Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

44
MEMPERSIAPKAN SMK MENYONGSONG AEC 2015 Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 24 Oktober 2014 1

Transcript of Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

Page 1: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

MEMPERSIAPKAN SMK MENYONGSONG AEC 2015

Direktorat Pembinaan SMKDirektorat Jenderal Pendidikan MenengahKementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jakarta, 24 Oktober 2014 11

Page 2: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

AEC 2015: Tantangan, Kebutuhan, Kebijakan

1

Page 3: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

Peran Pendidikan dalam Pengembangan Industri

Modal Pengetahuan

Modal Fisik

Nilai Tambah

Driver

Enabler

Enabler

EnablerDriver

Driver

Driver

Industri Primer Industri Sekunder Industri Tersier Industri KTI

Driver Menghasilkan tenaga kerja yang lebih terampil, proses kerja yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah industri

EnablerMenghasilkan kreasi baru yang dapat diwujudkan dalam inovasi produk dan proses, sehingga menghasilkan industri baru dengan nilai tambah lebih tinggi.

Diperlukan SDM berpengetahuan lebih tinggi untuk dapat berperan sebagai driver/enabler

KTI: Knowledge and Technology Intensive (OECD)

PDB < 2.0002.000 <PDB < 8.000

8.000 <PDB < 20.000

PDB>20.000

Page 4: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

ASEAN Ranking in Global Competitiveness

Basic Requirements Efficiency EnhancersInnovation and Sophistication

Factors

Ref. The Global Competitiveness Report 2013-2014 by the World Economic Forum

Page 5: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

STAGE ONESimple

manufacturing under foreign

guidance

STAGE TWOHave

supporting industries, but

still under foreign

guidance

STAGE THREEManagement &

technology mastered, can produce high quality goods

STAGE FOURFull capability in innovation and product

design as global leader

Indonesia,Viet Nam

Thailand, Malaysia

Korea, Taipei,China

Japan, US, EU

Agglomeration (acceleration of

FDI)

Creativity

Glass ceiling for ASEAN countries(Middle Income Trap)

Stages of Catching-up IndustrializationInitial FDI

absorptionInternalizing parts and components

Technology absorption

Internalizing skills and technology

Internalizing innovation

STAGE ZEROMonoculture, subsistence

agriculture, aid dependency

Pre- industrialization

Arrival of manufacturing

FDI

Poor countries in Africa

Kenichi Ohno : 2011 mod.

Page 6: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

Penduduk ASEAN 2011No Negara Jumlah

Penduduk1 Indonesia 241,452,9522 Filipina 86,241,6973 Vietnam 82,689,5184 Myanmar 42,720,1965 Thailand 64,865,5236 Malaysia 23,522,4827 Kamboja 13,363,421

8 Laos 5,631,5859 Singapura 4,353,893

10

Timor Leste 1,019,252

11

Brunei Darussalam

365,251

    566,225,770

PENDUDUK DAN PENDAPATAN PER KAPITA ASEAN 2011

PENDAPATAN PER KAPITA ASEAN 2011

No Negara Dalam US $1 Singapura 57,238

2 Brunei Darussalam 47,200

3 Malaysia 14,6034 Thailand 8,6435 Indonesia 4,3806 Philippines 3,7257 Vietnam 3,7258 Laos 2,4359 Kamboja 2,08610 Burma 1,900

Page 7: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

TANTANGAN: AEC 2015

TANTANGAN

a) Persepsi terhadap peluang MEA terbatas dan memandang besarnya pasar domestik yang mendorong pelaku usaha memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar tersebut; b) Kapasitas daya saing pelaku dan tenaga kerjanya; c) kemampuan lembaga pendidikan dan pelatihan memanfaatkan fasilitas sumber daya yang ada.

a) Kualitas dan standardisasi; b) Isu global (green product); c) Kreativitas dan inovasi (nilai budaya, hand made, sentuhan teknologi); d) Characteristic global/pasar

SDM

INFRASTRUKTUR/SARANA-PRASARANA

Ketersediaan dam Kualitas infrastruktur/sarana serta prasarana

pemasaran yang lebih baik

PRODUK:

KEBIJAKAN/REGULASI

Harmonisasi kebijakan/regulasi yang mendukung pelaku usaha dalam peningkatkan daya saing dan pengembangan bisnisnya.

