KARAKTERISASI DAN KOMPOSISI KIMIA MINYAK JAGUNG...
Transcript of KARAKTERISASI DAN KOMPOSISI KIMIA MINYAK JAGUNG...
i
KARAKTERISASI DAN KOMPOSISI KIMIA MINYAK JAGUNG UNYIL
( Zea mays L.)VARIETAS LOKAL PULUT
CHARACTERISATIONANDCHEMICALCOMPOSITION OF SEED
CORNOIL(Zea maysL.) VARIETY LOCAL PULUT
Oleh,
Desi Tri Astuti
NIM: 652012022
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi: Kimia, Fakultas: Sains dan Matematika guna
memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains (Kimia)
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2016
1
KARAKTERISASI DAN KOMPOSISI KIMIA MINYAK JAGUNG UNYIL
( Zea mays L.)VARIETAS LOKAL PULUT
CHARACTERISATIONANDCHEMICALCOMPOSITION OFSEEDCORNOIL(Zea
maysL.) VARIETY LOCAL PULUT
Desi Tri Astuti(1*), Hartati Soetjipto (2*),Margareta Novian C((2*) (1)Mahasiswa Program Studi Kimia,FSM,UKSW Salatiga, Indonesia
(2)Dosen Program Studi Kimia,FSM, UKSW Salatiga, Indonesia
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
Jl. Diponegoro no 52-60 Salatiga 50711 Jawa Tengah – Indonesia
ABSTRAK
The aims of this study were to determine the highest yield of corn seed oil as
revealed of extraction duration time, to characterize the physico-chemical properties and to
identify the composition ofcorn seed oil. Determination of physico-chemical properties of
seed corn oil according to SNI 01-3555-1998. Identification of the chemical composition was
done by using Gas Chromatography -Mass Spectrometry ( GC - MS ) . The obtained data
were analyzed by Randomized CompletelyBlock Design ( RCBD ) , 6 treatments and 4
replication, as a treatment is time extraction consist of 6 levels is : 3 ; 6 ; 9 ; 12 ; 15 and 18
hours, respectively while as block is time analysis. The results showed that the highest yield
6.5825 ± 0.375 % produced by a 12 hours extraction, the nature of the physico - chemical oil
have moisture content 0.05 ± 0.02 % ;density 0.77 ± 0.11 g / ml ; the acid value 22.14 ±
0.55 mgNaOH / g fat ; the number of peroxide 14.21 ± 2.26 mgek / kg , the number of
lathering 124.42 ± 46.14 mg KOH / g of fat. The corn seed oil have 19 compounds and the 3
main compounds contained more than 3 % were 9 - octadecanoic acid is 72.21 % ( oleic acid
) , 18.26 % heksadekenoat acid palmitic acid ) and 3.69 % octadecanoic acid ( stearic acid ).
Keywords:Unyil corn, extraction, yield, physico-chemical, composition.
PENDAHULUAN
Konsumsi minyak nabati dunia pada tahun 2011- 2012 mencapai ± 150 juta ton. 114,2
juta ton digunakan dalam bidang pangan dan 35,8 juta ton di bidang non pangan (Gunstone,
2013). Berdasarkan data dari Oil Word,total produksi 17 jenis minyak nabati dan lemak dunia
mencapai 236 juta ton pada tahun 2020, angka ini bertambah dari tahun 2013 yang berjumlah
189,5 juta ton (Amri, 2013). Diperkirakan produksi minyak nabati akan terus naik secara
linear tetapi kebutuhan tumbuh secara eksponensial, sehingga permintaan akan kebutuhan
lebih banyak dari pada produksi.
2
Kurangnya suplai minyak nabati menyebabkan kebutuhan minyak nabati yang sangat
besar belum terpenuhi.Oleh karena itu, penelitian mengenai sumber – sumber minyak nabati
masih sangat dibutuhkan. Minyak nabati dapat diperoleh dari biji- bijian yakni kelapa,
kelapa sawit, jagung, jarak, olive (zaitun), kacang tanah, biji kapuk, biji kapas, alpokat,
kacang macadam, kanola, biji nyamplung, dan lain – lain. (Mahandariv dan Nazhri., 2011).
