Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo …...KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada...
Transcript of Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo …...KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada...
Visi Bank Indonesia :
“Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”
Misi Bank Indonesia :
“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter
dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara
Indonesia yang berkesinambungan”
Tugas Bank Indonesia :
1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank.
Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada
Redaksi :
Kelompok Kajian dan Survey
Bank Indonesia Gorontalo
Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo – 96115
Telp : +62 435 824444
Fax : +62 435 827993
Web : www.bi.go.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga
penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan
baik.
Kajian periode triwulan IV-2010 ini merupakan pengejawantahan dari peranan KBI
Gorontalo sebagai ‘economic intelligent and research unit’ yang diharapkan mampu
memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini
sebagai bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang
amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia
yang masih sangat muda ini, KBI Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari
berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan
datang.
Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan
perekonomian Provinsi Gorontalo.
Gorontalo, 9 Februari 2011
BANK INDONESIA GORONTALO
Wahyu Purnama A.
Pemimpin
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB 1 PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
1.1 Sisi Permintaan 2
1.1.1 Konsumsi 2
1.1.2 Investasi 5
1.1.3 Ekspor - Impor 6
1.2 Sisi Penawaran 8
1.2.1 Sektor Pertanian 9
1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 12
1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 13
1.2.4 Sektor Bangunan 14
1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 15
1.2.6 Sektor Industri Pengolahan 16
1.2.7 Sektor Lainnya 17
1.3 Box KER I 18
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
2.1 Inflasi Gorontalo 21
2.1.1 Faktor Fundamental 22
2.1.2 Faktor Non-Fundamental 24
2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa 26
2.2.1 Inflasi Tahunan (yoy) 26
2.2.2 Inflasi Triwulanan (q.t.q) 28
2.3 Box KER II 29
BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
3.1 Fungsi Intermediasi 33
3.1.1 Perkembangan Kantor Bank 33
3.1.2 Penyerapan Dana Masyarakat 33
3.1.3 Penyaluran Kredit 35
3.2 Stabilitas Sistem Perbankan 38
3.2.1 Risiko Kredit 38
3.2.2 Risiko Likuiditas 40
3.2.3 Risiko Pasar 41
3.3 Box KER III 42
BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
4.1 Pendapatan Daerah 45
4.2 Belanja Daerah 47
4.3 Kontribusi Realisasi APBD Gorontalo Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 48
4.4 Anggaran APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2011 49
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 51
5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow ) 51
5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar 51
5.1.3 Uang Palsu 52
5.2 Perkembangan Transaksi Non Tunai 53
5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo 53
5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS) 54
DAFTAR ISI
BAB 6 KESEJAHTERAAN
6.1 Pengangguran 55
6.2 Kemiskinan 56
6.3 Rasio Gini 57
6.4 IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 57
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI 59
7.1 Outlook Makro Ekonomi Regional 59
7.1.1 Outlook Tahunan 59
7.1.2 Outlook Triwulanan 63
7.2 Outlook Inflasi 65
7.3 Prospek Perbankan 66
LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 9
Tabel 1.3 ARAM III Pertanian Jagung 11
Tabel 1.4 ARAM III Pertanian Padi 11
Tabel 1.5 Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang 16
Tabel 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo 21
Tabel 2.2 Biaya Pengangkutan Laut dari Pelabuhan di Makassar 25
Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) 26
Tabel 2.4 Inflasi Tahunan Sub-kelompok Bahan Makanan (y.o.y) 26
Tabel 2.5 Kelompok Barang dan Jasa (q.t.q) 28
Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo 46
Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 46
Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 47
Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 48
Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil 48
Tabel 4.6 Dampak APBD terhadap Uang Beredar 49
Tabel 4.7 APBD Penerimaan Tahun 2011 49
Tabel 4.8 APBD Belanja Tahun 2011 50
Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu) 52
Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo 52
Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo 54
Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan 55
Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan
Utama Agustus 2009-Agustus 2010
56
Tabel 6.3 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) 56
Tabel 6.4 Rasio Gini Provinsi Gorontalo 57
Tabel 6.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo 58
Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten/Kota Tahun 2006-2007 58
