askeb pengkajian fetal

24
Referensi 1. Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP. 2. Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. 3. Bagian Obstetri & Ginekologi FKUP. 1983. Obstetri Fisiologi . Bandung : Eleman. 4. Cunningham, F. Gary,dkk. 2005. Obstetri William (terjemahan). Jakarta : EGC. 5. Varney, Helen, dkk. 2006. \Buku Ajaran Asuhan Kebidanan (terjemahan). Jakarta : EGC. 6. Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC. 7. Varney, Helen, dkk. Buku Saku Bidan (terjemahan). Jakarta : EGC. 8. Krisnadi, S. Rifayani, dkk. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSHS. Bandung : Bagian Obstetri dan Ginekologi Fak.Kedokteran UNPAD RSHS.

Transcript of askeb pengkajian fetal

Page 1: askeb pengkajian fetal

Referensi

1. Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.

2. Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.

Jakarta : EGC.

3. Bagian Obstetri & Ginekologi FKUP. 1983. Obstetri Fisiologi . Bandung :

Eleman.

4. Cunningham, F. Gary,dkk. 2005. Obstetri William (terjemahan). Jakarta :

EGC.

5. Varney, Helen, dkk. 2006. \Buku Ajaran Asuhan Kebidanan (terjemahan).

Jakarta : EGC.

6. Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.

7. Varney, Helen, dkk. Buku Saku Bidan (terjemahan). Jakarta : EGC.

8. Krisnadi, S. Rifayani, dkk. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri

dan Ginekologi RSHS. Bandung : Bagian Obstetri dan Ginekologi

Fak.Kedokteran UNPAD RSHS.

Page 2: askeb pengkajian fetal

PENDAHULUAN

Beberapa tahun terakhir ini, angka kematian dan kesakitan perinatal telah menurun

secara signifikan, akan tetapi kematian janin antenatal masih merupakan masalah.

Kematian janin tidak selalu pada kelompok kehamilan risiko tinggi, akan tetapi

beberapa kematian tersebut terjadi pada kehamilan dengan risiko rendah bahkan

normal.

Salah satu tujuan utama perawatan antenatal adalah untuk mengidentifikasi ibu hamil

yang beresiko tinggi terjadi gangguan pada buah kehamilannya. Terdapat berbagai

macam peralatan/teknik untuk pengawasan janin ante/intrapartum.

URAIAN MATERI

Pengkajian janin dapat dilakukan dengan metode yang tidak menggunakan teknologi,

seperti perhitungan gerakan janin. (fetal movement Counting,FMC) dan tes akselerasi

auskultrasi (Auscultated Acceleration Test, AAT). Sedangkan metode menggunakan

teknologi seperti Ultrasonoigrafi (USG), Kardiotokografi, Amniosintesis, dsb. Bidan

sebaiknya mengetahui manfaat setiap metode pengkajian janin.

I. GERAKAN JANIN / FMC (Fetal Movement Counting)

A. Pengertian

Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin,

dimana gerakan janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika

gerakan ini dirasakan. Data sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap

lazim.

Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan34-36

minggu bagi wanita yang berisiko rendah mengalami insufisiensi

Page 3: askeb pengkajian fetal

uteroplasenta. Sedangkan pada wanita yang faktor resikonya telah

diidentifikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan pada usia

kehamilan 28 minggu.

Gerakan janin normal yaitu sekelompok atau beberapa kelompokn

aktivitas tungkai dan tubuh janin yang menunjukan normalitas.

Gerakan janin pada grimigravida dirasakan pada kehamilan 18

minggu, sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu.

B. Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

Kapan gerakan muncul

Usia kandungan

Kadar glukosa

Stimulus suara

Status prilaku janin

Penggunaan obat-obatan dan kebiasaan merokok

Hipoksia

Asidemia

Polihidramnion

Page 4: askeb pengkajian fetal

Oligohidramnion

C. Cara menghitung gerakan janin

Pengkajian riwayat meruupakan langkah yang penting. Klien sering

melaporkan penurunan gerakan janin karena mereaka lupa merasakan

aktifitas janin selama periode waktu tertentu dan juga tidak terlalu

menaruh perhatian terhadap hal ini.

