Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan II 2012 fileTugas Bank Indonesia : ... 2.2...
Transcript of Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan II 2012 fileTugas Bank Indonesia : ... 2.2...
Visi Bank Indonesia :
“Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”
Misi Bank Indonesia :
“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter
dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara
Indonesia yang berkesinambungan”
Tugas Bank Indonesia :
1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank.
Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada
Redaksi :
Unit Kajian dan Survey
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo – 96115
Telp : +62 435 824444
Fax : +62 435 827993
Web : www.bi.go.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga
penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan
baik.
Kajian periode triwulan II-2012 ini merupakan pengejawantahan dari peranan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Gorontalo sebagai ‘economic intelligent and
research unit’ yang diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan
daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan pemangku
kepentingan di daerah dan di pusat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang
amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia
yang masih muda ini, KPwBI Prov. Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari
berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan
datang.
Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan
perekonomian Provinsi Gorontalo.
Gorontalo, 8 Agustus 2012
KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI GORONTALO
Wahyu Purnama A.
Deputi Direktur
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB 1 PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
1.1 Sisi Permintaan 2
1.1.1 Konsumsi 2
1.1.2 Investasi 4
1.1.3 Ekspor – Impor 6
1.2 Sisi Penawaran 7
1.2.1 Sektor Pertanian 7
1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 9
1.2.3 Sektor Perdagangan – Hotel – Restoran 11
1.2.4 Sektor Bangunan 12
1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 12
1.2.6 Sektor Industri Pengolahan 13
1.2.7 Sektor Lainnya 14
1.3 Boks KER I 15
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI
2.1 Inflasi Gorontalo 19
2.1.1 Faktor Fundamental 20
2.1.2 Faktor Non Fundamental 21
2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa 22
2.2.1 Inflasi Tahunan 22
2.2.2 Inflasi Triwulanan 23
2.3 Boks KER II 25
BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
3.1 Fungsi Intermediasi 27
3.1.1 Perkembangan Kantor Bank 27
3.1.2 Penyerapan Dana Masyarakat 28
3.1.3 Penyaluran Kredit 29
3.2 Stabilitas Sistem Perbankan 33
3.2.1 Resiko Kredit 33
3.2.2 Resiko Likuiditas 34
3.2.3 Resiko Pasar 36
3.3 Boks KER III 37
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
4.1 Pendapatan Daerah 39
4.2 Belanja Daerah 40
4.3 Kontribusi Realisasi APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 42
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 45
5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow) 45
5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar 45
5.1.3 Uang Palsu 46
5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 46
5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo 46
5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS) 47
BAB 6 KESEJAHTERAAN
6.1 Pengangguran 49
6.2 Kemiskinan 50
6.3 Rasio Gini 52
6.4 Boks KER IV 53
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
7.1 Outlook Makroekonomi Regional 55
7.2 Outlook Inflasi 56
7.3 Prospek Perbankan 57
LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 1
Grafik 1.2 Perkembangan Belanja Barang/Jasa 3
Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Pegawai 3
Grafik 1.4 Survei Konsumen Bank Indonesia 3
Grafik 1.5 Indeks Tendensi Bisnis BPS Gorontalo 3
Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi 4
Grafik 1.7 Perkembangan Simpanan Masyarakat 4
Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4
Grafik 1.9 Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor 4
Grafik 1.10 Perkembangan NTP Petani 4
Grafik 1.11 Perkembangan Kredit Investasi 5
Grafik 1.12 Realisasi Belanja Modal Pemprov 5
Grafik 1.13 Perkembangan Penjualan Semen 5
Grafik 1.14 Kredit Konstruksi 5
Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Luar Negeri 6
Grafik 1.16 Perkembangan Harga Jagung 6
Grafik 1.17 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian 8
Grafik 1.18 Realisasi Panen Pertanian Tabama 8
Grafik 1.19 Perkembangan Luas Panen Jagung 8
Grafik 1.20 Perkembangan Luas Panen Padi 8
Grafik 1.21 Perkembangan Pajak Kendaraan 9
Grafik 1.22 Realisasi Penjualan BBM Transportasi 9
Grafik 1.23 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut 10
