KEANEKARAGAMAN VEGETASI MANGROVE, DI AREA...
Transcript of KEANEKARAGAMAN VEGETASI MANGROVE, DI AREA...
KEANEKARAGAMAN VEGETASI MANGROVE, DI AREA TRACKING
MANGROVE, TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Oleh:
NADIA ASTRID KIRANA
26040118130147
DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Keanekaragaman Vegetasi Mangrove, di Area
Tracking Mangrove, Taman Nasional Karimunjawa
Nama Mahasiswa : Nadia Astrid Kirana
NIM : 26040118130147
Departemen/Program Studi : Ilmu Kelautan
Fakultas : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Praktek Kerja Lapangan ini telah diujikan pada tanggal: 30 Mei 2020
Mengesahkan,
Koordinator PKL Pembimbing ,
Dr. Ir. Sunaryo Drs. Ali Ridlo, M. Si.
NIP.196004121987081003 NIP. 196609261993031001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Kelautan
Dr. Agus Trianto, ST, M.Sc.
NIP. 196903231995121001
ii
RINGKASAN
Taman Nasional Karimunjawa memiliki fungsi di daratan salah satunya
sebagai zona inti perlindungan hutan tropis dataran rendah dan hutan mangrove.
Pulau Kemujan dipilih dikarenakan pulau ini termasuk pulau inti dan memiliki
area tracking mangrove sebagai tempat penelitian. Ekosistem hutan mangrove
merupakan salah satu ekosistem yang memiliki produktivitas tinggi dibandingkan
ekosistem lain dengan dekomposisi bahan organik yang tinggi, dan
menjadikannya sebagai mata rantai ekologis yang sangat penting bagi kehidupan
mahluk hidup yang berada di perairan sekitarnya. Maka dari itu, diperlukan untuk
mengetahui keanekaragaman jenis spesies mangrove yang terdapat di area
tracking mangrove. Hal tersebut dapat berguna untuk mengetahui apakah
ekosistem di wilayah tersebut masih dalam kondisi yang baik dan apakah perlu
dilakukannya rehabilitasi agar keseimbangan ekosistem di wilayah tersebut
terjaga.
Kata Kunci : Indeks Nilai Penting, Keanekaragaman, Mangrove, Pulau Kemujan
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat TuhanYang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyusun Laporan
Praktik Kerja Lapangan dalam mata kuliah Praktik Kerja Lapangan. Laporan ini
disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan PKL
(Praktik Kerja Lapangan) mahasiswa dari program studi Ilmu Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Dalam kesempatan ini,
penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak terkait keberlangsungan
PKL yang telah memberikan dukungan moral dan bimbingannya pada penulis.
Ucapan terimakasih ini penulis tujukan kepada :
1. Dr. Ir. Diah Permata Wijayanti. M.Sc., selaku kepala departemen Ilmu
Kelautan
2. Dr. Agus Trianto, ST, M.Sc., selaku ketua program studi Ilmu Kelautan
dan pembina PKL
3. Drs. Ali Ridlo, M. Si., selaku dosen pembimbing
4. Pimpinan dan para pegawai Balai Taman Nasional Kepulauan
Karimunjawa
5. Orang Tua dan teman-teman penulis yang ikut mendukung proses PKL
sampai selesai
Penulis sadar bahwa laporan PKL ini masih jauh dari kata sempurna, maka
kritik dan saran dari pembaca sangatlah penulis harapkan.
Semarang, 18 Mei 2020
Nadia Astrid Kirana
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................ii
RINGKASAN ...................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………viii
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................1
1.2. Pendekatan dan Perumusan Masalah
1.3. Tujuan ..........................................................................................3
1.4. Manfaat ........................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................5
2. 1 Ekosistem Mangrove ..................................................................5
2.2. Taman Nasional Karimunjawa ....................................................6
2.3. Parameter Kualitas Perairan ........................................................7
BAB III. MATERI DAN METODE ................................................................9
3.1. Waktu dan Tempat ......................................................................9
3.2. Materi .........................................................................................9
3.2.1 Alat dan Bahan ..........................................................................9
3.3. Metode ........................................................................................10
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................13
4.1. Hasil ...........................................................................................13
4.1.1. Hasil Keanekaragaman dan Struktur Komunitas Mangrove ......13
4.1.2. Kondisi Parameter Lingkungan ................................................19
4.2. Pembahasan ................................................................................20
BAB V. PENUTUP...........................................................................................22
5.1 Kesimpulan ...................................................................................22
5.2 Saran .............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................23
LAMPIRAN .....................................................................................................25
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan
(PKL)………….…….……………………………………………………………9
Tabel 2. Hasil pengamatan mangrove Stasiun 1 Plot 1…………………..……..13
Tabel 3.Hasil perhitungan data mangrove Stasiun 1 Plot 1…………..……..…..14
Tabel 4. Hasil data kerapatan spesies mangrove Stasiun 1 Plot 1………………14
Tabel 5. Hasil pengamatan mangrove Stasiun 2 Plot 1……………………..…..14
Tabel 6. Hasil perhitungan data mangrove Stasiun 2 Plot 1……………………15
Tabel 7. Hasil data kerapatan spesies mangrove Stasiun 2 Plot 1………….…..16
Tabel 8. Hasil pengamatan mangrove Stasiun 2 Plot 2……………….………..16
Tabel 9. Hasil perhitungan data mangrove Stasiun 2 Plot 2……………………17
Tabel 10. Hasil data kerapatan spesies mangrove Stasiun 2 Plot 2.…………....17
Tabel 11. Hasil pengamatan mangrove Stasiun 3 Plot 1………………………..17
Tabel 12. Hasil perhitungan data mangrove Stasiun 3 Plot 1…………………..18
Tabel 13. Hasil data kerapatan spesies mangrove Stasiun 3 Plot 1……………19
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Metode Transek………..…………………………………………..11
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Form Penilaian PKL Mahasiswa………………………………………….24
2. Daftar Kegiatan Harian Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL)……..25
3. Surat Keterangan Melaksanakan PKL……………………………………26
4. Lembar Penilaian Ujian PKL……………………………………………..27
5. Dokumentasi……………………………………………………………...29
6. Curriculum vitae………………………………………………………….30
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perairan di Indonesia terletak di wilayah tropis memiliki kekayaan
sumber daya alam yang sangat beragam baik hayati, maupun non hayati.
