KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN KONSELING …elib.stikesmuhgombong.ac.id/188/1/DEA ARMITA SARI NIM....
Transcript of KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN KONSELING …elib.stikesmuhgombong.ac.id/188/1/DEA ARMITA SARI NIM....
i
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN KONSELING MENGGUNAKAN BUKU SAKU
TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNA KB IMPLANT
DIBPM TEGUH RAHAYUNINGSIH KARANGSARI
BUAYAN KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan
Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
DEA ARMITA SARI
B1301031
PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2016
ii
iii
iv
v
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN KONSELING MENGGUNAKAN BUKU SAKU
TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNA KB IMPLANT
DI BPM TEGUH RAHAYUNINGSIH KARANGSARI
BUAYAN KEBUMEN1
Dea Armita Sari2 Eti Sulastri S.ST
3
INTISARI
Latar Belakang: Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah
besar bagi negara-negara didunia khususnya Negara berkembang. Indonesia
merupakan Negara berkembang yang mempunyai masalah dalam bidang
kependudukan. Upaya pemerintah dalam menekan pertumbuhan penduduk yang
semakin meningkat yaitu dengan merencanakan program Keluarga Berencana
(KB). Keluarga Berencana merupakan usaha pokok didalam kebijaksanaan
kependudukan umumnya menurunkan tingkat kelahiran yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
Tujuan : Konseling menggunakan alat bantu buku saku dengan metode
kontrasepsi jangka panjang yaitu implant pada pada Ny.R umur 38 tahun P5Ah5 di
BPM Teguh Rahayuningsih Desa Karangsari, Kecamatan Buayan, Kabupaten
Kebumen.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskritif pendekatan kualitatif
subjek yang digunakan Ny.R dengan menggunakan instrument buku saku. Teknis
analasis data ada 3 yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil : Ny.R berminat menngunakan kb implant setelah konseling menggunakan
buku saku, pemasangannya ketika ada safari.
Kesimpulan : konseling tentang kb implant pada Ny.R dengan menggunakan
buku saku sangat efektif. Karena Ny.R memutuskan kb implant. Faktor-faktor
yang mempengaruhi Ny. R untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka
panjang seperti diskusi dengan pasangan/suami. Setelah dilakukan konseling dan
sudah diskusi dengan suami Ny.R memutuskan menggunakan KB implant.
Kata Kunci : Konseling alat kontrasepsi , buku saku , kb implant.
Keperpustakaan : 15 pustaka (2006-2014).
Jumlah Halaman : 44 Halaman
1Judul
2Mahasiawa Prodi DIII Kebidanan
3Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong
vi
SCIENTIFIC PAPER
THE APPLICATION OF COUNSELING USING POCKET BOOK FOR
ACCEPTORS IN MAKING DECISION ON IMPLANT CONTRACEPTIVE
IN PRIVATE MIDWIFERY CLINIC
OF MIDWIFE TEGUH RAHAYUNINGSIH
AT KARANGSARI, BUAYAN, KEBUMEN1
Dea Armita Sari2, Eti Sulastri S.ST
3
ABSTRACT
Background: Indonesia is a developing country with a population problem. The
government tries to decrease the increasing population by making family planning
program (birth control). Lack of knowledge about the long-term contraceptive
methods especially implant and declining interest in contraception are the causes
why acceptors do not use long-term contraception. And the acceptors are directed
to use implant contraceptives with a paperback book in their counseling.
Objective: Conducting counseling about a long-term implant contraceptive to
Mrs. R, a 38 year-old mother with P5Ah
5 by using pocket-book media in private
midwifery clinic of Midwife Teguh Rahayuningsih at Karangsari, Buayan,
Kebumen.
Method: This scientific paper is a descriptive research with a qualitative
approach. The study was conducted by describing or depicting phenomena that
occur in society. The data was analyzed in the form of data reduction, data
presentation and conclusion.
Results: After being given counseling about implant contraceptive, Mrs. R could
understand more about implant contraceptive, and finally she decided to use
implant contraceptive.
Conclusion: The counseling using pocket book media can influence Mrs. R. long-
term contraceptive. Besides, discussions with partner (husband) can also influence
her making decision. After having counseling and having a discussion with her
husband, Mrs. R decided to use implant contraceptive.
Keywords: Contraception counseling, picket-book, implant cotraceptive.
Bibliography: 15 literatures (2006-2014).
