Kebutuhan Vitamin D Pada Lansia Dengan Osteoporosis

download Kebutuhan Vitamin D Pada Lansia Dengan Osteoporosis

of 10

Transcript of Kebutuhan Vitamin D Pada Lansia Dengan Osteoporosis

Kebutuhan vitamin D pada lansia dengan OsteoporosisBerbagai upaya kesehatan preventif berikut ini harus dilakukan untuk mengurangi resikoosteoporosis :a. Meningkatkan asupan kalsium dari makanan.b. Meningkatkan asupan vitamin D dari makanan.c. Jika terdapat intoleransi laktosa, pertimbangkan pemberian suplemen lactase.d. Jika diet tetap tidak memadai kendati sudah diberikan penyuluhan pada pasien, berikan suplemen untuk memenuhi kebutuhan 1200-1500 kalsium per hari dan 400 IU vitamin D per hari bagi wanita.e. Tingkatkan olahraga seperti renang, jalan, senam aerobic, dayung, dll.f. Jelaskan kepada pasien mengenai manfaat perubahan diet yang positiff secara dini dalam kehidupannya.g. Anjurkan untuk mengurangi kebiasaan minum kopi dan makan protein yang berlebihan, kebiasaan ini akan meningkatkan kehilangan kalsium dalam urine. Diet bersama aktivitas fisik dan olahraga memainkan peranan yang utama dalam pencegahan osteoporosis. Penyakit ini, yang akan timbul sendiri dalam usia 60 atau 70-an tahun, dapat dicegah atau paling tidak diperlambat proses perjalanannya jika kecukupan nutrient seperti kalsium, fosfor dan fluor sudah diperkirakan sejak dini, yaitu saat perkembangan tulang pada masa embrio. Karena itu preparat kalsium perlu diberikan kepada ibu yang hamil. Selanjutnya osteoporosis dapat dicegah hingga taraf yang bermakna jika asupan kalsium dan vitamin D dalam makanan dapat dipertahankan pada tingkat yang optimal disepanjang usia bayi, kanak-kanak, remaja dan awal usia dewasa. Masa puncak tulang diperkirakan terjadi pada usia kurang-lebih 35 tahun, dengan demikian asupan kalsium dan vitamin D harus dipertahankan sesuai dengan AKG sampai usia ini. Setelah usia 35 tahun, status kalsium dan vitamin D tidak begitu memberikan dampak terhadap kesehatan tulang. Namun, karena penurunan kalsitriol dalam tubuh manula akan mengurangi absorpsi kalsium dalam usus, maka asupan kalsium perrlu ditingkatkan sampai sekitar 1500mg/hari (pada orang dewasa, AKG kalsium 800-1000mg/hari). Penurunan absorpsi kalsium juga akan memicu hiperparatiroidisme pada manula. Karena hormone paratiroid menstimulasi kerrja sel-sel osteoklas (sel-sel perombak tulang), maka kenaikan kadar hormone tersebut akan memperparah keadaan osteoporosis.Nutrisi PreventifUntuk mencegah osteoporosis, Prof. Askandar mengemukakan 6-NO : NO caffeine, NO alcohol, NO smoking, NO excessive protein intake, NO excessive salt intake dan NO sedentary life (jangan mengonsumsi kopi kental, alcohol dan merokok, jangan mengonsumsi protein serta garam yang berlebihan dan jangan hidup bermalasan).Nutrisi Terapeutika. Evaluasi kecukupan kalsium dan vitamin D dalam diet.b. Tingkatkan asupan kalsium hingga 800mg/ hari pada anak laki-laki dan 1200-1500mg/ hari pada wanita.c. Berikan suplemen kalsium jika asupanm dari makanan tidak memadai.d. Pemberian suplemen vitamin D atau berjemur dibawah sinar matahari selama 10menit/ hari akan membantu mempertahankan simpanan vitamin D.e. Pasien fraktur harus melanjutkan olahraga/ latihan yang memberikan beban (weight-bearing exercises) secepat mungkin setelah cederanya dinyatakan sembuh.