Sumber daya hayati laut yang sudah lama dikenal yaitu mengarah pada ikan
ekonomis penting. Seiring dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan
dan pemanfaatan tidak hanya mengarah pada ikan ekonomis penting tetapi
juga pada vertebrata laut dan avertebrata laut lainnya. Vertebrata dan
avertebrata laut merupakan komponen yang ikut menyusun ekosistem di
Pulau Karimun Jawa. Kedua komponen ini ikut menjaga keseimbangan
ekosistem melalui hubungan simbiosis yang beranekaragam.
Ekosistem merupakan suatu sistem yang terbentuk karena adanya
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan hidup dan
diantara keduanya tidak bisa terpisahkan. Ekosistem pesisir dibedakan
menjadi 3 macam yaitu ekosistem mangrove, ekosistem lamun, dan ekosistem
terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang
terletak paling jauh dengan pesisir. Ekosistem lamun terletak diantara
ekosistem terumbu karang dan mangrove. Ekosistem mangrove merupakan
ekosistem pesisir yang berada paling dekat dengan daratan. Ketiga ekosistem
ini memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan komponen penyusunnya.
Semua ekosistem pesisir ini terdapat di Pulau Karimun Jawa.
Menurut Saputra et al. (2016), Taman Nasional Karimunjawa terdiri
dari 27 pulau besar maupun kecil. Kepulauan Karimunjawa memiliki luas
2
4301.5 Ha. Pulau ini memiliki fungsi di daratan sebagai zona inti
perlindungan pada hutan tropis dataran rendah dan hutan mangroove, zona
permukiman, zona rehabilitasi di sebelah barat Pulau Karimunjawa, dan zona
budidaya, Salah satu pulau besar yang dikenal di Kepulauan Karimunjawa
walah satunya adalah Pulau Kemujan. Pulau Kemujan dipilih menjadi tempat
untuk melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan karena pulau ini
memiliki ekosistem yang memenuhi kriteria penelitian seperti
adanyamangrove, ekosistem terumbu karang, dan ekosistem lamun. Selain itu,
pulau ini juga merupakan pulau inti yang dekat dengan pemukiman warga
sehingga dapat mempermudah akses baik transportasi dan lain - lain.
Pulau Kemujan merupakan sebuah pulau yang terletak di kepulauan
Karimun Jawa. Pulau Kemujan memiliki koordinat 5°48′LU110°28′BT dengan
luas pulau kira–kira . Pulau Kemujan memiliki penduduk sebanyak
2.936 yang didominasi oleh suku Jawa dan Madura serta beberapa pendatang
seperti suku Bugis. Dipilihnya Pulau Kemujan sebagai lokasi penelitian
didasarkan oleh keanekaragaman ekosistem yang terdapat disana mulai dari
terumbu karang, lamun, dan mangrove. Pulau Kemujan juga merupakan pulau
yang cocok untuk dilakukan penelitian karena pulau tersebut memiliki
keanekaragaman yang baik.
1.2. Pendekatan dan Perumusan Masalah
Ekosistem mangrove tersebar luas di berbagai wilayah di Indonesia.
Salah satunya terdapat di kawasan Tracking Mangrove di pulau Kemujan.
Kawasan Tracking Mangrove ini menjadi salah satu tempat konservasi
3
mangrove yang dibuka untuk umum. Wisatawan yang berdatangan dapat
memberikan pengaruh secara langsung terhadap kawasan Tracking Mangrove
ini. Akibatnya ialah sampah dan pengrusakan terhadap mangrove dapat
merusak kondisi mangrove pada kawasan Tracking Mangrove Taman Nasional
Karimunjawa. Maka dari itu, Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan agar dapat
mengetahui pengaruh dibukanya kawasan Tracking Mangrove kepada
wisatawan. Hal tersebut penting dilakukan untuk mengetahui baik atau
buruknya aktivitas manusia terhadap ekosistem mangrove di kawasan tersebut.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui kenaekaragaman jenis dan kelimpahan mangrove di area
tracking mangrove Taman Nasional Karimunjawa.
2. Menganalisis struktur komunitas berupa indeks keanekaragaman.
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Mahasiswa
a. Menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan pada
kegiatan yang nyata, dengan demikian akan mengetahui
perbandingan antara pengetahuan di bangku kuliah dengan
kenyataan yang ada di dunia kerja.
b. Menguji kemampuan pribadi yang sesuai dengan ilmu yang
dipelajari serta tata cara bersosialisasi dengan dunia kerja yang sarat
dengan persaingan-persaingan.
4
c. Memperdalam dan meningkatkan kualitas, keterampilan, dan
kreatifitas pribadi yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki.
d. Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman untuk nantinya
dapat terjun di lingkungan kerja.
