KAPKAYO Prosiding · DI RUMAH SINGGAH GIRLAN NUSANTARA SLEMAN TAHUN 2014 ... pada Tuhan melalui doa...
Transcript of KAPKAYO Prosiding · DI RUMAH SINGGAH GIRLAN NUSANTARA SLEMAN TAHUN 2014 ... pada Tuhan melalui doa...
ProsidingProsiding
Kesiapan Tenaga KesehatanMenghadapi MEA
31 Oktober 2015
Kesiapan Tenaga KesehatanMenghadapi MEA
31 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL
Kerjasama
KAPKAYO dan LP3M STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
ISBN : 978-602-18471-2-1
KAPKAYO
ProsidingSEMINAR NASIONAL
Kesiapan Tenaga Kesehatan
menghadapi MEA
Tim Penyunting:Sarwinanti
Ismarwati
Yuli Isnaeni
Anjarwati
Widaryati
Lutfi Nurdian Asnindari
Siti Khotimah
Mamnu’ah
Menik Sri Daryati
Ery Khusnal
31 Oktober 2015
iv
DAFTAR ISI
Halaman judul ..................................................................... i Kata Pengantar .................................................................... iii Daftar isi ............................................................................ iv ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Catur Esty Pamungkas, Mufdlilah ............................................... 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN Andi Kasrida Dahlan .............................................................. 9 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PREMATUR PADA IBU BERSALIN SPONTAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA Aulia Amini, Mufdlilah ............................................................ 20 SUNAT PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF BUDAYA DAN AGAMA Islamiyaturrohmah, Umu Hani .................................................. 34 PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN METODE PEER GROUP TERHADAP MINAT IBU MELAKUKAN PAP SMEAR Anita Dewi Widyastuti, Anjarwati .............................................. 45 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA PIJOT KECAMATAN KERUAK KABUPATEN LOMBOK TIMUR Ana Pujianti Harahap ............................................................. 54 HUBUNGAN GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PRE MENSTRUAL SYNDROME SISWI KELAS XI SMK NEGERI 1 BANTUL Elika Puspitasari ................................................................... 59 PENGARUH DISKUSI INTERAKTIF TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV/AIDS PADA ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH GIRLAN NUSANTARA SLEMAN TAHUN 2014 Anis Eka Pratiwi ................................................................... 69 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR TAHUN 2011 Nurfaizah Alza ..................................................................... 78
v
PERBEDAAN PENJEPITAN TALI PUSAT DINI DAN LAMBAT DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA BAYI BARU LAHIR DI RSKIA SADEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Evi Wahyuntari, Dewi Rokhanawati ............................................ 85 HUBUNGAN ANTARA PERAN BIDAN SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PEMBERIAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Nur Hidayatul Ainiyah ............................................................ 96 STUDI KASUS SIKAP PASANGAN INFERTIL PRIMERDI DESA WONOKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 Agustin Endriyani .................................................................. 103 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Inge Anggi Anggarini .............................................................. 112 PENGALAMAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM MENJALANI PERAWATANDI RUMAH SAKIT JIWA: STUDI FENOMENOLOGI Mamnu’ah, Tenti Kurniawati .................................................... 122 PENGARUH PERINEAL CARE DENGAN AIR DAUN SIRIH MERAH TERHADAP KESEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ‘AISYIYAH MUNTILAN TAHUN 2013 Nuli Nuryanti Zulala, Yuli Isnaeni ............................................... 137 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PARITAS DENGAN KUNJUNGAN NEONATAL TAHUN 2012 Tiara Pratiwi ....................................................................... 147 HUBUNGAN AKTIVITAS KELAS IBU HAMIL TERHADAP KESIAPAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS GEDONGTENGEN YOGYAKARTA 2014 Nila Qurmiasih, Umu Hani EN ................................................... 155 HUBUNGAN RIWAYAT PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM Nurul Mahmudah .................................................................. 163 FAKTOR PENGHAMBAT INTERNAL PENCAPAIAN INDEKS PRESTASI PADA MAHASISWA KEBIDANAN DIII Endang Koni Suryaningsih, Sjafiq, PA .......................................... 170 ANALISIS PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS KECAMATAN AMBALAWI KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT Nurul Hidayah, Ahmad Ahid Mudayana ........................................ 179
