KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada...

109
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN II - 2008 BANK INDONESIA SURABAYA

Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada...

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR

TRIWULAN II - 2008

BANK INDONESIA SURABAYA

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Penerbit : Bank Indonesia Surabaya Bidang Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011 psw. 129/128 Fax : 031-3554178 Email : [email protected]

[email protected]@[email protected]

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Visi Bank Indonesia : “Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil” Misi Bank Indonesia : “Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan” Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia : “Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan” Visi Kantor Bank Indonesia Surabaya : “Mewujudkan Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya melalui peningkatan perannya sebagai Economic Intelligence dan unit penelitian” Misi Kantor Bank Indonesia Surabaya : “Berperan secara aktif dalam pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pelaksanaan kegiatan operasional di bidang ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran secara efektif dan efisien dan peningkatan kajian ekonomi regional serta koordinasi dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait”

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

KATA PENGANTAR

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang

Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional Propinsi Jawa

Timur Triwulan II-2008 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajian triwulanan

ini disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi stakeholders eksternal maupun

internal yang berkaitan dengan perkembangan perekonomian, perbankan dan sistem

pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan.

Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan penting dalam perekonomian

daerah Jawa Timur serta berbagai faktor yang mempengaruhinya selama periode laporan.

Perkembangan ekonomi yang dimaksud mencakup kondisi ekonomi makro (PDRB), laju

inflasi, perkembangan perbankan, sistem pembayaran serta pertumbuhan ekonomi dan

perkembangan harga.

Dalam penyusunan kajian ini kami banyak memperoleh bantuan berupa penyediaan

data dan informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi di lingkungan

pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif.

Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang

sebesar-besarnya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih

ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dan saran

untuk lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang

optimal.

Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah selalu memberikan kekuatan dan kemudahan

kepada kita semua dalam memberikan kontribusi yang terbaik bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Surabaya, Agustus 2008

BANK INDONESIA SURABAYA

Amril Arief

Pemimpin

i

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiDAFTAR TABEL ivDAFTAR GAMBAR vDAFTAR LAMPIRAN viiRINGKASAN EKSEKUTIF viii BAB 1 INDIKATOR KEGIATAN EKONOMI 1 1.1 KONDISI UMUM 1 1.2 SISI PERMINTAAN 2 a. Konsumsi 3 b. Investasi 8 c. Ekspor Impor 10 1.3 SISI PENAWARAN 14 a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 17 b. Industri Pengolahan 20 c. Pertanian 23 d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 25 e. Bangunan 27 f. Transportasi dan Komunikasi 30 1.4. KESEJAHTERAAN 32 a. Ketenagakerjaan 32 b. Kemiskinan 34 1.5 KEUANGAN DAERAH 37 Boks 1 Ketahanan Pangan di Jawa Timur 40Boks 2 Isu Strategis BLT 2008 43 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI JAWA TIMUR 48 2.1 UMUM 48 2.2 INFLASI BULANAN (yoy) 48 2.3 INFLASI TAHUNAN (yoy) 51 Boks 3 Proyeksi Inflasi Jawa Timur Tw III-2008 dengan Metode VAR 54 BAB 3 STABILITAS DAN INTERMEDIASI PERBANKAN 57 3.1 INTERMEDIASI PERBANKAN 57 3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF 58 3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK) 58 3.1.3. KREDIT 60 3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 64 3.2.1. RISIKO KREDIT 64 3.2.2. RISIKO LIKUIDITAS 66 3.2.3. RISIKO OPERASIONAL 67 3.3 PERBANKAN SYARIAH 68 3.4 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 69

Boks 4 Pembiayaan Perbankan kepada UMKM dan Koperasi melalui SKIM "KUR" 71

ii

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Boks 5 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 73 BAB 4 SISTEM PEMBAYARAN 74 4.1 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI 74 a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) 74 b. Perkembangan Aktivitas Penukaran Uang Pecahan Kecil 76 c. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal 77 4.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 78 a. Transaksi Kliring 79 b. Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) 80 4.3 PENEMUAN UANG PALSU DI PERBANKAN JAWA TIMUR 82 BAB 5 PROSPEK EKONOMI DAN HARGA 84 5.1 PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 84 5.2 PROYEKSI INFLASI JAWA TIMUR 85 5.3 PROSPEK PERBANKAN TAHUN 2008 86 LAMPIRAN iii

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 3Tabel 1.2 Data Ekspor dan Impor Jawa Timur 11Tabel 1.3 Nilai Ekspor Triwulan II-2008 12Tabel 1.4 Nilai Impor Triwulan II-2008 13Tabel 1.5 Pertumbuhan dan Sumbangan Sektoral 15Tabel 1.6 Utilisasi Kapasitas Produksi di Jawa Timur 16Tabel 1.7 Pertumbuhan Ekonomi Sektor PHR 17Tabel 1.8 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri 21Tabel 1.9 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian 23Tabel 1.10 Perkembangan Tenaga Kerja Jawa Timur 32

Tabel 1.11 Perkembangan Tenaga Kerja Nasional Berdasarkan Lapangan Pekerjaan 32

Tabel 1.12 Perubahan UMK Propinsi Jawa Timur 34Tabel 1.13 Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa Timur 35Tabel 1.14 Perubahan Garis Kemiskinan di Jawa Timur 35Tabel 1.15 Realisasi PAD Provinsi Jawa Timur Semester I-2008 37Tabel 1.16 Realisasi APBD Provinsi Jawa Timur Semester I-2008 38Tabel 2.1 Inflasi Jawa Timur Per Kelompok Pengeluaran (mtm) 50Tabel 2.2 Sumbangan Inflasi Jawa Timur per Kelompok Pengeluaran (mtm) 50Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan di Jawa Timur 57 iv

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Perkembangan Nilai Impor Barang Konsumsi 4Gambar 1.2 Perkembangan Volume Impor Barang Konsumsi 4Gambar 1.3 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 4Gambar 1.4 Indeks Penjualan Makanan dan Minuman 6Gambar 1.5 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 6Gambar 1.6 Volume Penjualan Semen di Jawa Timur 6Gambar 1.7 Volume Penjualan Motor 6Gambar 1.8 Volume Penjualan Mobil 6Gambar 1.9 Indeks Ketepatan Waktu Membeli Barang Tahan Lama (Durable Goods) 6Gambar 1.10 Indeks Penghasilan Saat ini dan Ekspektasi Penghasilan 8Gambar 1.11 Perkembangan Tabungan Perorangan 8Gambar 1.12 Perkembangan Deposito Perorangan 8Gambar 1.13 Perkembangan Kredit Konsumsi 8Gambar 1.14 Perkembangan Nilai Impor Capital Goods 9Gambar 1.15 Perkembangan Volume Impor Capital Goods 9Gambar 1.16 Perkembangan Kredit Investasi 10Gambar 1.17 Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor 11Gambar 1.18 Perkembangan Volume Ekspor dan Impor 11Gambar 1.19 Neraca Perdagangan Luar Negeri 11Gambar 1.20 Neraca Perdagangan Kumulatif 11Gambar 1.21 Volume Barang di Tanjung Perak 12Gambar 1.22 Perkembangan Nilai Ekspor Produk Utama 12Gambar 1.23 Komponen Impor Jawa Timur 13Gambar 1.24 Negara Tujuan Ekspor Jawa Timur 2007 13Gambar 1.25 Perkembangan Ekspor menurut Tujuan 13Gambar 1.26 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 14Gambar 1.27 Struktur Perekonomian Jawa Timur Tw.II-2008 14Gambar 1.28 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Jawa Timur Tw II-2008 14Gambar 1.29 Perkembangan Pertumbuhan Sektor Andalan 15Gambar 1.30 Indeks Realisasi Usaha 17Gambar 1.31 Volume Barang di Pel Tanjung Perak 18Gambar 1.32 Indeks Realisasi Usaha Sektor PHR 18Gambar 1.33 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim 19Gambar 1.34 Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim 19Gambar 1.35 Jumlah Wisatawan Asing melalui Bandara Juanda 19Gambar 1.36 Kredit Sektor Perdagangan dan Hotel 20Gambar 1.37 Perkembangan Harga BBM Industri 22Gambar 1.38 Perkembangan Kredit Sektor Industri 22Gambar 1.39 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur 25Gambar 1.40 Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur 25Gambar 1.41 Luas Lahan Puso di Jawa Timur 25Gambar 1.42 Perkembangan Kredit Pertanian 25Gambar 1.43 Kondisi Operasional Perbankan Jawa Timur 27Gambar 1.44 Perkembangan NIM Perbankan Jawa Timur 27Gambar 1.45 Perkembangan Fee Based Income Perbankan Jawa Timur 27Gambar 1.46 Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timur 27Gambar 1.47 Volume Penjualan Semen di Jawa Timur 28Gambar 1.48 Kredit Perbankan Sektor Properti 29Gambar 1.49 Kredit Sektor Properti Per Penggunaan 29 v

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Gambar 1.50 NPL Kredit Properti 29Gambar 1.51 Arus Penumpang dan Barang di Tanjung Perak 30Gambar 1.52 Statistik Kontainer PT TPS di Tanjung Perak 30Gambar 1.53 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 31Gambar 1.54 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 31Gambar 1.55 Perkembangan Inflasi Beras di Jawa Timur 36Gambar 1.56 Perkembangan Nilai Tukar Petani 36Gambar 1.57 Perkembangan Dana Pemerintah di Perbankan 39Gambar 2.1 Perbandingan Inflasi Nasional dan Jatim 48Gambar 2.2 Perkembangan Inflasi Jawa Timur 48Gambar 2.3 Inflasi Jawa Timur dan Nasional (mtm) 50Gambar 2.4 Inflasi Kelompok Bahan Makanan (mtm) 51Gambar 2.5 Sumbangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan (mtm) 51Gambar 2.6 Perkembangan Harga Gandum di Pasar Dunia 52Gambar 2.7 Perkembangan Harga CPO di Pasar Dunia 52Gambar 2.8 Perkembangan Harga Kedelai di Pasar Dunia 52Gambar 2.9 Inflasi Kelompok Bahan Makanan (yoy) 52Gambar 2.10 Inflasi Jawa Timur (yoy) 53Gambar 2.11 Sumbangan Inflasi Jawa Timur (yoy) 53Gambar 3.1 Struktur Aktiva Produktif Bank Umum di Jawa Timur 58Gambar 3.2 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 59Gambar 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga 59Gambar 3.4 Pertumbuhan Kredit dan BI Rate 60Gambar 3.5 Pertumbuhan Kredit (yoy) 60Gambar 3.6 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan 61Gambar 3.7 Pangsa Kredit Per Jenis Penggunaan 61Gambar 3.8 Pertumbuhan Kredit Per Sektor Ekonomi (yoy) 62Gambar 3.9 Pertumbuhan Kredit Per Sektor Ekonomi (ytd) 62Gambar 3.10 Pertumbuhan Kredit dan DPK (yoy) 62Gambar 3.11 Perkembangan LDR 62Gambar 3.12 Pertumbuhan Kredit UMKM dan pangsa-nya terhadap total kredit 63Gambar 3.13 Tingkat NPL Kredit UMKM & Kredit Total 64Gambar 3.14 Perkembangan Non Performing Loan 65Gambar 3.15 Perkembangan NPLs Kredit Properti 65Gambar 3.16 Perkembangan NPLs Kredit Ekspor 66Gambar 3.17 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah 69Gambar 4.1 Rata-rata Harian Arus Uang Tunai 75Gambar 4.2 Rata-rata Harian Net Inflow 75Gambar 4.3 Inflow, Outflow dan Netflow Gabungan 75Gambar 4.4 Perkembangan Penukaran Uang Pecahan Kecil 76Gambar 4.5 Jumlah Lembar Uang yang Ditukarkan Berdasarkan Nominal Pecahan 77Gambar 4.6 Nilai Uang yang Ditukarkan Berdasarkan Nominal Pecahan 77Gambar 4.7 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB) 78Gambar 4.8 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 78Gambar 4.9 Perkembangan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 79Gambar 4.10 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 80Gambar 4.11 Volume Transaksi BI-RTGS 81Gambar 4.12 Nilai Transaksi BI-RTGS 81Gambar 4.13 Komposisi Transaksi Berdasarkan Jenis Pengguna 82Gambar 4.14 Uang Palsu Yang Ditemukan Oleh Perbankan di Jawa Timur 83Gambar 4.15 Statistik Uang Palsu yang ditemukan (lembar) 83Gambar 4.16 Statistik Uang Palsu yang ditemukan (nilai) 83Gambar 5.1 Estimasi Realisasi Usaha Tw III-2008 85Gambar 5.2 Ekspektasi Konsumen 6 bulan yad 85 vi

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 PDRB Sektoral Jawa Timur Berdasarkan Harga Berlaku Lampiran 1.2 PDRB Sektoral Jawa Timur Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Rp juta) Lampiran 1.3 Pertumbuhan PDRB Sektoral Jawa Timur (y-o-y) Berdasarkan Harga Konstan 2000 (%) Lampiran 1.4 Sumbangan PDRB Sektoral Jawa Timur Berdasarkan Harga Konstan 2000 (%) Lampiran 3.1 Perkembangan Bank Umum Jawa Timur Lampiran 3.2 Perkembangan Bank Syariah Jawa Timur vii

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Ringkasan Eksekutif

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR TRIWULAN II-2008

Pada triwulan II-2008, kondisi perekonomian Jawa Timur relatif belum

menunjukkan kinerja yang membaik bahkan melambat. Dari sisi kestabilan harga,

Jawa Timur mengalami tekanan akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga

Bahan Bakar Minyak sehingga inflasi Jawa Timur menembus dua digit. Optimalisasi

kapasitas fiskal masih juga menjadi permasalahan penting yang harus mendapat

perhatian, seperti tercermin dari realisasi APBD yang rendah. Tingkat kesejahteraan

Jawa Timur pada Triwulan I-2008 menunjukan perbaikan, seperti tercermin dari

menurunnya tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan. Hal ini menandakan

terjadi peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Prospek

pertumbuhan ekonomi Jawa timur diperkirakan masih melambat dan inflasi

diperkirakan masih mengalami tekanan.

I. PERKEMBANGAN EKONOMI, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Asesmen Ekonomi

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur masih berlanjut pada

triwulan II-2008 yang tumbuh sebesar 5,16% di kisaran bawah perkiraan

sebelumnya (5,5 – 6%) . Perlambatan pertumbuhan tersebut disebabkan

perlambatan pertumbuhan konsumsi sebagai penggerak utama ekonomi Jawa

Timur dari sisi permintaan. Konsumsi bahan makanan mengalami penurunan yang

signifikan sedangkan konsumsi non makanan masih tumbuh. Hal ini disebabkan

oleh tindakan antisipasi konsumen menjelang naiknya harga BBM dengan cara

melakukan pembelian dini untuk menghindari harga yang lebih tinggi pasca

kenaikan BBM. Kegiatan investasi swasta masih tumbuh menggembirakan seperti

yang ditunjukkan oleh berbagai indikator yaitu kredit perbankan untuk tujuan

investasi, impor barang modal, dan volume penjualan semen. Aktivitas Ekspor

kembali melambat pada triwulan ini, dan bahkan nilainya sudah lebih kecil

daripada nilai Impor (defisit).

Dari sisi penawaran, perlambatan terjadi pada sektor-sektor utama, yaitu

PHR, Industri, dan Pertanian. Sektor PHR menghadapi persoalan dari

menurunnya aktivitas ekspor-impor dan melemahnya daya beli masyarakat.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 viii

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Ringkasan Eksekutif

Subsektor Perhotelan melanjutkan tren pemulihan pada triwulan ini seiring

dengan meningkatnya occupancy rate dan kunjungan wisatawan asing. Sektor

Industri secara umum terus tertekan oleh biaya energi yang meningkat di satu sisi,

dan melemahnya daya beli di sisi lain. Sektor Pertanian tumbuh melambat karena

dampak lanjutan bencana banjir yang terjadi akhir tahun lalu. Luas lahan panen

di triwulan ini menurun setelah sejumlah lahan tanam terkena banjir. Subsektor

Perikanan masih tumbuh melambat akibat tingginya biaya bahan bakar yang

harus ditanggung nelayan.

Ukuran kesejahteraan masyarakat terkini menunjukkan adanya perbaikan

taraf ekonomi di Jawa Timur. Jumlah pengangguran Dalam kurun waktu

Februari 2007 – Februari 2008, terjadi penurunan tingkat pengangguran terbuka

di Jawa Timur dari 7,45% menjadi 6,24%. Sedangkan jumlah penduduk yang

hidup di bawah garis kemiskinan di Jawa Timur jumlah penduduk Jawa Timur

yang hidup di bawah garis kemiskinan mengalami penurunan dari 7,15 juta orang

menjadi 6,65 juta orang. Penurunan ini selanjutnya membuat persentase

penduduk miskin Jawa Timur juga menurun dari 19,98% menjadi 18,51%..

Pencapaian ini dimungkinkan oleh adanya pertumbuhan ekonomi dan stabilitas

harga dalam kurun waktu tersebut.

Kondisi Keuangan Daerah masih menunjukkan kinerja yang belum

optimal terutama realisasi APBD. Belanja Pemerintah Provinsi Jawa Timur

secara umum baru mencapai 46% dari target di sepanjang 2008 sebesar Rp6,09

triliun. Tingkat realisasi belanja yang tinggi umumnya terjadi pada pos-pos

belanja tidak langsung, khususnya Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, dan

Belanja Tidak Terduga. Tingkat realisasi pos-pos belanja langsung masih sangat

rendah dan berada di kisaran 30% hingga berakhirnya Semester I-2008. Pos

Belanja Modal bahkan baru terealisasi sebesar 20% saja. Kondisi ini tentu tidak

optimal bagi perekonomian daerah mengingat belanja modal pemerintah

berperan sebagai komponen investasi dan diharapkan dapat memberi multiplier

effect kepada pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.

Asesmen Inflasi

Inflasi Jawa Timur pada triwulan II-2008 menembus level dua digit yaitu

sebesar 10,39% (y-o-y) sebagai dampak kenaikan harga BBM serta gejolak

harga pangan dunia. Tingkat inflasi Jawa Timur pada triwulan laporan

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 ix

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Ringkasan Eksekutif

mencapai 10,39% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar

11,03% (yoy). Tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh kelompok bahan

makanan dan kelompok transportasi & komunikasi, sebagai dampak tingginya

harga pangan dunia (kedelai, jagung, gandum) serta tingkat harga minyak

goreng dan emas perhiasan yang masih relatif tinggi, sejalan dengan masih

tingginya harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar dunia.

Secara bulanan, kenaikan harga tertinggi pada triwulan II-2008 terdapat pada

kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (7,50%), diikuti oleh

kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar (1,66%). Secara tahunan,

inflasi Provinsi Jawa Timur pada triwulan II 2008 sebesar 10,39% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (5,30%). Dari sisi

sumbangannya, secara tahunan kelompok bahan makanan masih mendominasi,

yaitu sebesar 4,24% (yoy), serta kelompok transportasi & komunikasi (1,49%).

Meskipun berdasarkan perhitungan SBH tahun dasar 2007 (2007=100) bobot

kelompok makanan mengalami penurunan, namun hingga triwulan II-2008

sumbangannya (bobot x inflasi) terhadap inflasi Jawa Timur masih mendominasi.

Di sisi lain, peningkatan sumbangan yang signifikan pada kelompok transportasi

& komunikasi disebabkan adanya kenaikan harga BBM rata-rata 28,75% sejak 24

Mei 2008, serta adanya peningkatan bobot kelompok dimaksud terutama pada

sub kelompok komunikasi. Dampak dari kenaikan komoditas administered price

serta komoditas bahan makanan, baik di pasar lokal maupun pasar dunia,

menyebabkan tingkat inflasi Jawa Timur pada triwulan laporan lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun 2007.

Asesmen Stabilitas Sistem Keuangan Dan Intermediasi Perbankan

Intermediasi perbankan yang tercermin pada penyaluran kredit oleh

perbankan berjalan dengan baik, dan diimbangi oleh pertumbuhan DPK.

Pada triwulan II 2008, penyaluran kredit kepada masyarakat oleh bank umum di

Jawa Timur cenderung meningkat dan lebih tinggi dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit tahunan sebesar 33,33% lebih besar

dibandingkan pertumbuhan DPK yang sebesar 12,56% mampu mendorong LDR

bank umum hingga 70,06%. Peningkatan pertumbuhan kredit juga diikuti oleh

kualitas kredit tercermin dari NPL sebesar 3,09%.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 x

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Ringkasan Eksekutif

Selama triwulan II 2008, stabilitas industri perbankan di Jawa Timur

relatif terjaga namun terdapat potensi timbulnya risiko kredit terutama

akibat proyeksi perlambatan pada kinerja struktur dunia usaha. Risiko

kredit perbankan di Jawa pada triwulan II 2008 relatif terkendali, tercermin dari

rasio Non Performing Loans (NPLs) yang terus menurun dan berada di bawah level

5%, yaitu sebesar 3,09%. Dari sisi kelompok bank, perbaikan kualitas kredit

disumbangkan oleh kelompok bank pemerintah dan swasta. Risiko likuiditas

perbankan pada triwulan II 2008 cenderung meningkat tercermin dari adanya

peningkatan tenor penempatan dana masyarakat pada perbankan yang bersifat

jangka pendek. Kondisi ini berpotensi menimbulkan mismatch antara sumber

dana dengan penggunaan dana oleh perbankan. Risiko operasional, beberapa

bank di Jawa Timur masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain

kompetensi dan profesionalisme SDM perbankan yang masih perlu ditingkatkan

sejalan dengan perkembangan yang semakin pesat dan persaingan yang semakin

ketat, kebijakan intern bank yang kurang mengakomodasi perubahan,

pemahaman dan pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan operasional

bank serta belum membuminya budaya pengendalian risiko. Selain itu, masih

ditemui kasus-kasus tindak pidana perbankan sebagai akibat belum baiknya

integritas SDM bank.

Asesmen Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran di wilayah Jawa Timur pada triwulan II-2008

mengalami peningkatan transaksi pembayaran pada triwulan II-2008,

dibandingkan kondisi triwulan II-2007, baik pada transaksi tunai maupun

non-tunai. Selama triwulan II-2008 transaksi non tunai tercatat rata-rata harian

uang yang masuk ke Bank Indonesia tercatat sebesar Rp70,53 miliar, sedangkan

rata-rata harian uang yang keluar sebesar Rp83,73 miliar, sehingga terjadi net

outflow rata-rata harian sebesar Rp13,20 miliar.

Transakasi Non tunai dengan mengunakan sarana Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS) maupun kliring pada triwulan II-2008 menunjukkan

kecenderungan yang meningkat dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Transaksi keuangan secara non tunai masih didominasi oleh sistem

BI-RTGS. Selama triwulan II-2008, BI-RTGS berperan hingga 70% dari nilai

penyelesaian transaksi keuangan non-tunai di wilayah Jawa Timur.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 xi

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Ringkasan Eksekutif

Transaksi keuangan melalui sistem kliring di wilayah Jawa Timur pada triwulan II-

2008 mencapai Rp41,49 triliun, secara tahunan meningkat signifikan sebesar

31,42% (yoy). Dilihat dari volumenya, jumlah warkat yang diproses pada triwulan

I-2008 tercatat sebanyak 1,52 juta lembar, relatif stabil dibandingkan triwulan

yang sama tahun sebelumnya.

II PROSPEK EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN III-2008

Prospek Ekonomi Triwulan III 2008

Pada triwulan III-2008, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diproyeksikan

berada di kisaran 5,5 - 6%1. Konsumsi masyarakat diperkirakan kembali

melambat mengingat tingkat inflasi yang masih tinggi ditambah risiko tekanan

harga yang berasal dari permintaan masyarakat menyambut Lebaran. Investasi

swasta diprediksi akan terus membaik melanjutkan tren sebelumnya, sementara

Investasi Pemerintah diperkirakan juga akan dipacu pada triwulan III ini untuk

mengkompensasi lambatnya realisasi pada periode sebelumnya. Ekspor

diproyeksikan masih akan melemah sebagai imbas resesi ekonomi yang dialami

negara-negara partner dagang seperti Amerika dan Jepang. Impor akan tetap

tinggi sehingga membuat defisit neraca perdagangan luar Jawa Timur makin

lebar.

Dari sisi sektoral, ketiga sektor ekonomi utama diprediksi berkontribusi

pada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Subsektor Perdagangan yang

mendominasi Sektor PHR masih mengalami tekanan dari lemahnya daya beli

domestik maupun eksternal. Sektor Industri menghadapi persoalan tingginya

biaya energi dan ketersediaan suplai listrik. Tingginya biaya operasi juga menjadi

tantangan di Sektor Pertanian, khususnya biaya pemupukan dan penyediaan air.

Musim kering 2008 diprediksi mundur sehingga berlangsung lebih lama dari

biasanya.

Pada triwulan III-2008, Inflasi Jawa Timur diperkirakan meningkat dan

berada di kisaran 10,5 ± 1%2. Hal ini masih disebabkan adanya peluang

tekanan pada inflasi volatile food termasuk faktor imported inflation, serta

1 Estimasi BI 2 Estimasi BI

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 xii

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Ringkasan Eksekutif

tingkat ekspektasi masyarakat terhadap inflasi ke depan yang juga meningkat.

Pengaruh musiman berupa peningkatan kebutuhan konsumsi masyarakat

menjelang bulan puasa dan hari raya Idul Fitri menjadi faktor pendorong tingkat

inflasi, disamping tekanan lainnya dari sisi penawaran. Realisasi belanja

pemerintah yang cenderung meningkat memasuki semester II 2008 merupakan

salah satu sumber tekanan terhadap inflasi yang patut diwaspadai. Disisi lain,

persoalan sekitar distribusi dan tata niaga beberapa komoditas utama juga

diperkirakan masih menyisakan masalah untuk diselesaikan, termasuk masalah

infrastruktur yang belum memadai.

Prospek Perbankan Ekonomi Triwulan III 2008

Pada triwulan III-2008, industri perbankan memiliki peluang untuk

meningkatkan kinerjanya. Struktur dan pondasi sistem perbankan yang cukup

baik selama periode semester I 2008 diperkirakan dapat terus berlanjut, terutama

ditopang oleh peningkatan fungsi intermediasi oleh perbankan. Disamping itu,

optimisme terhadap efektivitas berbagai paket kebijakan perbankan diharapkan

dapat menjadi stimulus untuk pertumbuhan ekonomi dan dapat menjaga

kestabilan sistem keuangan. Dari sisi penyaluran kredit, potensi pertumbuhannya

pada triwulan III-2008 terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan sektor

ekonomi produktif di Jawa Timur.

