Pleno P4 respirasi
-
Upload
novi-magdalena-puspita -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
description
Transcript of Pleno P4 respirasi
PEMICU IVANGGOTA KELOMPOK IIMuhammad Chairil Riskyta AkbarSheren Vinera LinsFeromiya OksaSofia Eugenia ManginteGladys SuwantiIsmi SholihahWidi Cahya UtamiRatna ChairunnisaNovi Magdalena PuspitaSri Nur AtikahAulia Dewi Ratih
FASILITATOR : Helena Jelita, MM., MDSc., Sp. Perio
Pemicu IV : Tn S yang sering makan oncom
Tn. S umur 45 tahun, datang dengan keluhan sakit perut kanan atas yang makin terasa sejak 1 minggu yang lalu. Rasa sakit ini sudah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Rasa sakit ini tidak menjalar. Nafsu makan berkurang, sering ada rasa mual, tapi tidak muntah. Kencing berwarna seperti teh kental. Pasien sering memakan oncom. Berat badan dirasakan menurun.
Kompos mentis, mata kuning. Pada pemeriksaan abdomen terlihat bagian kanan atas agak membenjol. Teraba masa di kanan atas perut yang agak berbenjol dengan nyeri tekan, yang ikut bergerak dengan pernafasan. Ditemukan pula shifting dullness. Tidak ditemukan kelainan lain pada pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan Fisik
BITOT= 4,2 mg/dLBillirubin Indirect = -Billirubin Direct = 3,4 mg/dLProtombin = 17,4 detik, normal 12,3 detikHb = 13,4 g/dLLeukosit = 5000 mm3
Albumin= 3,2 gr/dLAnti HCV (+)Globulin = 4,2 gr/dLHbs Ag (-)AFP = 1200 mg/mlUSG abdomen Hati membesar dengan massa 5 cmLimfa membesar terlihat sedikit cairan pada rongga abdomen
Data Tambahan
• Kompos Mentis• Shifting Dullnes
• Tn. S berusia 45 tahun• Keluhan sakit perut kanan
atas yang makin terasa sejak 1 minggu yang lalu
• Rasa sakit ini sudah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu
• Nafsu makan berkurang, sering ada rasa mual, tapi tidak muntah
• Kencing berwarna seperti teh kental
• Pasien sering memakan oncom
• Berat badan dirasakan menurun
Kata Sulit
Kata Kunci
• Tn. S berusia 45 tahun keluhan sakit perut kanan atas yang makin terasa sejak 1 minggu yang lalu
• Nafsu makan berkurang, sering ada rasa mual, tapi tidak muntah
• Kencing berwarna seperti teh kental• Pada pemeriksaan abdomen terlihat
bagian kanan atas agak membenjol. Teraba masa di kanan atas perut yang agak berbenjol dengan nyeri tekan, yang ikut bergerak dengan pernafasan
Identifikasi Masalah
PF : Kompos mentis
Mata kuningShifting dullness
Tn. S 45 tahun
Diagnosis
Anamnesis :Sakit perut kanan
atasNafsu makan
berkurang = BB menurun
Sering mual tidak muntah
Sering memakan oncom
Analisis Masalah
Dd : Sirosis
EtiologiDefinisi
Manifestasi Klinis
DefinisiPatogenesis
Etiologi Patofisiologi
Terapi Edukasi dan Pencegahan
Manifestasi Klinis Diagnosis
Dx : Karsinoma Hepatoceluler
Berdasarkan tanda dan gejala, pememeriksaan fisik dan hasil lab. Tn. S 45 tahun diawali terinfeksi hepatitis C kronis dan berlanjut menjadi karsinoma hepatoselular.
Hipotesis
• Hubungan mengkonsumsi oncom terhadap penyakit pasien
• Mengapa urin berwarna kental
• Kriteria atau karakteristik urin normal
• Mengapa nafsu makan berkurang pada pasien
Karsinoma hepatoseluler : • Definisi• Etiologi : infeksi HCV dan
karsinogen• Patogenesis : infeksi HCV
dan karsinogen
• Patofisiologi : infeksi HCV dan karsinogen
• Manifestasi klinis• Diagnosis : anamnesis,
pemeriksaan penunjang, dan pemeriksaan fisik
• Interpretasi data• Faktor risiko• Komplikasi• Terapi : farmako dan non
farmako• Pencegahan
Pertanyaan Terjaring
Pembahasan
• Compos mentis (conscious) : kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya
• Shifting dullnes : Mendeskripsikan suara pekak yang berpindah-pindah pada saat perkusi akibat adanya cairan bebas di dalam rongga abdomen. Cairan bebas dalam rongga abdomen tersebut disebut asites.
Definisi
Aflatoksin Aflatoksin adalah suatu mikotoksin hasil
metabolit jamur Aspergillus flavus dan A. Parasiticus. Toksin ini memiliki paling tidak 13 varian, yang terpenting adalah B1, B2, G1, G2, M1, dan M2. Aflatoksin B1, senyawa yang paling toksik, berpotensi merangsang kanker, terutama kanker hati.