Proses Pembentukan Vitamin D Pada Osteoporosis Prekursor vitamin D termasuk ke dalam kelompok zat-zat yang disebut stelor. Zat-zat ini akan berubah menjadi vitamin D setelah terkena cahaya ultra violet. Hewan membuat vitamin tersebut dari 7-dehidro kolesterol, yaitu stelor yang terdapat pada lemak hewan, yang berubah menjadi vitamin D setelah terkena pancaran sinar ultra violet dari cahaya matahari. Pada manusia, vitamin D terbentuk pada atau didekat permukaan kulit. Yang menarik untuk diperhatikan adalah kebiasaan hewan yang suka menjilat bulunya sendiri sebagai salah satu cara untuk memperoleh vitamin D. Pada burung, prekursor vitamin D terdapat pada minyak didalam kelenjar dan disebarkan diseluruh bulu oleh burung ini sendiri. Dengan penyinaran matahari, prekursor ini berubah menjadi vitamin D yang terabsorpsi atau termakan langsung ketika burung menyisik bulunya. Vitamin D dapat pula dihasilkan melalui penyinaran terhadap sterol tanaman yang terdapat dalam ragi dan jamur. Bentuk vitamin ini diproduksi secara komersial serta digunakan dalam preparat vitamin dan untuk fortifikasi makanan seperti margarin, bentuk vitamin tersebut dikenang sebagai vitamin D2 atau ergokalsiferol, sedangkan vitamin D yang terdapat dalam jaringan hewan dikenal sebagai vitamin D3 atau kolekalsiferol. Kedua bentuk vitamin ini tampaknya memiliki keampuhan yang sama bagi manusia. Dalam keadaan normal, tulang kita senantiasa berada dalam keadaan seimbang antara proses pembentukan dan penghancuran. Fungsi penghancuran (resorpsi) yang dilaksanakan oleh osteoklas, dan fungsi pembentukan yang dijalankan oleh osteoblas senantiasa berpasangan dengan serasi. Fase yang satu akan merangsang terjadinya fase yang lain. Dengan demikian tulang senantiasa beregenerasi. Keseimbangan kalsium, antara yang masuk dan keluar, juga memainkan peranan penting. Bahkan riter penentu utama untuk terjadinya osteoporosis adalah kadar kalsium yang tersisa pada tulang. Orang-orang yang sebelumnya memiliki densitas tulang yang tinggi (tulang yang padat), mungkin tidak akan sampai menderita osteoporosis. Kehilangan kalsium yang dialami tidak mencapai tingkat dimana terjadi osteoporosis. Lebih kurang 99% dari keseluruhan kalsium tubuh kita berada di dalam tulang dan gigi. Bila kadar kalsium darah turun dibawah normal, tubuh akan mengambilnya dari tulang untuk mengisinya lagi. Seiring dengan bertambahnya usia, keseimbangan riter mulai terganggu. Tulang kehilangan kalsium lebih cepat riteriat kemampuannya untuk mengisi kembali. Alasan mengapa hal ini terjadi belum jelas. Secara umum dapat kita riteria bahwa osteoporosis terjadi saat fungsi penghancuran sel-sel tulang lebih dominan riteriat fungsi pembentukan sel-sel tulang. Karena pola pembentukan dan resopsi tulang berbeda antar individu, para ahli memperkirakan ada banyak riter yang berperan mempengaruhi keseimbangan tersebut.Faktor-faktor tersebut antara lain : 1. Usia2. Genetik3. Faktor hormonal4. Obat-obat tertentu 5. Gaya hidup : kurang olahraga, merokok, minum minuman beralkohol, kafein. Kadar riteri tiroid dan paratiroid yang berlebihan dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dalam jumlah yang lebih banyak. Obat-obat golongan steroid pun dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dari tulang. Proses pembentukan dan penimbunan sel-sel tulang sampai tercapai kepadatan maksimal berjalan paling efisien sampai umur kita mencapai 30 tahun. Semakin tua usia kita, semakin sedikit jaringan tulang yang dibuat. Padahal, di usia tersebut, jaringan tulang yang hilang semakin banyak. Penelitian memperlihatkan bahwa sesudah usia mencapai 40 tahun, kita semua akan kehilangan tulang sebesar setengah persen setiap tahunnya. Pada wanita dalam masa pascamenopause, keseimbangan kalsium menjadi riteria dengan tingkat 2 kali lipat riteriat sebelum menopause. Faktor hormonal menjadi sebab mengapa wanita dalam masa pascamenopause mempunyai resiko lebih besar untuk menderita osteoporosis. Pada masa menopause, terjadi penurunan kadar riteri estrogen. Estrogen memang merupakan salah satu riter terpenting dalam mencegah hilangnya kalsium tulang. Selain itu, estrogen juga merangsang aktivitas osteoblas serta menghambat kerja riteri paratiroid dalam merangsang osteoklas.