Faktor yang perlu menajdi perhatian dan berpotensi menyebabkan penurunan

kinerja perbankan yaitu dampak dari kenaikan harga BBM yang dapat

menyebabkan penurunan kinerja kredit. Kondisi ini pernah terjadi pada tahun

2005 ketika pemerintah menetapkan kebijakan kenaikan harga BBM.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 xiii

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

1 MAKRO EKONOMI REGIONAL 1.1. KONDISI UMUM

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan II-2008 kembali

mengalami tekanan sehingga berada di kisaran bawah perkiraan

sebelumnya (5,5 – 6%). Kegiatan konsumsi rumah tangga, yang merupakan

penggerak utama ekonomi, tumbuh melambat. Masyarakat secara bertahap

melakukan pengurangan konsumsi makanan seiring makin tingginya inflasi bahan

pangan. Di sisi lain, konsumsi non-makanan relatif lebih stabil. Penjualan

kendaraan bermotor bahkan menunjukkan hasil yang sangat berbeda dengan

tumbuh hingga dua kali lipat dibandingkan setahun sebelumnya. Hal ini

disebabkan oleh tindakan antisipasi konsumen menjelang naiknya harga BBM

dengan cara melakukan pembelian dini untuk menghindari harga yang lebih

tinggi pasca kenaikan BBM. Khusus untuk sepeda motor, peningkatan penjualan

juga didorong oleh makin mudahnya skim pembelian. Kegiatan investasi swasta

masih tumbuh menggembirakan seperti yang ditunjukkan oleh berbagai indikator

yaitu kredit perbankan untuk tujuan investasi, impor barang modal, dan volume

penjualan semen. Investasi pemerintah (APBD) melalui belanja barang modal

masih rendah hingga berakhirnya triwulan II-2008. Aktivitas Ekspor kembali

melambat pada triwulan ini, dan bahkan nilainya sudah lebih kecil daripada nilai

Impor (defisit). Kondisi ini dipicu oleh pelemahan ekonomi global yang

menyebabkan turunnya permintaan dari negara-negara partner dagang Jawa

Timur. Di sisi lain, aktivitas impor tetap terus bertumbuh seiring dengan laju

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang ditopangnya.

Dari sisi penawaran, perlambatan terjadi pada sektor-sektor utama,

yaitu PHR, Industri, dan Pertanian. Sektor PHR menghadapi persoalan dari

menurunnya aktivitas ekspor-impor dan melemahnya daya beli masyarakat.

Subsektor Perhotelan melanjutkan tren pemulihan pada triwulan ini seiring

dengan meningkatnya occupancy rate dan kunjungan wisatawan asing. Sektor

Industri secara umum terus tertekan oleh biaya energi yang meningkat di satu sisi,

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

1

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

dan melemahnya daya beli di sisi lain. Inflasi yang tinggi juga memicu berbagai

demonstrasi buruh/karyawan untuk menuntut perbaikan kesejahteraan yang

mengganggu produktivitas. Sektor Pertanian tumbuh melambat karena dampak

lanjutan bencana banjir yang terjadi akhir tahun lalu. Luas lahan panen di

triwulan ini menurun setelah sejumlah lahan tanam terkena banjir. Subsektor

Perikanan masih tumbuh melambat akibat tingginya biaya bahan bakar yang

harus ditanggung nelayan. Solar untuk kegiatan perikanan umumnya harus dibeli

pada harga keekonomian (non-subsidi). Dari sisi pembiayaan, kredit perbankan ke

sektor-sektor andalan tetap dalam tren peningkatan kecuali kredit Sektor

Pertanian yang kinerjanya terus menurun.

Ukuran kesejahteraan masyarakat terkini menunjukkan adanya

perbaikan taraf ekonomi di Jawa Timur. Dalam kurun waktu Maret 2007 –

Maret 2008, tercatat adanya penurunan jumlah pengangguran dan jumlah

penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan di Jawa Timur. Pencapaian ini

dimungkinkan oleh adanya pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga dalam

kurun waktu tersebut. Namun demikian, kondisi ini diprediksi akan mengalami

perubahan dalam kurun waktu satu tahun mendatang. Tingginya inflasi -

terutama pasca kenaikan harga BBM di bulan Mei 2008, dan perlambatan

pertumbuhan ekonomi diyakini akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan

masyarakat di Jawa Timur.

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

2

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

1.2. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan II-

2008 diwarnai oleh perlambatan di komponen Konsumsi dan Ekspor-Impor.

Seperti halnya di triwulan I-2008, Konsumsi melambat akibat tingginya inflasi yang

melemahkan daya beli, sedangkan kinerja ekspor mengalami penurunan sebagai

dampak krisis ekonomi global. Di sisi lain, Komponen Investasi mampu untuk tetap

tumbuh lebih tinggi pada triwulan II-2008 ini.

Tabel 1.1

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

2006 2007 2008 URAIAN Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Konsumsi Rumahtangga 7.65% 5.07% 6.83% 8.86% 4.29% 5.11% 6.85% 8.87% 3.70%

- Makanan 9.59% 11.94% 10.78% 7.97% 2.23% 1.76% 2.84% 5.39% 2.24%

- Non Makanan 4.98% -3.85% 1.77% 10.05% 7.28% 10.17% 12.43% 13.40% 5.71%

Konsumsi Lembaga Swasta Tidak 1.79% 7.73% 10.50% 6.21% 2.35% 5.86% 5.88% 5.51% 3.87%

Mencari Untung

Konsumsi Pemerintah 12.89% 6.70% 8.40% 7.75% 14.19% 8.07% 4.27% 7.86% 7.64%

Pembentukan Modal Tetap Bruto 11.07% 7.23% 5.07% 5.50% 1.96% 2.47% 5.48% 1.15% 4.75%

Perubahan Stok -

88.07% -

14.93% -

39.67% 224.31% 211.64% -0.81% 6.12% 212.06% 157.34%

Ekspor 3.02% 6.94% 14.03% 11.45% 5.86% 6.68% 7.14% 8.53% 3.68%

a. Antar Negara/Luar Negeri 0.18% 10.32% 17.75% 21.60% 7.85% 4.30% 1.74% 12.59% 5.27%

b. Antar Pulau Luar Provinsi 4.02% 8.00% 0.00% 5.59% 2.72% 1.10% 7.66% 4.07% 1.58%

c. Antar Provinsi Melalui Darat 6.24% 1.82% 20.53% 4.17% 5.82% 15.05% 14.24% 6.31% 3.22%

Impor 4.56% 3.98% 3.84% 12.47% 4.80% 3.27% 7.34% 3.00% 3.94%

a. Antar Negara/Luar Negeri 1.92% 1.48% 2.90% 2.95% 0.43% 2.85% 2.69% 3.44% 4.69%

b. Antar Pulau Luar Provinsi 6.76% 7.02% 7.26% 22.01% 5.06% 5.33% 5.99% 5.34% 2.65%

c. Antar Provinsi Melalui Darat 6.48% 5.17% 2.32% 20.27% 10.91% 2.13% 16.72% 0.90% 4.12%

Produk Domestik Regional Bruto 4.92% 5.97% 6.02% 6.28% 5.54% 6.21% 6.31% 6.35% 5.45%

Sumber: BPS Jawa Timur

a. Konsumsi

Secara umum, aktivitas konsumsi rumah tangga diprediksi kembali

tumbuh melambat pada triwulan II-2008 meskipun masih memberi andil

dominan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Indikasi perlambatan

ini tampak pada hasil Survei Konsumen BI yang merupakan cerminan

keyakinan masyarakat untuk melakukan konsumsi. Indeks Ekspektasi

Konsumen (IEK) tercatat terus menurun, bahkan mencapai level yang lebih

rendah dibandingkan kondisi tahun 2005 ketika terjadi kenaikan harga BBM

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

3

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

hingga 166% (Gambar 1.3). Perlambatan konsumsi juga diindikasikan oleh

tingkat impor barang konsumsi yang menurun baik secara nilai maupun

volume. Selama ini, aktivitas konsumsi perekonomian Jawa Timur ditopang

pula oleh barang-barang konsumsi yang diimpor dari luar negeri (Gambar 1.1

dan 1.2).

Kejadian penting pada triwulan II-2008 yang berpengaruh pada tingkat

konsumsi rumah tangga adalah kenaikan harga BBM pada tanggal 25 Mei

2008. Menyusul keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM, harga

sebagian besar barang dan jasa ikut melonjak sehingga menekan daya

beli/konsumsi masyarakat.

Gambar 1.1 Gambar 1.2 Perkembangan Nilai Impor Barang Konsumsi Perkembangan Volume Impor Barang Konsumsi

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2006 2007 2008

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%Volume Impor B KonsumsigVolume Impor B Konsumsi

0

50

100

150

200

250

300

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2006 2007 2008

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%Nilai Impor B Konsumsi

gNilai Impor B Konsumsi

Sumber: BI Sumber: BI

Gambar 1.3 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

Indeks EkspektasiKonsumen

Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

4

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Bila dianalisis lebih mendalam, perlambatan khususnya tampak pada

konsumsi makanan, sementara konsumsi non-makanan belum terlalu

terpengaruh hingga triwulan ini. Relatif stabilnya konsumsi non-makanan ini

tercermin pada berbagai indikator antara lain konsumsi listrik rumah tangga,

penjualan semen, penjualan mobil, dan penjualan motor. Sementara itu,

penjualan produk-produk makanan mengalami kembali mengalami penurunan

di triwulan II-2008 seperti yang ditunjukkan oleh hasil Survei Penjualan Eceran

BI Surabaya (Gambar 1.4).

Sebuah fenomena menarik tampak pada tingkat penjualan kendaraan

bermotor (mobil dan motor) yang justru meningkat tajam menjelang kenaikan

harga BBM dan bahkan mencapai puncaknya pada bulan Mei 2008 ketika

harga BBM benar-benar dinaikkan. Kondisi ini berlawanan dengan hasil Survei

Konsumen yang menunjukkan merosotnya keyakinan masyarakat untuk

membeli barang tahan lama/durable goods (Gambar 1.9).

Fenomena ini dapat dijelaskan sebagai tindakan antisipasi masyarakat

terhadap kemungkinan naiknya harga kendaraan bermotor pasca kenaikan

harga BBM sehingga mereka melakukan pembelian dini. Selain itu, kendaraan

bermotor umumnya dikonsumi oleh kelompok masyarakat dengan

pendapatan menengah ke atas yang lebih tahan terhadap gejolak harga dan

mampu mempertahankan daya beli-nya melalui berbagai sumber pendapatan

alternatif.

Khusus untuk tingkat penjualan motor, yang melonjak hingga 200% pada

bulan Mei 2008, dapat dipahami sebagai pilihan ekonomis konsumen untuk

memiliki motor sendiri dibandingkan menggunakan angkutan umum.

Masyarakat beranggapan bahwa akibat kenaikan harga BBM, menggunakan

angkutan umum akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi daripada

mengoperasikan motor. Oleh karena itu, mereka berusaha membeli motor

sebagai alat transportasi sehari-hari meskipun untuk pembeliannya harus

dilakukan secara kredit. Maraknya pembiayaan kredit motor yang tersedia di

pasar berikut berbagai kemudahan skim kredit yang ditawarkannya turut

memberi andil pada tingginya konsumsi masyarakat ini.

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

5

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Gambar 1.4 Gambar 1.5 Indeks Penjualan Makanan Minuman Konsumsi Listrik Rumah Tangga

70

75

80

85

90

95

100

105

110

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

0

100

200

300

400

500

600

700Konsumsi listrik RTKwH per pelanggan RT

405060708090

100110120130140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5* 6*

2005 2006 2007 2008

Makanan Minuman

Sumber: Survei Penjualan Eceran BI Surabaya Sumber: PLN Distribusi Jatim

Gambar 1.6 Gambar 1.7 Volume Penjualan Semen di Jawa Timur Volume Penjualan Motor

Penjualan Motor gPenjualan Motor

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%Vol Penjualan Semen gPenjualan Semen

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

0

10,00020,000

30,000

40,00050,000

60,000

70,00080,000

90,0001 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

Gambar 1.9 Indeks Ketepatan Waktu Membeli

Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

Indeks Ketepatan Waktu MembeliBarang Tahan Lama

Gambar 1.8 Volume Penjualan Mobil

Sumber: Dipenda Provinsi Jatim Sumber: Asosisasi Semen Indonesia

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%Penjualan Mobil gPenjualan Mobil

Sumber: Dipenda Provinsi Jatim

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

6

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Survei Bank Indonesia lainnya menunjukkan bahwa persepsi masyarakat

tentang kondisi penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan lalu cenderung

terus menurun. Hal serupa juga tampak pada ekspektasi masyarakat akan

penghasilan mereka di masa mendatang (Gambar 1.10). Kondisi ini

mengkonfirmasi prediksi perlambatan aktivitas konsumsi pada triwulan II-2008

ini.

Dari sisi pembiayaan, aktivitas konsumsi diduga dibiayai oleh simpanan

masyarakat di bank dan pinjaman dari bank. Laju pertumbuhan tabungan

milik perorangan di perbankan Jawa Timur tampak melambat pada triwulan

ini, meskipun masih mencatatkan tingkat pertumbuhan (yoy) yang tinggi di

kisaran 30%. Selain untuk membiayai aktivitas konsumsi yang makin mahal,

penurunan laju simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan juga diduga

karena beralihnya simpanan tersebut menjadi bentuk deposito. Setelah selama

beberapa periode tumbuh negatif, pertumbuhan simpanan deposito milik

perorangan di perbankan Jawa Timur tercatat positif pada triwulan ini

(Gambar 1.11 dan Gambar 12).

Aktivitas konsumsi masyarakat pada triwulan ini diyakini juga dibiayai

oleh kredit perbankan, khususnya kredit konsumsi. Laju pertumbuhan kredit

konsumsi perbankan Jawa Timur terus menunjukkan perbaikan hingga

mencapai angka 17% (yoy) pada bulan Juni 2008. Selain kredit perbankan,

pembiayaan konsumsi masyarakat diperkirakan juga berasal dari berbagai

perusahaan pembiayaan yang marak tersedia di pasar. Pembiayaan jenis ini

umumnya ditujukan untuk pembelian produk-produk elektronik, otomotif,

dan produk ritel rumah tangga lainnya.

Sementara itu, konsumsi pemerintah daerah pada triwulan ini relatif

lancar, seperti yang diindikasikan oleh tingkat realisasi belanja rutin daerah

yang umumnya mencapai kisaran 50% (lihat juga Bagian 1.5 Keuangan

Daerah).

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

7

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Gambar 1.10 Gambar 1.11

Indeks Penghasilan Saat ini Perkembangan Tabungan Perorangan dan Ekspektasi Penghasilan

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

b. Investasi

Kegiatan investasi kembali tumbuh tinggi dan bahkan lebih baik pada

triwulan ini, sebagaimana dikonfirmasi oleh data impor yang menunjukkan

adanya peningkatan laju impor barang modal (capital goods) dari luar negeri ke

Jawa Timur. Laju impor barang modal memang terus meningkat sejak tahun

2006 dan mencapai tingkat tertinggi pada triwulan II-2008 ini, baik dari segi nilai

maupun volume. Barang modal didefinisikan sebagai barang yang digunakan

dalam memproduksi barang atau jasa namun tidak menjadi bagian dari barang

Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah

2005 2006 2007 2008

Indeks Penghasilan Saat IniEkspektasi Penghasilan

Gambar 1.12 Perkembangan Deposito Perorangan

0%5%

10%15%20%25%30%35%40%45%50%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

10111213141516171819202122Nilai Kredit Konsumsi

gKredit Konsumsi

Gambar 1.13 Perkembangan Kredit Konsumsi

Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah

-

10

20

30

40

50

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6

Tabunganperorangan

-10%-5%0%5%10%15%20%25%30%35%

gTabunganperorangan

2006 2007 2008

40

41

42

43

44

45

46

47

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6

Depositoperorangan

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

gDepositoPerorangan

2006 2007 2008

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

8

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

atau jasa yang diproduksi tersebut. Contoh barang modal adalah peralatan

transportasi, mesin industri, dan alat perkantoran.

Gambar 1.14

Perkembangan Nilai Impor Capital Goods Gambar 1.15

Perkembangan Volume Impor Capital Goods

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

Di sisi lain, investasi pemerintah daerah hingga triwulan II-2008 ini masih

tergolong rendah, seperti yang diindikasikan oleh tingkat realisasi belanja

langsung yang umumnya baru mencapai kisaran 20% (lihat juga Bagian 1.5.

Keuangan Daerah). Belanja modal Pemerintah Provinsi Jawa Timur bahkan

baru mencapai 20% hingga berakhirnya triwulan II-2008.

Sementara itu, Departemen Pekerjaan Umum mengalokasikan dana

sejumlah Rp4,68 triliun untuk 59 proyek fisik di wilayah Jawa Timur di

sepanjang tahun 2008. Proyek-proyek ini umumnya berupa pembangunan

infrastruktur permukiman, jalan dan jembatan, serta pemeliharaannya.

Sejumlah besar dana tersebut dialokasikan untuk penyelesaian proyek

Jembatan Surabaya-Madura khususnya Bentang Tengah (Rp849 miliar), sisi

Surabaya (Rp151 miliar), dan sisi Madura (Rp266 miliar)1.

Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit perbankan untuk tujuan

investasi pada triwulan ini tercatat lebih baik daripada triwulan II-2007 dan

menunjukkan tren perbaikan. Selain kredit perbankan, sektor riil diperkirakan

juga menggunakan sumber pendanaan investasi lain seperti modal sendiri,

pinjaman, obligasi, dan saham, meskipun proporsinya masih relatif kecil.

1 Informasi proyek fisik di daerah dapat diakses di: https://eproc.pu.go.id/publik/new/kegiatan/default.asp

Sumber: BI Sumber: BI

0

50

100

150

200

250

300

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2006 2007 2008

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

0

10

20

30

40

50

60

70

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Nilai Impor Capital Goods Volume Impor Capital GoodsgNilai Impor Capital Goods gVolume Impor Capital Goods

2006 2007 2008

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

9

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Gambar 1.16 Perkembangan Kredit Investasi

c. Ekspor-Impor

Pelemahan aktivitas ekspor pada triwulan ini turut memberi andil pada

perlambatan ekonomi Jawa Timur. Laju ekspor tercatat menurun sebagai

dampak krisis ekonomi global yang berimbas pada berkurangnya permintaan

akan produk-produk Jawa Timur di luar negeri. Secara volume, ekspor Jawa

Timur ke luar negeri hanya tumbuh sebesar 3,07% (yoy), jauh lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2007 yang mencapai 12,18%. Dari

sisi nilai, ekspor Jawa Timur bahkan tumbuh negatif (-0,97%) yang merupakan

penurunan signifikan dibandingkan pencapaian pada triwulan II-2007 yang

tumbuh sebesar 44,17%. Penurunan ini juga dikonfirmasi oleh statistik jumlah

barang yang diangkut di Pelabuhan Tanjung Perak (Gambar 1.21).

Di sisi lain, impor Jawa Timur dari luar negeri terus meningkat pada

triwulan II-2008 ini, baik secara volume maupun nilai. Tetap tingginya impor ini

terkait dengan struktur ekonomi Jawa Timur yang masih banyak tergantung

pada pasokan dari luar negeri baik untuk barang konsumsi akhir maupun

barang setengah jadi. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tidak hanya dicukupi

oleh produksi maupun bahan baku yang berasal dari dalam negeri, melainkan

juga dari luar negeri dalam bentuk impor.

Dengan perkembangan ekspor dan impor tersebut, surplus neraca

perdagangan (trade balance) Jawa Timur tercatat defisit di sepanjang triwulan II-

2008 (April-Juni 2008). Kondisi ini sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya yang mayoritas mencatat surplus.

Sumber: Laporan Bulanan perbankan, diolah

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

Nilai Kredit Investasi

0

2

4

6

8

10

12

14gKredit Investasi

2005 2006 2007 2008

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

10

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Gambar 1.17 Gambar 1.18 Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Perkembangan Volume Ekspor dan Impor

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2005 2006 2007 2008

Nilai Ekspor

Nilai Impor

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2005 2006 2007 2008

Volume Ekspor

Volume Impor

Sumber: BI Sumber: BI

Tabel 1.2 Data Ekspor dan Impor Jawa Timur

Deskripsi Tw II 06 Tw II 07 Tw II 08

Ekspor Nilai (US$) 1,298,630,876 1,872,262,634 1,854,019,988 Volume (ton) 1,031,669,230 1,157,296,668 1,200,239,674

Impor Nilai (US$) 994,002,197 1,233,682,809 2,024,615,975 Volume (ton) 1,706,742,314 1,905,188,645 2,434,650,833

Pertumb Ekspor Nilai 44.17% -0.97%Volume 12.18% 3.71%

Pertumb Impor Nilai 24.11% 64.11%Volume 11.63% 27.79%

Sumber: BI

Gambar 1.19 Gambar 1.20

Neraca Perdagangan Luar Negeri Neraca Perdagangan Kumulatif

(500)

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2005 2006 2007 2008

Cumulative Net Ekspor

(210)

(160)

(110)

(60)

(10)

40

90

140

190

240

290

340

390

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2005 2006 2007 2008

Net Ekspor

Sumber: BI Sumber: BI

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

11

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

h

96% dari total nilai ekspor. Komoditas ekspor produk manufaktur yang utama

tetap berupa produk barang dari logam, produk kimia dan bahan kimia, kertas

dan produk kertas, serta makanan dan minuman. Penurunan nilai ekspor tampak

jelas pada produk barang dari logam (basic metals), serta produk kimia dan

bahan kimia.

(intermediate goods) untuk mendukung kegiatan pro

industri yang mengandung komponen impor tinggi (

industri barang dari logam, industri alat a

Gambar 1.21 Volume Barang di Tanjung Perak

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1 2 3 4 5 10 11 12 10 11 12 10 11 12 1 2 3 4 5 6

Ekspor masih didominasi ole produk manufaktur dengan pangsa hingga

Sementara itu, impor Jawa Timur masih didominasi oleh bahan baku

duksi terutama pada

high import content) seperti

ngkutan, dan industri pupuk dan

Gambar 1.22 erkembangan Nilai Ekspor Produk Utama P

Sumber: BI

Tabel 1.3 Nilai Ekspor Triwulan II-2008

Sumber: BI

6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 92005 2006 2007 2008

Volume Barang

Sumber: BPS

-

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

300,000,000

12 1 2 3 4 51 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008

Basic Metals DESKRIPSI NILAI EKSPORChemical products

Food Products TOTAL NILAI EKSPOR 1,854,019,988

Agriculture, Hunting & Fishing 97,865,401 Paper and paper products

Mining and Quarrying 4,051,689

Manufacturing 1,752,102,898 Basic Metals 348,637,239 Paper and paper products 262,268,593 Food products and beverages 234,889,111 Chemical and chemical produ 225,646,701 Furniture 145,454,579

cts

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

12

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

kimia2. Terdapat keterkaitan yang tinggi antara komoditas impor dengan

itas ekspor Jawa Timur (Tabel 1.4).

Singapura, dan Amerika Serikat. Kinerja ekspor Jawa

tergantung pada permintaan dari

terjadi di Jepang3 diyakini berdampak signifikan pada nilai

perdagangannya dengan Jawa Timur (Gambar 1.25).

komod

Gambar 1.23 Komponen Impor Jawa Timur

Tabel 1.4 Nilai Impor Triwulan II-2008

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Berdasarkan negara tujuan, ekspor Jawa Timur didominasi oleh Jepang,

Timur kemudian sangat

ketiga negara ini. Resesi ekonomi yang sedang

dan volume transaksi

2 Tabel Input-Output Jawa Timur (2000) 3 Bloomberg: Morgan Stanley Cuts Japan Growth Forecast on U.S. Spillover (August 1st, 2008)

Sumber: BI

DESKRIPSI NILAI IMPOR

TOTAL NILAI IMPOR 2,024,615,975

Agriculture, Hunting & Fishing 218,319,948

Mining and Quarrying 19,925,213

Manufacturing 1,786,370,814Chemical and chemical products 478,305,717Basic Metals 354,864,402Food products a 237,494,759Machinery and 200,660,361Furniture 130,005,666

nd beveragesEquipment

2005 2006 2007 2008

Capital Goods Int Goods Cons Goods

Sumber: BI

Gambar 1.24 Negara Tuju

Gambar 1.25

(dalam USD ribu) Perkembangan Ekspor menurut Tujuan an Ekspor Jawa Timur 2007

Japan26%

hers4%

Singapor16%

alaysia e

USA11%

Ot3

M4%

UK4% Hongkong

5%

Japan

200,000,000

250,000,000

300,000,000

350,000,000 SingaporeUSAHongkongUKMalaysia

0

50,000,000

100,000,000

150,000,000

Sumber: BI Sumber: BI

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

13

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

1.3. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, struktur

2008 ini masih serupa

tiga sektor utama: Perdagangan, Hotel & Restoran,

Pertanian. Ketiga sektor ini memi

pada triwulan II-2008.

sebesar 5,16%4, lebih rendah diba

Perlambatan ini disumb

sektor utama Jawa Timur.

perekonomian Jawa Timur pada triwulan II-

dengan periode-periode sebelumnya, yaitu didominasi oleh

Industri Pengolahan, dan

liki pangsa hingga 73,70% dari PDRB Jawa Timur

Perekonomian Jawa Timur pada triwulan II-2008 tumbuh

ndingkan triwulan II-2007 yang sebesar 6,21%.

angkan oleh penurunan kinerja secara umum di sektor-

Gambar 1.26Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

4.98

5.54

6.31

4.92

5.16

6.316.21

6.02

5.97

6.286.095.98

6.35

5.45

3

4

5

6

7

8

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II*

2005 2006 2007 2008

Jawa Timur Nasional

Sumber: BPS Jawa Timur

Gambar 1.28 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Jawa Timur Tw II-2008

Gambar 1.27 Struktur Perekonomian Jawa Timur Tw II-2008

Industri, 25.62%

Tani, 15.55%

Jasa, 8.02%

Angkut dan Kom, 5.80%

PHR, 32.69%

Tambang, 2.06%

Listrik Gas Air, 1.73%

Keuangan, 5.32%

Bangunan, 3.20%

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Jasa-jasa

%

Sumbangan

Pertumbuhan

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

4 Angka sangat sementara

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

14

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Pertumb Sumb Pertumb Sumb Pertumb Sumb Pertumb Sumb Pertumb Sumb Pertumb Sumb

Pertambangan & Penggalian 8.61 0.07 11.09 0.13 10.01 0.16 11.43 0.15 7.50 0.07 6.79 0.11

Industri Pengolahan 4.16 1.41 4.60 1.62 4.78 1.74 4.98 1.69 4.14 1.37 3.42 1.32

Listrik, Gas dan Air Bersih 11.72 0.10 11.95 0.11 16.21 0.11 7.81 0.12 3.87 0.10 7.15 0.09

Bangunan -0.08 0.16 1.97 0.20 1.93 0.22 0.76 0.19 2.54 0.16 2.02 0.17

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8.23 1.62 8.37 1.97 8.43 1.84 8.50 2.10 8.46 1.64 8.06 1.69

Pengangkutan dan Komunikasi 6.90 0.32 8.63 0.36 8.01 0.36 7.55 0.38 6.96 0.32 6.24 0.30

Jasa-jasa 5.65

Tw II-08Tw I-08Tw IV-07Tw III-07Tw II-07Tw I-07SEKTOR

Pertanian 2.83 1.15 2.79 1.00 3.61 1.04 3.40 0.85 2.16 1.10 1.86 0.80

Keuangan, Persewaan, dan Jasa 7.96 0.26 9.38 0.33 8.17 0.33 8.32 0.34 7.93 0.26 5.85 0.27

0.45 5.92 0.50 6.26 0.51 5.67 0.53 5.77 0.44 5.21 0.41

PDRB 5.54 5.54 6.21 31 6.35 6.35 5.45 5.45 5.16 5.166.21 6.31 6.