Number of Pages: 44 pages
1
Title. 2
Student of DIII Program of Midwifery Dept. 3
Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala
(SWT) atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan dengan judul “Penerapan Konseling Menggunakan Buku
Saku Terhdap Keputusan Pengguna Kb Implant, Di Bidan Praktek Mandiri
(BPM) Teguh Rahayuningsih, Amd.Keb, Desa Karangsari, Kecamatan Buayan,
Kabupaten Kebumen”. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi
persyaratan untuk mencapai derajad diploma Program Studi Diploma Tiga
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong.
Dalam penelitian laporan ini, penulis banyak menemukan hambatan,
namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga laporan ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. M.Madhnan Anis, S.Kep.Ns. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Muhammadiyah Gombong.
2. Hastin Ika Indriyastuti, S.Si.T, M.P.H. Selaku Ketua Program Studi Diploma
III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah
Gombong.
3. Eti Sulastri, S.ST. selaku Pembimbing Akademik yang telah bersedia berbagi
pengetahuan dan mendukung serta mengarahkan penulis dari awal sampai
akhir penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Teguh Rahayuningsih, Amd.Keb selaku Pembimbing Lahan yang telah
bersedia membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis dalam
penyusunan laporan asuhan kebidanan inovasi ini.
5. Orang tua dan teman-teman yang telah memberi dukungan dan motivasi.
6. Pasien Ny. R dan keluarga, serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
Demikian laporan ini kami buat semoga dapat bermanfaat, kami minta
maaf apabila dalam penulisan laporan ini banyak kesalahan dan kekurangan.
Gombong, Mei 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv
INTISARI .......................................................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .............................................................................. 1
B.Tujuan ............................................................................................ 5
C.Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Teori ............................................................................... 7
1.Konseling ................................................................................ 7
2.Alat Bantu ................................................................................. 13
3.Keluarga Berencana ................................................................. 14
4.Kontrasepsi ............................................................................... 17
5.Keluarga Berencana Implant .................................................... 20
6.Faktor - Faktor .......................................................................... 28
B.Kerangka Teori .............................................................................. 34
BAB III METODE PENULISAN
A.Jenis Penelitian ............................................................................. 35
B.Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 36
C.Subjek Penelitian ........................................................................... 36
D.Instrumen Penelitian ...................................................................... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian ............................................................................. 41
B.Pembahasan ................................................................................... 44
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan ................................................................................... 49
B.Saran .............................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 kerangka teori .................................................................................... 34
\
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner
Lampiran 2 Alat bantu buku saku
Lampiran 3 Infomed Consent
Lampiran 4 Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi
negara-negara di dunia khususnya negara berkembang. Indonesia merupakan
negara berkembang yang termasuk mempunyai masalah dalam bidang
kependudukan. Kepesatan penduduk Indonesia tersebut merupakan fenomena
yang memerlukan perhatian dan penanganan yang lebih sungguh-sungguh dan
kelanjutan (BKKBN, 2006).
Menurut World Population Data Sheet 2015, Indonesia merupakan
negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu 256
juta. Pusat Data dan informasi, Kementerian Kesehatan RI, mengestimasi
jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 sejumlah 248 juta orang. Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat bahwa pada tahun 2013, sebanyak 28,55 juta
(11,47%) penduduk Indonesia merupakan penduduk miskin (BKKBN, 2013).
Berdasarkan data diatas upaya pemerintah dalam menekan
pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yaitu dengan cara
merencanakan program Keluarga Berencana (KB). Keluarga Berencana
merupakan usaha pokok didalam kebijaksanaan kependudukan umumnya
menurunkan tingkat kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak (Anggreani, 2011).
1
2
Indonesia pada tahun 2014 tercatat jumlah peserta KB sebesar 75,58%
peserta KB aktif, peserta KB suntik (48,56%), peserta KB pil (26,60%),
peserta KB IUD (7,75%), peserta KB kondom (6,09%), peserta KB implant
(9,23%), peserta MOW (1,52%), peserta MOP (0,25%) (BKKBN, 2014).
Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyatakan
bahwa peserta KB aktif di Jawa Tengah sebanyak 5.274.506 %, dengan
presentase sebagai berikut 469.126 (8,89%) peserta IUD, 279.968 (5,31%)
peserta MOW, 53.355 (1,01%) peserta MOP, 120.881 (2,29%) peserta
kondom, 583.387 (11,05%) peserta implant, 2,9997.642 (56,45%) dan peserta
KB pil 790.664 (14,99%) (BKKBN, 2014).
