KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v...

45

Transcript of KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v...

Page 1: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

Penyusun:Penanggungjawab: MUHDI

Ketua Tim: Mushlih

Kontrtibutor: A. Marzuki I F. PasuhukN. Dalapang I S. Siregar

Page 2: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

i

KATA PENGANTAR

“The worst is over, dampak terburuk dari Covid-19 yang terjadi di kuartal kedua

sudah kita lewati dan sekarang kita di dalam tahap pemulihan” (Sri Mulyani Indrawati).

Pernyataan Menteri Keuangan tersebut menggambarkan kondisi perekonomian bangsa

Indonesia yang saat ini menunjukan berbagai perbaikan pada Q3 2020. Sebagaimana

diketahui, pertumbuhan ekonomi secara nasional pada Q1 2020 adalah 2,97% dan pada

Q2 2020 adalah -5,32%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pandemic Covid-19

memberikan dampak yang cukup signifikan pada kontraksi pertumbuhan ekonomi

secara nasional. Pertumbuhan negatif tersebut disebabkan oleh dua perspektif:

1). Perspektif konsumsi: tingkat konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap

bruto (PMTB) yang menurun, 2). Perspektif produksi: terjadi penurunan pada sector

lapangan usaha, sektor transportasi dan pergudangan, dan sektor industri pengolahan.

Namun demikian, seiring dengan pelaksanaan The New Normal dan upaya

pemerintah dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah memberikan kontribusi

pada perbaikan ekonomi secara umum di Q3 2020 sebesar -3,49%. Kondisi

perekonomian masih mengalami kontraksi, namun demikian terdapat perbaikan

dibandingkan dengan pertumbuhan pada Q2 2020. Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi

pada Q4 2020 diharapkan dapat tumbuh positif dengan konsekuensi adanya dorongan

yang lebih optimal dari sisi fiskal.

Untuk perekonomian di Sulawesi Utara pada dasarnya tidak berbeda dengan

kondisi perekonomian secara nasional. Pada Q1 2020 mengalami pertumbuhan

ekonomi 4,27%, Q2 2020 pertumbuhan ekonomi -3,89% dan pada Q3 2020

pertumbuhan ekonomi -1,83%. Perbaikan kondisi ekonomi di Q3 2020 diharapkan dapat

dilanjutkan pada Q4 2020 dengan melakukan upaya pendisiplinan implementasi protokol

kesehatan dan upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) secara intensif. Dalam upaya

Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Sulut telah dilakukan kegiatan antara lain:

1). Realokasi dan refocusing belanja pemerintah pusat/daerah, 2). Penempatan uang

negara di BPD SulutGo, 3). Subsidi bunga/margin Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Non-

KUR, dan lain-lain.

Kajian Fiskal Regional ini diharapkan dapat memberikan deskripsi dalam

pencapaian tujuan penyelenggaraan APBN/APBD terkait dengan pencapaian fungsi

alokasi, distribusi dan stabilisasi. Deskripsi tersebut diharapkan dapat memberikan

perspektif pemahaman dan sumber informasi bagi penjelasan ekonomi makro regional

dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan telah diselesaikannya Kajian

Page 3: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

ii

Fiskal Regional (KFR) Triwulan III 2020 ini, kami mengharapkan terjadi diskusi publik

dalam melakukan akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional. Informasi dan analisis yang

disampaikan pada KFR Triwulan III 2020 ini dimaksudkan untuk memberikan inspirasi

bagi pembuat kebijakan/publik untuk mengambil langkah-langkah yang efektif dan

efisien dalam kerangka kebijakan fiskal. Pengambilan kebijakan yang agile (cekatan)

dan responsif terhadap disruption diperlukan untuk menghadapi kondisi

ketidaknormalan tersebut. Pandemi Covid-19 telah memberikan pembelajaran kepada

segenap organ pemerintah dan masyarakat untuk bersinergi dalam menghadapi

permasalahan kesehatan, ekonomi, stabilitas keuangan dan sosial. Demikian,

selanjutnya kami mengharapkan saran konstruktif untuk perbaikan Kajian Fiskal

Regional Triwulan III 2020 ini.

Manado, 10 November 2020 Kepala Kanwil DJPb Prov. Sulut,

MUHDI, SE, SIP, MIS, PhD

Page 4: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi iii Tim Penyusun iv

Ringkasan Eksekutif v

BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1

B. Inflasi 3

C. Indikator Kesejahteraan 3

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN 6

A. Pendapatan Negara 6

B. Belanja Negara 11

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 18

A. Pendapatan Daerah 19

B. Belanja Daerah 22

C. Prognosis Realisasi APBD sampai dengan Triwulan IV 24

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

26

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian 26

B. Pendapatan Konsolidasian 26

C. Belanja Konsolidasian 28

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

31

BAB V ISU REGIONAL: DAMPAK KORONA TERHADAP PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA

33

Daftar Pustaka

Page 5: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

iv

TIM PENYUSUN

PENGARAH/PENANGGUNGJAWAB: KAKANWIL DJPB PROVINSI SULUT, MUHDI

KETUA TIM: KEPALA BIDANG PPA II, MUSHLIH

KONTRIBUTOR: ALI MARZUKI FRANGKY PASUHUK NOPRID DALAPANG STEPHEN IGNATIUS

LAYOUT DESIGN: FRANGKY PASUHUK

ALAMAT: KANTOR WILAYAH DJPB PROV SULUT GKN MANADO LANTAI 3 JALAN BETHESDA NO. 8 MANADO

Page 6: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

v

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pembatasan aktivitas masyarakat sebagai salah satu bentuk penanganan

dampak pandemi Covid-19 berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara

yang tercermin di kuartal ketiga tahun 2020, dimana PDRB terkontraksi hingga -1,83%.

Indikator ekonomi lainnya juga menunjukkan laporan yang negatif dimana terjadi

deflasi tahun kalender tercatat hingga 1,01%, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

naik menjadi 7,37% dan kemiskinan meningkat 7,62%. Penutupan penerbangan

internasional bandara Sam Ratulangi guna antisipasi penyebaran Covid-19 berdampak

pada sektor pariwisata Sulawesi Utara yang pada akhirnya berimbas pada sektor

transportasi dan sektor akomodasi, makanan dan minuman secara signifikan. Sektor

pertanian dan perkebunan dan sektor industri pengolahan yang didukung oleh produksi

kelapa/kopra dan produk turunannya merupakan komoditas utama Sulawesi Utara

dalam menahan perlambatan perekonomian.

Selanjutnya dari sisi pemerintahan, realisasi pendapatan negara baru tercapai

64% dari target dengan nilai sebesar Rp3,55 triliun, dimana 74% bersumber dari

perpajakan. Sedangkan realisasi belanja pemerintah pusat mencapai 62,5% dengan

nilai Rp4,97 triliun. Penurunan kegiatan perkantoran dengan ditiadakannya kegiatan

yang bersifat pengumpulan orang banyak seperti sosialisasi, rapat, workshop serta

dengan adanya work from home berdampak signifikan terhadap penurunan realisasi

belanja barang. Realisasi belanja modal juga turut mengalami penurunan dengan

adanya perubahan pagu (realokasi dan refocusing anggaran) dan pembatasan

aktivitas (physical dan social distancing). Realisasi Transfer Daerah dan Dana Desa

juga terdampak pada perubahan pagu TKDD pada APBN di awal bulan April sebagai

bagian realokasi dan refocusing anggaran tersebut, dan realisasinya sudah mencapai

83%.

Pandemi Covid-19 juga berdampak pada realisasi penerimaan daerah, dimana

PAD Sulawesi Utara sampai dengan Q3 2020 mencapai Rp1,42 triliun, turun hingga

10,8% dibanding periode yang sama tahun 2019. Pajak Hotel dan Rumah Makan

mengalami penurunan sebagai akibat berkurangnya kunjungan wisatawan. Sementara

itu, untuk belanja daerah (di luar transfer pemerintah daerah) mencapai Rp8,7 triliun,

mengalami kenaikan 1% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun

sebelumnya. Adanya WFH dan pembatasan kegiatan perkantoran juga berpengaruh

signifikan terhadap realisasi belanja barang konsolidasian. Selanjutnya, untuk realisasi

DAK Fisik sudah mencapai 95,47% terdiri dari DAK Fisik Reguler dan DAK Fisik

Page 7: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

vi

Cadangan. Realisasi tersebut mengalami peningkatan sebesar 64% dibandingkan

dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Perbedaan yang signifikan

tersebut disebabkan oleh perubahan regulasi dalam percepatan penyaluran anggaran.

Peran fiskal dalam penanganan Covid-19 sangat penting. Sejak awal pandemi,

pemerintah melalui berbagai kebijakan dan payung hukum berupaya mengoptimalkan

kondisi fiskal dengan melakukan refocusing dan realokasi APBN sebagai langkah

penanganan Covid-19 sekaligus meredam dampaknya terhadap pertumbuhan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah juga telah melakukan

refocusing dan realokasi APBD guna penangan Covid-19 di daerah. Pemerintah

daerah di Sulawesi Utara telah mengalokasikan total sebesar Rp1,8 triliun dalam

penyesuain APBD. Perlu kerjasama dan sinergi yang baik antar pemerintah pusat dan

daerah agar penanggulangan pandemi cepat teratasi dan resesi ekonomi dapat

diredam.

Page 8: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

1

Tabel 1.1 Kinerja Indikator Makro Ekonomi & Pembangunan Prov. Sulut Q3 Tahun 2020

Indikator Target KUA-PPAS 2020

Target APBN-P 2020

Realisasi Q3 2020

Realisasi

Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,2 -0,4-2,3 -1,83 Belum Tercapai

Inflasi (%, tahun kalender) 5 2-4 -1.01 Belum Tercapai

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 6,63 4,8-5,1 7,37 Belum Tercapai

Kemiskinan (%) 7,3 8,5-9 7,62 Belum Tercapai Sumber: KUA-PPAS Sulut, UU APBN, BPS

BAB I

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Dampak pandemi Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi

Utara semakin menunjukkan tren positif pada Q3 tahun 2020 ini. Provinsi Sulawesi

Utara mampu mempertahankan kinerja positif pertumbuhan ekonominya pada Q3, dan

menunjukkan angka laju pertumbuhan ekonomi hingga minus 1,83 persen. Berbagai

indikator perekonomian pun menunjukkan peningkatan kinerja. Bermacam upaya

pemerintah telah dilakukan guna menggerakkan roda perekonomian. Perlu usaha

ekstra dari pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menetapkan dan

mengimplementasikan kebijakan guna meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus

memastikan perekonomian terus bertumbuh di tengah masa pandemi.

