Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

33
Presentasi Kasus PRESENTASI BOKONG Oleh : M.Apriyanto, S.Ked Fiona Widyasari, S.Ked Tiara Rasmita, S.Ked Yuliani, S.Ked Pembimbing : Prof. Dr. H. Mgs. Usman Said, SpOG(K) 1

description

MEDICAL

Transcript of Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

Page 1: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

Presentasi Kasus

P R E S E N T A S I B O K O N G

Oleh :

M.Apriyanto, S.Ked

Fiona Widyasari, S.Ked

Tiara Rasmita, S.Ked

Yuliani, S.Ked

Pembimbing :

Prof. Dr. H. Mgs. Usman Said, SpOG(K)

BAGIAN KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. MOHAMAD HOESIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

1

Page 2: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

2010

2

Page 3: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi kasus dengan judul

Presentasi Bokong

M.Apriyanto, S.Ked

Fiona Widyasari, S.Ked

Tiara Rasmita, S.Ked

Yuliani, S.Ked

Pembimbing :

Prof. Dr. H. Mgs. Usman Said, SpOG(K)

Telah dipresentasikan dan diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian

Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohamad Hoesin

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Palembang

Palembang, Desember 2010

Pembimbing,

Prof. Dr. H. Mgs. Usman Said, SpOG(K)

3

Page 4: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

BAB I

REKAM MEDIS

IDENTIFIKASI

Nama : Ny I

Umur : 35 tahun

Alamat : Jl. Bali Palembang

Agama : Islam

Status : Menikah

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

MRS : 01-12-2010

ANAMNESIS

Anamnesis Umum (01-12-2010)

Riwayat Obstetri : G6P5A0

No Tempat Bersalin

Tahun Hasil Kehamilan

Jenis Persalinan

Sex BB

(gram)

Keadaan

1. Bidan 1997 Aterm Spontan ♀ 3500 Sehat

2. Bidan 2000 Aterm Spontan ♀ 3500 Sehat

3. Bidan 2001 Aterm Spontan ♂ 4000 Sehat

4. Bidan 2004 Aterm Spontan ♂ 4000 Sehat

5. Bidan 2007 Aterm Spontan ♀ 3500 Sehat

6. Hamil ini

Riwayat Kehamilan Lalu

Preeklampsi-eklampsia/hiperemesis (-)

perdarahan post partum (-)

Penyakit-penyakit lain (-)

Riwayat kehamilan sekarang

Haid : teratur, siklus 28 hari

Lamanya : 5 hari

Banyaknya : biasa

4

Page 5: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

HPHT : 10-03-2010

Taksiran persalinan : 17-12-2010

Lama hamil : 38-39 minggu

Nafsu makan : baik

Miksi : normal

Defekasi : normal

Gerakan anak dirasakan: 5 bulan yang lalu

Periksa hamil : pada hamil ke 7 bulan ke bidan 1 kali dan pada bulan ke 8 ke

bidan 1 kali.

Riwayat Persalinan

Dikirim oleh : Bidan

His mulai sejak tanggal : 29-11-2010 (pasien lupa jam berapa his pertama kali

dirasakan)

Darah lendir sejak tanggal : -

Rasa mengedan sejak tanggal : -

Ketuban sudah pecah sejak tanggal : 1-12-2010 pukul 05.00 wib

Riwayat Perkawinan : 1 x menikah lamanya 14 tahun

Riwayat Sosial ekonomi : sedang

Riwayat gizi : sedang

Anamnesis Khusus

Keluhan Utama : Hamil cukup bulan dengan anak letak sungsang dan keluar air-air

Riwayat Perjalanan Persalinan :

Lebih kurang 14 jam sebelum masuk rumah sakit, os mengeluh perut mules yang

menjalar ke pinggang, hilang timbul, jarang. Riwayat keluar darah lendir (-), riwayat

keluar air-air (+), riwayat trauma (-), riwayat keputihan (-), riwayat post koital

bleeding (-), riwayat sering minum obat/jamu (-). Os berobat ke bidan dan dikatakan

anak sungsang dan ketuban sudah pecah, sehingga dirujuk ke RSMH. Os mengaku

hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dirasakan.

