Kasus Risk Manajemen

23
Lahan Belum Bebas, Proyek Jembatan Kediri, Tabanan Sudah Action 19 September 2012 | Koranjuri.com KORANJURI.COM - Proyek jembatan Kediri-Terminal Persiapan, Tabanan, hingga kini masih menemui ganjalan. Secara teknis, harus dilakukan perubahan desain pondasi yang tidak sesuai dengan desain awal. Selanjutnya, pembebasan lahan belum sepenuhnya selesai. Benny Marga, Pejabat Pembuat Komitmen proyek tersebut mengatakan, desain yang terkait dengan pondasi jembatan masih dibahas. “Termasuk perubahan anggaran yang ada, karena ini untuk keselamatan . Kalau kita berpikir tentang uang tapi keselamatan diabaikan, kan lebih bahaya lagi,” jelas Benny Marga. Meski masih menunggu pembahasan review desain, namun proyek yang dikerjakan oleh PT Teguh Karya Rahardjo ini masih berjalan sampai sekarang. Menurut Benny, yang berubah dua pondasi pilar. Sedangkan tiga lainnya sesuai dengan desain awal atau tidak ada perubahan. Hanya saja, rekanan tetap merasa ketar-ketir. Mengingat, proyek pembangunan pilar jembatan tersebut harus selesai Desember nanti. Sementara, hingga saat ini, pembahasan review desain belum ada titik temu. “Seharusnya September ini sudah harus selesai. Dengan semua pertimbangan yang ada, perubahan dan penambahan anggaran itu pasti akan disetujui,” ungkap Benny ditemui Koranjuri Rabu (19/09/2012). Sementara, Direktur Utama PT Teguh Karya Rahardjo, Djunaedi, mengatakan, review desain jamak terjadi pada sebuah proyek dan itu buka berarti berubah desain. “Yang menentukan proyek itu pelaksanaannya. Desain bisa

description

RRRRRR

Transcript of Kasus Risk Manajemen

Page 1: Kasus Risk Manajemen

Lahan Belum Bebas, Proyek Jembatan Kediri, Tabanan Sudah Action

19 September 2012 | Koranjuri.com

KORANJURI.COM - Proyek jembatan Kediri-Terminal  Persiapan, Tabanan, hingga kini masih menemui ganjalan. Secara teknis, harus dilakukan perubahan desain pondasi yang tidak sesuai dengan desain awal. Selanjutnya, pembebasan lahan belum sepenuhnya selesai.

Benny Marga, Pejabat Pembuat Komitmen proyek tersebut mengatakan, desain yang terkait dengan pondasi jembatan masih dibahas.

“Termasuk perubahan anggaran yang ada, karena ini untuk keselamatan . Kalau kita berpikir tentang uang tapi keselamatan diabaikan, kan lebih bahaya lagi,” jelas Benny Marga.

Meski masih menunggu pembahasan review desain, namun proyek yang dikerjakan oleh PT Teguh Karya Rahardjo ini masih berjalan sampai sekarang. Menurut Benny, yang berubah dua pondasi pilar. Sedangkan tiga lainnya sesuai dengan desain awal atau tidak ada perubahan.

Hanya saja, rekanan tetap merasa ketar-ketir. Mengingat, proyek pembangunan pilar jembatan tersebut harus selesai Desember nanti. Sementara, hingga saat ini, pembahasan review desain belum ada titik temu.

“Seharusnya September ini sudah harus selesai. Dengan semua pertimbangan yang ada, perubahan dan penambahan anggaran itu pasti akan disetujui,” ungkap Benny ditemui Koranjuri Rabu (19/09/2012).Sementara, Direktur Utama PT Teguh Karya Rahardjo, Djunaedi, mengatakan, review desain jamak terjadi pada sebuah proyek dan itu buka berarti berubah desain.

“Yang menentukan proyek itu pelaksanaannya.  Desain bisa saja berubah dan itu sudah biasa,” ujar Djunaedi.Sementara, terkait pembebasan lahan sendiri, Benny Marga mengakui sampai saat ini belum selesai. Meski, pemilik lahan sendiri sudah memastikan tidak ada masalah kalau lahan mereka dibebaskan.

“Lahan yang ada disana bukan termasuk lahan strategis. Jadi, begitu ada kesepakatan dengan pemilik, pekerjaan sudah bisa dilakukan,” jelas Benny demikian.