DAFTAR TABEL
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 2
Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov 3
Grafik 1.3 Perkembangan APBD Kab/Kota-Provinsi 3
Grafik 1.4 Survei Konsumen 3
Grafik 1.5 Perkembangan NTP 4
Grafik 1.6 Perkembangan APBD Belanja Pegawai 4
Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4
Grafik 1.8 Konsumsi BBM Rumah Tangga 4
Grafik 1.9 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor 5
Grafik 1.10 Kredit Konsumsi 5
Grafik 1.11 Perkembangan Kredit Investasi 5
Grafik 1.12 Realisasi Belanja Modal Pemprov 5
Grafik 1.13 Perkembangan Impor Semen 6
Grafik 1.14 Kredit Konstruksi 6
Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Luar Negeri 7
Grafik 1.16 Perkembangan Harga Gula Internasional 7
Grafik 1.17 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo 7
Grafik 1.18 Perkembangan Harga Jagung 7
Grafik 1.19 Ekspor Antar Provinsi 7
Grafik 1.20 Impor Semen 7
Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang 8
Grafik 1.22 Perkembangan Produksi Pertanian 9
Grafik 1.23 Komposisi Produksi Pertanian Gorontalo 9
Grafik 1.24 Survei Dunia Usaha Pertanian 10
Grafik 1.25 Realisasi Panen Pertanian Tabama 10
Grafik 1.26 Perkembangan Penumpang Pesawat 12
Grafik 1.27 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor 12
Grafik 1.28 Realisasi Penjualan BBM Transportasi 12
Grafik 1.29 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut 13
Grafik 1.30 Perkembangan Kargo Laut 13
Grafik 1.31 Kredit Perdagangan 14
Grafik 1.32 Volume Muat Pelabuhan 14
Grafik 1.33 Tingkat Hunian Hotel 14
Grafik 1.34 Belanja Modal APBD 15
Grafik 1.35 Penjualan Semen 15
Grafik 1.36 NIM Perbankan 15
Grafik 1.37 Perkembangan Pendapatan/Beban 15
Grafik 1.38 Konsumsi Listrik Industri 16
Grafik 1.39 Perkembangan Kredit Perdagangan 16
Grafik 1.40 Konsumsi BBM Industri 16
Grafik 1.41 Realisasi Penjualan Listrik PLN 17
Grafik 1.42 Realisasi Kredit Jasa-jasa 17
Grafik 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo 22
Grafik 2.2 Indeks Keyakinan Konsumen 22
Grafik 2.3 Perkembangan Harga Semen di Gorontalo 23
Grafik 2.4 Indeks Perubahan Harga Periode Akan Datang 23
Grafik 2.5 Perkembangan Inflasi kelompok Bahan makanan 24
Grafik 2.6 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 25
Grafik 2.7 Perkembangan Harga Komoditas Bahan Makanan di Gorontalo 27
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 34
Grafik 3.2 Komposisi Dana Pihak Ketiga 34
Grafik 3.3 Pertumbuhan Kredit Penggunaan 36
Grafik 3.4 Komposisi Kredit Penggunaan 36
Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektoral 37
Grafik 3.6 Komposisi Kredit Sektoral 37
Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit UMKM 38
Grafik 3.8 Perkembangan NPL 39
Grafik 3.9 NPL per Sektor 39
Grafik 3.10 Konsentrasi Kredit 39
Grafik 3.11 Perkembangan Portofolio DPK 40
Grafik 3.12 Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo 41
Grafik 3.13 Perkembangan Kurs USD dan BI-Rate 41
Grafik 4.1 Komposisi APBD Penerimaan 2010 49
Grafik 4.2 Komposisi APBD Penerimaan 2011 49
Grafik 4.3 Komposisi APBD Belanja Pemprov 2010 50
Grafik 4.4 Komposisi APBD Belanja Pemprov 2011 50
Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo 51
Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan 51
Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo 53
Grafik 5.4 Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari 53
Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo 53
Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahunan 59
Grafik 7.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan 63
Grafik 7.3 Survei Kegiatan Dunia Usaha 64
Grafik 7.4 Survei Konsumen 64
Grafik 7.5 Perkembangan Harga Jagung 64
Grafik 7.6 Perkembangan Harga Minyak Kelapa 64
Grafik 7.7 Proyeksi Inflasi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%) 65
Grafik 7.8 Ekspektasi Harga Jual 65
Grafik 7.9 Indeks Ekspektasi Tabungan 6 bulan yad 66
Grafik 7.10 Indeks Ekspektasi Situasi Bisnis 66
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 i
RINGKASAN EKSEKUTIF
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
Perekonomian Gorontalo
pada triwulan IV -2010
tumbuh 9,2%
(y.o.y).Sementara secara
kumulatif ekonomi 2010
tumbuh 7,63% (y.o.y)
Ekonomi Gorontalo tumbuh signifikan selama triwulan IV-2010
setelah selama tiga triwulan sebelumnya terus mengalami
perlambatan. Ekonomi tumbuh 9,2% (y.o.y) lebih baik
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,71% (y.o.y).
Meningkatnya penyerapan fiskal dalam kurun waktu tiga bulan
terakhir secara signifikan diperkirakan mempercepat laju
pertumbuhan ekonomi selama triwulan IV-2010. Dalam triwulan
IV-2010 penyerapan fiskal mencapai 30% dari keseluruhan
anggaran APBD. Sementara secara tahunan ekonomi tumbuh
7,63% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 sebesar
7,54% (y.o.y) Pertumbuhan tahunan dimaksud berada di atas
angka proyeksi Bank Indonesia Gorontalo sebelumnya sebesar
7,15-7,55% (y.o.y). Membaiknya kondisi pertanian secara
kumulatif tahunan diperkirakan mendorong perekonomian lebih
baik meskipun pada tahun 2010 pemerintah daerah dihadapkan
pada keterbatasan fiskal.
