LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH...

16
LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH DAN PARIWISATA DI KARIMUNJAWA didukung oleh:

Transcript of LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH...

Page 1: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE

PENGELOLAAN SAMPAH DAN PARIWISATA DI

KARIMUNJAWA

didukung oleh:

Page 2: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan yang Maha Esa, berkat rahmatnya, Pengumpulan data Baseline

Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa ini dapat tercapai, pengumpulan data ini

melibatkan banyak pihak yang membantu, dan dilakukan dengan observasi, wawancara, dan

mencari data-data tertulis.

Pada dewasa ini isu-isu tentang sampah sedang hangat, karena Indonesia menjadi peringkat no 2

sebagai penyumbang sampah,oleh karena itu pemerintah sedang melakukan inisiasi program

dalam mengurangi sampah sebanyak 70% pada tahun 2025. WWF-Indonesia melakukan

perannya melalui Plastic Free Ocean Program yang sejalan dengan inisiatif platform global

WWF. Program ini intinya bertujuan untuk mengurangi polusi sampah plastik di lautan

Indonesia terutama pada kawasan pariwisata utama, pesisir pantai, dan Marine Protected Areas

(MPAs) atau kawasan perlindungan laut.

Karimunjawa merupakan kepulauan yang berkembang dalam segi pariwisatanya hal ini

membawa dampak pada pertumbuhan sampahnya, yang mana akan menimbulkan permasalahan

yang serius bagi ekosistem laut dan biota lautnya. Oleh karena itu perlu adanya baseline agar

efektif dalam pengelolaannya.

Dengan terkumpulnya data Baseline ini yang nantinya dapat dijadikan mapping stakeholder

serta dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi permasalahan sampah yang ada di

Karimunjawa sehingga tercapainya tujuan dalam menggelola persempahan yang lebih baik dan

efektif.

Karimunjawa, November 2018

Page 3: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................

1.1 Latar Belakang .........................................................................................

1.2 Tujuan .......................................................................................................

1.3 Output/Keluaran .........................................................................................

1.4 Lingkup Kegiatan .....................................................................................

BAB 2 METODOLOGI STUDI .............................................................................

2.1 Metode Pengumpulan ...............................................................................

2.2 Survey .......................................................................................................

BAB 3 HASIL STUDI LAPANGAN ......................................................................

3.1 Data yang Dibutuhkan ..............................................................................

3.2 Hasil Perolehan Data ................................................................................

3.2.1 Sumber Sampah ................................................................................

3.2.2 Komposisi Sampah dan Timbulan Per-Area ....................................

3.2.3 Pewadahan Sampah ..........................................................................

3.2.4 Pemilahan Sampah ............................................................................

3.2.5 Pemrosesan Akhir .............................................................................

3.2.6 Deskripsi Partisipasi Masyarakat Terkait Pengelolaan Sampah ......

3.2.7 Deskripsi Kelembagaan Pengelolaan Sampah .................................

3.3 Pariwisata ...................................................................................................

BAB 4 PENUTUP ..................................................................................................

Page 4: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

4.1 Kesimpulan ...............................................................................................

4.2 Saran .........................................................................................................

Page 5: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan marine mega-biodiversity tertinggi, yang dikenal dengan

istilah Coral Triangle. Saat ini, ekosistem terumbu karang, mangrove, dan padang lamun yang

luas tersebut berada dalam kondisi bahaya, disebabkan oleh terakumulasinya sampah plastik lautan

yang banyak ditemukan di sepanjang garis pantai. Diperkirakan sekitar 1.3 juta ton sampah plastik

setiap tahun dialirkan ke perairan laut Indonesia, mengotori lingkungan sekaligus meningkatkan

resiko terperangkapnya fauna laut didalamnya. Sampah plastik yang terkena sinar matahari, terus

menerus terkena ombak dan pasang surut, menyebabkan plastik terdegradasi menjadi partikel-

partikel kecil atau mikro plastik yang tertelan oleh fauna laut. Kondisi ini menjadi peringatan bagi

pemerintah Indonesia bahwa menurunnya kualitas air dan kerusakan pada ekosistem laut

merupakan ancaman yang harus segera diselesaikan.