Minyak jagung merupakan minyak yang kaya akan asam lemak tidak jenuh, seperti
asam linoleat dan linolenat yang dapat menurunkan kolestrol darah dan menurunkan resiko
serangan jantung koroner. Minyak jagung juga kaya akan tokoferol ( Vitamin E) yang
bersifat antioksidan, vitamin – vitamin yang terlarut yang bermanfaat bagi kesehatan, namun
meskipun mempunyai banyak manfaat produksi minyak jagung masih relatif rendah (
Dwiputra dkk., 2015).
Jagung unyil merupakan salah satu jenis jagung yang berukuran kecil sehingga
masyarakat menyebutnya sebagai jagung unyil, jagung ini banyak ditanam oleh sebagian
petani di Boyolali utara, alasan penanaman jagung ini karena jagung unyil mudah tumbuh
walaupun tanahnya relatif kering dan kurang subur dan hasilnya juga bagus. Jagung unyil
biasa ditanam petani di pematang sawah atau ladang, bersamaan dengan datangnya musim
hujan (Suaramerdeka.com, 2015) .
Ada dua jenis varietas lokal yang ditanam yaitu elos dan kretek. Jagung kretek,
memiliki tongkol dan biji yang kecil dibandingkan dengan jenis hibrida, biji berwarna
kuning, dengan panjang tongkol sekitar 10 cm. Sementara untuk Jagung Elos, petani
menyebutkan memiliki karakteristik yang mirip, tapi menghasilkan tongkol yang lebih
panjang sekitar 15 – 17 cm. Umur kedua jagung itu sama, 70 hari. ( Lutfiyah, 2015). Jagung
unyil memiliki struktur dan fisik yang hampir sama dengan jagung kretek namun warna dari
biji jagung unyil jingga kekuningan.Menurut Sutoro dkk., 2005 dalam terbitan Katalog
Plasma Nutfah Jagung Balitsereali, jagung jenis kretek dan elos, yang ditemukan diberbagai
tempat di Indonesia, berjenis jagung lokal pulut
Biji jagung unyil relatif keras sehingga selama ini hanya digunakan sebagai pakan ayam
dan burung saja. Menurut Karjono petani ( wawancara pribadi, 30 meil 2016 ) , produksi
jagung unyil dapat mencapai 3-5 ton per 6 bulan. Melihat produksi jagung unyil yang relatif
tinggi serta pemanfatan yang terbatas hanya sebagai pakan burung dan ayam saja , maka
layak dipikirkan pengembangan manfaat lain misalnya sebagai sumber minyak nabati.
3
Beberapa penelitian tentang minyak jagung dan aplikasinya sudah banyak dilaporkan
(Nurhafni, 2008 ; Si, Hongwei., et al, 2014 ; Kastanja , 2007 ; Abdulkadir et al, 2011)
namun umumnya menggunakan jagung manis. Bedasarkan latar belakang diatas maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Menentukan rendemen tertinggi minyak biji jagung unyil ditinjau dari lama waktu
ekstraksi.
2. Mengkarakterisasi sifat fisiko kimia minyak biji jagung unyil
3. Mengidentifikasi komposisi kimia minyak biji jagung unyil menggunakan Gas
Chromatrography-Mass Spectrometery (GC-MS).
METODOLOGI
Bahan dan Piranti
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jagung unyil yang diperoleh dari
Desa Lembu Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Bahan kimiawi yang digunakan
produk Merck, Jerman dengan grade pro analysis adalah heksana, kloroform, asam asetat
glasial, etanol, asam klorida, kalium idodida, natrium tiosulfat, kalium hidroksida, natrium
hidroksida, dan indikator fenolftalein , akuades dan kanji.
Piranti yang digunakan antara lain: neraca analitis 4 digit (Mettler H 80, Mettler
Instrument Corp., USA), neraca analitis 2 digit (Ohaus TAJ602, Ohaus Corp., USA), soxhlet,
penangas air (Memmert), rotary evaporator, Gas Chromatography–Mass Spectrometry (GC-
MS), grinder, buret, pendingin tegak, Moisture balance ( OHAUS MB 150 )dan peralatan
gelas.
Metoda Preparasi Sampel
Biji jagung unyil dibersihkan dengan cara diayak untuk menghilangkan kulit arinya.
Selanjutnya biji jagung unyil yang sudah dibersihkan dihaluskan dengan grinder dan hasilnya
diayak dengan ayakan20 mesh.