Penggunaan MKJP di Povinsi Jawa Tengah susuk (implant) 12,5%,
AKDR (Alat Kontrasepsi dalam rahim)/Intrauterine Device (IUD) 9,2%,
Metode Operasi Wanita (MOW) 2,4%, dan Metode Operasi Pria (MOP) 0,2%
(Profil Kesehatan Povinsi Jawa Tengah, 2013). Penggunaan MKJP di
Kabupaten Kebumen susuk (implan) 22,3%, AKDR (Alat Kontrasepsi dalam
rahim)/Intrauterine Device (IUD) 7,2%, Metode Operasi Wanita (MOW)
4,4%, dan Metode Operasi Pria (MOP) 0,5% pada tahun 2013 (BPPKB
Kabupaten Kebumen, 2013).
Dari hasil diatas terlihat cakupan implant target keseluruhan 9,23%.
Salah satunya konseling merupakan cara pendekatan dalam menyampaikan
pendidikan kesehatan menolong individu, konseling adalah bentuk
komunikasi personal yang khusus, yaitu suatu pemberian bantuan yang
dilakukan kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau
3
memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap klien meliputi
fakta-fakta, harapan, kebutuhan. Konseling merupakan aspek yang sangat
penting dalam pelayanan Keluarga Berencana.
Media cetak “Buku Saku” adalah suatu buku yang berukuran kecil
yang berisi tentang informasi atau pesan-pesan yang positif yang dapat
disimpan dalam saku sehingga mudah dibawa kemana-mana dan praktis untuk
dibaca. Buku saku juga selain ukurannya kecil, juga ringan, tidak merasa
terbebani untuk dibawa dan tentunya bisa dibaca kapan saja dan di mana saja
(Glasier dan Gebbie, 2006).
Terdapat hubungan signifikan antara konseling Keluarga berencana
(KB) dengan pengambilan keputusan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam
penggunaan alat konrasepsi (Kartika Sari dkk, 2010), Teknik Konseling
Kelurga Berencana (Dewi, 2013) disimpulkan teknik konseling kelurga
berencana berhubungan positif dan signifikan dengan pemilihan metode
kontrasepsi jangka panjang paska persalinan di Puskesmas Mergangsan
Yogyakarta. Teknik konseling dengan pengunaan ABPK ber-KB
mempengaruhi jenis kontrasepsi yang dipilih responden (Kostania, 2013)
dalam Studi Pre Eksperimen di desa Platerejo Kecamatan Giriwoyo
Kabupaten Wonogiri. Terdapat pengaruh pemberian informasi KB dengan
menggunakan media akan mempengaruhi penggunaan MKJP, penggunaan
media dapat berupa media cetak dalam penelitian (Asih dan Oesman, 2009).
Implant adalah alat kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen
dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga sampai lima tahun
4
(Affandi, 2012). Implant adalah alat kontrasepsi yang terdiri dari beberapa
kapsul kecil berisi hormonal yang dipasang dibawah kulit lengan atas atau
bagian dalam (Yuhedi dan Kurniawati, 2013). Menurut BKKBN implant
adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah
dalam berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dari
pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon
levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006).
Salah satu media konseling adalah buku saku, Menurut Linda dkk
dalam jurnal ilmiah kebidanan buku saku meningkatkan score pengetahuan
pada klien. Selain itu keunggulan lain dari buku saku dapat dibaca setiap saat,
ukurannya kecil sehingga dapat dibawa kemampuan,tidak mudah rusak, Dapat
disebarluaskan kepada subjek yang diinginkan, Informasi didalamnya
terfokus.
Berdasarkan data dokumentasi Bulan Februari sampai Mei 2016
jumlah keluarga yang menggunakan alat kontrasepsi yang ada di BPM Teguh
Rahayuningsih di Desa Sikayu dan diluar desa Sikayu sekitar 24 wanita.
Ny.R merupakan salah satu masa penghentian atau mengakhiri kesuburan,
berada dekat dengan BPM Teguh Rahayuningsih dan bersedia menjadi pasien
inovasi penulis dikarenakan Ny. R ingin lebih mengetahui tentang kontrasepsi
jangka panjang yaitu kb implant. Berdasarkan permasalahan diatas penulis
tertarik untuk melakukan inovasi tentang konseling menggunakan buku saku
terhadap pengguna KB implant di BPM Teguh Rahayuningsih Desa
Karangsari Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen.