vi
MANFAAT MUSCLE PUMPING EKSTREMITAS INFERIOR TERHADAP OEDEMA KAKI PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KELURAHAN SIDAKAYA KABUPATEN CILACAP Enny Fitriahadi .................................................................... 196 PENGARUH PEMBERIAN BEDSIDE TEACHING (BST) TERHADAP NILAI DIRECT OBSERVATIONAL OF PROCEDURAL SKILLS (DOPS) PADA KETRAMPILAN PEMERIKSAAN HB SAHLI PADA MAHASISWA KEBIDANAN Yekti Satriyandari ................................................................. 204 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MOTIVATOR KELOMPOK PENDUKUNG IBU (KP-IBU) TERHADAP PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Fani Mayasari, Mufdlilah ......................................................... 220 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS DENGAN NIAT MELAKUKAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) PADA IBU HAMIL Charunia Anggraini, Dhesi Ari Astuti ........................................... 232 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL Septi Indah Permata Sari, Fitria Siswi Utami ................................. 240 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Fatmah Zakaria .................................................................... 250 STRATEGI COPING PADA PEREMPUAN YANG MENGALAMI KEKERASAN DOMESTIK DI DAERAH URBAN YOGYAKARTA Laily Nikmah, Elli Nur Hayati, Mohammad Hakimi ........................... 257 HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN Intan Mutiara Putri ................................................................ 265 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKSUALITAS PADA SISWA KELAS X DAN XI Dwi Atma Vica Yanottama, Anita Rahmawati, Hesty Widyasih ............ 272 PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG HEPATITIS B DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA 2015 Lia Dian Ayuningrum, Lutfi Nurdian Asnindari ................................ 286
vii
PENGARUH FAKTOR BUDAYA TERHADAP PEMILIHAN IUD PADA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS SEWON II KABUPATEN BANTUL Ellyda Rizki Wijhati ............................................................... 295 GAMBARAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA BALITA KEMBAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARENGAN KABUPATEN TUBAN TAHUN 2014 Erien Luthfia ....................................................................... 304
STRATEGI COPING PADA PEREMPUAN YANG MENGALAMI KEKERASAN DOMESTIK DI DAERAH URBAN YOGYAKARTA
Laily Nikmah, Elli Nur Hayati, Mohammad Hakimi
STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kekerasan domestik adalah salah satu bentuk kekerasan yang umum terjadi di masyarakat. kekerasan domestik dapatn menyebabkan gangguan fisik dan psikologis seperti stres, putus asa, gangguan makan, alkoholism, numbness, withdrawal, dan menurunnya motivasi bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat strategi coping pada wanita yang mengalami kekerasan domestik di daerah urban Yogyakarta. penelitian ini merupakan penelitian kualitatif degan desain studi kasus, responden penelitian dipilih berdasarkan kriteria spesifik, yang berdasar pada teori yang digunakan. pengambilan menggunakan wawancara. Analisis hasil wawancara menggunakan teknik tematik. Penelitian ini menunjukkan bahwa infroman penelitian menggunakan emotional focused coping seperti mencari dukungan sosial-emosional dan kembali pada agama. maladaptif coping yang digunakan oleh informan adalah focusing on and venting of emotion. sedangkan problem focused coping yang digunakan adalah active coping
Kata kunci: coping, kekerasan domestik, wanita
PENDAHULUAN
World Health Organization menyatakan 10 negara di dunia sekitar 15-
71% perempuan mengalami kekerasan fisik atau seksual dilakukan oleh suami
atau pasangannya. Permasalahan itu mengakibatkan besarnya angka gangguan
stres sebagai kelanjutan dampak kekerasan domestik 20-30% dan masih
terabaikan. Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta beberapa tahun terakhir
angka kekerasan terhadap perempuan sebagai salah satu stressor terjadinya
gangguan psikososial menunjukkan peningkatan cukup signifikan. Berdasarkan
data lembaga advokasi perempuan Rifka Anisa tahun 2009 tercatat 1334 kasus
kekerasan terhadap perempuan dan anak, dan tahun 2011 menjadi 1116 kasus.
