JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·...
Transcript of JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·...
LAPORAN AKHIR
PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUKUAN
SERTA PENGHITUNGAN PROFIT AND LOSS
SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS
PADA UMKM DI KABUPATEN BULELENG
Oleh:
I Gusti Ayu Purnamawati, SE, M.Si, Ak (Ketua)
NIP. 197911042008122003
Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd, M.Hum (Anggota)
NIP. 198202042009122004
Drs. I Nyoman Suditha, M.Pd (Anggota)
NIP. 1950071519780301002
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 174/UN48.15/LPM/2014
tanggal 5 Maret 2015
JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur yang sedalam-dalamnya kami panjatkan atas kehadirat Ida
Sang Hyang Widhi Wasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga laporan
akhir pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini dapat diselesaikan.
Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini dari awal sampai dengan selesai.
Laporan ini memaparkan kegiatan pengabdian masyarakat tentang
Pelatihan Pembukuan Serta Penghitungan Profit and Loss Sebagai Dasar
Pengambilan Keputusan Bisnis pada UMKM di Kabupaten Buleleng. Proses
pelatihan disertai dengan pemberian materi dan modul tentang laporan keuangan
yang mendukung.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
ini merupakan salah satu wujud dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi,
dimana nantinya diharapkan para pelaku UMKM khususnya yang ada di
Kabupaten Buleleng dapat menyusun laporan profit and loss dengan baik dan
benar, karena saat ini sangat sedikit sekali UMKM di Kabupaten Buleleng yang
menyusun dan membuat laporan keuangan.
Walaupun penyusunan laporan akhir ini masih jauh dari sempurna, namun
kami berharap dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Singaraja, 5 Oktober 2015
Ketua Pelaksana
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan ................................................................................................... 1
1.2. Analisis Situasi ............................................................................................... 5
1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah .............................................................. 8
1.4. Tujuan Kegiatan ............................................................................................. 8
1.5. Manfaat Kegiatan ........................................................................................... 9
1.6. Khalayak Sasaran ........................................................................................... 9
1.7. Keterkaitan ..................................................................................................... 10
BAB II METODE PELAKSANAAN
2.1. Kerangka Pemecahan Masalah ....................................................................... 11
2.2. Metode Pelaksanaan Program ........................................................................ 12
2.3. Rancangan Evaluasi ....................................................................................... 12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Kegiatan ............................................................................................... 14
3.2. Pembahasan ................................................................................................... 21
BAB V PENUTUP
4.1. Kesimpulan ................................................................................................... 23
4.2. Saran .............................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 25
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Kegiatan ........................................................... 13
Tabel 2. Indikator Keberhasilan Kegiatan ........................................................... 22
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Peta Lokasi Kegiatan......................................................... 27
LAMPIRAN 2 Foto-foto Dokumentasi Kegiatan...................................... 28
LAMPIRAN 3 Daftar Hadir Peserta P2M................................................. 29
LAMPIRAN 4 Hasil Monitoring Pelaksanaan Kegiatan P2M.................. 31
ABSTRAK
Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam membuat Pembukuan Serta Penghitungan
Profit and Loss Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis pada UMKM di
Kabupaten Buleleng. Khalayak sasaran strategis dalam kegiatan ini adalah pelaku
UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng. Dimana pertumbuhan sektor UMKM di
Kabupaten Buleleng juga sangat tinggi jika dibandingkan dengan Kabupaten
lainnya di Bali. Kegiatan ini memiliki keterkaitan yang sangat mutualis dengan
pihak Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Buleleng.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode pelatihan terprogram
dengan sistem kelompok yang bersifat terminal. Artinya untuk melatih pelaku
UMKM, akan dilakukan program pelatihan secara terjadwal kepada setiap
kelompok usaha. Luaran kegiatan ini adalah: buku panduan pembukuan bagi
UMKM serta artikel ilmiah.
