Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

download Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

of 19

Transcript of Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    1/19

    PENGKAJIAN KLIEN DIABETES MELITUS

    Bapak Salim Obama 58 tahun seorang bapak dari 3 orang anak, sudah 10 hari dirawat di ruang

    penyakit dalam seubah rumah sakit. Saat ini berat badan pak Obama 52 kg dengan tingggi badan

    165 cm, tampak pucat dan lemah. Hasil wawancara ditemukan bahwa sebelum sakit BB pak

    Obama mengalami penurunan drastis dari 80 kg dalam waktu dua bulan. Selain itu pak Obama

    mengalami sering kencing, mudah lapar dan haus. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan tekanan

    darah 148/90 mmHg, nadi 98 x/menit, kulit pucat dan ada penurunan sensasi raba, suhu, dan rasa

    sakit pada telapak kaki. Hasil pemeriksaaan lab : gula darah puasa 230 mg/dl, gula darah 2 jam

    setelah makan 408 mg/dol, trigliserida 200 mg/dl, HbA1C 7. Klien mendapat terapi regular

    insulin 3 x 10 unit.

    No Nama Data Normal Interpretasi1. BMI TB : 165 cm

    BB : 52 kg

    BMI : 19

    18-25 Normal

    2. TD 148/90 mmHg 110-120/60-80

    mmHg

    Hipertensi

    3. HR 98x/menit 60-80 x/menit Takikardia

    4. Kulit Pucat Pucat (-) Abnormal

    5. Suhu tubuh Menurun 36,8C-37C Abnormal

    6. Gula darah puasa 230 mg/dl 60-110 mg/dl Abnormal(Hiperglikemia)

    7. Gula darah 2 jam

    setelah makan

    408 mg/dl 65-140mg/dl Abnormal

    (Hiperglikemia)

    8. trigliserida 200 mg/dl 10-150mg/dl Abnormal

    9. HbA1C 7 4-6 Abnormal

    Biodata klien

    Nama : Tn. Salim Obama

    Alamat : -

    Usia : 58 Tahun

    Jenis Kelamin : Pria.

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    2/19

    Pendidikan terakhir : -

    Bahasa Sehari-hari yg Digunakan : -

    Status Pernikahan : Kawin

    Jenis Pekerjaan : -

    Hal ini perlu ditanyakan untuk mengkaji aktivitasnya

    Pengkajian

    Keluhan utama

    Klien menyatakan sering sering kencing (poliuria), mudah lapar (poliphagi) dan haus

    (polidipsia ). Klien menyatakan berat badannya menurun drastis 28 kg dibandingkan sebelum

    sakit.

    Riwayat Kesehatan saat ini

    - Poliuria

    - Polidipsia

    - Poliphagi

    - Penurunan BB 28 kg dalam waktu 2 bulan

    - Klien tampak lemah dan pucat

    - Klien menyatakan ada penurunan sensasi raba, suhu, dan rasa sakit pada telapak kaki

    - Klien mendapat terapi regular insulin 3 x 10 unit.

    Riwayat Kesehatan masa lalu

    - Sebelumnya (2 bulan yang lalu) berat badan klien 80 kg.

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    3/19

    - Tanyakan kepada klien apakah klien mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan

    dengan kelenjar pankreas

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Klien tidak menyebutkan dalam keluarganya ada yang menderita penyakit yang sama.

    Hal-hal yang perlu dikaji pada klien :

    1. Aktivitas atau istirahat

    Cepat lelah

    Lemas

    Sulit Bergerak / berjalan

    Kram otot

    Tonus otot menurun

    2. Sirkulasi

    Peningkatan frekuensi denyut jantung

    Kulit pucat

    Hipertensi

    Kesemutan pada ekstremitas

    Ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama

    3. Eliminasi

    Peningkatan frekuensi buang air kecil (poliuria)

    Diare

    4. Makanan / Cairan

    Poliphagi ( mudah lapar )

    Polidipsia ( mudah haus )

    5. Neurosensori

    Penurunan sensasi raba dan rasa sakit pada telapak kaki.

    Gangguan penglihatan/mata kabur (retinopati)

    Neuropati

    6. Nyeri / Kenyamanan

    Rambut rontok, perubahan suasana hati

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    4/19

    Abdomen tegang

    7. Pernapasan

    Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)

    8. Seksualitas

    Gangguan reproduksi

    Penurunan libido

    Gangguan ereksi

    Pola Hidup

    Pola Aktivitas & Lingkungan

    - Tanyakan bagaimana kondisi lingkungan tempat klien tinggal dan bekerja

    - Tanyakan kepada klien setelah menderita penyakit DM ini apakah aktivitasnya menjadi

    terbatas atau terganggu.