Ketiga sektor dominan ini menunjukkan kinerja yang relatif stabil,

meskipun melambat dengan tingkat perlambatan yang bervariasi. Persoalan

yang dihadapi sektor riil di triwulan ini masih serupa dengan triwulan lalu, yaitu

biaya produksi yang meningkat, daya beli masyarakat yang makin lemah,

ketersediaan suplai energi listrik, serta gangguan perubahan musim.

Tabel 1.5Pertumbuhan dan Sumbangan Sektoral

Sumber: BPS Jawa Timur

Gambar 1.25

an Pertumbuhan Sektor Andalan Perkembang

Sumber: BPS Jawa Timur

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

I II III IV I II III IV I II III IV I II

10%

12%

2005 2006 2007 2008

PHR Industri Tani

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

15

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini tercatat meningkatkan utilisasi

kapasitas produksi yang ada di Jawa Timur. Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) yang dila rabaya, diketahui bahwa

secara rata-rata terjadi peningkatan kapasitas produksi terpakai dari 63,32% di

triwulan II-2007 menjadi 75,13% di triwulan II-2008. Kondisi ini mengkonfirmasi

adanya pertumbuhan di perekonomian Jawa Timur. Tingkat utilisasi kapasitas

yang berada di level 75,13% menunjukkan bahwa masih terdapat ruang bagi

perekonomian Jawa Timur untuk melakukan ekspansi lebih tinggi lagi di masa

mendatang tanpa mengorbankan stabilitas harga karena masih terdapat

kelonggaran pada sisi penawaran.

Pertumbuhan dikonfirmasi oleh hasil

peningkatan realisasi 008 bila dibandingkan triwulan II-

2007. Semua hal tersebut memberikan kesimpulan bahwa ekonomi masih

tumbuh pada triwulan II-2008 meskipun melambat.

Tabel 1.6Utilisasi Kapasitas Produksi di Jawa Timur

kukan oleh Bank Indonesia Su

PERTANIAN 63.05 76.35

5. Kimia dan barang dari karet 70.00 71.90 6. Semen dan barang galian bukan logam 38.33 86.00 7. Logam dasar, besi dan baja 79.67 95.00 8. Alat angkutan, mesin da 56.67 67.08 9. B 68.75

B. Industri Mig1. Pengilangan minyak bumi2. Gas alam cair

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 60.00 88.93

TOTAL SELURUH SEKTOR 63.32 75.13

SEKTORAL Tw II-2007 Tw II-2008

A. Tanaman Pangan 65.00 75.29 B. Tanaman Perkebunan 43.75 75.00 C. Peternakan dan Hasil - hasilnya 86.40 80.43 D. KehutananE. Perikanan 75.00 69.82

PERTAMBANGAN 100.00 72.50

INDUSTRI PENGOLAHAN 64.52 74.34 A. Industri Non Migas

1. Makanan, minuman dan tembakau 61.00 75.45 2. Tekstil, barang kulit dan alas kaki 65.86 71.83 3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya 69.10 69.20 4. Kertas dan barang cetakan 57.00 80.83

n peralatannya

arang Lainnya 70.18 as

ekonomi pada triwulan ini juga

survei SKDU terhadap pelaku usaha di Jawa Timur yang menunjukkan

usaha di triwulan II-2

Sumber: SKDU BI Surabaya

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

16

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

a. Sektor Perdagangan, Hotel

Pada & Restoran tetap

tampil seba Timur, dengan pangsa

uh tinggi sebesar 8,06%. Namun

demikian, rendah dibandingkan

triwulan ya

Gambar 1.23 Indeks Realisasi Usaha

& Restoran

triwulan II-2008, sektor Perdagangan, Hotel

gai sektor utama dalam perekonomian Jawa

sebesar 33,28% dari total PDRB, dan tumb

pertumbuhan sektor PHR ini masih lebih

ng sama tahun sebelumnya.

Tw II 2007 Tw II 2008 No. Sub Sektor Pertumbuhan

(%) Sumbangan

(%) Pertumbuhan

(%) Sumbangan

(%)

1. Perdagangan 8.87 1.60 8.57 1.37

2. Hotel 1.19 0.06 4.19 0.05

3. Restoran 7.34 0.32 6.21 0.26

Total 8.37 1.97 8.06 1.69

ena melemahnya ekonomi

global dan nasional yang berdampak pada aktivitas perdagangan di Jawa

Timur.

Tabel 1.7Pertumbuhan Ekonomi Sektor PHR

Subsektor perdagangan yang memiliki pangsa terbesar tumbuh

melambat pada triwulan II-2008 sebagaimana diindikasikan oleh prompt

indicator volume barang di Pelabuhan Tanjung Perak dan Indeks Realisasi

Usaha Sektor PHR. Hal ini tidak lepas dari fenom

Sumber: BPS Jawa Timur

Sumber: SKDU BI Surabaya -30

-20

-10

0

10

20

30

Tw I

-20.54

16.7

-27.23

7.05

22.1

-18.91

11.35

22.3225.86

21.6

-1.850.67 -0.45

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2005 2006 2007 2008

Indeks Realisasi Usaha

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

17

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Di sisi lain, Subsektor Hotel pada triwulan ini justru mencatat kinerja

l ini diyakini terkait juga dengan

meningkatnya jumlah wisata Timur. Statistik jumlah

wisatawan asing yan uanda terus menunjukkan tren

peningkatan (Gambar 1.35

Pasca kenaika e u di Jawa

Timur memilih strategi mempertahankan tarif kamar (published rate) namun

melakukan revisi kontrak terhadap pelanggan segmen tertentu seperti

ko poras instansi rintah. egi ini dipilih karena para pengusaha

natif untuk merevisi harga kontrak terhadap pelanggan tertentu

akan lebih efisien dilakukan daripada menaikkan published rate. Permintaan

akan jasa hotel dari pasar segemented selama ini memang lebih kuat sehingga

pengusaha berani untuk merevisi kontrak mereka.

Selain itu kalangan pengusaha hotel juga akan lebih memprioritaskan FIT

(Free Individual Traveler) dan paket MICE (Meeting, Incentive, Convention, and

Exhibition).

yang lebih baik dengan tumbuh sebesar 4,19% (yoy), lebih tinggi daripada

triwulan II-2007 yang tumbuh negatif 1,19%. Peningkatan kinerja ini tercermin

pada prompt indicators tingkat hunian (occupancy rate) hotel berbintang di

Jawa Timur dan lama tinggal tamu di hotel (Gambar 1.33 dan Gambar 1.34).

Perbaikan kinerja subsektor hote

Gambar 1.27 Volume Barang di Pel Tanjung Perak

Gambar 1.29 Indeks Realisasi Usaha Sektor PHR

-10.2

6.04

-8.89

-11.49

2.69

10.4

3.75

5.65

1.08

3.12

-9.55

-2.31

0.88

5

0

-5

0

5

10

15

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

wan asing ke Jawa

g melalui Bandar Udara J

).

n harga BBM di bulan M i 2008, peng saha hotel

r i dan peme Strat

menilai alter

Sumber: BPS Sumber: SKDU BI Surabaya

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

Volume Barang

-1

-1

2005 2006 2007 2008

Indeks Realisasi Usaha

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

18

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

e-periode mendatang, bahkan dapat meningkat

bila d

Gambar 1.33 Gambar 1.34

Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

Dilihat dari sisi pembiayaan, kredit perbankan ke sektor perdagangan

dan perhotelan terus mengalami tren perbaikan pada triwulan ini sesuai

dengan kinerja riil sektoral-nya. Pertumbuhan kredit di sektor ini diperkirakan

akan relatif stabil di period

idukung oleh kinerja sektor riil. Namun demikian, tingkat pertumbuhan

kredit ini diperkirakan masih belum akan menyamai pencapaian di tahun 2005

ketika tumbuh di atas 50%.

Gambar 1.35 Jumlah Wisatawan Asing melalui Bandara Juanda

Sumber: BPS

Sumber: BPS

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 52006 2007 2008

Occupancy Rate

2006 2007 2008

AsingIndonesiaTOTAL

Sumber: BPS

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Jml Wisman melaluiJuanda

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

19

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

b. Industri Pengolahan

Sektor industri tumbuh melambat pada triwulan ini (3,42%)

dibandingkan kinerja pada triwulan II-2008 yang sebesar 4,60%. Seperti yang

ditunjukkan oleh Tabel 1.8, kontributor utama pertumbuhan pada triwulan ini

tetap berasal dari subsektor makanan, minuman & tembakau, subsektor kertas

& barang cetakan, dan subsektor logam dasar besi dan baja.

Sektor Industri terus tertekan oleh biaya energi yang meningkat di satu

lemahnya daya beli di sisi lain. Permintaan barang dari luar negeri

juga menurun sejalan dengan melemahnya ekonomi global dan ekonomi

Dari sisi internal perusahaan, inflasi yang

tinggi memicu berbagai demonstrasi oleh buruh/karyawan untuk menuntut

perbaikan kesejahteraan sehingga mengganggu produktivitas.

Di penghujung triwulan II-2008, kalangan industri mendapat tantangan

baru berupa Surat Keputusan Bersama (SKB) Lima Menteri yang menetapkan

sejumlah industri untuk mengalihkan jam kerjanya ke hari Sabtu dan Minggu

untuk menjaga kelancaran pasokan listrik. Tercatat sejumlah 500 pelanggan

golongan industri di Jawa Timur yang harus melakukan pengalihan jam kerja

ini. Kebijakan pemerintah ini umumnya dikeluhkan kalangan pengusaha

a dapat berdampak pada tuntutan buruh untuk mendapat uang lembur.

Gambar 1.36 Kredit Sektor Perdagangan dan Hotel

sisi, dan me

negara-negara partner dagang,

karen

Sumber: Laporan Bulanan perbankan, diolah

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

50%

60%

70%Kredit PHRgKredit PHR

30%

40%

0%

10%

20%

12

2005 2006 2007 2008

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

20

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

PLN Distribusi Jawa Timur menargetkan penghematan listrik sebesar

150MW dari kebijakan pengalihan jam kerja industri. Namun demikian,

pengalihan jam kerja 500 pelanggan industri tersebut diperhitungkan hanya

mampu memberi penghematan sebesar 20MW saja sehingga pemadaman

bergilir di wilayah Jawa Timur diperkirakan akan terus berlangsung hingga

2009. Pemadaman bergilir selama ini sering menjadi keluhan para pengusaha

utamanya dari jenis usaha yang harus beroperasi penuh selama tujuh hari

seminggu.

Tw II 2007 Tw II 2008 No. Sub Sektor Pertumbuhan Sumbangan Pertumbuhan Sumbangan

(%) (%) (%) (%)

1. Makanan, minuman & tembakau 3.49 0.87 2.61 0.71

2. Tekstil, barang kulit & alas kaki 3.66 0.06 2.42 0.05

3. Barang kayu & hasil hutan lainnya 0.71 0.04 2.38 0.03

4. Kertas & barang cetakan 9.60 0.26 5.12 0.21

5. Kimia & barang dari karet 5.86 0.12 3.57 0.10

6. Semen & barang galian bukan logam -3.14 0.05 2.60 0.04

7. Logam dasar besi & baja 6.07 0.13 4.77 0.11

8. Alat angkutan, mesin & peralatannya 9.89 0.03 9.18 0.03

9. Barang lainnya 2.73 0.05 3.88 0.04

Total 4.60 1.62 3.42 1.32

Risiko terbesar yang dihadapi oleh Sektor Industri Pengolahan

sesungguhnya berasal dari tren peningkatan harga bahan bakar minyak.

Sesuai aturan pemerintah, harga bahan bakar yang dikonsumsi oleh industri

dipatok mengikuti harga yang terbentuk di pasar internasional. Kenaikan

harga yang persisten ini dipastik

Tabel 1.8Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri

Sumber: BPS Jawa Timur

an akan mendorong naik ongkos produksi

yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada kinerja sektor secara

keseluruhan. Hingga akhir Juni 2008, harga BBM industri telah naik rata-rata

100% dibandingkan posisi Juni 2007.

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

21

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

3% (yoy).

Gambar 1.37Perkembangan Harga BBM Industri

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

Dari sisi pembiayaan, kredit perbankan untuk sektor industri masih

tumbuh menggembirakan di tengah sulitnya kinerja sektor riil. Kredit Sektor

Industri mampu tumbuh konsisten sejak titik baliknya di akhir tahun 2006 dan

kini bahkan dapat melampaui kondisi sebelum gejolak kenaikan BBM di tahun

2005. Pertumbuhan kredit untuk sektor industri pada bulan Juni 2008

mencapai 5

Sumber: Pertamina

0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

M Solar Transp

M Diesel

M Solar Industri

Gambar 1.38 Perkembangan Kredit Sektor Industri

Sumber: Laporan Bulanan perbankan

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

60%Kredit Industri

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 4 5 6

2005 2006 2007 2008

-10%

0%

10%

%

%

50%gKredit Industri

30

40%

20

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

22

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

c.

Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan ini mengalami perlambatan yang

signifikan, meskipun masih mampu tumbuh sebesar 1,86%. Perlambatan

terjadi di hampir semua subsektor, kecuali perkebunan dan kehutanan. Namun

demikian, subsektor yang paling memberi dampak perlambatan adalah

subsektor tanaman bahan makanan (tabama) yang memiliki porsi terbesar

dalam PDRB.

Tw II 2007 Tw II 2008 No. Sub Sektor Pertumbuhan Sumbangan Pertumbuhan Sumbangan

(%) (%) (%) (%)

1. Tanaman bahan makanan 1.18 0.57 0.03 0.45

2. Tanaman perkebunan 3.69 0.14 4.13 0.11

3. Peternakan & hasilnya 6.53 0.16 5.72 0.14

4. Kehutanan -7.85 0.02 0.18 0.01

5. Perikanan 6.94 0.11 3.23 0.09

Total 2.79 1.00 1.86 0.80

Aktivitas sektor pertanian pada triwulan ini diwarnai oleh awal musim

panen kedua bagi padi dan musim tanam bagi jagung (Gambar 1.39 dan

Gambar 1.40). Seperti pola di tahun-tahun sebelumnya, triwulan kedua adalah

masa panen kedua (gadu) bagi komoditas padi.

dampak bencana banjir yang melanda sebagian wilayah Jawa Timur pada akhir

tahun 2007. Saat itu, banjir mengakibatkan berkurangnya lahan tanam dan

meningkatnya lahan yang rusak (puso). Dampak banjir tersebut kini berlanjut

menjadi berkurangnya lahan yang dipanen. Sebagai contoh, pada periode

April – Juni 2008 tercatat sejumlah 600.000 hektar lahan padi yang dipanen di

Jawa Timur, menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2007 ketika

sejumlah 786.000 hektar berhasil dipanen. Namun demikian, penurunan ini

tidak berpengaruh signifikan pada stok pangan dan harga pangan di Jawa

Timur (lihat juga Boks 1).

Tabel 1.9Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian

Sumber: BPS Jawa Timur

Pertumbuhan subsektor tabama pada triwulan ini masih terganggu oleh

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

23

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Untuk membantu para petani yang terkena bencana banjir, Dinas

Pertanian Jawa Timur dan Departemen Pertanian telah memberikan bantuan

penyediaan pupuk NPK dan benih hibrida. Bencana banjir di tahun ini

tergolong lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya karena tahun 2008

asah (La Nina). Di samping itu, bencana banjir tahun ini juga

disebabkan oleh terus berkurangnya daerah tangkapan air (catchment area)

dan kurang terpeliharanya irigasi dan bendungan.

Sementara itu, subsektor perikanan masih tumbuh melambat pada

triwulan ini utamanya akibat tingginya biaya operasi yang dibutuhkan untuk

melaut. Nelayan mengalami kesulitan untuk membeli solar sebagai bahan

a harga yang dikenakan kepada mereka adalah harga non-subsidi

(harga keekonomian). Harga solar pada triwulan II-2008 telah meningkat

sekitar 100% dibandingkan harga pada triwulan II-2007. Di sisi lain,

penghasilan dari melaut tidak selalu bisa diandalkan. Untuk menutupi biaya

operasi, mereka harus menjual hasil tangkapannya dengan harga yang lebih

tinggi yang sebenarnya menyulitkan penjualan di tengah lemahnya daya beli

masyarakat. Dengan kondisi seperti ini, banyak nelayan yang memilih beralih

profesi agar dapat mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya sehari-hari.

Perlambatan kinerja sektor pertanian pada triwulan ini juga tercermin

pada sisi pembiayaan, yaitu jumlah kredit perbankan yang disalurkan ke sektor

pertanian. Laju pertumbuhan kredit perbankan ke sektor pertanian kembali

menurun pada triwulan II-2008 ini (Gam .42). Pad lan Juni 8, kredit

pertanian hanya tumbuh sebesar 8% (yoy), bih rendah dibandingkan periode

Penuru kinerja sektor ri rtanian

tampaknya berdampak langsung pada kinerja kredit perbankan yang

merupakan salah satu unsur pendukung umbuhan

adalah musim b

bakar karen

bar 1 a bu 200

le

yang sama tahun sebelumnya. nan di il pe

pert .

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

24

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa mengalami perlambatan pada

triwulan ini, dengan mencatat pertumbuhan sebesar 5,85%, lebih rendah

dibanding triwulan II-2007 (9,38%). Penurunan kinerja ini terjadi di semua

subsektor termasuk subsektor perbankan.

Gambar 1.39 an Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur

Gambar 1.40 Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa TimurLuas Lah

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

1

2

3

4

5

D .

Keuangan, Persewaan dan Jasa

d.

Sumber: Dinas Pertanian Jawa Timur

Sumber: Dinas Pertanian Jawa Timur

Gambar 1.42 Perkembangan Kredit Pertanian

Sumber: Laporan Bulanan perbankan

Gambar 1.41 Luas Lahan Puso di Jawa Timur

Sumber: Dinas Pertanian Jawa Timur

2

2.5

3

3.5

4

4.5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

5

2005 2006 2007 2008

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%Kredit PertaniangKredit Pertanian

6

7

8

9

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

10

11

12

10

11

12

10

11

12 2

3

4

5

6

2005 2006 2007 2008

Luas Panen Padi Luas Tanam Padi

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

2005 2006 2007 2008

-

Luas Panen Jagung Luas Tanam Jagung

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

2005 2006 2007 2008

Luas Puso PadiLuas Puso Jagung

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

25

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Seperti halnya di triwulan I-2008, subsektor perbankan pada triwulan ini

kembali mengalami perlambatan dengan tumbuh sebesar 6,62%, lebih rendah

daripada triwulan II-2007 yang sebesar 8,42%. Perlambatan ini tercermin pada

kondisi berbagai indikator operasional perbankan Jawa Timur, seperti rasio

OPO, Net Interest Margin (pendapatan bunga), Fee Based Income

endapatan non-bunga), dan pertumbuhan kredit dan DPK.

Secara nominal, perbankan Jawa Timur masih membukukan pendapatan

ang lebih besar daripada biaya operasinya. Rasio efisiensi BOPO perbankan

wa Timur sebenarnya masih berada di posisi baik (nilai di bawah 1), namun

ergerakannya kembali menunjukkan indikasi pelemahan. Hal ini diduga

rjadi karena pertumbuhan pendapatan yang diperoleh perbankan mulai

menurun, seperti yang tercermin pada data pendapatan bunga (Gambar 1.44)

.45).

Seperti yang dialami pada triwulan I-2008, margin pendapatan

perbankan melalui kegiatan perkreditan diperkirakan kembali menurun pada

triwulan ini. Selain stabilnya suku bunga acuan pada tingkat yang rendah

(hingga bulan Mei 2008), kompetisi yang ketat untuk menyalurkan kredit

kepada debitur berkualitas makin mendorong suku bunga kredit untuk turun

sehingga berdampak pada pendapatan operasional bank. Di sisi lain,

pendapatan non bunga yang selama dua tahun terakhir tumbuh tinggi juga

kembali melandai.

Perbankan Jawa Timur sebenarnya melakukan ekspansi kredit yang

fikan di sepanjang triwulan II-2 ian, ekspansi ini

tampaknya tidak cukup mampu mendongkrak pendapatan. Tingginya

pertumb dit yang mencapai 32% (yoy) tidak dibarengi dengan

pertumbuhan DPK sehingga perbankan Jawa Timur diduga mengalihkan

dananya dari penempatan di berbagai aset keuangan (seperti SBI dan SUN)

menjadi penyaluran kredit.

B

(p

y

Ja

p

te

maupun non-bunga (Gambar 1

cukup signi 008. Namun demik

uhan kre

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

26

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

e.

Bangunan

Pada triwulan II-2008 ini, Sektor Bangunan kembali menunjukkan

perbaikan kinerja meskipun belum

Gambar 1.43 Kondisi Operasional Perbankan Jawa Timur

Gambar 1.44 Perkembangan NIM Perbankan Jawa Timur

0.6

0.8

0.9

1

1.1

1.2

1.3

signifikan. Sektor Bangunan mencatat

pertumbuhan sebesar 2,02% pada triwulan II-2008, sedikit lebih tinggi

daripada triwulan II-2007 yang tumbuh 1,97%. Perbaikan kinerja ini

dikonfirmasi oleh volume penjualan semen di Jawa Timur yang lebih tinggi

Gambar 1.45 ngan Fee Based Income Perbankan Jawa Timur Perkemba

Gambar 1.46 Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timur

(800,000)

(600

(400 )

(200 )

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

9 12 3 6 9 12 3 6

Sumber: Laporan Bulanan perbankan Sumber: Laporan Bulanan perbankan

Sumber: Laporan Bulanan perbankan

,000)

,000

,000

-3 6 9 12 3 6

2005 2006 2007 2008

0.7

PO-BO

BO/PO

-

100,000

200,000

300,

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%Net Interest MargingNet Interest Margin

000

2006 2007 2008

Sumber: Laporan Bulanan perbankan

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

450,000

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6

2006 2007 2008

Fee Based Income

0%

5%

15%

20%

25%

30%

35%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

gFee Based Income

10%

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

gDPK

gKredit

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

27

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

secara year-on-year, dan terus berada dalam tren positif setelah untuk

beberapa waktu sempat tumbuh negatif.

Perbaikan kine

rja sektor bangunan ini mendapat tantangan dari

a tercermin di perkembangan kredit

properti yang merupakan salah satu unsur pendukung pertumbuhan sektor

mbuh meskipun masih

lebih rendah dari kondisi yang pernah dicapai di tahun 2005. Pada triwulan II-

2008, kredit properti tumbuh pada kisaran 30% (yoy), membaik dibandingkan

triwulan II-2007 yang hanya sebesar 10% (yoy).

Kredit perbankan Jawa Timur di sektor properti masih didominasi oleh

Kredit Pemilikan Rumah (KPR), terutama untuk rumah bertipe lebih kecil dari

BI I-

2008 dan persaingan antar bank dalam mendapatkan debitur membuat suku

bunga KPR masih berada di tingkat yang cukup rendah sehingga berdampak

positif pada laju pemberian kredit. Namun demikian, kondisi ini diperkirakan

kenaikan berbagai harga bahan baku properti seperti besi, batu bata, dan

pasir, menyusul kenaikan harga BBM di bulan Mei 2008. Pengusaha properti di

Jawa Timur dihadapkan pada pilihan sulit antara menaikkan harga jual atau

memotong margin keuntungan mereka. Namun demikian, sektor bangunan

ternyata masih mampu tumbuh di tengah berbagai tekanan ini.

Gambar 1.47 e Penjualan Semen di Jawa Timur Volum

Kondisi yang membaik ini jug

bangunan. Kredit untuk sektor properti terus bertu

70 m2. Tingkat suku bunga acuan -rate yang relatif stabil hingga triwulan I

Sumber: Asosisasi Semen Indonesia

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6

Vol Penjualan Semen gPenjualan Semen

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

2006 20082007

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

28

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

akan sedikit berubah pasca kenaikan harga BBM di bulan Mei 2008 yang

kenaikan BI-rate. Perubahan diproyeksikan baru akan terjadi pada

diikuti oleh

triwulan III-2008 mengingat transmisi kenaikan harga dan kebijakan suku

bunga acuan umumnya membutuhkan waktu.

Dari sisi kualitas, tingkat non-performing loan (NPL) kredit properti

masih tergolong wajar (di bawah 5%) dan bahkan terus menunjukkan tren

menurun. Hal ini tentu akan memberi dorongan lebih kepada pihak perbankan

untuk makin gencar menyalurkan kredit properti.

Gambar 1.48

Kredit Perbankan Sektor Properti Gambar 1.49

Kredit Sektor Properti Per Penggunaan

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

Gambar 1.50 NPL Kredit Properti

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

8,000,000

9,000,000

10,000,000

1 2 3 4 5 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6

10%

20%

30%

40%

50%

60%

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000Kredit Properti

6 7

2005 2007 20082006

0%

gKredit Properti

0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

Modal Kerja Investasi< 70 > 70Rukan/Ruko

0.00

0.

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

1 2 3 4 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6

50

5 6

2005 2006 2007 2008

NPL Properti

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

29

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

f. T

g biasanya merupakan

salah satu puncak arus penumpang transportasi laut, pada tahun 2008 ini pun

tidak dapat menyamai pencapaian di tahun 2007.

Di sisi lain, kinerja angkutan

justru meng

ransportasi dan Komunikasi

Sektor transportasi dan komunikasi menunjukkan perlambatan pada

triwulan ini dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,24%, lebih rendah

daripada pencapaian pada triwulan II-2007 yang sebesar 8,63%.