5

Page 6: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

Keadaan umum : sedang

Kesadaran : compos mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/mnt

Frekuensi pernafasan : 20 x/mnt

Suhu : 36,7 oC

Berat badan : 63kg

Tinggi badan : 148 cm

Konjunctiva palpebra pucat : -/-

Sklera ikterik : -/-

Gizi : sedang

Payudara hiperpigmentasi : (+/+)

Jantung : gallop (-), murmur (-)

Paru-paru : bising nafas vesikuler N, wheezing (-), ronkhi (-)

Hati dan lien : sulit dinilai

Edema pretibia : (-/-)

Varises : (-/-)

Refleks fisiologis : (+/+)

Refleks patologis : (-/-).

Status Obstetri

Pemeriksaan luar:

Tanggal : 01-10-2010 pukul 19.00 WIB

Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah procesus xipoideus, letak janin memanjang,

punggung kiri, terbawah bokong. His 1x/10’/10”, DJJ 138 kali/menit, teratur, TBJ

3200 gr.

Pemeriksaan dalam vagina :

Tanggal : 01-12-2010 pukul 19.00 WIB

a. Vaginal toucher - Portio konsistensi lunak

6

Page 7: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

- Posisi medial

- Pendataran 30%

- Pembukaan 2 Cm

- Selaput ketuban sudah pecah, keruh (-), kental (-), bau (-)

- Terbawah bokong

- Penurunan sejajar pintu atas panggul

- Penunjuk sacrum

b. Pemeriksaan panggul :

- Pintu atas panggul : Promontorium tidak dapat dinilai, Konjugata

diagonalis >13cm, Konjugata Vera >11,5cm, linea innominata teraba 1/3 –

1/3

- Pintu tengah panggul : Sakrum konkaf, spina ischiadika tidak

menonjol, dinding samping lurus

- Pintu bawah panggul : Arkus pubis >900

- Kesan panggul : Luas

Pemeriksaan laboratorium

Darah rutin

Hb : 9,7 g/dl

Eritrosit : 4,3 juta/mm3

Hematokrit : 30 vol%

Leukosit : 11.400/mm3

LED : 32 mm/jam

Trombosit : 217.000/mm3

Diff.count : 0/3/7/76/17/3

Urinalisa

Sel epitel : +

Leukosit : 2-3/LPB

Eritrosit : 0-1/LPB

Silinder : -

Kristal : -

7

Page 8: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

Protein : -

Glukosa : -

Keton : -

Bilirubin : -

Urobilinogen : -

Nitrit : -

DIAGNOSA KERJA

G6P5A0 hamil aterm dengan KPSW 14 jam inpartu kala 1 fase laten janin tunggal

hidup presentasi bokong

PROGNOSIS

Ibu : dubia

Anak : dubia

PENATALAKSANAAN

Zatuchni-Andros skor : paritas = 1, masa gestasi = 1, TBJ = 0, riwayat presbo =

0, station = 1, pembukaan = 0. Total = 3

Rencana partus perabdominam

Observasi His, DJJ dan TVI

Kosongkan kandung kemih

8

Page 9: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

LAPORAN OPERASI

Pukul 22.25 WIB Operasi dimulai

Penderita dalam posisi terlentang dalam keadaan anestesi spinal. Dilakukan tindakan

aseptik dan antiseptik pada daerah operasi dan sekitarnya. Lapangan operasi

dipersempit dengan doek steril. Dilakukan insisi mediana sepanjang 10 cm mulai

dari 2 jari di atas simpisis sampai 1 jari di bawah umbilikus. Insisi kemudian

diperdalam secara tajam dan tumpul sampai menembus peritonium. Setelah

peritoneum dibuka tampak uterus sebesar kehamilan aterm. Di putuskan untuk

melakukan SSTP sebagai berikut:

- Plika verikouterina dibuka secara tajam dan tumpul dan vesika urinaria

disisihkan ke bawah dan dilundungi oleh hak besar.