Anjurkan klien untuk fokus pada aktifitas janin selama periode waktu

satu jam, terutama saat ia sedang beristirahat, dalam kondisi gizi baik,

dan asupan cairan cukup.

Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar,

maka dapat menggunakan metode count to ten ( menghitung sampai

10 ) :

1. Jadwalkan satu sesi perhitungan perhari

2. Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3. Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kali

gerakan

4. Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10

jam

5. Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan

waktu lebih lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak

terasa gerakan dalam 10 jam maka hubungi bidan.

Kelebihan metode ini yaitu : mudah digunakan, singkat dan mudah

diinterpretasi.

D. Langkah Yang Akan Dilakukan Jika Dirasakan Penurunan

Gerakan Janin

Laporan yang menyatakan tidak ada gerakan

Riwayat aktifitas janin terdahulu

Makan, istirahat selama satu jam

Gerakan ≥ 3Gerakan < 3

Memperkuat FMC NST

Page 5: askeb pengkajian fetal

E. Peran Bidan

Hal terpenting dalam pemeriksaan hal ini adalah para wanita

mewaspadai bahwa pola gerakan janin yang konsisten merupakan hal

yang penting. Bidan berperan dalam penyampaian informasi dan

konseling terhadap klien. Informasi mengenai cara memeriksa gerakan

janin serta manfaatnya adalah hal yang penting untuk klien ketahui.

Oleh karena itu, klien harus melaporkan bila terjadi penurunan atau

bahkan gerakan janin berhenti. Informasi yang disampaikan harus

jelas, yakni bahwa gerakan janin dan laporan yang klien buat sangat

penting. Hal ini dapat memberdayakan wanita untuk bertanggung

jawab terhadap pengawasan janin mereka sendiri.

Apabila klien merasakan penurunan atau gerakan janin berhenti, maka

bidan harus melakukan rujukan untuk diadakan tes lebih lanjut seperti

tes nonstres (NST).

II. DENYUT JANTUNG JANIN

A. Pengertian

Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata wanita

tidak sedang bersalin, atau diukur diantara dua kontraksi. Rentang

normal adalah 120 sampai 160 denyut/menit. Bunyi denyut jantung

janin seperti bunyi detik jam dibawah bantal.

Memperkuat FMC NST

Page 6: askeb pengkajian fetal

B. Alat Pemeriksa Denyut Jantung Janin

Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa

dengan menggunakan:

1. Auskultasi periodik

Tersedia beberapa instrument untuk mendeteksi denyut jantung

janin seperti : Fetoskop (18-20 minggu), stetoskop Pinard/Laenec

(18-20 minggu), stetoskop ultrasonografi dopler (12 minggu).

2. Electronic Fetal Monitoring

Ada dua alat pemantauan janin secara elektronik yaitu : alat

eksternal (transducer eksternal) dan alat internal (elektroda spiral

dan kateter tekanan intrauterine).

C. Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin

Dengan menggunakan stetoskop Pinard

1. Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat

gangguan dari suara lain.

2. Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang

tidak perlu diperiksa ditutup, pintu atau jendela ditutup.

Page 7: askeb pengkajian fetal

3. Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari

pemeriksaan palpasi.

4. Mencari daerah atau tempat dimana kita akan mendengarkan.

Setelah daerah ditemukan, stetoskop pinard di pakai bagian yang

berlubang luas ditempatkan ke atas tempat atau daerah dimana kita

akan mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnya sempit

ditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak lurus.

5. Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut

jantung janin. Bila terdengar suatu detak, maka untuk memastikan

apakah yang terdengar itu denyut jantung janin, detak ini harus

disesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu sama dengan

nadi ibu, yang terdengar bukan jantunt janin, tetapi detak aorta

abdominalis dari ibu.

6. Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung

janin maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensinya

denyut jantung janin itu.