Angkutan laut yang sempat menunjukkan perbaikan kinerja selama

beberapa periode terakhir, pada triwulan ini kembali mengalami perlambatan.

Perlambatan ini tercermin pada statistik jumlah barang yang melalui

Pelabuhan Tanjung Perak pada bulan April-Juni 2008 (Gambar 1.51), yang

tercatat menurun bila dibandingkan dengan kondisi satu tahun sebelumnya.

Statistik arus kontainer yang dilayani oleh PT Terminal Petikemas Surabaya

juga memberi indikasi yang sama (Gambar 1.52). Perlambatan ini diprediksi

terkait erat dengan menurunnya kinerja ekspor Jawa Timur. Sementara itu,

arus penumpang yang melalui Tanjung Perak juga tampak sedikit menurun

dibandingkan satu tahun sebelumnya. Bulan Juni yan

Gambar 1.51

Arus Penumpang dan Barang di Tanjung Perak Gambar 1.52

Statistik Kontainer PT TPS di Tanjung Perak

udara dalam perekonomian Jawa Timur

alami perkembangan yang menggembirakan. Pada triwulan II-

2008, pertumbuhan ekonomi subsektor angkutan udara tercatat sebesar

Sumber: PT Terminal Petikemas Surabaya Sumber: BPS

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2005 2006 2007 2008

Total kontainer (TEUS) gTotal Kontrainer

0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

20

40

60

80

100

120

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

2005 2006 2007 2008

Jml Penumpang Volume Barang

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

30

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

4.97%, jauh lebih baik bila dibandingkan triwulan II-2007 yang sebesar 1,73%.

Perbaikan ini dikonfirmasi oleh pertumbuhan jumlah penumpang domestik di

lan II-2008. Jumlah

penumpang internasional di Bandar Udara Juanda juga menunjukkan tingkat

h baik daripada setahun sebelumnya.

menunjukkan bahwa industri jasa transportasi udara

ai tekanan yang pernah dialaminya seperti

perang harga tiket antar maskapai penerbangan dan reputasi keselamatan

yang kurang baik. Meskipun tidak lagi menawarkan “tiket murah” sebagai

daya tariknya, jasa transportasi udara tetap memperoleh permintaan yang

rmintaan ini menunjukkan bahwa transportasi

udara telah memiliki pasar tersendiri yang tetap loyal menggunakan jasanya di

dan kereta api). Peningkatan permintaan ini juga disebabkan oleh kemajuan

Bandar Udara Juanda yang cukup tinggi pada triwu

pertumbuhan yang lebi

Kondisi ini kembali

telah berhasil mengatasi berbag

tinggi di pasar. Peningkatan pe

tengah persaingan dengan moda transportasi lain (misalnya transportasi laut

ekonomi dan perubahan gaya hidup yang menuntut mobilitas tinggi dari

masyarakat.

Gambar 1.53 umpang Domestik di Bandara Juanda

Gambar 1.54 Penumpang Internasional di Bandara JuandaPen

Jml Penumpang IntlJml Penumpang Domestik

0

50

100

150

200

250

300

350

400

1 2 3

-20%-15%-10%-5%0%5%10%

20%

30%

4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2006 2007 2007

15%

25%gPenumpang Domestik

0

10

20

30

40

50

70

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

60

2006 2007 2007

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%gPenumpang Intl

Sumber: BPS Sumber: BPS

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

31

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

1.4. KESEJAHTERAAN a. Ketenagakerjaan

Dalam kurun waktu Febr

tingkat pengangguran terbuka d

1.10). Meskipun dalam kurun waktu te

kerja sebanyak 600 ribu orang,

tetap lebih tinggi (800 ribu

p

besar provinsi lain di Indonesia. Hanya

p

T n paling banyak

terjadi di se

uari 2007 – Februari 2008, terjadi penurunan

i Jawa Timur dari 7,45% menjadi 6,24% (Tabel

rsebut terjadi penambahan angkatan

namun penyerapan tenaga kerja yang terjadi

orang) sehingga terjadi penurunan jumlah

enganggur sebanyak 200 ribu orang. Kondisi serupa juga terjadi di sebagian

tujuh provinsi yang mengalami

eningkatan jumlah penganggur dalam periode pencatatan tersebut.

Merujuk pada pola di tingkat nasional, penyerapan tenaga kerja di Jawa

imur dalam periode Februari 2007 – Februari 2008 diperkiraka

ktor Jasa Kemasyarakatan dan sektor Perdagangan (Tabel 1.11).

Feb-07 Feb-08 Feb-07 Feb-08 Feb-07 Feb-08 Feb-07 Feb-08 Timur 19,52 20,12 18,07 18,86 1 454,31 1 255,89 7,45 6,24nesia 108,13 111,48 97,58 102,05 10 547,92 9 427,59 9,75 8,46

Tk Pengangguran (%)Pengangguran (ribu)Bekerja (juta)Angkatan Kerja (juta)

JawaIndo

Tabel 1.10Perkembangan Tenaga Kerja Jawa Timur

Sumber: BPS

Tabel 1.11Perkembangan Tenaga Kerja Nasional

Berdasarkan Lapangan Pekerjaan

2008

Feb Agt Feb Agt Feb42,32 4

Industri 11,58 11,89 12,09 12,37 12,44Konstruksi 4,37 4,70 4,40 5,25 4,73Perdagangan 18,56 19,22 19,43 20,55 20,68Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 5,47 5,66 5,58 5,96 6,01Keuangan 1,15 1,35 1,25 1,40 1,44Jasa Kemasyarakatan 10,57 11,36 10,96 12,02 12,78Lainnya *) 1,15 1,15 1,27 1,17 1,27T o t a l 95,18 95,46 97,58 99,93 102,05

20072006jaan UtamaLapangan Peker

Pertanian 0,14 42,61 41,21 42,69

Sumber: BPS

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

32

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Sesuai Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Timur No.

188/399/KPTS/013/200 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Timur

2008, mulai tanggal 1 Januari 2008 berlaku UMK yang baru di seluruh Jawa

Timur (Tabel 1.13). UMK 2008 ini umumnya mengalami peningkatan

dibandingkan UMK 2007 dengan tingkat perubahan yang bervariasi.

Peningkatan tertinggi terjadi di Kabupaten Sampang (28,42%) dan terendah di

Kabupaten Magetan (0%). Peningkatan UMK di sebagian besar daerah berada di

kisaran 6-12% yang berarti sudah lebih tinggi dibandingkan inflasi umum

(headline inflation) Jawa Timur tahun 2007 yang tercatat sebesar 6,29%.

Menyusul kebijakan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada bulan

Mei 2008, muncul tuntutan dari kalangan buruh dan serikat pekerja untuk

diadakan revisi terhadap besaran UMK 2008 di Jawa Timur. Tuntutan ini

memuncak pada tanggal 26 Mei 2008 ketika ribuan buruh berdemonstrasi di

Surabaya menuntut revisi UMK 2008 sebesar minimal 15%. Namun demikian,

Pemerintah Provinsi Jawa Timur berketetapan bahwa angka UMK 2008 akan

terus dipertahankan hingga akhir tahun nanti. Revisi UMK baru akan ditetapkan

untuk besaran UMK tahun 2009. Pada September 2008 akan diadakan survei

untuk mengetahui dampak inflasi terhadap kebutuhan pokok buruh/pekerja di

Jatim yang selanjutkan digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun

besaran UMK 2009 Jawa Timur.

Pemerintah Provinsi berpendapat bahwa kenaikan harga BBM pada bulan

Mei 2008 sudah diatasi oleh kompensasi dari para pengusaha. Masing-masing

pengusaha yang diantaranya tergabung dalam APINDO diyakini sudah

menambah tunjangan transportasi, sehingga tidak perlu ada revisi nilai UMK.

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

33

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Tabel 1.12Perubahan UMK Provinsi Jawa Timur

No KAB / KOTA UMP 2007 UMP 2008 Perubahan % Perubahan

12 Kab.Situbondo 492,500 530,000 37,500 7.61%

14 Kab.Pasuruan 740,000 802,000 62,000 8.38%

23 Kab.Tuban 606,500 660,000 53,500 8.82%24 Kab.Lamongan 600,000 650,000 50,000 8.33%25 Kab.Gresik 743,500 803,652 60,152 8.09%26 Kab.Bangkalan 586,000 36,000 6.14%27 Kab.Sampang 28.42%28 Kab.Pamekasa 11.61%29 Kab.Sumenep 545,000 000 45,000 8.26%30 Kota Kediri 645,000 717,000 72,000 11.16%31 Kota Blitar 448,500 506,500 58,000 12.93%32 Kota Malang 742,250 802,941 60,691 8.18%33 Kota Probolinggo 566,500 604,000 37,500 6.62%34 Kota Pasuruan 650,000 710,000 60,000 9.23%35 Kota Mojokerto 656,500 687,500 31,000 4.72%36 Kota Madiun 464,750 522,750 58,000 12.48%37 Kota Surabaya 746,000 805,500 59,500 7.98%38 Kota Batu 704,775 737,000 32,225 4.57%

1 Kab.Pacitan 450,000 500,000 50,000 11.11%2 Kab.Ponorogo 450,000 500,000 50,000 11.11%3 Kab.Trenggalek 460,000 510,000 50,000 10.87%4 Kab.Tulungagung 490,000 526,000 36,000 7.35%5 Kab.Blitar 450,000 501,750 51,750 11.50%6 Kab.Kediri 645,000 717,000 72,000 11.16%7 Kab.Malang 743,250 802,000 58,750 7.90%8 Kab.Lumajang 495,000 550,000 55,000 11.11%9 Kab.Jember 575,000 645,000 70,000 12.17%10 Kab.Banyuwangi 567,500 619,000 51,500 9.07%11 Kab.Bondowoso 495,000 550,000 55,000 11.11%

13 Kab.Probolinggo 566,500 604,000 37,500 6.62%

15 Kab.Sidoarjo 743,500 802,000 58,500 7.87%16 Kab.Mojokerto 740,000 803,652 63,652 8.60%17 Kab.Jombang 640,000 690,000 50,000 7.81%18 Kab.Nganjuk 455,000 510,000 55,000 12.09%19 Kab.Madiun 450,000 500,000 50,000 11.11%20 Kab.Magetan 596,000 596,000 - 0.00%21 Kab.Ngawi 450,000 510,000 60,000 13.33%22 Kab.Bojonegoro 550,000 630,000 80,000 14.55%

622,000 475,000 610,000 135,000

n 560,000 000 65,000 625, 590,

b. Kemiskinan

Dalam kurun waktu Maret 2007 – Maret 2008, jumlah penduduk Jawa

Timur yang hidup di bawah garis kemiskinan mengalami penurunan dari 7,15

juta orang menjadi 6,65 juta orang. Penurunan ini selanjutnya membuat

persentase penduduk miskin Jawa Timur juga menurun dari 19,98% menjadi

18,51%. Penurunan jumlah penduduk miskin ini sudah memperhitungkan

kenaikan garis kemiskinan sebesar 9,56%, yaitu dari Rp148.428,00 pada Maret

2007 menjadi Rp162.618,00 pada Maret 2008 (Tabel 1.13 dan 1.14).

Sumber: Apindo

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

34

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

sempat

me

Turunnya tingkat kemiskinan selama periode Maret 2007 - Maret 2008 ini

dapat dijelaskan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Laju inflasi umum yang relatif stabil dan terkendali selama periode Maret

2007 - Maret 2008. Laju inflasi Jawa Timur “year-on-year” (Maret 2008

terhadap Maret 2007) adalah sebesar 8,82%.

2. Stabilnya harga beras sebagai komoditi yang paling penting bagi penduduk

miskin. Tingkat inflasi beras di Jawa Timur selama periode Maret 2007 -

Maret 2008 tercatat terus menurun (disinflasi) dan bahkan

ngalami deflasi pada bulan Maret 2008 (Gambar 1.55).

3. Terjaganya daya beli petani di pedesaan yang merupakan penyusun 70

persen penduduk miskin Jawa Timur. Sebagai konsekuensi dari terjaganya

tingkat inflasi, daya beli petani di Jawa Timur tercatat stabil seperti yang

ditunjukkan oleh angka Nilai Tukar Petani (Gambar 1.56).

4. Berkurangnya jumlah penganggur di Jawa Timur dalam kurun waktu

Februari 2007 - Februari 2008. Tingkat Pengangguran terbuka Jawa Timur

turun dari 7,45% pada Februari 2007 menjadi 6,24% pada Februari 2008.

Turunnya pengangguran ini diyakini berdampak positif pada berkurangnya

jumlah penduduk miskin.

Tabel 1.13Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa Timur

2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008a Timur 2 575,7 2 310,6 4 579,6 4 340,6 7 155,3 6 651,3 14,71 13,15 25,02 23,64 19,98 18,51

Jumlah Penduduk Miskin (000) % Penduduk Miskin

JawINDONESIA 3 12 768,5 23 609,0 22 194,8 37 168,3 34 963,3 12,52 11,65 20,37 18,93 16,58 15,42

Kota Desa K+D Kota Desa K+D

13 559,

Sumber: BPS

Tabel 1.14Perubahan Garis Kemiskinan di Jawa Timur

Kota Desa K+D Kota Desa K+DJawa Timur 166,546 140,322 148,428 182,468 153,736 162,618 INDONESIA 187,942 146,837 166,697 205,909 160,875 182,633

Garis Kemiskinan 2007 Garis Kemiskinan 2008

Sumber: BPS

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

35

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Gambar 1.56 Perkembangan Nilai Tukar Petani

Kebijakan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada bulan Mei 2008

mendapat sorotan luas karena berdampak langsung pada kesejahteraan

masyarakat, tak terkecuali di Jawa Timur. Untuk mengkompensasi kenaikan

harga BBM tersebut, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan cash transfer

yang diberikan pada kelompok sasaran tertentu. Kebijakan ini dikenal dengan

sebutan Bantuan Tunai Langsung (BLT) dan diharapkan dapat membantu

mempertahankan daya beli kelompok masyarakat miskin terhadap inflasi yang

secara riil menggerus daya beli masyarakat. Lihat juga Boks 2 untuk

pembahasan pelaksanaan BLT 2008 di Jawa Timur.

Gambar 1.55 Perkembangan Inflasi Beras di Jawa Timur

80

90

100

110

120

130

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

Nasional

(10)

(5)

0

5

10

15

20

25

30

35

Jan-

07

Mar

-07

May

-07

Jul-0

7

Sep-

07

Nov

-07

Jan-

08

Mar

-08

May

-08

Infla

si (%

)

Jawa TimurInflasi Beras (yoy)

Sumber: BPS Sumber: BPS

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

36

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

1.5. KEUANGAN DAERAH

si Jawa Timur di triwulan II-

ing 56%, 81%, dan 57% pada

dib

dae

Um 50% (Tabel 1.16).

seb

di sepanjang 2008 yan

Di sisi lain, belanja Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara umum baru

mencapai 46% dari target di sepanjang 2008 sebesar Rp6,09 triliun. Tingkat

realisasi belanja yang tinggi umumnya terjadi pada pos-pos belanja tidak

langsung, khususnya Belanja Hibah, B antuan Sosial, dan Belanja Tidak

Terduga. Tingkat realisasi pos-pos belanja langsung masih sangat rendah dan

berada di kisaran 30% hingga berakhirnya Semester I-2008. Pos Belanja Modal

bahkan baru terealisasi sebesar 20% saja. Kondisi ini tentu tidak optimal bagi

perekonomian daerah mengingat belanja modal pemerintah berperan sebagai

Realisasi Penerimaan Asli Daerah (PAD) Provin

2008 terus berlangsung lancar dan bahkan telah mencapai lebih dari 50% target

erimaan tahun 2008. Penerimaan pos-pos utama, yaitu PKB, BBNKB, dan

ak Bahan Bakar, telah mencapai masing-mas

pen

Paj

bulan Juni 2008 (Tabel 1.15). Tingkat realisasi ini juga sedikit lebih baik

andingkan pencapaian pada bulan Juni 2007. Sementara itu, pendapatan

rah yang berasal dari pusat berupa Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi

um (DAU) telah terealisasi masing-masing sebesar 33% dan

Pencapaian ini membuat sisi Pendapatan APBD telah mencatatkan penerimaan

esar Rp3,2 triliun hingga Semester I-2008 (yaitu 61% dari target penerimaan

g sebesar Rp5,3 triliun).

Tabel 1.15Realisasi PAD Provinsi Jawa Timur Semester I-2008

NO

1

2

3

4 16,000,000,000 1,058,443,280 8,377,171,350 52.36

5 Pajak Air Bawah Tanah 16,150,000,000 1,509,916,786 9,422,908,691 58.35

6 Retribusi Jasa Usaha 2,000,000,000 190,956,990 1,250,600,420 62.53

7 Pendapatan Denda Pajak - 5,225,028,395 31,493,511,525 -

8 Penerimaan Lain-lain (Kontribusi Parkir) 0 518,492,750 2,841,783,025 70.17

6 2,095,772,661,731 65.44JUMLAH

JENIS PEMUNGUTAN TARGET TH. ANGG. 2008 (Rp.)

BULAN JUNI 2008 (Rp.)

S/D BULAN INI JUNI (%)

Pajak Kendaraan Bermotor 1,409,500,000,000 136,885,462,541 788,082,727,465 55.91

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 1,005,000,000,000 148,866,573,515 820,494,155,825 81.64

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 750,000,000,000 86,062,458,729 433,809,803,430 57.84

Pajak Air Permukaan

4,050,000,00

3,202,700,000,000 380,317,332,98

Sumber: Dipenda Provinsi Jatim

elanja B

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

37

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

komponen investasi dan diharapkan dapat memberi multiplier effect kepada

secara keseluruha

Seperti yang diprediksi sebelumnya, alokasi belanja APBD Provinsi Jawa

Timur di tahun 2008 ini masih tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Anggaran yang diterima publik berkisar Rp500 miliar sementara belanja untuk

aparatur mencapai Rp1,2 triliun. Ini menunjukkan bahwa kekuatan APBD masih

tercurah kepada belanja aparatur pemerintahan, baik berupa belanja gaji,

administrasi umum, dan operasional pemeliharaan.

pertumb omi daerahuhan ekon n.

Tabel 1.16Realisasi APBD Provinsi Jawa Timur Semester I-2008

Anggaran Realisasi ( Rp ) %

1 2 3 4 5 (=4-3) 64 PENDAPATAN DAERAH 5,358,418,871,246 3,235,335,463,316 2,123,083,407,930 39.62%4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3,584,133,471,300 2,462,054,984,554 1,122,078,486,746 31.31%4.14.4.14.4.

.1 Pajak Daerah 3,196,650,000,000 2,060,184,961,261 1,136,465,038,739 35.55%1.2 Retribusi Daerah 241,127,729,660 113,961,063,202 127,166,666,458 52.74%.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 72,860,990,000 187,387,157,169 -114,526,167,169 -157.18%

1.4 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 73,494,751,640 100,521,802,922 -27,027,051,282 -36.77%2 DANA PERIMBANGAN 1,760,140,399,946 749,227,173,020 1,010,913,226,926 57.43%

4.24.4.3

.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 737,279,769,946 237,796,857,020 499,482,912,926 67.75%2.2 Dana Alokasi Umum 1,022,860,630,000 511,430,316,000 511,430,314,000 50.00%

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 14,145,000,000 24,053,305,742 -9,908,305,742 -70.05%4.4.

5

3.1 Pendapatan Hibah 14,145,000,000 10,398,819,642 3,746,180,358 26.48%3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 0 13,654,486,100 -13,654,486,100 0.00%

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 5,358,418,871,246 3,235,335,463,316

BELANJA DAERAH 6,090,816,900,759 2,748,627,710,831 3,342,189,189,928 54.87%5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 3,922,477,296,784 2,111,525,637,789 1,810,951,658,995 46.17%555.5. 313,249,394,500 213,328,751,153 40.51%5. 522,975,113,869 777,354,467,372 59.78%5.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemda 5,757,000,000 2,449,228,212 3,307,771,788 57.46%5.1.8 Belanja Tidak Terduga 25,153,489,900 23,575,141,264 1,578,348,636 6.27%5.2 BELANJA LANGSUNG 2,168,339,603,975 637,102,073,042 1,531,237,530,933 70.62

.1.1 Belanja Pegawai 1,152,578,379,990 501,387,932,364 651,190,447,626 56.50%

.1.3 Belanja Subsidi 6,000,000,000 0 6,000,000,000 100.00%1.4 Belanja Hibah 852,080,700,000 747,888,827,580 104,191,872,420 12.23%1.5 Belanja Bantuan Sosial 526,578,145,6531.6 Belanja Bagi Hasil kepada Pemda 1,300,329,581,241

%5.2.1 Belanja Pegawai 450,940,905,609 159,103,997,350 291,836,908,259 64.72%5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 1,212,178,985,673 375,078,220,331 837,100,765,342 69.06%5.2.3 Belanja Modal 505,219,712,693 102,919,855,361 402,299,857,332 79.63%

JUMLAH BELANJA DAERAH 6,090,816,900,759 2,748,627,710,831

-732,398,029,513 486,707,752,485

6 PEMBIAYAAN DAERAH 732,398,029,513 1,670,052,488,951 -937,654,459,4386.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 787,898,029,513 1,716,252,488,951 -928,354,459,4386.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 362,898,029,513 1,277,420,224,987 -914,522,195,4746.1.2 Pencairan Dana Cadangan 425,000,000,000 437,292,346,385 -12,292,346,3856.1.8 Penerimaan Pembiayaan Daerah lain yang Sah 0 1,539,917,579 -1,539,917,579

JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 787,898,029,513 1,716,252,488,951 -928,354,459,438

6.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 55,500,000,000 46,200,000,000 9,300,000,0006.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 55,500,000,000 46,200,000,000 9,300,000,000

JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 55,500,000,000 46,200,000,000 9,300,000,000

PEMBIAYAAN NETO 732,398,029,513 1,670,052,488,951

SISA LEBIH (KURANG) PEMBIAYAAN ANGGARAN 0 2,156,760,241,436

No Uraian ) SelisihJumlah ( Rp

SURPLUS / ( DEFISIT )

Sumber: Bappeda Provinsi Jatim

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

38

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Secara umum, realisasi belanja Pemerintah Daerah di Jawa Timur (38

Pemkab/Pemkot dan 1 Pemprov) mengalami perbaikan dibandingkan tahun

sebe

lumnya. Hal ini tercermin dari posisi dana milik pemerintah yang disimpan di

perbankan Jawa Timur (Gambar 1.57). Meskipun saldo giro 39 Pemda tersebut

masih tergolong tinggi, namun telah menunjukkan penurunan di triwulan II-

2008 yang berarti telah terjadi realisasi belanja yang signifikan. Kondisi ini

merupakan perbaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ketika realisasi

belanja Pemda umumnya terjadi di triwulan IV. Namun demikian, tingginya

saldo giro dana Pemda di perbankan mengindikasikan bahwa masih banyak

peluang untuk mempercepat dan memperbaiki proses realisasi belanja anggaran

agar dapat bermanfaat maksimal bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.

Gambar 1.57 Perkembangan Dana Pemerintah di Perbankan

-

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6

Giro

Tabungan

Deposito

Juta

Rup

iah

2004 2005 2006 2007 2008

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan, diolah

________________________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

39

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I - Makro Ekonomi Regional

Boks 1

KETAHANAN PANGAN DI JAWA TIMUR

Persyaratan pemenuhan ketahanan pangan minimal mengandung dua unsur pokok yaitu ketersediaan pangan dan aksessibilitas masyarakat terhadap pangan. Salah satu unsur tersebut tidak dipenuhi maka suatu daerah belum dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang baik. Walaupun pangan tersedia cukup ditingkat nasional dan regional, tetapi jika akses individu untuk memenuhi kebutuhan pangannya tidak merata, maka ketahanan pangan masih dikatakan rapuh. Akses terhadap pangan, ketersediaan pangan dan resiko terhadap akses dan ketersediaan pangan tersebut merupakan determinan yang esensial dalam ketahanan pangan. Melihat penjelasan tersebut diatas, dapat digambarkan mengenai gambaran ketahanan pangan di Jatim , sebagai berikut :

1. Bencana Banjir di awal tahun 2008 Bencana banjir telah melanda 17 Kabupaten di Jawa Timur, mengakibatkan 56.547 Ha lahan terrendam banjir namun yang mengalami lahan puso hanya mencapai 32.947 Ha. Untuk membantu para petani yang terkena bencana tersebut, Dinas Pertanian Jawa Timur melakukan upaya penyediaan dana benih hibrida untuk lahan seluas 6.600 hektar dan bantuan pupuk NPK sebanyak 400 ton. Apabila dibandingkan dengan luas lahan pertanian di Jatim yang mencapai 1,7 juta Ha maka lahan puso yang disebabkan banjir hanya mencapai 1,93% dari total areal pertanian di Jawa Timur, artinya lahan puso tidak terlalu menganggu kebutuhan stok beras di Jatim.

2. Cadangan Pangan (buffer stock) Komoditas Beras Gambaran stok beras di Jawa Timur sampai bulan Juni 2008 mencapai 598.570 ton yang berasal dari pengadaan tahun 2007-2008, serta hasil giling tahun 2007. Adapun rencana penyaluran stok tersebut di tahun 2008 diperuntukkan bagi raskin sebesar 48.551 ton (kebutuhan 10 bulan) dan golongan lain sebesar 3.328 ton. Berdasarkan perhitungan Bulog divisi regional Jawa Timur, kemampuan ketahanan stok beras mencapai 11,5 bulan yang berasal dari beras dalam negri, sisa impor dan gabah yang tersedia.

_____________________________________________________________________ 40Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I - Makro Ekonomi Regional

PENGELOLAAN STOK BERAS SAMPAI 20 JUNI 2008

Namun kemampuan ketersediaan stok beras ini akan dipengaruhi oleh trend harga beras internasional/domestik, semakin menarik harga beras akan memberikan dorongan kepada para pedagang untuk mengekspor/mengimpor beras. Pada Triwulan II tahun 2008 kenaikan harga beras internasional menunjukan trend yang terus meningkat, dimana harga beras internasional Thailand 15% dan Vietnam 15% mencapai harga Rp 8.500/kg pada bulan Juni 2008, sedangakan harga beras lokal IR-64 II Sby hanya Rp 5.300/kg.

