Kasus Bedah New

10
KASUS PRE-OP 1 (kls. III) An. Ricardo, 20 bulan BB 8 kg, TB 86 cm, LILA 12,5 cm menderita Hirschprung disease sejak 17 bulan yang lalu. Sejak lahir pasien sulit BAB, usia 20 hari pasien tidak dapat BAB, perut kembung dan muntah. Setelah usia 35 hari pasien dibawa kerumah sakit dan didiagnosis Hirschprung disease. Dua bulan yang lalu dilakukan tindakan operasi Colostomy dengan kontrol rutin ke rumah sakit. Sebulan kemudian dia dibawa lagi kerumah sakit untuk melakukan tindakan Pro-Soave yang direncanakan akan dilakukan 2 minggu kedepan. Diagnosis bedah : Hirschprung disease post Colostomy Pro Soave. Nafsu makan pasien kurang, pasien hanya diberi 4x ASI @150cc tiap kali pemberian dan PASI (Dancow Balita Madu) 400 cc/hari dan tidak mau makan (hanya mau mengunyah makan dan membuang-nya setelah bosan mengunyah). Sejak kecil pasien tidak dikenalkan makan beragam macam bahan makanan karena orang tua pasien takut perut anak membesar akibat susah BAB. Pasien hanya mau makan yang dibelikan ibunya seperti roti, biskuit, pepaya, pisang, jeruk. Riwayat kelahiran : cukup bulan, spontan, usia 5 hari, perut kembung dan sulit BAB. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan : Leukosit 10.900 mm3, Hb 9,6 gr/dl, PCV 30,9 ul, Trombosit 402.000 ul, Albumin 2,8 g/dl.

description

dietetika

Transcript of Kasus Bedah New

Page 1: Kasus Bedah New

KASUS PRE-OP

1

(kls. III) An. Ricardo, 20 bulan BB 8 kg, TB 86 cm, LILA 12,5 cm menderita Hirschprung disease sejak 17 bulan yang lalu. Sejak lahir pasien sulit BAB, usia 20 hari pasien tidak dapat BAB, perut kembung dan muntah. Setelah usia 35 hari pasien dibawa kerumah sakit dan didiagnosis Hirschprung disease. Dua bulan yang lalu dilakukan tindakan operasi Colostomy dengan kontrol rutin ke rumah sakit. Sebulan kemudian dia dibawa lagi kerumah sakit untuk melakukan tindakan Pro-Soave yang direncanakan akan dilakukan 2 minggu kedepan.

Diagnosis bedah : Hirschprung disease post Colostomy Pro Soave.

Nafsu makan pasien kurang, pasien hanya diberi 4x ASI @150cc tiap kali pemberian dan PASI (Dancow Balita Madu) 400 cc/hari dan tidak mau makan (hanya mau mengunyah makan dan membuang-nya setelah bosan mengunyah). Sejak kecil pasien tidak dikenalkan makan beragam macam bahan makanan karena orang tua pasien takut perut anak membesar akibat susah BAB. Pasien hanya mau makan yang dibelikan ibunya seperti roti, biskuit, pepaya, pisang, jeruk.

Riwayat kelahiran : cukup bulan, spontan, usia 5 hari, perut kembung dan sulit BAB.

Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan : Leukosit 10.900 mm3, Hb 9,6 gr/dl, PCV 30,9 ul, Trombosit 402.000 ul, Albumin 2,8 g/dl.

Hasil pemeriksaan fisik : suhu 36,5 C, nadi 120 x/mnt, RR 34 x/mnt, KU cukup/cm, BU +, nyeri - , flatus +

Hasil Recall : Energi 793,9 kalori, 31,8 gram protein, 33,1 gram lemak dan 98,3 gram karbohidrat.

Saat ini pasien diberikan KaEn 3B 14 tts/mnt (ma)/20 jam, 8x/10 menit ASI, PASI dan makanan rumah sakit.

