IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI...

86
IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI EKOSISTEM PESISIR PULAU KARIMUNJAWA DAN MENJANGAN KECIL PADA MUSIM PERALIHAN 1 DI WILAYAH KEPULAUAN KARIMUNJAWA SKRIPSI Oleh: ERBA RAFSANJANI FAJRIN NIM.155080601111020 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

Transcript of IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI...

Page 1: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI EKOSISTEM PESISIR PULAU KARIMUNJAWA DAN MENJANGAN KECIL PADA MUSIM

PERALIHAN 1 DI WILAYAH KEPULAUAN KARIMUNJAWA

SKRIPSI

Oleh: ERBA RAFSANJANI FAJRIN

NIM.155080601111020

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2019

Page 2: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI EKOSISTEM PESISIR PULAU KARIMUNJAWA DAN MENJANGAN KECIL PADA MUSIM

PERALIHAN 1 DI WILAYAH KEPULAUAN KARIMUNJAWA

SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan di Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang

Oleh: ERBA RAFSANJANI FAJRIN

NIM.155080601111020

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2019

Page 3: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir
Page 4: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

i

IDENTITAS PENGUJI

Judul : Identifikasi Komposisi Dan Berat Sampah Laut di Ekosistem

Pesisir Pulau Karimunjawa Dan Menjangan Kecil Pada Musim

Peralihan 1 di Wilayah Kepulauan Karimunjawa

Nama Mahasiswa : Erba Rafsanjani Fajrin

NIM :155080601111020

Program Studi : Ilmu Kelautan

PENGUJI PEMBIMBING

Pembimbing 1 : Dr. Ir. Guntur, MS

Pembimbing 2 : Dr. Devi Dwiyanti Suryono, M.Si

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING

Penguji 1 : M. Arif Zainul Fuad, S.Kel., M.Sc

Penguji 2 : Nurin Hidayati, ST., M.Sc

Tanggal Ujian : 25 September 2019

Page 5: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini penulis menyatakan bahwa laporan skripsi yang berjudul

“Identifikasi Komposisi Dan Berat Sampah Laut di Ekosistem Pesisir Pulau

Karimunjawa Dan Menjangan Kecil Pada Musim Peralihan 1 di Wilayah Kepulauan

Karimunjawa” adalah benar merupakan hasil tulisan dan hasil karya saya sendiri.

Adapun data dan informasi yang diperoleh berasal dari beberapa sumber tertulis

dan sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah dituliskan atau dipublikasikan oleh orang lain kecuali yang tertulis di dalam

laporan ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa laporan skripsi

ini merupakan hasil penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi

atas perbuatan tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, 25 September 2019

Penulis

Page 6: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses penulisan laporan skripsi ini penulis mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan bantuan dalam keadaan suka

maupun duka.

2. Kedua orangtua serta adik-adik saya yang senantiasa mendoakan dan

mendukung dalam penyelesaian laporan.

3. Bapak Dr. Ir. Guntur, MS. selaku dosen pembimbing yang senantiasa

membimbing dan mendukung atas penulisan laporan.

4. Ibu Dr. Devi Dwiyanti Suryono, M.Si selaku pembimbing di Pusat Riset

Kelautan yang selalu mengajarkan dan memberi masukan dalam

penulisan laporan.

5. Tim riset Pusat Riset Kelautan yang telah memberikan masukan dan

arahan dalam pengambilan data di lapang.

6. Malahayati Hazimah selaku teman hidup yang telah mendukung baik

dari materil maupun non-materil dalam proses penelitian hingga

selesai.

7. Teman-teman sepermainan Arfan, Dilon, Lintang, Andi yang selalu

mendukung dalam proses penelitian hingga selesai.

8. Rekan-rekan seperjuangan praktik kerja magang di KKP Gusti, Widha

yang senantiasa memberi dukungan selama proses penelitian hingga

selesai.

Page 7: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

iv

9. Teman-teman kontrakan Perdana, Irgi, Octo, Wisnu yang selalu

memberikan masukan dan semangat selama proses penulisan

laporan.

10. Teman-teman Ilmu Kelautan 2015 Universitas Brawijaya yang selalu

memberi dukungan luar biasa untuk penulisan laporan.

11. Senior dan junior Ilmu Kelautan yang selalu memberikan dukungan

dalam penulisan laporan.

Semua pihak yang belum disebut yang telah berjasa dan mendukung dalam

penulisan laporan.

Page 8: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

v

RINGKASAN

Erba Rafsanjani Fajrin. Identifikasi Komposisi Dan Berat Sampah Laut di

Ekosistem Pesisir Pulau Karimunjawa Dan Menjangan Kecil Pada Musim Peralihan 1 di Kepulauan Karimunjawa. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Guntur, MS dan Dr. Devi Dwiyanti Suryono, M.Si

Wilayah pesisir, sesuai dengan karakteristiknya memiliki 3 ekosistem. Ekosistem pesisir terdiri atas beberapa ekosistem, yang pada umumnya terdapat 3 ekosistem yaitu: ekosistem padang lamun, ekosistem terumbu karang dan ekosistem mangrove. Wilayah pesisir memiliki pengaruh penting terhadap perekonomian suatu daerah, antara lain sebagai kawasan perikanan, pariwisata bahari serta sebagai pendukung sarana transportasi. Aktivitas di wilayah pesisir dapat berimplikasi negatif seperti bertambahnya jumlah volume sampah di wilayah pesisir. Ditambah lagi dengan sampah bawaan yang berasal dari aktivitas laut. Sampah yang diterima merupakan sampah yang terbawa oleh arus maupun gelombang air laut secara terus menerus. Sampah tersebut dikenal dengan sebutan sampah laut.

Penelitian ini membahas mengenai sampah laut yang dilakukan pada daerah pesisir dan pulau kecil di Kepulauan Karimunjawa yang terbagi menjadi 4 lokasi yaitu Menjangan Kecil, Pantai Lumbung, Mrican, dan Legon Nipah, yang dilaksanakan pada 16-21 Maret 2019. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi komposisi dan mengetahui berat beserta kepadatan dari tiap jenis sampah yang ditemukan pada ekosistem pesisir lamun dan mangrove di kawasan pesisir Karimunjawa, Jawa Tengah. Pengumpulan sampah laut dilakukan dalam sebuah transek yang dibuat secara tegak lurus dari garis pantai pada saat surut lalu dibagi menjadi 3 transek dengan ukuran 100 x 50 meter dengan pembagian 50 meter ke arah laut, 50 meter ke arah darat untuk ekosistem lamun. Kemudian untuk ekosistem mangrove dengan ukuran 50 x 100 meter (50 meter dari mangrove terluar ke arah dalam dengan garis tegak lurus) yang dimana transek dibagi menjadi 5 bagian dengan interval jarak 25 meter pada setiap line transect.

Selanjutnya semua sampah laut diambil, dibersihkan, dikumpulkan serta disortir menurut ukuran dan jenis sampah pada setiap lokasi yang telah ditentukan. Kemudian dilakukan analisis berdasarkan jumlah, jenis, berat dan kepadatan sampah laut tersebut. Pada penelitian ini juga menggunakan data sekunder untuk mendapatkan data angin dan menggunakan data dari studi literatur untuk mendapatkan data arus sebagai data pendukung dalam faktor penyebaran sampah laut. Selain itu dilakukan pengamatan vegetasi dilakukan guna melihat implikasi sampah laut terhadap tumbuhan pantai seperti lamun dan mangrove.

Berdasarkan dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa Pantai Lumbung merupakan daerah yang paling banyak ditemukannya sampah laut dengan total berat dari hasil akumulasi pada ekosistem lamun dan mangrove sebesar 22,1 kg dan kepadatan sampah anorganik menurut berat pada ekosistem lamun adalah 2,1 g/m2 dan pada ekosistem mangrove adalah 1,8 g/m2, sedangkan kepadatan sampah organik dari masing-masing ekosistem adalah sebesar 0,3 g/m2. Jenis sampah plastik merupakan sampah yang paling dominan didapatkan dari semua lokasi penelitian dengan total sebanyak (483 buah) Pantai Lumbung, (158 buah) Menjangan Kecil, (76 buah) Mrican, (150 buah) Legon Nipah. Berdasarkan jenis ukuran sampah yang paling banyak ditemukan pada semua lokasi penelitian di ekosistem lamun dan mangrove adalah ukuran macro-debris (2,5 cm-1 m). Kata Kunci: Sampah Laut, Plastik, Macro-Debris

Page 9: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan

karunia-Nya yang tak terhingga untuk penulis dalam penyusunan laporan skripsi

ini hingga dapat diselesaikan dengan baik. Tak lupa juga penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Guntur, MS selaku dosen pembimbing

skripsi dan Ibu Dr. Devi Dwiyanti Suryono, M.Si selaku pembimbing dari Instansi

PUSRISKEL KKP yang telah membimbing hingga laporan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada orangtua,

keluarga, kerabat dan teman–teman terdekat dari penulis atas semua doa,

dukungan, serta semangat yang diberikan.

Laporan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana

Kelautan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Judul

yang diambil ialah “Identifikasi Komposisi dan Berat Sampah Laut di Ekosistem

Pesisir Pulau Karimunjawa dan Menjangan Kecil Pada Musim Peralihan 1 di

Wilayah Kepulauan Karimunjawa”.

Penulis berharap bahwa apa yang telah dirancang penulis atas laporan

skirpsi ini dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat serta bisa dipertanggung

jawabkan. Penulis mengucapkan permintaan maaf atas kesalahan maupun

kekurangan dalam pembuatan laporan skripsi ini. Akhir kata, penulis

mengucapkan terima kasih.

Page 10: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

vii

DAFTAR ISI

Halaman

IDENTITAS PENGUJI........................................................................................... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... iii

RINGKASAN ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

DAFTAR ISTILAH ...............................................................................................xii

1. PENDAHULUAN........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4

1.3 Tujuan ................................................................................................... 5

1.4 Manfaat ................................................................................................. 5

2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 6

2.1 Sampah Laut ......................................................................................... 6

2.2 Sumber Sampah Laut ............................................................................ 7

2.3 Jenis Sampah Laut ................................................................................ 8

2.4 Dampak Sampah Laut ......................................................................... 11

2.5 Pengertian dan Sebaran Komunitas Lamun......................................... 13

2.6 Pengertian dan Sebaran Komunitas Mangrove .................................... 14

2.7 Parameter Oseanografi........................................................................ 15

3. METODOLOGI ........................................................................................... 17

3.1 Lokasi & Waktu Penelitian ................................................................... 17

3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 18

3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................. 21

3.3.1 Tahap Persiapan .......................................................................... 22

3.3.2 Metode Pengambilan Data ........................................................... 22

3.3.4 Preparasi dan Sortasi Sampah ..................................................... 24

3.3.5 Pengamatan Visual Pantai dan Substrat....................................... 25

Page 11: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

viii

3.3.6 Analisis Data................................................................................. 25

3.3.7 Analisis Perbandingan .................................................................. 26

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 28

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................. 28

4.1.1 Kondisi Oseanografi ..................................................................... 30

4.2 Identifikasi Komposisi, Berat, Kepadatan Sampah Pada Ekosistem Lamun & Mangrove ........................................................................................ 33

4.2.1 Identifikasi Komposisi, Berat, Kepadatan Sampah Pada Ekosistem Lamun 33

4.2.2 Identifikasi Komposisi, Berat, Kepadatan Sampah Pada Ekosistem Mangrove ................................................................................................... 44

4.3 Kepadatan Relatif Sampah Laut .......................................................... 55

5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 58

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 58

5.2 Saran ................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60

LAMPIRAN ........................................................................................................ 64

Page 12: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jenis Sampah Laut .......................................................................................... 9

2. Ukuran Plastik .................................................................................................. 9

3. Waktu Dekomposisi Sampah ......................................................................... 10

4. Lokasi Pengambilan Sampel .......................................................................... 18

5. Alat dan Bahan Penelitian .............................................................................. 18

6. Kepadatan Relatif Jumlah Sampah Laut Tiap Stasiun ................................... 56

7. Kepadatan Relatif Berat Sampah Laut Tiap Stasiun ...................................... 57

Page 13: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................... 17

2. Prosedur Penelitian........................................................................................ 21

3. Sketsa Survei Sampah Laut ........................................................................... 22

4. Penggunaan Metode Line Transect ............................................................... 24

5. Arah Angin Musim Peralihan 1 ....................................................................... 31

6. Frekuensi Kecepatan Angin ........................................................................... 32

7. Pola Arus Musim Peralihan 1 ......................................................................... 33

8. Jenis Lamun Enhalus acoroides .................................................................... 34

9. Jumlah Sampah Laut Berdasarkan Jenis di Ekosistem Lamun ...................... 35

10. Sampah di Ekosistem Lamun....................................................................... 36

11. Ukuran Sampah Laut di Ekosistem Lamun .................................................. 36

12. Proses Pensortiran Sampah Laut Berdasarkan Ukuran ............................... 37

13. Kondisi Pantai Lumbung .............................................................................. 38

14. Kondisi Menjangan Kecil .............................................................................. 39

15. Kondisi Legon Nipah .................................................................................... 40

16. Berat Sampah di Ekosistem Lamun ............................................................. 41

17. Sampah Terkubur di Substrat Ekosistem Lamun ......................................... 42

18. Kepadatan Jumlah Sampah Ekosistem Lamun ............................................ 43

19. Kepadatan Berat Sampah Ekosistem Lamun ............................................... 43

20. Jenis Mangrove Rhizopora sp. dan Biota di Mangrove ................................ 45

21. Jumlah Sampah Laut Berdasarkan Jenis di Ekosistem Mangrove ............... 45

22. Sampah Laut di Ekosistem Mangrove .......................................................... 47

23. Ukuran Sampah Laut Pada Ekosistem Mangrove ........................................ 48

24. Kondisi dari Pantai Lumbung ....................................................................... 49

25. Kondisi Mrican ............................................................................................. 50

26. Berat Sampah Ekosistem Mangrove ............................................................ 51

27. Kondisi dari Legon Nipah ............................................................................. 52

28. Kumpulan Sampah dari 2 Ekosistem ........................................................... 52

29. Kepadatan Jumlah Sampah Ekosistem Mangrove ....................................... 54

30. Kepadatan Berat Sampah Ekosistem Mangrove .......................................... 55

Page 14: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Uji statistik One Way Anova pada Ekosistem Lamun ............................ 64

2. Hasil Uji statistik One Way Anova pada Ekosistem Mangrove ....................... 67

3. Dokumentasi Kegiatan ................................................................................... 70

Page 15: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

xii

DAFTAR ISTILAH

No Kata Pengertian

1. Identifikasi Meneliti, menelaah suatu kegiatan yang

mencari, menemukan, mengumpulkan,

mendapatkan, mencatat data dari

informasi kebutuhan lapangan.

2. Komposisi Tata susun beberapa macam bentuk

yang terjalin dalam satu kesatuan.

3. Analisis Proses pemecahan suatu masalah

kompleks menjadi bagian-bagian kecil

sehingga bisa lebih mudah dipahami.

4. Kepadatan Hasil bagi jumlah objek terhadap luasan

daerah.

5. Geokimia Ilmu yang mempelajari kandungan

unsur isotop dalam lapisan bumi

terutama yang berhubungan dengan

kelimpahan, penyebaran dan hukum-

hukum yang mengontrolnya.

6. Invasive species Spesies yang bukan asli tempat

tersebut.

