KAPKAYO Prosiding -...

17
Prosiding Prosiding Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA 31 Oktober 2015 Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA 31 Oktober 2015 SEMINAR NASIONAL Kerjasama KAPKAYO dan LP3M STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta ISBN : 978-602-18471-2-1 KAPKAYO

Transcript of KAPKAYO Prosiding -...

ProsidingProsiding

Kesiapan Tenaga KesehatanMenghadapi MEA

31 Oktober 2015

Kesiapan Tenaga KesehatanMenghadapi MEA

31 Oktober 2015

SEMINAR NASIONAL

Kerjasama

KAPKAYO dan LP3M STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

ISBN : 978-602-18471-2-1

KAPKAYO

ProsidingSEMINAR NASIONAL

Kesiapan Tenaga Kesehatan

menghadapi MEA

Tim Penyunting:Sarwinanti

Ismarwati

Yuli Isnaeni

Anjarwati

Widaryati

Lutfi Nurdian Asnindari

Siti Khotimah

Mamnu’ah

Menik Sri Daryati

Ery Khusnal

31 Oktober 2015

iv

DAFTAR ISI

Halaman judul ..................................................................... i Kata Pengantar .................................................................... iii Daftar isi ............................................................................ iv ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Catur Esty Pamungkas, Mufdlilah ............................................... 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN Andi Kasrida Dahlan .............................................................. 9 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PREMATUR PADA IBU BERSALIN SPONTAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA Aulia Amini, Mufdlilah ............................................................ 20 SUNAT PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF BUDAYA DAN AGAMA Islamiyaturrohmah, Umu Hani .................................................. 34 PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN METODE PEER GROUP TERHADAP MINAT IBU MELAKUKAN PAP SMEAR Anita Dewi Widyastuti, Anjarwati .............................................. 45 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA PIJOT KECAMATAN KERUAK KABUPATEN LOMBOK TIMUR Ana Pujianti Harahap ............................................................. 54 HUBUNGAN GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PRE MENSTRUAL SYNDROME SISWI KELAS XI SMK NEGERI 1 BANTUL Elika Puspitasari ................................................................... 59 PENGARUH DISKUSI INTERAKTIF TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV/AIDS PADA ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH GIRLAN NUSANTARA SLEMAN TAHUN 2014 Anis Eka Pratiwi ................................................................... 69 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR TAHUN 2011 Nurfaizah Alza ..................................................................... 78

v

PERBEDAAN PENJEPITAN TALI PUSAT DINI DAN LAMBAT DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA BAYI BARU LAHIR DI RSKIA SADEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Evi Wahyuntari, Dewi Rokhanawati ............................................ 85 HUBUNGAN ANTARA PERAN BIDAN SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PEMBERIAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Nur Hidayatul Ainiyah ............................................................ 96 STUDI KASUS SIKAP PASANGAN INFERTIL PRIMERDI DESA WONOKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 Agustin Endriyani .................................................................. 103 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Inge Anggi Anggarini .............................................................. 112 PENGALAMAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM MENJALANI PERAWATANDI RUMAH SAKIT JIWA: STUDI FENOMENOLOGI Mamnu’ah, Tenti Kurniawati .................................................... 122 PENGARUH PERINEAL CARE DENGAN AIR DAUN SIRIH MERAH TERHADAP KESEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ‘AISYIYAH MUNTILAN TAHUN 2013 Nuli Nuryanti Zulala, Yuli Isnaeni ............................................... 137 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PARITAS DENGAN KUNJUNGAN NEONATAL TAHUN 2012 Tiara Pratiwi ....................................................................... 147 HUBUNGAN AKTIVITAS KELAS IBU HAMIL TERHADAP KESIAPAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS GEDONGTENGEN YOGYAKARTA 2014 Nila Qurmiasih, Umu Hani EN ................................................... 155 HUBUNGAN RIWAYAT PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM Nurul Mahmudah .................................................................. 163 FAKTOR PENGHAMBAT INTERNAL PENCAPAIAN INDEKS PRESTASI PADA MAHASISWA KEBIDANAN DIII Endang Koni Suryaningsih, Sjafiq, PA .......................................... 170 ANALISIS PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS KECAMATAN AMBALAWI KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT Nurul Hidayah, Ahmad Ahid Mudayana ........................................ 179