5
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan konseling menggunakan buku saku
terhadap keputusan pengguna KB implant di BPM Teguh Rahayuningsih
Desa Karangsari Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menambah pemahaman tentang kontrasepsi implant.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi klien dalam penggunaan
kb implant.
c. Untuk melihat efektifitas buku saku terhadap keputusan pengguna
implant.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Ny.R
Studi kasus ini dapat memantapkan tentang konseling menggunakan
alat bantu media cetak buku saku sebagai media konseling pada alat
kontrasepsi implant.
2. Bagi Institusi
Studi kasus ini bisa dijadikan sebagai bahan pustaka tambahan bagi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong
khususnya program studi DIII Kebidanan dengan menitik beratkan pada
pentingnya kesejahteraan ibu dan anak.
6
3. Bagi Penulis
Mahasiswa dapat membarikan konseling tentang kontrasepsi jangka
panjang secara langsung dan menerapkan teori yang telah di pelajari
penulis pada saat perkuliahan.
4. Bagi Bidan
Studi kasus ini dapat digunakan sebagai bahan masukan yang
digunakan untuk penerapan pelayanan asuhan kebidanan pada pelayanan
konseling keluarga berencana.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni. 2011. Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) pada Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulung Tahun
2014. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehtan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidyatullah.
Affandi, B. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Asih dan Hadriah, Oesman. 2009. Fakto-Faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan MKJP. Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi. Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
BKKBN. 2010. Evaluasi Pembangunan Kependudukan dan KB BKKBN Provinsi
Jawa Tengah. Jawa Tengah. BKKBN jawa Tengah
_______. 2012. Kajian Implementasi Kebijakan Penggunaan Kontrasepsi IUD.
Pusat Penelitian dan Pengembangan KB-KS
_______. 2013. Pemantauan Pasangan Usia Subur Melalui Mini Survai
Indonesia Puslitbang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.
_______. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina
Pustaka SP.
Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkes Prov) Jawa Tengah. 2014. Profil Kesehatan
Jawa Tengah 2014. Semarang: Dinkes Prov Jawa Tengah.
Dewi dan Notobroto. Hari Basuki. Rendahnya keikutsertaan pengguna metode
kontrasepsi jangka panjang pada pasangan usia subur. Jurnal Biometrika
dan Kependudukan, Vol. 3, No. 1 Juli 2014: 66-72
Glasier, Anna dan Gebbie, Ailsa. (2006). Keluarga Berencana & Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: EGC.
Hartanto, Hanafi. 2008. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Handayani, S. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihana.
Nasution, Sri Lilestiana. 2011. Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan
MKJP di Enam Wilayah di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan
KB dan Keluarga Sejahtera. BKKBN
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta
Prawirohardjo, S. 2007. Pelayanan Kesehatan maternal dan Neonatal. Jakarta:
YBPSP.
_____________. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Ritonga, Abdurrahman. Dkk. Kependudukan dan Lingkungan hidup. FEUI.
Jakarta. Edisi Kedua.
Saefuddin, Abdul Bari, DKK. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan
kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka .
Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana.Jakarta: Salemba
Medika.
Teffera, Alemayehu Shimeka and Wondifraw, Abebach Asmamaw. 2015.
Determinants Of Long Acting Contraceptive Use Among Reproductive Age
Women In Ethiopia: Evidence From EDHS. Science Journal of Public
Health 2015. ISSN: 2328-7942
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.
Winknjosastro. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Tridasa Printer.
Yuhedi dan Titik Kurniawati, 2013. Kependudukan & Pelayanan KB. Jakarta:
EGC.
LAMPIRAN
Keluarga Berencana
Buku pintar
BY Dea Armita Sari
PRODI DIII KEBIDANAN
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
IMPLANT
A. PENGERTIAN IMPLANT
Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi bawah Kulit (Hanafi, 2004).
Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel
yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon polidymetri silicon dan
disusukan dibawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan dibawah kulit
adalah sebanyak 2 kapsul masing masing kapsul panjangnya 44 mm
masing masing batang diisi dengan 70mg levonorgetrel, dilepaskan
kedalam darah secara difusi melalui dinding kapsul levonorgetrel adalah
suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil
kombinasi (Prawirohardjo, 2009)
1. Cirri – cirri kontrasepsi implant
Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau
Implanon
Nyaman
Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
Pemasangan dan segera kembali setelah implant dicabut.
Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak
dan amenorea.
Aman dipakai pada masa laktasi.
2. Cara kerja implant
Lendir serviks menjadi kental
Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
Mengurangi transportasi sperma.
Menekan ovulasi.
3. Efektifitas
Lendir serviks menjadi kental
Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi
Mengurangi transportasi sperma
Menekan ovulasi
99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100
perempuan)
4. Keuntungan
1. Keuntungan Kontrasepsi antara lain adalah daya guna tinggi,
perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun, pengembalian tingkat
kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan
pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak
mengganggu kegiatan sanggama., tidak menganggu ASI pasien
hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. Dapat dicabut
setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
2. Keuntungan Non Kontrasepsi antara lain adalah mengurangi nyeri
haid, mengurangi jumlah darah haid, mengurangi dan memperbaiki
anemia. melindungi terjadinya kanker endometrium, menurunkan
angka kejadian kelainan jinak payudara, melindungi diri dari
beberapa, penyebab penyakit radang panggul, menurunkan angka
kejadian endometriosis.
5. Kerugian
Menurut Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant
adalah:
o Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
o Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan
pengangkatan implant.
o Biaya Lebih mahal.
o Sering timbul perubahan pola haid.
o Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya
sendiri.
o Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena
kurang mengenalnya.
o Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.
6. Efek samping
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah
darah haid, serta amenorea,timbulnya keluhan-keluhan seperti:
1. Nyeri kepala
2. Peningkatan/penurunan berat badan
3. Nyeri payudara perasaan mual
4. Pening/pusing kepala
5. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).
6. Membutuhakan tindak pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan
7. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular
seksual termasuk AIDS.
8. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya
kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi
ke klinik untuk pencabutan.
9. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat
tuberkolosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan
barbiturat).
10. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per
100.000 perempuan per tahun)
7. Yang boleh menggunakan implant
Usia reproduksi
Telah memilki anak ataupun belum
Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
Pasca persalinan dan tidak menyusui
Riwayat kehamilan ektopik
Tekanan darah<180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan
darah atau anemia bulan sabit (sickle cell).
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
8. Yang tidak boleh menggunakan implant
Hamil atau diduga hamil
Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.
Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
Mioma uterus dan kanker payudara.
Gangguan toleransi
9. Indikasi :
1. Usia reproduksi (usia 20-35 tahun)
2. Telah memilki anak ataupun belum
3. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
4. Pasca persalinan dan tidak menyusui
5. Riwayat kehamilan ektopik
6. Tekanan darah<180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan
darah atau anemia bulan sabit (sickle cell).
7. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan
pada :
a. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
b. Perempuan pada usia reproduksi (20 – 35 tahun).
c. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memilik
efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan
kehamilan jangka panjang.
d. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e. Perempuan pasca persalinan.
f. Perempuan pasca keguguran.
g. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak
sterilisasi.
h. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi
hormonal yang mengandung estrogen.
i. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
10. Kontraindikasi
1. Hamil atau diduga hamil
2. Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.
3. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
5. Mioma uterus dan kanker payudara.
6. Gangguan toleransi Glukosa.
11. Waktuk mulai penggunaan implant
Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak
diperlukan metode kontraseptif tambahan.
Insertif dapat dilakukan setiap saat, asal saja tidak diyakini tidak
menjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien
jangan melakukan, hubungan seksual atau menggunakan hubungan
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
Bila klien tidak haid, insersi bisa dilakukan setiap saat, asal saja tidak
diyakini kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau
menggunakan lain untuk 7 hari saja.
Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan,
insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menyusui penuh, klien tidak
perlu memakai metode kontraspsi lain.
Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah menjadi haid kembali,
insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain
untuk 7 hari saja.
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin
menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal
saja klien tersebut menyakini tidak hamil, untuk klien menggunakan
kontrasepsi terdahulu dengan benar.
Bila kontrasepi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant
dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut, tidak
diperlukan metode kontrasepsi lain.
Bila kontrssepi sebelumnya adalah kontrsepsi non-hormonal (kecuali
AKDR) dan klien ingin menggatinya dengan implant, insersi implant
dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak
perlu menunggu sampai datang hamil berikutnya. i.Bila kontrasepsi
sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan
implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7dan klien
jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan (Saifudin, 2006)