7. Vertebrata Hewan yang memiliki tulang belakang.

8. Xenoestrogens Zat berbahaya dalam makanan.

9. Generatif Perkembangbiakan tumbuhan secara

kawin/pembuahan.

Page 16: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lautan dan peisisir merupakan daerah yang berperan penting bagi

produktivitas biologi, geokimia dan kegiatan manusia. Kawasan pesisir pada

dasarnya merupakan batasan antara kawasan laut dan darat yang saling

mempengaruhi satu sama lain baik secara bio-geofisik maupun sosial-ekonomi.

(Mashari dan Mulyani, 2016). Wilayah pesisir umumnya memiliki 3 ekosistem

penyusun antara lain ekosistem padang lamun, ekosistem terumbu karang dan

ekosistem mangrove. Secara bersama-sama ketiga ekosistem tersebut membuat

wilayah pesisir menjadi daerah yang relatif subur dan produktif (Tangke, 2010).

Wilayah pesisir dikenal dengan daerah yang kaya akan sumberdaya alam

dan memiliki beragam potensi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan manusia

guna meningkatkan perekonomian suatu daerah, antara lain sebagai kawasan

perikanan, kawasan pariwisata bahari dan sebagai sarana pendukung

transportasi. Selain itu manusia juga memanfaatkan pesisir sebagai kawasan

industri, agribisnis, agroindustri dan kawasan permukiman dan tempat

pembuangan limbah (Zulkarnaen, 2017). Menurut Adger et al., (2005), populasi

manusia yang beraktivitas tetap di wilayah 100 km dari pantai adalah 33% dari

populasi manusia di dunia (1,2 miliar jiwa pada tahun 2002) dan meningkat terus

sampai 50% pada tahun 2030.

Reaksi atas aktivitas di wilayah pesisir ini dapat berimplikasi negatif seperti

bertambahnya jumlah volume sampah di wilayah pesisir. Ditambah lagi dengan

sampah bawaan yang berasal dari aktivitas laut. Sampah yang diterima

merupakan sampah yang terbawa oleh arus maupun gelombang air laut secara

Page 17: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

2

terus menerus. Sampah tersebut dikenal dengan sebutan sampah laut (marine

debris) (CSIRO,2014).

Sampah laut adalah semua benda dari alam, hasil produksi atau hasil olahan

berupa barang padat yang dibuang ke laut dan berakhir di pesisir. Sampah laut

termasuk yang sengaja dibuang, tidak sengaja dibuang atau yang terangkut dari

daratan melalui sungai, drainase atau sistem pembuangan limbah yang

selanjutnya terbawa arus air dan angin (UNEP, 2005). Marine debris pada

umumnya dihasilkan dari kegiatan antropogenik. Hal ini merupakan ancaman

langsung terhadap habitat laut, ekosistem di daerah pesisir, kesehatan manusia

dan keselamatan navigasi, sehingga mengakibatkan kerugian terhadap aspek

sosial-ekonomi yang serius. Contoh umum sampah laut adalah plastik, bahan

organik, logam, kaca, karet, dan sampah padat lainnya (NOAA, 2015).

Sampah laut dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang

mempengaruhi jejaring makanan, produktivitas ikan berkurang, mempengaruhi

metabolisme tanaman laut seperti lamun, mangrove dan lainnya. Adanya sampah

laut di wilayah mangrove dapat mengakibatkan lapisan tanah tidak dapat ditembus

oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang

dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanah akan

berkurang (Cordeiro dan Costa, 2010). Sampah laut yang menutupi lamun juga

akan menyebakan penetrasi sinar matahari sulit mencapai permukaan daun lamun

dan mengakibatkan rusaknya daun pada lamun (Mandasari, 2014).

Dampak dari sampah laut juga dapat dirasakan pada sektor pariwisata.

Selain mengganggu segi estetika dari wilayah pesisir. Dengan adanya timbulan

sampah yang bau dan berserakan, para wisatawan juga merasakan dampak dari

sampah laut, khususnya pada kegiatan diving, yang menjadikan para penyelam

berenang bersama kumpulan sampah yang ada di laut.

Page 18: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

3

Penyebaran sampah laut sudah sangat memperihatinkan, dari hasil

penelitian (Cozar et al., 2014) memperkirakan sebesar 7.000-35.000 ton sampah

yang masuk ke lautan. Menurut Van Cauwenberghe et al., (2013), memperkirakan

bahwa 10% dari semua plastik yang baru diproduksi akan dibuang melalui sungai

dan berakhir di laut. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh

Jambeck et al., (2015) yang melaporkan bahwa peningkatan sampah laut akan

terjadi pada tahun 2025 jika tidak ditangani secara serius dan semuanya

disebabkan oleh aktivitas antropogenik.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki 16.056 pulau yang

terdaftar di PBB pada Agustus 2017. Indonesia juga merupakan negara maritim

dengan luas laut 3.257 juta km2 dan panjang pantai 99.093 km2. Posisi Indonesia

sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, juga memiliki

catatan sebagai penyumbang sampah laut terbesar kedua di dunia setelah China

(Jambeck et al., 2015). Berbagai dampak dari sampah laut di Indonesia telah

dirasakan, salah satunya adalah hasil penelitian Rochman et al., (2015), yang

menemukan bahwa sebanyak 55% dari ikan konsumsi atau komersial yang

dipasarkan secara keseluruhan untuk Indonesia mengandung partikel atau filamen

plastik yang terdapat pada saluran pencernaannya.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki sekitar 161 juta penduduk

atau sekitar 65% dari jumlah keseluruhan penduduk yang tinggal di daerah pesisir

Indonesia (BPS, 2018). Sehingga dampak dari sampah laut di Indonesia sangat

berpengaruh pada kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya

yang tinggal di wilayah pesisir. Salah satunya penduduk yang berada di pesisir

Kepulauan Karimunjawa, yang sebagian besar aktivitas masyarakatnya dilakukan

dari kegiatan perikanan maupun kegiatan wisata bahari. Kepulauan Karimunjawa

merupakan wilayah yang terletak di bagian utara Pulau Jawa. Secara administratif

merupakan kecamatan yang masuk dalam wilayah utara Kabupaten Jepara,

Page 19: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

4

Provinsi Jawa Tengah. Kepulauan Karimunjawa berada pada posisi 5′ 40" – 5′ 57"

LS dan 110′ 4" – 110′ 40" BT Barat laut Kabupaten Jepara dan berjarak sekitar 45

mil atau sekitar 74 km dari pelabuhan Kartini–Jepara, Jawa Tengah. Pada tahun

1998, Kepulauan Karimunjawa ditetapkan sebagai salah satu dari Taman Nasional

Laut yang menjadi objek pariwisata bahari di Indonesia dengan luas wilayahnya

yang berupa daratan seluas 7.033 ha dan seluas 104.592 ha perairan laut

sehingga luas total keseluruhannya mencapai 111.625 ha. Keanekaragaman

sumber daya alam yang dimiliki meliputi flora hutan mangrove, flora hutan pantai,

flora padang lamun, flora rumput laut, mamalia seperti kera ekor panjang, lumba-

lumba, reptil, pisces, aves, kerang dan coral. Daya tarik utama kawasan ini adalah

ekosistem terumbu karang dan biota laut di dalamnya (Yulvia et al., 2012).

Penelitian sampah laut di wilayah ini akan dalam memberikan data pendukung,

dengan demikian dapat memaksimalkan pengembangan potensi dan mengurangi

dampak negatif dari sampah laut di wilayah ini.

Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini akan dibahas mengenai

identifikasi komposisi, berat dan kepadatan sampah di ekosistem lamun dan

mangrove yang ada di wilayah Kepulauan Karimunjawa khususnya pesisir Pulau

Karimunjawa dan Menjangan Kecil yang berpotensi sebagai lokasi bertumpuknya

sampah dari kegiatan wisata, yang dapat menjadi sumber ancaman penyumbang

sampah bagi kehidupan biota di perairan laut.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi sampah laut di lokasi penelitian baik dari segi jenis,

jumlah berdasarkan ukuran, dan massa sampah laut pada ekosistem lamun

dan mangrove di kawasan pesisir Kepulauan Karimunjawa?

2. Bagaimana kondisi kepadatan sampah laut pada ekosistem lamun dan

mangrove di kawasan pesisir Kepulauan Karimunjawa?

Page 20: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

5

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi komposisi sampah pada ekosistem lamun dan mangrove di

kawasan pesisir Pulau Karimunjawa dan Menjangan Kecil di wilayah

Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah.

2. Mengetahui berat dan kepadatan dari setiap jenis sampah yang ditemukan

pada ekosistem lamun dan mangrove di kawasan pesisir Karimunjawa,

Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah.

1.4 Manfaat

Manfaat yang akan di dapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

Manfaat yang akan didapat oleh pemerintah atau instansi terkait dari

penelitian ini adalah berupa komposisi dan berat sampah laut di wilayah

Karimunjawa yang nantinya dapat dijadikan sebagai data pendukung untuk

mengeluarkan kebijakan.

2. Bagi Masyarakat

Manfaat yang didapat oleh masyarakat dari penelitian ini adalah

pengetahuan tambahan mengenai komposisi dan berat sampah laut yang

dapat dimanfaatkan oleh masyarkat untuk pengelolaan dan pemanfaatan

sampah yang optimal.

3. Bagi Akademisi

Manfaat yang didapat oleh akademisi dari penelitian ini adalah sebagai

sumber bacaan baru atau refrensi yang dapat dijadikan sebagai acuan

maupun pembanding untuk penelitian selanjutnya.

Page 21: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

6

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah Laut

Sampah adalah sisa kegiatan manusia sehari-hari atau proses alam yang

berbentuk padat. Penghasil sampah adalah dari setiap orang atau akibat dari

proses alam seperti sampah kiriman dari wilayah daratan atas yang mengalir dari

sungai atau selokan yang bermuara ke pesisir, sampah dari masyarakat yang

tinggal dan melakukan aktivitas di wilayah pesisir. Sampah sendiri memililiki tiga

bentuk keadaan seperti limbah berbentuk padat, berbentuk cair dan juga

berbentuk gas (Renwarin, 2002).

Menurut Mandala (2016), sampah menjadi salah satu sektor penyumbang

gas rumah kaca karena menghasilkan gas metana. Selama ini sampah yang

berada di daratan merupakan masalah yang tidak pernah dapat terseleseikan bagi

seluruh masyarakat dunia. Sampah tersebut akan mengalir melalui sungai atau

saluran air lainnya karena terbawa air hujan atau angin ke laut dan pergerakan

arus membawanya hingga ke pantai kolom air, dasar perairan atau tetap

mengapung dan selanjutnya disebut sampah lautan.

Menurut Isman (2016), saat ini jenis sampah laut merupakan sesuatu yang

menarik untuk diteliti sebab menimbulkan dampak yang membahayakan bagi

keberlangsungan hidup organisme yang terdapat di laut, selain itu sampah laut

dapat menyebarkan penyakit terhadap manusia. Sampah laut atau yang sering

disebut dengan istilah marine debris didefinisikan sebagai bahan padat persisten

yang diproduksi atau diproses secara langsung atau tidak langsung, sengaja atau

tidak sengaja, dibuang atau ditinggalkan ke dalam lingkungan laut seperti barang-

barang yang digunakan misalnya kaca atau botol plastik, kaleng, tas, balon, karet,

logam, fiberglass, puntung rokok, dan bahan-bahan lainnya yang berakhir di laut

Page 22: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

7

dan di sepanjang pantai, selain itu alat tangkap seperti jaring, tali, kait, pelampung

yang sengaja atau tidak sengaja dibuang di laut (Reisser et al., 2014).

2.2 Sumber Sampah Laut

Menurut Allison et al., (2007), menyatakan bahwa penyebab terjadinya

pencemaran perairan yang disebabkan karena adanya kegiatan di darat (land

based marine pollution) dapat digolongkan ke dalam empat kategori yaitu:

1. Pencemaran disebabkan limbah industri (industrial poluution)

2. Pencemaran disebabkan karena limbah/sampah rumah tangga (sewage

pollution)

3. Pencemaran disebabkan karena sedimentasi (sedimentation pollution)

4. Pencemaran karena disebabkan kegiatan pertanian (agricultural pollution)

Peningkatan sampah laut di wilayah pesisir berasal dari berbagai sumber

serta kegiatan yang menghasilkan sampah, yang pada umumnya disebabkan oleh

aktivitas manusia/antropogenik (Jambeck et al., 2015). Diperkirakan sekitar 10%

sampah khususnya plastik dibuang di wilayah perairan. Menurut NOAA (2015),

sumber sampah laut berdasarkan aktivitas manusia (antropogenik) maupun

pengaruh alam yaitu:

1. Wisata Pantai

Meningkatnya pengunjung yang berwisata di daerah pesisir, menjadi salah

satu faktor meningkatnya sampah laut. Hal ini ditambah lagi dengan

banyaknya pengunjung yang tidak bertanggung jawab yang membuang

sampah secara sembarangan seperti, botol, punting rokok dan lain

sebagainya. Sampah yang dibuang nantinya terbawa arus laut dan

selanjutnya meningkatkan jumlah dan volume sampah di perairan.

2. Nelayan

Aktivitas nelayan merupakan salah satu faktor meningkatnya sampah di

perairan laut. Hal ini dikarenakan banyaknya nelayan dengan sengaja

Page 23: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

8

membuang alat tangkap seperti jaring, pengait yang tak terpakai di laut.

Berdasarkan laporan NOAA (2015), bahwa pemerintah Amerika Serikat

mengeluarkan larangan untuk membuang sampah di laut, hal ini

dikarenakan banyaknya sampah laut dari aktivitas nelayan mengganggu

navigasi di perairan.

3. Daratan

Sampah pemukiman yang dibuang secara sembarangan dapat berakhir di

laut, hal ini di karenakan sampah akan terbawa oleh aliran hujan yang

kemudian masuk ke sungai dan akan terbawa ke laut.

4. Industri

Salah satu sampah yang dihasilkan di bidang industri adalah plastik. Plastik

merupakan salah satu bahan baku yang sering digunakan dalam kegiatan

industri, namun dalam pengelolaannya tidak semuanya digunakan. Jika

tidak adanya tanggung jawab terhadap sisa bahan baku, maka pada

akhirnya plastik akan berakhir di perairan dan menjadi sampah laut.

Berdasarkan hasil laporan Organisasi Australia limited (2016), dari

temuannya yang membahas masalah marine debris, dijelaskan bahwa sumber

utama sampah berasal dari kegiatan manusia di lingkungan darat dan laut.

Temuan tersebut menjelaskan bahwa 60-80% sampah laut bersumber dari

kegiatan yang terjadi di daratan yang kemudian masuk ke lingkungan

laut/perairan melalui aliran run-off. Disamping itu aktivitas yang dilakukan di laut

seperti penangkapan ikan, jalur perhubungan laut, serta wisata juga dapat

menyumbangkan sampah.

2.3 Jenis Sampah Laut

Plastik merupakan konsumsi umum bagi masyarakat modern dan sebagian

besar plastik hanya dikonsumsi sekali. Akibatnya banyak tumpukan sampah

Page 24: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

9

plastik akan mencemari lingkungan dan menjadi sampah laut. Menurut Renwarin

et al., (2002) jenis-jenis sampah terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Sampah organik. Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun

tumbuhan dan hewan yang di ambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan

pertanian, perikanan atau sampah yang lain. Sampah ini dapat dengan

mudah diuraikan dalam proses alami. Sebagian besar sampah rumah

tangga merupakan sampah organik misalnya sampah dari dapur, sisa

tepung, sayuran, kulit buah dan dedaunan.