vi

MANFAAT MUSCLE PUMPING EKSTREMITAS INFERIOR TERHADAP OEDEMA KAKI PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KELURAHAN SIDAKAYA KABUPATEN CILACAP Enny Fitriahadi .................................................................... 196 PENGARUH PEMBERIAN BEDSIDE TEACHING (BST) TERHADAP NILAI DIRECT OBSERVATIONAL OF PROCEDURAL SKILLS (DOPS) PADA KETRAMPILAN PEMERIKSAAN HB SAHLI PADA MAHASISWA KEBIDANAN Yekti Satriyandari ................................................................. 204 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MOTIVATOR KELOMPOK PENDUKUNG IBU (KP-IBU) TERHADAP PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Fani Mayasari, Mufdlilah ......................................................... 220 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS DENGAN NIAT MELAKUKAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) PADA IBU HAMIL Charunia Anggraini, Dhesi Ari Astuti ........................................... 232 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL Septi Indah Permata Sari, Fitria Siswi Utami ................................. 240 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Fatmah Zakaria .................................................................... 250 STRATEGI COPING PADA PEREMPUAN YANG MENGALAMI KEKERASAN DOMESTIK DI DAERAH URBAN YOGYAKARTA Laily Nikmah, Elli Nur Hayati, Mohammad Hakimi ........................... 257 HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN Intan Mutiara Putri ................................................................ 265 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKSUALITAS PADA SISWA KELAS X DAN XI Dwi Atma Vica Yanottama, Anita Rahmawati, Hesty Widyasih ............ 272 PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG HEPATITIS B DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA 2015 Lia Dian Ayuningrum, Lutfi Nurdian Asnindari ................................ 286

vii

PENGARUH FAKTOR BUDAYA TERHADAP PEMILIHAN IUD PADA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS SEWON II KABUPATEN BANTUL Ellyda Rizki Wijhati ............................................................... 295 GAMBARAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA BALITA KEMBAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARENGAN KABUPATEN TUBAN TAHUN 2014 Erien Luthfia ....................................................................... 304

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN

Andi Kasrida Dahlan

email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung memeriksakan kehamilannya di wilayah kerja Puskesmas Benteng berjumlah 50 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan dari 50 responden tertinggi yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 26 orang atau 50 %, yang memiliki pengetahuan cukup berjumlah 15 orang atau 30 % dan yang memiliki pengetahuan yang kurang berjumlah 9 orang atau 18 %. Dari hasil penelitian tersebut maka interpretasi menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan yaitu sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pemeriksaan kehamilan. Berdasarkan pada umur < 20 tahun yang memiliki tertinggi pengetahuan yang kurang disebabkan responden yang menikah pada usia yang mudah, pertama kali mengalami kehamilan dan kurangnya kontak/kunjungan pada layangan kesehatan. Berdasarkan pada penddidikan secara umum atau sebagian besar seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi akan memperoleh pengetahuan yang baik namun ada pula kemungkinan dari sebagian kecil seseorang yang pendidikannya tinggi akan memiliki pengetahuan yang kurang apabila kurang mendapatkan informasi atau pendidikan informal. Pada pekerjaan sebagian besar seseorang yang tidak bekerja akan mempunyai waktu yang luang untuk mendapatkan informasi tentang kehamilan sedangkan seseorang yang bekerja akan mempunyai sedikit waktu untuk mendapatkan informasi tentang kehamilannya disebabkan sibuknya melakukan aktivitas pekerjaannya. Pada paritas dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang karena seseorang yang pernah melahirkan telah mendapatkan informasi tentang pemeriksaan kehamilan dari pengalaman kehamilan yang lalu. Kata kunci : Pengetahuan Ibu Hamil, Pemeriksaan Kehamilan.