Kontribusi konsumsi
swasta dan pemerintah
cukup dominan dalam
memberikan dorongan
bagi perekonomian
regional
Tumbuhnya kinerja
sektor pertanian
memberikan stimulan
positif bagi pertumbuhan
ekonomi Gorontalo.
Di sisi permintaan, kontribusi konsumsi swasta dan pemerintah
cukup dominan dalam memberikan dorongan bagi perekonomian
regional. Konsumsi swasta meningkat seiring dengan masa
liburan akhir tahun, musim haji, peringatan Natal dan peringatan
hari raya Idul Adha. Sementara dorongan konsumsi pemerintah
meningkat pesat setelah Pemerintah Daerah menginstruksikan
jajaran dibawahnya untuk melakukan percepatan anggaran
APBD 2010. Peningkatan konsumsi secara signifikan tercermin
dari nilai impor Gorontalo yang tumbuh cukup tinggi pada
triwulan laporan. Di sisi lain, kinerja ekspor mengalami kontraksi
karena beberapa komoditas unggulan seperti kopra dan kayu
merosot produksinya.
Di sisi penawaran, tumbuhnya kinerja sektor pertanian
memberikan stimulan positif bagi pertumbuhan ekonomi
Gorontalo triwulan IV-2010 mengingat pertanian memberikan
kontribusi hampir 27% terhadap total keseluruhan PDRB.
Sementara itu momen liburan akhir tahun, kegiatan haji dan
ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 | BANK INDONESIA
Natal turut menggerakan kinerja sektoral yaitu di sisi
perdagangan-hotel-restoran serta pengangkutan-komunikasi.
Namun di sisi lain, kinerja sektor utama bangunan cenderung
melambat yang diikuti oleh melambatnya kinerja sektor
pertambangan dan jasa-jasa. Perlu diketahui bahwa kedua
sektor dimaksud terkait erat dengan kinerja sektor konstruksi
mengingat sektor pertambangan lebih didominasi oleh
pertambangan galian C sementara sektor jasa-jasa lebih
didominasi oleh jasa pemerintahan umum termasuk jasa
konstruksi didalamnya
PERKEMBANGAN INFLASI
Pada triwulan IV-2010,
inflasi Gorontalo sebesar
7,43% (yoy), lebih
rendah dibandingkan
triwulan sebelumnya,
namun jauh lebih tinggi
dibandingkan tahun
sebelumnya
Inflasi inti pada triwulan
IV-2010 sebesar 2,69%
(yoy) cenderung
melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya dan
tahun sebelumnya seiring
dengan meredanya
tekanan faktor
fundamental
Pada triwulan IV-2010, inflasi tahunan Gorontalo tercatat sebesar
7,43% (y.o.y), sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 7,60% (y.o.y), namun jauh lebih tinggi
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,35% (y.o.y).
Melemahnya permintaan masyarakat pasca Hari Raya Idul Fitri
menurunkan tekanan inflasi secara seasonal. Namun, kenaikan
harga-harga komoditas bahan makanan tetap persisten terutama
akibat dari menurunnya produksi akibat gangguan cuaca. Di sisi
lain, tekanan administered price turut membayangi inflasi
Gorontalo pada periode laporan.
Core inflation atau inflasi inti pada triwulan IV-2010 sebesar
2,69% (y.o.y) cenderung melambat dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 3,40% (y.o.y) dan tahun sebelumnya
sebesar 3,43% (y.o.y) seiring dengan melemahnya berbagai
tekanan faktor fundamental meliputi output gap dan imported
inflation. Melemahnya permintaan masyarakat diperkirakan
mengurangi munculnya Output gap negatif. Masyarakat
Gorontalo yang mayoritas Muslim relatif tidak terlalu semarak
dalam merayakan Hari Raya Natal dan Tahun Baru dibandingkan
dengan perayaan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri pada triwulan
sebelumnya. Sementara itu, imported inflation cenderung
menurun yang ditunjukkan oleh penurunan harga barang yang
didatangkan dari luar daerah seperti semen.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 iii
Faktor non-fundamental
sangat berperan penting
dalam memberi tekanan
inflasi pada triwulan IV-
2010 terutama volatile
food dan administered
price
.
Faktor non-fundamental sangat berperan penting dalam memberi
tekanan inflasi pada triwulan IV-2010. Lonjakan harga komoditas
volatile food yang pada umumnya merupakan komoditas bahan
makanan sangat mendominasi, sementara administered price
inflation turut membayangi terkait dengan berkurangnya pasokan
bensin pada periode laporan. Permintaan yang tinggi terhadap
komoditas bahan makanan memberi tekanan terhadap kenaikan
harga-harga komoditas tersebut. Aspek distribusi yang tidak
merata dan dominasi pedagang besar menjadi permasalahan
yang menyebabkan peningkatan harga-harga komoditas bumbu-
bumbuan. Cuaca yang kurang mendukung (hujan berlebihan)
juga menghambat produksi pertanian. Sementara itu,
berkurangnya pasokan bensin pada periode laporan
menyebabkan terjadinya kelangkaan BBM di Provinsi Gorontalo
yang diindikasikan dengan antrian-antrian panjang di SPBU se-
Provinsi Gorontalo.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
Fungsi intermediasi
perbankan pada triwulan
IV-2010 menunjukkan
kinerja yang cukup -
menggembirakan
Fungsi intermediasi perbankan pada triwulan IV-2010
menunjukkan kinerja yang cukup menggembirakan. Dana yang
dihimpun tercatat sebesar Rp2,05 triliun, tumbuh sebesar
12,45% (y.o.y) dibandingkan triwulan IV-2009 yang hanya
tercatat Rp1,82 trilliun.. Pertumbuhan kinerja penghimpunan
dana pihak ketiga terutama didorong oleh peningkatan
komponen tabungan masyarakat dengan pertumbuhan 13,61%.
