Kak Rdtr Perkotaan Namrole

20
Kerangka Acuan Kerja (KAK) IV - 1 BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) URAIAN PENDAHULUAN 1 1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, maka rencana tata ruang di Indonesia dirumuskan secara berjenjang mulai dari yang bersifat umum sampai tingkatan yang rinci. Mengingat rencana tata ruang merupakan matra keruangan dari rencana pembangunan daerah dan bagian dari pembangunan nasional maka antara satu jenis rencana tata ruang dengan jenis rencana tata ruang lainnya mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling berurutan satu sama lainnya serta dijaga konsistensinya baik dari segi substansi maupun operasionalisasinya. Desentralisasi dan otonomi daerah telah menegaskan bahwa kewenangan pelaksanaan pembangunan termasuk penyusunan rencana tata ruang daerah berada pada pemerintah kabupaten/kota. Kewenangan tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan yang harus dicermati dan disikapi oleh pemerintah kabupaten/kota terutama dalam merencanakan tata ruang daerah yang tidak lagi terbatas oleh cakupan administrasi saja, tetapi harus pula mempertimbangkan keterkaitan sosial, ekonomi dan ekologis (strategis) sesuai dengan kebutuhan dan prioritas perencanaan wilayah yang akan dituju/dibuat. Penataan ruang yang diharapkan di masa depan harus sejalan dengan paradigma pembangunan yang bukan hanya berorientasi pada peningkatan kesejahteraan manusia (ekosentris) tetapi berimbang ke arah peningkatan kesejahteraan ekosistem (ekosentris) sebagai dasar yang melahirkan konsep pembangunan berwawasan lingkungan, konsep pembangunan yang mempertimbangkan daya dukung (carrying capacity) dan kelangkaan (scarcity) sumber daya alam termasuk lahan (ruang) dalam dimensi lingkungan (eksternalitas) yang didalamnya tetap juga menjadikan proses pembangunan ekonomi sebagai salah satu tujuan akhirnya. Untuk menunjang penyusunan rencana tata ruang, maka ketersediaan data/informasi yang akurat dan aktual, terutama yang menyangkut aspek keruangan seperti batas wilayah, letak/lokasi kawasan perencanaan, penggunaan lahan, jaringan prasarana dan sarana wilayah dan lain-lain adalah 1 Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan. KABUPATEN BURU SELATAN TAHUN 2013

description

Kerangka Acuan Pekerjaan untuk penyusunan dokumen RDTR

Transcript of Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Page 1: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 1

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

URAIAN PENDAHULUAN1

1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, maka rencana tata ruang di Indonesia dirumuskan secara berjenjang mulai dari yang bersifat umum sampai tingkatan yang rinci. Mengingat rencana tata ruang merupakan matra keruangan dari rencana pembangunan daerah dan bagian dari pembangunan nasional maka antara satu jenis rencana tata ruang dengan jenis rencana tata ruang lainnya mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling berurutan satu sama lainnya serta dijaga konsistensinya baik dari segi substansi maupun operasionalisasinya.Desentralisasi dan otonomi daerah telah menegaskan bahwa kewenangan pelaksanaan pembangunan termasuk penyusunan rencana tata ruang daerah berada pada pemerintah kabupaten/kota. Kewenangan tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan yang harus dicermati dan disikapi oleh pemerintah kabupaten/kota terutama dalam merencanakan tata ruang daerah yang tidak lagi terbatas oleh cakupan administrasi saja, tetapi harus pula mempertimbangkan keterkaitan sosial, ekonomi dan ekologis (strategis) sesuai dengan kebutuhan dan prioritas perencanaan wilayah yang akan dituju/dibuat.Penataan ruang yang diharapkan di masa depan harus sejalan dengan paradigma pembangunan yang bukan hanya berorientasi pada peningkatan kesejahteraan manusia (ekosentris) tetapi berimbang ke arah peningkatan kesejahteraan ekosistem (ekosentris) sebagai dasar yang melahirkan konsep pembangunan berwawasan lingkungan, konsep pembangunan yang mempertimbangkan daya dukung (carrying capacity) dan kelangkaan (scarcity) sumber daya alam termasuk lahan (ruang) dalam dimensi lingkungan (eksternalitas) yang didalamnya tetap juga menjadikan proses pembangunan ekonomi sebagai salah satu tujuan akhirnya. Untuk menunjang penyusunan rencana tata ruang, maka ketersediaan data/informasi yang akurat dan aktual, terutama yang menyangkut aspek keruangan seperti batas wilayah, letak/lokasi kawasan perencanaan, penggunaan lahan, jaringan prasarana dan sarana wilayah dan lain-lain adalah sangat penting dan menentukan. Dengan adanya ketergantungan pada data yang akurat diharapkan penyusunan rencana tata ruang akan lebih mendekati kenyataan sesuai dengan kondisi dan permasalahan di lapangan. Ada beberapa gambaran tentang kondisi yang berkaitan dengan penyusunan RDTR ini antara lain: a. Skala kedetailan peta-peta dalam RTRW Kabupaten Buru Selatan adalah 1:50.000;b. Dokumen rinci tata ruang yang telah ada (RUTRK/RDTRK Kecamatan) yang telah memiliki legalitas dan masih berlaku di Kabupaten Buru Selatan hampir keseluruhan disusun secara manual dengan berbagai sudut pandang, sehingga menghasilkan output 1 Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan

dilaksanakan.