9

Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”

31 Oktober 2015 PENDAHULUAN

Angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

indikator penting untuk menilai tingkat kematian bayi yang sebagian besar adalah

kematian neonatal yang berkaitan dengan status kesehatan ibu saat hamil.

(Varney,2007)

Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian tersebut pemerintah

telah mencanangkan making pregnancy safer yang pada dasarnya menekankan

pada penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang efektif. Selain

itu upaya intervensi strategis dalam pendekatan safe motherhood yang terdiri dari

empat pilar yaitu pelayanan antenatal, persalinan yang aman, pelayanan obstetric

esensial dan keluarga berencana. (Anonim, 2012)

Pelayanan antenatal ini sebagai pilar kedua yang merupakan asuhan yang

diberikan untuk ibu sebelum kelahiran. Pengawasan sebelum lahir terbukti

mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan

mental dan fisik, sehingga dapat mentoleransi respon baik selama kelahiran.

(Anonim, 2012)

Kematian dan komplikasi dalam kehamilan dapat dicegah atau ditangani

dengan efektif tanpa menggunakan tekhnologi dan obat-obatan yang canggih dan

mahal. Pengalaman telah menunjukkan bahwa kematian ibu dan neonatal dapat

dikurangi apabila masyarakat diberikan informasi untuk mengetahui tanda-tanda

dan gejala yang dapat membahayakan. (Asrinah,et.al., 2010)

Adanya informasi tentang tanda-tanda yang dapat membahayakan

kehamilannya, maka sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan

Antenatal Care (ANC) atau memeriksaan kehamilan secara teratur, yang

bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila

terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin.

(Mufdillah, 2009)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota palopo tahun

2010 cakupan kunjungan awal (K1) sebanyak 98 % dan kunjungan ulang (K4)

sebanyak 90,75 %. Sedangkan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas

Benteng tahun 2011 belum mencapai target yang telah ditentukan, dilihat pada

10

Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”

31 Oktober 2015 kohort cakupan kunjungan awal (K1) sebanyak 92 % dan cakupan kunjungan

ulang (K4) sebanyak 90 % dari target 95 % maka dari hal ini dapat dilihat terdapat

kesenjangan.

Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang secara ilmiah dan mendasari

dalam mengambil keputusan rasional dan efektif dalam menerima perilaku baru

yang akan menghasilkan persepsi yang positif dan negatif. Dengan banyak

pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan ibu menjadi tahu tentang pentingnya

pemeriksaan kehamilan. Tingkat pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, lingkungan, sosial budaya,

pengalaman dan informasi

Berdasarkan masalah tersebut, hal inilah yang mendasari peneliti untuk

melakukan penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Benteng Palopo Tahun 2012.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif (Sugiono, 2007). Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu

hamil berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas. Populasi adalah

semua ibu hamil yang berkunjung memeriksakan kehamilannya di wilayah kerja

Puskesmas Benteng berjumlah 50 orang. Penarikan sampel dilakukan secara

aksidental sampling.

Data primer melalui wawancara dan kuesioner penelitian yang meliputi

data tentang umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan pengetahuan ibu hamil

tentang pentingnya dilakukan pemeriksaan kehamilan. Data sekunder seperti data

umum wilayah, data jumlah ibu hamil, serta data-data yang mendukung dalam

penelitian ini seperti data PWS KIA wilayah setempat. Metode pengukuran

variabel dependen berpedoman pada skala Guttman untuk variabel pengetahuan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan.