1.4.2. Bagi UNDIP Program Studi Ilmu Kelautan
a) Mencetak calon tenaga kerja yang terampil dalam menjalankan tugas.
b) Memberi masukan untuk mengevaluasi kesesuaian kurikulum yang
sudah diterapkan dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil di
bidangnya.
c) Menjadi sarana pengenalan instansi pendidikan Universitas
Diponegoro khususnya Program Studi Ilmu Kelautan kepada instansi
ataupun instansi yang membutuhkan lulusan atau tenaga kerja yang
dihasilkan oleh Universitas Diponegoro.
1.4.3 Bagi Instansi yang bersangkutan
a) Membantu menyelesaikan pekerjaan yang terdapat pada tempat
mahasiswa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
b) Menjadi sarana untuk menjembatani hubungan kerja sama antara
instansi dengan Universitas dimasa yang akan datang, khususnya
mengenai rekruitmen tenaga kerja.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ekosistem Mangrove
Ekosistem hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang memiliki produktivitas
tinggi dibandingkan ekosistem lain dengan dekomposisi bahan organik yang tinggi, dan
menjadikannya sebagai mata rantai ekologis yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup
yang berada di perairan sekitarnya. Sebutan mangrove atau bakau ditujukan untuk semua individu
tumbuhan, sedangkan mangal ditujukan bagi seluruh komunitas atau asosiasi yang didominasi oleh
tumbuhan ini.Hutan mangrove sebagai suatu ekosistem dan sumberdaya alam pemanfaatannya
diarahkan untuk kesejahteraan manusia. Untuk mewujudkan pemanfaatannya agar dapat
berkelanjutan, maka hutan mangrove perlu dijaga keberadaannya (Kusmana, 2005).
Menurut Fortes dalam Arief (2003), ekosistem mangrove adalah suatu sistem di alam tempat
berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya dan antara makhluk hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah
pesisir,terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yangkhas
dan mampu tumbuh dalam perairan asin / payau. Hutan mangrove merupakan sumberbahan organik
yang dibutuhkan bagi hewan atau biota yang hidup di ekosistem mangrove. Kawasan mangrove
secara nyata menjadi penyedia bahan makanan dan energi bagi kehidupan di pantai tropis, serupa
dengan peranan fitoplankton dan berbagai spesies alga di laut.
Ekosistem mangrove terdapat pada zona intertidal dimana mencakup pasang naik tertinggi
sampai di atas permukaan laut rata-rata pada daerah pantai yang terlindungi. Ekosistem mangrove
memiliki manfaat yang berhubungan dengan fungsi fisik yaitu sebagai mitigasi bencana seperti
peredam gelombang dan angin badai bagi daerah yang ada di belakangnya, pelindung pantai dari
6
abrasi, gelombang air pasang (rob), tsunami, penahan lumpur dan perangkap sedimen diangkut oleh
aliran air permukaan, pencegah intrusi air laut ke daratan, serta menjadi penetralisir pencemaran
perairan pada batas tertentu. Selain itu, ekosistem mangrove berfungsi sebagai habitat berbagai jenis
satwa. Ekosistem mangrove memiliki peran penting dalam pengembangan perikanan pantai. Hal itu
didasarkan karena mangrove merupakan tempat berkembang biak, memijah, dan membesarkan anak
bagi beberapa jenis ikan, kerang, kepiting, dan udang. Jenis plankton di perairan mangrove lebih
banyak dibandingkan di perairan terbuka (Senoaji dan Hidayat, 2016).
2.2. Taman Nasional Karimunjawa
Taman Nasional menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistemnya didefinisikan sebagai kawasan pelestarian alam yang merupakan
ekosistem asli, dengan pengelolaannya menggunakan sistem zonasi. Taman Nasional ini dapat
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, budidaya, pariwisata dan
rekreasi. Indonesia memiliki banyak Taman Nasional, salah satunya adalah Taman Nasional
Karimunjawa yang terletak di Laut Jawa dengan luas 110.117,30 Ha (Sudiro, 2014).
Menurut Sulistyati et al. (2018), Taman Nasional Karimunjawa berada di Kabupaten Jepara,
Jawa Tengah. Kepulauan Karimunjawa terletak di sebelah utara Pulau Jawa, wilayah Kabupaten
Jepara, Jawa Tengah. Karimunjawa merupakan sebuah Taman Nasional Laut yang menjadi salah
satu objek wisata bahari di Indonesia. Sumberdaya alam di Karimunjawa terdapat beraneka ragam
mangrove, terumbu karang dan lamun.Taman Nasional Laut Kepulauan karimunjawa memiliki total
luas keseluruhan mencapai 111.625 Ha yang meliputi 7.033 Ha berupa daratan dan 104.592 Ha
berupa perairan laut.
2.3 Parameter Kualitas Perairan
7
Menurut Erlania et al. (2017), kualitas perairan sangatlah ditentukan oleh berbagai proses
alami dan pengaruh antropogenik. Berbagai input yang masuk ke badan air akibat aktivitas manusia
menimbulkan dampak pada ekosistem alami perairan dalam bentuk proses fisik, kimia, maupun
biologi dan menyebabkan perubahan kondisi kualitas perairan. Terdapat kriteria standar kualitas
perairan yang tetah ditetapkan oleh berbagai institusi nasional maupun internasional. Secara
konvensional, penilaian parameter kualitas perairan ialah membandingkan nilai hasil pengukuran
dengan nilai standar atau baku mutu yang telah ditetapkan diketahui belum sepenuhnya memberi
informasi perkembangan keseluruhan dari kualitas perairan secara spasial maupun temporal.
Walaupun pemodelan secara matematis merupakan pendekatan terbaik untuk menentukan tren
kondisi kualitas perairan, namun dalam hal ini dibutuhkan upaya yang lebih besar, biaya yang
cukup tinggi, keahlian khusus, serta tidak mudah untuk diaplikasikan.