Grafik 1.24 Perkembangan Kargo Laut 10
Grafik 1.25 Perkembangan Penumpang Pesawat 10
Grafik 1.26 Perkembangan Bagasi Pesawat 10
Grafik 1.27 SKDU Perdagangan 11
Grafik 1.28 Tingkat Hunian Hotel 11
Grafik 1.29 Kredit Perdagangan 11
Grafik 1.30 Listrik Kelompok Bisnis 11
Grafik 1.31 Belanja Modal 12
Grafik 1.32 Kredit Konstruksi 12
Grafik 1.33 NIM Perbankan 12
Grafik 1.34 Perkembangan Pendapatan/Beban 12
Grafik 1.35 Konsumsi Listrik Industri 13
Grafik 1.36 Survei Pengolahan Besar & Sedang 13
Grafik 1.37 Daya Listrik Tersambung PLN 14
Grafik 1.38 Realisasi Kredit Jasa-jasa 14
Grafik 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo 20
Grafik 2.2 Harga Emas di Gorontalo 21
Grafik 2.3 Indeks Keyakinan Konsumen di Gorontalo 21
Grafik 2.4 Harga Lokal Semen Tonasa 22
Grafik 2.5 Inflasi Tahunan & Bahan Makanan 25
Grafik 2.6 Inflasi Bulanan (m.t.m) 25
Grafik 2.7 Disagregasi Inflasi 25
Grafik 2.8 Inflasi Tahunan (y.o.y) 26
Grafik 3.1 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 28
Grafik 3.2 Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) 28
Grafik 3.3 Pertumbuhan Kredit Penggunaan 30
Grafik 3.4 Komposisi Kredit Penggunaan 30
Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektoral 31
Grafik 3.6 Komposisi Kredit Sektoral 31
Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit UMKM 32
Grafik 3.8 Pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) 32
Grafik 3.9 Perkembangan NPL bank umum 33
Grafik 3.10 NPL bank umum per Sektor 33
Grafik 3.11 Konsentrasi Kredit 34
Grafik 3.12 Perkembangan Portofolio DPK 35
Grafik 3.13 Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo (dalam %) 35
Grafik 3.14 Perkembangan Kurs Rupiah terhadap USD dan BI-Rate 36
Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo 45
Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan 45
Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo 47
Grafik 5.4 Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari 47
Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo 47
Grafik 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan
Pekerjaan Utama Agustus 2011 50
Grafik 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan
Pekerjaan Utama Februari 2011 50
Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan II-2012 55
Grafik 7.2 Survei Konsumen Bank Indonesia 56
Grafik 7.3 Indeks Tendensi Konsumen BPS Gorontalo 56
Grafik 7.4 Proyeksi Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo 56
Grafik 7.5 Ekspektasi Harga Jual 56
Grafik 7.6 Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan 57
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2
Tabel 1.2 Proyek Infrastruktur Perhubungan 5
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 7
Tabel 1.4 ARAM I-2012 Pertanian Padi 8
Tabel 1.5 ARAM I-2012 Pertanian Jagung 8
Tabel 2.1 Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo 19
Tabel 2.2 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) 22
Tabel 2.3 Kelompok Barang dan Jasa (q.t.q) 24
Tabel 2.4 Survei Pemantauan Harga 21
Tabel 2.5 Inflasi Per Kota Sulampua 25
Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo 40
Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 40
Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 41
Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 42
Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil 42
Tabel 4.6 Dampak APBD terhadap Uang Beredar 43
Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu) 46
Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo 46
Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo 48
Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan 49
Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan 50
Pekerjaan Utama Februari 2011 – Februari 2012
Tabel 6.3 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) 51
Tabel 6.4 Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo Menurut Wilayah Tahun 2012 51
Tabel 6.5 Rasio Gini Provinsi Gorontalo 52
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 i
RINGKASAN EKSEKUTIF
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
Perekonomian Gorontalo
triwulanI II-2012 tumbuh
8,3% (y.o.y) relatif stabil
dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar
8,29% ( y.o.y)
Dinamika perekonomian Gorontalo triwulan II-2012 menunjukkan
pertumbuhan yang stabil. Ekonomi tumbuh 8,3% (y.o.y) relatif
stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,29%
(y.o.y). Pertumbuhan tersebut berada diatas proyeksi Bank
Indonesia sebelumnya dikisaran 7,6-8,1% (y.o.y). Faktor
pendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik diperkirakan
sebagai pengaruh dari peningkatan belanja daerah terkait
kebijakan pemerintah terhadap realisasi gaji ke-13 PNS dan
program bantuan pendidikan (BOS = Biaya Operasional
Sekolah).
