Kasus 2.docx

9
1. Faktor Resiko Mual dan Muntah pada pasien ? Kemoterapi kanker Obat Carboplatin yang memiliki efek samping mual, muntah, diare 2. Apa tujuan terapi pada kasus ini? - Menghilangkan gejala mual dan muntah nya setelah kemoterapi - Mengobati Kanker Ovarium - Memberikan pencegahan timbulnya mual dan muntah akibat kemoterapi 3. Buatlah suatu rencana pengobatan yang efektif untuk regimen antiemetik pada pasien ini 4. bagaimana cara memberikan edukasi pada pasien untuk regimen anti emetiknya? - Indikasi obat. - Jangan menggunakan obat ini bila mempunyai reaksi alergi terhadap ondansetron atau antagonis reseptor 5-HT3 lainnya. - Jangan menggunakan obat dalam jumlah yang lebih banyak atau dalam frekuensi yang lebih sering daripada yang diminta dokter. - Obat dapat diminum bersama dengan atau tanpa disertai makanan. - Bila lupa minum obat, segera minum obat tersebut. Bila saat lupa minum obat mendekati saat minum dosis berikutnya, tunggu sampai saat itu tiba, kemudian minumlah obat itu. - Simpan obat pada suhu ruangan, hindarkan dari panas, kelembaban, dan paparan langsung cahaya. Hindarkan semua obat dari jangkauan anak-anak dan jangan pernah memberikan obat Anda kepada orang lain.; - Bertanyalah kepada dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat-obat lainnya, baik obat bebas, vitamin, maupun produk herbal. - Beritahukan kepada dokter bila Anda sedang hamil, menyusui, mempunyai penyakit hati, atau fenilketouria. - Segera beritahukan kepada dokter bila Anda mengalami reaksi alergi (gatal atau bintik-bintik merah pada kulit, bengkak pada wajah atau tangan, bengkak atau sensasi geli pada mulut

Transcript of Kasus 2.docx

1. Faktor Resiko Mual dan Muntah pada pasien ? Kemoterapi kanker Obat Carboplatin yang memiliki efek samping mual, muntah, diare2. Apa tujuan terapi pada kasus ini? Menghilangkan gejala mual dan muntah nya setelah kemoterapi Mengobati Kanker Ovarium Memberikan pencegahan timbulnya mual dan muntah akibat kemoterapi

3. Buatlah suatu rencana pengobatan yang efektif untuk regimen antiemetik pada pasien ini

4. bagaimana cara memberikan edukasi pada pasien untuk regimen anti emetiknya?

Indikasi obat. Jangan menggunakan obat ini bila mempunyai reaksi alergi terhadap ondansetron atau antagonis reseptor 5-HT3 lainnya. Jangan menggunakan obat dalam jumlah yang lebih banyak atau dalam frekuensi yang lebih sering daripada yang diminta dokter. Obat dapat diminum bersama dengan atau tanpa disertai makanan. Bila lupa minum obat, segera minum obat tersebut. Bila saat lupa minum obat mendekati saat minum dosis berikutnya, tunggu sampai saat itu tiba, kemudian minumlah obat itu. Simpan obat pada suhu ruangan, hindarkan dari panas, kelembaban, dan paparan langsung cahaya. Hindarkan semua obat dari jangkauan anak-anak dan jangan pernah memberikan obat Anda kepada orang lain.; Bertanyalah kepada dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat-obat lainnya, baik obat bebas, vitamin, maupun produk herbal. Beritahukan kepada dokter bila Anda sedang hamil, menyusui, mempunyai penyakit hati, atau fenilketouria. Segera beritahukan kepada dokter bila Anda mengalami reaksi alergi (gatal atau bintik-bintik merah pada kulit, bengkak pada wajah atau tangan, bengkak atau sensasi geli pada mulut atau kerongkongan, rasa tidak nyaman pada dada, kesulitan bernapas); ketidakmampuan menggerakkan mata, kekakuan otot yang lain, khususnya otot wajah, leher, atau punggung; efek samping lainnya yang Anda pikir merupakan efek samping obat tersebut.