Ekstraksi Minyak Jagung Unyil (Abdulkadir M dkk., 2011 yang dimodifikasi)
Sebanyak 150 gram jagung unyil yang telah dihaluskan, diekstraksi dengan
menggunakan pelarut n-heksana sebanyak 300 ml pada suhu 70- 80 oC dengan
menggunakan soxhlet dengan waktu ekstraksi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 jam. Hasil ekstraksi
4
dipekatkan dengan penguap putar pada suhu 70oC.Minyak hasil ekstraksi ditampung dalam
botol timbang lalu disimpan pada suhu 20°C sampai siap untuk dianalisis lebih lanjut.
Karakterisasi Sifat Fisiko- Kimia Minyak
Kadar Air
Sebanyak 1 gram minyak ditimbang dan diukur kadar airnya menggunakan moisture
balance dengan tiga kali pengulangan.
Massa Jenis (Sudarmadji dkk., 1997)
Sebanyak 1 mL minyak diukur seksama dan ditimbang dengan ketelitian 0,0001g.
Massa jenis dinyatakan dalam g/mL.
Bilangan Asam (SNI 01-3555-1998)
Sebanyak 2-5 gram minyak ditambahkan dengan 50 mL etanol 95%. Ditambahkan
sebanyak 3-5 tetes indikator fenolftalein dan dititrasi dengan NaOH 0,1 M hingga warna
merah muda tetap ( tidak berubah selama 15 detik).
Perhitungan:
Bilangan Asam ( mgNaOH/gram) = 𝑉𝑥𝑇𝑥 40
𝑚
Keterangan :
V = volume NaOH 0,1 M yang diperlukan dalam penitaran dalam mL.
T = Normalitas NaOH 0,1 M.
m = bobot contoh, dalam gram
Bilangan Peroksida( SNI 01-3555-1998)
Ditimbang 0,5 gram minyak ditambah 30 mL campuran 55 mL kloroform, 20 mL
asam asetat glasial dan 25 mL etanol 95%. 1 gram kristal KI ditambahkan dalam campuran
tersebut dan disimpan di tempat yang gelap selama 30 menit. Kemudian ditambahkan 50 mL
air akuades bebas CO2. Penentuan dilakukan dengan mengukur jumlah KI yang teroksidasi
melalui titrasi dengan Na2S2O3 0,02 M.Perhitungan:
Bilangan Peroksida ( mgek/kg ) = (𝑉1−𝑉0 )𝑋𝑇
𝑚 X 1000
Keterangan:
V0 = Volume dari larutan natrium tiosulfat 0,02 M untuk blanko (mL).
Vl = Volume (mL) larutan natrium tiosulfat 0,02 M untuk contoh.
T = Normalitas larutan standar natrium tiosulfat 0,02M
m = Berat contoh (g)
5
Bilangan Penyabunan (SNI 01-3555-1998)
Sebanyak 2 gram minyak ditambah dengan 25 mL KOH 0,5 M berlebih lalu direfluks
selama satu jam. Ditambahkan sebanyak 0,5 - 1 mL indikator fenolftalein. Jumlah KOH yang
tidak bereaksi dititrasi dengan HCl 0,5 M.
Perhitungan:
Bilangan Penyabunan (mg KOH/g lemak ) = 56,1 𝑋𝑇𝑋(𝑉0−𝑉1 )
𝑚
Keterangan :
V0 = Volume HCI 0,5 N yang diperlukan pada penitaran blanko (mL). Vl =
Volume HCI 0,5 N yang diperlukan pada penitaran contoh (mL).
T = Normalitas HCI 0,5 N.
m = Bobot contoh dalam gram
Analisis Komposisi Kimia Minyak Biji Jagung Unyil
Analisis komposisi kimia minyak biji jagung unyil dilakukan dengan menggunakan
Gas Chromatography-Mass Spectrometry ( GCMS-QP20102 Shimadzu ) di UII, Yogyakarta
Analisis Data
Data rendemen dan sifat fisiko-kimia minyak biji jagung unyil dianalisis
menggunakan rancangan dasar RAK ( Rancangan Acak Kelompok), dengan 6 perlakuan dan
4 kali ulangan. Sebagai perlakuan adalah lama waktu ekstraksi 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 jam,
sedangkan sebagai kelompok adalah waktu analisis. Pengujian antar rataan perlakuan
dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur ( BNJ ) dengan tingkat kebermaknaan
5% ( Steel dan Torrie, 1980)
6
HASIL
Rendemen Minyak Jagung Unyil
Hasil rataan rendemen minyak jagung unyil (Zea mays L.)antar lama waktu ekstraksi
3 – 18 jam (Tabel 1) berkisar antara 5,1 ± 1,96 % - 6,58 ± 0,38 % .