Meningkatnya kinerja
konsumsi, investasi dan
ekspor mendorong
kinerja ekonomi membaik
selama triwulan II-2012
Di sisi penawaran,
pertumbuhan ekonomi
terutama didorong oleh
kinerja sektor listrik dan
sektor keuangan.
Disisi permintaan, hampir seluruh indikator komponen
penyusunnya mengalami peningkatan. Kinerja konsumsi rumah
tangga meningkat seiring dengan musim liburan sekolah serta
realisasi gaji ke-13 PNS. Sementara kegiatan investasi
meningkat terutama didorong oleh investasi swasta terkait
pembangunan pembangkit listrik, disisi lain kegiatan investasi
fisik yang didanai pemerintah daerah diperkirakan menurun yang
ditunjukkan oleh realisasi belanja modal pemerintah yang masih
belum optimal.
Sementara itu sektor utama pertanian masih tumbuh stagnan,
Pemerintah Daerah melakukan serangkaian kebijakan di sektor
riil melalui penguatan kapasitas pertanian, bantuan benih dan
saprodi, revisi harga dasar Jagung serta pembukaan jaringan
pasar baru tujuan ekspor.
Disisi penawaran, pertumbuhan didorong oleh kenaikan di sektor
Listrik-Gas-Air Bersih (LGA) serta kinerja sektor keuangan.
Pembangunan PLTU Molotabu yang sudah 83% serta
pengoperasian mesin-mesin pembangkit baru PLN yang
berlokasi di Isimu memberikan tambahan daya penyediaan listrik
di Gorontalo. Sementara itu peningkatan kinerja sektor keuangan
lebih didorong oleh kenaikan Net Interest Margin Perbankan
terkait menurunnya beban bunga seiring stabilnya nilai BI Rate.
ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 | BANK INDONESIA
PERKEMBANGAN INFLASI
Inflasi Gorontalo pada
triwulan II-2012 sebesar
5,95% (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar
5,90% (y.o.y).
Volatile food inflation
tercatat sebesar 3,50%
(y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar
1,71% (y.o.y)
Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2012 sebesar 5,95% (y.o.y)
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,90%
(y.o.y). Meningkatnya tekanan inflasi terutama akibat dari
melonjaknya harga-harga komoditas bahan makanan. Inflasi
bahan makanan pada periode laporan mengalami peningkatan
yang cukup signifikan sebesar 3,58% (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,90% (y.o.y). Hal ini
terjadi karena pada bulan laporan dianggap bulan yang baik oleh
masyarakat Gorontalo (mendekati bulan Puasa) untuk
mengadakan hajatan pesta pernikahan, pesta, dsb sehingga
permintaan bahan makanan meningkat tajam.
Volatile food inflation tercatat sebesar 3,50% (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,71% (y.o.y).
Peningkatan inflasi volatile food akibat dari naiknya harga
komoditas bahan makanan terutama ikan. Kenaikan harga ikan
akibat dari berkurangnya produksi karena adanya angin musim
timur. Kondisi cuaca angin musim timur dicirikan dengan angin
kencang dan ombak tinggi sehingga menyulitkan nelayan untuk
melaut. Di sisi lain, para pedagang menyatakan bahwa secara
umum pada bulan Juni 2012 permintaan bahan makanan naik
sehingga menyebabkan harga juga ikut melonjak.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
Fungsi intermediasi
perbankan pada triwulan
II-2012 menunjukkan
kinerja yang cukup -baik
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum di
Gorontalo pada periode triwulan II-2012, tercatat sebesar
Rp.3,01 triliun atau tumbuh sebesar 24,05% (y.o.y).
Pertumbuhan DPK tersebut meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 22,93% (y.o.y). Pertumbuhan
jumlah DPK tersebut terutama bersumber dari tabungan dan
giroyang masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar
31,57% dan 29,89% (y.o.y). Sementara itu penyaluran dana
yang dilakukan oleh bank umum dalam bentuk
kredit/pembiayaan pada triwulan II-2012masih cukup baik. Hal
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 iii
tersebut tercermin dari jumlah kredit/pembiayaan yang disalurkan
sebesar Rp. 5,03 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar
21,58% (y.o.y) dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan
I-2012 yang tercatat sebesar 22,61% (y.o.y).