- Insisi SBR konkaf 9 cm secara tajam kemudian bagian tengah

ditembus secara tumpul dengan jari sampai menembus kavum uteri dan

diperlebar ke lateral. Didapatkan ketuban minimal keruh, bau (-)

- Anak dilahirkan dengan cara ekstraksi bokong.

Pukul 22.30 WIB Lahir hidup neonatus perempuan dengan BB 3500 gr, PB 47 cm,

AS 8/9 FT AGA.

Kedalam cairan infus dimasukkan piton 20 IU. Plasenta dilahirkan dengan tarikan

ringan pada tali pusat.

Pukul 22.35 WIB plasenta lahir lengkap dengan BP 600 gr, PTP 52 cm, ukuran 18 x

19 cm. Dilakukan pembersihan kavum uteri dengan kassa, dilanjutkan dengan

penjahitan sudut luka secara figure of eight. Kemudian dilakukan penjahitan dinding

uterus sebagai berikut:

- Dilakukan penjahitan SBR secara jelujur Feston dengan Vicryl 1.0

- Dilakukan retroperitonealisasi dengan plain catgut no 2.0

- Dilakukan tubektomi pomeroy pada kedua tuba

- Perdarahan dirawat sebagaimana mestinya

- Setelah diyakini tak ada perdarahan dilanjutkan pencucian kavum

abdomen dengan NaCl 0.9%

9

Page 10: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

Dilanjutkan penutupan dinding abdomen lapis demi lapis dengan cara sebagai

berikut:

- Peritoneum dijahit jelujur dengan plain catgut no.2.0

- Lapisan otot dijahit terputus dengan plain catgut no. 2.0

- Fascia dijahit jelujur feston dengan vicryl no. 1.0

- Subkutis dijahit satu-satu dengan plain catgut no. 2.0

- Kutis dijahit subkutikuler dengan vicryl no 3.0

- Luka operasi ditutup denga sofratulle dan opsite

Pukul 23.10 WIB operasi selesai

Cairan masuk Cairan keluar

RL : 1500 Cc Urine : 400 Cc

NaCl : - Cc Darah : 500 Cc

Total : 1500 Cc total : 900 Cc

Diagnosis pra bedah : G6P5A0 hamil aterm dengan KPSW 14 jam inpartu kala 1 fase

laten janin tunggal hidup presentasi bokong

Diagnosis pasca bedah : partus kering

Tindakan bedah : Seksio Sesaria Transperitonealis Profunda + tubektomi pomeroy

10

Page 11: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Letak Sungsang

Keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan

bokong berada di bagian bawah cavum uteri. Dikenal beberapa jenis yaitu1 :

1. Presentasi Bokong

2. Presentasi Bokong kaki sempurna

3. Presentasi Bokong kaki tidak sempurna

4. Presentasi Kaki

Letak sunsang ditemukan sekitar 2-4 %, Greenhill melaporkan 4-4,5%

Holland 2-3%, sedangkan Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan terdapat 4,4 % dan

Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung terdapat 4,6%2

Etiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap

ruangan didalam uterus. Pada kehamilan lebih kurang 32 minggu, jumlah air ketuban

yang banyak sehingga memungkinkan bagi janin untuk bergerak dengan leluasa.

Janin dapat menempatkan diri pada presentasi kepala, letak lintang atau letak

sungsang. Namun pada kehamilan triwulan ketiga seiring dengan berkembangnya

janin semakin besar sehingga air ketuban relatif berkurang, bokong akan dipaksa

untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uterus. Dengan demikian dapat

dimengerti mengapa pada kehamilan kurang bulan presentasi bokong lebih sering

terjadi, sedangkan pada hamil cukup bulan dapat dipengaruhi beberapa faktor antara

lain : multiparitas, hamil kembar, hidramion, hidrosefalus, plasenta previa dan

panggul sempit, anomali uterus, tumor pelvis, implantasi plasenta di daerah kornu

fundus uteri, dan persalinan bokong pada kehamilan sebelumnya3,4,5.

