Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera...

124
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Sumatera Selatan Kantor Bank Indonesia Palembang Triwulan II - 2008

Transcript of Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera...

Page 1: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Propinsi Sumatera Selatan

Kantor Bank Indonesia Palembang

Triwulan II - 2008

Page 2: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

karunia-Nya ”Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008” dapat

dipublikasikan. Buku ini menyajikan berbagai informasi mengenai perkembangan beberapa

indikator perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran,

dan keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank

Indonesia juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

memberikan data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami,

hubungan kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada

masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih

meningkatkan kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar

bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya

serta kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam

pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada

umumnya.

Palembang, Juli 2008

Ttd

Zainal Abidin Hasni

Pemimpin

Page 3: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

ii

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally blank

Page 4: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GRAFIK ix

INDIKATOR EKONOMI xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF 1

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 9

1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Tahunan (yoy) 9

SUPLEMEN 1 PERKEMBANGAN USAHA PADA CONTACT LIAISON 11

1.2. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Triwulanan (qtq) 16

1.3. Perkembangan PDRB Dari Sisi Penggunaan 23

1.4. Struktur Ekonomi 24

1.5. Perkembangan Ekspor Impor 26

1.5.1. Perkembangan Ekspor 26

1.5.2. Perkembangan Impor 28

SUPLEMEN 2 OPTIMISME KEYAKINAN KONSUMEN PALEMBANG SEMAKIN MENURUN 30

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI PALEMBANG 39

2.1. Inflasi Tahunan (yoy) 39

2.2. Inflasi Bulanan (mtm) 43

2.3. Pemantauan Harga oleh Bank Indonesia Palembang 46

SUPLEMEN 3 RINGKASAN HASIL PENELITIAN KOMODITAS-KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI PALEMBANG DAN PROSES PEMBENTUKAN HARGANYA 51

Page 5: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

iv

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 57

3.1. Kondisi Umum 57

3.2. Kelembagaan 58

3.3. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga 59

3.3.1. Penghimpunan DPK 59

3.3.2. Penghimpunan DPK Menurut Kabupaten/Kota 60

3.4. Penyaluran Kredit/Pembiayaan 61

3.4.1. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Secara Sektoral 61

3.4.2. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Penggunaan 63

3.4.3. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Kabupaten 64

3.4.4. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah 65

3.5. Perkembangan Suku Bunga Perbankan di Sumatera Selatan 66

3.5.1. Perkembangan Suku Bunga Simpanan 66

3.5.2. Perkembangan Suku Bunga Pinjaman 66

3.6. Kualitas Penyaluran Kredit/Pembiayaan 67

3.7. Kelonggaran Tarik 68

3.8. Resiko Likuiditas 68

3.9. Perkembangan Perbankan Syariah 69

Suplemen 4 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN SUMSEL TRIWULAN II 2008 LEBIH EKSPANSIF 71

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 79

4.1. Realisasi APBD 2007 79

4.2. Dana Bagi Hasil Pajak 81

4.3. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 82

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 85

5.1. Perkembangan Kliring 85

5.2. Perkembangan Perkasan 86

5.3. Perkembangan Kas Titipan Lubuk Linggau 88

Page 6: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

v

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN 91

6.1. Ketenagakerjaan 91

6.2. Pengangguran 93

6.3. Pendapatan per Kapita 95

6.4. Jumlah Penduduk Miskin Sumsel 96

6.5. Nilai Tukar Petani (NTP) 97

6.3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 99

BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH 101

7.1. Pertumbuhan Ekonomi 101

7.2. Inflasi 102

7.3. Perbankan 103

DAFTAR ISTILAH

Page 7: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

vi

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally blank

Page 8: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Daftar Tabel

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Tahunan (yoy) PDRB Propinsi Sumatera Selatan ADHK 2000 (persen) 10

Tabel 1.2 Kenaikan Biaya Input Sektor Properti 15

Tabel 1.3 Laju Pertumbuhan Triwulan (qtq) PDRB Propinsi Sumatera Selatan ADHK 2000 (persen) 19

Tabel 1.4 Realisasi Luas Tanam (LT) dan Luas Panen (LP) Propinsi Sumatera Selatan (dalam Ha) 19

Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Propinsi Sumatera Selatan ADHK 2000 Menurut Penggunaan Tahun 2007-2008 (persen) 23

Tabel 1.6 Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) Propinsi Sumatera Selatan ADHK 2000 Menurut Penggunaan Tahun 2007-2008 (persen) 24

Tabel 1.7 Struktur Ekonomi Sektoral Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2007-2008 25

Tabel 1.8 Struktur Ekonomi Penggunaan Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2007-2008 26

Tabel 1.9 Perkembangan Nilai Ekspor Komoditas Utama Propinsi Sumatera Selatan (USD) 26

Tabel 2.1 Komoditas Penyumbang Inflasi Bulanan (mtm) Tertinggi di Kota Palembang Triwulan II 2008 45

Tabel 3.1 Pertumbuhan DPK Perbankan Propinsi Sumatera Selatan (dalam Rp Juta) 60

Tabel 3.2 Pertumbuhan Kredit Sektoral Propinsi Sumatera Selatan (Rp Triliun) 61

Tabel 3.3 Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perbankan Propinsi Sumatera Selatan (dalam Rp Juta) 64

Tabel 3.4 Perkembangan Bank Syariah di Sumatera Selatan (Rp Juta) 70

Tabel 4.1 Perbandingan Realisasi APBD Sumsel TA. 2006 dan TA. 2007 (Rp Miliar) 79

Tabel 4.2 Realisasi APBD Propinsi Sumatera Selatan 2007 80

Tabel 5.1 Perputaran Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Propinsi Sumatera Selatan 86

Tabel 5.2 Kegiatan Perkasan di Sumsel (Rp Miliar) 87

Tabel 5.3 Perkembangan Kas Titipan Lubuk Linggau (Rp Miliar) 88

Tabel 6.1 Banyaknya Pekerja per Sektor Ekonomi Triwulan II 2007–Triwulan II 2008 91

Page 9: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Daftar Tabel

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

viii

Tabel 6.2 Tingkat Pengangguran di Propinsi Sumsel Tahun 2007-2008 (persen) 93

Tabel 6.3 Pendapatan Per Kapita Propinsi Sumsel Tahun 2007-2008 Atas Dasar

Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2000 (Rupiah) 95

Tabel 6.4 Jumlah Penduduk Miskin Sumsel Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2004-2007 97

Tabel 6.5 Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani di Sumatera Selatan Jan-Mei 2008 serta Persentase Perubahannya 98

Tabel 6.6 Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Modal Petani 99

Tabel 6.7 IPM 2005 Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan 100

Tabel 7.1 Leading Economic Indicator Pertumbuhan Ekonomi Sumsel Pada Tw III 2008 101

Page 10: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Daftar Grafik

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB Propinsi Sumsel ADHK 2000 Dengan Migas 9

Grafik 1.2 Perkembangan Jumlah Konsumsi BBM Propinsi Sumsel 16

Grafik 1.3 PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan PDRB Propinsi Sumsel ADHK 2000 Dengan Migas 16

Grafik 1.4 Perkembangan Curah Hujan di Sumsel 17

Grafik 1.5 Perkembangan Harga Karet di Pasar Internasional 17

Grafik 1.6 Perkembangan Harga CPO di Pasar Internasional 17

Grafik 1.7 Perkembangan Harga Batu Bara di Pasar Internasional 17

Grafik 1.8 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 17

Grafik 1.9 Pertumbuhan Triwulanan (qtq) Kinerja Sub Sektor Pertanian Triwulan II 2008 (persen) 18

Grafik 1.10 Perkembangan Konsumsi Listrik Propinsi Sumsel (juta KWH) 20

Grafik 1.11 Perkembangan Konsumsi Semen Propinsi Sumsel 21

Grafik 1.12 Perkembangan Penumpang Angkutan Udara Propinsi Sumsel (Jiwa) 22

Grafik 1.13 Kontribusi Sektor Ekonomi ADHK 2000 Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 22

Grafik 1.14 Struktur Ekonomi Propinsi Sumatera Selatan 24

Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Propinsi Sumatera Selatan 27

Grafik 1.16 Perkembangan Volume Ekspor Propinsi Sumatera Selatan 27

Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Propinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Tujuan 27

Grafik 1.18 Pangsa Ekspor Propinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Tujuan Tw II 2008 27

Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Impor Propinsi Sumatera Selatan 28

Grafik 1.20 Perkembangan Volume Impor Propinsi Sumatera Selatan 28

Grafik 1.21 Perkembangan Impor Propinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Asal 29

Grafik 1.22 Pangsa Impor Propinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Tujuan Tw II 2008 29

Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Palembang 39

Page 11: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Daftar Grafik

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

x

Grafik 2.2 Inflasi Tahunan (yoy) Kota Palembang per Kelompok Pengeluaran Triwulan II 2008 40

Grafik 2.3 Perkembangan Harga Terigu di Pasar Internasional 41

Grafik 2.4 Perkembangan Harga Beras di Pasar Internasional 41

Grafik 2.5 Perkembangan Harga Kedelai di Pasar Internasional 41

Grafik 2.6 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 41

Grafik 2.7 Perkembangan Inflasi Tahunan per Kelompok Barang dan Jasa di Palembang 42

Grafik 2.8 Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Palembang 43

Grafik 2.9 Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) per Kelompok Barang dan Jasa di Palembang 44

Grafik 2.10 Event Analysis Inflasi Kota Palembang 2007-2008 45

Grafik 2.11 Perbandingan Inflasi Bulanan (mtm) Palembang dan Nasional Tahun 2007-2008 (persen) 46

Grafik 2.12 Perkembangan Harga Minyak Goreng Berdasarkan SPH di Palembang (Rp/Kg) 46

Grafik 2.13 Perkembangan Harga Beras Berdasarkan SPH di Palembang (Rp/Kg) 47

Grafik 2.14 Pergerakan Harga Beras di Pasar Cinde dan Lemabang (Rupiah/Kg) 48

Grafik 2.15 Pergerakan Harga Minyak Goreng di Pasar Cinde dan Lemabang (Rupiah/Kg) 48

Grafik 2.16 Pergerakan Harga Daging Sapi di Pasar Cinde dan Lemabang (Rupiah/Kg) 49

Grafik 2.17 Pergerakan Harga Emas di Pasar Cinde dan Lemabang (Rupiah/gram) 49

Grafik 2.18 Pergerakan Inflasi Bulanan dan Tingkat Harga Sesuai SPH di Kota Palembang (Juni 2007-Juni 2008) 50

Grafik 3.1 Perkembangan Aset, DPK, dan Kredit Perbankan Propinsi Sumatera Selatan 57

Grafik 3.2 Jumlah Kantor Bank dan ATM di Propinsi Sumatera Selatan 58

Grafik 3.3 Pertumbuhan DPK Perbankan di Propinsi Sumatera Selatan 59

Grafik 3.4 Komposisi DPK Perbankan Tw II 2008 di Propinsi Sumatera Selatan 59

Grafik 3.5 Pangsa Penyaluran Kredit Sektoral Propinsi Sumatera Selatan Tw II 2008 62

Grafik 3.6 Pertumbuhan Kredit Menurut Penggunaan Propinsi Sumatera Selatan 63

Grafik 3.7 Pangsa Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Penggunaan Propinsi Sumatera Selatan Tw II 2008 63

Page 12: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Daftar Grafik

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

xi

Grafik 3.8 Komposisi Penyaluran Kredit Perbankan Propinsi Sumatera Selatan Tw II 2008 Berdasarkan Wilayah 64

Grafik 3.9 Penyaluran Kredit UMKM Perbankan Propinsi Sumatera Selatan Menurut Penggunaan 65

Grafik 3.10 Penyaluran Kredit UMKM Menurut Plafond Kredit 65

Grafik 3.11 Perkembangan Suku Bunga Simpanan Perbankan Sumsel 66

Grafik 3.12 Perkembangan Suku Bunga Pinjaman Perbankan Sumsel 67

Grafik 3.13 Perkembangan NPL Perbankan Propinsi Sumatera Selatan 67

Grafik 3.14 Persentase NPL Perbankan Sumsel Tw II 2008 Berdasarkan Sektor Ekonomi 67

Grafik 3.15 Perkembangan Undisbursed Loan Perbankan Sumatera Selatan 68

Grafik 3.16 Perkembangan Resiko Likuiditas Perbankan Sumsel 68

Grafik 3.17 Perkembangan Perbankan Syariah di Sumsel (Rp Miliar) 69

Grafik 4.1 Perbandingan Anggaran & Realisasi APBD Tahun 2007 Propinsi Sumatera Selatan 81

Grafik 4.2 Rasio Realisasi Sumber Pembiayaan APBD Tahun 2007 Propinsi Sumatera Selatan 81

Grafik 4.3 Pangsa DBH Pajak Prop. Sumatera Selatan 82

Grafik 4.4 Pangsa DBH Pajak Berdasarkan Wilayah 82

Grafik 4.5 Pangsa DBH SDA Propinsi Sumatera Selatan 83

Grafik 4.6 Pembagian DBH SDA Berdasarkan Wilayah 83

Grafik 5.1 Perkembangan Perputaran Kliring Sumsel 85

Grafik 5.2 Perkembangan Kegiatan Perkasan Sumsel 2007-2008 87

Grafik 5.3 Perkembangan Kas Titipan Lubuk Linggau Secara Bulanan Tahun 2007-2008 89

Grafik 6.1 Persentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan di Propinsi Sumsel Triwulan II 2008 92

Grafik 6.2 Persentase Pengangguran Terselubung (Setengah Pengangguran) Menurut Lapangan Pekerjaan di Propinsi Sumsel Triwulan II 2008 94

Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini 95

Grafik 6.4 Indeks Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan yang Lalu 96

Grafik 6.5 Indeks Harga yang Diterima, Indeks Harga yang Dibayar dan Nilai Tukar Petani 98

Grafik 7.1 Perbandingan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dan Persentase Responden Yang Memperkirakan Peningkatan Harga 3 Bulan Yang Akan Datang 103

Page 13: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Daftar Grafik

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

xii

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionallay blank

Page 14: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Indikator Ekonomi

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

xiii

INDIKATOR EKONOMI

A. INFLASI DAN PDRB

TW II TW III TW IV TW I TW II

159.64 164.83 170.24 175.54 112.66*

6.82 9.24 8.20 10.87 13.96*

13,676 14,474 14,115 14,059 14,356

2,786 3,229 2,697 2,693 2,880

3,363 3,351 3,411 3,368 3,385

2,401 2,499 2,530 2,504 2,514

65 68 69 69 70

1,021 1,062 1,083 1,068 1,083

1,864 1,982 1,958 1,949 1,998

612 650 682 682 690

546 557 562 585 589

1,017 1,078 1,122 1,141 1,147

5.67 5.46 7.01 8.17 4.97

5.22 5.83 (2.48) (0.40) 2.12

632.90 648.58 727.18 772.80 464.6528.30 72.32 25.61 47.22 36.83

Volume ekspor nonmigas (ribu ton) 1,072.70 943.00 860.03 884.28 437.5963.01 105.53 82.69 98.62 72.22

*) Tahun dasar 2007

2007

MAKRO

Indeks Harga Konsumen

Laju Inflasi

- Tahunan (yoy)

INDIKATOR

- Bangunan

- Perdagangan, hotel dan restoran

PDRB - harga konstan (miliar Rp)

- Pertanian

- Pertambangan & penggalian

Volume impor nonmigas (ribu ton)

Pertumbuhan PDRB- Tahunan (yoy) %

- Triwulanan (qtq) %

2008

Nilai Impor nonmigas (USD Juta)Nilai ekspor nonmigas (USD Juta)

- Pengangkutan dan komunikasi

- Keuangan, persewaan dan jasa

- Jasa

- Industri pengolahan

- Listrik, gas dan air bersih

Page 15: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Indikator Ekonomi

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

xiv

B. PERBANKAN

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II*Total PerbankanTotal Aset (Triliun Rp) 27.86 30.04 32.89 31.04 32.48

DPK (Triliun Rp) 20.89 22.03 24.14 23.20 23.29 - Tabungan 7.86 8.64 10.18 10.17 10.43 - Giro 4.98 5.27 4.76 4.49 4.60 - Deposito 8.06 8.13 9.20 8.54 8.27

Kredit (Triliun Rp) - Berdasarkan Penggunaan 15.38 15.75 16.58 17.22 18.87 - Modal Kerja 6.96 7.45 8.05 7.72 8.53 - Investasi 3.65 3.22 3.27 3.64 4.05 - Konsumsi 4.77 5.08 5.26 5.86 6.29

Kredit (Triliun Rp) - Berdasarkan Sektor ekonomi 15.38 15.75 16.58 17.22 18.87Pertanian 1.89 2.16 2.04 2.13 2.33 Pertambangan 0.32 0.02 0.03 0.04 0.08 Perindustrian 2.52 1.98 2.48 2.36 2.94 Perdagangan 3.20 3.43 3.69 3.77 4.17 Listrik, Gas dan Air 0.37 0.44 0.42 0.39 0.39 Konstruksi 0.98 1.24 1.19 1.18 1.23 Pengangkutan 0.24 0.23 0.25 0.25 0.26 Jasa Dunia Usaha 0.84 0.96 0.99 1.01 0.93 Jasa Sosial Masyarakat 0.26 0.21 0.22 0.23 0.24 Lain-lain 4.77 5.08 5.26 5.86 6.29

Kredit UMKM (Juta Rp) 9.41 10.24 10.61 11.33 12.12 - Modal Kerja 3.60 4.06 4.24 4.31 4.59 - Investasi 1.07 1.14 1.16 1.20 1.29 - Konsumsi 4.73 5.05 5.21 5.82 6.24

LDR 73.59% 71.49% 68.67% 74.23% 81.03%

NPL Gross 2.55% 1.84% 1.73% 1.94% 1.97%NPL Nett 0.74% 0.25% 0.42% 0.48% 1.05%NPL Kredit UMKM 2.59% 2.16% 2.14% 2.29% 2.38%

% Kelongaran Tarik 12.76% 2.98% 14.59% 14.21% 13.96%

INDIKATOR2007 2008

*) Data Sekda Mei 2008

Page 16: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Indikator Ekonomi

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

xv

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II*

Total Aset (Triliun Rp) 0.29 0.32 0.34 0.39 0.37

DPK (Triliun Rp) 0.22 0.24 0.26 0.31 0.29 - Tabungan 0.07 0.08 0.09 0.11 0.10 - Deposito 0.15 0.17 0.17 0.20 0.19

Kredit (Triliun Rp) - Berdasarkan Penggunaan 0.17 0.19 0.21 0.22 0.24 - Modal Kerja 0.10 0.11 0.11 0.12 0.13 - Investasi 0.01 0.01 0.02 0.02 0.02 - Konsumsi 0.06 0.07 0.08 0.08 0.10 LDR 76.82% 79.76% 79.24% 71.66% 83.13%Nominal NPL (Triliun Rp) 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02NPL 12.70% 8.79% 8.06% 7.41% 7.33%

Total Aset (Triliun Rp) 0.64 0.72 0.80 0.84 0.87 DPK (Triliun Rp) 0.34 0.40 0.52 0.54 0.54 - Tabungan 0.17 0.19 0.27 0.28 0.31 - Giro 0.03 0.04 0.04 0.05 0.04 - Deposito 0.14 0.17 0.21 0.21 0.18 Pembiayaan (Triliun Rp) 0.48 0.57 0.64 0.74 0.81

FDR 141.66% 142.34% 123.44% 137.42% 150.41%

Jaringan Kantor (Unit) 6 6 6

INDIKATOR2007

*) Data LBU Mei 2008

2008

BPR/BPRS

Perbankan Syariah

C. SISTEM PEMBAYARAN

2007 2007 2007 2008 2008Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

1. Perputaran Kliring:

a. Nominal (Rp juta) 4,753,038 5,344,283 5,674,793 6,043,615 6,820,688 b. Warkat (lembar) 148,396 168,762 178,616 184,740 193,385

2. Perputaran perharia. Nominal (Rp juta) 237,652 83,504 94,580 100,727 108,265 b. Warkat (lembar) 7,420 2,637 2,977 3,079 3,070

3. Penolakan cek/BGa. Nominal (Rp juta) 18,328 45,072 50,898 49,211 63,882 b. Warkat (lembar) 935 1,225 1,705 1,589 1,731 Jumlah hari 62 64 60 60 63

4. Penolakan cek/BG> Nominal (%) 0.39% 0.84% 0.90% 0.81% 0.94%> Warkat (%) 0.63% 0.73% 0.95% 0.86% 0.90%

5. Mutasi kas (juta rupiah)a. Aliran uang masuk/inflow 332,170 687,220 1,776,091 1,092,299 986,835 b. Aliran uang keluar/outflow 2,283,922 1,194,424 2,848,477 1,414,098 2,693,779

Net Flow: Inflow (Outflow) (1,951,752) (507,204) (1,072,387) (321,799) (1,706,945)

KETERANGAN

Page 17: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Indikator Ekonomi

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

xvi

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally blank

Page 18: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Sumatera Selatan Triwulan II 2008

1

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Pertumbuhan ekonomi tahunan (yoy) Sumatera Selatan pada triwulan

II 2008 diperkirakan sebesar 4,97 persen (dengan migas) atau 6,49

persen tanpa migas. Pertumbuhan ekonomi tahunan tersebut lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh

sebesar 8,17 persen (dengan migas) atau 10,39 persen (tanpa migas).

Secara triwulanan (qtq), ekonomi Sumsel diperkirakan

mengalami pertumbuhan sebesar 2,12 persen (dengan migas) atau

sebesar 2,58 persen (tanpa migas). Meskipun perekonomian

mengalami pertumbuhan, namun tidak disertai dengan meningkatnya

keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi Propinsi Sumsel secara tahunan (yoy)

masih didominasi oleh konsumsi dan peningkatan ekspor.

Pertumbuhan konsumsi tercatat sebesar 7,61 persen (yoy). Secara

triwulanan (qtq) semua komponen tercatat mengalami peningkatan.

Komponen yang mengalami petumbuhan paling tinggi adalah ekspor

yang tercatat meningkat sebesar 4,69 persen. Tingginya angka ekspor

ini tidak terlepas dari peningkatan kinerja di sektor pertanian

(terutama sub sektor perkebunan sawit dan karet).

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN II 2008

Pertumbuhan ekonomi tahunan (yoy) Sumatera Selatan pada tw-II diperkirakan sebesar 4,97 persen (dengan migas) atau 6,49 perse (tanpa migas).

Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi Propinsi Sumsel secara tahunan (yoy) pada Tw-II masih didominasi oleh konsumsi dan peningkatan ekspor.

Page 19: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

2

Berdasarkan kelompok sektor, PDRB triwulan II Sumsel masih

ditopang oleh sektor primer yakni sektor pertanian serta sektor

pertambangan dan penggalian dengan pangsa sebesar 43,64 persen.

Sektor sekunder mengalami penurunan pangsa menjadi 25,54 persen

dari sebesar 25,89 persen pada triwulan sebelumnya. Sedangkan

pangsa sektor tersier menurun dari sebesar 30,99 persen pada

triwulan sebelumnya menjadi 30,82 persen.

Ekspor Sumsel pada Tw-II 2008 (data hingga Mei 2008) tercatat

sebesar USD 464,65 juta atau menurun sebesar 26,58 persen

dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Sementara

dibanding triwulan sebelumnya (qtq), ekspor pada Tw-II menurun

sebesar 39,87 persen. Berdasarkan komoditasnya, pangsa nilai ekspor

terbesar dicapai oleh karet yakni sebesar 82,73 persen kemudian

diikuti oleh komoditas sawit sebesar 13,44 persen. Berdasarkan

volume, ekspor pada tercatat sebesar 437.592 ton atau menurun

sebesar 59,21 persen dibanding triwulan yang sama tahun

sebelumnya (yoy) atau menurun sebesar 50,51 persen dibanding

triwulan sebelumnya (qtq).

Realisasi impor pada Tw-II tercatat sebesar USD36,83 juta,

meningkat sebesar 30,15 persen dibanding periode yang sama tahun

sebelumnya (yoy), namun tercatat menurun sebesar 21,99 persen

dibanding triwulan sebelumnya (qtq).

Perkembangan Inflasi

Sejak 1 Juli 2008 penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) di

Indonesia menggunakan tahun dasar 2007 (sebelumnya tahun dasar

2002) yang didasarkan pada hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2007.

Inflasi tahunan kota Palembang pada Triwulan II 2008 mencapai 13,96

persen (yoy), meningkat apabila dibandingkan dengan inflasi pada

triwulan sebelumnya yang mencapai 10,87 persen. Adapun secara

bulanan (mtm), pada bulan Juni 2008 Kota Palembang tercatat

mengalami inflasi sebesar 3,41 persen.

Ekspor Sumsel pada Tw-II (data hingga Mei 2008 ) tercatat sebesar USD 464,65 juta.

Inflasi tahunan kota Palembang mencapai 13,96 persen (yoy) dan secara bulanan mencapai 3,41 persen (mtm).

Struktur ekonomi Propinsi Sumsel pada triwulan II 2008 masih tetap didominasi oleh sektor primer dengan pangsa sebesar 43,64 persen.

Realisasi impor pada Tw-II tercatat sebesar USD 36,83 juta.

Page 20: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Sumatera Selatan Triwulan II 2008

3

Berdasarkan kelompok barang, inflasi tahunan tertinggi terjadi

pada bahan makanan yakni sebesar 24,76 persen, diikuti oleh kelompok

sandang sebesar 17,43 persen, kelompok makanan jadi sebesar 12,73

persen, dan kelompok perumahan sebesar 11,19 persen. Kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga mencatat laju inflasi sebesar 10,37

persen, kelompok kesehatan sebesar 9,49 persen, sedangkan kelompok

transportasi tercatat sebesar 6,69 persen.

Hasil pemantauan harga yang dilakukan KBI Palembang secara

independen melalui Survei Pemantauan Harga (SPH) Kota Palembang

menunjukkan perkembangan harga yang tidak jauh berbeda dengan

hasil survei inflasi yang dilakukan secara bulanan oleh BPS. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil SPH Kota Palembang dapat dijadikan salah

satu barometer dalam melihat perkembangan inflasi di kota Palembang

Perkembangan Perbankan Daerah

Kondisi perbankan di Propinsi Sumsel secara tahunan (yoy) pada

triwulan II 2008 (Mei 2008) dilihat dari beberapa variabel menunjukkan

perkembangan positif. Jumlah aset perbankan Sumsel meningkat

sebesar 16,58 persen dari triwulan yang sama pada tahun sebelumnya

(yoy), yaitu dari Rp28,86 triliun menjadi Rp32,48 triliun. Penghimpunan

Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 11,49 persen dari Rp20,89

triliun pada triwulan yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp23,29

triliun atau meningkat sebesar Rp2,40 triliun. Penyaluran

kredit/pembiayaan mengalami peningkatan dari Rp15,38 triliun pada

triwulan yang sama pada tahun sebelumnya menjadi Rp18,87 triliun

atau meningkat sebesar 22,76 persen.

Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di wilayah Sumsel pada

triwulan II 2008 tercatat sebesar 81,03 persen, meningkat relatif tinggi

dari LDR pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 74,23 persen.

NPL gross (belum memperhitungkan PPAP) pada triwulan II 2008 (Mei

2008) tercatat sebesar 1,97 persen dari total kredit yang disalurkan.

Inflasi tahunan tertinggi dicapai oleh kelompok bahan makanan yakni sebesar 24,76 persen.

Kondisi perbankan di Propinsi Sumsel secara tahunan (yoy) pada triwulan II 2008 (Mei 2008) menunjukkan perkembangan positif.

Tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan II 2008 tercatat sebesar 81,03 persen.

Page 21: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

4

Perkembangan Keuangan Daerah

Realisasi penerimaan pemerintah pada tahun 2007 mencapai 94,46

persen, kondisi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan

realisasi pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 586,79 persen.

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai 94,52 persen atau

sebesar Rp2,14 triliun, lebih rendah dibandingkan tahun 2006 yang

tercatat sebesar 175,96 persen. Secara nominal, realisasi belanja

Pemprop Sumsel tahun 2007 berada diatas rata-rata realisasi

penerimaan. Realisasi belanja Pemprop Sumsel tercatat sebesar 91,03

persen atau sebesar Rp2,33 triliun dengan realisasi belanja terbesar

pada belanja hibah dan belanja bantuan keuangan yang mencapai

100 persen.

Sumber pembiayaan untuk kegiatan operasional Pemerintah

Propinsi Sumsel sebagian besar bersumber dari dana perimbangan

yang mencapai 55,02 persen dari total belanja yang dikeluarkan. PAD

Propinsi Sumsel yang mencapai Rp847,97 miliar tercatat menyumbang

36,42 persen pembiayaan belanja daerah.