Hanya saja, kesepakatan harga tanah yang dipatok Rp 600 ribu-Rp 1 juta per are masih menimbulkan tarik ulur sampai sekarang. Sedangkan lahan yang harus dibebaskan seluas 4.850 m2.

http://www.jurnal.koranjuri.com/?Lahan_Belum_Bebas%2C_Proyek_Jembatan_Kediri%2C_Tabanan_Sudah_Action

Page 2: Kasus Risk Manajemen

Terkena Proyek Jembatan Brawijaya, Sejumlah Toko Digusur

Sabtu, 10 November 2012 | 02:48 WIB

Kediri (Surabaya Pagi) – Penggusuran bangunan yang terkena proyek pembangunan terus berlanjut. Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri akan segera membersihkan toko di Jalan Mayjen Sungkono, atau tepatnya di sekitar lokasi Pembangunan Megaproyek Jembatan Brawijaya. Pembongkaran toko ini dikarenakan pembangunan jembatan yang membentang diatas Sungai Brantas itu sudah mencapai separo lebih dan diperkirakan rampung tahun depan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Kediri, Kasenan mengatakan, pembersihan toko paling lambat akhir tahun ini. Pembersihan toko untuk memudahkan proses pengerjaan konstruksi jembatan, karena membutuhkan akses jalan lebih besar.

"Akhir tahun, semua toko sudah harus bersih. Sebab, tahap akhir penyelesaian proyek membutuhkan akses jalan yang besar. Oleh sebab itu, kepada pemilik toko yang masih bertahan, kami berharap mereka bisa segera bersiap-siap berpindah tempat," ujar Kasenan, Jumat (9/11).

Menurut Kasenan, saat ini proses pengerjaan Jembatan Brawijaya sudah memasuki tahapan vital yakni, pembuatan gelagar atau badan jembatan. Pembuatan gelagar akan membutuhkan akses keluar masuk kendaraan berat keareal proyek, termasuk penataan infrastruktur sekitar jembatan. Sehingga sejumlah toko yang tersisa harus segera dibongkar.

Proyek pembangunan Jembatan Brawijaya Kota Kediri saat ini sudah menghabiskan dana milyaran rupiah. Sedangkan total kebutuhan dana pembangunan Jembatan Brawijaya diperkirakan mencapai Rp 77 milyar. bj

http://surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962f81eee03c6b011c8f640e5ff49db4b2d

Proyek Jembatan Dikambing Hitamkan Proyek Jembatan Dikambing Hitamkan

Page 3: Kasus Risk Manajemen

Kekeringan yang dihadapi masyarakat kediri dewasa ini ada yang mengkaitkan dengan proyek jembatan brawijaya yang masing dikebut sehingga menghambat turunnya hujan, logikanya jika musim hujan datang lebih awal maka akan menghambat proyek jembatan yang sedang dikebut mengingat jembatan lama peninggalan belanda kondisinya sudah memprihatinkan walaupun masih layak untuk difungsikan untuk beberapa tahun mendatang.

Disisi lain, lirboyo, salah satu pondok terbesar dikota kediri setelah selesai melaksaakan shalat jum’at para santri berbondong-bondong menuju lapangan masjid Al-Hasan untuk melaksanakan sholat ististqo (minta hujan). Bukan saja satu kali tapi berulangkali melakukan sholat istostqo, namun apa yang diharapkan takkunjung datang, tak ayal ketika sumber-sumber mata air telah kering, air menjadi barang yang sangat berharga, sedangkan berantas masih menghadirkan pesona tersendiri. Terlepas dari segala kepentingan.

Isu-isu yang kadang tidak rasional kadang sangat laku dinegeri ini, termasuk mengkambing hitamkan para pawang hujan yang dibayar kontraktor jembatan sehingga hujan yang takkunjung juga mengguyur kota joyoboyo ini, walau didaerah lain sudah merasakan sejuknya guyuran hujan namun dikota ini yang ada hanya sebatas gerimis walau mendung menyelimuti cakrawala.Sebagai manusia yang diberikan akal, tentunya kita dapat memilih mana informasi yang valid dan mana informasi yang perlu dihanya sebatas isu belaka tanpa adanya pembuktin. 