2. Sampah anorganik. Sebagian sampah anorganik secara keseluruhan tidak

dapat diuraikan oleh alam, sedangkan sebagian lainnya hanya dapat

diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat

rumah tangga, misalnya berupa botol, plastik, tas plastik.

Sampah laut dapat dikategorikan dalam beberapa kelas, seperti yang

ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis Sampah Laut (NOAA, 2015)

No. Jenis Sampah Laut

1. Plastik 2. Logam/Metal 3. Kaca 4. Karet 5. Organik

6. Lain-lain

Menurut Lippiat et al., (2013), sampah laut dapat dibagi berdasarkan ukuran

seperti yang ditampilkan pada Tabel 2

Tabel 2. Ukuran Plastik (Lippiat et al., 2013)

No. Jenis Skala

1. Mega >1 m 2. Makro >2,5 cm–1 m 3. Meso >5 mm–2,5 cm 4. Mikro 1 μm–5 mm 5. Nano <1 μm

Page 25: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

10

Ukuran sampah diklasifikasikan menjadi 5 bagian, yaitu:

1. Mega-debris merupakan ukuran sampah yang panjangnya >1 m yang pada

umumnya didapatkan diperairan lepas.

2. Macro-debris merupakan ukuran sampah yang panjangnya berkisar >2,5 cm

sampai <1 m. Pada umumnya sampah ini ditemukan di permukaan perairan.

3. Meso-debris merupakan sampah laut yang berukuran >5 mm sampai <2,5

cm. Sampah ini pada umumnya terdapat di permukaan perairan maupun

tercampur dengan sedimen.

4. Micro-debris merupakan jenis sampah laut yang sangat kecil dengan ukuran

>0,33 mm sampai 5,0 mm. Sampah yang berukuran seperti ini sangat

mudah terbawa oleh arus dan itu sangat berbahaya karena dapat dengan

mudah masuk ke organ tubuh organisme laut seperti ikan dan kura-kura.

5. Nano-debris merupakan jenis sampah laut yang ukurannya <1 μm. Sama

halnya dengan Micro-debris sampah ini sangat berbahaya karena dapat

dengan mudah masuk ke dalam organ tubuh organisme.

Menurut (Coe and Rogers, 1997) dalam (Walalangi, 2012), jenis sampah

organik dan anorganik biasanya dapat ditemukan di wilayah pesisir pantai di

sekitar muara sungai lengkap dengan waktu dekomposisinya di lingkungan pesisir

tersaji di Tabel 3, sebagai berikut:

Tabel 3. Waktu Dekomposisi Sampah (Coe and Rogers, 1997) dalam (Walalangi,

2012).

Jenis Sampah Waktu Dekomposisi

(Tahun)

Botol kaca ( glass bottle ) 1.000.000 Tali pancing ( monofilament fishing line ) 600 Botol minuman plastik ( plastic beverage bottle ) 450 Pampers ( disposable diapers ) 450 Kaleng alumunium ( alumunium can ) 80-200 Pelampung plastik ( foamed plastic buoy ) 80 Sepatu boot karet ( ruber boot sole ) 50-80 Cangkir plastik ( foamed plastic buoy ) 50 Kaleng ( tin can ) 50

Page 26: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

11

Jenis Sampah Waktu Dekomposisi

(Tahun)

Bahan nilon ( nylon fabric ) 30-40 Kantong plastik ( plastic bag ) 10-20 Puntung rokok ( cigarette filter ) 1-5 Kaus kaki wol ( wool sock ) 1-5 Tripleks ( plywood ) 1-3 Kotak karton susu ( waxed milk ) 3 Bulan Kertas Koran ( newspaper ) 6 Minggu Kulit jeruk atau pisang ( orange or babana peel ) 2-5 Minggu

2.4 Dampak Sampah Laut

Sampah laut yang berada didalam ekosistem laut memiliki beberapa

dampak, tidak hanya bagi ekosistem laut dan sekitarnya namun juga bagi sektor

perekonomian dan kesehatan. Banyak spesies laut tewas seperti burung laut,

kura-kura, ikan paus, lumba-lumba, duyung, ikan, kepiting, buaya, dan banyak

spesies lainnya. Diperkirakan antara 5000 sampai 15000 kura-kura telah mati

karena terjerat oleh jaring ikan yang sudah tidak terpakai (CSIRO, 2014).

Secara garis besar, marine debris ini menimbulkan kerusakan terhadap

ekosistem pesisir yang menghambat pertumbuhan mangrove, menutup polip

terumbu karang sehingga merusak pertumbuhan ekosistem karang, mengganggu

pertumbuhan lamun, dan menutupi organisme dasar laut lainnya. Menurut NOAA

(2013), ada beberapa dampak yang ditimbulkan karena adanya sampah plastik,

yaitu:

1. Dampak ekologi

Sampah laut dapat menutupi karang, sehingga cahaya merupakan suplai

utama pertumbuhan karang akan berkurang dan mempengaruhi

pertumbuhan terumbu karang, yang merupakan habitat bagi sebagian biota

laut.

Page 27: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

12

2. Dampak ekonomi

Sampah laut memiliki dampak yang sangat besar dibidang ekonomi

khususnya pariwisata. Hal ini ditimbulkan kepada manusia sehingga dapat

mengurangi keuntungan ekonomi akibat sampah yang terdapat digaris

pantai dan memberikan pemandangan yang kurang baik. Selain itu, sampah

laut yang menempel di badan organisme seperti ikan, akan mempengaruhi

nilai jual ikan komersil sehingga akan merugikan nelayan.

3. Dampak manusia

Sampah laut sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia, dari kontak

langsung dengan benda tajam seperti kaca pecah, logam berkarat, dan

benda tajam lainnya yang ada di pantai ataupun di dasar perairan.

4. Dampak biota perairan

Dampak sampah laut terutama jenis plastik pada biota perairan yang telah

dicatat dalam beberapa penelitian berdampak pada 135 spesies vertebrata

dan 8 spesies avertebrata laut seperti terlilit, terikat atau tersangkut sampah

laut. Sampah laut juga mempercepat invasi spesies asing (invasive species)

yang berasosiasi dengan sampah laut dan terangkut ke habitat baru. Selain

bahan toksik yang terkandung dalam sampah plastik, sampah plastik juga

dapat mengakibatkan biota laut terjerat atau tertutup oleh plastik dan sulit

melepaskan diri dan pada biota yang makan marine debris sampah plastik

yang berukuran mikro juga dapat termakan oleh hewan-hewan benthic,

sehingga dapat mengakibatkan biota laut mengalami kerusakan saluran

pencernaan dan malnutrisi. Bahkan pada hewan darat juga dapat

menganggap plastik sebagai makanannya, seperti yang terjadi pada hewan

darat yang habitatnya di wilayah pesisir Macaca.

Penumpukan sampah di daerah intertidal juga mengakibatkan munculnya

masalah lingkungan fisik seperti bau tidak sedap, menurunnya estetika diwilayah

Page 28: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

13

sekitarnya. Selain itu juga akan adanya masalah lingkungan dari sisi kimianya

seperti gas metan, CO2, CO, sedangkan untuk masalah lingkungan dari sisi

biologisnya akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat yang ada di

sekitarnya. Sampah merupakan habitat bagi berkembangnya bakteri patogen

yang menimbulkan penyakit pada manusia (Slamet, 1994).

Dampak yang ditimbulkan dari sampah laut khususnya sampah plastik

sangatlah bersifat luas dan mendalam terhadap keanekaragaman hayati. Banyak

spesies laut tewas seperti burung laut, kura-kura, ikan paus, lumba-lumba,

duyung, ikan, kepiting, buaya dan spesies lainnya. Temuan baru dilaporkan

bahwa adanya dampak kimia dan mengalami stress bagi satwa liar yang telah

mengonsumsi sampah plastik. Beberapa plastik juga terbukti mengandung bahan

berupa xenoestrogens yang telah terbukti mengganggu perkembangan reproduksi

dari ikan (Reisser et al., 2014).

2.5 Pengertian dan Sebaran Komunitas Lamun

Lamun adalah tumbuhan angiospermae atau tumbuhan berbunga yang

memiliki daun, batang dan akar sejati yang telah beradaptasi untuk hidup

sepenuhnya di dalam air laut (Mandasari, 2014). Lamun merupakan tumbuhan

yang dapat hidup di laut karena mampu hidup di air asin, dapat berfungsi normal

dalam keadaan terbenam, mempunyai sistem perakaran yang berkembang secara

baik dan mampu melaksanakan daur ulang generatif dalam keadaan terbenam

(Den Hartog, 1970).

Fungsi ekologis ekosistem lamun adalah sebagai produsen primer, pendaur

unsur hara, penstabil substrat, penangkap sedimen, habitat dan makanan serta

tempat berlindung organisme lainnya. Selain itu, ekosistem lamun juga

berhubungan dengan ekosistem terumbu karang dan mangrove, sehingga penting

untuk pengelolaan perairan pantai secara terpadu (Hartati et al., 2012). Tingginya

Page 29: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

14

produktivitas primer di daerah lamun dan kemampuaannya meredam kekuatan

arus dan gelombang membuat kawasan ini sangat menarik dan nyaman bagi

kehidupan organisme perairan, baik sebagai tempat untuk mencari makan

(feeding ground), tempat memijah (Spawning ground) ataupun tempat untuk

pembesaran anak/larva/juvenile (Nursery ground) (Hartati et al., 2012)

Menurut penelitian yang dilakukan Hartati et al., (2012), sebaran komunitas

lamun yang ada di perairain Karimunjawa tergolong komunitas campuran (mixed

community). Adapun jenis-jenis lamun tersebut seperti Thalassia hemprichii,

Cymodocea serrulata, Halodule pinifolia, Halodule uninervis dan Halophila ovalis.

2.6 Pengertian dan Sebaran Komunitas Mangrove

Ekosistem mangrove adalah ekosistem yang berada di daerah tepi pantai

yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut sehingga akarnya selalu tergenang

air. Ekosistem mangrove berada diantara level pasang naik tertinggi sampai level

sekitar atau diatas permukaan laut rata-rata pada daerah pantai yang terlindungi

dan menjadi pendukung berbagai jasa ekosisten di sepanjang garis pantai di

kawasan tropis (Utomo et al., 2017).

Menurut Setyawan et al., (2006), Indonesia merupakan kawasan ekosistem

mangrove terluas di dunia. Ekosistem ini memiliki peranan ekologi sosial-ekonomi,

dan sosial-budaya yang sangat penting. Fungsi ekologi mangrove meliputi

sekuestrasi karbon, remediasi bahan pencemar, menjaga stabilitas pantai dari

abrasi, intrusi air laut, dan gelombang badai, menjadi tempat pemijahan dan

pembesaran berbagai jenis ikan, udang, kerang, burung, dan fauna lain, serta

pembentuk daratan. Selain itu terdapat juga fungsi sosial-ekonomi dari mangrove

meliputi kayu bangunan, kayu bakar, kayu lapis, bubur kertas, tiang telepon, tiang

pancang, bagan penangkap ikan, dermaga, bantalan kereta api, dan kayu untuk

mebel.

Page 30: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

15

Wilayah kepulauan Karimunjawa mempunyai ekosistem mangrove yang

relatif masih asli dan tersebar hampir di seluruh kepulauan Karimunjawa dengan

luasan yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil kegiatan invetarisasi penyebaran

mangrove di wilayah Kepulauan Karimunjawa tahun 2002 ditemukan 44 spesies

mangrove yang termasuk dalam 25 famili. Kawasan pelestarian mangrove

ditemukan 25 spesies mangrove sejati dari 13 famili dan 18 spesies ikutan dari 7

famili, sedangkan di luar kawasan ditemukan 5 spesies mangrove ikutan dari 5

famili berbeda. Pohon hutan mangrove di kawasan Pulau Karimunjawa di dominasi

jenis Exoccaria agllocha sedangkan jenis yang penyebarannya paling luas adalah

Rhizopora stylosa (Simanjuntak et al., 2015).

2.7 Parameter Oseanografi

Oseanografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang lautan dan

segala aspeknya. Dalam persoalan yang terjadi mengenai distribusi sampah laut

diperairan, disebabkan karena adanya faktor fisik yang membawa sampah dari

satu lokasi ke lokasi yang lain. Terdapat beberapa faktor fisik oseanografi yang

berperan dalam distribusi/perpindahan sampah di perairan, sehingga

menimbulkan terakumulasinya sampah tersebut pada suatu tempat. Arus dan

angin merupakan 2 parameter yang berpengaruh dalam peristiwa ini.

1. Arus

Menurut Daruwedho et al., (2016), arus laut permukaan merupakan gerakan

massa air yang disebabkan oleh angin yang berhembus di permukaan laut

pada kedalaman kurang dari 200 m yang berpindah dari satu tempat yang

bertekanan udara tinggi ke tempat lain yang bertekanan udara rendah yang

sangat luas dan terjadi pada seluruh lautan di dunia. Proses pergerakan

massa air tersebut menyebabkan terbawa nya sampah ke dalam laut

(Nontji, 1993).

Page 31: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

16

2. Angin

Menurut Satrio (2018), angin didefinisikan sebagai gerakan udara mendatar

(horizontal) yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara antara dua

tempat. Angin yang berhembus di permukaan perairan akan menimbulkan

wind wave, yaitu gelombang yang ditimbulkan oleh angin. Selain

menyebabkan terjadinya arus, angin juga dapat menimbulkan gelombang di

permukaan air. Energi angin berasal dari perbedaan tekanan antar lapisan

atmosfer yang kemudian energi tersebut ditransfer ke gelombang.

Pergerakan gelombang yang terjadi diperairan dapat menimbulkan

pengadukan, sehingga sampah terdapat di dasar perairan akan terangkat ke

permukaan yang akan membentuk akumulasi sampah pada suatu

daerah/kawasan (Brunner, 2014).

Page 32: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

17

3. METODOLOGI

3.1 Lokasi & Waktu Penelitian

Penelitian mengenai identifikasi komposisi dan berat sampah laut di

ekosistem lamun dan mangrove berlangsung pada 16-21 Maret 2019 di wilayah

Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah. Adapun peta lokasi penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel sampah laut dilakukan pada 4 lokasi yaitu:

Menjangan kecil, Pantai lumbung, Legon Nipah dan Mrican (Tabel 4). Pemilihan

Lokasi titik sampling tersebut mempertimbangkan tingkat aktivitas yang terjadi di

sekitar lokasi sampling dan letak dari keberadaannya ekosistem lamun dan

mangrove.

Page 33: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

18

Tabel 4. Lokasi Pengambilan Sampel

Stasiun Sampling

Lokasi Sampling

Keterangan Titik Koordinat

Stasiun 1 Menjangan Kecil

Ekosistem Lamun 553’58.88” S 11024’35.98” E

Stasiun 2 Pantai Lumbung

Ekosistem Lamun 552’24.76” S 11025’58.28” E

Stasiun 3 Legon Nipah Ekosistem Lamun 550’2.61” S 11028’46.16” E

Stasiun 4 Pantai Lumbung

Ekosistem Mangrove 551’58.88” S 11025’52.99” E

Stasiun 5 Mrican Ekosistem Mangrove 548’58.20” S 11027’12.43” E

Stasiun 6 Legon Nipah Ekosistem Mangrove 549’57.68” S 11028’29.65” E

3.2 Alat dan Bahan

Penelitian mengenai sampah laut ini memerlukan alat dan bahan yang

digunakan selama kegiatan berlangsung. Alat dan bahan yang digunakan dapat

dilihat masing-masing pada Tabel 5.