11

Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”

31 Oktober 2015

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang pemeriksaan kehamilan dari 50 responden tertinggi yang memiliki

pengetahuan baik berjumlah 26 orang atau 50 %, yang memiliki pengetahuan

cukup berjumlah 15 orang atau 30 % dan yang memiliki pengetahuan yang

kurang berjumlah 9 orang atau 18 %.

Dari hasil penelitian tersebut maka interpretasi menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan yaitu sebagian

besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pemeriksaan

kehamilan.

Pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan ditunjang oleh

beberapa factor yaitu salah satunya adalah faktor umur, mereka yang telah

lama hidup di dunia akan mempunyai pengalaman yang lebih banyak serta

telah banyak mendapatkan informasi. faktor yang kedua yaitu pendidikan ibu.

Mereka yang mempunyai pendidikan tinggi akan mempunyai pengetahuan

yang lebih banyak dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Faktor

lain yang juga berpengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil tentang

pemeriksaan kehamilan adalah paritas. Grandepara dan multipara akan

mempunyai pengetahuan lebih baik dibandingkan dengan primipara, karena

mereka telah memiliki pengalaman tentang pemeriksaan kehamilan pada

kehamilan sebelumnya.

2. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Berdasarkan Umur

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dar 50 responden dilihat

berdasarkan umur maka tertinggi adalah umur 20-35 tahun dengan jumlah

responden 36 orang (72%) . Dari umur tersebut yang tertinggi memiliki

pengetahuan baik berjumlah 19 orang (52.8 %) . yang memiliki pengetahuan

cukup berjumlah 13 orang (36.1%), dan yang memiliki pengetahuan kurang

berjumlah 4 orang atau 11.1%. Umur > 35 tahun berjumlah 7 responden

(14%) diantaranya tertinggi yang memiliki pengetahuan yang baik berjumlah 5

orang atau 71.4 %, yang memiliki pengetahuan cukup berjumlah 2 orang atau

28.6 % dan tidak ada yang memiliki pengetahuan kurang. Sedangkan umur <

20 tahun berjumlah 7 responden (14%), diantaranya tertinggi yang memiliki

12

Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”

31 Oktober 2015

pengetahuan kurang berjumlah 5 orang (71.4%). yang memiliki pengetahuan

baik berjumlah 2 orang (28.6%), tidak ada yang memiliki pengetahuan cukup.

Dari 50 responden yang paling banyak pada usia 20-35 tahun dengan

jumlah responden 36 orang (72.0%), tertinggi memiliki pengetahuan yang baik

berjumlah 19 orang (52.8%). dimana pada umur ini dikatakan kurun reproduksi

sehat untuk kehamilan dan persalinan. Umur diatas 35 tahun dengan jumlah

responden sebanyak 7 orang (14%), pada umur ini termasuk resiko tinggi

disebabkan fungsi alat reproduksi sudah menurun. Dan pada umur < 20 tahun

tertinggi yang memiliki pengetahuna kurang berjumlah 5 orang (71.4%). Pada

umur ini pula memiliki risiko tinggi disebabkan belum matangnya alat

reproduksi untuk menerima kehamilan.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan

teori yang telah dikemukakan bahwa kelompok tertinggi umur 20-35 tahun

mempunyai pengetahuan yang lebih baik, karena mereka telah memiliki

pengalaman yang cukup serta daya serap dan daya ingat mereka masih baik..

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada saat dilapangan

terhadap responden yang terhadap beberapa responden mengatakan bahwa

sebagian dari ibu hamil tersebut yang umur 20-35 tahun memiliki pengetahuan

baik dsebabkan karena seringnya melakukan kunjung ke tempat layananan

kesehatan baik dan seringnya mengikuti penyuluhannya yang lakasanankan

oleh pihak puskesmas Benteng.

