Kala II Fetal Distress, Presbo, Kpd 1 Hari

19
PRESENTASI KASUS KALA II FETAL DISTRESS, PRESBO, KPD 1 HARI, POTENTIAL INFECTED PADA MULTIGRAVID HAMIL POST DATE Oleh: Nur Rohman G0000117 Prambudi Arie Setoaji G0000119 Antonius Dian Wirawan G0001050 Pembimbing : dr. Docang Tjiptosasworo, SpOG (K) 1

description

obsgyn

Transcript of Kala II Fetal Distress, Presbo, Kpd 1 Hari

PRESENTASI KASUS

PRESENTASI KASUS

KALA II FETAL DISTRESS, PRESBO, KPD 1 HARI, POTENTIAL INFECTED PADA MULTIGRAVID HAMIL POST DATE

Oleh:

Nur Rohman

G0000117

Prambudi Arie SetoajiG0000119

Antonius Dian WirawanG0001050

Pembimbing :

dr. Docang Tjiptosasworo, SpOG (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR MOEWARDI

SURAKARTA

2006

ABSTRAK

Seorang G4P2A1, umur 42 tahun, kiriman bidan, umur kehamilan 41+3 minggu. Riwayat fertilitas baik, riwayat obstetric baik., teraba janin tunggal intra uterin, memanjang, punggung di kiri, presentasi bokong, bokong sudah masuk panggul. Tinggi fundus uteri: 33 cm. TBJ 3000 gr. HIS (+) kuat teratur, DJJ (+) ireguler, dalam persalinan. Ketuban dirasakan pecah 8 jam sebelum pasien dikirim ke RSDM. Penatalaksanaan dengan ekstraksi bokong, persiapan resusitasi dan piper cunam

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama

: Ny R

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 42 tahun

Alamat

: Gumuk Rejo, Sukomiri, Sragen

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Status Perkawinan

: Kawin

Nama Suami

: Tn Sukarno

Umur Suami

: 45 tahun

Pekerjaan

: Swasta

Tanggal Masuk

: 31 Mei 2006

Tanggal Periksa

: 31 Mei 2006

No CM

: 78 45 64

Berat Badan

: 60 kg

Tinggi Badan

: 150 cm

HPMT

: 15 Agustus 2005

HPL

: 22 Mei 2006

Umur Kehamilan

: 41+3 minggu

II. ANAMNESIS

a. Keluhan Utama

: Ingin melahirkan

b. Riwayat Penyakit Sekarang:

Datang seorang G4P2A1, 42 tahun, kiriman bidan dengan keterangan presbo. Pasien merasa hamil 9 bulan, kenceng-kenceng secara teratur sudah dirasakan sejak 8 jam yang lalu. Gerakan janin masih dirasakan. Air kawah dirasakan keluar sejak 32 jam yang lalu. Lendir darah (+). BAK dan BAB tidak ada keluhan.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

R. Hipertensi

: Disangkal

R. DM

: Disangkal

R. Penyakit Jantung

: Disangkal

R. Alergi Obat

: Disangkal

R. Operasi

: Disangkal

R. Mondok di RS

: Disangkal.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

R. Hipertensi

: Disangkal

R. DM

: Disangkal

R. Asma

: Disangkal

R. Alergi Obat

: Disangkal

f. Riwayat Haid

Menarche

: 14 tahun

Lama Haid

: 6 hari

Siklus Haid

: 30 hari

Nyeri haid

: Tidak dirasakan

g. Riwayat Fertilitas

: Baik

h. Riwayat Obstetri

: Baik

1. Anak I. Perempuan, 3000 gr, spontan, 12 tahun

2. Anak II Perempuan, 3600 gr, presbo, 9 tahun

3. Abortus 2 bulan.

4. Sekarang.

i. Riwayat ANC

: Tidak teratur, di bidan.

j. Riwayat Perkawinan

: Menikah 1 kali dengan suami sekarang,

15 tahun.

k. Riwayat KB

: Tidak KB.

III. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Interna

Keadaan Umum

: Compos mentis, sakit sedang. Gizi kesan cukup.