Untuk menghadapi persoalan kekerasan domestik perlu dilakukan salah
satu cara atau usaha menanggulangi dan mengurangi tekanan tersebut. Strategi
257
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015 coping merupakan salah satu cara untuk melindungi diri dari tekanan-tekanan
psikologis akibat masalah sosial. Secara implisit “strategi coping” dapat
meningkatkan kualitas hidup korban, dimana perempuan yang mengalami
kekerasan domistik dapat ditangani secara sosial kemasyarakatan karena
dukungan sosial merupakan resoursis bagi coping. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui strategi coping pada perempuan yang mengalami kekerasan domestik
di daerah urban Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan berdasarkan metode kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada
bulan Juni 2012. Sampel informan penelitian ini dipilih secara purposive dengan
kriteria perempuan usia diatas 18 tahun, telah menikah, dan mengalami kekerasan
domestik. Informasi tentang informan penelitian yang sesuai dengan kriteria
tersubut diperoleh dari tokoh masyarakat yang menangani dan menerima aduan
adanya tindak kekerasan domestik pada perempuan.
Interview dilakukan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan open-ended
mencakup berbagai topik, dengan karakteristik senetral mungkin, tanpa
menghakimi, maupun mengarahkan, dan diusahakan berkembang pengertian
sharing antara pewawancara dan informan. Analisis data dilakukan dengan
mengikuti teknik dekomposisi tematis melalui empat tahap prosedur, yaitu: 1)
hasil interview dibaca berulang kali; 2) pernyataan yang penting pada interview
diidentifikasi dan kodefikasi operasional dikembangkan dan diletakkan pada
statement menggunakan proses mengeja arti atau makna; 3) paragraf yang jelas-
jelas menyatakan gagasan/pernyataan berulang-ulang, dikutip dan dikelompokkan
bersama untuk mewakili tema yang penting; dan 4) generalisasi ikatan beberapa
unit makna/arti dikembangkan kedalam kategori yang lebih luas (cluster of
themes). Disamping itu juga dilakukan analisis discourse dynamics menyangkut
memperlakukan obyek studi sebagai teks.
258
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015 HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan terhadap empat orang informan, dua orang
informan utama merupakan korban KDRT, dan dua orang dari tokoh masyarakat
yang mengetahui mengenai KDRT, dan sebagai significant person bagi dua
informan korban KDRT. Dua orang informan yang merupakan korban KDRT
telah beruisa diatas 18 tahun, telah menikah lebih dari 5 tahun, dan mengalami
kekerasan domestik. Informan pertama memiliki 5 orang anak, dan saat penelitian
berlangsung bekerja sebagai tenaga pendidik. Sedangkan informan kedua
memiliki 3 orang anak, dan pada saat penelitan berlangsung berprofesi sebagai
penjaga toko di Yogyakarta.
Informan 1 dan 2 menggunakan jenis strategi coping yang berbeda,
bergantung dari jenis dan tingkat keparahan kekerasan domestik yang diterima.
Ketika informan 1 mengetahui bahwa suaminya menikah lagi, informan 1
menggunakan strategi coping focusing on and venting of emotion, dia menangis,
mengamuk, dan marah. Informan 1 menggunakan active coping untuk
menyelesaikan masalah keuangan yang dihadapi, dia mengajak suami untuk
membicarakan cara meningkatkan kondisi ekonomi.