NPLs Perbankan masih
terjaga namun LDR
berada pada taraf yang
perlu mendapat
perhatian.
Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loans (NPLs)
pada bank umum hingga triwulan II-2012 masih berada pada
level wajar yaitu 2,44% (bruto) dan tercatat mengalami perbaikan
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,56%.Rasio NPLs
tersebut menunjukan bahwa perbankan dalam menyalurkan
kreditnya di Gorontalo. Semenatar itu Loan to Deposit Ratio pada
triwulan laporan sebesar 166,78% relatif meningkat dibanding
triwulan I-2012 yang tercatat sebesar 164,38%. Angka LDR
perbankan (khususnya bank umum) di Gorontalo rata-rata
berada diatas 150%. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas
perbankan Gorontalo sangat ketat.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Realisasi penyerapan
belanja APBD
Pemerintah Provinsi
Gorontalo triwulan II-
2012 cukup baik
%. Pangsa konsumsi
pemerintah terhadap
sektor riil mengalami
kenaikan dibandingkan
triwulan II-2012
Penghimpunan pendapatan dan penyerapan belanja APBD
Pemerintah Provinsi Gorontalo selama triwulan laporan
meningkat secara nominal, namun dilihat dari persentase
realisasi terhadap target anggaran menunjukkan penurunan
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan
persentase realisasi terhadap target anggaran nampak pada pos
belanja langsung sementara di sisi pendapatan terjadi pada
penghimpunan pendapatan asli daerah (PAD).
Kinerja fiskal selama triwulan II-2012 belum menunjukkan
perubahan yang signifikan terhadap stimulan sektor riil. Realisasi
anggaran konsumsi pemerintah memberikan pangsa 14,09%,
sementara itu belanja modal memberikan pangsa 1,36%. Pangsa
konsumsi pemerintah terhadap sektor riil mengalami kenaikan
dibandingkan triwulan II-2011, hal ini terkait beberapa program
hibah yang meningkat cukup tinggi.
iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 | BANK INDONESIA
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Transaksi sistem
pembayaran tunai dan
non-tunai di Gorontalo
pada triwulan II-2012
mengalami peningkatan
Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan II-
2012 diwarnai oleh net outflow dan peningkatan persediaan uang
layak edar. Hingga triwulan II-2012 juga sudah terdapat temuan
uang palsu sebanyak enam lembar uang kertas. Sementara itu,
sistem pembayaran non tunai transaksi kliring dan transaksi
RTGS mengalami peningkatan dibandingkan triwulan
sebelumnya. Peningkatan volume transaksi dalam sistem
pembayaran tersebut diperkirakan akibat dari meningkatnya
transaksi ekonomi pada triwulan laporan.
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Tingkat pengangguran
terbuka di Gorontalo
pada Februari 2012
meningkat.
Pada Tahun 2007 indeks
gini tercatat 0,39
mengalami kenaikan
dibandingkan indeks gini
Tahun 2005 lalu yang
tercatat sebesar 0,36.
Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo
pada bulan Februari 2012 tercatat sebanyak 471.128 jiwa atau
meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2011
yang tercatat hanya 465.027 jiwa. Tingkat pengangguran terbuka
(TPT) di Gorontalo mengalami peningkatan dimana pada bulan
Februari 2012 tercatat sebanyak 4,81%, menurun dibandingkan
TPT posisi Agustus 2011 yang tercatat 4,26%.
Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan
pada tahun 2012 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo
sebesar 17,33% atau mengalami penurunan dibandingkan
periode Maret 2011 yang tercatat sebesar 18,35%.
Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun
terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini
tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini
Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin
pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20%
penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari
44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding
IPM 2006 yang sebesar 68,01.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 v
PROSPEK PEREKONOMIAN
Perekonomian Gorontalo
triwulan III- 2012
diperkirakan tumbuh 5,7
– 6,2% (y.o.y)
Inflasi Gorontalo pada
triwulan III-2012
diproyeksikan pada
kisaran 6,28% ± 1%
(y.o.y)
Aktivitas perbankan
triwulan III-2012
diperkirakan meningkat
yang bersumber dari
meningkatnya
permintaan.