Tanda Vital

: Tensi

: 110/70 mmHg

Nadi

: 92 x/menit

RR

: 20 x/menit

Suhu

: 36,8 derajat celcius.

Kepala

: Mesocephal

Mata

: Conjungtiva pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-),

Oedem Palpebra (-/-)

THT

: Tonsil tidak Membesar, Faring tidak Hiperemis.

Leher

: KGB tidak membesar, glandula thyroid tidak membesar, JVP tidak meningkat.

Thorak

Cor

: I : Ictus cordis tidak tampak

P: Ictus cordis tidak kuat angkat.

P : Batas Jantung kesan tidak melebar.

A: BJ I-II interval normal, regular, bising (-)

Pulmo

: I : Pengembangan dada kanan = kiri

P : Fremitus raba kanan = kiri

P: Sonor/ sonor

A: SDV (+/+), Suara tambahan (-/-).

Abdomen I: Dinding perut lebih tinggi dari dinding dada.

P: Supel, nyeri tekan (-), hepar lien sulit dievaluasi, teraba uterus gravid dengan bagian-bagian janin. (lihat pemeriksaan Leopold)

P: Timpani pada daerah hipogastrika, redup pada daerah uterus.

A: Peristaltik (+) normal.

Ekstremitas : Oedem (-/-),

Genital: Perdarahan (-), lendir darah (+), massa (-).

b. Status Obstetri

Inspeksi

Kepala: Cloasma gravidarum (+)

Mata: Conjungtiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-), oedem palpebra (-/-)

Thorak: Glandula mamae kesan membesar, areola mamae hiperpigmentasi (+)

Abdomen: Striae gravidarum (+), linea nigra (+), dinding perut lebih tinggi dari dada.

Genetalia Eksterna: Vulva uretra tenang, darah (-), lendir darah (+), massa (-)

Palpasi

Abdomen: Supel, nyeri tekan (-), tinggi fundus uteri 33 cm, TBJ

3000 g, HIS (+) 2-3 x/10 menit, durasi 25-40 detik. Intensitas kuat.

Pemeriksaan Leopold

I: Teraba 1 bagian besar, keras di fundus, kesan kepala.

II: Teraba 1 bagian besar memanjang di sebelah kiri, rata, keras kesan punggung dan disebelah kanan teraba bagian kecil kesan ekstremitas.

III: Teraba 1 bagian bulat, lunak, kesan bokong

IV: Bagian terendah janin sudah masuk panggul..

Kesimpulan, teraba janin tunggal, intra uterin, memanjang, punggung di kiri, presentasi bokong, bokong sudah masuk panggul.

Auskultasi: DJJ (+) 10-12-9 / 10-9-12 / 11-8-10. ireguler.

Pemeriksaan Dalam

VT: Vulva uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio lunak mendatar, diameter 7-8 cm, kulit ketuban (-), teraba bokong di H IV, penunjuk sacrum jam 12, air ketuban (+) jernih, tidak berbau, STLD (+).

Inspekulo: tidak dilakukan.

IV PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hb: 11,7 g/dlUreum: 18

Hct: 39,3 %Creatinin: 0,7

Eritrosit: 4,35. 106Na: 144

Leukosit: 9,7 /LK: 3,9

Gol Darah: BCa: 1,23

GDS: 80BT: 200

Trombosit: 265000CT: 400

V. KESIMPULAN

Seorang G4P2A1, 42 tahun, umur kehamilan 41+3 minggu. Riwayat fertilitas baik, riwayat obstetrik baik., teraba janin tunggal intra uterin, memanjang, punggung di kiri, presentasi bokong, bokong sudah masuk panggul. Tinggi fundus uteri: 33 cm. TBJ 3000 gr. HIS (+) kuat teratur, DJJ (+) ireguler, dalam persalinan.

VI. DIAGNOSIS

Kala II Fetal Distress, presbo, KPD 1 hari, potential infected pada multigravid, hamil post date.