Perkembangan Sistem Pembayaran

Perputaran kliring di Sumsel pada Tw-II menunjukkan peningkatan dari

segi jumlah warkat maupun nominalnya baik secara tahunan maupun

triwulanan. Pada Tw-II jumlah warkat yang dikliringkan tercatat

sebanyak 193.385 lembar dengan nominal sebesar Rp6,82 triliun.

Kegiatan perkasan di Sumsel pada Tw-II mencatat inflow sebesar

Rp0,99 triliun, meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan triwulan

II 2007 (yoy) yang tercatat sebesar Rp0,33 triliun. Outflow tercatat

sebesar Rp2,69 triliun atau meningkat sebesar 17,95 persen

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) yang

sebesar Rp2,28 triliun. Dengan melihat angka inflow dan outflow, net-

outflow pada triwulan II 2008 tercatat sebesar Rp1,70 triliun,

sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya tercatat

mengalami net-outflow sebesar Rp1,95 triliun.

Perputaran kliring di pada triwulan II 2008 tercatat sebanyak 192,385 lembar dengan nilai nominal Rp6,82 triliun.

Realisasi penerimaan daerah pada tahun 2007 tercatat sebesar Rp2,14 triliun dan realisasi belanja sebesar Rp2,33 triliun.

Sumber pembiayaan sebagian besar bersumber dari dana perimbangan yang mencapai 55,02 persen.

Pada triwulan ini terjadi net-outflow sebesar Rp1,70 triliun

Page 22: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Sumatera Selatan Triwulan II 2008

5

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Kondisi ketenagakerjaan di Propinsi Sumsel pada Tw-II 2008 masih tetap

belum banyak menunjukkan perubahan yang berarti. Lambannya

transformasi tenaga kerja dari sektor primer ke sektor sekunder,

produktivitas tenaga kerja yang masih relatif rendah, serta pertumbuhan

angkatan kerja yang lebih besar dari pertumbuhan lapangan kerja,

menyebabkan pengangguran masih menjadi persoalan yang dilematis di

Sumsel.

Jumlah angkatan kerja tercatat sebanyak 3.205.147 orang atau

meningkat sebesar 1,36 persen dibandingkan triwulan sebelumnya

yang sebanyak 3.162.257 orang. Peningkatan jumlah angkatan kerja

tersebut diiringi oleh sedikit peningkatan Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) dari 69,81 persen pada Tw-I 2008 menjadi

69,99 persen pada Tw-II 2008.

Dari tahun 2007 hingga saat ini tingkat pengangguran terbuka

(TPT) mengalami fluktuasi. Tingkat pengangguran terbuka pada Tw-II

2008 tercatat sebesar 8,05 persen, mengalami penurunan dari Tw-I yang

sebesar 8,45 persen. Seperti halnya TPT, tingkat setengah

pengangguran juga mengalami sedikit penurunan. Tingkat

pengangguran pada Tw-I 2008 yang sebesar 37,65 persen menjadi

sebesar 37,19 persen pada Tw-II 2008.

Pada Tw-II pendapatan regional per kapita Sumsel atas dasar

harga berlaku (dengan migas) tercatat sebesar Rp4.050.657 atau

meningkat sebesar 10,78 persen dibandingkan triwulan sebelumnya yang

sebesar Rp3.656.596. Walaupun Propinsi Sumatera Selatan termasuk

salah satu propinsi yang kaya di Indonesia, tetapi jumlah penduduk

miskin di Sumatera Selatan termasuk tinggi. Jumlah penduduk miskin

tertinggi di Propinsi Sumatera Selatan terdapat di Kabupaten Musi

Banyuasin, yaitu sebanyak 165.600 orang, sedangkan jumlah penduduk

miskin terendah terdapat di Kota Prabumulih yaitu sebanyak 10.000

orang.

Kondisi ketenagakerjaan di Propinsi Sumsel pada Tw-II 2008 masih tetap belum banyak menunjukkan perubahan yang berarti.

Tingkat pengangguran terbuka pada Tw-II 2008 tercatat sebesar 8,05 persen.

Jumlah penduduk miskin tertinggi di Propinsi Sumatera Selatan terdapat di Kabupaten Musi Banyuasin yaitu sebanyak 165.600 orang.

Page 23: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

6

Perkembangan nilai tukar petani selama Juni 2007 sampai Mei

2008 cukup fluktuatif. Nilai tukar petani pada Tw-II 2008 (Mei 2008)

mengalami penurunan dari Tw-I yaitu dari sebesar 105,17 menjadi

sebesar 102,39. Penurunan nilai tukar terjadi karena kenaikkan indeks

harga yang dibayar petani melebihi kenaikan indeks harga yang

diterima petani. Indeks yang diterima petani mengalami penurunan

dari 113,32 pada Tw-I menjadi 110,37 pada Tw-II, sedangkan Indeks

yang Dibayar Petani mengalami kenaikan dari 105,85 pada Tw-I

menjadi 107,80 pada Tw-II.

Dari 30 propinsi yang diukur IPM-nya, Propinsi Sumsel

menempati peringkat IPM nomor 13 dengan nilai IPM sebesar 70,2

pada tahun 2005. Nilai tersebut sebagai akumulasi dari angka harapan

hidup yang mencapai 68,3 tahun dan pengeluaran riil per kapita yang

disesuaikan sebesar Rp 610.300. Berdasarkan penilaian per wilayah

kabupaten/kota, kota Palembang sebagai ibu kota Propinsi tercatat

memiliki peringkat IPM paling tinggi di Sumsel atau secara nasional

menempati ranking IPM ke-59 dengan indeks sebesar 73,6.

Sedangkan wilayah yang memiliki IPM terendah di Sumsel yaitu

kabupaten Musi Rawas yang menempatin peringkat ke-367 dengan

indeks sebesar 65,00.

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan masih tetap tergantung dari

sektor primer terutama sektor pertanian yang sangat dipengaruhi oleh

faktor musiman. Pada triwulan III diperkirakan kinerja sektor pertanian

akan mengalami peningkatan dibanding dengan Tw-II terkait dengan

peningkatan kinerja sub sektor tanaman perkebunan.

Berdasarkan proyeksi dan mempertimbangkan kondisi ekonomi

terkini, pertumbuhan ekonomi tahunan (yoy) pada triwulan III 2008

diperkirakan berada pada kisaran 3,52 ± 0,5 persen atau secara

triwulanan (qtq) diperkirakan tumbuh sebesar 4,37 ± 0,5 persen.

Propinsi Sumsel menempati peringkat IPM nomor 13 dengan nilai IPM sebesar 70,2 pada tahun 2005.

Pertumbuhan ekonomi tahunan (yoy) pada triwulan III 2008 diperkirakan berada pada kisaran 3,52 ± 0,5 persen atau secara triwulanan (qtq) diperkirakan tumbuh sebesar 4,37 ± 0,5 persen.

Nilai tukar petani pada Tw-II 2008 (Mei 2008) mengalami penurunan dari Tw-I yaitu dari sebesar 105,17 menjadi sebesar 102,39.

Page 24: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Sumatera Selatan Triwulan II 2008

7

Mempertimbangkan kondisi perekonomian terkini dan

pergerakan harga barang dan jasa, perkembangan inflasi pada

triwulan mendatang diperkirakan akan berada pada level yang

moderat dan meningkat dibanding Tw-II terkait dengan masih

terasanya dampak kenaikan BBM dan menjelang bulan Ramadhan.

Tekanan inflasi diperkirakan akan berasal dari kelompok bahan

makanan, kelompok makanan jadi, serta kelompok sandang.

Kelompok bahan makanan diperkirakan masih tetap menjadi pemicu

inflasi terkait dengan kenaikan harga beberapa komoditas pangan

seperti beras, kedelai, tepung terigu, serta minyak goreng meskipun

kenaikannya lebih rendah dibandingkan kenaikan pada Tw-II.

Inflasi tahunan pada triwulan III 2008 diperkirakan masih berada

pada level double digit. Hal yang masih perlu diwaspadai hingga saat

ini adalah ketersediaan pasokan barang dan jasa, faktor distribusi, dan

lonjakan permintaan terhadap komoditas tertentu. Berdasarkan hasil

proyeksi dan dengan mempertimbangkan perkembangan harga serta

determinan utama inflasi di Sumatera Selatan, maka tekanan inflasi

triwulanan (qtq) pada triwulan III 2008 diperkirakan mencapai 4,90 ±

0,5 persen.

Tekanan inflasi triwulanan (qtq) pada Tw III 2008 diperkirakan mencapai 4,90 ± 0,5 persen.

Page 25: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

8

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally blank

Page 26: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

9

1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Tahunan (yoy)

Pada triwulan II 2008 (Tw-II) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Sumatera

Selatan atas dasar harga konstan (ADHK) 2000 diperkirakan sebesar Rp14,36 triliun

(dengan migas) atau Rp11,04 triliun (tanpa migas). Sementara itu PDRB atas dasar harga

berlaku tercatat sebesar Rp33,92 triliun (dengan migas) atau Rp21,91 triliun (tanpa migas).

Grafik 1.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB Propinsi Sumsel ADHK 2000 Dengan Migas

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan

Tumbuhnya perekonomian Sumsel di triwulan II 2008 dikonfirmasi oleh hasil liaison

ke beberapa pelaku usaha yang menyatakan bahwa kendati telah terjadi kenaikan harga

BBM, perekonomian Sumsel masih mampu tumbuh karena ditopang oleh sektor primer dan

sektor lainnya yang tidak terpengaruh dampak langsung dari kenaikan BBM. Hal tersebut

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1

13.68

14.47

14.1214.06

14.36

4.97

8.17

7.01

5.46

5.67

13.20

13.40

13.60

13.80

14.00

14.20

14.40

14.60

Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II

2007 2008

Rp

Trili

un

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

Pers

en

Nominal PDRB Laju Pertumbuhan Tahunan (yoy)

Pertumbuhan ekonomi

tahunan (yoy) Sumatera Selatan

diperkirakan sebesar 4,97 persen

(dengan migas) atau 6,49 persen

(tanpa migas). Pertumbuhan

ekonomi tahunan tersebut lebih

rendah dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 8,17 persen (dengan migas)

atau 10,39 persen (tanpa migas).

Secara tahunan, semua sektor

ekonomi mencatat pertumbuhan

dengan pertumbuhan terendah

terjadi pada sektor pertambangan

dan penggalian sebesar 0,64 persen.

Page 27: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

10

ditunjukkan oleh beberapa variabel seperti permintaan pasar domestik dan ekspor yang

menunjukkan perbaikan terutama di sektor industri pertambangan dan industri pengolahan

yang berbasis sumber daya alam (SDA). Sektor-sektor ekonomi lainnya (perbankan,

perhotelan, transportasi, dan bangunan) juga menunjukkan kinerja usaha yang cukup baik.

Cukup baiknya kondisi usaha contact liaison lebih banyak tertolong oleh terus membaiknya

harga komoditas-komoditas primer di pasar internasional, misalnya crude palm oil (CPO),

crumb rubber, dan batu bara. Di sisi lain, pada umumnya conctact liaison menilai kondisi

internal dalam negeri belum sepenuhnya kondusif bagi perkembangan usaha.

Permasalahan-permasalahan yang dianggap tidak kondusif oleh kalangan dunia usaha,

antara lain: (i) kendala perizinan, khususnya yang terkait dengan ekspansi usaha, (ii)

kenaikan biaya energi, khususnya solar, (iii) naiknya harga pupuk jenis majemuk (NPK dan

phospat), (iv) pengenaan peraturan daerah yang tidak kondusif bagi dunia usaha.

Pada Tw-II 2008 sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan ekonomi tahunan

tertinggi adalah sektor pengangkutan dan telekomunikasi yang tumbuh sebesar 12,80

persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa 12,76 persen, serta sektor keuangan, persewaan, dan

jasa perusahaan sebesar 7,90 persen.

Pertumbuhan pada sektor

pengangkutan dan komunikasi

terutama disumbang oleh

pertumbuhan sub sektor

komunikasi yang tumbuh sebesar

26,58 persen. Pertumbuhan

sektor ini ditandai dengan

semakin beragamnya produk dan

jasa telekomunikasi yang

sekarang ini memasuki pasar

Sumsel. Saat ini di Sumsel tercatat

sedikitnya 3 operator layanan

telepon berbasis GSM (Global

System for Mobile) dan 4 operator

layanan telepon berbasis CDMA

(Code Division Multiple Access).

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Tahunan (yoy)

PDRB Propinsi Sumatera Selatan ADHK 2000 (persen) 2007 2008 Lapangan

Usaha Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw.II

Pertanian 7.17 3.33 10.26 12.18 3.37

Pertambangan dan Penggalian

0.11 0.01 1.55 2.49 0.64

Industri Pengolahan

6.03 6.26 2.95 5.55 4.68

Listrik, Gas & Air Bersih

6.66 8.08 7.95 7.22 6.83

Bangunan 8.33 7.27 8.16 7.59 6.10

Perdagangan, Hotel & Restoran

8.48 10.08 10.50 10.52 7.21

Pengangkutan & Komunikasi

13.50 16.43 14.77 15.55 12.80

Keu., Persewaan & Jasa Perusahaan

8.45 10.02 10.05 9.94 7.90

Jasa-jasa 6.68 9.84 13.96 14.64 12.76

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan

Page 28: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

11

PERKEMBANGAN USAHA PADA CONTACT LIAISON*

Perkembangan usaha pada contact liaison di triwulan II-2008 menunjukkan arah yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa variabel seperti permintaan pasar domestik dan ekspor yang menunjukkan perbaikan terutama di sektor industri pertambangan dan industri pengolahan yang berbasis sumber daya alam (SDA). Sektor-sektor ekonomi lainnya (perbankan, perhotelan, transportasi, dan bangunan) juga menunjukkan kinerja usaha yang cukup baik. Di sisi lain, pada umumnya conctact liaison menilai kondisi internal dalam negeri belum sepenuhnya kondusif bagi perkembangan usaha. Kondisi tersebut, salah satunya, yang menyebabkan beroperasinya usaha di bawah kapasitas terpasang (tidak lebih dari 80 persen). Permasalahan-permasalahan yang dianggap tidak kondusif oleh kalangan dunia usaha, antara lain: (i) kendala perizinan, khususnya yang terkait dengan ekspansi usaha, (ii) kenaikan biaya energi, khususnya solar, (iii) naiknya harga pupuk jenis majemuk (NPK dan phospat), (iv) pengenaan peraturan daerah yang tidak kondusif bagi dunia usaha.

Permintaan pasar terhadap produk contact liaison saat ini cukup besar. Hal ini terbukti dari permintaan pasar domestik beberapa produk di sektor bangunan dan industri otomotif selama Tw-II 2008 menunjukkan peningkatan. Produk-produk yang mengalami peningkatan antara lain minyak goreng, batu bara, juga pada beberapa contact liaison di industri perbankan, perhotelan, bangunan, dan transportasi. Meningkatnya pertumbuhan permintaan sektor perumahan antara lain didukung oleh tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah yang masih menarik. Namun, dengan kecenderungan meningkatnya laju inflasi, benchmark BI rate juga mengalami koreksi naik yang sampai akhir Juni mencapai 8,50% atau naik 50 basis point dan dikhawatirkan berimbas pada kenaikan suku bunga kredit secara umum.

Contact Liaison di industri perhotelan mengatakan bahwa occupancy rate ditunjang oleh tamu-tamu yang datang untuk kegiatan bisnis, bukan karena program Visit Musi 2008. Pada sektor industri transportasi kota, yakni jasa taksi, kendati telah terjadi kenaikan harga BBM (Tabel 1) namun permintaan jasa angkutan taksi tetap besar dikarenakan masih banyak pangsa pasar yang belum tergarap. Sektor perbankan juga cenderung baik, terbukti dari pertumbuhan penyaluran kredit yang berkisar sekitar 30%.

Suplemen 1

Grafik 1 Suku Bunga Kredit;BI rate; Inflasi

-

3

6

9

12

15

18

21

24

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

[BI rate dan Kredit Konsusmsi rate %] [Inflation rate %]

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

BI rate [LHS]Rate Kredit Konsumsi [RHS]Inflas Ratei [RHS]

Tabel 1 Kenaikan BBM Bersubsidi Premium M. Tanah Solar Rata-Rata Kenaikan %

1 Feb 2005 1810 1800 16501 Mar 2005 2400 2200 2100 27.381 Oct 2005 4500 2000 4300 61.1924 Mei 2008 6000 2300 5500 27.78

*) Liaison adalah kegiatan pemantauan kondisi usaha dengan mewawancarai langsung pelaku usaha

Page 29: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

12

Permintaan pasar luar negeri masih didominasi sektor ekonomi yang berbasis SDA seperti sub sektor perkebunan, industri pengolahan, dan pertambangan. Penjualan batu bara untuk pasar ekspor sebesar 34,7% dan selebihnya untuk penjualan domestik. Namun, usaha untuk meningkatkan volume penjualan terkendala oleh terbatasnya daya angkut kereta api dari Tanjung Enim menuju Pelabuhan Laut Tarahan di Lampung. Keterbatasan tersebut dapat ditanggulangi dengan penambahan kereta dengan gerbong yang cukup. Menurut contact liaison di industri pengolahan CPO, pengenaan pajak ekspor CPO secara progresif mengakibatkan pengusaha tidak dapat memaksimalkan keuntungan yang dikarenakan tingginya harga CPO di pasar internasional.

Rata-rata kondisi kapasitas utilisasi contact liaison selama Tw-II 2008 tidak lebih dari 80%. Penggunaan kapasitas produksi terpasang, khususnya di sektor industri pengolahan terhambat oleh sulitnya mendapatkan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) untuk diolah menjadi sawit, kesulitan perluasan lahan perkebunan, dan adanya pabrik tanpa kebun (petani plasma menjual CPO kepada inti secara ilegal) karena rendahnya law enforcement. Kekurangan bahan baku serta tingginya biaya produksi dikarenakan mahalnya biaya listrik juga mempengaruhi industri crumb rubber.

Investasi juga masih diminati oleh para contact liaison. Ini terbukti sekitar 70% contact liaison di Tw-II berencana untuk melakukan investasi di tahun 2008 dan 2009 dalam bentuk: (i) perluasan jaringan kantor, (ii) pengadaan sarana transportasi, (iii) investasi pemanfaatan limbah sebagai alternatif bahan bakar dalam rangka efisiensi, (iv) pembelian mesin untuk meningkatkan pelayanan kepada customer. Sebagian besar pembiayaan di Tw-II ini menggunakan dana non-perbankan dan hanya 40% yang menggunakan dana perbankan untuk keperluan investasi dan modal kerja mereka. Suku bunga kredit rupiah dan valas dinilai oleh contact liaison masih relatif tinggi. Jumlah tenaga kerja yang digunakan relatif stabil. Rekrutmen tenaga kerja dilakukan antara lain dikarenakan: tenaga kerja yang pensiun, mengundurkan diri, dan habis masa kontrak kerjanya.

Grafik 2 Harga Dunia Beberapa Komoditas Pilihan

5

15

25

35

45

55

65

75

85

95

105

115

125

1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

USD/bbl; UScents/pound USD/Mton

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Malaysia Palm Oil, USD/Mton (LHS)

Rubber Smoked Sheed, US censt/pound [RHS]

Crude Oil, USD/bbl [RHS]

Coal, USD/MTon [RHS]

Page 30: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

13

Di sektor industri pengolahan, umumnya perputaran bahan baku sangat cepat. Misalnya untuk industri crumb rubber hanya membutuhkan waktu dua minggu untuk memproses bokar menjadi crumb rubber yang siap diekspor. Demikian pula dengan industri CPO, TBS yang baru dipetik petani harus segera diproses untuk menghindari terjadinya kerusakan yang akan mengurangi mutu CPO. Harga jual produk dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain perkembangan harga jual komoditas di pasar internasional, meningkatnya harga BBM dan kenaikan harga-harga input. Walaupun harga jual di pasar internasional terus membaik, margin keuntungan diperkirakan tidak banyak mengalami perubahan. Hal itu antara lain disebabkan oleh: (i) kenaikan harga-harga bahan baku, kenaikan harga bahan penolong atau input lainnya, (ii) contact liaison yang tidak ingin serta merta menaikkan harga jual karena tidak ingin kehilangan pembeli atau pelanggan yang daya belinya belum mengalami peningkatan, (iii) terdapat kontrak jual untuk jangka waktu tertentu.

Page 31: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

14

Namun demikian, dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahunan pada

triwulan sebelumnya, sub sektor telekomunikasi mengalami perlambatan pertumbuhan.

Demikian pula dengan sub sektor pengangkutan yang tumbuh sebesar 4,76 persen, juga

mengalami perlambatan pertumbuhan apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 6,86 persen. Dari hasil liaison yang dilakukan KBI Palembang

diperoleh informasi bahwa kondisi usaha di sub sektor pengangkutan (khususnya angkutan

darat) cukup baik dengan peningkatan margin keuntungan rata-rata sebesar 10 persen.

Pertumbuhan ekonomi di sektor jasa-jasa secara umum sangat dipengaruhi oleh

peningkatan aktivitas jasa pemerintahan yang didorong oleh peningkatan belanja pegawai.

Salah satu faktor penyebab percepatan pertumbuhan sektor ini adalah pencairan rapel

kenaikan gaji PNS pada triwulan ini.

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor

perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) masing-masing tercatat tumbuh sebesar 7,90

persen dan 7,21 persen. Namun demikian, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

pertumbuhan tahunan sektor keuangan tercatat mengalami perlambatan. Melambatnya

pertumbuhan ekonomi tahunan di sektor keuangan, persewaan, dan jasa dibandingkan

pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya tidak terlepas dari menurunnya kinerja

sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan dengan sektor keuangan, persewaan,

dan jasa. Sub sektor hotel tercatat mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 17,21 persen.

Sektor lain yang mengalami pertumbuhan cukup baik adalah sektor listrik, gas

dan air bersih, sektor bangunan, dan sektor industri pengolahan yang masing-masing

tumbuh sebesar 6,83 persen, 6,10 persen, dan 4,68 persen. Pertumbuhan ekonomi di sektor

industri pengolahan sangat erat kaitannya dengan sektor pertanian yang merupakan bahan

baku bagi mayoritas industri pengolahan di Sumsel. Seiring dengan kondisi pada sub sektor

tanaman perkebunan, sektor industri pengolahan Sumsel yang mayoritas menggunakan

bahan baku dari tanaman perkebunan mengalami kondisi yang cukup baik. Dari hasil liaison

diperoleh informasi bahwa tingginya permintaan CPO dari pasar domestik maupun

internasional menjadi pendorong pertumbuhan di sektor ini. Namun demikian terdapat

beberapa kendala berupa : kenaikan harga BBM, kenaikan harga pupuk (NPK dan Phospat),

perda yang tidak kondusif serta kesulitan perizinan.

Page 32: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

15

Sektor bangunan yang pada triwulan I tumbuh sebesar 7,59 persen masih

terkendala dengan peningkatan harga bahan bangunan maupun biaya lain terkait dengan

kenaikan harga BBM pada akhir bulan Mei 2008. Hal tersebut terkonfirmasi oleh kegiatan

liaison program yang menunjukkan bahwa

selain peningkatan harga bahan bangunan

yang rata-rata di atas 10 persen, juga terjadi

kenaikan antara lain, upah pekerja, biaya

perijinan, birokrasi serta keterbatasan lahan

dan akses listrik PLN yang masih sulit.

Berdasarkan hasil Survei Harga Properti

Residensial (SHPR) yang dilakukan oleh Bank

Indonesia diperoleh informasi mengenai

terjadinya kenaikan harga jual rumah rata-rata

sebesar 4-5 persen sebagai imbas dari

kenaikan harga bahan bangunan.

Sektor pertanian pada Tw-II 2008 tumbuh sebesar 3,37 persen. Pertumbuhan

tahunan pada triwulan ini mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan

tahunan triwulan sebelumnya yang disebabkan karena kontraksi pertumbuhan pada sub

sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor kehutanan. Sub sektor tanaman bahan

makanan mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar 1,95 persen yang

disebabkan karena kondisi pasca panen yang terjadi di wilayah sentra beras Sumsel,

sedangkan kontraksi yang dialami sub sektor kehutanan lebih disebabkan karena semakin

terbatasnya hutan areal produksi sehingga menyulitkan dalam mendapatkan bahan baku.

Sektor pertambangan dan penggalian tercatat mengalami pertumbuhan

tahunan yang paling rendah yakni sebesar 0,64 persen. Rendahnya pertumbuhan tahunan

di sektor ini disebabkan karena ketidakoptimalan kapasitas produksi yang terjadi di sub

sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang tumbuh sebesar 0,12 persen maupun di

sub sektor pertambangan tanpa migas yang tercatat mengalami pertumbuhan tahunan

sebesar 2,30 persen. Rendahnya produksi di sub sektor pertambangan migas lebih

disebabkan karena faktor usia sumur yang sudah tua dan tidak adanya penemuan sumur

baru, sedangkan rendahya pertumbuhan di sub sektor pertambangan non migas (terutama

Tabel 1.2 Kenaikan Biaya Input Sektor Properti

No Komponen Input

Kenaikan Harga

1 Semen 30 s.d 50 persen 2 Besi Beton 50 s.d 75 persen 3 Kayu Balokan 10 s.d 20 persen 4 Batu 10 s.d 15 persen 5 Batu Bata/Batu

Tela 10 s.d 15 persen

6 Daun Pintu 10 s.d 15 persen 7 Genteng 10 s.d 15 persen 8 Seng 10 s.d 15 persen 9 Tukang Bukan

Mandor 20 s.d 30 persen

Sumber : Survei Harga Properti Residensial KBI Palembang, diolah

Page 33: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

16

batu bara) seperti yang terkonfirmasi

pada kegiatan liaison adalah adanya

kendala pada pengiriman hasil

produksi sehingga produksi batu bara

cenderung stagnan. Saat ini

pengiriman batu bara terkendala

dengan keterbatasan daya tampung

kereta api yang mengangkut batu

bara tersebut ke pelabuhan.

1.2. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Triwulanan (qtq)

Secara triwulanan (qtq), pertumbuhan ekonomi Sumsel pada Tw-II diperkirakan mengalami

pertumbuhan sebesar 2,12 persen (dengan migas) atau sebesar 2,58 persen (tanpa migas).

Meskipun perekonomian mengalami pertumbuhan, namun tidak disertai dengan

meningkatnya keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian (lihat Suplemen 2.

Optimisme Keyakinan Konsumen Palembang Semakin Menurun). Sektor pertanian

diperkirakan mengalami pertumbuhan ekonomi triwulanan tertinggi yakni sebesar 6,95

persen yang disebabkan peningkatan pertumbuhan triwulanan yang cukup tinggi pada sub

sektor tanaman perkebunan yang tumbuh sebesar 37,04 persen.

Tingginya pertumbuhan

ekonomi triwulanan pada sub sektor

tanaman perkebunan tidak terlepas

dari faktor cuaca yang kondusif

terutama untuk penyadapan karet

maupun sawit. Selain itu, harga CPO

(crude palm oil) dan harga karet

mentah yang tinggi di pasar

internasional tetap menjadi insentif

bagi sub sektor perkebunan. Dari hasil

liaison yang dilakukan KBI Palembang

diperoleh informasi bahwa

Grafik 1.3 PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan PDRB

Propinsi Sumsel ADHK 2000 Dengan Migas

13.68

14.47

14.1214.06

14.36

2.12

(0.40)

(2.48)

5.835.22

13.20

13.40

13.60

13.80

14.00

14.20

14.40

14.60

Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II

2007 2008

Rp

Trili

un

(3.00)

(2.00)

(1.00)

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

Pers

en

Nominal PDRB Laju Pertumbuhan Triwulanan (qtq)

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan

Grafik 1.2 Perkembangan Jumlah Konsumsi BBM

Propinsi Sumsel

156,836170,468 161,780 167,051

189,675

60,461 61,716 62,972 54,269

140,318130,181

134,743

128,477117,054

57,368

020000400006000080000

100000120000140000160000180000200000

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

liter

Premium Solar M. Tanah

Sumber: Pertamina UPMS II Palembang

Page 34: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

17

permintaan terhadap CPO dipastikan

akan tetap tinggi terkait dengan

kebutuhan CPO dunia yang sangat tinggi

baik untuk diolah menjadi minyak

goreng, bahan baku biodiesel, dan bahan

baku komoditas-komoditas lainnya.

