Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

19
TUGAS MATA KULIAH PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF (DR. Ir H. Amiruddin Saleh) MEMBUAT “RUMUSAN MASALAH” TERHADAP KASUS SOSIAL SEBANYAK TIGA BUAH OLEH: SIGIT YUNANTO NIM : 55213110004 2013

description

Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Transcript of Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Page 1: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

TUGAS MATA KULIAH

PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF

(DR. Ir H. Amiruddin Saleh)

MEMBUAT “RUMUSAN MASALAH” TERHADAP KASUS SOSIAL SEBANYAK TIGA BUAH

OLEH:

SIGIT YUNANTO

NIM : 55213110004

2013

Page 2: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

2

DAFTAR ISI BAB 1. INFORMASI TUGAS ................................................................................................................ 3

A. Penjelasan Tugas ................................................................................................................... 3

B. Konsep Strategi Pengerjaan Tugas.......................................................................................... 3

1. Strategi Menetapkan Tema ............................................................................................... 3

2. Strategi Pengumpulan Sumber / Bahan ............................................................................. 4

3. Strategi Penulisan Penelitian Ilmiah .................................................................................. 4

BAB 2. PENELITIAN ILMIAH ............................................................................................................... 5

A. Tentang Penelitian Ilmiah....................................................................................................... 5

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 6

a. Masalah deskriptif ................................................................................................................. 6

b. Masalah komparatif............................................................................................................... 7

c. Masalah asosiatif ................................................................................................................... 7

C. Sistematika Penulisan ............................................................................................................ 8

1. JUDUL ................................................................................................................................ 8

2. BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 8

BAB 3.PERSIAPAN PENULISAN TUGAS (Sigit Yunanto) .................................................................... 10

Page 3: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

3

BAB 1. INFORMASI TUGAS

A. Penjelasan Tugas

1. Membuat "Rumusan Masalah" terhadap fenomena sosial sebanyak 3 buah rumusan masalah.

2. Ditulis tangan dan powerpoint (?). 3. Dikumpulkan 13 Oktober 2013, di LT 2. (Karena dosen tidak hadir), 4. Tugas ini adalah tugas perseorangan

B. Konsep Strategi Pengerjaan Tugas

Penulisan ini adalah bagian strategi bagaimana menyelesaikan tugas yang diberikan kepada dosen kepada mahasiswa, agar dapat menjadi panduan bagi saya pribadi, dan bagi pembaca tulisan ini. Proses ini adalah bagian dari pembelajaran, yang “mungkin” belum sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan sistematik, tapi saya akan mencoba sedekat mungin dalam sistematika penulisan. Penulisan ini sebagai strategi, bagaimana tugas dapat dikerjakan dengan baik (Sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan sesuai dengan bahan yang disampaikan oleh dosen). Dan yang lebih penting adalah, bagaimana saya sebagai mahasiswa dapat membuat sebuah rumusan-rumusan masalah, yang menjadi bagian dari sebuah penelitian ilmiah / pemanasan dalam pembuatan tesis diakhir studi S2 / Magister Komunikasi di Universitas Mercu Buana.

1. Strategi Menetapkan Tema

Penentuan tema adalah pembatasan terhadap masalah apa yang akan kita tulis. Hal ini penting agar arah pikiran kita lebih jelas, terbatas pada lingkup apa yang akan kita angkat.

Menetapkan 3 buah Tema

Pengumpulan Sumber /

Bahan Sesuai Tema

Penulisan Penelitian

Ilmiah

Page 4: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

4

2. Strategi Pengumpulan Sumber / Bahan

Setelah mendapatkan tema yang relevan, proses yang saya lakukan adalah melakukan pengumpulan sumber dan bahan. Sebenarnya, apa yang menjadi tema yang telah kita tetapkan, akan menggiring kita dalam mencari sumber-sumber dan bahan. Memandu arah kita dalam mengumpulkan sebanyak-banyaknya bahan yang mendukung terhadap tema yang akan kita rumuskan.