Sebagai upaya untuk mendukung tujuan dari pemerintah Indonesia dalam menurunkan 70% polusi

plastik lautan pada tahun 2025, WWF-Indonesia melakukan peranannya melalui Plastic Free

Ocean Program yang sejalan dengan inisiatif platform global WWF. Program ini pada intinya

bertujuan untuk mengurangi polusi sampah plastik di lautan Indonesia dengan memfokuskan pada

beberapa lokasi target, seperti kota, kawasan pariwisata utama, maupun Marine Protected Areas

(MPAs) atau kawasan perlindungan laut. Selama ini, pesisir pantai menjadi salah satu wilayah

terkena dampak dari keberadaan sampah lautan yang terdampar akibat pengaruh arah angin

maupun pasang surut air laut. Ketersediaan data dan informasi mengenai sampah plastik lautan

yang berbasis pada sains/ilmu sangatlah terbatas dan kalaupun ada seringkali sangat sulit untuk

diakses oleh publik.

Karimunjawa merupakan sebaran pulau-pulau kecil yang secara administrasi masuk dalam

kawasan Kabupaten Jepara. Pada dewasa ini Karimunjawa mulai mengalami peningkatan

kunjungan wisatawan hal ini perlu pengawasan agar tidak tejadinya kebocoran sampah maupun

pariwisata. Perlunya dorongan pemerintah untuk membuka destinasi baru di daerah-daerah baru

serta mendukung pariwisata yang berkelanjutan nantinya perlu dijadikan pedoman yang bagus

untuk memajukan pariwisata di Karimunjawa.

Page 6: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

Dari pengembangan pariwisata tersebut tidak dapat dipungkiri akan membawa dampak terhadap

lingkungan ekosistem di Karimunjawa. Oleh sebab itu diperlukannya kajian yang lebih mendalam

guna untuk mengetahui dan memetakan masalah-masalah yang ada di Karimunjawa.

1.2 Tujuan

1. Mengumpulkan data-data primer sebagai baseline data terkait pengelolaan sampah dan

pariwisata bahari bertanggungjawab di wilayah-wilayah target.

2. Melakukan pemetaan stakeholder (stakeholder mapping) yang terlibat dalam pengelolaan

sampah pada wilayah-wilayah target, yang meliputi persoalan, ketertarikan/interest,

potensi, maupun keterlibatan dalam kegiatan.

1.3 Output/Keluaran

Dalam kegiatan studi ini nantinya diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi

masalah persampahan;

1. Tersedianya baseline data terkait pengelolaan sampah dan pariwisata bahari

bertanggungjawab pada wilayah Karimunjawa yang akan digunakan dalam menyusun

indikator sekaligus metodologi untuk mencapai target program.

2. Tersedianya hasil pemetaan terhadap para stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan

sampah dan pariwisata bahari bertanggungjawab pada wilayah-wilayah target untuk

mencapai target program.

1.4 Lingkup Kegiatan

Menyediakan gambaran umum kondisi dan pengelolaan sampah yang berlangsung di

Karimunjawa terkait peraturan, kelembagaan, pembiayaan, dan peran masyarakat.

Menyusun Strategi untuk aksi mengelola sampah yang meliputi peraturan, kelembagaan,

pembiayaan, dan peran masyarakat.

Membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah yang menjadi target menurunkan

jumlah sampah plastik lautan.

BAB 2 METODOLOGI

2.1 Metode Pengumpulan

Page 7: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

Dalam mengumpulkan data-data Baseline ini menggunakan teknik wawancara kepada para

stakeholder yang terkait dengan pengelolaan persampahan dan menggunakan observasi secara

langsung untuk mengetahui kondisi aktual dilapangan.

BAB 3 HASIL STUDI LAPANGAN

3.1 Data yang Dibutuhkan

Pada tahap pengumpulan data awal ini membutuhkan data-data literatur, dan observasi dalam

menggambarkan kondisi aktual dilapangan, data yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1 Waste Classification; pengelompokan jenis sampah

2 Waste Generation per area (Regional); penghasilan sampah daerah (sumber, jenis,

besaran) penghasilan sampah per periode.

3 Governance; peranan pemerintah dalam pengelolaan sampah, kebijakan tentang

persampahan, SOP penanganan sampah.

4 Best Practic; penerapan 3R (Reduce-Reuse-Recycle), Pembersihan area per-periode,

Pengelompokan sampah sesuai jenis, penggunaan teknologi atau inovasi,

Implementasi kebijakan tentang sampah, Peraturan tentang sampah, Sosialisasi tentang

sampah.

5 Waste Facilities; Tersedianya tempat sampah disekitar, Tersedianya moda pengangkut

sampah, Tersedianya tempat penampungan sementara, Tersedianya tempat

pemrosesan akhir, Tata kelola (Jadwal, kebijakan, kelompok terkait).