Muara sungai dalah daerah yang telah mengalami perubahan kondisi ekologi perairan.
Perubahan tersebut disebabkan oleh pengaruh pasang tertinggi. Kemudian daerah tersebut menjadi
daerah tergenang kembali dan banyak didominasi oleh substrat berlumpur. Substrat berlumpur ini
mempunyai kandunganbahan organik yang sangat tinggi. Bahan organik tersebit dapat digunakan
untuk menjadi makanan bagi biota makrobenthos. Meskipun memiliki kandungan nutrisi tinggi,
lumpur memiliki tingkat kompaksitas yang tinggi, sehingga kadar oksigen sukar masuk,sehingga
perlu untuk mengetahui kualitas perairan tersebut (Taqwa et al., 2014).
8
III. MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama +15 hari kerja. Ketentuan jam kerja bagi
mahasiswa Praktek Kerja Lapangan disesuaikan dengan himbauan pihak Balai Taman Nasional
Karimunjawa.
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilakukan pada waktu liburan semester III, mulai tanggal
10 Januari 2020 – 25 Januari 2020 yang bertempat di Tracking Mangrove, Pulau kemujan, Balai
Taman Nasional Karimunjawa.
3.2 Materi
Mensurvei dan mengobservasi keanekaragaman mangrove dan analisa vegetasi yang terdapat di
sepanjang Tracking Mangrove, Pulau Kemujan dengan transek kuadrat berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan Nurrahmanet al. (2012).
3.2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang bertempat
di Tracking Mangrove, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu ini disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL)
No Nama alat dan bahan Kegunaan
1 Ravia Sebagai transek kuadrat
2 Alat tulis Mencatat hasil selama pengambilan data
3 Meteran jahit Mengukur diameter pohon
9
4
5
6
7
Refraktometer Brix 0-32%
Kamera
Roll meter
Kertas Uji pH Indikator 0-14
Mengukur salinitas
Mengukur tingkat keasaman air
Dokumentasi kegiatan
Mengukur jarak transek
3.3 Metode
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang akan dilakukan di Balai Taman Nasional
Karimunjawaialah mensurvei dan mengobservasi keanekaragaman vegetasi mangrove. Lokasi
penelitian adalah area Tracking Mangrove Pulau Kemujan di Taman Nasional Karimunjawa.
Metode yang digunakan adalah metode survei dan observasi vegetasi mangrove. Survei dilakukan
dengan cara peletakkan sampel secara purposive sampling, artinya petak penelitian diletakkan
sesuai dengan ditemukannya pohon mangrove di kawasan hutan tersebut. Analisis vegetasi hutan
mangrove dilakukan dengan metode transek kuadrat.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer, berupa keanekaragaman
jenis dan struktur vegetasi pohon mangrove, serta kondisi substrat yang terkait (jenis substrat,
salinitas substrat, suhu dan pH substrat). Dilakukan pengambilan data diameter batang setinggi
dada, serta kerapatan batang untuk menggambarkan struktur vegetasi mangrove.
Petak transek dibuat dengan bentuk bujur sangkar, berdasarkan Cintron dan Novelli (1984)
dalam Kurniawan et al. (2014), dilakukan pengambilan data pohon berupa jumlah tegakan, diameter
pohon, dan distribusi spesies dalam plot transek 10m x 10m.
10m
10
10m
Gambar 1. Metode Transek
Pengumpulan data substrat dilakukan dengan mengikuti petak contoh vegetasi. Seluruh
individu pohon mangrove pada setiap transek kuadrat diidentifikasi, dihitung jumlahnya, dan
diameter pohon diukur sebagai keperluan data identifikasi jenis.Data yang telah didapatkan untuk
mengetahui keanekaragaman jenis vegetasi dianalisis dengan menghitung indeks nilai penting
(INP), berdasarkan penelitian Nurrahmanet al. (2012), dengan menggunakan rumus sebagai berikut
:
Kerapatan suat jenis (K) (tegakan/ha)
K = ∑ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
Kerapatan relatif suatu jenis (KR) (%) K suatu jenis
KR = 𝐾
𝐾 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 x 100%
Frekuensi suatu jenis
F = ∑ 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
∑ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
Frekuensi relatif suatu jenis (FR) (%
11
FR = 𝐹 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
𝐹 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 x 100%
Dominansi suatu jenis (D) (𝑚2/ha. Hanya untuk tingkt pohon
D = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
Dominansi relatif suatu jenis (DR) (%)
DR = 𝐷 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
𝐷 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 x 100%
Indeks Nilai Penting (INP) (%)
Untuk tingkat pohon adalah : INP = KR + FR + DR
Indeks keanekaragaman vegetasi ditentukan menggunakan rumus dari ShannonWienner (Magurran,
1997) yaitu: Dimana H’ = Indeks keanekaragaman Pi = n / N
𝐻′ = - ∑ 𝑝𝑖 𝐼𝑛 𝑝𝑖
n = Nilai penting suatu jenis
N = Total nilai penting seluruh jenis
12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Keanekaragaman dan Struktur Komunitas Mangrove
Berdasarkan hasil identifikasi dalam praktikum bahwa mangrove di Tracking Mangrove Taman
Nasional Karimunjawa pada 3 stasiun terdiri dari 6 spesies yaitu Ceriops tagal Lumitzera racemose,
Excoecaria agallocha, Rhizopora mucronata, Rhizopora stylosa, dan Rhizopora apiculate.