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pada Q3 2020, perekonomian Provinsi Sulawesi Utara mengalami

peningkatan yakni minus 1,83 persen (yoy). Dampak pandemi Covid-19 yang sudah

berlangsung sejak periode Maret

terhadap perekonomian Provinsi

Sulawesi Utara, tercermin pada

data PDRB Q3 yang dikeluarkan

oleh BPS Sulut. Angka

pertumbuhan ekonomi Provinsi

Sulawesi Utara masih di atas

pertumbuhan ekonomi nasional

yang minus 3,49 persen (yoy).

Grafik 1.1 Perkembangan PE Sulut dan Nasional (%)

Sumber: BPS Sulut, diolah

Page 9: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

2

Distribusi 5 (lima) struktur ekonomi

Provinsi Sulawesi Utara dari sisi

penawaran (PDRB ADHB) mengalami

perubahan di Q3. Posisi sektor

Transportasi dan Pergudangan digeser

oleh Administrasi Pemerintahan. Hal

tersebut disebabkan adanya pembatasan

penerbangan internasional di Bandara

Sam Ratulangi untuk mengantisipasi

penyebaran virus Covid-19. Dari kelima

Tabel 1.2 PDRB Sulut Q3 2020

Sumber: BPS, diolah sektor utama tersebut, hanya

sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta sektor Industri Pengolahan

yang menunjukkan performa positif. Kedua sektor tersebut ditopang oleh sumber

lapangan usaha yang sama yaitu perkebunan kelapa sebagai bahan industri

pengolahan kopra. Ditinjau dari sisi penawaran, Covid-19 masih berdampak negatif

pada beberapa sektor, dan yang paling berat adalah sektor yang berhubungan

dengan pariwisata seperti transportasi, akomodasi, makanan dan minuman, serta

jasa lainnya seperti tempat hiburan dan pusat perbelanjaan. Bahkan sektor

yang terdampak positif, seperti Informasi dan Telekomunikasi (dengan adanya

WFH dan SFH) serta Jasa Keuangan belum mampu menopang penurunan sektor

lainnya. Penurunan perekonomian Sulut untuk Q3 masih diredam pertumbuhan positif

sektor Pertanian dan Industri Pengolahan yang termasuk sektor dengan porsi terbesar.

Pada sisi Permintaan, wabah corona berimbas pada 2 (dua) komponen

PDRB. Konsumsi Ekspor Barang dan Jasa serta Konsumsi Lembaga Non

Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) masih mengalami penurunan

terdalam sebagai akibat masih terbatasnya arus pengiriman barang ke luar

negeri dan ditutupnya beberapa pertokoan dan pusat perbelanjaan sebagi

antisipasi penyebaran pandemi. Konsumsi pemerintah juga dinilai kurang

berkontribusi sebagai variabel penahan laju penurunan ekonomi.

Perekonomian Sulawesi Utara masih berpotensi mengalami perlambatan

jika melihat perkembangan pandemi Covid-19 di Sulawesi Utara yang masih

belum menunjukkan penurunan. Namun demikian, dengan dilonggarkannya

kebijakan social distancing dan penerbangan, kondisi perekonomian Sulawesi

Utara diharapkan mampu bangkit secara perlahan. Beberapa hal yang patut menjadi

perhatian adalah 1). Realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah perlu didorong

dan diakselerasi agar mampu berperan sebagai pendorong perekonomian

regional, 2). Sektor Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan khususnya

perkebunan kelapa yang terbukti mampu

Page 10: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

3

tumbuh disaat sektor usaha lainnya mengalami kelesuan, serta mampu menopang

sektor Industri Pengolahan serta ekspor Sulawesi Utara, perlu mendapatkan dukungan

dari pemerintah daerah. Tumbuhnya sektor tersebut juga secara positif akan membuka

lapangan kerja informal baru/ alternatif bagi korban PHK dari sektor lapangan

usaha lainnya, 3). Proyek-proyek pemerintah yang tertunda di semester I akibat

kebijakan social distancing, dapat segera dimulai kembali dan diakselerasi.

Selain itu perlu dilakukan perubahan sistem pelaksanaan proyek menjadi sistem

padat karya agar dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja serta

meningkatkan penghasilan masyarakat sekaligus mempertahankan daya beli.

Belanja pemerintah akan menjadi sektor yang paling bisa diharapkan sekaligus

dikendalikan melalui penyerapan anggaran hingga kebijakan bantuan sosial seperti

Kartu Pra-Kerja, BOS, KPH hingga percepatan BLT dari Dana Desa diharapkan

mampu menjaga daya beli masyarakat. B. Inflasi

Sampai dengan akhir Q3 2020 tingkat inflasi Sulawesi Utara mengalami deflasi

tahun kalender hingga 1,01 persen. Inflasi Sulut pada bulan September 2020 tercatat

sebesar 0,31 persen lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar minus 0,05

persen serta jauh dari sasaran Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran

Sementara (KUA-PPAS) tahun 2020 sebesar 5 persen.

Kontribusi deflasi terbesar

terutama dari sektor Transportasi

yang mencapai 2,30 persen akibat

belum maksimalnya operasional

kegiatan di Bandara Sam Ratulangi

dikarenakan antisipasi penyebaran

wabah Covid-19. Berdasarkan

kontribusi timbulnya deflasi pada

Q3 dipengaruhi pada kelompok

pengeluaran utama yaitu Makanan,

Minuman, dan Tembakau. Hal ini

menggambarkan bahwa deflasi yang terjadi pada Q3, masih disebabkan karena

masyarakat masih menahan diri untuk tidak bepergian dan meningkatkan konsumsi

produk dimaksud karena adanya protocol kesehatan berupa social distancing. Dengan

demikian, salah satu langkah pengendalian inflasi di Sulut ke depan saat terdapat

pelonggaran kebijakan social distancing adalah menjaga pasokan komoditas yang

maksud dalam kategori volatile foods, terutama cabe rawit dan lemon yang merupakan

Grafik 1.2 Perbandingan Inflasi Bulanan Sulut-Nasional tahun 2020

Sumber: BPS Sulut, diolah

Page 11: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

4

produk-produk yang mendorong timbulnya inflasi. Dengan pasokan yang memadai

diharapkan mampu menghambat kenaikan harga secara cepat (hiperinflasi).

C. Indikator Kesejahteraan

Kondisi ketenagakerjaan dari sisi Tingkat Pengangguran Terbuka Sulawesi

Utara pada periode laporan Agustus 2020 menunjukkan peningkatan. Sebagaimana

data BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka Sulut pada periode ini naik 1,36 persen

dibandingkan periode Agustus tahun 2019 menjadi 7,37 persen. Dengan capaian

tersebut target Pemprov Sulut belum mampu untuk menurunkan pengangguran

dibawah 6,63 persen. Diharapkan

Pemprov Sulut mampu menekan

tingkat pengangguran hingga akhir

tahun ini.

Secara umum, penambahan TPT

lebih karena bertambahnya jumlah

usia kerja (15 tahun) serta banyak

lulusan SMA sederajat yang belum

terserap lapangan pekerjaan.

Pemerintah daerah perlu

keseriusan dalam mengurangi

pengangguran dengan mendukung UMKM dan industri kreatif agar dapat menyerap

lebih banyak tenaga kerja.

Data TPT pada triwulan ketiga diprediksi akan meningkat seiring dengan adanya

pandemi Covid-19 dan akan berimbas pada sektor informal yang mencapai 686 ribu

orang (60,46%). Disnaker Sulut menyatakan bahwa data per 26 Mei 2020, terdapat

1.464 tenaga kerja di PHK dan 6.952 dirumahkan oleh pengusaha. Sedangkan data

penerima Kartu Pra-Kerja yang telah terdaftar sebanyak 36.006 orang.

Jumlah penduduk miskin di Sulut naik sebanyak 3.770 jiwa dibandingkan periode

September 2019. Kenaikan

tersebut terjadi di perkotaan

sebanyak 3.900 jiwa,

sedangkan jumlah penduduk

miskin di pedesaan mengalami

penurunan sebanyak 130 jiwa.

Kenaikan penduduk miskin di

perkotaan diduga sebagai akibat

Grafik 1.4 Profil Tingkat Kemiskinan Sulut dan Nasional (%)

Sumber: BPS Sulut, diolah

Grafik 1.3 Perkembangan TPT Sulut dan Nasional (%)

Sumber: BPS Sulut, diolah

Page 12: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

5

pandemi Covid-19 yang mengubah perilaku, aktivitas ekonomi dan penurunan

pendapatan. Dana Desa perlahan mampu menunjukkan dampak positif tehadap

kesejahteraan penduduk desa yang ditunjukkan dengan penurunan jumlah penduduk

miskin.

Beberapa faktor kenaikan angka kemiskinan selain perlambatan perekonomian

akibat pandemi Covid-19, juga disebabkan oleh rata-rata upah buruh per hari yang

mengalami penurunan 3,58 persen berdasarkan data Disnakertrans Provinsi Sulawesi

Utara. Di sisi lain, kenaikan nilai tukar petani turut membantu penurunan kemiskinan di

pedesaan.

Page 13: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

6

BAB II

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Sampai dengan periode Q3 tahun 2020, anggaran belanja pemerintah pusat di

wilayah Sulut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan anggaran belanja pada

periode yang sama tahun sebelumnya. Secara rinci, pelaksanaan APBN di Sulut

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Pelaksanaan APBN di Sulut

(Sumber : DITPA.KEMENKEU, SIMTRADA & GFS)

Sampai dengan akhir Q3 2020, realisasi Pendapatan Negara di Sulawesi Utara

mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,3 persen dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya. Sedangkan pada realisasi belanja pegawai dan belanja barang

mengalami penurunan 8,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Penurunan pagu yang sangat signifikan terjadi pada belanja modal yaitu

mencapai hingga 50 persen dikarenakan revisi APBN yang dialihkan kedalam pos

belanja khusus penangan Covid-19.

