KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii -...

108
KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR TRIWULAN III - 2008 BANK INDONESIA SURABAYA

Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii -...

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR

TRIWULAN III - 2008

BANK INDONESIA SURABAYA

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Penerbit : Bank Indonesia Surabaya Bidang Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011 psw. 129/128 Fax : 031-3554178 Email : [email protected]

[email protected] [email protected]

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Visi Bank Indonesia : “Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil” Misi Bank Indonesia : “Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan” Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia : “Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan” Visi Kantor Bank Indonesia Surabaya : “Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan” Misi Kantor Bank Indonesia Surabaya : “Berperan aktif dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah melalui peningkatan pelaksanaan tugas bidang ekonomi moneter, sistem pembayaran, dan pengawasan bank serta memberikan saran kepada pemerintah daerah dan lembaga terkait lainnya”.

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

KATA PENGANTAR

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang

Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional Propinsi Jawa

Timur Triwulan III-2008 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajian triwulanan

ini disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi stakeholders eksternal maupun

internal yang berkaitan dengan perkembangan perekonomian, perbankan dan sistem

pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan.

Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan penting dalam perekonomian

daerah Jawa Timur serta berbagai faktor yang mempengaruhinya selama periode laporan.

Perkembangan ekonomi yang dimaksud mencakup kondisi ekonomi makro (PDRB), laju

inflasi, perkembangan perbankan, sistem pembayaran serta pertumbuhan ekonomi dan

perkembangan harga.

Dalam penyusunan kajian ini kami banyak memperoleh bantuan berupa penyediaan

data dan informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi di lingkungan

pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif.

Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang

sebesar-besarnya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih

ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dan saran

untuk lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang

optimal.

Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah selalu memberikan kekuatan dan kemudahan

kepada kita semua dalam memberikan kontribusi yang terbaik bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Surabaya, November 2008

BANK INDONESIA SURABAYA

Amril Arief

Pemimpin

i

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiDAFTAR TABEL ivDAFTAR GAMBAR vDAFTAR LAMPIRAN viiRINGKASAN EKSEKUTIF viii

BAB 1 MAKRO EKONOMI REGIONAL1.1 KONDISI UMUM 11.2 SISI PERMINTAAN 3

a. Konsumsi 3b. Investasi 6c. Ekspor Impor 8

1.3 SISI PENAWARAN 12a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 15b. Industri Pengolahan 18c. Pertanian 21d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 23e. Bangunan 24f. Transportasi dan Komunikasi 26

1.4. KESEJAHTERAAN 271.5 KEUANGAN DAERAH 29

Boks 1 Dampak Krisis Ekonomi Global Terhadap Kinerja Ekspor ImporPropinsi Jawa Timur 33

Boks 2 Survei Respon Dunia Industri terhadap Peraturan Bersama 5 MenteriTentang Pengoptimalan Beban Listrik melalui Pengalihan Jam Kerja Industri 37

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI JAWA TIMUR 412.1 UMUM 412.2 INFLASI TRIWULANAN (qtq) 412.3 INFLASI TAHUNAN (yoy) 452.4 INFLASI INTI DAN NON INTI 47

Boks 3 Survei Fluktuasi Harga Pangan & Model Inflasi Bahan Makanan(Volatile foods) di Jawa Timur 49

Boks 4 Perkembangan Konversi Minyak Tanah ke ELPIJI di Surabaya 52

BAB 3 STABILITAS DAN INTERMEDIASI PERBANKAN 543.1 INTERMEDIASI PERBANKAN 54

3.1.1. DANA PIHAK KETIGA (DPK) 553.1.2. KREDIT 56

3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 613.2.1. RISIKO KREDIT 61

ii

DAFTAR ISI

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

3.2.2. RISIKO LIKUIDITAS 633.2.3. RISIKO PASAR 64

3.3 PERBANKAN SYARIAH 643.4 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 653.4 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 67

Boks 5 Perkembangan Likuiditas Perbankan di Jawa Timur 69

BAB 4 SISTEM PEMBAYARAN 724.1 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI 72

a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) 72b. Perkembangan Aktivitas Penukaran Uang

Pecahan Kecil 74c. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal 75

4.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 76a. Transaksi Kliring 77b. Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) 78

4.3 PENEMUAN UANG PALSU DI PERBANKAN JAWA TIMUR 80

BAB 5 PROSPEK EKONOMI DAN HARGA 835.1 PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 835.2 PROYEKSI INFLASI JAWA TIMUR 855.3 PROSPEK PERBANKAN TAHUN 2008 85

LAMPIRAN

iii

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Tabel 1.1 Data Ekspor dan Impor Jawa Timur 10Tabel 1.2 ertumbuhan dan Sumbangan Sektoral 13Tabel 1.3 Utilisasi Kapasitas Produksi di Jawa Timur 14Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Sektor PHR 15Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri 18Tabel 1.6 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian 21Tabel 1.7 Realisasi Bayar Bantuan Langsung Tunai di Jawa Timur 28Tabel 1.8 Realisasi PAD Provinsi Jawa Timur hingga Tw III-2008 29Tabel 1.9 Realisasi Dana Perimbangan Provinsi Jawa Timur hingga Tw III-2008 29Tabel 1.10 Realisasi Belanja Pemerintah di Provinsi Jawa Timur 30Tabel 1.11 Jadwal Pemilihan Kepala Daerah di Jawa Timur 31Tabel 2.1 10 wilayah Produksi Daging Ayam Terbesar di Jawa Timur Tahun 2007 44Tabel 2.2 10 wilayah Produksi Daging Ayam Terbesar di Jawa Timur Tahun 2007 44Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan di Jawa Timur 55

iv

DAFTAR TABEL

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Lampiran 1.1 PDRB Sektoral Jawa Timur Berdasarkan Harga Berlaku

Lampiran 1.2 PDRB Sektoral Jawa Timur Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Rp juta)

Lampiran 1.3 Pertumbuhan PDRB Sektoral Jawa Timur (y-o-y)Berdasarkan Harga Konstan 2000 (%)

Lampiran 1.4 Sumbangan PDRB Sektoral Jawa TimurBerdasarkan Harga Konstan 2000 (%)

Lampiran 3.1 Perkembangan Bank Umum Jawa Timur

Lampiran 3.2 Perkembangan Bank Syariah Jawa Timur

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Gambar 1.1 Indeks Ekspektasi Konsumen 3Gambar 1.2 Indeks Penjualan SPE 4Gambar 1.3 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4Gambar 1.4 Perkembangan Indeks Omzet Riil 4Gambar 1.5 Volume Penjualan Motor 4Gambar 1.6 Volume Penjualan Mobil 5Gambar 1.7 Indeks Ketepatan Waktu Membeli Barang Tahan Lama (Durable Goods) 5Gambar 1.8 Indeks Penghasilan Saat ini dan Ekspektasi Penghasilan 6Gambar 1.9 Pekembangan Kredit Konsumsi 6Gambar 1.10 Perkembangan Tabungan Perorangan 6Gambar 1.11 Perkembangan Deposito 6Gambar 1.12 Perkembangan Nilai Impor Capital Goods 7Gambar 1.13 Perkembangan Volume Impor Capital Goods 7Gambar 1.14 Perkembangan Volume Penjualan Semen 7Gambar 1.15 Perkembangan Kredit Investasi 8Gambar 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor 9Gambar 1.17 Perkembangan Volume Ekspor dan Impor 9Gambar 1.18 Pertumbuhan Nilai Ekspor dan Impor 9Gambar 1.19 Pertumbuhan Volume Ekspor Impor 9Gambar 1.20 Neraca Perdagangan Luar Negeri 10Gambar 1.21 Neraca Perdagangan Kumulatif 10Gambar 1.22 Negara Tujuan Ekspor Jawa Timur 11Gambar 1.23 Perkembangan Ekspor menurut Tujuan 11Gambar 1.24 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi 12Gambar 1.25 Struktur Perekonomian Jawa Timur 12Gambar 1.26 Pertumbuhan Ekonomi Tw III-2008 dan TW II-2008 12Gambar 1.27 Pertumbuhan dan Sumbangan Pertumbuhan TW III-2008 12Gambar 1.28 Perkembangan Pertumbuhan Sektor Andalan 13Gambar 1.29 Indeks Realisasi Usaha 14Gambar 1.30 Volume Barang di Pel Tanjung Perak 15Gambar 1.31 Konsumsi Listrik Golongan 15Gambar 1.32 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim 16Gambar 1.33 Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim 16Gambar 1.34 Jumlah Wisatawan Asing melalui Bandara Juanda 17Gambar 1.35 Kredit Sektor Perdagangan dan Hotel 17Gambar 1.36 Perkembangan Sales Rokok PT Bentoel 19Gambar 1.37 Perkembangan Sales Rokok Sampoerna 19Gambar 1.38 Perkembangan Sales Rokok PT Gudang Gara, 19Gambar 1.39 Perkembangan Harga BBM Industri 20Gambar 1.40 Perkembangan Kredit Srktor Industri 21Gambar 1.41 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur 22Gambar 1.42 Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur 22Gambar 1.43 Luas Lahan Puso di Jawa Timur 23Gambar 1.44 Perkembangan Kredit Pertanian 23Gambar 1.45 Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timur 24Gambar 1.46 Perkembangan NIM Perbankan Jawa Timur 24Gambar 1.47 Perkembangan Fee Based Income 24Gambar 1.48 Perkembangan Interest Based Income 24Gambar 1.49 Volume Penjualan Semen di Jawa Timur 25

v

DAFTAR GAMBAR

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Gambar 1.50 Kredit Perbankan Sektor Properti 25Gambar 1.51 Kredit Dektor Properti per Penggunaan 25Gambar 1.52 NPL Kredit Properti 26Gambar 1.53 Arus Penumpang dan Barang di Tanjung Perak 27Gambar 1.54 Statistik Kontainer PT TPS di Tanjung Perak 27Gambar 1.55 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 27Gambar 1.56 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 27Gambar 1.57 Perkembangan Dana Pemerintah di Perbankan 31Gambar 2.1 Inflasi Jawa Timur 42Gambar 2.2 Inflasi Jawa Timur & Nasional 42Gambar 2.3 Sumbangan Inflasi Jawa Timur & Nasional 43Gambar 2.4 Perkembangan Harga Mingguan beberapa komoditas di Surabaya 43Gambar 2.5 Perkembangan Harga Bulanan Beberapa Komoditas di Surabaya 43Gambar 2.6 Pergerakan Harga Beras Mingguan 44Gambar 2.7 Pergerakan Harga Beras Bulanan 44Gambar 2.8 Inflasi Nasional & Jawa Timur 45Gambar 2.9 Inflasi Jawa Timur 45Gambar 2.10 Perkembangan Harga CPO di Pasar Dunia 45Gambar 2.11 Perkembangan Harga Kedelai di Pasar Dunia 45Gambar 2.12 Perkembangan Harga Gandum di Pasar Dunia 46Gambar 2.13 Inflasi Berdasarkan Kelompok 46Gambar 2.14 Sumbangan Inflasi Berdasarkan Kelompok 46Gambar 2.15 Perkembangan Capacity Utilization 47Gambar 2.16 Perkembangan Nilai Tukar Rp-USD 47Gambar 2.17 Ekspektasi Harga 3 bulan ke depan 48Gambar 3.1 Pertumbuhan Indikator Perbankan (yoy) 54Gambar 3.2 Pertumbuhan NIM Perbankan (yoy) 54Gambar 3.3 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 55Gambar 3.4 Perkembangan Suku Bunga DPK 55Gambar 3.5 Komposisi DPK Bank Umum 56Gambar 3.6 Komposisi DPK Golongan Perorangan 56Gambar 3.7 Suku Bunga Kredit dan BI Rate 57Gambar 3.8 Pertumbuhan Kredit (yoy) 57Gambar 3.9 Pertumbuhan Kredit per Jenis Penggunaan 57Gambar 3.10 Pangsa Kredit per Jenis Penggunaan 57Gambar 3.11 Pertumbuhan Kredir Modal Kerja 58Gambar 3.12 Pertumbuhan Kredit Investasi 58Gambar 3.13 Pertumbuhan Kredit Konsumsi 58Gambar 3.14 Pertumbuhan Kredit Per Sektor Ekonomi (yoy) 59Gambar 3.15 Pertumbuhan Kredit Per Sektor Ekonomi (yoy) 59Gambar 3.16 Perkembangan LDR 59Gambar 3.17 Perkembangan LDR Per kelompok Bank 59Gambar 3.18 Pangsa Kredit UMKM terhadap total kredit 60Gambar 3.19 Pertumbuhan Kredit UMKM 60Gambar 3.20 Tingkat NPL Kredit UMKM & Kredit Total 61Gambar 3.21 Tingkat NPL Kredit UMKM 61Gambar 3.22 Perkembang Non Performing Loans 62Gambar 3.23 Perkembangan NPL Kredit Investasi 62Gambar 3.24 Perkembangan NPL Kredit Modal Kerja 62Gambar 3.25 Perkembangan NPL Kredit Konsumsi 62Gambar 3.26 NPL per Sektor Unggulan 63Gambar 3.27 Perkembangan NPLs kredit Properti 63Gambar 3.28 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah 65Gambar 3.29 Perkembangan IndikatorBPR 65Gambar 3.30 Pertumbuhan Kredit per Jenis Penggunaan 66Gambar 3.31 Pertumbuhan DPK per Jenis Simpanan 66

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Gambar 3.32 Perkembangan Indikator Bank ber KP (yoy) 67Gambar 3.33 Perkembangan Indikator bank ber KP (mtm) 67Gambar 3.34 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) 68Gambar 4.1 Rata-rata Harian Arus Uang 73Gambar 4.2 Rata-rata Harian Net Inflow 73Gambar 4.3 Inflow, Outflow dan Netinflow 73Gambar 4.4 Perkembangan Penukaran Uang Pecahan Kecil 74Gambar 4.5 Jumlah Lembar Uang yang Ditukarkan Berdasarkan Nominal 75Gambar 4.6 Nilai Uang yang Ditukarkan Berdasarkan Nominal Pecahan 75Gambar 4.7 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar 76Gambar 4.8 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 77Gambar 4.9 Perkembangan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 78Gambar 4.10 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 78Gambar 4.11 Transaksi BI-RTGS Tw III-2008 menurut Volume 79Gambar 4.12 Transaksi BI-RTGS Tw III-2008 menurut Nilai 79Gambar 4.13 Komposisi Jenis pengguna BI RTGS 80Gambar 4.14 Uang Palsu Yang Ditemukan Oleh Perbankan di Jawa Timur 81Gambar 4.15 Statistik Uang Palsu yang ditemukan (lembar) 82Gambar 4.16 Statistik Uang Palsu yang ditemukan (nilai) 82Gambar 5.1 Estimasi Realisasi Usaha Tw IV 2008 84Gambar 5.2 Ekspektasi Konsumen 6 bulan yad 84Gambar 5.3 Proyeksi Inflasi Jawa Timur tahun 2008 84Gambar 5.4 Ekspektasi Harga 3 bulan ke depan 84

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 viii

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR TRIWULAN III-2008

I. PERKEMBANGAN EKONOMI, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Asesmen Ekonomi

Perekonomian Jawa Timur pada triwulan III-2008 tumbuh 6,02%, sedikit

lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya (5,5 – 6%). Kegiatan konsumsi rumah

tangga, yang merupakan penggerak utama ekonomi, masih mampu tumbuh dan

menjadi pendorong ekonomi di tengah tekanan inflasi yang meningkat pasca

kenaikan harga BBM di bulan Mei 2008. Aktivitas konsumsi utamanya dilakukan

dalam rangka menyambut hari raya Lebaran. Penjualan barang durable goods

seperti kendaraan bermotor masih tumbuh seiring dengan membaiknya

keyakinan konsumen di triwulan ini. Untuk membiayai konsumsi, masyarakat

diyakini menggunakan tabungannya dan memanfaatkan pinjaman perbankan

(kredit konsumsi). Kegiatan investasi swasta masih tumbuh meskipun mulai

menunjukkan gejala perlambatan. Investasi pemerintah masih rendah, namun

terdapat pengeluaran APBD yang signifikan untuk biaya penyelenggaraan Pilkada

di berbagai daerah di Provinsi Jawa Timur. Pertumbuhan Ekspor masih dalam tren

melambat pada triwulan ini, sehingga neraca perdagangan luar negeri kembali

defisit karena di sisi lain impor masih tumbuh tinggi seiring permintaan domestik.

Perlambatan ekspor ini disebabkan oleh tren pelemahan ekonomi global yang

menyebabkan turunnya permintaan dari negara-negara partner dagang Jawa

Timur.

Dari sisi penawaran, sektor-sektor utama mampu tumbuh tinggi

khususnya sektor PHR yang merupakan sektor paling dominan. Sektor PHR,

baik subsektor perdagangan, hotel, maupun restoran, mendapat permintaan yang

tinggi pada triwulan ini seiring maraknya aktivitas konsumsi masyarakat. Sektor

Industri tumbuh tertolong oleh penurunan biaya energi meskipun di sisi lain

masih menghadapi persoalan daya beli relatif lemah dan gangguan suplai energi

listrik. Demonstrasi buruh/karyawan tidak lagi terdengar pada triwulan ini. Sektor

Pertanian tumbuh lebih tinggi pada triwulan ini seiring tibanya musim panen

kedua di bulan Juli-Agustus. Ketersediaan pupuk (khususnya pupuk bersubsidi)

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 ix

masih menjadi keluhan utama di sektor pertanian. Dari sisi pembiayaan, kredit

perbankan ke sektor-sektor andalan mengalami tren penurunan meskipun tetap

berada pada tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Kondisi ini terkait dengan

kebijakan moneter ketat yang dicanangkan oleh bank sentral untuk mengerem

laju pertumbuhan kredit di tengah tingginya tekanan inflasi khususnya yang

berasal dari permintaan (demand-pull inflation).

Asesmen Inflasi

Inflasi Jawa Timur pada triwulan III 2008 mengalami perlambatan

meskipun masih pada level yang cukup tinggi, terutama akibat faktor

seasonal dan kenaikan harga bahan bakar. Inflasi pada triwulan III 2008

mencapai 2,96% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan II 2008 yang mencapai

4,37%. Sementara itu, secara tahunan inflasi Jawa Timur sebesar 11,39% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan II 2008 yang sebesar 10,39%. Sumber

inflasi berasal dari kenaikan harga komoditas pada kelompok bahan makanan,

kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga, serta kelompok perumahan, air, listrik

& bahan bakar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan inflasi di

Jawa Timur antara lain: kenaikan permintaan masyarakat menjelang puasa dan

lebaran, peningkatan ekspektasi kenaikan harga oleh konsumen, tahun ajaran

baru, serta kenaikan harga bahan bakar rumah tangga yang disertai dengan pola

distribusi yang tidak lancar.

Meskipun masih tinggi, inflasi Jawa Timur secara tahunan lebih rendah

dibandingkan inflasi nasional. Secara tahunan, tingkat inflasi Jawa Timur

masih lebih rendah dibandingkan nasional (12,14%). Sedangkan secara

triwulanan, inflasi Jawa Timur sedikit lebih tinggi dibandingkan nasional (2,85%)

Asesmen Stabilitas Sistem Keuangan Dan Intermediasi Perbankan

Hingga triwulan III 2008, perkembangan indikator industri perbankan di

Jawa Timur menunjukkan trend yang melambat, baik bank umum

maupun BPR. Pertumbuhan kredit yang sempat mencapai 33,33% (yoy) mulai

menunjukkan perlambatan seiring dengan kenaikan suku bunga. Di sisi lain,

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 x

pertumbuhan DPK mulai menunjukkan perbaikan meskipun masih dalam level

yang rendah dan berada di bawah pertumbuhan kredit. Tingkat LDR bank umum

masih berada dalam level yang cukup tinggi yaitu di kisaran 72,35% dengan rasio

NPL terjaga di bawah 3%. Dari sisi risiko yang dihadapi perbankan, hingga

triwulan III 2008 risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar masih relatif terjaga.

Namun terdapat potensi tekanan kedepan, dipengaruhi oleh trend peningkatan

suku bunga, pengetatan likuiditas, serta pelemahan nilai tukar rupiah.

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

1 MAKRO EKONOMI REGIONAL 1.1. KONDISI UMUM

Perekonomian Jawa Timur pada triwulan III-2008 tumbuh 6,02%,

sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya (5,5 – 6%). Kegiatan

konsumsi rumah tangga, yang merupakan penggerak utama ekonomi,

masih mampu tumbuh dan menjadi pendorong ekonomi di tengah

tekanan inflasi yang meningkat pasca kenaikan harga BBM di bulan Mei

2008. Aktivitas konsumsi utamanya dilakukan dalam rangka menyambut hari raya

Lebaran. Penjualan barang durable goods seperti kendaraan bermotor juga masih

tumbuh seiring dengan membaiknya keyakinan konsumen di triwulan ini. Untuk

membiayai konsumsi, masyarakat diyakini menggunakan tabungannya dan

memanfaatkan pinjaman perbankan (kredit konsumsi). Kegiatan investasi swasta

masih tumbuh meskipun mulai menunjukkan gejala perlambatan. Investasi

pemerintah masih rendah, namun terdapat pengeluaran APBD yang signifikan

untuk biaya penyelenggaraan Pilkada di berbagai daerah di Provinsi Jawa Timur.

Pertumbuhan Ekspor masih dalam tren melambat pada triwulan ini, sehingga

neraca perdagangan luar negeri kembali defisit karena di sisi lain impor masih

tumbuh tinggi seiring permintaan domestik. Perlambatan ekspor ini disebabkan

oleh tren pelemahan ekonomi global yang menyebabkan turunnya permintaan

dari negara-negara partner dagang Jawa Timur.

Dari sisi penawaran, sektor-sektor utama mampu tumbuh tinggi

khususnya sektor PHR yang merupakan sektor paling dominan. Sektor PHR,

baik subsektor perdagangan, hotel, maupun restoran, mendapat permintaan yang

tinggi pada triwulan ini seiring maraknya aktivitas konsumsi masyarakat. Sektor

Industri tumbuh tertolong oleh penurunan biaya energi meskipun di sisi lain masih

menghadapi persoalan daya beli relatif lemah dan gangguan suplai energi listrik.

Demonstrasi buruh/karyawan tidak lagi terdengar pada triwulan ini. Sektor

Pertanian tumbuh lebih tinggi pada triwulan ini seiring tibanya musim panen

kedua di bulan Juli-Agustus. Ketersediaan pupuk (khususnya pupuk bersubsidi)

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

1

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

masih menjadi keluhan utama di sektor pertanian. Dari sisi pembiayaan, kredit

perbankan ke sektor-sektor andalan mengalami tren penurunan meskipun tetap

berada pada tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Kondisi ini terkait dengan

kebijakan moneter ketat yang dicanangkan oleh bank sentral untuk mengerem

laju pertumbuhan kredit di tengah tingginya tekanan inflasi khususnya yang

berasal dari permintaan (demand-pull inflation).

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

2

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

1.2. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur didorong

utamanya oleh komponen Konsumsi yang pada triwulan III-2008 ini mampu

tumbuh lebih tinggi. Di sisi lain, komponen Investasi dan Ekspor-Impor tumbuh

melambat. Kinerja ekspor terus mengalami penurunan sebagai dampak krisis

ekonomi global.

a. Konsumsi

Secara umum, aktivitas konsumsi rumah tangga tumbuh lebih cepat pada

triwulan III-2008 ini. Indikasi percepatan ini tampak pada hasil Survei

Konsumen BI yang merupakan cerminan keyakinan masyarakat untuk

melakukan konsumsi. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tercatat meningkat

setelah sempat menurun drastis pada triwulan II-2008 pasca keputusan

pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Meskipun secara riil daya beli

masyarakat menurun, namun tampaknya pada triwulan ini masyarakat sudah

mulai merasakan hal tersebut sebagai sesuatu yang normal sehingga

keyakinan untuk konsumsi meningkat. Selain itu, konsumsi pada triwulan ini

juga dimotivasi oleh persiapan menjelang Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada

tanggal 1 Oktober 2008.

Gambar 1.1 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008

Indeks EkspektasiKonsumen

baya

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

3

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Bila dianalisis lebih mendalam, peningkatan konsumsi ini tampak baik

pada konsumsi makanan maupun non-makanan seperti tercermin pada hasil

Survei Penjualan Eceran BI Surabaya (Gambar 1.2). Selain itu, berbagai

indikator konsumsi non-makanan lain seperti konsumsi listrik rumah tangga,

penjualan mobil, dan penjualan motor, juga menunjukkan adanya tingkat

konsumsi yang tinggi. Khusus untuk indikator pembelian motor dan mobil,

meskipun pertumbuhannya tampak menurun dibandingkan triwulan II-2008,

namun sesungguhnya tingkat pertumbuhan ini masih cukup tinggi (di kisaran

40% year-on-year). Tingginya konsumsi mobil dan motor sejalan dengan hasil

Survei Konsumen yang menunjukkan perbaikan keyakinan masyarakat untuk

membeli barang tahan lama/durable goods (Gambar 1.7).