Adapun materi yang diberikan selama pelatihan dan pendampingan
meliputi : (1) pentingnya pembukuan sederhana dalam usaha, (2) keuntungan
penggunaan pembukuan dalam menjalankan usaha, (3) pengitungan laba rugi
(profit and loss) dengan sistem pembukuan dan (4) dokumentasi alat-alat poduksi
melalui pembukuan. Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah
dilakukan, maka akan dilakukan evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi
proses, evaluasi akhir, dan evaluasi tindak lanjut. Pada kegiatan pelatihan ini,
pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng akan dilibatkan secara
kolaboratif dari awal sampai akhir kegiatan. Para pelaku UMKM akan dilibatkan
dalam merencanakan program, penjadwalan kegiatan, ikut serta dalam pelatihan
sampai pada tahap uji coba produk pelatihan. Untuk uji coba produk hasil
pelatihan ini akan dilakukan pada semua jenis usaha yang mendapatkan pelatihan.
Hasil kegiatan menunjukkan bahwa (1) sebagian besar para pelaku
UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng setelah diberikan pelatihan mengaku
tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal
usaha, pendapatan dan biaya-biaya usaha, (3) Pengeluaran untuk kegiatan usaha
sekarang bisa diefisiensi, artinya dapat ditentukan biaya-biaya yang dirasa kurang
efisien dapat dikurangi, (4) penentuan gaji (upah) bagi karyawan yang diajak
bekerja sekarang sudah ditentukan terlebih dahulu, disesuaikan dengan
pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha.
Kata Kunci: pembukuan, profit and loss, keputusan bisnis, UMKM.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Perekonomian Indonesia yang saat ini bertumpu pada usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM) merupakan salah satu dasar penetapan strategi
Pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional yaitu pembangunan yang
terfokus pada pemberdayaan UMKM. UMKM mempunyai paling tidak tiga
indikator yang menunjukkan peran pentingnya dalam perekonomian Indonesia.
Pertama, jumlahnya banyak dan mencakup setiap sektor ekonomi. Kedua, UMKM
memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja. Ketiga, UMKM
memberikan kontribusi yang besar dalam pendapatan nasional (Anwar, 2013: 1).
Sejak Indonesia dilanda krisis, tidak semua posisi penting UMKM ini dapat
dipertahankan. Namun dibandingkan perusahaan besar, UMKM cukup kuat
menahan gejolak krisis ekonomi (Ediraras, 2010: 1). Meski ketangguhan UMKM
telah teruji dalam menghadapi krisis yang terjadi pada tahun 1998, sampai
sekarang UMKM masih menghadapi berbagai masalah klasik antara lain
rendahnya produktifitas, kesulitan akses terhadap permodalan, pasar, teknologi
dan informasi, serta rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Negara Indonesia merupakan Negara yang ekonominya sedang
berkembang dan hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sektor finansial
dan sektor riil.Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu dari
sektor riil yang paling banyak dijalani oleh pengusaha di Indonesia. Hal ini
dikarenakan pengelolaannya yang tidak sulit dan juga mudah untuk dilakukan
oleh pihak dari kalangan manapun serta tidak membutuhkan biaya yang besar
(Amanah, 2014: 1).
Hingga tahun 2011, tercatat sekitar 99,99 persen usaha di Indonesia adalah
UMKM, sedangkan 0,01 persen lainnya tergolong sebagai usaha besar. Jumlah
UMKM yang mencapai 53,82 juta unit mampu menyerap 99,40 juta tenaga kerja
Indonesia. Hal tersebut pun berpengaruh terhadap total Produk Domestik Bruto
(PDB) yang mencapai 57,12 persen. Kontribusi UMKM terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) menurut harga berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp
4.303.571,5 Milyar atau 57,12% dari total PDB. Jumlah terebut didapat dari
Usaha Mikro Rp 2.579.388,4 Milyar, Usaha Kecil Rp 722.012,8 Milyar, dan
Usaha Menengah Rp 1.002.170,3 Milyar. Akan tetapi, nilai-nilai tersebut masih
kurang dibandingkan dengan kontribusi Usaha Besar terhadap PDB menurut
harga berlaku yakni sebesar Rp 3.123.514,6 Milyar atau sekitar 42,06% dari total
PDB. Dinas Koperasi dan UMKM (2011) mencatat jumlah UMKM yang tersebar
di 1 kota dan 8 kabupaten di Bali pada tahun 2010 sebanyak 239.357 unit usaha.