3. Strategi Penulisan Penelitian Ilmiah Penelitian ilmiah pada tugas yang disampaikan DR. Ir H. Amiruddin Saleh hanya dibatasi pada “RUMUSAN MASALAH”, jadi kita tidak perlu sampai menyelesaikan pada bagian-bagian akhir penelitian ilmiah. Tujuan dosen dalam tugas ini adalah agar mahasiswa dapat membuat rumusan masalah dengan fenomena sosial sesuai dengan pengamatan masing-masing mahasiswa. Strategi penulisan Penelitian Ilmiah ini (Hanya sampai Rumusan Masalah) adalah sebagai berikut:

Strategi penulisan llmiah ini dilakukan dengan 3 cara taktik, yaitu: a. Merangkum Rumusan masalah kedalam format Ms. Word b. Selanjutnya merubah format ms word tersebut dengan tulisan tangan. c. Melakukan ringkasan dalam bentuk MS Powerpoint (Tidak Wajib tapi sebaiknya dibuat)

1.RUMUSAN MASALAH

(Word)

2.Rumusan Masalah (Tulisan Tangan)

3.Rumusan Masalah

(Power Point)

Page 5: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

5

BAB 2. PENELITIAN ILMIAH A. Tentang Penelitian Ilmiah

Pada prinsipnya penelitian (riset) merupakan penyelidikan secara sistematik untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah melalui penerapan metode ilmiah.

Yang dimaksud dengan metode Ilmiah:

Menurut Wikipedia merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Menurut Almack (1939) dalam buku Research and Thesis Writing, mengemukakan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran.

Menurut Osle (1975) dalam Statistics in Research berpendapat bahwa metode ilmiah merupakan pengerjaan terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.

Menurut Nazir (1988) dalam bukunya Metode Penelitian mengemukakan bahwa terdapat kriteria dan langkah-langkah dalam melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skema seperti di bawah ini:

Page 6: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

6

langkah - langkah metode ilmiah itu :

1. Merumuskan Masalah (TUGAS DARI DOSEN sebanyak 3 buah rumusan masalah dalam bentuk tulisan tangan)

2. Mengumpulkan Data 3. Menyusun Hipotesis atau Dugaan 4. Melakukan Percobaan 5. Menarik Kesimpulan 6. Menguji Kesimpulan dengan Eksperimen kembali

B. Rumusan Masalah

Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sugiyono (2000) menyebutkan ada tiga bentuk masalah yaitu masalah deskriptif, komparatif, dan masalah asosiatif.

a. Masalah deskriptif Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam peneltian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah deskriptif:

Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan hukum? Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga?

Page 7: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

7

Seberapa tinggi tinggi tingkat kepuasan konsumen dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di bidang kesehatan?

b. Masalah komparatif Masalah komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya sebagai berikut:

Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri dengan swasta? (satu variabel pada dua sampel)

Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional dan perusahaan asing? (dua variabel pada dua sampel)

Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota, desa dan gunung? (satu variabel pada tiga sampel)

Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antar murid yang berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta, dan Pedagang? (dua variabel pada tiga sampel)

Adakah perbedaan kompetensi profesional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan SLTA ? (satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)

c. Masalah asosiatif Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut bisa simetris, kausal, maupun hubungan timbal balik. 1) Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal ataupun interaktif. Contoh:

Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah? Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan?

2) Hubungan kausal adalah hubungan yanga bersifat sebab akibat. Dalam hal ini ada variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen. Variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Contoh:

Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja? Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan? Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak? (pendidikan orang

tua merupakan variabel independen dan prestasi belajar merupakan variabel dependen) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan

memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan merupakan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan merupakan variabel dependen)

Page 8: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

8

3) Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel dependen dan variabel independen.. Contoh:

Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.

Hubungan antara kecerdasan dengan kakayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.

C. Sistematika Penulisan

Pada bagian ini akan dijelaskan sistematika penulisan, mengarah pada sistematika penulisan TESIS, dimana Rumusan Masalah ini adalah bagian dari BAB I. PENDAHULUAN. Jadi, urutan penyusunan sistematika penulisan dalam tugas ini adalah :

1. JUDUL Mencerminkan isi penelitian/kajian akademis yang mengandung konsep atau hubungan

antar konsep yang menggambarkan gejala/fenomena yang diteliti, sasaran penelitian/kajian akademis (populasi dan lokasi) serta metode penelitian/pengkajian akademis sebagai dasar dalam pengembangan kajian Keilmuan komunikasi.

Dimuat pada lembar cover.