Gambar 1.2 Gambar 1.3

Indeks Penjualan Makanan Minuman

Sumber: Survei Penjualan Eceran BI Surabaya

Konsumsi Listrik Rumah Tangga

Sumber : Dipenda Propinsi Jatim

Sumber: Survei Penjualan Eceran BI Surabaya Sumber: Dipenda Provinsi Jatim

Gambar 1.5 Volume Penjualan Motor

Sumber: PLN Distribusi Jatim

Gambar 1.4 Perkembangan Indeks Omzet Riil

40240

440640840

1,0401,2401,440

1,6401,840

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2006 2007 2008

Peralatan RTPakaianMakanan Tembakau

70

80

90

100

110

120

130

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Konsumsi listrik RT

0

100

200

300

400

500

600

700

800

KwH per pelanggan RT

2006 2007 2008

02,0004,0006,0008,000

10,00012,00014,00016,00018,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2006 2007 2008

Indeks Omzet Riil

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Penjualan Motor

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

gPenjualan Motor

2006 2007 2008

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

4

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Survei Bank Indonesia lainnya menunjukkan bahwa persepsi masyarakat

ntang kondisi penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan lalu masih

enderung menurun. Belum tampak adanya perubahan persepsi yang

gnifikan dibandingkan kondisi pada triwulan sebelumnya. Namun demikian,

rdapat perbaikan ekspektasi masyarakat akan penghasilan mereka di masa

endatang (Gambar 1.8). Kondisi ini mendukung indikator kredit konsumsi

ang terus meningkat hingga mencapai pertumbuhan 24% (yoy) pada triwulan

III-20

o

milik perorangan di perbankan Jawa Timur tercatat kembali meningkat pada

triwulan ini (Gambar 1.11).

Gambar 1.6

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Indeks Ketepatan WaktuMembeli Barang Tahan Lama

te

c

si

te

m

y

08. Keyakinan akan perbaikan penghasilan di masa mendatang

mendorong masyarakat untuk melakukan pinjaman (kredit konsumsi) dari

perbankan. Selain kredit perbankan, pembiayaan konsumsi masyarakat

diperkirakan diperoleh pula dari berbagai perusahaan pembiayaan yang marak

tersedia di pasar. Pembiayaan jenis ini umumnya ditujukan untuk pembelian

produk-produk elektronik, otomotif, dan produk ritel rumah tangga lainnya.

Aktivitas konsumsi diduga juga dibiayai oleh simpanan masyarakat di

bank. Pertumbuhan tabungan milik perorangan di perbankan Jawa Timur

tampak melambat secara signifikan pada triwulan ini, meskipun masih

mencatatkan tingkat pertumbuhan (yoy) yang tinggi di kisaran 20%. Selain

untuk membiayai aktivitas konsumsi yang makin mahal, penurunan laju

simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan juga diduga karena beralihnya

simpanan tersebut menjadi bentuk deposito. Pertumbuhan simpanan deposit

0

50

100

150

200

250

3001 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

-100%

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%Penjualan Mobil

gPenjualan Mobil

Gambar 1.7 Volume Penjualan Mobil Indeks Ketepatan Waktu Membeli

Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Sumber: Dipenda Provinsi Jatim Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

5

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Sementara itu, konsumsi pemerintah daerah pada triwulan ini relatif

lancar, yang umumnya berupa realisasi belanja tidak langsung seperti belanja

pegawai dan belanja bagi hasil.

b. Investasi

Kegiatan investasi diprediksi tumbuh

dikonfirmasi oleh data impor yang menunjukk

Gambar 1.8 Indeks Penghasilan Saat ini dan Ekspektasi Penghasilan

Gambar 1.9 Perkembangan Kredit Konsumsi

melambat pada triwulan ini, sebagaimana

an adanya penurunan laju volume

Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah

Gambar 1.10 Perkembangan Tabungan Perorangan

Gambar 1.11 Perkembangan Deposito Perorangan

Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Indeks Penghasilan Saat IniEkspektasi Penghasilan

-

10

20

30

40

50

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

2006 2007 2008

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%Tabungan perorangangTabungan perorangan

3

40

42

44

46

48

50

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 98

2006 2007 2008

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%Deposito perorangan

gDeposito Perorangan

23

25Nilai Kredit Konsumsi

gKredit Konsumsi30%

35%

0%

5%

20%

25%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

13

20

15

18

10%

15%

2006 2007 2008

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

6

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

impor barang modal (capital goods

barang modal sempat

mencatatkan pertumbuhan volume hingga 140%

tersebut mengalami koreksi meskipun

) dari luar negeri ke Jawa Timur. Impor

mencapai tingkat tertinggi pada triwulan II-2008 dengan

(yoy). Pada triwulan ini, angka

kup tinggi di kisaran

60% (yoy). Berdasarkan nilainya, penurunan impor tersebut telah mencatat

pertumbuhan negatif karena pada saat u

komoditas yang diimpor Jawa Timur.

Barang modal didefinisikan se

masih tumbuh cu

yang sama juga terjadi penur nan harga

bagai barang yang digunakan dalam

memproduksi barang atau jasa namun tidak menjadi bagian dari barang atau

jasa yang diproduksi tersebut. Contoh barang modal adalah peralatan

transportasi, mesin industri, dan alat perkantoran.

Gambar 1.12 Perkembangan Nilai Impor Capital Goods

Gambar 1.13 Perkembangan Volume Impor Capital Goods

s

Sumber: BI Sumber: BI

Gambar 1.14 Perkembangan Volume Penjualan Semen

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%Vol Penjualan SemengPenjualan Semen

0

50

0

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

10

150

20

25

30

0

0

0

2006 2007 2008

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%Nilai Impor Capital GoodsgNilai Impor Capital Goods 120%

140%

160%

Volume Impor Capital Goods

gVolume Impor Capital Goods70

80

90

60%

80%

100%

0

10

20

40

30

50

60

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

2006 2007 2008

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

7

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

aerah hingga triwulan III-2008 ini masih

iindikasikan oleh tingkat realisasi anggaran

mencapai kisaran 55% (lihat juga Bagian 1.5.

Keuangan Daerah). Rencana investasi pemerintah umumnya baru akan

erbeda dengan realisasi investasi yang melambat, pertumbuhan kredit

perbankan untuk tujuan investasi pada triwulan ini justru tercatat lebih baik

lan II-2008. Fasilitas kredit investasi ini diduga baru akan

digunakan untuk aktivitas di triwulan mendatang.

wulan ini tercatat terus melemah sebagai dampak

mi global yang berimbas pada berkurangnya permintaan akan

mur di luar negeri. Secara volume, ekspor Jawa Timur ke

-2,86% (yoy),

sementara dari sisi nilai tercatat masih tumbuh sebesar 6,19%. Kondisi ini sedikit

lebih baik dibandingkan situasi triwulan II-2008.

Di sisi lain, impor Jawa Timur masih tumbuh tinggi meskipun juga

mengalami sedikit penurunan. Secara nilai, impor Jawa Timur masih tumbuh

Di sisi lain, investasi pemerintah d

tergolong rendah, seperti yang d

pemerintah yang umumnya baru

dikerjakan besar-besaran di triwulan IV.

B

daripada triwu

Gambar 1.15 Perkembangan Kredit Investasi

c. Ekspor-Impor

Aktivitas ekspor pada tri

krisis ekono

produk-produk Jawa Ti

luar negeri pada triwulan III-2008 sudah tumbuh negatif sebesar

Sumber: Laporan Bulan ah an perbankan, diol

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

10

14

12

Nilai Kredit Investasi

gKredit Investasi

0

2

4

6

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

20 2007 200806

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

8

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

tinggi sebesar 42,87% (yoy) pada triwulan III-2008. Tetap tingginya impor ini

por tersebut, surplus neraca

terkait dengan struktur ekonomi Jawa Timur yang masih banyak tergantung

pada pasokan dari luar negeri baik untuk barang konsumsi akhir maupun

barang setengah jadi. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tidak hanya dicukupi

oleh produksi maupun bahan baku yang berasal dari dalam negeri, melainkan

juga dari luar negeri dalam bentuk impor.

Dengan perkembangan ekspor dan im

perdagangan (trade balance) Jawa Timur kembali tercatat defisit hingga

triwulan III-2008 (Juli-September 2008). Kondisi ini sangat berbeda dibandingkan

tahun-tahun sebelumnya yang umumnya mencatat surplus.

Gambar 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor

Gambar 1.17 Perkembangan Volume Ekspor dan Impor

Sumber: BI

Gambar 1.18 Pertumbuhan Nilai Ekspor dan Impor

Gambar 1.19 Sumber: BI

Pertumbuhan Volume Ekspor dan Impor

Sumber: BI Sumber: BI

-

0

0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

20

400

60

1,00

1,20

800

0

0

2006 2007 2008

Nilai EksporNilai Impor

1,400

1,600

1,800

-

200

400

600

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8

0

1,000

1,200

10 11 12 10 11 12

2006 2007 2008

Volume EksporVolume Impor

-20

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

-30.00%

-20.00%

-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

gVolume ImporgVolume Ekspor

.00%2007 2008

gNilai Ekspor

gNilai Impor

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

9

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

lima negara, yaitu Jepang, Amer

Ekspor ke lima negara ini mencapai 50% total nilai ekspor Jawa Timur d

sepanjang Januari-September 2008. Dengan demikian, kinerja ekspor Jawa Tim

sangat tergantung pada permintaan dari

Sebagai contoh, resesi ekonomi

terakhir ini, berdampak pada menurunnya ekspor Jawa Timur ke Jepang.

Terkait krisis keuangan dan ekonomi global yang bermuara di Amerika

Serikat, kinerja ekspor Jawa Timur diprediksi juga akan ikut terpengaruh

mengingat Amerika Serikat adalah negara tujuan ekspor terbesar kedua Jawa

Timur. Meskipun demikian, hingga bulan Agustus 2008 belum tampak

penurunan nilai ekspor yang signifikan ke Amerika Serikat. Untuk lebih detilnya,

baca juga Boks 1: Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Kinerja Ekspor

dan Impor Jawa Timur.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor Jawa Timur masih didominasi oleh

ika Serikat, Malaysia, China, dan Thailand.

i

ur

negara-negara partner dagang ini.

di Jepang yang terjadi dalam beberapa tahun

Gambar 1.20 Neraca Perdagangan Luar Negeri

Sumber: BI

Gambar 1.21 Neraca Perdagangan Kumulatif

Sumber: BI

Tabel 1.1Data Ekspor dan Impor Jawa Timur

Deskripsi Tw I 08 Tw II 08 Tw III 08

Ekspor Nilai (US$) 2,631,768,486 2,806,085,166 2,867,496,622 Volume (ton) 1,758,438,987 1,717,991,981 1,761,677,002

Impor Nilai (US$) 2,709,590,284 3,067,398,640 3,153,053,911 Volume (ton) 3,758,489,475 3,884,762,867 4,023,144,927

Pertumb Ekspor Nilai 10.42% -1.07% 6.19%(yoy) Volume 5.49% -5.56% -2.86%Pertumb Impor Nilai 64.74% 51.81% 42.87%(yoy) Volume 30.29% 7.37% 12.14%

(1,000)

(500)

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sumber: BI

(190)

(140)

(90)

(40)

10

60

110

160

210

260

310

360

1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 94

2006 20082007

N ksporet E

2006 2007 2008

Cumulative Net Ekspor

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

10

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Gambar 1.23 Perkembangan Ekspor menurut Tujuan

(dalam USD ribu)

Gambar 1.22 Negara Tujuan Ekspor Jawa Timur 2008

250,000,000

Sumber: BI Sumber: BI

Japan14%

USA12%

Malaysia10%

China6%

Others42%

Thailand6%

Spore5%

S Korea5%

0

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2006 2007 2008

Japan USAMalaysia ChinaThailand Spore

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

11

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

1.3. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan III-2008

ini masih serupa dengan periode-periode sebelumnya, yaitu didominasi oleh tiga

sektor utama: Perdagangan, Hotel & Restoran, Industri Pengolahan, dan

Pertanian (kombinasi ketiganya memberi sumbangan hingga 73,80% terhadap

PDRB Jawa Timur triwulan III-2008). Perekonomian Jawa Timur pada triwulan III-

2008 tumbuh sebesar 6,02%1, sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2008

yang sebesar 5,97%. Percepatan ini disumbangkan oleh peningkatan kinerja di

sektor-sektor ekonomi utama Jawa Timur.

Gambar 1.25 Struktur Perekonomian Jawa Timur

Gambar 1.24 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

4.98

5.80

6.355.98 6.09

6.28

5.97

6.02

6.216.31

5.97

4.92

6.31

5.54

6.02

3

4

5

6

7

8

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2005 2006 2007 2008

Jawa Timur Indonesia

0%

20%

40%

60%

80%

100%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Angka sangat sementara BPS

Gambar 1.26 Pertumbuhan Ekonomi Tw III-2008 dan TwII-2008

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

2006 2007 2008

Listrik Gas Air Bersih

Tambang

Bangunan

KeuanganAngkut & Kom

Jasa

Pertanian

Industri

PHR

Gambar 1.27 Pertumbuhan dan Sumbangan Pertumbuhan Tw III-2008

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan Hotel dan Rest

Angkutan dan Komunikasi

Keu, Sewa, dan Jasa

Jasa-jasa

Pertumbuhan (%)

10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan Hotel dan Rest

Angkutan dan Komunikasi

Keu, Sewa, dan Jasa

Jasa-jasa

%

Sumbangan

PertumbuhanTw II-08

Tw III-08

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

12

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Tabel 1.2Pertumbuhan dan Sumbangan Sektoral

Pertumb Sumb Pertumb Sumb Pertumb Sumb Pertumb Sumb Pertumb Sumb Pertumb Sumb

Pertanian 2.83 1.15 2.79 1.00 3.61 1.04 3.40 0.85 2.16 1.10 1.86 0.80

Pertambangan & Penggalian 8.61 0.07 11.09 0.13 10.01 0.16 11.43 0.15 7.50 0.07 6.79 0.11

Industri Pengolahan 4.16 1.41 4.60 1.62 4.78 1.74 4.98 1.69 4.14 1.37 3.42 1.32

Listrik, Gas dan Air Bersih 11.72 0.10 11.95 0.11 16.21 0.11 7.81 0.12 3.87 0.10 7.15 0.09

Bangunan -0.08 0.16 1.97 0.20 1.93 0.22 0.76 0.19 2.54 0.16 2.02 0.17

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8.23 1.62 8.37 1.97 8.43 1.84 8.50 2.10 8.46 1.64 8.06 1.69

Pengangkutan dan Komunikasi 6.90 0.32 8.63 0.36 8.01 0.36 7.55 0.38 6.96 0.32 6.24 0.30

Keuangan, Persewaan, dan Jasa 7.96 0.26 9.38 0.33 8.17 0.33 8.32 0.34 7.93 0.26 5.85 0.27

Jasa-jasa 5.65 0.45 5.92 0.50 6.26 0.51 5.67 0.53 5.77 0.44 5.21 0.41

PDRB 5.54 5.54 6.21 6.21 6.31 6.31 6.35 6.35 5.45 5.45 5.16 5.16

Tw II-08Tw I-08Tw IV-07Tw III-07Tw II-07Tw I-07SEKTOR

Sumber: BPS Jawa Timur

Ketiga sektor dominan ini terus menunjukkan kinerja yang stabil, dan

bahkan mampu tumbuh lebih cepat dibanding triwulan sebelumnya. Namun

demikian, sektor riil di Jawa Timur masih menghadapi berbagai persoalan

fundamental antara lain seperti meningkatnya biaya produksi, daya beli

masyarakat yang masih lemah, dan ketersediaan suplai energi listrik.

Gambar 1.28 Perkembangan Pertumbuhan Sektor Andalan

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini tercatat meningkatkan utilisasi

kapasitas produksi yang ada di Jawa Timur. Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Surabaya, diketahui bahwa

secara rata-rata terjadi peningkatan kapasitas produksi terpakai dari 75,13% di

Sumber: BPS Jawa Timur

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2006 2007 2008

gPDRBgPHRgIndustrigPertanian

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

13

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

triwulan II-2008 menjadi 80,12% di triwulan III-2008. Tingkat utilisasi ini

menunjukkan bahwa masih terdapat ruang bagi perekonomian Jawa Timur

untuk melakukan ekspansi lebih tinggi lagi di masa mendatang tanpa

mengorbankan stabilitas harga karena masih terdapat kelonggaran pada sisi

penawaran.

Tabel 1.3

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini juga dikonfirmasi oleh hasil survei

SKDU terhadap pelaku usaha di Jawa Timur yang menunjukkan peningkatan

realisasi usaha di triwulan III-2008 bila dibandingkan triwulan II-2008. Semua hal

tersebut mengkonfirmasi adanya pertumbuhan yang lebih tinggi di

perekonomian Jawa Timur.

Utilisasi Kapasitas Produksi di Jawa Timur

Sumber: SKDU BI Surabaya

PERTANIAN 81.57 76.35 A. Tanaman Pangan 83.33 75.29 B. Tanaman Perkebunan 80.89 75.00 C. Peternakan dan Hasil - hasilnya 87.44 80.43 D. Kehutanan 40.00 E. Perikanan 71.00 69.82

PERTAMBANGAN 85.33 72.50

INDUSTRI PENGOLAHAN 79.16 74.34 A. Industri Non Migas

1. Makanan, minuman dan tembakau 79.72 75.45 2. Tekstil, barang kulit dan alas kaki 77.80 71.83 3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya 76.09 69.20 4. Kertas dan barang cetakan 90.33 80.83 5. Kimia dan barang dari karet 84.25 71.90 6. Semen dan barang galian bukan logam 87.67 86.00 7. Logam dasar, besi dan baja 88.50 95.00 8. Alat angkutan, mesin dan peralatannya 72.50 67.08 9. Barang Lainnya 65.56 68.75

B. Industri Migas1. Pengilangan minyak bumi2. Gas alam cair

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 83.14 88.93

TOTAL SELURUH SEKTOR 80.12 75.13

SEKTORAL Tw III-2008 Tw II-2008

Gambar 1.29

Indeks Realisasi Usaha

-20.54

16.7

-27.23

-18.91

11.35

22.3225.86

21.623.29

7.05

22.1

-1.850.67 -0.45

-30

-20

-10

0

10

20

30

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

Sumber: SKDU BI Surabaya

2005 2006 2007 2008

Indeks Realisasi Usaha

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

14

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran

Pada triwulan III-2008, sektor Perdagangan, Hotel & Restoran tetap tampil

sebagai sektor utama dalam perekonomian Jawa Timur, dengan pangsa

sebesar 33,28% dari total PDRB, dan tumbuh tinggi sebesar 8,73%.

Pertumbuhan sebesar ini tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Tabel 1.4Pertumbuhan Ekonomi Sektor PHR

Tw III 2008 Tw II 2008 No. Sub Sektor Pertumbuhan

(%) Sumbangan

(%) Pertumbuhan

(%) Sumbangan

(%)

1. Perdagangan 9.03 1.59 8.98 1.45

2. Hotel 5.67 0.06 4.24 0.06

3. Restoran 7.80 0.31 7.80 0.29

Total 8.73 1.95 8.65 1.80

Sumber: BPS Jawa Timur

Subsektor Perdagangan yang memiliki pangsa terbesar tumbuh lebih cepat

pada triwulan III-2008 sehingga menjadi motor penggerak perekonomian.

Prompt indicator volume barang di Pelabuhan Tanjung Perak dan konsumsi

listrik oleh pebisnis di Jawa Timur mengkonfimasi percepatan pertumbuhan

ini. Tingginya volume perdagangan pada triwulan ini terkait erat dengan

aktivitas masyarakat menyambut hari raya Idul Fitri.

Gambar 1.30 Gambar 1.31

Volume Barang di Pel Tanjung Perak Konsumsi Listrik Golongan Bisnis

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

80

100

120

140

160

180

200

220

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9Konsumsi Listrik Bisnis Pertumbuhan

Sumber: BPS Sumber: PT PLN Distribusi Jawa Timur

2006 2007 20082006 2007 2008

Volume Barang

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

15

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Subsektor Hotel pada triwulan ini juga mencatat kinerja yang lebih baik

dengan tumbuh sebesar 5,67% (yoy), lebih tinggi daripada triwulan II-2008

yang tumbuh 4,24%. Peningkatan kinerja ini tercermin pada prompt indicators

tingkat hunian (occupancy rate) hotel berbintang di Jawa Timur dan lama

tinggal tamu di hotel (Gambar 1.32 dan Gambar 1.33).

Perbaikan kinerja subsektor hotel ini diyakini terkait juga dengan

meningkatnya jumlah wisatawan asing ke Jawa Timur. Statistik jumlah

wisatawan asing yang melalui Bandar Udara Juanda terus menunjukkan tren

peningkatan dan bahkan melonjak tinggi di masa liburan bulan Juli-Agustus

2008 (Gambar 1.34).

Strategi kalangan pengusaha hotel di Jawa Timur untuk

mempertahankan tarif kamar (published rate) di tengah meningkatnya biaya

produksi tampaknya berhasil menjaring minat konsumen di musim liburan

triwulan III-2008. Selain itu, pengusaha hotel juga menempuh strategi

menyasar konsumen FIT (Free Individual Traveler) dan paket MICE (Meeting,

Incentive, Convention, and Exhibition).

Gambar 1.32

Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim

Gambar 1.33 Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang

Jatim

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

Sumber: BPS Sumber: BPS

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

2006 2007 2008

Occupancy Rate

2006 2007 2008

AsingIndonesiaTOTAL

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

16

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Gambar 1.34

Jumlah Wisatawan Asing melalui Bandara Juanda

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

20,0001 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2006 2007 2008

Jml Wisman melaluiJuanda

Sumber: BPS

Dilihat dari sisi pembiayaan, kredit perbankan ke sektor perdagangan dan

perhotelan mengalami tren penurunan pada triwulan ini meskipun masih

berada di tingkat yang cukup tinggi (tumbuh 25% yoy). Tren penurunan ini

terkait dengan kebijakan suku bunga tinggi yang ditetapkan oleh bank sentral

untuk mengerem laju pertumbuhan kredit. Sektor Perdagangan adalah sektor

penerima kredit perbankan terbesar kedua di Jawa Timur setelah sektor

Industri.

Gambar 1.35 Kredit Sektor Perdagangan dan Hotel

Sumber: Laporan Bulanan perbankan, diolah

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%Kredit PHR

gKredit PHR

2006 2007 2008

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

17

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

b. Industri Pengolahan

Sektor Industri Pengolahan juga tumbuh lebih cepat pada triwulan ini

(4,71%) dibandingkan kinerja pada triwulan II-2008 yang sebesar 4,32%.

Seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 1.5, kontributor utama pertumbuhan

pada triwulan ini tetap berasal dari subsektor makanan, minuman &

tembakau, subsektor kimia & barang karet, serta subsektor kertas & barang

cetakan.

Tabel 1.5

Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri

Tw III 2008 Tw II 2008 No. Sub Sektor Pertumbuhan

(%) Sumbangan

(%) Pertumbuhan

(%) Sumbangan

(%)

1. Makanan, minuman & tembakau 3.75 0.86 3.55 0.82

2. Tekstil, barang kulit & alas kaki 0.87 0.05 -1.44 0.06

3. Barang kayu & hasil hutan lainnya 0.45 0.04 -1.69 0.04

4. Kertas & barang cetakan 9.93 0.19 8.16 0.25

5. Kimia & barang dari karet 5.78 0.21 4.66 0.12

6. Semen & barang galian bukan logam 4.47 0.06 3.55 0.05

7. Logam dasar besi & baja 4.23 0.13 4.96 0.13

8. Alat angkutan, mesin & peralatannya 12.67 0.03 9.85 0.03

9. Barang lainnya 3.22 0.07 4.56 0.05

Total 4.71 1.64 4.32 1.53

Sumber: BPS Jawa Timur

Pemantauan terhadap kinerja perusahaan manufaktur rokok besar di

Jawa Timur menunjukkan pencapaian kinerja yang relatif stabil di triwulan III-

2008. Produk rokok memiliki porsi yang signifikan dalam struktur PDRB Sektor

Industri Pengolahan di Jawa Timur.

Tabel 1.37 Tabel 1.36 Perkembangan Sales Rokok Sampoerna Perkembangan Sales Rokok PT

Bentoel

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

18

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2006 2007 2008

Rp m

iliar

-

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80Sales Produk Rokok Bentoel

gSales (RHS)

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,0006,000

7,000

8,000

9,000

10,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2006 2007 2008

Rp

mili

ar

-

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40Sales produk rokok Sampoerna

gSales (RHS)

Sumber: Laoran Keuangan publikasi Sumber: Laoran Keuangan publikasi

Tabel 1.38 Perkembangan Sales Rokok PT

Gudang Garam

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2006 2007 2008

Rp m

iliar

(0.10)

(0.05)

-

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

Sales produk rokok GGgSales (RHS)

Sumber: Laoran Keuangan publikasi

Pada triwulan ini, Sektor Industri masih menghadapi persoalan

melemahnya daya beli konsumen baik di dalam negeri maupun dari luar

negeri. Namun demikian, Sektor Industri mendapat sedikit keleluasaan dari

turunnya harga minyak dunia secara drastis di sepanjang triwulan ini. Sesuai

aturan pemerintah, harga bahan bakar yang dikonsumsi oleh industri dipatok

mengikuti harga yang terbentuk di pasar internasional. Penurunan harga ini

mampu mengurangi tekanan ongkos produksi yang cukup dipengaruhi oleh

biaya bahan bakar. Hingga akhir September 2008, harga BBM industri telah

turun hingga 30% dibandingkan posisi akhir Juni 2008. Beberapa perusahaan

manufaktur di Jawa Timur juga sedang merintis penggunaan energi alternatif

yang lebih murah seperti batu bara. Dari sisi internal perusahaan, demonstrasi

oleh buruh/karyawan untuk menuntut perbaikan kesejahteraan sudah tidak

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

19

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

lagi terdengar pada triwulan ini. Kenaikan UMK diprediksi baru akan terjadi di

tahun 2009.