Perekonomian Gorontalo triwulan III-2012 diperkirakan tumbuh
pada kisaran 5,7 – 6,2% (y.o.y) menurun dibandingkan
pertumbuhan triwulan sebelumnya. Perlambatan diperkirakan
sebagai dampak penurunan produksi panen sebagaimana ARAM
I-2012 BPS Prov. Gorontalo. Produksi padi tahun 2012
diperkirakan terkontraksi hingga 3,54% (y.o.y) atau menurun
9.698 ton dibandingkan produksi tahun sebelumnya. Kondisi
cuaca yang belum kondusif diperkirakan menjadi salah satu hal
yang mempengaruhi tingkat produksi panen.
Pada Triwulan-III 2012, inflasi Gorontalo diproyeksikan berada
pada kisaran 6,28% ± 1% lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya. Masuknya bulan Ramadhan pada bulan Agustus
2012 akan mendorong peningkatan konsumsi masyarakat
terahadap komoditas bahan makanan. Kenaikan harga
diperkirakan baru akan berhenti setelah lebaran ketupat selesai.
Budaya lebaran ketupat merupakan perayaan yang berlangsung
satu minggu setelah hari raya lebaran. Di sisi lain, kenaikan
harga dari komoditas minyak tanah juga diperkirakan akan
sangat tinggi. Hal ini terkait dengan adanya pelaksanaan Budaya
Tumbilotohe (malam pasang lampu) yang dilaksanakan tiga hari
sebelum lebaran berlangsung. Hal ini didukung oleh hasil Survei
Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang menunjukkan peningkatan
ekspektasi harga jual pada triwulan II-2012.
Aktivitas usaha perbankan diindikasikan mengalami peningkatan,
pada triwulan III-2012 yang diperkirakan bersumber dari
menguatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Meningkatnya
aktivitas ekonomi masyarakat disinyalir karena menguatnya
permintaan domestik maupun realisasi proyek pemerintah yang
bersumber dari APBN dan APBD yang kecenderungannya
dimulai pada triwulan II dan III. Kondisi tersebut memberikan
peluang ekspansi penyaluran kredit perbankan pada triwulan
mendatang
vi KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 | BANK INDONESIA
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 1
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
Perekonomian Gorontalo triwulan II-2012 tumbuh 8,31% (y.o.y) relatif stabil
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,29% (y.o.y). Angka tersebut
berada di atas proyeksi Bank Indonesia sebelumnya dikisaran 7,6-8,1% (y.o.y). Dorongan
tersebut berasal dari pertumbuhan konsumsi pemerintah yang cukup tinggi terkait realisasi
gaji ke-13 PNS dan program bantuan pendidikan (BOS = Biaya Operasional Sekolah).
Di sisi permintaan, hampir seluruh indikator komponen penyusunnya mengalami
peningkatan. Kinerja konsumsi rumah tangga meningkat seiring dengan musim liburan
sekolah. Peningkatan kinerja investasi didorong penyelesaian proyek pembangunan
pembangkit listrik swasta, sementara kegiatan investasi fisik yang didanai pemerintah
daerah melambat yang ditunjukkan oleh realisasi belanja modal pemerintah yang masih
belum optimal.
Di sisi penawaran, pertumbuhan sektoral didorong oleh kinerja sektor Listrik-Gas-Air
Bersih (LGA) serta kinerja sektor keuangan. Pembangunan PLTU Molotabu yang sudah
83% serta pengoperasian mesin-mesin pembangkit baru PLN yang berlokasi di Isimu
memberikan tambahan daya bagi penyediaan listrik di Gorontalo. Sementara itu
peningkatan kinerja sektor keuangan lebih didorong oleh kenaikan Net Interest Margin
Perbankan terkait seiring menurunnya beban bunga perbankan.
Kegiatan sektor utama pertanian masih tumbuh stagnan, Pemerintah Daerah
melakukan serangkaian kebijakan di sektor riil guna mempertahankan produksi panen
melalui penguatan kapasitas pertanian, bantuan benih dan saprodi, revisi harga dasar
Jagung serta pembukaan jaringan pasar baru tujuan ekspor ke Vietnam.
Grafik 1.1
Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
1.1 SISI PERMINTAAN
Kinerja konsumsi, investasi dan ekspor-impor menunjukkan perkembangan yang
lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan yang cukup tinggi dari konsumsi
pemerintah seiring dengan realisasi gaji ke-13 dan program bantuan pendidikan BOS.