Page 2: Kasus Bedah New

2

(kls. I menu III) Ny. Ana, 62 tahun, TB 145 cm BB 45 kg. Seorang pedagang makanan di pasar. Enam bulan yang lalu pasien merasa kaku perut, dua bulan yang lalu dirasakan adanya benjolan di perut sebelah kanan. Sehari sebelum MRS pasien muntah 7x dan ada gumpalan berwarna hitam seperti petis. BAB tidak ada gangguan (tanpa darah dan lender). Pasien menderita penyakit maag sejak usia muda.

Diagnosis bedah : Ca Maligna Colon Transversum D Pre Op.

Pemeriksaan fisik : KU cm, abdomen flat, suhu 26C, nadi 80x/mnt, BAK lancar.

Pemx Lab : Leukosit 8.500 mm3, Hb 10 gr/dl, PCV 37,4 ul, Trombosit 511.000 ul, Albumin 2,6 g/dl, GDS 100 mg/dl, ureum 22,8 mg/dl, kreatinin 0,7 mg/dl, SGOT 15 mU/ml, SGPT 6 mU/ml.

Serologi : CEA 67,2 ng/ml.

Elektrolit : Na 135 mmol/L, K 4,68 mmol/L, Cl 97 mmol/L.

Pemx penunjang :

- USG : susp. Ca Colon Ascendent.- Hasil BNO & Colon in loop : susp. Maligna colon transversum D. EKG :

ditemukan RBBB kompleks e.c. factor usia. DD : gangguan elektrolit- Goldman’s cardiac risk indek kls II resiko Kx berat 5%, resiko kematian akibat CV

2%.

Riwayat nutrisi : dalam 6 bulan terakhir nafsu makan pasien menurun, frekuansi makan 2-3 kali/hari. Makanan yang sering dikonsumsi : ikan, telur, tahu, tempe, sayur, bayam, wortel, labu siam, papaya, pisang. Teh setiap hari dan kadang minum susu segar.

Hasil recall : 1532 kalori, 45 gr protein, 81 gram lemak, 182 gram karbohidrat.

Page 3: Kasus Bedah New

KASUS POST-OP

3

(kls. III) Tn. Amir, 22 tahun, TL 41 cm. Bekerja sebagai buruh di pabrik bata mempunyai istri dan seorang anak yang berusia 6 tahun.

Seminggu yang lalu memancing dan tiba-tiba dikeroyok 8 orang tak dikenal, pasien terkena tusukan diempat tempat yang berbeda (tangan kanan, tangan kiri, pantat dan punggung) sehingga terjadi perdarahan akibat luka tusuk pada abdomen tembus peritoneum dan terjadi perforasi kolon descendent sehingga dilakukan tindakan eksplorasi laparatomi dan kolostomi. Luka belum mengering dengan mobilisasi berbaring kanan-kiri dan belum bisa berdiri/berjalan. Terasa nyeri tekan pada abdomen.

Dx bedah : post op. Eksplorasi Laparatomi dan Kolostomi pada perforasi colon descendent.

Tidak ada riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga.

Nafsu makan pasien baik, suka makan telur (6x/mgg) dan jarang mengkonsumsi daging dan ayam. Tempe dan tahu goreng hampir jadi menu sehari-hari. Frekuensi makan tidak teratur (2-3 kali/hari).

Hasil recall : 1170 kalori, 60 gram protein, 50 gram lemak, 290 gram karbohidrat. Saat ini diberikan D5 20 tts/mnt(ma)/15 jam, RL off, Entrasol 3 x 200cc (po) dan makanan rumah sakit.

Pemeriksaan laboratorium didapatkan : Leukosit 13.600 mm3, Hb 8,3 g/dl, PCV 32,4 ul, LED 13,6 mm/jam, trombosit 182.000 ul, Na 136 mmol/L, K 3,63 mmol/L, Cl 105 mmol/L, pH 7,445, PCO2 39,2 mmHg, PO2 90,9 mmHg, HCO3 27 mmol/L, O2 saturasi 97,4%, BE +2,7 mmol/L, Albumin 2,9 g/dl.