Tabel 5. Alat dan Bahan Penelitian

No. Alat&Bahan Gambar Fungsi

1. GPS

Untuk mengetahui titik koordinat

2. Kamera

Untuk dokumentasi selama kegiatan

Page 34: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

19

No. Alat&Bahan Gambar Fungsi

3. Serokan Jaring

Untuk menjangkau sampah perairan

4. Timbangan Berat (125

kg)

Untuk mengukur berat sampel makro dan

mega

5. Digital Scale

Untuk mengukur berat

sampel meso

6. Tali Rafia

Untuk membuat

transek garis

7. Karung Goni

Untuk wadah sampel

8. Roll Meter

Untuk PIT (Point Intercept Transect)

Page 35: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

20

No. Alat&Bahan Gambar Fungsi

9. Mistar/ Penggaris

Untuk mengukur panjang sampel

10. Sarung Tangan

Untuk melindungi tangan dari benda

tajam

11. Booties

Untuk melindungi kaki dari hewan laut yang

berbahaya

12. Alat Tulis

Untuk mencatat data

13. Sampah

Untuk bahan utama penelitian

14. Air Bersih

Untuk membersihkan sampah yang didapat

Page 36: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

21

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dibuat untuk memudahkan dalam melakukan

penelitian, sehingga dapat diketahui untuk langkah-langkah pengerjaannya.

Prosedur penelitian secara sederhananya dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Prosedur Penelitian

Page 37: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

22

3.3.1 Tahap Persiapan

Masuk ke dalam tahap persiapan yang dilakukan pada penelitian ini terbagi

menjadi studi literatur yang berkaitan dengan judul penelitian, penentuan metode

penelitian, survei lokasi pengambilan sampel, kemudian pengumpulan alat dan

bahan yang digunakan selama penelitian berlangsung.

3.3.2 Metode Pengambilan Data

Penentuan lokasi yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan

metode purposive sampling. Penerapan metode tersebut dilakukan dengan dasar

adanya penentuan khusus titik pengambilan sampel, sehingga memungkinkan

untuk mendapatkan jenis sampah laut yang beragam dalam satu kali pengambilan

sampel. Selanjutnya dalam menentukan lokasi penelitian, dilakukan pengecekan

jadwal pasang surut perairan, hal ini sesuai dengan penelitian (Opfer et al., 2012),

bahwa tinggi rendahnya permukaan air (pasang surut) yang terjadi akan

mempengaruhi volume/kuantitas sampah yang terdapat pada suatu daerah. Selain

itu, dalam penentuan plot pengambilan sampah laut dilakukan berdasarkan letak

keberadaan dari ekosistem lamun dan mangrove. Hal ini dilakukan karena

pengambilan sampel akan terfokus pada kedua ekosistem tersebut. Pemasangan

plot berdasarkan dengan standar internasional yang dikeluarkan NOAA (2012)

(Gambar 3).

Gambar 3. Sketsa Survei Sampah Laut (NOAA, 2012)

Page 38: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

23

Pengambilan data sampah laut dilakukan pada pesisir pantai dengan

menggunakan transek garis (line transect). Data sampah laut dikumpulkan dalam

garis transek secara garis lurus dengan ukuran 100 m x 50 m (50 meter ke arah

laut dan 50 meter ke arah darat), yang dimana terbagi menjadi 3 line transect

dengan jarak 25 meter pada setiap line transect-nya. Ilustrasi dari metode tersebut

dapat dilihat pada Gambar 4. Metode yang digunakan ini merupakan hasil dari

modifikasi penelitian NOAA (2012) dengan menggunakan line transect sepanjang

100 m secara perpendicular (tegak lurus). Sampel sampah laut yang diambil

menggunakan tangan dan serokan jaring, kemudian dibatasi berdasarkan

klasifikasi ukuran sampah laut menurut Lippi et al., (2013), dengan klasifikasi

ukuran untuk meso >0,5 cm–2,5 cm, >2,5 cm–1 m untuk ukuran sampel makro,

dan >1 m untuk ukuran makro. Semua sampah padat laut yang telah diambil,

dimasukkan ke dalam karung goni untuk dilakukan penimbangan dan persortiran

sampah.

Pengambilan sampel pada ekosistem mangrove juga dilakukan dengan

menggunakan metode yang sama yaitu line transect, namun yang berbeda

terdapat pada ukuran luasan transeknya adalah 50 m x 100 m (50 meter dari

mangrove terluar ke arah dalam dengan garis tegak lurus), line transect tersebut

terbagi menjadi 5 bagian dengan jarak 25 meter pada setiap line transect.

Kemudian semua sampah padat laut yang telah diambil, dimasukkan ke dalam

karung goni untuk dilakukan penimbangan dan persortiran sampah.

Page 39: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

24

Gambar 4. Penggunaan Metode Line Transect (Isman, 2016)

3.3.4 Preparasi dan Sortasi Sampah

Proses preparasi dan sortasi sampel dilakukan setelah semua sampel

terkumpul. Sampel sampah laut yang telah terkumpul dan dimasukkan ke dalam

karung goni, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pencucian sampel

dengan air bersih untuk menghilangkan pasir yang menempel pada sampel.

Kemudian sampel tersebut dikeringkan dibawah matahari selama ±3 hari, lalu

sampel tersebut ditimbang. Langkah selanjutnya dilakukan sortasi sampel setelah

semua tahap preparasi terlaksana. Pada prinsipnya proses sortasi dilakukan untuk

menentukan klasifikasi jenis sampah dari komoditas itu sendiri. Penelitian kali ini

melakukan sortasi sampel berdasarkan jenis dan ukuran sampel sampah. Dalam

mengklasifikasikan jenis sampah mengikuti klasifikasi yang dilakukan oleh NOAA

(2015) yang terdapat pada Tabel 1. Kemudian untuk mengkategorikan ukuran

sampah diukur dengan menggunakan penggaris mengikuti klasifikasi yang

disampaikan oleh (Lippi et al., 2013) yang terdapat pada Tabel 2.

Sampah yang telah dikarakterisasi tersebut, selanjutnya dilakukan

perhitungan jumlah dan pengukuran panjang setiap jenis sampah tersebut dengan

menggunakan penggaris. Pengukuran bertujuan untuk mengkategorikan ukuran

sampah laut berdasarkan klasifikasi ukuran sampah yang disampaikan oleh (Lippi

Page 40: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

25

et al., 2013). Selanjutnya, sampah laut ditimbang dengan menggunakan

menggunakan timbangan berat digital (125 kg) untuk mengetahui berat total

massa sampah dari sampel makro (>2,5 cm–1 m) dan mega (>1 m), sedangkan

untuk ukuran meso (>5 mm–2,5 cm) menggunakan digital scale dengan ketelitian

2 angka di belakang koma. Kemudian dilakukan analisis jumlah, jenis, dan bobot

sampah

3.3.5 Pengamatan Visual Pantai dan Substrat

Pengamatan visual dilakukan untuk mengetahui vegetasi yang tumbuh di

sekitar lokasi penelitian, misalkan flora dan faunanya. Jenis substrat diketahui

dengan menggunakan teknik meremas sedimen untuk membedakan jenis

sedimen berpasir, pasir berlumpur, dan lumpur secara kualitatif. Apabila tekstur

sedimen yang digenggam terasa kasar dan tidak lengket ditangan, maka

diasumsikan sebagai jenis sedimen berpasir, sedangkan untuk jenis sedimen pasir

berlumpur, pada saat digenggam akan sedikit lengket namun bertekstur agak

kasar, selanjutnya untuk sedimen berlumpur, teksturnya halus dan tidak mudah

terurai (Hanafiah, 2007).

3.3.6 Analisis Data

Hasil data yang diperoleh, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan

rumus-rumus sebagai berikut:

1. Analisis Data Sampah

Data sampah diambil dari sampah yang telah diamati seperti jumlah, berat,

komposisi dan kepadatan sampah pada lokasi pengambilan sampel. Data

sampah yang terdiri dari jumlah potongan (buah) dan berat (kg) tersebut

dibuat perbandingan dengan luas (m2) dengan persamaan sebagai berikut:

Page 41: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

26

𝐶 =𝑛

(𝑤 × 𝑙)

Keterangan:

n = jumlah sampah yang diambil tiap kategori

C = Konsentrasi jumlah sampah (buah/ m2)

W = lebar area transek (m)

l = Panjang transek (m)

(Lippi et al., 2013)

Kepadatan dan kepadatan relatif sampah tersebut dianalisis dengan

persamaan sebagai berikut (modifikasi dari Coe dan Rogers 1997) dalam

(Hermawan, 2017):

1. Kepadatan (jumlah sampah)

Jumlah sampah dalam tiap kategori (buah)

Luasan area (m2)

2. Kepadatan (berat sampah)

Berat sampah dalam tiap kategori (buah)

Luasan area (m2)

3. Kepadatan relatif (jumlah sampah)

Jumlah sampah dalam tiap kategori (buah)

Jumlah total sampah dalam semua kategori (buah)× 100%

4. Kepadatan relatif (berat sampah)

Berat sampah dalam tiap kategori (gr)

Jumlah total berat sampah semua kategori× 100%

3.3.7 Analisis Perbandingan

Hasil dari pengolahan data yang didapatkan, selanjutnya dianalisis dengan

analisis deskriptif dan analisis kuantitatif dengan uji statistik One Way Anova

menggunakan aplikasi SPSS 20.00. Penggunaan analisis tersebut untuk melihat

rata-rata perbedaan jumlah sampah berdasarkan jenis, ukuran serta massa/berat

Page 42: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

27

sampah pada ekosistem lamun dan ekosistem mangrove di lokasi penelitian.

Selanjutnya, jika terdapat perbedaan yang signifikan maka dilakukan Uji lanjut

(Post Hoc) dengan menggunakan uji tukey.

Page 43: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

28

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di pesisir dan pulau kecil wilayah Kepulauan

Karimunjawa. Terdapat 4 lokasi pengambilan sampel dan 6 stasiun yang dimana

3 stasiun berada di ekosistem pesisir yang terdapat lamun dan 3 stasiun berada

di ekosistem mangrove. Pembagian stasiunnya adalah, Menjangan Kecil terdapat

1 stasiun lamun, Pantai Lumbung terdapat 1 stasiun lamun dan 1 stasiun

mangrove, Legon Nipah terdapat 1 stasiun lamun dan 1 stasiun mangrove dan

yang terakhir Ujung Merican terdapat 1 stasiun mangrove. Penjabaran singkat

mengenai lokasi penelitian terdapat pada point-point berikut.

A. Menjangan Kecil

Menjangan kecil merupakan salah satu pulau kecil yang berada di

Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah.

Membutuhkan waktu sekitar 20 menit dari pulau utama Karimunjawa ke arah barat

untuk sampai ke Pulau Menjangan Kecil. Pulau ini memiliki substrat pasir

berkarang dan dikenal dengan keindahan terumbu karang yang menjadi andalan

dari Pulau Menjangan Kecil. Pulau Menjangan Kecil juga terdapat penangkaran

hiu yang menjadikan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke sana. Selain

itu, di pulau ini terdapat resor sehingga para wisatawan atau peneliti bisa

menghabiskan malam dengan nyaman.

B. Pantai Lumbung

Pantai lumbung merupakan salah satu pantai yang berada di wilayah

Karimunjawa, tepatnya pada Desa Jatikerep, Karimunjawa, Kabupaten Jepara.

Pantai ini berada di kawasan padat penduduk dan banyak resor untuk penginapan

di sekitarnya. Selain itu terdapat dermaga yang lokasinya berada di utara Pantai

Page 44: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

29

Lumbung, tepatnya dekat dengan ekosistem mangrove. Dermaga ini biasa

digunakan penyeberangan oleh kapal kecil untuk kegiatan pariwisata ke pulau-

pulau kecil yang ada di Karimujawa. Pantai lumbung memiliki substrat pasir

berlumpur dengan kondisi yang cenderung kotor dan berbau.

C. Legon Nipah

Legon Nipah adalah salah satu teluk yang berada di wilayah Karimunjawa,

Jepara, Jawa Tengah. Teluk ini dikasih nama nipah dikarenakan terdapat banyak

pohon nipah sekelilingnya. Kondisi di sekitar Legon Nipah cenderung lebih sepi

dibandingkan tempat sampling lainnya karena tidak ada masyarakat yang tinggal

menetap di wilayah ini, yang ada hanya kegiatan para nelayan untuk mencari ikan

di sekelilingnya. Legon Nipah memiliki substrat pasir berkarang yang terdapat

ekosistem mangrove dan lamun di dalamnya, yang dimana menjadi tempat

pengambilan sampling oleh penulis.

D. Mrican

Mrican merupakan daerah yang secara administratif masuk ke dalam Desa

Kemujan, Pulau Kemujan yang dimana terdapat aktivitas budidaya rumput laut di

lokasi ini. Pulau Kemujan awal mulanya merupakan suatu pulau yang terletak di

bagian utaranya Karimunjawa dan terpisah dari Karimunjawa. Namun, seiring

dengan berjalannya waktu pulau ini menjadi tersambung dengan Karimunjawa

karena dibuatnya jembatan penghubung antara Kemujan dengan Karimunjawa

oleh pemerintah setempat. Sejak adanya jembatan tersebut, akses untuk menuju

ke daerah ini dapat ditempuh dengan jalur darat. Mrican sendiri merupakan

kawasan yang padat penduduk dan memiliki substrat pasir berkarang yang

terdapat ekosistem mangrove untuk melakukan sampling di sana.

Wilayah Karimunjawa merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 27

pulau yang termasuk dalam kawasaan Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ),

dimana permukiman penduduknya hanya terdapat di lima pulau besar, yaitu Pulau

Page 45: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

30

Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau nyamuk dan Pulau Genting.

Daerah Kepulauan Karimunjawa beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin laut

yang bertiup sepanjang hari dengan suhu rata-rata 26-30 oC dengan suhu

minimum 22 oC dan suhu maksimum 34 oC (Yulvia et al., 2012).

4.1.1 Kondisi Oseanografi

Berdasarkan data yang diperoleh dari ECMWF tahun 2018 didapatkan hasil

arah angin beserta kecepatannya berupa wind rose (Gambar 5) di perairan

Karimunjawa pada bulan Maret 2018 cenderung bergerak ke segala arah dengan

kecepatan yang berbeda. Angin yang berhembus dari selatan ke utara dengan

kecepatan 4-17 knots. Angin yang bergerak dari tenggara ke barat laut dengan

kecepatan 4-7 knots. Angin yang bergerak dari timur ke barat dengan kecepatan

4-11 knots. Angin yang bergerak dari timur laut ke barat daya memiliki kecepatan

yang sama dengan angin yang bergerak dari timur ke barat yaitu sebesar 4-11

knots. Angin yang bergerak dari utara ke selatan memiliki kecepatan sebesar 4 -

17 knots.

Perairan Kepulauan Karimunjawa termasuk ke dalam monsun timur dan

barat serta dua musim peralihan yakni musim peralihan 1 dan peralihan 2

(Balitbang Provinsi Jawa Tengah, 2003). Musim-musim tersebut sangat

mempengaruhi kondisi hidrooseanografi perairan Kepulauan Karimunjawa seperti

arus laut yang mengalir dari barat ke timur (dikenal sebagai musim barat), dicirikan

oleh kondisi angin kencang, gelombang laut besar, curah hujan tinggi dan kadar

garam relatif menurun atau rendah (Putro, 2018). Sedangkan sebaliknya terjadi

arus laut yang mengalir dari timur ke barat (dikenal sebagai musim timur), dicirikan

oleh kondisi angin dan gelombang laut relatif tidak besar, curah hujan rendah dan

kadar garam relatif tinggi (Nontji, 1993).