Tabel 2. Hasil pengamatan mangrove Stasiun 1 Plot 1
Kategori No Level Jenis DAB
D1 1 Pohon Ceriops tagal 13
D1 2 Pohon Ceriops tagal 15
D1 3 Pohon Ceriops tagal 22
D1 4 Pohon Ceriops tagal 22
D1 5 Pohon Ceriops tagal 11
D1 6 Pohon Ceriops tagal 28
D1 7 Pohon Ceriops tagal 22
D1 8 Pohon Ceriops tagal 39
D1 9 Pohon Ceriops tagal 27
D1 10 Pohon Lumitzera racemosa 27
D1 11 Pohon Lumitzera racemosa 48
D1 12 Pohon Lumitzera racemosa 19
D1 13 Pohon Ceriops tagal 13
D1 14 Pohon Ceriops tagal 32
D1 15 Pohon Ceriops tagal 33
D1 16 Pohon Lumitzera racemosa 27
D1 17 Pohon Lumitzera racemosa 43
D1 18 Pohon Ceriops tagal 25
D1 19 Pohon Ceriops tagal 28
Didapatkan data pohon mangrove berupa 14 spesies Ceriops tagal dan 5 spesies Lumitzera
racemosa. D1 menunjukkan plot 1 dari keseluruhan 4 plot pendataan. Diameter terbesar terdapat
pada Lumitzera racemosa dengan 48cm.
13
Tabel 3. Hasil perhitungan data mangrove Stasiun 1 Plot 1
Ceriops tagal Lumitzera racemosa
KR 73.68421053 KR 26.31578947
DR 88.68778281 DR 11.31221719
INP 162.3719933 INP 37.62800667
H' 0.576334128
J' 0.831483002
D 0.542936288 D 0.069252078
Dtotal 0.612188366
Hasil yang didapat pada stasiun 1 plot 1 menunjukkan Indeks Nilai Penting sebesar
162.3719933 pada Ceriops tagal dan Lumitzera racemosa sebesar 37.62800667. KR menunjukkan
Keanekaragaman Relatif, DR menunjukkan Dominansi Relatif, H' menunjukkan Indeks
Keanekaragaman, J' menunjukkan Indeks Keseragaman, dan D menunjukkan Dominansi suatu
jenis.
Tabel 4. Hasil data kerapatan spesies mangrove Stasiun 1 Plot 1
KERAPATAN
PLOT 1 Ceriops tagal Lumitzera racemosa
1900 1400 500
Hasil perhitungan menunjukkan data kerapatan mangrove pada stasuin 1 plot 1 sebesar
1900. Sedangkan kerapatan spesies Ceriops tagal sebesar 1400 dan Lumitzera racemosa sebesar
500.
Tabel 5. Hasil pengamatan mangrove Stasiun 2 Plot 1
Kategori No Level Jenis DAB
D2 1 Pohon Excoecaria agallocha 55
D2 2 Pohon Excoecaria agallocha 48
D2 3 Pohon Rhizopora mucronata 58
D2 4 Pohon Rhizopora mucronata 13
D2 5 Pohon Ceriops tagal 24
14
D2 6 Pohon Rhizopora mucronata 25
D2 7 Pohon Excoecaria agallocha 23
D2 8 Pohon Excoecaria agallocha 14
D2 9 Pohon Excoecaria agallocha 27
D2 10 Pohon Lumitzera racemosa 27
D2 11 Pohon Excoecaria agallocha 20
D2 12 Pohon Excoecaria agallocha 47
D2 13 Pohon Ceriops tagal 28
D2 14 Pohon Ceriops tagal 24
D2 15 Pohon Ceriops tagal 31
Didapatkan data pohon mangrove berupa 7 spesies Excoecaria agallocha, 3 spesies
Rhizopora mucronata, 1 spesies Lumitzera racemosa, dan 4 spesies Ceriops tagal. D2 menunjukkan
plot 2 dari keseluruhan 4 plot pendataan. Diameter terbesar terdapat pada Rhizopora mucronata
dengan dimeter 58cm.
Tabel 6. Hasil perhitungan data mangrove Stasiun 2 Plot 1
Ceriops tagal Lumitzera racemosa
Excoecaria
agallocha
Rhizopora
mucronata
KR 26.66666667 KR 6.666666667 KR 46.66666667 KR 20
DR 21.33333333 DR 1.333333333 DR 65.33333333 DR 12
INP 48 INP 8 INP 112 INP 32
H' 1.210557844
J' 0.873235646
D 0.071111111 D 0.004444444 D 0.217777778 D 0.04
Dtotal 0.333333333
Hasil yang didapat pada stasiun 2 plot 1 menunjukkan Indeks Nilai Penting sebesar 48 pada
Ceriops tagal, Lumitzera racemosa sebesar 8, Excoecaria agallocha sebesar 112, dan Rhizopora
mucronata sebesar 32. KR menunjukkan Keanekaragaman Relatif, DR menunjukkan Dominansi
Relatif, H' menunjukkan Indeks Keanekaragaman, J' menunjukkan Indeks Keseragaman, dan D
menunjukkan Dominansi suatu jenis.
15
Tabel 7. Hasil data kerapatan spesies mangrove Stasiun 2 Plot 1
KERAPATAN
PLOT 2 Ceriops tagal
Lumitzera
racemosa
Excoecaria
agallocha
Rhizopora
mucronata
1500 400 100 700
300
Hasil perhitungan menunjukkan data kerapatan mangrove pada stasuin 2 plot 1 sebesar
1500. Sedangkan kerapatan spesies Ceriops tagal sebesar 400, Lumitzera racemosa sebesar 100,
Excoecaria agallocha sebesar 700 dan Rhizopora mucronata sebesar 300.