Estrogen memperlambat atau bahkan menghambat hilangnya massa tulang dengan meningkatkan penyerapan kalsium dari saluran cerna. Dengan demikian, kadar kalsium darah yang normal dapat dipertahankan. Semakin tinggi kadar kalsium di dalam darah, semakin kecil kemungkinan hilangnya kalsium dari tulang (untuk menggantikan kalsium darah). Penurunan kadar estrogen yang terjadi pada masa pascamenopause membawa dampak pada percepatan hilangnya jaringan tulang. Resiko osteoporosis lebih meningkat lagi pada mereka yang mengalami menopause dini (pada usia kurang dari 45 tahun).

Pada pria, riteri riteriatry melakukan fungsi yang serupa dalam hal membantu penyerapan kalsium. Bedanya, pria tidak pernah mencapai usia tertentu dimana testis berhenti memproduksi testosteron.. Dengan demikian, pria tidak begitu mudah mengalami osteoporosis.dibanding wanita. Selain estrogen, berbagai faktor yang lain juga dapat mempengaruhi derajat kecepatan hilangnya massa tulang. Salah satu hal yang utama adalah kandungan kalsium di dalam makanan kita. Masalahnya, semakin usia kita bertambah, kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium dari makanan juga berkurang. Berdasarkan densitas massa tulang (pemeriksaan massa tulang dengan menggunakan alat densitometri), WHO membuat kriteria sebagai berikut :Normal:Nilai T pada BMD > -1

Osteopenia:Nilai T pada BMD antara -1 dan -2,5

Osteoporosis:Nilai T pada BMD < -2,5

Osteoporosis Berat:Nilai T pada BMD , -2,5 dan ditemukan fraktur

Akibat Kekurangan Vitamin D pada Lansia Dengan Osteoporosis Vitamin D adalah senyawa kimia yang sangat esensial yang walaupun jumlahnya sangat sedikit dalam tubuh namun sangat diperlukan sekali bagi tubuh dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sel sel tubuh . Vitamin D termasuk dalam golongan vitamin yang hanya dapat larut bersama lipid/ lemak. Sebagai para pakar pemula penemu vitamin D dapat disebutkan Mc Collum, Hesz, dan Sherman , dimana pada tahun 1921 telah melakukan percobaan pemberian minyak ikan untuk mengatasi rakhitis / radang persendian. Minyak ikan tersebut terlebih dahulu dirusak dengan cara melakukan oksidasi kandungan vitamin A nya, dan ternyata minyak tersebut masih mempunyai kesanggupan sebagai pencegah rakhitis, sehingga vitamin D dikenal sebagai vitamin anti rakhitis. Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Kekurangan pada orang dewasa juga dapat menyebabkan osteoporosis. Riketsia terjadi bila pengerasan tulang pada anak-anak terhambat sehingga menjadi lembek, kaki membengkok, ujung-ujung tulang panjang membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk membengkok, pembesaran kepala karena penutupan fontanel terlambat, gigi terlambat keluar. Kekurangan kadar vitamin D dalam tubuh dapat menimbulkan beberapa gangguan tubuh diantara seperti rakhitis, keropos tulang, osteoporosis, dan gangguan riter pertukaran zat kapur dan fosfor dalam tubuh.Vitamin D sangat penting untuk riteri kalsium untuk membantu memineralisasi tulang. Diet mengandung vitamin D harus cukup untuk membantu mempertahankan proses remodeling tulang. Asupan kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi dalam tubuh selama bertahun tahun mengakibatkan pengurangan massa tulang dan pertumbuhan osteoporosis.Vitamin D berperan penting dalam meregulasi keseimbangan kalsium, dan defisiensi vitamin D akan menyebabkan tidak adekuatnya mineralisasi tulang, seperti terlihat dalam riketsia (pada anak) dan osteomalasia (pada orang dewasa). Meskipun jumlah matriks kolagen tetap normal pada kondisi defisiensi ini, tulang menjadi lebih lunak, terutama pada titik pertumbuhan, sehingga rentan terhadap deformasi. Hal ini menyebabkan gejala khas riketsia, seperti kaki berbentuk O atau X serta deformasi tulang belakang pada anak, dan nyeri punggung serta nyeri sendi pada orang dewasa, yang disertai kesulitan berjalan.Diet Pada Penderita ArtritisReumatoidArtritisReumatoid (AR) adalah suatu penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerangpersendian dan anggota gerak. Penyakit ini menimbulkan rasa nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal yang terdiri dari sendi, tulang, otot, dan jaringan ikat. Perbaikan maupun perburukan dari penyakit ini ternyata juga berkaitan dengan faktor makanan.Diet pada penderita ArtritisReumatoid (AR) memang perlu dikhususnya terkait dengan adanya beberapa kondisi khusus pada penderita AR. Berikut adalah tips diet bagi penderita AR:1.Konsumsi makanan bervariasi sesuai kebutuhan kalori tubuh.Penderita AR diharapkan untuk mengkonsumsi makanan bervariasi terdiri dari kombinasi daging ternak, ikan, banyak buah dan sayuran segar