1. Kemampuan Daya Beli Faktor yang sangat sensitive mempengaruhi ketahanan dan keamanan pangan di tingkat rumah tangga adalah daya beli atau keterjangkauan komoditi pangan. Gambaran Jumlah penduduk Jatim saat ini kurang lebih 38 juta orang, 17% dalam kondisi penduduk miskin atau sebesar 7,1 juta penduduk dalam tingkat kemiskinan. Pola konsumsi rumah tangga akan dibelanjakan berupa pangan dan non pangan. Dengan naiknya harga BBM, penduduk miskin akan mengurangi jumlah dan kualitas kebutuhan pangannya, kondisi ini yang menyebabkan terjadinya gizi buruk. Berkaitan dengan kebijakan pengurangan subsidi harga pada komoditas bahan bakar minyak (BBM) di bulan Mei 2008, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan cash transfer yang diberikan pada kelompok sasaran tertentu untuk mengkompensasi kenaikan harga BBM tersebut, dengan harapan dapat membantu mempertahankan daya beli kelompok masyarakat miskin terhadap inflasi yang secara riil menggerus daya beli masyarakat.

2. Kapasitas Produksi Pangan dan Tingkat Konsumsi Kebutuhan pangan di Jawa Timur, hampir dapat dipenuhi dari potensi domestik, kecuali untuk komoditas kedelai yang masih mengalami defisit 162.592 ton. Sedangkan untuk padi, jagung, kacang maupun ubi mengalami surplus. Surplus

_____________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

4

PENGELOLAAN STOK BERAS SAMPAI 20 JUNI 2008

STOK OPERASIONAL Stok dlm NO BERAS DN GBH EQ.BRS BERAS LN Perjalanan

SUB DIV HGL 2007 ADA ' 08 ADA ' 07 2007 2008 WFP BULOG - DN LN Jumlah

1 Sub.Utara - 34.213 - - 44 - 54.220 - 88.4772 Sub.Seltn - 31.879 - - 4.975 - - - 36.8543 Bojonegr 1.224 38.571 666 - 24.870 - - - 65.3304 Madiun 2.587 18.395 4.310 - 3.353 - - - 28.6445 Kediri 99 42.649 2.900 - 1.942 - - - 47.5906 Bondows 2.103 41.504 - - 2.301 - - - 45.9087 Malang - 46.060 - - 723 - - - 46.7838 Probolng 106 40.346 411 - 6.693 - - - 47.5569 Banyuwg 1.019 24.136 - - 18.895 - - - 44.050

10 Tulungag - 37.411 - - 2.278 - - - 39.68911 Jember 2.180 40.861 688 - 13.389 - - - 57.11812 Madura - 12.225 - - - - - - 12.22513 Ponorg 1.041 27.872 102 - 9.332 - - - 38.347

Jumlah 10.359 436.122 9.076 - 88.794 - 54.220 - 598.570

Sumber : Bulog Jawa Tiumur

1

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I - Makro Ekonomi Regional

pangan di Jawa Timur didukung oleh sumberdaya alam yang sesuai, potensi sumber daya manusia dan adanya dukungan infrastruktur ekonomi yang baik.

== oo0oo ===

Ton

No Komoditas Kapasitas Konsumsi Surplus/defisit1 Padi 6,732,182 3,563,066 3,169,116 2 Jagung 4,256,756 307,937 3,948,819 3 Kedelai 258,823 421,415 (162,592) 4 Kacang Tanah 188,580 30,191 158,389 5 Kacang Hijau 93,191 20,691 72,500 6 Ubi Kayu 3,497,885 808,391 2,689,494 7 Ubi Jalar 146,214 110,710 35,504

Jawa Timur Tahun 2008*)Kapasitas Produksi dan Tingkat Konsumsi

*) Sumbe Dinas Pertanian Prop Jatim

_____________________________________________________________________ 42Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

Boks 2

ISU STRATEGIS BLT 2008

Menyusul keputusan untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak

(BBM) di bulan Mei 2008, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan cash

transfer yang diberikan pada kelompok sasaran tertentu untuk

mengkompensasi kenaikan harga BBM tersebut. Kebijakan ini dikenal dengan

sebutan Bantuan Tunai Langsung (BLT). BLT diharapkan dapat membantu

mempertahankan daya beli kelompok masyarakat miskin terhadap inflasi

yang secara riil menggerus daya beli masyarakat.

Kebijakan BLT di tahun 2008 ini mendapat banyak sorotan karena

menggunakan data tahun 2005 (hasil Pendataan Sosial Ekonomi 2005) sebagai

basis penyaluran dana. Banyak pihak yang menilai data tersebut kurang

akurat sehingga salah sasaran. Selain itu, dalam rentang waktu tiga tahun

diyakini data tersebut sudah tidak valid lagi.

Penetapan keluarga miskin dalam PSE 05 dilakukan dengan pendekatan

karakteristik rumah tangga dengan menggunakan 14 variabel kualitatif

penjelas kemiskinan. Keempatbelas variabel yang digunakan adalah luas

lantai per kapita, jenis lantai, jenis dinding, fasilitas tempat buang air besar,

sumber air minum, sumber penerangan, bahan bakar, membeli

daging/ayam/susu, frekuensi makan, membeli pakaian baru, kemampuan

berobat, lapangan usaha kepala rumah tangga, pendidikan kepala rumah

tangga, dan aset yang dimiliki rumah tangga1.

BLT tahun 2008 dilakukan dalam dua tahap penyaluran, tahap pertama

sebesar Rp300.000 (untuk 3 bulan penerimaan) dan tahap kedua sebesar

Rp400.000 (untuk 4 bulan penerimaan). Seperti halnya BPT 2005, PT Pos

Indonesia bertugas menyalurkan dana BLT kepada penerima.

1 Berita Resmi Statistik No. 47/IX/1 September 2006, BPS

43

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Pelaksanaan BLT 2008 di Jawa Timur

Di Jawa Timur sendiri, PSE 05 menyebutkan sejumlah 3,24 juta keluarga

digolongkan sebagai keluarga miskin yang berhak atas BLT (Lampiran 1).

Sebagian besar keluarga miskin tersebut berlokasi di daerah tapal kuda

(Jember, Situbondo, Banyuwangi, Bondowoso) dan Madura (Sumenep,

Sampang). Jumlah keluarga miskin yang kemudian menjadi target BLT 2008

sedikit berbeda dengan hasil PSE 05 karena beberapa penyesuaian terkait

status penerima (misalnya karena pindah domisili atau meninggal dunia).

Jumlah keluarga miskin target BLT 2008 dapat dilihat pada Lampiran 2.

Hingga 24 Juni 2008, alokasi BLT di Jawa Timur yang sebesar Rp46,19

miliar baru terserap sebesar 4,77%. Daerah-daerah yang sudah menyalurkan BLT

adalah Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Kediri, dan Kabupaten Malang.

Untuk Kota Surabaya, tingkat penyaluran tahap I telah mencapai 87%.

Sebanyak 13% lainnya diperkirakan belum mencairkan dananya namun akan

melakukannya dalam waktu dekat. Batas waktu pencairan BLT tahap I adalah

hingga Desember 2008, sehingga waktu yang tersedia masih cukup panjang.

Sejumlah ±5000 kartu diperkirakan tidak sampai pada sasaran. Terhadap

kartu-kartu ini, pihak PT Pos mengijinkan untuk dilakukan penyesuaian

(misalnya diganti dengan keluarga lain) atas persetujuan aparat daerah

setempat (RT, RT, dan Lurah). Namun demikian, kewenangan penggantian

tetap berada di BPS Pusat, sehingga data usulan penggantian ini kemudian

diteruskan oleh PT Pos di Jawa Timur kepada BPS Pusat.

Proses penyaluran BLT tahun 2008 ini relatif lebih lancar karena PT Pos

menyiagakan lebih banyak loket-loket penyaluran. PT Pos menargetkan

maksimal 800 penerima untuk setiap loket layanan. PT Pos juga menyediakan

layanan “antar ke rumah” bagi penerima yang kondisi fisiknya tidak

memungkinkan untuk datang ke kantor pos terdekat.

______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

44

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Efektivitas BLT 2008

Pertanyaan penting yang sering muncul terkait penyaluran BLT ini adalah

sejauh mana dana BLT ini dapat mempertahankan daya beli penerimanya

dalam menghadapi tekanan inflasi akibat kenaikan harga BBM. Merujuk pada

kajian-kajian terdahulu2, dana BLT diperkirakan tidak cukup untuk

mempertahankan daya beli di tengah tingginya tekanan inflasi. Sebagian

besar penerima BLT mengaku menggunakan dananya untuk keperluan jangka

pendek (seperti membayar utang, membeli obat, membeli makanan) sehingga

tidak mampu memberi daya tahan jangka panjang yang berkelanjutan

(sustainable). Nilai dana BLT tahap I yang sebesar Rp300.000 untuk masa 3

bulan umumnya bahkan hanya bertahan dalam jangka rata-rata 1 bulan saja.

______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

45

2 Kajian “Pemanfaatan SLT oleh Rumah Tangga Miskin” oleh Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Kajian Cepat “Pelaksanaan SLT 2005 di Indonesia: Studi Kasus Provinsi DKI Jakarta” oleh Lembaga Penelitian SMERU

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Lampiran Boks 2Jumlah Keluarga Miskin Hasil Validasi Data Gakin 2005

Jumlah Keluarga Miskin

No. Kabupaten / Kota PSE 05

( 1 ) ( 2 ) Kabupaten

1 Pacitan 54,270 2 Ponorogo 98,094 3 Trenggalek 73,009 4 Tulungagung 70,330 5 Blitar 78,245 6 Kediri 100,775 7 Malang 165,525 8 Lumajang 85,904 9 Jember 240,074

10 Banyuwangi 157,818 11 Bondowoso 159,973 12 Situbondo 106,092 13 Probolinggo 138,455 14 Pasuruan 127,922 15 Sidoarjo 53,056 16 Mojokerto 62,783 17 Jombang 78,172 18 Nganjuk 91,249 19 Madiun 62,131 20 Magetan 39,889 21 Ngawi 91,162 22 Bojonegoro 163,526 23 Tuban 102,412 24 Lamongan 112,354 25 Gresik 58,079 26 Bangkalan 93,401 27 Sampang 153,759 28 Pamekasan 95,118 29 Sumenep 128,793

Kota

30 Kediri 10,437 31 Blitar 4,733 32 Malang 24,445 33 Probolinggo 8,936 34 Pasuruan 7,759 35 Mojokerto 5,001 36 Madiun 6,332 37 Surabaya 121,447 38 Batu 6,015

Jumlah 3,243,475

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

46

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab I – Makro Ekonomi Regional

Lampiran Boks 2

REALISASI BAYAR PROVINSI JAWA TIMUR BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) 2008 TAHAP I

ALOKASI BLT

DISTRIBUSI KARTU

REALISASI BAYAR DAYA SERAP ALOKASI BLT NO. KOTA/KABUPATEN

(RTS) (RTS) (RTS) (RUPIAH) (%) 1. KAB. BANGKALAN 93.237 93.237 0 0 0,00 2. KAB. BANYUWANGI 156.719 156.719 0 0 0,00 3. KOTA BATU 6.005 6.005 0 0 0,00 4. KAB. BLITAR 78.181 78.181 0 0 0,00 5. KAB. BOJONEGORO 163.304 163.304 0 0 0,00 6. KAB. BONDOWOSO 159.243 159.243 0 0 0,00 7. KAB. GRESIK 57.861 57.861 0 0 0,00 8. KAB. JEMBER 237.413 237.413 0 0 0,00 9. KAB. JOMBANG 76.704 76.704 0 0 0,00 10. KAB. KAB. MALANG 163.910 163.910 19.662 5.898.600.000 12,00 11. KAB. KAB. PASURUAN 127.544 127.544 0 0 0,00 12. KAB. PROBOLINGGO 137.626 137.626 0 0 0,00 13. KOTA KEDIRI 10.375 10.375 9.576 2.872.800.000 92,30 14. KAB. KEDIRI 105.661 105.661 0 0 0,00 15. KOTA KOTA BLITAR 4.689 4.689 0 0 0,00 16. KOTA KOTA MADIUN 6.318 6.318 0 0 0,00 17. KOTA PROBOLINGGO 8.921 8.921 0 0 0,00 18. KAB. LAMONGAN 111.411 111.411 0 0 0,00 19. KAB. LUMAJANG 85.825 85.825 0 0 0,00 20. KAB. MADIUN 60.144 60.144 0 0 0,00 21. KAB. MAGETAN 39.737 39.737 0 0 0,00 22. KOTA MALANG 24.272 24.272 19.344 5.803.200.000 79,70 23. KAB. MOJOKERTO 62.471 62.471 0 0 0,00 24. KOTA MOJOKERTO 4.984 4.984 0 0 0,00 25. KAB. NGANJUK 91.175 91.175 0 0 0,00 26. KAB. NGAWI 90.416 90.416 0 0 0,00 27. KAB. PACITAN 54.252 54.252 0 0 0,00 28. KAB. PAMEKASAN 95.103 95.103 0 0 0,00 29. KOTA PASURUAN 7.749 7.749 0 0 0,00 30. KAB. PONOROGO 98.027 98.027 0 0 0,00 31. KAB. SAMPANG 153.015 153.015 0 0 0,00 32. KAB. SIDOARJO 52.872 52.872 0 0 0,00 33. KAB. SITUBONDO 105.077 105.077 0 0 0,00 34. KAB. SUMENEP 128.789 128.789 0 0 0,00 35. KOTA SURABAYA 121.145 121.145 105.385 31.615.500.000 86,99 36. KAB. TRENGGALEK 73.009 73.009 0 0 0,00 37. KAB. TUBAN 102.020 102.020 0 0 0,00 38. KAB. TULUNGAGUNG 69.697 69.697 0 0 0,00

JUMLAH 3.224.901 3.224.901 153.967 46.190.100.000 4,77

Sumber: www.kompensasi.info (diakses pada tanggal 24 Juni 2008, pukul 16.10)

______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

47

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

2 PERKEMBANGAN INFLASI

2.1. UMUM

Tekanan inflasi Jawa Timur pada triwulan II-2008 meningkat

dibandingkan triwulan II-2007, terutama akibat dampak kenaikan harga

BBM serta gejolak harga pangan dunia. Tingkat inflasi Jawa Timur pada

triwulan laporan mencapai 10,39% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi

nasional yang sebesar 11,03% (yoy). Tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh

kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi & komunikasi, sebagai

dampak tingginya harga pangan dunia (kedelai, jagung, gandum) serta tingkat

harga minyak goreng dan emas perhiasan yang masih relatif tinggi, sejalan

dengan masih tingginya harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar dunia.

Gambar 2.2

Perkembangan Inflasi Jatim Gambar 2.1

Perbandingan Inflasi Nasional dan Jatim

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

Nasional

Jatim

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

y-o-y m-t-m

y-t-d

Sumber: BPS Jatim, diolah

Sumber: BPS Jatim, diolah

2.2.INFLASI BULANAN (mtm)

Secara bulanan, kenaikan harga tertinggi pada triwulan II 2008

terdapat pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan

(7,50%), diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan

bakar (1,66%). Inflasi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa

keuangan mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan Juni 2008

sebagai dampak lanjutan kebijakan kenaikan harga BBM per-24 Juni 2008, yang

___________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

48

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

rata-rata mencapai 28,75% (lihat juga Boks 3). Sementara itu, lonjakan harga

minyak tanah yang terjadi sejak Maret 2008 turut memberikan pengaruh pada

kenaikan harga kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar, meskipun

tren-nya menurun. Tekanan ini terkait dengan program konversi minyak tanah

ke elpiji yang masih berjalan, yang disertai dampaknya pada kelangkaan

pasokan di beberapa wilayah. Disamping itu, pasokan elpiji/gas yang belum

teratur dan lancar juga menjadi salah satu faktor penghambat. Untuk Provinsi

Jawa Timur, program ini telah dicanangkan pada bulan November 2007 dengan

target konversi sejumlah 1,65 juta kepala keluarga di sejumlah kota, dan

hingga Februari 2008 realisasi nya baru mencapai ±68%.

Inflasi Jawa Timur pada bulan Juni 2008 sebesar 2,24% (mtm),

merupakan tingkat inflasi tertinggi selama kurun waktu tahun 2008.

Jika dibandingkan dengan inflasi nasional, pergerakan harga komoditas

bulanan di Jawa Timur pada bulan Mei dan Juni relatif lebih rendah dan

berada di bawah inflasi nasional. Pergerakan tingkat inflasi bulanan di Jawa

Timur selama tahun 2008 menunjukkan tren yang meningkat dan lebih besar

dibandingkan tahun 2007. Tekanan inflasi yang signifikan pada bulan Maret

2008 disebabkan kenaikan harga minyak tanah yang disertai kelangkaan

pasokan, turut memberikan dampak inflasi pada kelompok makanan jadi,

minuman, rokok & tembakau, serta kelompok perumahan. Seiring dengan

berkurangnya dampak shock tersebut, dan disertai dengan pemulihan pasokan

minyak tanah maka inflasi pada bulan Mei 2008 kembali pulih dan didukung

oleh ekspektasi inflasi di masyarakat yang membaik. Namun, wacana kebijakan

pemerintah untuk menaikkan harga BBM kembali meningkatkan ekspektasi

inflasi di masyarakat yang disertai adanya gap waktu yang cukup jauh antara

rencana kenaikan harga BBM dengan aplikasinya.

___________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

49

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

Gambar 2.3

Inflasi Jawa Timur dan Nasional (mtm)

Sumber: BPS

Sumber: BPS Sumber: BPS

Berdasarkan sumbangannya, pada bulan Juni, kelompok

transportasi, komunikasi & jasa keuangan memberikan sumbangan

terbesar terhadap inflasi Jawa Timur, yaitu sebesar 1,39%. Dari

kelompok tersebut, komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi

adalah bensin (0,91%), angkutan dalam kota (0,19%). Sementara itu, kelompok

lainnya yang memberikan sumbangan inflasi adalah kelompok perumahan, air,

listrik, gas & bahan bakar (0,37%). Komoditas yang memberikan sumbangan

inflasi dominan terhadap kelompok ini antara lain: bahan bakar rumah tangga

(0,09%), semen (0,07%).

Sumber: BPS Provinsi Jatim Sumber: BPS Provinsi Jatim

Inflasi kelompok bahan makanan pada bulan Juni 2008 mencapai

0,81% (mtm) dengan sumbangan mencapai 0,17% (mtm). Komoditi

beras yang termasuk dalam kelompok bahan makanan, berdasarkan hasil

Tabel 2.1 Inflasi Per-Kelompok Pengeluaran (mtm)

Tabel 2.2 Sumbangan per-Kelompok Pengeluaran (mtm)

Inflasi(%)

ahan Makanan 0.17akanan jadi, Minuman 0.23

3 Perumahan, air 0.374 Sandang 0.335 Kesehatan 0.326 Pendidikan, rekreasi 0.217 Transportasi, komunikasi 1.39

2.24Total

No Kelompok

1 B2 M

Inflasi(%)

1 BMahan Makanan 0.81

2 akanan jadi, Minuman 1.323 Perumahan, air 1.664 Sandang 0.525 Kesehatan 0.656 Pendidikan, rekreasi 0.257 Transportasi, komunikasi 7.50

2.24

No Kelompok

Total

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

2007 2008

Nasional

Jawa Timur

___________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

50

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

survey pemantauan harga (SPH)1 di wilayah Surabaya, hingga bulan Juni 2008

pergerakan harga komoditi dimaksud relatif stabil. Hal ini seiring dengan

mulai masuknya masa panen, serta didukung pelaksanaan operasi pasar oleh

Bulog.

Sumber: BPS Sumber: BPS

Gambar 2.4 Inflasi Kelompok Bahan Makanan (mtm)

Gambar 2.5 Sumbangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan (mtm)

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2007 2008-0.40

-0.20

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2007 2008

2.3 INFLASI TAHUNAN (yoy)

Secara tahunan, inflasi Provinsi Jawa Timur pada triwulan II 2008

sebesar 10,39% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya (5,30%). Namun demikian, inflasi Jawa Timur pada

triwulan II 2008 masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang

mencapai 11,03% (yoy).

Berdasarkan kelompok barang dan jasa, inflasi terbesar Jawa

Timur didominasi oleh kenaikan harga kelompok bahan makanan

(20,68%) dan kelompok sandang (11,55%). Tekanan tersebut sebagai

akibat kenaikan administered price serta tekanan eksternal akibat kenaikan

harga komoditas di pasar dunia, terutama minyak bumi, CPO, emas, kedelai,

jagung, gandum.

1 SPH merupakan kegiatan pencatatan harga jual/tarif beberapa komoditi terpilih secara periodikal dari para

penjual/pedagang baik di pasar tradisional maupun modern dan komoditas jasa.

___________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

51

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

Sumber: BPS Sumber: BPS

Sumber: BPS Sumber: BPS

Dari sisi sumbangannya, secara tahunan kelompok bahan makanan

masih mendominasi, yaitu sebesar 4,24% (yoy), serta kelompok

transportasi & komunikasi (1,49%). Meskipun berdasarkan perhitungan

SBH tahun dasar 2007 (2007=100) bobot kelompok makanan mengalami

penurunan, namun hingga triwulan II 2008 sumbangannya (bobot x inflasi)

terhadap inflasi Jawa Timur masih mendominasi. Di sisi lain, peningkatan

sumbangan yang signifikan pada kelompok transportasi & komunikasi

disebabkan adanya kenaikan harga BBM rata-rata 28,75% sejak 24 Mei 2008,

serta adanya peningkatan bobot kelompok dimaksud terutama pada sub

kelompok komunikasi. Dampak dari kenaikan komoditas administered price

serta komoditas bahan makanan, baik di pasar lokal maupun pasar dunia,

menyebabkan tingkat inflasi Jawa Timur pada triwulan laporan lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun 2007.

Gambar 2.6 Perkembangan Harga Gandum di Pasar Dunia

Gambar 2.7 Perkembangan Harga CPO di Pasar Dunia

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Jan-

05

Apr

-05

Jul-0

5

Oct

-05

Jan-

06

Apr

-06

Jul-0

6

Oct

-06

Jan-

07

Apr

-07

Jul-0

7

Oct

-07

Jan-

08

Apr

-08

USD

/ton

CPO Price

0

2

4

6

8

10

12

14

Jan-

05

Apr

-05

Jul-0

5

Oct

-05

Jan-

06

Apr

-06

Jul-0

6

Oct

-06

Jan-

07

Apr

-07

Jul-0

7

Oct

-07

Jan-

08

Apr

-08

US

D/b

ushe

l

Wheat Price

Gambar 2.9 Inflasi Kelompok Bahan Makanan (yoy)

Gambar 2.8 Perkembangan Harga Kedelai di Pasar Dunia

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

01-0

5

04-0

5

07-0

5

10-0

5

01-0

6

04-0

6

07-0

6

10-0

6

01-0

7

04-0

7

07-0

7

10-0

7

01-0

8

04-0

8

US

D/b

ushe

l

Soybean Price

0

5

10

15

20

251 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2007 2008

___________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

52

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

Gambar 2.10Inflasi Jawa Timur (yoy)

0

5

10

15

20

25

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2007 2008

Bahan Makanan

Makanan jadi, Minuman

Perumahan, air

Sandang

Kesehatan

Pendidikan, rekreasi

Transportasi, komunikasi

Gambar 2.11Sumbangan Inflasi Jawa Timur (yoy)

0

1

1

2

2

3

3

4

4

5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2007 2008

Bahan Makanan

Makanan jadi, Minuman

Perumahan, air

Sandang

Kesehatan

Pendidikan, rekreasi

Transportasi, komunikasi

___________________________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

53

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

__________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

54

Boks 3

PROYEKSI INFLASI JAWA TIMUR TW.III-2008 Dengan Metode VAR

Model proyeksi inflasi jangka panjang di Jawa Timur dibangun dengan

menggunakan metode Vector Autoregressive Model (VAR) dengan persamaan

jangka panjang yang menggunakan pengembangan teori Phillips Curve

(Mankiw, 2003). Variabel yang digunakan dalam model proyeksi tersebut

adalah: variable ekspektasi inflasi, output gap dan supply shock. Untuk

variabel ekspektasi inflasi akan digunakan variabel proxy yaitu inflasi lag 1

bulan dengan asumsi masyarakat mengadopt ekspektasi inflasi saat ini

berdasarkan inflasi 1 bulan sebelumnya (teori adaptive inflation). Variabel

output gap merupakan selisih antara PDRB potensial dengan PDRB aktual,

dimana variabel PDRB potensial berupa trend PDRB. Variabel supply shock

akan diwakilkan oleh harga BBM dan/atau nilai tukar Rupiah terhadap US

dollar. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut :

( ) νβππ +Υ−Υ+= *e

Keterangan: = inflasi e = ekspektasi inflasi

Y = output aktual

Υ = output potensial υ = supply shock

Uji Akar Unit (Unit Root Test)

Berdasarkan hasil uji akar unit (unit root test), diperoleh hasil sbb:

IHK stasioner pada 1st difference

Output gap stasioner pada 1st difference

Harga BBM (diwakilkan premium) stasioner pada 1st difference

Nilai tukar stasioner pada 1st difference

Proyeksi Inflasi Jawa Timur Tw.III-2008

Perhitungan proyeksi inflasi Tw.III-2008 adalah dengan menggunakan

asumsi sbb: kurs sedikit menguat, o_gap meningkat (PDRB Potensial > PDRB

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

__________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

5

Aktual), dan harga BBM yang meningkat. Hasil estimasi model SVAR (dengan

asumsi variabel kurs sebagai variabel eksogen) diperoleh hasil sbb:

Berdasarkan hasil estimasi diatas, maka proyeksi inflasi Jawa Timur

pada Tw.III-2008 adalah sebesar 10,5%+/-1.

Impulse Response Test

The Impulse Response Test digunakan untuk melihat pengaruh

kontemporer (pada saat yang bersamaan) dari suatu variabel terhadap

variabel yang lain.

Tabel 1Perbandingan IHK actual & forecast

Grafik 1Perbandingan IHK actual & forecast

Tabel 2 Forecasting Inflasi

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3actual 144.05 145.13 148.05 151.32 156.75forecas t 146.22 148.73 151.63 154.70 157.72 160.87 165.22

2007P eriode

2008

60

80

100

120

140

160

180

99 00 01 02 03 04 05 06 07 08

IHK IHK (Baseline Mean)

mtm qtq yoy ytdF orecas t - 2.70 11.59 9.19

P eriodeTw.III-2008

5

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

__________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

56

Kali ini impulse response test digunakan untuk melihat pengaruh dari

shock BBM dan nilai tukar (kurs) terhadap IHK di Jawa Timur. Hasil

perhitungan menunjukkan bahwa adanya shock pada harga BBM akan

direspon searah oleh variabel IHK mulai t+1 sampai dengan t+2.

Sedangkan adanya shock pada variabel o_gap akan direspon searah

oleh IHK mulai t+1 sampai dengan t+4. Kondisi ini sejalan dengan teori.