Tabel 8. Hasil pengamatan mangrove Stasiun 2 Plot 2
Kategori No Level Jenis DAB
D3 1 Pohon Excoecaria agallocha 33
D3 2 Pohon Rhizopora mucronata 70
D3 3 Pohon Excoecaria agallocha 65
D3 4 Pohon Rhizopora mucronata 28
D3 5 Pohon Excoecaria agallocha 22
D3 6 Pohon Rhizopora mucronata 25
D3 7 Pohon Rhizopora mucronata 24
D3 8 Pohon Excoecaria agallocha 58
D3 9 Pohon Rhizopora mucronata 36
D3 10 Pohon Rhizopora mucronata 33
D3 11 Pohon Excoecaria agallocha 43
D3 12 Pohon Rhizopora mucronata 55
D3 13 Pohon Rhizopora mucronata 21
Didapatkan data pohon mangrove berupa 5 spesies Excoecaria agallocha, dan 8 spesies
Rhizopora mucronata. D3 menunjukkan plot 3 dari keseluruhan 4 plot pendataan. Diameter terbesar
terdapat pada Rhizopora mucronata dengan dimeter 70cm.
16
Tabel 9. Hasil perhitungan data mangrove Stasiun 2 Plot 2
Rhizopora mucronata Excoecaria agallocha
KR 61.53846154 KR 38.46153846
DR 71.91011236 DR 28.08988764
INP 133.4485739 INP 66.5514261
H' 0.666278442
J' 0.961246563
D 0.378698225 D 0.147928994
Dtotal 0.526627219
Hasil yang didapat pada stasiun 2 plot 2 menunjukkan Indeks Nilai Penting sebesar
133.4485739 pada Rhizopora mucronata dan Excoecaria agallocha sebesar 66.5514261. KR
menunjukkan Keanekaragaman Relatif, DR menunjukkan Dominansi Relatif, H' menunjukkan
Indeks Keanekaragaman, J' menunjukkan Indeks Keseragaman, dan D menunjukkan Dominansi
suatu jenis.
Tabel 10. Hasil data kerapatan spesies mangrove Stasiun 2 Plot 2
KERAPATAN
PLOT 3 Rhizopora mucronata Excoecaria agallocha
1300 800 500
Hasil perhitungan menunjukkan data kerapatan mangrove pada stasuin 2 plot 2 sebesar
1300. Sedangkan kerapatan spesies Rhizopora mucronata sebesar 800 dan Excoecaria agallocha
sebesar 500.
Tabel 11. Hasil pengamatan mangrove Stasiun 3 Plot 1
Kategori No Level Jenis DAB
D4 1 Pohon Rhizopora apiculata 8
D4 2 Pohon Rhizopora apiculata 5
D4 3 Pohon Rhizopora apiculata 6
D4 4 Pohon Rhizopora stylosa 5
D4 5 Pohon Rhizopora apiculata 11
17
D4 6 Pohon Rhizopora stylosa 11
D4 7 Pohon Rhizopora stylosa 13
D4 8 Pohon Rhizopora stylosa 9
D4 9 Pohon Rhizopora stylosa 13
D4 10 Pohon Rhizopora stylosa 8
D4 11 Pohon Rhizopora stylosa 7
D4 12 Pohon Rhizopora stylosa 11
D4 13 Pohon Rhizopora apiculata 5
D4 14 Pohon Rhizopora stylosa 11
D4 15 Pohon Rhizopora apiculata 17
D4 16 Pohon Rhizopora stylosa 11
D4 17 Pohon Rhizopora stylosa 11
D4 18 Pohon Rhizopora stylosa 12
D4 19 Pohon Rhizopora stylosa 20
D4 20 Pohon Rhizopora apiculata 9
D4 21 Pohon Rhizopora stylosa 10
D4 22 Pohon Rhizopora stylosa 13
Didapatkan data pohon mangrove berupa 7 spesies Rhizopora apiculata, dan 15 spesies
Rhizopora stylosa. D4 menunjukkan plot 4 dari keseluruhan 4 plot pendataan. Diameter terbesar
terdapat pada Rhizopora mucronata dengan dimeter 70cm.
Tabel 12. Hasil perhitungan data mangrove Stasiun 3 Plot 1
Rhizopora apiculata Rhizopora stylosa
KR 31.81818182 KR 68.18181818
DR 17.88321168 DR 82.11678832
INP 49.7013935 INP 150.2986065
H' 0.62549136
J' 0.90245471
D 0.101239669 D 0.464876033
Dtotal 0.566115702
Hasil yang didapat pada stasiun 3 plot 1 menunjukkan Indeks Nilai Penting sebesar
49.7013935 pada Rhizopora apiculata dan Rhizopora stylosa sebesar 150.2986065. KR
menunjukkan Keanekaragaman Relatif, DR menunjukkan Dominansi Relatif, H' menunjukkan
18
Indeks Keanekaragaman, J' menunjukkan Indeks Keseragaman, dan D menunjukkan Dominansi
suatu jenis.
Tabel 13. Hasil data kerapatan spesies mangrove Stasiun 3 Plot 1
KERAPATAN
PLOT 4 Rhizopora apiculata Rhizopora stylosa
2200 700 1500
Hasil perhitungan menunjukkan data kerapatan mangrove pada stasuin 3 plot 1 sebesar
2200. Sedangkan kerapatan spesies Rhizopora apiculata sebesar 700 dan Rhizopora stylosa sebesar
1500.