Selain faktor kenaikan pendapatan masyarakat (hasil survey
konsumen), upaya perbankan yang semakin aktif untuk terus
menggiatkan penyerapan tabungan dari masyarakat juga turut
mempengaruhi terlihat dari peningkatan jumlah tabungan.
Sementara itu, penyaluran kredit kredit yang disalurkan tercatat
sebesar Rp3,44 triliun, tumbuh 33,28% (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar
29,01% (y.o.y). Pertumbuhan kredit yang relatif tinggi terutama
masih ditopang oleh perkembangan kredit konsumsi. Sementara
itu secara sektoral, sektor angkutan memberi kontribusi cukup
besar terhadap pertumbuhan kredit, sedangkan sektor pertanian
iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 | BANK INDONESIA
dan pertambangan masih menunjukkan kontraksi.
Dari aspek stabilitas
sistem perbankan di
Gorontalo,yang perlu
mendapat perhatian
adalah risiko likuiditas,
sedangkan risiko pasar
relatif terkendali
Dari aspek stabilitas sistem perbankan di Gorontalo, hal yang
perlu mendapat perhatian adalah risiko likuiditas karena Loan to
Deposit Ratio (LDR) berada di ambang ‘tidak wajar’ yaitu
mencapai 167,92% yang berpotensi mengancam ketersediaan
likuiditas perbankan. Adapun risiko kredit dan risiko pasar relatif
terkendali dimana Non Performing Loans (NPLs) relatif terjaga
sebesar 2,06% (bruto), masih berada dibawah batas ketentuan
BI yaitu 5%. Sedangkan volatilitas kurs diyakini tidak akan
berdampak besar terhadap risiko pasar, karena paparan tehadap
transaksi valuta asing yang tidak tinggi.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Realisasi penyerapan
belanja APBD
Pemerintah Provinsi
Gorontalo triwulan IV-
2010 cenderung menurun
Realisasi penerimaan
APBD Pemerintah
Provinsi Gorontalo
triwulan IV-2010
meningkat
Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi
Gorontalo triwulan IV-2010 cenderung lebih rendah dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat Rp 564,75 Miliar
dana APBD telah dibelanjakan dengan persentase realisasi
mencapai 90,24%, lebih rendah dibandingkan penyerapan
belanja triwulan IV-2009 yang mencapai Rp 618,02 Miliar
(91,40%). Lambatnya penyerapan belanja modal menjadi salah
satu pendorong menurunnya realisasi belanja fiskal selama
triwulan laporan. Penyerapan belanja modal hanya mencapai
78% dari pagu anggaran.
Sementara itu disisi penerimaan APBD mengalami peningkatan
realisasi. Realisasi pendapatan triwulan IV-2010 sebesar Rp
591,03 Miliar dengan capaian 110,70% dari target anggaran
APBD-P 2010. Capaian tersebut meningkat apabila
dibandingkan triwulan IV-2009 yang tercatat sebesar Rp 551,99
Miliar dengan capaian 100,07% dari target anggaran APBD-P
2009. Peningkatan terutama didorong oleh penghimpunan pajak
daerah yang melebihi target anggaran.
Kenaikan penerimaan Pemerintah Provinsi yang kurang
diimbangi oleh penyerapan belanja mendorong terjadinya
kontraksi fiskal terhadap jumlah uang beredar di masyarakat.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 v
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Transaksi sistem
pembayaran tunai di
Gorontalo pada triwulan
IV-2010 diwarnai oleh net
outflow. Sementara itu,
sistem pembayaran non
tunai menunjukkan
penurunan transaksi
kliring dan RTGS
Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan
IV-2010 diwarnai oleh net outflow serta penurunan transaksi
kliring dan RTGS. Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang
triwulan IV-2010 mengalami net outflow sebesar Rp66,98 miliar.