Page 46: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

31

Gambar 5. Arah Angin Musim Peralihan 1

Berdasarkan hasil grafik frekuensi kecepatan angin yang disajikan pada

Gambar 6, dapat dilihat bahwa angin dengan kecepatan 7-11 knots memiliki

frekuensi tertinggi yaitu sebesar 42,1%. Kemudian frekuensi tertinggi kedua

terdapat pada kecepatan angin sebesar 4-7 knots dengan frekuensi 28,2%.

Sedangkan frekuensi angin terendah pada bulan Maret 2018 atau pada musim

peralihan 1 terdapat pada kecepatan angin sebesar 17-21 knots dengan frekuensi

1,6%. Karakteristik oseanografi Kepulauan Karimunjawa sangat dipengaruhi oleh

kondisi musim yang ada di Indonesia. Pada musim barat atau barat laut, arus kuat

di Perairan Karimunjawa berasal dari Laut Cina Selatan. Kecepatan angin pada

musim timur di Indonesia dapat mencapai 3,5–5 m/dt dan 7,5 m/dt pada musim

barat, sedangkan di perairan sekitar Jepara kecepatan angin rata-rata berkisar

antara 1,23–2,89 m/dt (Putro, 2018).

Page 47: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

32

Gambar 6. Frekuensi Kecepatan Angin

Berdasarkan pola arus yang didapat dari hasil data sekunder tersaji pada

Gambar 7, menunjukkan bahwa pada musim peralihan 1 di sisi sebelah barat,

timur, dan selatan Karimunjawa arah arus dominan mengarah ke Tenggara dan

dibelokkan menuju kearah selatan. Sedangkan di bagian utara Karimunjawa, arah

arus dominan mengarah ke timur dan dibelokkan ke arah utara. Menurut Putro

(2018), arus di perairan Kepulauan Karimunjawa pada musim barat berasal dari

Laut Cina Selatan yang selanjutnya mengalir laut menuju ke Laut Jawa sampai ke

timur yaitu Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafura dan sebaliknya pada musim

tenggara dengan kecepatan arus permukaan rata-rata berkisar antara 8-25

cm/detik.

Menurut Putro (2018) menyatakan bahwa arus di perairan lebih kuat pada

musim barat daripada musim timur. Pada musim barat kuat arus dapat mencapai

0,35 meter/detik sedangkan pada musim timur hanya berkisar antara 0,15

meter/detik. Pada musim barat yaitu bulan Desember–Februari, arus laut di

perairan pesisir Jepara dan perairan Karimunjawa secara umum bergerak dari

barat/barat laut ke arah timur/tenggara dengan kecepatan antara 0,5–0,75

Page 48: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

33

meter/detik. Pada musim peralihan dari musim barat ke musim timur yaitu bulan

Maret–Mei, arus laut di perairan Karimunjawa secara umum bergerak dari barat

laut ke tenggara dengan kecepatan berkisar antara 0,3–0,5 meter/detik. Pada

musim timur yaitu bulan Juni–Agustus arus laut di perairan Karimunjawa secara

umum bergerak dari timur ke barat/ barat Laut dengan kecepatan berkisar antara

0,3–0,5 meter/detik. Pada musim peralihan dari musim timur ke musim barat yaitu

bulan September-November, arus laut bergerak dari barat/barat Laut ke arah

timur/tenggara dengan dengan kecepatan berkisar antara 0,25–0,5 meter/detik

(Nontji, 1993).

Gambar 7. Pola Arus Musim Peralihan 1 (Yulvia et al., 2012)

4.2 Identifikasi Komposisi, Berat, Kepadatan Sampah Pada Ekosistem

Lamun & Mangrove

4.2.1 Identifikasi Komposisi, Berat, Kepadatan Sampah Pada Ekosistem

Lamun

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dari 3 lokasi penelitan pada

ekosistem lamun di wilayah Karimunjawa ditemukan 5 jenis lamun yaitu Thalassia

hemprichii, Cymodocea serrulata, Halodule pinifolia, Halodule uninervis dan

Halophila ovalis, Enhalus acoroides serta ditemukannya juga beberapa biota

Page 49: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

34

seperti teripang dan ikan-ikan kecil lainnya. Jenis yang paling mendominasi dari

ketiga stasiun tersebut ialah jenis Enhalus acoroides dengan substrat pasir

berkarang (Gambar 8). Ekosistem lamun, mangrove, dan terumbu karang rentan

mengalami pencemaran yang diakibatkan polusi yang berasal dari daratan

(Assuyuti et al., 2018). Salah satu penyumbang bahan pencemar di ekosistem

pesisir pantai merupakan sampah laut. Sampah laut yang ditemukan pada

ekosistem lamun di wilayah Karimunjawa terdiri dari berbagai macam jenis, berat,

dan ukurannya. Penjabaran dari identifikasi yang telah dilakukan tersebut terdapat

pada subab-subab berikut.

Gambar 8. Jenis Lamun Enhalus acoroides (Dokumentasi PUSRISKEL, 2019)

4.2.1.1 Jenis Sampah

Sampah laut terdiri dari berbagai jenis sampah, untuk mempermudah

pengamatan dan analisis maka membagi jenis sampah menjadi beberapa bagian

secara garis besar berdasarkan masing-masing ekosistem di wilayah

Karimunjawa. Mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh NOAA (2015),

sampah laut tersebut dibagi menjadi beberapa jenis yaitu sampah plastik,

logam/metal, kaca, organik, dan lain-lain. Kategori sampah untuk ekosistem lamun

Page 50: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

35

berdasarkan jenis tersebut tersaji pada Gambar 9 yang dimana data tersebut

didapatkan dari hasil penelitian.

Sampah laut di pesisir pantai wilayah Karimunjawa adalah jenis sampah

hasil dari aktivitas di laut serta sampah hasil buangan dari masyarakat yang akan

masuk ke perairain laut mengikuti arus laut dan pasang surut. Jenis-jenis sampah

yang didapatkan pada lokasi penelitian disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9. Jumlah Sampah Laut Berdasarkan Jenis di Ekosistem Lamun

Berdasarkan hasil sampling didapatkan berbagai jenis sampah pada setiap

stasiunnya, jenis sampah plastik merupakan sampah laut yang paling banyak

ditemukan pada setiap stasiun di ekosistem lamun. Pantai Lumbung adalah

penghasil sampah plastik tertinggi yang jumlahnya ±300 buah. Penghasil sampah

plastik tertinggi kedua adalah Menjangan Kecil, yang jumlahnya ±150 buah.

Sedangkan penghasil terendah adalah Legon Nipah, yang jumlahnya tidak sampai

dari 100 buah. Berdasarkan pengujian statistik One Way Anova (Lampiran 1) dari

jumlah jenis sampah yang didapatkan di 3 lokasi sampling yang berbeda dengan

tingkat signifikansi (p >0,05), sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan dari jumlah jenis sampah pada stasiun ekosistem

lamun.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Jumlah Jumlah Jumlah

Menjangan Kecil Pantai Lumbung Legon Nipah

Jum

lah S

am

pah

Lokasi Penelitian

Plastik Logam/ Metal Kaca Karet Organik Lain-lain

Page 51: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

36

Gambar 10. Sampah di Ekosistem Lamun (Dokumentasi Lapangan, 2019)

4.2.1.2 Ukuran Sampah Laut

Beragamnya ukuran dari sampah laut, maka untuk mempermudah penelitan

dibagi menjadi beberapa karakteristik (Tabel 2). Mengacu pada penelitian yang

telah dilakukan (Lippi et al., 2013), sampah laut diklasifikasikan menjadi 5 kategori

seperti mega-debris (>1 m), macro-debris (>2,5 cm–1 m), meso-debris (>0,5 cm–

2,5 cm), micro-debris (0,33 mm–5 mm), dan nano-debris (<1 μm). Data hasil

penelitian tersebut seperti yang tersaji pada Gambar 11.

Gambar 11. Jumlah Sampah Berdasarkan Ukuran di Ekosistem Lamun

Hasil dari penelitian ini, karakterisasi ukuran sampah laut yang ditemukan

dibatasi hingga ukuran meso. Klasifikasi ukuran sampah yang dilakukan mengacu

pada penelitian (Lippi et al., 2013). Ukuran sampah yang banyak ditemukan pada

lokasi penelitian di ekosistem lamun tersaji pada Gambar 11 ialah jenis ukuran

makro dengan panjang >2,5 cm–1 m. Penghasil sampah makro tertinggi pada

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Jumlah Jumlah Jumlah

Menjangan Kecil Pantai Lumbung Legon Nipah

Jum

lah S

am

pah

Lokasi Penelitian

Mega Makro Meso

Page 52: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

37

lokasi penelitian adalah Pantai Lumbung dengan jumlah ±370 buah. Penghasil

sampah tertinggi kedua ialah Menjangan Kecil yang dimana menghasilkan

sampah makro sebesar ±180 buah. Kemudian penghasil sampah makro terendah

terdapat pada Legon Nipah yang jumlahnya ±150 buah sampah makro.

Berdasarkan hasil pengujian statistik One Way Anova dangan menggunakan

SPSS ver 20.00 (Lampiran 1), yang bertujuan untuk melihat perbandingan jumlah

ukuran sampel dan berat berdasarkan ukuran di 3 lokasi sampling pada ekosistem

lamun, menunjukkan bahwa berdasarkan jumlah ukuran dan berat ukuran dari

sampel di 3 lokasi sampling ekosistem lamun tidak terdapat perbedaan signifikan

(p >0,05).

Gambar 12. Proses Pensortiran Sampah Laut Berdasarkan Ukuran

(Dokumentasi Lapangan, 2019)

4.2.1.3 Berat Sampah

Berat total sampah laut yang telah dikumpulkan dari 3 lokasi di ekosistem

lamun pada saat sampling ialah sebesar 28,3 kg. Total sampah tersebut

didapatkan dari akumulasi berat total dari 3 lokasi penelitian. Dapat dilihat dari

hasil grafik yang tersaji pada Gambar 16, Pantai Lumbung merupakan lokasi yang

menghasilkan bobot sampah laut yang paling tinggi yaitu sebesar 11,8 kg.

Page 53: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

38

Berdasarkan data arah arus yang tersaji pada Gambar 13, menunjukkan arus yang

datang di Pantai Lumbung berasal dari utara yang cenderung mengarah ke

selatan. Sehingga diasumsikan tingginya sampah laut pada Pantai Lumbung

datang dari arah utara menuju selatan yang berasal dari kegiatan di sekitar Pantai

Lumbung seperti kegiatan penyeberangan yang ada di dermaga, pariwisata pada

Pantai Tanjung Gelam yang ada di bagian utara Pantai Lumbung dan ditambah

sampah yang berasal dari transportasi laut. Kondisi Pantai Lumbung yang dekat

dengan pemukiman (Gambar 13) juga ikut menambah volume sampah laut yang

berasal dari sampah aktivitas rumah tangga yang dibuang ke laut lalu ikut terbawa

arus, sehingga sampah laut yang masuk nantinya akan terakumulasi ke daerah

ini. Peristiwa tersebut dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh (Vermeiren et

al., 2016), bahwa akumulasi sampah yang terdapat di suatu daerah khususnya

pada perairan dipengaruhi oleh pergerakan angin yang membentuk arus, pasang

surut, dan gelombang.

Gambar 13. Kondisi Pantai Lumbung

Kemudian bobot sampah tertinggi kedua pada ekosistem lamun berasal dari

Menjangan Kecil yang menghasilkan bobot sampah laut sebesar 9,1 kg.

Page 54: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

39

Menjangan Kecil adalah pulau kecil dengan keindahan terumbu karangnya dan

terdapat penangkaran hiu di sana. Berdasarkan pola arus yang tersaji pada

Gambar 14 menunjukkan arus yang datang di Menjangan Kecil berasal dari utara

yang cenderung menuju selatan, sehingga diasumsikan sampah yang masuk ke

wilayah ini merupakan sampah kiriman yang berasal dari aktivitas laut di bagian

utara Menjangan Kecil seperti aktivitas pariwisata di Pantai Tanjung Gelam,

aktivitas penyeberangan di Pantai Lumbung serta transportasi laut lainnya. Selain

itu, adanya aktivitas pariwisata juga ikut menyumbangkan bobot sampah di

wilayah ini. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak membuat jumlah bobot sampah laut

pada Menjangan Kecil menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan Pantai

Lumbung. Hal ini dikarenakan Menjangan Kecil berada jauh dari pusat keramaian

jika dibandingkan dengan Pantai Lumbung, sehingga aktivitas yang dilakukan

pada Menjangan Kecil tidak lebih padat dibandingkan dengan Pantai Lumbung.

Kondisi ini yang menjadikan jumlah bobot sampah pada Menjangan Kecil lebih

rendah dari Pantai Lumbung.

Gambar 14. Kondisi Menjangan Kecil

Page 55: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

40

Berikutnya bobot sampah laut dengan jumlah terendah pada ekosistem

lamun ditemukan pada Legon Nipah yang menghasilkan bobot sampah laut

sebesar 7,4 kg. Legon Nipah merupakan teluk yang tidak berpenghuni.

Rendahnya bobot sampah laut pada wilayah ini dikarenakan sedikitnya aktivitas

yang dilakukan di sana, sehingga menyebabkan rendahnya sampah yang berasal

dari aktivitas di darat. Selain itu yang menjadi faktor pendukung dari rendahnya

bobot sampah pada wilayah ini dikarenakan sampah yang ada di Legon Nipah

lebih didominasi oleh sampah yang berasal dari kiriman pulau-pulau sekitarnya

karena terbawa arus yang datang dari utara menuju ke tenggara Karimunjawa.

Legon Nipah juga merupakan lokasi penelitian yang paling jauh dari pusat

keramaian Karimunjawa, sehingga sampah lebih singgah dulu di daerah yang

lebih dekat pusat keramaian Karimunjawa seperti Pantai Lumbung dan Pulau

Menjangan Kecil.

Gambar 15. Kondisi Legon Nipah

Page 56: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

41

Selanjutnya, dari hasil pengamatan di 3 lokasi sampling, dilakukan pengujian

statistik One Way Anova yang bertujuan untuk melihat perbandingan jumlah jenis

sampel dan berat jenis sampel. Hasil perhitungan anova dengan menggunakan

SPSS ver 20.00 (Lampiran 1) menunjukkan bahwa berdasarkan berat jenis sampel

pada ekosistem lamun tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p >0,05).

Gambar 16. Berat Sampah di Ekosistem Lamun

Menurut Hermawan (2017), menyampaikan bahwa dampak sampah laut

terhadap ekosistem pesisir terutama pada bagian intertidal, dampak timbul karena

sampah laut yang terdeposit di daerah intertidal. Sampah laut menumpuk di tepi

pantai, menutupi sebagian lamun dan biota, sampah yang menutupi seperti plastik

bungkus, kayu dan botol kaca. Sampah laut mengapung dan tenggelam di daerah

intertidal, akibatnya menutupi daerah tersebut. Sampah laut mengikuti arus air laut

dan pasang surut, saat air laut surut terendah penumpukan sampah menutupi dan

menindih vegetasi dan biota di bawahnya. Hal yang sama juga disampaikan oleh

Wurpel et al., (2011), bahwa salah satu dampak sampah khususnya pada

organisme bentik yaitu sampah laut yang tenggelam di dasar atau menempel pada

substrat (Gambar 17) dapat memberikan paparan bahan toksik terhadap biota

9,1

11,8

7,4

0

2

4

6

8

10

12

14

Menjangan Kecil Pantai Lumbung Legon Nipah

Bera

t (k

g)

Page 57: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

42

dikarenakan tidak adanya pertukaran gas ataupun oksigen yang terjadi antara

sedimen dan perairan.