Grafik 1.5 Perkembangan Harga Karet

di Pasar Internasional

337.15313.07303.42298.16286.86

270.66256.35

248.93

240.61229.97226.01230.67

241.52

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun

2007 2008

USD

Cen

t / K

g

Sumber: DSM Bank Indonesia

Grafik 1.6 Perkembangan Harga CPO

di Pasar Internasional

750.04730.13

768.51768.51

1,103.98

1,098.01

826.06883.12887.78

984.80

1,100.411,148.52

1,085.42

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun

2007 2008

USD

/Met

rik T

on

Sumber: DSM Bank Indonesia

Grafik 1.7 Perkembangan Harga Batu Bara

di Pasar Internasional

87.1878.9080.67

58.8754.0750.80

46.04

102.07

114.05

47.05 44.66

42.9844.13

-

20

40

60

80

100

120

Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun

2007 2008

USD

/Met

rik T

on

Sumber: DSM Bank Indonesia

Grafik 1.8 Perkembangan Harga Minyak

di Pasar Internasional

125.66

112.62105.34

95.39

93.0091.7694.9085.9079.61

72.38

74.02

133.93

67.49

-

20

40

60

80

100

120

140

160

Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun

2007 2008

USD

/Bar

el

Sumber: DSM Bank Indonesia

Grafik 1.4 Perkembangan Curah Hujan di Sumsel

050

100150200250300350400450500

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

tS

ep Okt

Nov

Des Ja

nFe

bM

arA

prM

eiJu

n

2007 2008

mm

02468101214161820

Curah Hujan Hari Hujan

Sumber: Stasiun Klimatologi Kenten

Page 35: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

18

Karet dan sawit masih tetap menjadi primadona komoditas hasil perkebunan di

Sumsel. Pada Tw-II, curah hujan yang mulai berkurang menyebabkan produksi karet agak

meningkat. Sementara itu, untuk sawit, kondisi cuaca cukup mendukung produksi namun

berdasarkan informasi dari para pelaku usaha masih terdapat beberapa kendala yang

dihadapi dan membatasi keuntungan yakni berupa peraturan perpajakan, yakni: (1) dasar

penetapan pajak penghasilan (PPH) yang sebesar 25 ton/hektar/tahun dirasakan

memberatkan. Hal tersebut dikarenakan tingkat produksi lahan pada musim kemarau

biasanya hanya mencapai 20 ton/hektar/tahun, (2) dasar penetapan pajak alat berat yang

dirasakan tidak fair karena alat yang lama dan yang baru dasar perhitungannya sama.

Grafik 1.9 Pertumbuhan Triwulanan (qtq)

Kinerja Sub Sektor Pertanian Triwulan II 2008 (persen)

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan

Rata-rata harga CPO dunia pada selama Tw-II tercatat sebesar USD1.103,98/metrik

ton, meningkat sebesar 43,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

(yoy). Namun demikian apabila dibandingkan triwulan sebelumnya tercatat mengalami

penurunan sebesar 3,88 persen dari sebesar USD1.148,52/metrik ton. Sementara itu, harga

karet dunia masih menunjukkan trend peningkatan, dimana pada triwulan ini tercatat

sebesar USD337,15 sen/kg atau meningkat sebesar 39,60 persen dibandingkan harga pada

triwulan II 2007 (yoy) yang sebesar USD241,52 sen/kg atau meningkat sebesar 13,08

persen dibanding harga pada triwulan sebelumnya (qtq) yang sebesar USD298,16 sen/kg.

-25.95

-6.57

13.38

6.18

Tabama

Perkebunan

Peternakan

Kehutanan

Perikanan

Page 36: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

19

Sub sektor yang mengalami kontraksi pertumbuhan pada sektor pertanian adalah

sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) dan sub sektor peternakan dan hasil-

hasilnya. Kontraksi sebesar 25,95 persen di sub sektor tabama disebabkan karena telah

lewatnya masa panen raya yang terjadi pada bulan Maret 2008.

Informasi yang diperoleh

dari kegiatan liaison

menunjukkan terjadinya

kegagalan panen akibat

peredaran pupuk dan bibit palsu

di sejumlah sentra beras seperti

Pagar Alam dan Banyuasin.

Tercatat lebih dari 2.588 Ha

sawah di kedua wilayah tersebut

mengalami puso. Penurunan

produksi tanaman bahan

makanan (khususnya padi) terjadi

di hampir seluruh wilayah

kabupaten/kota yang berada di

wilayah Sumsel.

Tabel 1.3 Laju Pertumbuhan Triwulan (qtq)

PDRB Propinsi Sumatera Selatan ADHK 2000 (persen) 2007 2008 Lapangan

Usaha Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw.II

Pertanian 16.06 15.89 (16.47) (0.16) 6.95

Pertambangan dan Penggalian

2.33 (0.38) 1.80 (1.25) 0.48

Industri Pengolahan

1.24 4.05 1.25 (1.04) 0.40

LGA 1.78 3.97 1.92 (0.60) 1.41

Bangunan 2.83 4.02 1.99 (1.38) 1.41

PHR 5.70 6.31 (1.18) (0.48) 2.54

Pengangkutan & Komunikasi

3.72 6.14 5.03 (0.06) 1.25

Keu., Persewaan & Jasa Perusahaan

2.64 1.97 0.99 4.01 0.74

Jasa-jasa 2.16 5.98 4.07 1.74 0.49

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan

Tabel 1.4 Realisasi Luas Tanam (LT) dan Luas Panen (LP) Propinsi Sumatera Selatan (dalam Ha)

LT LP LT LP LT LP LT LP LT LP

1 Palem bang 45 47 2,583 5 1,868 38 1,371 4,228 86 1,3022 M usi Banyuasin 4,765 22,004 3,952 17,464 4,912 284 5,646 8,421 35 ,625 5,3643 Banyuasin 29,391 101,004 18,398 33,287 18,732 5,950 2,139 35,274 115,236 2,0324 O gan Ilir 267 2,120 11,632 799 19,514 78 15,260 29,589 1,702 14,4975 O gan Kom ering Ilir 7 ,958 44,487 33,052 16,008 16,532 1,279 8,875 47,105 49 ,783 8,4316 O KU T im ur 24,255 41,916 35,387 18,596 14,438 6,303 18,410 47,334 25 ,773 17,4907 O gan Kom ering U lu 1,188 5,086 908 3,064 507 162 171 1,344 8,494 1628 O KU Se latan 4,050 5,416 5,224 2,513 1,199 1,180 2,987 6,102 6,195 2,8389 M uara Enim 4,192 16,262 10,562 7,462 11,429 247 4,564 20,891 16 ,411 4,336

10 Lahat 6,050 13,932 4,527 5,860 1,919 901 7,904 6,124 19 ,508 7,50911 M usi Rawas 11,438 20,861 5,609 12,264 3,884 787 14,018 9,018 21 ,401 13,31712 Pagar A lam 1,556 1,664 1,278 1,187 468 331 1,748 1,659 1,679 1,66113 Prabum ulih 0 799 100 430 430 0 58 504 1,223 5514 Lubuk L inggau 948 784 677 669 640 327 1,158 1,251 623 1,10015 Em pat Lawang 5,789 5,763 943 3,473 1,157 1,966 3,193 1,995 4,113 3,033

Jum lah 101,892 282,145 134,832 123,080 97,629 19,830 87,502 220,838 307,852 83,127

Tw III Tw IVREALISASI SASARAN

Tw I Tw II*No Kabupaten / Kota Juni

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sumatera Selatan

Page 37: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

20

Menyikapi turunnya produksi beras pada triwulan II ini, pemerintah daerah c.q

Bulog telah menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar 9,30 persen dari

Rp4.300/kg menjadi Rp.4.700/kg untuk dapat lebih banyak menyerap beras dari petani.

Namun demikian, peningkatan HPP tersebut juga disertai dengan peningkatan kualifikasi

beras yang diterima Bulog yakni dengan menurunkan kadar maksimal beras broken menjadi

sebesar 15 persen, dan bulir kuning rusak menjadi 3 persen sehingga tetap menyulitkan

bagi petani untuk memenuhinya. Berdasarkan hasil SKDU di beberapa sentra beras Sumsel

seperti Belitang diperoleh informasi bahwa para petani lebih memilih untuk menjual

beras/gabah kepada para tengkulak karena faktor administrasi yang tidak rumit dan dapat

segera mendapatkan uang tunai untuk keperluan sehari-hari.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada Tw-II mencatat

pertumbuhan triwulanan sebesar 2,54 persen. Periode bulan Juni s.d Juli merupakan

puncak dari tingkat hunian hotel di Palembang. Mulai dicairkannya APBD untuk kegiatan

rutin dan banyaknya event-event bertaraf nasional maupun internasional seperti Festival

Sriwijaya telah mendorong tingkat hunian hotel hingga mencapai 80 persen. Namun

demikian, kalangan perhotelan mengemukakan bahwa peningkatan tingkat hunian lebih

terkait dengan menggeliatnya aktivitas bisnis, bukan karena Program Visit Musi 2008.

Sektor listrik, gas, dan air

bersih serta sektor bangunan sama-

sama mencatat pertumbuhan triwulanan

sebesar 1,41 persen. Pertumbuhan sektor

listrik, gas, dan air bersih selain

disebabkan karena faktor siklikal juga

disebabkan karena kenaikan harga

komoditas gas (LPG) terkait dengan

kenaikan BBM pada akhir Juni 2008 yang

menyebabkan terjadinya kelangkaan

komoditas tersebut.

Grafik 1.10 Perkembangan Konsumsi Listrik

Propinsi Sumsel (juta KWH)

0

1 0 0

2 0 0

3 0 0

4 0 0

5 0 0

6 0 0

T wI I

T wI I I

T wI V

T wI

T wI I *

2 0 0 7 2 0 0 8

S o s i a l

R u m a hT a n g g aB i s n i s

I n d u s t r i

P e m e r i n t a h

T o t a l

Sumber : PLN Sumbagsel

*) Prediksi

Page 38: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

21

Kondisi sektor bangunan sampai dengan triwulan II 2008 masih cukup baik

dengan tingkat penjualan tahunan berkisar 10-20 persen untuk RSH dan sebesar 10 persen

untuk Rumah Sederhana. Namun demikian masalah kenaikan harga bahan bangunan, serta

kenaikan harga BBM dan kesulitan pengadaan sambungan listrik dan PAM menjadi kendala

bagi pengusaha di sektor bangunan. Selain itu, melonjaknya harga tanah sebagai akibat

dari kenaikan NJOP yang signifikan turut memberikan andil dalam peningkatan biaya

produksi.

Berdasarkan data dari

Asosiasi Semen Indonesia,

sampai dengan bulan triwulan II

2008 diprediksi terjadinya

peningkatan penjualan semen

sebesar 1,54 persen (qtq).

Meningkatnya konsumsi semen

ini tidak terlepas dari kebutuhan

perumahan yang tetap tinggi

kendati masih terdapat kendala-

kendala seperti telah

disampaikan sebelumnya.

Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 1,25 persen dibanding

triwulan sebelumnya. Peningkatan di sektor ini terutama didorong oleh peningkatan sub

sektor komunikasi yang tumbuh sebesar 4,35 persen. Tingkat permintaan masyarakat yang

tetap tinggi terhadap jasa komunikasi serta promosi yang gencar dari operator layanan

komunikasi dengan perang tarif antar operator diyakini menjadi penyebab tumbuhnya sub

sektor ini. Kenaikan harga BBM yang diikuti dengan kenaikan tarif angkutan rata-rata

sebesar 25 persen membuat pertumbuhan di sektor transportasi (khususnya transportasi

darat) menurun, begitupun halnya dengan transportasi udara yang terpaksa menaikkan

harga tiket penerbangan sehingga menyebabkan pertumbuhan di sub sektor transportasi

mengalami penurunan sebesar 0,83 persen.

Grafik 1.11 Perkembangan Konsumsi Semen

Propinsi Sumsel

226,950

275,729 271,458 263,997 268,073

(2.75)

1.54

21.49

18.59

(1.55)-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II*

2007 2008

Ton

(5)

-

5

10

15

20

25

Per

sen

Jumlah (ton) Pertumbuhan (qtq)

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, diolah

Page 39: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

22

Sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan,

tumbuh sebesar 0,74 persen atau

mengalami perlambatan

pertumbuhan triwulanan

dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 4,01 persen.

Sektor jasa-jasa, tumbuh sebesar

0,49 persen atau lebih rendah

dibanding triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 1,74 persen.

Di sektor pertambangan dan penggalian, tingginya harga minyak bumi di pasar

dunia yang berada pada kisaran di atas USD120/barel (bahkan pada bulan Juni 2008

sempat menembus USD133,93/barel) merupakan satu-satunya insentif bagi sektor ini. Dari

sisi produksi, tidak adanya penemuan sumur baru dan juga faktor usia sumur yang ada

relatif sudah tua menjadi penyebab produksi minyak mentah tidak mengalami peningkatan

yang berarti. Pada triwulan ini sektor pertambangan dan penggalian tercatat mengalami

pertumbuhan triwulanan (qtq) sebesar 0,48 persen.

Sektor industri pengolahan

tercatat sebagai sektor ekonomi yang

mengalami pertumbuhan terendah pada

triwulan II 2008 yakni sebesar 0,40 persen.

Tingginya pertumbuhan di sub sektor

tanaman perkebunan yang merupakan

mayoritas bahan baku industri pengolahan

di Sumsel tidak menyebabkan

pertumbuhan yang signifikan pada sektor

ini karena terdapatnya beberapa kendala

berupa : kenaikan harga BBM, kenaikan

harga pupuk (NPK dan Phospat), perda

yang tidak kondusif serta kesulitan

perizinan untuk ekspansi lahan.

Grafik 1.13 Kontribusi Sektor Ekonomi ADHK 2000

Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

2 0 .0 6 %

2 3 .5 8 %

1 7 .5 1 %

1 3 .9 2 %

0 .4 9 %

7 .5 4 %

7 .9 9 %4 .1 0 %

4 .8 1 %

P e r ta n ia n P e r ta m b a n g a nIn d u s t r i L G AB a n g u n a n P H RA n g k u ta n K e u . S e w aJ a s a - ja s a

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan

Grafik 1.12 Perkembangan Penumpang Angkutan Udara

Propinsi Sumsel (Jiwa)

375.83

396.98424.20

428.44

365.27 18.40

26.60

39.67

21.4018.83

320

340

360

380

400

420

440

Tw II Tw III Tw IV Tw I TW II

2007 2008

Rib

u

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Rib

u

Penumpang Domestik Penumpang Internasional

Sumber : PT. Angkasa Pura II Palembang, diolah

Page 40: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

23

1.3 Perkembangan PDRB dari Sisi Penggunaan

Pertumbuhan ekonomi Propinsi Sumsel secara tahunan (yoy) pada Tw-II masih didominasi

oleh konsumsi dan peningkatan ekspor. Pertumbuhan konsumsi tercatat sebesar 7,61

persen (yoy). Pertumbuhan konsumsi rumah tangga, konsumsi swasta nirlaba, serta

konsumsi pemerintah masing-masing sebesar 7,04 persen, 8,38 persen dan 12,08 persen.

Menurut pangsanya, konsumsi pemerintah tercatat mengalami pertumbuhan yang paling

tinggi yang diperkirakan sebagai akibat dari mulai cairnya anggaran belanja pemerintah pada

triwulan berjalan.

Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Propinsi Sumatera Selatan

ADHK 2000 Menurut Penggunaan Tahun 2007 –2008 (persen)

II III IV I II

1. Konsumsi Rumah Tangga 7.99 7.74 6.92 7.36 7.04

2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 4.40 5.58 7.77 8.36 8.38

3. Konsumsi Pemerintah 5.02 7.21 9.15 9.31 12.08

4. Investasi 76.49 45.55 0.16 (0.15) (14.38)

5. Ekspor Barang dan Jasa (8.53) (8.68) 10.60 13.82 11.99

6. Impor Barang dan Jasa 14.86 6.55 8.88 9.67 8.66

TOTAL 5.67 5.46 7.01 8.17 4.97

Penggunaan20082007

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan

Dari kegiatan perdagangan, ekspor tumbuh sebesar 11,99 persen, melambat

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,82 persen.

Sementara itu, impor mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 8,66 persen, melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 9,67 persen.

Secara triwulanan (qtq) semua komponen tercatat mengalami peningkatan.

Komponen yang mengalami pertumbuhan paling tinggi adalah ekspor yang tercatat

meningkat sebesar 4,69 persen. Tingginya angka ekspor ini tidak terlepas dari peningkatan

kinerja sektor pertanian (terutama sub sektor perkebunan sawit dan karet).

Page 41: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

24

Tabel 1.6 Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) Propinsi Sumatera Selatan

ADHK 2000 Menurut Penggunaan Tahun 2007 – 2008 (persen)

II III IV I II

1. Konsumsi Rumah Tangga 2.52 2.61 2.67 (0.60) 2.22

2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 1.76 2.69 3.76 (0.06) 1.78

3. Konsumsi Pemerintah 1.33 5.04 5.16 (2.34) 3.89

4. Investasi 8.94 11.16 (24.67) 9.47 (6.58)

5. Ekspor Barang dan Jasa 6.41 5.93 2.59 (1.57) 4.69

6. Impor Barang dan Jasa 2.56 2.57 2.06 2.15 1.61

TOTAL 5.22 5.83 (2.48) (0.40) 2.12

Penggunaan20082007

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan

1.4. Struktur Ekonomi

Berdasarkan kelompok sektor, PDRB Sumsel masih ditopang oleh sektor primer yakni

sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian dengan pangsa sebesar 43,64

persen. Pangsa sektor primer tersebut sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 43,12 persen. Peningkatan pangsa di sektor primer ini terjadi pada

sektor pertanian dari sebesar 19,16 persen menjadi 20,06 persen.

Sektor sekunder mengalami

penurunan pangsa menjadi 25,54

persen dari triwulan sebelumnya yang

sebesar 25,89 persen. Penurunan

pangsa sektor sekunder tersebut

disebabkan penurunan pangsa pada

sub sektor industri pengolahan dan

sektor bangunan. Sektor industri

pengolahan mengalami penurunan

dari triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 17,81 persen menjadi 17,51 persen. Sektor bangunan mengalami

penurunan pangsa menjadi sebesar 7,54 persen dari sebesar 7,60 persen pada triwulan

sebelumnya. Sedangkan sektor LGA tercatat tidak mengalami perubahan pangsa yakni

tetap sebesar 0,49 persen.

Grafik 1.14 Struktur Ekonomi Propinsi Sumatera Selatan

0

5

1 0

1 5

2 0

2 5

3 0

3 5

4 0

4 5

5 0

T w . I 2 0 0 7 T w . I I 2 0 0 7 T w . I I I2 0 0 7

T w . I V2 0 0 7

T w . I 2 0 0 8

pers

en

P r im e r S e k u n d e r T e r s ie r

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan

Page 42: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

25

Tabel 1.7 Struktur Ekonomi Sektoral Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2007 – 2008

II III IV I II

1. Pertanian 20.37% 22.31% 19.11% 19.16% 20.06%

2. Pertam bangan 24.59% 23.15% 24.17% 23.96% 23.58%

Sektor Prim er 44.97% 45.46% 43.28% 43.12% 43.64%

3. Industri 17 .56% 17.26% 17.92% 17.81% 17.51%

4. Listrik , Gas, A ir 0 .48% 0.47% 0.49% 0.49% 0.49%

5. Bangunan 7.46% 7.34% 7.67% 7.60% 7.54%

Sektor Sekunder 25.50% 25.07% 26.09% 25.89% 25.54%

6. Perdagangan 13.63% 13.69% 13.87% 13.86% 13.92%

7. Pengangkutan 4 .48% 4.49% 4.83% 4.85% 4.81%

8. Keuangan 3.99% 3.85% 3.98% 4.16% 4.10%

9. Jasa-Jasa 7 .44% 7.45% 7.95% 8.12% 7.99%

Sektor Tersier 29.53% 29.47% 30.64% 30.99% 30.82%

T o t a l 100% 100% 100% 100% 100%

Sektor20082007

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan

Pangsa sektor tersier menurun dari sebesar 30,99 persen pada triwulan

sebelumnya menjadi 30,82 persen. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya penurunan

pangsa dari seluruh sub sektor pada sektor ini, kecuali sub sektor PHR yang tumbuh

menjadi 13,92 persen dari triwulan sebelumnya yang sebesar 13,86 persen.

Dari sisi penggunaan, secara struktural konsumsi masih memperlihatkan peran

yang sangat dominan pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Selatan pada

Tw-II 2008. Kontribusi konsumsi pada Tw-II yang mencapai 68,76 persen sedikit meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 68,57 persen. Kontribusi konsumsi rumah

tangga tercatat sebesar 59,82 persen, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

sebesar 59,76 persen terkait dengan peningkatan harga-harga barang konsumsi. Demikian

pula dengan konsumsi pemerintah yang meningkat menjadi sebesar 7,81 persen dari

sebesar 7,68 persen pada triwulan sebelumnya seiring dengan siklus realisasi anggaran

pemerintah sebagai stimulus fiskal. Adapun konsumsi swasta nirlaba tidak mengalami

perubahan pangsa dari triwulan sebelumnya.

Page 43: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

26

Tabel 1.8 Struktur Ekonomi Penggunaan Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2007 – 2008

II III IV I II

86.15% 85.23% 84.31% 85.58% 84.32%

67.08% 65.20% 68.84% 68.57% 68.76%

1. Konsumsi Rumah Tangga 58.66% 56.87% 59.88% 59.76% 59.82%

2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

1.10% 1.07% 1.14% 1.14% 1.14%

3. Konsumsi Pemerintah 7.31% 7.26% 7.83% 7.68% 7.81%

19.07% 20.03% 15.47% 17.01% 15.56%

13.85% 14.77% 15.69% 14.42% 15.68%

42.35% 42.39% 44.59% 44.07% 45.18%

28.50% 27.62% 28.91% 29.65% 29.50%

2007

b. Impor Barang dan Jasa

I. Komponen Internal

II. Komponen Eksternal

Penggunaan

a. Komponen Konsumsi

b. Investasi

a. Ekspor Barang dan Jasa

2008

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan

Pangsa investasi pada triwulan ini tercatat menurun apabila dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya maupun tahun sebelumnya, penurunan pangsa investasi tidak terlepas

dari kontraksi pertumbuhan yang terjadi sebagai akibat dari kondisi infrastruktur yang

dipandang masih menjadi kendala bagi pengembangan usaha.

1.5. Perkembangan Ekspor Impor

1.5.1. Perkembangan Ekspor

Ekspor Sumsel pada Tw-II 2008 (data hingga Mei 2008) tercatat sebesar USD 464,65 juta

atau menurun sebesar 26,58 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang

sebesar USD632,90 juta. Sementara dibanding triwulan sebelumnya, ekspor pada Tw-II

menurun sebesar 39,87 persen (qtq) dari sebesar USD772,80 juta. Berdasarkan

komoditasnya, pangsa nilai ekspor terbesar dicapai oleh karet yakni sebesar 82,73 persen

kemudian diikuti oleh komoditas sawit sebesar 13,44 persen.

Tabel 1.9 Perkembangan Nilai Ekspor Komoditas Utama Propinsi Sumatera Selatan (USD)

Tw II 07 Tw III 07 Tw IV 07 Tw I 08 Tw II 08Total Ekspor 632,898,254 648,583,422 727,180,190 772,802,373 464,650,483Karet 351,773,134 407,154,547 358,308,018 445,838,259 348,419,834Batubara 3,677,773 8,163,435 9,233,233 6,952,998 9,350,431Sawit 101,583,724 56,559,220 148,016,517 247,905,355 62,436,599Lain-lain 175,863,623 176,706,220 211,622,422 72,105,761 44,443,619

Sumber : DSM Bank Indonesia

Page 44: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

27

Berdasarkan volume, ekspor pada Tw-II tercatat sebesar 437.592 ton atau menurun

sebesar 59,21 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (yoy) yang

tercatat sebesar 1.072.704 ton atau menurun sebesar 50,51 persen dibanding triwulan

sebelumnya (qtq) yang sebesar 884.284 ton.

Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Propinsi

Sumatera Selatan

464.65

648.58632.90

772.80727.18

(39.87)

6.2712.12

2.483.81

(26.58)

26.7630.01

(15.02)(12.50)

0100200300400500600700800900

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

Juta

(50)(40)(30)(20)(10)-10203040

Pers

en

Nilai Ekspor (USD)Pertumbuhan Triwulanan (qtq)Pertumbuhan Tahunan (yoy)

Sumber : DSM Bank Indonesia

Grafik 1.16 Perkembangan Volume Ekspor Propinsi

Sumatera Selatan

437.59

943.001,072.70 884.28

860.03

(50.51)

2.82

(8.80)(12.09)

39.55

(59.21)

15.041.851.20(2.16)

0

200

400

600

800

1,000

1,200

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

Rib

u(70)(60)(50)(40)(30)(20)(10)-1020304050

Pers

en

Volume Ekspor (Kg)Pertumbuhan Triwulanan (qtq)Pertumbuhan Tahunan (yoy)

Sumber : DSM Bank Indonesia

Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Propinsi Sumatera

Selatan Berdasarkan Negara Tujuan

112.91 119.08 103.43 126.58 126.3425.89 32.40 57.58 43.98

124.52 119.49

147.30 232.1764.79

369.57 377.62

329.22 356.48

229.53

147.23

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

US

$ Ju

ta

USA Malaysia China Lainnya

Sumber : DSM Bank Indonesia

Grafik 1.18 Pangsa Ekspor Propinsi Sumatera Selatan

Berdasarkan Negara Tujuan Tw II 2008

Malaysia9.46%

China13.94%

USA27.19%

Lainnya49.40%

Sumber : DSM Bank Indonesia

Page 45: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

28

Harga komoditas karet dan sawit di pasar dunia yang masih tetap tinggi diharapkan

menjadi pendukung tingginya kinerja komoditas primadona Sumsel pada saat-saat

mendatang. Dengan memperhatikan kinerja beberapa komoditas unggulan Sumsel dan

trend harga komoditas unggulan Sumsel di pasar dunia diprediksikan kinerja ekspor Sumsel

pada triwulan ini sampai dengan Juni 2008 akan meningkat.

Jika dilihat berdasarkan negara tujuan ekspor, Amerika Serikat merupakan negara

tujuan utama ekspor Sumatera Selatan dengan pangsa terbesar 27,19 persen, diikuti oleh

China sebesar 13,94 persen dan Malaysia sebesar 9,46 persen.

1.5.2. Perkembangan Impor

Realisasi impor tercatat sebesar USD36,83 juta, meningkat sebesar 30,15 persen dibanding

triwulan yang sama tahun sebelumnya (yoy) yang tercatat sebesar USD28,30 juta, namun

tercatat menurun sebesar 21,99 persen dibanding triwulan sebelumnya (qtq) yang tercatat

sebesar USD47,22 juta. Penurunan nilai impor secara triwulanan ini terkait dengan

penurunan penggunaan komponen impor terutama mesin, perlengkapan transportasi,

bahan baku industri dan produk industri.

Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Impor Propinsi

Sumatera Selatan

36.83

72.32

28.30

47.22

25.61

(21.99)

84.36

(64.59)

155.53

(27.90)

30.1520.29(68.13)

(28.73)(67.67)

0

1020

30

40

5060

70

80

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

Juta

(100)

(50)

-

50

100

150

200

Pers

en

Nilai Impor (USD)Pertumbuhan Triwulanan (qtq)Pertumbuhan Tahunan (yoy)

Sumber : DSM Bank Indonesia

Grafik 1.20 Perkembangan Volume Impor Propinsi

Sumatera Selatan

72.22

105.53

63.01

98.62

82.69

(26.77)

19.27

(21.64)

67.49

(30.60)

14.638.64(34.55)

(5.39)

(45.74)

0

20

40

60

80

100

120

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

Rib

u

(60)(50)(40)(30)(20)(10)-1020304050607080

Pers

en

Volume Impor (Kg)Pertumbuhan Triwulanan (qtq)Pertumbuhan Tahunan (yoy)

Sumber : DSM Bank Indonesia

Page 46: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

29

Berdasarkan negara asal, pangsa impor Sumsel terbesar pada triwulan ini berasal

dari negara China yakni sebesar 22,90 persen, diikuti oleh Malaysia sebesar 18,94 persen,

Australia sebesar 12,53 persen, dan Amerika Serikat sebesar 9,76 persen.