VII. PROGNOSIS

jelek

VIII PENATALAKSANAAN

Terminasi persalinan dengan Ekstraksi Bokong

Siapkan resusitasi bayi

Siapkan piper cunam

Laporan persalinan

Jam 23.50 WIB lahir bayi jenis kelamin laki laki BB 3300 g. PB 50 cm, LK/LD 31/30 cm, APGAR score 6-7-8, Anus (+)

Jam 00.00 Plasenta lahir spontan lengkap, bentuk cakram, ukuran 20x20x2 cm. Insersi parasentral. Panjang tali pusat 50 cm.

Lama Persalinan

Kala I: 8jam

Kala II: 10 menit

Kala III: 10 Menit

Total: 8 Jam 20

Perdarahan

Kala II: 20cc

Kala III: 40cc

Kala IV: 20cc

Total: 80cc

Evaluasi 2 jam post partum

Kel: (-)

KU : Baik, CM.

VS: T: 120/80N: 90`RR: 20

S: 36,7oC

Mata: Conjunctiva pucat (-/-), Sklera Ikterik (-/-)

Cor dan pulmo: dalam batas normal

Abdomen: Supel, nyeri tekan (-), TFU 2 jari di bawah pusat,

kontraksi uterus (+) baik.

Genital: Perdarahan (-)

: Lochia (+)

Diagnosa : Post Ekstraksi bokong atas indikasi kala II fetal distress, presbo, KPD 1 hari, potensial infected pada multigravid hamil post date.

Terapi: Amoksisilin 3x1

: Metergin 3x1x

Roborantia 2x1

Pembahasan:

Presentasi bokong

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah cavum uteri. Dikenal tiga macam letak sungsang yaitu: presentasi bokong, presentasi bokong kaki sempurna, dam presentasi bokong kaki tidak sempurna. Diagnosis letak sungsang ditegakkan dari:

1. Pemeriksaan luar

Di bagian bawah uterus tidak diraba bagian keras dan bulat janin yaitu kepala, dan kepala teraba di fundus uteri. Denyut jantung janin biasanya ditemukan lebih tinggi dari pada umbilicus.

2. Pemeriksaan dalam

Hasil pemeriksaan akan lebih jelas terutama bila ketuban telah pecah. Dalam hal ini akan teraba bokong yang ditandai dengan sacrum, kedua tuber os ischii dan anus. Bila kaki juga teraba, maka harus benar-benar dibedakan dengan tangan.

Etiologi

Kehamilan belum cukup bualn; Pada kehamilan sampai kurang dari 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, janin lebih leluasa untuk bergerak-gerak dalam berbagai posisi.

Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang adalah multiparitas, kehamilan kembar, hidramnion, hydrocephalus, plasenta previa dan panggul sempit

Penanganan

Pada presbo dapat dilakukan persalinan pervaginam maupun perabdominal. Persalinan pervaginam ada beberapa cara diantaranya parasat brach untuk persalian presbo secara fisiologis, manual aid dan manual hilfe yang merupan cara untuk mempercepat melahirkan bahu dan kepala. Perasat secara klasik, cara Mueller atau loevset untuk membentu kelahiran bahu dan lengan. Dan cara Mauriceau serta cunam piper untuk membantu mengeluarkan kepala bila hal ini dibutuhkan. Persalinan perabdominal menjadi pilihan apabila didapatkan tanda-tanda disporposi kepala panggul (karena janin besar atau panggul sempit), letak sungsang dengan riwayat obstetric jelek dan versi luar tidak berhasil. TBJ 2000 2500 g.

Ekstraksi pada bokong

Untuk melakukan ekstraksi pada bokong diperlukan indikasi baik pada ibu maupun pada janin. Indikasi pada ibu ialah adanya penyakit atau kelainan yang merupakan dorongan yang kuat untuk menyelesaikan persalinan dalam waktu singkat. Indikasi dari pihak janin adalah timbulnya gejala-gejala gawat janin atau ditemukan tali pusat yang menumbung dan masih berdenyut. Kondisi yang harus dipenuhi ialah pembukaan yang sudah lengkap dan tidak adanya disporposi kepala panggul (DKP). DKP lebih sulit diketahui pada letak sungsang sehingga perlu dilakuakan pemeriksaan panggul dengan seksama dan perlu diteliti riwayat obstetric wanita yang bersangkutan.