Sementara kinerja investasi lebih digerakkan sektor swasta sementara investasi yang
bersumber dari pembiayaan pemerintah melambat. Perkembangan ekspor-impor pada
triwulan laporan mencatat pertumbuhan yang tertinggi dalam kurun waktu satu tahun
terakhir dengan dipicu kenaikan harga jagung internasional.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
1.1.1 KONSUMSI
Pada triwulan II-2012 kinerja konsumsi secara keseluruhan tumbuh 10,19% (y.o.y)
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,58% (y.o.y). Meningkatnya
pertumbuhan konsumsi pada triwulan laporan didorong oleh beberapa aspek yaitu :
peningkatan pendapatan masyarakat, kegiatan liburan sekolah dan peningkatan
pengeluaran hibah pemerintah terkait kebijakan pendidikan gratis. Tercatat konsumsi
pemerintah tumbuh 14,30% (y.o.y) pada triwulan laporan, meningkat dibandingkan kondisi
triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,70% (y.o.y). Demikian halnya dengan konsumsi
rumah tangga yang tumbuh 8,16% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan II-2012 sebesar
7,50% (y.o.y)
I II III IV I II
Konsumsi 940.539 965.431 991.924 1.026.638 1.030.597 1.063.790
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 621.211 631.424 646.437 655.811 667.808 682.961
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8.043 8.357 8.709 8.551 8.858 8.621
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 311.284 325.649 336.778 362.277 353.931 372.208
Pembentukan Modal Tetap Bruto 259.373 267.105 277.037 294.431 274.486 294.183
Perubahan Stok (106.876) (122.563) (94.711) (139.939) (88.648) (121.530)
Ekspor Barang dan Jasa 93.093 93.268 97.206 100.874 103.586 107.238
Impor Barang dan Jasa 423.380 429.265 463.459 485.266 494.053 505.395
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748 773.976 807.996 796.738 825.969 838.287
I II III IV I II
Konsumsi 19,84 14,78 9,36 4,46 9,58 10,19
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 19,51 15,45 11,58 6,57 7,50 8,16
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8,73 7,81 9,76 9,14 10,13 3,15
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 20,83 13,68 5,31 0,75 13,70 14,30
Pembentukan Modal Tetap Bruto 13,39 9,35 5,42 2,61 5,83 10,14
Perubahan Stok 47,98 2,88 (40,74) (38,72) (17,06) (0,84)
Ekspor Barang dan Jasa (11,19) (15,97) (18,21) 5,40 11,27 14,98
Impor Barang dan Jasa 22,80 21,75 25,61 19,64 16,69 17,73
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,92 8,29 8,31
2012
2012KOMPONEN
KOMPONEN
2011
2011
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 3
Meningkatnya kinerja konsumsi pemerintah tercermin dari realisasi belanja APBD
yang tumbuh lebih baik dibanding triwulan sebelumnya yang didorong oleh realisasi gaji ke-
13 PNS dan program Biaya Operasional Sekolah (BOS). Penyerapan BOS merupakan
realisasi dari kebijakan Pemerintah Provinsi terkait program sekolah gratis.
Grafik 1.2 Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Barang/Jasa Perkembangan Belanja Pegawai
Grafik 1.4 Grafik 1.5 Survei Konsumen Bank Indonesia Indeks Tendensi Bisnis BPS Gorontalo
Optimisme masyarakat dalam melakukan kegiatan konsumsi masih cukup tinggi.
Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen berada
pada level 124,4 relatif stabil dibandingkan kondisi pada triwulan sebelumnya sebesar
108,45. Kondisi tersebut diikuti oleh tingkat ekspektasi konsumsi yang terus menunjukkan
peningkatan. Hal tersebut turut dikonfirmasi oleh Indeks Tendensi Konsumen BPS yang
menunjukkan peningkatan pada triwulan laporan. Kenaikan tendensi konsumsi terkait
rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan serta peningkatan pendapatan
rumah tangga.
Meningkatnya konsumsi masyarakat Gorontalo selama triwulan laporan ditunjukkan
oleh perkembangan beberapa prompt indicators. Disisi pembiayaan, pertumbuhan kredit
konsumsi relatif stabil namun penghimpunan tabungan dan deposito masyarakat melambat.
Masyarakat mempergunakan simpanannya dalam rangka pemenuhan kegiatan konsumsi
selama triwulan laporan.