Page 4: Kasus Risk Manajemen

Warga Tuntut Ganti Rugi Proyek Jalan Lingkar Durenan

Senin, 26 November 2012 | 02:37 WIB

TRENGGALEK (Surabaya Pagi) - Pembangunan proyek jalan lingkar Kecamatan Durenan tahun 2007 menyisakan masalah. Warga setempat yang merasa dirugikan pihak pemerintah Kabupaten Trenggalek menuntut hak nya selaku pemilik tanah yang dipakai untuk jalan lingkar Durenan. Perwakilan warga Desa Kendalrejo Kec Durenan menagih haknya selama 5 tahun yang belum terima ganti rugi pembebasan lahan sehingga merasa dibohongi Pemerintah Trenggalek. Sampai November tahun 2012 ganti rugi tersebut belum dibayarkan sama sekali. Padahal tanah hak milik itu masih bersertifikat sah milik warga Kendalrejo.

Thoib, warga Desa Kamulan RT 19 / RW 03 yang tanahnya dipakai untuk pembangunan jalan tersebut merasa dirugikan pemerintah Trenggalek karena sampai saat ini belum dibayarkan ganti ruginya. Kata Thoib, untuk ganti rugi yang dijanjikan selama 5 tahun lebih belum terbayarkan. “Ganti rugi yang dijanjikan pemerintah itu sebesar Rp 3,5 juta /rau,” kata Thoib.

Hal senada juga disampaikan Yujud warga Kendalrejo, ganti rugi pembebasan tanah yang dijadikan jalan lingkar Durenan dari pemerintah trenggalek sampai saat ini belum dibayarkan. Padahal ganti rugi tersebut harapan warga untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

“Kami selaku perwakilan warga desa yang dirugikan pemerintah , menuntut hak kami yang dimakan penguasa. Pada eranya Pak Kholiq sebagai ketua komisi I kemarin sudah dibahas dan tak terselesaikan. Pak Kholiq yang kini menjabat wakil bupati itu, telah mengingkari kita semua. Janjinya tak terwujud sama sekali,” jelasnya.

Sedangkan Wabup Kholiq mengakui pernah dilurug warga Kendal rejo saat menjabat ketua komisi I DPRD Trenggalek . “Pada saat itu , perjanjian ganti rugi tersebut tak ada. Warga hanya sepakat kalau tanahnya akan dijadikan jalan lingkar Durenan. Dengan kata lain, apabila jalan tersebut sudah jadi maka harga tanah yang ada di sekitarnya akan naik lebih besar dari harga yang masih berupa persawahan. Warga dan pemerintah di era itu tak ada kesepakatan ganti rugi tanah tersebut,” ungkap Kholiq. Har/sg

http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b81298296243ae0b5f5bcbcda8cfd94e1dbbff1ae1

Page 5: Kasus Risk Manajemen

Jalan Entakai-Pana Sanggau Terancam Putus

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Ruas Jalan Poros Desa Entakai-Desa Pana, Kecamatan Kapuas Sanggau Kalimantan Barat terancam putus.

Hal itu disebabkan hujan lebat yang mengakibatkan barau di dekat Jembatan Sungai Semopah, Dusun Entakai I Desa Entakai lonsor.

"Panjang barau itukan sekitar 38 meter, namun yang rusak itu sekitar 12 meter. Kebetulan yang longsor itu di dekat jembatan, kalau itu dibiarkan longsornya nanti melebar. Itu yang kita takutnya aksesnya putus," ungkap Kepala Desa Entakai, Anastasius Pius, Senin (3/12/2012).

Dikatakannya, kerusakan itu sudah terjadi sekitar dua bulan lalu. Ia berharap perbaikan dapat dilakukan pemerintah daerah (Pemda) Sanggau. Karena, akses jalan itu menurutnya sangat penting menghubungkan antar desa.

"Apalagi sekarang ini musim hujan, jika tidak dilakukan perbaikan segera kita khawatirnya kerusakan fatal terjadi seperti jembatan roboh ataupun longsornya melebar," ungkapnya.

Pius mengungkapkan, pihaknya sudah mengajukan proposal perbaikan ke kecamatan. Ia berharap surat bisa ditanggapi secepatnya untuk dilakukan perbaikan.