    Pola Hubungan

    Tanyakan kepada klien apakah kondisi klien saat ini mengganggu dirinya dan

    hubungannya dengan orang sekitarnya. Dan tanyakan juga apakah keluarga memahami

    kondisi klien saat ini.

    Pola persepsi & Konsep Diri

    Tanyakan kepada klien apakah klien dapat menerima keadaan penyakit yang dialaminya

    dengan baik atau tidak.

    Pola Praktik Kesehatan

    Tanyakan kepada klien apakah klien rutin berolahraga dan jenis olahraga apa yang biasa

    dilakukan

    Gaya Hidup

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    5/19

    Tanyakan bagaimana pola & jenis makanan yang sering dikonsumsi. Apa klien sering

    makan di luar rumah. Bagaimana pola & jenis minuman yang dikonsumsi. Dan tanyakan

    juga apakah klien mengkonsumsi rokok atau alkohol.

    Pengkajian Psikosial

    Pola Penanggulangan Stress

    - Tanyakan klien sering merasa cemas dengan kondisinya saat ini?

    - Tanyakan kepada klien/ keluarga, bagaimana cara klien dalam menghadapi kondisinya

    saat ini.

    Pengkajian Spiritual

    Kaji bagaimana perasaan klien terhadap keadaannya saat ini: apakah ia memiliki

    keyakinan bahwa ia dapat sembuh dan sejauh mana keinginannya untuk sembuh. Selain

    itu tanyakan pada klien bagaimana dia melakukan praktik keagamaan

    Pengkajian Sosial-Ekonomi

    - Tanyakan kepada klien dan keluarga, apakah klien selalu mengkonsumsi makanan yang

    bergizi&seimbang.

    - Tanyakan kepada keluarga klien , apakah klien sering berdialog atau bercerita pada

    keluarga mengenai kondisinya saat ini.

    Dampak masalah terhadap bio-psikososial

    - Tanyakan kepada klien, apakah karena kondisi klien yang sering kencing, mengakibatkan

    klien malas minum

    Pengkajian Pengetahuan

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    6/19

    Menanyakan kepada klien pernah mendapatkan penyuluhan dari puskesmas / RS tentang

    penyakitnya.

    Pemeriksaan TTV

    Nadi : 98 x/menit

    Tekanan Darah : 148/90 mmHg

    Tinggi Badan : 165 cm

    Berat Badan : 52 kg

    Pemeriksaan Fisik

    1. Inspeksi

    Keadaan umum :

    Tampak lemah dan pucat.

    2. Palpasi

    Keadaan umum :

    Nadi/ HR : 98x/mnt

    suhu tubuh menurun

    Penurunan sensasi raba

    3. Perkusi

    Tidak dilakukan perkusi

    4. Auskultasi

    Tanda Vital:

    TD : 148/90 mmHg

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    7/19

    Pemeriksaan Diagnostik

    1. Pemeriksaan darah

    Tes Toleransi Glukosa darah

    Diagnosa DM diindikasikan oleh peningkatan secara nyata kadar glukosa serum;

    obesitas & infeksi dapat menyebabkan intoleransi glukosa.

    Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :

    1. Glukosa darah sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)

    2. Glukosa darah puasa > 140 mg/dl (7,8 mmol/L), pada kasus gula darah klien

    230 mg/dl.

    3. Glukosa darah dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi

    75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl, pada kasus gula darah klien

    408 mg/dl.

    2. Pemeriksaan Urine

    Berat Jenis Urine

    Peningkatan berat jenis urine kemungkinan diakibatkan kelebihan ADH/glukosuria

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    8/19

    No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

    1. Gangguan kenyamanan b.dgangguan pola eliminasi

    DO : sering kencing, sering haus

    DS :

    pola eliminasi kembalinormal

    Mandiri :

    Berikan pengobatan insulin

    secara teratur dengan metodeIV secara intermiten atausecara kontinu. Seperti bolusIV diikuti dengan tetesan yangkontinu melalui alat pompa

    kira-kira 5-10 UI/jam sampaiglukosa darah mencapai 250mg/dl.