Page 8: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

PENYEBARAN INDUSTRI INDONESIA

Jawa:

2009

PDRB Ind. (tr Rp)

Share thd PDB Ind.

1) Banten 89.00 7.37%2) Jawa Barat 332.45 27.52%3) DKI Jakarta 152.08 12.59%4) Jawa Tengah 88.49 7.33%5) DI Yogyakarta 7.11 0.59%6) Jawa Timur 236.74 19.60%

  TOTAL JAWA 905.87 75.00%

Non-Jawa:2009

A B7) NAD 2.57 0.21%8) Sumatera Utara 72.79 6.03%9) Sumatera Barat 11.58 0.96%

10) Riau 42.47 3.52%11) Riau Kepulauan 47.52 3.93%12) Jambi 4.48 0.37%13) Bengkulu 0.82 0.07%14) Sumatera Selatan 20.18 1.67%15) Bangka Belitung 6.25 0.52%16) Lampung 13.14 1.09%17) Bali 6.19 0.51%18) Kalimantan Barat 13.99 1.16%19) Kalimantan Tengah 3.84 0.32%20) Kalimantan Selatan 8.41 0.70%21) Kalimantan Timur 14.87 1.23%

Non-Jawa:2009

A B22) NTB 2.74 0.23%23) NTT 0.54 0.05%24) Sulawesi Utara 3.70 0.31%25) Gorontalo 0.38 0.03%26) Sulawesi Tengah 2.88 0.24%27) Sulawesi Selatan 16.02 1.33%28) Sulawesi Barat 0.81 0.07%29) Sulawesi Tenggara 2.16 0.18%30) Maluku 0.50 0.04%31) Maluku Utara 0.99 0.08%32) Irian Jaya Barat 1.25 0.10%33) Papua 0.91 0.08%  TOTAL NON-JAWA 301.96 25.00%

TOTAL 1207.83 100.00%

Hingga tahun 2009, persebaran industri 75% masih berada di Pulau Jawa, dimana Jawa Barat sendiri memiliki share terbesar terhadap PDB Industri secara nasional, yaitu sebesar 27,52%

8

Page 9: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

9

I. General Situation of Vocational Education in China

Accoding to the statictics of 2013

Secondary vocational schools (part of secondary education, 2-3 yrs of study) Number of secondary vocational schools: 12,300Number of newly enrolled students each year: 6,747,600Number of students studying in vocational schools: 19,229,700( free tuition policy for secondary vocational schools students)

Higher vocational colleges (higher education institutes, 3 yrs of study)Number of vocational colleges: 1321Number of newly enrolled students each year: 3,180,000Number of students studying in vocational colleges: 9,740,000

Page 10: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

MODALITAS SMK MENJELANG AEC 2015

2

Page 11: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

CAPACITY FOR INNOVATION

Vietnam

Thailand

Singapore

Philippines

Myanmar

Malaysia

Lao PDR

Indonesia

Cambodia

Brunei

0 1 2 3 4 5 63.4

3.4

4.8

3.8

2.7

4.9

3.8

4.4

3.5

3.5

1 = not at all; 7 = to a great extent

Source: The Global Competitiveness Report 2013-2014

Page 12: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

KARAKTERISTIK INDUSTRI

Sumber: UU No. 20/2008; Data BPS 2012

55.586.176 Unit

(98,79%)

629.418 Unit (1,11%)

48.977 Unit (0,09%)

4.968 Unit (0,01%)

TOTAL : 56.539.560 UNIT

Usaha BesarOmzet/tahun lebih dari Rp 50 MiliarAsset lebih dari 10 Miliar

Usaha MenengahOmzet/tahun Rp 2,5 Miliar s.d. Rp 50 MiliarAsset Rp. 500 juta s.d. Rp 10 Miliar

Usaha KecilOmzet/tahun Rp 300 Juta s.d. Rp 2,5 MiliarAsset Rp. 50 juta s.d. Rp 500 Juta

