Kasus 2 Tugas 3

10
EMILIO FERYAWAN ARIESTA 0910230011 Prak Audi / CD Tugas 3 Kasus 2 Pertanyaan Diskusi 1. Dalam SA Seksi 312 mengenai risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit di jlaskan bahwa perrtimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan. Pertimbangan mengenai materialitas yang digunakan oleh auditor dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup pertimbangan kuantitatif maupun kualitatif. Penaksiran risiko salah saji material (yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan) harus dilakukan dalam perencanaan. Dalam merencanakan audit, auditor harus menggunakan pertimbangannya dalam menentukan tingkat risiko audit yang cukup rendah dan pertimbangan awal mengenai tingkat materialitas dengan suatu cara yang diharapkan, dalam keterbatasan bawaan dalam proses audit, dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas darisalah saji material. Tingkat materialitas mencakup tingkat yang menyeluruh untukmasing- masing laporan keuangan pokok, namun, karena laporan keuangan saling berhubungan, dan sebagian besar prosedur audit berhubungan dengan lebih dari satu jenis laporan keuangan, agar efisien, untuk tujuan perencanaan, auditor biasanya mempertimbangkan materialitas pada tingkat kumpulan salah saji terkecil yang dapat dianggap material untuk salah satu laporan keuangan pokok. Jadi penentuan tingkat materialitas diukur

Transcript of Kasus 2 Tugas 3

Page 1: Kasus 2 Tugas 3

EMILIO FERYAWAN ARIESTA 0910230011

Prak Audi / CD

Tugas 3 Kasus 2

Pertanyaan Diskusi

1. Dalam SA Seksi 312 mengenai risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit di

jlaskan bahwa perrtimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan

profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki

pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan.

Pertimbangan mengenai materialitas yang digunakan oleh auditor dihubungkan dengan

keadaan sekitarnya dan mencakup pertimbangan kuantitatif maupun kualitatif. Penaksiran

risiko salah saji material (yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan) harus dilakukan

dalam perencanaan. Dalam merencanakan audit, auditor harus menggunakan

pertimbangannya dalam menentukan tingkat risiko audit yang cukup rendah dan

pertimbangan awal mengenai tingkat materialitas dengan suatu cara yang diharapkan,

dalam keterbatasan bawaan dalam proses audit, dapat memberikan bukti audit yang cukup

untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas darisalah saji material.

Tingkat materialitas mencakup tingkat yang menyeluruh untukmasing-masing laporan

keuangan pokok, namun, karena laporan keuangan saling berhubungan, dan sebagian besar

prosedur audit berhubungan dengan lebih dari satu jenis laporan keuangan, agar efisien,

untuk tujuan perencanaan, auditor biasanya mempertimbangkan materialitas pada tingkat

kumpulan salah saji terkecil yang dapat dianggap material untuk salah satu laporan

keuangan pokok. Jadi penentuan tingkat materialitas diukur berdasarkan persepsi audior itu

sendiri. Tiap audior memiliki ingkat ukuran materialitas yang berbeda-beda. Dalam

mengurangi resiko audit yang berdasarkan prinsip kehati-hatian, apabila trdapat suatu hal

yang blum bisa mnyakini audior (dalam kasus ini adalah penurunan nilai aset , maka auditor

boleh menyewa jasa appraisal karena hal tersebut diluar kemampuan auditor.

Pada umumnya tingkat materialitas pada perusahaan akan dihitung berpengaruh

bila presentasenya adalah diatas 5%. Dan yang terjadi pada PT Maju Makmur, kerugian

materialitasyang terjadi adalah di atas 10%. Maka menurut saya, dapat dikatakan bahwa PT

Maju Makmur mengalami kerugian yang cukup material.

Page 2: Kasus 2 Tugas 3

2. Tindakan yang akan dilakukan KAP AS&R adalah menolaknya. Karena sudah membatasi

ruang lingkup auditor. maka opini yang akan dikluarkan oleh KAP tersebut yaitu disclamer.

3. Tindakan selanjutnya yang akan dilakukan oleh KAP AS&R adalah mengandalkan bukti-bukti

terkait untuk membuat kesimpulan di dalam pengujian subtantif.

4. Kantor Akuntan Publik (KAP) perlu dimonitor dan di “audit“ oleh sesama auditor (peer

review) guna menilai kelayakan desain sistem pengendalian kualitas dan kesesuaiannya

dengan standar kualitas yang diisyaratkan sehingga output yang dihasilkan dapat mencapai

standar kualitas yang tinggi.