    Monitor kadar gula darah

    Observasi tanda-tanda

    hipoglikemia (perubahantingkat kesadaran, nadi cepat,

    sakit kepala, gemetar),

    Ciptakan lingkungan yang

    hangat (lihat dari suhu)Kolaborasi :

    insulin reguler memilik

    awitan cepat dan dapamembantumemindahkan glukoskedalam sePemberian melaui IV

    merupakan jalur rutpilihan utama karenabsorpsi dari jaringasubkutan mungkin tidamenentu.

    mengetahui penuruna

    atau peningkatan kadagula darah akibapenggantian cairaatau terapi insulin.

    karena metabolism

    karbohidrat mulaterjadi( gula darah aka

    berkurang, dasementara tetadiberikan insulin makhipoglikemi dapaterjadi)

    Rangasangan yan

    berlebihan dalingkungan akamemperberat rasketidaknyamanan.

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    9/19

    KOLABORASI :

    Awasi pemeriksaan laboratoriumcontoh elktrolit , BUN , kreatinin

    Peninggian BUN , kreatinindan elektrolimengindikasikan disfungsginjal

    2. Gangguan pemenuhan nutrisikurang dari kebutuhan b.dDO : penurunan berat badandrastis

    DS : -

    Tupan : Berat badan stabilatau penambahan ke arahrentang biasanya

    Tupen :Pasien dapat mencernajumlah kalori atau nutrienyang tepat

    Timbang berat badan sesuai

    indikasi,

    Gunakan daftar penukar

    bahan makanan untukmempermudah penyusunhidangan.

    Libatkan keluarga dalammemotivasi klien untuk maumakan

    Ajarkan dan berikan perawatan

    mengidentifikasi

    adanya penurunan BBterkait dengan intaknutrisi

    meningkatkan rasketerlibatannya memberikan informaspada keluarga untumemahami kebutuhanutrisi klien.

    Pasien cenderun

    mengalamiluka/ perdarahagusi dan rasa tidak ena

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    10/19

    mulut sebelum dan sesudahmakan.

    Kolaborasi :

    Ikuti diet yang telah

    ditentukan dokter. Makandengan teratur sesuaidengan jumlah danpembagian makanan yangdirancang oleh ahli gizibersama anda.

    Berikan larutan glukosa,misalnya dekstrosa dansetengah salin normal.

    yang dapat menambaaoreksia

    Larutan glukos

    ditambahkan setelainsulin dan cairamembawa gula darakira-kira 250 mg/ddengan metabolismkarbohidrat mendekanormal.

    3. Kurang Pengetahuan Tupan : Mandiri :

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    11/19

    Klien dapatmelaksanakanTupen :

    Berikan Edukasi mengenai :

    Pengetahuan tentang

    patofisiologi DM

    Komplokasi dan pencegahan

    komplikasi

    Diet

    Olah raga/ latihan jasmani

    Hindari stress baik stress

    fisik maupun psikis,

    Diskusikan topik-topikutama, seperti :- Apakah kadar glukosa

    normal itu danbagaimana hal tersebutdibandingkan dengan

    Latihan sangat

    penting dalampenatalaksanaandiabetes karenaefeknya dapatmenurunkan kadarglukosa darah danmengurangi faktorrisikokardiovaskuler.

    stress aka

    menyebabkan up takglukosa ke dalam se

    menurun dan dapa

    memperparah keadaa

    hiperglikemia pasien

    - Memberikanpengetahuan dasar dimana pasien dapatmembuat pertimbangan

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    12/19

    kadar gula darahpasien, tipe DM yangdialami pasien,hubungan antarakekurangan insulindengan kadar guladarah yang tinggi

    - ajarkan cara

    penyuntikan insulinsecara mandiri

    - beri tahu klien tempatpenyuntikan insulinyang benar

    - Rasional terjadinyaserangan ketoasidosis

    - Komplikasi penyakitakut dan kronismeliputi gangguanpenglihatan(retinopati), perubahandalam neurosensori dankardiovaskuler,perubahan fungsi ginjaldan hati

    Tinjau kembali pemberian

    insulin oleh pasien sendiridan perawatan terhadapperalatan yang digunakan.

    dalam memilih gayahidup

    - Pengetahuan tentangfaktor pencetus dapatmembantu untukmenghindari timbulnyaserangan tersebut

    - Kesadaran tentang apayang terjadi membantupasien untuk lebihkonsisten terhadapperawatannya danmencegah awitankomplikasi tersebut

    Mengidentifikasikanpemahaman dankebenaran dariprosedur ataumasalah yang

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    13/19

    Berikan kesempatankepada pasie n untukmendemonstrasikan ulangprosedur tersebut.

    Diskusikan rencana diet

    dan cara untuk melakukanmakan di luar rumah.

    Tekankan pentingnyapemeriksaan gula darahsetiap hari, waktu dandosis obat, diet, aktivitas,perasaan/sensasi danperistiwa dalam hidup

    potensial dapatterjadi.