A. Pendapatan Negara

Salah satu fungsi APBN dalam kerangka ekonomi makro adalah sebagai

stabilisator. Dari sisi pendapatan pemerintah dapat mempengaruhi perekonomian

Page 14: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

7

melalui perubahan besaran pada penerimaan perpajakan. Hal ini dikarenakan,

penerimaan perpajakan merupakan variabel yang mempengaruhi secara tidak

langsung terhadap perkembangan variabel pembentuk agregate demand, yaitu

variabel konsumsi masyarakat (C) dan investasi (I).

Pada tahun 2020, target penerimaan pajak adalah sebesar 4,5 triliun. Target

tersebut mengalami kenaikan 6.67 persen dibandingkan dengan target tahun 2019

sebesar 4,2 triliun. Realisasi Penerimaan Perpajakan dan Perbandingan Realisasi

terhadap Pagu Perpajakan di Sulut s.d Q3 2020 dapat dilihat pada diagram/grafik

berikut ini:

(Sumber: GFS)

1. Penerimaan Perpajakan

Penerimaan perpajakan dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu Pajak Dalam

Negeri dan Pajak Perdagangan Internasional. Pajak Dalam Negeri terdiri atas lima

jenis pajak yaitu 1) pajak penghasilan (PPh), 2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN), 3)

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), 4) Cukai dan 5) Pajak Lainnya sedangkan Pajak

Perdagangan Internasional terdiri atas Bea Masuk dan Bea Keluar. Sampai

dengan Q3 ini realisasi Pendapatan Perpajakan baru mencapai 2.617,06 miliar

atau 57,34 persen dari target, dengan Kota Manado sebagai kontributor utama

sebesar Rp1.276,88 miliar (48,79 persen).

63.64%

48.59%

97.79%

57.86%

Realisasi Penerimaan Perpajakan Sulawesi Utara s.d Tw III TA. 2020 (persen)

PPh PPN & PPn BM PBB Pajak Lainnya

2,378.54 2,057.58 73.45

54.85

1,513.77 999.73 71.83

31.73

0%

20%

40%

60%

80%

100%

PPh PPN & PPnBM

PBB PajakLainnya

Pagu vs Realisasi Perpajakan Sulawesi Utara

s.d Tw III TA. 2020 (dalam miliar Rp)

Target TA 2020 Real s.d Tw III

Page 15: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

8

(Sumber: GFS)

a) Pajak Penghasilan (PPh)

Sebagian besar penerimaan PPh terkonsentrasi di wilayah Kota Manado, sebagai

pusat bisnis di Sulut dimana sebagian besar pengusaha terdaftar di kota ini.

Sampai dengan Q3 ini realisasi Pendapatan Pajak Penghasilan telah mencapai

1.513,77 miliar atau 63,64 persen dari target 2020 sebesar 2.378,5 miliar.

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

(PPnBM)

Realisasi PPN dipengaruhi antara lain: kegiatan proyek pemerintah; terjaganya

konsumsi Rumah Tangga dan impor serta dukungan sistem pembayaran pajak

yang online dengan administrasi perpajakan. Proporsi penerimaan PPN

berdasarkan wilayah tidak jauh berbeda dengan penerimaan PPh. Sampai dengan

-100.00 - 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00

BOLMONG

BOLSEL

BOLTIM

BOLMUT

KEP. SITARO

BITUNG

KOTAMOBAGU

MINAHASA

MINSEL

MINTRA

MINUT

KEP. SANGIHE

KEP. TALAUD

TOMOHON

4.69

2.04

8.48

-8.24

7.86

580.87

317.78

63.45

87.48

1.02

136.93

85.15

7.39

45.30

PENERIMAAN PERPAJAKAN PER KABUPATEN/KOTA DI SULUT SELAIN KOTA MANADO SD TRIWULAN III 2020 (DALAM MILIAR RP)

771.99

175.48

152.08

272.55

MANADO

BITUNG

MINUT

KAB LAIN

PPh per Kabupaten di Sulut s.d. Triwulan III 2020 (dalam miliar)

GFS Kanwil DJPb Sulut

Page 16: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

9

periode Q3 2020, realisasi pendapatan PPN dan PPnBM baru mencapai 999,72

miliar atau 48,59 persen dari target 2020 sebesar 2.057,5 miliar.

c) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Pendapatan PBB di Sulut tergolong kecil karena bukan daerah pertambangan.

Dari 15 Kab/Kota, hanya 3 daerah yang memiliki realisasi penerimaan yaitu Kota

Manado, Kota Bitung dan Kab. Bolaang Mongondow. Perlu re-evaluasi NJOP di

beberapa daerah, karena terdapat daerah yang tergolong cukup ramai (pusat

keramaian) dengan nilai transaksi penjualan tanah cukup tinggi, namun memiliki

NJOP yang sangat rendah. Sampai dengan Q3 ini realisasi Pendapatan PBB telah

mencapai 71,83 miliar atau 97,79 persen dari target 2020 sebesar 73,45 miliar.

d) Pajak Perdagangan Internasional (Bea Masuk & Bea Keluar) dan Pendapatan

Cukai

Faktor-faktor penopang penerimaan Kepabeanan dan Cukai s.d periode Q3 tahun

2020 di Provinsi Sulawesi Utara adalah sebagai berikut:

1. Bea Masuk

- Hampir seluruh perusahaan di bidang pertambangan dan bidang lainnya

untuk sementara menghentikan kegiatan importasinya, mengingat

Sebagian besar komoditas berasal dari negara yang terdampak Virus

COVID-19;

0

0

0

0

0

479.72 200.77

65.17

33.59

220.48

MANADO

BITUNG

MINSEL

MINUT

KAB LAIN

PPN/PPnBM per Kabupaten di Sulut s.d. Triwulan III 2020(dalam miliar)

sumber: GFS Kanwil DJPb Sulut

89.80

-

56,248.43

657.60

BOLMONG

BOLMUT

BITUNG

MANADO

PBB per Kabupaten di Sulut s.d. Triwulan III 2020 (dalam juta)

sumber: GFS Kanwil DJPb Sulut

Page 17: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

10

- Penerimaan Bea Masuk dari sektor barang bawaan penumpang menurun,

hal ini dikarenakan adanya penutupan penerbangan langsung dari luar

negeri;

- Penerimaan Bea Masuk dari Pos Lalu Bea tidak terlalu dipengaruhi

dampak Corona.

2. Bea Keluar

Penerimaan bea keluar di provinsi Sulawesi Utara masih bersumber pada

ekspor produk Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya di Bitung.

Penerimaan bea keluar dari Penugasan Khusus Ekspor (PKE) diprediksi akan

mengalami peningkatan dan akan melampaui target pada akhir tahun.

3. Cukai

Penerimaan Cukai di Sulawesi Utara sebagian besar berasal dari produksi

Pabrik MMEA (Minuman Mengandung Etil Alkohol). Pemerintah setempat

menghimbau untuk menutup tempat hiburan dalam rangka menghindari

penyebaran COVID-19. Penutupan tempat hiburan tersebut mengakibatkan

menurunnya permintaan konsumen MMEA sehingga perusahaan Pabrik

MMEA mengurangi jumlah produksi MMEA. Hal tersebut mengakibatkan

menurunnya penerimaan cukai.

Penerimaan Cukai hingga periode Q3 telah mencapai 95,72 persen yaitu 6,04

miliar dari target sebesar 6,31 miliar. Sementara itu, target penerimaan Pajak

Perdagangan Internasional yang berasal dari Bea Masuk telah melampaui

target 12,21 miliar atau 102,01 persen dari target 11,97 miliar, sedangkan Bea

Keluar telah mencatatkan realisasi 1,81 miliar atau 95,77 persen dari target

1,89 miliar.

BEA MASUK

BEA KELUAR

CUKAI

11.97

1.89

6.31

12.21

1.81

6.04

Bea Masuk, Bea Keluar dan Cukai Prov. Sulut s.d Triwulan III TA. 2020 (dalam miliar Rp)

Realisasi

TargetAPBN-P

sumber: Kanwil DJBC Sulutenggomalut

Page 18: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

11

e) Pendapatan Pajak Lainnya

Sampai dengan Q3 2020, realisasi Pajak Lainnya mencapai 31,73 miliar atau

sebesar 57,86 persen dari target 54,85 miliar. Sumber pendapatan Pajak Lainnya

berasal dari pendapatan bea materai, pendapatan pajak tidak langsung lainnya

dan pendapatan Bunga penagihan pajak, sehingga pos ini sebagian besar berada

di Kota Manado yang disebabkan aktivitas ekonomi terbesar berpusat di Kota

Manado.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) merupakan seluruh penerimaan

pemerintah pusat yang bukan berasal dari penerimaan perpajakan. Sampai

dengan Q3 2020, realisasi PNBP di Sulawesi Utara sudah mencapai 919,54 miliar

atau 94,1 persen dari target 976,95 miliar untuk tahun 2020. Realisasi PNBP Q3

2020 mengalami pertumbuhan positif sebesar 25,10 persen dibandingkan dengan

realisasi tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Penerimaan PNBP Prov. Sulut s.d Q3 2020

(dalam miliar Rp)

Penerimaan Q3 - 2019 Q3 -2020 GROWTH

Pagu Real % Pagu Real %

PNBP 880,12 607,51 69,03% 976,95 919,54 94,1% 25,10%

sumber: GFS Kanwil DJPb Prov. Sulut

Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak terdiri dari Pendapatan BLU dan PNBP

Lainnya, sebagai berikut:

Rincian Penerimaan PNBP Prov. Sulut s.d Q3 2020

(dalam miliar Rp)

Penerimaan Q3 - 2019 Q3 -2020 GROWTH

Pagu Real % Pagu Real %

Pendapatan BLU 656,98 406,11 61,81% 733,26 671,24 91,5% 29,73%

PNBP Lainnya 223,14 201,40 90,26% 243,69 248,30 101,9% 11,63%

sumber: GFS Kanwil DJPb Prov. Sulut

B. Belanja Negara

Belanja negara berperan sebagai stimulus fiskal dalam mendukung sektor

riil dan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pagu belanja pemerintah setiap

tahunnya, harus disertai dengan optimalisasi pelaksanaan anggaran

Kementerian/Lembaga. Sebaliknya efisiensi belanja harus tetap dilakukan agar

belanja negara lebih berkualitas melalui penghematan belanja barang dan belanja

yang tidak prioritas, subsidi yang lebih tepat sasaran, serta mendorong

Page 19: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

12

3,142.80 3,388.37

1,406.46

11.93

2,294.98 1,977.35

689.53

8.28

-

1,000.00

2,000.00

3,000.00

4,000.00

5,000.00

6,000.00

BEL PEGAWAI BEL BARANG BEL MODAL BEL BANSOS

Perbandingan Pagu terhadap Realisasi Belanja Prov. Sulut s.d Triwulan III 2020 (dalam miliar)

PAGU REALISASI

pembangunan infrastruktur daerah melalui anggaran Dana Bagi Hasil (DBH) dan

Dana Alokasi Umum (DAU).