4.1.2. Kondisi Parameter Lingkungan
Kondisi perairan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi tumbuhanya
ekosistem sekitar perairan. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas perairan, kondisi perairan di
Pulau Kemujan terutama di area tracking mangrove relatif baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan
nilai rata dari parameter yang diukur masih di bawah baku mutu wilayah ekosistem mangrove,
diantaranya suhu, pH, dan salinitas. Dalam pengukuran parameter perairan ini, didapatkan kendala
yaitu parameter suhu tidak dapat diukur dikarenakan thermometer yang patah ketika tiba di Pulau
Kemujan. Substrat yang didapatkan dari wilayah daratan pada Stasiun 1 ialah tanah dengan salinitas
sebesar 23 ppt diukur menggunakan refraktometer dan pH sebesar 8. Substrat yang didapatkan dari
wilayah peralihan pada Stasiun 2 plot 1 ialah tanah berpasir dengan salinitas sebesar 5 ppt diukur
menggunakan refraktometer dan pH sebesar 8. Substrat yang didapatkan dari wilayah peralihan dari
Stasiun 2 plot 2 ialah pasir dengan salinitas sebesar 10 ppt diukur menggunakan refraktometer dan
pH sebesar 8. Substrat pada wilayah laut di stasiun 3 ialah lumpur dengan salinitas sebesar 23 ppt
19
diukur menggunakan refraktometer dan pH sebesar 8. Data diatas dapat berubah dipengaruhi
beberapa faktor seperti keadaan yang sering hujan.
4.2 Pembahasan
Taman Nasional Laut Kepulauan Karimunjawa sesuai dengan pernyataan Sulistyati et al.
(2018),memiliki total luas keseluruhan mencapai 111.625 Ha yang meliputi 7.033 Ha berupa
daratan dan 104.592 Ha berupa perairan laut. Berdasarkan pendataan yang dilakukan di area
tracking mangrove, Pulau Kemujan, Kepulauan Karimunjawa, diperoleh kerapatan tertinggi berada
pada stasiun 3 plot 1. Jenis Rhizopora stylosa memiliki kerapatn relatif tertinggi karena kondisi
substrat yang umumnya mengandung bahan organik yang sangat cocok untuk pertumbuhanya,
selain itu jenis Rhizopora apiculata merupakan tumbuhan pioneer. Menurut Parawansa
(2007) dalam Usman (2013) ketergantungan jenis tumbuhan pioneer terhadap jenis tanah ditunjukan
oleh genus Rhizopora yaitu merupakan ciri umum untuk tanah berlumpur yang bercampur dengan
bahan organik. Kerapatan padat ≥ 1.500 ind/Ha, sedang ≥ 1.000 – 1.500 ind/Ha dan jarang < 1.000
ind/Ha (Usman, 2013).
Dominansi suatu jenis merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu jenis
tumbuhan kategori pohon dalam hal bersaing dengan tumbuhan lainnya, dalam hal ini
terkait dengan besarnya diameter tumbuhan (Prasetyo, 2007 dalam Usman 2013). Perhitungan nilai
dominansi ini hanya dilakukan pada kategori pohon untuk mengetahui INP kategori
pohon. Berdasarkan perhitungan dominansi pada Tabel bahwa nilai dominansi jenis tertinggi yaitu
jenis Ceriops tagal dengan nilai dominansi sebesar 88.68778281.
Hasil indeks nilai penting yang didapatkan dalam penelitian berada dalam kategori rendah
dikarenakan <2. Jenis Rhizopora mucronata mempunyai peranan yang tinggi dilokasi praktikum
20
karena mangrove jenis ini memiliki karakteristik dan morfologi yang mendukung dalam hal
bersaing dengan jenis lainnya dan dapat dikatakan substrat dilokasi praktikum baik untuk
pertumbuhan mangrove. Martobroto dan Sudrajat (1974) dalam Prasetyo (2007) menjelaskan bahwa
area mangrove yang memiliki nilai penting tinggi menandakan bahwa mangrove di area tersebut
dalam kondisi baik dan belum mengalami perubahan, sebaliknya apabila kondisi ini berkurang atau
berubah menjadi daratan karena manusia, maka perlu dilakukan rehabilitasi agar keseimbangan
ekosistem terjaga.
Spesies mangrove yang didapat di area Tracking Mangrove diambil datanya pada 3 stasiun
dan 4 plot. Stasiun pertama berada di area daratan pada pintu masuk area tracking, stasiun 2 berada
pada daerah peralihan dimana sudah ditemukan genangan-genangan air pada substrat, dan
dikarenakan jalur Tracking memiliki alur melingkar, maka dilakukan pengambilan data pada kedua
sisi jalur pada daerah yang sama yaitu peralihan. Stasiun terakhir berada pada daerah pantai dimana
pada substrat telah ditutupi oleh air laut, stasiun ini berada di sisi terjauh jalur tracking. Spesies
yang ditemukan terdapat 6 spesies antara lain meliputi Rhizopora mucronata, Rhizopora apiculata,
Rhizopora stylosa, Ceriops tagal, Excoecaria agallocha, Lumitzera racemosa. Setiap individu yang
ditemui di dalam transek kuadrat dilakukan identifikasi menggunakan literatur sebagai panduan
identifikasi mangrove.
21
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) di area tracking mangrove Pulau Kemujan,
Taman Nasional Karimunjawa dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil identifikasi yang dilakukan menunjukkan bahwa mangrove di Tracking Mangrove
Taman Nasional Karimunjawa pada 3 stasiun terdiri dari 6 spesies (Ceriops tagal
Lumitzera racemose, Excoecaria agallocha, Rhizopora mucronata, Rhizopora stylosa,
dan Rhizopora apiculate.)
2. Berdasarkan hasil analisis data, didapatkan indeks keanekaragaman pada stasiun 1
sebesar 0.576334128, stasiun 2 plot 1 sebesar 1.210557844, stasiun 2 Plot 2 sebesar
0.666278442, dan stasiun 3 sebesar 0.62549136.