5. Jelaskan Pro dan con dari rejimen pengobatan kasus H. Pylori di bawah ini :REGIMENPROSCONS

Amoxicillin/ claritomicyn+ PPI1. Eradikasi H.Pylori menunjukan memiliki pengurangan resiko 54% untuk duodenal ulcer dan 38 % mengurangi gastric ulcer yang berulang2. Memiliki durasi kerja 10-14 hari3. Keefktifannya 10-85%Ditemukan sekitar 20% pasien menunjukan adanya infeksi H. Pylori pasca regimen

Bismuth + Metronidazole+tetracyline+PPI1. Digunakan untuk 14 hri terapi awal jika terapi dengan 3 obat gagal atau pasien mengalami intoleransi terhadap pengobatan terapi tiga obat2. Durasi kerja 14 hari3. Efektifannya 75-90%Jadwal konsumsi obat yang rumit Insiden efek samping lebih besar

6. Dua minggu yang lalu, Wanita Berumur 57 tahun mengonsumsi Obat Amoxicillin, Clarithromicin, dan Pantoprazol selama 7 hari untuk pengobatan ulkus duodenum. Hari ini dia kontrol ke dokter dan menunjukkan perbaikan pada gejala gastrointestinalnya. Nilai serum IgG nya terdeteksi positif.

Jawaban :S : Gejala GI meningkatO : serum H. Pylori IgG (Immunoglobulin G) positif A : tukak ususP : Menghabiskan obat sampai triple therapy 2 minggu ke depan kemudian UBT. UBT digunakan karena memiliki sensitivitas 97% dan spesifik untuk H. Pylori. Adanya H. Pylori IgG positif pada pasien kemungkinan terapi obat yang diberikan belum selesai dimana penggunaan amoxicilin, clarithomycin, dan pantoprazole untuk mengobati infeksi H. Pylori. UBT juga dilakukan 4 minggu setelah penggungaan triple therapy selesai.

7. Memberikan penilaian risiko pasien SRMB dan memberikan rekomendasi untuk pencegahannya.Seorang pria 25 tahun dengan riwayat depresi dan skizofrenia dirawat di unit perawatan intensif setelah menelan 40 acetaminophen 325 mg sekitar 20 jam yang lalu. Pasien datang dengan statusnya kelainan mental, penyakit kuning, dan nyeri perut difus. Dia saat ini mengambil escitalopram 20 mg / hari dan quetiapine 200 mg dua kali / hari. Jumlah sel darah putih (WBC) adalah 5000/mm. Jumlah trombosit 100x109/mm3, kreatinin serum (scr) 2,7 mg / dl (baseline 0,9 mg / dl) kalium 4,9 mcg / i, nitrogen urea darah (BUN) 65 mg / dl, INR (ratiol normalisasi internasional) 4,1 aspartat aminotransferase (AST ) 3000 iu / ml, dan alanine aminotransferase (ALT) 4500 iu / ml. Dia adalah 5'8'' tinggi dan berat 79 kg.Subyektif Umur : 25 tahun Jenis kelamin : pria Keluhan : status mental, penyakit kuning, dan nyeri perut difus Riwayat penyakit : depresi dan skizopreniaObject sel darah putih (WBC)=5000/mm Jumlah trombosit 100x109/mm3 kreatinin serum (Scr) 2,7 mg / dl (baseline 0,9 mg / dl) kalium 4,9 mcg/i nitrogen urea darah (BUN) 65 mg/dl INR (ratiol normalisasi internasional) 4,1 aspartat aminotransferase (AST ) 3000 IU ml alanine aminotransferase (ALT) 4500 IU/mlAssesment Berdasarkan gejala yang dialami pasien didiagnosa mengalami overdosis akibat keracunan acetaminophen, kelainan fungsi ginjal, penyakit kuning, dan nyeri perut difus.Planning Tujuan Terapi :Mengatasi depresi dan skizofrenia.Mengatasi keracunan acetaminofen. Sasaran Terapi :Laki-laki berusia 25 tahun Rencana Terapi : Terapi Farmakologi :Escitalopram 20 mg/hari.Quetiapine 200 mg 2xsehariPantoprazole i.v 1xsehari8. Diskusikan pro dan kontra pada regimen pengobatan untuk ensefalopati hepatikumRegimenProsCons