2. BAB I. PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan penjelasan secara umum, ringkas dan padat yang menggambarkan

dan menjabarkan masalah yang hendak diteliti. meliputi:

2.1 Latar Belakang Penelitian Mengemukakan dan meletakkan penelitian/pengkajian akademis yang akan dilakukan

dalam peta keilmuan yang menjadi perhatian. Oleh karena itu, dalam latar belakang ini diuraikan:

Pernyataan tentang gejala/fenomena yang akan diteliti/dikaji, dan harus diangkat dari masalah teoritis, atau diangkat dari masalah praktis.

Argumentasi tentang pemilihan topik penelitian/pengkajian (menunjukkan permasalahan sebagai perbedaan antara das sein dan das sollen/ konsep atau teori yang ada).

Situasi yang melatar-belakangi masalah (yang dipermasalahkan). Penelitian/pengkajian terdahulu yang bersangkut-paut dengan masalah. Intisari dari kerangka teori yang menjadi masalah.

Dengan demikian latar belakang tersebut menguraikan kondisi, keadaan, atau peristiwa yang sedang terjadi pada objek penelitian/pengkajian, tetapi sekarang ini nampaknya terjadi penyimpangan-penyimpangan dari “standar” yang bersifat keilmuan maupun aturan-aturan. Atau terjadi penyimpangan dari rencana dengan pelaksanaan, atau ketidak selarasan antara teori dengan praktek, atau antara aturan dengan pelaksanaan. Latar belakang ini mengarah ke suatu permasalahan, sehingga masalah yang akan dikaji menjadi jelas dan fokus.

Page 9: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

9

Semua uraian latar belakang harus dilandasi sumber pustaka dan data yang jelas dan “up to date” (sumber harus di tuliskan sebagai suatu sitiran/kutipan dan tahun diterbitkannya). Jadi bukan hasil pendapat (“karangan”) peneliti semata. Uraian latar belakang dibatasi maksimum 5 halaman, termasuk tabel-tabel data pendukung.

2.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Merumuskan masalah penelitian/pengkajian dengan memperhatikan:

Menyatakan dengan jelas, tegas, dan kongkrit masalah yang akan diteliti. Relevan dengan waktu. Berhubungan dengan suatu persoalan teoritis atau praktis. Berorientasi pada teori (teori merupakan body of knowledge). Dinyatakan dalam kalimat tanya atau pernyataan yang mengandung masalah.

Berbagai masalah yang ada pada objek yang diteliti, baik yang akan diteliti maupun yang tidak, sedapat mungkin dikemukakan. Namun untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka mahasiswa perlu melakukan studi/survey pendahuluan (pra studi pustaka, dan atau observasi) ke objek yang diteliti.

Berdasarkan berbagai masalah yang telah diketahui, kemudian dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah lainnya, untuk mengetahui kedudukan masalah yang akan diteliti.

Dengan adanya kenterbatasan (kendala) waktu, biaya, tenaga, dan teori, maka agar penelitian/ akademis tersebut dapat dilakukan, penyusun tesis harus membatasi masalah yang diteliti/dikaji. Namun telah diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diteliti/dikaji, dan bagaimana hububungan satu variabel dengan variabel yang lain. Supaya masalah dapat dijawab dengan baik dan benar, maka masalah perlu dirumuskan secara spesifik. Rumusan masalah yang baik adalah yang dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.

Page 10: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

10

BAB 3.PERSIAPAN PENULISAN TUGAS (Sigit Yunanto)

a. Pembuatan Tema 1. Kebijakan publlik tentang mobil murah bagi masyarakat. 2. Perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dan Amerika 3. Pengaruh Kompetensi karyawan Terhadap Promosi Jabatan Karyawan

b. Pembuatan Judul

1. “Inkonsistensi Kebijakan Pemerintah Pusat Tentang Mobil Murah” 2. “Perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dan Amerika” 3. “Pengaruh Kompetensi karyawan Terhadap Promosi Jabatan Karyawan”

c. Pembuatan BAB I : PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian (Go show) 2. Identifikasi Rumusan Masalah

i. Masalah Deskriptif Inkonsistensi Kebijakan Pemerintah Pusat Tentang Mobil Murah Variabel X : Inkonsistensi Kebijakan Pemerintah Pusat

ii. Masalah Komparatif Perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dan Amerika Variable X : Perbedaan Sistem Pendidikan

iii. Masalah Asosiasi (Simetris, Kausal, Interaksi) Pengaruh Kompetensi karyawan Terhadap Promosi Jabatan Karyawan Valiabel X : Kompetensi Karyawan, Variabe Y : Promosi Jabatan