Tabel 1. Rataan Rendemen Minyak jagung unyil (% ± SE) antar Lama Waktu
Ekstraksi 3-18 jam.
Keterangan :*R=Rendemen minyak jagung unyil; SE = Simpangan Baku Taksiran; W = BNJ 5 %
*Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan antar perlakuan berbeda nyata
sebaliknya angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda
nyata.
Pada Tabel 1 terlihat rendemen minyak jagung unyil tidak mengalami peningkatan untuk
lama waktu ekstraksi 3 jam sampai 9 jam. Rendemen tertinggi diperoleh pada lama waktu
ekstraksi 12 jam (6,58 ± 0,38 % ) sedangkan terendah diperoleh pada lama waktu ekstraksi
18 jam ( 5,1 ± 1,96 % ). Hasil rendemen ini relatif lebih rendah dibandingkan hasil penelitian
Abdulkadir dan Abubakar, (2011) yang menggunakan sampel jagung besar atau biasa.
Rendemen minyak yang diperoleh mencapai 14,28 % untuk lama waktu ekstraksi 3 jam dan
14,50 % untuk lama waktu ekstraksi 6 jam. Perbedaan ini disebabkan karena sampel yang
digunakan berasal dari varietas berbeda sehingga dimungkinkan kandungan komponennya
juga tidak sama. Pada lama waktu ekstraksi 15 jam terjadi penurunan rendemen
dibandingkan dengan yang 12 jam hal ini dimungkinkan karena minyak telah habis
terekstrak (Ginting, 2004), sehingga penambahan waktu ekstraksi 18 jam menghasilkan
rendemen yang terus menurun.
R Waktu Ekstraksi (jam)
3 6 9 12 15 18
(%±SE) 5,23±0,97 5,97±0,42 6,28±0,39 6,58±0,38 6,09±0,45 5,1±1,96
W= 1,44 (ab) (ab) (ab) (b) (ab) (a)
7
Analisis Sifat Fisiko-Kimia Minyak Biji Jagung Unyil
Hasil analisis fisiko-kimia minyak biji jagung unyil dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.HasilAnalisis Fisiko-KimiaMinyak Biji Jagung Unyil Ekstraksi 12 jam
Jenis Analisa Hasil(�̅� ± SE) Satuan
Kadar air 0,05 ± 0,02 %
Massa Jenis 0,77 ± 0,11 g/mL
Bilangan Peroksida 14,21 ± 2,25 mgek/kg
Bilangan Asam 22,14 ± 0,55 mg NaOH/g
Bilangan Penyabunan 124,42 ± 46,14 mg KOH/g
Keterangan :SE = Simpangan Baku Taksiran
Kadar Air
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kadar air yang dihasilkan dari minyak jagung
unyil adalah 0,05 ± 0,02 %. Minyak yang baik memiliki kadar air kurang dari 0,2 %, minyak
dengan kadar air yang tinggi dapat memperpendek umur simpan minyak dan akan menjadi
pemicu pertumbuhan mikroba ( Toscano and Maldini, 2007). Kadar air merupakan salah satu
parameter uji penting terhadap sifat kimia minyak, karena terkait dengan reaksi hidrolisis,
Reaksi tersebut dapat menyebabkan kerusakan minyak, karena adanya kandungan sejumlah
air dalam minyak ( Ketaren, 1986 ).