6 Challenges; Perilaku masyarakat, Kendala pengelolaan sampah, dan Dampak sampah.

Data tersebut yang diperlukan guna untuk melakukan analisis dan memberikan gambaran tentang

pengelolaan sampah yang ada di Karimunjawa.

3.2 Hasil Perolehan Data

Persampahan

3.2.1 Sumber Sampah

Sumber sampah dihasilkan dari kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industry dan

kawasan khusus serta fasilitas sosial. Seperti yang di sebutkan pada Perda Kabupaten Jepara No

3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah yang mana setiap individu atau kelompok wajib

melakukan pengurangan sampah dan penangan sampah. pengurangan yang dimaksudkan yaitu

membatasi timbulan sampah, melakukan pendauran ulang, dan pemanfaatan kembali sampah.

Penanganan sampah yang dimaksudkan meliputi mengumpulkan, memilah, dan mengolah

sampah di sumber sampah.

Untuk di Karimunjawa sesuai hasil wawancara dari LSM Pitulikur Pulo bahwa peningkatan

produksi sampah terjadi oleh aktivitas pariwisata yang terjadi disana, tidak dapat dipungkiri

Page 8: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

bahwa sumber sampah yang timbul di karimunjawa berasal dari wisatawan itu sendiri. Perlu

adanya peraturan yang mengatur tentang wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa agar tidak

terjadinya penumpakan sampah secara berlebihan.

Selain itu sampah juga berasal dari laut yang mana pada musim-musim tertentu sampah tersebut

terbawa sampai di pesisir atau pantai, hal ini merupakan indikasi bahwa sampah-sampah tersebut

menumpuk di tengah laut yang terbawa oleh arus laut dan angin.

3.2.2 Komposisi Sampah dan Timbulan Per-Area

Untuk di Karimunjawa rata-rata timbulan sampah sebanyak 2,5 ton perbulannya dengan

komposisi 250kg sampah plastik dan sisanya sampah organik, hasil tersebut menurut perkiraan

hitungan dari anggota Yayasan Pitulikur Pulo. Titik-titik timbulan sampah terjadi di area Pasar,

rumah tangga dan pantai-pantai di bagian barat saat bulan-bulan tertentu. Dalam penanganan

timbulan tersebut perlu adanya filter sampah yang dibawa oleh wisatawan, karena wisatawan

juga membawa dampak pada jumlah timbulan sampah di Karimunjawa.

Pada waktu lalu sempat diadakan pendataan sampah di Karimunjawa, yakni di legon lele data

yang bias dilihat sebagai berikut:

Berdasarkan survey lapangan dan pengolahan data sampah, diketahui bahwa sampah Legon Lele

2 lebih banyak dibandingkan Legon Lele 1. Informasi dari masyarakat sekitar, sampah yang ada

di Legon Lele merupakan sampah yang terbawa gelombang laut setiap angin timuran,

dikarenakan di sekitar Legon Lele tidak ada pemukiman dan hanya tempat kapal nelayan

bersandar.

Sampah ukuran meso di Legon Lele 1 didominasi oleh kantong plastik (kode PL07) dengan

presentase 28,04 % sedangkan sampah berukuran makro didominasi oleh kategori logam lainnya

(kode ME 10) dengan presentase 31,352 %. Berbeda dengan Legon Lele 1, sampah di lokasi

Legon Lele 2, baik ukuran meso dan makro didominasi oleh Paket Peralatan Minuman, Wadah

Makanan (PL 05) dengan 60,50 % dan 29,08%.

Kepadatan Sampah di Legon Lele 1 maupun Legon Lele 2 didominasi oleh sampah berukuran

makro (Legon Lele 1 = 4,32/m2, Legon Lele 2 = 5,360/m2) lebih besar dibandingkan sampah

meso (Legon Lele 1=1,60/m2, Legon Lele 2= 2,080/m2). Selengkapnya pada tabel berikut.