UMKM di wilayah Bali sebagian besar bergerak di sektor usaha perdagangan,
yaitu sebanyak 105.342 unit usaha atau sebesar 44,01% dari keseluruhan jumlah
UMKM di Bali (Insani, 2013: 4).
Tidak kalah dengan perkembangan sektor usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) di kabupaten lain di Bali, pertumbuhan sektor ini di
Kabupaten Buleleng juga sangat tinggi. Jenis usaha yang digeluti pelaku UMKM
di kabupaten paling utara Bali itu lebih variatif dan prospektif. Mengacu kepada
Riset Bank Indonesia pada pertengahan tahun 2012, yang menyatakan bahwa
sekitar 13.677 unit UMKM yang tersebar di bali menandakan bahwa peran
strategis UMKM ini sebagai sektor potensial penopang penggerak ekonomi
masyarakat bali.
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
perkembangan UMKM belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas
UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas.
Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UMKM yaitu:
rendahnya kualitas SDM UMKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan
teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UMKM, dan
terbatasnya akses UMKM terhadap permodalan, informasi, teknologi dan pasar,
serta faktor produksi lainnya.
Seiring dengan peran strategis UMKM sebagai sektor potensial penopang
penggerak ekonomi masyarakat bali maka sektor UMKM dalam aktivitas dan
perkembangannya dihadapkan pada berbagai persoalan-persoalan yang
memerlukan pertimbangan-pertimbangan dalam penyelesaiannya. Sehingga,
dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pimpinan sebuah perusahaan maupun
sebagai seorang pelaku bisnis mereka seringkali dihadapkan pada berbagai
keputusan yang harus segera diambil. Setiap pelaku bisnis tentu saja menyadari
akan pentingnya peran sebuah keputusan dalam mendukung berlangsungnya
aktivitas perusahaan. Bahkan seringkali keputusan-keputusan yang akan diambil
selalu diiringi oleh permasalahan-permasalahan yang terjadi, seperti konflik,
ketidakadilan, kerugian biaya dan waktu, pemilihan lokasi bisnis, serta berbagai
persoalan lainnya.
Keputusan merupakan suatu proses penelusuran masalah yang berawal
dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya
kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan
digunakan sebagai pedoman dasar dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
begitu besarnya pengaruh yang akan terjadi jika seandainya rekomendasi yang
dihasilkan tersebut terdapat kekeliruan atau adanya kesalahan-kesalahan yang
tersembunyi karena faktor ketidakhati-hatian dalam melakukan pengkajian
masalah (Fahmi, 2014: 38).
Suatu keputusan dapat dikatakan baik jika berdasarkan pada analisa yang
dilakukan secara menyeluruh atau komprehensif. Melalui penganilisaan secara
menyeluruh atau komprehensif maka akan menghasilkan pula kesimpulan yang
komprehensif. Menurut Robbins dan Coulter (1999: 172) keputusan merupakan
suatu pilihan yang dibuat dari dua atau lebih alternatif. Lahirnya suatu keputusan
sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan watak yang dimiliki oleh oleh seorang
individu, dan ini bisa saja dipengaruhi oleh persepsi seorang individu terhadap
suatu masalah, misalnya saja cara dia memandang masalah tersebut.
Agar proses dalam pengambilan keputusan dapat lebih mudah dan
menghasilkan keputusan yang komprehensif dan juga fokus maka kiranya
penggunaan laporan keuangan (financial report) dapat memudahkan para manajer
maupun pihak lainnya untuk melihat suatu suatu keputusan yang diambil secara
lebih terang dan tepat.
Financial performance (kinerja keuangan) digunakan oleh pengguna
informasi (stakeholders) untuk pengambilan keputusan bisnis, terutama oleh para
pelaku bisnis. Financial performance juga digunakan oleh pihak manajemen
dalam merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan segala permasalahan
yang dihadapi perusahaan. Pengambilan keputusan bisnis menggunakan laporan
keuangan merupakan suatu langkah penting yang menentukan keberhasilan
perusahaan.
Informasi keuangan suatu usaha bisnis dapat diperoleh melalui catatan
keuangan atau laporan keuangan. Melalui informasi keuangan tersebut selanjutnya
dapat dilakukan analisis menggunakan rasio-rasio keuangan. Sedangkan informasi
non-keuangan dapat diperoleh melalui penerapan manajemen apakah sudah sesuai
dengan kaidah-kaidah dan konsep manajemen yang berlaku.