Variance Decomposition

Menjelaskan kontribusi varians setiap variabel terhadap perubahan suatu

variabel tertentu. Hasil pengujian dari Variance Decomposition

menunjukkan bahwa peramalan IHK lebih dipengaruhi oleh variabel BBM

yang kontribusinya mencapai 25% hingga 10 periode kedepan.

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

3 STABILITAS DAN INTERMEDIASI PERBANKAN

Hingga triwulan II 2008, perkembangan indikator pada industri

perbankan di Jawa Timur menunjukkan tren yang positif. Dampak kenaikan

harga BBM belum menunjukkan adanya tekanan pada fungsi intermediasi, dan

di sisi lain kualitas kredit yang terjaga.. Di sisi lain, tekanan risiko yang

mempengaruhi stabilitas sistem perbankan relatif terkendali.

3.1. INTERMEDIASI PERBANKAN

Intermediasi perbankan yang tercermin pada penyaluran

kredit oleh perbankan berjalan dengan baik, dan diimbangi oleh

pertumbuhan DPK. Pada triwulan II 2008, penyaluran kredit kepada

masyarakat oleh bank umum di Jawa Timur cenderung meningkat dan

lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan kredit tahunan yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan

DPK mampu mendorong LDR bank umum hingga 70,06%. Peningkatan

pertumbuhan kredit juga diikuti oleh kualitas kredit yang semakin

membaik hampir di seluruh sektor ekonomi.

Meskipun secara makro indikator perbankan berkembang dengan

baik, namun rendahnya spread margin yang diperoleh perbankan belum

mampu meningkatkan pendapatannya yang tercermin pada Net Interest

Margin (NIM) maupun fee based income.

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan di Jawa Timur

(miliar Rp)

Q 1 Q 2 Q 3 Q4 Q1 Q21 As et 146,667,121 153,836,677 159,989,412 167,474,291 166,386,598 177,178,874

yoy (%) 10.36 12.16 13.81 13.51 13.45 15.172 K redit 74,851,747 78,938,504 85,981,733 92,147,710 95,095,487 105,248,297

yoy (%) 13.05 16.85 21.38 23.82 27.05 33.333 D P K 128612237 133460353 137280908 143548428 142926240 150,226,452

yoy (%) 11.00 11.14 12.49 11.89 11.13 12.564 L D R 58.20% 59.15% 62.63% 64.19% 66.53% 70.06%5 N P L 6.26% 5.93% 4.95% 4.44% 3.40% 3.09%

20082007Indikator

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 57

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF

di Jawa Timur tumbuh lebih

besar

nk umum tumbuh sebesar

15,17

ara keseluruhan, total aktiva produktif bank umum masih

dido

Struktur Aktiva Prod um di Jawa Timur

3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)

Pertumbuhan DPK bank umum pada triwulan II 2008

meningkat, dan bila ditinjau dari segi jangka waktu,

menunjukkan perbaikan, sehingga struktur DPK masih

didominasi na jangka panjang.

kit lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 11,14% (yoy). Dilihat

dari sumber DPK perbankan, porsi terbesar masih berasal dari dana

yang relatif mahal, yaitu deposito, yang hingga akhir triwulan

Total aset bank umum

dibandingkan tahun sebelumnya, terutama disumbang

oleh peningkatan aktiva produktif.

Pada triwulan II 2008 total aset ba

% (yoy) hingga mencapai Rp.177,18 triliun. Pertumbuhan

tersebut masih didominasi oleh peningkatan total aset kelompok

bank asing yang mencapai 18,96%. Sedangkan dari sisi sumber

kenaikan, pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh pangsa aktiva

produktif bank umum yang meningkat terutama pada penyaluran

kredit.

Sec

minasi oleh kredit yang mencapai 87%, diikuti oleh

penempatan pada BI yang mencapai 8%.

Gambar 3.1

uktif Bank Um

pertumbuhan sumber dana jangka panjang terus

Pertumbuhan DPK mencapai 12,56% (yoy) sedi

oleh sumber da

penempatan pada BI

8%

kas3%

tagihan lainnya2%

kredit87%

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 58

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

laporan pangsanya mencapai 42,09%. Kondisi ini disebabkan tren

kenaikan suku bunga hingga akhir triwulan serta adanya

perlambatan kinerja bursa saham yang dipengaruhi oleh berbagai

faktor.

2008 justru mengalami tekanan

s

berlangsung hingga triwulan

umum. Me

Gambar 3.2ertumbuhaP n Dana Pihak Ketiga

Gambar 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

DEPOSITO41%

GIROTABU

3821%NGAN

%

3

2007 2008

GIRO DEPOSITO TABUNGAN

Di sisi lain, pertumbuhan DPK dalam bentuk giro yang sempat

meningkat tajam pada triwulan I

yang signifikan hingga mencapai 5,87% (yoy). Hal ini

mengindikasikan menurunnya kebutuhan masyarakat terhadap

dana likuid untuk transaksi tunai oleh dunia usaha. Sementara itu,

tren kenaikan pertumbuhan tabungan yang berlangsung sejak

pertengahan tahun 2006 masih terus berlanjut meskipun sedikit

melambat. Peningkatan pertumbuhan DPK yang diiringi oleh

peningkatan suku bunga berpengaruh pada biaya/beban bunga

yang menjadi beban perbankan.

Strategi bank untuk memperbaiki kondisi operasional-nya

yaitu dengan mencari dana murah dari masyarakat masih teru

II 2008. Beberapa upaya yang

ditempuh antara lain: menawarkan paket-paket promo,

meningkatkan kualitas layanan, mengkombinasikan fasilitas

tabungan dengan market/pasar (mis: produk tabungan yang link

dengan reksadana), serta perluasan jaringan dan infrastruktur

termasuk kualitas IT (Information Technology) yang semakin baik.

Sementara itu, seiring dengan tren peningkatan suku bunga

menyebabkan adanya pergeseran alokasi aktiva produktif bank

skipun kredit masih mendominasi sekitar 91,94% total

aktiva produktif, namun terdapat penurunan pangsa simpanan

bank pada SBI yang dialihkan pada instrumen surat berharga.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 59

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

3.1.3.

Pertumbuhan kredit bank umum pada sektor produktif

enunjukkan peningkatan dan disertai dengan

perb ikan kualitas kredit

penyaluran kredit oleh industri

perb

Pertumbuhan kredit modal kerja yang sempat stagnan sejak

tahun 2005 terus menunjukkan perbaikan. Hal ini mengindikasikan

bahwa debitur menganggap tingkat suku bunga saat ini sudah

cuku

KREDIT

terus m

a

Meskipun hingga akhir triwulan laporan tren suku bunga terus

menunjukkan peningkatan, namun tidak memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap

ankan. Hal ini diindikasikan oleh pertumbuhan kredit yang

secara tahunan mencapai 33,33% (yoy) dan lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 16,85% (yoy).

Gambar 3.5 Pertumbuhan Kredit (yoy)

Gambar 3.4 uhan Kredit dan BI Rate Pertumb

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

-

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

p rendah untuk mencairkan fasilitas kredit dan didukung oleh

iklim usaha yang cukup stabil. Porsi kelonggaran tarik (undisbursed

loan) kredit modal kerja pada triwulan II 2008 sebesar 18,26% dan

lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 22,23%.

Di sisi lain, kredit investasi mengalami perbaikan seiring

dengan mulai terealisasinya proyek-proyek pemerintah serta dunia

usaha menjelang akhir semester I 2008.

2007 2008

kredit (y oy )

B I Rate

2007 2008kredit (nominal)

kredit (y oy )

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 60

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Gambar 3.6

Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan Gambar 3.7

Pangsa Kredit Per Jenis Penggunaan

awal tahu

yang semakin meningkat. Preferensi bank untuk kembali 'bermain'

pad

di sinyal positif bagi

perkembangan dunia usaha, terutama akibat tekanan biaya

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Pertumbuhan kredit konsumsi yang sempat menurun hingga

n 2007 mulai menunjukkan perbaikan dengan pangsa

a pasar tersebut menunjukkan bahwa pangsa pasar yang besar

disertai pola konsumsi masyarakat Indonesia yang cenderung

konsumtif menjadi daya tarik kuat bagi industri perbankan. Akibat

kondisi tersebut, persaingan yang cukup tinggi di segmen yang

sama mendorong bank untuk mencari alternatif pembiayaan dan

fasilitas yang diharapkan mampu menarik minat masyarakat,

seperti: kemudahan masyarakat untuk memperoleh kartu kredit

disamping keuntungan dan fasilitas yang ditawarkan, program

Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang terus berkembang, alternatif jenis

pembiayaan konsumtif yang bervariasi, serta didukung oleh

kemudahan dan proses pengajuan kredit yang relatif singkat.

Disamping itu, pola “perang tarif” dengan penawaran suku bunga

rendah menjadi strategi yang diambil oleh sebagian besar

perbankan di Indonesia selama triwulan I-2008. Akibat penerapan

pola tersebut, bank rela mengorbankan margin yang diperolehnya

agar tetap dapat menjaga dan meningkatkan “performance” nya

dimata masyarakat.

Sepanjang triwulan II 2008, kredit pada sebagian besar sektor

ekonomi mengalami pertumbuhan (yoy) yang lebih besar dibanding

tahun lalu. Hal ini diharapkan menja

produksi & operasional.

2006 2007 2008

modal kerja

Inv es tas i12%

Kons ums i

Modal Kerja65%

inv es tas i

kons ums i23%

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 61

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Gambar 3.8

(yoy) Pertumbuhan Kredit Per Sektor Ekonomi

Gambar 3.9 Pertumbuhan Kredit Per Sektor Ekonomi

) (ytd

(30.00) (20.00) (10.00) - 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00

Tani

Tambang

Industri

Listrik,Gas

Konstruksi

Dagang/Hotel

JS.Sosial

Lain-2

(20.00) - 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00

Tani

Tambang

Industri

Listrik,Gas

Konstruksi

Dagang/Hotel

Angkut/Komnikasi

JS

JS.Sosial

Lain-2

Q1-2007 Q1-2008

/Komnikasi

JS.Dunia.Dunia

Q2-2007 Q2-2008Angkut

62

Sektor yang sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan di

buhan kredit yang lebih besar dari pertumbuhan

Sementara itu, perkembangan kredit properti hingga triwulan

laporan terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

awal tahun 2004 mulai kembali bergairah dimana hingga triwulan II

2008 tumbuh mencapai 30,81% (yoy). Salah satu faktor yang

mendorong peningkatan sektor properti tersebut adalah stigma

pemikiran di masyarakat yang masih meyakini bahwa properti

merupakan salah satu alternatif investasi, disamping jumlah

kebutuhan masyarakat terhadap properti yang terus meningkat. Hal

ini mendasari masyarakat untuk memilih perbankan sebagai sumber

pembiayaan pembelian properti. Disamping itu, berbagai macam

properti yang ditawarkan developer yang disertai pengembangan

dan variasi jenis & type rumah menjadi magnet yang cukup kuat

bagi masyarakat.

Loan to Deposit Ratio (LDR) relatif stabil dan sedikit

meningkat berkisar 70,06%. Peningkatan tersebut lebih didorong

oleh faktor pertum

DPK.

Gambar 3.10

Pertumbuhan Kredit dan DPK (yoy)

Gambar 3.11 Perkembangan LDR

75.00%

-

5.00

10.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

kredit

50.00%

55.00%

60.00%

65.00%

70.00%

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

DPK

2006 2007 20082007 2008

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Meskipun trend rasio pinjaman terhadap DPK terus meningkat,

namun secara keseluruhan masih berada di bawah target yang

dite

nkan, meskipun relatif menurun

diban

Sampai dengan triwulan II 2008, perkembangan kredit usaha

dan menengah (UMKM) terus menunjukkan

penin

Potensi se besar

ditunjukkan oleh tingkat pertumbuhan kredit UMKM yang

cenderung selalu lebih tinggi dibandingkan kredit secara total.

Namun seringkali perbankan terbentur kendala-kendala,

tapkan yaitu sekitar 80%. Disamping itu, peningkatan LDR lebih

dipengaruhi pertumbuhan DPK yang cenderung melambat

dibandingkan pertumbuhan kredit.

Dari sisi ekses likuiditas, sampai dengan triwulan II 2008 masih

terdapat dana menganggur di perba

dingkan periode sebelumnya. Jumlah dana menganggur

tersebut ditunjukkan oleh berbagai indikator seperti tingginya

tingkat undisbursed loan yang berada di kisaran 14%, masih

banyaknya penempatan dana di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) oleh

perbankan Jawa Timur, serta tingkat loan to deposit ratio (LDR) yang

belum membaik secara signifikan.

Kredit UMKM

mikro kecil

gkatan. Dengan tingkat pertumbuhan kredit mencapai 29,19%

(yoy) mampu memperluas pangsa-nya terhadap total kredit hingga

sebesar 52,37%.

Gambar 3.12

Pertumbuhan kredit UMKM dan pangsa-nya terhadap total kredit

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

35.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q249.50%

50.00%

50.50%

51.00%

51.50%

52.00%

52.50%

54.00%

53.00%

53.50%y oy ( left ax is )

pangs a (right ax is )30.00

2006 2007 2008

ktor UMKM di Jawa Timur yang cukup

diantaranya kemampuan dan kompetensi yang berbeda-beda pada

SDM setiap bank. Sementara itu, paket kebijakan perbankan Januari

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 63

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

2006 dan kebijakan pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha

Rakyat (KUR) yang bertujuan memberikan insentif perluasan

pembiayaan UMKM belum memperlihatkan hasil yang signifikan.

Kualitas kredit UMKM pada triwulan II 2008 relatif membaik

meskipun masih berada diatas NPL secara keseluruhan.

Gambar 3.13Tingkat NPL Kredit UMKM & Kredit Total

UMKM, B

penyediaan program Bantuan Teknis Pelatihan kepada bank, BDSP

dan

3.2. STAB

Selama triwulan II 2008, stabilitas industri perbankan di Jawa Timur

i timbulnya risiko kredit terutama

akibat proyeksi perlambatan pada kinerja struktur dunia usaha.

3

08 relatif

terkendali, tercermin dari rasio Non Performing Loans (NPLs) yang

an berada di bawah level 5%, yaitu sebesar 3,09%.

7.00%

8.00%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Dalam rangka mendorong pemberdayaan sektor riil dan

ank Indonesia melakukan beberapa upaya seperti

UMKM. Disamping itu, akan dilakukan kerjasama dan

koordinasi antara Bank Indonesia dan instansi terkait untuk

mendukung sektor UMKM, yaitu melalui penandatanganan

kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding/MoU) dalam

hal pemberdayaan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB).

ILITAS SISTEM PERBANKAN

relatif terjaga namun terdapat potens

.2.1. RISIKO KREDIT

Risiko kredit perbankan di Jawa pada triwulan II 20

terus menurun d

Dari sisi kelompok bank, perbaikan kualitas kredit disumbangkan

oleh kelompok bank pemerintah dan swasta.

2006 2007 2008

NPL Total

NPL UMKM

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 64

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Gambar 3.14

Perkembangan Non Performing Loans

7.00%

8.00%NPL nominal

NPL (%)5,000,000

6,000,000

0.00%

1.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

-

1,000,000

2,0

3,000,000

4,000,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

00,0002.00%

2006 2007 2008

Berdasarkan jenis pe

didominasi oleh kredit modal kerja me

dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan tekanan

nggunaan, rasio NPL tertinggi masih

skipun relatif menurun

risiko kredit

terendah terjadi pada kredit investasi dengan trend rasio NPL yang

menurun.

Sementara itu, kredit properti menunjukkan kualitas yang

yang cenderung meningkat, rasio NPLs-nya (gross) hingga triwulan

esar 3,04%, relatif lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat 3,24%, serta terhadap tahun sebelumnya

yang mencapai 4,16%.

kredit ekspor.

Timur yang

diikuti oleh

penurunan kualitas kredit. Rasio NPLs yang sempat berada di

kisaran 3,95% pada triwulan I 2007 mengala

terus membaik. Seiring dengan trend pertumbuhan kredit dimaksud

laporan seb

Gambar 3.15 Perkembangan NPLs Kredit Properti

Namun tidak demikian halnya pada

Peningkatan mengesankan transaksi ekspor Jawa

didukung oleh pembiayaan dari perbankan justru

mi peningkatan hingga

mencapai 5,17% pada triwulan I 2008.

-

50,000

100,000

150,00

200,000

250,000

300,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

NPL Nominal

NPL (%)350,000

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

0

2006 2007 2008

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 65

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

an antar bank

lam hal memperoleh

dana namun juga berlanjut dalam memperebutkan debitur-debitur,

sehing

3.2.2.

erkurang tercermin dari adanya peningkatan tenor penempatan

da perbankan yang bersifat jangka pendek.

gka pendek. Dengan

komposisi DPK perbankan seperti ini, secara umum perbankan

Gambar 3.16 Perkembangan NPLs Kredit Ekspor

0.00%50%00%50%

2.00%2.50%3.00%3.50%4.00%4.50%5.00%

300,000

350,000

-

50,

100,

150,000

200,000

250,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

0.1.1.

000

000

Disamping kualitas kredit, kondisi persaing

yang semakin mengemuka tidak hanya da

ga turut berpotensi menimbulkan risiko kredit. Disamping

itu, penyaluran kredit perbankan juga rentan terhadap praktek-

praktek persaingan yang tidak sehat. Aksi saling 'membajak'

debitur antara bank yang satu dengan lainnya semakin

berkembang, dimana masing-masing bank berusaha untuk menarik

dan mempengaruhi debitur untuk pindah dengan berbagai iming-

iming dan penawaran seperti pemberian fasilitas kredit yang lebih

besar atau suku bunga yang lebih rendah. Hal tersebut bukan saja

merugikan bank-bank tersebut, namun juga berpotensi

mempengaruhi performance kredit perbankan secara keseluruhan

manakala bank-bank tersebut mengabaikan prinsip kehati-hatian

dalam pemberian kredit. Peningkatan kredit bank juga menjadi

cukup fluktuatif akibat aksi saling membajak debitur bank tersebut.

RISIKO LIKUIDITAS

Risiko likuiditas perbankan pada triwulan II 2008 cenderung

b

dana masyarakat pa

Kondisi ini berpotensi menimbulkan mismatch antara sumber dana

dengan penggunaan dana oleh perbankan.

Pendanaan perbankan yang masih didominasi oleh dana-

dana jangka pendek mengakibatkan penyaluran kredit dari bank

juga terkonsentrasi pada pembiayaan jan

2006 2007 2008NPL Nominal

NPL (%)

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 66

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

dihadapkan pada masalah tingginya tingkat volatilitas dana,

sehingga pada gilirannya akan menyulitkan perbankan untuk

menempatkan dananya pada pembiayaan investasi berjangka

panjang.

Meskipun demikian, risiko likuiditas perbankan di Jawa Timur

sampai saat ini masih cukup terjaga yang terlihat pada perilaku

bank yang cukup berhati-hati dalam mengelola aset. Komposisi

pendanaan bank yang cenderung didominasi oleh dana berjangka

3.2.3.

ntara lain kompetensi dan

profesionalisme SDM perbankan yang masih perlu ditingkatkan

angan yang semakin pesat dan persaingan

kecukupan pembentukan penyisihan

penghapusan kredit, dimana hingga triwulan I 2008 perbankan di

waktu pendek menyebabkan bank relatif berhati-hati dalam

meningkatkan aktiva berupa kredit, sehingga pertumbuhan kredit

investasi yang berjangka waktu panjang tumbuh masih terbatas.

Disamping itu, kehati-hatian bank juga tercermin pada rasio LDR

yang tumbuh relatif lambat, serta likuiditas bank dalam bentuk SBI

masih cukup tinggi meskipun tumbuh lebih rendah dibandingkan

tahun sebelumnya. Sampai dengan Maret 2008, dana bank umum

berkantor pusat di Jawa Timur yang ditempatkan di SBI sebesar

Rp.8,11 triliun atau tumbuh 1,33% (yoy).

RISIKO OPERASIONAL

Dari segi risiko operasional, beberapa bank di Jawa Timur

masih menghadapi berbagai tantangan, a

sejalan dengan perkemb

yang semakin ketat, kebijakan intern bank yang kurang

mengakomodasi perubahan, pemahaman dan pemanfaatan

teknologi informasi dalam kegiatan operasional bank serta belum

membuminya budaya pengendalian risiko. Selain itu, masih ditemui

kasus-kasus tindak pidana perbankan sebagai akibat belum baiknya

integritas SDM bank.

Dalam upaya mengatasi permasalahan perbankan terutama

dari sisi stabilitas sistem perbankan, dilakukan beberapa upaya

antara lain: untuk memitigasi risiko kredit, perbankan Jawa Timur

diminta menjaga

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 67

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Jawa Timur telah membentuk penyisihan penghapusan kredit

sebesar Rp.1,73 triliun. Upaya lain yang dilakukan yaitu: (i)

menerapkan manajemen risiko yang tepat dalam penyaluran kredit,

(ii) meningkatkan kemampuan analisis kredit dari loan officers, (iii)

mengurangi kesenjangan informasi (asymmetric information) dalam

pemberian kredit, antara lain dengan memanfaatkan data dan

informasi yang disediakan Pusat Informasi Kredit, (iv) meningkatkan

pemberian kredit melalui sindikasi atau risk sharing agreement, (v)

mengefektifkan penerapan Peraturan Pemerintah No.33/2006

tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara, terutama untuk

memperlancar restrukturisasi kredit pada bank-bank BUMN.

ANKAN SYARIAH

ai dengan triwulan II 2008, perkembangan industri perbankan

masih memiliki pangsa relatif kecil, namun secara umum perbankan

mencatatkan perkembangan yang cukup menggembirakan

3.3. PERB

Samp

syariah

syariah , yang

tercermin dari pertumbuhan jumlah aset, dana maupun pembiayaan. Hal

a potensi yang cukup besar bagi perbankan

tuk encapai target sebesar 5%.

ini mengindikasikan adany

yang berprinsip syariah untuk terus mengembangkan usahanya. Proses

sosialisasi dan pengenalan prinsip syariah yang terus dilakukan oleh pihak

perbankan dan pihak lainnya mampu meningkatkan apresiasi dan

awareness masyarakat terhadap segmen perbankan ini dari waktu ke

waktu. Saat ini terdapat 26 bank umum syariah yang tersebar di Surabaya,

Malang, Kediri, Jember dan Sidoarjo.

Pertumbuhan aset perbankan syariah di Jawa Timur pada triwulan II

2008 sebesar 50,75% sehingga menjadi Rp.2,65 triliun, jauh lebih besar bila

dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 23,16%

(yoy). Meskipun demikian, dengan pangsa sebesar 1,49% terhadap total

aset masih dirasakan cukup jauh un m

Sementara itu, pembiayaan tumbuh 46,64% (yoy) sehingga mencapai

Rp.2,18 triliun. Pertumbuhan pembiayaan tersebut didanai oleh

peningkatan dana pihak ketiga sebesar Rp.529 miliar (38,23%) yang secara

kumulatif meningkat menjadi Rp.1,91 triliun.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 68

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

Gambar 3.17 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah

0.

45.00

00005.

10.0015.0020.0025.0030.00

45.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

35.0040.00

50.00

2006 2007 2008

0.005.0010.0015.0020.0025.0030.0035.0040.00

aset kredit DPK

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencerminkan fungsi

intermediasi pada segmen perbankan syariah di Jawa Timur mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya hingga mencapai 114%,

relatif jauh berada di atas rasio bank umum konvensional. Meskipun

demikian, pangsa aset syariah yang relatif rendah terh dap seluruh total

Syariah (UUS). Dengan adanya ketentuan

ters

3.4.

ngan kinerja 8 bank umum yang berkantor pusat di

Surabaya hingga triwulan II-2008 menunjukkan adanya peningkatan yang

terindikasi pada pertumbuhan aset, DPK dan kredit. Demikian pula dengan

asikan oleh peningkatan

LDR hingga mencapai 46,28% lebih tinggi dibandingkan tahun

seb

a

aset perbankan masih berada jauh di bawah target minimum yang

ditetapkan, yaitu sekitar 8%.

Dalam rangka pengembangan industri perbankan syariah, maka pada

tanggal 16 Juli 2008 telah disahkan Undang-Undang No.21 tahun 2008

tentang perbankan syariah, yang antara lain mengatur peran dan fungsi

perbankan syariah, serta ketentuan mengenai perolehan izin usaha bagi

bank syariah atau Unit Usaha

ebut diharapkan target pencapaian pangsa aset perbankan syariah

dapat tercapai.

BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA

Perkemba

fungsi intermediasi yang membaik dan diindik

elumnya yang mencapai 42,97%.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 69

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

ndukung industri perbankan yang

Penurunan indikator tersebut lebih disebabkan akibat adanya

penurunan jumlah bank yang beroperasi di wilayah Surabaya sebanyak 1

bank yaitu: PT. Bank Arta Niaga Kencana yang diakuisisi oleh PT. Bank

Commonwealth. Dalam rangka me

sehat, kuat dan efisien guna menciptakan stabilitas sistem keuangan, maka

dibutuhkan permodalan perbankan yang sehat dan kuat.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 70

Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

_______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

71

Boks 4

Pembiayaan Perbankan kepada UMKM dan Koperasi melalui SKIM ”KUR”

Pemerintah mengeluarkan kebijakan pembiayaan perbankan kepada UMKM

dan Koperasi melalui SKIM Penjaminan ”Kredit Usaha Rakyat” yang dilandasi oleh

MoU pada bulan Oktober 2007 mengenai kesepakatan penjaminan KUR antara

Departemen Teknis, LPK dan 6 bank (BRI, Bank Mandiri, BNI, BTN, Bank Bukopin,

Bank Syariah Mandiri). Adapun tujuan KUR yaitu untuk meningkatkan akses

pembiayaan dan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi dalam

rangka penanggulangan/pengetasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.

Ketentuan umum yang berlaku bagi Skim “KUR” yakni kredit yang disalurkan

maksimal 500 juta, penetapan suku bunga maksimal 16% efektif per tahun,

pembagian resiko penjaminan yaitu LPK 70% dan Bank 30% serta imbal jasa

penjaminan/premi ditetapkan 1,5% per tahun dan menjadi beban APBN sedangkan

penjaminan dilaksanakan secara otomatis oleh LPK.

Perkembangan pelaksanaan KUR di Jawa Timur sampai bulan Mei 2008 telah

mencapai Rp 516 miliar dengan perincian kredit investasi sebesar Rp 26 miliar dan

kredit modal kerja Rp 490 miliar. Sedangkan jumlah masyarakat yang

mendapatkan skim KUR tersebut sebanyak 37.015 orang yang terdiri dari 36.488

debitur modal kerja dan 567 debitur kredit investasi.