Massa Jenis
Massa jenis merupakan pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
besar massa jenis benda, semakin besar pula massa setiap volumenya. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan, massa jenis minyak biji jagung unyil adalah 0,77 ± 0,11 g/ml
sedangkan hasil penelitian dari Bernat et al., 2012 massa jenis minyak jagung adalah 0,9113
g/mL pada suhu 30oC. Massa jenis minyak dipengaruhi oleh berat molekul (BM) rata-rata
asam lemak penyusunnya, sehingga pada setiap jenis minyak memiliki massa jenis yang
berbeda-beda (Handajani dkk. ,2010)
Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida merupakan jumlah miligram ekuivalen oksigen untuk
mengoksidasi satu gram minyak dan bilangan ini merupakan indikator yang menandakan
minyak akan berbau tengik (Ketaren, 1986). Tabel 2 menunjukkan bahwanilai bilangan
8
peroksida minyak biji jagung unyil sebesar 14,21 ± 2,25 mgek/kg. Nilai ini jauh lebih besar
jika dibandingkan dengan bilangan peroksida minyak jagung dengan varietas yang berbeda
hasil penelitian Nurhafni, (2008) yang besarnya 5 mgek/kg. Tingginya bilangan peroksida
diduga karena terjadi autooksidasi pada minyak. Autooksidasi merupakan pembentukan
radikal bebas pada asam lemak tidak jenuh yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
mempercepat terjadinya reaksi seperti cahaya dan panas ( Winarno, 2004).
Bilangan Asam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bilangan asam minyak biji jagung unyil
sebesar 22,14 ± 0,55 NaOH/g minyak. Bilangan asam merupakan ukuran dari jumlah asam
lemak bebas (Ketaren, 1986 ). Nilai bilangan asam penelitian ini relatif lebih kecil
dibandingkan dengan penelitian Tautua et al. (2013) yaitu sebesar 65,50 mg KOH/g untuk
minyak jagung. Bilangan asam yang kecil menunjukkan kandungan asam lemak bebas yang
kecil. ( Handajani dkk., 2008 ).
Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan merupakan jumlah alkali yang dibutuhkan untuk
menyabunkan sejumlah sampel minyak atau lemak ( Dewi, 2012). Nilai bilangan penyabunan
yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 124,42 ± 46,14 mg KOH/ g minyak. Nilai bilangan
penyabunan dalam penelitian ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan penelitian Tautua et
al. (2013) yang mempunyai bilangan penyabunan 211,37 mg KOH/ g minyak.Bilangan
penyabunan yang kecil menunjukkan proporsi asam lemak berantai panjang lebih banyak dari
pada asam lemak yang berantai pendek ( Arain et al., 2012). Tingginya kandungan asam
lemak rantai panjang dalam minyak menjadi alasan minyak berpotensi sebagai bahan
pembuat sabun maupun sebagai pelembab dalam sediaan kosmetik
Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak Jagung Unyil ( Zea mays L)
Hasil analisis GC-MS disajikan pada Gambar 2,3 dan 4. Analisa kromatografi gas
ekstrak minyak biji Jagung Unyil menunjukkan sampel minyak tersusun dari 19 kompoen
dan 3 diantaranya mempunyai kadar di atas 3 % .
9
Gambar 2.Kromatogram GC - MS Minyak Jagung Unyil ( Zea mays L)
Analisa tiap puncak pada kromatogram menggunakan spektroskopi massa kemudian
hasilspektra yang muncul dibandingkan dengan spektra data base Wiley untuk senyawa yang
sama. Gambar 3 menunjukkan perbandingan spektra puncak 1 dengan data baseWiley.
3a
3b
3c
Gambar 3.Perbandingan Spektra Minyak Biji Jagung Unyil dengandata base Wiley
(3a) Spektrum puncak no 1 Minyak Biji Jagung Unyil
(3b) Spektrum Asam 9 oktadekenoatdata baseWiley
(3c) Struktur molekul Asam 9 oktadekenoat
Spektrum puncak no 1 ditampilkan pada gambar 3a, sedangkan spektrum referensi
data base wiley ditampilkan pada gambar 3b adalah asam 9 - oktadekenoat. Bila dilihat
fragmentasinya maka spektrum 3a yang merupakan puncak nomer 1 dengan waktu retensi
3
2
1
10
18,157 mengacu pada senyawa asam 9 – oktadekenoat (asam oleat) dengan kadar 72,21 %,
senyawa ini memiliki BM pada M/Z 296. Serupa dengan gambar 3b, sehingga dapat
disimpulkan bahwa puncak no 1 adalah asam 9 - oktadekenoat
4a
4b
4c
Gambar 4. Perbandingan Spektrum Minyak Biji Jagung Unyil dengandata base Wiley
(4a) Spektrum puncak no 2 Minyak Biji Jagung Unyil
(4b) Spektrum asam heksadekanoat data base Wiley
(4c) Struktur molekul asam heksadekanoat
Perbandingan untuk spektra puncaknomor 2 dengan data base Wiley ditampilkan
pada gambar 4a. Bila dilihat fragmentasinya maka spektrum 4a yang merupakan puncak
nomer 2 dengan waktu retensi 16,257 mengacu pada senyawa asam heksadekanoat (asam
palmitat) dengan kadar 18,26 % , senyawa ini memiliki BM pada M/Z 270. Serupa dengan
gambar 4b, sehingga dapat disimpulkan bahwa puncak no 2 adalah asam heksadekanoat.