Usaha MikroOmzet/tahun s.d.Rp 300 JutaAsset s.d. Rp. 50 juta

PDB:59,08% (Rp.4.869,5 T)

TENAGA KERJA:97,16% (107.657.509)

EKSPOR NON MIGAS:16,4% Rp.166.625,5 M)

Diprediksi kontribusioleh 678.415 KUKM potensial ekspor (1,2% dari total UKM)

Page 13: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

ARUS SISWA SEKOLAH DASARSAMPAI PERGURUAN TINGGITAHUN 2011/2012

SD27.583.919

SMP9.425.336

SMA4.196.467

PT5.616.670

Putus SD0,90%

Putus SMP1,57%

SMK4.019.157

Putus PT10,49%Putus SMA

1,16%Putus SMK

3,34%Tdk Lnjt

SMP 18,34%

TDK KE SM 6,83%

Tdk Lanjut PT

51,59%

Masukan4.342.911

Melanjutkan3.240.07581,66%

Melanjutkan1.413.22345,31%

Melanjutkan1.142.83548,41%

Melanjutkan1.493.178

47,87%

Lulusan3.119.322 Lulusan

3.360.573Lulusan4.090.219

1.086.387

1.274.186

248.988 750.144 146.871 212.921 47.709 124.792 1.217.738 589.189 738.260Keluaran

Sumber: PDSP – Kemdikbud, 2013

4.076.6121.603.160

Tantangan kita adalah akses

Page 14: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

KONDISI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2012MENURUT PENDIDIKAN

Sumber: Pusdatinaker, 2012

≤ SD

SMA

Dipl

oma0

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000Bekerja Pengangguran

28.09%

23.48%

25.29%

14.37%

2.72% 6.05%

Pengangguran

≤ SDSMPSMASMKDiplomaUniversitas

Page 15: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

Perkembangan

Akademik

Industri

Sosial-Budaya

Perubahan Kebutuhan

Pengetahuan

Keterampilan

SikapPe

ngem

bang

an

Kurik

ulum

SDM yang Kompeten

Pengetahuan

Keterampilan

Sikap

Pedagogi, Psikologi

Dinamika & Penyempurnaan Kurikulum

15

Page 16: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

16

Prinsip Dasar Implementasi PMU

Prinsip Dasar

Implementasi PMU

2. Pemerataan distribusi layanan pendidikan

menengah untuk menjangkau yang tidak

terjangkau

1. Mutu yang terjaga, tidak berkurang karena adanya

penambahan daya tampung

3. Pencapaian target APK di tingkat nasional, provinsi dan

kabupaten/kota secara bertahap.

5. Peningkatan kebekerjaan

(employability) lulusan (khususnya

SMK)

6. diperlukan Data yang Cepat, Tepat waktu dan

Akurat

4. Perimbangan SMA – SMK sesuai potensi dan

kebutuhan daerah

Page 17: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

PERKEMBANGAN SMK

3

Page 18: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

18

2,009 2,010 2,011 2,012 2,013 -

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

2,000,000 1

,721

,531

1,8

10,8

99

1,8

61,1

73

1,8

92,5

55

1,9

21,9

19

1,2

44,5

38

1,3

60,0

81

1,4

13,2

41

1,4

45,1

99

1,5

27,7

78

Perkembangan Animo Pendaftar ke SMK

PendaftarDiterima

Page 19: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

Jml Siswa Banyak

(600 ke atas)55%

Jml Siswa Sedang

(200 - 599)31%

Jml Siswa Sedikit

(001 - 199)15%

Jumlah Siswa

Jml Siswa Banyak

(600 ke atas)19%

Jml Siswa Sedang

(200 - 599)30%

Jml Siswa Sedikit

(001 - 199)51%

Jumlah SMK

JUMLAH SEKOLAH & SISWA SMK

Range Siswa Jumlah SMK % Jumlah Siswa %Jml Siswa Banyak

(600 ke atas)2,174 18.55 2,242,608 54.94

Jml Siswa Sedang (200 - 599)

3,531 30.13 1,246,771 30.54

Jml Siswa Sedikit (001 - 199)

6,016 51.33 592,409 14.51

TOTAL 11,721 100 4,081,788 100

Jml Siswa Banyak (600 ke atas)