Grafik 1.21 Perkembangan Impor Propinsi Sumatera

Selatan Berdasarkan Negara Asal

1.55 3.76 4.60 5.43 3.602.174.27

9.93 6.987.1615.04

4.687.57

8.442.78

3.60

2.80

2.42 4.6114.64

45.65

9.06

21.8713.21

4.470

10

20

30

40

50

60

70

80

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

USD

Jut

a

USA Malaysia China Australia Lainnya

Sumber : DSM Bank Indonesia

Grafik 1.22 Pangsa Impor Propinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Tujuan Tw II 2008

Lainnya35.87%

Malaysia18.94%

China22.90%

USA9.76%

Australia12.53%

Sumber : DSM Bank Indonesia

Page 47: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

30

OPTIMISME KEYAKINAN KONSUMEN PALEMBANG SEMAKIN MENURUN I. Perkembangan Umum

Tingkat Keyakinan Konsumen Palembang selama triwulan II – 2008 secara umum

menurun dibandingkan dengan triwulan I - 2008. Rata-rata Indeks Keyakinan Konsumen

(IKK) pada triwulan II - 2008 tercatat sebesar 86.09 atau menurun dari triwulan sebelumnya

yang mencapai 101.83, sedangkan rata-rata Indeks Keyakinan Ekonomi Saat ini (IKESI) dan

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) masing-masing tercatat sebesar 86.89 dan 85.30,

menurun dari triwulan sebelumnya yang mencapai 96.26 dan 107.41. Dibandingkan

dengan indeks triwulan yang sama tahun 2007, IKK, IKESI, dan IEK juga mengalami

penurunan. Grafik 1

IKK, IKESI, IEK periode 2007-2008

-

20

40

60

80

100

120

140

Juni Juli

Agu

st

Sep

Okt

Nov Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni

2007 2008

Inde

ks

IKK IKE IEK

Opt

imis

Pesim

is

Selama triwulan II - 2008, beberapa hal yang menjadi concern bagi konsumen

Palembang antara lain; tingkat penghasilan, ketersediaan tenaga kerja, serta perkiraan

harga barang dan jasa (lihat grafik 2). Grafik 2

Pembentuk Keyakinan Konsumen periode 2007-2008

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Juni Juli

Agus

t

Sep

Okt

Nov Des

Jan

Feb

Mar Apr

Mei

Juni

2007 2008

Inde

ks

Penghasilan saat inidibandingkan 6 bln yanglalu

Ekspektasi penghasilan 6bulan yad

Ketersediaan lapangankerja saat ini

Ketersediaan lapangankerja 6 bulan yad

Ketepatan waktupembelian (konsumsi)barang tahan lama

Kondisi ekonomi 6 bulanyad

Opt

imis

Pesim

is

Suplemen 2

Page 48: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

31

II. Keyakinan Konsumen Bulan April 2008

IKK pada bulan April mencapai 87.11, sedangkan IKESI dan IEK masing-masing 83.67 dan

90.56. Indeks Penghasilan Saat Ini dibandingkan dengan 6 bulan yang lalu sebesar 109.33,

Indeks Ekspektasi Penghasilan 6 bulan Yang Akan Datang sebesar 123.33, Indeks

Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini sebesar 53.33, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja 6

bulan Yang Akan Datang sebesar 73.67, Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan

Lama sebesar 88.33, dan Indeks Kondisi Ekonomi 6 bulan Yang Akan Datang sebesar

74.67.

2.1 Pendapat Responden terhadap Kondisi Ekonomi

Sebanyak 64.67 persen responden berpendapat bahwa kondisi ekonomi saat ini lebih

buruk dibandingkan dengan kondisi 6 bulan yang lalu, 27.33 persen berpendapat kondisi

ekonomi saat ini sama dengan kondisi 6 bulan yang lalu, dan hanya 8.00 persen yang

berpendapat kondisi ekonomi saat ini lebih baik. Dengan demikian, menurut sebagian

besar responden kondisi ekonomi pada bulan April ini lebih buruk dibandingkan 6 bulan

yang lalu (lihat Tabel 1).

Lebih Baik Sama Lebih Buruk Jumlah Responden

Rp 1juta-Rp3 Juta 19 63 149 231Rp3-5 juta 3 13 40 56>Rp 5 juta 2 6 5 13Jumlah Responden 24 82 194 300

Kondisi Ekonomi Saat Ini dibanding 6 bulan yang lalu

Tabel 1Pendapat Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi Saat Ini

Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan

Pengeluaran per Bulan

2.2 Pendapat Responden terhadap Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks ketersediaan lapangan pekerjaan merupakan indeks yang terendah yakni sebesar

53.33. Sebagian besar responden atau sekitar 60 persen berpendapat bahwa ketersediaan

lapangan pekerjaan saat ini lebih buruk daripada kondisi enam bulan yang lalu. Sementara

itu, jumlah responden yang berpendapat ketersediaan lapangan pekerjaan sama seperti 6

bulan silam sebanyak 26.67 persen, sedangkan yang berpendapat lebih baik sebanyak

13.33 persen. Indeks ketersediaan lapangan kerja dalam satu tahun terakhir selalu berada

dalam level pesimis. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ketenagakerjaan merupakan

bidang yang mendapatkan perhatian serius di mata konsumen (lihat Tabel 2).

Page 49: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

32

Tabel 2

Pendapat Konsumen Terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat Ini Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan

Ketersediaan Lapangan Pekerjaan saat ini dibanding

6 bulan yang lalu Pengeluaran per Bulan

Lebih Baik Sama Lebih Buruk Jumlah

Responden

Rp 1juta-Rp3 Juta 32 59 140 231

Rp3-5 juta 6 15 35 56

>Rp 5 juta 2 6 5 13

Jumlah Responden 40 80 180 300

2.3 Pendapat Responden terhadap Penghasilan

Sebanyak 57.33 persen responden berpendapat bahwa penghasilan mereka cenderung

tetap dibandingkan 6 bulan yang lalu. Sementara 26.00 persen berpendapat lebih baik,

sedangkan yang menyatakan lebih buruk sebanyak 16.67 persen. Berdasarkan informasi

tersebut, maka sebagian besar penghasilan responden diperkirakan tidak mengalami

perubahan dibandingkan penghasilan 6 bulan yang lalu (lihat Tabel 3).

Tabel 3 Pendapat Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini

Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan Penghasilan Saat ini dibanding 6

bulan yang lalu Pengeluaran per Bulan

Lebih

Baik Sama

Lebih

Buruk

Jumlah

Responden

Rp 1juta-Rp3 Juta 61 132 38 231

Rp3-5 juta 12 33 11 56

>Rp 5 juta 5 7 1 13

Jumlah Responden 78 172 50 300

2.4 Perkiraan Perkembangan Harga Barang/Jasa 3 Bulan Mendatang

Harga barang/jasa pada 3 bulan yang akan datang diperkirakan akan mengalami

peningkatan. Hal tersebut tercermin dari 86.00 persen responden yang berpendapat bahwa

harga barang dan jasa pada tiga bulan mendatang akan mengalami kenaikan, responden

yang berpendapat akan stabil sebanyak 13.00 persen, sedangkan hanya 1.00 persen yang

berpendapat akan terjadi penurunan (lihat Tabel 4).

Page 50: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

33

Tabel 4 Pendapat Konsumen Terhadap Perkiraan Harga Barang/Jasa 3 Bulan

Yang Akan Datang Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan

Perkiraan Harga Barang/Jasa 3 Bulan Yang Akan Datang Pengeluaran per Bulan

Naik Tetap Turun Jumlah Responden

Rp 1juta-Rp3 Juta 196 33 2 231 Rp3-5 juta 49 6 1 56 >Rp 5 juta 13 0 0 13 Jumlah Responden 258 39 3 300

III. Keyakinan Konsumen Bulan Mei 2008

IKK pada bulan Mei mencapai 91.22, sedangkan IKESI dan IEK masing-masing 93 dan

89.44. Indeks Penghasilan Saat Ini dibandingkan dengan 6 bulan yang lalu sebesar 122.67,

Indeks Ekspektasi Penghasilan 6 bulan Yang Akan Datang sebesar 121, Indeks Ketersediaan

Lapangan Kerja Saat Ini sebesar 63.33, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja 6 bulan Yang

Akan Datang sebesar 76.33, Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

sebesar 93, dan Indeks Kondisi Ekonomi 6 bulan Yang Akan Datang sebesar 71.

3.1 Pendapat Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi

Sebanyak 60.67 persen responden berpendapat bahwa kondisi ekonomi saat ini lebih

buruk dibandingkan dengan kondisi 6 bulan yang lalu, 31 persen berpendapat kondisi

ekonomi saat ini sama dengan kondisi 6 bulan yang lalu, dan hanya 8.33 persen yang

berpendapat kondisi ekonomi lebih baik. Dengan demikian, menurut sebagian besar

responden kondisi ekonomi pada bulan Mei ini lebih buruk dibandingkan 6 bulan yang lalu

(lihat Tabel 5). Tabel 5

Pendapat Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi Saat Ini Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan

Kondisi Ekonomi Saat Ini dibanding 6 bulan yang lalu

Pengeluaran per Bulan Lebih Baik

Sama Lebih Buruk

Jumlah Responden

Rp 1juta-Rp3 Juta 13 68 142 223 Rp3-5 juta 7 19 37 63 >Rp 5 juta 5 6 3 14 Jumlah Responden 25 93 182 300

Page 51: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

34

3.2 Pendapat Responden terhadap Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks ketersediaan lapangan pekerjaan merupakan indeks yang terendah yakni sebesar

63.33. Sebagian besar atau sekitar 52 persen responden berpendapat bahwa ketersediaan

lapangan pekerjaan saat ini lebih buruk daripada kondisi enam bulan yang lalu. Sementara

itu, jumlah responden yang berpendapat ketersediaan lapangan pekerjaan sama seperti 6

bulan silam sebanyak 32.67 persen, sedangkan yang berpendapat lebih baik hanya 15.33

persen. Indeks ketersediaan lapangan kerja dalam satu tahun terakhir selalu berada dalam

level pesimis atau dengan kata lain permasalahan ketenagakerjaan belum mengalami

perbaikan(lihat Tabel 6).

Tabel 6 Pendapat Konsumen Terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat Ini

Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan saat ini

dibanding 6 bulan yang lalu Pengeluaran per Bulan

Lebih Baik Sama Lebih

Buruk Jumlah

Responden

Rp 1juta-Rp3 Juta 28 73 122 223 Rp3-5 juta 12 21 30 63 >Rp 5 juta 6 4 4 14 Jumlah Responden 46 98 156 300

3.3 Pendapat Responden terhadap Penghasilan

Sebanyak 56 persen responden berpendapat bahwa penghasilan mereka cenderung tetap

dibandingkan 6 bulan yang lalu. Sementara 33.33 persen berpendapat lebih baik, dan yang

menyatakan lebih buruk sebanyak 10.67 persen. Dengan demikian, maka sebagian besar

responden penghasilannya tidak mengalami perubahan dibandingkan penghasilan 6 bulan

yang lalu (lihat Tabel 7).

Tabel 7 Pendapat Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini

Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan Penghasilan Saat ini dibanding 6 bulan yang lalu

Pengeluaran per Bulan Lebih Baik

Sama Lebih Buruk

Jumlah Responden

Rp 1juta-Rp3 Juta 67 129 27 223 Rp3-5 juta 23 36 4 63 >Rp 5 juta 10 3 1 14 Jumlah Responden 100 168 32 300

Page 52: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

35

3.4 Perkiraan Perkembangan Harga Barang/Jasa 3 Bulan Mendatang

Harga barang/jasa pada 3 bulan yang akan datang diperkirakan akan mengalami

peningkatan. Hal tersebut tercermin dari 84.33 persen responden berpendapat bahwa

harga barang dan jasa pada tiga bulan mendatang akan mengalami kenaikan, sebanyak

14.33 persen responden berpendapat akan stabil, dan hanya 1.33 persen yang

berpendapat akan terjadi penurunan (lihat Tabel 8).

Tabel 8 Pendapat Konsumen Terhadap Perkiraan Harga Barang/Jasa 3 Bulan Yang Akan Datang

Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan Prakiraan Harga Barang/Jasa Secara Umum pada 3 bulan

yang akan datang Pengeluaran per Bulan

Naik Tetap Turun Jumlah Responden

Rp 1juta-Rp3 Juta 188 31 4 223 Rp3-5 juta 54 9 0 63 >Rp 5 juta 11 3 0 14 Jumlah Responden 253 43 4 300

IV. Keyakinan Konsumen Bulan Juni 2008

IKK pada bulan Juni tercatat sebesar 79.94, sedangkan IKESI dan IEK masing-masing 84 dan

75.89. Indeks Penghasilan Saat Ini dibandingkan dengan 6 bulan yang lalu sebesar 108.67,

Indeks Ekspektasi Penghasilan 6 bulan Yang Akan Datang sebesar 114, Indeks Ketersediaan

Lapangan Kerja Saat Ini sebesar 54.67, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja 6 bulan Yang

Akan Datang sebesar 65.33, Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

sebesar 88.67, dan Indeks Kondisi Ekonomi 6 bulan Yang Akan Datang sebesar 48.33.

4.1 Pendapat Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi

Sebanyak 69.33 persen responden berpendapat bahwa kondisi ekonomi saat ini lebih

buruk dibandingkan dengan kondisi 6 bulan yang lalu, 25.67 persen berpendapat kondisi

ekonomi saat ini sama dengan kondisi 6 bulan yang lalu, dan hanya 5 persen yang

berpendapat kondisi ekonomi lebih baik. Dengan demikian, pendapat konsumen tentang

buruknya kondisi perkonomian belum mengalami perubahan selama triwulan II - 2008

bahkan terus mengalami penurunan (lihat Tabel 9).

Page 53: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

36

Tabel 9 Pendapat Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi Saat Ini

Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan Kondisi Ekonomi Saat Ini dibanding 6 bulan yang lalu

Pengeluaran per Bulan Lebih Baik Sama Lebih Buruk Jumlah

Responden Rp 1juta-Rp3 Juta 7 58 148 213 Rp3-5 juta 6 14 47 67 >Rp 5 juta 2 5 13 20 Jumlah Responden 15 77 208 300

4.2 Pendapat Responden terhadap Ketersediaan Lapangan Kerja

Sebagian besar atau sekitar 58.67 persen responden berpendapat bahwa ketersediaan

lapangan pekerjaan saat ini lebih buruk daripada kondisi enam bulan yang lalu. Sementara

itu, jumlah responden yang berpendapat ketersediaan lapangan pekerjaan sama seperti 6

bulan silam sebanyak 28 persen, sedangkan yang berpendapat lebih baik hanya 13.33

persen. Indeks ketersediaan lapangan kerja dalam satu tahun terakhir selalu berada dalam

level pesimis. Tidak berbeda dengan pendapat konsumen terhadap kondisi perekonomian,

kondisi ketenagakerjaan pun dinilai tidak mengalami perbaikan menurut sebagian besar

konsumen sepanjang triwulan II – 2008 (lihat Tabel 10).

Tabel 10 Pendapat Konsumen Terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat Ini

Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan saat ini dibanding 6 bulan

yang lalu Pengeluaran per Bulan Lebih Baik Sama Lebih Buruk Jumlah

Responden Rp 1juta-Rp3 Juta 31 58 124 213 Rp3-5 juta 8 23 36 67 >Rp 5 juta 1 3 16 20 Jumlah Responden 40 84 176 300

4.3 Pendapat Responden terhadap Penghasilan

Sebanyak 63.33 persen responden berpendapat bahwa penghasilan mereka cenderung

tetap dibandingkan 6 bulan yang lalu. Sementara 22.67 persen berpendapat lebih baik, dan

yang menyatakan lebih buruk sebanyak 14 persen. Berdasarkan informasi tersebut, maka

sebagian besar responden penghasilannya tidak mengalami perubahan atau dengan kata

lain konstan (lihat Tabel 11).

Page 54: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

37

Tabel 11 Pendapat Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini

Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan Penghasilan Saat ini dibanding 6 bulan yang lalu

Pengeluaran per Bulan Lebih Baik Sama Lebih Buruk Jumlah

Responden Rp 1juta-Rp3 Juta 42 144 27 213 Rp3-5 juta 22 34 11 67 >Rp 5 juta 4 12 4 20 Jumlah Responden 68 190 42 300

4.4 Prakiraan Perkembangan Harga Barang/Jasa 3 Bulan Mendatang

Harga barang/jasa pada 3 bulan mendatang diperkirakan akan mengalami peningkatan

oleh sebagian besar konsumen. Hal tersebut tercermin dari 87.67 persen responden

berpendapat bahwa harga barang dan jasa pada tiga bulan mendatang akan mengalami

kenaikan dan sebanyak 12.33 persen responden berpendapat akan stabil (lihat Tabel 12).

Tabel 12 Pendapat Konsumen Terhadap Perkiraan Harga Barang/Jasa 3 Bulan Mendatang

Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan Prakiraan Harga Barang/Jasa Secara Umum pada 3 bulan yang

akan datang Pengeluaran per Bulan Naik Tetap Turun Jumlah

Responden Rp 1juta-Rp3 Juta 185 28 0 213 Rp3-5 juta 60 7 0 67 >Rp 5 juta 18 2 0 20 Jumlah Responden 263 37 0 300

Tabel 13 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Palembang

Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei JuniIKK 98.06 109.72 113.78 108.67 108.72 115.39 112.06 106.89 99.72 98.89 87.11 91.22 79.94

IKESI 90.00 99.89 102.11 97.89 103.44 110.67 109.56 101.67 94.67 92.44 83.67 93.00 84.00

IEK 106.11 119.56 125.44 119.44 114.00 120.11 114.56 112.11 104.78 105.33 90.56 89.44 75.89

2007 2008

Page 55: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

38

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 56: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

39

Sejak 1 Juli 2008 penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia menggunakan

tahun dasar 2007 (sebelumnya tahun dasar 2002) yang didasarkan pada hasil Survei Biaya

Hidup (SBH) 2007. Cakupan kota bertambah dari 45 kota menjadi 66 kota. Paket

komoditas secara nasional naik dari 744 pada tahun 2002 menjadi 774 di tahun 2007,

sementara paket komoditas untuk kota Palembang juga bertambah dari 314 komoditas

menjadi 360 komoditas.

2.1. Inflasi Tahunan (yoy)

Inflasi tahunan kota Palembang pada Triwulan II 2008 (Tw-II) mencapai 13,96 persen (yoy),

meningkat apabila dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya yang mencapai

10,87 persen.

Berdasarkan kelompok barang,

pada Tw-II ini inflasi tahunan tertinggi

terjadi pada bahan makanan yakni

sebesar 24,76 persen, diikuti oleh

kelompok sandang sebesar 17,43

persen, kelompok makanan jadi sebesar

12,73 persen, dan kelompok

perumahan sebesar 11,19 persen.

Kelompok pendidikan, rekreasi dan

olahraga mencatat laju inflasi sebesar

10,37 persen, kelompok kesehatan

sebesar 9,49 persen, sedangkan

kelompok transportasi tercatat sebesar

6,69 persen.

PERKEMBANGAN INFLASI PALEMBANG2

Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy)

Palembang

6.82

9.248.20

10.87

13.96

-

2

4

6

8

10

12

14

16

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II*

2007 2008

Pers

en

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan

*) Tahun Dasar 2007 = 100

Page 57: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

40

Grafik 2.2

Inflasi Tahunan (yoy) Kota Palembang per Kelompok Pengeluaran

Triwulan II 2008

13.96

24.76

12.7311.19

17.43

9.49 10.37

6.69

0

5

10

15

20

25

30Pe

rsen

UMUM

BAHANMAKANANMAKANAN JADI

PERUMAHAN

SANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN

TRANSPORTASI

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan

Penyebab inflasi di kelompok bahan makanan diyakini sangat dipengaruhi antara

lain karena tingginya inflasi pada sub kelompok kacang-kacangan, sub kelompok minyak

dan sub kelompok padi-padian, umbi-umbian & hasilnya. Penyebab tingginya inflasi pada

sub kelompok kacang-kacangan tidak terlepas dari peningkatan harga kacang kedelai yang

signifikan di pasar dunia. Pada triwulan ini rata-rata harga kacang kedelai di pasar

internasional mencapai USD13,59/bushel atau naik sebesar 82,90 persen dari rata-rata

harga kedelai pada periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

Seperti halnya perkembangan harga kacang kedelai, perkembangan harga bahan

makanan lainnya yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan harga internasional seperti

beras dan terigu pun tercatat mengalami perkembangan yang sama. Rata-rata harga beras

tercatat mengalami peningkatan sebesar 81,69 persen dibandingkan tahun lalu dari sebesar

USD314,68/MT (metric ton) menjadi USD571,74/MT. Begitupun peningkatan harga terigu

di pasar internasional yang naik lebih dari 70 persen dari sebesar USD4,83/bushel menjadi

USD8,29/bushel. Namun demikian apabila dibandingkan dengan peningkatan harga

tahunan pada triwulan sebelumnya, laju peningkatan harga terigu pada triwulan II

mengalami penurunan. Selain dipengaruhi oleh perkembangan harga beberapa sub

kelompok di atas, persistennya kenaikan harga CPO dunia merupakan salah satu

penyumbang tingginya inflasi tahunan pada triwulan II 2008.

Page 58: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

41

Grafik 2.3 Perkembangan Harga Terigu

di Pasar Internasional

4.835.43

8.17 10.17 8.29

10.3321.22

70.41

124.12

71.80

-

2

4

6

8

10

12

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

US$

/ B

ushe

l

-

20

40

60

80

100

120

140

Pers

en

Harga Terigu (axis kiri) (yoy)

Sumber : Bloomberg, diolah

Grafik 2.4 Perkembangan Harga Beras

di Pasar Internasional

314.68 330.41 325.25363.99 571.74

9.18 12.18 12.1821.89

81.69

-

100

200

300

400

500

600

700

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008U

S$ /

MT

-102030405060708090

Pers

en

Harga Beras (axis kiri) (yoy)

Sumber : Bloomberg, diolah

Grafik 2.5 Perkembangan Harga Kedelai

di Pasar Internasional

7.43

13.5912.77

10.23

8.27

82.9081.21

66.06

50.98

31.15

-2468

10121416

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

US$

/ B

ushe

l

-102030405060708090

Pers

en

Harga Kedelai (axis kiri) (yoy)

Sumber : Bloomberg, diolah

Grafik 2.6 Perkembangan Harga Emas

di Pasar Internasional

667.58

897.30

924.95790.07681.70

34.41

42.23

28.56

9.786.46

-100200300400500600700800900

1,000

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

US$

/ O

z

-51015202530354045

Pers

en

Harga Emas (axis kiri) (yoy)

Sumber : Bloomberg, diolah

Page 59: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

42

Tidak berbeda dengan kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi tahunan

sebesar 24,76 persen, inflasi tahunan kelompok sandang sebesar 17,43 persen lebih

banyak dipengaruhi oleh peningkatan harga emas di pasar internasional yang mencapai

34,41 persen sehingga menyebabkan sub sektor barang pribadi dan sandang lainnya

mengalami inflasi yang cukup tinggi.

Seiring dengan inflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan, kelompok

makanan jadi, minuman, rokok & tembakau pun mengalami inflasi yang cukup tinggi yakni

sebesar 12,73 persen. Sub sektor makanan jadi yang banyak dipengaruhi oleh pergerakan

harga terigu sebagai bahan dasarnya diperkirakan menyumbang inflasi yang cukup tinggi di

sektor ini. Selain itu, peningkatan harga BBM pada bulan Mei 2008 secara tidak langsung

meningkatkan pula inflasi pada sub sektor minuman yang tidak beralkohol terutama karena

meningkatnya ongkos transportasi yang digunakan untuk pengiriman barang sampai ke

tempat tujuan.

Grafik 2.7

Perkembangan Inflasi Tahunan per Kelompok Barang dan Jasa di Palembang

0

5

10

15

20

25

30

Tw III 07 Tw IV 07 Tw I 08 Tw II 08*

Pers

en

Bahan makanan Makanan jadi Perumahan SandangKesehatan Pendidikan Transpor

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan

*) Tahun Dasar 2007 = 100

Page 60: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

43

Kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah pada akhir bulan Mei 2008 lalu

secara langsung telah meningkatkan inflasi terutama pada sub kelompok bahan bakar,

penerangan dan air pada kelompok perumahan, air, listrik & bahan bakar. Laju inflasi pada

kelompok perumahan, air, listrik & bahan bakar tercatat sebesar 11,19 persen.

Inflasi yang terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 10,37

persen diperkirakan masih disebabkan oleh sub kelompok jasa pendidikan dan kursus-

kursus pelatihan yang mengalami peningkatan jumlah konsumsi yang cukup tinggi. Adapun

sub sektor olahraga diperkirakan tidak mengalami peningkatan inflasi yang begitu tinggi.

Kelompok kesehatan dan kelompok transportasi & komunikasi tercatat mengalami

inflasi tahunan paling rendah pada triwulan ini, yakni masing-masing hanya mencatat inflasi

sebesar 9,49 persen dan 6,69 persen. Inflasi pada kelompok kesehatan diperkirakan

terutama didorong oleh sub sektor jasa kesehatan dan sub kelompok perawatan jasmani

dan kosmetika. Sedangkan penyumbang utama di sektor transportasi dan komunikasi

adalah karena meningkatnya harga BBM yang menyebabkan meningkatnya tarif

angkutan/transportasi dengan rata-rata sebesar 25 persen.

2.2. Inflasi Bulanan (mtm)

Inflasi Kota Palembang secara

bulanan (mtm) pada bulan Juni 2008

tercatat sebesar 3,41 persen. Inflasi

bulanan yang terjadi terutama

disumbangkan oleh inflasi yang

terjadi pada kelompok transportasi

dan komunikasi yang mengalami

inflasi sebesar 8,99 persen. Tingginya

inflasi pada kelompok ini terkait

dengan kenaikan harga BBM yang

ditetapkan pemerintah pada akhir

bulan Mei 2008 yang diikuti dengan

kenaikan tarif angkutan sebesar 25

persen.

Grafik 2.8 Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm)

Palembang

0.76

1.56

3.41

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

Jun

Jul

Aug

Sep

t

Okt

Nov

Des Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun*

2007 2008

Pers

en

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan

*) Tahun Dasar 2007 = 100

Page 61: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

44

Kelompok bahan makanan tercatat menyumbang inflasi terbesar kedua dengan

inflasi sebesar 3,09 persen. Inflasi yang terjadi pada kelompok ini terutama disumbangkan

oleh komoditas beras dan kacang panjang yang memberikan andil inflasi masing-masing

sebesar 0,33 persen dan 0,08 persen.

Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar tercatat mengalami inflasi

sebesar 3,08 persen terkait dengan kenaikan harga BBM. Komoditas bensin dan komoditas

bahan bakar rumah tangga tercatat memberikan sumbangan inflasi masing-masing sebesar

0,59 persen dan 0,09 persen. Selain itu, kelompok kesehatan mencatat laju inflasi bulanan

sebesar 3,07 persen.

Grafik 2.9 Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) per Kelompok Barang dan Jasa

di Palembang

(4)(2)

-2468

1012141618

Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr May Jun*

2007 2008

Pers

en

Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan SandangKesehatan Pendidikan Transportasi

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan

*) Tahun Dasar 2007 = 100

Selain dari keempat kelompok tersebut, kelompok lainnya hanya mengalami inflasi

bulanan dibawah satu persen. Kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga tercatat

mengalami inflasi bulanan sebesar 0,99 persen, sedangkan kelompok sandang mencatat

inflasi bulanan sebesar 0,73 persen. Sementara itu, kelompok makanan jadi, minuman,

rokok & tembakau tercatat mengalami inflasi bulanan yang paling rendah yakni hanya

sebesar 0,46 persen dengan komoditas nasi sebagai penyumbang tertinggi dengan andil

sebesar 0,05 persen.

Page 62: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

45

Tabel 2.1. Komoditas Penyumbang Inflasi Bulanan (mtm) Tertinggi

di Kota Palembang Triwulan II 2008 No. Komoditas Sumbangan Inflasi (%) 1 Angkutan dalam kota 0,84 2 Bensin 0,59 3 Beras 0,33 4 Bahan Bakar Rumah Tangga 0,09 5 Kacang Panjang 0,08 6 Batu Bata 0,07 7 Besi Beton 0,06 8 Angkutan Antar Kota 0,06 9 Semen 0,06 10 Surat Kabar Harian 0,05

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan

Secara garis besar inflasi yang terjadi pada bulan Juni 2008 (triwulan II 2008) lebih

disebabkan karena kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah pada akhir bulan Mei

2008.

Grafik 2.10 Event Analysis Inflasi Kota Palembang 2007-2008

0.76

1.08 1.10 1.01

1.41

0.24

1.61

0.91

0.35

1.83

2.38

1.56

3.41

6.82 7.388.49

9.248.18 7.92 8.20 8.99

8.67

10.87

14.24

15.1813.96

-

1

2

3

4

Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun*

2007 2008

Per

sen

-

2

4

6

8

10

12

14

16

Per

sen

mtm (axis kiri) yoy (axis kanan)

kenaikan harga

kedelai sebagai

bahan baku tempe/tahu

kenaikan biaya tempat

tinggal, semen, dan

tukang bukan

mandor

kenaikan harga

menjelang Idul Fitri

kenaikan harga bahan

makanan, susu, dan

tahun ajaran baru

kenaikan harga

rokok & kacang-

kacangan

kenaikan harga BBMkenaikan

harga bahan

makanan secara umum

Keterangan: Data dan Informasi diolah dari BPS Propinsi Sumatera Selatan

*) Tahun Dasar 2007 = 100

Page 63: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

46

Dibandingkan dengan pola inflasi nasional secara bulanan, pola inflasi bulanan kota

Palembang memiliki tendensi pergerakan yang hampir sama dengan tingkat inflasi kota

Palembang yang selalu lebih tinggi kecuali pada bulan Januari dan Februari. Kenaikan harga

kedelai yang terjadi sekitar bulan Januari-Februari sangat berpengaruh dalam menyumbang

inflasi secara nasional sehingga menyebabkan inflasi nasional lebih tinggi dari inflasi kota

Palembang.