(5 porsi per hari), kacang-kacangan dan sedapat mungkin menggunakan minyak zaitun. Namun, sungguh penting disertai adanya usaha untuk menjaga berat badan ideal, sebab adanya kelebihan berat badan dapat memperberat beban sendi sehingga nyeri dapat bertambah hebat.

Sudah idealkah berat badan anda? Dapat dihitung dengan rumus:Indeks Massa Tubuh (IMT) = Berat badan (kg)Tinggi badan (m2)BB kurang < 18,5BB normal = 18,5- 22,9BB lebih = 232.Konsumsi makanan kaya akan omega 3Omega 3 baik bagi kesehatan jantung dan diketahui membantu mengurangi peradangan dan dapat mengurangi nyeri dan kekakuan pada sendi. Sumber omega 3 seperti ikan sarden, salmon dan tuna. Makan ikan ini setidaknya dua porsi (1 porsi =140 gr) ikan setiap minggu.3.Konsumsi kaya akan zat besiKelelahan yang dirasakan penderita AR seringkali diperberat dengan keadaan anemia (kurangnya hemoglobin darah untuk mentransportasikan oksigen ke seluruh tubuh). Anemia pada penderita AR dapat disebabkan oleh adanya peradangan kronis yang terjadi atau efek samping dari penggunaan obat anti inflamasi non-steroid (OAINs) jangka panjang seperti perdarahan internal atau tukak lambung. Untuk mengatasi hal ini, konsumsilah makanan kaya akan zat besi secara berkala seperti: daging merah, telur, sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, buncis. Konsumsi vitamin C juga diperlukan untuk memudahkan penyerapan zat besi. Vitamin C banyak terdapat dalam sayuran dan buah-buahan.4. Makan makanan kaya akan kalsiumPenderita AR memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami osteoporosis, untuk itu penting untuk menkonsumsi kalsium. Sumber kalsium seperti susu, keju, yogurt dan produk susu lainnya, sayur-sayuran hijau, almond, ikan seperti sarden dan teri. Sebaiknya dipilih jenis susu yang memiliki kandungan lemak yang lebih rendah seperti skimmed milk atau semi skimmed milk, karena jumlah kandungan kalsiumnya sama saja. Untuk penyerapannya kalsium membutuhkan vitamin D. Vitamin D bisa didapatkan dari sinar matahari. ikan, telur , margarin. dan sereal terfortifikasi.

5.Suplemen mineral dan multivitaminSampai saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung penggunaan vitamin antioksidan atau suplemen mineral pada pengobatan gejala AR.Diet yang sehat harus mengandung semua jenis nutrien yang dibutuhkan tubuh. Jadi bila, nafsu makan berkurang, jumlah makanan yang dikonsumsi sedikit, ada baiknya menambahkan multivitamin/suplemen mineral.6.Suplemen minyak ikan

Penelitian yang ada menunjukkan bahwa suplemen minyak ikan dosis tinggi dapat mengurangi gejala AR, seperti durasi kekakuan pagi hari,jumlah sendi yang mengalami pembengkaka dan nyeri sendi. Suplemen minyak ikan mengandung omega-3, EPA dan DHA. Gejala AR dapat mereda setelah konsumsi dilakukan sampai tiga bulan. Namun konsumsi minyak ikan harus dilakukan secara hati-hati karena terdapat interaksi dengan beberapa obat.7.Kenali makanan yang membuat serangan bertambahBeberapa ahli berpendapat alergi makanan dapat mencetuskan peradangan pada penderita AR. Makanan yang dapat mencetuskan peradangan dapat berbeda bagi setiap penderita AR. Untuk itu, perlu diidentifikasi makanan pencetus peradangan dengan melakukan program eksklusi makanan satu persatu.

RESUMETENTANG DIET PADA SISTEM MUSKULUSKELETAL

DISUSUN OLEH NAMA: HENY SETYANINGSI NPM: 011.01.2244 SEMESTER: VI U KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATANSTIKES MATARAM2014