Hasil dari forum grup diskusi dengan BPR dan Dinas Koperasi, ada beberapa hal

yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan Skim KUR adalah sebagai

berikut :

1. Terjadinya persaingan dengan BPR dalam memperebutkan pasar kredit mikro,

kecil dan menengah.

Dalam jangka pendek penyaluran KUR tidak terlalu menganggu kinerja kredit

BPR, namun dalam jangka panjang kebijakan SKIM KUR tersebut dapat

mempengaruhi pangsa pasar BPR dikarenakan dominasi KUR bisa dibawah Rp 5

juta rupiah. BPR mengusulkan agar BI dapat membuat suatu regulasi mengenai

tingkat kejenuhan pasar dan batasan jumlah kredit yang disalurkan Bank Umum

ditingkat Kecamatan/Desa.

2. Bunga 16% efektif per tahun bagi Skim KUR.

Penetapan maksimum bunga 16% efektif per tahun bagi UMKM masih dalam

batasan yang wajar dan tidak memberatkan pelaku usaha UMKM dengan melihat

kondisi perekonomian saat ini, dengan membandingkan tingkat bunga yang

diberikan oleh BPR dengan besaran rata-rata 2%-2,5% sebulan.

Page 88: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 3 – Stabilitas dan Intermediasi Perbankan

3. Kebijakan skim penjaminan KUR diperuntukkan bagi BPR.

Pada saat ini skim KUR masih diperuntukkan bagi 6 bank umum, namun untuk

pemeretaan kelembagaan dan memperluas pangsa pasar UMKM perlu

memperluas KUR melalui BPR. Namun ada beberapa hal yang perlu menjadi

perhatian apabila Skim KUR diperuntukkan bagi BPR yaitu :

- Kondisi hambatan skim KUR bagi BPR yaitu penetapan tingkat suku bunga

dengan maksimum 16% efektif. Apabila melihat kondisi BPR dengan cost of

fund dan over head cost yang tinggi rasanya sangat sulit memberikan tingkat

suku bunga KUR sebesar 16% bagi BPR.

- Berdasarkan tingkat suku bunga yang diberikan oleh BPR dalam kisaran 25%

dan skim KUR mengunakan dana perbankan yang berasal dari pihak ketiga.

Melihat hal tersebut terasa sulit apabila kredit KUR diperuntukkan bagi BPR

kecuali dengan mengunakan sistem chaneling

- Disisi lain sistem chaneling KUR dapat menjadi beban langsung bagi dana

pemerintah dan bisa menjadi moral hazard bagi perbankan.

Dalam rangka memperluas jangkaun Skim KUR melalui BPR masih diperlukan

kajian yang mendalam mengingat keterbatasan BPR dalam hal dana dan pengenaan

bunga yang cukup tinggi.

=== oo0oo===

_______________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

72

Page 89: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 5 – Prospek Ekonomi dan Harga

Boks 5

UNDANG-UNDANG No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Upaya pengembangan dan peningkatan peran industri perbankan

syariah di Indonesia diharapkan dapat didukung dengan terbitnya Undang-

Undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Bank syariah telah

berdiri di Indonesia sejak tahun 1992, dimana hingga tahun 1998 hanya

terdapat 1 bank syariah yang beroperasi. Hal ini disebabkan sistem

perundangan di Indonesia belum mengenal adanya sistem perbankan

syariah, dan hanya mengenal sistem bagi hasil dalam usaha perbankan.

Dengan terbitnya UU tersebut, perkembangan bank syariah ke depan

akan memiliki peluang usaha yang besar, karena:

(i) Bank Umum Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat tidak dapat dikonversi

menjadi Bank Konvensional, sedangkan Bank Konvensional dapat

dikonversi menjadi Bank Syariah (pasal 5 ayat 7),

(ii) kemungkinan yang lebih luas bagi warga negara asing dan/atau badan

hukum asing yang tergabung secara kemitraan dalam badan hukum

Indonesia untuk mendirikan dan/atau memiliki Bank Umum Syariah

(Pasal 9 ayat 1 butir b)

(iii) penggabungan (merger) atau peleburan (akuisisi) antara Bank Syariah

dan Bank Non Syariah wajib menjadi Bank Syariah (pasal 17 ayat 2), (iii)

Bank Umum Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) harus

melakukan pemisahan (spin off) apabila UUS mencapai aset minimal 50%

dari total nilai aset bank induknya; atau 15 tahun sejak berlakunya UU

Perbankan Syariah (Pasal 68 ayat 1). Disamping itu, peluang aktivitas

usaha bagi bank syariah juga lebih banyak dan beragam dibandingkan

bank konvensional, dimana terdapat usaha-usaha yang bisa dilakukan

oleh sebuah bank umum syariah dan tidak dapat dilakukan oleh bank

konvensional (Pasal 19 s.d 21),

___________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

73

Page 90: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 4 - Sistem Pembayaran

4 SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran di wilayah Jawa Timur pada triwulan II-2008

berjalan baik dan normal. Secara umum, terjadi peningkatan transaksi

pembayaran pada triwulan II-2008, dibandingkan kondisi triwulan II-2007, baik

pada transaksi tunai maupun non-tunai. Kegiatan lain di bidang sistem

pembayaran, seperti layanan penukaran uang pecahan kecil dan pemusnahan

(pemberian tanda tidak berharga) juga tercatat berjalan baik dan normal tanpa

deviasi yang berarti. Penemuan uang palsu masih terus terjadi dan kerjasama

dengan berbagai pihak untuk mengatasinya juga terus dilakukan secara intensif.

4.1 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI

Transaksi tunai antara perbankan di Jawa Timur dengan Kantor Bank

Indonesia di Jawa Timur (KBI Surabaya, KBI Malang, KBI Kediri, dan KBI

Jember) pada triwulan II-2008 tercatat meningkat dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya. Namun damikian, kondisi tahun 2008 ini

masih jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2006 ketika belum

diberlakukan ketentuan yang membatasi penyetoran uang kartal ke Bank

Indonesia hanya untuk uang yang tidak layak edar (UTLE) saja. Sejak 2007,

pihak perbankan didorong untuk melakukan optimalisasi cash management

di antara mereka melalui inisiatif focus group.

a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow)

Pada triwulan II-2008, terjadi peningkatan pada rata-rata harian

transaksi inflow dan outflow dibandingkan triwulan II-2007. Selama

triwulan II-2008, rata-rata harian uang yang masuk ke Bank Indonesia

tercatat sebesar Rp70,53 miliar, sedangkan rata-rata harian uang yang

keluar sebesar Rp83,73 miliar, sehingga terjadi net outflow rata-rata

harian sebesar Rp13,20 miliar.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 74

Page 91: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Gambar 4.1Rata-rata Harian Arus Uang Tunai

Gambar 4.2 Rata-rata Harian Net Inflow

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

200,000

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II

2006 2007 2008

Outflow

Inflow

(40,000)

(20,000)

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II

2006 2007 2008

Sumber : Bank Indonesia Surabaya Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 4.3

Inflow, Outflow dan Netflow Gabungan

0

2

4

6

8

10

12

14

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

2005 2006 2007 2008

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

Inflow Outf low Netflow - Skala Kanan

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Secara netto, empat Kantor Bank Indonesia di Provinsi Jawa Timur

pada triwulan II-2008 mengalami aliran uang kartal keluar atau net

outflow. Net outflow pada triwulan II-2008 mencapai Rp858 miliar,

meningkat dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang

mengalami net outlow sebesar Rp530 miliar.. Kondisi net outflow pada

triwulan II ini merupakan siklus yang rutin terjadi setelah sebelumnya

mengalami net inflow di awal tahun. Hal ini menunjukan peningkatan

kebutuhan uang kartal oleh perbankan dan masyarakat untuk

mendukung transaksi ekonomi dan keuangan. Pada umumnya, net

outflow terjadi hingga triwulan IV dan baru akan berbalik arah menjadi

net inflow di triwulan I.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 75

Page 92: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 4 - Sistem Pembayaran

b. Perkembangan Aktivitas Penukaran Uang Pecahan Kecil

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat, maka Bank

Indonesia menjalin kerjasama dengan beberapa Perusahaan Penukaran

Uang Pecahan Kecil (PUPK) untuk menyediakan layanan penukaran

mata uang Rupiah pecahan kecil. Layanan ini bertujuan untuk

memudahkan masyarakat dalam mendapatkan uang pecahan sesuai

dengan jumlah dan jenis pecahan yang dibutuhkan.

Pada triwulan II-2008, secara nominal terlihat bahwa jumlah uang

pecahan yang kecil yang ditukarkan mencapai Rp113,35 miliar atau lebih

rendah menurun 10,06% dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Aktivitas penukaran uang kecil umumnya akan meningkat

menjelang hari raya Idul Fitri, yang tahun ini akan jatuh di triwulan III.

Secara umum, pecahan mata uang rupiah yang paling diminati

masyarakat adalah pecahan Rp1.000 sebanyak 13.170.000 lembar, diikuti

oleh pecahan logam Rp200 sebanyak 12.230.000 keping. Sementara itu,

pecahan uang besar yang diterima Bank Indonesia untuk ditukarkan

umumnya adalah pecahan Rp100.000 dan pecahan Rp50.000.

Gambar 4.4

Perkembangan Penukaran Uang Pecahan Kecil

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

2005 2006 2007 2008

Rp

Mili

ar

Jumlah Uang KecilDitukar

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 76

Page 93: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Gambar 4.5 Jumlah Lembar Uang yang Ditukarkan

Berdasarkan Nominal Pecahan

Gambar 4.6 Nilai Uang yang Ditukarkan Berdasarkan

Nominal Pecahan

Rp10.00056%Rp5.000

27%

Rp1.00012%

Rp5003%

Rp2002% Rp100

0% Rp10.00014%

Rp5.00013%

Rp1.00029%

Rp50017%

Rp20027%

Rp1000%

Sumber : Bank Indonesia Surabaya Sumber : Bank Indonesia Surabaya

c. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal

Jumlah uang tidak layak edar yang dimusnahkan (PTTB) pada

triwulan II-2008 di Jawa Timur tercatat meningkat dibandingkan

triwulan II-2007. Namun demikian, peningkatan ini sebanding dengan

besarnya inflow uang kartal sehingg rasio PTTB terhadap inflow relatif

stabil.

Terkait aktivitas PTTB, Bank Indonesia saat ini menerapkan

kebijakan penyetoran uang kartal ke Bank Indonesia hanya untuk uang

yang tidak layak edar (UTLE). Sepanjang belum tergolong “tidak layak

edar”, maka uang kartal tersebut akan terus disirkulasikan di bank-bank

dan digunakan sebagai alat pembayaran di masyarakat. Selain itu, Bank

Indonesia juga terus menyosialisasikan pentingnya perlakuan yang baik

terhadap uang kartal. Hal ini bertujuan agar usia uang kartal dapat lebih

panjang (tidak lekas rusak) yang berdampak positif pada penghematan

biaya pencetakan uang.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 77

Page 94: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 4 - Sistem Pembayaran

0

1

2

3

4

5

6

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

2005 2006 2007 2008

Jum

lah

PTTB

(Rp

triliu

n

-10

10

30

50

70

90

110

Prop

orsi

thdp

inflo

w (%

)

PTTB (Rp triliun)Rasio PTTB thdp inflow (%)

Gambar 4.7Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB)

4.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI

Penyelesaian transaksi non tunai dengan mengunakan sarana Bank

Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) maupun kliring pada

triwulan II-2008 menunjukkan kecenderungan yang meningkat

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan

upaya Bank Indonesia untuk mengarahkan sistem pembayaran di Indonesia

menuju less cash society (LCS). Untuk mendukung upaya ini, Bank Indonesia

senantiasa meningkatkan kualitas dan kecepatan pelayanan transaksi non

tunai.

Transaksi keuangan secara non tunai masih didominasi oleh sistem BI-

RTGS. Selama triwulan II-2008, BI-RTGS berperan hingga 70% dari nilai

penyelesaian transaksi keuangan non-tunai di wilayah Jawa Timur.

0

25

50

75

100

125

150

175

200

Kliri

ng, R

TGS

(Rp

triliu

n)

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

2005 2006 2007 2008

Kliring (Rp triliun)RTGS (Rp triliun)

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 4.8Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 78

Page 95: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 4 - Sistem Pembayaran

a. Transaksi Kliring

Penyelesaian transaksi non tunai dengan mengunakan sarana

kliring pada triwulan II-2008 kembali menunjukkan peningkatan

dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Transaksi keuangan

melalui sistem kliring di wilayah Jawa Timur pada triwulan II-2008

mencapai Rp41,49 triliun, secara tahunan meningkat signifikan sebesar

31,42% (yoy). Dilihat dari volumenya, jumlah warkat yang diproses pada

triwulan I-2008 tercatat sebanyak 1,52 juta lembar, relatif stabil

dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Hal ini berarti

bahwa nilai transaksi kliring per lembarnya mengalami peningkatan.

Peningkatan ini wajar terjadi di tengah pertumbuhan ekonomi daerah

yang relatif tinggi selama satu tahun terakhir. Laju perputaran uang

umumnya berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi.

Dalam periode triwulan II-2008, Cek/Bilyet Giro kliring yang

ditolak karena saldo tidak cukup, baik dari sisi jumlah warkat maupun nilai

transaksi, masih relatif rendah. Presentase jumlah nilai nominal dan

volume cek dan BG yang ditolak pada periode laporan masing-masing

adalah 1,31% dan 1,26%, dengan nominal sebesar Rp522 miliar dan

warket sejumlah 20.027 lembar. Untuk meningkatkan kualitas transaksi

kliring dan mengurangi kejadian penolakan, Bank Indonesia telah

memberlakukan penerbitan Daftar Hitam Nasional (DHN) yang berisi

identitas nasabah penarik cek dan atau bilyet giro kosong.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

2005 2006 2007 2008

Nom

inal

(Rp

triliu

n)

0

1

2

3

4

5

Jum

lah

War

kat (

lem

bar)

Nominal (Rp triliun)

Warkat (juta lembar)

Gambar 4.9Perkembangan Transaksi Kliring Di Jawa Timur

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 79

Page 96: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 4 - Sistem Pembayaran

b. Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement)

Secara tahunan, transaksi RTGS (outgoing) dari 4 (empat) Kantor

Bank Indonesia di Jawa Timur mengalami peningkatan baik dari sisi

volume transaksi maupun nominal. Tren peningkatan transaksi ini

mengindikasikan makin tingginya kebutuhan masyarakat akan transfer

dana yang cepat serta kepercayaan mereka yang makin tinggi akan

keandalan sistem pembayaran melalui perbankan.

Gambar 4.10Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur

0

25

50

75

100

125

150

175

200

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

2005 2006 2007 2008

Nom

inal

(Rp

triliu

n)

0

25,000

50,000

75,000

100,000

125,000

150,000

Volu

me

(tran

saks

i)

Nominal (Rp triliun)Volume (transaksi)

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Bila dilihat lebih mendalam, sistem BI-RTGS umumnya digunakan

untuk transaksi bernilai besar (di atas Rp100 juta) dan hanya sebanyak

26% transaksi melalui BI-RTGS yang dilakukan untuk transaksi bernilai di

bawah Rp100 juta. Dari sisi nilai, 90% transaksi melalui RTGS dilakukan

untuk transaksi bernilai di atas Rp500 juta. Hal ini menunjukan bahwa

tujuan sistem BI-RTGS untuk transaksi bernilai besar (diatas Rp100 juta)

sudah tercapai.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 80

Page 97: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Gambar 4.11

Volume transaksi BI-RTGS

100 Juta s.d Dibawah 200 Juta

25%

Dibawah 100 Juta 26%

Diatas 500 Juta22%

200 Juta s.d 500 Juta27%

Volume Transakasi

Gambar 4.12Nilai transaksi BI-RTGS

Diatas 500 Juta90%

100 Juta s.d Dibawah 200 Juta

3%200 Juta s.d 500

Juta6%

Dibawah 100 Juta 1%

Nilai Transakasi

Berdasarkan jenis pengguna, transaksi melalui RTGS lebih banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat dan dunia usaha. Nasabah perbankan

merupakan kelompok pengguna sistem BI-RTGS terbanyak (63%), disusul

oleh kelompok perbankan yang menggunakannya untuk transaksi pasar

uang antar bank (PUAB) sebesar 24%, dan kelompok pemerintah sebesar

13%.

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 81

Page 98: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 4 - Sistem Pembayaran

Pe13%

merintahGambar 4.13

Komposisi Transaksi Berdasarkan Jenis Pengguna

Nasabah63%

PUAB24%

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

4.3. PENEMUAN UANG PALSU DI PERBANKAN JAWA TIMUR

Jumlah uang palsu yang ditemukan di perbankan Jawa Timur pada

triwulan II-2008 kembali mengalami penurunan yang cukup signifikan

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Uang palsu yang

ditemukan perbankan Jawa Timur pada triwulan II-2008 tercatat sebanyak

3.267 lembar, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2007 yang

tercatat sebanyak 5.177 lembar uang palsu. Dilihat dari jumlah lembarnya

maupun nilainya, pecahan yang paling banyak ditemukan adalah pecahan

Rp50 ribu.

Uang palsu yang dicatat oleh Bank Indonesia ini diperoleh melalui

laporan dari perbankan maupun masyarakat umum, yang kemudian

diteruskan kepada pihak Kepolisian untuk penanganan secara hukum. Uang

palsu ini umumnya diketahui ketika ditransaksikan di mekanisme

perbankan.

Dalam rangka menekan dan mencegah peredaran uang palsu di

masyarakat, Bank Indonesia terus mengupayakan sosialisasi ciri-ciri keaslian

uang yang dikenal dengan metode 3D (dilihat, diraba, diterawang).

Sosialisasi ini dilakukan melalui berbagai media, baik media massa maupun

pertemuan-pertemuan langsung dengan perbankan, siswa/mahasiswa, dan

masyarakat umum.

Pada bulan Mei 2008, Bank Indonesia Surabaya memberikan

penghargaan kepada jajaran Kepolisian Daerah Jawa Timur atas prestasi

pengungkapan kasus pemalsuan uang yang tergolong besar di Indonesia.

Kasus pemalsuan uang tersebut terbongkar pada akhir 2007 dan telah

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 82

Page 99: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 4 - Sistem Pembayaran

berhasil mengedarkan uang palsu sebanyak Rp15,4 miliar selama tiga tahun

beroperasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Gambar 4.14Uang Palsu Yang Ditemukan Oleh Perbankan Di Jawa Timur

Lembar Upal

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

2005 2006 2007 2008

Jum

lah

upal

(lem

bar)

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 4.16 Statistik Uang Palsu yang ditemukan (nilai)

Gambar 4.15 Statistik Uang Palsu yang ditemukan (lembar)

Rp50.00068%

Rp100.00022%

Rp5.0000%

Rp10.0008%

Rp20.0002%

Rp20.0001%

Rp10.0001% Rp5.000

0%

Rp100.00038%

Rp50.00060%

Sumber : Bank Indonesia Surabaya Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008 83

Page 100: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 5 – Prospek Ekonomi dan Harga

5 PROSPEK EKONOMI DAN HARGA

5.1 PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR

Pada triwulan III-2008, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur

diproyeksikan berada di kisaran 5,5 - 6%1. Konsumsi masyarakat

diperkirakan kembali melambat mengingat tingkat inflasi yang masih tinggi

ditambah risiko tekanan harga yang berasal dari permintaan masyarakat

menyambut Lebaran. Investasi swasta diprediksi akan terus membaik

melanjutkan tren sebelumnya, sementara Investasi Pemerintah diperkirakan

juga akan dipacu pada triwulan III ini untuk mengkompensasi lambatnya

realisasi pada periode sebelumnya. Ekspor diproyeksikan masih akan

melemah sebagai imbas resesi ekonomi yang dialami negara-negara partner

dagang seperti Amerika dan Jepang. Impor akan tetap tinggi sehingga

membuat defisit neraca perdagangan luar Jawa Timur makin lebar.

Dari sisi sektoral, ketiga sektor ekonomi utama diprediksi

berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Subsektor

Perdagangan yang mendominasi Sektor PHR masih mengalami tekanan dari

lemahnya daya beli domestik maupun eksternal. Sektor Industri

menghadapi persoalan tingginya biaya energi dan ketersediaan suplai

listrik. Tingginya biaya operasi juga menjadi tantangan di Sektor Pertanian,

khususnya biaya pemupukan dan penyediaan air. Musim kering 2008

diprediksi mundur sehingga berlangsung lebih lama dari biasanya.

1 Estimasi BI

_________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

84

Page 101: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 5 – Prospek Ekonomi dan Harga

Gambar 5.2 Ekspektasi Konsumen 6 bulan yad

Gambar 5.1 Estimasi Realisasi Usaha Tw III-2008

-30

-20

-10

0

10

20

30Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV Tw

I

Tw II

Tw II

I*

2005 2006 2007 2008

Indeks RealisasiUsaha

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

Indeks Penghasilan Saat IniEkspektasi Penghasilan 6 bulan yad

Sumber: SK BI Surabaya Sumber: SKDU BI Surabaya

5.2 PROYEKSI INFLASI JAWA TIMUR

Pada triwulan III-2008, Inflasi Jawa Timur diperkirakan

meningkat dan berada di kisaran 10,5 ± 1%2. Hal ini masih disebabkan

adanya peluang tekanan pada inflasi volatile food termasuk faktor

imported inflation, serta tingkat ekspektasi masyarakat terhadap inflasi ke

depan yang juga meningkat.

Pengaruh musiman berupa peningkatan kebutuhan konsumsi

masyarakat menjelang bulan puasa dan hari raya Idul Fitri menjadi

faktor pendorong tingkat inflasi, disamping tekanan lainnya dari

sisi penawaran. Realisasi belanja pemerintah yang cenderung meningkat

memasuki semester II 2008 merupakan salah satu sumber tekanan terhadap

inflasi yang patut diwaspadai. Disisi lain, persoalan sekitar distribusi dan

tata niaga beberapa komoditas utama juga diperkirakan masih menyisakan

masalah untuk diselesaikan, termasuk masalah infrastruktur yang belum

memadai.

2 Estimasi BI

_________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

85

Page 102: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Bab 5 – Prospek Ekonomi dan Harga

5.3. PROSPEK PERBANKAN TAHUN 2008

Pada triwulan III-2008, industri perbankan memiliki peluang

untuk meningkatkan kinerjanya. Struktur dan pondasi sistem perbankan

yang cukup baik selama periode semester I 2008 diperkirakan dapat terus

berlanjut, terutama ditopang oleh peningkatan fungsi intermediasi oleh

perbankan. Disamping itu, optimisme terhadap efektivitas berbagai paket

kebijakan perbankan diharapkan dapat menjadi stimulus untuk

pertumbuhan ekonomi dan dapat menjaga kestabilan sistem keuangan.

Dari sisi penyaluran kredit, potensi pertumbuhannya pada

triwulan III-2008 terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan

sektor ekonomi produktif di Jawa Timur. Meskipun tren suku bunga

menunjukkan peningkatan, namun perbaikan kualitas kredit pada triwulan

II-2008 mencerminkan adanya perbaikan repayment capacity debitur yang

didukung oleh sikap kehati-hatian perbankan dalam menilai calon

debiturnya. Sektor ekonomi produktif seperti sektor perdagangan, sektor

industri pengolahan dan sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan

bagi perbankan untuk dibiayai. Disamping itu, kredit konsumsi juga

diperkirakan akan terus meningkat.