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013

Page 2: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 2

yang sangat terbatas untuk menjadi pedoman (posisi dan penggambaran yang tidak sama dengan kondisi di lapangan), serta berbagai pengartian dan penjelasan (arahan pemanfaatan ruang atau yang sekarang lebih dikenal sebagai “Zoning Regulation”) yang berbeda;c. masyarakat umum sebagai pengguna (baik investor, pemilik lahan, penyedia jasa yang berkepentingan bahkan instansi sektoral vertikal maupun horisontal sekalipun) menginginkan informasi rencana peruntukan ruang dalam rencana pola ruang tersedia/dituangkan dalam skala sangat rinci sehingga luasan persil (sekitar 100 m2) sudah cukup tampak jelas. Mereka tidak begitu memperhatikan tentang hierarkhi dan proses penyusunan dan penetapan sebuah RTR yang cukup panjang;d. updating data khususnya peta dengan skala rinci (1:1000, 1 cm di peta mewakili 10 meter di lapangan) dituntut oleh masyarakat dilakukan secara kontinue (terus-menerus), sementara institusi di Pemerintah Daerah yang mengeluarkan ijin belum menggunakan database dalam bentuk peta (spasial), tetapi masih berupa tabulasi dan uraian (berkas). Hal ini membuat proses perencanaan dan pengendalian ruang menjadi mahal karena selalu harus dimulai dari pendataan rinci yang baru;e. berkaitan dengan mekanisme yang sudah ada, banyak bentukan-bentukan usaha di lokasi yang tidak mencantumkan diskripsi tentang usahanya pada bagian depan pagarnya, sehingga agak menyulitkan untuk pemantauan/pengendalian serta untuk updating data. Hal ini harus menjadi concern tersendiri dari surveyor; f. Banyak bentukan struktur ruang dalam RTRW maupun Pola Ruang tidak dapat terealisasi secara proporsional dalam RDTR ataupun Rencana Teknisnya;g. dsbnya.Beberapa hal diatas merupakan sekilas gambaran yang dihadapi dalam Penataan Ruang di Kabupaten Buru Selatan.Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada dasarnya merupakan salah satu bentuk perencanaan pembangunan daerah dengan menggunakan pendekatan spasial/keruangan/kewilayahan, disamping bentuk perencanaan pembangunan lainnya yang juga menjadi pedoman pembangunan daerah yaitu RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) dan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) serta Renstra (Rencana Strategis). Berbagai program/kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat harus mengacu pada Rencana Tata Ruang dan atau RPJPD dan atau RPJMD, sehingga ruang yang terbatas dapat dimanfaatkan secara optimal. Disadari atau tidak, RTRW Kabupaten Buru Selatan yang telah ditetapkan dengan Perda Nomor 29 Tahun 2012 tanggal 30 Juli 2012 memiliki tingkat kedetailan yang masih cukup besar yaitu 1:50.000 untuk dijadikan pedoman perijinan lokasi investasi, sehingga akan cukup menyulitkan dalam mengimplementasikannya. Oleh karena itu mengingat tingkat kebutuhan yang sangat mendesak dan

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013

Page 3: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 3

keterbatasan yang ada dari Dokumen RTRW Kabupaten Buru Selatan yang telah ditetapkan, maka dipandang perlu untuk menyusun suatu produk Rencana Rinci setingkat Rencana Detail untuk Wilayah Kabupaten Buru Selatan. Disusun secara bertahap dan kontinue sesuai dengan beberapa pertimbangan. Hal ini juga menjadi salah satu amanat dari UU Nomor 26 Tahun 2007. Penyusunan RDTR ini dilakukan dengan pendekatan merupakan pendetailan dari RTRW Kabupaten Buru Selatan yang telah diperdakan, ketercapaian struktur ruang yang telah dirumuskan dalam RTRW Kabupaten Buru Selatan tetapi dengan output terpisah per wilayah administratif kecamatan yang terdiri dari kawasan perkotaan dan perdesaan (sesuai dengan kebutuhan pengguna (user/stakeholder). Maka penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang akan disusun harus mendasarkan pada RTRW, dan secara struktur diarahkan pada analisa Wilayah Pengembangan (WP). Mengingat tingkat kedetailan yang diharapkan sampai penyusunan Peraturan Zonasinya, waktu yang dibutuhkan serta implikasi dari ke-rincian materi teknis dengan ke-rincian materi Raperda kelak (sanksi dan rencana pemanfaatan ruang yang sudah lebih spesifik per site), maka untuk penyusunan yang dilakukan pada Tahun ini tidak disertai dengan kegiatan Sosialisasi kepada masyarakat secara langsung. Untuk Wilayah Kecamatan Namrole, lebih didominasi oleh kegiatan perdesaan (non perkotaan), dan varian kegiatan dan potensi serta masalahnya sangat beragam & spesifik, sehingga perlu kecermatan dan upaya analisa yang jeli untuk menangkap kondisi-kondisi yang ada tersebut, menterjemahkan RTRWnya, serta menyusun proyeksi perencanaan detailnya di masa datang dalam kondisi sekarang.Publikasi dan sosialisasi yang akan dilakukan oleh pihak pelaksana pekerjaan yang ditunjuk hanya melalui pemasangan poster-poster himbauan kepada masyarakat tentang peran masyarakat dalam proses perencanaan ruang, peta land use eksisiting dan peta Rencana Detail Tata Ruang (draf), serta diskusi dalam forum seminar untuk mendapat tanggapan dari masyarakat luas dengan jangka waktu yang telah ditentukan.2. Maksud dan Tujuan Maksud : Mendetailkan materi teknis RTRW Kabupaten Buru Selatan agar dapat optimal digunakan sebagai acuan perijinan dan investasi serta administrasi pertanahan, termasuk upaya pengendaliannya. Tujuan :a. Memberikan suatu bentuk perencanaan ruang yang lebih detail/rinci, yang dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai pedoman bagi pembangunan dan penataan ruang wilayah khususnya di Kawasan Perkotaan secara lebih terarah, berdayaguna dan berhasilguna serta bekesinambungan;b. Sebagai arahan bagi seluruh stakeholder dalam pengisian pembangunan fisik kawasan;c. Sebagai pedoman bagi instansi dalam pemberian periijinan kesesuaian pemanfaatan peruntukan lahan dan pengaturan bangunan yang lebih terarah dan lebih spesifik;