Peer review sebagai mekanisme monitoring yang dipersiapkan oleh auditor dapat

meningkatkan kualitas jasa akuntansi dan audit. Selain itu peer review dirasakan memberi

manfaat baik bagi klien, kantor akuntan publik maupun akuntan yang terlibat dalam peer

review. Manfaat tersebut antara lain mengurangi risiko litigation (tuntutan), memberikan

pengalaman positif, mempertinggi moral pekerja, memberikan competitive edge dan lebih

meyakinkan klien atas kualitas jasa yang diberikan (Harjanti, 2002).

Dalam ilustrasi kasus tersebut, yang diperiksa oleh tim berdasarkan peer review

tersebut adalah mengenai pengendalian dan penrimaan perikatan audit baru. Dalam laporan

akhir peer review dijlasakan bahwa pengambilan keputusan mengenai penerimaan klien

baru dan komitmennya terhadap jasa yang diberikan oleh KAP AS&R hanya diambil semata-

mata oleh managing partnr yang seringkali tidak melakukan investigasi mndalam terhadap

klien potensial tersebut.

5. Tujuan dokumentasi audit adalah membantu audit dalam menjembatani antara bukti dan

opini auditor. Berkas permanen merupakan bukti yang harus dibuat dan bisa digunakan

diluar tahun berjalan atau tahun – tahun selanjutnya.Contohnya adalah hasil dari Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS) .Berkas tahun berjalan merupakan bukti yang perlu dibuat

tetapi tidak harus dibuat. Contohnya yaitu program audit seperti neraca,kertas kerja, yang

dapat diterapkan.

6. Berdasarkan PSA No. 2 tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada

umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang

material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip

Page 3: Kasus 2 Tugas 3

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor

untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan

tidak memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun

menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah

dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

Kemudian berdsarkan PSA No. 05 SA 311 Standar pekerjaan lapangan pertama

mengharuskan bahwa “Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan semestinya.” Seksi ini berisi panduan bagi auditor yang

melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan

Indonesia di dalam mempertimbangkan dan menerapkan prosedur perencanaan dan

supervisi, termasuk penyiapan program audit, pengumpulan informasi tentang bisnis

entitas, penyelesaian perbedaan pendapat di antara personel kantor akuntan. Perencanaan

dan supervisi berlangsung terus-menerus selama audit, dan prosedur yang berkaitan

seringkali tumpang-tindih (overlap).

Dalam fungsi audit ini juga terdapat keterkaitan dengan etika profesi yang dimiliki

seorang audior. Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi

sebagai orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan.

Kode etik atau aturan etika profesi audit menyediakan panduan bagi para auditor profesional

dalam mempertahankan diri dari godaan dan dalam mengambil keputusan-keputusan sulit.

Berdasarkan Goverment Accounting Sandars dari US GAO disebutkan dalam paragraf 1.19,

dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, auditor harus

menjaga integritas, obyektifitas dan independensi. Jadi seorang Auditor harus menjalankan

fungsi audit tersebut seesuai dengan ujuan dan fungsi yang telah di jelaskan di atas dan

dalam menjalankan fungsi audit trsebut seorang Auditor haruslah berpegang teguh sesuai

dengan etika profesionalnya.

Prosedur yang dilakukan selanjutnya apabila perusahaan tersebut go public adalah

analitycal prosedur. Melalui analitycal prosedur ini audior dapat membandingkan anatra

perusahaan yang sejenis .

7. Menurut saya , Adi Susilo sebaiknya melakukan review laporan keuangan dulu karena

kegiatanini adalah bertujuan untuk menentukan tingkat fee. Namun bila nantinya fee yang

Page 4: Kasus 2 Tugas 3

diperoleh ternyatatidak sesuai maka lebih baik Adi Susilo lebih baik hanya melakukan review

saja. Terdapat perbedaan antara review atas laporan keuangan dengan audit. Review atas

laporan keuangan adalah pelaksanaan prosedur permintaan keterangan darimanajemen

entitas serta analisis komparatif yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk

memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus

dilakukan ataslaporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan PABU. Tujuan review

adalah untuk memberikan keyakinan negatif sebagai lawan dari pernyataan positif pada

suatu audit. Review tidak memberikan dasar untuk menyatakan pendapat karena:

Review tidak mencakup pemerolehan pemahaman pengendalian intern.