Gambar 1.39Perkembangan Harga BBM Industri

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Di awal triwulan III-2008, kalangan industri mendapat tantangan baru

berupa munculnya Peraturan Bersama Lima Menteri yang mewajibkan

sejumlah industri untuk mengalihkan jam kerjanya ke hari Sabtu dan Minggu

untuk menjaga kelancaran pasokan listrik. Tercatat sejumlah 500 pelanggan

golongan industri di Jawa Timur yang harus melakukan pengalihan jam kerja

ini. Kalangan pengusaha industri umumnya mengkhawatirkan gangguan

terhadap jadual produksi dan timbulnya biaya ekstra akibat pengalihan jam

kerja. Untuk mengetahui respon dan pendapat dunia industri terhadap

kebijakan ini, Kantor Bank Indonesia Surabaya mengadakan survei kepada

pelanggan listrik industri Jawa Timur tersebut. Hasil Survei ini dapat dilihat

pada Boks 2: Survei Respon Dunia Industri terhadap Peraturan Bersama

Lima Menteri.

Dari sisi pembiayaan, kredit perbankan untuk sektor industri masih

tumbuh tinggi di kisaran 50% meskipun mulai menunjukkan gejala

perlambatan menyusul pengetatan laju kredit yang dilakukan oleh perbankan.

Pertumbuhan kredit Sektor Industri yang demikian tinggi ini memberi

keyakinan adanya aktivitas yang signifikan di sektor riil. Gejolak di sektor

finansial diduga turut menyebabkan tingginya pertumbuhan kredit ini karena

para pengusaha merasa kesulitan untuk mendapatkan kucuran dana dari pasar

Sumber: Pertamina

2005 2006 2007 2008

M Solar Transp

M Diesel

M Solar Industri

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

20

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

modal maupun hutang dari institusi non-perbankan. Kredit bank kemudian

menjadi tumpuan harapan para pengusaha ini.

Perkembangan Kredit Sektor Industri

Gambar 1.40

10

15

20

25

30

35

40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 92006 2007 2008

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%Kredit Industri

gKredit Industri

Sumber: Laporan Bulanan perbankan

c. Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan ini mengalami percepatan yang

signifikan, dengan tumbuh sebesar 2,40% (yoy). Percepatan ini terkait erat

dengan masih berlanjutnya musim panen kedua (gadu) di bulan Juli-Agustus

2008. Aktivitas sektor pertanian pada triwulan ini diwarnai oleh awal musim

panen kedua bagi padi dan musim tanam bagi jagung (Gambar 1.41 dan Gambar

1.42). Tabel 1.6

Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian

Tw III 2008 Tw II 2008 No. Sub Sektor Pertumbuhan Sumbangan Pertumbuhan Sumbangan

(%) (%) (%) (%)

1. Tanaman bahan makanan 0.59 0.41 0.09 0.53

2. Tanaman perkebunan 2.64 0.27 2.37 0.13

3. Peternakan & hasilnya 4.48 0.16 2.36 0.16

4. Kehutanan 6.67 0.01 18.91 0.01

5. Perikanan 5.98 0.10 7.96 0.10

Total 2.40 0.96 1.93 0.93

Sumber: BPS Jawa Timur

Subsektor tanaman bahan makanan, yang merupakan subsektor andalan,

pada triwulan ini mampu tumbuh lebih tinggi tanpa gangguan yang berarti

meskipun sempat dibayangi oleh musim kemarau yang panjang. Seiring dengan

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

21

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

tibanya musim hujan di awal triwulan IV nanti, subsektor tabama diproyeksikan

akan dapat tumbuh lebih tinggi lagi.

Subsektor perikanan masih tumbuh melambat pada triwulan ini meskipun

harga solar non-subsidi sudah mulai menurun. Nelayan sempat mengalami

kesulitan untuk membeli solar sebagai bahan bakar karena harga yang

dikenakan kepada mereka adalah harga non-subsidi (harga keekonomian). Di sisi

lain, penghasilan dari melaut tidak selalu bisa diandalkan terutama di tengah

lemahnya daya beli masyarakat.

Percepatan kinerja sektor pertanian pada triwulan ini tidak tercermin pada

sisi pembiayaan, yaitu jumlah kredit perbankan yang disalurkan ke sektor

pertanian. Laju pertumbuhan kredit perbankan ke sektor pertanian kembali

menurun pada triwulan III-2008 ini hingga mendekati 0% (Gambar 1.44). Namun

demikian, diduga tidak terdapat keterkaitan erat antara kredit pertanian dari

perbankan dengan kinerja sektor riil-nya mengingat sebagian besar petani justru

tidak memiliki akses terhadap kredit perbankan. Dalam sebuah penelitian yang

dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia Surabaya2, terungkap bahwa sekitar 56%

petani yang menjadi responden menggunakan modal sendiri dalam usahanya.

Hal ini ditempuh karena karena kepemilikan lahan mereka yang relatif sempit

sehingga tidak membutuhkan alokasi dana yang besar untuk memulai usaha

produksinya. Mereka kemudian menyisihkan sebagian keuntungan dari masa

panen sebelumnya untuk membiayai musim tanam berikutnya.

Gambar 1.41 Gambar 1.42 Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

2006 2007 2008

Luas Panen Jagung

Luas Tanam Jagung

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

2006 2007 2008

Luas Panen Padi Luas Tanam Padi

Sumber: Dinas Pertanian Jawa Timur Sumber: Dinas Pertanian Jawa Timur

2 Penelitian Investasi Sektor Pertanian di Jawa Timur (Oktober 2008)

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

22

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

waan, dan Jasa

Persewaan

triwulan ini, dengan mencatat pe 7,91%, lebih rendah

dibanding triwulan II-2008 (8,65% Penurunan kinerja ini terjadi di semua

subsektor kecuali subsektor lembaga keuangan bukan bank.

bankan mengalami sedikit pe iwulan

ini dengan tumbuh sebesar 7,35%, lebih rendah daripada triwulan II-2008

ini tercermin pada laju pertumbuhan

Dari

h

Gambar 1.43 Luas Lahan Puso di Jawa Timur

Gambar 1.44 Perkembangan Kredit Pertanian

-

5,000

10,000

20,000

25,000 1

2

3

4

2

3

4

5

6

7

8

d. Keuangan, Perse

Sektor Keuangan, dan Jasa mengalami perlambatan pada

rtumbuhan sebesar

).

Subsektor per rlambatan pada tr

yang sebesar 7,96%. Perlambatan

kredit yang mulai melandai setelah selama dua tahun terakhir terus berada

dalam tren peningkatan. Ekspansi kredit yang terus-menerus tidak diimbangi

dengan pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) sehingga perbankan

mengalami keketatan likuiditas dan harus mengerem laju kreditnya.

aspek keuangan, perbankan Jawa Timur sebenarnya masih

mampu membukukan pendapatan bunga (interest-based income) dengan

pertumbuhan yang terus meningkat. Peningkatan ini merupakan dampak

dari melebarnya spread suku bunga yang ditawarkan oleh perbankan

merespon kebijakan suku bunga tinggi yang ditetapkan oleh bank sentral. Di

sisi lain, laju pendapatan non-bunga seperti fee-based income mengalami

penurunan. Namun demikian, secara nominal pendapatan non-bunga masi

relatif kecil (<10%) bila dibandingkan total pendapatan perbankan.

15,000

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2006 20082007

Luas Puso Padi

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Luas Puso Jagung Kredit Pertanian

gKredit Pertanian

2006 20082007

rtanian Jawa Timur Sumber: Laporan Bulanan perbankan

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

23

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

sebesar 2,09% pada triwulan III-20

2008 yang

penjualan semen di Jawa Timur yang pertumbuhannya menunj

ja sektor bangunan ini mendapat tantangan dari kenaikan

e. Ban e. Bangunan

Pada triwulan III-2008 ini,

Gambar 1.45 n Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timur

Gambar 1.46 Perkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPertumbuha

50%

100%

150%

200%

Sektor Bangunan menunjukkan perlambatan

kinerja meskipun tidak signifikan. Sektor Bangunan mencatat pertumbuhan

08, sedikit lebih rendah daripada triwulan II-

tumbuh 2,96%. Penurunan kinerja ini dikonfirmasi oleh volume

ukkan tren

menurun.

Kiner

berbagai harga bahan baku properti seperti besi, batu bata, dan pasir, dan

semen, menyusul kenaikan harga BBM di bulan Mei 2008. Pengusaha properti

di Jawa Timur dihadapkan pada pilihan sulit antara menaikkan harga jual atau

memotong margin keuntungan mereka.

Gambar 1.47 Perkembangan Fee Based Income

Gambar 1.48 Perkembangan Interest Based Income

Sumber: Laporan Bulanan perbankan Sumber: Laporan Bulanan perbankan

Sumber: Laporan Bulanan perbankan

-

100,000

200,000

500,000

1 9

300,000

400,000

600,000

700,000

800,000

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2006 2007 2008

-100%

-50%

0%

Net Interest Margin

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

gNet Interest Margin

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

450,000

500,000

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

2006 20082007

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%Fee Based Income

gFee Based Income

11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2006 2007 2008

gDPK

gKredit

Sumber: Laporan Bulanan perbankan

-3 6 9 12 3 6 9

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

4,000,000

4,500,000

12 3 6 9-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%Interest Based Income

gInterest Based Income

2006 7200 2008

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

24

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Sumber : Asosiasi Semen

Tekanan ju pakan salah satu

unsur pend t untuk sektor properti

an yang melandai setelah sempat tumbuh

tinggi di kisaran 30% (yoy) dalam beberapa triwulan terakhir. Seperti yang

telah diprediksi sebelumnya, peningkatan suku bunga acuan BI-rate mulai

berdampak pada laju penyaluran kredit properti di triwulan ini. Banyak bank

menerapkan prosedur pengucuran KPR yang lebih selektif di tengah kebijakan

moneter ketat ini. Laju KPR diperkirakan akan lebih ketat lagi di triwulan

mend

n Perban

mber: Laporan Bulanan Perbankan

Gambar 1.49Volume Penjualan Semen di Jawa Timur

Indonesia

ga muncul dari kredit properti yang meru

ukung pertumbuhan sektor bangunan. Kredi

mulai menunjukkan pertumbuh

atang seiring dengan fenomena keketatan likuditas di perbankan

nasional. Dari sisi kualitas, tingkat non-performing loan (NPL) kredit properti

masih tergolong wajar (di bawah 5%) dan bahkan terus menunjukkan tren

menurun.

Sumber: Laporan Bulana kan

Su

Gambar 1.50 Kredit Perbankan Sektor Properti

Gambar 1.51 Kredit Sektor Properti Per Penggunaan

Vol Penjualan Semen

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

01 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

-40%

-20%

80%

0%

20%

40%

60%

100%

gPenjualan Semen

0

2,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

8,000,000

9,000,000

10,000,000

11,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

2006 2007 2008

0%

5%

10%15%

20%

25%

30%

35%

45%

40%

50%Kredit PropertigKredit Properti

4,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 20082007

Modal Kerja InvestasiT <70 T >70Rukan/Ruko

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

25

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

. Trans nikasi

komunikasi menunjukkan

triwulan ini dengan mencatatkan pertumb

daripada pencapaian pada triwulan II-2008 yang sebesar 7,66%.

tistik jumlah

Gambar 1.52 NPL Kredit Properti

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8

f portasi dan Komu

Sektor transportasi dan percepatan pada

uhan sebesar 8,21%, lebih tinggi

Angkutan laut yang sempat menunjukkan pertumbuhan rendah selama

beberapa triwulan terakhir, pada triwulan ini menunjukkan perbaikan dengan

tumbuh 11,45% (yoy). Percepatan ini tercermin pada sta

penumpang dan barang melalui Pelabuhan Tanjung Perak (Gambar 1.53), yang

tampak meningkat dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya.

Statistik arus kontainer yang dilayani oleh PT Terminal Petikemas Surabaya

juga memberi indikasi yang sama (Gambar 1.54). Peningkatan kinerja ini

terkait dengan puncak arus transportasi yang umumnya jatuh pada masa

liburan Juni-Juli.

9

2006 2007 2008

NPL Properti

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

26

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

stru mengalami penurunan. Pada triwulan III-2008, pertumbuhan jumlah

enumpang domestik di Bandar Udara Juanda menurun hingga mendekati 0%

(yoy)

Seperti yang telah direncanakan, program Bantuan Langsung Tunai (BLT)

tahun 2008 dilakukan dalam dua tahap penyaluran, yakni tahap pertama sebesar

Gambar 1.53 Arus Pen ng dan Barang di Tanjung Perak

Gambar 1.54 Statistik Kontainer PT TPS di Tanjung Perak umpa

Di sisi lain, kinerja angkutan udara dalam perekonomian Jawa Timur

ju

p

sementara penumpang internasional masih tumbuh di kisaran 10% (yoy).

Kondisi ini diprediksi terkait dengan meningkatnya harga tiket pesawat sejak

awal tahun 2008 yang mengikuti tren harga minyak dunia. Namun demikian,

situasi diperkirakan dapat berubah ketika harga minyak dunia menurun.

1.4. KESEJAHTERAAN

Sumber: PT Terminal Petikemas Surabaya

Gambar 1.55 umpang Domestik di Bandara Juanda Pen

Gambar 1.56 Penumpang Internasional di Bandara Juanda

Sumber: BPS Sumber: BPS

0

20

40

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

0

200

400

600

1,000

1,200

1,400

60

2006 2007 2008

800

Jml Penumpang Volume Barang

0

20,000

40,000

60,000

80,0

100,000

120,000

140,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Total kontainer (TEUS)

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

gTotal Kontrainer

00

2006 2007 2008

0

50

100

150

200

250

300

350

400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

Jml Penumpang Domestik 30%

-40%

-20%

0%

20%

40%

80%

100%80

2006 2007 2008

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%gPenumpang Domestik

0

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

Jml Penumpang Intl

2006 2007 2008

60%

gPenumpang Intl

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

27

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Rp300.000,00 (untuk 3 bulan penerimaan) dan tahap kedua sebesar

Rp400.000,00 (untuk 4 bulan penerimaan). Realisasi penyaluran BLT di Provinsi

Jawa

oso) dan Madura (Sumenep, Sampang).

Timur sendiri telah mencapai 94,22% (Tahap I) dan 88,54% (Tahap II)

hingga akhir triwulan III-2008. Setelah sempat sedikit terganggu pada awal

pelaksanaannya, penyaluran BLT Tahap II berlangsung lebih lancar dan tanpa

gejolak yang berarti.

Di seluruh Jawa Timur, terdapat sejumlah 3,22 juta keluarga yang

digolongkan sebagai keluarga miskin dan berhak atas BLT. Sebagian besar

keluarga miskin tersebut berlokasi di daerah tapal kuda (Jember, Situbondo,

Banyuwangi, Bondow

ALOKASI BLT

DISTRIBUSI KARTU

DAYA SERAP TAHAP I

DAYA SERAP TAHAP II

(RTS) (RTS) (%) (%)

NO. KOTA/KABUPATEN

1 KAB. BANGKALAN 93.23 93.1 99,74 99,522 KAB. BANYUWANGI 156.7 3 90,72 90,493 KOTA B 48,134 KAB. BLITAR 78.181 74.8 95,59 95,225 KAB. BOJONEGORO 163.304 151.2 95,86 95,72

719 142.

3265

ATU 6.005 4.796 78,529274

6 KAB. BONDOWOSO 159.243 154.42 99,90 99,817 KAB. GRESIK 57.861 43.927 95,04 94,818 KAB. JEMBER 237.413 214.598 99,20 98,829 KAB. JOMBANG 76.704 61.481 82,73 12,52

10 KAB. KAB. MALANG 163.91 137.193 83,22 24,9711 KAB. KAB. PASURUAN 127.544 115.134 90,13 89,7412 KAB. PROBOLINGGO 137.626 136.136 99,59 99,2413 KOTA KEDIRI 10.375 9.954 98,95 98,4214 KAB. KEDIRI 105.661 88.447 96,17 95,8615 KOTA KOTA BLITAR 4.689 4.47 93,86 93,4516 KOTA KOTA MADIUN 6.318 5.283 99,35 98,9717 KOTA PROBOLINGGO 8.921 8.376 97,98 95,7718 KAB. LAMONGAN 111.411 111.411 97,97 97,8019 KAB. LUMAJANG 85.825 71.139 81,92 79,3020 KAB. MADIUN 60.144 50.94 99,18 98,8921 KAB. MAGETAN 39.737 30.899 98,36 98,0322 KOTA MALANG 24.272 20.266 98,50 94,2623 KAB. MOJOKERTO 62.471 51.41 99,66 99,4424 KOTA MOJOKERTO 4.984 4.627 99,60 99,4625 KAB. NGANJUK 91.175 90.752 95,22 94,7626 KAB. NGAWI 90.416 87.584 96,96 96,7627 KAB. PACITAN 54.252 46.313 84,59 84,5928 KAB. PAMEKASAN 95.103 93.903 98,18 97,8129 KOTA PASURUAN 7.749 6.882 96,40 96,2430 KAB. PONOROGO 98.027 91.436 93,24 92,9631 KAB. SAMPANG 153.015 151.062 97,63 96,9832 KAB. SIDOARJO 52.872 49.902 97,84 97,5033 KAB. SITUBONDO 105.077 105.077 99,95 99,8334 KAB. SUMENEP 128.789 114.601 87,10 70,2135 KOTA SURABAYA 121.145 107.129 87,72 87,3636 KAB. TRENGGALEK 73.009 68.516 93,68 93,3937 KAB. TUBAN 102.02 100.991 96,67 97,6238 KAB. TULUNGAGUNG 69.697 61.193 87,65 87,07

3.224.901 2.961.911 94,22 88,54JUMLAH

Tabel 1.7Realisasi Bayar Bantuan Langsung Tunai di Jawa Timur

Sumber: www.kompensasi.info

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

28

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Namun demikian, dana BLT ini diyakini belum dapat memberi

peningkatan kesejahteraan dalam jangka panjang dan berkelanjutan

(sustainable). Penerima BLT umumnya menggunakan dananya untuk keperluan

jangka pendek seperti membayar utang, membeli obat, dan membeli makanan.

Nilai dana BLT tahap I yang sebesar Rp300.000,00 untuk masa 3 bulan bahkan

umumnya hanya bertahan dalam jangka waktu rata-rata 1 bulan saja.

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

29

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

1.5. KEUANGAN DAERAH

Realisasi Penerimaan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jawa Timur di triwulan III-

2008 terus berlangsung lancar dan bahkan pada bulan Agustus 2008 telah

mencapai 91% target penerimaan tahun 2008. Penerimaan pos-pos utama, yaitu

PKB, BBNKB, dan Pajak Bahan Bakar, telah mencapai masing-masing 77%, 113%,

dan 83% pada bulan Agustus 2008 (Tabel 1.8). Pencapaian ini membuat pos PAD

pada sisi Penerimaan APBD telah mencatatkan penerimaan sebesar Rp2,9 triliun

hingga bulan Agustus 2008 (yaitu 82% dari target penerimaan di sepanjang 2008

yang sebesar Rp3,5 triliun).

Sementara itu, pendapatan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan

berupa Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU) telah terealisasi

masing-masing sebesar 63% dan 75% (Tabel 1.9). Kondisi ini membuat pos Dana

Perimbangan pada sisi Penerimaan APBD telah mencatatkan penerimaan sebesar

Rp980 miliar (yaitu 73% dari pagu penerimaan tahun 2008 yang sebesar Rp1,34

triliun).

Tabel 1.8Realisas Timi PAD Provinsi Jawa ur hingga TwIII-2008 NO JENIS PEMUNGUTAN ARGET TH. ANGG. 2008

(Rp.)BULAN AGT 2008 (Rp.) /D BULAN INI AGT 2008 (%)

1 Pajak Kendaraan Bermotor 1,409,500,000,000 155,737,725,900 1,090,566,996,230 77.372 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 1,005,000,000,000 169,702,686,000 1,138,874,365,625 113.323 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 750,000,000,000 100,199,705,980 629,687,417,808 83.964 Pajak Air Permukaan 16,000,000,000 1,721,722,238 11,887,157,798 74.295 Pajak Air Bawah Tanah 16,150,000,000 1,509,695,885 12,496,208,165 77.386 Retribusi Jasa Usaha 2,000,000,000 186,860,065 1,635,995,045 81.87 Pendapatan Denda Pajak - 6,437,665,270 43,469,983,465 - 8 Penerimaan Lain-lain (Kontribusi Parkir) 4,050,000,000 586,061,875 3,981,687,425 98.31

JUMLAH 3,202,700,000,000 436,082,123,213 2,932,599,811,561 91.57

T S

Sumber: Dipenda Provinsi Jatim

Tabel 1.9 Realisasi Dana Perimbangan Provinsi Jawa Timur hingga TwIII-2008

Juta Rp

Item Pagu Realisasi %DBH 279,780 176,160 63%

DAU 1,022,861 767,146 75%

DAK - - 0%

Dana Otsus - - 0%

D. Penyesuaian 40,801 36,933 91%

Total 1,343,442 980,239 73%

Sumber: DJPK Departemen Keuangan

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

30

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Di lain pihak, belanja Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara umum baru

mencapai 60,3% hingga akhir triwulan III-2008. Tingkat realisasi belanja yang

tinggi umumnya terjadi pada pos-pos belanja tidak langsung, khususnya Belanja

Hibah, Belanja Bantuan Sosial, dan Belanja Tidak Terduga. Tingkat realisasi pos-

pos belanja langsung masih tergolong rendah, termasuk pos Belanja Modal.

Kondisi ini tentu tidak optimal bagi perekonomian daerah mengingat belanja

modal pemerintah berperan sebagai komponen investasi dan diharapkan dapat

memberi multiplier effect kepada pertumbuhan ekonomi daerah secara

keseluruhan. Situasi serupa juga dijumpai pada realisasi APBD Kabupaten/Kota

dan realisasi APBN di wilayah Provinsi Jawa Timur.

Tabel 1.10

Realisasi Belanja Pemerintah di Provinsi Jawa Timur

Sumber: Pemprov Jawa Timur

1 APBN 20,723 11,462 55.3%2 APBD Provinsi 7,314 4,410 60.3%3 APBD Kab./ Kota 31,946 18,482 57.9%

59,983 34,354 57.3%

% PenyerapanAlokasi 2008 (Rp triliun)

JUMLAH

No. Belanja Pemerintah di Jatim

Penyerapan s/d TwIII-08

Belum seimbangnya laju realisasi penerimaan dengan laju realisasi

penggunaan membuat dana Pemerintah Daerah yang tersimpan di perbankan

Jawa Timur terus meningkat (Gambar 1.57). Meskipun sekilas saldo dana ini

tampak lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, nilai nominalnya masih

cukup tinggi. Lebih rendahnya saldo dana pemerintah di tahun 2008 ini pun

diduga lebih disebabkan oleh banyaknya penyelenggaraan Pemilihan Kepala

Daerah (Pilkada) di wilayah Jawa Timur. Di sepanjang tahun 2008, tercatat

sejumlah 17 Pilkada berlangsung di tingkat Kabupaten/Kota maupun Provinsi

(Tabel 1.16). Biaya penyelenggaraan Pilkada umumnya menjadi beban anggaran

masing-masing daerah sehingga banyak menyerap dana APBD. Sebagai ilustrasi,

Pilkada Gubernur Jawa Timur yang berlangsung dua putaran akan

menghabiskan biaya sekitar Rp800 miliar, atau 15% dari total kekuatan APBD

Provinsi Jawa Timur tahun 2008 sebesar Rp5,3 triliun.

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

31

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

-

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

14,000,000

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

2004 2005 2006 2007 2008

Juta

Rup

iah

TabunganDepositoGiro

Gambar 1.57 Perkembangan Dana Pemerintah di Perbankan

Sumber: Laporan bulanan perbankan, diolah

Tabel 1.11Jadual Pemilihan Kepala Daerah di Jawa Timur Tahun 2008

No Nama Daerah Tanggal Pilkada Ket

1 Kab. Tulungagung 9-Mar-08 2 Kab. Lumajang 23-Jul-08 3 Kab. Bondowoso 23-Jul-08 4 Kab. Probolinggo 10-Jan-08 5 Kab. Pasuruan 18-Mei-08 6 Kab. Jombang 23-Jul-08 7 Kab. Nganjuk 4-Mar-08 8 Kab. Madiun 18-Jun-08 9 Kab. Magetan 24-Jun-08 10 Kab. Bangkalan 23-Jan-08 11 Kab. Pamekasan 5-Mar-08 12 Kota Kediri 23-Oct-08 Putaran I

12-Dec-08 Putaran II13 Kota Malang 23-Jul-08 14 Kota Probolinggo 15 Kota Mojokerto 16 Kota Madiun 17 Provinsi Jatim 23-Jul-08 Putaran I

4-Nov-08 Putaran II

Sumber: Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (www.jppr.or.id)

Menarik untuk diperhatikan adanya kecenderungan peningkatan porsi

deposito dalam komposisi dana pemerintah daerah yang tersimpan di

perbankan. Kondisi ini menunjukkan adanya potensi dana menganggur yang

cukup tinggi mengingat deposito adalah jenis simpanan berjangka yang tidak

memungkinkan pencairan dana sewaktu-sewaktu. Selain itu, hal ini juga

mengungkap adanya motivasi Pemda untuk mendapatkan imbal hasil finansial

(profit motive) dari dana milik mereka yang menganggur. Semua fakta ini

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

32

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab I – Makro Ekonomi Regional

menunjukkan perlunya perbaikan dalam proses realisasi anggaran Pemda agar

dana-dana ini tidak menganggur dan dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi

pertumbuhan ekonomi daerah. Beberapa inisiatif di Provinsi Jawa Timur yang

feasible untuk dibiayai oleh dana Pemda antara lain adalah program subsidi

bunga kredit untuk UMKM, pembentukan Lembaga Penjamin Kredit Daerah

(LPKD), dan program kredit bergulir untuk mengentaskan pengangguran dan

kemiskinan.