(Sumber: DITPA.KEMENKEU)

1. Belanja Pemerintah Pusat

Penyerapan Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan

tren kenaikan yang proporsional setiap bulannya dengan capaian 4.970,14 miliar

atau 62,52 persen dari pagu 7.949,56 miliar sampai dengan akhir Q3 2020.

Belanja Pegawai masih mendominasi realisasi belanja hingga Q3 sebesar

2.294,98 miliar atau 73,02 persen dari pagu 3.142,80 miliar, diikuti oleh Belanja

Barang sebesar 58,36 persen kemudian Belanja Modal 49,03 persen. Sedangkan

untuk Belanja Bantuan Sosial sampai dengan akhir Q3 2020 telah mencatatkan

realisasi 69,40 persen.

166.61

225.13 231.90 239.58

358.58

234.85 240.05

356.13

242.16

60.11

166.32 173.40 225.61 186.19

305.12 306.98

249.23

304.41

2.00 22.61

111.85

64.61

115.00

67.20 97.12 92.70

116.45

0.02 1.08 0.21 1.37 1.42 4.19

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP

Tren Realisasi Belanja s.d Triwulan III (dalam miliar)

BEL PEGAWAI BEL BARANG BEL MODAL BEL BANSOS

Page 20: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

13

(Sumber: DITPA.KEMENKEU)

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Alokasi Pagu TKDD Sulawesi Utara tahun 2020 sebesar Rp13.382,08 miliar,

menurun 7,64 persen dari pagu tahun sebelumnya. Sampai dengan akhir Q3

tahun 2020, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) di Sulut telah

mencatatkan realisasi belanja masing-masing sebesar 83,81 persen dan 69,96

persen. Sementara itu, realisasi belanja DAK Fisik telah mencatatkan realisasi

sebesar Rp1.341,11 miliar atau 95,47 persen dari pagu Rp1.404,68 miliar,

sedangkan DAK Non Fisik telah mencatatkan realisasi sebesar Rp1.248,24 miliar

atau 75,82 persen dari pagu 1.646,23 miliar. Penyaluran Dana Desa dalam bentuk

Bantuan Langsung Tunai (BLT) sampai dengan akhir periode Q3 2020 telah

mencapai Rp964,52 miliar atau 78,72 persen dari pagu Rp1.225,24 miliar,

sedangkan realisasi Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp473,09 miliar atau

96,80 persen dari total pagu Rp488,74 miliar. Perbandingan Pagu dan Realisasi

TKDD dapat dilihat pada grafik berikut:

(Sumber: SIMTRADA)

Terdapat penyesuaian pagu TKDD di bulan April 2020 melalui Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) Nomor 35 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah

dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 Dalam Rangka Penanganan Pandemi

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang

Membahayakan Perekonomian Nasional (Tabel 2.1).

8,186.12

431.07

3,050.91

1,713.99

6,860.58

301.57

2,589.35

1,437.61

- 1,000.00 2,000.00 3,000.00 4,000.00 5,000.00 6,000.00 7,000.00 8,000.00 9,000.00

DAU

DBH

DAK

DID dan DANA DESA

Perbandingan Pagu dan Realisasi TKDD Prov. Sulut s.d Tw III 2020 (dalam Miliar Rp)

REAL s.d Tw III PAGU 2020

Page 21: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

14

3. Pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU)

Tabel Realisasi Satker BLU Prov. Sulut s.d Q3 TA 2020

No Satker Pagu Realisasi %

1 RSUP. Prof. DR. R.D Kandou (538815) 500.000.000.000 400.772.546.729 80,15%

2 Universitas Sam Ratulangi (677519) 148.000.000.000 150.645.213.447 101,79%

3 Rumkit Bhayangkara Manado (651732) 18.733.610.000 38.229.571.603 204,07%

4 Rumkit Tk.III R.W Monginsidi (418392) 62.354.147.000 72.285.692.830 115,93%

5 Politeknik Kesehatan Manado (632327) 16.192.162.000 10.251.333.053 63,31%

Sumber: e-rekon-lk.kemenkeu

Terdapat 5 (lima) instansi pemerintah yang berstatus BLU di Provinsi Sulawesi

Utara. Secara umum, realisasi belanja keseluruhan satker BLU sudah berada

pada rataan diatas 80 persen kecuali Politeknik Kesehatan Manado yang baru

mencatatkan realisasi sebesar 63,31 persen.

No Satker Q3 2020

PNBP Beban Opr Surplus/defisit %

1 RSUP. Prof. DR. R.D Kandou (538815) 268,44 297,62 -29,18 -11%

2 Universitas Sam Ratulangi (677519) 174,33 144,4 29,93 17%

3 Rumkit Bhayangkara Manado (651732) 39,44 32,31 7,13 18%

4 Rumkit Tk.III R.W Monginsidi (418392) 55,31 69,7 -14,39 -26%

5 Politeknik Kesehatan Manado (632327) 18,9 39,18 -20,28 -107%

(sumber: e-rekon-lk.kemenkeu)

Dari sisi performa, hanya Unsrat dan Rumkit Bhayangkara Manado yang

menunjukkan surplus. Beralihnya kegiatan belajar mengajar menjadi metode

daring berimbas pada turunnya biaya operasional, sedangkan di BLU bidang

kesehatan mengalami kenaikan biaya operasional sehubungan dengan pandemi

Covid-19.

4. Manajemen Investasi Pusat

No Pemda Kegiatan Keterangan 1 Kota Manado Debt Swap Dikarenakan adanya pandemi Covid-19 Monev Debt

Swap Q3 2020 dilakukan secara on desk dan rapat melalui aplikasi Zoom, Laporan Realisasi Dana dan Realisasi Fisik Q3 2020 disampaikan Pemkot Manado melalui media komunikasi daring. Penundaan monev Debt Swap berdasarkan sesuai surat Direktur SMI nomor: S-48/PB.4/2020 tanggal 16 Maret 2020. Monev on site dimaksud akan dilaksanakan pada Q4

2 Kota Bitung Debt Swap Monev debt swap secara on site untuk memverifikasi kemanfaatan pembangunan infrastruktur di tahun 2019 harus ditunda sesuai surat Direktur SMI nomor: S-48/PB.4/2020 tanggal 16 Maret 2020. Monev on site dimaksud akan dilaksanakan pada Q4

Page 22: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

15

5. ALOKASI BELANJA NEGARA PER FUNGSI DI SULAWESI UTARA

Sumber: ditpa.kemenkeu

C. Prognosis Realisasi APBN

Proyeksi realisasi APBN Semester II 2020 dilakukan secara empiris menggunakan

metode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) atau disebut juga

metode analisis runtun waktu Box-Jenkins yang cocok untuk forecasting/

peramalan jangka pendek. Pengolahan data statistik menggunakan aplikasi

Minitab Versi 18.1, dengan Variabel yang digunakan adalah realisasi APBN

bulanan tahun 2013-2019 yang bersumber dari Aplikasi Monev PA dan OMSPAN.

Untuk pendapatan (Perpajakan dan PNBP), yang digunakan adalah angka

realisasi 84 bulan (n= 84 ), sedangkan Belanja Negara menggunakan data

persentase realisasi bulanan (n= 84), kecuali Belanja Modal yang menggunakan

data persentase realisasi bulanan periode April-Desember (n=63) mengingat

3 Kab. Kep. Sangihe Pengalihan pinjaman PDAM ke Pemda

Permohonan restrukturisasi utang dengan skema yang diatur dalam PMK-176/2016 dan telah disetujui Menteri Keuangan sesuai perubahan perjanjian nomor AMA-177/RPD-336/RDA-213/DSMI/2020 tertanggal 08, Januari 2020

ALOKASI BELANJA NEGARA PER FUNGSI

DI SULAWESI UTARA S.D TRWULAN III 2020

(dalam Miliar Rp)

Page 23: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

16

pergerakan yang signifikan atas realisasi jenis belanja barang dan modal terjadi

pada periode tersebut (bulan 1-3 bersifat outlier). Proyeksi Transfer Daerah

menggunakan data persentase realisasi bulanan tahun 2015 s.d. 2019 dari

SIMTRADA (n=60). Hasil ringkas analissi dapat dilihat di bawah, sedangkan hasil

pengolahan keseluruhan terdapat pada Lampiran I.

Berdasarkan prognosis di atas, pendapatan Sulut hingga akhir tahun diperkirakan

mencapai Rp4.882,16 miliar atau turun 0,4 persen. Selain dampak akibat

penurunan perekeonomian secara makro, kontraksi pendapatan negara

disebabkan adanya berbagai insentif pajak yang diberikan pemerintah sebagai

bagian upaya Pemulihan Ekonomi Nasional. Pertumbuhan belanja modal yang

Prognosis Pendapatan (Angka dalam miliar)

ARIMA (0,1,2)-Signifikan

Prognosis Belanja Pegawai (Angka dalam

persen)

ARIMA (1,0,1) – Signifikan

Prognosis Belanja Barang (Angka dalam persen)

ARIMA (1,0,1) – Signifikan

Total Proyeksi Sem II 2020 =

81,2% dari total Pagu Belanja Barang

Prognosis Belanja Modal (Angka dalam persen)

ARIMA (1,0,1) – Signifikan

Prognosis Transfer Daerah (Angka dalam persen)

ARIMA (3,0,2) – Signifikan

Total Proyeksi Semester II 2020 =

58,52% dari total Pagu Transfer

Page 24: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

17

turun hingga 54 persen lebih disebabkan oleh turunnya pagu akibat realokasi

anggaran K/L yang mencapai lebih dari 50 persen. Sedangkan belanja barang

diprediksi menurun cukup tajam sebagai efisiensi akibat pembatasan aktivitas

kegiataan perkantoran akibat Covid-19.