Diantara tujuannya melakukan ekspansi usaha, sektor usaha mikro
dihadapkan pada kendala kesulitan untuk memperoleh modal usaha dan minimnya
pemahaman atas penyusunan pembukuan. Bahkan sebagian besar UMKM belum
menerapkan penyusunan pembukuan yang baik dan benar. Dimana saat ini masih
banyaknya terdapat sektor usaha mikro yang kesulitan dalam melakukan akses
dengan sektor perbankan. Minimnya akses ke sektor perbankan tersebut
diakibatkan oleh kesulitan dalam hal persyaratan yang harus dipenuhi dalam
meminjam kredit untuk modal usaha seperti persyaratan agunan maupun jaminan.
Padahal jika dilihat sektor usaha mikro sebenarnya telah masuk dalam kategori
visible namun belum bankable. Sedangkan usaha menengah banyak yang mampu
untuk mengakses sektor perbankan. Seperti yang dikatakan Sekretaris
Kementerian Koperasi dan UKM yaitu jumlah pelaku UKM yang bisa mengakses
kredit dari lembaga keuangan formal atau perbankan di Indonesia hanya sekitar 12
persen dari total jumlah UKM di Indonesia yang mencapai 55,2 juta UKM. Hal
tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu produk bank yang tidak sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi UKM. Selain itu akibat adanya anggapan
berlebihan terhadap besarnya resiko kredit terhadap UKM. Faktor lainnya juga
karena biaya transaksi kredit UKM yang masih dianggap relatif tinggi. Umumnya
kredit perbankan diselenggarakan atas dasar pertimbangan komersial sehingga
sulit diakses UKM (Bali Post, 2013).
Laporan keuangan adalah alat utama perusahaan untuk menyampaikan
informasi akuntansi kepada pihak luar perusahaan (SFAC No 1 (1978). Laporan
keuangan, umumnya terdiri dari neraca atau laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi (profit and loss) serta laporan perhitungan arus kas (Kieso dkk, 2002).
Arti penting dari program pengabdian pada masyarakat ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng dalam
penyusunan pembukuan dan laporan laba rugi (profit and loss).
1.2. Analisis Situasi
Kabupaten Buleleng adalah kabupaten terluas di Propinsi Bali dengan luas
daerah 1.365,88 km2 atau 24,25% dari luas Propinsi Bali
(www.bulelengkab.go.id). Selain sebagai daerah yang terluas, Kabupaten
Buleleng juga memiliki jumlah penduduk yang banyak, yaitu 575.038 jiwa (BPS
Bali, 2010 dalam Ardiana dan Sari, 2010). Jumlah penduduk yang banyak tersebut
sangat memungkinkan bagi pertumbuhan sektor UMKM di Kabupaten Buleleng.
Dimana, sebagian besar sektor UMKM di kabupaten Buleleng terdiri atas usaha
dagang.
Dinas Koperasi dan UMKM (2011) mencatat jumlah UMKM yang
tersebar di 1 kota dan 8 kabupaten di Bali pada tahun 2010 sebanyak 239.357 unit
usaha. UMKM di wilayah Bali sebagian besar bergerak di sektor usaha
perdagangan, yaitu sebanyak 105.342 unit usaha atau sebesar 44,01% dari
keseluruhan jumlah UMKM di Bali. Tidak kalah dengan perkembangan sektor
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kabupaten lain di Bali,
pertumbuhan sektor ini di Kabupaten Buleleng juga sangat tinggi. Jenis usaha
yang digeluti pelaku UMKM di kabupaten paling utara Bali itu lebih variatif dan
prospektif. Mengacu kepada Riset Bank Indonesia pada pertengahan tahun 2012,
yang menyatakan bahwa sekitar 13.677 unit UMKM yang tersebar di bali
menandakan bahwa peran strategis UMKM ini sebagai sektor potensial penopang
penggerak ekonomi masyarakat bali.