Kondisi net outflow pada triwulan laporan disebabkan karena
terdapat berbagai aktivitas ekonomi pada akhir tahun
diantaranya perayaan Hari Raya Idul Adha, Hari Raya Natal, dan
Tahun Baru. Di sisi lain, aktivitas ekonomi lainnya yaitu
percepatan realisasi APBD melalui pembangunan proyek-proyek
infrastruktur selama triwulan IV-2010 turut mendorong aliran
uang beredar di masyarakat. Sementara itu, Jumlah nominal
perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan
laporan sebesar Rp334,64 miliar dengan pertumbuhan sebesar
28,21% (q.t.q) lebih rendah 15,23% dibandingkan triwulan
sebelumnya. Sedangkan transaksi RTGS rata-rata per bulan
(dari dan ke Gorontalo) selama triwulan IV-2010 secara nominal
sebesar Rp648 miliar atau tumbuh secara triwulanan sebesar
10.43% (q.t.q) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
sebesar 31,08% (q.t.q)
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Tingkat kesejahteraan
perlu perhatian, karena
tingkat pengangguran
masih meningkat.
Jumlah pengangguran
di Gorontalo pada
Agustus 2010
meningkat.
Persentase penduduk
miskin di maret 2010
menurun.
Tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Gorontalo masih
memerlukan perhatian, mengingat meskipun terjadi penurunan
kemiskinan namun tingkat pengangguran sepanjang 2010 masih
mengalami peningkatan sehingga berpotensi menimbulkan
kemiskinan baru.
Pada bulan Agustus 2010, jumlah angkatan-kerja mencapai
456.499 atau meningkat -5,84% dibandingkan kondisi Februari
2010. Sementara itu jumlah penduduk yang bekerja tumbuh
sebesar -5,96% dibandingkan bulan Februari 2010. Selama
tahun 2010, tingkat pengangguran terbuka meningkat, yaitu dari
5,05 % pada Februari 2010 menjadi 5,16% pada Agustus 2010.
Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan
pada tahun 2010 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo
sebesar 23,19% atau mengalami penurunan dibandingkan
vi KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 | BANK INDONESIA
Pada Tahun 2007 indeks
gini tercatat 0,39
mengalami kenaikan
dibandingkan indeks gini
Tahun 2005 lalu yang
tercatat sebesar 0,36.
periode Maret 2009 yang tercatat sebesar 25,01%.
Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun
terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini
tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini
Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin
pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20%
penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari
44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding
IPM 2006 yang sebesar 68,01.
PROSPEK PEREKONOMIAN
Perekonomian Gorontalo
tahun 2011 diperkirakan
tumbuh 7,4 – 7,9% (y.o.y)
lebih baik dibandingkan
tahun 2010
Pertumbuhan ekonomi
triwulan I-2011
Perkembangan ekonomi Gorontalo tahun 2011 diperkirakan
tumbuh 7,4 – 7,9% (y.o.y) lebih baik dibandingkan tahun 2010.
Beberapa faktor fundamental diperkirakan mendukung
peningkatan perekonomian dimaksud yaitu kenaikan anggaran
APBD, kenaikan gaji pegawai-UMP dan NTP Petani, perbaikan
infrastruktur dan energi, dan momen peringatan satu dasawarsa
Provinsi Gorontalo. Namun disisi lain mulai meningkatnya inflasi
nasional direspon oleh kenaikan BI-rate diawal tahun 2011.
Kondisi tersebut diperkirakan mendorong suku bunga pinjaman
perbankan meningkat sehingga berpengaruh terhadap
permintaan kredit. Bank Indonesia telah mengantisipasi hal
dimaksud melalui arah kebijakan perbankan 2011 yang
mewajibkan bank umum untuk mencantumkan target penyaluran
kredit UMKM pada rencana bisnis bank. Diharapkan tingkat
konsistensi perbankan terhadap penyaluran kredit kepada sektor
riil dan UMKM dapat terjaga. Sementara itu untuk Provinsi
Gorontalo sendiri rencana penyaluran KUR 2011 diperkirakan
lebih dari Rp 200 Miliar dimana pada tahun 2010 penyaluran
KUR telah mencapai Rp 176 Miliar. Kebijakan dimaksud
diharapkan mampu memberikan stimulan positif bagi
perekonomian 2011 di tengah bayang-bayang peningkatan suku
bunga.
Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2011 diperkirakan berkisar 7,7 –
8,2% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2010. Kondisi
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 vii
diperkirakan berkisar 7,7
– 8,2% (y.o.y)
Inflasi Gorontalo pada
tahun 2011 diproyeksikan
pada kisaran 7 ± 1%
(yoy) seiring dengan
masih tingginya potensi
tekanan inflasi kedepan.
Penghimpunan dana
pihak ketiga dan kredit
diperkirakan masih
berpotensi meningkat.
ekonomi triwulan I-2011 akan terkesan melambat mengingat
basis pertumbuhan ekonomi triwulan I-2010 berada pada level
yang cukup tinggi di angka 8,78% (y.o.y). Disisi permintaan,
kinerja konsumsi diperkirakan mulai menurun yang ditunjukkan
oleh nilai ekspektasi konsumen hasil survei Bank Indonesia.
Sementara kegiatan investasi diperkirakan juga belum akan
meningkat mengingat belum dilaksanakannya proses tender
pengadaan proyek pemerintah.