Jml Siswa Sedang (200 - 599)

Jml Siswa Sedikit (001 - 199)

- 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

54.94

30.54

14.51

18.55

30.13

51.33

% SMK % SISWA

Page 20: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

MEWUJUDKAN SMK YANG BERMUTU

20

4

Page 21: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

3 Paradigms of Reform

Quality Assurance

System

Public-Private

Partnership

Inter-profession

al Collaboratio

n

•Standards of Education •Standards of Competencies•Academic paper of Education System

for each profession

• Accreditation System• Competency Examination

System• Indonesian Qualification

Framework

Independent agency for accreditation & competency examination

Partnership between government, professionals community & independent agencies

Partnership among professions :

education to services

Re-engineering Quality Culture

agent for maintaining sustainability

Page 22: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

Paradigma Baru Pembelajaran SMK

1. Pendidikan berpusat kepada siswa2. Bergeser dari pengajaran ke pembelajaran3. Berorientasi lebih kepada kompetensi yang merujuk ke KKNI,

daripada berorientasi ke isi pembelajaran4. Proses pendidikan yang bervariasi sesuai dengan kompetensi

yang akan dicapai ( di kelas, bengkel, di pasar, industri, dan dunia maya)

5. Memberi kemudahan akses terutama bagi masyarakat di daerah 3T, lemah ekonomi, berkebutuhan khusus

6. Optimalisasi TIK di dalam pembelajaran7. Evaluasi pendidikan/pembelajaran yang akuntabel8. Mengedepankan pada pembangunan karakter bangsa9. Berbudaya mutu/daya saing pada setiap lini pendidikan.10. Pengelolaan non akademik yang transparan dan akuntabel.

Page 23: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

1. Definisi : SMK Rujukan adalah SMK yang memiliki kinerja unggul, akses besar, dan efektif dalam mengelola institusi serta mendampingi SMK aliansinya dalam pelaksanaan proses pembelajaran bermutu;

2. Tujuan: Peningkatan mutu, akses besar, efektif sebagai penjamin mutu, dan rela Berbagi Sumber daya;

3. Target : adanya SMK yang dpt dijadikan rujukan mutu dalam Pengelolaan institusi , proses pembelajaran penilaian, layanan prima dan kebekerjaan lulusan.

4. Persyaratan : Memiliki siswa >1000, Guru Produktif>75, partner industri>100, kinerja unggul dalam ICT dan bahasa Inggris.

5. Sasaran : 1650 SMK dan memiliki @ 3-4 SMK aliansi.

Pengembangan Mutu lulusan melalui SMK Rujukan

Page 24: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

SMK Rujukan #1

SMK Aliansi 1

SMK Aliansi 2

SMK Aliansi 3

SMK Aliansi 4

SMK Rujukan # n

SMK Aliansi 1

SMK Aliansi 2

SMK Aliansi 3

SMK Aliansi 4

SMK Rujukan & SMK AliansiSekolah Efektif :

1. Kepemimpinan yang profesional; 2. Visi dan tujuan bersama ;3. Kultur sekolah dan lingkungan belajar ;4. Fokus pada kegiatan pembelajaran;5. Harapan yang tinggi pada hasil

pembelajaran;6. Penguatan/pengayaan/pemantapan

positif pada sikap;7. Pemantauan kemajuan belajar ;8. Menguatkan Hak dan tanggung jawab

peserta didik;9. Pemberian Materi pembelajaran yang

kaya makna;10.Pengelolaan institusi sebagai organisasi

pembelajar;11.Perkuatan kemitraan antara keluarga-

sekolah-industri. (Harris and Bennett, 2001)

Page 25: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

Bengkel Kerja Produktif Standar pada tiap Kompetensi Keahlian yang dimiliki

Tempat Uji Kompetensi,Produk, Jasa dan Tampilan

Bengkel Kerja Cerdas (Smart Workshop)Untuk mendukung advance Training

Fasilitas Kegiatan Bersama bagi

Siswa dan Guru pada bidang seni,

olahraga, dan penguatan softskill

Teaching Factory sesuai Bidang

unggulan

Pusat Sumber Belajar:-Bahan Ajar di Server,- akses internet- Perpustakaan

PENGUATAN FASILITASI SMK RUJUKAN DALAM PEMBENTUKAN HARD SKILLS & SOFT SKILLS

Page 26: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

Strategi Peningkatan Mutu SMK Rujukan

Tatakelola SMK

Rujukan(Berbagi)