Page 11: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

11

TUGAS MATA KULIAH

PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF

MEMBUAT “RUMUSAN MASALAH” TERHADAP KASUS SOSIAL SEBANYAK TIGA BUAH

(DR. Ir H. Amiruddin Saleh)

Tugas RUMUSAN MASALAH – I (Deskriptif)

Inkonsistensi Kebijakan Pemerintah Pusat Tentang Mobil Murah

OLEH:

SIGIT YUNANTO

NIM : 55213110004

2013

Page 12: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

12

BAB I – PENDAHULUAN

Kehadiran aturan mobil murah dan ramah lingkungan atau Low Cost and Green Car (LCGC) menuai pro kontra. Bahkan awal kelahiran kebijakan ini dianggap misterius karena dianggap menyimpang dari tujuan awal.

Pemikiran awal membuat mobil murah dimaksudkan untuk memfasilitasi warga di daerah terpencil yang membutuhkan layanan transportasi terjangkau baik untuk orang maupun barang. Kehadiran LCGC untuk masyarakat pedesaan karena tanpa adanya kebijakan khusus tentang harga mobil, masyarakat pedesaan sulit mendapatkan layanan transportasi untuk mendistribusikan hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, ternak, maupun perikanan sehingga ekonomi mereka tidak tumbuh. Alasannya karena sarana angkutan umum di pedesaan tidak ada, sedangkan mobil pribadi harganya mahal. Oleh karena itulah selain perlu ada kebijakan harga khusus, bentuk kendaraan yang diproduksi pun lebih fleksibel, dapat untuk angkut orang dan barang, seperti colt pickup di Jawa pada dekade 1970-1980-an.

1.1 Latar Belakang Masalah

Realitas di lapangan menyatakan lain, produksi mobil murah itu untuk penumpang dan yang dibidik adalah kelas menengah baru di perkotaan Keberadaan mobil dengan harga di bawah Rp 100 juta tersebut mendapat payung hukumnya yang kuat pada Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, termasuk LCGC, program low carbon emission, mobil listrik, dan hybrid biodiesel.

Saat ini yang sudah keluar dalam peraturan teknis melalui menteri perindustrian adalah konsep LCGC, beberapa produk LCGC sudah muncul di pasaran seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya.

Seperti diketahui Menteri Perindustrian menerbitkan juknis kebijakan mengenai mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 33/M-IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau.

Aturan ini telah ditetapkan pada 1 Juli 2013 dan telah diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 895 pada 5 Juli 2013 oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Aturan mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) seharga di bawah Rp 100 juta dikeluarkan pemerintah dengan alasan :

1. Memperkuat strategi untuk mengurangi konsumsi BBM 2. Memperkuat strategi dan komitmen pemerintah mengurangi 26% efek gas rumah kaca

pada 2020. (pidato Presiden Yudhoyono pada suatu pertemuan internasional tentang lingkungan di Nusa Dua Bali, pada Februari 2010. Bahwa Indonesia berkomitmen mengurangi emisi karbonnya sampai 26% pada tahun 2020.)

Page 13: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

13

3. Memperkuat struktur industri otomotif menjadi mobil nasional, memproduksi sendiri, dalam lokal konten yang tinggi. Mobil Murah (LCGC) adalah sarana menuju mobnas (mobil nasional) (Strategi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015). Karena seluruh komponen LCGC dibuat di Indonesia. Program LCGC dilaksanakan segera, untuk menekan impor kendaraan agar tidak dijajah negara lain seperti Thailand dan Malaysia. (Kedua negara disebut-sebut sudah melaksanakan program mobil murah dan ramah lingkungan sejak empat tahun lalu. Alhasil, jika mobil LCGC buatan Malaysia dan Thailand yang masuk pasar ke Indonesia dipastikan impor kendaraan negara ini LCGC Indonesia malah akan meningkatkan impor. Penambahan lapangan kerja, sehingga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia

1.2 Rumusan Masalah

Kebijakan publik tentang mobil murah yang hadir baru-baru ini telah menjadi perdebatan dan dianggap sebagai inkonsistensi pemerintah pada kebijakan mobil murah baik mulai dari teknis mikro hingga makro ekonomi.