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013

Page 4: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 4

d. Sebagai dasar dalam penyusunan Raperda tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan dan Perdesaan Kecamatan Namrole, beserta Peraturan Zonasinya;3. Sasaran o Tersusunnya materi teknis RDTR Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan, Kecamatan Namrole serta Peraturan Zonasi (PZ) Kecamatan Namrole

o Tersusunnya Album Peta RDTR Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan, Kecamatan Namroleo Terselenggaranya proses Publikasi/Sosialisasi dalam rangka peningkatan peranserta masyarakat dalam perencanaan ruang yg maksimal.

4. Lokasi Kegiatan Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan5. - Sumber Pendanaan- Pagu Anggaran - Sistem Penyedia Jasa & Kontrak

Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Kabupaten Buru Selatan Tahun Anggaran 2013 Penyedia Jasa Konsultansi, dengan system kontrak lumpsum.

6. Nama dan Proyek/Satuan Kerja Pejabat Pembuat KomitmenNama Pejabat Pembuat Komitmen :V. KalibongsoSatuan Kerja: Dinas Pekerjan Umum dan Cipta Karya Kabupaten Buru Selatan

7. Data Dasar Perda Nomor 29 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Buru Selatan Tahun 2012-2033, beserta lampiran termasuk Materi Teknis dan Album Peta Peta Rupabumi skala 1:25.000 Edisi 2000, Bakosurtanal. 8. Tahapan Kegiatan 1). Kegiatan Persiapan (termasuk didalamnya kegiatan persiapan secara umum, proses sampai penandatanganan kontrak, proses penyusunan dan diskusi Laporan Pendahuluan serta publikasi/sosialisasi tahap-pra);2). Kegiatan Proses Penyusunan Fakta dan Analisa (termasuk didalamnya kegiatan penyediaan peta citra resolusi tinggi dan interpretasinya, persiapan publikasi/sosialisasi tahap-1, pembuatan peta dasar untuk survey, pembuatan peta dasar untuk publikasi, administrasi survey, surveying, inventarisasi, proses penyusunan analisa, pemetaan hasil pendataan dan analisa, penyusunan dokumen FA, diskusi dan revisi)3). Kegiatan Proses Penyusunan Rencana (termasuk didalamnya proses konsultasi rencana, pemetaan rencana, serta penyusunan draf/konsep RDTR dan PZ, diskusi-seminar, publikasi/sosialisasi tahap-2 dan revisi hasil)

DATA PENUNJANG29. Referensi Hukum 1). Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;2). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;3). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang 2 Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013

Page 5: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 5

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya;4). Undang-Undang 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan; 5). Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan;6). Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;7). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;8). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;9). Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian;10). Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan;11). Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan ;12). Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran;13). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;14). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi ;15). Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan ;16). Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;.17). Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;18). Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;19). Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;20). Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;21). Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah;22). Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;23). Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;24). Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi;25). Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah;26). Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;27). Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;.28). Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan & Fungsi Kawasan Hutan; 29). Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; 30). Keputusan Presiden No. 62 Tahun 2007 tentang Fasilitas umum;31). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;KABUPATEN BURU SELATAN

TAHUN 2013

Page 6: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 6

32). Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 50/2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah; 33). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota34). Beberapa Peraturan Perundangan dan Ketentuan/Pedoman yang bersifat sektoral maupun teknis yang berkaitan dengan materi penataan ruang dalam RDTR ini.35). Beberapa NSPM Bidang Penataan Ruang, Bidang Transportasi Darat dan Perhubungan, Bidang Telekomunikasi, Bidang Permukiman, dll yang terkait. RUANG LINGKUP