Klasifikasi

Dikenal beberapa jenis presentasi bokong, yakni1,5:

Presentasi bokong (Frank breech presentation)

Presentasi bokong kaki sempurna

11

Page 12: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

Presentasi bokong kaki tidak sempurna

Presentasi kaki

Diagnosis

1. Pemeriksaan luar (abdomen )5,6

Leopold I: Teraba keras dan bulat, dengan balotemen positif yang

menandakan kepala.

Leopold II: Menentukan punggung janin yang berada disalah satu sisi pada

abdomen dan bagian yang kecil di sisi yang lain.

Leopold III: Terabanya bokong menuju ke pintu atas panggul

Leopold IV: Menunjukan bagian yang turun pada pintu atas panggul

Bunyi jantung janin terdengar sangat jelas pada setinggi atau sedikit lebih

tinggi daripada umbilikus.

2. Pemeriksaan dalam5,6 :

Dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sakrum,

kedua tuber ossis ischii dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan

dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari

yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama

dengan telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema,

sehingga kadang-kadang sulit membedakan bokong dengan muka karena jari yang

akan dimasukkan kedalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang

dimasukkan mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan. Pada

presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong,

sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki

disamping bokong.

3. Pemeriksaan penunjang :

Secara ideal, USG seharusnya dapat mengkonfirmasikan dugaan presentasi

bokong dan mengidentifikasikannya, dan jika mungkin memberikan informasi

mengenai :

Tipe dari presentasi bokong

Derajat fleksi dan ekstensi dari kepala

Perkiraan berat janin

12

Page 13: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

Kelainan kongenital

Volume cairan amnion

Posisi tali pusat

Lokasi plasenta

Penatalaksanaan

Mengingat bahayanya persalinan letak sungsang sebaiknya persalinan ini

dihindari. Untuk itu pada pemeriksaan antenatal dan dijumpai letak sungsang maka

sebaiknya dilakukan versi luar sehingga menjadi presentasi kepala. Versi luar

sebaiknya dilakukan pada kehamilan antara 34-38 minggu. Dengan memperhatikan

indikasi dan kontraindikasinya. Sebelumnya diperiksa denyut jantung janin dalam

keadaan baik, apabila bokong telah turun, dipastikan apakah bokong dapat

dikeluarkan atau tidak dari rongga panggul, jika bokong tidak dapat dikeluarkan

maka versi luar tidak ada gunanya3,5.

Pada persalinan letak sungsang dibutuhkan kesabaran dan ketelitian. Selama

terjadi kemajuan pada persalinan dan tidak ada tanda-tanda bahya yang mengancam

kehidupan janin, maka penolong tidak perlu melakukan tindakan yang bertujuan

mempercepat kelahiran janin.

Zatuchni dan Andros telah membuat suatu indeks prognosis untuk menilai

lebih tepat apakah persalinan presentasi bokong dapat dilahirkan pervaginam atau

perabdominam, sebagai berikut7 :

0 1 2

Paritas Primi Multi

Umur kehamilan .>39 minggu 38 minggu <37 minggu

Taksiran berat anak >3630 3629-3176 <3176

Pernah presentasi

bokong (2500gram)

Tidak 1 kali > 2 kali

Pembukaan serviks < 2 cm 3 cm > 4 cm

Station < -3 < -2 -1 atau lebih

rendah

13

Page 14: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

Interpretasi nilai :

≤ 3 : persalinan perabdominam

4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap

dapat dilahirkan pervaginam

> 5 : dilahirkan pervaginam

Untuk melahirkan presentasi bokong ada beberapa cara1 :

1. Persalinan pervaginam

a. Persalinan Spontan secara Bracht

Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara yang lazim

dipakai disebut cara Bracht:

1) Tahap pertama: yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusat. Disebut fase

lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan bokong, yaitu bagian janin

yang tidak berbahaya.