Kode Jenis

Berat per jenis

(kg)

Persentase

(%)

Kepadatan

(Jumlah/m²)

MESO MAKRO MESO MAKRO MESO MAKRO

RL 01 Tutup Botol dan Toples 0,000 0,06 0,00 3,592 0,000 0,960

PL 01 Tutup Botol 0,000 0,02 0,00 0,980 0,000 0,160

PL 02 Botol < 2L 0,000 0,03 0,00 2,025 0,000 0,160

PL 03 Botol > 2L, Jerigen, Drum 0,000 0,05 0,00 3,331 0,000 0,040

PL 04 Pisau, Sendok, Garpu, Sedotan 0,002 0,02 1,06 1,306 0,120 0,680

PL 05 Paket Peralatan Minuman dan Wadah Makanan 0,046 0,11 24,34 6,858 0,280 0,760

PL 06 Wadah Makanan Cepat Saji 0,004 0,01 2,12 0,718 0,040 0,120

Page 9: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

Tabel, 3.1 Data Sampah Legon lele 1

Sumber: Laporan hasil pemantauan pantai Legon lele Desa Kapuran, Kecamatan Karimunjawa,

Kabupaten Jepara, Jawa tengah

Kode Jenis

Berat per jenis

(kg)

Persentase

(%)

Kepadatan

(Jumlah/m²)

MESO MAKRO MESO MAKRO MESO MAKRO

PL 01 Tutup Botol 0,000 0,022 0,000 0,38 0,000 0,280

PL 02 Botol <2L 0,000 0,161 0,000 2,81 0,000 0,320

PL 03 Botol>2L, Drum, Jerigen 0,000 0,309 0,000 5,39 0,000 0,040

PL 04 Pisau, Garpu, Sendok, Sedotan 0,000 0,008 0,000 0,14 0,000 0,480

PL 05 Paket Peralatan Minuman, Wadah Makanan 0,072 1,668 60,50 29,08 0,840 1,600

PL 06 Wadah Makanan Cepat Saji 0,003 0,228 2,521 3,98 0,200 1,200

PL 07 Kantong Plastik 0,033 0,381 27,731 6,64 1,000 0,680

PL 08 Mainan dan Perlengkapan Pesta 0,000 0,087 0,000 1,52 0,000 0,040

PL 10 Korek Rokok 0,000 0,025 0,000 0,44 0,000 0,080

PL 12 Jarum Suntik 0,000 0,013 0,000 0,23 0,000 0,040

PL 16 Terpal 0,011 1,636 9,244 28,53 0,040 0,160

PL 24 Bahan Plastik Lainnya 0,000 0,003 0,000 0,05 0,000 0,040

GC 02 Botol dan Toples 0,000 0,595 0,000 10,37 0,000 0,080

RB 02 Sol Sandal - Sepatu 0,000 0,028 0,000 0,49 0,000 0,080

RB 03 Sarung Tangan 0,000 0,293 0,000 5,11 0,000 0,040

OT 02 Alat Kebersihan (popok) 0,000 0,185 0,000 3,23 0,000 0,040

CL 04 Tali dan Tambang Kanvas 0,000 0,061 0,000 1,06 0,000 0,120

PL 07 Kantong Plastik 0,053 0,25 28,04 16,264 0,800 0,320

PL 08 Mainan dan Perlengkapan Acara 0,000 0,00 0,00 0,131 0,000 0,040

PL 19 Tali Tambang 0,025 0,11 13,23 7,250 0,160 0,400

GC 02 Botol Dan Toples 0,001 0,06 0,53 3,919 0,040 0,080

GC 07 Pecahan Kaca atau Keramik 0,000 0,01 0,00 0,327 0,000 0,040

RB 02 Sol sandal – Sepatu 0,023 0,15 12,17 9,798 0,080 0,080

RB 05 Ban dalam dan Lembaran Karet 0,000 0,03 0,00 1,764 0,000 0,080

OT 02 Alat Kebersihan (Sikat Gigi) 0,000 0,01 0,00 0,784 0,000 0,080

OT 03 Peralatan dan Elektronik 0,000 0,01 0,00 0,784 0,000 0,120

CL 03 Kanvas 0,000 0,08 0,00 5,095 0,000 0,040

CL 04 Tali dan Tambang Kanvas 0,023 0,01 12,17 0,327 0,040 0,040

CL 06 Kain lap dan Serbet 0,000 0,04 0,00 2,482 0,000 0,040

ME 10 Kategori Logam Lainnya 0,012 0,48 6,35 31,352 0,040 0,040

FP 02 Gelas dan Wadah Paket Makanan 0,000 0,01 0,00 0,914 0,000 0,040

JUMLAH 0,19 1,53 100 100 1,60 4,32

Page 10: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

ME 03 Kaleng Alumunium 0,000 0,032 0,000 0,56 0,000 0,040

JUMLAH 0,119 5,735 100 100 2,080 5,360

Tabel, 3.2 Data Sampah Legon lele 2

Sumber: Laporan hasil pemantauan pantai Legon lele Desa Kapuran, Kecamatan Karimunjawa,

Kabupaten Jepara, Jawa tengah

3.2.3 Pewadahan Sampah

Untuk sistem pewadahan yang dipergunakan sudah cukup baik hanya saja bila dilihat dari bahan

dan sifatnya belum seragam, wadah sampah terbuat dari berbagai bahan. Ada yang bersifat

permanen drum/tong, dan ada pula yang tidak permanen berupa keranjang anyaman bambu, tong

plstik dan ban karet.