10. Lingkup Kegiatan1). Kegiatan Persiapan . Kegiatan Persiapan mencakup kegiatan memenuhi persyaratan administrasi maupun teknis baik yang dilakukan pihak konsultan pelaksana pekerjaan maupun pihak pemberi pekerjaan. Termasuk kegiatan persiapan antara lain :a. Penyusunan TOR/KAK, dan HPS (Harga Perkiraan Sendiri);b. Persiapan kelengkapan administrasi dan kontrak;c. Persiapan kegiatan pelelangan;d. Proses pelelangan sampai penentuan pemenang/pelaksana kegiatan atau penandatanganan kontrak;e. Persiapan administrasi proyek seperti surat kontrak, surat ijin survey, serta adminitrasi lainnya yang mendukung pelaksanaan pekerjaan pada tahap awal;f. Penyusunan sumber dan pembiayaan kegiatan;g. Mobilisasi sumber daya manusia dengan membentuk tim penasehat/pengarah, tim teknis, tim supervisi sesuai kebutuhan;h. Termasuk pada tahapan ini adalah penyusunan Laporan Pendahuluan, serta publikasi/sosialisasi tahap-pra yaitu pembuatan dan pemasangan “poster/spanduk/banner”.2). Kegiatan Interpretasi Peta Citra Resolusi Tinggi. Untuk RDTR Kawasan Perkotaan dan Perdesaan Kecamatan Namrole, tidak dilakukan proses pengadaan citra satellite resolusi tinggi, tetapi hanya menggunakan citra IKONOS yang ada pada pengguna jasa Tahun perekaman 2006 dan akan disinkronkan dengan hasil survey primer dan image lain yang mendukung, sehingga point penting interpretasi citra yang lama dan hasil survey primer menjadi kunci utama pembuatan peta dasar nantinya.Citra resolusi tinggi ini, digunakan sebagai dasar pembuatan peta dasar untuk survey primer dan penyusunan RDTR secara keseluruhan., untuk memudahkan survey dan memberikan akurasi/ketepatan hasil yang maksimal. Pada proses ini pun harus tetap dilakukan proses koreksi geometrik (crosscheck dg kondisi lapangan) dengan mengambil minimal 4 titik ikat di lokasi

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013

Page 7: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 7

dengan menggunakan GPS dan melakukan koreksi terhadap citra.3). Kegiatan Survey dan Inventarisasi. Kegiatan survey yang dilakukan terdiri dari :a. Survey Primer. Survey primer ini dilakukan dengan cara observasi lapangan yang bertujuan untuk mengumpulkan data langsung dari lapangan, aspirasi masyarakat, dan pengamatan langsung terhadap suatu obyek. Pada tahapan ini, yang harus dilakukan dengan survey primer adalah data-data obyek mengenai pemanfaatan lahan per jenis (termasuk batasan di peta), kondisi fisik/non fisik wilayah, transportasi kota, utilitas, kondisi sarana dan prasarana sosial, kondisi fasilitas umum. Pada kegiatan ini juga dilakukan pencatatan, pengukuran, perekaman foto dan penggambaran kondisi lapangan. Hasil survey dan observasi akan diuraikan secara jelas dan akurat sehingga potensi-potensi dan permasalahan tersebut benar-benar diidentifikasi dengan baik. Dalam survey primer awal juga dilakukan proses rektifikasi citra satelit yang didapat dengan mengambil minimal 4 titik ikat pada 4 penjuru mata angin dengan GPS, pada titik yang feasible (sesuai Aturan/teori) untuk menjadi titik ikat, serta proses verifikasi bentukan pemanfaatan lahan sebagaimana yang telah tergambar pd citra.b. Survey Sekunder. Survey sekunder berupa survey instansional yang dilakukan pada Dinas/Instansi, perusahaan atau institusi baik pemerintah maupun swasta untuk mengumpulkan data baik kualitatif maupun kuantitatif dalam berbagai aspek (fisik, sosial, ekonomi, dll) yang terkait dan dapat bermanfaat khususnya untuk mendukung dan sebagai pembanding dan pelengkap data survey primer dalam penyusunan RDTR Kawasan perkotaan dan perdesaan Kecamatan Namrole serta Peraturan Zonasinya,

Kegiatan Inventarisasi Kegiatan Inventarisasi merupakan kegiatan lanjutan setelah dilaksanakannya kegiatan survey. Pada kegiatan survey telah dilaksanakan kegiatan identifikasi, kemudian data hasil survey dilakukan inventarisasi atau pengelompokkan, disesuaikan dengan teknik analisa yang digunakan untuk proses penyusunan konsep rencana. Dituangkan dalam bentuk uraian, tabulasi dan pemetaan. Kewajiban menuangkannya dalam Tabel/Matrik Klasifasikasi (Pemanfaatan Lahan dan Kegiatan) sebagai Hasil Survey dan dasar penyusunan Rencana dan PZ. Point penting pada tahap ini adalah matriks inventasasi klasifikasi varian kegiatan, zona pemanfaatan & untuk zona rencana pemanfaatan ruang harus sinambung antara output kegiatan awal (survey) sampai output kegiatan rencana dan PZnya.