Sumberdaya(Sentuhan)

TIK

(Integrasi)Proses

Efek

tivita

s

(Men

ingk

atka

n Ha

sil)

Efisiensi &Efektivitas(Mengurangi Input,

Meningkatkan Hasil)

Efisiensi

(Menurunkan Input)

26

1. Sinergi (Resource sharing) dalam Pemnafaatan fasilitas, Jaringan kerjasama, Kebekerjaan, TUK- Sertifikasi, PTK dan Materi Pembelajaran antara SMK Rujukan dengan SMK aliansi.

2. Integrasi sistem informasi dan manajemen pengembangan manajemen kelembagaan dan Pembelajaran.

3. TIK penerapan sistem “on line” , pendataan dan sistem informasi.

4. Intervensi usaha untuk peningkatan kualifikasi dan kompentensi PTK, Peserta Didik dan peran serta masyarakat/ DUDI.

Page 27: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

PEMBERDAYAAN SMK

27

5

Page 28: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

1. Kepres No. 75 tahun 1995 yang menekankan bahwa orang asing yang bekerja di Indonesia haruslah orang yang benar-benar ahli dalam bidangnya dan tenaga kerja Indonesia belum mempunyai keahlian tersebut. TKA harus mempunyai masa kontrak dan harus dapat melakukan transfer pengetahuan, sehingga tanaga kerja Indonesia dapat juga berkembang.

2. Mendukung kegiatan pengembangan kompetensi di perusahaan untuk terus mengasah kemampuan staf dan mempromosikan konsep lifelong learning. Konsep multi entry multi exit.

3. Perancangan Kurikulum sesuai kebutuhan saat ini dan masa depan. Kurikulum harus fokus dalam pengembangan kemampuan berbahasa inggris, ICT, berprilaku sesuai konteks dan ketrampilan berpikir kritis. Bersyukur kita telah memiliki K13 yang mendasarkan pada scientifik dan activity based.

4. Pelatihan dan sertifikasi yang secara konsisten dilakukan untuk memastikan tenaga kerja kita dapat menjadi tenaga kerja professional yang memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi kerja nasional Indonesia, ASEAN dan Global. Konsep SMK Rujukan dan Akademi Komunitas dan kawasan Vocasi menjadi daya dukung kuat.

1. Kebijakan Nasional dan regional

Page 29: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

2. Pengembangan kelembagaan SMK1. memasukkan pendidikan kejuruan ke dalam

perencanaan pembangunan ekonomi, sosial,dan pengembangan industri;

2. meningkatkan investasi dalam pendidikan kejuruan;3. mendukung mekanisme multi-channel investasi SMK;4. meningkatkan standar kualifikasi lulusan berbasis KKNI;5. membangun sistem penjaminan mutu lulusan SMK;6. menggandeng industri yang dapat terlibat dalam

evaluasi kualitas pendidikan kejuruan;7. mengembangkan SMK Rujukan di tiap Kab./Kota.

Page 30: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

3. Responsi dan Tatakelola SMK

1. meningkatkan respon SMK sehingga berprospektif tinggi;2. perbaikan tata kelola dan perluasan keterlibatan

pemangku kepentingan;3. memperluas cakupan SMK bagi semua kalangan; 4. pengukuran keterampilan dan ketercapaian kinerja;5. pengembangan teknologi dan keterampilan kerja;6. pengembangan keterampilan pada sektor-sektor yang

pertumbuhannya sangat tinggi.