Jenis pewadahan yang digunakan untuk menampung sampah di Kabupaten Jepara berupa:

Tempat sampah plastik tertutup (bin)

Drum plastik bekas

Keranjang anyaman bambu

Kerangjang anyaman plastik

Kantong plastik

Tong plastik bekas cat

Bak sampah permanen (ukuran bervariasi)

Bin plat besi permanen

Kontainer komunal

Wadah tersebut memiliki status kepemilikan yang berbeda-beda, yakni sebagian milik

pemerintah daerah dan sebagian lagi milik pribadi masyarakat yang diadakan secara swadaya.

Untuk sistem pewadahan akan lebih baik jika ada pemilahan sampah organik dan anorganik yang

bisa dimanfaatkan lagi baik oleh rumah tangga, didaur ulang atau diambil oleh pemulung.

Dengan demikian diharapkan dapat mempermudah dalam pengolahan sampah pada proses

berikutnya serta timbulan sampah yang dibuang ke TPA dapat dikurangi.

Berdasarkan SK SNI T-13-1990-F persyaratan bahan untuk pewadahan adalah tidak mudah

rusak dan kedap air, mudah untuk diperbaiki, ekonomis, mudah diperoleh/dibuat oleh

masyarakat, mudah dan cepat dikosongkan. Jika dilihat dari jenisnya, diantara tong sampah dari

anyaman bambu, tong plastik dan ban bekas, maka wadah sampah dari ban bekas dan tong

plastik merupakan alternatif tong sampah yang paling baik.

Wadah sampah dari anyaman bambu juga kurang baik karena tidak kedap air, wadah sampah

model ini juga tidak tahan lama karena mudah lapuk terutama saat musim hujan. Wadah sampah

dari ban bekas memiliki kelebihan, yaitu kedap air dan dapat mengurangi lindi, ringan, tahan

Page 11: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

lama, kemudian wadah sampah dari tong plastik juga memiliki kelebihan yaitu kedap air, ringan,

ekonomis, serta mudah diperoleh Oleh karena itu sebaiknya pewadahan menggunakan tong

sampah dari ban bekas atau tong dari plastik daripada daripada wadah yang lain. Untuk

mengantisipasi kekurangan jumlah wadah sampah di daerah pelayanan, masyarakat baik individu

maupun yang terkoordinir oleh RT/RW setempat menyediakan wadah sampah sendiri. Saat ini

banyak masyarakat yang sudah beralih pada wadah sampah anyaman plastik yang dianggap lebih

kuat dan tahan lama.

Penempatan wadah sampah sampah yang kurang tepat juga masih menjadi kebiasaan warga

dimana wadah sampah diletakkan dihalaman depan luar tetapi diluar pagar dan wadah dalam

keadaan tidak tetutup sehingga menyebabkan sampah sering tercecer jika tertiup angin. Untuk

sistem pewadahan akan lebih baik jika ada pemilahan sampah organik dan anorganik yang bisa

dimanfaatkan lagi baik oleh rumah tangga, didaur ulang, atau diambil oleh pemulung. Dengan

demikian diharapkan dapat mempermudah dalam pengolahan sampah pada proses berikutnya.

Untuk di Karimunjawa sendiri pewadahannya menggunakan bak-bak sampah yang disediakan

oleh desa yang kemudian setiap 3 kali dalam seminggu dilakukan pengangkutan ke TPS,

berhubung di Karimunjawa tidak boleh didirikan TPA.

Secara umum cara pengumpulan sampah yang ada di Kabupaten Jepara sebagai berikut:

Tak langsung

Sampah diambil secara door to door atau dari sumber sampah ke sumber sampah lain dengan

menggunakan gerobak sampah kapasitas 1 m3. Selain dengan gerobak untuk beberapa kelurahan

sudah adanya motor roda tiga untuk mengambil sampah dari warga. Selanjutnya dikumpulkan di

TPS terdekat. Cara ini dilakukan di permukiman, jalan, perkantoran dan sebagian masyarakat

yang berdekatan dengan tranfer depo/TPS Container.