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013

Page 8: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 8

4). Kegiatan Publikasi/Sosialisasi Kegiatan Publikasi dan Sosialisasi disini meliputi:a. publikasi/sosialisasi tahap-pra yaitu pembuatan dan pemasangan “poster/Banner/Spanduk”. Media ini berisi minimal: Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Hak & Kewajiban), Informasi ttg akan-sedang dilaksanakannya proses penyusunan RDTR Kecamatan terkait; Informasi ttg bagaimana & kemana jika berpartisipasi (memberikan tanggapan); Himbauan untuk berperan serta; dan Waktu berlakunya kegiatan ini.b. Kegiatan Publikasi dan Sosialisasi Tahap-1, berupa pemasangan peta land use eksisting hasil survey dan pemetaan serta himbauan untuk melakukan koreksi. Dipasang di tiap kantor desa/Balai desa dan Kantor Kecamatan, dalam ukuran A1, skala menyesuaikan dengan tingkat kedetailan skala persil 1:5000 kecuali ditentukan lain.c. Kegiatan Publikasi dan Sosialisasi Tahap-2, berupa pemasangan peta “draft” land use eksisting hasil survey dan pemetaan. Tertulis draft Peta Penggunaan Lahan, serta himbauan untuk melakukan koreksi, caranya dan selama masa tertentu. Dipasang di tiap kantor desa/Balai desa dan Kantor Kecamatan, dalam ukuran A1, skala menyesuaikan dengan tingkat kedetailan skala persil 1:5000 kecuali ditentukan lain. Masa berlaku pemasangan selama masa penyusunan Fakta dan Analisa yang ditentukan pada bagian lain KAK ini.d. Kegiatan Publikasi dan Sosialisasi Tahap-3, berupa pemasangan peta “draft” Konsep RDTR Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan per Kecamatan. Tertulis draft Peta Rencana Detail Tata Ruang, serta himbauan untuk melakukan koreksi, caranya dan selama masa tertentu. Dipasang di tiap kantor desa/Balai desa dan Kantor Kecamatan, dalam ukuran A1, skala menyesuaikan dengan tingkat kedetailan skala persil 1:5000 kecuali ditentukan lain. Masa berlaku pemasangan selama masa penyusunan Rencana yang ditentukan pada bagian lain KAK ini.

5). Kegiatan Analisa Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu analisa terhadap hasil perumusan data yang diperoleh. Ada 2 hal atau metode yang dilakukan yaitu analisa dengan menggunakan :a. Analisis dengan menggunakan peta sebagai alat bantu; danb. Analisis dengan menggunakan Non Peta, rumus, pola, dsbnya. Untuk analisis spasial dengan menggunakan peta sebagai alat bantu, diharuskan menuangkan/ KABUPATEN BURU SELATAN

TAHUN 2013

Page 9: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 9

menggambarkan peta dalam minimal program Arc.View ver 3.3 atau maksimal arcGIS ver 9.Penuangan hasil analisa disesuaikan dengan sistematika proses dan outline yang telah disusun sebelumnya. Yang harus diperhatikan adalah analisa skala regional. Disamping itu perlu kejelian dalam menangkap keragaman pola pemanfaatan dan perkembangan aktifitas serta potensi wilayah dan masyarakat di Kecamatan Namrole karena sebagai wilayah kota-desa kecil yang sangat dipengaruhi oleh aktivitas tambang yang kuat.6). Kegiatan Pemetaan Kegiatan Pemetaan merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan dan sangat penting untuk membantu dalam pendataan, analisa dan penyusunan rencana. Hasil survey harus dapat diakomodir dalam peta dengan baik sesuai skala minimal RDTR yaitu skala 1:5000 (1 cm di peta mewakili 50 meter di lapangan). Penggambaran peta, menggunakan program ArcView ver 3.3 atau Arc GIS release 9, sistem proyeksi koordinat UTM, WGS 84, zone 49; serta diwajibkan mencantumkan sumber peta secara benar. Untuk tampilan disertakan juga sistem proyeksi geografis.Basic peta yang disediakan oleh pengguna jasa a.l:a. Softcopy Peta-peta tematik dari RTRW Kabupaten Buru Selatan Tahun 2009-2029 dan RBI Bakosurtanal 1:25.000;b. Softcopy Peta citra IKONOS terkait Tahun Perekaman 2006 (dibuat dalam version .jp2).Untuk peta yang tertuang dalam dokumen, dibuat dalam ukuran minimal A3, dituangkan dalam 2 pola yaitu berwarna dan menggunakan kode klasifikasi. Khusus untuk draf/bahan diskusi menggunakan kode klasifikasi, sedangkan untuk dokumen final menggunakan 2 pola yaitu berwarna dan kode klasifikasi. Metode perwarnaan disesuaikan dengan Aturan/Ketentuan yang berlaku. Sedangkan peta yang tertuang dalam Dokumen Album Peta, dibuat dalam ukuran A1 (dengan tampilan akan diatur kemudian) dituangkan berwarna, dalam skala sebenarnya (1:5000) Peta yang lainnya, dibuat dalam ukuran A1 skala menyesuaikan. Skala tertuang dalam skala batang dan skala nominal, dengan perbandingan yang sama dengan skala peta. 7). Kegiatan Diskusi dan Seminar Diskusi dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:a. Diskusi Laporan Pendahuluan. Dilaksanakan sebelum Kegiatan survey dilakukan atau bersamaan dengan kegiatan survey dilakukan. Yang bertujuan memberikan penjelasan kepada Camat tentang kegiatan yang dilakukan dan persiapan apa yang dibutuhkan. Melibatkan Tim Teknis Kabupaten Buru Selatan, yang terdiri dari unsur dari Dinas Teknis terkait dan Unsur Kecamatan terkait. b. Diskusi Laporan Fakta dan Analisa. Dilaksanakan