Review tidak mencakup penetapan risiko pengendalian.

Review tidak mencakup pemerolehan bahan bukti yang menguatkan seperti

inspeksi, pengamatan, dan konfirmasi.

Review dapat menjadikan perhatian akuntan tertuju kepada hal-hal penting

yangmempengaruhi laporan keuangan, namun tidak memberikan keyakinan bahwa akuntan

akanmengetahui semua hal penting yang akan terungkap melalui suatu audit.d.Audit

laporan keuangan adalah upaya memperoleh dan mengevaluasi bukti yang

mendasarilaporan keuangan historis yang memuat asersi yang dibuat manajemen entitas

dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan

secara wajar sesuai PABU.Yang menjadi dampak financial tersbut adalah jumlah fee akan

banyak diterima oleh audior.

8. Yang akan saya rekomendasikan adalah fee nya, resiko nya, proses bisnis, SPI nya, bukti

transaksi lebih khususnya ke aset tetap.

Page 5: Kasus 2 Tugas 3

Latihan

1. Lampiran 2.a

KAP Adi Susilo dan Rekan

ANALISIS KEWAJIBAN HUKUM PETENSIAL

Klien Potensial : PT. Maju Makmur

Tipe Perikatan : Perikatan audit

Formulir diisi oleh : Arief Effendi – partner in charge Tanggal: 20 Juni 2010

1) Apakah klien potensial merupakan perusahaan pribadi atau perusahaan publik?Klien potensial merupakan perusahaan pribadi.

2) Evaluasi kewajiban potensial pada klien sebagai konsekuensi yang timbul jika perikatanditerima oleh KAP AS&R?KAP wajib mengevaluasi laporan – laporan yang harus dibuat perusahaan berdasarkan peraturan – peraturan hukum yang berlaku di Indonesua dan harus ditaati oleh klien.

3) Buatlah daftar pihak ketiga yang saat ini memiliki hubungan finansial dengan klien potensialyang laporan keuangannya diharapkan dapat dilihat. Pihak tersebut disebut primary and foreseen beneficiaries.Pihak ketiga yang berhubungan dengan PT Maju Makmur antara lain dua Bank sebagai tempat mengatur keuangan yakni Bank BNI dan juga Bank Mandiri lalu ada produk yang saat ini mereka jualyaitu Samsang dan juga pemegang saham perusahaan yang terdiri dari tujuh orang.

4) Diskusikan kemungkinan pihak ketiga lain terlibat mereka dapat mengakses laporan keuangan klien potensial.Kemungkinan pihak ketiga lain yang yang dapat mengakses laporan keuangan adalah PT Samsang yang saat ini produknya sedang didistribusikan oleh PT Maju Makmur.

5) Evaluasi kewajiban hukum yang timbul berkaitan dengan pihak ketiga ketika KAP AdiSusilo menerima perikatan audit.KAP wajib melakukan evaluasi kewajiban hukum agar kedepannya tidak timbul permasalahan dalam perikatan audit. Pemberian kewenangan secara tegas ataupun tersirat dianggap sebagai kewenanganyang sebenarnya atau sesungguhnya. Dalam situasi dimana tidak ada kewenangan yang diberikan baik secara tegas ataupun tersirat, seorang ‘agen’ tetap dapat mengikat ‘prinsipal’. Dalam hal ini, ‘agen’dikatakan memiliki kewenangan yang terlihat. Hukum keagenan tidak dapat terbatas pada kasus-kasusdimana agen memiliki kewenangan yang sesungguhnya, baik yang diberikan secara tegas ataupuntersirat.

Page 6: Kasus 2 Tugas 3

Lampiran 2.b

KAP Adi Susilo dan Rekan

INFORMASI DARI AUDITOR PENDAHULU

Klien Potensial : PT. Maju Makmur

Formulir Diisi oleh : KAP Adi Susilo dan Rekan

Auditor pendahulu : KAP Umar dan Rekan

Tanggal Wawancara : 15 juni 2010

1) Diskusikan evaluasi auditor pendahulu mengenai integritas manajemen klien potensial.Menurut auditor pendahulu, Langgeng Santoso dan seluruh staffnya masih kurang memiliki integritas.Hal ini bisa dilihat dari penolakan dia atas hasil dari laporan keuangan terdahulu yang akandiungkapkan. Hal ini dikarenakan kekhawatiran Langgeng Santoso kepada pemegang sahamnya.Langgeng takut bila pemegang sahamnya akan pergi meninggalkan perusahaan karena takutmengalami kerugian.