Dengan menggunakan doppler

1. Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat

digunakan

2. Usahakan jelly pada abdomen ibu, tepet pada daerah yang telah

ditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udara

antara kulit abdomen dengan permukaan sensor.

3. Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan,

kemudian tekan tombol start untuk mendengarkan denyut

jantung janin.

Page 8: askeb pengkajian fetal

4. Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan

menggunakan tombol pengatur volume

5. Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditujukan melalui

monitor

D. Cara menghitung denyut jantung janin

Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal

ini dikarenakan pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta

membandingkan dengan rentang normal selama satu menit.

E. Hal yang dapat diketahui dalam pemeriksaan Djj

1. Dari adanya denyut jantung janin:

- Tanda pasti kehamilan

- Anak hidup

2. Dari tempat denyut jantung janin terdengar

- Presentasi janin

- Posisi janin (kedudukan punggung)

- Sikap janin

- Adanya janin kembar

3. Dari sifat denyut jantung janin

- Keadaan janin

F. Bunyi yang sering terdengar ketika memeriksa denyut jantung janin

1. Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini

terdengar seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut

juantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang-kadang terdengar

jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan

di lain tidak terdengar.

2. Desir uterus

Page 9: askeb pengkajian fetal

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan

denyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat

auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh pasase

darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan

dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan aliran darah ke uterus meningkat, hingga

pengaliran darah menjadi luas.

3. Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janin

mendapat reaaksi dari luar

4. Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gas

atau cairan melalui usus ibu.

G. Frekuensi Denyut jantung

1. Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang berkurang dari 110

denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia

janin.

Penyebabnya:

- Hipoksia janin tahap lanjut

- Obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol ; anestik untuk blok

epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)

- Hipotensi pada ibu

- Kompresi tali pusat yang lama

- Blok jantung congenital pada janin

2. Takikardia

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160denyut/menit.

Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin.

Penyebabnya:

Page 10: askeb pengkajian fetal

- Hipoksia janin dini

- Demam pada ibu

- Obat-obatan parasimpatik (atropine, hidroksizin)

- Obat-obatan Beta-simpatomimetik(ritrodon,isoksuprin)

- Amnionitis

- Hipertiroid pada ibu

- Anemia pada janin

- Gagal jantung pada janin

- Aritma jantung pada janin

3. Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai

ketidakteraturan irama jantung normal. Variabilitas denyut demi

denyut normal dianggap antara 6 dan 25 denyut/menit

a. Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyut

dengan denyut berikutnya

b. Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik

aqtau gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima

siklus permenit.

Penyebab variabilitas meningkat:

- Hipoksia ringan dini

- Stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas

janin, dan aktivitas ibu.

Penyebab variabilitas menurun:

- Hipoksia atau asidosis

- Depresi system saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- Prematuritas

- Siklus tidur janin

- Aritma jantung janin

H. Frekuensi denyut periodik

Page 11: askeb pengkajian fetal

1. Akselerasi

Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas nilai

normal. Akselerasi denyut jantung janin yang timbul saat gerakan

janin terjadi merupakan indikasi janin sehat.

Penyebab:

- Gerakan janin spontan

- Pemeriksaan dalam

- Presentasi sungsang

- Tekanan fundus

- Kontraksi rahim

- Palpasi perut

2. Deselerasi

Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai

normal. Disebabkan oleh respon parasimpatik, dapat dalam bentuk

benigna atau bentuk yang tidak menyenangkan

Tiga tipe deselerasi:

- Deselerasi dini yaitu penurunan sementara denyut jantung janin

dibawah nilai normal sejalan kontraksi rahim

Penyebab: kompresi kepala sebagai akibat kontraksi rahim,

pemeriksaan dalam, tekanan fundus, pemasangan alat

pemantau internal

- Deselerasi lambat yaitu penurunan sementara denyut jantung

janin di bawah nilai normal fase kontraksi

Penyebab: Insufisiensi uteruplasenta disebabkan oleh

hiperaktivitas atau hipertonisitas rahim, hipontensi supin pada

ibu, anestesi spinal atau epidural, plasenta previa, solusio

plasenta, ganguan hipertensi, IUGR, diabetes mellitus dan

amnionitis.