Page 31: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

4. Revitalisasi Pembelajaran yang Bermutu

1. Revitalisasi Program keahlian di SMK.2. Mengembangkan program SMK 4 tahun;3. Memperkuat Kolaborasi dengan Industri;4. Proses pembelajaran berbasis ICT;5. Melakukan audit dan pengembangan

kompetensi bagi guru kejuruan;6. Memperkuat pembelajaran 2 bahasa asing;

Page 32: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

5. Pengembangan SMK Rujukan1. SMK anda yang sedang tumbuh berkembang jangan dihambat dan

jangan mengendorkan semangat untuk ditingkatkan akses, kualitas, dan relevansi lulusan dgn kebutuhan industri dan masyarakat;

2. Provinsi, Kab/kota memperkuat minimal 3 SMK rujukan di wilayahnya menjadi SMK unggul secara nasional dan ASEAN;

3. Mengklaster SMK yg siswanya <200 menjadi aliansi SMK .4. Menjadikan SMK Rujukan sebagai ujung tombak sosialisasi mutu

dan solusi pembinaan karier generasi muda;5. Mempromosikan lulusan SMK ke seluruh Indonesia/ASEAN, melalui

kolaborasi, job-matching dan kelas khusus industri;6. Mempromosikan strategi bimbingan karier bagi setiap lulusan SMK

untuk bekerja dulu baru bekerja sambil kuliah; 7. Kontinyu mengasah kemampuan guru dan kepala sekolah SMK.8. Menjadikan SMK rujukan sebagai Hub dan channel informasi

komunikasi kebijakan pengembangan SMK di Indonesia.

Page 33: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

6. Pengembangan SMK Pesantren1. Membangun keunggulan SMK Pesantren dari sisi soft skill, karakter, keramahan dan

mandiri;2. SMK Pesantren adalah untuk mendukung bagi reach unreach ( menyentuh yang tak

tersentuh). SMK di Ponpes tidak boleh menolak siswa dengan dalih apapun dan mengupayakan agar seluruh muridnya berada di pesantren;

3. SMK Pesantren harus lebih mengedepankan pola pengembangan berbasis masyarakat. Keterlibatan masyarakat harus dibangun dan diperkuat. Penghargaan yang tinggi dan mulia akan diberikan kepada SMK ponpes bila mampu lebih banyak memberdayakan masyarakat dan memobilisasi sumberdaya yang ada di masyarakat;

4. SMK Ponpes harus tetap istiqomah berada dalam maqom-nya. Jangan kenes dan jangan meniru plola pengembangan yang dilakukan oleh SMK reguler. Harus ada keunikan dan keteladanan.

5. SMK Pesantren harus mengembangkan strategi, makin mala makin banyak siswanya dan makin murah serta terjangkau oleh masyarakat;

6. SMK Pesantern harus mengajak konstituenya untuk terus berbagi dan terus saling membantu.

7. SMK Pesantren harus mengupayakan membangun SMK program 4 tahun sehingga program kepesantrenannya bisa lebih matang dan kuat.

Page 34: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

7. Pengembangan SMK Perhotelan1. SMK Pariwisata harus lebih mengedepankan peningkatan mutu sektor

jasa dibanding sektor produk;2. SMK Pariwisata harus mampu menunjukkan keteladanan mengembangan

produk khas unggulan dan berbahan baku lokal;3. SMK Pariwisata harus mampu memberi pencerahan bagi muridnya

dibidang ICT dan menjadikannya sbg tool untuk mandiri/bekerja;4. SMK Pariwisata harus lebih banyak menghasilkan lulusan yang menjadi

entrepreneur dibanding dengan SMK bidang lainnya;5. SMK Pariwisata harus menjadi cerminan kebersihan, keharuman dan

keindahan sehingga industri tertarik bekerjasama dg sekolah;6. SMK Pariwisata harus bisa mandiri dan tidak berlindung bias gender7. SMK Pariwisata harus mampu mengangkat keunggulan dan keindahan

daerahnya menjadi tujuan pariwisata;8. SMK Pariwisata di Indonesia harus membentuk persatuan sehingga 60 %

tenaga kerja bidang pariwisata di Indonesia dicukupi oleh lulusannya.

Page 35: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

Suggest International Experience

• No, for financial reasons;• No, for structural reasons;• No, because of increasing curriculum

differenciation;• No, for methodologial and pedagogical

reasons;• No, for political reasons.