2) Seperti yang telah saya tulisakan sedikit diatas bahwasanya Langgeng kurang memilikiintegritas dan hal ini manyebabkan beberapa perbedaan antara lain :

Adanya ketidaksesuaian pengakuan nilai investasi atas properti toko di sidoarjo sebesar.Pemilik menolak untuk menuliskan nilai yang dilaporkan untuk properti tersebut.

Pelaporan aset properti berdasar biaya historis yang menurut auditor pendahulu sebagaikesalahan penyajian yang material dalam lapran keuangan dan mengahalangi diterbitkannya pendapar wajar tanpa syarat

Fee audit yang tidak sesuai dengan standar proporsional.

3) Bagaimanakah pemahaman auditor pendahulu mengenai alasan penggantian auditor?Auditor pendahulu merasa ketika mereka memberikan opini wajar dengan pengecualian akan menjadi perikatan terakhir dengan PT Maju Makmur karena pemilik tertarik untuk meningkatkan pertumbuhan dan menjadi pemiik penuh. Permasalahan fee juga menjadi pemahaman auditor sendiri.

4) Apakah auditor pendahulu memberikan indikasi permasahan audit tertentu yang signifikanterkait klien potensial?Auditor terdahulu memberikan indikasi permasalahan audit yang cukup potensial terkait klien potensial.

5) Apakah ada indikasi permasalahan dengan auditor pendahulu dalam pemberian izinmelakukan proses review dokumentasi audit potensial klien tahun sebelumnya?

Page 7: Kasus 2 Tugas 3

Tidak ada indikasi permasalahan dengan auditor pendahulu dalam izin melakukan proses reviewdokumentasi audit. Auditor pendauhulu juga telah memberikan dokumentasi yang dirasa cukup.

6) Apakah auditor pendahulu memberi keterbatasan respon dalam hal apapun?Auditor terdahulu cukup membuka pintu informasi mereka lebar – lebar dalam segala hal.

2. Daftar khusus mengenai dokumentasi audit KAP Umar dan Rekan atas laporankeuangan PT Maju Makmur yang perlu dievaluasi oleh KAP AS&R!

a. Berdasarkan PSA 16 SA 315, dokumen yang harus ada antaralain : Ringkasan jurnal penyesuaian dan jurnal reklasifikasi

b. Auditor pengganti harus memperoleh bukti kompeten yang cukup untuk memberikan basismemadai guna menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang menjadi objek perikatan auditnya,termasuk penilaian konsistensi penerapan prinsip akuntansi. Bukti audit yang digunakan untuk menganalisis dampak saldo awal atas laporan keuangan tahun berjalan dan konsistensi prinsipakuntansi merupakan masalah pertimbangan profesional.

c. Adanya ketidaksesuaian pengakuan nilai investasi atas properti toko di sidoarjo sebesar Rp1.488.000.000 dengan SAK. Menurut auditor pendahulu bangunan tersebut dapat dijual denganharga Rp 640 – 800 juta

d. Hal-hal yang dimintakan keterangan oleh auditro pengganti harus mencakup : Informasiyang kemungkinan berkaitan dengan integritas manajemen. Ketidaksepakatan denganmanajemen mengenai penerapan prinsip akuntansi, prosedur audit, atau soal-soal signifikan yangserupa. Auditor pengganti harus meminta klien agar memberikan izin kepada auditor pendahulu untuk memperbolehkan auditor pengganti melakukanreviewatas kertas kerja auditor pendahulu

e. Item yang harus direview KAP AS&R adalah yang berhubungan dengan aset perusahaan diSidoarajo. Jurnal penyesuaian :Misalnya pada akhir periode akuntansi diputuskan untuk menyusutkan nilai properti bangunantoko sebesar 10%, sehingga besarnya beban penyusutan gedung yang ditetapkan pada periodetersebut sebesar Rp 1.488.000.000 (=Rp 1.488.000.000 x 10%), ayat jurnal penyesuaian padatanggal 31 Desember 2009 adalah:

Beban penyusutan bangunan tokoRp 148.000.000Akumulasi penyusutan bangunanRp 148.000.000