Dengan cara yang sama puncak-puncak yang terdeteksi pada kromatografi gas
(Gambar 2) dapat diidentifikasi komponennya. Hasil identifikasi perbandingan spektra
minyak biji jagung unyil dengan data base Wiley disajikan pada Tabel 3.
11
Tabel 3. Komponen Kimia Penyusun Minyak Biji Jagung Unyil
No.
Puncak
Waktu
Retensi Komponen Kimia
Rumus
Molekul BM (g/mol)
Kandungan
(%)
1 18,157 Asam 9 - oktadekenoat C19H36O2 296 72,21
2 16,257 Asam heksadekanoat C17H34O2 270 18,26
3 18,291 Asam oktadekanoat C19H38O2 298 3,69
Total : 94,16 %
Asam 9-oktadekenoat (asam oleat) termasuk asam lemak tidak jenuh sedangkan asam
heksadekanoat (asam palmitat) dan asam oktadekanoat (asam stearat) merupakan asam
lemak jenuh. Berdasarkan tabel di atas kandungan lemak tak jenuh 72,21 % dan lemak jenuh
yang terdiri dari asam heksadekanoat (asam palmitat) 18,26 % dan asam oktadekanoat (asam
stearat) 3,69 %, jadi kandungan minyak biji jagung unyil didominasi oleh minyak tak jenuh
sesuai dengan pernyataan Dwiputra dkk.(2015) tentang minyak jagung.
Asam oleat sering dikenal sebagai asam lemak ensensial yang berfungsi untuk
membantu proses pertumbuhan dan mampu mempertahankan kesehatan kulit terutama
mencegah terjadinya peradangan kulit ( Marsetyo, 1991 dalam Desnelli, 2009). Asam
palmitat dan stearat berpotensi untuk dijadikan bahan bakar biodiesel berkualitas baik
(Ardiana dan Saktika, 2010)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapt disimpulkan bahwa :
1. Rendemen minyak jagung unyil tertinggi diperoleh pada lama waktu ekstraksi 12 jam
yaitu sebesar 6,5825 ± 0,375 % . Lama waktu ekstraksi tidak berpengaruh terhadap
sifat fisik (warna dan bau) minyak jagung unyil.
2. Sifat fisiko kimia minyak biji jagung unyil dengan lama waktu ekstraksi 12 jam ; kadar
air 0,05 ± 0,02 % ; massa jenis 0,77 ± 0,11 g/ml ; bilangan asam 22,14 ± 0,55 mg
NaOH/g lemak; bilangan peroksida 14,21 ± 2,25 mgek/kg ; bilangan penyabunan
124,42 ± 46,14 mg KOH/ gram lemak.
3. Komposisi penyusun minyak jagung unyil tersusun dari 19 komponen dan 3
diantaranya memiliki kadar di atas 3 % yaitu asam 9 – oktadekenoat ( asam oleat)
72,21 % ; asam heksadekanoat ( asam palmitat ) 18,26 % ; dan asam oktadekanoat (
asam stearat)
12
SARAN
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan pemurnian terhadap minyak
jagung unyil dan diaplikasikan untuk pembuatan sabun ataupun produk kosmetik yang lain.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir M, and Abubakar I G. 2011.Production and Refining Of Corn Oil From Hominy Feeda
By-Product Of Dehulling Operation. Nigeria :Department of Chemical Engineering, School
of Engineering and EngineeringTechnology,Federal University of Technology, Minna, Niger
State.
Arain, S., N. Memon, M.T. Rajput, S. T. H. Sherazi, M.l. Bhanger and S.A. Mahesar. 2012.