1. Bagaimana terjadinya penyimpangan tujuan awal tentang mobil murah? 2. Bagaimana reaksi masyarakat dengan mengetahui bahwa mobil murah tidak boleh

menggunakan premium? 3. Bagaimana pemerintah mengatasi pembengkakan kebutuhan bahan bakar minyak yang

jelas-jelas membebani neraca perdagangan (impor minyak mentah) 4. Jika orientasinya pasar ekspor, Mengapa pasar lokal jauh-jauh hari sudah memesan

bahkan jumlahnya sudah mencapai 20.000 unit? 5. Bagaimana mungkin akan terdistribusi merata ke masyarakat berpenghasilan rendah? 6. Bagaimana mobil murah yang masih menggunakan BBM dapat dikatakan mengurangi

efek rumah kaca? 7. Bagaimana program mobil murah yang dikeluarkan pemerintah tidak menambah masalah

baru bagi transportasi di Indonesia?

Page 14: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

14

TUGAS MATA KULIAH

PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF

MEMBUAT “RUMUSAN MASALAH” TERHADAP KASUS SOSIAL SEBANYAK TIGA BUAH

(DR. Ir H. Amiruddin Saleh)

Tugas RUMUSAN MASALAH – II (Komparatif)

Perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dan Amerika

OLEH:

SIGIT YUNANTO

NIM : 55213110004

2013 BAB I – PENDAHULUAN

Page 15: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

15

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam bidang pendidikan banyak pelajar dan mahasiswa Indonesia berhasil lulus dari Amerika dan kemudian menjadi ahli ekonomi, politik, hukum, teknik, IT. Mereka selanjutnya menjadi penentu kebijakan publik, menggerakkan peraturan-peraturan dalam bidang ekonomi makro dan mikro, Menjadi profesor yang ahli dalam strategi kebijakan ekonomi.

Sudah menjadi kultur budaya yang sangat mengakar dalam sejarah AS bahwa pendidikan menjadi tugas bagi keluarga dan masyarakat. oleh karena itu masyarakat tidak mau kalau pendidikan diatur oleh pemerintah pusat, bahkan oleh pemerintah negara bagian, bahkan oleh pemerintah lokal sekalipun. Masyarakat merasa memiliki hak yang sangat kuat untuk menentukan sistem pendidikan seperti apa yang paling tepat untuk masyarakat mereka. Mereka menganggap tantangan yang dihadapi oleh setiap komunitas tidaklah sama, jadi sistem pendidikan juga tidak boleh atau tidak perlu disamakan antara satu kota dengan kota lain, antara satu state dengan state lain.

Amerika Serikat terdiri dari berbagai orang dari negara-negara lain didunia. makanya AS sering disebut sebagai Negri Imigran. Meskipun imigran tapi mereka diperlakukan sama. Demokrasi dan hak setiap individu dijunjung tinggi. Keberhasilan letaknya pada individu masing-masing bukan pada sistemnya.

Tidak dipungkiri Pendidikan di Amerika jauh lebih baik dari Indonesia. Dalam segala segi ada ketergantungan kuat negara ini terhadap segala gertak amerika. Dari intervensi ekonomi, utang luar negeri, kebijakan makro ekonomi sampai pergerakan mata uang asing. Dari segi keamanan regionalpun Amerika masih banyak memberi tekanan khususnya Asia Tenggara.

Di Indonesia kita mengenal wajib belajar SD dan SMP. Di Amerika kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh warga sudah lama diberlakukan. wajib belajar di AS mulai dari SD sampai SMA. Tapi pemerintah menggratiskan biaya sekolah sejak TK sampai SMA untuk sekolah-sekolah negri. Untuk sekolah swasta, pemerintahan dipusat sampai lokal tidak memberikan anggaran apapun, dan sebaliknya sekolah itupun tidak diwajibkan mengikuti seluruh kebijakan pemerintah dibidang pendidikan.