Dikatakannya, beberapa waktu lalu Camat Kapuas, F Meron juga sudah berkunjung langsung ke lokasi longsor. Camat juga sudah mengirim surat kepada Bupati Sanggau agar hal itu bisa diperbaiki.

http://pontianak.tribunnews.com/2012/12/03/jalan-entakai-pana-sanggau-terancam-putus

Page 6: Kasus Risk Manajemen

JEMBATAN NGADILUWIH AKAN DILANJUTKAN LAGITunggu PAK, Dinas PU Mulai Mengukur Akses Jalan dan Tanah Warga.

 

KEDIRI KABUPATEN-Proyek pembangunan Jembatan Mojo-Ngadiluwih bakal

diteruskan kembali lagi. Pemkab mulai melakukan beberapa persiapan. Sejak beberpa hari

lalu, akses jalan maupun tanah warga di Desa Mlati, Mojo maupun Desa

Branggahan,Ngadiluwih diukur.

Dwi Hari Winarno, Kepala Dinas Pekerjaan Umum(PU) Kabupaten Kediri Mengakui,

tahun ini pemkab memang melanjutkan kembali proyek jembatan tersebut. Namun saat ini

aktivitas bukan fisik. Melainkan hanya pengukuran tanah sepanjang akses jembatan.

“kami inventarasi berapa sebenarnya tanah yang nanti butuh pembebasan,” ujarnya

kepada Radar Kediri siang kemarin.

Kendati telah bicara soal pembebasan lahan,Dwi mengatakan, sebenarnya belum ada

anggaran sama sekali. Sebab untuk tahun ini, anggaran proyek pembangunan Jembatan

Mojo-Ngadiluwih memang belum disiapkan.

Rencananya, saat perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2012 nanti pihaknya baru

akan mengajukan kebutuhan dananya. “itu pun jika anggaranya

memungkinkan ,”jelasnya.

Untuk diketahui , jembatan yang menghubungkan Kecamatan Mojo dan Ngadiluwih ini

sebenarnya sudah sejak beberapa tahun lalu diidam-idamkan. Pada 2005, pemkab bahkan

sudah menyelenggarakan feasiily study(FS) dan pembuatan Detail Engineering

Design(DED).

Tapi kemudian proyek mandek karena berbagai masalah. Diantaranya terkait desain

jembatan yang dianggap terlalu mewah lalu menelan anggaran terlalu banyak. Makanya

anggaran pembebasan lahan pada 2007 senilai 10 miliar tak pernah terserap. Pada tahun-

tahun berikutnya tak lagi dianggarkan.

Terkait rencana kelanjutan proyek ini, kalangan dewan menyambut baik. Salah satunya

disampaikan Murdi Hantoro, Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Kediri. Menurutnya,

kebutuhan jembatan di kawasan tersebut sudah sangat mendesak.

Apalagi dengan bentangan Sungai Brantas yang mengalir dari Kecamatan Kras hingga

Purwoasri, Kabupaten Kediri belum memiliki satu jembatan pun.”kalau ada jembatan,

perekonomian warga akan terbantu. Terutama wilayah Kediri barat,”terangnya.

Page 7: Kasus Risk Manajemen

Selam ini warga Kabupaten Kediri selalu bergantung pada sarana penyebrangan alternatif

berupa tambangan perahu.

 

Sumber Radar Kediri JUMAT 3 Pebruari  2012

http://www.dprdkedirikab.go.id/NEWS/Berita-95.htm\

Page 8: Kasus Risk Manajemen

Jembatan Ambruk Tanggungjawab Pemborong"Jembatan Cilincing itu belum selesai dibangun, masih dalam pengerjaaan,"Minggu, 11 Desember 2011, 13:55 WIB

Ismoko Widjaya

Gubernur DKI Fauzi Bowo (VIVAnews/Muhamad Solihin)

VIVAnews - Gubernur DKI Fauzi Bowo hari ini langsung mendatangi lokasi jembatan roboh yang berada di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Gubernur yang akrab disapa Foke itu menegaskan bahwa jembatan tersebut memang masih dalam pengerjaan.

Kedatangan Foke sekaligus membantah isu bahwa jembatan yang roboh itu jembatan yang sudah selesai dibangun. "Jembatan itu belum selesai dibangun, masih dalam pengerjaaan," kata Foke.

Hal itu disampaikan Foke saat mendatangi lokasi jembatan Ambruk di Cilincing Jakarta Utara, Minggu 11 Desember 2011. Foke menjelaskan, Dinas Pekerjaan Umum DKI telah meminta kepada pemborong untuk mengganti enam girder beton yang baru.