2) Tahap kedua: yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut.

Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas

panggul, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Oeh karena itu fase ini

harus segera diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan.

3) Tahap ketiga: yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.

Disebut fase lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan

tinggi, ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga kepala harus

dilahirkan secara perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya perdarahan

intrakranial.

b. Manual Aid (Ekstraksi Partial)

Janin dilahirkan sebagian oleh kekuatan ibu dan selanjutnya dibantu dengan

tenaga penolong.

Indikasi :

1) Bila pertolongan cara bracht gagal

2) Elektif, karena sejak semula direncanakan pertolongan dengan manual

aid.

Tahapan dalam manual aid :

1) Tahap pertama : lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan

14

Page 15: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

2)Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan dengan tenaga penolong baik

secara klasik (Deventer), Mueller atau Lovset.

3)Tahap ketiga : Lahirnya kepala dengan cara Mauriceau (Veit-smellie),

Najouk, Wigand Martin-Winckel, Prague terbalik atau dengan cunam piper.

c. Ekstraksi Total

Janin dilahirkan sepenuhnya dengan kekuatan penolong. Cara ini dilakukan

hanya bila terjadi fetal distress atau ada indikasi untuk menolong persalinan

dengan ekstraksi total.

2. Persalinan perabdominam (Sectio Cesaria / SC).

Persalinan presentasi bokong dengan Sectio Cesaria merupakan cara

yang terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan

presentasi bokong secara pervaginam, memberi trauma yang sangat berarti

bagi janin, yang gejala-gejalanya akan tampak pada waktu persalinan maupun

dikemudian hari. Namun hal ini tidak berarti bahwa semua presentasi bokong

harus dilahirkan secara perabdominam. Beberapa kriteria yang dapat dipakai

pegangan bahwa presentasi bokong harus dilahirkan secara perabdominam,

antara lain:

Persalinan perabdominam ( Caesarean ) dilakukan bila :

Janin sangat besar

Kepala hiperekstensi

Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki

Pelvis kecil atau malformasi

Bekas seksio sesarea dengan indikasi disproporsi sefalopelvik

Riwayat infertilitas

Adanya kontraindikasi persalinan pervaginam (plasenta previa, gawat

janin, dll)

Memimpin persalinan dengan metode spontan Bracht. Cara ini merupakan

cara yang paling mendekati persalinan fisiologis sehingga mengurangi trauma pada

janin dan mengurangi kemungkinan infeksi karena tangan penolong tidak masuk ke

dalam jalan lahir.

Adapun teknik persalinan spontan bracht yang dilakukan pada janin yaitu dengan cara :

15

Page 16: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

Segera setelah bokong lahir bokong dicekam secara Bracht yaitu kedua ibu jari

penolong sejajar dengan panjangnya paha sedangkan jari-jari lain memegang

daerah panggul.

Melonggarkan tali pusat saat tali pusat lahir dengan jari

Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus skapula inferior tampak di

bawah simphisis, dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin

didekatkan kearah perut ibu tanpa tarikan, hanya disesaikan dengan lahirnya

badan bayi. Dorongan Kristeler pada fundus uteri dimulai bersamaan dengan

tindakan hiperlordosis.

Letakkan bayi di atas perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan

jalan nafas bayi oleh asisten, tali pusat dipotong

Selanjutnya bayi didekatkan pada ibu untuk menyusui

anak lahir sampai pusat tak maju lagi, metode Bracht dinyatakan gagal dan

bahu dapat dilahirkan secara klasik, Muler atau Lovset serta kepala bayi secara

Mauriceau

Untuk melahirkan bahu terdapat beberapa metode antara lain :

1. Cara Klasik

- prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini ialah melahirkan lengan

belakang lebih dahulu, karena lengan belakang berada diruangan yang lebih

luas (sakrum), baru kemudian melahirkan lengan depan yang berada dibawah

simfisis. Tetapi bila lengan depan sukar dilahirkan, maka lengan depan

diputar menjadi lengan belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu lalu

kearah belakang dan kemudian lengan belakang dilahirkan.

- kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan

kakinya dan dielevasi keatas sejauh mungkin, sehingga perut janin mendekati

perut ibu.

- bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir

dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampa pada fossa

cubiti kemudian lengan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap

muka janin.

16

Page 17: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

- untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada kaki janin diganti dengan

tangan kiri penolong, dan ditarik curam kebawah sehingga punggung janin

mendekati punggung ibu.

- dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.

- tetapi bila lengan depan sukar dilahirkan, maka lengan depan diputar menjadi

lengan belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu lalu kearah belakang

dan kemudian lengan belakang dilahirkan.

2. Cara Muller

- melahirkan bahu depan dulu dengan ekstraksi lalu melahirkan bahu dan

lengan belakang.

- bokong dipegang secara femuro-pelviks yaitu kedua ibu jari diletakkan

sejajar spina sakralis dan jari telunjuk pada krista iliaka serta jari lain

memegang paha depan. Janin ditarik securam mungkin untuk melahirkan

bahu depan sampai bahu depan tampak dibawah simfisis, dan lengan depan

dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya.

- setelah bahu depan lahir, maka badan janin yang masih dipegang secra

femuro-pelviks diangkat keatas, sehingga bahu belakang lahir. Bila tidak

lahir dengan sendirinya maka lengan belakang dikait dan dilahrirkan. Cara

muller ini memiliki keuntungan karena tangan penolong tidak masuk jauh

kedalam jalan lahir sehingga bahaya infeksi dapat diminimalisir.

3. Cara Lovset

- Prinsip persalinan Lovset ialah memutar badan janin dalam setengah

lingkaran bolak-balik sambil melakukan traksi curam ke bawah sehingga

bahu yang sebelumnya berada dibelakang akhirnya lahir di simfisis. Hal ini

disebabkan adanya inklinasi antar pintu panggul atas dengan sumbu panggul

dan bentuk kelengkungan panggul yang kelengkungan yang depan lebih

pendek dari yang belakang, sehingga bahu belakang selalu berada lebih

rendah dari bahu depan.

Melahirkan kepala dengan cara Mauriceau (Veit-Smellie) dengan cara:

- Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan kedalam jalan

lahir dan jari tengah dimasukkan kedalam mulut serta jari telunjuk dan jari

17

Page 18: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

keempat mencengkram fossa kanina, sedangkan jari lain mencengkram leher.

Badan anak diletakkan diatas lengan bawah penolong seolah-olah janin

dalam posisi menunggan kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga yang lain

memegang leher dari arah punggung.

- Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah disertai

dengan asisten melakukan ekspresi kristeller. Lalu berturut-turut lahir dagu,

muka, dahi dan ubun-ubun besar maka lahirlah kepala janin.

Penyulit

1. Sufokasi

Bila sebagian besar badan janin telah lahir, terjadilah pengecilan rahim

sehingga terjadi gangguan sirkulasi plasenta dan menimbulkan anoksia janin.

Keadaan ini menimbulkan rangsangan bayi untuk bernapas, sehingga darah,

mukosa, cairan amnion dan mekonium teraspirasi yang dapat menimbulkan

sufokasi. Keluarnya sebagian badan janin juga merangsang janin untuk

bernapas.

2.Asfiksia Fetalis

Bahaya terjepitnya tali pusat pada waktu kepala masuk ke panggul.