Pemeriksaan fisik : suhu 37C, tensi 110/60 mmHg, nadi 80x/mnt, urine 75cc/jam, KU cm, sesak +, batuk ++, nyeri abdomen +, kembung -, BU +

Pemeriksaan kultur pus dengan batang gram negatif (tidak ditemukan infeksi akibat tusukan dan pembedahan).

Page 4: Kasus Bedah New

4

(kls. I menu IV) Ny. Lilik 26 tahun, TB 160 cm BB 40 kg. MRS 10 hari yll. dengan keluhan sakit perut (mulas, kadang-kadang kram) berlangsung terus menerus sejak 1 hari sebelum MRS, muntah setiap kali makan/minum. Tidak bisa flatus, sulit BAB dan BAK. Diagnosis : ileus obstruktif. Pasien pernah menjalani operasi laparatomi 4 tahun yang lalu karena radang usus dan usus buntu. Tindakan pembedahan 8 hari yang lalu.

Diagnosis bedah : post op. laparatomi ec. Ileus obstruktif ec. Streng.

Saat ini diberikan Nutren 3x/hari (3sdtakar/kali minum), KaEn MG III 24 tts/mnt (ma)/20 jam (catt: 1 labu 400 kalori). Hasil recall : 2000 kalori, 77 gram protein, 60 gram lemak, 201 gram karbohidrat.

Nafsu makan pasien baik, tidak mempunyai alergi/pantangan makanan. Sering mengkonsumsi telur, ikan laut, tempe, tahu, bayam, sawi, wortel, labu siam, pisang, semangka, teh manis, suka makanan digoreng dan bersantan. Jarang makan daging sapi/ayam, sayuran/buah berserat kasar hampir tidak pernah dikonsumsinya.

Pemx fisik : KU cm, suhu 37C, nadi 80x/mnt, TD 120/70 mmHg, mual -, muntah -, bisa BAB/BAK tapi jarang.

Pemx lab : Hb 10,2 gr/dl, lekosit 7.200 mm3, trombosit 182.000/mm3, MCV 85 um, MCH 28,5 pg, MCHC 33,4 g/dl. Albumin 3,5 gr/dl, Na 135 mmol/L, K 3,51 mmol/L, Cl 104 mmol/L.

Page 5: Kasus Bedah New

5

(kls. II) Tn. Tedi, 23 tahun. TL 48 cm LILA 31 cm. MRS akibat kecelakaan lalu lintas dengan Dx MRS Trauma Tumpul Abdomen. Dx bedah : Obs. Trauma Tumpul Abdomen Fraktur Costae 7-9 d posterior, post WSD e.c. Hematothorax d disertai Colaps Pulmonum.

Riwayat post op. hingga hari ke-9 : (pasien dalam ventilator)O2 saturasi 100%, pCO2 40 mmHg, pO2 87 mmHg, produksi WSD minimal. TD 126/72 mmHg, nadi 94x/mnt, KU cm, GCS 4x6, abdomen distended, BU +, retensi cairan lambung >300 cc/6 jam, produksi urin 100 cc/jam.Npo., TPN RL : KaEN : Aminosteril (2 : 2 : 1) Energi : 400 kalori.

Post op. hari ke-11 : Makanan cair NGT + TPN

Hari ke-13, pasien dipindahkan ke ruang pemulihan :Pemx fisik/klinis : tensi 130/80 mmHg, nadi 87 x/mnt, abdomen : distended, BU +, akral hangat, flatus +, produksi urin 50 cc/jamPemx lab. : Hb 10,4 gr/dl, lekosit 14.500 gr/dl, trombosit 277.000/mm3, PCV 29,5%, ureum 40,6 gr/dl, creatinin 0,96 gr/dl, SGOT 59 mU/dl, SGPT 58 mU/dl, Na 136 mmol/dl, K 3,85 mmol/dl, Cl 106 mmo/dl, albumin 3,7 mg/dl, Na 136 mmol/L, K 5,36 mmol/L, K 101 mmol/L.