    Kesadaran tentangpentingnya kontroldiet akan membantupasien dalammerencanakan

    makan/mentaatiprogram

    Membantu dalammenciptakangambaran nyata darkeadaan pasienuntuk melakukankontrol penyakitnyadengan lebih baikdan meningkatkanperawatan diri.

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    14/19

    PENGOBATAN PADA DIABETES MELITUS TIPE II

    Pengobatan diabetes secara menyeluruh mencakup diet yang benar, olahraga yang teratur, dan

    obat-obatan yang diminum atau suntikan insulin. Pada diabetes tipe 2, diberikan obat melalui

    oral maupun berupa suntikan yaitu suntik insulit bila diperlukan. Tujuan utama dari pengobatan

    diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Kadar gula

    darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang

    normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang adalah

    semakin berkurang.

    Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang yang

    obesitas yang menderita diabetes tipe II tidak akan memerlukan pengobatan jika mereka

    menurunkan berat badannya dan berolah raga secara teratur. Tetapi kebanyakan penderita merasa

    kesulitan menurunkan berat badan dan melakukan olah raga yang teratur. Karena itu biasanya

    diberikan terapi sulih insulin atau obat hipoglikemik per-oral.

    Pengaturan diet sangat penting. Biasanya penderita tidak boleh terlalu banyak makan

    makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Penderita diabetes cenderung

    memiliki kadar kolesterol yang tinggi, karena itu dianjurkan untuk membatasi jumlah lemak

    jenuh dalam makanannya. Tetapi cara terbaik untuk menurunkan kadar kolesterol adalah

    mengontrol kadar gula darah dan berat badan. Semua penderita hendaknya memahami

    bagaimana menjalani diet dan olah raga untuk mengontrol penyakitnya. Mereka harus

    memahami bagaimana cara menghindari terjadinya komplikasi.

    Jenis Obat Hiperglikemik Oral ( OHO )

    OHO saat ini terbagi dalam 2 kelompok:

    1. Obat yang memperbaiki kerja insulin2. Obat yang meningkatkan produksi insulin

    Berdasarkan cara kerja, OHO dibagai menjadi 3 golongan :

    1. Memicu produksi insulin : Sulfonilurea, Golongan Glinid ( Meglitinide )

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    15/19

    2. Meningkatkan kerja insulin (sensitivitas terhadap insulin) : Biguanid, Tiazolidinedion,

    Rosiglitazone (Avandia)

    3. Penghambat enzim alfa glukosidase

    Berikut beberapa jenis pengobatan spesifik untuk diabetes melitus tipe 2:

    Sulfonylureas

    Sulfonylurea menstimulasi sel-sel beta dalam pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin.

    Obat ini juga membantu sel-sel dalam tubuh menjadi lebih baik dalam mengelola insulin. Pasien

    yang paling baik merespon sulfonylurea adalah pasien DM tipe 2 berusia di bawah 40 tahun,

    dengan durasi penyakit kurang dari lima tahun sebelum pemberian obat pertama kali, dan kadar

    gula darah saat puasa kurang dari 300 mg/dL (16,7 mmol/L).

    Untuk mengontrol kadar gula darah

    secara adekuat, obat ini sebaiknya

    diberikan 20-30 menit sebelum

    makan. Beberapa jenis obat yang

    mengandung sulfonylurea antara lain

    chlorpropamide (Diabinese),

    tolazamide (Tolinase),

    acetohexamide, glipizide (Glucotrol),

    tolbutamide (Orinase), glimepiride

    (Amaryl), glyburide (DiaBeta, Micronase), glibenclamide, dan gliclazide.

    Untuk meningkatkan manfaatnya, sulfonylureas bisa dikombinasikan dengan insulin dalam

    jumlah kecil atau dengan obat diabetes lain seperti metformin atau thiazolidinedione. Beberapa

    studi terhadap pasien diabetes melitus tipe 2 melaporkan, kombinasi insulin dengan dua jenis

    sulfonylurea yakni chlorpropamide atau glipizide, bisa mencapai kontrol glukosa yang lebih baik

    dalam jangka waktu lama dibandingkan hanya dengan insulin.

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    16/19

    Sulfonylurea sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil atau menyusui, dan pasien-pasien

    yang elergi terhadap obat golongan sulfa. Efek samping utama obat ini adalah kenaikan berat

    badan, dan retensi air.