Seperti halnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010) dengan

jumlah responden 65 di Puskesmas Wara Selatan Kota Palopo bahwa 51

responden dengan umur ibu hamil antara 20 – 35 tahun sebagian besar

memiliki pengetahuan yang baik. Meskipun ada 4 orang yang memiliki

pengetahuan yang rendah disebabkan oleh faktor pekerjaaan ibu dan

keseluruhan mereka pertama kali mengalami kehamilan.

Gambaran pola pikir penulis dalam penelitian ini bahwa pada umur < 20

tahun yang memiliki tertinggi pengetahuan yang kurang disebabkan beberapa

hal. Diantaranya sebagian responden yang menikah pada usis yang mudah,

pertama kali mengalami kehamilan dan kurangnya kontak/kunjungan pada

13

Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”

31 Oktober 2015

layangan kesehatan. Seperti yang dikemukanan oleh Notoadmojo (2003)

bahwa semakin tinggi umur seseorang maka semakin tinggi pula

pengetahuannya, namun sebaliknya semakin rendah umur seseorang maka

semakin rendah pula pengetahuannya.

3. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Berdasarkan

Pendidikan

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dar 50 responden dilihat berdasarkan

pendidikan ibu maka yang tertinggi adalah kelopok pendidkan SMA keatas

berjumlah 39 responden (78%). Dari kelompok pendidikan tersebut yang

tertinggi memiliki pengetahuan baik berjumlah 22 orang (54.4%) . yang

memiliki pengetahuan cukup berjumlah 14 orang (35.9%), dan yang memiliki

pengetahuan kurang berjumlah 3 orang (7.7%). Sedangkan terendah pada

kelompok pendidikan dibawah SMA berjumlah 11 responden (22%). Dari

kelompok pendidikan tersebut tertinggi yang memiliki pengetahuan kurang

berjumlah 6 orang (54.4%), yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 4

orang (36.4%) dan yang memiliki pengetahuan cukup berjumlah 1orang

(9.1%).

Dari uraian tersebut menyatakan bahwa tingkat pengetahuan yang dilihat

berdasarkan kelompok pendidikan tertinggi SMA ke atas berjumlah 39

responden (78%) dan tertinggi pula yang memiliki pengetahuan yang baik

berjumlah 22 reponden (52%). Sedengkan terendah pada kelompok yang

dibawah SMA berjumlah 11 responden (22%) dan tertinggi memiliki

pengetahuan yang kurang berjumlah 6 orang (54.5%)

Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan teori yang telah

dikemukakan sebelumnya, bahwa secara umum atau sebagian besar seseorang

yang memiliki pendidikan yang tinggi akan memperoleh pengetahuan yang

baik namun ada pula kemungkinan dari sebagian kecil seseorang yang

pendidikannya tinggi akan memiliki pengetahuan yang kurang apabila kurang

mendapatkan informasi atau pendidikan informal.

Seperti halnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010) dengan

jumlah responden 65 di Puskesmas Wara Selatan Kota Palopo bahwa yang

14

Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”

31 Oktober 2015

tertinggi 10 responden yang dengan tingkat pendidikan SMA memiliki

pengetahun yang baik, meskipun ada 6 orang dengan pendidikan SMA pula

dengan tingkat pengetahuan yang kurang dibandingkan pada tingkat sekolah

dasar hanya ada 5 responden yang memiliki pengetahuan yang kurang. Hal ini

disebabkan karena sebagian ibu hamil kurang mendapatkan informasi tentang

kehamilan dan baru pertama kali mengalami kehamilan.

Gambaran pola pikir penulis dalam penelitian ini, hal tersebut disebabkan

beberapa faktor diantaranya sebagian dari ibu hamil yang memiliki jenjang

pengetahuan yang tinggi dan seringnya melakukan kontak/kunjungan terhadap

bidan baik di Puskesmas maupun di layanan kesahatan lainnya. Sedangkan

yang memiliki pendidikan dibawah SMA tertinggi memiliki pengetahuan yang

kurang disebabkan oleh beberapa hal pula diantaranya secara keseluruhan

ditunjang oleh factor pendidikin ibu tersebut dan kurangnya kontak/kunjungan

yang dilakukan terhadap bidan dengan asumsi bahwa sebagian responden

memiliki umur kehamilan pada trimester pertama.

4. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Berdasarkan

Pekerjaan

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 50 responden dilihat

berdasarkan pekerjaan ibu maka yang tertinggi adalah kelompok yang tidak

bekerja berjumlah 28 responden (56%). Dari kelompok pekerjaan tersebut

yang tertinggi memiliki pengetahuan baik berjumlah 20 orang atau 71.4 % .

yang memiliki pengetahuan cukup berjumlah 4 orang (14.3%), dan yang

memiliki pengetahuan kurang berjumlah 4 orang (14.3%). Sedangkan

terendah pada kelompok pekerjaan yang bekerja berjumlah 22 responden

(44%). Dari kelompok pendidikan tersebut tertinggi tertinggi memiliki

pengetahuan cukup berjumlah 11 orang atau 50 % yang memiliki

pengetahuan baik berjumlah 6 orang (27.3%), dan yang memiliki pengetahuan

kurang berjumlah 5 orang (22.7%).

Dari hasil penelitian tersebut pengetahuan ibu hamil dilihat berdasarkan

kelompok pekerjaan dengan keseluruhan 50 jumlah responden , tertinggi pada

yang kelompok tidak bekerja berjumlah 28 orang (56%) dan tertinggi yang

15

Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”

31 Oktober 2015

memiliki pengetahuan baik berjumlah 20 orang (71.4%). sedangkan terendah

pada yang tidak bekerja berjumlah 22 responden (44%), yang tertinggi

memiliki pengetahuan kurang brjumlah 5 orang (22.7%).

Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan teori yang telah

dikemukakan sebelumnya, bahwa secara umum atau sebagian besar seseorang

yang tidak bekerja akan mempunyai waktu yang luang untuk mendapatkan

informasi tentang kehamilan sedangkan seseorang yang bekerja akan

mempunyai sedikit waktu untuk mendapatkan informasi tentang kehamilannya

disebabkan sibuknya melakukan aktivitas pekerjaannya..

Gambaran pola pikir penulis dalam penelitian ini, hal tersebut disebabkan

beberapa faktor diantaranya sebagian dari ibu hamil yang tidak bekerja jenjang

pengetahuan yang tinggi, mempunyai peluang untuk medapatkan informasi

diberbagai media dan seringnya melakukan kontak/kunjungan terhadap bidan

baik di Puskesmas maupun di layanan kesahatan lainnya. Sedangkan ibu yang

bekerja tertinggi memiliki pengetahuan yang kurang disebabkan oleh beberapa

hal pula diantaranya secara keseluruhan ditunjang oleh factor waktu, dimana

sebagian dari ibu tersebut sibuk melakukan aktivitas sehari dalam pekerjaan

dan kurangnya kontak/kunjungan yang dilakukan kepada bidan.

5. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Berdasarkan Paritas

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 50 responden dilihat

berdasarkan paritas maka tertinggi adalah kelompok paritas multipara

dengan jumlah responden 24 orang (48%). Dari kelompok paritas tersebut

tertinggi yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 14 orang (58.3%), yang

memiliki pengetahuan cukup berjumlah 6 orang (25.0%, dan yang memiliki

pengetahuan kurang berjumlah 4 orang atau 16.7%. Kelompok paritas

primipara berjumlah 21 responden (42%) diantaranya yang memiliki

pengetahuan yang baik berjumlah 9 orang (42.9%), yang memiliki

pengetahuan cukup berjumlah 7 orang (33.3%) dan yang memiliki

pengetahuan kurang berjumlah 5 orang (28.8%). Sedangkan kelompok paritas

grandepara berjumlah 5 responden (10%), diantaranya yang memiliki

16

Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”

31 Oktober 2015

pengetahuan baik berjumlah 3 orang (60%), yang memiliki pengetahuan

cukup berjumlah 2 orang (40%).