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

33

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 1 – Makro Ekonomi Regional

Boks 1.

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KINERJA EKSPOR-IMPOR PROVINSI JAWA TIMUR

Kasus gagal bayar subprime-mortgage di Amerika Serikat pada pertengahan

tahun 2007 telah ber-eskalasi menjadi krisis keuangan dan ekonomi yang bersifat

global. Ekonomi Amerika Serikat diyakini memasuki era resesi ditandai dengan

menurunnya pertumbuhan ekonomi, macetnya penyaluran kredit perbankan, dan

bangkrutnya berbagai institusi keuangan besar. Sebagai ekonomi terbesar di dunia,

kemunduran Amerika Serikat membawa dampak turunan ke ekonomi-ekonomi lain

di berbagai belahan bumi, tak terkecuali Indonesia.

Transmisi dampak krisis ekonomi global terhadap Indonesia berlangsung

utamanya melalui jalur sektor keuangan berupa pelemahan nilai tukar dan

keketatan likuiditas valas akibat aksi capital outflow yang masif. Pasar modal dan

pasar uang Indonesia mengalami saat-saat yang sulit pada triwulan III-2008 ini.

Selain itu, krisis juga berdampak ke sektor riil berupa menurunnya permintaan akan

produk-produk ekspor dari Indonesia.

Amerika Serikat memiliki posisi penting sebagai negara tujuan ekspor luar

negeri produk-produk Jawa Timur dan berada di posisi kedua setelah Jepang.

Namun demikian, peran Amerika Serikat yang cukup signifikan ini sebenarnya

sudah relatif berkurang selama delapan tahun terakhir. Porsi ekspor Jawa Timur ke

Amerika Serikat menurun dari 17,02% (tahun 2000) menjadi 12,49% (tahun 2008).

Hal serupa juga terjadi pada negara tujuan Jepang. Dalam periode yang sama, porsi

ekspor Jawa Timur meningkat ke negara-negara Asia seperti Malaysia, China,

Thailand, dan Korea Selatan.

Dengan porsi yang sudah berkurang ini, dampak resesi di Amerika Serikat

terhadap ekspor luar negeri Jawa Timur diprediksi relatif terbatas. Meskipun

demikian, tetap perlu diwaspadai dampak yang bersifat tidak langsung (indirect

effect) karena ada kemungkinan bahwa ekspor Jawa Timur ke negara lain seperti

China, pada akhirnya akan menjadi ekspor negara tersebut ke Amerika Serikat.

Produk asal Jawa Timur yang di-ekspor ke Amerika Serikat umumnya berupa

furnitur dan peralatan rumah tangga, makanan laut (seafood), makanan kaleng

(canned food), serta bahan baku seperti alumunium, kertas, dan plastik. Kategori

produk furnitur dan peralatan rumah tangga diprediksi akan merasakan dampak

_______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

33

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 1 – Makro Ekonomi Regional

yang signifikan karena krisis ekonomi di Amerika Serikat justru berawal dari kasus

gagal bayar subprime-mortgage (KPR). Kontraksi ekonomi di sektor properti

residensial diyakini akan berdampak langsung pada produk-produk pelengkap

perumahan seperti furnitur dan peralatan rumah tangga.

20%

14%

9%

9%6%

6%

36%

Furniture,bedding,lamps illum.signs

Fish,crustaceans,moluscs,oth.invert

Prep. of meat,fish,crust., molluscs

Alumunium and articles thereof

Paper and paperboard

Plastics and articles thereof

Others

Untuk mengantisipasi melemahnya ekspor ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur

telah mengintensifkan upaya diversifikasi produk dan negara tujuan ekspor antara

lain dengan merintis hubungan dagang dengan negara-negara di Timur Tengah.

Pemerintah Provinsi juga mewaspadai “beralihnya” ekspor negara-negara

berkembang lain, seperti China, Malaysia, dan Thailand, ke Indonesia sebagai

Gambar 2Ekspor Jawa Timur ke Amerika Serikat (2007-2008)

Sumber: BI

Tabel 1 Ekspor Jawa Timur menurut Negara Tujuan

(2000-2008)

Sumber: BI Sumber: BI

Japan

USA

Malaysia

ChinaThailand

SporeS Korea

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

Gambar 1 Ekspor Jawa Timur menurut Negara Tujuan

(2000-2008)

2000 2004 2008

Japan 22.27% 22.01% 14.19%

USA 17.02% 15.58% 12.49%

Malaysia 5.35% 6.59% 10.16%

China 3.33% 5.03% 6.33%

Thailand 3.19% 3.61% 6.01%

Spore 4.60% 3.19% 4.76%

S Korea 2.04% 2.19% 4.70%

% terhadap total eksporNegara Tujuan

_______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

34

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 1 – Makro Ekonomi Regional

akibat perlambatan ekonomi Amerika Serikat. Pemerintah Provinsi menyerukan

upaya peningkatan konsumsi produk-produk dalam negeri dan pengamanan pasar

domestik dari serbuan produk impor ilegal. Terkait kinerja ekspor furnitur,

pengusaha furnitur di Jawa Timur telah berusaha mengalihkan pasarnya ke Eropa

dengan melakukan perubahan desain dan model produk mengingat demand

furnitur Amerika Serikat selama ini cenderung spesifik untuk kebutuhan luar ruang

(outdoor)1.

Dampak lain krisis keuangan dan ekonomi ini adalah gangguan pada transaksi

ekspor-impor yang dilakukan oleh pengusaha Jawa Timur, khususnya yang

menggunakan alat pembayaran Letter of Credit (L/C). Seiring dengan kekeringan

likuiditas perbankan (khususnya likuiditas valas) dan menurunnya kepercayaan

antar bank, kalangan perbankan meningkatkan kehati-hatian dalam penerbitan

dan pencairan L/C yang berdampak pada kecepatan transaksi dan kondisi cashflow

perusahaan eksportir/importir. Namun demikian, gangguan ini tidak signifikan

mempengaruhi kinerja ekspor karena penggunaan L/C sebagai alat pembayaran

ekspor relatif kecil. Di sepanjang tahun 2007-2008, penggunaan L/C hanya tercatat

sebesar 18% (ekspor) dan 22% (impor) terhadap total nilai ekspor dan impor Jawa

Timur.

Sumber: BI

1 Informasi diperoleh dari Focus Group Discussion di KBI Surabaya tanggal 3 November 2008

2%17%

16%61%

1%1%

2%

1 - Pembayaran dimuka

2 - Sight L/C

3 - Wesel Inkaso

4 - Perhitungan Kemudian

5 - Konsinyasi

6 - Usance L/C

7 - Lainnya

Gambar 3 Nilai Ekspor Jawa Timur menurut Cara Pembayaran (Jan – Agt 2008)

_______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

35

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 1 – Makro Ekonomi Regional

Gambar 4 Nilai Impor Jawa Timur menurut Cara Pembayaran

(Jan – Agt 2008)

78%

22%

0 - Non L/C1 - L/C

Sumber: BI

_______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

36

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 1 – Makro Ekonomi Regional

Boks 2.

SURVEI RESPON DUNIA INDUSTRI TERHADAP PERATURAN BERSAMA 5 MENTERI TENTANG PENGOPTIMALAN BEBAN LISTRIK MELALUI

PENGALIHAN JAM KERJA INDUSTRI

Pada tanggal 14 Juli 2008 telah ditandatangani Peraturan Bersama Menteri

Perindustrian, Menteri ESDM, Menakertrans, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri

Negara BUMN tentang “Pengoptimalan Beban Listrik melalui Pengalihan Waktu

Kerja pada Sektor Industri di Jawa Bali”. Peraturan Bersama ini diterbitkan

dengan pertimbangan bahwa saat ini kondisi kelistrikan di Jawa-Bali mengalami

defisit pasokan pada hari Senin-Jumat, sedangkan pada hari Sabtu-Minggu suplai

listrik masih tersedia dan belum dimanfaatkan secara optimal.

Peraturan Bersama ini mengatur bahwa setiap industri wajib mengalihkan

satu sampai dua hari waktu kerja pada hari Senin sampai Jumat ke hari Sabtu dan

Minggu setiap bulannya. Teknik implementasi pengalihan waktu kerja ini

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah dan diatur oleh PLN di

daerah tersebut. Perusahaan industri wajib melaporkan pengalihan waktu kerja

ke dinas kabupaten/kota yang membidangi perindustrian dengan tembusan ke

Depperin, Departemen ESDM, Depnakertrans, Departemen Dalam Negeri,

Kementerian Negara BUMN. Aturan ini tidak berlaku bagi industri yang sudah

bekerja 24 jam sehari selama 7 hari seminggu. Dengan implementasi aturan ini,

diharapkan dapat dihindari pemadaman listrik di Jawa-Bali akibat kekurangan

pasokan1.

Pada hari Senin-Jumat, setiap harinya terdapat defisit hingga 600 MW di

kelistrikan Jawa-Bali. Aturan ini diharapkan dapat memindahkan defisit beban

600 MW tersebut ke hari Sabtu-Minggu. Provinsi Jawa Timur sendiri ditargetkan

dapat menyumbang pengalihan sebesar 150 MW2.

Di Provinsi Jawa Timur, Peraturan Bersama ini telah efektif dilakukan sejak

31 Juli 2008. Terdapat sejumlah 11.000 industri yang beroperasi di Jawa Timur.

Namun demikian, hanya sejumlah 509 perusahaan yang memenuhi syarat

(qualified) untuk pengalihan jam kerja, yaitu:

1. Menggunakan daya di atas 200 kVA (pelanggan PLN golongan I-3)

2. Beroperasi 5 atau 6 hari seminggu (sehingga memiliki peluang untuk

1 Sumber: Peraturan Bersama Lima Menteri tanggal 14 Juli 2008 2 Wawancara dengan Corporate Secretary PT PLN Distribusi Jawa Timur

_______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

37

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 1 – Makro Ekonomi Regional

digeser waktu kerjanya)

Kelimaratus sembilan perusahaan ini dibagi ke dalam 12 klaster yang

ditetapkan berdasarkan pertimbangan lokasi geografis dan keseimbangan daya

yang dapat dihemat pada setiap klasternya. Realisasi pengalihan jam kerja ini

dilakukan dengan persetujuan Bupati/Walikota setempat.

Klaster Wilayah Jml Perusahaan1 Surabaya Selatan, Gresik, Kediri, Jember 722 Surabaya Selatan, Surabaya Utara, Gresik 493 Surabaya Selatan, Surabaya Barat 584 Surabaya Barat 295 Surabaya Barat, Sidoarjo, Malang 506 Surabaya Barat 137 Sidoarjo 148 Surabaya Barat 209 Mojokerto 5710 Surabaya Barat 4211 Bojonegoro, Madiun, Pasuruan 5012 Bojonegoro, Madiun, Pasuruan 55

JUMLAH 509

Hingga bulan September 2008, implementasi Peraturan Bersama ini di

Jawa Timur dirasa belum efektif. Dari target penghematan 150 MW diperkirakan

baru tercapai sebesar 75%-nya saja. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah

perusahaan yang dapat mengalihkan jam kerja. Selain itu, pelaksanaan

pengalihan jam kerja diserahkan kepada kesediaan perusahaan masing-masing

(tidak dipaksakan). Pasal 7 Peraturan Bersama sebenarnya memungkinkan adanya

sanksi berupa pemutusan aliran Iistrik sementara bagi perusahaan yang tidak

melaksanakan ketentuan. Namun demikian, PT PLN Distribusi Jawa Timur

berketatapan untuk tidak mengenakan penalti tersebut dan memilih untuk

melakukan pendekatan persuasif. Dengan kondisi ini, pemadaman bergilir di

Jawa Timur dipastikan akan terus berlangsung hingga 2009 karena kuota

pemadaman tetap lebih tinggi daripada penghematan yang diperoleh dari

penggeseran jam kerja.

Untuk mengetahui persepsi dan ekspektasi sektor industri Jawa Timur

Tabel 1.Pembagian Klaster Pengalihan Jam Kerja di Jawa Timur

Sumber: PT PLN Distribusi Jawa Timur

3 Survei dilakukan dengan metode kuesioner terhadap 84 perusahaan industri yang qualified terkena ketentuan SKB tersebut (yaitu beroperasi selama 5-6 hari dalam seminggu dan menggunakan data di atas 200 kVA)

_______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

38

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 1 – Makro Ekonomi Regional

sehubungan dengan penerapan Peraturan Bersama tersebut, telah dilakukan

survei oleh KBI Surabaya terhadap sejumlah perusahaan terpilih3. Survei ini juga

bertujuan untuk mengukur kebutuhan akan layanan perbankan di hari Sabtu-

Minggu. Berikut ditampilkan ringkasan hasil survei tersebut:

• Sebagian besar responden merasa SKB ini belum efektif karena masih terjadi

pemadaman di hari kerja dan hanya merupakan solusi jangka pendek

• Beberapa hal yang dikeluhkan responden adalah terganggungnya kelancaran

produksi, sulitnya pengaturan jadual kerja, turunnya motivasi kerja pegawai,

hingga timbulnya biaya ekstra (umumnya terkait biaya tenaga kerja)

• Responden merasa bahwa belum dibutuhkan bagi perbankan untuk buka pada

hari Sabtu-Minggu karena kebutuhan akan layanan perbankan masih dapat

dilakukan pada hari kerja (Senin-Jumat)

• Sebagian besar responden berpendapat bahwa solusi terhadap persoalan ini

adalah penambahan kapasitas pembangkit PLN. Meskipun banyak responden

yang memiliki genset, biaya listrik PLN dianggap masih lebih murah

Secara umum, SKB ini tidak berpengaruh signifikan pada kinerja industri di

Jawa Timur karena terbatasnya jumlah perusahaan yang terdampak. Namun

demikian, kondisi ini memberi preseden buruk bagi dunia usaha dan iklim

investasi di Jawa Timur. Dewan Konseling Investasi Jawa Timur telah beberapa

kali menerima keluhan dari investor maupun calon investor terkait suplai listrik

ini.

Solusi terhadap persoalan ini membutuhkan penanganan strategis oleh

Pemerintah Pusat mengingat sifat sistem kelistrikan yang “interkoneksi”

(misalnya sistem kelistrikan Jawa Bali). Selain itu, UU Ketenagalistrikan

mengamanatkan bahwa PT PLN adalah pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan

di Indonesia.

Untuk mengimbangi pertumbuhan permintaan pasokan listrik, PT PLN

sebenarnya sedang berupaya melakukan pembangunan pembangkit-pembangkit

baru hingga tahun 2010. Khusus untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali, sejumlah

proyek pembangunan pembangkitan saat ini sedang berlangsung:

• Paiton Suralaya (1 x 600 MW)

• Indramayu (3 x 300 MW)

• Rembang + Labuhan (2 x 300 mW)

• Pacitan (2 x 300 MW)

• Teluk Naga – Pelabuhan Ratu (3 x 300 MW)

_______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

39

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 1 – Makro Ekonomi Regional

• Tanjung Awar Awar (2 x 300 MW)

• Cilacap Ex Jepara (1 x 600 MW)

Beberapa di antaranya diharapkan sudah dapat beroperasi pada pertengahan

tahun 2009 sehingga dapat membantu mengatasi permasalahan defisit yang

sekarang terjadi.

_______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

40

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

2 PERKEMBANGAN INFLASI

2.1. UMUM

Inflasi Jawa Timur pada triwulan III 2008 mengalami perlambatan

meskipun masih pada level yang cukup tinggi, terutama akibat faktor

seasonal dan kenaikan harga bahan bakar. Inflasi pada triwulan III 2008

mencapai 2,96% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan II 2008 yang

mencapai 4,37%. Sementara itu, secara tahunan inflasi Jawa Timur sebesar

11,39% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan II 2008 yang sebesar

10,39%. Sumber inflasi berasal dari kenaikan harga komoditas pada kelompok

bahan makanan, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga, serta kelompok

perumahan, air, listrik & bahan bakar. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi kenaikan inflasi di Jawa Timur antara lain: kenaikan permintaan

masyarakat menjelang puasa dan lebaran, peningkatan ekspektasi kenaikan

harga oleh konsumen, tahun ajaran baru, serta kenaikan harga bahan bakar

rumah tangga yang disertai dengan pola distribusi yang tidak lancar.

Meskipun masih tinggi, inflasi Jawa Timur secara tahunan lebih

rendah dibandingkan inflasi nasional. Secara tahunan, tingkat inflasi Jawa

Timur masih lebih rendah dibandingkan nasional (12,14%). Sedangkan secara

triwulanan, inflasi Jawa Timur sedikit lebih tinggi dibandingkan nasional

(2,85%)

2.2. INFLASI TRIWULANAN (qtq)

Secara triwulanan, kenaikan harga tertinggi terdapat pada

kelompok bahan makanan (5,64%), diikuti kelompok pendidikan,

rekreasi & olahraga (4,52%), dan kelompok perumahan, air, listrik, gas

& bahan bakar (3,11%). Inflasi kelompok bahan makanan pada triwulan III

2008 meningkat cukup tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan ini

dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi oleh masyarakat serta perilaku

produsen yang menaikkan harga cukup signifikan akibat bulan puasa pada

bulan September dan lebaran pada 1-2 Oktober. Pada kelompok pendidikan,

rekreasi & olahraga, inflasi yang terjadi merupakan hal yang rutin terjadi

___________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

41

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

akibat tahun ajaran baru untuk dunia pendidikan, meskipun tidak sebesar

inflasi pada triwulan III 2007. Sementara itu, pada kelompok perumahan, air,

listrik, gas & bahan bakar, kenaikan harga terjadi pada bahan bakar rumah

tangga yaitu minyak tanah dan gas. Hal ini disebabkan kebijakan Pertamina

yang menaikkan harga jual LPG non-subsidi (tabung 12 kg), yang diperparah

dengan adanya kelangkaan pasokan LPG di pasaran. Disamping itu, program

konversi minyak tanah di Jawa Timur yang belum tuntas turut mendorong

harga jual minyak tanah.

Grafik 2.2

Inflasi Jawa Timur & NasionalGrafik 2.1

Inflasi Jawa Timur

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III

Berdasarkan sumbangannya, sumbangan inflasi terbesar berasal

dari kelompok bahan makanan (1,20%), diikuti kelompok perumahan,

air, listrik, gas & bahan bakar (0,69%). Selama kurun waktu Juli –

September, kontribusi kelompok bahan makanan hampir selalu mendominasi

inflasi Jawa Timur kecuali pada bulan September yang berada di bawah

kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar. Dilihat dari

komoditasnya, daging ayam ras memberikan sumbangan terbesar diikuti oleh

telur ayam ras, dan cabe rawit. Sementara itu, kelompok perumahan, air,

listrik, gas & bahan bakar memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap

inflasi Jawa Timur, meskipun trendnya cenderung menurun dibandingkan

triwulan I 2008. Sumbangan tersebut berasal dari komoditas bahan bakar

rumah tangga, terutama pada bulan Juli yang mencapai 0,34%.

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

2007 2008

Bahan Makanan Makanan jadi, MinumanPerumahan, air Sandang

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Jawa Timur

Nasional

Kesehatan Pendidikan, rekreasiTransportasi, komunikasi

___________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

42

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

Grafik 2.3 Sumbangan Inflasi Jawa Timur

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III

Kenaikan harga komoditas daging ayam ras dan telur ayam mulai

meningkat sejak bulan Juli meskipun berfluktuasi. Pasokan daging ayam

ras di Jawa Timur sebagian besar berasal dari Kota Surabaya, Kab. Malang, dan

Kab. Jombang. Sedangkan pasokan telur ayam sebagian besar berasal dari

Blitar, Kediri dan Tulungagung. Berdasarkan hasil Survey Pemantauan Harga

(SPH), fluktuasi harga daging ayam ras dan telur ayam meningkat terutama

pada bulan Juli dan Agustus, baik secara mingguan dan bulanan. Hal ini

disebabkan permintaan masyarakat yang meningkat serta adanya kenaikan

harga pakan ternak. Dari sisi ketahanan pangan, persediaan stok daging ayam

dan telur ayam di Jawa Timur diperkirakan mencukupi, dimana jumlah stok

daging ayam di Jawa Timur sebesar 44.639 ton sedangkan kebutuhan

masyarakat sebesar 40.456 ton (surplus 4.183 ton), sedangkan stok telur ayam

broiler sebesar 21.193 ton dan kebutuhan masyarakat sebesar 18.428 ton

(surplus 2.765 ton).

2007 2008

Bahan Makanan Makanan jadi, MinumanPerumahan, air SandangKesehatan Pendidikan, rekreasiTransportasi, komunikasi

Sumber: BPS, data diolah

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

I II III IVI II III IVI II III IV V I II III IVI II III IVI II III IV V I II III IVI II III IV

Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept

daging ayam ras daging sapitelur ayam ras

Grafik 2.5 Perkembangan Harga Bulanan

Beberapa Komoditas di Surabaya

Grafik 2.4 Perkembangan Harga Mingguan Beberapa Komoditas di Surabaya

-7.00

-5.00

-3.00

-1.00

1.00

3.00

5.00

7.00

9.00

11.00

II III IVI II III IVI II III IVI II III IV V I II III IVI II III IVI II III IV V I II III IVI II III IV

Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept

daging ayam ras daging sapi telur ayam

Sumber: Survey Pemantauan Harga, data diolah Sumber: Survey Pemantauan Harga, data diolah

___________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

43

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

Ayam Buras Ayam Pedaging12

Kota Surabaya 2,171,430 65,815,414 67,986,844 Malang 5,382,000 19,323,137 24,705,137 Jombang 9,418,277 11,244,864 20,663,141 Kediri 3,562,994 5,710,246 9,273,240 Blitar 2,934,648 6,118,744 9,053,392

6 Bojonegoro 6,431,059 2,394,138 8,825,197 Gresik 1,083,250 4,096,919 5,180,169

8 Lumajang 1,198,462 3,936,908 5,135,370 Pasuruan 1,626,142 3,281,733 4,907,875 Jember 2,257,981 2,283,744 4,541,725 JAWA TIMUR 36,166,825 124,380,367 160,547,192

Daging Ayam (Kg) JumlahKabupaten/Kota

345

7

910

No

Tabel 3.2 10 Wilayah Produksi Daging Ayam Terbesar

di Jawa Timur Tahun 2007

Tabel 3.1 10 Wilayah Produksi Daging Ayam Terbesar

di Jawa Timur Tahun 2007

Ayam Buras Ayam Pedaging1 Blitar 1,860,780 133,846,494 135,707,274 2 Kediri 1,457,540 38,854,193 40,311,733 3 Tulungagung 833,168 30,612,173 31,445,341 4 Malang 1,998,897 28,751,852 30,750,749 5 Jombang 3,902,815 19,042,236 22,945,051 6 Magetan 398,379 18,134,719 18,533,098 7 Pasuruan 662,425 16,255,830 16,918,255 8 Banyuwangi 659,060 4,882,493 5,541,553 9 Mojokerto 636,870 4,870,567 5,507,437

10 Probolinggo 1,337,133 3,449,087 4,786,220 JAWA TIMUR 28,262,074 324,917,825 353,179,898

No Kabupaten/Kota Telur (Kg) Jumlah

Sumber: Dinas Peternakan Jawa Timur Sumber: Dinas Peternakan Jawa Timur

Pergerakan harga komoditas beras selama triwulan III 2008 cukup

stabil dengan tingkat fluktuasi yang rendah. Sebagai komoditas yang

memiliki bobot terbesar pada perhitungan inflasi kelompok bahan makanan,

pergerakan harga beras di Jawa Timur cukup stabil terutama periode Juli –

September. Hal ini dipengaruhi kecukupan pasokan seiring dengan musim

panen, serta faktor distribusi yang lancar. Berdasarkan data BULOG Divre Jawa

Timur, jumlah stok beras hingga September 2008 adalah 535.000 ton dan

diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat hingga 11 bulan

mendatang. Sementara itu, terdapat 256.000 ton komoditas beras yang

dikirimkan BULOG Divre Jawa Timur ke beberapa daerah lain di luar pulau

Jawa, diantaranya: Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Barat,

Sumatera Utara, Papua, Riau, Nangroe Aceh Darussalam, Kalimantan Selatan,

dan Bali.