    Meglitinida

    Meglitinida juga termasuk jenis obat diebetes yang bekerja dengan menstimulasi sel-sel beta di

    pankreas untuk memproduksi insulin. Yang termasuk golongan Meglitinides adalah repaglinida

    (Prandin), nateglinida (Starlix), dan mitiglinida. Obat ini bisa digunakan sebagai monoterapi atau

    dikombinasikan dengan metformin.

    Efek samping umum golongan meglinitide adalah diara dan sakit kepala. Sama dengan

    sulfnylurea, repaglinida memilki risiko pada jantung. Jenis yang lebih baru, seperti nateglinida,

    memiliki risiko sama namun lebih kecil.

    Metformin (Biguanida)

    Metformin merupakan obat yang cara

    kerjanya terutama menurunkan glukosa darah

    dengan menekan produksi glukosa yang

    diproduksi hati dan mengurangi resistensi

    insulin. Metformin bisa digunakan sebagai

    monoterapi atau dikombinsikan dengan

    sulfonylurea.

    Metformin juga tidak terlepas dari efek

    samping. Misalnya rasa metalik, masalahpada gastrointestinal termasuk neusa dan diare. Metformin juga mengurangi penyerapan vitamin

    B1 dan asam folat, yang sangat penting mencegah gangguan jantung. Ada laporan ditemukannya

    asidosis laktat, kondisi yang berpotensi mengncam jiwa, khususnya pada mereka yang memiliki

    faktor risiko. Namun analisis kesluruhan menyebutkan tidak ada risiko metformin yang lebih

    besar dibandingkan obat diabetes tipe 2 lain.

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    17/19

    Thiazolidinedione

    Thiazolidinedione (sering juga disebut TZDs atau glitazone) berfungsi memperbaiki sensitivitas

    insulin dengan mengaktifkan gen-gen tertentu yang terlibat dalam sintesa lemak dan

    metabolisme karbohidrat. Thiazolidinedione tidak menyebabkan hipoglikemia jika digunakan

    sebagai terapi tunggal, meskipun mereka seringkali diberikan secara kombinasi dengan

    sulfonylurea, insulin, atau metformin.

    Alpha-Glucosidase Inhibitors

    Alpha-glucosidase inhibitor, termsuk di dalamnya acarbose (Precose, Glucobay) dan miglitol

    (Glyset) memilki cara kerja mengurangi kadar glukosa dengan menginterfensi penyerapan sari

    pati dalam usus. Acarbose cenderung menurunkan kadar insulin setelah makan, yang merupakan

    keuntungan khusus obat ini, karena kadar insulin yang tinggi setelah makan berkaitan dengan

    pengingkatan risiko penyakit jantung.

    Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah produksi gas dalam perut dan diare,

    khususnya setelah konsumsi makanan tinggi kandungan karbohidrat yang menyebabkan

    sepertiga pasien berhenti menggunakan obat ini. Medikasi obat ini dilakukan saat makan. Obat

    ini juga kemungkinan mempengaruhi penyerapan zat besi.

    Insulin

    Untuk pasien yang tidak bisa mengontrol diabetes dengan diet atau pengobatan oral, kombinasi

    insulin dan obat-obatan lain bisa sangat efektif. Insulin kadangkala dijadikan pilihan sementara,

    misalnya selama kehamilan. Namun, pada psien dengan diabetes melitus tipe 2 yang memburuk,

    maka penggantian insulin total menjadi suatu kebutuhan. Ada beberapa bentuk insulin yang

    tersedia atau tengah dalam penelitian.

    NPH yang merupakan insulin standar.

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    18/19

    Long-acting insulin (insulin glargine, ultralente insulin) yang menstimulasi sekresi insulin

    alami. Para ahli banyak menganjurkan insulin jenis ini.

    Insulin lispro dan insulin aspart yang merupakan fast-acting insulins. Diberikan sebelum

    makan, dan aksi pendeknya mengurangi risiko hipoglikemia sesudahnya. Stud pada pasien

    diabetes melitus tipe 2, insulin lispro bisa memperbaiki kualitas hidup dan risiko

    hipoglikemia dibandingkan insulin reguler, meski dalam hal kontrol gula darah tidak ada

    perbedaan.

    Investigative oral insulin kini tengah mendapat perhatian sebagai pengganti insulin. Beberapa

    diberikan secara inhaler atau oral spray yang diserap di cheek lining(Oralin). Pemberian secara

    oral kemungkinan bisa mengurangi komplikasi jantung dibandingkan insulin injeksi. Namun

    studi pada tikus melaporkan adanya masalah pada hati dan meningkatnya kadar triglis

  • 7/29/2019 Kasus Iv_diabetes Mellitus Tipe II

    19/19