Pada tahun 2001 pemerintah pusat melakukan Reformasi di bidang pendidikan dengan meluncurkan kebijakan NCLB atau No Child Left Behind atau Tak ada satupun anak yang tertinggal dibelakang. Kebijakan ini terkait dengan mutu atau kualitas anak didik. Negara bagian Massachusetts yang selalu terbaik dalam pendidikan telah lebih dulu mengawali kebijakan ini pada tahun 1993. Kebijakan NCLB ini antara lain dilakukan dalam bentuk penciptaan standar-standar mutu hasil didik dan pelaksanaan Ujian Nasional. Pemerintah pusat memerintahkan pemerintah negara bagian untuk membuat standar pendidikan, membuat kurikulum, membuat soal Ujian nasional dan menyelenggarakan Ujian nasional. materi yang diujikan samapai saat ini baru Matematik dan Bahasa Inggris, tapi tahun depan akan ditambah Sejarah AS dan IPA.

Intervensi pemerintah pusat Amerika dalam pendidikan dilakukan karena melihat kualitas pendidikan anak-anak SMA sangat menurun. Angka Drop Out (tidak meneruskan sekolah) sebesar rata-rata 50%, dari 50% yang ikut Ujian nasional lulus 90%, dari yang lulus ini sebagian meneruskan kuliah dan sebagian lagi bekerja. Sebelum masuk perguruan tinggi atau bekerja mereka juga di tes, dan hanya 50% dari yang ikut tes lulus masuk perguruan tinggi atau bekerja. akibatnya banyak

Page 16: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

16

pengangguran atau bekerja ditempat yang dibayar murah, dan akibatnya angka kemiskinan makin meningkat, seterusnya pembayar pajak semakin sedikit dan pendapan negara semakin berkurang.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang diidentifikasikan adalah sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan antara pendidikan di amerika dan pendidikan di Indonesia? 2. Adakah perbedaan kurikulum pendidikan amerika dan kurikulum pendidikan di

Indonesia?

Page 17: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

17

TUGAS MATA KULIAH

PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF

MEMBUAT “RUMUSAN MASALAH” TERHADAP KASUS SOSIAL SEBANYAK TIGA BUAH

(DR. Ir H. Amiruddin Saleh)

Tugas RUMUSAN MASALAH – III (Asosiasi )

Pengaruh Kompetensi karyawan Terhadap Promosi Jabatan Karyawan

OLEH:

SIGIT YUNANTO

NIM : 55213110004

2013

Page 18: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

18

BAB I – PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perubahan dunia berpengaruh terhadap organisasi bisnis dan sekaligus terhadap kompetensi karyawan. Karyawan semakin dipandang sebagai aset yang sangat penting dari suatu perusahaan. Semakin banyak tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan maka kedudukan karyawan menjadi semakin sangat strategis. Keunggulan kompetitif suatu perusahaan sangat bergantung pada mutu sumberdaya manusia karyawan. Artinya ketika perusahaan akan menghadapi proses pengubahan atau terlibat dalam menciptakan ubahan maka karyawan diposisikan sebagai pemain utama perusahaan.

Perusahaan akan selalu memikat, mengembangkan dan mempertahankan karyawan yang berketerampilan inovatif. Dan agar karyawan tetap bertahan bekerja di perusahaannya maka diperlukan reward yang berkelanjutan dalam bentuk promosi jabatan yang berkelanjutan. Bagaimana misalnya para karyawan secara bertahap dikembangkan potensi dirinya untuk memiliki pemikiran kompetitif, sinergis dan pemikiran global. Dengan demikian perusahaan akan semakin siap dalam menghadapi setiap proses perubahan lokal dan global.

Perusahaan akan terus mengembangkan potensi karyawan yang memiliki kompetensi atau standar sektor ekonomi nasional dan global. Ciri-ciri kompetensi karyawan dimaksud adalah memiliki pengetahuan, kapabilitas dan sikap inisiatif dan inovatif dalam berbagai dimensi pekerjaan

Peran dari sumber daya manusia dalam sebuah organisasi tidak dapat disamakan dengan peran sumber daya lainnya, karena memiliki karakteristik unik, yaitu bahwa setiap individu memiliki keinginan yang berbeda, tujuan hidup yang berbeda, dan memiliki persepsi tentang arti kerja yang berbeda sehingga mengakibatkan sikap mereka dalam bekerja juga berbeda serta pengelolaan sumber dayanya juga tidak sama.