-7.00

-6.00

-5.00

-4.00

-3.00

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

II III IVI II III IVI II III IVI II III IV V I II III IVI II III IVI II III IV V I II III IVI II III IV

Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept

-10.00

-8.00

-6.00

-4.00

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

I II III IVI II III IVI II III IV V I II III IVI II III IVI II III IV V I II III IVI II III IV

Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept

Grafik 2.7 Pergerakan Harga Beras Bulanan

Grafik 2.6 Pergerakan Harga Beras Mingguan

Sumber: Survey Pemantauan Harga, data diolah Sumber: Survey Pemantauan Harga, data diolah

___________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

44

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

2.3 . INFLASI TAHUNAN (y-o-y)

Secara tahunan, inflasi Jawa Timur berada di bawah inflasi

nasional meskipun lebih tinggi dibandingkan inflasi Jawa Timur

triwulan sebelumnya. Trend peningkatan inflasi Jawa Timur sejak awal

tahun 2008 mulai menunjukkan perlambatan, meskipun masih berada diatas

10%. Hal ini terutama dipengaruhi penurunan inflasi dalam kurun waktu Juli

hingga September, baik secara bulanan maupun triwulanan. Berdasarkan

kelompok, kenaikan harga tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan

(21,97%), diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau

(9,96%), dan kelompok sandang (9,23%).

Meskipun masih tinggi, namun inflasi pada kelompok bahan

makanan relatif melambat. Perlambatan ini antara lain dipengaruhi

ketersediaan pangan yang mencukupi, serta harga komoditas di pasar dunia

yang mulai mengalami penurunan, diantaranya: minyak bumi, Crude Palm Oil

(CPO), emas, kedelai, jagung, dan gandum.

Grafik 2.9 Inflasi Jawa Timur

Grafik 2.8 Inflasi Nasional & Jawa Timur

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

11.00

12.00

13.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

%

Jatim

(2.00)

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Nasional

Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah

0200

400600800

1000

12001400

Jan-

05A

pr-0

5Ju

l-05

Oct

-05

Jan-

06A

pr-0

6Ju

l-06

Oct

-06

Jan-

07A

pr-0

7Ju

l-07

Oct

-07

Jan-

08A

pr-0

8Ju

l-08

USD

/ton

CPO Price

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Jan-

05

Mar

-05

May

-05

Jul-0

5

Sep-

05

Nov

-05

Jan-

06

Mar

-06

May

-06

Jul-0

6

Sep-

06

Nov

-06

Jan-

07

Mar

-07

May

-07

Jul-0

7

Sep-

07

Nov

-07

Jan-

08

Mar

-08

May

-08

Jul-0

8

USD

/bus

hel

Soybean Price

2006 2007 2008

Jatim (yoy) LHS Jatim (mtm) RHS

Jatim (qtq) RHS

Grafik 2.11 Perkembangan Harga Kedelai di Pasar Dunia

Grafik 2.10 Perkembangan Harga CPO di Pasar Dunia

Sumber: Bloomberg Sumber: Bloomberg

___________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

45

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

Kenaikan harga pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok &

tembakau terus meningkat. Tren peningkatan inflasi pada kelompok

dimaksud mulai tampak sejak awal tahun 2008 dan terus meningkat. Tekanan

ini diperkirakan akibat dampak lanjutan kenaikan harga BBM dan bahan bakar

rumah tangga khususnya pada kelompok makanan jadi. Di sisi lain, penerapan

Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) Nomor 134/PNK.4/2007 tentang

Kenaikan Tarif Cukai Rokok, yang diberlakukan mulai Januari 2008 dan

mengatur kenaikan cukai rokok hingga 1000%, sehingga berdampak pada

peningkatan biaya produksi. Disamping itu, kenaikan harga bahan baku rokok

seperti tembakau dan cengkeh turut mempengaruhi harga dan produksi rokok

dan tembakau di Jawa Timur.

Dari sisi sumbangannya, kelompok bahan makanan masih

mendominasi dengan trend yang meningkat. Besarnya kontribusi

kelompok bahan makanan terhadap inflasi Jawa Timur mencapai 4,67%,

diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik & bahan bakar sebesar 2,05%,

dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 1,69%.

Grafik 2.12 Perkembangan Harga Gandum di Pasar Dunia

0

2

4

6

8

10

12

14

Jan-

05

Apr

-05

Jul-0

5

Oct

-05

Jan-

06

Apr

-06

Jul-0

6

Oct

-06

Jan-

07

Apr

-07

Jul-0

7

Oct

-07

Jan-

08

Apr

-08

Jul-0

8

USD

/bus

hel

Wheat Price

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.13 Inflasi Berdasarkan Kelompok

Grafik 2.14 Sumbangan Inflasi Berdasarkan Kelompok

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2007 2008

Bahan Makanan Makanan jadi, Minuman

0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.505.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2007 2008

Bahan Makanan Makanan jadi, MinumanPerumahan, air SandangKesehatan Pendidikan, rekreasiTransportasi, komunikasi

Perumahan, air SandangKesehatan Pendidikan, rekreasiTransportasi, komunikasi

Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah

___________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

46

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

2.4 . INFLASI INTI DAN NON-INTI

Dilihat dari komponennya, Inflasi Jawa Timur pada triwulan III

2008 bersumber dari kenaikan inflasi non-inti dan inflasi inti.

Berdasarkan agregasi inflasi, kenaikan harga pada komponen volatile food dan

administered-price goods cukup tinggi, begitu pula dengan inflasi non-inti.

Berdasarkan analisis terhadap sumber-sumber penyebab inflasi inti, diketahui

bahwa terdapat potensi tekanan inflasi dari interaksi antara permintaan dan

penawaran, sebagaimana tercermin pada kesenjangan output (output gap)

yang terus meningkat, meskipun masih negatif. Meskipun tingkat penggunaan

kapasitas produksi (capacity utilization) di Jawa Timur pada tahun 2008

cenderung meningkat, namun masih berada dalam batas wajar yang tidak

akan mendorong inflasi (inflationary). Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha

menunjukkan bahwa secara rata-rata kapasitas terpakai industri di Jawa Timur

pada triwulan III 2008 adalah sebesar 80,12% sedikit meningkat dibandingkan

triwulan II 2008 yang tercatat sebesar 75,13%. Di sisi lain, nilai tukar rupiah

selama triwulan III 2008 cenderung melemah, meskipun pada bulan September

sedikit mengalami penguatan. Sementara itu, faktor lain yang mempengaruhi

inflasi inti adalah tingginya ekspektasi inflasi. Ekspektasi konsumen untuk

harga pada tiga bulan yang akan datang juga cenderung meningkat.

Gambar 2.16 Perkembangan Nilai Tukar Rp-USD

40455055606570758085

Tw I

Tw II

Tw II

ITw

IVTw

ITw

IITw

III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

ITw

IVTw

ITw

IITw

III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

ITw

IVTw

ITw

IITw

III

2003 2004 2005 2006 2007 2008

Gambar 2.15 Perkembangan Capacity Utilization

8800

8900

9000

9100

9200

9300

9400

9500

9600

1/1/

2008

2/1/

2008

3/1/

2008

4/1/

2008

5/1/

2008

6/1/

2008

7/1/

2008

8/1/

2008

9/1/

2008

Sumber: SKDU Sumber: Bank Indonesia

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Juli

Agt

Sep

Okt

Nop Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni Juli

Agt

Sept

2007 2008

Gambar 2.17 Ekspektasi Harga 3 Bulan ke Depan

___________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

47Sumber: SPE

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Boks 3. SURVEI FLUKTUASI INFLASI HARGA PANGAN & MODEL INFLASI BAHAN

MAKANAN (VOLATILE FOODS) DI JAWA TIMUR

Trend inflasi Jawa Timur dalam kurun waktu 2003-2007 cukup berfluktuasi,

yang diikuti oleh peningkatan sumbangan inflasi volatile foods. Kompleksitas

sumber inflasi, khususnya inflasi volatile foods memerlukan analisa dan

identifikasi yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan

fluktuasi harga bahan makanan di Jawa Timur. Hal ini juga penting terkait proses

pengendalian inflasi dan efektivitas pembentukan Tim Pengendalian Inflasi

Daerah (TPID).

Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia Surabaya mengambil sample 5

(lima) komoditas bahan makanan (beras, daging ayam, telur ayam, cabe, dan

minyak goreng) dan meliputi 4 Kab/Kota di Jawa Timur, yaitu: Surabaya, Malang,

Kediri dan Jember.

Secara garis besar, terdapat 3 (tiga) bagian analisis, yaitu:

1. Analisis Model Structural Equation Model (SEM) mengenai Pola Pergerakan

Harga.

2. Perilaku Penyesuaian Harga.

3. Tata Niaga Bahan Pangan.

ANALISIS MODEL SEM MENGENAI POLA PERGERAKAN HARGA

Pola pergerakan harga bahan makanan dengan mekanisme model SEM,

menggunakan 2 model utama, yaitu: (i) pengujian model untuk menganalisis

keterkaitan antara mekanisme tata niaga terhadap fluktuasi harga volatile foods,

dan (ii) pengujian model untuk menganalisis keterkaitan langsung antara 4

variabel utama dalam mekanisme tata niaga, yaitu: kompetisi, biaya pemasaran,

kegagalan pasar, dan ekspektasi terhadap fluktuasi harga volatile foods.

Dari hasil estimasi diperoleh kesimpulan bahwa instabilitas pergerakan

harga komoditas bahan makanan memiliki keterkaitan yang erat dengan

mekanisme tata niaga komoditas bahan makanan. Di samping itu, hasil estimasi

dengan melihat keterkaitan langsung antara 4 (empat) variabel utama

menjelaskan bahwa tingkat kompetisi, biaya pemasaran dan ekspektasi harga

merupakan faktor dominan dalam menjelaskan pergerakan atau fluktuasi harga

volatile foods.

_______________________________________________________________________ 49Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

PERILAKU PENYESUAIAN HARGA

Dengan menggunakan model probit, hasil estimasi menunjukkan bahwa

kecepatan perubahan harga pada pedagang komoditas bahan makanan di 4

(empat) kota besar di Jawa Timur sangat ditentukan oleh tingkat kompetisi pasar

dan skala produksi. Sedangkan variabel penetrasi pasar tidak memberikan

pengaruh yang signifikan pada perilaku penyesuaian harga, mengingat sebagian

besar pedagang komoditas bahan makanan khususnya agen kecil dan pengecer

tidak memiliki kekuatan penuh untuk mengendalikan harga.

Hasil estimasi kecepatan penyesuaian harga untuk jangka waktu 1 minggu

dan 1 bulan menunjukkan bahwa signifikansi didominasi oleh 3 (tiga) jenis

komoditas bahan makanan yaitu: telur, cabe dan minyak goreng. Namun dalam

skala waktu yang berbeda terdapat perubahan penentu (determinan) variabel

bebas terhadap signifikansi model persamaan.

MEKANISME TATA NIAGA BAHAN PANGAN

MEKANISMA TATA NIAGA TELUR

MEKANISMA TATA NIAGA BERAS

Skala produksi pedagangBeras, ayam ras, cabe & minyak goreng3 bulan

Kompetisi pasar & penetrasi pasarTelur, cabe & minyak goreng1 bulan

Kompetisi pasar & skala produksiTelur, cabe & minyak goreng1 minggu

Signifikansi Variabel PenjelasSignifikansi KomoditasJangka Waktu

Skala produksi pedagangBeras, ayam ras, cabe & minyak goreng3 bulan

Kompetisi pasar & penetrasi pasarTelur, cabe & minyak goreng1 bulan

Kompetisi pasar & skala produksiTelur, cabe & minyak goreng1 minggu

Signifikansi Variabel PenjelasSignifikansi KomoditasJangka Waktu

_______________________________________________________________________ 50Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

_______________________________________________________________________ 51

Beberapa kendala yang dihadapi dalam tata niaga minyak goreng, antara lain:

Mayoritas perkebunan kelapa sawit & perusahaan minyak goreng adalah milik

swasta,

Industri kelapa sawit cenderung terintegrasi dan bersifat oligopoli,

Regulasi Pemerintah relatif terbatas dan lebih banyak di tingkat nasional,

Kurangnya campur tangan pemerintah, sehingga industri minyak goreng lebih

ditentukan oleh mekanisme pasar.

MEKANISME TATA NIAGA MINYAK GORENG

• > 95% produksi minyak goreng di Indonesia berasal dari bahan baku kelapa dan kelapa sawit

• Sejak tahun 1985 minyak goreng mayoritas diproduksi dari kelapa sawit

• Produksi kelapa sawit Indonesia & Malaysia mencapai 85% produksi dunia

• Output industri kelapa sawit menjadi sektor unggulan ekspor Indonesia

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Other, 580,000 , 35,15%

belum realisasi, 233,100 , 40,19%

realisasi, 346,900 , 59,81%

target Jatim, 1,650,000 , 59%

Boks 4.

PERKEMBANGAN KONVERSI MINYAK TANAH KE ELPIJI DI SURABAYA

Program konversi minyak tanah (mitan) di Provinsi Jawa Timur mulai

dicanangkan pada bulan November 2007 yang meliputi 6 wilayah kota dengan

target awal sebanyak 1.650.000 kk. Setelah melewati pencacahan menjadi

1.321.127 kk dan 15.429 usaha mikro khusus kota Gresik.

Khusus wilayah Kota Surabaya, program konversi mitan ini digulirkan sejak

September 2007, dengan target 580.000 kk. Realisasi hingga saat ini sebanyak

346.900 kk yang telah menerima paket elpiji 3 kg, dan 17 kecamatan yang sudah

masuk kategori closed,1 yaitu: Sukomanunggal, Sawahan, Gayungan, Gunung

Anyar, Tenggilis Mejoyo, Pakal, Sambikerep, Wonocolo, Jambangan, Lakarsantri,

Tegalsari, Bubutan, Tambaksari, Rungkut, Benowo, Bulak, dan Karang Pilang.

Beberapa permasalahan yang dihadapi terkait belum tuntasnya konversi

mitan tersebut adalah:

- Pendistribusian yang belum merata

- Terdapat daerah yang belum closed, namun pasokan mitan telah ditarik

- Harga mitan dan elpiji di pasaran hampir sama tinggi

- Pertamina belum membayar Petrogas Jatim Utama (PJU) selaku BUMD yang

ditunjuk untuk melakukan konversi

Dengan segala kendala yang dihadapi, target konversi tetap harus berjalan

sesuai yang ditetapkan. Untuk itu, perlu dilakukan langkah-langkah mengatasi

dan mengantisipasi segala kendala yang ada, terutama mengingat sumbangan

Grafik 3. Realisasi Konversi Mitan di Surabaya

KONVERSI

1 Istilah yang dipakai untuk menyatakan bahwa pembagian elpiji sudah tuntas

_____________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

52

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

bahan bakar rumah tangga terhadap inflasi di Jawa Timur pada triwulan III 2008

cukup besar. Berdasarkan hal tersebut, terdapat beberapa usulan terkait

pelaksanaan konversi mitan di Surabaya, antara lain:

Peningkatan koordinasi dan transparansi antara Pertamina, PJU, dan

Pemerintah untuk menyelesaikan simpul proses konversi.

Transparansi dan pemberian informasi kepada masyarakat terkait program

konversi dan pembatasan/penarikan mitan di pasaran, untuk mengantisipasi

peningkatan ekspektasi di masyarakat.

Memperlancar distribusi elpiji dan menjaga ketersediaan pasokan di pasaran.

_____________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

53

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

_____________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

54

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

STABILITAS DAN INTERMEDIASI 3 PERBANKAN

Hingga triwulan III 2008, perkembangan indikator pada industri

perbankan di Jawa Timur menunjukkan trend yang melambat, baik bank umum

maupun BPR. Pertumbuhan kredit yang sempat mencapai 33,33% (yoy) mulai

menunjukkan perlambatan seiring dengan kenaikan suku bunga. Di sisi lain,

pertumbuhan DPK mulai menunjukkan perbaikan meskipun masih dalam level

yang rendah dan berada di bawah pertumbuhan kredit. Tingkat LDR bank

umum masih berada dalam level yang cukup tinggi yaitu di kisaran 72,35%

dengan rasio NPL terjaga di bawah 3%. Dari sisi risiko yang dihadapi perbankan,

hingga triwulan III 2008 risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar masih

relatif terjaga. Namun terdapat potensi tekanan kedepan, dipengaruhi oleh

trend peningkatan suku bunga, pengetatan likuiditas, serta pelemahan nilai

tukar rupiah.

3.1. INTERMEDIASI PERBANKAN

Intermediasi perbankan yang tercermin pada penyaluran

kredit oleh perbankan berjalan dengan baik, dan diimbangi oleh

pertumbuhan DPK. Pada triwulan III 2008, penyaluran kredit kepada

masyarakat oleh bank umum di Jawa Timur cenderung mulai melambat

meskipun masih dalam level yang cukup tinggi. Di sisi lain, pertumbuhan

DPK dan aset bank umum di Jawa Timur pada triwulan III 2008 mengalami

peningkatan, yang sebelumnya sempat mengalami perlambatan. Hal ini

seiring dengan kenaikan suku bunga DPK dan kredit.

Gambar 3.1 Gambar 3.2 Pertumbuhan Indikator Perbankan Pertumbuhan NIM Perbankan (yoy) (yoy)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12

1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12

1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008

aset kredit D PK

(30.00)

(20.00)(10.00)

-10.00

20.00

30.0040.00

50.0060.00

70.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Sumber: Bank Indonesia, data diolah Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 54

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Meskipun secara makro indikator perbankan berkembang dengan

baik, namun rendahnya spread margin yang diperoleh perbankan belum

mampu meningkatkan pendapatannya yang tercermin pada Net Interest

Margin (NIM) maupun fee based income yang cenderung menurun.

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan di Jawa Timur

(miliar Rp)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008

GIRO

DEPOSITO

TABUNGAN

c

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.IIIAset 146,667,121 153,836,677 159,989,412 167,474,291 166,386,598 177,178,874 187,821,858

Kre t

Pertumbuhan (yoy) 10.36 12.16 13.81 13.51 13.45 15.17 17.40 di 74,851,747 78,938,504 85,981,733 92,147,710 95,095,487 105,248,297 112,312,978

Pertumbuhan (yoy) 13.05 16.85 21.38 23.82 27.05 33.33 30.62 MKM 39,334,061 42,149,610 45,118,424 47,753,300 49,124,635 54,452,081 57,349,876

Pertumbuhan (yoy) 16.09 19.78 24.72 24.82 24.89 29.19 27.11 DPK 128,612,237 133,460,353 137,280,908 143,548,428 142,926,240 150,226,452 155,232,459 Pertumbuhan (yoy) 11.00 11.14 12.49 11.89 11.13 12.56 13.08 LDR 58.20% 59.15% 62.63% 64.19% 66.53% 70.06% 72.35%NPL 6.26% 5.93% 4.95% 4.44% 3.40% 3.09% 2.96%

INDIKATOR2007 2008

(miliar rupiah)

U

Sumber : Bank Indonesia

3.1.1. DANA PIHAK KETIGA (DPK)

Pertumbuhan DPK bank umum pada triwulan III 2008

meningkat, terutama didorong oleh pertumbuhan

deposito. Pertumbuhan DPK pada triwulan III 2008 sebesar

13,08% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2008

yang tumbuh sebesar 12,56%. Berdasarkan jenisnya, kenaikan

DPK tersebut karena peningkatan simpanan masyarakat dalam

bentuk deposito berjangka yang terus meningkat sejak triwulan II

2008, yaitu dari 5,56% (yoy) hingga mencapai 16,03% pada

triwulan III 2008. Sementara itu, pertumbuhan tabungan

mengalami perlambatan yaitu dari 26,24% (yoy) pada triwulan II

2008 menjadi 19,89% pada triwulan III 2008, sedangkan giro

pertumbuhan giro terus melambat hingga mencapai -2,88%.

Gambar 3.3 Gambar 3.4 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Perkembangan Suku Bunga DPK

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

QI 2

006

QII

2006

QIII

200

6

QIV

200

6

Q1

2007

QII

2007

QIII

200

7

QIV

200

7

QI 2

008

QII

2008

QIII

200

8

0

2

4

6

8

10

12

14Tab Rate

Dep Rate

BI Rate

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 55

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Trend kenaikan suku bunga mempengaruhi jumlah

penempatan dana masyarakat di perbankan. Peningkatan suku

bunga acuan – BI Rate hingga mencapai 9,25% (Sept 2008)

mendorong kenaikan suku bunga DPK yang ditawarkan oleh

perbankan, terutama pada deposito berjangka. Hal ini dipengaruhi

oleh isu kesulitan likuiditas yang dialami oleh industri perbankan,

dan juga ditunjukkan oleh pertumbuhan kenaikan suku bunga

deposito yang lebih besar dibandingkan kenaikan suku bunga

kredit.

Sumber: Bank Indonesia, dat adiolah Sumber: Bank Indonesia, dat adiolah

Pangsa tabungan pada struktur DPK bank umum di Jawa

Timur terus meningkat, meskipun secara keseluruhan

deposito berjangka masih mendominasi. Hingga September

2008, pangsa deposito berjangka pada bank umum mencapai

44,19%, tabungan mencapai 36,38% dan giro mencapai 19,43%.

giro

deposito

tabungan

-

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

140,000,000

160,000,000

180,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008

3.1.2. KREDIT

Pertumbuhan kredit bank umum pada triwulan III 2008

relatif melambat, terutama pada kredit konsumsi dan

kredit modal kerja. Seiring dengan kenaikan suku bunga kredit,

trend pertumbuhan kredit mulai menunjukkan perlambatan.

Kredit konsumsi yang sempat tumbuh cukup signifikan sejak

tahun 2007, pada triwulan III 2008 cenderung menurun dengan

tingkat pertumbuhan sebesar 27,01% (yoy). Demikian pula

giro

dep

tab

-

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

Mar

-05

Jun-

05

Sep-

05

Dec

-05

Mar

-06

Jun-

06

Sep-

06

Dec

-06

Mar

-07

Jun-

07

Sep-

07

Dec

-07

Mar

-08

Jun-

08

Sep-

08

Gambar 3.5 Gambar 3.6 Komposisi DPK Bank Umum Komposisi DPK Golongan Perorangan

Sumber: Bank Indonesia, dat adiolah Sumber: Bank Indonesia, dat adiolah

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 56

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

dengan kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 31,09% (Tw.III

2008), lebih rendah dibandingkan triwulan II 2008 yang tumbuh

sebesar 37,96%. Sementara itu, pertumbuhan kredit investasi

mencapai 30,75%, lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2008 yang

tercatat 19,66%.

Gambar 3.8 Gambar 3.7 Pertumbuhan Kredit (yoy) Suku Bunga Kredit dan BI Rate

-5.00

10.0015.0020.0025.0030.0035.0040.0045.0050.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008

kmk KI KK

cInvestasi

11%

Konsumsi23%

Modal Kerja66%

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

QI 2

006

QII

2006

QIII

2006

QIV

200

6

Q1

2007

QII

2007

QIII

2007

QIV

200

7

QI 2

008

QII

2008

QIII

2008

Secara umum, struktur kredit bank umum di Jawa Timur

masih didominasi oleh kredit modal kerja. Pangsa kredit modal

kerja pada triwulan laporan mencapai 65,91%, lebih besar

dibandingkan triwulan II 2008 yang mencapai 65,70%. Pangsa

kredit konsumsi sebesar 22,79%, sedikit lebih besar dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat 22,77%. Sementara itu, kredit

investasi memiliki pangsa terkecil yaitu sebesar 11,31%, menurun

dibandingkan triwulan II 2008 yang mencapai 11,54%. Dominasi

kredit modal kerja dengan nominal kredit modal kerja yang

mencapai Rp 74,02 triliun menunjukkan kebutuhan likuiditas yang

tinggi oleh masyarakat terutama oleh dunia usaha.

Gambar 3.9Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan

Gambar 3.10 Pangsa Kredit Per Jenis Penggunaan

Modal Kerja BI Rate Konsumsi Investasi

-

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2003 2004 2005 2006 2007 2008

-10.00-5.000.005.0010.0015.0020.0025.0030.0035.0040.00

kredit (nominal) mtmqtq yoy

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 57

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Sumber: Bank Indonesia

-

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000

70,000,000

80,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 92005 2006 2007 2008

nominal

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00%KMK (left axis)

yoy (right axis)

-

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

14,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008

nominal

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

%KI (left axis)

yoy (right axis)

-

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

30,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008

nominal

0.005.0010.0015.0020.0025.0030.0035.0040.0045.0050.00

%KK (left axis)

yoy (right axis)

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 3.12

Gambar 3.11

Pertumbuhan Kredit Investasi Pertumbuhan Kredit Modal Kerja

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Gambar 3.13Pertumbuhan Kredit Konsumsi

Sumber: Bank Indonesia

Secara sektoral, penyaluran kredit bank umum di Jawa

Timur kepada sektor-sektor dominan umumnya mengalami

perlambatan. Berdasarkan nominal kredit, sektor ekonomi

dominan yang memperoleh kredit perbankan di Jawa Timur antara

lain: sektor industri (32,16%), sektor perdagangan, hotel & restoran

(27,74%), sektor jasa dunia usaha (5,31%) dan sektor pertanian

(4,17%). Pertumbuhan kredit pada sektor tersebut umumnya

mengalami perlambatan, dengan tingkat pertumbuhan sebesar

46,71% untuk sektor industri, 23,65% untuk sektor PHR, 11,63%

untuk sektor jasa dunia usaha, dan 5,54% untuk sektor pertanian.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 58

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Gambar 3.15

-30.00

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008

% Industri PHRJasa Dunia Usaha Pertanian

(20.00) - 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00

Tani

Tambang

Industri

Listrik,Gas

Konstruksi

Dagang/Hotel

Angkut/Komnikasi

JS.Dunia

JS.Sosial

Lain-2

QII-2008

QI-2008

50.00%

55.00%

60.00%

65.00%

70.00%

75.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 200840.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

110.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Bank Umum Bank PemBank Sw asta Bank Asing

Gambar 3.14Pertumbuhan Kredit Per Sektor Ekonomi Pertumbuhan Kredit Per Sektor Ekonomi

(yoy) (yoy)

Loan to Deposit Ratio (LDR)

masih relatif tinggi yaitu sebesar 72,35% terutama

disebabkan pertumbuhan kredit yang masih cukup tinggi.