Gambar 17. Sampah Terkubur di Substrat Ekosistem Lamun (Dokumentasi

Lapangan, 2019)

4.2.1.4 Kepadatan Sampah Ekosistem Lamun

Pengamatan kepadatan sampah laut pada penelitian ini dilakukan sebanyak

2 kali, yang dimana dilakukannya pengamatan kepadatan jumlah sampah

berdasarkan jenis pada ekosistem lamun, serta dilakukannya juga pengamatan

terhadap kepadatan berat berdasarkan jenis pada ekosistem lamun.

Kepadatan sampah laut berdasarkan jumlah jenis (buah/100 m2) pada

ekosistem lamun seperti yang disajikan Gambar 18, menunjukkan yang tertinggi

terdapat pada Pantai Lumbung yang didominasi oleh sampah plastik dengan

kepadatan jumlah sebesar ±3 buah/100 m2. Pantai lumbung merupakan lokasi

yang berada dekat dengan rumah penduduk, selain itu pantai tersebut memiliki

karakteristik arus yang lebih kuat dibanding lokasi lainnya. Sehingga sampah laut

di Pantai Lumbung lebih mendominasi jika dibandingkan dengan stasiun lainnya.

Menurut laporan publikasi Greenpeace oleh Allsopp et al., (2006) yang

Page 58: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

43

menganalisis beberapa publikasi sampah anorganik terutama sampah plastik dari

tahun 1995 sampai 2005 menyatakan bahwa deposit sampah anorganik tertinggi

yang pernah tercatat adalah di Sicily, Italia pada tahun 1988 dengan kepadatan

231 item/m2 dan pantai Atlantik Utara sebesar 70,9 item/m2 pada tahun antara

1984 sampai 2001.

Gambar 18. Kepadatan Jumlah Sampah Ekosistem Lamun

Gambar 19. Kepadatan Berat Sampah Ekosistem Lamun

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

Menjangan Kecil Pantai Lumbung Legon Nipah

buah/1

00 m

²

Lokasi Penelitian

Plastik Logam/ Metal Kaca Karet Organik Lain-lain

0

50

100

150

200

250

Menjangan Kecil Pantai Lumbung Legon Nipah

g/1

00 m

²

Lokasi Penelitian

Plastik Logam/ Metal Kaca Karet Organik Lain-lain

Page 59: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

44

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah kepadatan berat sampah laut (g/100

m2) pada ekosistem lamun di setiap stasiun yang berbeda, menghasilkan data

dalam bentuk grafik yang disajikan pada Gambar 19. Hasil tersebut menunjukkan

berat tertinggi adalah plastik dengan nilai sebesar ±68 g/100 m2 yang terdapat di

Pantai Lumbung. Menurut Ribic et.al., (2012), setiap tahun 6,4 juta ton sampah

dibuang ke laut, di Midway Atoll berat sampah laut yang 91% adalah sampah

plastik atau 4,94 kg/m2.

Menurut Hermawan (2017), sampah anorganik didominasi oleh plastik dan

karet, sampah plastik jenis botol plastik dan gelas plastik sangat mendominasi.

Bentuk botol plastik yang memiliki ruang udara yang besar membuatnya dapat

mengapung sangat lama. Gelas plastik sangat ringan dan kuat sehingga mampu

mengapung sangat lama dan terbawa arus laut. Sampah anorganik merupakan

sampah yang tidak mudah luruh sehingga dapat bertahan dengan waktu yang

lama.

4.2.2 Identifikasi Komposisi, Berat, Kepadatan Sampah Pada Ekosistem

Mangrove

Berdasarkan hasil pengamatan dari ke 3 lokasi penelitian, yang terdiri dari

Pantai Lumbung, Mrican dan Legon Nipah banyak ditemukan berbagai jenis

mangrove di lokasi sampling tersebut. Jenis mangrove yang paling mendominasi

ialah Rhizopora sp. (Gambar 20) dengan substrat pasir berlumpur, di samping itu

ditemukan juga beberapa biota seperti kepiting bakau dan keong kecil (Gambar

20) yang ada di sekitar lokasi sampling. Ekosistem mangrove merupakan salah

satu ekosistem wilayah pesisir yang berpotensi menjebak sampah karena

mangrove berbatasan dengan darat maupun laut. Selain itu, tanaman mangrove

memiliki morfologi akar yang dapat menjebak sampah dalam jumlah besar.

Sampah yang ditemukan juga beragam jenis dan ukurannya. Peneliti telah

melakukan identifikasi masalah terkait untuk mengetahui komposisi, berat, dan

Page 60: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

45

kepadatan sampah laut yang ada di ekosistem mangrove, penjabaran tersebut

tersaji pada subab-subab berikut.

Gambar 20. Jenis Mangrove Rhizopora sp. dan Biota di Mangrove (Dokumentasi

Lapangan, 2019)

4.2.2.1 Jenis Sampah Ekosistem Mangrove

Sampah yang ditemukan pada ekosistem mangrove merupakan jenis

sampah yang sama dengan ekosistem lamun, yang dimana jenis sampah tersebut

berasal dari aktivitas di laut serta sampah hasil buangan masyarakat yang masuk

ke ekosistem mangrove mengikuti arus dan pasang surut. Jenis-jenis sampah

yang ditemukan pada ekosistem mangrove tersebut tersaji pada Gambar 21.

Gambar 21. Jumlah Sampah Laut Berdasarkan Jenis di Ekosistem Mangrove

0

50

100

150

200

250

300

350

Pantai Lumbung Mrican Legon Nipah

Jum

lah S

am

pah

Lokasi Penelitian

Plastik Logam/ Metal Kaca Karet Organik Lain-lain

Page 61: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

46

Berdasarkan hasil sampling yang dilakukan pada 3 lokasi di ekosistem

mangrove, menghasilkan grafik pada Gambar 21 yang menunjukkan jumlah

sampah plastik merupakan jenis sampah yang paling mendominasi di ekosistem

tersebut. Jumlah sampah plastik tertinggi ditemukan pada Pantai Lumbung yang

dimana jumlahnya sebesar ±160 buah. Kemudian jumlah sampah plastik tertinggi

kedua adalah Mrican yang jumlahnya sebesar ±80 buah. Sedangkan jumlah

sampah plastik yang terendah ditemukan pada Legon Nipah sebesar ±60 buah.

Selanjutnya dari jumlah jenis sampah pada 3 lokasi penelitian yang berbeda

didapatkan tingkat signifikansi p >0,05 (Lampiran 2), sehingga disimpulkan bahwa

tidak terdapat perbedaan yang signifikan jumlah jenis sampah pada stasiun

ekosistem mangrove.

Berdasarkan hasil grafik pada Gambar 9 dan Gambar 21 dapat diketahui

jenis sampah yang paling mendominasi pada 2 ekosistem tersebut merupakan

sampah plastik. Hal ini dikarenakan sampah plastik merupakan jenis sampah yang

mudah mengapung dan terbawa oleh arus perairan dan teraduk oleh gelombang,

sehingga sangat memungkinkan untuk menjadikan sampah ini sebagai sampah

dengan akumulasi terbanyak di perairan pantai (Isman, 2016).

Banyaknya sampah plastik yang ditemukan juga sesuai dengan penelitian

Zulkarnaen pada tahun 2017 di 3 lokasi pantai yang ada di Sulawesi Selatan

mencapai 80% jumlah sampah plastik. Hal yang serupa juga disampaikan oleh

NOAA (2016), bahwa hasil penelitian mengenai sampah laut yang terdapat

diseluruh dunia, jenis sampah plastik adalah jenis yang paling umum dan banyak

ditemukan serta yang beresiko memberikan dampak pada organisme laut.

Page 62: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

47

Gambar 22. Sampah Laut di Ekosistem Mangrove (Dokumentasi Lapangan, 2019)

4.2.2.2 Ukuran Sampah Laut Pada Ekosistem Mangrove

Perihal yang sama dilakukan dalam mengklasfikasikan ukuran sampah di

ekosistem mangrove ialah mengacu pada penelitiannya (Lippi et al., 2013). Ukuran

sampah yang banyak ditemukan pada ekosistem mangrove merupakan sampah

dengan ukuran makro dengan panjang >2,5 cm–1 m. Hasil tersebut tersaji dalam

bentuk grafik pada Gambar 23, dari grafik tersebut menunjukkan bahwa ukuran

sampah makro pada Pantai Lumbung merupakan yang tertinggi jika dibandingkan

dengan lokasi lainnya pada ekosistem mangrove. Jumlah sampah makro pada

Pantai Lumbung ialah sebesar ±270 buah. Kemudian penghasil sampah makro

tertinggi kedua ialah Legon Nipah yang menyumbangkan sampah makro sebesar

±150 buah. Sedangkan untuk penghasil sampah makro terendah ialah Mrican

yang jumlahnya sebesar ±120 buah.

Page 63: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

48

Gambar 23. Ukuran Sampah Laut Pada Ekosistem Mangrove

Berdasarkan hasil data yang tersaji dalam grafik pada gambar 11 dan

gambar 20 menunjukkan sampah dengan ukuran makro yang paling mendominasi

pada ekosistem lamun dan ekosistem mangrove di wilayah sampling. Tingginya

sampah macro-debris pada yang berada di Pantai Lumbung dikarenakan

banyaknya sampah yang berjenis plastik yang terakumulasi pada waktu-waktu

sebelumnya. Kondisi tersebut sesuai dengan hasil riset KLHK (Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan) pada tahun 2017 sampah yang paling

mendominasi di wilayah Karimunjawa merupakan sampah dengan ukuran >2,5

cm–1 m atau masuk dalam kategori macro-debris.

Dalam uji One Way Anova, dilakukan untuk mengetahui perbandingan

jumlah sampah berdasarkan ukuran pada saat sampling di setiap lokasi penelitian.

Dapat dilihat dalam hasil pengujian statistik (Lampiran 2), semua jumlah sampah

laut berdasarkan ukuran tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p >0,05) pada

ekosistem mangrove di Pantai Lumbung, Mrican dan Pulau Legon Nipah.

4.2.2.3 Berat/Massa Sampah Laut

Berat total sampah laut pada ekosistem mangrove yang dikumpulkan dari

3 lokasi penelitian yang didapatkan sebesar 22,6 kg. Dapat dilihat dari hasil grafik

0

50

100

150

200

250

300

350

Jumlah Jumlah Jumlah

Menjangan Kecil Mrican Legon Nipah

Jum

lah S

am

pah

Lokasi Penelitian

Mega Makro Meso

Page 64: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

49

yang disajikan pada Gambar 26, Pantai Lumbung memiliki bobot sampah laut yang

paling tinggi pada ekosistem mangrove yaitu sebesar 10,3 kg. Pantai lumbung

ialah salah satu lokasi sampling dengan kondisi padat penduduk yang berada di

wilayah Karimunjawa. Selain penduduknya yang padat, lokasi ini paling aktif

kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dibandingkan dengan lokasi

sampling lainnya. Berdasarkan data pola arus yang tersaji pada Gambar 24,

menunjukkan arus yang datang di Pantai Lumbung berasal dari utara yang

cenderung mengarah ke selatan. Adanya kondisi tersebut, sehingga diasumsikan

tingginya sampah laut pada Pantai Lumbung berasal dari kiriman pulau-pulau kecil

dan kegiatan lainnya seperti transportasi laut, pariwisata bahari di bagian utara

Pantai Lumbung yang masuk ke lokasi karena terbawa arus. Selain itu, ekosistem

mangrove pada Pantai Lumbung yang berada dekat dengan pemukiman

penduduk dan dermaga penyeberangan (Gambar 24) juga ikut berperan

menambah volume sampah yang berasal dari darat karena aktivitas manusia,

sehingga sampah laut yang masuk nantinya akan terakumulasi ke daerah ini. Hal

ini juga disampaikan oleh Assuyuti et al., (2017), bahwa sampah yang masuk ke

laut berasal dari aktivitas manusia.

Gambar 24. Kondisi dari Pantai Lumbung

Berat sampah laut tertinggi kedua pada ekosistem mangrove ditemukan di

Mrican yang dimana memiliki bobot sebesar 7 kg. Mrican merupakan kawasan

Page 65: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

50

yang terletak di utara dari pusat keramaian Karimunjawa dengan kondisi adanya

tempat budidaya rumput laut dan dekat dengan pemukiman padat penduduk di

sekitarnya. Faktor utama yang menjadi penyebab masuknya sampah laut di

wilayah ini diasumsikan berasal dari kegiatan budidaya rumput, yang dimana para

petani dari budidaya rumput laut tersebut banyak menggunakan botol plastik untuk

dijadikan pembatas tiap transek dari rumput lautnya. Selain itu masuknya sampah

dari darat dan pulau-pulau sekitarnya yang terbawa arus dari timur menuju ke

utara, yang menjadikan sampah terakumulasi di lokasi ini. Walaupun dengan

kondisi tersebut, namun aktivitas yang dilakukan di Mrican cenderung tidak terlalu

padat dikarenakan masyarakat Mrican lebih banyak melakukan kegiatan lainnya

di daerah dekat dengan pusat keramaian Karimunjawa. Adanya kondisi tersebut

menjadikan salah satu penyebab bobot sampah yang dihasilkan di Mrican lebih

rendah dibandingkan dengan Menjangan Kecil yang berada lebih dekat dengan

pusat keramaian Karimunjawa.

Gambar 25. Kondisi Mrican

Page 66: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

51

Gambar 26. Berat Sampah Ekosistem Mangrove

Berat sampah laut yang terendah ditemukan pada Legon Nipah yaitu

sebesar 5,3 kg. Rendahnya berat sampah laut pada ekosistem mangrove di Legon

Nipah dikarenakan Legon Nipah merupakan lokasi penelitian yang paling jauh dari

pusat keramaian Karimunjawa dan teluk yang tidak berpenghuni, ditambah

kegiatan yang dilakukan pada Legon Nipah tidak sepadat dibandingkan dengan

lokasi lainnya. Adanya kondisi tersebut sehingga dapat diasumsikan bahwa

sampah yang masuk ke Legon Nipah merupakan sampah berasal dari kiriman

pulau-pulau sekitarnya karena terbawa arus yang datang dari utara menuju ke

tenggara Karimunjawa.

10,3

7

5,3

0

2

4

6

8

10

12

Pantai Lumbung Mrican Legon Nipah

Bera

t (k

g)

Lokasi Penelitian

Page 67: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

52

Gambar 27. Kondisi dari Legon Nipah

Untuk melihat perbandingan berat jenis di 3 lokasi sampling ekosistem

mangrove, maka dilakukan analisis statistik One Way Anova. Hasil perhitungan

anova dengan menggunakan SPSS ver 20.00 (Lampiran 2) menunjukkan bahwa

berdasarkan berat jenis sampel tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada

ekosistem mangrove (p >0,05).