Langsung

Sistem ini berlaku untuk lingkungan permukiman yang berdekatan dengan daerah perdagangan,

pasar, dan pertokoan. Untuk permukiman dan pertokoan, sampah dikumpulkan di depan

rumah/toko atau dikumpulkan di TPS (container) terdekat tanpa menggunakan gerobak/sepeda

motor roda tiga. Kemudian sampah diangkut dengan truk pengangkut sampah. Cara ini berlaku

juga untuk pasar yang dekat dengan TPS.

Pola pengumpulan yang digunakan untuk permukiman adalah pola komunal dan door to door

dengan truk. Pola yang umum digunakan dalam sistem pengumpulan sampah untuk pemukiman

adalah pola komunal tidak langsung, dimana masyarakat langsung membawa sampah ke TPS

terdekat dengan bantuan pengumpul yang dibiayai oleh masyarakat setempat. Pengumpulan

sampah oleh masyarakat secara komunal biasanya dilakukan setiap pagi sebelum truk

pengangkut sampah membawa sampah dari TPS tersebut ke TPA, dengan demikian sampah

tidak tertumpuk lama di TPS. Hal ini menunjukkan partisipasi masyarakat yang cukup besar.

Pola pengumpulan door to door dilakukan untuk permukiman yang teratur yang berada di

sepanjang jalan yang dilewati truk dan penyapu jalan (terutama jalan-jalan protokol), namun

terkadang pola pengumpulannya tetap mengunakan pola komunal, hal ini disebabkan juga

Page 12: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

kurangnya sarana pengumpul seperti gerobak dan sepeda motor roda tiga, ini juga yang

menyebabkan pengumpul secara door to door tetap di lakukan dengan truk. Frekuensi

pengumpulan secara door to door (individual langsung) dengan menggunakan truk ini

disesuaikan dengan frekuensi pengangkutan sampah ke TPA oleh truk tersebut yaitu rata-rata 2

(dua ) rit per hari.

Pelayanan sampah pasar menggunakan metode pengumpulan tidak langsung, pengumpulan yang

dilakukan oleh petugas pasar yang dikumpulkan secara komunal di TPS dekat pasar kemudian

diangkut dengan Dump truk ke TPA. Frekuensi pengangkutan dilakukan setiap hari 2 kali pagi

dan sore.

Rumusan permasalahan dari sistem pengumpulan yang teridentifikasi sebagai berikut:

Pola pengumpulan secara individual langsung atau pengumpulan door to door dengan

menggunakan mobil dump truck tidaklah efisien secara bahan bakar. Karena selain

dibutuhkan jalan yang cukup lebar untuk kendaraan, juga menyebabkan gangguan bau

kurang sedap.

Baik ritasi motor sampah maupun truck sampah belum optimal. Idealnya untuk motor

sampah beroperasi dengan 3 ritasi/hari/unit dalam pengumpulan sampah. Sementara

untuk dump truck beroperasi dengan 3-4 ritasi/hari/unit.

Sarana pengangkutan yang digunakan di Karimunjawa berupa 2 motor roda tiga dan 1 gerobak

sampah yang mana perkiraan dalam sebulan menghasilkan 2,5 ton sampah. Dalam pengumpulan

tersebut dikerjakan oleh LSM serta dibantu oleh beberapa orang Dinas Lingkungan Hidup.

3.2.4 Pemilahan Sampah

Pemilahan sampah di sumbernya merupakan cara yang paling efektif guna mereduksi volume

dan memanfaatkan kembali sampah. Sampah yang masih memiliki nilai ekonomis dipilah

berdasarkan jenisnya dari sampah organik yang mudah membusuk. Sampah yang telah dipilah

selanjutnya dapat diolah lebih lanjut atau dijual kepada pihak pemanfaat.

Sesuai yang dijelaskan pada Perda Kabupaten Jepara No 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan

Sampah yang mana disitu dijelaskan untuk setiap individu melakukan pemilahan sampah pada

sumber sampah. namun untuk dilapangannya sampah yang terkumpul masih belum terpilah

benar-benar.

3.2.5 Pemrosesan Akhir

Saat ini untuk wilayah Pulau Karimunjawa belum memiliki Tempat Pemrosesan akhir (TPA)

sampah. hal ini menyebabkan eksisting masyarakat masih membuang sampah ke pantai atau

tanah kosong selain membakar sampah untuk sampah yang telah di kelola oleh Dinas Kebersihan

sampah dibuang di lahan kosong milik salah satu staf Dinas Kebersihan.