Berdasarkan kelompok bank, tingkat LDR bank asing dan bank

pemerintah berada di atas LDR bank umum secara keseluruhan,

sedangkan bank swasta lebih rendah. Trend perkembangan LDR

masing-masing kelompok bank menunjukkan bahwa secara umum

mulai terjadi penurunan LDR terutama pada bank asing dan bank

swasta. Hal ini menunjukkan bahwa gap pertumbuhan kredit

yang sebelumnya jauh lebih tinggi dibandingkan penghimpunan

DPK mulai mengalami penurunan.

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Gambar 3.17

Gambar 3.16

Perkembangan LDR per-Kelompok Bank Perkembangan LDR

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 59Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Dari sisi ekses likuiditas, sampai dengan triwulan III 2008

jumlah dana menganggur di perbankan mulai menunjukkan

perbaikan meskipun tingkat undisbursed loan masih berada di

kisaran 15,44%. Tingkat undisbursed loan bank umum di Jawa

Timur pada triwulan laporan sedikit lebih tinggi dibandingkan

triwulan II 2008 yang tercatat 14,13%. Namun, di sisi lain terjadi

penurunan jumlah penempatan dana di Sertifikat Bank Indonesia

(SBI) oleh perbankan Jawa Timur, yang secara tahunan turun sebesar

-35,50%. Hal ini disebabkan kebutuhan likuiditas yang meningkat.

Kredit UMKM

Sampai dengan triwulan III 2008, perkembangan kredit usaha

mikro kecil dan menengah (UMKM) mengalami perlambatan.

Dengan tingkat pertumbuhan kredit mencapai 27,11% (yoy), pangsa

kredit UMKM terhadap total kredit mencapai 51,06%.

total kredit

kredit UMKM

-

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

140,000,000

160,000,000

180,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2004 2005 2006 2007 2008

-

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000

70,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2004 2005 2006 2007 2008

juta rp

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

%kredit UMKM g(yoy) total kreditg(yoy) kredit UMKM

Potensi sektor UMKM di Jawa Timur yang cukup besar

ditunjukkan oleh tingkat pertumbuhan kredit UMKM yang

cenderung selalu lebih tinggi dibandingkan kredit secara total.

Namun pada tahun 2008, pertumbuhan kredit UMKM justru lebih

rendah dibandingkan kredit secara total. Seringkali penyaluran

kredit UMKM oleh perbankan terbentur kendala-kendala,

diantaranya kemampuan dan kompetensi yang berbeda-beda pada

SDM setiap bank. Sementara itu, paket kebijakan perbankan Januari

Gambar 3.19 Gambar 3.18Pertumbuhan Kredit UMKM Pangsa Kredit UMKM terhadap total kredit

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 60

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

2006 dan kebijakan pemerintah untuk menyalurkan kredit usaha

rakyat (KUR) yang bertujuan memberikan insentif perluasan

pembiayaan UMKM belum memperlihatkan hasil yang signifikan.

Kualitas kredit UMKM pada triwulan III 2008 relatif membaik

meskipun masih berada diatas NPL secara keseluruhan.

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

8.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008

NPL Total Kredit NPL UMKM

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2004 2005 2006 2007 2008

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000NPL nominal

NPL %

Gambar 3.20 Gambar 3.21 Tingkat NPL Kredit UMKM & Kredit Total Tingkat NPL Kredit UMKM

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Dalam rangka mendorong pemberdayaan sektor riil dan

UMKM, Bank Indonesia melakukan beberapa upaya seperti

penyediaan program Bantuan Teknis Pelatihan kepada bank, BDSP

dan UMKM. Disamping itu, akan dilakukan kerjasama dan

koordinasi antara Bank Indonesia dan instansi terkait untuk

mendukung sektor UMKM, yaitu melalui penandatanganan

kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding/MoU) dalam

hal pemberdayaan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB).

3.2. STABILITAS SISTEM PERBANKAN

Selama triwulan III 2008, stabilitas industri perbankan di Jawa Timur

relatif terjaga namun terdapat potensi timbulnya risiko kredit terutama

akibat proyeksi perlambatan pada kinerja struktur dunia usaha dan

peningkatan suku bunga.

3.2.1. RISIKO KREDIT

Risiko kredit perbankan di Jawa pada triwulan III 2008

relatif terkendali, tercermin dari rasio Non Performing Loans

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 61

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

(NPLs) yang terus menurun dan berada di bawah level 5%, yaitu

sebesar 2,96%. Dari sisi kelompok bank, perbaikan kualitas kredit

disumbangkan oleh kelompok bank pemerintah dan swasta.

Disamping itu, kualitas kredit per-jenis penggunaannya juga

relatif membaik, terutama kredit konsumsi.

0.00%1.00%2.00%3.00%4.00%5.00%6.00%7.00%8.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2004 2005 2006 2007 2008

-

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000NPL nominal (right axis)

NPL % (lef t axis)

0.00%1.00%2.00%3.00%4.00%5.00%6.00%7.00%

Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IV Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IV Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IV Tw.I

Tw.II

Tw.II

I

2005 2006 2007 2008

%

-10,000,00020,000,00030,000,00040,000,00050,000,00060,000,00070,000,00080,000,000

Juta rpKMK (nominal)

NPL KMK

0.00%

0.20%0.40%

0.60%0.80%

1.00%1.20%

1.40%

2005 2006 2007 2008

%

-

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

30,000,000Juta rpKK (nominal)

NPL KK

0.00%

0.50%

1.00%

1.50%

2.00%

2.50%

Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IV Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IV Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IV Tw.I

Tw.II

Tw.II

I

2005 2006 2007 2008

%

-2,000,0004,000,0006,000,0008,000,00010,000,00012,000,00014,000,000

Juta rpKI (nominal)

NPL KI

Gambar 3.22 Gambar 3.23 Perkembangan Non Performing Perkembangan NPL Kredit Investasi

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Gambar 3.25

Gambar 3.24 Perkembangan NPL Kredit KonsumsiPerkembangan NPL Kredit Modal

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Relatif terjaganya tingkat NPL kredit pada rasio yang

rendah juga tercermin pada NPL yang terjaga pada sektor

ekonomi dominan. Pada triwulan III 2008, tingkat NPL kredit pada

sektor industri dan jasa dunia usaha relatif membaik, sedangkan

terdapat sedikit peningkatan pada sektor PHR.

Gambar 3.26

NPL per Sektor Unggulan

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 62

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

0.00%

0.01%

0.02%

0.03%

0.04%

0.05%

0.06%

0.07%

Tw.I

Tw.II

Tw.II

I

Tw.IV Tw

.I

Tw.II

Tw.II

I

Tw.IV Tw

.I

Tw.II

Tw.II

I

Tw.IV Tw

.I

Tw.II

Tw.II

I

2005 2006 2007 2008

0.00%0.50%1.00%

1.50%2.00%2.50%3.00%

3.50%4.00%4.50%

jasa dunia (left axis) tani PHR (right axis) industri (left axis)

Sumber: Bank Indonesia

Sementara itu, kredit properti menunjukkan kualitas yang

terus membaik. Seiring dengan trend pertumbuhan kredit dimaksud

yang cenderung meningkat, rasio NPLs-nya (gross) hingga triwulan

laporan sebesar 2,66%, relatif lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat 3,04%, serta terhadap tahun sebelumnya

yang mencapai 3,96%.

Gambar 3.27 Perkembangan NPLs Kredit Properti

-

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2004 2005 2006 2007 2008

-0.501.001.502.002.503.003.504.004.505.00Kredit Properti

NPL (%)

Sumber: Bank Indonesia

3.2.2. RISIKO LIKUIDITAS

Risiko likuiditas perbankan pada triwulan III 2008 cenderung

berkurang tercermin dari adanya peningkatan tenor penempatan

dana masyarakat pada perbankan yang bersifat jangka panjang,

yaitu berupa peningkatan deposito berjangka, serta penurunan

jumlah DPK berbentuk giro, meskipun tenor penempatan yang

jangka pendek masih mendominasi. Kondisi ini mendorong

perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit investasi,

meskipun kredit modal kerja yang berjangka waktu pendek masih

mendominasi.

Meskipun demikian, risiko likuiditas perbankan di Jawa Timur

sampai saat ini masih cukup terjaga yang terlihat pada perilaku

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 63

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

bank yang cukup berhati-hati dalam mengelola aset. Komposisi

pendanaan bank yang cenderung didominasi oleh dana berjangka

waktu pendek menyebabkan bank relatif berhati-hati dalam

meningkatkan aktiva berupa kredit, sehingga pertumbuhan kredit

investasi yang berjangka waktu panjang tumbuh masih terbatas.

Disamping itu, kehati-hatian bank juga tercermin pada rasio LDR

yang tumbuh relatif lambat.

3.2.3. RISIKO PASAR

Risiko pasar bagi bank tercermin pada suku bunga dan nilai

tukar. Dari sisi suku bunga, seiring dengan peningkatan suku bunga

acuan, terdapat kenaikan suku bunga DPK serta kredit selama

triwulan III 2008. Namun, peningkatan suku bunga DPK lebih tinggi

dibandingkan suku bunga kredit, sehingga spread bunga relatif

terjaga.

Kondisi yang dihadapi perbankan saat ini ketetatan likuiditas

yang relatif meningkat. Hal ini akan mendorong perbankan untuk

meningkatkan suku bunga baik dana maupun kredit, yang pada

akhirnya akan berdampak pada biaya yang menjadi beban

perbankan.

3.3. PERBANKAN SYARIAH

Sampai dengan triwulan III 2008, perkembangan industri perbankan

syariah masih memiliki pangsa relatif kecil, namun secara umum perbankan

syariah mencatatkan perkembangan yang cukup menggembirakan, yang

tercermin dari pertumbuhan jumlah aset, dana maupun pembiayaan. Hal

ini mengindikasikan adanya potensi yang cukup besar bagi perbankan

yang berprinsip syariah untuk terus mengembangkan usahanya.

Pertumbuhan aset perbankan syariah di Jawa Timur pada triwulan III

2008 sebesar 47,70% sehingga menjadi Rp 3,01 triliun, lebih besar bila

dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 33,86%

(yoy). Meskipun demikian, dengan pangsa sebesar 1,60% terhadap total

aset masih dirasakan cukup jauh untuk mencapai target sebesar 5%.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 64

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Sementara itu, pembiayaan tumbuh 36,31% (yoy) sehingga mencapai

Rp.2,12 triliun.

Gambar 3.28

Perkembangan Indikator Perbankan Syariah

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

Jan-

05

Apr-

05

Jul-0

5

Oct

-05

Jan-

06

Apr-

06

Jul-0

6

Oct

-06

Jan-

07

Apr-

07

Jul-0

7

Oct

-07

Jan-

08

Apr-

08

Jul-0

8

aset kredit DPK

Sumber: Bank Indonesia

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencerminkan fungsi

intermediasi pada segmen perbankan syariah di Jawa Timur mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya hingga mencapai 84,72%,

relatif berada di atas rasio bank umum konvensional.

3.3. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

Perkembangan indikator BPR di wilayah kerja Bank Indonesia

Surabaya hingga triwulan III 2008 menunjukkan perlambatan

dibandingkan tahun 2007. Sampai dengan September 2008, terdapat

337 BPR dengan 450 kantor, serta 7 BPR yang bersegmen syariah.

Intermediasi BPR relatif melambat terutama pada pertumbuhan DPK,

meskipun secara tahunan pertumbuhan kredit cenderung meningkat.

Gambar 3.29

Perkembangan Indikator BPR

-

5.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

2006 2007 2008

aset kreditDPK

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 65

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Sumber: Bank Indonesia

(40.00)

(20.00)

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

modal kerjainvestasikonsumsi

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

%depositotabungan

Total aset BPR di Jawa Timur saat ini sebesar Rp 4,04 triliun dan

portfolio kredit mencapai Rp 3,02 triliun. Perkembangan kredit

berdasarkan jenis penggunaan cukup stabil meskipun terjadi sedikit

perlambatan pada kredit investasi. Sementara itu, perlambatan

pertumbuhan DPK utamanya disebabkan penurunan jumlah deposito

yang signifikan, meskipun tabungan juga dalam trend penurunan.

Grafik 3.31 Grafik 3.30 Pertumbuhan DPK per-Jenis SimpananPertumbuhan Kredit per-Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Untuk meningkatkan kinerja industri BPR, maka telah ditempuh

beberapa upaya strategis, termasuk untuk meningkatkan kualitas SDM BPR,

serta memperkuat daya saing dan tingkat kepercayaan masyarakat kepada

BPR. Langkah yang ditempuh berupa pelaksanaan sertifikasi bagi pengurus

BPR, dimana hingga saat ini telah seluruh BPR yang ada di Jawa Timur telah

memiliki Direksi yang bersertifikasi. Dari sisi penguatan kelembagaan BPR,

sesuai dengan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) Pilar ke-5 yaitu

“Program Pengembangan Infrastruktur Perbankan” maka diperlukan upaya

pengembangan sarana pendukung operasional perbankan yang diharapkan

dapat meningkatkan efisiensi operasional BPR di masa mendatang. Dalam

kaitan itu, pada akhir tahun 2007 telah dibentuk Lembaga APEX BPR

sebagai Pilot Project Nasional. Keberadaan lembaga ini diharapkan dapat

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 66

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

berfungsi sebagai induk bagi BPR untuk mengatasi kondisi apabila BPR

menghadapi kesulitan likuiditas (mismatch) atau kekurangan modal kerja

dalam rangka meningkatkan fungsinya sebagai lembaga intermediasi

khususnya dalam menyalurkan kredit kepada sektor UMKM.

3.5. BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA

Perkembangan kinerja 8 bank umum yang berkantor pusat di

Surabaya hingga triwulan III 2008 menuunjukkan adanya peningkatan

yang terindikasi pada pertumbuhan aset, DPK dan kredit. Berkurangnya

jumlah bank yang berkantor pusat di Surabaya sejak Januari 2008

sebanyak 1 bank menyebabkan trend pertumbuhan tahunan mengalami

penurunan. Namun bila dilihat dari pertumbuhan bulanan, dapat

disimpulkan bahwa kinerja 8 bank tersebut relatif stabil dan cenderung

meningkat khususnya pada penyaluran kredit. Demikian pula dengan

fungsi intermediasi yang membaik dan diindikasikan oleh peningkatan

LDR hingga mencapai 47,52% lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencapai 46,97%.

Penurunan indikator tersebut lebih disebabkan akibat adanya

penurunan jumlah bank yang beroperasi di wilayah Surabaya sebanyak 1

bank yaitu: PT. Bank Arta Niaga Kencana yang diakuisisi oleh PT. Bank

Commonwealth. Dalam rangka mendukung industri perbankan yang

sehat, kuat dan efisien guna menciptakan stabilitas sistem keuangan, maka

dibutuhkan permodalan perbankan yang sehat dan kuat.

Grafik 3.32 Grafik 3.33

Perkembangan Indikator Bank Ber-KP Perkembangan Indikator Bank Ber-KP (yoy) (mtm)

(20.00)

(15.00)

(10.00)

(5.00)

-

5.00

10.00

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

2007 2008

aset

kreditDPK

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2003 2004 2005 2006 2007 2008

aset kredit DPK

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 67

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.34

Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR)

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Sumber: Bank Indonesia

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 68

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 –Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Boks 5

PERKEMBANGAN LIKUIDITAS PERBANKAN DI JAWA TIMUR

Ketetatan likuiditas perbankan mulai dirasakan sejak pertengahan tahun

2008, tercermin dari struktur DPK yang didominasi dana jangka pendek,

pertumbuhan kredit yang sangat tinggi namun tidak disertai dengan

pertumbuhan DPK, serta adanya perang suku bunga antar bank untuk

memperoleh sumber pendanaan dari nasabah. Kondisi ini juga di perparah

dengan terjadinya krisis global yang bersumber dari Subprime Mortgage Crisis di

US, sehingga berdampak pada sektor keuangan (penurunan nilai IHSG,

pengetatan likuiditas valas akibat capital outflow), serta sektor riil (penurunan

ekspor).

Berdasarkan kondisi tersebut, Bank Indonesia mengambil langkah-langkah

yang bertujuan untuk menjaga kecukupan likuiditas valuta asing dan rupiah di

dalam negeri. Langkah-langkah tersebut mencakup:

1. Perpanjangan tenor FX Swap dari paling lama 7 hari menjadi sampai 1 bulan

(berlaku sejak 15 Oktober 2008). Langkah ini untuk memenuhi permintaan

valuta USD yang sifatnya temporer sehingga memberi waktu penyesuaian yang

cukup bagi bank/pelaku pasar sebelum benar-benar melakukan penyesuaian

komposisi portfolio-nya.

2. Penyediaan pasokan valuta asing bagi perusahaan domestik melalui perbankan

(berlaku sejak 15 Oktober 2008), untuk meningkatkan kepastian pemenuhan

kebutuhan valuta asing perusahaan domestik.

3. Penurunan rasio GWM valuta asing untuk bank umum konvensional dan syariah

dari 3,0% menjadi 1,0% (berlaku sejak 13 Oktober 2008) untuk menambah

ketersediaan likuiditas valuta USD yang dapat digunakan bank dalam

bertransaksi dengan nasabahnya.

4. Pencabutan ketentuan pasal 4 PBI No. 7/1/PBI/2005 tentang batasan posisi saldo

harian Pinjaman Luar Negeri jangka pendek dengan meniadakan batasan posisi

saldo harian Pinjaman Luar Negeri jangka pendek (berlaku sejak 13 Oktober

2008). Langkah ini ditujukan untuk mengurangi tekanan pembelian USD karena

adanya pengalihan rekening rupiah ke valuta asing oleh nasabah asing.

_______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

69

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 –Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

-

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10,000,000

12,000,000

2006 2007 2008

0.00%

0.50%

1.00%

1.50%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2.00%

2.50%

3.00%

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

5. Penyederhanaan perhitungan GWM rupiah (berlaku sejak 24 Oktober 2008)

menjadi hanya dalam bentuk statutory reserves sebesar 7,5% dari DPK agar

likuiditas rupiah dalam sistem perbankan menjadi lebih memadai.

Sementara itu, kinerja 8 bank umum yang berkantor pusat di Surabaya,

menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

a. Dengan adanya penurunan rasio GWM menjadi 5% sejak tanggal 24

Oktober 2008, maka kondisi likuiditas bank-bank yang berkantor pusat di

Surabaya semakin baik. Sebelum adanya ketentuan GWM yang baru

tersebut, bank-bank berkantor pusat di Surabaya harus memelihara GWM

sekitar 7% s.d. 10% dari Dana Pihak Ketiga. Kelonggaran likuiditas bank

tercermin dari adanya peningkatan penempatan dana pada Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) dari Rp5,7 triliun pada akhir September 2008 menjadi Rp6,7

triliun pada akhir Oktober 2008.

b. Tidak terdapat penambahan jumlah kepemilikan surat berharga selain SBI

bank-bank berkantor pusat di Surabaya, yaitu tetap sebesar Rp268,9 Miliar

dan sebagian besar dalam kategori “Dimiliki Hingga jatuh Tempo (Held to

Maturity)”, sehingga tidak berdampak pada kinerja bank-bank tersebut.

c. Rasio kredit bermasalah (Non Perforning Loans) secara agregat masih dapat

dipertahankan di bawah 5%.

d. Secara umum kebijakan penyaluran kredit bank lebih berhati-hati dan

selektif, sehingga beberapa bulan terakhir cenderung mengurangi ekspansi

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3. Rasio NPLs

Grafik 3. Jumlah Penempatan di SBI

_______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

70

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 3 –Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

kredit. Outstanding kredit 8 bank umum berkantor pusat di Surabaya yang

pada posisi bulan September 2008 sebesar Rp10,30 triliun, pada posisi akhir

Oktober 2008 hanya meningkat Rp151 Miliar (1,46%), sehingga menjadi

Rp10,46 Triliun. Suku bunga kredit telah berkisar antara 15% s.d. 17%.

e. Dari sisi kebijakan penghimpunan dana, bank-bank berusaha

mempertahankan nasabah utamanya (prime customer), sehingga kepada

nasabah-nasabah tersebut diberikan suku bunga pendanaan sebesar 11%

s.d. 12%. Dalam jangka menengah hal ini berpotensi mempengaruhi Net

Iinterest Margin (NIM) bank.

_______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008

71

Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 72

4 SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran di wilayah Jawa Timur pada triwulan III-2008

berjalan baik dan normal. Secara umum, terjadi peningkatan transaksi

pembayaran pada triwulan III-2008, dibandingkan kondisi triwulan II-2008,

baik pada transaksi tunai maupun non-tunai. Kegiatan lain di bidang sistem

pembayaran, seperti layanan penukaran uang pecahan kecil dan

pemusnahan (pemberian tanda tidak berharga) juga tercatat berjalan baik

dan normal tanpa deviasi yang berarti. Penemuan uang palsu masih terus

terjadi dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengatasinya juga

terus dilakukan secara intensif.

4.1 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI

Transaksi tunai antara perbankan di Jawa Timur dengan Kantor

Bank Indonesia di Jawa Timur (KBI Surabaya, KBI Malang, KBI Kediri,

dan KBI Jember) pada triwulan III-2008 tercatat meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya. Kondisi ini terkait dengan

kebutuhan transaksi yang meningkat menjelang hari raya Idul Fitri.

Namun demikian, kondisi tahun 2008 ini masih jauh lebih rendah

dibandingkan tahun 2006 ketika belum diimplementasikan inisiatif

focus group untuk optimalisasi cash management di antara bank-bank.

Dengan program ini, bank yang memiliki kelebihan likuditas (posisi

long) diarahkan untuk bertransaksi langsung dengan bank yang

membutuhkan likuiditas (posisi short) tanpa melalui kas Bank

Indonesia.

a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow)

Pada triwulan III-2008, terjadi peningkatan pada rata-rata

harian transaksi inflow dan outflow dibandingkan triwulan II-2008.

Selama triwulan III-2008, rata-rata harian uang yang masuk ke Bank

Indonesia tercatat sebesar Rp88,73 miliar, sedangkan rata-rata

Page 88: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 73

harian uang yang keluar sebesar Rp105,35 miliar, sehingga terjadi

net outflow rata-rata harian sebesar Rp16,61 miliar.

Secara netto, empat Kantor Bank Indonesia di Provinsi Jawa

Timur pada triwulan III-2008 mengalami aliran uang kartal keluar

atau net outflow. Net outflow pada triwulan III-2008 mencapai

Rp1,02 triliun, meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang

mengalami net outlow sebesar Rp858 miliar. Berlanjutnya kondisi

net outflow pada triwulan III ini merupakan siklus yang rutin terjadi

di sistem pembayaran sejalan dengan siklus pertumbuhan ekonomi

yang juga meningkat. Pada umumnya, net outflow terjadi hingga

triwulan IV dan baru akan berbalik arah menjadi net inflow di

triwulan I.

0

2

4

6

8

10

12

14

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

2005 2006 2007 2008

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

Inflow Outflow Netflow - Skala Kanan

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 4.1 Rata-rata Harian Arus Uang Tunai

Gambar 4.2 Rata-rata Harian Net Inflow

Sumber : Bank Indonesia Surabaya Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 4.3Inflow, Outflow dan Netflow Gabungan

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

200,000

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III

2006 2007 2008

Outflow

Inflow

(40,000)

(20,000)

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III

2006 2007 2008

Page 89: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 74

b. Perkembangan Aktivitas Penukaran Uang Pecahan Kecil

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat akan

uang pecahan kecil, Bank Indonesia Surabaya menjalin kerjasama

dengan lima Perusahaan Penukaran Uang Pecahan Kecil (PPUPK)

untuk menyediakan layanan penukaran mata uang Rupiah pecahan

kecil (Rp10.000 atau lebih kecil). Layanan ini bertujuan untuk

memudahkan masyarakat dalam mendapatkan uang pecahan

sesuai dengan jumlah dan jenis pecahan yang dibutuhkan.

Pada triwulan III-2008, secara nominal terlihat bahwa jumlah

uang pecahan yang kecil yang ditukarkan mencapai Rp111,57 miliar

atau sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

sebesar Rp113 miliar. Di luar angka ini, aktivitas penukaran uang

kecil pada triwulan ini juga diramaikan oleh penukaran oleh

masyarakat langsung ke Bank Indonesia khususnya menjelang hari

raya Idul Fitri. Kebutuhan masyarakat yang meningkat tajam

menjelang Idul Fitri ini merupakan bagian dari kultur yang

berkembang di masyarakat.