Gawat janin (Fetal distress)

Ketika partus, uterus berkontraksi. Dalam hal ini darah di sirkulasi uteroplasenter seolah-olah diperas ke dalam vena umbilikalis dan sirkulasi janin, sehingga jantung janin terutama serambi kanan berdilatasi. Akibatnya, apabila diperhatikan bunyi jantung janin akan terdengar melambat, segera setelah his hilang. Keadaan ini fisiologik dan dikenal dengan reflek Marey. Untuk klinik penting diperhatikan frekuensi denyut jantung ini untuk mengetahui apakah ada gawat janin. Denyutan jantung janin beberapa detik sesudah his sebanyak 100 kali per menit atau kurang menunjukkan adanya gawat janin. Dengan mengadakan pencatatan denyut jantung janin yang dikaitkan dengan pencatatan his dapat diperkirakan ada atau tidak adanya hipoksia janin. Saat ini pemantauan janin dapat dilaksanakan dengan alat kardiotokograf.

Ketuban pecah dini

Adalah suatu keadaan dimana ketuban pecah sebelum persalinan dimulai. Pada umumnya pasien mengeluhkan keluarnya air kawah dari jalan lahir yang terjadi secara tiba-tiba. Apabila ada keluhan ketuban pecah dalam kehamilan, maka harus dilakuakn pemeriksaan untuk memastikan bahwa yang keluar itu benar-benar air ketuban. Beberapa pemeriksaan yang dapat digunakan sebagai penunjang diantaranya dengan tes nitrasin menggunakan kertas lakmus, pemeriksaan inspikulo dengan melihat air ketuban keluar melalui ostium uteri atau dengan pemeriksaan mikroskopis. Ketuban pecah dini merupakan faktor predisposisi terjadinya khorioamnionitis yang dalam kepustakaan disebutkan bahwa 5 10% kasus ketuban pecah dini akan berlanjut dengan persalinan resiko infeksi khorioamnionitis 5 kali lebih tinggi apabila persalinan belum terjadi sampai 24 jam.

Hamil post date

Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama menstruasi terakhir. Hari perkiraan lahir juga dapat ditentukan dari tanggal tersebut. Disebut kehamilan aterm bila umur kehamilan antara 37 42 minggu. Adapun disebut hamil post date apabila setelah melewati waktu hari perkiraan lahir tetap belum terjadi persalinan.

Analisa kasus

Pada kasus ini ditegakkan diagnosa Kala II Fetal Distress, presbo, KPD 1 hari, potential infected pada multigravid, hamil post date.

Kala II ditegakkan dari pemeriksaan kontraksi uterus yang didapatkan HIS (+) 2-3 x/10 menit, durasi 25-40 detik, intensitas kuat. VT dimana didapatkan portio lunak mendatar, diameter pembukaan 7-8 cm, dan teraba bokong turun di H IV. Karena bokong merupakan bagian janin yang lunak, maka pembukaan pada presbo kadang tidak lengkap 10 cm.

Fetal distress diegakkan dari pemeriksaan denyut jantung janin pada pemeriksaan aukultasi yang didapatkan DJJ 10-12-9 / 10-9-12 / 11-8-10. kesan bradikardi, ireguler Presbo, ditegakkan dari pemeriksaan abdomen yaitu pada pemeriksaan lepopold I-IV Dianosa KPD 1 hari ditegakkan dari anamnesis dimana pasien mengaku air kawah telah keluar 8 jam sebelum pasien datang ke RSDM. Pada pemeriksaan VT diadapatkan kulit ketuban (-), air ketuban (+) jernih, tidak berbau. Karena ketuban yang telah pecah ini, sementara tanda-tanda infeksi belum didapatkan maa ditegakkan pula diagnosis potensial infeksi.

Sumber bacaan:

1. Hariadi, R., dkk. 2004. Ilmu Kedokteran Fetomaternal, Edisi perdan. Jilid I. Surabaya, Himpunan Kedokteran fetomaternal Perkumpulan Obstetric dan Ginekologi Indonesia.

2. Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2002. Ilmu Kebidanan, Edis ketigai. Jakarta, yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

PAGE 6