Dari hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa paritas dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa hasil

penelitian sesuai dengan teori yang telah dikemukakan bahwa multipara akan

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan nullipara,

karena seseorang yang pernah melahirkan telah mendapatkan informasi tentang

pemeriksaan kehamilan dari pengalaman kehamilan yang lalu.

Sama halnya penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010) dengan jumlah

responden 65 di Puskesmas Wara Selatan Kota Palopo bahwa yang tertinggi

paritas multipara memiliki tingkat penegtahuan yang baik berjumlah 30

responden (46%) sedangkan terendah pada paritas primipara, tertinggi pula

memiliki pengetahuan yang kurang berjumlah 5 orang atau 8 % Hal ini

disebabkan karena sebagian ibu hamil dengan paritas multipara memiliki

banyak pengalaman dari kehamilan sebelumnya sedangkan primipara pertama

kali mengadapi kehamilan.

Gambaran pola pikir penulis dalam penelitian ini bahwa sebagian dari

responden telah mengalami kehamilan dan persalinan sebelumnya sehingga

mempunyai berbagai pengalaman yang menambah pengetahuannya dari

kehamilan sebelumnya. Sedangkan pada primipara baru pertama kali

menghadapi kehamilannya.

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta disesuaikan dengan tujuan

penelitian, maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan dari 50

responden berdasarkan umur, yaitu tertinggi pada kategori baik pada umur

20-35 tahun dan terendah pada umur < 20 tahun.

17

Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”

31 Oktober 2015 2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan dari 50

responden berdasarkan pendidikan, tertinggi pada kategori ≥ SMA dan

terendah < SMA

3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan dari 50

responden berdasarkan pekerjaan, tertinggi pada kategori baik pada tingkat

pekerjaan yang tidak bekerja dan terendah pada tingkat yang bekerja.

4. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan dari 50

responden berdasarkan paritas, tertinggi pada kategori baik pada multipara dan

terendah pada primipara.

SARAN

Saran untuk tenaga kesehatan diharapkan bagi para bidan agar memberikan

penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat tentang asuhan antenatal. Bagi Ibu

Hamil diharapkan bagi para ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik, agar

dapat mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan, dan bagi ibu hamil yang

memiliki pengetahuan kurang diharapkan agar lebih rajin mencari tahu informasi

dengan cara membaca buku mengenai kesehatan ibu dan bayi serta rajin

memeriksakan diri di petugas kesehatan. Bagi tempat penelitian diharapkan agar

lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan menambah sarana kesehatan

dalam proses pelayanan kesehatan. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dari hasil

penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang asuhan

antenatal dan diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji dari status

ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,

Jakarta.

Asrinah, et al. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Depkes RI. 2005. Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar Puskesmas, Penerbit Pusdiknakes, Jakarta.

18

Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”

31 Oktober 2015 Depkes RI. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar

Puskesmas, Penerbit Pusdiknakes, Jakarta.

Hidayat, Alimul A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Penerbit; Salemba Medika.Jakarta.

Helen V, Jan M.K, Carolyn LG, editors.2007. Asuhan Kebidanan Edisi 4. Penerbit ; EGC.Jakarta

Mochtar, R. 2002. Sinopsis Obstetri. Penerbit ; EGC. Jakarta.

Mufdlilah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Penerbit; Nuha Medika Press. Jogjakarta.

Prawirohardjo, S. 2002. Ilmu Kebidanan. Penerbit Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Profil Puskesmas Benteng 2011. Data PWS KIA. Palopo

Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo. S. Promosi Kesehatan Konsep Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ; 2005

Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit; Nuha Medika. Yogyakarta.

Saifuddin AB. 2002. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Penerbit Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Sugiono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Penerbit Alfabeta. Bandung

19