Enam buah balok girder atau beton jembatan roboh saat dipasang pada proyek pembangunan Jembatan Cilincing yang berada di Jalan Arteri Marunda Cilincing Jakarta Utara. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, Minggu 11 Desember 2011. 

Enam balok yang masing-masing panjangnya 30,8 meter, jatuh dari ketinggian 5,1 meter. Beruntung tidak ada korban jiwa. "Terjadi kesalahan pada proses pengerjaannya," ucap Foke. Menurut Foke, beton yang ambruk itu dibuat di pabrik lain yang mutunya sudah sesuai standard.

"Tanggungjawab sepenuhnya berada di pihak pemborong. Proyek itu belum diserahkan kepada pemerintah," ujar Foke.

Page 9: Kasus Risk Manajemen

Mengenai jangka waktu penyelesaian proyek itu, Foke yakin tidak akan molor dari jadwal. Foke optimistis jadwal pengerjaan proyek ini tetap seperti jadwal sebelumnya. "Kami akan sesuaikan dengan kontrak kerja," kata Foke. (ren)

Laporan: Arnes Ritonga, Jakarta Utara

• VIVAnews

Jembatan Cilincing di Jakarta Utara AmbrukEnam balok yang masing-masing panjangnya 30,8 meter, jatuh dari ketinggian 5,1 meter.Minggu, 11 Desember 2011, 10:40 WIB

Desy Afrianti

Jembatan Cilincing roboh (VIVAnews/Arnes Ritonga)

VIVAnews - Enam buah balok girder atau beton jembatan roboh saat dipasang pada proyek pembangunan Jembatan Cilincing, di Jalan Arteri Marunda Cilincing Jakarta Utara. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, Minggu 11 Desember 2011.  

Enam balok yang masing-masing panjangnya 30,8 meter, jatuh dari ketinggian 5,1 meter. Beruntung tidak ada korban jiwa.

Onasis, Manajer Lapangan PT Bunga Tanjung Raya selaku kontraktor proyek, mengungkapkan bahwa enam balok saat itu akan dipasang berjajar. Ketidakberesan terjadi saat pemasangan balok ke enam. 

"Saat melepas seling (tali baja) balok itu tiba-tiba miring, lalu bersandar ke balok disebelahnya, begitu selanjutnya seperti efek domino. Hingga akhirnya balok itu jatuh," ujar Onasis.

Page 10: Kasus Risk Manajemen

Kerugian akibat peristiwa itu diperkirakan mencapai 750 juta. "Harga satu baloknya Rp 110 juta, dikali enam menjadi Rp 650 juta. Belum lagi biaya pengangkatan. Totalnya, kerugian bisa mencapai sekitar 750 juta," ucap Onasis.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Eri Baskoro, mengatakan kerugian sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor, karena masih dalam proses pembangunan.

Sementara ini pihaknya masih memberikan tindakan berupa intruksi. "Kami telah instruksikan kepada pihak kontraktor untuk membersihkan balok yang jatuh. Kemudian meminta mereka untuk mengganti balok dengan yang baru, karena yang sudah jatuh itu tidak bisa terpakai," kata Eri Baskoro di lokasi kejadian.

Selanjutnya PU akan melakukan pengecekan lainnya. "Kita akan cek apakah ada kelalaian dalam kejadian ini," ucapnya. 

Proyek ini, tambah Eri, ditargetkan akan selesai pada Mei 2012, dengan total nilai Rp 17,7 milyar. "Dengan kejadian ini, pihak kontraktor harus mengejarnya. Proyek harus selesai seperti jadwal semula," kata Eri. 

Laporan : Arnes Ritonga | Jakarta Utara

• VIVAnews

KOMENTAR:Memang begitu seharusnya behitu juga dengan Jembatan Kutai Kartanegara kalau jembatan ambruk semasa perbaikan ya tanggung jawab Pemborong yang memperbaiki

http://sudarjanto.multiply.com/journal/item/31697?mark_read=sudarjanto:journal:31697&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Balok Jembatan Cilincing Runtuh

Page 11: Kasus Risk Manajemen

Jakartapress.com – Pembangunan Jembatan Cilincing bisa tertunda lantaran enam buah balok beton roboh. Akibat peristiwa itu diperkirakan kerugian mencapai Rp 750 juta.