Seiring dengan berjalannya waktu, informan 1 lebih mendekatkan diri
kepada Allah, meningkatkan ibadahnya. Perilaku informan 1 termasuk dalam
turning to religion, bagian dari emotional focused coping. Informan 1 juga
melakukan seeking emotional support dengan meminta nasihat dari ustadzah serta
koleganya. Perilaku ini didukung pendapat bahwa sikap seseorang untuk
mengatasi permasalahan selama stress yang dihadapi dengan mendekatkan diri
pada Tuhan melalui doa untuk mencari dukungan, kekuatan dan bimbingan dari
Tuhan.
Saat informan 2 mengalami kekerasan domestik fisik, berupa pemukulan,
ditendang, dan dijambak oleh suami, dia menggunakan active coping, yang
merupakan bagian dari problem focused coping, meliputi melaporkan kepada
pihak yang berwajib mengenai kekerasan domestik yang diterima. Informan 2
juga mengadu kepada saudaranya mengenai tindakan kekerasan domestik yang
dilakukan suami, walaupun tidak mendapatkan tanggapan yang baik. Perilaku
259
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015 informan 2 termasuk dalam strategi coping seeking emotional social support.
Informan 2 juga menggunakan active coping ketika mengalami kekerasan
ekonomi dari suami, dia pergi ke Batam untuk bekerja guna meningkatkan kondisi
ekonomi keluarga. Hasil wawancara ini sesuai dengan pendapat bahwa untuk
mengatasi multidimensi stres melalui beberapa cara yang berbeda.
Terdapat dua faktor yang menyebabkan perbedaan pemilihan strategi
coping individu yaitu faktor ekternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri
diantaranya adalah pendidikan, budaya, dukungan sosial dari teman dan keluarga.
Dukungan sosial merupakan penting yang mempengaruhi coping. Pemberian
dukungan sosial dari orang terdekat mempengaruhi individu untuk melakukan
coping yang positif. Pendidikan, budaya juga turut mempengaruhi coping
individu, namun pengaruhnya tidak terlalu besar. Sedangkan faktor internal
meliputi jenis kelamin, usia, dan kepribadian.
Perbedaan penggunaan strategi coping yang dilakukan oleh informan 1
dan 2 terjadi karena adanya perbedaan tingkat pendidikan dan dukungan sosial
yang diterima oleh kedua informan. Ada lima bentuk dukungan sosial, yaitu
dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi, dan kelompok.
Dukungan emosional adalah dukungan yang terdiri dari rasa empati,
mengerti keadaan orang lain, perhatian. Dukungan ini akan menjadikan orang
yang menerima merasa nyaman, diperhatikan, dan dicintai. Dukungan
penghargaan, dukungan ini mucul ketika seseorang memberikan penghargaan
positif kepada orang yang sedang stres, dorongan atau persetujuan terhadap ide
ataupun perasaan individu, ataupun melakukan perbandingan positif antara
individu dengan orang lain. Dukungan berakibat individu yang menerima
dukungan membangun rasa menghargai dirinya, percaya diri, dan merasa bernilai.
Dukungan Instrumental merupakan dukungan yang diberikan berupa
bantuan secara langsung dan dapat terlihat dengan jelas, seperti meminjamkan
uang, memberikan nomer telepon, membantu pekerjaan. Dukungan Informasi
merupakan jenis dukungan yang terdiri dari nasehat, saran, masukan. Dukungan
kelompok merupakan dukungan yang diberikan kepada individu yang
menyebabkan dirinya merasa diterima di kelompok tertentu.
260
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015 Informan 1 mendapatkan dukungan sosial yang baik dari keluarga serta
kolega. Keluarga informan 1 pada awal pernikahan dan kejadian kekerasan
domestik memang tidak memberikan dukungan sosial yang baik, bahkan
cenderung menyalahkan informan 1. Namun, seiring dengan berjalannya waktu,
informan 1 mendapatkan dukungan sosial dari keluarga, berupa dukungan
instrumental ketika informan 1 mendapatkan bantuan keuangan dari kakaknya.