Tabel 2.3 Prognosis Realisasi APBN sampai dengan Semester II TA 2020

Uraian Pagu/ Target

Realisasi Tw III 2020

(Rp)

Prognosis TA 2020

(Rp)

Prognosis TA 2020

(%)

Prognosis Semester

II 2020 (Rp)

Realisasi Tahun 2019 (Rp)

Growth (%)

Keterangan

Pendapatan 5.561,56 3.556,67 4.882,16 88% 1.325,49 4.899,40 -0,4%

Kemenkeu memprediksi penurunan penerimaan sebesar 10% akibat covid

Belanja

Bel Pegawai 3.142,80 2.294,98 2.933,46 93% 638,48 3.049,36 -3,8% Telah dilakukan realokasi pagu belanja oleh masing-masing K/L

Bel Barang 3.388,37 1.977,35 2.741,74 81% 764,39 3.579,60 -23,4%

Bel Modal 1.406,46 689,53 1.183,58 84% 494,05 2.571,57 -54,0%

Transfer Daerah

13.382,08 11.189,10 12.937,78 97% 1.748,68 14.019,55 -7,7%

Terdapat penyesuaian pagu transfer daerah akibat covid

Page 25: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

18

BAB III

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Perkembangan kinerja APBD seluruh pemda di Sulawesi Utara s.d Triwulan III 2020

menunjukkan penurunan dibanding periode yang sama tahun 2019 khususnya dari sisi

PAD. Hal tersebut tidak terlepas dari imbas pandemi Covid-19 yang menghambat berbagai

kegiatan perekonomian, sehingga mempengaruhi pola realisasi pendapatan maupun

belanja daerah. Secara rinci, perkembangan APBD pemerintah daerah lingkup Provinsi

Sulawesi Utara dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Perkembangan APBD Lingkup Prov. Sulut s.d Triwulan III TA 2020 (dalam miliar Rupiah)

Sumber : LRA Pemda, data sementara

Dampak pandemi Covid-19 terhadap realisasi belanja APBD, terlihat dari tingginya

realisasi belanja hibah dan belanja tak terduga di Triwulan III TA 2020, dan rendahnya

belanja barang akibat berkurangnya kegiatan operasional perkantoran yang lebih banyak

dilakukan melalui sistem Work from Home (WFH). Untuk selanjutnya, perlu dilakukan

percepatan realisasi belanja di triwulan III TA 2020 guna membantu mengakselerasi

perekonomian yang terhambat pandemi covid-19.

Page 26: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

19

A. Pendapatan Daerah

Realisasi pendapatan daerah hingga Triwulan III 2020 secara agregat telah mencapai

66 persen dari target. Secara proporsional, sumber penerimaan terutama yang berasal dari

transfer pemerintah pusat sebesar 87 persen (Rp10.328 miliar) dan PAD sebesar 12 persen

(Rp1.428,2 miliar). Hal tersebut menunjukan rendahnya tingkat kemandirian pemda di

Sulawesi Utara.

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Sampai dengan Triwulan III 2020, realisasi PAD pemda lingkup Sulawesi Utara

mencapai 57 persen dari

target. Dari total realisasi

tersebut, kontribusi

terbesar disumbang oleh

Pemprov. Sulut yang

mencapai 58 persen.

Sementara pada tingkat

kabupaten/kota, realisasi

terbesar berturut-turut

disumbang oleh Kota

Manado, Kab. Minahasa, Kota Kotamobagu dan Kab. Sangihe. Pajak daerah masih

menjadi pemasukan

terbesar untuk Kota

Manado dan Kab.

Minahasa, selain itu

retribusi daerah menjadi

penyumbang terbesar

pada PAD untuk Kota

Kotamobagu dan ’Lain-

lain PAD yang sah’

menjadi penunjang

yang cukup besar bagi

PAD di Kab. Sangihe.

a. Penerimaan Pajak Daerah

Realisasi Pajak Daerah agregat sampai dengan Triwulan III 2020 lingkup Provinsi Sulut

sebesar Rp976.6miliar atau sebesar 56 persen dari target. Pemprov Sulut masih

menjadi penyumbang pajak terbesar dengan nilai hingga 658,9 miliar. Pada tingkat

Grafik 3.1 Perbandingan Realisasi Pajak Daerah (Rp Miliar)

Sumber: LRA Pemda (agregat), diolah

Grafik 3.2 Kontribusi Pemda thd Total Realisasi PAD Sulut s.d Triwulan III 2020

Sumber: LRA Pemda (agregat), diolah

Page 27: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

20

Kab/Kota, Pemkot Manado tercatat sebagai daerah penyumbang pajak daerah

terbesar, yaitu sebesar Rp141,60 miliar. Namun angka tersebut jauh menurun

dibanding periode yang sama tahun sebelumnnya yang mencapai Rp216,1 miliar dan

juga baru 40% dari target yang ditetapkan di awal tahun. Dampak pandemi masih

sangat mempengaruhi pajak daerah Kota Manado, mengingat penurunan drastis salah

satu sumber utamanya yakni Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Untuk persentase

penerimaan, Kab. Boltim menjadi kabupaten dengan persentase realisasi penerimaan

pajak yang rendah yang belum mencapai 40 persen di triwulan III ini.

b. Penerimaan Retribusi Daerah

Penerimaan Retribusi Daerah Sulut hingga Triwulan III 2020 secara agregat sebesar

Rp215miliar atau 62,5

persen dari target,

tumbuh sebesar 23,8

persen dibanding

capaian triwulan III di

tahun sebelumnya.

Terdapat 2 Kabupaten

yang penerimaan

retribusi daerahnya

sudah melebihi target,

yaitu Kab. Minahasa dan Kab. Boltim. Untuk nilai penerimaan retribusi daerah tingkat

Kab/Kota, Kota Kotamobagu tercatat sebagai daerah dengan penerimaan retribusi

terbesar di Triwulan ketiga pada dua tahun terakhir yang sumber utamanya berasal dari

Retribusi Layanan Kesehatan yang mencapai Rp29 miliar di tahun 2020.

c. Penerimaan Hasil Kekayaan yang dipisahkan

Secara agregat, realisasi pos

Penerimaan Hasil Kekayaan

yang Dipisahkan di Sulut

tercatat pada Triwulan III

2020 sebesar Rp58.3 miliar,

atau 72 persen dari target

yang telah ditetapkan.

Tingginya penerimaan

daerah dari pos penerimaan

ini sebagian besar didapatkan

Grafik 3.3 Perbandingan Realisasi Retribusi Daerah (Rp Miliar)

Sumber: LRA Pemda (agregat), diolah

Grafik 3.4 Perbandingan Realisasi Kekayaan Yang Dipisahkan (Rp Miliar)

Sumber: LRA Pemda (agregat), diolah

Page 28: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

21

dari Bagian Laba (Dividen) yang dibagikan kepada Pemda atas penyertaan modal pada

BUMD.

d. Lain-Lain PAD Yang Sah

Lain-lain PAD Yang Sah yang didapatkan pada triwulan III ini memiliki realisasi sebesar

178,3 miliar atau

56% dari target

(pagu) awal tahun.

Terdapat 2

Kabupaten yang

sudah melebihi

target, yaitu Kab.

Minahasa Tenggara

dan Kab. Bolmut,

selain itu Kab. Sangihe juga menunjukkan peningkatan realisasi yang lumayan besar

dibandingkan pada triwulan III tahun lalu. Namun, tidak sedikit juga Pemda-pemda di

lingkungan Provinsi Sulawesi Utara yang mengalami penurunan tingkat realisasi

dibandingkan Triwulan III tahun lalu. Pendapatan bunga dan Pendapatan BLUD serta

Lain-lain PAD yang sah lainnya menjadi tiga sumber utama dengan nilai terbesar di

sektor ini.

2. Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat

Realisasi pendapatan transfer pemerintah pusat s.d Triwulan III tahun 2020 ke pemda

lingkup Provinsi Sulut telah mencapai Rp10.106 miliar, atau 74 persen dari target.

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, capaian realisasi pada periode laporan ini

tidak ada perbedaan yang signifikan. Dari grafik yang tersedia, semua Pemda di lingkup

Provinsi Sulawesi Utara, telah mencapai tingkat realisasi Transfer Pemerintah Pusat

diatas 50 %, dengan satu Pemda yaitu Kota Tomohon sudah melampaui target dengan

tingkat persentase realisasi 135%. Komposisi realisasi pendapatan transfer daerah

sebagian besar berasal dari transfer DAU yang mencapai 70 persen, selanjutnya DAK

sebesar 20 persen, Dana Penyesuaian sebesar 7 persen dan DBH sebesar 3 persen.

Tingginya dana DAU sejalan dengan penguatan desentralisasi pemerintah pusat di

daerah. Sementara itu, hal yang perlu mendapat perhatian adalah penggenjotan

realisasi DAK Fisik lingkup Sulawesi Utara yang mencerminkan kinerja pelaksanaan

kegiatan yang harus dimaksimalkan lagi. Sampai dengan akhir September 2020, dana

DAK baru terealisasi sebesar Rp1,9 triliun dari pagu Rp3,5 triliun.

Grafik 3.5 Perbandingan Realisasi Lain-Lain PAD yang Sah (Rp Miliar)

Sumber: LRA Pemda (agregat), diolah

Page 29: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

22

3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

Capaian realisasi pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah s.d Triwulan III 2020

sebesar 8,5 persen dari target yang telah ditetapkan. Hanya beberapa pemda yang

memasang target untuk pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.

B. Belanja Daerah

1. APBD Berdasarkan Jenis Belanja

Kinerja penyerapan anggaran daerah untuk periode sampai dengan Triwulan III 2020

tidak jauh berbeda namun sebagian besar mengalami penurunan disbanding dengan

dengan periode yang sama tahun 2019. Peningkatan yang paling besar disbanding

Periode tahun lalu adalah pada Belanja Tak Terduga, yang bahkan sudah menembus

tingkat persentase hingga 600% apabila dibandingkan dengan Pagu yang ada.

Realisasi belanja daerah secara keseluruhan (Pemprov dan Pemkab/Pemkot) sebesar

Rp9,6 triliun atau sebesar 51 persen dari pagu.

Grafik 3.6 Perbandingan Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat s.d Triwulan III 2020

Sumber: LRA Pemda, diolah

Grafik 3.7 Proporsi Pagu Belanja dan Persenatase Realisasi s.d Triwulan III 2020

Sumber: LRA Pemda, diolah

Page 30: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

23

Ditinjau dari komposisi realisasi belanja daerah, belanja pegawai masih mendominasi

belanja daerah di seluruh pemda lingkup Provinsi Sulawesi Utara. Sementara realisasi

belanja modal yang paling berdampak bagi perekonomian baru terealisasi sebesar 24

persen. Pos belanja pembeda di tahun 2020 adalah belanja tak terduga yang telah

terealisasi sebesar Rp250 miliar jauh melebihi pagu awal yang hanya Rp41 miliar, serta

dialokasikannya Belanja lainnya sebesar Rp1,4 triliun sebagai bagian dari penanganan

pandemi Covid-19. Bahkan total realisasi kedua pos tersebut dua kali lipat dari realisasi

belanja modal.