Menurut Onasis, Manajer Lapangan PT Bunga Tanjung Raya, kontraktor proyek pembangunan jembatan, peristiwa  nahas itu terjadi Minggu (11/12),sekitar pukul dua dinihari. Rencananya keenam balok itu akan dipasang sejajar. Namun ketika balik keenam dipasang, terjadilah musibah itu.

"Saat melepas tali baja balok itu tiba-tiba miring, lalu bersandar ke balok disebelahnya, begitu selanjutnya seperti efek domino. Hingga akhirnya semua balok itu jatuh," ungkap Onasis.

Harga sebatang balok sepanjang 30,8 meter sekitar Rp 110 juta. "Harga satu baloknya Rp 110 juta, dikali enam menjadi Rp 650 juta. Belum lagi biaya pengangkatan. Totalnya, kerugian bisa mencapai sekitar 750 juta," ucap Onasis.

Akibat kejadian itu, kemungkinan besar waktu penyelesaian jembatan di Jalan Arteri Marunda Cilincing Jakarta Utara setinggi 5,1 meter itu akan tertunda

Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Eri Baskoro, mengatakan kerugian sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor, karena masih dalam proses pembangunan.  Sementara ini pihaknya masih memberikan tindakan berupa intruksi.

"Kami telah instruksikan kepada pihak kontraktor untuk membersihkan balok yang jatuh. Kemudian meminta mereka untuk mengganti balok dengan yang baru, karena yang sudah jatuh itu tidak bisa terpakai," kata Eri Baskoro.

Proyek ini ditargetkan akan selesai pada Mei 2012, dengan total nilai Rp 17,7 milyar. Seperti Dinas Pekerjaan Umum tidak akan mentolelir molornya waktu penyelesaian. Pihak kontraktor harus rampungkan proyek seperti jadwal semula. [fir/fu]

Jembatan Marunda-Cilincing Runtuh

Metrotvnews.com, Jakarta: Jembatan Marunda Cilincing, Jakarta Utara, Ahad (11/12) dinihari, runtuh. Diduga hal itu karena kesalahan konstrtuksi. Lima tiang pancang jembatan yang masih dalam tahap pembangunan ambruk.

Jembatan itu runtuh sekitar pukul 02.00 WIB. Badan jembatan itu ambruk setelah lima tiang pemancang yang masih tahap pembangunan mendadak runtuh.

Sejauh ini polisi masih melakukan pencarian kemungkinan adanya korban yang sedang melintas saat jembatan runtuh. Belum diketahui penyebab runtuhnya jembatan sepanjang 50 meter itu.

Page 12: Kasus Risk Manajemen

Jembatan Marunda-Cilincing menghubungkan akses Jalan Bulak Cabe, dengan Kampung Sawah di kawasan Jalan Cakung Drain Cilincing, Jakarta Utara. Diduga runtuhnya jembatan akibat kelalaian pemasangan tiang pancang. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.(DSY)

Kontraktor jembatan Cilincing diminta tanggung jawab12 Desember 2011 | Filed underTak Berkategori | Posted by Aksara Solopos

Jakarta [SPFM], Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, meminta kontraktor pembangunan jembatan Cilincing di Jalan Arteri Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, PT Bunga Tanjung Raya, bertanggungjawab atas robohnya jembatan. Jika kontraktor tidak memenuhi tanggungjawabnya untuk memperbaiki dan menyelesaikan pembangunan jembatan sesuai jadwal semula, maka Dinas PU akan memberikan sanksi. Wakil Kepala Dinas PU, Novizal Senin (12/12) mengatakan, mengenai kemungkinan molornya waktu pengerjaan, pihaknya akan membahasnya kembali. Sebab, untuk mengerjakan ulang, kontraktor harus mencetak lagi beton yang rusak.

Page 13: Kasus Risk Manajemen

Sementara, untuk proses pencetakan memerlukan waktu yang tidak singkat. seperti diketahui, enam buah balok girder atau beton jembatan roboh saat dipasang pada proyek pembangunan Jembatan Cilincing, di Jalan Arteri Marunda Cilincing Jakarta Utara, kemarin. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. [vivanews/dtp]

Page 14: Kasus Risk Manajemen

Proyek Jalan Berbiaya Rp 1,450 Miliar Rusak Parah Thursday, 20 September 2012 09:20 Sumatera Utara

Baru 9 Bulan Selesai

RUSAK - Proyek peningkatan jalan kabupaten jurusan Tongging–Sikodon-kodon batas Kabupaten Dairi terlihat rusak parah dan sebahagian badan jalan digenaingi air.