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013

Page 10: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 10

setelah Kegiatan survey dilakukan dan selesainya kegiatan analisa serta konsep rencana. Pada tahap ini, juga termasuk telah ditampungnya berbagai masukan (jika ada) dari hasil publikasi di kecamatan. Melibatkan Tim Teknis Kabupaten Buru Selatan, yang terdiri dari unsur dari Dinas Teknis terkait dan Unsur Kecamatan terkait, termasuk unsur desa dan tokoh masyarakat, dan instansi yang terkait lingkup materi, dengan jumlah peserta maksimal 50 orang.c. Diskusi Laporan Rencana dan Peraturan Zonasi. Melibatkan Tim Teknis Kabupaten Buru Selatan, yang terdiri dari unsur dari Dinas Teknis terkait dan Unsur Kecamatan terkait.d. Seminar. Seminar melibatkan stakeholders secara umum maksimal 75 orang, termasuk SKPD terkait dan wakil dari Daerah yang berbatasan (Bappeda). Bahan/materi dan tenaga ahli/narasumber disiapkan oleh Pihak Pelaksana Pekerjaan yang Ditunjuk/menang.Secara umum pelaksanaan diskusi menjadi tanggung jawab Pihak Pemberi Tugas antara lain aspek administrasi dan konsumsi, sedangkan Pihak pelaksana pekerjaan yang menang/ditunjuk bertanggung jawab pada materi yang akan disampaikan pada peserta termasuk yang akan dipresentasikan, termasuk fasilitas pendukung untuk presentasi dan narasumber.8). Kegiatan Pelaporan Disesuaikan dengan tahapan kegiatan yang dilakukan, maka tahapan pelaporan dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Laporan Pendahuluan b. Laporan Fakta Analisa beserta Lampiran Hasil Publikasi Sosialisasi yang dilakukan pada tahapan awal.c. Rencana Detail Tata Ruang, serta Peraturan Zonasi dengan beberapa Lampiran yang dijilid terpisah, antara lain:

Hasil Konsultasi Publik berupa Dokumentasi Hasil Publikasi dan Sosialisasi yang dilakukan (tahap-akhir) serta rekapitulasi tanggapan yang masuk dari stakeholders berdasarkan kegiatan dimaksud; serta Dokumen Album Peta dan Peraturan Zonasi.Dengan standarisasi format tampilan, penyajian sesuai dengan Ketentuan/Aturan yang berlaku.

9). Untuk Pengalaman Perusahaan dan tenaga ahli yang pernah khususnya menyusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan berdasarkan UU 26/2007&Permen 20/2011 diberikan nilai lebih.11. Lingkup Wilayah Perencanaano Administratif Kecamatan Namrole terdiri atas kawasan perkotaan dan perdesaan,.o Secara kondisi fisik, Kecamatan Namrole merupakan daerah berbukit dengan varian kontur yang beragam, serta berada pada dataran menengah, dengan potensi bahan galian yang cukup besar. Kondisi land use lebih

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013

Page 11: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 11

banyak didominasi pertanian (lahan kering), pertambangan dan permukiman disamping pemanfaatan lain seperti lahan perkebunan, perikanan darat, dsbnya. 12. Keluaran/ Output3 12.1.Laporan PendahuluanSpesifikasi :1. Bentuk laporan A4; 2. Kertas HVS Folio minimal 70 gr; 3. jumlah draf yang diserahkan untuk bahan diskusi sejumlah 25 buah;4. jumlah dokumen final (setelah revisi) yang diserahkan 5 (lima) buah. 12.2.Laporan Fakta dan AnalisaSpesifikasi : 1. Bentuk laporan A4 (kecuali peta dalam A3); 2. Kertas HVS Folio 80 gr; 3. Untuk peta pada draf bahan diskusi, digambar pada kertas A3 dan tidak berwarna (menggunakan kode klasifikasi), sedangkan peta untuk laporan final setelah dikoreksi digambar pada kertas A3 berwarna dan menggunakan kode klasifikasi;4. jumlah draf yang diserahkan untuk bahan diskusi sejumlah 25 buah berupa draft FA (lengkap) dan 50 buah Executive Summary;5. jumlah dokumen FA final (setelah revisi) yang diserahkan 5 (lima) buah, 3 (tiga) berwarna dan 2 (dua) menggunakan kode klasifikasi untuk masing-masing jenis yaitu (output): Dokumen Fakta dan Analisa Kawasan Perkotaan dan Perdesaan, Kecamatan Namrolel. 6. 5 (lima) DVD yang berisi output Laporan Fakta dan Analisa baik berupa uraian maupun software dan softcopy pendukung pemetaan dan analisis rencana, dibuat dalam bentuk .pdf sejumlah 3 (tiga) buah; serta dibuat dalam bentuk aslinya (ms.word, exel, ArcView3.3 atau arcGIS 9, .jpeg,dsbnya) sejumlah 2 (dua) buah DVD. Termasuk didalam isinya adalah Bukti Publikasi/Sosialisasi yang dilakukan pada tahap ini.7. Lampiran :1 Paket Hasil Koreksi Geometrik (pengambilan titik ikat).1 paket Hasil Publikasi/Sosialisasi Tahap Awal (sebagaimana diuraikan dalam bagian lain KAK ini)12.3.Laporan Rencana dan Peraturan ZonasiSpesifikasi : 1. Bentuk laporan A4, 2. Kertas HVS Folio 80 gr; 3. Judul tertulis: Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan Kecamatan ... (diisi nama kecamatannya)serta Peraturan Zonasi4. jumlah draf yang diserahkan untuk bahan diskusi sejumlah 25 buah berupa draft Rencana dan 50