Page 13: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

Tahun 2015 telah dilakukan pembebasan lahan di jalan dukuh alang-alang Kelurahan

Karimunjawa dengan lahan seluas 11.522m2. Direncanakan lokasi ini disiapkan untuk

pembangunan TPA.

Gambar, 3-1 Rencana lokasi TPA di Karimunjawa

3.2.6 Deskripsi Partisipasi Masyarakat Terkait Pengelolaan Sampah

Aspek peran serta masyarakat merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam

pengelolaan persampahan. Data empiris di beberapa tempat menunjukkan bahwa tanpa pelibatan

peran serta masyarakat secara signifikan maka institusi pengelola tidak pernah dapat mengejar

kebutuhan pelayanan kota yang meningkat secara cepat. Hal ini hendaknya menjadi perhatian

utama dalam upaya meningkatkan pelayanan pengelolaan sampah masa datang di wilayah

Kabupaten Jepara.

Melihat peran serta yang telah ditunjukkan oleh masyarakat saat ini sebagaimana diuraikan pada

bab sebelumnya, sebenarnya kondisi tersebut sudah sangat mendukung pelaksanaan pengelolaan

oleh institusi pengelola. Hasil kuesioner juga menunjukkan bahwa sebanyak 61.11% penduduk

bersedia membayar retribusi bila mendapatkan pelayanan. Pernyataan kesediaan membayar

retribusi yang berkisar Rp. 5.000,- s.d. Rp. 10.000,- (72.22% responden) tarif yang sama

dengan tarif retribusi yang ditetapkan dalam perda yaitu sebesar Rp. 5.000,-, Rp. 7.500,- dan Rp.

10.000,-. Hal ini menunjukkan adanya potensi partisipasi masyarakat yang belum tergarap.

Sementara itu, selain retribusi melalui kelompok masyarakat seperti GEMATI yakni pihak yang

digandeng untuk pengelolaan kebersihan terutama di pengangkutan dari warga ke TPA. Gemati

mendapatkan pemasukan dari penarikan retribusi. Retribusi mestinya 90% untuk pengelola dan

Page 14: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

10% masuk kas daerah. Namun dalam kenyataannya angka 10% yang terserap untuk daerah

masih belum bisa dilaksanakan, karena hampir 100% retribusi masih masuk ke pengelola. Selain

itu juga ada kelompok masyarakat lainnya PAGUYUBAN RT/RW, yang merupakan paguyuban

yang dibentuk di setiap hierarki RT dan RW yang bertanggungjawab dalam pelayanan

kebersihan dan pengumpulan sampah. Pembagian retribusi yang ditawarkan oleh Pemerintah

Daerah adalah 70% untuk pengelola dan sisanya 30% terserap untuk kas daerah. Keterlibatan

masyarakat diatas tentunya positif bila dipandang dari aspek peran masyarakat, akan tetapi

terkait dengan besarnya biaya operasional di TPA yang mencapai Rp. 65.000 – Rp. 150.000/Ton

sampah yang dikelola, besaran biaya 10-30% yang diberikan ke kas daerah diatas tentunya akan

mengurangi pendapatan daerah untuk menutup biaya O&M di TPA.

Sementara dari upaya pembersihan lingkungan secara gotong royong, masyarakat di wilayah ini

cukup antusias mengikuti, baik yang dilaksanakan oleh UPTD TPA, BLH, maupun oleh pihak-

pihak lainnya kelompok masyarakat maupun LSM, seperti yang dilaksanakan di Pulau

Karimunjawa baru-baru ini dari berita online http://www.jaringnews.com/politik-

peristiwa/umum/58025/duh-taman-nasional-karimunjawa-tak-miliki-tpa.

Dari identifikasi diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam pengelolaan persampahan

di Kabupaten Jepara berdasarkan sub sistem Peran Serta Masyarakat/Swasta/Perguruan Tinggi

sebagai berikut:

Sebagian besar pengelolaan persampahan berbasis masyarakat, peran pemerintah masih

besar (driven). Tidak berjalan bila tidak disubsidi. Kesadaran masih perlu dibentuk.

Lemahnya kesadaran masyarakat di sekitar kawasan pantai/laut, dan juga saluran/sungai

yang membuang sampah ke kawasan pantai/laut maupun saluran-saluran drainase dan

sungai, serta pihak pengelola sampah yang masih kurang baik mengelola sampah.