Grafik 2.11 Perbandingan Inflasi Bulanan (mtm)

Palembang dan Nasional Tahun 2007-2008 ( persen)

0

1

2

3

4

J u n J u l A g s S e p O k t N o v D e s J a n F e b M a r A p r M e i J u n *

2 0 0 7 2 0 0 8

P a le m b a n g N a s io n a l

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan

*) Tahun Dasar 2007 = 100

2.3. Pemantauan Harga oleh Bank Indonesia Palembang

Berdasarkan hasil Survei Pemantauan

Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank

Indonesia Palembang secara mingguan

pada beberapa pasar di Kota

Palembang terdapat tendensi kenaikan

harga yang secara rata-rata meningkat

sebesar 20,85 persen. Harga minyak

goreng yang pada triwulan I 2008

sempat menunjukkan gejala

penurunan, ternyata pada akhir

triwulan II 2008 ini (bulan Juni 2008)

kembali menunjukkan peningkatan dan

mencapai kisaran harga Rp13.000/kg.

Grafik 2.12 Perkembangan Harga Minyak Goreng

Berdasarkan SPH di Palembang (Rp/Kg)

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

Jun Jul

Agu

st

Sept

Okt

Nov

Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2007 2008

Rp/

Kg

Sumber : SPH KBI Palembang

Page 64: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

47

Meningkatnya kembali harga minyak goreng tersebut terkait dengan kenaikan

harga CPO di pasar internasional. Berdasarkan data dari Bloomberg, pada bulan Juni 2008

rata-rata harga CPO dunia mencapai USD1.103,98/metrik ton atau meningkat 43,65 persen

dibandingkan bulan Juni 2007 yang tercatat sebesar USD768,51/metrik ton.

Secara umum, pergerakan rata-rata harga beras di Palembang menunjukkan trend

sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut terkait dengan masa

panen yang terjadi pada beberapa sentra beras pada Tw-I, meskipun selama Tw-II sendiri

terjadi panen gadu (panen ke-2) di beberapa wilayah sentra beras Sumsel namun hal

tersebut tidak sebanyak ketika panen raya. Rata-rata harga beras pada bulan Juni 2008

meningkat sebesar 7,79 persen dibandingkan bulan Maret 2008. Berdasarkan jenis beras,

beras Rojolele mengalami peningkatan harga paling tinggi yakni sebesar 9,03 persen

dibandingkan rata-rata harga pada bulan Maret 2008. Sementara itu, harga beras IR 64 II

meningkat sebesar 4,09 persen, beras Cianjur Kepala meningkat sebesar 3,80 persen, dan

harga beras IR 64 I meningkat sebesar 1,55 persen.

Grafik 2.13 Perkembangan Harga Beras Berdasarkan SPH di Palembang (Rp/Kg)

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000Ju

n Jul

Agu

st

Sept

Okt

Nov Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2007 2008

Rp/

Kg

Rata-rata IR 64 I IR 64 II Rojolele Cianjur Kepala

Sumber : SPH KBI Palembang

Page 65: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

48

Grafik 2.14 Pergerakan Harga Beras di Pasar Cinde dan Lemabang (Rupiah/Kg)

Harga beberapa komoditas lainnya, seperti harga daging sapi dan emas

memperlihatkan tendensi penurunan. Hal tersebut cenderung dipengaruhi oleh kondisi

pasokan yang dinilai mencukupi. Selain itu melemahnya permintaan dari konsumen

memaksa beberapa pedagang emas untuk sedikit menurunkan harga jualnya. Hal yang

bertolak belakang terjadi pada harga minyak goreng yang cenderung meningkat.

Permintaan yang tinggi terhadap minyak goreng disinyalir dimanfaatkan oleh beberapa

pedagang untuk mengambil untung dengan cara menaikkan harga jualnya.

Grafik 2.15

Pergerakan Harga Minyak Goreng di Pasar Cinde dan Lemabang (Rupiah/Kg)

Pasar Cinde

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

Jun Jul

Agu

st

Sept

Okt

Nov

Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2007 2008

Sumber : SPH KBI Palembang

Pasar Lemabang

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

Jun Jul

Agu

st

Sept

Okt

Nov

Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2007 2008

Sumber : SPH KBI Palembang

Pasar Cinde

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

Jun Jul

Agu

st

Sept

Okt

Nov

Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2007 2008

Sumber : SPH KBI Palembang

Pasar Lemabang

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

Jun Jul

Agu

st

Sept

Okt

Nov

Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2007 2008

Sumber : SPH KBI Palembang

Page 66: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

49

Grafik 2.16 Pergerakan Harga Daging Sapi di Pasar Cinde dan Lemabang (Rupiah/kg)

Grafik 2.17 Pergerakan Harga Emas di Pasar Cinde dan Lemabang (Rupiah/gram)

Hasil pemantauan harga yang dilakukan oleh KBI Palembang secara independen

melalui Survei Pemantauan Harga (SPH) Kota Palembang menunjukkan perkembangan

harga yang tidak jauh berbeda dengan hasil survei inflasi yang dilakukan secara bulanan

oleh BPS. Hal ini menunjukkan bahwa hasil SPH Kota Palembang dapat dijadikan salah satu

barometer dalam melihat perkembangan inflasi di kota Palembang.

Pasar Cinde

43,000

44,000

45,000

46,000

47,000

48,000

49,000

50,000

51,000Ju

n

Jul

Agu

st

Sep

t

Okt

Nov

Des Ja

n

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2007 2008

Sumber : SPH KBI Palembang

Pasar Lemabang

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

Jun

Jul

Agu

st

Sep

t

Okt

Nov

Des Ja

n

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2007 2008

Sumber : SPH KBI Palembang

Pasar Lemabang

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000Ju

n Jul

Agu

st

Sept

Okt

Nov

Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2007 2008

Sumber : SPH KBI Palembang

Pasar Cinde

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

Jun Jul

Agu

st

Sept

Okt

Nov

Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2007 2008

Sumber : SPH KBI Palembang

Page 67: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

50

Grafik 2.18 Pergerakan Inflasi Bulanan dan Tingkat Harga Sesuai SPH

di Kota Palembang (Juni 2007 – Juni 2008)

0

1

2

3

4

Jun

Jul

Agu

st

Sep

t

Okt

Nov

Des Ja

n

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun*

2007 2008

Per

sen

(25)(20)(15)(10)(5)-5101520

Per

sen

Inf lasi BPS, Bulanan(Axis Kiri)

Inflasi SPH, Bulanan(Axis Kanan)

Keterangan : Data dan informasi diolah dari BPS Propinsi Sumsel dan SPH Bank Indonesia Palembang *) Tahun Dasar 2007 = 100

Page 68: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

51

RINGKASAN HASIL PENELITIAN

KOMODITAS-KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI PALEMBANG DAN PROSES PEMBENTUKAN HARGANYA

Bank Indonesia Palembang bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik Propinsi

Sumatera Selatan melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Inflasi Kota Palembang. Penelitian tersebut bertujuan untuk : (i)

mengetahui komoditas-komoditas penyumbang inflasi kota Palembang, dan (ii)

mengetahui pola pembentukan harga-harga komoditas penyumbang inflasi.

Penelitian melibatkan 57 responden yang meliputi produsen, pedagang besar, dan

pedagang eceran di Kota Palembang dan daerah sentra produksi beras.

Berdasarkan hasil penelitian

tersebut diketahui bahwa terdapat 20

besar komoditas yang memberikan

sumbangan terbesar terhadap

pembentukan inflasi kota Palembang

sebagaimana pada Tabel 1.

Perhitungan sumbangan masing-

masing komoditas terhadap inflasi

didasarkan pada nilai konsumsi per

bulan masing-masing komoditas,

kemudian dari tabel tersebut

dilakukan judgement untuk

menentukan tiga komoditas yang

perlu didalami proses pembentukan

harganya. Penentuan tiga komoditas tersebut juga mempertimbangkan

karakteristik komoditas bagi Palembang. Hasil judgement menghasilkan tiga barang

yakni beras, minyak goreng, dan tepung terigu. Kenapa beras atau minyak goreng

dan tepung terigu? Selain berdasarkan bobot sumbangannya, dimasukkannya beras

sebagai komoditas yang akan didalami proses pembentukan harganya adalah

didasarkan pada sifat beras sebagai bahan makanan pokok yang tidak mempunyai

substitusi. Pemilihan minyak goreng didasarkan pada pertimbangan bahwa

komoditas tersebut juga merupakan kebutuhan pokok dan tidak ada barang

Tabel 1Komoditas Penyumbang Inflasi Palembang

Periode 2007 Perubahan

Harga Sumbangan

Inflasi

(%) (%)1 Minyak Goreng 51.10 2.37 1.212 Daging Ayam Ras 46.44 1.98 0.923 Mie 30.36 1.78 0.544 Emas Perhiasan 39.39 1.27 0.505 Roti Manis 60.71 0.69 0.426 Empek-Empek 24.44 1.62 0.407 Tarif SLTA 55.03 0.64 0.358 Telur Ayam Ras 31.67 0.98 0.319 Bawang Merah 44.06 0.68 0.30

10 Beras 5.19 5.53 0.2911 Rokok Kretek Filter 11.29 2.45 0.2812 Tahu Mentah 28.57 0.95 0.2713 Bayam 97.03 0.27 0.2614 Semen 34.04 0.73 0.2515 Ikan Gabus 34.87 0.63 0.2216 Tarip Air Minum 21.08 1.04 0.2217 Tepung Terigu 44.81 0.38 0.1718 Tempe 15.63 0.95 0.1519 Jeruk 38.62 0.37 0.1420 Rokok Kretek 9.17 1.46 0.13

No. KomoditiBobot

Komoditas (%)

Suplemen 3

Page 69: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

52

substitusi yang lebih murah. Pertimbangan serupa juga dilakukan pada tepung

terigu. Selain tentunya sebagai barang kebutuhan pokok dan tidak ada barang

substitusi, tepung terigu juga merupakan bahan baku dari berbagai makanan khas

Palembang, antara lain, empek-empek, tekwan, model, serta bahan baku panganan

lain, misalnya roti, mie instan, dan mie basah.

Secara empiris, setidaknya dalam

setahun terakhir, khususnya harga minyak

goreng dan tepung terigu, mengalami

peningkatan yang persisten dari waktu ke

waktu. Sebagaimana dideskripsikan pada

Grafik 1 terlihat bahwa pada awal tahun

2007, harga minyak goreng curah sebesar

Rp6.490 per kg, kemudian terus mengalami

peningkatan dan pada akhir tahun telah

mencapai Rp8.650 per kg.

Hal yang sama juga terjadi pada harga

tepung terigu merk Segitiga Biru (lihat Grafik

2). Pemilihan tepung terigu Segitiga Biru

dengan pertimbangan bahwa merk tersebut

merupakan merk tepung terigu yang paling

banyak dikonsumsi oleh masyarakat kota

Palembang. Pada awal tahun 2007 harga

tepung terigu sebesar Rp4.500 per Kg,

sedangkan di akhir tahun sudah mencapai

Rp5.910 per Kg. Kenaikan harga tepung

terigu juga tidak lepas dari perkembangan

harga tepung terigu di pasar internasional

yang sempat mengalami eskalasi pada tahun

lalu.

Sementara itu, fluktuasi dari harga

beras di Palembang sangat dipengaruhi oleh

faktor musiman atau siklus produksi beras.

Grafik 2 Perkembangan Harga Tepung Terigu

Tahun 2007

4.5004.5004.500 4.5004.5004.5004.525 4.775

5.206

5.4385.500

5.910

4.000

4.200

4.400

4.600

4.800

5.000

5.200

5.400

5.600

5.800

6.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Bulan

Rp.

Grafik 3 Perkembangan Harga Beras Tahun 2007

5.3565.332

5.629

4.9094.9154.9184.896 4.953

5.1695.219

5.185

5.471

4.000

4.200

4.400

4.600

4.800

5.000

5.200

5.400

5.600

5.800

6.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bulan

Rp.

Grafik 1 Perkembangan Harga Minyak

Goreng Curah, 2007

8.650

8.5658.5008.5928.808

8.107

8.598

7.883

7.324

6.3506.4906.400

6.000

6.500

7.000

7.500

8.000

8.500

9.000

9.500

10.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Bulan

Rp.

Page 70: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

53

Pada penelitian ini, pembentukan harga beras dibagi menjadi tiga kerangka waktu

yakni pada saat: (i) panen, (ii) normal, dan (iii) paceklik. Pada grafik 3 terlihat bahwa

harga beras mengikuti tiga kerangka waktu dimaksud. Harga beras yang dihitung

merupakan harga beras rata-rata dari berbagai merk yakni: (i) selancar, (ii) sepat

siam, (iii) patin), (iv) dewi, (v) topi koki, (vi) arjuna, dan (vii) arjuna. Secara empiris,

harga beras tertinggi terjadi berkisar pada triwulan I, kemudian menurun pada

triwulan II dan III. Setelah itu, harga beras kembali meningkat pada triwulan IV

sehubungan peningkatan permintaan sehubungan dengan bulan puasa dan hari

besar keagamaan di samping terjadi musim kemarau.

Pembentukan Harga Beras, Minyak Goreng, dan Tepung Terigu

Penelitian menemukan bahwa terdapat 6 komponen pembentuk harga di

komoditas beras masing-masing sebagai berikut: (i) modal untuk pembelian beras,

(ii) transpor, (iii) tenaga kerja, (iv) kemasan, (v) biaya lain-lain, dan (vi) keuntungan.

Selain dibedakan berdasarkan kerangka waktu, pembentukan harga juga

dikelompokkan dalam tiga golongan yakni : (i) produsen, (ii) pedagang besar, dan

(iii) pedagang eceran.

Pada tingkat produsen, sebagian besar harga dibentuk oleh pengeluaran

untuk bahan baku, yakni bibit, pupuk, dan saprodi lainnya yang secara persentase

jumlahnya mencapai 86.78 persen untuk setiap kilogramnya. Angka tersebut

merupakan angka rata-rata persentase di tiga periode (panen, normal, dan

paceklik). Rata-rata margin keuntungan di tingkat produsen sebesar 9,03 persen.

Sementara itu, komponen pembentuk harga lainnya (transpor, tenaga kerja,

kemasan, biaya lain-lain) relatif rendah yakni berkisar 0,65 persen sd. 1,74 persen

(lihat Tabel 2).

Di tingkat produsen, besaran persentase komponen harga tidak jauh

berbeda, dimana rata-rata komposisi modal untuk pembelian komoditi juga

merupakan yang terbesar (90,87 persen). Besarnya margin keuntungan rata-rata

5,33 persen. Di tingkat pedagang eceran pun tidak jauh berbeda, hanya komponen

pembelian komoditi yang terbesar, sedangkan keuntungan hanya 6,39 persen.

Komponen pembentukan harga pada waktu paceklik, bahan baku dan

modal pembelian komoditas merupakan komponen terbesar, baik di sisi produsen,

Page 71: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

54

pedagang besar, serta pedagang eceran. Selain itu, margin keuntungan pun

terendah di saat musim paceklik bagi pedagang eceran dan pedagang besar.

Pembentukan harga

minyak goreng curah

dikelompokkan pada tiga

golongan yakni: (i) pedagang

eceran, (ii) pedagang besar,

dan (iii) produsen (lihat Tabel

3). Modal pembelian

komoditas dan bahan baku di

masing-masing kategori pelaku

usaha merupakan komponen

terbesar dalam pembentukan

harga. Alokasi untuk

keuntungan secara rata-rata di

bawah 10 persen, 0,51 persen

untuk produsen, 2,74 persen

untuk pedagang besar, dan

6,32 persen untuk pedagang

eceran. Sementara itu, untuk

komponen-komponen lainnya

relatif rendah.

Pola pembentukan

harga untuk komoditas tepung

terigu di Kota Palembang juga

tidak berbeda dengan dua

komoditas lainnya. Namun

pelaku usaha yang terkait

hanya meliputi dua yakni: (i) pedagang eceran dan (ii) pedagang besar. Hal ini

dikarenakan tidak terdapatnya produsen tepung terigu di Sumatera Selatan. Modal

pembelian komoditas merupakan komponen terbesar dalam pembentukan harga

terigu atau berada dalam kisaran 91,02 sd. 93,42 persen, sedangkan untuk

keuntungan masing-masing mencapai 3,86 persen untuk pedagang besar dan 6,61

Tabel 2 Pola Pembentukan Harga Beras Pada Tingkat Produsen

di Propinsi Sumatera Selatan (dalam % per Kg) Periode Musim Variabel Pembentuk

Harga Panen Normal Paceklik Rata-Rata

(1) (2) (3) (4) (5)

Bahan Baku 84,81 88,14 87,39 86,78

Transport 0,88 0,80 0,69 0,79

Tenaga Kerja 1,47 1,82 1,92 1,74

Kemasan 0,68 0,66 0,62 0,65

Biaya lain-lain 1,13 1,08 0,81 1,01

Keuntungan 11,03 7,50 8,57 9,03

JUMLAH 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Penelitian BI Palembang dan BPS Prop. Sumsel, 2008

Tabel 3 Pola Pembentukan Harga Minyak Goreng Curah

di Kota Palembang (dalam % per Kg) Kategori Variabel Pembentuk

Harga Pedagang Eceran

Pedagang Besar Produsen

(1) (2) (3) (4)

Modal Pembelian Komoditi*

92,17 93,65 91,25

Transport 0,03 1,98 2,24

Tenaga Kerja 0,69 0,20 0,49

Kemasan 0,56 0,04 **

Biaya lain-lain 0,25 1,41 5,52

Keuntungan 6,32 2,74 0,51

JUMLAH 100,00 100,00 100,00

Sumber : Penelitian BI Palembang dan BPS Prop. Sumsel, 2008 * Modal Pembelian Komoditi = Bahan Baku (untuk tingkat

Produsen) ** termasuk dalam biaya lain-lain

Page 72: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

55

persen pedagang eceran.

Komponen-komponen pembentuk

harga lainnya berada di bawah 2

persen. Untuk ketiga komoditas,

biaya-biaya lain antara lain meliputi

sewa gudang, jasa keamanan,

retribusi, dan termasuk pungutan-

pengutan tidak resmi lainnya.

Implikasi dan Rekomendasi

Kebijakan

Hasil penelitian tersebut setidaknya

telah menjadi langkah untuk kita membedah proses pembentukan harga komoditas

yang mempunyai sumbangan strategis terhadap inflasi kota Palembang. Stabilisasi

harga beras pada level yang wajar, sebagai contoh, perlu dilakukan melalui upaya

peningkatan produksi dan mekanisme tata niaga yang efektif. Saat ini biaya

produksi petani masih cukup tinggi, hal tersebut dapat menjadi obyek kajian

bagaimana petani-petani di Sumsel mendapatkan bibit, pupuk, BBM, dan saprodi

lainnya. Berdasarkan survei-survei terpisah, para petani padi di Sumsel saat ini

tengah menghadapi masalah kenaikan harga pupuk, BBM untuk traktor, kenaikan

biaya tenaga kerja, kenaikan harga saprodi. Selain itu, di beberapa sentra produksi

terdapat pula permasalahan serangan hama (tikus dan tungro), demikian pula kasus

pupuk oplosan dan bibit palsu. Saat ini mekanisme tata niaga belum sepenuhnya

berjalan optimal, berdasarkan informasi dari para petani di sentra produksi,

sebagian besar petani sudah terjerat oleh ijon dan hasil panen petani sebagian besar

di jual kepada pedagang beras dari luar Sumsel. Hal tersebut menyebabkan pasokan

beras untuk Sumsel berkurang. Kekurangan pasokan tentunya berpotensi

meningkatkan harga. Dalam hal ini kebijakan stok pangan di Sumsel dalam

memenuhi kebutuhan perlu ditinjau kembali. Untuk komoditas tepung terigu dan

minyak goreng, kebijakan yang dapat diambil adalah pengkajian kembali kebijakan

operasi pasar. Hal lain yang perlu dilakukan adalah pemberantasan pungutan liar di

sepanjang titik distribusi. Selanjutnya, sebagai tahapan pendalaman, tentunya

diperlukan penelitian lanjutan ke depan yang bertujuan untuk mengetahui

interregional inflation untuk melihat lebih detail sumber tekanan inflasi.

Tabel 4 Pola Pembentukan Harga Tepung Segitiga Biru

di Kota Palembang (dalam %) Kategori

Variabel Pembentuk Harga Pedagang Eceran

Pedagang Besar

(1) (2) (3) Modal Pembelian Komoditi

91,02 93,42

Transport 0,04 0,95

Tenaga Kerja 0,24 1,55

Kemasan 1,45 0,00

Biaya lain-lain 0,66 0,23

Keuntungan 6,61 3,86

JUMLAH 100,00 100,00

Sumber : Penelitian BI Palembang dan BPS Prop. Sumsel, 2008

Page 73: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Inflasi Palembang

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

56

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally blank

Page 74: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

57

3.1. Kondisi Umum

Kondisi perbankan di Propinsi Sumsel secara tahunan (yoy) pada triwulan II 2008 (Mei 2008)

dilihat dari beberapa variabel menunjukkan perkembangan positif. Jumlah aset perbankan

Sumsel meningkat sebesar 16,58 persen dari triwulan yang sama pada tahun sebelumnya

(yoy), yaitu dari Rp27,86 triliun menjadi Rp32,48 triliun. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

(DPK) meningkat sebesar 11,49 persen dari Rp20,89 triliun pada triwulan yang sama tahun

sebelumnya menjadi Rp23,29 triliun atau meningkat sebesar Rp2,40 triliun. Penyaluran

kredit/pembiayaan mengalami peningkatan dari Rp15,38 triliun pada triwulan yang sama

pada tahun sebelumnya menjadi Rp18,87 triliun atau meningkat sebesar 22,76 persen.

Secara triwulanan (qtq),

kinerja perbankan di Propinsi Sumsel

juga menunjukkan trend peningkatan

dalam berbagai komponen. Jumlah

aset meningkat sebesar Rp1,44 triliun

atau 4,61 persen dibandingkan

triwulan I 2008 yang tercatat sebesar

Rp31,04 triliun. Jumlah simpanan/DPK

meningkat sebesar Rp0,09 triliun atau

sebesar 0,42 persen dari posisi

triwulan sebelumnya. Jumlah

penyaluran kredit/pembiayaan meningkat sebesar Rp1,65 triliun atau sebesar 9,61 persen

dari posisi triwulan I 2008. Meningkatnya penyaluran kredit/pembiayaan tersebut terutama

didorong oleh meningkatnya penyaluran kredit/pembiayaan pada sektor perindustrian yang

memberikan andil sebesar 3,87 persen.

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3

Grafik 3.1 Perkembangan Aset, DPK, dan Kredit Perbankan Propinsi Sumatera Selatan

Palembang61%

Lematang Ilir Ogan Tengah

5%

Ogan Komering Ulu5%

Ogan Komering Ilir6%

Musi Rawas3%

Musi banyuasin7%Prabumulih

4%

Pagar Alam1%

Lubuklinggau3%

Baturaja2%

Lahat3%

Lainnya0%

Page 75: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

58

Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di wilayah Sumsel pada triwulan II 2008

tercatat sebesar 81,03 persen, meningkat relatif tinggi dari LDR pada triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 74,23 persen.

Penyaluran Kredit Mikro Kecil Menengah (MKM) secara tahunan (yoy) tercatat

mengalami peningkatan sebesar Rp2,72 triliun atau sebesar 28,87 persen menjadi sebesar

Rp12,12 triliun. Sementara itu secara triwulanan (qtq) meningkat sebesar Rp0,70 triliun

atau sebesar 7,02 persen dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp11,33 triliun.

Tingkat rasio Non-Performing Loan (NPL) triwulan II 2008 (Mei 2008) menunjukkan

peningkatan dibanding triwulan sebelumnya yaitu dari sebesar 1,94 persen menjadi 1,97

persen. Namun demikian, rasio NPL tersebut masih berada di bawah toleransi 5 persen

sebagaimana yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

3.2. Kelembagaan

Jumlah bank yang beroperasi di Propinsi

Sumatera Selatan sampai dengan triwulan

II 2008 adalah 48 Bank dengan memiliki

392 kantor bank sebagai jaringannya

yang terdiri dari 4 Kantor Wilayah Bank

Umum Konvensional, 1 Kantor Pusat

Bank Pemerintah Daerah, 59 Kantor

Cabang Bank Umum Konvensional, 19

Kantor Cabang Bank Umum Syariah dan

21 Kantor BPR/S, 229 Kantor Cabang

Pembantu dan 59 Kantor Kas. Jumlah

Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tercatat

sebanyak 307 unit.

Grafik 3.2 Jumlah Kantor Bank dan ATM di Propinsi Sumatera Selatan

4821

83

229

59

392

307

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

JUMLAHBANK

KP/KWL KC KCP KK JML ATM

Page 76: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

59

3.3. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

3.3.1 Penghimpunan DPK

DPK secara tahunan (yoy) mengalami peningkatan kecuali untuk simpanan giro. Simpanan

giro tercatat menurun dari Rp4,98 triliun menjadi Rp4,60 triliun atau menurun sebesar 7,64

persen. Simpanan deposito meningkat dari Rp8,06 triliun menjadi Rp8,27 triliun atau

meningkat sebesar 2,61 persen. Simpanan tabungan meningkat dari Rp7,86 triliun menjadi

Rp10,43 triliun atau meningkat sebesar 32,71 persen.

Sementara itu, dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya (qtq),

penghimpunan DPK perbankan pada

triwulan II 2008 ini mengalami

peningkatan sebesar Rp96,91 miliar

atau sebesar 0,42 persen. Simpanan

giro meningkat sebesar 2,43 persen dari

Rp4,49 triliun menjadi Rp4,60 triliun.

Simpanan tabungan mengalami

peningkatan sebesar 2,57 persen dari

Rp10,17 triliun menjadi Rp10,43 triliun.

Sedangkan simpanan deposito

mengalami sedikit penurunan sebesar

3,20 persen dari Rp8,54 triliun menjadi

RP8,27 triliun.

Berdasarkan pangsa masing-

masing terhadap DPK, simpanan

tabungan tetap memiliki pangsa

terbesar yakni sebesar 44,78 persen

diikuti oleh simpanan deposito sebesar

35,49 persen dan simpanan giro

sebesar 19,74 persen.

Grafik 3.3 Pertumbuhan DPK Perbankan di Propinsi Sumatera Selatan

5.274.76 4.49 4.60

7.868.64

10.18 10.17 10.43

9.208.54 8.27

4.98

8.068.13

0

2

4

6

8

10

12

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

Rp.

Tril

iun

Giro Tabungan Deposito

Grafik 3.4 Komposisi DPK Perbankan Tw II 2008

di Propinsi Sumatera Selatan

19.74%

44.78%

35.49%

Giro Tabungan Deposito

Page 77: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

60

3.3.2. Penghimpunan DPK Menurut Kabupaten/Kota

Saat ini sistem pelaporan bank yang dikelola Bank Indonesia masih mengelompokkan

daerah berdasarkan 11 kabupaten/kota. Berdasarkan laju pertumbuhan secara tahunan

(yoy), laju pertumbuhan penghimpunan DPK Musi Rawas tercatat mengalami pertumbuhan

paling tinggi yakni sebesar 172,33 persen dari sebesar Rp3,18 miliar menjadi Rp8,67 miliar.

Penghimpunan DPK di Kota Palembang sebagai pusat perekonomian Sumsel tercatat

tumbuh sebesar 10,96 persen dari sebesar Rp14,72 triliun menjadi sebesar Rp16,33 triliun.

Kabupaten yang tercatat mengalami penurunan DPK secara tahunan adalah Lematang Ilir

Ogan Tengah dengan penurunan sebesar 14,98 persen dari Rp1,08 triliun menjadi Rp0,92

triliun.

Penghimpunan DPK secara triwulanan (qtq) berdasarkan kabupaten di Propinsi

Sumsel menunjukkan kabupaten Musi Rawas mengalami peningkatan paling tinggi dari

Rp4,18 miliar menjadi Rp8,67 miliar atau meningkat sebesar 107,37 persen. DPK Kota

Palembang mengalami penurunan dari Rp16,49 triliun menjadi Rp16,33 triliun atau

menurun sebesar 0,94 persen. Wilayah yang mencatat penurunan DPK paling tinggi adalah

wilayah Lematang Ilir Ogan Tengah yang tercatat mengalami penurunan dari Rp0,98 triliun

menjadi Rp0,92 triliun atau menurun sebesar 6,53 persen.