5.2. Saran
1. Pihak instansi sebaiknya memperbaiki komunikasi dengan mahasiswa praktik untuk
meningkatkan koordinasi.
2. Sebaiknya Praktik Kerja Lapangan dilakukan di pertengahan tahun dikarenakan pada awal
tahun terdapat angina baratan yang menyebabkan kesulitan dalam melakukan pendataan
3. Mahasiswa praktik lebih aktif lagi dalam melakukan kegiatan PKL agar mendapatkan
manfaat dan ilmu yang maksimal.
22
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Arifin. 2003. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Penerbit Kanisus : Yogyakarta.
Kartijono, N. E., Rahayuningsih, M., Abdullah, M. 2010. Keanekaragaman Jenis Vegetasi dan
Profil Habitat Burung di Hutan Mangrove Pulau Nyamuk Taman Nasional Karimunjawa.
Jurnal Biosaintifika. Vol. 2(1) : 27-39.
Kurniawan, C. A., R. 2014. Pribadi, Nirwani. Journal of Marine Research. Vol.3(3) :351-358.
Kusmana, C. 2005. Rencana Rehabilitasi Hutan Mangrove dan Hutan Pantai Pasca
Tsunami di NAD dan Nias. Makalah dalam Lokakarya Hutan.
Nurrahman, Y.A., Djunaedi, O.S., dan Rostika, R. 2012. Struktur dan Komposisi Vegetasi
Mangrove di Pesisir Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang
Kalimantan Barat. Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan. Vol. 3(1) : 99-107.
Prastomo, R. H., Herawatiningsih, R., dan Latifah, S. 2017. Keanekaragaman Vegetasi di Kawasan
Hutan Mangrove Desa Nusapati Kabupaten Mempawah. Jurnal Hutan Lestari. Vol. 5 (2) :
556 - 562.
Senoaji,G. dan M.F.Hidayat. 2016. Peranan Ekosistem Mangrove Di Kota Pesisir Bengkulu Dalam
Mitigasi Pemanasan Global Melalui Penyimpanan Karbon. Jurnal Manusia dan
Lingkungan. 23(3).
Sudiro, S. 2014. Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Karimunjawa. Kepariwisataan: Jurnal
Ilmiah., 8(1): 59 – 70.
Sulistyati, R., P. Prihatinningsih dan Mulyadi. 2018. Revisi Zonasi Taman Nasional Karimunjawa
Sebagai Upaya Kompromi Pengelolaan Sumber Daya Alam. Seminar Nasional Geomatika
2018 : Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya
Saing Nasioanal : 713-724.
Taqwa, R. N., M. R. Muskananfola dan Ruswahyuni. 2014. Studi Hubungan Substrat Dasar dan
Kandungan Bahan Organik Dalam Sedimen Dengan Kelimopahan Hewan Makrobenthos
di Muara Sungai Sayung Kabupaten Demak. Diponegoro Journal of Maquares. 3 (1) : 125
– 133.
Taqwa, R. N., M. R. Muskananfola dan Ruswahyuni. 2014. Studi Hubungan Substrat Dasar dan
Kandungan Bahan Organik Dalam Sedumen Dengan Kelimopahan Hewan Makrobenthos
di Muara Sungai Sayung Kabupaten Demak. Diponegoro Journal of Maquares. 3 (1) : 125
– 133.
Winata, A. dan Rusdiyanto, E. 2016. Tracking Mangrove Pulau Kemujan Taman Nasional
Karimunjawa. Seminal Nasional FMIPA-UT.
23
24
LAMPIRAN
25
26
27
28
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
Jl. Prof. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang Kode Pos 50275
Telepon/Faximile: (024) 7474698
website http://www.fpik.undip.ac.id,Email: [email protected]
Lembar Penilaian Ujian PKL
Nama Mahasiswa : Nadia Astrid kirana
NIM : 26040118130147
JudulPKL : Keanekaragaman Vegetasi Mangrove, di Area Tracking
Mangrove, Taman Nasional Karimunjawa
Komponen Penilaian:
Penulisan Laporan = 30%
Penguasaan Materi = 70%
Keterangan Nilai: Semarang, 2017
80 – 100=A Dosen Pembimbing PKL
70 – 79 = B
60 – 69 = C
Drs. Ali Ridlo, M. Si.
NIP. 196609261993031001
29
DOKUMENTASI
Pengambilan data pH tanah Identifkasi daun mangrove
Mengukur Diameter Pohon Memasang Transek
30
Curriculum Vitae:
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Nadia Astrid Kirana
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 3 Juni 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Telepon : +6285943002641
E-mail : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
A. FORMAL
1. (2006 – 2012) : SD N 153 Palembang
2. (2012 – 2015) : SMP N 9 Palembang
3. (2015 – 2018) : SMA N 6 Palembang
4. (2018 – sekarang) : S1 – Ilmu Kelautan Universitas Dionegoro
B. NON FORMAL
1. (2018) : Latihan Ketrampilan Mahasiswa Pra-Dasar (LKMMPD) –
Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro.
C. RIWAYAT ORGANISASI
1. (2018-2020) : Staff Divisi MCt Al-Fatih UNDIP
2. (2019-2020) : Anggota Giriwana Arnawa UNDIP
3. (2019-2020) : Staff Ahli Bidang Ilmu dan Pengembangan HMIK UNDIP
KEMAMPUAN
1. Menguasai Komputer (Ms. Word, Ms. Excel, dan Ms. Power Point)
2. Seni dan Sastra (Menggambar, Menulis)