Gambar 28. Kumpulan Sampah dari 2 Ekosistem (Dokumentasi Lapangan,

2019)

Page 68: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

53

Berdasarkan pengamatan di lapangan, mangrove mendapat dampak

langsung dari sampah laut. Pada saat air laut pasang melampaui pantai yang

rendah dan membawa sampah laut ke kawasan mangrove. Pada saat surut

sampah laut tersebut tertinggal di kawasan mangrove karena tersangkut pada

akar-akar pohon, sehingga terjadi penumpukan sampah laut di daerah mangrove

tersebut (Gambar 22). Tumpukan sampah paling tinggi di daerah yang menghadap

langsung dengan laut, sedangkan kawasan mangrove yang lebih ke dalam sedikit

berkurang karena terhalangi vegetasi yang rapat. Menurut penelitian yang telah

dilakukan Cordeiro dan Costa (2010) di Brazil mendapatkan jumlah tumpukan

plastik sebesar 62,81% menutupi daerah mangrove, tetapi tidak ditemukan

korelasi antara tumpukan sampah laut dan kerapatan mangrove. Dampak dari

penumpukan sampah laut berdasarkan pengamatan yaitu terjadinya penutupan

tanah substrat oleh sampah laut yang dominan sampah plastik dan kayu. Menurut

Cordeiro dan Costa (2010), akibat dari terjadinya penutupan sampah tersebut

adalah tertindihnya bibit mangrove yang akan tumbuh dengan material sampah di

atasnya, demikian juga pada biji mangrove yang akan jatuh ke tanah terhalangi

oleh sampah laut akhirnya kering dan gagal berkecambah. Sehingga

perkembangbiakkan biji-biji mangrove tidak sempurna.

4.2.2.4 Kepadatan Sampah Laut

Hal yang dilakukan dalam pengamatan kepadatan sampah laut pada

ekosistem mangrove dilakukan sebanyak 2 kali, yang dimana dilakukannya

pengamatan kepadatan jumlah sampah berdasarkan jenis pada ekosistem

mangrove, serta dilakukannya juga pengamatan terhadap kepadatan berat

berdasarkan jenis pada ekosistem mangrove.

Kepadatan sampah laut berdasarkan jumlah jenis (buah/100 m2) pada

ekosistem mangrove disajikan pada Gambar 29, menunjukkan hal yang sama

dengan ekosistem lamun. Sampah yang mendominasi pada ekosistem mangrove

Page 69: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

54

ialah sampah plastik yang terdapat pada Pantai Lumbung dengan kepadatan

jumlah sampah laut sebesar ±3 buah/100 m2. Pantai lumbung yang berada dekat

dengan pemukiman penduduk membuat kondisi sampah laut pada Pantai

Lumbung menjadi cenderung lebih banyak karena masuknya sampah rumah

tangga yang dibuang langsung ke laut, selain itu Pantai Lumbung yang memiliki

karakteristik arus lebih kuat dibandingkan dengan lokasi lainnya juga menjadi

faktor pendukung dari tingginya kepadatan sampah pada lokasi ini. Menurut

Hermawan (2017), sampah anorganik didominasi oleh plastik dan karet, sampah

plastik jenis botol plastik dan gelas plastik sangat mendominasi. Bentuk botol

plastik yang memiliki ruang udara yang besar membuatnya dapat mengapung

sangat lama. Gelas plastik sangat ringan dan kuat sehingga mampu mengapung

sangat lama dan terbawa arus laut. Sampah anorganik merupakan sampah yang

tidak mudah luruh sehingga dapat bertahan dengan waktu yang lama.

Gambar 29. Kepadatan Jumlah Sampah Ekosistem Mangrove

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

Pantai Lumbung Mrican Legon Nipah

buah/1

00 m

²

Lokasi Penelitian

Plastik Logam/ Metal Kaca Karet Organik Lain-lain

Page 70: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

55

Gambar 30. Kepadatan Berat Sampah Ekosistem Mangrove

Berdasarkan hasil dari perhitungan jumlah kepadatan berat sampah laut

(g/100 m2) pada ekosistem mangrove juga mengalami hal yang sama dengan

ekosistem lamun, dari grafik yang tersaji pada Gambar 30 menunjukkan sampah

plastik memiliki kepadatan berat tertinggi di Pantai Lumbung dengan nilai sebesar

±110 g/100 m2. Menurut Ribic et al., (2012), setiap tahun 6,4 juta ton sampah

dibuang ke laut, di Midway Atoll berat sampah laut yang 91% adalah sampah

plastik atau 4,94 kg/m2.

4.3 Kepadatan Relatif Sampah Laut

Hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Maret 2019 telah didapatkan

data yang tersaji pada Tabel 6 dan 7 menunjukkan bahwa, berdasarkan jumlah

dan berat kepadatan sampah laut di wilayah Pulau Karimunjawa dan Menjangan

Kecil didominasi oleh sampah anorganik dikarenakan sebagian besar material

sampah anorganik adalah plastik, styrofoam dan karet yang banyak ditemukan

pada waktu sampling. Namun, jika dilihat dari Tabel 6 dan 7 data sampah laut

berdasarkan jumlah dan berat di wilayah Pulau Karimunjawa dan Menjangan Kecil

cenderung masih tergolong rendah. Hal ini diduga karena waktu pengambilan

sampel yang dilakukan bulan Maret merupakan musim peralihan dari musim barat

ke musim timur, yang dimana kecepatan angin dan arus pada bulan itu juga

0

50

100

150

200

250

Pantai Lumbung Mrican Legon Nipah

g/1

00 m

²

Lokasi Penelitian

Plastik Logam/ Metal Kaca Karet Organik Lain-lain

Page 71: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

56

mengalami penurunan hingga tergolong rendah. Faktor lainnya yang juga turut

mempengaruhi kepadatan sampah laut ialah, waktu dilakukannya pengambilan

sampel sampah di sekitar wilayah sampling telah dilakukannya aksi bersih-bersih

pantai oleh masyarakat dan pemerintah daerah sekitar. Sehingga diperkirakan

sampah yang terkumpul pada saat sampling merupakan hasil sampah yang belum

terkumpul dari aksi bersih pantai dan adanya tambahan sampah yang terbawa dari

arus pada hari setelah dilakukannya aksi bersih pantai. Hal ini sesuai pernyataan

yang disampaikan oleh Hermawan (2017), bahwa pertambahan sampah

mengalami penurunan setiap harinya dikarenakan arus dan kecepatan angin

menuju akhir bulan Maret semakin rendah kecepatan arusnya. Sampah laut yang

terbawa arus menurun kuantitasnya seiring menurunnya arus air laut, sehingga

pertambahan sampah semakin rendah. Akhir bulan Maret atau awal April adalah

peralihan dari musim barat ke musim timur.

Berdasarkan penelitian terhadap 23 pulau di Teluk Jakarta dan Kepulauan

Seribu antara tahun 1985 dan 1995 oleh (Uneputty dan Evans 1997) mendapatkan

rata-rata kepadatan sampah anorganik laut yang terdeposit di pantai sebesar 29,1

item/m2. Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa teluk Jakarta dan kepulauan

sekitarnya adalah sumber sampah laut tertinggi di Indonesia.

Tabel 6. Kepadatan Relatif Jumlah Sampah Laut Tiap Stasiun

Stasiun Jumlah (buah/100 m2) (%)

Organik Anorganik Organik Anorganik

Menjangan Kecil Lamun

0,60 3,40 15,0 85,0

Pantai Lumbung Lamun

0,54 7,22 7,0 93,0

Legon Nipah Lamun

0,90 2,62 25,6 74,4

Menjangan Kecil Mangrove

0,92 4,92 15,8 84,2

Mrican Mangrove

0,80 2,16 27,0 73,0

Legon Nipah Mangrove

0,70 2,60 21,2 78,8

Page 72: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

57

Tabel 7. Kepadatan Relatif Berat Sampah Laut Tiap Stasiun

Stasiun Berat (g/100 m2) (%)

Organik Anorganik Organik Anorganik

Menjangan Kecil Lamun

30 152 16,5 83,5

Pantai Lumbung

Lamun

30 206 12,7 87,3

Legon Nipah Lamun

40 108 27,0 73.0

Pantai lumbung Mangrove

26 180 12,6 87,4

Mrican Mangrove

40 100 28,6 71,4

Legon Nipah Mangrove

20 86 18,9 81,1

Page 73: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

58

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diproleh dari penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa:

1. Jenis sampah laut yang ditemukan pada ekosistem lamun dan mangrove

adalah jenis yang sama seperti sampah plastik, logam/metal, kaca, karet,

organik dan lain-lain, yang dimana jenis paling dominan pada kedua

ekosistem ini adalah sampah plastik yang berjumlah sebanyak ±300 buah

pada ekosistem lamun dan sebanyak ±160 buah pada ekosistem mangrove.

Kemudian ukuran sampah macro-debris yang paling dominan ditemukan

pada kedua ekosistem di lokasi penelitian, dengan jumlah sebanyak ±370

buah pada ekosistem lamun dan sebanyak ±270 buah pada ekosistem

mangrove.

2. Berat sampah laut terbesar dan kepadatan paling luas baik pada ekosistem

lamun ataupun mangrove pada penelitian ini ditemukan di Pantai Lumbung

yang memiliki berat sampah sebesar 11,8 kg pada ekosistem lamun dan

sebesar 10,3 kg pada ekosistem mangrove dengan kepadatan masing-

masing dari tiap ekosistem sebesar ±236 g/100 m2 pada ekosistem lamun

dan sebesar ±206 g/100 m2 pada ekosistem mangrove.

5.2 Saran

Mengacu pada hasil dan pembahasan serta kesimpulan maka saran yang

dapat diberikan yaitu:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak sampah laut bagi

ekosistem pesisir serta penelitian tentang sampah laut dari segi aspek sosial

dan ekonomi masyarakat pesisir Karimunjawa sebagai data pendukung bagi

Page 74: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

59

pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan mengenai penanggulangan

dalam mengurangi dampak dari sampah laut.

2. Peran dari pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengelolaan sampah

laut perlu didorong agar timbul kesadaran dalam mengelola sampah laut.

Page 75: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

60

DAFTAR PUSTAKA

Adger WN, Hughes TP, Folke C, Carpenter S R, Rockström J. 2005. Socialecological Resilience To Coastal Disasters. Science, 309, 1036–1039.

Assuyuti, Y.M., Zikrillah, R.B., Tanzil, M.A., Banata, A., Utami, P. 2018. Distribusi dan Jenis Sampah Laut Terhadap Ekosistem Terumbu Karang Pulau Pramuka, Panggang Air, dan Kotok Besar di Kepulauan Seribu Jakarta. J.Ilmiah. Vol.35, No.2.

Allison RA., Walker TA., Chiew FHS., O” Neill IC., McMahon TA., 2007. From roads to rivers: Gross Pollutan Removal From Urban Waterways. J. Catchment Hydrology 17 (2007) ; 98-157.

Allsopp M, Walters A, Santillo D, Johnston P. 2006. Plastic Debris In The World’s Oceans. Greenpeace report. [internet]. [diunduh 22 April 2019]. Tersedia pada:www.greenpeace.org/international/en/publications/reports/plastic_ocean_re port/

Australia Limited. 2016. Marine Debris. www.Cleanup.org

Balitbang Provinsi JawaTengah. 2003. Penelitian Identifikasi dan Penyelamatan Ekosistem Terumbu Karang Bagi Nelayan Kecil di Karimunjawa. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah

BPS. 2018. Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir. Badan Pusat Statistk Indonesia.

Brunner, K., 2014. Effect of wind and wave-driven mixing on subsurface plastic marine debris concentration (PhD Thesis). University of Delaware.

Coe JM., Rogers DB., 1997. Marine Debris: Sources, Impacts, And Solutions. University of Virginia. Springer. USA.

Cordeiro CAMM, Costa TM. 2010. Evaluation Of Solid Residues Removed From A Mangrove Swamp In The São Vicente Estuary, Brazil. Marine Pollution Bulletin, 60(10), 1762–1767.

Cózar, A., F. Echevarría, J.I. González-Gordillo, X. Irigoien, B. Úbeda, S. Hernández-León, Á.T. Palma, S. Navarro, J. García-deLomas, A. Ruiz, M.L. Fernández-de-Puelles & Duarte, C.M., 2014. Plastic Debris in the Open Ocean. PNAS. 1-6 pp.

CSIRO. 2014. Marine debris: Sources, Distribution and Fate of Plastic and Other Refuse – and Its Impact on Ocean and Coastal Wildlife. www.csiro.au

Daruwedho, H., Sasmito, B., Amarrohman, F.J., 2016. Analisis Pola Arus Laut Permukaan Perairan Indonesia Dengan Menggunakan Satelit Altimetri Jason-2 Tahun 2010-2014. J. Geod. Undip 5, 147–158.

Page 76: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

61

Den Hartog, C. 1970. Seagrass of the world. North-Holland Publ.Co.,Amsterdam.

Hanafiah, A. K. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Hartati, R., Djunaedi, A., Hariyadi., Mujiyanto. 2012. Struktur Komunitas Padang Lamun di Perairan Pulau Kumbang, Kepulauan Karimunjawa. J. Ilmu Kelautan. UNDIP.

Hermawan,Roni. 2017. Analisis Jenis Dan Bobot Sampah Laut Di Pesisir Barat Pulau Selayar Sulawesi Selatan. Thesis. Sekolah Pascasarjana : IPB.

Isman. F.M,. 2016. Identifikasi Sampah Laut di Kawasa Wisata Pantai Kota Makassar. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Unhas. Makassar.

Jambeck R., J., Roland G., Chris W., Theodore R., S., Miriam P., Anthony A., Ramani N. and Kara L. 2015. Plastic Was Inputs From Land Into The Ocean. J. Science.

KLHK. 2017. Pemantauan Sampah Laut Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Lippiat, S., Opfer, S. and Arthur, C. 2013. Marine Debris and Monitoring Assesment. NOAA.

Mandala, W.F., 2016. Kendala dan Strategi Pengelolaan Sampah Pulau Barrang Lompo. J. Fish. Dev. 2, 61–68.

Mandasari, M.AR. 2014. Hubungan Kondisi Padang Lamun Dengan Sampah Laut Di Pulau Barranglompo. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.

Unhas. Makassar.

Mashari, S.H., Mulyani, S., 2016. Model Pengelolaan Terpadu Pembangunan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat Di Jawa tengah. J. Hukum dan Dinamika Masyarakat. Vol.5,No.2.

NOAA. 2012. Marine Debris Shoreline Survey Field Guide. NOAA Marine Debris Program.

NOAA [National Oceanic and Atmospheric Administration]. 2013. Programmatic Environmental Assessment (PEA) for the NOAA Marine Debris Program (MDP). Maryland (US): NOAA. 168 p.

NOAA. 2015. Turning The Tide On Trash. A Learning Guide On Marine Debris. NOAA PIFSC CRED.

NOAA. 2016. Marine Debris Impacts on Coastal and Benthic Habitats. NOAA Marine Debris Habitat Report.

Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Page 77: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

62

Putro, Satrio.A. 2018. Pemodelan Hidrodinamika Perairan Kepulauan Karimunjawa Berbasis Perangkat Lunak Open Source DELFT3D. Skripsi.

UNSOED: Purwokerto.

Reisser, J., Shaw, J., Hallegraeff, G., Proietti, M., Barnes, D.K., Thums, M., Wilcox, C., Hardesty, B.D., Pattiaratchi, C., 2014. Millimeter-Sized Marine Plastics: A New Pelagic Habitat For Microorganisms And Invertebrates. PLoS One 9, e100289.

Renwarin, A., Rogi, O., Sela, R., 2002. Studi Identifikasi Sistem Pengelolaan Sampah Permukiman Di Wilayah Pesisir Kota Manado. SPASIAL 2, 79–89.