Page 12: askeb pengkajian fetal

- Deselerasi variasi yaitu penurunan sementara denyut jantung

janin mendadak yang bervariasi dalam durasi, intensitas dan

waktu awitan kontraksi.

Penyebab: kompresi tali pusat disebabkan oleh lilitan tali

pusat, tali pusat pendek, tali pusat membelit, tali pusat prolaps.

- Deselerasi memanjang didefinisikan sebagai deselerasi

tersendiri yang berlangsung 2 menit atau lebih, tetapi kurang

dari 10 menit dari awitan untuk kembali normal.

Penyebab: pemeriksaan panggul, pemasangan elektroda spiral,

penurunan janin yang cepat, penggunaan manuver valsava,

prolaps tali pusat, kejang ibu termasuk eklampsi dan epilepsy,

hipotensi ibu pada posisi terlentang.

I. Peran Bidan

Sebelum melakukan pemantauan janin, bidan harus menjelaskan

seluruh prosedur pelaksanaan kepada klien serta menjelaskan manfaat

atau tujuannya. Penjelasan bidan yang melakukan pemantauan janin

dapat sangat mempengaruhi perasaan klien. Klien yang memperoleh

penjelasan dari bidan akan bersikap positif tentang pengalamannya

dalam pemantauan janin ini dibandinghkan dengan klien yang merasa

tidak mendapatkan penjelasan yang cukup. Klien biasanya khawatir

bila bidan tidak dapat menemukan denyut jantung janin. Pendengar

yang tidak berpengalaman seringkali membutuhkan waktu yang lama

untuk menemukan denyut jantung dan menemukan titik di mana

intesitas denyut jantung janin maksimum.

Bidan harus dapat mengenali tanda-tanda ketidaknormalan denyut

jantung janin. Jika bidan menemukan ketidaknormalan denyut jantung

janin, bidan harus segera melakukan rujukan ke pemeriksaan lebih

lanjut agar kesejahteraan janin tetap terpantau.

III. NON STRESS TEST

Page 13: askeb pengkajian fetal

A. Pengertian

Non stress test (NST) adalah pemeriksaan kesehatan janin dengan

menggunakan kardiotografi pada umur kehamilan ≥32 minggu.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud menilai kesehatan janin

melalui hubungan perubahan denyut jantung janin dengan gerakan

janin yang dirasakan ibu

B. Indikasi Pelaksanaan Non stress test

Semua kondisi yang dapat menyebabkan janin lahir dalam keadaan

buruk, antara lain:

Kondisi ibu Kondisi janin Kondisi yang

berhubungan dengan

kehamilan

- Hipertensi kronis

- Diabetes melitus

- Anemia berat

- Penyakit vaskuler

holagen

- Gangguan fungsi

ginjal

- Penyakit jantung

- Pneumonia dan

penyakit paru-

paru berat

- Penyakit dengan

kejang

- Pertumbuhan

janin terhambat

- Kelainan

kongenital

minor

- Aritmia jantung

- Isoimunisasi

- Infeksi janin

(toksoplasmosis

, sifilis, dsb).

- Riwayat

kematian janin

- Kehamilan

multipel

- Ketuban pecah

pada kehamilan

kurang bulan

- Polihidraamnion

- Oligo hidramnion

- Plasentasi

abnormal

- Solusio plasenta

- Kehamilan lewat

waktu

C. Prosedur pelaksanaan

1. Pasien ditidurkan secar santai semi fowler, 45o miring ke kiri.

Page 14: askeb pengkajian fetal

Hal ini untuk menghindari hipotensi supine.

2. Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3. Dipasang kardiotokografi

4. Pada ibu diberikan tombol penanda yang harus ditekan apabila ibu

merasakan gerakn janin.

5. Frekuensi denyut jantung janin dicatat selama 10 menit pertama

untuk mendapatkan data dasar denyut jantung janin.