Sehingga menyebabkan informan 1 memiliki keberanian untuk mengkonfrontasi
suami secara langsung.
Selain dukungan sosial yang berbeda, sehingga menjadikan strategi coping
yang dipilih oleh kedua infroman berbeda, pendidikan juga menjadi faktor untuk
memilih strategi coping yang digunakan oleh informan 1 dan 2 berbeda. Informan
1 mendapatkan pendidikan yang baik, dia telah menempuh pendidikan S2,
sehingga dia memilih menggunakan active coping dengan mengajak suami
berdialog untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi yang dihadapi. Sedangkan
informan 2 memilih bentuk active coping yang berbeda dalam menyelesaikan
permasalah yang dihadapi, yaitu dengan menghubungi pihak yang berwajib.
Lingkungan sekitar informan juga berpengaruh terhadap pemilihan strategi
coping yang dilakukan. Informan 1 berada pada lingkunan kerja, keluarga, dan
rumah yang agamis, sedangkan informan 2 tidak. Sehingga pada infroman 1
muncul turning to reliigion, dengan cara meningkatkan ibadah, sholat malam,
mengembalikan permasalahan yang dihadapi kepada al-Qur’an sebagai strategi
coping yang dilakukan. Sedangkan pada informan 2, dia tidak menggunakan
turning to religion sebagai strategi coping.
Berbeda dengan informan 1, yang mendapatkan dukungan sosial dari
keluarga dan rekan kerjanya. Informan 2 tidak mendapatkan dukungan sosial yang
memadai, baik dari keluarga maupun dari lingkungan masyarakat tempat dia
tinggal. Beberapa kejadian kekerasan domestik yang diterima, terjadi di depan
rumahnya dan disaksikan oleh tetangga-tetangganya. Namun, tidak ada yang mau
menolong informan 2. Begitu pula keluarga, informan 2 cenderung disalahkan
oleh keluarga, sehingga informan 2 memilih untuk melaporkan kepada pihak yang
berwajib mengenai kekerasan domestik yang dialami. Informan 2 mendapatkan
261
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015 dukungan instrumental dari kepolisian ketika dia melaporkan suaminya, berupa
pemberian nomer telepon yang sewaktu-waktu dapat dihubungi ketika suaminya
melakukan kekerasan kepada informan 2.
Berdasarkan pernyataan informan 1 kepada peneliti, dia merasa
disingkirkan oleh koleganya di tempat kerja. Dia merasa tidak lagi mendapatkan
peran, ataupun pekerjaan tambahan diluar pekerjaan pokok, yang biasanya
menjadi tanggung jawabnya. Informan 1 merasa dirinya tidak lagi dianggap
berguna oleh kolega di lingungan kerjanya.
Kolega informan 1 menyatakan bahwa informan 1 adalah orang yang
pandai dan cekatan dalam bekerja, hanya saja kekerasan domestik yang dihadapi
oleh infroman 1 menjadikan pekerjaan yang diberikan kepadanya tidak dikerjakan
dengan maksimal. Sedangkan significant person 1 dan 2 menyatakan bahwa
dukungan sosial, dari LSM yang menangani kekerasan domestik, dan atau
lembaga pemerintah, sudah tersedia. Baik itu dukungan berupa informasi
mengenai rujukan bagi yang membutuhkan pendampingan, maupun pemeriksaan
fisik.