Data penunjang :- Ro : skull AP lateral tidak tampak kelainan.- Thorax AP : contosio pulmonum bilateral susp. Hematothorax kanan

Diet : Cair NGT + RL (20 tts/mnt (ma)/24 jam) + Amiparen (24 tts/mnt (ma)/6 jam)

Riwayat nutrisi : Pasien tidak mempunyai pantangan/alergi thd jenis makanan tertentu, sering mengkonsumsi ayam, telur, ikan laut, tahu, tempe, semua jenis sayuran dan buah.

Page 6: Kasus Bedah New

6

(kls. I) Tn. Andre, 23 tahun, TL 50 cm, LILA 21 cm. Mengalami kecelakaan 24 hari yang lalu, dilakukan tindakan pembedahan dengan Dx bedah : post op. Exp. Laparatomi Sigmoidectomi + repair perineum ec. Hematom recto area I,II,III ec. vehicle accident.

Pemx fisik/klinis : KU cm, suhu 37C, TD 130/90 mmHg, Nadi 84x/mnt, HD stabil, flatus +, BAB +, luka perineum : pus +

Pemx lab : Hb 9,7 g/dl, PCV 28,1%, lekosit 19.400 mm3, trombosit 264.000 mm3, albumin 2,8 g/dl, Na 135 mmol/L, K 4,4 mmol/L, Cl 113 mmol/L.

Nafsu makan kurang, Hasil recall 880 kalori, 40,3 gram protein, 28 gram lemak, 123 gram karbohidrat.

Pasien diberikan PN D5% (16 tts/mnt(ma)/12 jam, Proten sesuai takaran.

Riwayat nutrisi : nafsu makan baik, tidak mempunyai alergi/pantangan, frekuensi makan teratur, mengkonsumsi semua lauk hewani dan nabati, semua sayuran kecuali gambas, suka buah apel dan peer. Sering minum susu sapi murni. Menyukai makanan digoreng, pernah minum beralkohol, kadang-kadang merokok.

Pasien pernah MRS 2 tahun yang lalu karena hepatitis, tidak ada riwayat penyakit keluarga.

Page 7: Kasus Bedah New

7

(kls. III menu V) Tn. Mista, 30 tahun. BB 53 kg. TB 162 cm. Seorang tukang becak yang mempunyai 4 orang anak dan istrinya berjualan sayuran di pasar. Tidak ada riwayat penyakit berat pada keluarga pasien. Tujuh hari yang lalu menjalani tindakan operasi (post.op. Colostomy Ruptur rectum luka tusuk) yang terjadi karena jatuh terpelesat di kamar mandi ketika sedang mandi siang, jatuh terduduk dan mengenai bambu sehingga menembus anus dan terjadi bleeding usus. Keadaan pasien saat ini luka tutup colostomy hari ke-5 dengan keadaan luka sudah mulai mengering tetapi masih terdapat nyeri tekan abdomen.

Kebiasaan makan pasien : sering makan nasi jagung dengan sayuran dan sambal. Pasien sangat suka makan ikan laut dan air tawar, telur, tempe, tahu, buah dan sayuran. Sangat jarang makan daging sapi maupun ayam karena tidak mampu membeli. Frekuensi makan pasien tidak teratur (2-3 kali sehari).

Saat ini nafsu makan pasien berkurang (hasil recall : 1310 kalori, 51 gr protein, 42,6 gram lemak dan 186 gram karbohidrat) Pasien sudah diberikan makanan peroral.

Pasien diberikan RL 16 tts(mi)/20 jam, D5 off, makanan rumah sakit.

Pemeriksaan fisik : suhu 36oC, tensi 110/70 mmHg, nadi 75x/mnt, urine

50cc/jam, KU cm, sesak -, abdomen flat, BU +.

Pemeriksaan laboratorium : leukosit 12.500 mm3, Hb 13 gr/dl, PCV 36,4 ul, LED 10 mm/jam, trombosit 210.000 ul, ureum 15,5 mg/dl, creatinin 0,8 g, pH 7,5, pCO2 40 mmHg, pO2 88,4 mmHg, HCO3 26,5 mmol/L. O2 saturasi 99%, BE +3 mmol/L, albumin 3,6 g/dl.