2. Rasio Belanja

Salah satu arah kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan kualitas belanja dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah serta untuk menjamin ketersediaan

kuantitas dan kualitas pelayanan dasar bagi masyarakat adalah dengan meningkatkan

rasio belanja modal dan mengurangi rasio belanja pegawai terhadap total belanja

daerah. Untuk itu dalam RPJMN tahun 2020-2024 memiliki sasaran Terwujudnya

Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong-Royong, dan diharapkan rata-rata belanja modal seluruh pemda telah

mencapai 30 persen dan rata-rata belanja pegawai mencapai 35 persen untuk

kab/kota dan 13 persen untuk provinsi pada tahun 2020.

Pada APBD TA 2020, terdapat dua Pemda yang menganggarkan belanja pegawai

dibawah target 35 persen RPJMN 2020-2024 yaitu Kab Bolaang Mongondow Timur dan

Kab Bolaang Mongondow Utara. Sementara itu, Pemda Kab. Bolaang Mongondow

Utara dan Pemda Kab. Bolaang Mongondow Timur dan Kab Minahasa Tenggara

adalah pemda yang proporsi anggaran belanja modalnya di atas 30 persen. Seluruh

pemda telah merealisasikan belanja pegawai hingga lebih dari 50% dan untuk belanja

modal Kab. Sitaro menjadi pemda dengan tingkat realisasi paling tinggi, yaitu 40,3%.

Grafik 3.8 Rasio Belanja Pegawai dan Rasio Belanja Modal (Pagu) APDB Tahun 2020

Sumber: LRA Pemda , diolah

Page 31: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

24

Rendahnya rasio belanja modal di sebagian besar pemda di Sulawesi Utara tahun 2020

disebabkan rata-rata pemda yang sangat bergantung pada anggaran DAK Fisik untuk

kegiatan belanja modal. Selain itu juga terdapat realokasi dan refocusing APBD akibat

pandemi Covid-19 yang wajib dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Triwulan IV

Proyeksi realisasi APBD Semester II dilakukan secara empiris sama dengan proyeksi

APBN yakni dengan menggunakan metode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving

Average) dan menggunakan aplikasi Minitab Versi 18.1. Variabel yang digunakan

dalam melakukan proyeksi Pendapatan dan Belanja adalah realisasi triwulanan tahun

2013-2020 yang bersumber LRA Pemda. Untuk pendapatan, yang digunakan adalah

angka realisasi untuk 28 periode (n=28), sedangkan untuk Belanja (Barang dan Modal)

menggunakan data persentase realisasi Triwulan III-IV (n=21). Hasil ringkas dapat

dilihat di bawah, sedangkan hasil pengolahan data keseluruhan terdapat pada

Lampiran II.

Prognosis Pendapatan (Angka dalam miliar)

ARIMA (0,1,1)

Total Proyeksi 2020 = Rp18.322,09

Prognosis Belanja Pegawai (Angka dalam persen)

ARIMA (0,0,2)

Total Proyeksi 2020 = 93,65% dari total Pagu Belanja Pegawai

Prognosis Belanja Barang (Angka dalam persen)

ARIMA (0,0,1)

Total Proyeksi 2020 = 75,23% dari total Pagu Belanja Barang

Prognosis Belanja Modal (Angka dalam persen)

ARIMA (0,0,1)

Total Proyeksi 2020 = 79,03% dari total Pagu Belanja Modal

Page 32: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

25

Proyeksi realisasi pendapatan Pemda sebesar Rp18.322,09 miliar, namun nilai yang

digunakan dalam perhitungan adalah realisasi dengan kondisi normal. Dengan adanya

pandemi diprediksi terdapat penurunan pendapatan sebesar 20% dengan

pertimbangan asumsi Kementerian Keuangan dan capaian realisasi hingga Triwulan III,

sehingga angka proyeksi 2020 adalah sebesar Rp14.657,67 miliar. Belanja barang

akan megalami penurunan terbesar dengan adanya efisiensi kegiatan perkantoran

yang cukup besar dengan adanya WFH hingga rapat/sosialisasi yang bersifat daring

serta pembatasan perjalanan dinas.

Sedangkan Belanja Modal Pemda diprediksi akan terserap sebesar 79%, dengan

mempertimbangkan capaian realisasi sampai Triwulan III yang cukup rendah dengan

persentase senilai 24,6%, namun nilai kontrak DAK Fisik yang merupakan sumber

belanja modal terbesar pemda, tercatat mencapai 100% (data per 30 September 2020).

Dengan demikian, penyerapan belanja modal berpotensi akan melonjak di kuartal akhir

TA 2020.

Tabel 3.2 Prognosis Realisasi APBD Lingkup

Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2020 (dalam miliar)

UraianPagu/

Target

Realisasi

Triwulan III

2020 (Rp)

Prognosis

TA 2020

(Rp)

Prognosis

TA 2020

(%)

Prognosis

Semester

II 2020

(Rp)

Realisasi

Tahun 2019

(Rp)

Growth

(%)Keterangan

Pendapatan 17.869,30 11.882,50 14.657,67 82% 2.775,17 15.992,30 -8,3%

Kemenkeu memprediksi

penurunan penerimaan

sebesar 10% akibat covid

Belanja

Bel Pegawai 6.557,00 4.521,50 6.140,63 93,65% 1.619,13 5.873,30 4,6%

Bel Barang 4.901,70 2.166,70 3.687,55 75,23% 1.520,85 4.425,80 -16,7%

Bel Modal 3.616,80 888,70 2.858,36 79,03% 1.969,66 3.014,40 -5,2%

Telah dilakukan realokasi

pagu belanja oleh masing-

Pemda

Page 33: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

26

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III-2020 Tumbuh -1,83 persen (Y-on-Y). Secara

kumulatif, pertumbuhan ekonomi Sulut Triwulan I s/d III 2020 dibandingkan dengan

Triwulan I s/d III 2019 tumbuh sebesar -0,57 persen. Realisasi Pendapatan Negara dari

Penerimaan Perpajakan mencatatkan kenaikan 8,7 persen dibandingkan periode yang

sama tahun anggaran yang lalu. Meskipun penerimaan PNBP turun -1,8 persen namun

Pendapatan Negara dari Hibah meningkat 30,3 persen pada perode ini. Imbas pandemi

Covid-19 sangat berpengaruh pada Realisasi Pendapatan dan Belanja Negara

Konsolidasian. Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian masih mampu mencatatkan

kenaikan meskipun hanya dalam kisaran 5 persen, sedangkan Belanja Negara

Konsolidasian mengalami penurunan -3,6 persen.

Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan dan Belanja Negara Konsolidasian

B. Pendapatan Konsolidasian

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Perpajakan masih mendominasi sumber penerimaan, baik di Pusat maupun Daerah.

Sumber utama penerimaan pajak dari sektor usaha adalah sektor perdagangan,

perkebunan, dan industri, serta pemerintahan, sedangkan ditinjau dari daerah, Kota

Manado dan Kota Bitung sebagai pusat perdagangan dan industri merupakan

sumber utama perpajakan. Sedangkan, porsi PNBP sebagian besar bersumber dari

Page 34: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

27

penerimaan BLU sektor Kesehatan (RS Kandou, RS Bhayangkara, dan RS

Monginsidi) dan sektor pendidikan (Universitas Sam Ratulangi dan Poltekkes

Manado).

Demikian juga dengan

porsi penerimaan

daerah dimana

penerimaan pajak

masih dominan

dibanding PNBP. Pajak

kendaraan bermotor

masih menjadi andalan

penerimaan pajak

daerah. Sedangkan PNBP Daerah disokong dari retribusi daerah maupun hasil

kekayaan daerah yang dipisahkan seperti deviden dan Jasa Giro Kas Daerah.

2. Analisis Perubahan

Pendapatan konsolidasian selain dana transfer mengalami penurunan yang

bersumber baik dari pendapatan pusat maupun daerah. Penurunan pendapatan

tersebut disebabkan terutama oleh pembatasan aktivitas akibat pademi corona

termasuk kegiatan perekonomian yang akhirnya berimbas pada pendapatan negara

(Pajak dan PNBP).

Pendapatan daerah mengalami penurunan yang lebih dalam jika dibandingkan

dengan pendapatan pusat. Penurunan drastis terutama pada pajak hotel dan

restoran yang hanya mencapai

Rp71,22 miliar, turun 63,29%

dibanding periode Triwulan III tahun

2019 yang mampu membukukan

Rp194,02 miliar. Ditutupnya

penerbangan internasional akibat

Covid-19 sangat mempengaruhi

sektor pariwisata yang berimbas

pada penurunan tingkat hunian

kamar hotel dan ditutupnya beberapa restoran besar yang sering dikunjungi

wisatawan asing. Selain itu, terdapat inisiatif positif pemerintah daerah yang bersedia

memberikan kebijakan relaksasi pajak terhadap usaha-usaha di sektor pariwisata

agar mampu bertahan di masa sulit ini, meski pendapatan daerah akan mengalami

penurunan. Sedangkan penurunan dari penerimaan pajak kendaraan bermotor

74.1%62.8%

25.9%35.1%

0.0% 2.1%

Pusat Daerah

Grafik 4.1 Perbandingan Penerimaan Pusat dan Daerah

Triwulan III 2020

Perpajakan PNBP Hibah

Pusat Daerah

Tw III 2020 3,556.67 1,554.40

Tw III 2019 2,060.94 1,202.09

Perubahan 72.58% 29.31%

Grafik 4.2 Perubahan Total Pendapatan Pusat dan Daerah selain Dana Transfer

(miliar rupiah)

Page 35: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

28

menggambarkan tendensi penundaan pembayaran pajak oleh sebagian masyarakat

akibat penurunan bahkan hilangnya sumber pendapatan masyarakat dengan

adanya pembatasan kegiatan perekonomian.