Inflasi Gorontalo pada tahun 2011 diproyeksikan pada kisaran 7
± 1% (y.o.y) seiring dengan masih tingginya potensi tekanan
inflasi kedepan. Inflasi Komoditas Bahan Makanan (Volatile
Food) diperkirakan masih menjadi penyumbang utama inflasi
daerah karena meningkatnya permintaan masyarakat, di sisi lain
masih terdapat permasalahan dalam produksi, tata niaga,
distribusi dan gangguan cuaca ekstrim. Rencana kebijakan
Pemerintah Pusat untuk melakukan pembatasan subsidi BBM
karena kecenderungan kenaikan harga minyak dunia dapat
memberi tekanan pada administered price yang berpotensi
meningkatkan inflasi 2011. Indikasi tekanan inflasi yang relatif
tinggi dapat ditunjukkan oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha
yang menunjukkan bahwa ekspektasi harga jual oleh para
produsen pada triwulan kedepan menunjukkan peningkatan.
Penghimpunan dana pihak ketiga melalui tabungan pada triwulan
I-2011 diperkirakan akan mengalami peningkatan. Berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh perbankan misalnya intensitas
sosialisasi dan promosi serta adanya produk “TabunganKu
dengan berbagai fasilitas kemudahan, diperkirakan cukup positif
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan
produk perbankan yang selanjutnya mendorong pertumbuhan
dana pihak ketiga khususnya dalam bentuk tabungan. Jumlah
kredit diperkirakan masih akan mengalami peningkatan
meskipun relatif lebih rendah dibanding triwulan ini, diperkirakan
dipengaruhi oleh ekspektasi situasi bisnis tahun 2011 yang
masih cukup baik dan penyelesaian proyek yang dimulai pada
akhir tahun 2010.
viii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 | BANK INDONESIA
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 1
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
Perekonomian Gorontalo triwulan IV-2010 menunjukkan peningkatan yang signifikan
setelah pada tiga triwulan sebelumnya menunjukkan tren perlambatan. Ekonomi triwulan IV-
2010 tumbuh 9,2% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2010 sebesar 5,71% (y.o.y).
Pertumbuhan dimaksud berada di atas angka proyeksi Bank Indonesia Gorontalo
sebelumnya sebesar 7,6% (y.o.y). Kondisi tersebut diyakini karena meningkatnya
penyerapan fiskal secara signifikan di akhir triwulan IV-2010, dimana fiskal pemerintah
sendiri masih berkontribusi lebih dari 70% terhadap PDRB Gorontalo. Tercatat, pada akhir
triwulan III-2010 realisasi fiskal baru mencapai 60,94% untuk kemudian meningkat signifikan
hingga mencapai 90,24% dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Sementara secara tahunan
ekonomi tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 sebesar 7,54% (y.o.y)
Pertumbuhan tahunan dimaksud berada di atas angka proyeksi Bank Indonesia Gorontalo
sebelumnya sebesar 7,15-7,55% (y.o.y). Membaiknya kondisi pertanian secara kumulatif
tahunan diperkirakan mendorong perekonomian lebih baik meskipun pada tahun 2010
pemerintah daerah dihadapkan pada keterbatasan fiskal.
Di sisi penawaran, peningkatan kinerja perekonomian didorong oleh hampir semua
sektor yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, listrik-gas-air bersih, perdagangan-hotel-
restoran dan pengangkutan. Sementara di sisi lain, tertundanya jadwal penyelesaian proyek-
proyek infrastruktur Pemerintah Daerah mendorong melambatnya kinerja sektor konstruksi.
Karena keterkaitan sektor konstruksi yang cukup besar pada sektor pertambangan dan jasa-
jasa maka perlambatan yang terjadi turut berimbas pada kedua sektor dimaksud. Sektor
pertambangan di Gorontalo didominasi oleh pertambangan bahan galian C sementara
sektor jasa lebih didominasi oleh jasa pemerintahan umum.
Di sisi permintaan, pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pemerintah mendorong
laju pertumbuhan ekonomi secara signifikan pada triwulan IV-2010. Peringatan hari raya Idul
Adha, Musim Haji, Natal dan Liburan akhir tahun memberikan efek positif bagi peningkatan
konsumsi rumah tangga, sementara itu signifikannya realisasi penyerapan fiskal selama
triwulan IV memberikan dorongan positif bagi perkembangan kinerja konsumsi pemerintah
selama triwulan laporan. Meskipun penyerapannya terkesan terlambat, namun penumpukan
30% lebih realisasi fiskal hanya dalam tempo 3 (tiga) bulan diakhir tahun 2010 mendorong
perekonomian Gorontalo pada triwulan laporan tumbuh signifikan.
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010| BANK INDONESIA
Grafik 1.1
Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo
1.1 SISI PERMINTAAN
Kontribusi konsumsi swasta dan pemerintah cukup dominan dalam memberikan
dorongan bagi perekonomian regional. Konsumsi swasta meningkat seiring dengan masa
liburan akhir tahun, musim haji, peringatan Natal dan peringatan hari raya Idul Adha.
Sementara dorongan konsumsi pemerintah meningkat pesat setelah Pemerintah Daerah
menginstruksikan jajaran dibawahnya untuk melakukan percepatan anggaran APBD 2010.