Physico-chemical Characteristics of Oil and Seed Residues of Bauhinia variegata and
Bauhinia linnaei. Pak. J. Anal. Enivron. Chem. Vol.13,pp.16-21
Ardiana, D. S. dan S. Saktika, 2010. Pembuatan Biodiesel dari Asam Lemak Jenuh Biji
Karet. Prosiding Seminar Rekayasa Kimia dan Proses 2010. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang. 4-5 Agustus. Semarang
Amri.Q . 2013. 2020, Kebutuhan Minyak Nabati Dunia Bergantung kepada CPO Indonesia.Sawit
Indonesia.Diakses pada 10 Oktober 2015. Diunduh dari
http://www.sawitindonesia.com/kinerja/2020-kebutuhan-minyak-nabati-
Bernat, E, Jordi-Roger, R, Grau, B , Antoni, R and Rita P. 2012. Temperature Dependence Of
Density And Viscosity Of Vegetable Oils.Universitat Politecnica de Catulunya. Spain
Desnellli. dan Z.Fanani. 2009. Kinetika Reaksi Oksidasi Asam Miristat, Atearat, dan Oleat
dalam Medium Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit serta Tanpa Medium. Jurnal
Penelitian Sains, 12(1), pp. 12107-1-12107-6.
Dewi, R. K. 2012. Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga ( Mangifera indica L. Var
Arumnis) Sebagai Bahan Pembuatan Lotion. Skripsi. Fakultas Sains dan Matematika,
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Dwiputra D, Jagat Ning A, Wulandari Kusuma F, Prakarsa Setya A, Puspaningrum A, &
Islamiyah F. 2015. Minyak Jagung Alternatif Pengganti Minyak yang Sehat. Fakultas
14
Pertenakan dan Pertanian. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Universitas Diponegoro
Semarang
Ginting S, 2004. Pengaruh Lama Waktu Penyulingan Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Atsiri
Daun Sereh Wangi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara
Gunstone, F., D. 2013.Oils and Fats in The Marketplace Non Food Uses. Diakses 20 September
2015. Diunduh dari http://lipidlibrary.aocs.org/market/nonfood.htm
Handajani, M, Putri., dan Subagus, W. 2008. Analisis Biji Ketapang ( Terminalia Catappa
L.) sebagai suatu Alternatif Sumber Minyak Nabati. Majalah Obat Tradisional, Vol 13,
No. 45
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan, Ed. 1. UI Press . Jakarta
MahandarivC.P dan Nazhri S, 2011.Kajian Awal Biji Buah Kepayang sebagai Bahan Baku Minyak
Nabati Kasar.Seminar Nasional Teknik Industri Universitas Gadjah Mada.
Nurhafni G. 2008. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Iodin Dalam Minyak Hasil
Ekstraksi Biji Jagung dengan Pelarut N- Heksana.Medan : Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuhan Alam. Universitas Sumatra Utara Medan
Prapti, C . M., Wiwik dan A. Fatoni, 2011. Perbandingan Minyak Nabati Kasar Hasil Ekstraksi Buah
Kepayang Segar dengan Luwek. Prosiding Seminar Nasional VoER ke -3, hal 471-481,
Universitas Sriwijaya, Palembang, 26-27 Oktober 2011.
SNI 01-3555-1998. Cara Uji Minyak dan Lemak. Badan Standarisasi Nasional (BSN)
Suara Merdeka. 2015. Jagung Unyil Masih Diminati. Suaramerdeka.Com
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhadi. 1997. Prosedur untuk Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Penerbit Liberty, Yogyakarta
Steel, R., & J.H, Torie. (1989). Principle and Procedures of Statistic A Biometrical
Approach, 2nd ed. Mc Grow-Hill International. Book Co, Kuga Kusha, Japan.
15
Tautua, A., dan W, Bamaidece, M., dan Onigbinde., and O, Adebayo., 2013.
Physicochemical Properties and Fatty Acid Profiles of Crude Oil Extracts from Three
Vegetable Seeds. Departement of Chemical Sciences, Faculty of Science, Niger Delta
University, Wilberforce Island, P.M.B 071, Yenagoa, Bayelsa State. Nigeria
Toscano, G and E. Maldini, 2007. Analysis of The Physical and Chemical Characteristic of
Vegetable Oils as Fuel. J. Of Ag.Eng. Vol 3,pp. 39-47.
Wibowo, D. 2013. Kombinasi Metode Spektrofotometri Inframerah dan Kalibrasi Multivarial
untuk Autentikasi Minyak Biji Jinten Hitam. Skripsi. Fakultas Farmasi, Universitas
Gajah Mada Yogyakarta.
Winarno, F. G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi . P.T. Gramedia, Jakarta.