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap kenaikan realisasi pendapatan

konsolidasian

Melambatnya pertumbuhan ekonomi regional y-to-y menunjukkan korelasi positif

dengan penerimaan perpajakan maupun PNBP Konsolidasian. Pendapatan

konsolidasian turut mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya. PDRB

yang bersumber dari pertumbuhan sektor pertanian sebagai kontributor terbesar

PDRB Sulut mampu meredam penurunan PDRB secara keseluruhan. Sektor

Perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan dan sektor

akomodasi, rumah makan menjadi sektor yang paling merasakan dampak corona

sekaligus berpengaruh besar terhadap penurunan pendapatan negara konsolidasian

Provinsi Sulawesi

Utara. Sektor Pertanian

menjadi sumber

pertumbuhan tertinggi

sebesar 0,94 persen

sedangkan

Transportasi menjadi

sumber kontraksi

terdalam yaitu -1,47

persen.

C. Belanja Konsolidasian

1. Analisa Proporsi dan Perbandingan

Proporsi realisasi belanja antara pusat dan daerah untuk Triwulan III tahun 2020

menunjukkan perbedaan yang signifikan. Belanja barang sangat dominan di pusat,

sedangkan belanja daerah didominasi oleh belanja pegawai. Hal yang perlu menjadi

perhatian adalah serapan belanja modal, khususnya daerah, yang sangat rendah.

Terhambatnya berbagai kegiatan tender hingga pelaksanaan kegiatan akibat

pembatasan aktivitas akibat pandemi corona menjadi alasan utama lambatnya

realisasi belanja modal.

Tabel 4.2 Realisasi Pendapatan Konsolidasi Pusat/Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi Prov. Sulut Periode Triwulan III tahun 2020 dan 2019 (dalam miliar)

Uraian Realisasi Tw

III 2020 Realisasi Tw

III 2019 Growth

PDRB (Harga Berlaku)

33.329

33.077 0,76%

Penerimaan Perpajakan

3.613,73

3.324,48 8,70%

PNBP

1.464,84

1.492,39 -1,85%

sumber: GFS, BPS Sulut, diolah

Page 36: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

29

2. Analisis Perubahan

Realisasi belanja konsolidasian Sulut Triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp15.112,58

miliar, turun 3,6 persen dari struktur belanja dari periode yang sama tahun

sebelumnya. Belanja operasional masih mendominasi komposisi belanja

konsolidasian.

Terjadi penurunan porsi belanja barang konsolidasian yang cukup drastis dari 36

persen di tahun 2019 menjadi 30 persen di tahun 2020 yang disebabkan karena

perkantoran yang melakukan sistem WFH akibat pandemi corona sehingga biaya

operasional kantor mengalami penurunan.

46.18% 51.89%

39.78% 24.87%

13.87%

10.20%

9.43%

Pusat Daerah

Grafik 4.3 Perbandingan Proporsi Realisasi Belanja Pusat dan Daerah di Prov. Sulut Triwulan III tahun 2020

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Hibah

46.7%

36.0%

14.4%2.5%

49.8%

30.3%

11.5%

6.0%

Bel. Pegawai

Bel. Barang

Bel. Modal

Hibah

Bantuan Sosial

Grafik 4.4 Komposisi Belanja Konsolidasian Prov. Sulut

sumber: GFS Sulut, diolah

2018

2020

Page 37: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

30

3. Analisis dampak kebijakan fiskal kepada indikator ekonomi regional

Kebijakan fiskal pemerintah terutama dari sisi belanja, diharapkan mampu

berkontribusi secara optimal, tidak hanya pertumbuhan ekonomi regional, namun

juga terhadap pemerataan pendapatan maupun peningkatan daya beli masyarakat.

Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan berbagai indikator ekonomi regional.

Tabel 4.3 Korelasi antara Belanja Pemerintah terhadap beberapa Indikator Ekonomi Regional

Indikator/Variabel s.d. Tw III 2020 s.d. Tw III

2019 Growth

Belanja Pemerintah (miliar Rupiah) 15.112,58 15.683,63 -3,64%

Inflasi Tahun Kalender (per September) -0,36% 4,77% -5,13%

Jumlah Pengangguran (per Agustus) 90.248 64.107 26.141

Angkatan Kerja yang Bekerja (per Agustus) 1.225.050 1.128.677 96.373

sumber: GFS Sulut, BPS Sulut, diolah

Data di atas menunjukkan bahwa penurunan realisasi belanja pemerintah di Sulut

sebesar -3,64 persen, sementara pada periode yang bersamaan terjadi penurunan

nilai inflasi hingga -5,13 persen. Peningkatan angka pengangguran pada bulan

Agustus 2020 lebih disebabkan jumlah usia angkatan kerja yang mencapai

1.225.050 jiwa, namun tidak mampu terserap oleh lapangan kerja. Meskipun tidak

terdapat penjelasan secara langsung atas dampak belanja pemerintah, namun

demikian dapat disimpulkan bahwa perlambatan government spending turut

mempengaruhi berbagai indikator ekonomi regional.

Deflasi yang terjadi di Sulawesi Utara sebenarnya lebih dikarenakan sisi demand

masyarakat yang menahan diri untuk tidak belanja dengan adanya pandemi Covid-

19, sehingga supply barang cukup melimpah. Yang patut diwaspadai adalah, pada

saat pembatasan sosial sudah dilonggarkan sehingga masyarakat dapat beraktivitas

kembali secara normal namun persediaan barang kurang tersedia di pasar, maka

akan berdampak pada peningkatan potensi inflasi. Hal yang harus dilakukan

pemerintah daerah adalah memanfaatkan dana yang ada untuk memastikan

ketersediaan supply barang dan jasa tetap terjamin. Selain itu, proyek pemerintah

perlu dialihkan ke jenis kontrak padat karya agar mampu menarik lebih banyak

pekerja sekaligus menekan angka pengangguran di tengah banyaknya kasus PHK

akibat Covid-19.

Page 38: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

31

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB)

Berdasarkan data BPS, Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III-2020 Tumbuh -1,83

persen (Y-on-Y). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Sulut Triwulan I s/d III

2020 dibandingkan dengan Triwulan I s/d III 2019 tumbuh sebesar -0,57 persen.

Data korelasi pertumbuhan realisasi belanja pemerintah per triwulan III 2020 (y-o-y)

dengan laju pertumbuhan berbagai sektor lapangan usaha di Sulut menunjukkan

bahwa realisasi belanja pemerintah yang minus berkorelasi positif terhadap

pertumbuhan di hampir semua sektor lapangan usaha yang juga menunjukkan

penurunan. Hal tersebut mengindikasikan keterkaitan dan peran belanja pemerintah

terhadap pertumbuhan berbagai sektor pada PDRB. Belanja pemerintah kurang

mampu memberikan dukungan terhadap berbagai sektor lapangan usaha sekaligus

meredam pelemahan perekonomian global akibat pandemi Covid-19.

Dua sektor lapangan usaha yang paling terdampak dengan pertumbuhan

terkontraksi adalah sektor Akomodasi, Makanan dan Minuman mencapai -32 persen,

dan Transportasi dan Pergudangan hingga -16,47 yang merupakan imbas

melemahnya sektor pariwisata dengan ditutupnya penerbangan internasional

Bandara Sam Ratulangi. Seharusnya inilah yang menjadi perhatian khusus

pemerintah bagaimana mengalihkan sementara perekonomian sektor tersebut ke

sektor lain melalui penyediaan lapangan usaha alternatif untuk pengusaha dan

tenaga kerja yang terdampak.

20172018

20192020

47.43%47.49%

48.0%46.2%

17.06%17.68% 18.6%

15.2%

34.34% 34.74% 34.0%37.7%

1.16% 0.09% 0.0%0.9%

Grafik 4.5 Distribusi G pada PDRB Triwulan III

C G I X-M

Page 39: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

32

Tabel 4.4 Korelasi antara Belanja Pemerintah terhadap Pertumbuhan Sektor Lapangan Usaha (Y-on-Y)

Sektor/Variabel Growth

Belanja Pemerintah -3,64%

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,91

Pertambangan dan Penggalian -5,05

Industri Pengolahan 5,14

Pengadaan Listrik dan Gas 9,62

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,32

Konstruksi -6,30

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -1,68

Transportasi dan Pergudangan -16,47

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -32,00

Informasi dan Komunikasi 9,95

Jasa Keuangan dan Asuransi 4,11

Real Estate 2,16

Jasa Perusahaan -7,83

Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -0,10 Jasa Pendidikan 0,99 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -1,01 Jasa lainnya -19,60

sumber: GFS Sulut, BPS Sulut, diolah

Tumbuhnya sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 4,91 persen dan

sektor Industri Pengolahan hingga 5,14 persen terkait dengan komoditas utama

Sulawesi Utara yakni Kopra. Pertanian Kelapa dan Pengolahan Kopra juga menjadi

modal utama konsistensi ekspor Sulawesi Utara. Kedua sektor tersebut juga mampu

menjaring tenaga kerja informal yang cukup besar. Dari ketiga fakta tersebut, dapat

dijadikan langkah strategis selanjutnya bagi pemerintah daerah di Sulawesi Utara

untuk memberikan dukungan pada kedua sektor tersebut baik dari sisi kebijakan

maupun permodalan agar mampu bertahan dan bahkan tumbuh. Dengan demikian,

kedua sektor tersebut mampu menjadi penahan resesi sekaligus dapat membuka

lapangan kerja alternatif di tengah penuruan kinerja sektor lainnya.

Page 40: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

33

BAB V ISU REGIONAL: DAMPAK KORONA TERHADAP

PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA

Dampak Covid-19 selama hampir 8 (delapan) bulan terakhir di Indonesia

masih memerlukan penanganan yang komprehensif dan extraordinary oleh

pemerintah melalui berbagai strategi dan kebijakan yang terukur dan bersinergi,

baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dari sisi ekonomi,

pandemi Covid-19 berdampak pada dua sisi, baik konsumsi maupun produksi.

Pembatasan sosial berujung pada berhentinya aktivitas dan turunnya kinerja

perekonomian.

Perkembangan kasus pandemi COVID-19 di Sulawesi Utara

Sampai dengan tanggal 30 September 2020 tercatat sebanyak 4.487 kasus

positif di Sulawesi Utara yang sebagian besar terdapat di Kota Manado. Dengan

dibukanya sejumlah laboratorium pengujian sampel Covid-19 di Kota Manado,

yakni di Balai Teknik Kesehatan

Lingkungan dan Pencegahan

Penyakit (BTKLPP) di Mapanget Kota

Manado dan RSUP Prof Kandou

Manado, bertambahnya jumlah pasien

yang terkonfirmasi positif mengalami

peningkatan yang cukup signifikan.