3 Dijelaskan pula keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain.

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013

Page 12: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 12

buah executive summary;5. jumlah yang diserahkan untuk bahan seminar sejumlah 75 buah Executive Summary, diharuskan peta land use dan peta rencana dibuatkan minimal dalam A3 ;6. jumlah dokumen final (setelah revisi) yang diserahkan 5 (lima) buah, 3 (tiga) buah berwarna dan 2 (dua) buah menggunakan kode klasifikasi untuk masing-masing jenis yaitu (output): RDTR Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan Kecamatan Namrole serta Peraturan Zonasinya. 7. 5 Buah Album Peta (berwarna) dan Peraturan Zonasi, dengan tingkat ketelitian minimal skala 1:5000, Dibuat dalam ukuran A1, dengan isi menyesuaikan dengan Pedoman yang berlaku tentang RDTR termasuk untuk Peta Pznya, dijilid.8. Lampiran : (terpisah)1 (satu) bendel Hasil Konsultasi Publik (berisi Berita Acara Hasil Publikasi, dokumentasi hasil publikasi/sosialisasi, Seminar, dsbnya);Dengan standarisasi format tampilan, penyajian sesuai dengan Ketentuan/Aturan yang berlaku.9. 5 (lima) buah DVD yang masing-masing berisi output Laporan Rencana serta Peraturan Zonasinya termasuk software pendukung operasional pemetaan, dan softcopy materi dan hasil pemetaannya serta Lampiran, dibuat dalam bentuk .pdf sejumlah 3 (tiga) buah; serta dibuat dalam bentuk aslinya (ms.word, exel, ArcView3.3,.jpeg,dsbnya) sejumlah 2 (dua) buah DVD. Termasuk didalam isinya adalah Bukti Publikasi/Sosialisasi yang dilakukan pada tahap ini.13.Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan

Jangka waktu penyelesaian pekerjaan penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan dan Perdesaan, Kecamatan Namrole serta Peraturan Zonasinya adalah 4 (empat) bulan atau 120 (seratus dua puluh) hari kalender terhitung sejak ditandatanganinya kontrak kerja.14.Fasilitas Penunjang dan Peralatan Pendukung

Fasilitas/Peralatan Pendukung untuk pekerjaan penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan dan Perdesaan Kecamatan Namrole serta Peraturan Zonasinya :14.1. Fasilitas/Peralatan pendukung yang disediakan oleh Pengguna Jasa: a. Perda No. 12 Tahun 2010 tentang RTRW Kabupaten Buru Selatan Tahun 2009-2029;b. Lampiran Perda No. 12/2010: Materi Teknis RTRW Kabupaten Buru Selatan; Album Peta RTRW Kabupaten Buru Selatan;c.Softcopy Peta-peta digital tematik dari RTRW Kabupaten Buru Selatan Tahun 2009-2029; d. Softcopy Citra IKONOS terkait Tahun Perekaman 2006 (dibuat dalam version .jp2) e.Softcopy Peta digital RBI Bakosurtanal 1:25.000.14.2. Fasilitas/Peralatan pendukung yang disediakan oleh Penyedia Jasa: a. Operasional Kantor, minimal

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013

Page 13: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 13

Komputer (non grafis) 2 unitPrinter (berwarna, A3) 1 unit Printer/Plotter (kemampuan grafis, A1) 1 unitKendaraan roda dua 2 unitKendaraan roda empat 1 unit Kamera 1 unitLCD Proyektor 1 unitScanner 1 unitb. Operasional PekerjaanGPS untuk mendukung survey lokasi primer;Komputer (kemampuan grafis/pemetaan/rancang bangun) beserta software pendukung untuk operasional proses pemetaan dan pemrosessan citra 1 unit.15.Personil/ Tenaga 14.1. Tenaga Ahli Dalam melaksanaan pekerjaan ini dibutuhkan tenaga ahli yang berpengalaman di bidangnya dengan jumlah 4 (empat) orang bulan (MM), dengan rincian sebagai berikut :No. JENIS TENAGA AHLI