Berdasarkan pangsa, DPK Kota Palembang tercatat sebagai daerah dengan pangsa

DPK terbesar yakni sebesar 70,10 persen dari total DPK Sumsel, kemudian daerah yang

mempunyai pangsa paling kecil adalah kabupaten Musi Rawas dengan pangsa sebesar 0,04

persen.

Tabel 3.1 Pertumbuhan DPK Perbankan

Propinsi Sumatera Selatan (dalam Rp Juta)

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw IIPrabumulih 851,728 907,312 959,248 906,349 913,243Pagar Alam 251,472 330,850 329,253 305,480 334,488Lubuklinggau 1,176,911 1,253,786 1,143,114 1,241,037 1,346,746Baturaja 637,584 513,421 602,944 673,660 675,977Palembang 14,716,885 15,691,036 17,108,535 16,485,719 16,329,967Ogan Komering Ulu 440,205 560,177 471,945 488,806 479,225Ogan Komering Ilir 640,242 735,158 633,587 777,485 883,233Musi banyuasin 628,360 581,442 846,279 751,344 794,700Musi Rawas 3,184 3,340 3,606 4,181 8,670Lematang Ilir Ogan Tengah 1,079,602 888,751 1,469,022 981,977 917,854Lahat 467,447 568,524 574,938 581,692 610,537

Kabupaten 2007 2008

Page 78: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

61

3.4. Penyaluran Kredit/Pembiayaan

3.4.1. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Secara Sektoral

Laju pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan pada triwulan II 2008 tercatat mengalami

peningkatan sebesar 22,76 persen dari tahun sebelumnya (yoy). Meningkatnya penyaluran

kredit/pembiayaan dari Rp15,38 triliun menjadi Rp18,87 triliun ini terkait dengan

peningkatan kredit di sektor

Perdagangan, Hotel, dan

Restoran (PHR) serta sektor

Konstruksi yang masing-

masing meningkat sebesar

30,35 persen dan 24,89 persen.

Meningkatnya kredit di sektor

PHR sangat erat kaitannya

dengan meningkatnya aktivitas

pariwisata dan perdagangan

dibanding periode yang sama

pada tahun sebelumnya.

Program Visit Musi 2008 dan

banyaknya kegiatan berskala

nasional maupun internasional

di kota Palembang merupakan

beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan kinerja sektor PHR.

Penyaluran kredit di Sektor Pertanian meningkat sebesar 23,47 persen yang

mayoritas digunakan untuk membiayai kegiatan investasi pada sub sektor perkebunan karet

dan sawit. Harga sawit dan karet yang tinggi menjadi pendorong para pelaku usaha di

sektor ini untuk terus mengembangkan usahanya. Sektor lainnya yang mengalami

peningkatan adalah sektor Perindustrian, sektor Pengangkutan, sektor Jasa Dunia

Usaha dan sektor LGA masing-masing sebesar 16,95 persen, 11,96 persen, 11,80, dan

4,78 persen.

Tabel 3.2 Pertumbuhan Kredit Sektoral

Propinsi Sumatera Selatan (Rp Triliun) 2007 2008

Sektor Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Pertanian 1.89 2.16 2.04 2.13 2.33

Pertambangan 0.32 0.02 0.03 0.04 0.08

Perindustrian 2.52 1.98 2.48 2.36 2.94

LGA 3.20 3.43 3.69 3.77 4.17

Konstruksi 0.37 0.44 0.42 0.39 0.39

Perdagangan 0.98 1.24 1.19 1.18 1.23

Pengangkutan & Komunikasi

0.24 0.23 0.25 0.25 0.26

Jasa Dunia Usaha 0.84 0.96 0.99 1.01 0.93

Jasa-jasa Sosial 0.26 0.21 0.22 0.23 0.24

Lain-lain 4.77 5.08 5.26 5.86 6.29

Total kredit 15.38 15.75 16.58 17.22 18.87

Page 79: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

62

Sektor Pertambangan dan sektor Jasa Sosial tercatat mengalami penurunan

kredit masing-masing sebesar 74,92 persen dan 6,03 persen. Tingginya penurunan

penyaluran kredit di sektor pertambangan seiring dengan rendahnya pertumbuhan tahunan

di sektor tersebut yang disebabkan karena terkendalanya upaya peningkatan produksi di

sub sektor pertambangan migas dan penggalian batu bara dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

Secara triwulanan (qtq), hampir seluruh sektor mengalami peningkatan penyaluran

kredit/pembiayaan kecuali sektor jasa dunia usaha yang mengalami penurunan sebesar 7,55

persen. Peningkatan kredit tercermin pula dari hasil Survei Kredit Perbankan di wilayah

Sumsel yang dilakukan oleh Bank Indonesia Palembang (lihat Suplemen 4.

Kredit/Pembiayaan Perbankan Sumsel Triwulan II 2008 Lebih Ekspansif). Pada triwulan ini

sektor pertambangan justru tercatat mengalami peningkatan penyaluran kredit yang paling

tinggi yakni sebesar 108,07 persen. Meningkatnya penyaluran kredit di sektor tersebut

diperkirakan terkait erat dengan upaya pengembangan di sub sektor pertambangan non

migas (batu bara) dalam bentuk kredit investasi.

Dari sisi kontribusi, selain

sektor lain-lain, sektor perdagangan

tercatat masih mendominasi

penyaluran kredit pada triwulan II

2008 ini dengan pangsa sebesar

22,11 persen. Kemudian berturut-

turut diikuti oleh penyaluran kredit

pada sektor perindustrian, sektor

pertanian, sektor konstruksi, dan

sektor jasa dunia usaha masing-

masing sebesar 15,59 persen, 12,33

persen, 6,51 persen, dan 4,95

persen. Adapun penyaluran kredit/

pembiayaan pada sektor LGA, sektor pengangkutan, sektor jasa sosial, dan sektor

pertambangan tercatat hanya memiliki pangsa kurang dari 3 persen.

Grafik 3.5 Pangsa Penyaluran Kredit Sektoral

Propinsi Sumatera Selatan Tw II 2008

Lain-lain33.34%

Listrik, Gas dan Air2.05%

Konstruksi 6.51%

Pengangkutan

1.40%

Jasa Sosial Masyarakat

1.29%Jasa Dunia

Usaha4.95%

Pertanian12.33% Pertambanga

n0.43%

Perindustrian15.59%

Perdagangan22.11%

Page 80: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

63

3.4.2. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Penggunaan

Seluruh penyaluran kredit/pembiayaan menurut penggunaannya mengalami peningkatan

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Kredit konsumsi tercatat

mengalami peningkatan paling tinggi yakni sebesar 32,00 persen menjadi sebesar Rp6,29

triliun. Kredit modal kerja mencatat

pertumbuhan sebesar 22,53 persen,

sedangkan kredit investasi tercatat hanya

tumbuh sebesar 11,14 persen.

Rendahnya pertumbuhan penyaluran

kredit investasi secara tahunan tidak terlepas

dari situasi bisnis dan tingkat suku bunga

investasi yang menurut sebagian pelaku

usaha masih cukup tinggi sehingga hal

tersebut berdampak negatif terhadap

keputusan untuk berinvestasi. Selain itu,

kenaikan harga BBM yang ditetapkan

pemerintah pada akhir Mei 2008 memaksa para pelaku usaha untuk menghitung ulang

rencana investasinya.

Secara triwulanan (qtq), penyaluran kredit/pembiayaan investasi tercatat mengalami

peningkatan tertinggi yakni sebesar 11,47 persen, sedangkan kredit modal kerja dan kredit

konsumsi tercatat mengalami peningkatan masing-masing sebesar 10,48 persen dan 7,30

persen.

Dari segi komposisi, penyaluran kredit

berdasarkan penggunaan pada triwulan II

2008 ini masih didominasi oleh kredit modal

kerja, yakni sebesar 45,18 persen, kemudian

diikuti kredit konsumsi yakni sebesar 33,33

persen, dan kredit investasi dengan pangsa

sebesar 21,48 persen.

Grafik 3.6 Pertumbuhan Kredit Menurut Penggunaan

Propinsi Sumatera Selatan

8.537.728.05

7.456.96

4.053.643.273.223.65

4.77 5.08 5.26 5.866.29

-

5

10

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

Rp

Trili

un

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Grafik 3.7 Pangsa Penyaluran Kredit/Pembiayaan

Menurut Penggunaan Propinsi Sumatera Selatan Tw II 2008

Konsum si33.33%

Investasi21.48%

M odal Kerja

45.18%

Page 81: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

64

3.4.3. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Kabupaten

Menurut daerah penyaluran kredit, pada periode triwulan II 2008 ini kota Pagar Alam dan

Lematang Ilir Ogan Tengah tercatat mengalami peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan

secara tahunan (yoy) yang signifikan yakni masing-masing sebesar 42,91 persen dan 41,16

persen. Kabupaten Musi Rawas tercatat mengalami penurunan penyaluran

kredit/pembiayaan sebesar 22,77 persen.

Secara triwulanan (qtq), penyaluran

kredit/pembiayaan di wilayah Baturaja

tercatat mengalami peningkatan tertinggi

yakni sebesar 41,43 persen, sedangkan

wilayah Musi Banyuasin tercatat mengalami

penurunan penyaluran kredit sebesar 1,76

persen. Penyebaran kredit/pembiayaan

berdasarkan wilayah di Propinsi Sumsel

didominasi oleh kota Palembang dengan

pangsa kredit sebesar 61,73 persen.

Grafik 3.8 Komposisi Penyaluran Kredit Perbankan

Propinsi Sumatera Selatan Tw II 2008 Berdasarkan Wilayah

Palembang61%

Lematang Ilir Ogan Tengah

5%

Ogan Komering Ulu5%

Ogan Komering Ilir6%

Musi Rawas3%

Musi banyuasin7%Prabumulih

4%

Pagar Alam1%

Lubuklinggau3%

Baturaja2%

Lahat3%

Lainnya0%

Tabel 3.3 Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perbankan

Propinsi Sumatera Selatan (dalam Rp Juta)

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw IIPrabumulih 595,760 676,835 677,125 661,416 682,034Pagar Alam 143,621 147,257 148,918 160,856 205,251Lubuklinggau 428,582 530,294 466,554 474,199 526,495Baturaja 272,510 192,291 223,067 209,347 296,080Palembang 9,545,361 9,740,643 10,397,330 10,601,396 11,651,805Ogan Komering Ulu 688,753 806,755 860,923 883,257 960,506Ogan Komering Ilir 863,379 831,082 843,993 899,331 1,053,820Musi banyuasin 1,071,715 1,278,754 1,429,902 1,504,852 1,478,369Musi Rawas 613,335 361,257 383,468 400,277 473,696Lematang Ilir Ogan Tengah 696,446 742,452 707,656 928,589 983,076Lahat 369,053 368,715 357,603 433,798 498,905Lainnya 86,518 75,099 82,793 62,809 64,698

Kabupaten/Kota 2007 2008

Page 82: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

65

3.4.4. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah

Realisasi kredit Mikro, Kecil, dan Menengah (MKM) secara tahunan (yoy) tercatat

mengalami peningkatan sebesar Rp2,72 triliun atau sebesar 28,87 persen dari Rp9,41 triliun

menjadi sebesar Rp12,12 triliun.

Sementara itu, secara triwulanan (qtq)

mengalami peningkatan sebesar Rp0,28

triliun atau sebesar 7,02 persen

dibanding triwulan sebelumnya.

Menurut penggunaan, kredit yang

diberikan banyak digunakan untuk

konsumsi dan modal kerja. Kredit

konsumsi tercatat sebesar Rp6,24 triliun

atau dengan pangsa sebesar 51,49

persen. Kredit Modal Kerja tercatat

sebesar Rp4,59 triliun atau dengan

pangsa sebesar 37,86 persen.

Berdasarkan plafon kredit,

realisasi penyaluran kredit mikro (plafon

sd. Rp50 juta) tercatat sebesar Rp4,64

triliun atau berpangsa sebesar 38,29

persen, kredit kecil (plafon Rp51 juta

s.d. Rp500 juta) tercatat sebesar Rp4,00

triliun atau berpangsa sebesar 33,01

persen, dan kredit menengah (Rp501

juta s.d. Rp5 miliar) tercatat sebesar

Rp3,48 triliun atau dengan pangsa

sebesar 28,70 persen.

Grafik 3.9 Penyaluran Kredit UMKM Perbankan

Propinsi Sumatera Selatan Menurut Penggunaan

3.604.06 4.24

1.07 1.14 1.16 1.20 1.29

4.73 5.05 5.215.82

6.24

4.594.31

0

1

2

3

4

5

6

7

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

Rp

Trili

un

KMK Investasi Konsumsi

Grafik 3.10

Penyaluran Kredit UMKM Menurut Plafond Kredit

4.01

2.622.78

4.17

3.043.04

4.13

3.273.21

4.47

3.603.26

4.64

4.00

3.48

0

1

2

3

4

5

Rp

Trili

un

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008Mikro Kecil Menengah

Page 83: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

66

3.5. Perkembangan Suku Bunga Perbankan di Sumatera Selatan

Suku bunga perbankan yang terdiri dari suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman

pada triwulan II 2008 tercatat mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya maupun dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

3.5.1. Perkembangan Suku Bunga Simpanan

Suku bunga simpanan yang terdiri dari suku bunga simpanan 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12

bulan, dan 24 bulan, secara rata-rata mengalami penurunan dibandingkan dengan periode

yang sama tahun sebelumnya (yoy) maupun dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq).

Rata-rata tingkat suku bunga

simpanan pada triwulan II 2008 tercatat

sebesar 7,64 persen, menurun

dibandingkan tingkat suku bunga

simpanan pada triwulan sebelumnya (qtq)

yang sebesar 7,83 persen maupun apabila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya

(yoy) yang tercatat sebesar 9,25 persen.

Berdasarkan lamanya simpanan, suku

bunga simpanan 24 bulan mencatat suku

bunga paling tinggi yakni sebesar 9,31

persen.

3.5.2. Perkembangan Suku Bunga Pinjaman

Seperti halnya dengan perkembangan suku bunga simpanan, suku bunga pinjaman yang

terdiri dari suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi, maupun konsumsi, secara rata-

rata mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya

(yoy) maupun dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq).

Rata-rata tingkat suku bunga pinjaman pada triwulan II 2008 tercatat sebesar 15,03

persen, menurun apabila dibandingkan dengan tingkat suku bunga pinjaman pada triwulan

sebelumnya (qtq) yang sebesar 15,40 persen maupun apabila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya (yoy) yang tercatat sebesar 16,35 persen.

Grafik 3.11 Perkembangan Suku Bunga Simpanan

Perbankan Sumsel

9.258.22 8.18 7.83 7.64

-2468

101214

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

Pers

en

1 bln 3 bln 6 bln12 bln 24 bln Rata2

Page 84: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

67

3.6. Kualitas Penyaluran Kredit/Pembiayaan

Berdasarkan data LBU KBI Palembang, NPL gross (belum memperhitungkan PPAP) pada

triwulan II 2008 (Mei 2008) tercatat sebesar 1,97 persen dari total kredit yang disalurkan,

sementara pada triwulan sebelumnya tercatat sebesar 1,94 persen. Sementara itu, NPL net

(sudah memperhitungkan PPAP) pada triwulan II 2008 tercatat sebesar 1,05 persen dari

total kredit, sedangkan NPL Net (sudah memperhitungkan PPAP) pada triwulan yang lalu

tercatat sebesar 0,48 persen dari total kredit.

Grafik 3.13 Perkembangan NPL Perbankan

Propinsi Sumatera Selatan

2.55%

1.97%

0.74%

0.25%0.42% 0.48%

1.05%

1.94%

1.73%1.84%

0.0%

0.5%

1.0%

1.5%

2.0%

2.5%

3.0%

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

NPL Gross NPL Nett

Grafik 3.14 Persentase NPL Perbankan Sumsel

Tw II 2008 Berdasarkan Sektor Ekonomi

0.12%

7.06%

0.00%

9.18%

1.18%

16.04%

29.31%

8.23%

4.50%

24.37%

Pertanian PertambanganPerindustrian LGAKonstruksi PHRAngkutan Jasa. UsahaJasa Sosial Lain-lain

Grafik 3.12 Perkembangan Suku Bunga Pinjaman

Perbankan Sumsel

16.35 15.84 15.81 15.40 15.03

-2468

101214161820

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

Pers

en

Modal Kerja InvestasiKonsumsi Rata2

Page 85: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

68

Dilihat dari sektor ekonominya, persentase NPL gross terbesar di triwulan II 2008

masih berasal dari sektor perdagangan yakni sebesar 29,31 persen. NPL sektor lain-lain

tercatat menyumbang sebesar 24,37 persen, sedangkan sektor pertanian yang juga

merupakan salah satu sektor unggulan Sumsel tercatat menyumbang NPL sebesar 16,04

persen.

3.7. Kelonggaran Tarik

Dari LBU KBI Palembang diperoleh informasi

bahwa undisbursement loan (kredit yang

belum direalisasikan oleh debitur) pada

triwulan II 2008 tercatat sebesar 13,96

persen dari plafon kredit yang disetujui oleh

perbankan, meningkat dibanding tahun

sebelumnya yang tercatat hanya sebesar

12,76 persen. Namun apabila dibandingkan

triwulan sebelumnya tercatat mengalami

penurunan yakni dari sebesar 14,21 persen.

3.8. Resiko Likuiditas

Resiko likuiditas bank umum di Propinsi Sumsel pada triwulan II 2008 tergolong sangat

likuid dengan besaran angka rasio likuiditas sebesar 178,66 persen. Namun demikian, rasio

tersebut tercatat menurun baik

dibandingkan dengan rasio likuiditas tahun

sebelumnya maupun triwulan sebelumnya

yang masing-masing tercatat sebesar

196,76 persen dan 189,27 persen.

Jumlah aktiva likuid < 1 bulan

tercatat sebesar Rp38,90 triliun atau

meningkat sebesar 5,31 persen dari tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar Rp36,94

triliun. Jumlah pasiva likuid < 1 bulan

Grafik 3.15 Perkembangan Undisbursed Loan

Perbankan Sumatera Selatan

1.55

2.042.20

2.071.71

12.76%12.98%

14.59%

13.96%14.21%

-

1

2

3

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

Rp

Trili

un

11%

12%

13%

14%

15%

Nominal Kelonggaran TarikPersentase Kelonggaran Tarik

Grafik 3.16 Perkembangan Resiko Likuiditas

Perbankan Sumsel

40.32 40.34 38.9036.94

41.61

21.31 21.77

18.7820.84

23.13

196.76%

193.48%

179.90% 178.66%

189.27%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Rp

Trili

un

165%

170%

175%

180%

185%

190%

195%

200%

Aktiva Likuid < 1 bulanPasiva Likuid < 1 bulanRasio Likuiditas

Page 86: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

69

tercatat sebesar Rp21,77 triliun atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat

sebesar Rp18,78 triliun.

3.9. Perkembangan Perbankan Syariah

Perkembangan perbankan umum Syariah menunjukkan kinerja yang menggembirakan

dilihat dari indikator aset, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun penyaluran

pembiayaan. Pada Tw-II (data Mei 2008) total aset tercatat sebesar Rp873,06 miliar,

meningkat sebesar 35,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy)

yang tercatat sebesar Rp642,71 miliar atau secara triwulanan meningkat sebesar 3,64

persen dibandingkan posisi triwulan sebelumnya (qtq) yang tercatat sebesar Rp842,40

miliar.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp535,89 miliar,

meningkat 57,76 persen dibanding triwulan II 2007 (yoy) yang sebesar Rp339,69 miliar atau

menurun sebesar 0,14 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq) yang tercatat

sebesar Rp536,64 miliar. Dana investasi tidak terikat mendominasi pangsa penghimpunan

DPK yakni sebesar 89,87 persen atau sebesar Rp481,62 miliar yang terdiri dari komponen

tabungan mudarabah sebesar Rp299,17 miliar dengan pangsa sebesar 55,83 persen dari

total DPK dan deposito mudarabah sebesar Rp182,45 miliar atau dengan pangsa sebesar

34,05 persen.

Grafik 3.17 Perkembangan Perbankan Syariah di Sumsel (Rp Miliar)

642.71717.51

804.34 842.40 873.06

339.69401.90

519.39 536.64 535.89481.19

572.07641.13

737.44806.03

-100200300400500600700800900

1,000

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2007 2008

Rp

Mili

ar

Asset DPK Pembiayaan

Page 87: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

70

Sejalan dengan peningkatan aset dan penghimpunan DPK, penyaluran pembiayaan

secara tahunan (yoy) juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi yakni sebesar 67,51

persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau meningkat sebesar 9,30

persen dibandingkan posisi triwulan sebelumnya (qtq). Dari total penyaluran pembiayaan

yang mencapai Rp806,03 miliar, pangsa terbesar dicapai oleh piutang murabahah sebesar

56,90 persen atau sebesar Rp458,66 miliar, diikuti oleh pembiayaan mudharabah sebesar

Rp264,86 miliar dengan pangsa 32,86 persen dan pembiayaan musyarakah sebesar

Rp51,30 miliar dengan pangsa 6,36 persen. Sementara itu, piutang qardh dan piutang

istishna pangsanya masih relatif kecil yakni masing-masing sebesar 3,08 persen dan 0,79

persen.

Pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang lebih besar dibanding pertumbuhan

penghimpunan DPK menyebabkan angka Finance to Deposit Ratio (FDR) meningkat dari

sebesar 137,42 persen pada triwulan sebelumnya menjadi 150,41 persen. Tingkat FDR yang

lebih dari 100 persen tersebut mencerminkan bahwa masih banyak peluang penyaluran

pembiayaan yang terbuka bagi kalangan perbankan syariah untuk lebih meningkatkan

fungsi intermediasi.

Tabel 3.4 PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI SUMATERA SELATAN (Rp Juta)

2007 2008 INDIKATOR Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II*

Total Aset 642,713 717,505 804,344 842,396 873,061 Dana Pihak Ketiga 339,689 401,899 519,390 536,641 535,886 1. Simpanan Wadiah 29,943 41,759 48,678 54,798 54,264 - Giro Wadiah 28,758 38,606 44,131 49,697 40,988 - Tabungan Wadiah 1,185 3,153 4,547 5,101 13,276 2. Dana Investasi tidak terikat 309,746 360,140 470,712 481,843 481,622 - Tabungan Mudharabah 165,900 185,383 260,706 271,919 299,172 - Deposito Mudharabah 143,846 174,757 210,006 209,924 182,450 Komposisi Pembiayaan 481,188 572,071 641,126 737,437 806,032 - Piutang Murabahah 315,896 345,604 367,477 411,351 458,661 - Piutang Istishna 65 2,530 6,563 6,544 6,371 - Piutang Qardh 9,506 10,115 17,618 28,717 24,839 - Pembiayaan Mudharabah 147,618 196,017 219,873 253,071 264,860 - Pembiayaan Musyarakah 8,103 17,805 29,595 37,754 51,301

*) Data s.d Mei 2008

Page 88: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

71

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN SUMSEL TRIWULAN II 2008

LEBIH EKSPANSIF

Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Palembang pada triwulan II 2008

menunjukkan proyeksi perkembangan kredit/pembiayaan yang menggembirakan. Survei

Kredit/pembiayaan Perbankan wilayah Palembang pada triwulan II 2008 menyertakan 86

bank yang terdiri dari bank umum dan syariah (bank pelapor Laporan Bank Umum atau

Syariah – LBU/S) serta bank perkreditan rakyat (BPR/S) sebagai responden. Dari 86 bank

responden, tercatat sebanyak 53 bank yang mengembalikan kuesioner tersebut. Secara

garis besar, permintaan kredit perbankan diproyeksi mengalami peningkatan seiring dengan

mulai dikucurkannya dana APBD pemerintah di triwulan ini.

Perkiraaan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Triwulan II-2008

Permintaan kredit perbankan selama triwulan II rata-rata meningkat pada kisaran 1 persen

sd. 10 persen (lihat tabel 1). Sebanyak 31 kantor bank menyatakan kreditnya tumbuh

dalam kisaran 1 persen sd. 10 persen, 13 kantor bank meningkat tajam di atas 10 persen

(terdiri 7 bank pemerintah, 5 BUSN, dan BPR/S), sedangkan 3 kantor bank kreditnya relatif

konstan. Sebaliknya terdapat 5 kantor bank mengalami penurunan kredit pada kisaran 1

persen sd. 10 persen, sedangkan 1 kantor bank mengalami penurunan tajam dengan

kisaran lebih dari 10 persen (1 BUSN).

Tabel 1 Permintaan Kredit di Triwulan II-2008 dibanding Triwulan Sebelumnya

Permintaan kredit dibanding Tw sebelumnya

Status Bank Meningkat tajam (>10%)

Meningkat (>1% sd.

10%)

Sama (-1% sd 1%)

Menurun (-1% sd. -

10%)

Menurun tajam (>-

10%) Bank Pemerintah 7 17 0 1 0 BUSN 5 7 1 2 1 Bank Campuran 0 1 0 0 0 BPR/S 1 6 2 2 0

Total 13 31 3 5 1

Sebagian besar kantor bank menyatakan bahwa penyaluran kredit pada triwulan II

berupa modal kerja (lihat Tabel 2) yaitu sebanyak 31 kantor bank, disusul untuk konsumsi

17 kantor bank, dan investasi 5 kantor bank. Pola penyaluran kredit kepada kredit modal

kerja ini merupakan ciri dari perbankan Sumsel yang sudah berlangsung cukup lama.

Suplemen 4

Page 89: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

72

Tabel 2 Penyaluran Kredit Berdasarkan Penggunaan Triwulan II-2008

Prioritas jenis penggunaan kredit Status Bank Modal Kerja Investasi Konsumsi

Bank Pemerintah 12 1 12 BUSN 10 3 3 Bank Campuran 1 0 0 BPR/S 8 1 2

Total 31 5 17

Peningkatan kredit perbankan menurut para responden terutama disebabkan oleh

peningkatan prospek usaha debitur sebesar 48.78 persen, karena rendahnya tingkat suku

bunga sebesar 34.15 persen, karena alasan persyaratan kredit yang ringan sebesar 12.19

persen, dan faktor lainnya (4.88 persen).

Tabel 3 Alasan Utama Peningkatan Permintaan Kredit pada Triwulan II-2008

Alasan utama peningkatan permintaan kredit (jika naik)

Status Bank Persyaratan kredit ringan

Tingkat suku

bunga kredit rendah

Prospek Usaha

Nasabah yang

meningkat

Lain-lain

Kondisi perekonomian

membaik

Bank Pemerintah 4 9 9 0 0 BUSN 0 3 6 2 0 Bank Campuran 0 0 1 0 0 BPR/S 1 2 4 0 0

Total 5 14 20 2 0

III. Perkiraan Penyaluran Kredit Triwulan III-2008

Tidak berbeda dengan triwulan II, permintaan kredit pada triwulan III nanti diperkirakan

meningkat pada kisaran 1 persen sd. 10 persen atau sebanyak 75.47 persen dari perbankan

(lihat tabel 4). Terdapat 8 kantor bank atau 15.09 persen memprediksi peningkatan kredit

di atas 10 persen, sedangkan yang memprediksi relatif konstan sebanyak 4 kantor bank

atau 7.55 persen dan 1 kantor bank yang memprediksi terjadi penurunan pada kisaran 1

persen sd. 10 persen.

Page 90: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

73

Tabel 4 Perkiraan Permintaan Kredit Triwulan Mendatang

Perkiraan permintaan kredit di Tw mendatang

Status Bank Meningkat tajam (>10%)

Meningkat (>1% sd.

10%)

Sama (-1% sd 1%)

Menurun (-1% sd. -

10%)

Menurun tajam (>-

10%) Bank Pemerintah 5 20 0 0 0 BUSN 2 13 1 0 0 Bank Campuran 0 1 0 0 0 BPR/S 1 6 3 1 0

Total 8 40 4 1 0

Untuk triwulan yang sama, diprediksikan juga penyaluran kredit berdasarkan

penggunaan masih pada kredit modal kerja, kemudian kredit konsumsi dan kredit investasi

(lihat tabel 5). Didominasinya penyaluran kredit pada modal kerja dan bukannya pada

konsumsi merupakan salah satu cerminan bahwa kegiatan investasi baru belum banyak

tumbuh di Sumsel. Selain itu, dapat juga merupakan indikasi bahwa kegiatan ekonomi

masih dijalankan oleh pelaku-pelaku usaha lama atau belum adanya pelaku usaha baru

yang memanfaatkan pembiayaan perbankan dari Sumsel.