Peningkatan konsumsi secara signifikan tercermin dari nilai impor Gorontalo yang tumbuh
cukup tinggi pada triwulan laporan. Di sisi lain, kinerja ekspor mengalami kontraksi karena
beberapa komoditas unggulan seperti kopra dan kayu merosot produksinya.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
1.1.1 KONSUMSI
Pada triwulan IV-2010 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 18,78% (y.o.y) lebih
tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 14,43% (y.o.y). Pesatnya
pertumbuhan konsumsi pada triwulan laporan didorong oleh kinerja konsumsi swasta dan
konsumsi pemerintah. Konsumsi swasta tumbuh 22,28% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan
triwulan sebelumnya sebesar 15,26% (y.o.y) sementara konsumsi pemerintah tumbuh
13,48% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,14% (y.o.y).
Upaya Gubernur menghimbau jajaran dibawahnya untuk melakukan percepatan
penyerapan anggaran berjalan cukup baik. Dari pencapaian realisasi fiskal yang hanya
I II III IV I II III IV
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 11.66 12.57 11.11 8.17 10.82 10.93 13.96 15.26 22.28 15.71
Pengeluaran Lembaga Nirlaba 9.81 8.01 9.63 4.74 7.97 12.07 13.97 8.41 7.55 10.40
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6.40 8.51 9.75 11.34 9.19 12.54 12.82 13.14 13.48 13.04
Pembentukan Modal Tetap Bruto 12.41 3.53 1.57 4.13 5.11 1.30 5.36 6.26 7.43 5.21
Ekspor Barang dan Jasa (6.18) (2.24) 5.69 (4.43) (2.02) 4.13 5.67 18.73 (7.64) 5.12
Impor Barang dan Jasa 23.81 42.34 10.13 5.15 18.57 9.47 9.85 14.13 22.70 14.12
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 7.66 7.22 6.60 8.78 7.54 8.38 7.33 5.71 9.25 7.63
2010KOMPONEN2009
20092010
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 3
mencapai 60% pada akhir triwulan III-2010, mampu diakselerasi hingga mencapai 90%
pada akhir triwulan IV-2010. Kondisi ini tentu saja memberikan stimulan positif bagi
pertumbuhan ekonomi daerah, namun shock ekspansi fiskal dalam kurun waktu yang
terlampau pendek dikhawatirkan akan menambah laju uang beredar di masyarakat secara
mendadak sehingga berimbas pada inflasi jangka pendek. Selain itu ekspansi fiskal secara
tiba-tiba dalam jangka pendek perlu dikaji ulang apakah telah cukup efektifit dan efisien
dalam mencapai sasaran program pembangunannya.
Grafik 1.2 Grafik 1.3 Perkembangan APBD Pemprov Perkembangan APBD Kab/Kota-Prov
Optimisme konsumsi swasta tercermin dari
hasil survei konsumen Bank Indonesia pada
triwulan IV-2010. Indeks Keyakinan
Konsumen masih terjaga di level tinggi 134,6
dengan tingkat ekspektasi sebesar 145,3.
Masyarakat beranggapan bahwa kondisi
ekonomi triwulan IV-2010 cukup kondusif
untuk melakukan kegiatan konsumsi
Pertumbuhan konsumsi swasta ini seiring dengan serangkaian momen yang terjadi
di akhir tahun 2010 yaitu peringatan Idul Adha, ibadah haji, peringatan natal dan liburan
akhir tahun. Beberapa prompt indikator mengkonfirmasi pertumbuhan sektor konsumsi
swasta seperti realisasi pajak kendaraan bermotor, konsumsi BBM rumah tangga, konsumsi
listrik rumah tangga, dan nilai tukar petani di Gorontalo.
Grafik 1.4
Survei Konsumen
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010| BANK INDONESIA
Grafik 1.5 Grafik 1.6 Perkembangan NTP Perkembangan APBD Belanja Pegawai
Konsumsi BBM rumah tangga tumbuh 5,49% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan
sebelumnya sementara itu konsumsi listrik rumah tangga juga tumbuh 21,49% (y.o.y) lebih
baik dibandingkan triwulan sebelumnya (19,90% y.o.y). Hal tersebut didorong oleh kegiatan
libur akhir tahun 2010 dimana masyarakat cenderung melakukan kegiatan rekreasi dan
wisata baik didalam maupun diluar kota.