Kabanjahe-andalas Baru 9 bulan selesai dikerjakan, proyek peningkatan jalan kabupaten jurusan Tongging–Sikodon-kodon, batas Kabupaten Dairi sepanjang 1,5 km x 5 m Kecamatan Merek Kabupaten Karo, dengan biaya Rp 1.450.000.000 bersumber dari APBD Karo TA 2011, sudah rusak parah.

Kerusakan infrastruktur jalan yang melingkari Danau Toba dari arah Tanah Karo ke perbatasan Dairi tersebut sangat disesalkan sejumlah warga. Kuat dugaan kelalaian pihak kontraktor dan PUD Karo dalam mengawasi proyek pada saat menabur aspal sebagai perekat antara batu terlalu tipis.

Akibatnya, batu mudah terlepas dan permukaan badan jalan retak. Sehingga belum setahun kondisi infrastruktur ini tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan sebagai “so window” pilot project. Kondisi rillnya, badan jalan mulai dihiasi lobang-lobang dengan berbagai ukuran menyerupai “danau-danau kecil” di badan jalan.

Ironisnya, pekerjaan badan jalan yang bersumber dari dana Anual Fee ini di dominasi retak-retak panjang, berlobang dan aspal terkelupas. Dikhawatirkan jalan wisata yang berada di tepi Danau Toba ini tidak berumur panjang, kalau tidak segera dirawat instansi terkait.

Terlebih musim hujan, retak tersebut menimbulkan rongga dan diresapi air dan oksigen. Ketika angkutan desa atau truk pengangkut bahan pokok serta pakan ikan melintas, maka aspal kemungkinan terkelupas makin parah.

Selain itu, lobang kecil menghiasi badan jalan diyakini akan bertambah besar karena digenangi air. Tatkala dilintasi angkutan, batu disisi lobang bakal terlepas dan lobang bertambah besar.

Sejumlah penduduk desa Sikodon-kodan, K Simanjorang (43), R Sinaga (48) dan J Munte (46), ketika ditanya wartawan, kemarin, mengaku prihatin dengan kondisi jalan yang mulai

Page 15: Kasus Risk Manajemen

rusak. Bahkan umurnya belum mencapai setahun sejak pembangunan. Setahu mereka, belum pernah di lakukan perawatan jalan sejak dibangun pihak kontraktor.

“Sangat aneh, proyek jalan ini, belum penuh satu tahun sudah kupak-kapik. Diharapkan Bupati Karo, DR (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti melihat kinerja instansinya, mengerjakan proyek jangan asal-asalan, mitra rekanan yang mengerjakan proyek dengan kualitas rendah seperti ini harusnya dikenakan sanksi tegas dan jelas sehingga ada pembelajaran,” kecamnya.

Setahu kami, tidak pernah melihat perawatan jalan ini sejak dibangun Desember 2011 lalu. Bisa saja ketika kami tidur di lakukan perawatan. "Baru 9 bulan sudah rusak, ini namanya seperti membuang garam ke laut,”ujarnya.

Sayangnya, Kadis PUD Karo Chandra Tarigan ST yang hendak dikonfirmasi tidak berhasil. Menurut stafnya yang tidak mau menyebutkan identitasnya, Kadis rapat di kantor bupati. “Besok saja datang ya,” katanya.(RTA)

Page 16: Kasus Risk Manajemen

Proyek Jalan Poros Pulau Mendul Terbengkalai, Warga Kesulitan

PANGKALANKERINCI (RP) - Tujuan pembangunan sarana infrstruktur, sejatinya berguna memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam berbagai aktivitas. Tapi hal itu tidak dirasakan bagi masyarakat di Kecamatan Kuala Kampar.

Kondisinya justru terbalik, jalan poros Pulau Mendul justru menyengsarakan masyarakat setempat.

Proyek tersebut tidak rampung dilaksanakan, sehingga warga kesulitan menempuh jalur yang telah ada.