Tabel 5 Prioritas Jenis Penggunaan Kredit Triwulan Mendatang

Prioritas jenis penggunaan kredit pada Tw mendatang Status Bank

Modal Kerja Investasi Konsumsi Bank Pemerintah 14 0 11 BUSN 10 3 3 Bank Campuran 0 1 0 BPR/S 7 1 2

Total 31 5 16

Faktor utama yang dikemukakan oleh kalangan perbankan yang diperkirakan

menopang pertumbuhan kredit pada triwulan III-2008 adalah meningkatnya prospek usaha

nasabah. Jumlah kantor bank yang mengatakan demikian adalah sebanyak 25 atau secara

prosentase sebesar 55.55 persen. Rendahnya tingkat suku bunga juga merupakan faktor

yang diperkirakan mendorong peningkatan kredit di triwulan mendatang. Hal tersebut

dikemukakan oleh 11 kantor bank atau sebanyak 24.44 persen, kemudian karena alasan

persyaratan kredit ringan oleh 5 kantor bank dan disusul oleh faktor lainnya sebanyak 4

kantor bank (lihat tabel 6).

Page 91: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

74

Tabel 6 Alasan Utama Peningkatan Kredit Triwulan Mendatang

Alasan utama peningkatan kredit di Tw mendatang (jika naik)

Status Bank Persyaratan kredit ringan

Tingkat suku

bunga kredit rendah

Prospek Usaha

Nasabah yang

meningkat

Lain-lain

Perekonomian membaik

Bank Pemerintah 3 9 9 1 0 BUSN 0 1 11 3 0 Bank Campuran 0 0 1 0 0 BPR/S 2 1 4 0 0

Total 5 11 25 4 0

Semua bank yang disurvei mengatakan bahwa pada triwulan II telah terjadi

pemberian kredit baru yang besarnya bervariasi namun dalam kisaran 1 persen sd. 10

persen (lihat tabel 7 dan 8). Pemberian kredit baru merupakan salah satu indikasi

peningkatan intermediasi kredit. Namun dari sisi magnitude, laju pertumbuhan kredit masih

dirasakan tidak terlalu tinggi.

Tabel 7 Pemberian Kredit Baru Triwulan II-2008

Apakah ada pemberian kredit baru dalam triwulan laporan Status Bank

Ya Tidak ada Bank Pemerintah 25 0 BUSN 15 1 Bank Campuran 1 0 BPR/S 11 0

Total 52 1

Dalam triwulan laporan, terdapat 9 kantor bank yang mengalami peningkatan

penyaluran kredit baru di atas 10 persen. Sebagian besar kredit baru tumbuh pada kisaran

1 persen sd. 10 persen atau secara prosentase sebanyak 68.63 persen. Terdapat pula kantor

bank yang mengalami penurunan jumlah kredit baru yang disalurkan pada triwulan II-2008,

penurunan tersebut terjadi di 1 kantor bank (BPR/S).

Page 92: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

75

Tabel 8 Jumlah Realisasi Penyaluran Kredit Baru pada Triwulan II-2008

Jumlah realisasi penyaluran kredit baru

Status Bank Meningkat tajam (>10%)

Meningkat (>1% sd.

10%)

Sama (-1% sd 1%)

Menurun (-1% sd. -

10%)

Menurun tajam (>-

10%) Bank Pemerintah 4 20 1 0 0 BUSN 4 9 2 0 0 Bank Campuran 0 1 0 0 0 BPR/S 1 5 3 1 0

Total 9 35 6 1 0

Peningkatan kredit baru menurut perbankan paling dominan dikarenakan sisi

permodalan bank cukup menunjang terjadi ekspansi kredit. Jumlah kantor bank yang

mengatakan demikian sebanyak 17 kantor bank atau sebanyak 40.48 persen. Faktor

pendukung kedua adalah membaiknya kualitas portfolio kredit yakni sebanyak 14 kantor

bank yang menjawab atau secara prosentase sebanyak 33.33 persen. Faktor selebihnya

disebabkan oleh likuiditas bank yang berlebih serta faktor-faktor lain-lainnya (lihat tabel 9).

Tabel 9 Alasan Internal Peningkatan Realisasi Penyaluran Kredit Baru

Alasan Internal peningkatan realisasi penyaluran kredit baru

Status Bank Permodalan bank cukup

Kualitas portfolio

kredit meningkat

Likuiditas berlebih

Lainnya

Bank Pemerintah 12 7 1 3 BUSN 3 7 1 1 Bank Campuran 0 0 1 0 BPR/S 2 0 4 0

Total 17 14 7 4

Secara lebih diperinci, peningkatan kredit baru pada triwulan II didukung oleh

membaiknya prospek usaha debitur (69.05 persen). Hal tersebut diungkapkan oleh 29

kantor bank. Sementara faktor membaiknya kondisi perekonomian (14.29 persen)

diungkapkan oleh 6 kantor bank. Selebihnya adalah faktor rendahnya risiko usaha, kondisi

keamanan dan faktor-faktor lainnya (lihat tabel 10).

Page 93: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

76

Tabel 10 Alasan Eksternal Peningkatan Realisasi Penyaluran Kredit Baru

Alasan eksternal peningkatan realisasi penyaluran kredit baru

Status Bank Prospek usaha

nasabah membaik

Rendahnya risiko usaha

Kondisi ekonomi membaik

Kondisi keamanan membaik

Lain-lain

Bank Pemerintah 16 2 2 0 3 BUSN 7 0 4 0 1 Bank Campuran 1 0 0 0 0 BPR/S 5 0 0 1 0

Total 29 2 6 1 4

Prioritas penyaluran kredit baru pada triwulan II, juga tidak berbeda dengan posisi

kredit secara keseluruhan yakni didominasi oleh kredit modal kerja, konsumsi dan investasi

(lihat tabel 11). Hal tersebut terjadi secara umum hampir di semua kelompok bank; bank

pemerintah, bank swasta umum nasional, bank campuran, dan BPR/S.

Tabel 11 Penyaluran Kredit Baru Berdasarkan Penggunaan

Prioritas penggunaan dalam penyaluran kredit baru Status Bank

Modal Kerja Investasi Konsumsi Bank Pemerintah 9 1 15 BUSN 8 3 4 Bank Campuran 0 1 0 BPR/S 8 1 2

Total 25 6 21

Grafik 1. Sektor Ekonomi Yang Paling Banyak Mendapatkan Kredit Baru

pada Triwulan II 2008

18%

10%

42%

4%

26%

PertanianKonstruksiPHRJasa Dunia UsahaLainnya

Page 94: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

77

Sektor ekonomi paling banyak mendapat kucuran kredit baru dari perbankan

adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR), disusul oleh sektor lain-lain

(konsumsi) dan sektor pertanian. Prosentase bank yang mengalokasikan kredit ke sektor

PHR mencapai 42 persen. Sedangkan untuk sektor lain-lain sebesar 26 persen dan sektor

pertanian sebesar 18 persen. Sektor konstruksi juga merupakan salah satu sektor ekonomi

yang mendapat kucuran kredit baru pada triwulan II, yakni diberikan oleh 5 kantor bank

(lihat grafik 1).

Page 95: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

78

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally blank

Page 96: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

Perkembangan Keuangan Daerah

79

4.1. Realisasi APBD 2007

Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Keuangan Propinsi Sumatera Selatan, realisasi

penerimaan Propinsi Sumatera Selatan tahun 2007 telah mencapai lebih dari 50 persen.

Sedangkan realisasi belanja pemerintah cukup tinggi yakni sebesar 91,03 persen.

Realisasi penerimaan pemerintah

pada tahun 2007 mencapai 94,46 persen,

kondisi tersebut lebih rendah jika

dibandingkan dengan realisasi

penerimaan pada tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar 586,79 persen. Realisasi

Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai

94,52 persen, lebih rendah jika

dibandingkan dengan tahun 2006 yang

tercatat sebesar 175,96 persen.

Realisasi Dana Perimbangan tercatat sebesar 95,89 persen, juga lebih rendah bila

dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 839,54 persen. Satu

hal yang menarik adalah, bahwa pencapaian retribusi daerah mencapai 111,18 persen dari

rencana anggaran di awal tahun, tetapi jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan

realisasi pada tahun sebelumnya. Realisasi lain-lain PAD yang sah mencapai 63,70 persen,

lebih rendah dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya yang mencapai 565,99 persen.

Besarnya realisasi PAD maupun PAD lainnya yang sah menunjukkan kinerja yang baik dari

pemerintah daerah dalam mengatur sumber PAD nya. Realisasi Dana Perimbangan telah

mencapai 95,89 persen dengan realisasi Dana Alokasi umum (DAU) yang telah mencapai

100 persen. Adapun realisasi dana bagi hasil pajak/bukan pajak yang mencapai 93,34

persen.

PERKEMBANGANKEUANGAN DAERAH 4

Tabel 4.1 Perbandingan Ralisasi APBD Sumsel

TA.2006 dan TA.2007 (Rp Miliar)

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %Penerimaan 1,602.86 9,405.39 586.79 2,241.04 2,135.83 95.31 PAD 619.28 1,089.68 175.959 897.16 847.97 94.52 Dana Perimbangan

983.58 8,257.61 839.544 1,335.85 1,280.90 95.89

Lain-lain - 58.10 - 8.04 6.96 86.62 Belanja 1,580.36 8,664.77 548.278 2,557.66 2,328.23 91.03 Pembiayaan 22.50 0 296.60 192.40 64.87 Surplus/Defisit 0 740.62 - - - -

TA. 2006 TA. 2007

Sumber : Biro Keuangan Propinsi Sumatera Selatan, diolah

Page 97: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

Perkembangan Keuangan Daerah

80

Tabel 4.2 Realisasi APBD Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2007

No Uraian Anggaran (Juta Rp)

Realisasi Thn 2007 (Juta Rp)

(%)

1 Pendapatan 2,261,060 2,135,832 94.46

1.1 PAD 897,156 847,971 94.52

- Pajak Daerah 769,431 748,373 97.26 - Retribusi Daerah 10,211 11,353 111.19

- Lain-lain PAD Yang Sah 86,755 55,267 63.70

- Hasil Pengelolaan Yang Dipisahkan 30,759 32,977 107.21

1.2 Pendapatan Transfer 1,355,864 1,280,898 94.47

1.2.1. Dana Perimbangan 1,335,864 1,280,898 95.89

- Bagi Hasil Pjk/ Non Pajak 825,667 770,701 93.34

- DAU 510,197 510,197 100.00

1.2.2. Transfer Pemerintah Pusat 20,000 0 0.00

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 8,040 6,964 86.62

- Pendapatan Hibah 8,040 6,964 86.62

2 Belanja 2,557,656 2,328,232 91.03

Belanja Operasi 1,136,975 967,655 85.11

Belanja Modal 1,038,506 984,280 94.78

Belanja Tidak Terduga 6,250 3,686 58.98

Transfer 375,926 372,612 99.12

Surplus/Defisit -296,596 -192,400 64.87

3 Pembiayaan 296,596 293,862 99.08

- Penerimaan Daerah 337,896 337,302 99.82

- Pengeluaran Daerah 41,300 43,440 105.18

Sumber : Diolah dari data Biro Keuangan Propinsi Sumatera Selatan

Realisasi belanja Pemprop Sumsel tahun 2007 berada diatas rata-rata realisasi

penerimaan. Realisasi belanja Pemprop Sumsel tercatat sebesar 91,03 persen dengan

realisasi belanja terbesar pada belanja hibah dan belanja bantuan keuangan yang mencapai

100 persen. Realisasi belanja pemerintah Sumsel pada tahun 2007 ini tercatat lebih rendah

dibandingkan realisasi belanja pada semester yang sama tahun sebelumnya yang tercatat

sebesar 548,28 persen.

Page 98: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

Perkembangan Keuangan Daerah

81

Sumber pembiayaan untuk kegiatan operasional Pemerintah Propinsi Sumsel

sebagian besar bersumber dari dana perimbangan yang mencapai 55,02 persen dari total

belanja yang diperlukan. PAD Propinsi Sumsel yang mencapai Rp847,97 miliar tercatat

menyumbang 36,42 persen sumber pembiayaan belanja daerah.

Dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, pangsa PAD sebagai sumber

pembiayaan tercatat mengalami peningkatan. Pada realisasi APBD tahun lalu, PAD tercatat

hanya menyumbang 11,59 persen dari pembiayaan APBD Sumsel, sedangkan dana

perimbangan tercatat memiliki pangsa sebesar 87,80 persen dalam menyumbang

pembiayaan APBD Sumsel.

4.2. Dana Bagi Hasil Pajak

Dana Bagi Hasil Pajak (DBH Pajak) adalah bagian dana perimbangan untuk mengatasi

masalah ketimpangan vertikal (antara Pusat dan Daerah) yang dilakukan melalui pembagian

hasil antara Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil, dari sebagian penerimaan perpajakan

(nasional).

Grafik 4.1 Perbandingan Anggaran & Realisasi APBD

Tahun 2007 Propinsi Sumatera Selatan

0

400

800

1200

1600

2000

2400

2800

Penda

patan

PAD

Dana P

erim

bang

an

Belanja

Rp

Miliar

Realisasi 2007 APBD 2007

Sumber : Biro Keuangan Propinsi Sumatera Selatan

Grafik 4.2 Rasio Realisasi Sumber Pembiayaan APBD

Tahun 2007 Propinsi Sumatera Selatan

36.42%

55.02%

0.30%

8.26%

PAD Dana PerimbanganLain-lain Pembiayaan

Sumber : Biro Keuangan Propinsi Sumatera Selatan

Page 99: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

Perkembangan Keuangan Daerah

82

DBH Pajak total yang diterima

oleh Propinsi Sumsel pada tahun 2007

adalah sebesar Rp1,27 triliun yang terdiri

dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

sebesar Rp1,04 triliun, Bea Perolehan Hak

Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

sebesar Rp0,10 triliun, dan Pajak

Penghasilan atas Orang Pribadi (PPHOP)

sebesar 0,13 triliun.

Berdasarkan wilayah kabupaten/kota penerimanya, Kabupaten Musi Banyuasin

tercatat sebagai wilayah yang menerima Dana Bagi Hasil Pajak terbesar yakni sebesar

Rp190,07 miliar atau dengan pangsa sebesar 15%, disusul kemudian oleh Kabupaten

Muara Enim dengan pangsa sebesar 8,32 persen. Kota Palembang sendiri tercatat

menerima DBH sebesar Rp95,23 miliar atau dengan pangsa sebesar 7,52 persen.

4.3. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) bagian dana perimbangan untuk mengatasi

masalah ketimpangan vertikal (antara Pusat dan Daerah) yang dilakukan melalui pembagian

hasil antara Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil, dari sebagian penerimaan sumber

daya alam.

Grafik 4.3 Pangsa DBH Pajak Prop. Sumatera Selatan

81.80%

7.95%10.26%

PBB BPHTB PPH OP

Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Grafik 4.4 Pembagian DBH Pajak Berdasarkan Wilayah

050

100150200

250300

Propin

si

Kab. L

ahat

Kab. M

usi B

anyu

asin

Kab. M

usi R

awas

Kab. M

uara

Enim

Kab. O

gan K

omer

ing Ili

r

Kab. O

gan K

omer

ing U

lu

Kota P

alemba

ng

Kota P

agar

Alam

Kota L

ubuk

Ling

gau

Kota P

rabu

mulih

Kab. B

anyu

asin

Kab. O

gan I

lir

Kab. O

KU Timur

Kab. O

KU Sela

tan

Rp M

iliar

0%

5%

10%

15%

20%

25%

Nominal DBH Persentase DBH

Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Page 100: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

Perkembangan Keuangan Daerah

83

DBH SDA total yang diterima

oleh Propinsi Sumsel pada tahun

2007 adalah sebesar Rp2,23 triliun

yang terdiri dari DBH Migas sebesar

Rp2,08 triliun, DBH Kehutanan

sebesar Rp51,74 miliar, DBH

Pertambangan Umum sebesar

Rp92,56 miliar, dan DBH Perikanan

sebesar 6,36 miliar.

Berdasarkan wilayah kabupaten/kota penerima, Kabupaten Musi Banyuasin tercatat

sebagai wilayah yang menerima Dana Bagi Hasil SDA terbesar yakni sebesar Rp747,36

miliar atau dengan pangsa sebesar 33,52 persen, disusul kemudian oleh Kabupaten Musi

Rawas dengan pangsa sebesar 4,91 persen. Kota Palembang sendiri tercatat menerima DBH

SDA sebesar Rp68,79 miliar atau dengan pangsa sebesar 3,09 persen.

Grafik 4.5 Pangsa DBH SDA Propinsi Sumatera Selatan

93.24%

4.15%2.32%0.29%

Migas Kehutanan Pertambangan Umum Perikanan

Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Grafik 4.6 Pembagian DBH SDA Berdasarkan Wilayah

-100200300400500600700800

Kab. La

hat

Kab. Mus

i Bany

uasin

Kab. Mus

i Raw

as

Kab. Mua

ra Enim

Kab. Oga

n Kom

ering I

lir

Kab. Oga

n Kom

ering U

lu

Kota Pale

mbang

Kota Pag

ar Alam

Kota Lu

buk L

inggau

Kota Prab

umuli

h

Kab. Ban

yuas

in

Kab. Oga

n Ilir

Kab. OKU Ti

mur

Kab. OKU Sela

tan

Bagian P

rovinsi

Rp M

iliar

0%5%10%15%20%25%30%35%40%

Nominal DBH SDA Persentase DBH SDA

Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Page 101: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

Perkembangan Keuangan Daerah

84

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally blank

Page 102: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

85

5.1. Perkembangan Kliring

Perputaran kliring di Sumsel pada Tw-II

menunjukkan peningkatan dari segi

jumlah warkat maupun nominalnya baik

secara tahunan maupun triwulanan.

Jumlah warkat yang dikliringkan tercatat

sebanyak 193.385 lembar dengan

nominal sebesar Rp6,82 triliun. Secara

tahunan, volume warkat meningkat

30,31 persen dibanding triwulan II 2007

yang tercatat sebanyak 148.396 lembar

dan secara nominal meningkat 43,50

persen dari sebesar Rp4,8 triliun (yoy).

Secara triwulanan (qtq) terjadi peningkatan volume warkat sebesar 4,68 persen dari

sebanyak 184.740 lembar dan berdasarkan nilai nominalnya meningkat 12,86 persen dari

sebesar Rp6,04 triliun. Sementara cek/bilyet giro (BG) kosong tercatat sebanyak 1.731

lembar yang dikliringkan dengan nilai nominal sebesar Rp63,88 miliar. Angka tersebut

dilihat dari jumlah warkat dan nilai nominalnya mengalami peningkatan baik secara

tahunan maupun triwulanan.

Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) jumlah warkat cek/BG

kosong naik sebesar 85,13 persen dari sebanyak 935 lembar, sedangkan dari sisi nominal

tercatat meningkat sebesar 248,54 persen dari sebesar Rp18,33 miliar. Secara triwulanan,

jumlah cek/BG kosong yang dikliringkan meningkat sebesar 8,94 persen dari sebanyak

1.589 dan dari sisi nominal meningkat sebesar 29,81 persen dari sebesar Rp49,21 miliar

pada Tw-II 2008.

Grafik 5.1 Perkembangan Perputaran Kliring Sumsel

193.39184.74178.62

168.76148.40

6.826.04

5.675.344.75

0

50

100

150

200

250

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

2007 2008

Rib

u Le

mba

r

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Rp

Trili

un

Lembar (axis kiri) Nilai (axis kanan)

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN5

Page 103: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

86

Tabel 5.1 Perputaran Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong

Propinsi Sumatera Selatan

II III IV I IIPerputaran Kliring

1. Lembar Warkat 148.396 168.762 178.62 184.74 193.385

2. Nominal (Triliun Rp) 4,75 5,34 5,67 6,04 6,82

Cek/Bilyet Giro Kosong

1. Lembar Warkat 935 1.225 1.705 1.589 1.731

2. Nominal (Miliar Rp) 18,33 45,07 50,90 49,21 63,88

2008Ketarangan

2007

Secara bulanan, aktivitas kliring tertinggi terjadi pada bulan Juni dengan jumlah

warkat sebanyak 65.850 lembar dan nilai nominal sebesar Rp2,36 triliun. Pada bulan April

tercatat sebanyak 63.871 lembar senilai Rp2,21 triliun dan bulan Mei sebanyak 63.664

lembar senilai Rp2,3 triliun. Sementara dari jumlah cek/bilyet giro kosong, aktivitas

perputaran warkat maupun nominal tertinggi terjadi pada bulan Juni yakni sebanyak 644

lembar senilai Rp25,18 miliar. Pada bulan April tercatat sebanyak 528 lembar senilai

Rp19,50 miliar dan bulan Mei sebanyak 559 lembar senilai Rp19,20 miliar.

5.2. Perkembangan Perkasan

Kegiatan perkasan di Sumsel pada Tw-II mencatat inflow sebesar Rp0,99 triliun, meningkat

hampir dua kali lipat dibandingkan triwulan II 2007 (yoy) yang tercatat sebesar Rp0,33

triliun. Namun apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (qtq) menunjukkan

penurunan sebesar 9,66 persen dari sebesar Rp1,09 triliun. Pada periode yang sama,

outflow tercatat sebesar Rp2,69 triliun atau meningkat sebesar 17,95 persen dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) yang sebesar Rp2,28 triliun. Demikian pula

apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (qtq) tercatat mengalami peningkatan

sebesar 90,49 persen dari sebesar Rp1,41 triliun pada triwulan I 2008. Dengan melihat

angka inflow dan outflow, net-outflow selama triwulan II 2008 tercatat sebesar Rp1,70

triliun, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya tercatat mengalami net-

outflow sebesar Rp1,95 triliun. Namun demikian net-outflow triwulan ini tercatat lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 330,03 miliar.

Page 104: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

87

Tabel 5.2

Kegiatan Perkasan di Sumsel (Rp Miliar)

II III IV I IIInflow 332,17 687,22 1.176,09 1.092,3 986,83Outflow 2.283,92 1.194,42 2.848,48 1.414,1 2.693,78Net Outflow 1.951,75 507,20 1.072,39 321,80 1.706,94

2008Keterangan

2007

Sama halnya dengan dinamika

sistem pembayaran non tunai,

peningkatan kegiatan perkasan

merupakan salah satu indikator

peningkatan kegiatan ekonomi. Tingginya

aktivitas perkasan maupun kliring pada

triwulan ini selain terkait dengan

kenaikan harga barang juga bersamaan

dengan saat libur sekolah dan persiapan

menjelang tahun ajaran baru.

Terkait dengan uang palsu, berdasarkan laporan dari perbankan dan masyarakat

terdapat beberapa temuan uang palsu namun secara kuantitas masih tergolong rendah.

Besarnya rasio uang palsu dengan uang yang masuk ke Bank Indonesia sebesar 0,0003

persen. Secara komposisi, seluruh uang palsu yang ditemukan dilaporkan oleh masyarakat.

Berdasarkan komparasi rasio, rasio temuan uang palsu pada Tw-II meningkat bila

dibandingkan dengan triwulan II 2007 maupun triwulan I 2008 yang masing-masing

tercatat sebesar 0,00022 persen dan 0,00013 persen.

Rendahnya rasio angka temuan uang palsu tersebut merupakan salah satu indikator

yang menunjukkan bahwa masyarakat sudah lebih mengenal ciri-ciri keaslian rupiah. Dalam

rangka meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian rupiah, Bank

Indonesia Palembang secara rutin melakukan sosialisasi baik kepada kalangan perbankan,

akademisi dari tingkat SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, maupun ibu rumah tangga

dengan harapan agar masyarakat dapat lebih waspada terhadap peredaran uang palsu.

Grafik 5.2 Perkembangan Kegiatan Perkasan Sumsel

2007- 2008

(0.50)

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

Jun

Jul

Agt

Sept

Okt

Nov

Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2007 2008

Rp

Trili

un

Outflow Inflow Net Outflow

Page 105: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

88

Kegiatan sosialisasi meliputi bagaimana mengetahui ciri-ciri keaslian uang yang secara

populer dapat dilakukan masyarakat melalui 3D (dilihat, diraba, diterawang). Kegiatan

sosialisasi dilakukan baik di Kota Palembang maupun di kabupaten/kota lainnya. Selain itu

untuk meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan para kasir, Bank Indonesia secara

rutin mengirimkan para kasir untuk memperdalam pengetahuan dalam penanganan tindak

pidana pemalsuan uang. Bank Indonesia juga secara kooperatif membantu aparat hukum

dalam penyelesaian proses perkara yang terkait dengan tindak pidana pemalsuan uang.

5.3. Perkembangan Kas Titipan Lubuk Linggau

Selain kegiatan perkasan yang dilaksanakan di Kota Palembang, di Sumsel juga terdapat

kegiatan kas titipan yang dilaksanakan di Kota Lubuk Linggau. Kas titipan tersebut

dilaksanakan mulai tahun 2005 yang ditandai dengan penandatangan Memorandum of

Understanding (MoU) antara Bank Indonesia Palembang dengan PT. BRI Cabang Lubuk

Linggau yang ditunjuk sebagai bank penyelenggara kas titipan. Pertimbangan

penyelenggaraan kas titipan di Lubuk Linggau dilatarbelakangi oleh relatif tingginya

kebutuhan terhadap uang kas serta jarak yang cukup jauh dari Kota Palembang sehingga

menyulitkan distribusi uang kartal.

Tabel 5.3

Perkembangan Kas Titipan Lubuk Linggau (Rp Miliar)

II III IV I II

Inflow 266,54 296,13 442,28 438,66 546,64

Outflow 306 289,52 449,92 357,42 1.258,24

Net Outflow 39,46 (6,61) 7,64 (81,24) 711,60

2008Keterangan

2007

Aktivitas kas titipan pada triwulan ini semakin meningkat. Hal ini terbukti pada

tercatatnya inflow sebesar Rp546,64 miliar atau meningkat sebesar 105 persen persen

dibandingkan triwulan II 2007 (yoy) yang tercatat sebesar Rp266,54 miliar, demikian pula

apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (qtq) tercatat mengalami peningkatan

sebesar 24,62 persen. Outflow tercatat sebesar Rp1.258,24 miliar atau meningkat sebesar

Page 106: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

89

311,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) yang tercatat

sebesar Rp305,99 miliar. Sedangkan secara triwulanan (qtq) tercatat mengalami

peningkatan sebesar 252,03 persen dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

Rp357,42 miliar. Secara keseluruhan, pada Tw-II tercatat net-outflow sebesar Rp711,60

miliar, meningkat sebesar 1.703 persen dibanding triwulan II 2007 (yoy) yang tercatat

sebesar Rp39,46 miliar.

Grafik 5.3 Perkembangan Kas Titipan Lubuk Linggau Secara Bulanan

Tahun 2007-2008

(750)

(250)

250

750

Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Rp

Mili

ar

outf low inflow net inf low

Page 107: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

90

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally blank

Page 108: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

91

6.1. Ketenagakerjaan

Kondisi ketenagakerjaan di Propinsi Sumsel masih tetap belum banyak menunjukkan

perubahan yang berarti. Lambannya transformasi tenaga kerja dari sektor primer ke sektor

sekunder, produktivitas tenaga kerja yang masih relatif rendah, serta pertumbuhan

angkatan kerja yang lebih besar dari pertumbuhan lapangan kerja, menyebabkan

pengangguran masih menjadi persoalan yang dilematis di Sumsel.

Tabel 6.1 Banyaknya Pekerja per Sektor Ekonomi

Triwulan II 2007 – Triwulan II 2008

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

1. Pertanian 1.957.467 63,31 1.896.167 63,15 1.933.405 63,05 1.978.361 62,56 1.990.392 62.1

2. Pertambangan 24.353 0,76 23.473 0,74 22.453 0,73 25.639 0,81 26.589 0.83

3. Industri 136.006 3,74 154.879 3,72 113.422 3,70 132.342 4,19 143.634 4.48

4. Listrik, Gas dan Air 9.732 0,63 6.333 0,64 19.801 0,65 9.467 0,30 4.461 0.14

5. Kontruksi 99.619 2,68 97.571 2,66 81.094 2,64 108.761 3,44 118.024 3.68

6. Perdagangan 367.594 15,76 380.319 15,73 482.544 15,74 471.520 14,91 466.289 14.55

7. Transportasi 137.155 3,79 145.229 3,83 117.880 3,84 149.554 4,73 159.191 4.97

8. Lembaga Keuangan 17.615 0,59 24.502 0,61 18.780 0,61 19.910 0,63 19.327 0.6

9. Jasa 298.161 8,72 329.045 8,92 277.032 9,03 266.703 8,43 277.267 8,65

Jumlah 3.047.702 100,00 3.057.518 100,00 3.066.413 100,00 3.162.257 100,00 3.205.174 100,00

Tw-II 2008Tw-I 2008SEKTOR

Tw-II 2007 Tw-III 2007 Tw-IV 2007

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan

Pada Tw-II jumlah angkatan kerja tercatat sebanyak 3.205.147 orang atau

meningkat sebesar 1,36 persen dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebanyak

3.162.257 orang. Peningkatan angkatan kerja tersebut selain terkait dengan

peningkatan jumlah penduduk usia kerja, juga disebabkan oleh semakin bertambahnya

jumlah penduduk yang menyelesaikan jenjang pendidikan yang ditempuh dan siap

memasuki dunia kerja. Peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut diiringi oleh sedikit

peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dari 69,81 persen pada Tw-I

2008 menjadi 69,99 persen pada Tw-II 2008.