3.Kerusakan jaringan otak

Trauma pada otak janin dapat terjadi karena panggul sempit, servik yang belum

terbuka lengkap, kepala janin yang lahir secara mendadak sehingga

dekompresii

4. Fraktur pada tulang-tulang janin

Kerusakan dapat berupa :

- Fraktur tulang-tulang kepala

- Fraktur tulang humerus ketika menarik lengan

- Fraktur tulang klavikula ketika melahirkan bahu

- Paralisis brachialis

- Fraktur femur

- Dislokasi bahu

- Dislokasi panggul

- Hematoma otot-otot

18

Page 19: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

Mengingat faktor penyulit pada persalinan pervaginam maka perlu dievaluasi

dengan teliti, sebelum memutuskan untuk melahirkan janin pervaginam. Jika

memutuskan untuk menolong persalinan pervaginam penolong dituntut memiliki

ketrampilan yang baik. Cara ekstraksi total merupakan cara persalinan dengan resiko

3 kali lebih besar dari persalinan spontan. Kematian perinatal pada presentasi bokong

lebih besar 5 kali dibandingkan presentasi kepala1.

Prognosis

Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi

dibandingkan pada letak kepala. Sebab kematian perinatal yang terpenting ialah

prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat

hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Sedangkan hipoksia terjadi akibat

terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga

panggul, serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya plasenta

sebelum kepala lahir. Komplikasi lain yang dapat terjadi yaitu luka dan perdarahan

pada kepala akibat kompresi dan dekompresi yang terjadi dengan cepat1,4,5,9,10.

.

19

Page 20: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

BAB III

PERMASALAHAN

1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?

2. Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat?

20

Page 21: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

BAB IV

ANALISA KASUS

Pada tanggal 01 Desember 2010, Ny. I berusia 35 tahun, alamat dalam kota,

berkebangsaan Indonesia, pekerjaan ibu rumah tangga, datang ke RSMH dengan

keluhan hamil cukup bulan dengan anak letak sungsang dan keluar air-air. Lebih

kurang 14 jam sebelum masuk rumah sakit, os mengeluh perut mules yang menjalar

ke pinggang, hilang timbul, jarang. Riwayat keluar darah lendir (-), riwayat keluar

air-air (+), riwayat trauma (-), riwayat keputihan (-), riwayat post koital bleeding (-),

riwayat sering minum obat/jamu (-). Os berobat ke bidan dan dikatakan anak

sungsang dan ketuban sudah pecah, sehingga dirujuk ke RSMH. Os mengaku hamil

cukup bulan dan gerakan anak masih dirasakan.

Os menikah satu kali dan lamanya 14 tahun. Os menars pada usia 14 tahun,

dengan siklus teratur, 28 hari, lamanya 5 hari. Hari pertama haid terakhir tanggal 10

Maret 2010. Riwayat penyakit yang pernah diderita tidak ada. Riwayat operasi tidak

ada, riwayat abortus tidak ada. Riwayat sosial ekonomi cukup.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran kompos

mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/m, respirasi 20 x/m, suhu 36,7◦C,

dan keadaan organ lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan luar obstetri

didapatkan tinggi fundus uteri 3 jari dibawah procesus xipoideus, letak janin

memanjang, punggung kiri, bagian terbawah bokong yang ditandai dengan tidak

dapat dirabanya bagian yang keras dan bulat, yakni kepala pada bagian bawah uterus,

dan kepala teraba di fundus uteri. Detak jantung janin 138 kali/menit teratur, his satu

kali dalam 10 menit lamanya 10 detik kualitas sedang, taksiran berat janin 3200

gram. Pada pemeriksaan dalam obstetri didapatkan portio dengan konsistensi lunak,

posisi medial, pendataran 30%, pembukaan 2cm, terbawah bokong, penurunan

sejajar pimtu atas panggul, penunjuk sacrum belakang. Nilai Zatuchni Andros 3.

Pada pemeriksaan panggul didapatkan promontorium tidak teraba, KD >13cm, linea

innominata teraba 1/3-1/3, sakrum konkaf, spina iskiadika tidak menonjol, arkus

pubis >90%, dinding samping lurus, kesan panggul luas. Pada pemeriksaan

penunjang laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal.