KUALIFIKASI JUMLAH MA-SA1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Team Leader)

Mempunyai sertifikat keahlian sesuai bidang (IAP), Ketua Tim disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata 2 (S-2) Jurusan Manajemen Perencanaan/ Wilayah (Planologi), dengan pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan dibidang Penataan Ruang secara professional 5 tahun (khususnya pengalaman tenaga ahli pernah menyusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan berdasarkan UU 26/2007&Permen 20/2011 mendapatkan nilai lebih). Sebagai ketua secara profesional. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh keg. anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan dinyatakan selesai, serta sebagai Tenaga ahli Planologi tugas utamanya merencanakan, merancang,

1 orang 4 Bu-lan

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013

Page 14: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 14

mengarahkan, memecahkan, menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan dengan perencanaan.2. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota Mempunyai sertifikat keahlian sesuai bidang (IAP), disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Jurusan Perencanaan/ Wilayah (Planologi), dengan pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan dibidang perencanaan ruang secara professional 5 tahun (khususnya pengalaman tenaga ahli pernah menyusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan berdasarkan UU 26/2007&Permen 20/2011 mendapatkan nilai lebih).Sebagai planner dan sebagai asisten team leader, tugas utamanya adalah membantu team leader dalam mengkoordinir seluruh keg. anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan dinyatakan selesai, serta sebagai Tenaga ahli Planologi tugas utamanya merencanakan, merancang, mengarahkan, memecahkan, menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan dengan perencanaan.

1 orang 4 Bu-lan

3. Ahli GIS Mempunyai sertifikat keahlian GIS, Tenaga Ahli GIS disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Jurusan Teknik Geodesi, dan pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan GIS & remote sensing lebih 5 (lima)

1 orang 2 Bu-lan

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013

Page 15: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 15

tahun. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meng-interpretasi, merancang, mengarahkan, menganalisis, dan merencanakan hal yang berhubungan dengan aspek pemetaan.4. Ahli Ekonomi Wilayah Tenaga Ahli Ekonomi disyaratkan seorang Sarjana Ekonomi Strata 1 (S-1) Jurusan ekonomi pembangunan, dan pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan ekonomi lebih 5 (lima) tahun. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya merancang, mengarahkan, memecahkan, menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan dengan aspek Ekonomi.

1 orang 2 Bu-lan

5. Ahli Transportasi dan Infrastruktur WilayahMempunyai sertifikat keahlian Sipil, Tenaga Ahli Sipil disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Jurusan Teknik Sipil, dan pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan transportasi lebih 5 (lima) tahun. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya merancang, mengarahkan, memecahkan, menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan dengan aspek Prasarana Kota/ Transportasi.

1 orang 2 Bu-lan

6. Ahli Lingkungan Mempunyai sertifikat keahlian Lingkungan, Tenaga Ahli Lingkungan disyaratkan seorang Sarjana Teknik Lingkungan Strata 1 (S-1) Jurusan Teknik Lingkungan, dan pengalaman dalam melaksanakan pek.

1 orang 2 Bu-lan

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013

Page 16: Kak Rdtr Perkotaan Namrole

Kerangka Acuan Kerja (KAK)IV - 16

terkait dengan lingkungan lebih 5 (lima) tahun. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya merancang, mengarahkan, memecahkan, menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan dengan aspek Lingkungan.14.2. Tenaga Pendukung

Selain tenaga ahli di atas, juga dibutuhkan tenaga pendukung yang terdiri dari: No. JENIS TENAGA AHLI

KUALIFIKASI JUMLAH MA-SA1. Tenaga Adminis-trasi

Minimal SMA atau yang sederajat yang mempunyai pengalaman minimal 4 tahun di bidangnya sebagai tenaga administrasi1 orang 4 Bu-lan

2. Tenaga Operator Komputer Minimal SMA atau yang sederajat yang mempunyai pengalaman minimal 4 tahun di bidang (operator) computer

1 orang 4 Bu-lan3. Tenaga Drafter Minimal D3 teknik sipil/arsitektur/ informatika yang mempunyai ketrampilan mengoperasional-kan computer (program ArcView dan/atau arcGIS) pengalaman minimal 5 tahun dibidangnya

1 orang 3 Bu-lan

4. Tenaga Surveyor Minimal SMA atau yang sederajat yang mempunyai ketrampilan dan pengalaman sebagai surveyor minimal 4 tahun 1 orang 3 Bu-lan

LAPORAN16. Sistem Pelaporan

Sistem pelaporan dalam kegiatan penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan dan Perdesaan Kecamatan Namrole, serta Peraturan Zonasi ini adalah sebagai berikut :

No Tahapan Pelapo-ran Bentuk Pelaporan Jangka Waktu Pelaksanaan1 Tahapan I Laporan Pendahuluan Bulan ke-0 s/d bulan ke-12 Tahapan II Laporan Fakta dan Analisa Minggu ke-2 s/d bulan ke-33 Tahapan III Laporan Rencana serta Peraturan ZonasiBulan ke-3 s/d bulan ke-4

KABUPATEN BURU SELATANTAHUN 2013