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN 6

Page 109: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

92

Sementara itu, berdasarkan sektor ekonomi, distribusi sektoral menunjukkan bahwa

konsentrasi tenaga kerja masih terdapat di sektor pertanian yang menyerap 62,10 persen

tenaga kerja, meskipun angka ini sedikit menurun dibanding triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 62,56 persen, namun tetap membuktikan bahwa sektor pertanian masih

tetap menjadi tumpuan utama bagi sebagian besar masyarakat Sumatera Selatan.

Grafik 6.1 Persentase Tenaga Kerja

Menurut Lapangan Pekerjaan di Propinsi Sumsel Triwulan II 2008

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan

masyarakat untuk menggeluti sektor pertanian. Selain itu, kondisi cuaca yang cukup

mendukung bagi sub sektor tanaman bahan makanan khususnya padi juga menjadi daya

tarik bagi masyarakat untuk menanam padi.

Dari sektor sekunder, sektor industri pengolahan pada Tw-II ini menyerap tenaga kerja

sebesar 4,48 persen, menurun dibanding triwulan sebelumnya 4,19 persen. Sementara sektor

llistrik gas dan air mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja yakni dari 0,30 persen pada

Tw-I 2008 menjadi 0,14 persen pada Tw-II 2008. Demikian pula dengan sektor bangunan yang

pada Tw-II hanya mampu menyerap 3,68 persen tenaga kerja atau meningkat dibanding

triwulan sebelumnya yang sebesar 3,44 persen. Penurunan penyerapan tenaga kerja pada

sektor industri pengolahan diantaranya terkait dengan kinerja sektor sekunder dalam menyerap

62.10

0.83

4.48

0.14

3.68

14.55

4.97

0.60

8.65

Pertanian

Pertambangan

Industri Pengolahan

Listrik, Gas, dan Air

Bangunan

Perdagangan

Pengangkutan

Keuangan

Jasa-jasa

Selama beberapa periode

terakhir, sektor pertanian masih

tetap menjadi sektor yang

mendominasi penyerapan tenaga

kerja di Sumsel. Masih terbatasnya

lapangan kerja sektor formal di luar

sektor pertanian, menyebabkan

masyarakat masih menjadikan

sektor pertanian sebagai pilihan

karena tidak terlalu membutuhkan

keterampilan dan pendidikan yang

tinggi serta lebih fleksibel. Selain itu,

masih tingginya harga-harga

komoditas pertanian terutama

tanaman perkebunan seperti karet,

sawit, dan kopi menjadi daya tarik

Page 110: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

93

tenaga kerja belum dapat diharapkan karena belum banyaknya realisasi pembangunan proyek

infrastruktur yang didanai oleh pemerintah yang bersifat padat karya.

Sama halnya dengan penyerapan tenaga kerja pada sektor sekunder, kinerja

penyerapan tenaga kerja pada sektor tersier juga mengalami peningkatan meskipun tidak

terlalu besar, terutama pada sektor transportasi dan sektor jasa-jasa. Sektor transportasi dan

komunikasi sedikit meningkat dari 4,73 persen pada Tw-I 2007 menjadi 4,97 persen,

sedangkan sektor jasa-jasa meningkat menjadi 8,65 persen dari triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 8,43 persen. Sektor perdagangan tercatat menyerap 14,55 persen tenaga

kerja atau sedikit menurun dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 14,91 persen.

Melihat perkembangan kinerja lapangan pekerjaan dalam penyerapan tenaga kerja sampai

dengan Tw-II ini dapat disimpulkan bahwa daya serap tenaga kerja sektoral masih belum

mengalami perubahan dan transformasi tenaga kerja dapat dikatakan masih berjalan di

tempat. Ke depan, upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan ini perlu

menjadi perhatian agar tidak menimbulkan permasalahan sosial yang lebih besar lagi.

6.2. Pengangguran

Masalah pengangguran merupakan masalah yang melekat pada aspek

ketenagakerjaan. Penduduk yang menganggur a d a l a h p e n d u d u k y a n g sedang

mencari pekerjaan ditambah penduduk yang sedang mempersiapkan usaha (tidak bekerja),

yang mendapat pekerjaan tetapi belum mulai bekerja, serta yang tidak mungkin

mendapatkan pekerjaan.

Tabel 6.2 Tingkat Pengangguran di Propinsi Sumsel Tahun 2007 – 2008 (persen)

TingkatPengangguran Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II **)

Pengangguran Terbuka (%) 9,87 9,34 9,34 8,45 8,05

Setengah Pengangguran (%) 38,84 38,53 38,54 37,65 37,19

2007 2008

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan

Dari tahun 2007 hingga saat ini tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami

fluktuasi. Tingkat pengangguran terbuka pada Tw-I 2008 tercatat sebesar 8,45 persen dan

mengalami penurunan pada Tw-II menjadi 8,05 persen.

Page 111: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

94

Grafik 6.2 Persentase Pengangguran Terselubung

(Setengah Pengangguran) Menurut Lapangan Pekerjaan

di Propinsi Sumsel Triwulan II 2008

Sum

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan

Berdasarkan sektor ekonominya, persentase tingkat setengah pengangguran

terbesar terjadi pada sektor pertanian yakni sebesar 46,65 persen terkait dengan

karakteristik sektor pertanian yang sangat dipengaruhi oleh musim sehingga beban

kerjanya juga mengikuti siklus musim.

Jumlah jam kerja normal dan di atas normal lebih banyak terdapat pada lapangan

pekerjaan yang banyak kegiatan formalnya seperti pertambangan, industri, listrik, gas

dan air, keuangan, konstruksi, serta transportasi dan komunikasi. Pada sektor transportasi,

meskipun di dalamnya banyak terdapat kegiatan yang informal namun pada umumnya

kegiatan di sektor ini membutuhkan jam kerja yang lama. Sebaliknya, terdapat pula sektor-

sektor yang secara umum mempekerjakan tenaga kerja dengan jam kerja di atas normal,

seperti sektor pertambangan, sektor industri, sektor listrik gas dan air bersih, sektor

keuangan, sektor transportasi dan komunikasi.

46.65

0.12

1.51

0.13

0.42

4.82

0.48

0.08

5.68

PertanianPertambangan

Industri PengolahanListrik, Gas, dan Air

Bangunan

PerdaganganPengangkutan

Keuangan

Jasa-jasa

Seperti halnya TPT, tingkat

setengah pengangguran juga

mengalami sedikit penurunan.

Tingkat pengangguran pada Tw-I

2008 sebesar 37,65 menjadi 37,19

pada Tw-II 2008. Penurunan pada

tingkat pengangguran merupakan

dampak dari terjadinya kenaikan

pada jumlah orang yang bekerja

walaupun peningkatan yang terjadi

tidak begitu besar. Walaupun

demikian, pembukaan lapangan

kerja diberbagai sektor ekonomi

masih diperlukan, terlebih lagi

lapangan kerja yang padat karya.

Page 112: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

95

Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini

6169

5862 63 64

72

88

7379

95

83 80

67 64

53

63

55

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni Juli

Agu

stSe

pO

ktN

ov Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni

2007 2008

6.3. Pendapatan per Kapita

Pendapatan regional per kapita atas dasar harga berlaku (dengan migas) Propinsi

Sumatera Selatan tercatat sebesar Rp4.050.657 atau meningkat sebesar 9,71 persen

dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar Rp3.692.181. Namun jika tanpa

memperhitungkan komponen migas, pendapatan per kapita meningkat sebesar 7,96 persen

yaitu dari Rp2.414.467 menjadi Rp2.606.623.

Tabel 6.3 Pendapatan Per Kapita Propinsi Sumsel Tahun 2007-2008

Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2000 (Rupiah)

II III IV I II

Harga Berlaku

Dengan migas 3.173.562 3.461.178 3.656.596 3.692.181 4.050.657

Tanpa migas 2.175.160 2.410.544 2.385.407 2.414.467 2.606.623

Harga Konstan

Dengan migas 1.638.793 1.729.570 1.680.196 1.668.895 1.698.719

Tanpa migas 1.239.127 1.335.388 1.278.896 1.274.409 1.303.124

2008 **)PDRB

2007 *)

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan

Seperti triwulan sebelumnya,

masih terbatasnya lapangan pekerjaan

tersebut juga seiring dengan

konfirmasi yang diperoleh dari hasil

survei konsumen yang

diselenggarakan di kota Palembang.

Dari hasil survei tersebut, konsumen

rumah tangga menengah ke atas

yang menjadi responden survei

merasa semakin pesimis dengan

ketersediaan lapangan kerja walaupun

sempat terjadi sedikit kenaikkan pada

bulan Mei tetapi kembali mengalami

penurunan pada bulan Juni, yaitu dari

63 menjadi 55.

Page 113: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

96

Dengan mengeliminasi faktor harga, maka akan didapat besaran pendapatan

perkapita atas dasar konstan 2000 (dengan migas). Pada Tw-II, pendapatan perkapita

atas dasar harga konstan 2000 (dengan migas) mencapai Rp1.698.719. Angka ini

mengalami peningkatan sebesar 1,79 persen dibanding dengan Tw-I 2008 yang mencapai

Rp1.668.895. Sementara itu, pendapatan per kapita regional atas dasar konstan tanpa

migas juga mengalami peningkatan sebesar 2,25 persen dari Rp1.274.409 menjadi

Rp1.303.124.

Grafik 6.4Indeks Penghasilan Saat ini dibandingkan

6 bln yang lalu

109121

136125

134131132135121128125126 125124

114121141

113

020406080

100120140160

Jan

FebM

ar AprMei

Juni Ju

li

Agust

Sep

OktNov Des Ja

nFe

bM

ar AprM

ay Jun

Inde

ks

nya di masa mendatang namun optimisme tersebut mengalami penurunan yang

tercermin dari indeks penghasilan saat ini sebesar 121 pada bulan Mei menjadi 114

pada bulan Juni.

6.4. Jumlah Penduduk Miskin Sumsel

Walaupun Propinsi Sumatera Selatan termasuk salah satu propinsi yang kaya di Indonesia,

tetapi jumlah penduduk miskin di Sumatera Selatan termasuk tinggi. Jumlah penduduk

miskin tertinggi di Propinsi Sumatera Selatan terdapat di Kabupaten Musi Banyuasin, yaitu

sebanyak 165.600 orang, sedangkan jumlah penduduk miskin terendah adalah di Kota

Prabumulih yaitu sebanyak 10.000 orang (data tahun 2007). Adapun jumlah penduduk

miskin di Sumsel pada tahun 2008 (posisi Maret 2008) tercatat sebanyak 1.249.600 jiwa

atau sebesar 17,73 persen.

Berdasarkan hasil survei

konsumen yang secara

bulanan dilakukan oleh Bank

Indonesia Palembang

terhadap konsumen rumah

tangga, meskipun konsumen

masih memandang optimis

terhadap pendapatan yang

diterimanya baik pada masa

sekarang maupun ekspektasi-

Page 114: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

97

Tabel 6.4 Jumlah Penduduk Miskin Sumsel

Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2004-2007 Jumlah Penduduk Miskin (dalam ribuan) No Kabupaten/Kota

2004 2005 2006 2007 1. OKU 201,4 45,2 46,1 40,62. OKI 218,9 161,6 174,1 152,73. Muaraenim 138,3 140,3 140,7 128,54. Lahat 160,2 162,6 163,1 94,95. Musi Rawas 164 166,4 166,9 160,36. Musi Banyuasin 164,4 171,3 171,8 165,67. Banyuasin 147,3 149,5 149,9 136,88. OKU Selatan - 58,8 67,8 61,29. OKU Timur - 102,8 103,1 90,7

10. Ogan Ilir - 85,5 82,7 79,611. Empat Lawang - - - 49,712. Palembang 124,1 125,9 126,3 124,413. Prabumulih 15,8 15,5 12,3 1014. Pagaralam 16,9 15,2 13,7 11,215. Lubuklinggau 28 28,4 28,5 25,6

Sumsel 1.379 1.429 1.446,9 1.331,8

Sumber : Sakernas BPS

6.5. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai tukar petani merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani.

Perkembangan nilai tukar petani selama Juni 2007 sampai Mei 2008 cukup fluktuatif. Nilai

tukar petani pada Tw-II 2008 (Mei 2008) mengalami penurunan dari Tw-I 2008 yaitu dari

sebesar 105,17 menjadi sebesar 102,39. Penurunan nilai tukar terjadi karena kenaikkan

indeks harga yang dibayar petani melebihi kenaikan indeks harga yang diterima petani.

Indeks yang diterima petani mengalami penurunan dari 113,32 pada triwulan sebelumnya

menjadi 110,37, sedangkan Indeks yang Dibayar Petani mengalami kenaikan dari 105,85

menjadi 107,80.

Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani mengalami peningkatan dari 106,6 menjadi

108,32. Konsumsi paling besar terjadi pada konsumsi untuk pendidikan, rekreasi dan olah

raga yang indeksnya mencapai 118,1. Konsumsi terendah petani ada pada sektor

transportasi dan komunikasi yang terlihat dari indeksnya sebesar 99,44.

Page 115: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

98

Grafik 6.5 Indeks Harga yang Diterima, Indeks Harga yang Dibayar dan Nilai Tukar Petani

108.22

111.32110.37

103.89104.85

105.85107.29 107.8106.92

101.03102.39

108.4

112.1

104.17105.17

949698

100102104106108110112114

Jan Feb Mar Apr Mei

2008

Inde

ks

Indeks Diterima Petani Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani

Sumber : BPS Propinsi Sumsel

Tabel 6.5 Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani di Sumatera Selatan Jan-Mei 2008 serta

Persentase Perubahannya

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Jan Feb Mar Apr Mei

% Feb thd Jan

% Mar thd Feb

% Apr thd Mar

% Mei thd Apr

Konsumsi Rumah Tangga 104.14 105.2 106.6 107.64 108.3 1.06 1.29 0.97 0.63

1. Bahan Makanan 102.62 103.9 105.4 106.29 107.5 1.28 1.40 0.85 1.11

2. Makanan Jadi 103.77 104.1 106.1 106.74 106.7 0.27 1.93 0.64 0

3. Perumahan 102.75 105.0 105.3 107.40 108.3 2.15 0.33 1.98 0.80

4. Sandang 111.10 111.4 116.1 117.04 116.0 0.30 4.17 0.83 -0.86

5. Kesehatan 107.74 109.1 109.2 112.60 112.9 1.28 0.11 3.08 0.25 6. Pendidikan,Rekreasi dan Olahraga 116.77 119.1 118.1 118.04 118.0 1.97 -0.81 -0.06 0 7. Transportasi dan Komunikasi 100.29 99.5 99.44 100.37 100.6 0.79 -0.07 0.94 0.21

Sumber : BPS Propinsi Sumsel

Biaya produksi dan penambahan modal petani mengalami peningkatan. Hal ini

tercermin dari indeks biaya produksi dan penambahan modal dari sebesar 103,62 menjadi

106,51. Peningkatan pengeluaran petani dalam proses produksi paling besar terjadi pada

pembelian bibit yang naik 20 persen dari 95.22 menjadi 114.24. Petani tidak mengalami

penambahan barang modal, hal ini terlihat dari indeks penambahan barang modal yang

menurun, yaitu dari sebesar 103,84 menjadi 103,83.

Page 116: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

99

Tabel 6.6 Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Modal Petani

Sektor,Kelompok dan Sub Kelompok Jan Feb Mar Apr Mei % Feb

thd Jan

% Mar thd Feb

% Apr thd Mar

% Mei thd Apr

Biaya Produksi dan Penambahan Modal 103.22 103.7 103.6 106.25 106.5 0.46 -0.07 2.54 0.24 1. Bibit 97.09 98.05 95.22 115.98 114.2 0.98 -2.89 21.8 -1.5 2. Obat-obatan dan pupuk 100.07 101.1 101.3 101.88 104.1 1.05 0.2 0.56 2.16 3. Sewa lahan, pajak dan lainnya 104.94 104.9 104.9 104.95 105.1 -0.02 0 0.02 0.18 4. Transportasi 102.42 102.7 99.11 107.78 107.9 0.24 -3.46 8.75 0.13 5. Penambahan barang modal 102.68 102.9 103.8 103.83 103.8 0.22 0.91 -0.01 0.01 6. Upah buruh tani 107.92 108.2 109 108.9 109 0.28 0.71 -0.09 0.13

6.6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah

pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup

untuk semua negara seluruh dunia. HDI digunakan untuk mengklasifikasikan apakah

sebuah wilayah adalah wilayah maju, wilayah berkembang atau wilayah terbelakang,

serta untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.

Pada tahun 2005, dari 30 propinsi yang diukur IPM-nya, Propinsi Sumsel menempati

peringkat IPM nomor 13 dengan nilai IPM sebesar 70,2. Nilai tersebut sebagai akumulasi

dari angka harapan hidup yang mencapai 68,3 tahun dan pengeluaran riil per kapita yang

disesuaikan sebesar Rp 610.300. Di bidang pendidikan, rata-rata lama sekolah yang

merepresentasikan tingkat pendidikan di Sumsel tergolong moderat, rata-rata lama sekolah

penduduk Sumsel pada tahun 2005 tercatat sebesar 7,5 tahun. Namun satu hal yang

menggembirakan adalah pendidikan telah cukup dinikmati secara merata oleh penduduk

Sumsel yang dibuktikan dengan persentase angka melek huruf yang mencapai 95,90

persen.

Berdasarkan penilaian per wilayah kabupaten/kota, kota Palembang sebagai ibu

kota Propinsi tercatat memiliki peringkat IPM paling tinggi di Sumsel atau secara nasional

menempati ranking IPM ke-59 dengan IPM sebesar 73,6. Sedangkan wilayah yang memiliki

IPM terendah di Sumsel yaitu kabupaten Musi Rawas yang menempati peringkat ke-367

dengan IPM sebesar 65,00.

Page 117: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

100

Tabel 6.7 IPM 2005 Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan

No Kabupaten/Kota

Angka Harapan

Hidup (tahun)

Angka Melek Huruf

(persen)

Rata-rata Lama

Sekolah (tahun)

Pengeluaran per kapita riil disesuaikan

(Rp. 000)

IPM Peringkat Nasional

1 Kota Palembang 69.90 97.70 9.70 616.80 73.60 592 Kota Prabumulih 70.00 97.70 8.30 597.10 71.10 1323 Ogan Komering Ulu 68.80 95.10 7.00 610.50 69.90 1724 Kota Pagar Alam 69.20 97.20 8.00 591.50 69.90 1735 OKU Selatan 68.90 93.70 6.90 599.60 68.80 2196 Ogan Komering Ilir 66.90 94.70 6.70 613.20 68.80 2217 Musi Banyuasin 68.70 95.90 6.80 594.90 68.70 2238 Muara Enim 66.60 98.80 7.30 596.40 68.70 2289 Lahat 66.80 96.00 7.10 590.60 67.60 271

10 Banyuasin 66.60 93.50 7.00 595.40 67.20 28911 Kota Lubuk Linggau 64.70 95.00 7.60 587.40 66.30 32512 Ogan Ilir 64.80 94.20 6.60 595.00 66.00 33413 OKU Timur 67.80 91.20 6.50 573.90 65.40 35714 Musi Rawas 63.20 95.50 6.90 587.10 65.00 367

Sumber : BPS Propinsi Sumsel

Page 118: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

101

7.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan masih tetap tergantung sektor primer terutama

sektor pertanian yang sangat dipengaruhi oleh faktor musiman. Pada triwulan III

diperkirakan kinerja sektor pertanian akan mengalami peningkatan dibanding dengan Tw-II

terkait dengan peningkatan pada sub sektor tanaman perkebunan. Harga karet di pasar

dunia yang masih terus meningkat juga berdampak positif terhadap pendapatan petani.

Disamping itu, sawit juga diperkirakan akan meningkat produktivitasnya yang disebabkan

selain karena terdorong oleh harga CPO di pasar dunia yang tinggi juga karena

peningkatan produksi sebagai akibat dari perluasan lahan dan peremajaan tanaman sawit.

Sub sektor perikanan diperkirakan juga akan meningkat kinerjanya terkait dengan kondisi

cuaca yang cukup kondusif untuk kegiatan penangkapan ikan.

Selain sektor pertanian, sektor

lain yang diperkirakan meningkat

adalah sektor perdagangan, hotel,

dan restoran (PHR) dimana pada

bulan Juli merupakan salah satu

puncak bagi tingkat hunian hotel di

Palembang. Sektor perdagangan juga

diperkirakan akan meningkat terkait

dengan bulan Ramadhan yang

bertepatan pada awal September

2008.

PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH

7

Tabel 7.1 Leading Economic Indicator Pertumbuhan

Ekonomi Sumsel Pada Tw III 2008 Harga Penjualan/Ekspor

Pertaniana. Tanaman bahan makanan + +b. Perkebunan ++ ++

Industri Pengolahan + +

Pertambangana. Pertambangan migas +++ +b. Pertambangan non migas ++ 0

0 +

PHRa. Perdagangan eceran + ++b. Hotel + +

Transportasia. Transportasi ++ ++

+++ Sangat Baik - Cukup Buruk++ Baik -- Buruk+ Cukup Baik --- Sangat Buruk0 Normal

Sektor/Sub Sektor

Keterangan

Bangunan

Produksi

-++

++

00

0

++0

0

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha KBI Palembang

Page 119: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

102

Namun demikian, kondisi iklim pada masa sekarang yang sulit diprediksi sebagai

dampak dari pemanasan global harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak.

Dengan asumsi bahwa kondisi iklim pada triwulan III 2008 tidak terlalu jauh berbeda

dengan kondisi tahun sebelumnya serta sesuai dengan karakteristik siklikal pertumbuhan

ekonomi Sumsel, pertumbuhan ekonomi Sumsel pada Tw-III diperkirakan akan tumbuh

positif.

Berdasarkan proyeksi dan mempertimbangkan kondisi ekonomi terkini,

diperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan (yoy) pada triwulan III 2008 akan berada pada

kisaran 3,52 ± 0,5 persen atau secara triwulanan (qtq) diperkirakan tumbuh sebesar 4,37 ±

0,5 persen. Angka proyeksi pertumbuhan triwulanan didasarkan pada beberapa asumsi

yakni realisasi belanja pemerintah daerah yang semakin besar, meningkatnya pendapatan

masyarakat terkait rapel gaji PNS di bulan Juli walaupun masih dipengaruhi oleh tingginya

harga barang dan jasa domestik menjelang Idul Fitri.

7.2. Inflasi

Mempertimbangkan kondisi perekonomian terkini dan pergerakan harga barang dan jasa,

perkembangan inflasi pada triwulan mendatang diperkirakan akan berada pada level yang

moderat dan meningkat terkait dengan masih terasanya dampak kenaikan BBM dan

menjelang bulan Ramadhan. Tekanan inflasi diperkirakan akan berasal dari kelompok

bahan makanan, kelompok makanan jadi, serta kelompok sandang. Kelompok bahan

makanan diperkirakan masih tetap menjadi pemicu inflasi terkait dengan kenaikan harga

beberapa komoditas pangan seperti beras, kedelai, tepung terigu, serta minyak goreng

meskipun kenaikannya lebih rendah dibandingkan kenaikan pada Tw-II.

Inflasi tahunan pada triwulan III 2008 diproyeksikan masih berada pada level double

digit. Hal yang masih perlu diwaspadai hingga saat ini adalah ketersediaan pasokan barang

dan jasa, faktor distribusi, dan lonjakan permintaan terhadap komoditas tertentu.

Berdasarkan proyeksi dan dengan mempertimbangkan perkembangan harga serta

determinan utama inflasi di Sumatera Selatan, maka tekanan inflasi triwulanan (qtq)

diperkirakan akan mencapai 4,90 ± 0,5 persen.

Page 120: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

103

Grafik 7.1 Perbandingan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dan Persentase

Responden Yang Memperkirakan Peningkatan Harga 3 Bulan Yang Akan Datang

0

20

40

60

80

100

120

140

Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni

2007 2008

Inde

ks

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pers

en

IEK % responden yg memperkirakan peningkatan harga di 3 bulan mendatang

7.3. Perbankan

Berdasarkan rencana bisnis perbankan, kinerja perbankan pada Tw-III diperkirakan akan

mengalami peningkatan baik dari penghimpunan dana pihak ketiga maupun penyaluran

kredit.

Hasil Survei Kredit Perbankan yang dilakukan di Sumatera Selatan mengkonfirmasi

hal tersebut. Permintaan kredit pada triwulan mendatang diperkirakan akan meningkat

meskipun masih dalam kisaran yang tidak terlalu tinggi (1-10 persen). Berdasarkan jenis

penggunaannya, mayoritas kredit/pembiayaan terutama masih ditujukan untuk modal kerja,

diikuti dengan konsumsi dan investasi. Peluang penyaluran kredit masih terbuka, dan

diperkirakan akan terus meningkat terkait dengan peningkatan permintaan masyarakat.

Selain penyaluran kredit, penghimpunan dana pihak ketiga melalui giro, deposito

dan tabungan juga diperkirakan akan meningkat pada kisaran 1–10 persen. Meningkatnya

BI Rate sebagai acuan penetapan suku bunga perbankan diperkirakan sebagai salah satu

faktor penyebabnya. Dana pihak ketiga diperkirakan akan didominasi tabungan, diikuti

deposito dan giro. Selain pelayanan yang ditawarkan dalam penghimpunan dana dan

penyaluran kredit, fasilitas jasa perbankan yang ditawarkan, inovasi produk dan layanan

berbasis teknologi diharapkan akan meningkatkan kinerja penghimpunan dana oleh

perbankan ditengah persaingan dengan produk sekuritas dan alternatif investasi lain. Selain

itu, tingkat suku bunga yang semakin rendah dan promosi dan layanan yang diberikan

diharapkan akan meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan oleh perbankan.

Page 121: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008

104

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally blank

Page 122: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

DAFTAR ISTILAH

Mtm

Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya

Qtq

Quarter to quarter perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya

Yoy

Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya

Share Of Growth

Kontribusi suatu sektor ekonomi terhadap total pertumbuhan PDRB

Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan suatu kegiatan produksi melalui peningkatan modal

Sektor ekonomi dominan

Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan

Migas

Minyak dan Gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri minyak dan gas

Omzet

Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi

Share effect

Kontribusi pangsa sektor atau subsektor terhadap total PDRB

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-100

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktifitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

Dana Perimbangan Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.

Indeks Pembangunan Manusia

Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli

APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPR, dan ditetapkan dengan peraturan daerah

Andil inflasi

Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan

Bobot inflasi

Besaran yang menunjukan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut

Ekspor

Dalah keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil mau

Impor

Seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil

Page 123: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

PDRB atas dasar harga berlaku

Penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian

PDRB atas dasar harga konstan

Merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya

Bank Pemerintah

Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito

Loan to Deposits Ratio (LDR)

Rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun

Cash inflows

Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu

Cash Outflows

Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu

Net Cashflows

Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya

Aktiva Produktif

Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit, penempatan pada antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia(SBI), dan surat-surat berharga lainnya.

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

Pembobotan terhadap aktiva yang dimiliki oleh bamk berdasarkan risiko dari masing-masing aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot risikonya. Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada perorangan

Kualitas Kredit

Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio antara modal (modal inti dan modalpelengkap) terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

Financing to Deposit Ratio (FDR)

Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional

Inflasi Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent) Kliring

Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu

Kliring Debet

Kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang disertai dengan penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro, nota debet kepada penyelenggara kliring lokal (unit kerja di Bank Indonesia atau bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal) dan hasil perhitungan akhir kliring debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit kerja yang menagani SKNBI di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara nasional

Page 124: Propinsi Sumatera Selatan - Bank Indonesia...Daftar Isi Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Non Performing Loans/Financing (NPLs/Ls)

Kredit atau pembiayaan yang termasuk dalam kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Suatu pencadangan untuk mengantisipasi kerugia yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP ditentukan dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin besar PPAP yang dibentuk, misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong Kurang Lancar adalah 15 % dari jumlah Kredit Kurang Lancar (setelah dikurangi agunan), sedangkan untuk kedit Macet, PPAP yang harus dibentuk adalah 100% dari totsl kredit macet (setelah dikurangi agunan)

Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs)

Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs.

Rasio Non Performing Loans (NPLs) – NET

Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan penyisihan penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS)

Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI)

Sistem kliring bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.