Ribic C, Sheavly SB, Klavitter J. 2012. Baseline for beached marine debris on Sand Island, Midway Atoll. Marine Pollution Bulletin. 64 (2012) 1726– 1729.

Rochman, M., C., A. Tahir, Susan L., Williams., Dolores V., Baxa., Rosalyn L., Jeffrey T., M., Foo-Ching T., S.Werorilangi and Swee J., Teh. 2015. Anthropogenic Debris in Seafood: Plastic Debris and Fibers From Textiles in Fish and Bivalves Sold For Human Consumption. J. Nature.

Setyawan, A.D., Winarno, K. 2006. Pemanfaatan Langsung Ekosistem Mangrove Di jawa Tengah dan Penggunaan Lahan di Sekitarnya; Kerusakan dan Upaya Restorasinya. Biodiversitas, 282-291.

Simanjuntak, S.W., Suryanto,A., Wijayanto,D. 2015 Strategi Pengembangan Pariwisata Mangrove Di Pulau Kemujan, Karimunjawa. J.Maquares, 25-34.

Slamet JS., 1994. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Tangke,Umar. 2010. Ekosistem Padang Lamun. J. Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate). Vol. 3.

[UNEP] United Nations Environmental Programme (KE). 2005. Marine Litter: An Analytical Overview. [internet]. [diunduh 10 April 2019]. Tersedia pada: http://www.unep.org/regionalseas/marinelitter/publications/docs/anl_oview. pdf.

Uneputty PA, Evans SM. 1997. Accumulation of beach litter on islands of the Pulau Seribu Archipelago, Indonesia. Elsevier. Marine Pollution Bulletin, Vol. 34, No. 8, pp. 652-655.

Utomo,B., Budiastuti, S, Muryani,C. Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove Di Desa Tanggul Tlare Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. J. Ilmu Lingkungan, 117-123.

Van Cauwenberghe, L., Claessens, M., Vandegehuchte, M.B., Mees, J., Janssen, C.R., 2013. Assessment of marine debris on the Belgian Continental Shelf. Mar. Pollut. Bull. 73, 161–169. https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2013.05.026.

Page 78: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

63

Yulvia, D., Yusuf, M., Sugianto, D.N., 2012. Karakteristik Arus, Suhu dan Salinitas di Kepulauan Karimunjawa. J. Oceanography. 1, 186–196.

Vermeiren P., Cynthia C., M., and Kou I. 2016. Sources and Sinks of Plastic Debris In Estuaries: A Conceptual Model Integrating Biologycal, Physical And Chemical Distribution Mechanisms. J. Elsevier.

Walalangi James, Y., 2012. Analisis Komposisi Sampah Organik dan Anorganik Serta Dampak Terhadap Lingkungan. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Wurpel, G., Van den Akker, J., Pors, J., and Ten Wolde, A. (2011). Plastics Do Not Belong In The Ocean: Towards A Roadmap For A Clean North Sea (pp. 104). IMSA Amsterdam.

Zulkarnaen, A., 2017. Identifikasi Sampah Laut (Marine Debris) Di Pantai Bodia Kecamatan Galesong, Pantai Karama Kecamatan Galesong Utara, Dan Pantai Mandi Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Unhas. Makassar.

Page 79: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

64

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Uji statistik One Way Anova pada Ekosistem Lamun

1. Uji One Way Anova ukuran sampah laut

Oneway

Post Hoc Tests

Descriptives

3 66.3333 100.27130 57.89166 -182.7544 315.4210 4.00 182.00

3 129.0000 213.07980 123.02168 -400.3196 658.3196 2.00 375.00

3 58.6667 93.08777 53.74425 -172.5762 289.9095 .00 166.00

9 84.6667 130.94751 43.64917 -15.9885 185.3218 .00 375.00

3 2.8667 3.28684 1.89766 -5.2983 11.0316 .10 6.50

3 3.9333 4.47921 2.58607 -7.1936 15.0603 .20 8.90

3 2.4667 2.50067 1.44376 -3.7453 8.6787 .00 5.00

9 3.0889 3.11627 1.03876 .6935 5.4843 .00 8.90

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 3

Total

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 3

Total

Jumlah Ukuran

sampel Lamun

Berat Ukuran

sampel Lamun

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

3.369 2 6 .104

.782 2 6 .499

Jumlah Ukuran

sampel Lamun

Berat Ukuran

sampel Lamun

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

8932.667 2 4466.333 .209 .817

128245.3 6 21374.222

137178.0 8

3.449 2 1.724 .139 .873

74.240 6 12.373

77.689 8

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Jumlah Ukuran

sampel Lamun

Berat Ukuran

sampel Lamun

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Multiple Comparisons

Tukey HSD

-62.66667 119.37119 .862 -428.9303 303.5969

7.66667 119.37119 .998 -358.5969 373.9303

62.66667 119.37119 .862 -303.5969 428.9303

70.33333 119.37119 .831 -295.9303 436.5969

-7.66667 119.37119 .998 -373.9303 358.5969

-70.33333 119.37119 .831 -436.5969 295.9303

-1.06667 2.87209 .928 -9.8790 7.7457

.40000 2.87209 .989 -8.4124 9.2124

1.06667 2.87209 .928 -7.7457 9.8790

1.46667 2.87209 .869 -7.3457 10.2790

-.40000 2.87209 .989 -9.2124 8.4124

-1.46667 2.87209 .869 -10.2790 7.3457

(J) Stasiun

Stasiun 2

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 2

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 2

(I) Stasiun

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 3

Dependent Variable

Jumlah Ukuran

sampel Lamun

Berat Ukuran

sampel Lamun

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

Page 80: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

65

Homogeneous Subsets

2. Uji One Way Anova berat sampah laut

Oneway

Jumlah Ukuran sampel Lamun

Tukey HSDa

3 58.6667

3 66.3333

3 129.0000

.831

Stasiun

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 2

Sig.

N 1

Subset

for alpha

= .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

Berat Ukuran sampel Lamun

Tukey HSDa

3 2.4667

3 2.8667

3 3.9333

.869

Stasiun

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 2

Sig.

N 1

Subset

for alpha

= .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

Descriptives

6 1.5167 1.62655 .66404 -.1903 3.2236 .00 3.60

6 1.9667 1.73858 .70977 .1421 3.7912 .00 4.30

6 1.2333 .79666 .32523 .3973 2.0694 .00 2.00

18 1.5722 1.39655 .32917 .8777 2.2667 .00 4.30

6 33.3333 62.08274 25.34517 -31.8185 98.4852 .00 158.00

6 64.6667 122.80662 50.13559 -64.2110 193.5443 1.00 314.00

6 29.3333 33.62539 13.72751 -5.9543 64.6210 .00 90.00

18 42.4444 78.52480 18.50847 3.3950 81.4939 .00 314.00

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 3

Total

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 3

Total

Berat Jenis

Sampel Lamun

Jumlah Jenis

Sampel Lamun

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

2.153 2 15 .151

1.785 2 15 .202

Berat Jenis

Sampel Lamun

Jumlah Jenis

Sampel Lamun

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Page 81: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

66

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

ANOVA

1.641 2 .821 .391 .683

31.515 15 2.101

33.156 17

4492.444 2 2246.222 .336 .720

100332.0 15 6688.800

104824.4 17

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Berat Jenis

Sampel Lamun

Jumlah Jenis

Sampel Lamun

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Multiple Comparisons

Tukey HSD

-.45000 .83686 .854 -2.6237 1.7237

.28333 .83686 .939 -1.8904 2.4571

.45000 .83686 .854 -1.7237 2.6237

.73333 .83686 .663 -1.4404 2.9071

-.28333 .83686 .939 -2.4571 1.8904

-.73333 .83686 .663 -2.9071 1.4404

-31.33333 47.21864 .788 -153.9823 91.3157

4.00000 47.21864 .996 -118.6490 126.6490

31.33333 47.21864 .788 -91.3157 153.9823

35.33333 47.21864 .739 -87.3157 157.9823

-4.00000 47.21864 .996 -126.6490 118.6490

-35.33333 47.21864 .739 -157.9823 87.3157

(J) Stasiun

Stasiun 2

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 2

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 2

(I) Stasiun

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 3

Dependent Variable

Berat Jenis Sampel

Lamun

Jumlah Jenis

Sampel Lamun

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

Berat Jenis Sampel Lamun

Tukey HSDa

6 1.2333

6 1.5167

6 1.9667

.663

Stasiun

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 2

Sig.

N 1

Subset

for alpha

= .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.a.

Jumlah Jenis Sampel Lamun

Tukey HSDa

6 29.3333

6 33.3333

6 64.6667

.739

Stasiun

Stasiun 3

Stasiun 1

Stasiun 2

Sig.

N 1

Subset

for alpha

= .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.a.

Page 82: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

67

Lampiran 2. Hasil Uji statistik One Way Anova pada Ekosistem Mangrove

1. Uji One Way Anova ukuran sampah laut

Oneway

Post Hoc Tests

Descriptives

3 97.3333 151.29552 87.35051 -278.5056 473.1722 7.00 272.00

3 37.3333 51.05226 29.47504 -89.4875 164.1542 3.00 96.00

3 60.0000 94.50397 54.56189 -174.7609 294.7609 1.00 169.00

9 64.8889 96.41245 32.13748 -9.2203 138.9981 1.00 272.00

3 3.4333 5.43078 3.13546 -10.0575 16.9241 .10 9.70

3 2.3333 2.44404 1.41107 -3.7380 8.4047 .20 5.00

3 1.8000 2.11660 1.22202 -3.4579 7.0579 .20 4.20

9 2.5222 3.24144 1.08048 .0306 5.0138 .10 9.70

Stasiun 4

Stasiun 5

Stasiun 6

Total

Stasiun 4

Stasiun 5

Stasiun 6

Total

Jumlah Ukuran

sampel mangrove

Berat Ukuran

sampel mangrove

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

3.494 2 6 .099

3.598 2 6 .094

Jumlah Ukuran

sampel mangrove

Berat Ukuran

sampel mangrove

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

5507.556 2 2753.778 .240 .794

68855.333 6 11475.889

74362.889 8

4.162 2 2.081 .156 .859

79.893 6 13.316

84.056 8

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Jumlah Ukuran

sampel mangrove

Berat Ukuran

sampel mangrove

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Multiple Comparisons

Tukey HSD

60.00000 87.46767 .780 -208.3748 328.3748

37.33333 87.46767 .906 -231.0415 305.7082

-60.00000 87.46767 .780 -328.3748 208.3748

-22.66667 87.46767 .964 -291.0415 245.7082

-37.33333 87.46767 .906 -305.7082 231.0415

22.66667 87.46767 .964 -245.7082 291.0415

1.10000 2.97944 .928 -8.0417 10.2417

1.63333 2.97944 .851 -7.5084 10.7751

-1.10000 2.97944 .928 -10.2417 8.0417

.53333 2.97944 .983 -8.6084 9.6751

-1.63333 2.97944 .851 -10.7751 7.5084

-.53333 2.97944 .983 -9.6751 8.6084

(J) Stasiun

Stasiun 5

Stasiun 6

Stasiun 4

Stasiun 6

Stasiun 4

Stasiun 5

Stasiun 5

Stasiun 6

Stasiun 4

Stasiun 6

Stasiun 4

Stasiun 5

(I) Stasiun

Stasiun 4

Stasiun 5

Stasiun 6

Stasiun 4

Stasiun 5

Stasiun 6

Dependent Variable

Jumlah Ukuran

sampel mangrove

Berat Ukuran

sampel mangrove

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

Page 83: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

68

Homogeneous Subsets

2. Uji One Way Anova berat sampah laut

Oneway

Jumlah Ukuran sampel mangrove

Tukey HSDa

3 37.3333

3 60.0000

3 97.3333

.780

Stasiun

Stasiun 5

Stasiun 6

Stasiun 4

Sig.

N 1

Subset

for alpha

= .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

Berat Ukuran sampel mangrove

Tukey HSDa

3 1.8000

3 2.3333

3 3.4333

.851

Stasiun

Stasiun 6

Stasiun 5

Stasiun 4

Sig.

N 1

Subset

for alpha

= .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

Descriptives

6 48.6667 63.26663 25.82849 -17.7276 115.0609 .00 169.00

6 18.6667 18.52206 7.56160 -.7710 38.1044 1.00 40.00

6 30.1667 29.78199 12.15844 -1.0876 61.4209 .00 76.00

18 32.5000 41.23997 9.72035 11.9918 53.0082 .00 169.00

6 1.7167 1.94362 .79348 -.3230 3.7564 .20 5.50

6 1.1667 .84538 .34512 .2795 2.0538 .10 2.00

6 .8833 .67651 .27618 .1734 1.5933 .00 1.80

18 1.2556 1.25802 .29652 .6300 1.8812 .00 5.50

Stasiun 4

Stasiun 5

Stasiun 6

Total

Stasiun 4

Stasiun 5

Stasiun 6

Total

Jumlah Jenis

sampel mangrove

Berat Jenis

sampel mangrove

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

1.690 2 15 .218

1.263 2 15 .311

Jumlah Jenis

sampel mangrove

Berat Jenis

sampel mangrove

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Page 84: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

69

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

ANOVA

2749.000 2 1374.500 .788 .473

26163.500 15 1744.233

28912.500 17

2.154 2 1.077 .653 .535

24.750 15 1.650

26.904 17

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Jumlah Jenis

sampel mangrove

Berat Jenis

sampel mangrove

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Multiple Comparisons

Tukey HSD

30.00000 24.11247 .447 -32.6314 92.6314

18.50000 24.11247 .728 -44.1314 81.1314

-30.00000 24.11247 .447 -92.6314 32.6314

-11.50000 24.11247 .883 -74.1314 51.1314

-18.50000 24.11247 .728 -81.1314 44.1314

11.50000 24.11247 .883 -51.1314 74.1314

.55000 .74162 .743 -1.3763 2.4763

.83333 .74162 .515 -1.0930 2.7597

-.55000 .74162 .743 -2.4763 1.3763

.28333 .74162 .923 -1.6430 2.2097

-.83333 .74162 .515 -2.7597 1.0930

-.28333 .74162 .923 -2.2097 1.6430

(J) Stasiun

Stasiun 5

Stasiun 6

Stasiun 4

Stasiun 6

Stasiun 4

Stasiun 5

Stasiun 5

Stasiun 6

Stasiun 4

Stasiun 6

Stasiun 4

Stasiun 5

(I) Stasiun

Stasiun 4

Stasiun 5

Stasiun 6

Stasiun 4

Stasiun 5

Stasiun 6

Dependent Variable

Jumlah Jenis

sampel mangrove

Berat Jenis sampel

mangrove

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

Jumlah Jenis sampel mangrove

Tukey HSDa

6 18.6667

6 30.1667

6 48.6667

.447

Stasiun

Stasiun 5

Stasiun 6

Stasiun 4

Sig.

N 1

Subset

for alpha

= .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.a.

Berat Jenis sampel mangrove

Tukey HSDa

6 .8833

6 1.1667

6 1.7167

.515

Stasiun

Stasiun 6

Stasiun 5

Stasiun 4

Sig.

N 1

Subset

for alpha

= .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.a.

Page 85: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

70

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan

1. Kegiatan penyeberangan menuju menjangan kecil dan Penentuan titik

sampling

2. Proses pengumpulan sampah dan pengeringan sampel

3. Jenis sampah organik dan karet

Page 86: IDENTIFIKASI KOMPOSISI DAN BERAT SAMPAH LAUT DI …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ080319… · identifikasi komposisi dan berat sampah laut di ekosistem pesisir

71