Laktulosa Dapat dilakukan jangka panjang dalam mencegah ensefalopati kembali Menurunkan pH kolon yang dapat membunuh kuman yang memproduksi urease Menurunkan produksi amonia di kolon Menghambat penyerapan amonia di kolon Efek samping berupa perut kembung, diare, dan keram perut Laktulosa tidak lebih efektif dibandingkan dengan plasebo dalam memperbaiki gejala ensefalopati hati

Neomycin Keefektivan obat sama seperti laktulosa Membunuh kuman penghaasil urease Dapat digunakan apabila laktulosa tidak memberikan hasil yang signifikan Mengurangi kadar toksin karena menekan bakteri dalam usus Penggunaan jangka panjang pada pasien harus diperhatikan karena 1-3% neomycin diserap oleh tubuh Penggunaan jangka panjang dilarang karena neomycin bersifat ototoksik dan nefrotoksik Efek samping berupa nausea, muntah, diare, reaksi alergi, nefrotoksisitas

Rifaximin Keefektivan obat sama seperti laktulosa dan neomycin Dapat ditoleransi dengan baik di tubuh Lebih efektif dalam menurunkan kadar amonia plasma Efek samping diare dan nyeri abdomen yang lebih rendah Biaya obat lebih besar

9. Pria 58 tahun dengan riwayat alkohol (6-10 bir per hari) telah terdiagnosa Child Pugh class B sirosis. Dua minggu yang lalu, dia dirujuk untuk screening endoskopi, yang menunjukan adanya beberapa vaises eshopagheal yang besar terikat. Pada kunjungan hari ini, dia mempunyai abdominal distention, nafas yang pendek saat berbaring dan pembengkakan ankle. Pengujian fisiknya menunjukkan distended abdomen with dullness and positive fluid wave, with no rebound tenderness. Dia juga mempunyai 2+ lower extermity edema. Riwayat obatnya adalah signifikan ntuk asma dan hipertensi.Diagnosa menunjukkan cairan asites kekuning-kuningan. Analisis laboratorium cairan menunjukan konsentrasi albumin 0,9 g/dL dan menunjukkan WBC 20/mm3 (45% polymorphonuclear neutrophils [PMNs}). Serum laboratorium menunjukan SCr 0,8 mg/dL, AST 110 IU/mL, ALT 90 IU/mL, serum albumin 2,8 g/dL, prothrombin time 16 detik, dan total biliribun 2,1 mg/dL. Tanda vitalnya termasuk suhu 37oC (98,6 F), detak jantung (HR) 79 beats/menit, pernafasan (RR) 24 nafas/ menit, tekanan darah (BP) 138/79 mm Hg. Dia mendapatkan HCT 25 mg/ hari, fluticason 220 mcg 2 inhalasi 2 kali sehari, dan albuterol MDI dibutuhkan.Subjektif : Abdominal distention, nafas yang pendek saat berbaring dan pembengkakan ankle. distended abdomen with dullness and positive fluid wave, with no rebound tenderness.Objektif :1. Screening endoskopi, yang menunjukan adanya beberapa vaises eshopagheal yang besar terikat2. SCr 0,8 mg/dL, AST 110 IU/mL, ALT 90 IU/mL, serum albumin 2,8 g/dL, prothrombin time 16 detik, dan total biliribun 2,1 mg/dL. Tanda vitalnya termasuk suhu 37oC (98,6 F), detak jantung (HR) 79 beats/menit, pernafasan (RR) 24 nafas/ menit, tekanan darah (BP) 138/79 mm Hg.Assesment :Hipertensi, asma, acites, varises eshophageal, Child Pugh class B sirosisPlanning : Tujuan terapi : Mengobati acites dan varises eshophageal Meminimalisir gejala atau penyakit yang timbul akibat hipertensi dan asma Mencegah komplikasi penyakitSasaran terapi : Pria berusia 58 tahunRencana terapi :Terapi farmakologi :1. HCT 25mg/hari2. Fluticasone 