Family Physician. 2012 Apr;41(4):226-9.11. Nix S. Williams basic & nutrition diet therapy. 13th Edition. Missouri: 2009.

12. Pedoman pemberian makanan pendamping ASI. Departemen Kesehatan RI. 2006.13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu eksklusif.14. Dewey KG., Adu A. Systematic review of the efficacy and effectiveness of complementary feeding intervention in developing countries in maternal and child nutrition. Blackwell Publishing. 2008.15. Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson textbook of pediatric. 18th Ed. Chapter 42The Feeding of Infants and Children. Saunders, Elsevier. 200716. Strategi peningkatan makanan bayi dan anak. Kementerian Kesehatan RI. 2010.

17. Complementary food, in focus: complementary food at the 65th world Health assembly. International Food Manufactured. 2012.18. Soepardi S, Winda F. Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi yang berkunjung ke Unit Pediatri Rawat Jalan. Sari Pediatri. Maret 2007;8(4):270-75.19. Narendra, Moersintowati B. Tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi Pertama. IDAI. Jakarta: 2007. h.27.20. Complementary feeding, report of the global consultation summary of guiding principles. WHO. 2006.21. Feeding the non-breastfed child 6-24 months of Aae. WHO/FCH/CAH. Geneva. 2008.22. Cameron SL, Heath ALM, Taylor RW. How feasible is baby-led weaning as an approach to infant feeding? a review of the evidence. Nutrients 2012;4:1575-1609.23. Rao S, Swathi PM, Unnikrishnan B, Hedge A. Study of complementary feeding practices among mothers of children aged six months to two years-a study from coastal south India. in Australas Med J. 2011;4(5):252-7.24. PAHO. Guiding principles for complementary feeding of the breastfed child. WHO. 2007.Lampiran

2