Secara umum, pecahan mata uang rupiah yang paling

diminati masyarakat adalah pecahan Rp5.000 sebanyak 12.332.200

lembar, diikuti oleh pecahan Rp1.000 sebanyak 8.042.000 lembar.

Sementara itu, pecahan uang besar yang diterima Bank Indonesia

untuk ditukarkan umumnya adalah pecahan Rp100.000 dan

pecahan Rp50.000.

Gambar 4.4 Perkembangan Penukaran Uang Pecahan Kecil

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

2005 2006 2007 2008

Rp

Mili

ar

Jumlah Uang KecilDitukar

Page 90: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 75

Kerjasama Bank Indonesia Surabaya dengan lima PPUPK ini

direncanakan berakhir pada triwulan IV mendatang. Di tahun 2009,

Bank Indonesia akan mengaktifkan kembali layanan kas keliling

untuk memberi jasa penukaran uang kecil kepada masyarakat

secara langsung.

c. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal

Jumlah uang tidak layak edar yang dimusnahkan (PTTB) pada

triwulan III-2008 di Jawa Timur tercatat sedikit menurun

dibandingkan triwulan II-2008. Namun demikian, penurunan ini

sebanding dengan besarnya inflow uang kartal sehingga rasio PTTB

terhadap inflow relatif stabil.

Besarnya volume PTTB sangat terkait dengan perilaku

masyarakat dalam menggunakan uang kartal. Penggunaan yang

cermat dan tepat akan dapat memperpanjang usia edar uang kartal

dan menundanya untuk menjadi uang tidak layak edar (UTLE). Bank

Indonesia terus menyosialisasikan kepada masyarakat akan

pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang kartal karena laju

pemusnahan uang kartal berdampak pada biaya pencetakan uang

baru untuk menggantikan uang yang dimusnahkan tersebut.

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 4.5 Jumlah Lembar Uang yang Ditukarkan

Berdasarkan Nominal Pecahan

Gambar 4.6 Nilai Uang yang Ditukarkan Berdasarkan

Nominal Pecahan

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Rp10.0009%

Rp5.00028%

Rp1.00019%

Rp50015%

Rp2000%

Rp10029%

Rp10.00034%

Rp5.00055%

Rp1.0007%

Rp5003%

Rp2000%

Rp1001%

Page 91: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 76

4.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI

Penyelesaian transaksi non tunai dengan mengunakan sarana

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) maupun kliring

pada triwulan III-2008 menunjukkan kecenderungan yang meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan transaksi ekonomi yang mengiringi pertumbuhan

aktivitas ekonomi di Jawa Timur. Selain itu, hal ini juga sejalan dengan

upaya Bank Indonesia untuk mengarahkan sistem pembayaran di

Indonesia menuju less cash society (LCS) dengan meningkatkan

penggunaan alat transaksi non-tunai. Untuk mendukung upaya ini,

Bank Indonesia senantiasa meningkatkan kualitas dan kecepatan

pelayanan transaksi non tunai.

Transaksi keuangan secara non tunai di Jawa Timur masih

didominasi oleh sistem BI-RTGS. Selama triwulan III-2008, BI-RTGS

berperan hingga 70% dari nilai penyelesaian transaksi keuangan non-

tunai di wilayah Jawa Timur.

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 4.7Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB)

0

1

2

3

4

5

6

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

2005 2006 2007 2008

Jum

lah

PTTB

(Rp

triliu

n-10

10

30

50

70

90

110

Prop

orsi

thdp

inflo

w (%

)

PTTB (Rp triliun)

Rasio PTTB thdp inflow

Page 92: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 77

a. Transaksi Kliring

Penyelesaian transaksi non tunai dengan mengunakan sarana

kliring pada triwulan III-2008 kembali menunjukkan peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Transaksi keuangan melalui

sistem kliring di wilayah Jawa Timur pada triwulan III-2008 mencapai

Rp44,67 triliun, meningkat dari 41,49 triliun di triwulan II-2008.

Dilihat dari volumenya, jumlah warkat yang diproses pada triwulan

III-2008 tercatat sebanyak 1,54 juta lembar, relatif stabil

dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa nilai

transaksi kliring per lembarnya mengalami peningkatan. Peningkatan

ini wajar terjadi di tengah pertumbuhan ekonomi daerah yang relatif

stabil di kisaran 6% selama satu tahun terakhir. Laju perputaran uang

umumnya berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi yang

mendasarinya.

Dalam periode triwulan III-2008, Cek/Bilyet Giro (BG) kliring

yang ditolak karena saldo tidak cukup, baik dari sisi jumlah warkat

maupun nilai transaksi, masih relatif rendah. Presentase nilai nominal

dan volume cek dan BG yang ditolak di sepanjang triwulan III-2008

masing-masing adalah 1,47% dan 1,58%, dengan nominal sebesar

Rp658 miliar dan warkat sejumlah 24.405 lembar. Untuk

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 4.8Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur

0

25

50

75

100

125

150

175

200

Kliri

ng, R

TGS

(Rp

triliu

n)

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

2005 2006 2007 2008

Kliring (Rp triliun)RTGS (Rp triliun)

Page 93: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 78

meningkatkan kualitas transaksi kliring dan mengurangi kejadian

penolakan, Bank Indonesia telah memberlakukan penerbitan Daftar

Hitam Nasional (DHN) yang berisi identitas nasabah penarik cek dan

atau bilyet giro kosong.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

2005 2006 2007 2008

Nom

inal

(Rp

triliu

n)

0

1

2

3

4

5

Jum

lah

War

kat (

lem

bar)

Nominal (Rp triliun)Warkat (juta lembar)

b. Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement)

Secara tahunan, transaksi RTGS (outgoing) dari 4 (empat)

Kantor Bank Indonesia di Jawa Timur mengalami peningkatan baik

dari sisi volume transaksi maupun nominal. Tren peningkatan

transaksi ini mengindikasikan makin tingginya kebutuhan

masyarakat akan transfer dana yang cepat serta kepercayaan

mereka yang makin tinggi akan keandalan sistem pembayaran

melalui perbankan.

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 4.9Perkembangan Transaksi Kliring Di Jawa Timur

Gambar 4.10Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur

0

25

50

75

100

125

150

175

200

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

2005 2006 2007 2008

Nom

inal

(Rp

triliu

n)

0

25,000

50,000

75,000

100,000

125,000

150,000

Volu

me

(tran

saks

i)

Nominal (Rp triliun)Volume (transaksi)

Page 94: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 79

Bila dianalisis, sistem BI-RTGS umumnya digunakan untuk transaksi

bernilai besar (di atas Rp100 juta) dan hanya sebanyak 26%

transaksi melalui BI-RTGS yang dilakukan untuk transaksi bernilai di

bawah Rp100 juta. Dari sisi nilai, 90% transaksi melalui RTGS

dilakukan untuk transaksi bernilai di atas Rp500 juta. Hal ini

menunjukkan bahwa tujuan sistem BI-RTGS untuk memproses

transaksi bernilai besar (diatas Rp100 juta) sudah tercapai. Di sisi

lain, sistem BI-RTGS juga diminati oleh masyarakat yang melakukan

transaksi bernilai ritel (di bawah Rp100 juta) meskipun biaya-nya

lebih mahal daripada kliring.

Gambar 4.11 Transaksi BI-RTGS TwIII-2008 menurut Volume

Gambar 4.12Transaksi BI-RTGS TwIII-2008 menurut Nilai

<100 juta26%

100-200 juta25%

200-500 juta27%

>500 juta22%

200-500 juta9%

<100 juta1%

>500 juta86%

100-200 juta4%

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Page 95: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 80

Berdasarkan jenis pengguna, transaksi melalui RTGS lebih

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan dunia usaha. Nasabah

perbankan merupakan kelompok pengguna sistem BI-RTGS

terbanyak (63%), disusul oleh kelompok pemerintah sebesar 23%,

dan kelompok perbankan yang menggunakannya untuk transaksi

pasar uang antar bank (PUAB) sebesar 7%. Situasi ini sedikit

berbeda dengan triwulan sebelumnya ketika kelompok pemerintah

memiliki porsi terkecil. Hal ini terjadi sejalan dengan meningkatnya

transaksi dana pemerintah di triwulan ini dibanding triwulan

sebelumnya.

4.3. PENEMUAN UANG PALSU DI PERBANKAN JAWA TIMUR

Jumlah uang palsu yang ditemukan di perbankan Jawa Timur

pada triwulan III-2008 mengalami sedikit peningkatan dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya. Uang palsu yang ditemukan

perbankan Jawa Timur pada triwulan III-2008 tercatat sebanyak 3.778

lembar, lebih tinggi dibandingkan pada triwulan II-2008 yang tercatat

sebanyak 3.267 lembar uang palsu. Dilihat dari jumlah lembarnya

maupun nilainya, pecahan yang paling banyak ditemukan adalah

pecahan Rp50 ribu.

Uang palsu yang dicatat oleh Bank Indonesia ini diperoleh melalui

laporan dari perbankan maupun masyarakat umum, yang kemudian

diteruskan kepada pihak Kepolisian untuk penanganan secara hukum.

Uang palsu ini umumnya diketahui ketika ditransaksikan di mekanisme

Nasabah70%

PUAB7%

Pemerintah23%

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 4.13Komposisi jenis pengguna BI-RTGS berdasarkan nilai

Page 96: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 81

perbankan. Di luar yang tercatat ini, ada kemungkinan sejumlah uang

palsu yang belum diketahui dan masih beredar di masyarakat.

Dalam rangka menekan dan mencegah peredaran uang palsu di

masyarakat, Bank Indonesia terus mengupayakan sosialisasi ciri-ciri

keaslian uang yang dikenal dengan metode 3D (dilihat, diraba,

diterawang). Sosialisasi ini dilakukan melalui berbagai media, baik

media massa maupun pertemuan-pertemuan langsung dengan

perbankan, siswa/mahasiswa, dan masyarakat umum.

Di sepanjang triwulan III-2008, terjadi beberapa kali penemuan

dan pengungkapan kasus uang palsu oleh jajaran kepolisian di Jawa

Timur. Selain itu, terdapat pula beberapa kasus penemuan uang palsu

di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali, yang menunjukkan bahwa mata

rantai “perdagangan” uang palsu berawal dari Jawa Timur dan

distribusikan ke luar daerah. Hal ini menunjukkan bahwa tindak pidana

pemalsuan uang masih terus terjadi dengan beragam teknik cetak dan

dalam skala pemalsuan yang berbeda sehingga masyarakat harus selalu

waspada. Terlebih karena terdepat kecenderungan para pelaku untuk

menggunakan strategi memalsukan uang pecahan kecil (Rp 5.000)

yang umumnya lebih tidak disadari oleh masyarakat.

Lembar Upal

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

2005 2006 2007 2008

Jum

lah

upal

(lem

bar)

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 4.14 Uang Palsu Yang Ditemukan Oleh Perbankan Di Jawa Timur

Page 97: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 82

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 4.15Statistik Uang Palsu yang ditemukan (lembar)

Pada triwulan I 2008 berdasarkan

Gambar 4.16 Statistik Uang Palsu yang ditemukan (nilai)

Pada triwulan I 2008 berdasarkan

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Rp50.00069%

Rp100.00026%

Rp5.0000%

Rp10.0003%

Rp20.0002%

Rp20.0001%

Rp10.0000% Rp5.000

0%

Rp100.00043%

Rp50.00056%

Page 98: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 5 – Prospek Ekonomi dan Harga

5 PROSPEK EKONOMI DAN HARGA

5.1 PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR

Pada triwulan IV-2008, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur

diproyeksikan akan tumbuh lebih tinggi dan berada di kisaran 6 –

6,5% sehingga pertumbuhan ekonomi Jawa Timur 2008 akan berada

di kisaran 5,95 – 6,05%. Konsumsi masyarakat diperkirakan akan kembali

tumbuh tinggi pada triwulan ini, sejalan dengan perayaan beberapa hari

raya keagamaan yang jatuh di triwulan IV-2008 (Idul Fitri, Idul Adha, dan

Natal). Untuk mengimbangi daya beli yang menurun, masyarakat diyakini

akan tetap menggunakan dukungan pembiayaan dari lembaga keuangan

bank (kredit konsumsi) maupun non-bank (misalnya pegadaian) di samping

memanfaatkan dana tabungan mereka. Investasi diperkirakan akan

meningkat pada penghujung tahun khususnya yang dilakukan oleh

Pemerintah, sebagai kompensasi lambatnya realisasi belanja pada triwulan-

triwulan sebelumnya. Ekspor diprediksi sedikit melemah mengingat krisis

ekonomi di tingkat global masih terus berlangsung meskipun deversifikasi

dan pencarian negara baru tujuan ekspor sedang digalakkan. Impor

diperkirakan tetap tumbuh tinggi untuk memenuhi permintaan domestik.

Dari sisi sektoral, ketiga sektor ekonomi utama diprediksi

berkontribusi pada percepatan pertumbuhan ekonomi. Sektor PHR

akan mendapat permintaan yang tinggi di masa-masa liburan dan perayaan

hari raya keagamaan. Sektor Industri, khususnya Subsektor makanan,

minuman, dan tembakau, turut tumbuh tinggi seiring meningkatnya

aktivitas konsumsi masyarakat. Sektor Pertanian akan memasuki musim

tanam yang didukung oleh curah hujan yang meningkat di akhir tahun.

Faktor-faktor lain yang patut diperhitungkan dampaknya pada triwulan IV-

2008 adalah pencairan BLT 2008 tahap II dan aktivitas Pilkada Gubernur

Jawa Timur putaran kedua di bulan November 2008. Di sisi lain,

pertumbuhan kredit ke sektor-sektor ekonomi utama diproyeksi akan

_________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

83

Page 99: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 5 – Prospek Ekonomi dan Harga

melambat seiring dengan kebijakan moneter ketat untuk mengendalikan

laju inflasi.

Gambar 5.2 Gambar 5.1 Ekspektasi Konsumen 6 bulan yad Estimasi Realisasi Usaha Tw IV-2008

-30

-20

-10

0

10

20

30

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

*

2006 2007 2008

TOTAL Pertanian

Industri PHR0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Indeks Penghasilan Saat IniEkspektasi Penghasilan 6 bulan yad

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

Tw.I

Tw.II

Tw.II

I

Tw.IV

Tw.I

Tw.II

Tw.II

I

Tw.IV

Tw.I

Tw.II

Tw.II

I

Tw.IV

2006 2007 2008

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00qtq yoy yoy

Sumber: SK BI Surabaya Sumber: SKDU BI Surabaya

5.2 PROYEKSI INFLASI JAWA TIMUR

Pada triwulan IV-2008, Inflasi Jawa Timur diperkirakan

melambat dan berada di kisaran semula yaitu 10,5 ± 1%1. Perkiraan

inflasi triwulanan Jawa Timur pada akhir tahun 2008 sebesar 1,24% (qtq)

dan diperkirakan bisa lebih rendah. Hal ini dipengaruhi adanya peluang

penurunan tekanan pada inflasi volatile food termasuk faktor imported

inflation, serta pengawalan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi ke

depan agar senantiasa stabil.

Grafik 5.4 Grafik 5.3 Ekspektasi Harga 3 Bulan ke Depan Proyeksi Inflasi Jawa Timur Tahun 2008

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Juli

Agt

Sep

Okt

Nop Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni Juli

Agt

Sept

2007 2008

1 Estimasi BI

Sumber: Estimasi Bank Indonesia Sumber: SPE

_________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

84

Page 100: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 5 – Prospek Ekonomi dan Harga

Pengaruh musiman berupa perayaan Natal serta tahun baru

ber

.3. PROSPEK PERBANKAN TAHUN 2008

industri perbankan memiliki

pel

triwulan

IV

Disamping itu, kredit konsumsi juga diperkirakan masih akan meningkat.

potensi meningkatkan kebutuhan konsumsi masyarakat,

meskipun tidak sebesar triwulan sebelumnya. Disamping perkiraan

adanya kenaikan dari sisi permintaan, perlu diwaspadai juga faktor

pendorong inflasi dari sisi penawaran. Realisasi belanja pemerintah yang

cenderung meningkat memasuki semester II 2008 merupakan salah satu

sumber tekanan terhadap inflasi yang patut diwaspadai. Di sisi lain,

persoalan sekitar distribusi dan tata niaga beberapa komoditas utama juga

diperkirakan masih menyisakan masalah untuk diselesaikan, termasuk

masalah infrastruktur yang belum memadai. Sementara itu, trend

pelemahan nilai tukar rupiah juga dapat mendorong inflasi inti.

5

Hingga akhir tahun 2008,

uang untuk meningkatkan kinerjanya, meskipun terdapat

tekanan dari beberapa faktor. Struktur dan pondasi sistem perbankan

yang cukup baik hingga triwulan III 2008 diperkirakan dapat terus

berlanjut, terutama ditopang oleh peningkatan fungsi intermediasi oleh

perbankan. Trend kenaikan suku bunga disertai isu likuiditas perbankan

yang semakin mengetat diperkirakan akan mulai membaik. Persaingan

antar bank untuk menarik nasabah melalui perang suku bunga mulai

mereda seiring dengan peningkatan penghimpunan DPK. Beberapa

kebijakan yang dikeluarkan untuk menjaga likuiditas perbankan.

Perlambatan pertumbuhan kredit oleh perbankan pada

2008 diperkirakan masih terus berlanjut, namun dalam trend

yang melambat. Upaya bank untuk mempersempit gap antara pendanaan

(DPK) dan pembiayaan (kredit) dilakukan untuk mengatasi pengetatan

likuiditas serta mengoptimalkan kinerja-nya. Sektor ekonomi produktif

seperti sektor perdagangan, sektor industri pengolahan dan sektor

pertanian masih menjadi sektor unggulan bagi perbankan untuk dibiayai.

_________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

85

Page 101: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Bab 5 – Prospek Ekonomi dan Harga

_________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

86

Page 102: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Lampiran 1.1

Tw I Tw II Tw III

1. PERTANIAN 28,571,253 23,760,918 26,419,637

a. Tanaman bahan makanan 19,400,342 12,738,609 11,325,664

b. Tanaman perkebunan 2,525,688 3,134,705 6,871,488

c. Peternakan dan hasil-hasilnya 4,078,279 4,255,962 4,838,101

d. Kehutanan 561,814 592,712 263,859

e. Perikanan 2,005,130 3,038,929 3,120,525

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,764,448 3,185,714 4,547,070

a. Minyak dan gas bumi 349,669 518,793 511,713

b. Pertambangan tanpa migas 198,486 184,703 228,351

c. Penggalian 1,216,293 2,482,218 3,807,005

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 37,218,355 41,769,306 50,028,205

1) Makanan, minuman dan tembakau 19,307,869 22,797,884 28,233,409

2) Tekstil barang kulit dan alas kaki 1,612,369 1,481,141 1,384,118

3) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 1,194,720 1,394,371 1,646,733

4) Kertas dan barang cetakan 5,997,270 5,657,310 4,610,297

5) Kimia dan barang dari karet 2,498,236 3,015,661 5,573,362

6) Semen & barang galian bukan logam 1,285,990 1,311,868 1,615,353

7) Logam dasar besi dan baja 3,280,586 3,684,956 3,583,695

8) Alat angkutan, mesin & peralatannya 815,687 994,737 1,127,668

9) Barang lainnya 1,225,628 1,431,377 2,253,571

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 3,096,034 2,910,787 3,017,898

a. Listrik 2,098,854 1,995,487 2,148,281

b. Gas kota 873,612 785,663 742,245

c. Air bersih 123,569 129,637 127,372

5. BANGUNAN 4,289,082 5,347,868 5,903,387

6. PERDAGANGAN, HOTEL, DAN REST 40,325,725 46,333,878 45,676,828

a. Perdagangan besar & eceran 33,259,819 37,672,499 37,031,943

b. Hotel 530,656 1,054,193 1,067,982

c. Restoran 6,535,250 7,607,187 7,576,903

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 7,787,924 8,354,181 8,738,608

a. Pengangkutan 5,308,274 5,968,060 6,150,946

1) Angkutan Rel 67,091 72,731 117,183

2) Angkutan jalan raya 2,450,524 2,697,263 2,589,977

3) Angkutan laut 365,467 563,325 546,874

4) Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 50,241 55,002 96,170

5) Angkutan udara 710,180 817,306 1,035,137

6) Jasa penunjang angkutan 1,664,770 1,762,433 1,765,605

b. Komunikasi 2,479,651 2,386,121 2,587,662

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA 6,388,330 7,197,007 7,884,601

a. Bank 1,252,157 1,419,988 1,620,949

b. Lembaga keuangan tanpa bank 848,893 940,487 1,172,973

d. Sewa bangunan 2,494,197 2,662,899 3,009,350

e. Jasa perusahaan 1,793,083 2,173,633 2,081,328

9. JASA-JASA 11,568,341 12,195,751 13,161,130

a. Pemerintahan umum 4,757,883 5,380,839 6,173,494

b. Swasta 6,810,458 6,814,912 6,987,636

1) Sosial dan kemasyarakatan 1,121,332 1,262,763 1,306,639

2) Hiburan dan rekreasi 319,766 394,913 426,260

3) Perorangan dan rumah tangga 5,369,361 5,157,236 5,254,737

PDRB 141,009,492 151,055,410 165,377,364

Sumber: BPS Jawa Timur* Angka Sangat Sementara

PDRB SEKTORAL JAWA TIMURBerdasarkan Harga Berlaku (Rp juta)

2008S E K T O R

Page 103: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Lampiran 1.2

Tw I Tw II Tw III

1. PERTANIAN 14,971,804 11,710,270 12,584,221

a. Tanaman bahan makanan 10,371,618 6,632,851 5,462,971

b. Tanaman perkebunan 1,554,727 1,610,790 3,594,929

c. Peternakan dan hasil-hasilnya 1,880,687 1,909,143 2,155,332

d. Kehutanan 225,213 223,745 83,249

e. Perikanan 939,560 1,333,741 1,287,740

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,012,101 1,590,454 2,109,162

a. Minyak dan gas bumi 220,704 274,828 264,465

b. Pertambangan tanpa migas 124,643 109,197 132,974

c. Penggalian 666,754 1,206,428 1,711,723

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 18,593,532 19,444,419 21,636,597

1) Makanan, minuman dan tembakau 9,489,863 10,367,809 11,382,882

2) Tekstil barang kulit dan alas kaki 780,788 673,245 611,778

3) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 531,184 488,869 575,027

4) Kertas dan barang cetakan 3,442,433 3,205,223 2,488,777

5) Kimia dan barang dari karet 1,300,237 1,472,854 2,717,489

6) Semen & barang galian bukan logam 601,893 629,996 796,753

7) Logam dasar besi dan baja 1,524,539 1,606,779 1,674,708

8) Alat angkutan, mesin & peralatannya 353,601 420,858 453,457

9) Barang lainnya 568,995 578,785 935,727

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 1,310,262 1,280,185 1,403,918

a. Listrik 1,063,094 982,019 1,033,399

b. Gas kota 185,298 232,153 304,503

c. Air bersih 61,871 66,013 66,016

5. BANGUNAN 2,098,844 2,433,181 2,655,830

6. PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 22,127,313 24,731,192 23,661,122

a. Perdagangan besar & eceran 18,186,287 20,093,786 19,119,213

b. Hotel 367,485 719,158 732,732

c. Restoran 3,573,541 3,918,248 3,809,177

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 4,320,959 4,424,775 4,633,231

a. Pengangkutan 2,842,653 2,910,143 3,102,610

1) Angkutan Rel 40,066 44,676 62,614

2) Angkutan jalan raya 1,113,694 1,103,325 1,188,967

3) Angkutan laut 161,024 221,346 255,763

4) Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 23,095 26,288 43,700

5) Angkutan udara 480,561 485,107 519,360

6) Jasa penunjang angkutan 1,024,214 1,029,401 1,032,207

b. Komunikasi 1,478,306 1,514,632 1,530,622

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA 3,531,946 4,111,861 4,237,876

a. Bank 721,162 1,037,707 1,029,992

b. Lembaga keuangan tanpa bank 449,559 487,169 549,643

d. Sewa bangunan 1,396,248 1,436,759 1,531,356

e. Jasa perusahaan 964,976 1,150,226 1,126,885

9. JASA-JASA 5,973,954 6,107,255 6,353,152

a. Pemerintahan umum 2,344,329 2,587,007 2,929,284

b. Swasta 3,629,625 3,520,248 3,423,868

1) Sosial dan kemasyarakatan 516,116 560,572 549,339

2) Hiburan dan rekreasi 161,443 203,138 218,049

3) Perorangan dan rumah tangga 2,952,065 2,756,538 2,656,480

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 73,940,714 75,833,592 79,275,109

Sumber: BPS Jawa Timur* Angka Sangat Sementara

PDRB SEKTORAL JAWA TIMURBerdasarkan Harga Konstan 2000 (Rp juta)