21

Page 22: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik-obstetri dan pemeriksaan penunjang,

pasien ini didiagnosa dengan G6P5A0 hamil aterm dengan KPSW 14 jam inpartu kala

1 fase laten janin tunggal hidup presentasi bokong + oligohidramnion.

Prognosis ibu dan anak adalah dubia mengingat angka kematian bayi pada

persalinan letak sungsang lebih tinggi bila dibandingkan dengan letak kepala. Sebab

kematian perinatal yang terpenting ialah prematuritas dan penanganan persalinan

yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak.

Sedangkan hipoksia terjadi akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul

pada waktu kepala memasuki rongga panggul, serta akibat retraksi uterus yang dapat

menyebabkan lepasnya plasenta sebelum kepala lahir. Komplikasi lain yang dapat

terjadi yaitu luka dan perdarahan pada kepala akibat kompresi dan dekompresi yang

terjadi dengan cepat.

Dari penilaian didapatkan skor Zatuchni Andros adalah 3 sehingga pada

penatalaksanaannya pasien ini direncanakan partus perabdominam.

22

Page 23: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

BAB IV

KESIMPULAN

1. Diagnosis pada kasus ini sudah tepat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

fisik umum dan obstetri yang meliputi pemeriksaaan luar dan dalam,

pemeriksaan penunjang.

2. Beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bawa presentasi bokong harus

dilahirkan secara perabdominam, antara lain :

Janin sangat besar

Kepala hiperekstensi

Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki

Pelvis kecil atau malformasi

Bekas seksio sesarea dengan indikasi disproporsi sefalopelvik

Riwayat infertilitas

Adanya kontraindikasi persalinan pervaginam (plasenta previa, gawat

janin, dll)

3. Sebelum melakukan pertolongan persalinan sebaiknya dilakukan penilaian

persalinan sungsang. Metode penilaian yang lazim dipakai adalah dari

Zatuchni-Andros. Berdasarkan dari hasil perhitungan Zatuchni-Andros Score

(3) maka persalinan dilakukan secara perabdominal.

23

Page 24: Case Presbo Apri,Fifi,Mita,Yuli

DAFTAR PUSTAKA

1. Angsar,M.D., Setjalilakusuma,L., Persalinan sungsang, dalam Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2000, hal;104-122

2. Mortooesodo S. Distosia karena Kelainan Letak serta Bentuk Janin dalam Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Yayasan Bina Pustaka, 2002. Jakarta.

3. Cunningham FG, Grant NF, Leveno KJ, et al. Breech presentation dan delivery. In William’s obstetric 21st Ed, McGraw Hill, New York;2001; 24:565-583

4. International Caesarian Awarness Network. Breech presentation fact sheet. ICAN. 2008.

5. B, Shirisena T. Et al. Management of breech presentation. SLOG National Guidline. 2008

6. Yuliawati, S., Analisis Faktor-Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Terjadinya Kematian Perinatal di Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali tahun 1998-2000, Tesis FK UGM, Yogyakarta, 2001

7. Semarawisma, I ketut Gusti Alit. Skor zatuchni - andros dalam menentukan keberhasilan persalinan sungsang genap bulan. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. 1999.

8. saifuddin A.B. Modul “safe motherhood” dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia. 1997

9. National Collaborating Centre for Women’s and Children’s Health Commissioned by the National Institute for Clinical Excellence. Antenatal care : routine care for the healthy pregnant woman. Antenatal_Care.Pdf; 2003 October. Available from : http://www.guideline.gov/summary/summary.aspx?doc_id=6187&nbr=3986&ss=6&xl=999

10. Fischer M. Breech presentation; instant access to minds of medicine. Emedicine.com,inc (serial online) ;2005 May 5;1(1):(9 screens). Available from : http://www.emedicine.com/emerg/topic3272.htm

11. Royal College of Obstetricians and Gynecologists. Royal College of Obstetricians and Gynecologists Guideline No. 20b; 2006 December. Available from : http://www.rcog.org.uk/resources/Public/pdf/green_top20b_breech.pdf

24