Grafik 1.7 Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Konsumsi BBM Rumah Tangga
Masih terjaganya pertumbuhan NTP di level yang tinggi selama triwulan IV-2010
diperkirakan menjadi salah satu faktor pendukung konsumsi. Pertumbuhan NTP ini
didukung oleh meningkatnya harga produk pertanian di Gorontalo. Peningkatan NTP ini
diperkirakan cukup signifikan mempengaruhi konsumsi mengingat 45% masyarakat
Gorontalo yang bekerja di sektor pertanian. Sementara pendapatan kelompok pegawai
diperkirakan meningkat pula. Hal ini didukung oleh indikator peningkatan realisasi gaji
pegawai Pemprov yang tumbuh 8,66% (y.o.y) selama triwulan laporan. Diperkirakan
pembiayaan konsumsi selama triwulan laporan lebih mengandalkan self financing dari
masyarakat sendiri, hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit konsumsi perbankan yang
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 5
Grafik 1.9 Grafik 1.10 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor Kredit Konsumsi
1.1.2 INVESTASI
Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan IV-2010 tumbuh 7,43 % (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,13% (y.o.y). Peningkatan investasi ini
tercermin dari meningkatnya realisasi kredit investasi perbankan yang cukup signifikan.
Berdasarkan jenisnya diperkirakan investasi non fisik lebih memberikan kontribusinya
selama triwulan IV-2010 dibandingkan investasi fisik.
Pemerintah daerah memacu terus penyelesaian proyek infrastrukturnya hingga
menjelang akhir tahun 2010. Tercatat selama triwulan IV-2010, APBD belanja modal
Pemprov yang terealisasikan mencapai Rp 73,04 miliar meningkat signifikan dibandingkan
triwulan sebelumnya yang hanya sebesar Rp 35,94 miliar. Sementara itu kinerja investasi
yang dibiayai oleh kredit perbankan juga menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.
Pertumbuhan kredit investasi sampai dengan Desember 2010 tumbuh 110,64% (y.o.y) jauh
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan September 2010 yang hanya mencapai 39,50%
(y.o.y)
Grafik 1.11 Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal Pemprov.
Walaupun realisasi fiskal pemerintah daerah terlihat cukup signifikan dalam triwulan
IV-2010, namun sebenarnya masih di bawah target anggaran. Dalam APBD-P 2010 rencana
belanja modal sebesar Rp 139,48 Miliar namun baru terealisasi sebesar Rp 108,98 Miliar
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010| BANK INDONESIA
atau berkisar 78,14% dari target anggaran. Kondisi ini sebenarnya dapat diantisipasi lebih
awal oleh Pemerintah Daerah sehingga pertumbuhan kinerja investasi dapat lebih baik
dibandingkan capaian saat ini.
Di sisi penggunaannya, investasi triwulan IV-2010 diperkirakan lebih didominasi
investasi non fisik dibandingkan investasi fisik bangunan. Kondisi ini tercermin dari angka
penjualan semen untuk kegiatan konstruksi dan kredit konstruksi yang menurun cukup
signifikan. Sementara di sisi lain impor barang modal menunjukkan peningkatan
dibandingkan triwulan sebelumnya terutama untuk kendaraan bermotor, perkakas besi/baja,
dan komponen permesinan untuk pembangkit listrik yang saat ini sedang dibangun oleh
PLN. Tercatat untuk kepentingan pembangkit telah dilakukan impor luar negeri mesin
pembangkit senilai Rp US$ 698.219.
Grafik 1.13 Grafik 1.14 Perkembangan Impor Semen Kredit Konstruksi.
1.1.3 EKSPOR – IMPOR
Kinerja ekspor selama triwulan IV-2010 secara keseluruhan terkontraksi. Ekspor
triwulan IV-2010 merosot sebesar –7.64% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan III-
2010 yang tumbuh sebesar 18,73% (y.o.y), sementara kinerja impor triwulan IV-2010
tumbuh 22,70% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 14,13% (y.o.y)
Perkembangan ekspor luar negeri menurun cukup signifikan selama triwulan IV-
2010. Nilai ekspor mencapai US$ 2.541.995 melambat 4,9% (y.o.y) lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar US$ 6.094.207 yang tumbuh 812,7% (y.o.y).
Sementara ekspor antar provinsi yang ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan
menunjukkan penurunan. Volume muat mencapai 64.209 ton tumbuh 40,90% (y.o.y) lebih
rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 57,70% (y.o.y).
Tekanan ekspor terjadi pada komoditas jagung dan kopra, sementara ekspor gula
menunjukkan peningkatan. Melambatnya ekspor lebih dikarenakan pasokan produksi kopra
yang menurun mengingat permintaan dunia pada komoditas dimaksud relatif masih tinggi
yang tercermin dari harga komoditas yang menunjukkan tren meningkat. Sementara ekspor
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 7
gula ke Filipina menunjukkan peningkatan yang cukup baik, peningkatan produksi ini
bersamaan dengan terus meningkatnya harga gula internasional.
Grafik 1.15 Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional
Grafik 1.17 Grafik 1.18 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo Perkembangan Harga Jagung
.
Grafik 1.19 Grafik 1.20 Ekspor Antar Provinsi Impor Semen
Perkembangan impor Gorontalo triwulan IV-2010 menunjukkan tren yang meningkat
terutama untuk impor luar negeri. Nilai impor luar negeri mencapai US$ 698.219 sementara
pada triwulan sebelumnya Gorontalo tidak melakukan impor luar negeri. Impor luar negeri
lebih didominasi oleh barang modal untuk kepentingan pembangkit listrik Anggrek di
Kwandang.