Di indonesia makanan yang terkontaminasi jamur-jamur tersebut dan mengandung aflatoksin dalam takaran tinggi ialah kacang tanah, oncom, tembakau, dan beberpa bahan makanan lainnya .
Efek karsinogenik terjadi karena basa N guanin pada DNA akan diikat dan mengganggu kerja gen.
Karsinoma Hepatoselular
Karsinoma hepatoseluler (KHS) adalah salah satu jenis keganasan hati primer yang paling sering ditemukan dan banyak menyebabkan kematian. Dari seluruh keganasan hati, 80-90% adalah KHS. Dua jenis virus yang dapat dikatakan menjadi penyebab dari tumor ini adalah virus hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV).
Definisi
Jurnal Universa Medicina http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Gontar.pdf (di akses pada sabtu 09-05-2015, 18:00 WIB)
1. Virus hepatitis B (HBV)2. Virus hepatitis C (HCV)3. Sirosis hati4. Aflatoksin5. Obesitas6. Diabetes mellitus7. Alkohol
Etiologi dan Faktor Risiko
Nurjanah S, carsinoma hepatoseluler, buku ajar penyakit dalam edisi IV jilid 2. Jakarta.
Patogenesis
Manifestasi Klinis
Tumors of the liver and biliary tree In: Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Longo, Jameson Js. Harrison’s Internal Medicine, 18th ed. USA: McGraw-Hill 2012.
Gejala Presentase (%)
Tidak bergejala 24
Nyeri perut 40Berat badan menurun drastis 20
Kehilangan nafsu makan 11Ikterik 5
Lainnya (anemia dan berbagai penyakit) 12Temuan pada pemeriksaan fisik
(hepatomegali, terasa massa pada hepar, dll), peningkatan pemeriksaan fungsi hati.
24
Kelemahan/malaise 15CT scan untuk serosis hati yang diketahui 17Gejala sirosis ( pembengkakan kaki, perut
membesar dan begah, gatal di tubuh, hingga perdarahan saluran cerna )
18
Diare 1Rupture tumor <1
Patofisiologi manifestasi klinis
• Inflamasi mengganggu sirkulasi pada hepar nekrosis dan kerusakan sel dan duktuli empedu intrahepatik (empedu yang membesar karena tersumbat oleh tekanan nodul maligna dan dalam hilus hati) nyeri dan sumbatannya menghambat aliran portal tekanan portal naik Hipertensi portal
• Penurunan sintesa albumin pada proses metabolisme protein penurunan tekanan osmotik dan peninkatan cairan di rongga peritoneum Asites
• Gangguan metabolisme protein penurunan sintesa fibrinogen prothrombin penurunan faktor pembekuan darah
• Kerusakan parenkim hati dan duktuli empedu pada duktuli intrahepatik bilirubin tidak sempurna keluar hari duktus hepatikus karena terjadi retensi dan regurgitasi pada duktuli, bilirubin direk maupun indirek Ikterus
• Peningkatan bilirubin direk dapat disertai peningkatan garam empedu dalam darah Gatal-gatal pada ikterus
• Kerusakan pada hati dapat menyebabkan gangguan ekskresi bilirubin terkonjugasi sehingga bilirubin terkonjugasi tidak disalurkan ke doudenum tetapi masuk ke sirkulasi. Bilirubin terjonjugasi larut dalam air sehingga dapat disekresikan melalui urin dan menimbulkan bilirubinuria Urin berwarna gelap.
• Gangguan metabolisme KH, lemak, dan protein penurunan glikogenelosis dan glukogenesis glikogen hepar, glikogenolisis dan glukosa dalam darah menurun Keletihan
• Kerusakan hepar penurunan fungsi penyimpanan vitamin dan mineral defisiensi zat besi (keletihan) , vit A (gangguan penglihatan) , vit K (perdarahan), vit D (demineralisasi tulang), vit E (berpengaruh pada integritas kulit).
• Gangguan dalam produksi garam empedu pencernaan lemak terganggu Lemak bertahan dalam lambung dengan waktu yang cukup lama regangan pada lambung sehingga merangsang saraf simpatis dan saraf vagus mengaktivasi pusat muntah yang berada di medulla oblongata Timbulnya gejala mual, muntah, dan nafsu makan menurun
Anamnesis 1. Massa pada perut kanan atas2. Rasa lelah3. Anoreksia 4. Kehilangan berat badan secara
cepat5. Ascites (50-75% pasien)6. Gejala hipertensi portal7. Ikterus (20-58% pasien)
Diagnosis
Pemeriksaan fisik 1. Pembesaran hepar, berbenjol, keras, dan
nyeri tekan2. Akultasi diatas benjolan : suara bising
aliran darah (bruit) karena hipervaskularisasi tumor
3. Nyeri perut, kehilangan berat badan, massa pada perut
4. Nyeri mendadak, hemohemoperitoneum, dan syok tanpa adanya riwayat trauma
Diagnosis
HeaLtH HepatoCelularCarcinoma (HCC), Kanker Hati.html
Pemeriksaan penunjang 1. Pencitraan 2. Ultrasonografi 3. CT Scan
Diagnosis
NP Veny Kartika Yantie, K Ariawati, IGN Sanjaya Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Sanglah Denpasar, Bali).