Grafik 1.4
Survei Konsumen
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
Grafik 1.6 Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Konsumsi Perkembangan Simpanan Masyarakat
Grafik 1.8 Grafik 1.9 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor
Grafik 1.10 Perkembangan NTP Petani
1.1.2 INVESTASI
Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan II-2012 meningkat. Investasi tumbuh
10,14% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 5,83% (y.o.y).
Peningkatan investasi pada triwulan laporan didorong oleh sektor swasta sementara
investasi yang bersumber dari pembiayan pemerintah melambat.
Peningkatan investasi swasta diindikasikan oleh beberapa prompt indikator yaitu
peningkatan impor mesin dan peralatan untuk pembangkit listrik serta kinerja kredit
investasi. Selama triwulan II-2012 impor mesin dan peralatan dari China mencapai US$ 6,13
juta lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai US$ 5,97 juta. Beberapa
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 5
proyek pembangkit listrik saat ini terus dipacu penyelesaiannya oleh pihak swasta. PLN
telah mengoperasikan mesin pembangkit berbahan bakar MFO (Marine Fuel Oil) sebesar
7MW di Gardu Induk Isimu, sementara pembangunan fisik PLTU Molotabu sudah mencapai
83%. Di sektor konstruksi, pembangunan Gorontalo Business Park terus dipacu
penyelesaiannya terutama untuk penyelesaian pembangunan Hotel Maqna. Di sisi lain
kinerja investasi pemerintah daerah diperkirakan melambat. Hal ini tercermin dari realisasi
belanja modal yang terkontraksi hingga 46%.
Grafik 1.11 Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal Pemprov.
Grafik 1.13 Grafik 1.14 Perkembangan Penjualan Semen Kredit Konstruksi.
Berikut ini merupakan beberapa proyek infrastruktur pemerintah daerah yang terus dipacu
penyelesaiannya.
Tabel 1.2 Proyek Infrastruktur Perhubungan
No Nama Proyek Anggaran Realisasi
Fisik Keuangan
1 Pelabuhan Gorontalo Rp 20 Milyar 30,9% 19,3%
2 Pelabuhan Anggrek Rp 23 Milyar 31,5% 26,9%
3 Pelabuhan Tilamuta Rp 12 Milyar 90 % 75%
4 Pelabuhan Kwandang Rp 1.5 Milyar 60% 50%
5 Bandara Jalaluddin Rp 71,5 Milyar 5% 30%
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Pemprov Gorontalo
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
1.1.3 EKSPOR – IMPOR
Kinerja ekspor Gorontalo meningkat cukup signifikan, pada triwulan laporan
penyumbang ekspor terbesar berasal dari komoditas jagung dengan daerah tujuan ekspor
utama Filipina. Kenaikan harga jagung internasional yang cukup baik selama triwulan
laporan mendorong peningkatan ekspor luar negeri. Sementara itu impor luar negeri juga
mengalami peningkatan, terkait penyelesaian beberapa proyek investasi pembangkit yang
sedang berlangsung di Gorontalo.
Meningkatnya nilai ekspor terutama untuk pengiriman luar negeri sementara ekspor
domestik melambat. Nilai ekspor luar negeri mencapai US$ 4,6 juta atau tumbuh signifikan
dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 2,9 juta. Sementara kinerja ekspor
antar provinsi yang ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan menunjukkan penurunan.
Volume muat barang tumbuh 66,12% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan
triwulan sebelumnya yang mencapai 73,81% (y.o.y).
Grafik 1.15 Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Jagung
Perkembangan ekspor jagung didorong oleh semakin membaiknya harga jagung
internasional, harga jagung masih akan terus berlanjut sebagai dampak kekeringan yang
terjadi di wilayah Amerika Serikat sebagai eksportir jagung terbesar dunia. Kenaikan harga
Jagung juga turut menciptakan pasar baru tujuan ekspor Gorontalo, di bulan Mei 2012 telah
berhasil dikirimkan 4000 ton Jagung Gorontalo ke Vietnam melalui PT Mitramandiri
Agrimakmur Gorontalo dengan pembeli Hiep Quang. Ekspor tersebut bernilai USD
1.124.000 atau setara 10,678 M. Vietnam menjadi target pasar jagung Gorontalo setelah
Malaysia, Filipina dan Korea.