Terdapat potensi pelanggan yang belum dilayani, dan bersedia membayar sesuai tarif

yang ditetapkan dalam perda retribusi, yang belum dilayani.

Keterlibatan kelompok masyarakat dalam usaha pengumpulan dan pengangkutan sampah

ke TPA, lebih berorientasi kepada pendapatan. Sehingga kurang mendukung pengelolaan

persampahan secara umumdari segi pembiayaan, justru membebani operasional TPA.

3.2.7 Deskripsi Kelembagaan Pengelolaan Sampah

Dasar hukum organisasi dan tata kerja dinas daerah Kabupaten Jepara diatur dalam Perda

Kabupaten Jepara No.17 tahun 2010. Sedangkan peraturan yang mengatur organisasi

pengelolaan kebersihan di Kabupaten Jepara adalah Peraturan Bupati Nomor 46 tahun

2010, sehingga dari aspek penanggung jawab dipegang oleh Kepala Dinas, sedangkan

dari tugas pokok/fungsi, struktur organisasi, pembagian tata kerja dan kewenangan sudah

dirinci dalam Perbup tersebut.

Untuk di Karimunjawa terdapat lembaga yang khusus bergerak menangani serta memberi inisiasi

tentang masalah persampahan. Pitulikur Pulo merupakan LSM lokal yang mewadahi.

Page 15: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

Pariwisata

Dalam masalah kepariwisataan di Karimunjawa sudah berkembang dengan pesat, dengan

di dorongnya juga oleh Kemenpar.

Namun perlu adanya sosialisasi yang berbasis edukasi trip. Serta perlunya sinkronisasi

antara penyedia jasa dengan desa, agar nantinya penghasilan dari trip dapat masuk ke kas

desa.

Masih banyaknya penyedia jasa wisata yang belum memiliki izin, hal ini merupakan

kendala dari kesiapan suatu destinasi wisata.

HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) dibentuk guna untuk menyiapkan SDM yang

ada Karimunjawa untuk meningkatkan mutu dari suatu destinasi wisata.

Karena Karimunjawa memiliki daya tarik utama di underwater maka perlu adanya

edukasi trip yang ramah lingkungan.

Selain hal-hal ini perlu adanya peraturan yang mengatur dan menegaskan peraturan pariwisata di

Karimunjawa, sehingga pariwisata berkembang kearah yang berkelanjutan dan tidak hanya

menjadi destinasi pariwisata karena mengikuti trend yang sedang berkembang.

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara garis besar dalam pengelolaan sampah di Karimunjawa, sudah tergolong baik namun

perlu keberlanjutan pengelolaan di tingkat TPA/TPST guna untuk mengurangi jumlah timbulan

sampah yang dihasilkan oleh wisatawan maupun oleh masyarakat.

Perlunya dukungan penuh dari pemerintah untuk menanggulangi sampah di Karimunjawa, serta

adanya filter sampah bagi para wisatawan untuk mengurangi jumlah timbul karena sampah

terbanyak dihasilkan dari wisatawannya.

Adanya peraturan yang resmi (legalitas perusahaan) dalam pengelolaan jasa wisata agar adanya

pemasukan bagi desa dan daerah. Serta edukasi trip yang ramah lingkungan untuk mendorong

keberlanjutan suatu kawasan yang dilindungi.

4.2 Saran

Dalam mencapai target pengurangan sampah 70% perlu adanya dukungan dari banyak pihak

yang terkait dengan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

Pemerintah khususnya yang menangani persampahan dapat menjadi supervisi bagi desa

dalam melaksanakan pengelolaan sampah.

Memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak yang

ditimbulkan dari sampah

Adanya pendampingan dalam mengelola sampah.

Page 16: LAPORAN HASIL PENGUMPULAN DATA BASELINE PENGELOLAAN SAMPAH …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ251018… · Pengelolaan sampah dan Pariwisata di Karimunjawa

Tersedianya data mengenai timbulan sampah per-periode.

Adanya pemilahan dan penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Dilakukan kajian pembatasan plastik kemasan dan sterofoam untuk mengurangi dampak

dari sampah yang sulit diurai oleh alam. Serta filter terhadap wisatawan yang akan

berkunjung ke Karimunjawa.

Untuk kelanjutan dari pengumpulan Baseline ini akan dilakukan analisis lanjutan oleh ti

ahli dari WWF-Indonesia yang nantinya akan ditentukan program yang tepat untuk

dijalankan.