Seiring dengan perkembangan organisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin menghendaki perlakuan yang lebih manusiawi bagi para karyawan dalam suatu organisasi, saat ini manusia dengan segala potensi yang dimilikinya dianggap sebagai kekayaan (asset) perusahaan yang harus didayagunakan secara optimal guna mencapai tujuan perusahaan.

Pada umumnya setiap perusahaan menghendaki agar para karyawannya dapat memberikan potensi kerja yang tinggi didalam melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu perusahaan selanjutnya harus berupaya untuk menciptakan kondisi-kondisi tertentu agar karyawan dapat bergairah dalam melakukan pekerjaannya, salah satunya adalah dengan melakukan promosi jabatan yaitu untuk meningkatkan semangat kerja karyawan. Jika promosi jabatan direalisasikan kepada karyawan yang berprestasi tinggi maka akan memberikan rangsangan bagi para karyawan untuk meningkatkan semangat kerja. Tindakan promosi jabatan ini penting sekali untuk menjaga kestabilan pegawai perusahaan. Apabila tindakan promosi didasarkan pada waktu yang tepat dan dilaksanakan secara objektif maka stabilitas kepegawaian dapat terjaga.

Salah satu faktor utama yang menentukan prestasi kerja untuk bisa dipromosikan dan pendukung tercapainya tujuan perusahaan adalah adanya motivasi dari karyawan itu sendiri. Jika ingin meningkatkan prestasi kerja karyawan, kita perlu memahami dan memperhatikan faktor-faktor

Page 19: Strategi Penyelesaian Tugas Membuat RUMUSAN MASALAH 3 Kasus

Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013

19

yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Motivasi merupakan kesediaan mengeluarkan kemampuan terbaiknya sebagai upaya mencapai tujuan organisasi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Kebutuhan sesuatu keadaan internal yang menyebabkan hasil tertentu tampak menarik. Dari batasan yang telah diutarakan seara sederhana dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan timbulnya perilaku yang mengarah pada tujuan tertentu dengan penuh komitmen sampai tercapainya tujuan dimaksud (Sedarmayanti, 2009: 233).

Setelah mengetahui bagaiman motivasi kerja pegawainya, perusahaan perlu melakukan tindakan-tindakan untuk meningkatkan kualitas kerja dan prestasi kerja pegawainya. Salah satu tindakan tersebut adalah melalui promosi jabatan. Promosi jabatan menurut Siagian (2008: 169) ialah apabila seorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki jabatan lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih besar pula.

Setiap pegawai mendambakan promosi karena dipandang sebagai penghargaan atas keberhasilan seseorang menunjukkan prestasi kerja yang tinggi dalam menunaikan kewajibannya dalam pekerjaan dan jabatan yang dipangkunya sekarang, sekaligus sebagai pengakuan atas kemampuan dan potensi yang bersangkutan untuk menduduki posisi yang lebih tinggi dalam organisasi.

Dalam beberapa pengalaman, promosi jabatan dilakukan tidak sesuai dengan kompetensi karyawan, hal ini dikarenakan:

1. Tidak tersedianya sistem yang mengukur tingkat kompetensi karyawan 2. Kebijakan mengenai promosi jabatan dilakukan dengan tidak objektif, sehingga

karyawannya mendapatkan kesempatan yang tidak sama untuk dipromosikan. 3. Tingkat upah yang dibayarkan tidak sesuai dengan tingkat jabatan atau pekerjaan dan

tanggung jawab yang dipegangnya 4. Kenyataan bahwa pegawai yang paling senior belum tentu merupakan pegawai yang

berprestasi namun tetap dipromosikan, sehingga menimbulkan kecemburuan diantara sesama pegawai

Dengan adanya promosi jabatan yang jelas serta dilaksanakan dengan jujur dan objektif, diharapkan dapat memberikan motivasi kerja yang memberikan manfaat-manfaat yang lebih luas untuk karyawan dan perusahaan sehingga menghasilkan prestasi kerja yang tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang diidentifikasikan adalah sebagai berikut :

1. Adakah hubungan antara Kompetensi dan promosi jabatan? 2. Adakah pengaruh antara Kompetensi dan promosi jabatan? 3. Seberapa besar pengaruh antara Kompetensi dan promosi jabatan?