_________________________________________________________________ Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan II-2008

86

Page 103: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

L A M P I R A N

Page 104: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Lampiran 1.1

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II*

1. PERTANIAN 25,556,877 21,039,615 23,352,797 19,492,373.66 28,452,869 23,546,619 a. Tanaman bahan makanan 17,646,011 11,655,341 10,268,596 8,082,250.82 19,400,342 12,622,055 b. Tanaman perkebunan 2,313,287 2,767,175 6,065,836 3,511,432.10 2,588,147 3,151,308 c. Peternakan dan hasil-hasilnya 3,608,521 3,638,610 4,136,306 4,487,634.66 4,150,449 4,250,552 d. Kehutanan 283,316 445,665 214,528 264,388.29 308,800 494,666 e. Perikanan 1,705,742 2,532,825 2,667,530 3,146,667.79 2,005,130 3,028,038

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,556,509 2,635,278 3,759,114 3,354,529.87 1,764,448 3,115,277 a. Minyak dan gas bumi 296,888 370,096 393,087 492,207.23 349,669 465,499 b. Pertambangan tanpa migas 182,473 160,145 191,353 199,507.64 198,486 188,611 c. Penggalian 1,077,147 2,105,038 3,174,674 2,662,815.00 1,216,293 2,461,168

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 33,346,315 36,404,392 43,432,928 40,631,443.41 37,196,058 41,441,440 1) Makanan, minuman dan tembakau 17,398,897 19,981,111 24,637,088 22,515,211.83 19,307,869 22,772,832 2) Tekstil barang kulit dan alas kaki 1,466,033 1,367,857 1,239,341 1,776,581.42 1,612,369 1,518,073 3) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 1,086,157 1,248,856 1,474,882 1,793,328.45 1,190,990 1,419,348 4) Kertas dan barang cetakan 5,307,545 4,796,290 3,811,681 4,804,479.98 5,989,660 5,609,347 5) Kimia dan barang dari karet 2,212,434 2,601,547 4,808,021 2,372,274.76 2,498,236 2,911,599 6) Semen & barang galian bukan logam 1,154,889 1,167,643 1,430,126 1,261,200.05 1,285,990 1,300,191 7) Logam dasar besi dan baja 2,927,741 3,175,269 3,142,165 2,579,666.82 3,280,586 3,494,440 8) Alat angkutan, mesin & peralatannya 696,860 831,360 911,971 1,336,723.64 815,687 973,122 9) Barang lainnya 1,095,761 1,234,459 1,977,653 2,191,976.46 1,214,670 1,442,488

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 2,688,572 2,455,043 2,692,177 2,422,176.13 3,096,034 2,850,370 a. Listrik 1,951,482 1,835,828 1,981,867 1,660,218.20 2,098,854 1,979,974 b. Gas kota 623,778 509,608 602,618 641,657.77 873,612 744,292 c. Air bersih 113,312 109,606 107,691 120,300.16 123,569 126,103

5. BANGUNAN 3,836,669 4,695,235 5,137,851 4,309,594.65 4,289,082 5,248,887 6. PERDAGANGAN, HOTEL, DAN REST 34,596,825 38,749,420 37,939,804 42,816,538.21 40,325,725 45,667,348

a. Perdagangan besar & eceran 28,438,912 31,406,364 30,617,108 35,298,641.70 33,259,819 37,044,371 b. Hotel 487,503 942,491 936,866 915,854.31 530,656 1,054,193 c. Restoran 5,670,411 6,400,565 6,385,831 6,602,042.20 6,535,250 7,568,783

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 6,968,719 7,240,316 7,503,873 7,985,052.67 7,772,886 8,371,735 a. Pengangkutan 4,819,077 5,100,512 5,183,333 5,573,401.77 5,303,984 5,999,724

1) Angkutan Rel 58,349 62,067 84,803 78,583.95 67,091 72,731 2) Angkutan jalan raya 2,294,112 2,306,970 2,177,952 2,352,223.37 2,450,524 2,694,956 3) Angkutan laut 316,372 467,420 435,694 548,782.79 365,467 563,325 4) Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 44,559 48,782 80,984 54,615.56 50,241 55,002 5) Angkutan udara 612,859 697,479 883,374 830,237.91 705,890 845,205 6) Jasa penunjang angkutan 1,492,826 1,517,795 1,520,527 1,708,958.19 1,664,770 1,768,504

b. Komunikasi 2,149,642 2,139,804 2,320,540 2,411,650.90 2,468,903 2,372,011 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA 5,520,485 6,122,418 6,662,490 6,423,814.17 6,388,330 7,011,816

a. Bank 1,096,575 1,234,901 1,409,668 1,329,805.52 1,252,157 1,385,410 b. Lembaga keuangan tanpa bank 746,739 797,158 953,792 807,970.06 848,893 914,181 d. Sewa bangunan 2,117,315 2,215,759 2,504,036 2,511,468.25 2,494,197 2,632,322 e. Jasa perusahaan 1,559,856 1,874,601 1,794,994 1,774,570.35 1,793,083 2,079,903

9. JASA-JASA 10,211,022 10,536,553 11,314,752 11,527,760.75 11,568,341 12,214,955 a. Pemerintahan umum 4,249,939 4,685,028 5,370,506 5,480,926.60 4,757,883 5,432,374 b. Swasta 5,961,083 5,851,525 5,944,245 6,046,834.16 6,810,458 6,782,580

1) Sosial dan kemasyarakatan 974,632 1,079,730 1,117,246 1,120,232.41 1,121,332 1,246,567 2) Hiburan dan rekreasi 281,356 334,242 332,621 389,491.89 319,766 383,214 3) Perorangan dan rumah tangga 4,705,095 4,437,554 4,494,378 4,537,109.86 5,369,361 5,152,799

PDRB 124,281,993 129,878,270 141,795,786 138,963,284 140,853,773 149,468,447

Sumber: BPS Jawa Timur* Angka Sangat Sementara

S E K T O R 20082007

PDRB SEKTORAL JAWA TIMURBerdasarkan Harga Berlaku (Rp juta)

Page 105: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Lampiran 1.2

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II*

1. PERTANIAN 14,553,592 11,488,825 12,289,304 9,611,252 14,867,854 11,702,985 a. Tanaman bahan makanan 10,155,697 6,626,601 5,430,802 4,157,678 10,252,192 6,628,721 b. Tanaman perkebunan 1,551,824 1,573,467 3,502,395 1,828,470 1,602,343 1,638,483 c. Peternakan dan hasil-hasilnya 1,846,807 1,865,127 2,062,940 2,096,789 1,949,036 1,971,872 d. Kehutanan 122,093 188,171 78,044 101,481 124,723 188,516 e. Perikanan 877,171 1,235,459 1,215,123 1,426,834 939,560 1,275,393

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 941,500 1,453,219 1,936,567 1,693,508 1,012,101 1,551,835 a. Minyak dan gas bumi 191,938 231,023 237,288 241,817 220,704 252,862 b. Pertambangan tanpa migas 121,540 104,343 122,370 121,018 124,643 107,706 c. Penggalian 628,022 1,117,853 1,576,909 1,330,673 666,754 1,191,266

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 17,776,943 18,639,554 20,662,429 19,084,993 18,512,615 19,277,066 1) Makanan, minuman dan tembakau 9,130,369 10,012,648 10,971,946 10,050,778 9,423,878 10,274,298 2) Tekstil barang kulit dan alas kaki 754,752 683,080 606,528 827,067 780,788 699,579 3) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 516,135 497,267 572,432 698,095 531,184 509,083 4) Kertas dan barang cetakan 3,240,247 2,963,316 2,264,026 2,820,292 3,434,071 3,115,068 5) Kimia dan barang dari karet 1,240,976 1,407,313 2,569,084 1,213,528 1,300,237 1,457,582 6) Semen & barang galian bukan logam 578,811 608,421 762,698 676,603 601,893 624,259 7) Logam dasar besi dan baja 1,455,099 1,530,849 1,606,726 1,204,583 1,524,539 1,603,870 8) Alat angkutan, mesin & peralatannya 322,114 383,111 402,480 616,068 353,601 418,288 9) Barang lainnya 538,441 553,549 906,509 977,978 562,424 575,038

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 1,261,406 1,218,060 1,318,767 1,356,401 1,310,262 1,305,162 a. Listrik 997,645 937,039 982,081 1,025,271 1,063,094 999,933 b. Gas kota 204,016 218,568 275,182 267,211 185,298 239,883 c. Air bersih 59,745 62,454 61,505 63,920 61,871 65,347

5. BANGUNAN 2,046,810 2,363,156 2,601,528 2,128,107 2,098,844 2,410,939 6. PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 20,382,636 22,763,244 21,761,941 23,662,793 22,106,954 24,597,314

a. Perdagangan besar & eceran 16,685,683 18,438,496 17,535,048 19,277,787 18,165,929 20,017,833 b. Hotel 353,547 689,920 693,447 648,022 367,485 718,813 c. Restoran 3,343,406 3,634,828 3,533,446 3,736,983 3,573,541 3,860,668

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 4,003,839 4,109,790 4,281,724 4,314,861 4,282,629 4,366,098 a. Pengangkutan 2,721,254 2,821,021 2,957,158 3,040,857 2,820,685 2,928,525

1) Angkutan Rel 36,986 41,470 54,134 47,891 39,500 44,469 2) Angkutan jalan raya 1,082,668 1,080,787 1,158,221 1,136,594 1,108,182 1,093,259 3) Angkutan laut 160,398 221,960 229,496 280,337 161,024 231,895 4) Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 22,152 24,622 40,467 26,522 23,095 25,767 5) Angkutan udara 451,490 479,886 497,309 517,673 468,561 503,746 6) Jasa penunjang angkutan 967,560 972,296 977,531 1,031,839 1,020,323 1,029,389

b. Komunikasi 1,282,585 1,288,769 1,324,566 1,274,005 1,461,944 1,437,573 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA 3,272,473 3,784,412 3,927,093 3,779,642 3,531,946 4,005,963

a. Bank 673,250 961,341 959,514 1,003,423 721,162 1,025,001 b. Lembaga keuangan tanpa bank 421,660 451,232 492,669 416,589 449,559 484,281 d. Sewa bangunan 1,271,772 1,289,356 1,408,372 1,398,707 1,396,248 1,387,764 e. Jasa perusahaan 905,791 1,082,482 1,066,538 960,923 964,976 1,108,916

9. JASA-JASA 5,647,828 5,739,122 5,993,484 5,963,380 5,973,954 6,038,057 a. Pemerintahan umum 2,256,883 2,459,304 2,795,618 2,775,359 2,344,329 2,568,232 b. Swasta 3,390,946 3,279,818 3,197,866 3,188,021 3,629,625 3,469,825

1) Sosial dan kemasyarakatan 478,077 519,443 525,946 517,424 516,116 554,692 2) Hiburan dan rekreasi 152,704 180,632 188,468 204,844 161,443 192,676 3) Perorangan dan rumah tangga 2,760,165 2,579,743 2,483,453 2,465,753 2,952,065 2,722,457

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 69,887,027 71,559,381 74,772,838 71,594,937 73,697,158 75,255,418

Sumber: BPS Jawa Timur* Angka Sangat Sementara

S E K T O R 20082007

PDRB SEKTORAL JAWA TIMURBerdasarkan Harga Konstan 2000 (Rp juta)

Page 106: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Lampiran 1.3

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II*

1. PERTANIAN 2.83 2.79 3.61 3.40 2.16 1.86a. Tanaman bahan makanan 2.02 1.18 1.77 1.28 0.95 0.03b. Tanaman perkebunan 2.48 3.69 3.24 3.27 3.26 4.13c. Peternakan dan hasil-hasilnya 5.62 6.53 7.06 5.11 5.54 5.72d. Kehutanan 20.74 -7.85 2.55 5.88 2.15 0e. Perikanan 5.20 6.94 7.58 7.37 7.11 3.23

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8.61 11.09 10.01 11.43 7.50 6.79a. Minyak dan gas bumi 15.41 34.12 35.29 41.86 14.99 9.45b. Pertambangan tanpa migas 2.66 5.12 10.88 3.44 2.55 3.22c. Penggalian 7.88 7.83 6.94 7.98 6.17 6.57

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4.16 4.60 4.78 4.98 4.14 3.421) Makanan, minuman dan tembakau 2.95 3.49 3.26 3.39 3.21 2.612) Tekstil barang kulit dan alas kaki 2.01 3.66 2.25 2.76 3.45 2.423) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 4.27 0.71 -1.33 -1.17 2.92 2.384) Kertas dan barang cetakan 7.87 9.60 8.77 8.34 5.98 5.125) Kimia dan barang dari karet 5.12 5.86 5.87 5.22 4.78 3.576) Semen & barang galian bukan logam -1.43 -3.14 4.10 5.53 3.99 2.607) Logam dasar besi dan baja 5.55 6.07 5.76 5.72 4.77 4.778) Alat angkutan, mesin & peralatannya 3.40 9.89 40.55 32.13 9.78 9.189) Barang lainnya 7.45 2.73 3.56 3.63 4.45 3.88

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 11.72 11.95 16.21 7.81 3.87 7.15a. Listrik 7.30 5.82 5.75 4.31 6.56 6.71b. Gas kota 44.26 52.98 86.48 24.75 -9.17 9.75c. Air bersih 3.25 4.79 5.02 4.66 3.56 4.63

5. BANGUNAN -0.08 1.97 1.93 0.76 2.54 2.026. PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 8.23 8.37 8.43 8.50 8.46 8.06

a. Perdagangan besar & eceran 8.88 8.87 8.98 9.01 8.87 8.57b. Hotel -0.55 1.19 0.98 1.36 3.94 4.19c. Restoran 6.10 7.34 7.28 7.23 6.88 6.21

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 6.90 8.63 8.01 7.55 6.96 6.24a. Pengangkutan 3.51 5.65 5.31 4.81 3.65 3.81

1) Angkutan Rel 1.95 3.27 12.12 9.92 6.80 7.232) Angkutan jalan raya 2.13 2.10 2.42 2.05 2.36 1.153) Angkutan laut 6.54 29.17 28.48 8.46 0.39 4.484) Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 4.23 7.41 7.67 6.55 4.26 4.655) Angkutan udara 1.59 1.73 1.43 5.92 3.78 4.976) Jasa penunjang angkutan 5.60 7.45 5.98 6.16 5.45 5.87

b. Komunikasi 14.88 15.76 14.55 14.71 13.98 11.558. KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA 7.96 9.38 8.17 8.32 7.93 5.85

a. Bank 6.97 8.43 6.11 7.55 7.12 6.62b. Lembaga keuangan tanpa bank 6.55 7.91 11.34 11.09 6.62 7.32d. Sewa bangunan 9.34 10.78 10.37 9.91 9.79 7.63e. Jasa perusahaan 7.44 9.19 5.83 5.74 6.53 2.44

9. JASA-JASA 5.65 5.92 6.26 5.67 5.77 5a. Pemerintahan umum 3.97 4.39 5.01 4.72 3.87 4.43b. Swasta 6.80 7.09 7.37 6.51 7.04 5.79

1) Sosial dan kemasyarakatan 7.99 7.77 7.97 6.74 7.96 6.792) Hiburan dan rekreasi 6.46 8.11 11.97 8.81 5.72 6.673) Perorangan dan rumah tangga 6.62 6.88 6.91 6.27 6.95 5.53

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.54 6.21 6.31 6.35 5.45 5.16

Sumber: BPS Jawa Timur* Angka Sangat Sementara

PERTUMBUHAN PDRB SEKTORAL JAWA TIMUR (y-o-y)Berdasarkan Harga Konstan 2000 (%)

20082007S E K T O R

.18

.21

Page 107: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Lampiran 1.4

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II*

1. PERTANIAN 1.15 1.00 1.04 0.85 1.10 0.80a. Tanaman bahan makanan 0.81 0.57 0.46 0.37 0.76 0.45b. Tanaman perkebunan 0.12 0.14 0.30 0.16 0.12 0.11c. Peternakan dan hasil-hasilnya 0.15 0.16 0.17 0.19 0.14 0.14d. Kehutanan 0.01 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01e. Perikanan 0.07 0.11 0.10 0.13 0.07 0.09

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0.07 0.13 0.16 0.15 0.07 0.11a. Minyak dan gas bumi 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02b. Pertambangan tanpa migas 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01c. Penggalian 0.05 0.10 0.13 0.12 0.05 0.08

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.41 1.62 1.74 1.69 1.37 1.321) Makanan, minuman dan tembakau 0.72 0.87 0.93 0.89 0.70 0.712) Tekstil barang kulit dan alas kaki 0.06 0.06 0.05 0.07 0.06 0.053) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 0.04 0.04 0.05 0.06 0.04 0.034) Kertas dan barang cetakan 0.26 0.26 0.19 0.25 0.25 0.215) Kimia dan barang dari karet 0.10 0.12 0.22 0.11 0.10 0.106) Semen & barang galian bukan logam 0.05 0.05 0.06 0.06 0.04 0.047) Logam dasar besi dan baja 0.12 0.13 0.14 0.11 0.11 0.118) Alat angkutan, mesin & peralatannya 0.03 0.03 0.03 0.05 0.03 0.039) Barang lainnya 0.04 0.05 0.08 0.09 0.04 0.04

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0.10 0.11 0.11 0.12 0.10 0.09a. Listrik 0.08 0.08 0.08 0.09 0.08 0.07b. Gas kota 0.02 0.02 0.02 0.02 0.01 0.02c. Air bersih 0.00 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00

5. BANGUNAN 0.16 0.20 0.22 0.19 0.16 0.176. PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 1.62 1.97 1.84 2.10 1.64 1.69

a. Perdagangan besar & eceran 1.32 1.60 1.48 1.71 1.34 1.37b. Hotel 0.03 0.06 0.06 0.06 0.03 0.05c. Restoran 0.27 0.32 0.30 0.33 0.26 0.26

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0.32 0.36 0.36 0.38 0.32 0.30a. Pengangkutan 0.22 0.24 0.25 0.27 0.21 0.20

1) Angkutan Rel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.002) Angkutan jalan raya 0.09 0.09 0.10 0.10 0.08 0.083) Angkutan laut 0.01 0.02 0.02 0.02 0.01 0.024) Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.005) Angkutan udara 0.04 0.04 0.04 0.05 0.03 0.036) Jasa penunjang angkutan 0.08 0.08 0.08 0.09 0.08 0.07

b. Komunikasi 0.10 0.11 0.11 0.11 0.11 0.108. KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA 0.26 0.33 0.33 0.34 0.26 0.27

a. Bank 0.05 0.08 0.08 0.09 0.05 0.07b. Lembaga keuangan tanpa bank 0.03 0.04 0.04 0.04 0.03 0.03d. Sewa bangunan 0.10 0.11 0.12 0.12 0.10 0.10e. Jasa perusahaan 0.07 0.09 0.09 0.09 0.07 0.08

9. JASA-JASA 0.45 0.50 0.51 0.53 0.44 0.41a. Pemerintahan umum 0.18 0.21 0.24 0.25 0.17 0.18b. Swasta 0.27 0.28 0.27 0.28 0.27 0.24

1) Sosial dan kemasyarakatan 0.04 0.05 0.04 0.05 0.04 0.042) Hiburan dan rekreasi 0.01 0.02 0.02 0.02 0.01 0.013) Perorangan dan rumah tangga 0.22 0.22 0.21 0.22 0.22 0.19

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.54 6.21 6.31 6.35 5.45 5.16

Sumber: BPS Jawa Timur* Angka Sangat Sementara

SUMBANGAN PDRB SEKTORAL JAWA TIMURBerdasarkan Harga Konstan 2000 (%)

20082007S E K T O R

Page 108: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Lampiran 3.1PERKEMBANGAN BANK UMUM JAWA TIMUR

Rp JutaBANK UMUM 2008

TW I TW II TW III TW IV TW I TW IIA Jaringan Kantor

1 Jumlah Bank 68 68 68 69 70 70 2 Jaringan Kantor 2,340 2,344 2,384 2,403 2,472 2,492 3 Jumlah BPR 335 335 337 337 337 337

B Kondisi Keuangan1 Total Asset 146,667,121 153,836,677 159,989,412 167,474,291 166,386,598 177,178,874

a. Bank Pemerintah 64,149,054 68,306,904 71,630,029 73,665,513 71,893,848 76,398,509 b. Bank Swasta 71,438,390 72,624,718 76,057,469 81,413,898 79,258,565 85,428,529 c. Bank Asing 11,079,677 12,905,055 12,301,914 12,394,880 15,234,185 15,351,836

2 Kredit (Baki debet) 74,851,747 78,938,504 85,981,733 92,147,710 95,095,487 105,248,297 a. Bank Pemerintah 37,270,784 40,226,422 41,893,444 43,221,411 44,307,038 50,382,032 b. Bank Swasta 30,869,356 32,846,812 36,990,254 40,728,820 41,583,650 45,037,651 c. Bank Asing 6,711,607 5,865,270 7,098,035 8,197,479 9,204,799 9,828,614 Per jenis Penggunaan 74,851,747 78,938,504 85,981,733 92,147,710 95,095,487 105,248,297

Modal Kerja 47,816,158 50,120,398 56,118,393 60,213,810 62,568,643 69,143,728 Investasi 9,117,693 10,146,708 9,711,924 10,571,595 10,370,697 12,141,174 Konsumsi 17,917,896 18,671,398 20,151,416 21,362,305 22,156,147 23,963,395

Per Sektor 74,851,747 78,938,504 85,981,733 92,147,710 95,095,487 105,248,297 Tani 3,450,083 4,079,071 4,439,123 3,963,616 4,089,860 4,326,218 Tambang 174,206 169,358 190,649 220,866 307,327 351,028 Industri 21,764,993 21,811,730 24,624,115 27,417,140 29,615,859 33,560,923 Listrik,Gas 106,500 124,477 125,582 174,535 189,946 232,502 Konstruksi 2,666,814 2,912,244 2,843,554 2,925,529 2,935,751 3,295,873 Dagang/Hotel 21,673,519 23,467,983 25,197,374 27,100,480 27,219,383 30,212,132 Angkut/Komnikasi 1,228,303 1,385,207 1,475,034 1,701,739 1,755,565 1,931,983 JS.Dunia 4,336,401 4,704,955 5,345,055 5,723,745 5,237,143 5,683,054 JS.Sosial 1,148,719 1,232,952 1,189,392 1,156,802 1,188,922 1,198,479 Lain-2 18,302,209 19,050,527 20,551,855 21,763,258 22,555,731 24,456,105

3 Dana 128,612,237 133,460,353 137,280,908 143,548,428 142,926,240 150,226,452 a. Bank Pemerintah 55,127,286 58,328,661 60,629,732 61,825,046 61,890,910 65,229,005 b. Bank Swasta 65,470,215 65,384,893 67,743,846 72,335,279 70,482,383 74,472,168 c. Bank Asing 8,014,736 9,746,799 8,907,330 9,388,103 10,552,947 10,525,279 GIRO 24,856,826 29,431,202 31,051,034 28,918,594 30,185,870 31,157,981 a. Bank Pemerintah 12,582,948 14,773,189 16,404,184 14,747,031 14,954,229 15,496,622 b. Bank Swasta 9,556,842 10,361,625 11,797,474 11,560,131 12,281,076 13,700,951 c. Bank Asing 2,717,036 4,296,388 2,849,376 2,611,432 2,950,565 1,960,408 DEPOSITO 61,442,097 59,282,631 59,123,667 61,071,467 60,162,259 62,579,372 a. Bank Pemerintah 21,311,809 21,163,733 20,832,295 19,791,072 20,198,945 20,897,055 b. Bank Swasta 35,421,432 33,463,487 33,099,650 35,425,886 33,435,999 35,181,784 c. Bank Asing 4,708,856 4,655,411 5,191,722 5,854,509 6,527,315 6,500,533 TABUNGAN 42,313,314 44,746,520 47,106,207 53,558,367 52,578,111 56,489,099 a. Bank Pemerintah 21,232,529 22,391,739 23,393,253 27,286,943 26,737,736 28,835,328 b. Bank Swasta 20,491,941 21,559,781 22,846,722 25,349,262 24,765,308 25,589,433 c. Bank Asing 588,844 795,000 866,232 922,162 1,075,067 2,064,338

4 LDR 58.20% 59.15% 62.63% 64.19% 66.53% 70.06%a. Bank Pemerintah 67.61% 68.97% 69.10% 69.91% 71.59% 77.24%b. Bank Swasta 47.15% 50.24% 54.60% 56.31% 59.00% 60.48%c. Bank Asing 83.74% 60.18% 79.69% 87.32% 87.22% 93.38%

5 NPL Bank Umum 6.26% 5.93% 4.95% 4.44% 3.40% 3.09%a. Bank Pemerintah 9.72% 8.28% 6.93% 6.21% 4.07% 3.62%b. Bank Swasta 3.03% 3.52% 3.17% 2.74% 2.69% 2.44%c. Bank Asing 1.88% 3.25% 2.50% 3.55% 3.46% 3.32%

6 kredit U K M 39,334,061 42,149,610 45,118,424 47,753,300 49,124,635 54,452,081 a. Bank Pemerintah 15,732,244 17,038,812 18,399,593 19,591,172 20,433,538 23,173,550 b. Bank Swasta 22,644,810 24,057,807 25,497,355 26,873,705 26,970,539 29,436,931 c. Bank Asing 957,008 1,052,991 1,221,476 1,288,423 1,720,558 1,841,600

7 NPL UKM 5.32% 5.66% 5.29% 4.90% 4.61% 4.18%a. Bank Pemerintah 8.23% 8.21% 7.50% 6.86% 6.07% 5.43%b. Bank Swasta 3.32% 3.89% 3.75% 3.35% 3.40% 3.09%c. Bank Asing 4.62% 4.70% 4.19% 7.36% 6.15% 5.97%

8 KUK 17,208,080 18,394,546 19,619,706 19,129,969 20,493,210 19,684,991 a. Bank Pemerintah 13,550,156 14,490,366 15,444,305 14,838,761 16,141,237 15,266,962 b. Bank Swasta 3,649,069 3,895,477 4,127,459 4,218,857 4,244,227 4,322,817 c. Bank Asing 8,855 8,703 47,942 72,351 107,746 95,212

9 Kredit ekspor 2,848,465 3,500,654 3,544,241 4,516,712 4,130,475 5,713,181 a. Bank Pemerintah 1,241,845 1,747,428 1,796,965 1,833,225 2,078,958 2,228,804 b. Bank Swasta 622,884 612,721 640,308 720,552 816,078 840,540 c. Bank Asing 983,736 1,140,505 1,106,968 1,962,935 1,235,439 2,643,837

N P L 112,524 207,165 205,323 167,012 213,666 207,804 a. Bank Pemerintah 80,030 102,024 100,637 49,708 85,331 85,072 b. Bank Swasta 3,391 63,538 62,599 64,464 59,806 63,818 c. Bank Asing 29,103 41,603 42,087 52,840 68,529 58,914

10 Kredit Property 6,979,742 7,314,677 7,823,097 8,264,841 8,856,162 9,568,587 a. Bank Pemerintah 3,477,695 3,637,497 3,901,789 4,018,119 4,536,825 4,934,154 b. Bank Swasta 3,415,891 3,581,599 3,825,876 4,085,939 4,070,421 4,363,821 c. Bank Asing 86,156 95,581 95,432 160,783 248,916 270,612

N P L 307,879 304,360 309,704 258,230 286,591 290,462 NPL % 4.41 4.16 3.96 3.12 3.24 3.04

6,979,742 7,314,677 7,823,097 8,264,841 8,856,162 9,568,587

2007

Page 109: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR - bi.go.id · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan

Lampiran 3.2PERKEMBANGAN BANK SYARIAH JAWA TIMUR

Rp Juta

TW I TW II TW III TW IV TW I TW IIA JARINGAN KANTOR

Jumlah bank 3 3 3 3 3 3Jumlah Kantor 47 49 51 54 54 55

A KONDISI KEUANGAN1 Asset 1,695,807 1,756,605 2,040,791 2,235,297 2,425,671 2,648,080

2 Pembiayaan 1,377,660 1,487,243 1,634,661 1,766,455 1,939,221 2,180,887

Jenis Penggunaan 1,377,660 1,487,243 1,634,661 1,766,455 1,939,221 2,180,887Modal Kerja 672,715 775,654 809,976 842,349 865,386 996,791Investasi 252,726 251,582 282,161 272,158 264,758 270,210Konsumsi 452,219 460,007 542,524 651,948 809,077 913,886

Per Sektor Usaha 1,377,660 1,487,243 1,634,661 1,766,455 1,939,221 2,180,887Pertanian 7,874 6,696 6,583 29,644 37,937 48,079Pertambangan 3,845 3,784 3,712 3,542 6,801 8,367Perindustrian 69,249 61,340 103,326 115,336 120,252 119,944Listrik, air dan Gas 0 0 0 870 2,206 4,764Konstruksi 94,093 101,008 108,076 60,720 46,549 48,625Perdagangan 160,334 194,073 137,621 152,859 147,377 190,123Angkutan 15,018 14,425 13,210 13,114 13,512 13,341Jasa Dunia 495,539 556,313 603,842 607,313 566,056 633,271Jasa Sosial 79,318 89,426 115,596 130,938 189,283 200,487Lain-lain 452,390 460,178 542,695 652,119 809,248 913,886

3 NPF (%) 3.24 6.50 3.82 2.60 2.38 2.10

4 Dana 1,348,842 1,383,914 1,552,211 1,678,632 1,846,234 1,912,999Giro 99,706 115,195 186,922 168,558 168,672 186,789Tabungan 577,598 598,495 674,480 778,565 912,142 937,289deposito 671,538 670,224 690,809 731,509 765,420 788,921

4 FDR (%) 102.14 107.47 105.31 105.23 105.04 114.00

URAIAN 2007 2008