20 mcg 2 inhalasi 2kali sehari3. Albuterol4. Spironolakton 25 mg/hari5. EVL (endoscopic variceal ligation)Terapi non-farmakologi :1. Berhenti meminum alkohol2. Tidak meminum obat golongan NSAIDPenjelasan obata. Hydrochlorothiazide (HCT) : anti-hipertensi golongan tiazid.Mekanisme : obat golongan ini bekerja dengan menghambat transport bersama (symport) Na-Cl di tubulus ginjal, sehingga ekskresi Na dan Cl meningkat. Tiazid sering dikombinasikan dengan antihipertensi lain dengan mekanisme kerja yang berbeda sehingga dosisnya dapat dikurangi. Tiazid mencegah retensi cairan oleh antihipertensi lain sehingga efek obat-obat tersebut dapat bertahan.Penggunaan : merupakan obat utama dalam terapi hipertensi.Efek samping: hipokalemiaDosis: 25 mg/ hariSediaan: tabletb. Fluticasone: untuk pengobatan asma sebagai terapi profilaksis, untuk pasient yang menggunakan kortikosteroid oral untuk terapi asma.Mekanisme: sebagai agonis reseptor glukokortikoid manusia dengan afinitas 18x daripada deksametasonEfek samping: Nausea, muntah,demam, permasalahan pada gigi, nyeri sendi,dll.Interaksi obat: ritonavirDosis: 220 mcg 2 inhalasi 2 kali sehariSediaan: inhalerc. Albuterol: Mekanisme: albuterol memiliki efek yang khusus pada reseptor -adregenik daripada isoproterenol. Albuterol merelaksasi otot polos, dari trakea ke terminal bronchiol. Albuterol bekerja sebagai antagonis untuk merelaksasi pernafasan dari spsmogen yang terlibat sehingga melindungi bronchoconstritorPenggunaan: sebagai bronkodilatorEfek samping: diabetes melitus, depres, mulut kering, pusing, dllInteraksi obat: Beta-bloker, MAOIDosis: 108 mcg albuterol sulfat (equivalen dengan 90 mcg albuterol base)Sediaan: PROVENTIL (Inhalasi) d. Spironolakton: diuretik hemat kalium, antagonis aldesteronMekanisme: bekerja tidak mempengaruhi kadar Ca 2+ dan gula darahPenggunaan: hipertensi essensial, udem akibat sirosis hati dengan atau tanpa asitesEfek samping: ginekomastia, mastodinia, penurunan libudo pada priaInteraksi obat: -Dosis: 25 mg dan 100 mgSediaan: tablet (CARPIATON)

Alasan Pemilihan obat untuk pencegahan perdarahan variceal dan pengaturan ascites :1. Spironolakton merupakan golongan diuretik yang digunakan untuk pengobatan ascites2. Menggunakan kombinasi obat spironolakton dan HCT (ALDACTAZIDE) untuk mengatasi udem karena ascites. Spironalakton digunakan untuk meminimalisir kehilangan kalium yang diinduksi dengan menggunakan HCT. Kombinasi kedua obat ini dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki kegagalan hati akut. Interaksi obat dengan ACEI, ARB, Aldosteron Blocker, pottasium supplement, heparin, alkohol, kortikosteroid, dll.3. Untuk edema dosis pemeliharaan ALDACTHIAZIDE adalah 100 mg spironolakton dan 100 mg HCT. Dapat diberikan secara single dose atau divided doses; tetapi dapat diberikan dalam rentang 5-00 mg per komponen sesuai respon titrasi inisial.4. EVL (endoscopic variceal ligation) digunakan untuk mencegah perdarahan varices eshopagheal. Pemilihan EVL ini digunakan apabila pasien mempunyai kontraindikasi dengan -blocker non selektif. Pasien pada kasus ini memiliki kontraindikasi -blocker non selektif karena mempunyai penyakit asma.