6. Pemantauan tidak boleh kurang dari 20 menit. Apabila pada 20

menit pertama didapatkan hasil nonreaktif, dilanjutkan pemantauan

20 menit lagi. Pastikan tidak ada hal-hal yang mempengaruhi hasil

pemantauan (misalnya pemakaian sedativa) apabila hasilnya

nonreaktif.

7. Pemeriksaan nst ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan

hasil nst secara individual

D. Pembacaan hasil

Selain itu ada hasil yang kurang baik (non reassuring) keadaan ini

interpretasinya sukar, dapat disebabkan pemakaian obat seperti :

barbiturat, Demerol, fenotiasid dan metildopa. Pada keadaan non

reassuring dan pasien tidak menggunakan obat-obatan, dianjurkan agar

nst diulangi keesokan harinya. Bila reaktivitas tidak membaik,

dilakukan pemeriksaan uji beban kontraksi ( OCT/oxytocin challenge

test)

E. Penyebab umum non rekativitas pada nst

F. Peran bidan

Pemantauan janin melalui test nonstress ini, bidan berkolaborasi atau

bekerja dalam tim ahli dalam pelaksanaannya. Pemeriksaan ini bukan

merupakan kewenangan bidan. Namun bidan perlu mengenal dan

mengetahui tentang test nonstress ini, sehingga dapat memberikan

Page 15: askeb pengkajian fetal

infrmasi yang jelas dan lengkap kepada klien, terutama klien yang

memerlukan pemeriksaan ini.

IV. AMNIOSINTESIS

A. Pengertian

Amniosintesis dilakukan untuk memperoleh cairan amnion yang

mengandung sel janin. Dengan visualisasi ultrasound suatu jarum

dimasukan secara transabdominal kedalam uterus. Cairan amnion ini

diambil dengan spuit dan dilakukan berbagai analisis. Cairan amnion

yang mengandung sel-sel janin, bahan-bahan kimia, dan

mikroorganisme, mampu member informasi tentang susunan genetik,

kondisi janin, serta tingkat kematangannya.

B. Pelaksanaan

Amniosintesis dapat dilakukan bila cairan amnion sudah cukup banyak

dan ketika uterus menjadi organ abdomen. Pada awal trimester (14-16

minggu), dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetic dan metabolik

melalui pemeriksaan sitogenetik.

Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia diatas 35

tahun. Karena hammil di usia ini memiliki resiko cukup tinggi.

Terutama untuk menentukan apakah janin menderita sindroma down

atau tidak. Umumnya memerlukan waktu sekitar 24-35 hari untuk

mengetahui dengan jelas dan tuntas hasil biakan tersebut.

C. Komplikasi

Komplikasi keseluruhan kurang dari 1%, baik pada ibu maupun pada

janin, meliputi hal-hal berikut:

Maternal: hemoragi, hemoragi janin-maternal dengan kemungkinan

isoimunisasi RH maternal, infeksi, persalinan, abrupsio plasenta,

kerusakan karena kurang hati-hati pada usus atau kandung kemih,

embolisme cairan amnion.

Page 16: askeb pengkajian fetal

Janin: kematian, hemoragi, infeksi (amnionitis), cedera langsung

akibat tertusuk jarum, aborsi atau persalinan prematur, kebocoran

cairan amnion.

D. Peran bidan

Bidan perlu mengenal dan mengetahui cara pemantauan janin melalui

pemeriksaan amniosintesis. Bidan perlu member penjelasan mengenai

pemeriksaan yang akan dilakukan kepada klien, seperti informasi

mengenai tujuan dan prosedur pelaksanaan dari pemeriksaan

amniosintesis, sehingga klien merasa tenang dengan adanya dukungan

bidan. Selain itu bidan tidak hanya bekerja secara mandiri, namun

bekerja dalam tim, sehingga bidan akan menemui pemeriksaan

amniosintesis ini dilapangan.

Kesimpulan

Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin, dimana gerakan

janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan.data

sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap lazim.