2008S E K T O R

Page 104: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Lampiran 1.3

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw II

1. PERTANIAN 2.83 2.79 3.61 3.40 2.87 1.93 2.40

a. Tanaman bahan makanan 2.02 1.18 1.77 1.28 2.13 0.09 0.59

b. Tanaman perkebunan 2.48 3.69 3.24 3.27 0.19 2.37 2.64

c. Peternakan dan hasil-hasilnya 5.62 6.53 7.06 5.11 1.83 2.36 4.48

d. Kehutanan 20.74 -7.85 2.55 5.88 84.46 18.91 6.67

e. Perikanan 5.20 6.94 7.58 7.37 7.11 7.96 5.98

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8.61 11.09 10.01 11.43 7.50 9.44 8.91

a. Minyak dan gas bumi 15.41 34.12 35.29 41.86 14.99 18.96 11.45

b. Pertambangan tanpa migas 2.66 5.12 10.88 3.44 2.55 4.65 8.67

c. Penggalian 7.88 7.83 6.94 7.98 6.17 7.92 8.55

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4.16 4.60 4.78 4.98 4.59 4.32 4.71

1) Makanan, minuman dan tembakau 2.95 3.49 3.26 3.39 3.94 3.55 3.75

2) Tekstil barang kulit dan alas kaki 2.01 3.66 2.25 2.76 3.45 -1.44 0.87

3) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 4.27 0.71 -1.33 -1.17 2.92 -1.69 0.45

4) Kertas dan barang cetakan 7.87 9.60 8.77 8.34 6.24 8.16 9.93

5) Kimia dan barang dari karet 5.12 5.86 5.87 5.22 4.78 4.66 5.78

6) Semen & barang galian bukan logam -1.43 -3.14 4.10 5.53 3.99 3.55 4.47

7) Logam dasar besi dan baja 5.55 6.07 5.76 5.72 4.77 4.96 4.23

8) Alat angkutan, mesin & peralatannya 3.40 9.89 40.55 32.13 9.78 9.85 12.67

9) Barang lainnya 7.45 2.73 3.56 3.63 5.67 4.56 3.22

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 11.72 11.95 16.21 7.81 3.87 5.10 6.46

a. Listrik 7.30 5.82 5.75 4.31 6.56 4.80 5.23

b. Gas kota 44.26 52.98 86.48 24.75 -9.17 6.22 10.66

c. Air bersih 3.25 4.79 5.02 4.66 3.56 5.70 7.33

5. BANGUNAN -0.08 1.97 1.93 0.76 2.54 2.96 2.09

6. PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 8.23 8.37 8.43 8.50 8.56 8.65 8.73

a. Perdagangan besar & eceran 8.88 8.87 8.98 9.01 8.99 8.98 9.03

b. Hotel -0.55 1.19 0.98 1.36 3.94 4.24 5.67

c. Restoran 6.10 7.34 7.28 7.23 6.88 7.80 7.80

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 6.90 8.63 8.01 7.55 7.92 7.66 8.21

a. Pengangkutan 3.51 5.65 5.31 4.81 4.46 3.16 4.92

1) Angkutan Rel 1.95 3.27 12.12 9.92 8.33 7.73 15.67

2) Angkutan jalan raya 2.13 2.10 2.42 2.05 2.87 2.09 2.65

3) Angkutan laut 6.54 29.17 28.48 8.46 0.39 -0.28 11.45

4) Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 4.23 7.41 7.67 6.55 4.26 6.77 7.99

5) Angkutan udara 1.59 1.73 1.43 5.92 6.44 1.09 4.43

6) Jasa penunjang angkutan 5.60 7.45 5.98 6.16 5.86 5.87 5.59

b. Komunikasi 14.88 15.76 14.55 14.71 15.26 17.53 15.56

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA 7.96 9.38 8.17 8.32 7.93 8.65 7.91

a. Bank 6.97 8.43 6.11 7.55 7.12 7.94 7.35

b. Lembaga keuangan tanpa bank 6.55 7.91 11.34 11.09 6.62 7.96 11.56

d. Sewa bangunan 9.34 10.78 10.37 9.91 9.79 11.43 8.73

e. Jasa perusahaan 7.44 9.19 5.83 5.74 6.53 6.26 5.66

9. JASA-JASA 5.65 5.92 6.26 5.67 5.77 6.41 6.00

a. Pemerintahan umum 3.97 4.39 5.01 4.72 3.87 5.19 4.78

b. Swasta 6.80 7.09 7.37 6.51 7.04 7.33 7.07

1) Sosial dan kemasyarakatan 7.99 7.77 7.97 6.74 7.96 7.92 4.45

2) Hiburan dan rekreasi 6.46 8.11 11.97 8.81 5.72 12.46 15.70

3) Perorangan dan rumah tangga 6.62 6.88 6.91 6.27 6.95 6.85 6.97

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.54 6.21 6.31 6.35 5.80 5.97 6.02

Sumber: BPS Jawa Timur* Angka Sangat Sementara

2007S E K T O R 2008

PERTUMBUHAN PDRB SEKTORAL JAWA TIMUR (y-o-y)Berdasarkan Harga Konstan 2000 (%)

Page 105: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Lampiran 1.4

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

1. PERTANIAN 1.15 1.00 1.04 0.85 1.17 0.93 0.96

a. Tanaman bahan makanan 0.81 0.57 0.46 0.37 0.81 0.53 0.41

b. Tanaman perkebunan 0.12 0.14 0.30 0.16 0.13 0.13 0.27

c. Peternakan dan hasil-hasilnya 0.15 0.16 0.17 0.19 0.15 0.16 0.16

d. Kehutanan 0.01 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

e. Perikanan 0.07 0.11 0.10 0.13 0.07 0.10 0.10

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0.07 0.13 0.16 0.15 0.08 0.12 0.16

a. Minyak dan gas bumi 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

b. Pertambangan tanpa migas 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

c. Penggalian 0.05 0.10 0.13 0.12 0.05 0.09 0.13

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.41 1.62 1.74 1.69 1.46 1.53 1.64

1) Makanan, minuman dan tembakau 0.72 0.87 0.93 0.89 0.74 0.82 0.86

2) Tekstil barang kulit dan alas kaki 0.06 0.06 0.05 0.07 0.06 0.06 0.05

3) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 0.04 0.04 0.05 0.06 0.04 0.04 0.04

4) Kertas dan barang cetakan 0.26 0.26 0.19 0.25 0.27 0.25 0.19

5) Kimia dan barang dari karet 0.10 0.12 0.22 0.11 0.10 0.12 0.21

6) Semen & barang galian bukan logam 0.05 0.05 0.06 0.06 0.05 0.05 0.06

7) Logam dasar besi dan baja 0.12 0.13 0.14 0.11 0.12 0.13 0.13

8) Alat angkutan, mesin & peralatannya 0.03 0.03 0.03 0.05 0.03 0.03 0.03

9) Barang lainnya 0.04 0.05 0.08 0.09 0.04 0.05 0.07

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0.10 0.11 0.11 0.12 0.10 0.10 0.11

a. Listrik 0.08 0.08 0.08 0.09 0.08 0.08 0.08

b. Gas kota 0.02 0.02 0.02 0.02 0.01 0.02 0.02

c. Air bersih 0.00 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.01

5. BANGUNAN 0.16 0.20 0.22 0.19 0.17 0.19 0.20

6. PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 1.62 1.97 1.84 2.10 1.74 1.95 1.80

a. Perdagangan besar & eceran 1.32 1.60 1.48 1.71 1.43 1.59 1.45

b. Hotel 0.03 0.06 0.06 0.06 0.03 0.06 0.06

c. Restoran 0.27 0.32 0.30 0.33 0.28 0.31 0.29

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0.32 0.36 0.36 0.38 0.34 0.35 0.35

a. Pengangkutan 0.22 0.24 0.25 0.27 0.22 0.23 0.24

1) Angkutan Rel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2) Angkutan jalan raya 0.09 0.09 0.10 0.10 0.09 0.09 0.09

3) Angkutan laut 0.01 0.02 0.02 0.02 0.01 0.02 0.02

4) Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

5) Angkutan udara 0.04 0.04 0.04 0.05 0.04 0.04 0.04

6) Jasa penunjang angkutan 0.08 0.08 0.08 0.09 0.08 0.08 0.08

b. Komunikasi 0.10 0.11 0.11 0.11 0.12 0.11 0.12

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA 0.26 0.33 0.33 0.34 0.28 0.32 0.32

a. Bank 0.05 0.08 0.08 0.09 0.06 0.08 0.08

b. Lembaga keuangan tanpa bank 0.03 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04

d. Sewa bangunan 0.10 0.11 0.12 0.12 0.11 0.11 0.12

e. Jasa perusahaan 0.07 0.09 0.09 0.09 0.08 0.09 0.09

9. JASA-JASA 0.45 0.50 0.51 0.53 0.47 0.48 0.48

a. Pemerintahan umum 0.18 0.21 0.24 0.25 0.18 0.20 0.22

b. Swasta 0.27 0.28 0.27 0.28 0.29 0.28 0.26

1) Sosial dan kemasyarakatan 0.04 0.05 0.04 0.05 0.04 0.04 0.04

2) Hiburan dan rekreasi 0.01 0.02 0.02 0.02 0.01 0.02 0.02

3) Perorangan dan rumah tangga 0.22 0.22 0.21 0.22 0.23 0.22 0.20

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.54 6.21 6.31 6.35 5.80 5.97 6.02

Sumber: BPS Jawa Timur* Angka Sangat Sementara

2007S E K T O R 2008

SUMBANGAN PDRB SEKTORAL JAWA TIMURBerdasarkan Harga Konstan 2000 (%)

Page 106: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Lampiran 3.1

Tw,I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.IIII.1 JATIM

A Jaringan Kantor1 Jumlah Bank 68 68 68 69 70 70 70 2 Jaringan Kantor 2,340 2,344 2,384 2,403 2,472 2,492 2,587 3 Jumlah BPR 335 335 335 337 337 337 337

B Kondisi Keuangan1 Total Asset 146,667,121 153,836,677 159,989,412 167,474,291 166,386,598 177,178,874 187,821,858

a. Bank Pemerintah 64,149,054 68,306,904 71,630,029 73,665,513 71,893,848 76,398,509 80,073,741 b. Bank Swasta 71,438,390 72,624,718 76,057,469 81,413,898 79,258,565 85,428,529 91,145,317 c. Bank Asing 11,079,677 12,905,055 12,301,914 12,394,880 15,234,185 15,351,836 16,602,800

2 Kredit (Baki debet) 74,851,747 78,938,504 85,981,733 92,147,710 95,095,487 105,248,297 112,312,978 a. Bank Pemerintah 37,270,784 40,226,422 41,893,444 43,221,411 44,307,038 50,382,032 55,130,940 b. Bank Swasta 30,869,356 32,846,812 36,990,254 40,728,820 41,583,650 45,037,651 46,802,806 c. Bank Asing 6,711,607 5,865,270 7,098,035 8,197,479 9,204,799 9,828,614 10,379,232 Per jenis Penggunaan 74,851,747 78,938,504 85,981,733 92,147,710 95,095,487 105,248,297 112,312,978

Modal Kerja 47,816,158 50,120,398 56,118,393 60,213,810 62,568,643 69,143,728 74,020,667 Investasi 9,117,693 10,146,708 9,711,924 10,571,595 10,370,697 12,141,174 12,698,422 Konsumsi 17,917,896 18,671,398 20,151,416 21,362,305 22,156,147 23,963,395 25,593,889

Per Sektor 74,851,747 78,938,504 85,981,733 92,147,710 95,095,487 105,248,297 112,312,978 Tani 3,450,083 4,079,071 4,439,123 3,963,616 4,089,860 4,326,218 4,684,989 Tambang 174,206 169,358 190,649 220,866 307,327 351,028 399,628 Industri 21,764,993 21,811,730 24,624,115 27,417,140 29,615,859 33,560,923 36,125,007 Listrik,Gas 106,500 124,477 125,582 174,535 189,946 232,502 231,946 Konstruksi 2,666,814 2,912,244 2,843,554 2,925,529 2,935,751 3,295,873 4,161,844 Dagang/Hotel 21,673,519 23,467,983 25,197,374 27,100,480 27,219,383 30,212,132 31,155,828 Angkut/Komnikasi 1,228,303 1,385,207 1,475,034 1,701,739 1,755,565 1,931,983 2,150,546 JS.Dunia 4,336,401 4,704,955 5,345,055 5,723,745 5,237,143 5,683,054 5,966,817 JS.Sosial 1,148,719 1,232,952 1,189,392 1,156,802 1,188,922 1,198,479 1,236,737 Lain-2 18,302,209 19,050,527 20,551,855 21,763,258 22,555,731 24,456,105 26,199,636

3 Dana 128,612,237 133,460,353 137,280,908 143,548,428 142,926,240 150,226,452 155,232,459 a. Bank Pemerintah 55,127,286 58,328,661 60,629,732 61,825,046 61,890,910 65,229,005 65,055,739 b. Bank Swasta 65,470,215 65,384,893 67,743,846 72,335,279 70,482,383 74,472,168 78,859,103 c. Bank Asing 8,014,736 9,746,799 8,907,330 9,388,103 10,552,947 10,525,279 11,317,617 GIRO 24,856,826 29,431,202 31,051,034 28,918,594 30,185,870 31,157,981 30,156,384 a. Bank Pemerintah 12,582,948 14,773,189 16,404,184 14,747,031 14,954,229 15,496,622 15,829,782 b. Bank Swasta 9,556,842 10,361,625 11,797,474 11,560,131 12,281,076 13,700,951 12,264,144 c. Bank Asing 2,717,036 4,296,388 2,849,376 2,611,432 2,950,565 1,960,408 2,062,458 DEPOSITO 61,442,097 59,282,631 59,123,667 61,071,467 60,162,259 62,579,372 68,598,991 a. Bank Pemerintah 21,311,809 21,163,733 20,832,295 19,791,072 20,198,945 20,897,055 21,676,502 b. Bank Swasta 35,421,432 33,463,487 33,099,650 35,425,886 33,435,999 35,181,784 39,543,731 c. Bank Asing 4,708,856 4,655,411 5,191,722 5,854,509 6,527,315 6,500,533 7,378,758 TABUNGAN 42,313,314 44,746,520 47,106,207 53,558,367 52,578,111 56,489,099 56,477,084 a. Bank Pemerintah 21,232,529 22,391,739 23,393,253 27,286,943 26,737,736 28,835,328 27,549,455 b. Bank Swasta 20,491,941 21,559,781 22,846,722 25,349,262 24,765,308 25,589,433 27,051,228 c. Bank Asing 588,844 795,000 866,232 922,162 1,075,067 2,064,338 1,876,401

4 LDR 58.20% 59.15% 62.63% 64.19% 66.53% 70.06% 72.35%a. Bank Pemerintah 67.61% 68.97% 69.10% 69.91% 71.59% 77.24% 84.74%b. Bank Swasta 47.15% 50.24% 54.60% 56.31% 59.00% 60.48% 59.35%c. Bank Asing 83.74% 60.18% 79.69% 87.32% 87.22% 93.38% 91.71%

5 NPL Bank Umum 6.26% 5.93% 4.95% 4.44% 3.40% 3.09% 2.96%a. Bank Pemerintah 9.72% 8.28% 6.93% 6.21% 4.07% 3.62% 3.11%b. Bank Swasta 3.03% 3.52% 3.17% 2.74% 2.69% 2.44% 2.56%c. Bank Asing 1.88% 3.25% 2.50% 3.55% 3.46% 3.32% 4.00%

6 kredit U K M 39,334,061 42,149,610 45,118,424 47,753,300 49,124,635 54,452,081 57,349,876 a. Bank Pemerintah 15,732,244 17,038,812 18,399,593 19,591,172 20,433,538 23,173,550 25,130,110 b. Bank Swasta 22,644,810 24,057,807 25,497,355 26,873,705 26,970,539 29,436,931 30,213,806 c. Bank Asing 957,008 1,052,991 1,221,476 1,288,423 1,720,558 1,841,600 2,005,961

7 NPL UKM 5.32% 5.66% 5.29% 4.90% 4.61% 4.18% 3.74%a. Bank Pemerintah 8.23% 8.21% 7.50% 6.86% 6.07% 5.43% 4.60%b. Bank Swasta 3.32% 3.89% 3.75% 3.35% 3.40% 3.09% 2.86%c. Bank Asing 4.62% 4.70% 4.19% 7.36% 6.15% 5.97% 6.20%

8 KUK 17,208,080 18,394,546 19,619,706 19,129,969 20,493,210 19,684,991 21,045,921 a. Bank Pemerintah 13,550,156 14,490,366 15,444,305 14,838,761 16,141,237 15,266,962 16,548,849 b. Bank Swasta 3,649,069 3,895,477 4,127,459 4,218,857 4,244,227 4,322,817 4,399,318 c. Bank Asing 8,855 8,703 47,942 72,351 107,746 95,212 97,754

9 Kredit ekspor 2,848,465 3,500,654 3,544,241 4,516,712 4,130,475 5,713,181 5,736,414 a. Bank Pemerintah 1,241,845 1,747,428 1,796,965 1,833,225 2,078,958 2,228,804 2,071,998 b. Bank Swasta 622,884 612,721 640,308 720,552 816,078 840,540 704,343 c. Bank Asing 983,736 1,140,505 1,106,968 1,962,935 1,235,439 2,643,837 2,960,073

N P L 112,524 207,165 205,323 167,012 213,666 207,804 220,267 a. Bank Pemerintah 80,030 102,024 100,637 49,708 85,331 85,072 77,180 b. Bank Swasta 3,391 63,538 62,599 64,464 59,806 63,818 49,935 c. Bank Asing 29,103 41,603 42,087 52,840 68,529 58,914 93,152

10 Kredit Property 6,979,742 7,314,677 7,823,097 8,264,841 8,856,162 9,568,587 10,256,422 a. Bank Pemerintah 3,477,695 3,637,497 3,901,789 4,018,119 4,536,825 4,934,154 5,419,421 b. Bank Swasta 3,415,891 3,581,599 3,825,876 4,085,939 4,070,421 4,363,821 4,527,679 c. Bank Asing 86,156 95,581 95,432 160,783 248,916 270,612 309,322

NPL % 4.41 4.16 3.96 3.12 3.24 3.04 2.66

2007 2008

PERKEMBANGAN BANK UMUM

BANK UMUM

Page 107: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Lampiran 3.2

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III.2 BANK BER-KP DI JATIM

A Jaringan Kantor1 Jumlah Bank 9 9 9 9 8 8 8 2 Jaringan Kantor di Jatim 284 283 285 284 264 271 283

B Kondisi Keuangan1 Total Asset 21,140,844 23,156,386 24,630,173 23,221,866 20,968,328 21,497,595 23,890,518 2 Kredit

Per Jenis Penggunaan 7,042,315 7,501,951 8,021,388 7,982,503 7,472,330 8,001,719 8,646,381 - Modal Kerja 4,640,589 4,876,176 5,228,845 5,124,337 4,704,469 4,943,940 5,331,748 - Investasi 1,694,668 1,910,097 2,025,461 2,049,342 2,065,647 2,186,384 2,385,389 - Konsumsi 707,058 715,678 767,082 808,824 702,214 871,395 929,244

Per Sektor 7,042,315 7,501,951 8,021,388 7,982,503 7,472,330 8,001,719 8,646,381 Tani 309,403 330,942 362,221 328,742 341,125 370,670 428,640 Tambang 10,691 1,945 1,751 2,108 2,847 2,739 3,151 Industri 496,700 531,670 531,951 526,179 427,318 468,542 504,437 Listrik, Gas, Air 1,199 1,278 1,080 2,645 2,335 2,776 3,183 Konstruksi 810,073 1,016,597 1,241,900 1,170,103 1,013,458 989,606 1,342,306 Dagang 3,307,766 3,350,652 3,570,602 3,535,170 3,567,437 3,938,260 4,005,932 Angkutan 113,696 115,046 109,620 118,217 83,986 77,370 77,222 JS.Dunia 735,085 843,145 918,517 1,004,033 874,012 853,655 928,654 JS.Sos 545,850 590,194 513,500 483,321 454,296 426,680 423,599 Lain-lain 711,852 720,482 770,246 811,985 705,516 871,421 929,257

3 NPL ( Krd Umum) % (bruto) 1.16% 1.18% 1.15% 1.07% 1.17% 1.16% 1.03%nominal 81,365 88,675 92,492 85,298 87,130 92,980 89,170 ppap 22,123 22,644 25,360 30,534 41,154 50,180 49,355

4 Dana (dpk) 16,184,819 17,459,270 19,116,110 16,833,128 16,872,353 17,289,697 18,195,777 - GIRO 7,331,474 8,306,799 9,609,671 7,254,658 8,029,636 7,662,361 9,051,073 - DEPOSITO 2,796,586 6,356,136 6,473,763 5,652,232 5,885,454 6,465,590 5,876,883 - TABUNGAN 6,056,759 2,796,335 3,032,676 3,926,238 2,957,263 3,161,746 3,267,821

5 Penempatan di Bank lain 905226 689151 2,043,303 823,913 633,423 798323 1990261

6 S B I 8007227 6,111,587 8,782,113 5,435,297 8,113,987 7,230,012 5,664,102

7 LDR 43.51% 42.97% 41.96% 47.42% 44.29% 46.28% 47.52%

8 UKM (UMKM)Per Jenis Penggunaan 3,901,061 4,052,477 4,347,300 4,300,510 3,978,095 4,448,344 4,782,376

- Modal Kerja 2,593,633 2,688,552 2,897,975 2,843,224 2,523,247 2,810,034 2,976,039 - Investasi 485,003 885,554 946,564 942,809 1,023,112 1,165,998 1,272,641 - Konsumsi 822,425 478,371 502,761 514,476 431,735 472,311 533,696

Per Sektor 3,901,061 4,052,477 4,347,300 4,300,510 3,978,095 4,448,344 4,782,376 Tani 169,377 157,699 161,170 175,452 198,236 231,548 275,568 Tambang 2,214 1,945 1,751 2,108 2,847 2,739 3,151 Industri 425,652 408,997 415,477 449,201 366,793 405,612 407,540 Listrik, Gas, Air 1,199 1,278 1,080 2,645 2,335 2,776 3,183 Konstruksi 366,825 453,526 563,168 483,927 369,799 442,421 581,609 Dagang 1,757,508 1,807,126 1,928,679 1,892,201 1,857,020 2,107,600 2,117,305 Angkutan 93,778 95,721 84,919 88,959 76,436 77,370 77,222 JS.Dunia 418,647 444,013 443,088 460,130 444,619 466,949 538,056 JS.Sos 176,064 198,996 242,043 228,250 224,973 238,992 245,032 Lain-lain 489,797 483,175 505,925 517,637 435,037 472,337 533,709

9 NPL ( Krd UKM) 2.03% 2.13% 2.09% 1.93% 2.13% 2.04% 1.86%- Nominal 79,096 86,405 90,721 83,029 84,861 90,710 89,170

10 Kredit Property 220,110 220,054 238,425 233,912 136,322 142,992 150,269 11 NPL Kred Property 2.17% 2.05% 1.91% 2.02% 1.77% 3.46% 2.25%

2007 2008PERKEMBANGAN BANK BERKANTOR

U R A I A N

Page 108: KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · kajian ekonomi regional jawa timur triwulan iii - 2008 bank indonesia surabaya

Lampiran 3.3

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.IIII.5 BANK SYARIAH DI JATIM

A Jaringan Kantor1 Jumlah Bank 3 3 3 3 3 3 3

2 Jaringan Kantor di Jatim 47 49 51 51 54 55 62

B Kondisi Keuangan1 Total Asset 1,695,807 1,756,605 2,040,791 2,235,297 2,425,671 2,648,080 3,014,199

2 KreditPer Jenis Penggunaan 1,377,660 1,487,243 1,634,661 1,766,455 1,939,221 2,180,887 2,497,399

- Modal Kerja 672,715 775,654 809,976 842,349 865,386 996,791 1,176,759

- Konsumsi 452,219 460,007 282,161 272,158 264,758 270,210 303,363

- Investasi 252,726 251,582 542,524 651,948 809,077 913,886 1,017,277

Per Sektor 1,377,660 1,487,243 1,634,661 1,766,455 1,939,221 2,180,887 2,497,399 Tani 7,874 6,696 6,583 29,644 37,937 48,079 68,578

Tambang 3,845 3,784 3,712 3,542 6,801 8,367 8,339

Industri 69,249 61,340 103,326 115,336 120,252 119,944 120,819

Listrik, Gas, Air - - - 870 2,206 4,764 6,749

Konstruksi 94,093 101,008 108,076 60,720 46,549 48,625 176,659

Dagang 160,334 194,073 137,621 152,859 147,377 190,123 212,205

Angkutan 15,018 14,425 13,210 13,114 13,512 13,341 15,781

JS.Dunia 495,539 556,313 603,842 607,313 566,056 633,271 652,870

JS.Sos 79,318 89,426 115,596 130,938 189,283 200,487 218,122

Lain-lain 452,390 460,178 542,695 652,119 809,248 913,886 1,017,277

3 NPL ( Krd Umum) % (bruto 3.24 6.50 3.82 2.60 2.38 2.10 3.16

nominal 44,632 96,628 62,447 45,888 46,217 45,819 78,908

4 Dana (dpk) 1,348,842 1,383,914 1,552,211 1,678,633 1,846,234 1,912,999 2,115,819 - GIRO 99,706 598,495 186,922 168,559 168,672 186,789 239,431

- TABUNGAN 577,598 670,224 674,480 778,565 912,142 937,289 956,342

- DEPOSITO 671,538 107 690,809 731,509 765,420 788,921 920,046

5 LDR (%) 102.14 107.47 105.31 105.23 105.04 114.00 118.03

2007 2008

PERKEMBANGAN BANK SYARIAH

U R A I A N