USG abdomen• Hati membesar, permukaan nodular, massa
ukuran 5 cm (USG biasanya digunakan untuk mendeteksi KHP fase dini, karena kriterianya adalah; satu tumor nodul berdiameter kurang dari 4,5 cm terletak hanya disalah satu segmen hati, atau dua tumor nodul berdiameter kurang dari 3 cm yang terletak disalah satu segmen hati).
• Limfa membesar (splenomegali) dengan terlihat sedikit cairan di rongga abdomen menunjukkan adanya asites yang merupakan manifestasi kardinal sirosis dan bentuk berat lain dari penyakit hati)
Interpretasi Data
Laboratorium• Hb : 13,4 gr/dl (normalnya pria 13,0 – 18,0
g/dl (gr%) dan wanita 11,5 – 16,5 gr/dl (gr%) (Sumber: handbook health student hal 106). Pada kasus KHP biasanya terjadi penurunan Hb di sekitar 10 gr% (Sumber: Gastroenterologi hal 712-713))
• Leukosit : 5000/ul (normalnya 5000-10000/uL) normal
• Protrombin time : 17,4 detik (normalnya 11-15 detik, tapi perbandingan keadaan pasien adalah dengan kontrol (12,3 detik). Jadi pada pasien ini terjadi peningkatan protrombin time. Bisanya peningkatan ini terjadi pada penurunan sintesis protrombin akibat kerusakan sel hati atau berkurangnya absorbsi vit. K pada obstruksi empedu (Sumber: Patofisiologi Vol 1 hal 478 tabel 27-2)
Interpretasi Data
• Albumin : 3,2 g/dl (normalnya 3,2 - 5,5 g/dl. Sebagian besar protein serum dan protein pembekuan disintesis oleh hati, sehingga kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati. Pada pemicu kadarnya normal. (Sumber: Patfis Vol 1 hal 478 tabel 27-2))
• Globulin : 4,2 g/dl (normalnya 2,0-3,5 g/dl (Sumber: Patfis Vol 1 hal 478 tabel 27-2) terjadi peningkatan pada kelainan hati seperti sirosis hati dan KHP (sumber: http://www.abclab.co.id/?p=358 )
• Bilirubin total : 4,2 mg/dl (normalnya 0,3 – 1,0 mg/dl, biasanya meningkat pada kasus penyakit hepatoselular (Sumber: Sumber: Patfis Vol 1 hal 478 tabel 27-2))
• Bilirubin direct : 3,4 mg/dl (normalnya 0,1-0,3 mg/dl, biasanya meningkat pada gangguan ekskresi bilirubin terkonjugasi (direct) (Sumber: Patfis Vol 1 hal 478 tabel 27-2))
Interpretasi Data
• HBsAg : (-) (HbsAg (+) pada 30% kasus biasanya ditemukan pada pengidap Hepatitis B. Bagi penderita sirosis hati dengan HbsAg (+) untuk timbulnya KHP dalam masa waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan penderita HbsAg (-). (Sumber: gastroenterologi hal 714))
• Anti HCV : + (mengindikasikan positif terinfeksi HCV)
• AFP : 1200 mg/ml (nilai normal < 15 ng/ml (ELISA), dan <20 ng/ml (RIA)). Bila pada pemeriksaan AFP nya ditemukan dalam kadar >1000 ng/ml sudah pasti p;asien menderita KHP (sumber: gastroenterologi hal 712).
Interpretasi Data
Pengobatan non-bedaha. Percutaneous ethanol injection (PEI)b. Chemoembolismc. Kemoterapi sistemikd. Kemoterapi intra-arterial (transcatheter
arterial chemotherapy)e. Radiasif. Tamofixeng. Injeksi asam asetat perkutaneus
Terapi
Jurnal Universa Medicina http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Gontar.pdf (di akses pada sabtu 09-05-2015, 18:00 WIB)
1. Mendapatkan imunisasi hepatitis B2. Tidak mengkonsumsi alkohol3. Jika pekerjaan anda berhubungan dengan zat-
zat kimia penyebab kanker hati primer, ikuti panduan aman untuk menghindari kontak yang tidak diperlukan dengan zat-zat tersebut
4. Sebelum mengkonsumsi suplemen zat besi, diskusikan dahulu dengan dokter apakah anda memang benar-benar membutuhkannya
5. Jangan gunakan steroid anabolik kecuali jika dibutuhkan secara medis
Pencegahan
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40475/4/Chapter%20II.pdf
Risiko karsinoma hepatoselular meningkat karena ada riwayat hepatitis C yang diperparah oleh paparan alfatoksin.
Kesimpulan