Page 36: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

36

Terimakasih

Page 37: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

37

I. General Situation of Vocational Education in China

Vocational education has provided a strong support for the economy development, employment and the process of urbanization in China. The employment rate of graduates from secondary vocational schools: over 95%; from higher vocational colleges:90%. In the past 10 years, over 80 million graduates have been accounting for 60% of the newly-employed population. In the field of manufacturing, high-speed railway, urban railway transportation, civil aviation, modern logistics, electronic business, tourism service, information service, etc. ,over 70% of newly increasing employees are from vocational schools/colleges.

Page 38: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

38

II. Overall Schemes for Accelerating the Development of Vocational Education in China

Overall schemes:

“The Outline of National Education Reforms and Development Program (2010-2020)”— to form a modern vocational education system in year 2020 The 18th CPC National Congress in 2012 and the Third Plenary Session of the 18th CPC National Congress in 2013—to accelerate the development of modern vocational education and the establishment of a modern vocational education system

Page 39: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

39

II. Overall Scheme for Accelerating the Development of Vocational Education in China

•National Work Conference on Vocational Education from 23-24 June, 2014—23 June, Xi Jinping,General Secretary of the Communist Party of China Central Committee, made important instructions on vocational education—23 June, Premier Li Keqiang met the conference delegates and delivered an important speech—Vice-Premier Liu Yandong and Ma Kai attended the conference and delivered important speeches—Before the conference, the State Council published “Decision on Accelerating the Development of Modern Vocational Education” in May; Ministry of Education and other 5 ministries published “Construction Plan for Vocational Education System(2014-2020)”

Page 40: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

40

II. Overall Scheme for Accelerating the Development of Vocational Education in China

According to the National Work Conference on Vocational Education:General Principle: to attach great attention, to accelerate developmentGeneral Orientation: to serve the development of society, and to improve employmentResponsibilities: to train diversified talents, to inherit skills, to promote employment and self-employmentGeneral Target : to adjust to the need of social and econimic development, to integrate college education with enterprises, to link up secondary vocational education with higher vocational education, to enhance mutual communication between vocational education and general education, finally to build up a modern vocational education system.

Page 41: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

41

III. Major policies for Accelerating the Development of Vocational Education in China

1. Develop vocational education in coordination with social economy.plan + overall management + supervision

2. Get through talent training ascending channel, build up overpasses for students.Get through talent training ascending channel of “secondary vocational education + higher vocational education + undergraduate education + postgraduate vocational education”: strengthen the development of secondary vocational education, innovate the development of higher vocational education, explore undergraduate vocational education, establish postgraduate training model, reform entrance examination and admission system.Build up overpasses for students with multiple and diversified choices: strengthen the mutual communication between vocational education and general education, develop various continued education, and establish the acceleration and transformation system for learning outcomes.

Page 42: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

42

III. Major policies for Accelerating the Development of Vocational Education in China

3. Attach great importance to the role of enterprises, deepen the integration and cooperation between enterprise and college.Improve the guidance, evaluation and service provision of enterprise;Exert the main influence of enterprise in school-running.

4. Promote Innovation on Talent Training Model, Improve the Quality of Skilled Talent Training.Promote the development of each people in an all-around way;Innovate talent training model;Carry out plans for improving modern vocational education quality.

Page 43: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

43

III. Major policies for Accelerating the Development of Vocational Education in China

5. Make full use of market mechanism to support non-governmental sectors to be involved in vocational education.

Encouragement policies: government subsidies, purchase service, student aid loan, fund rewards, incentives for donation, policies on education, finance and taxation, land and finance.Innovate School-running Model: running vocational colleges by adopting joint stock system and mix ownership system, vocational colleges run by government and nongovernment provide purchase service and delegated management service mutually;Improve management structure: councils or board of directors, vocational education group.

Page 44: Kebijakan pengembangan smk lpmp dan p4 tk dir. psmk

44

III. Major policies for Accelerating the Development of Vocational Education in China

6. Government takes actions to guarantee the development of vocational education with supportive policies and regulatory supervision.

Guarantee the basic principles of equality;

More support for the vocational education in poverty-stricken, rural and ethnic minority areas;

Create equal chances for employment and development.