Hingga tahun 2011, tercatat sekitar 99,99 persen usaha di Indonesia adalah
UMKM, sedangkan 0,01 persen lainnya tergolong sebagai usaha besar. Jumlah
UMKM yang mencapai 53,82 juta unit mampu menyerap 99,40 juta tenaga kerja
Indonesia. Hal tersebut pun berpengaruh terhadap total Produk Domestik Bruto
(PDB) yang mencapai 57,12 persen. Kontribusi UMKM terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) menurut harga berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp
4.303.571,5 Milyar atau 57,12% dari total PDB. Jumlah terebut didapat dari
Usaha Mikro Rp 2.579.388,4 Milyar, Usaha Kecil Rp 722.012,8 Milyar, dan
Usaha Menengah Rp 1.002.170,3 Milyar. Akan tetapi, nilai-nilai tersebut masih
kurang dibandingkan dengan kontribusi Usaha Besar terhadap PDB menurut
harga berlaku yakni sebesar Rp 3.123.514,6 Milyar atau sekitar 42,06% dari total
PDB (Insani, 2013: 4).
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
perkembangan UMKM belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas
UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas.
Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UMKM yaitu:
rendahnya kualitas SDM UMKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan
teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UMKM, dan
terbatasnya akses UMKM terhadap permodalan, informasi, teknologi dan pasar,
serta faktor produksi lainnya.
Siklus akuntansi dimulai dengan menganalisis transaksi keuangan,
selanjutnya dicatat dalam jurnal, diposting ke buku besar, dan dibuat laporan.
Laporan yang dihasilkan antara lain: neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan
modal, dan laporan arus kas. Laporan keuangan adalah salah satu sumber
informasi penting yang dapat digunakan oleh pihak-pihak pengguna laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Penelitian Pinesti dan Kusuma (2013) mengenai Pengembangan Sistem
Penunjang Keputusan Kelayakan Ekonomi dan Finansial Bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah dengan menggunakan sebuah pedoman pengambilan keputusan
pengembangan investasi UMKM berbasis teknologi yaitu sistem penunjang
keputusan (decision support system atau DSS). Metode pengembangan sistem
yang digunakan yakni metode RAD dengan menggunakan Dotnet Framework dan
XML. Sedangkan untuk merancang sistem digunakan perancangan berbasiskan
UML. Pelaku UMKM dapat mengukur tingkat kelayakan dengan melihat masing-
masing aspek kelayakan meliputi aspek pemasaran, aspek produksi, aspek
manajemen SDM, aspek lingkungan serta aspek keuangan. Output dari aplikasi
DSS ini adalah analisis bisnis dari masing-masing aspek kelayakan tersebut yakni
analisis pemasaran, produksi, manajemen SDM, lingkungan serta analisis
keuangan. Dengan adanya Aplikasi DSS ini, diharapkan dapat memberikan
efektifitas dan efisiensi bagi para pelaku bisnis UMKM dalam melakukan
pengambilan keputusan terutama dalam hal perluasan atau pengembangan usaha
dari UMKM itu sendiri.
Penelitian Ediraras (2010) mengenai Akuntansi dan Kinerja UKM. Hasil
penelitian menunujukkan bahwa sebagian besar UKM telah menerapkan
akuntansi, dan dari hasil akuntansi tersebut dijadikan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan usaha. Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat
menyadarkan dan meletakkan tanggung jawab para pelaku UKM akan arti
pentingnya akuntansi terhadap kinerja usahanya, sehingga mereka mulai dan terus
menerapkan akuntansi untuk peningkatan UKM.
Penelitian Insani (2013) mengenai Family Funding dan Formal Funding
Pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Umkm) di Kabupaten Jepara. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa UMKM di Kabupaten Jepara lebih memilih
menggunakan formal funding daripada family funding dengan persentase 67%
formal funding dan 37% family funding. Dari 8 variabel yang diteliti ditemukan
ada 3 variabel yang mempengaruhi keputusan penggunaan formal funding yaitu
variabel pengalaman, bunga kredit, dan risiko usaha dengan variabel bunga kredit
sebagai variabel yang paling dominan. Kemudian ditemukan hanya ada 1 variabel
yang mempengaruhi family funding yaitu prosedur kredit.