‘’Awalnya, kami sangat bahagia dan mendukung proyek jalan belah (poros, red) Pulau Mendul di Kuala Kampar. Tapi sampai sekarang ternyata jauh dari harapan. Saat hujan warga pun kesulitan menempuh jalan itu, bahkan tak jarang warga dan anak sekolah yang terjatuh dijalan itu karena licin,’’ terang Fauzi dan Herman, warga Desa Sungai Upih Kecamatan Kuala Kampar kabupaten Pelalawan, Selasa (25/9) di Pangkalankerinci.

Menurut warga yang sengaja datang ke Gedung DPRD Pelalawan, di Pangkalan Kerinci dalam suatu urusan ini menyebutkan, jalan yang dibangun melalui proyek tahun 2007 dengan anggaran Rp34 miliar hingga saat ini tidak bisa manfaatkan dengan maksimal.

Karena jalan tersebut layaknya seperti bangunan parit, yang dikiri kananya dibangun bedengan dan di tengah jalan kosong melompong.

Disebutkannya, jalan belah pulau yang juga melintas Desa Sungai Upih dan sejumlah desa lainnya itu dikerjakan sepanjang kurang lebih 21 Km. Jalan itu lanjut warga, dengan lebar 6 meter, kiri kanan jalan dibuat semacam tembok dari tanah setinggi 1 meter dan lebar 1 meter.

‘’Jadi dengan ketinggian 1 meter, bagian tengah atau badan jalan kosong. Kondisi inilah yang membuat masyarakat kesulitan. Saat musim hujan badan jalan tergenang air layaknya kanal, sedangkan sisi kiri dan kanan yang biasanya dapat dilalui pun licin sehingga membuat banyak warga yang jatuh seperti di kubangan hewan. Padahal tiap hari ribuan warga melintas di jalan ini,’’ ungkapnya.

Kedua warga yang juga mantan Ketua dan anggota BPD Desa Sungai Upih mengharapkan adanya perhatian pemerintah untuk melanjutkan proyek pembangunan jalan poros Pulau Mendul tersebut.

‘’Kami berharap proyek jalan itu diteruskan, entah hanya dengan menimbun badan jalan menjadi rata atas disemenisasi atau lainnya, yang penting sarana jalan itu tidak menimbulkan kesulitan bagi masyarakat, baik yang berkerja, mengangkut hasil pertanian maupun anak-

Page 17: Kasus Risk Manajemen

anak yang pergi ke sekolah menjadi mudah,’’ paparnya.

Apalagi sejak awal dimulainya proyek tersebut, lanjut warga, mereka sudah mengorbankan harta benda untuk kepentingan pembangunan jalan poros itu.

‘’Karena jalannya lebar enam meter, maka tak terhitunglah kebun kelapa warga yang ditumbangkan, kebun sagu yang digusur. Malah ada rumah warga dan musala yang dipindahkan, karena terkena badan jalan yang dibangun. Jadi apalagi, pengorbanan yang telah dilakukan masyarakat mendukung sarana jalan yang sangat didambakan itu,’’ tutupnya.

Kesempatan yang sama, Ketua Komisi B, H Herman Maskar SPd yang juga mendengarkan keluhan yang disampaikan masyarakat menyarankan agar aspirasi itu disampaikan kepada sejumlah anggota DPRD Pelalawan asal Kecamatan Kuala Kampar.

‘’Kan ada beberapa anggota DPRD Pelalawan dari Kuala Kampar, ya sampaikan kepada mereka tentunya kami akan mendukungnya jika untuk kepentingan masyarakat. Kalau pun tahun ini tidak mungkin, bisa jadi tahun depan bisa diajukan anggarannya,’’ kata Herman menanggapi persoalan warga tersebut.

Memang lanjutnya, proyek jalan poros itu dimulai saat Bupati Pelalawan H T Azmun Jaafar SH memimpin.

Namun seiring bergantinya tampuk pemerintahan daerah dengan mempertimbangkan banyak hal sehingga proyek itu belum dituntaskan.

‘’Bisa jadi ada pertimbangan pemerintah dengan kegiatan yang lebih mendesak dan lebih penting lagi sehingga kegiatan itu belum tuntas,’’ ujarnya sambil menyebutkan, salah satu kendala yang sempat menghalangi kegiatan itu, karena tidak diizinkannya Pemkab Pelalawan mengeruk pasir yang ada di Kuala Kampar.(*2/mar)