Selain itu, dengan dilonggarkannya

pembatasan dan dibukanya beberapa

pusat perbelanjaan (the new normal)

menjadi salah satu faktor

meningkatnya jumlah masyarakat

yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Pemerintah Daerah telah

melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 di Sulawesi

Utara melalui berbagai kebijakan dan aturan, diantaranya dengan meniadakan

kegiatan belajar mengajar di sekolah (Study from Home), mengurangi kegiatan

perkantoran (Work From Home), menutup tempat hiburan yang dapat

mengundang kerumumunan orang, hingga penghentian sementara berbagai

Page 41: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

34

kegiatan keagamaan di Rumah Ibadah (meskipun kini sudah mulai ada beberapa

yang buka dengan tetap memperhatikan kapasitas jemaat).

Dampak COVID-19 terhadap perekonomian Sulawesi Utara

Gambaran perekonomian Sulawesi Utara selama sembilan bulan terakhir

tercermin dalam Indeks Harga

Konsumen (IHK) yang dirilis

oleh BPS Sulut. Dari tabel

tersebut terlihat bagaimana

perekonomian Sulawesi Utara

menurun drastis mulai bulan

Maret 2020 sejak

ditetapkannya wabah Covid-19

di Indonesia serta

berkurangnya penerbangan

internasional di Bandara Sam Ratulangi Manado.Kota Manado pada September

2020 mengalami deflasi sebesar 0,36 persen karena adanya penurunan Indeks

harga Konsumen (IHK) dari 105,26 pada bulan Agustus 2020 menjadi 104,88

pada September 2020 dan secara tahun kalender sebesar 1,01 persen serta

inflasi “year on year” sebesar -0,99 persen.

Dari sisi tenaga kerja, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi

Sulawesi Utara hingga Agustus 2020 tercatat adanya peningkatan

Pengangguran Terbuka sebesar 1,36 persen dibanding tahun sebelumnya pada

bulan yang sama dengan Tingkat Pengangguran Terbuka pada Agustus 2020

adalah 7,37 Persen, dimana terjadi

peningkatan yang cukup tinggi di daerah

perkotaan (tertinggi di Kota Manado)

dengan didominasi latar pendidikan pada

jenjang SMK. Dalam setahun terakhir,

persentase pekerja setengah

penganggur dan pekerja paruh waktu

naik masingmasing sebesar 4,57 persen

dan 7,46 persen, dimana struktur

lapangan pekerjaan utama berada pada

Page 42: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

35

bidang pertanian dan perdagangan.

Dari sektor lapangan usaha terbesar sumber pembentuk PDRB Sulut,

semua menunjukkan penurunan, hanya Industri Pengolahan dan Pertanian,

Kehutanan &

Perikanan yang

menunjukkan

kenaikan.

Gambaran atas

dampak Covid-19

adalah penurunan

sektor akomodasi, makanan dan minuman serta transportasi yang sangat drastis

sebagai imbas ditutupnya penerbangan internasional di bandara Sam Ratulangi

sehingga sektor pariwisata mengalami penurunan.

Peran Fiskal dalam penanganan pandemi Covid-19 di Sulawesi Utara

Sejak diumumkannya pandemi Covid-19 di Indonesia, pemerintah

melakukan gerak cepat dengan menerbitkan berbagai aturan dan pedoman di

semua bidang, baik pemerintahan, kesehatan, pendidikan, sosial, dan tak

terkecuali sektor keuangan. Peraturan Pengganti Undang-Undang dikeluarkan

untuk memberikan

kelonggaran defisit

APBN yang

sebelumnya hanya

maksimal 3% dari

PDB, guna

menahan dampak

Covid-19 terhadap

ancaman resesi melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional. Dari sisi

demand, pemerintah berusaha menjaga konsumsi melalui sokongan atas daya

beli masyarakat khususnya melalui bantuan sosial. Sudah banyak ragam dan

bentuk bantuan yang diberikan oleh pemerintah mulai dari pemberian bantuan

secara tunai, berupa paket sembako, insentif hingga pemberian pelatihan melalui

kartu prakerja. Dana desa yang sebelumnya diberikan secara reguler juga kini

ada perubahan sehingga diberikan berupa Bantuan Langsung Tunai yang

Page 43: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

36

diharapkan dapat membantu keluarga-keluarga yang ada di desa. Konsumsi

rumah tangga merupakan penopang terbesar pertumbuhan di Indonesia, tak

terkecuali Sulawesi Utara oleh karena itu hal ini tak luput mendapat perhatian

dari pemerintah.

Sedangkan dari sisi produksi, pemerintah telah mengalokasikan insentif pajak

(Rp123 triliun), subsidi bunga kredit (Rp34 triliun), hingga program Penempatan

Dana Pemerintah (Rp87,6 triliun) pada perbankan agar dapat dikucurkan pada

sektor bisnis dengan bunga rendah dimana untuk Pemda Sulawesi Utara ada

penempatan dana pada BPD SulutGo sebesar Rp1 trilliun.,

Selanjutnya, postur APBN telah dilakukan perubahan setidaknya sudah

dua kali di tahun 2020 melalui Perpres No. 54/2020 dan terakhir Perpres No.

72/2020 untuk menjaga kualitas dan kesinambungan APBN Tahun Anggaran

2020 dalam rangka pemenuhan kebutuhan penanganan pandemi Covid-19 dan/

atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/

atau stabilitas sistem keuangan. Konsekuensi atas terbitnya Perpres tersebut

adalah Pemerintah Daerah diharuskan untuk turut melakukan refocusing dan

realokasi APBD untuk penangan Covid-19 di daerah masing-masing. Seluruh

Pemda di Sulawesi Utara telah melakukan realokasi anggaran sebagai langkah

awal penanggulangan Covid-19 di daerah masing-masing.

Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara sampai dengan Q3 2020 yang

bernilai minus 1,83 persen

(Dibanding Tw III

2019/secara y-on-y) mulai

menunjukan pertumbuhan

yang lebih baik

dibandingkan Triwulan

sebelumnya. Hal ini

dikarenakan mulai terlihat

dampak dari adanya

intervensi pemerintah

pusat dan daerah untuk

mengelola kebijakan fiskal yang tepat jumlah dan tepat sasaran sebagai solusi

menjaga pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara. Sebagai contoh, telah

dilakukan kebijakan penempatan uang negara pada Bank Umum (termasuk BPD

Alokasi Belanja Daerah Untuk Penanganan COVID-19 (miliar rupiah)

Sumber: Laporan Penyesuaian APBD Pemda, diolah)

No Pemda

Bidang kesehatan dan

hal-hal lain terkait

kesehatan dalam rangka

pencegahan dan/atau

penanganan COVID-19

Penyediaan

jaring

pengaman

sosial

Penanganan

dampak

ekonomi

Total

1 Pemprov Sulut 731,28 90,22 15,00 836,51

2 Kab. Bolsel 52,86 10,00 2,09 64,95

3 Kab. Kep. Sitaro 16,97 9,97 27,67 54,61

4 Kab.Minahasa 79,22 28,54 9,39 117,14

5 Kota Tomohon 19,02 11,14 18,12 48,27

6 Kota Manado 51,74 62,01 7,20 120,95

7 Kab. Mitra 28,50 9,85 12,06 50,40

8 Kab. Minsel 22,89 5,47 0,50 28,86

9 Kab. Boltim 16,93 38,42 5,40 60,74

10 Kab. Kep. Talaud 23,91 8,35 5,10 37,36

11 Kab. Kep. Sangihe 54,78 9,98 1,58 66,34

12 Kab. Bolmut 88,59 12,12 2,49 103,20

13 Kota Kotamobagu 70,84 9,27 2,72 82,83

14 Kab. Bolmong 10,58 41,04 29,71 81,33

15 Kab. Minut 53,07 - 6,80 59,87

16 Kota Bitung 25,00 15,63 41,09 81,71

TOTAL 1.346,18 362,00 186,91 1.895,09

(sumber: Laporan Penyesuaian APBD Pemda, diolah)

Alokasi Belanja Daerah untuk penanganan Covid (dalam miliar Rupiah)

Page 44: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

37

SulutGo) untuk mendorong tingkat konsumsi dan produksi dalam perekonomian

Sulawesi Utara serta penerapan aturan New Normal yang mulai diadaptasi oleh

masyarakat. Disamping itu, hal yang lebih penting adalah tetap menjaga alokasi

fiskal agar ditujukan untuk menjamin kesinambungan (sustainability)

pembangunan, sehingga kebijakan fiskal ditujukan tidak hanya untuk

kepentingan jangka pendek tetapi kepentingan pembangunan yang

berkesinambungan.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, untuk mengantisipasi

dampak perekonomian, kesehatan, sosial, dan keuangan serta menahan

timbulnya resesi maka masih diperlukan peningkatan kuantitas dan kualitas

belanja pemerintah (government spending).

Page 45: KATA PENGANTAR...DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Tim Penyusun iv Ringkasan Eksekutif v BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulut

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Prov. Sulut

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kota Manado

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kota Tomohon

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kota Bitung

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kota Kotamobagu

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kab Minahasa

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kab Minahasa Selatan

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kab Minahasa Tenggara

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kab Minahasa Utara

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kab Bolaang Mongondow

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kab Bolaang Mongondow Timur

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kab Bolaang Mongondow Utara

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kab Bolaang Mongondow Selatan

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kab Kep. Talaud

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kab Kep. Sangihe

Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kab Kep.Siau Tagulandanga Biaro

Kanwil DJPb Prov Sulut (2020). Government Financial Statistic Sem. I Prov. Sulawesi Utara TA

2020

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara

Dit. Pelaksanaan Anggaran, Ditjen Perbendaharaan, Kemenkeu. Aplikasi MEBE.

Dit. Sistem Manajemen Investasi, Ditjen Perbendaharaan, Kemenkeu. Aplikasi SIKP

Dit. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Ditjen Perbendaharaan, Kemenkeu. Aplikasi E-Rekon

Ditjen Perimbangan Keuangan Daerah. Kemenkeu. Aplikasi SIMTRADA, Aplikasi SIKD

Dit. Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan, Aplikasi OMSPAN, Dashboard MPN

Kanwil Ditjen Pajak Suluttenggomalut

Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Utara