SIMPULAN DAN SARAN
Jenis kekerasan domestik yang dialami oleh informan dalam penelitian ini
adalah kekerasan fisik meliputi pemukulan, penganiyayaan, dan kekerasan
ekonomi serta psikologis. Strategi coping yang digunakan meliputi emotional
focused coping dan problem focused coping. Disamping itu juga focusing on and
venting of emotion, active coping, turning to religion, seeking emotional social
support dan active coping. Terdapat perbedaan dalam dukungan sosial yang
diterima, yaitu: dukungan sosial yang baik, dari masyarakat, dari keluarga, dan
dari kolega serta sebagian anggota keluarga, masyarakat sekitar tidak memberikan
dukungan sosial yang memadai. Oleh karena mereka beranggapan apa yang
terjadi kepada informan adalah permasalahan internal rumah tangga.
Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah korban
kekerasan domestik sebaiknya meningkatkan kompetensi diri dibidang sosial,
ekonomi dan mencari pertolongan kepada tokoh masyarakat atau lembaga terkait.
262
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015 Pemerintah, melalui dinas kesehatan atau dinas terkait memberikan penyuluhan
mengenai kekerasan domestik dan dampaknya bagi keluarga serta masyrakat.
Lembaga keagamaan dan organisasi sosial kemasyarakatan mampu mengangkat
isu kekerasan domestik dan memberikan edukasi bagi masyarakat dan
mengintensifkan program pemberdayaan dan penanganan kekerasan terhadap
perempuan. Tokoh masyarakat lebih berperan aktif dalam tindakan pencegahan
kekerasan domestik maupun mampu memberi konseling bagi korban kekerasan
domestik.
DAFTAR PUSTAKA
WHO. (2002). Violence and health Fact Sheet No 239. Retrive from WHO website: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs239/en/.
Raj, A., Silverman, J. G., (2002). Intimate partner violence against South Asian women in greater Boston. Journal of the American Medical Womens Assocciation. 57(2), 111-4.
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Provinsi Daereah Istimewa Yogyakarta. (2012). Profil Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah Istimewa Yogyakarta Provinsi Tahun 2011. Yogyakarta: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Provinsi Daereah Istimewa Yogyakarta.
Pearlin, L. I., Schooler, C., (1978). The structure of coping. Journal of Health and Social Behavior, 19, 2-21.
Buzawa, E. S. N., & Buzawa, C. G., (1990). Domestic Violence: The Criminal Justice Response. Newbury Park, CA: Sage.
Baron, R. A., & Byrne, D., (1991). Social Psychology: Understanding Human Interaction (6th ed). Boston, MA: Allyn & Bacon.
Creswell, J. W., (1998). Qualitative inquiry and research design: choosing among five traditions. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
Poerwandari, K., (2005). Indonesian Women in Changing Society. Dachyun-Dong, Seoul, Korea: Asian Center for Women Studies.
Smith, J. A., Flowers, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological analysis: Theory, method and research. New York: Sage.
263
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015 Kvale, S. (1996). InterViews: An Introduction to Qualitative Research
Interviewing. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
Parker, I. (1992). Discourse Dynamics: Critical Analysis for Social and Individual Psychology. London: Routledge.
Chatters, L, M., Taylor, R. J., Jackson, J. S., Lincoln, K. D. (2008). Religious coping among African Americans, Caribbean Blacks and Non�Hispanic Whites. Journal of community psychology. 36 (3), 371-86.
Carver, C. S., Scheier, M. F., & Weintraub, J. K. (1989) Assessing coping strategies: A theoretically based approach. Journal of Personality and Social Psychology. 56(2),267-83.
Taylor, S. E, & Stanton, A. L. (2007). Coping resources, coping processes, and mental health. Annual Review Clinical Psychology. 3, 377-401.
15. Carver, C. S., & Connor-Smith. (2010). Journal of Personality and coping. Annual review of psychology. 61, 679-704.
Caltabiano, M. L., & Sarafino, E. P. (2002). Health psychology: biopsychosocial interactions. An Australian perspective. Sydney: John Wiley & Sons.
Kliewer W, Parrish KA, Taylor KW, Jackson K, Walker JM, Shivy VA. Socialization of coping with community violence: Influences of caregiver coaching, modeling, and family context. Child development. 2006;77(3):605-23.
264