Penelitian Anwar (2013) mengenai Analisis Pengaruh Aset, Keuntungan,
Lama Usaha, Persepsi Tingkat Bunga, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan Usia
Terhadap Keputusan UMKM Mengambil Kredit Perbankan (Studi Kasus:
Kabupaten Kudus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jumlah aset,
keuntungan, jenis kelamin, dan pendidikan berpengaruh positif signifikan
terhadap probabilitas UMKM mengambil kredit dari perbankan, sedangkan untuk
variabel persepsi tingkat bunga berpengaruh negatif signifikan, dan untuk variabel
lama usaha serta usia tidak berpengaruh signifikan.
Penelitian Harlyani (2013) mengenai Keputusan Nasabah Mengajukan
Kredit Usaha Mikro Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi
Keputusan Nasabah Mengajukan Kredit Usaha Mikro Pada Sahabat UKM-SMF
Cabang Samarinda. Hasil pengujian dengan uji t diketahui bahwa variabel people
merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap keputusan nasabah
mengajukan kredit usaha mikro pada “Sahabat UKM-Sampoerna Micro Finance
Cabang Samarinda”.
1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan analisi situasi dan kondisi empirik di atas, maka
permasalahan yang dialami oleh para pelaku UMKM adalah: sebagian besar
UMKM belum bisa membuat pembukuan sederhana dan laporan profit and loss
yang digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan bisnis. Berdasarkan
identifikasi permasalahan tersebut, maka permasalahan pokok yang hendak
dicarikan solusi dalam pengabdian masyarakat ini adalah: “bagaimanakah caranya
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pelaku UMKM dalam
membuat pembukuan sederhana dan penghitungan profit and loss dalam rangka
pengambilan keputusan bisnis?”. Melalui pelatihan dan pendampingan ini
diharapkan para pelaku UMKM dapat membuat pembukuan sederhana dan
menentukan laba rugi (profit and loss) usaha yang dilakukan, yang kemudian
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan bisnis yang
berkaitan dengan modal awal, biaya produksi, biaya finising, menentukan harga
jual yang sesuai dengan biaya produksi
1.4. Tujuan Kegiatan
Berdasarkan analisis siatuasi dan rumusan masalah di atas, maka yang
menjadi tujuan utama dalam program pegabdian pada masyarakat ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pelaku UMKM dalam
membuat pembukuan sederhana dan penghitungan laba rugi (profit and loss)
sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis. Secara rinci tujuan program
pengabdian masyarakat ini adalah untuk:
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembuatan pembukuan
sederhana bagi para pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng dalam rangka
pengambilan keputusan bisnis.
2. Meningkatkan keterampilan penghitungan laba rugi (profit and loss) dan
mengadakan pendampingan bagi pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng
dalam rangka pengambilan keputusan bisnis.
3. Meningkatkan pendapatan para pelaku UMKM melalui informasi yang
didapatkan dari laporan keuangan.
1.5. Manfaat Kegiatan
Berdasarkan tujuan program pengabdian masyarakat di atas, maka secara
realistik implementasi pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan dan
perhitungan laba rugi (profit and loss) bagi pelaku UMKM di kabupaten Buleleng
sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Para Pelaku UMKM, pelatihan pembuatan pembukuan sederhana ini akan
sangat membantu mereka dalam pengelolaan kas, sehingga mereka dapat
mengetahui keuntungan dan kerugian yang diperoleh untuk kemudian
dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis.
2. Para karyawan, dengan adanya sistem pembukuan, maka semua modal
usaha dan biaya produksi dapat terhitung dengan baik dan meningkatkan
pengetahuan mereka.
3. Kabupaten Buleleng, peningkatan pendapatan UMKM akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Buleleng dan meningkatkan pendapatan asli
daerah (PAD) dari sektor retribusi dan pajak pendapatan yang dapat
dijadikan untuk melaksanakan berbagai program yang direncanakan oleh
daerah.
1.6. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran strategis dalam kegiatan ini adalah pelaku UMKM yang
ada di Kabupaten Buleleng. Dimana pertumbuhan sektor UMKM di Kabupaten
Buleleng juga sangat tinggi jika dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Bali.
Jenis usaha yang digeluti pelaku UMKM di kabupaten paling utara Bali tersebut
lebih variatif dan prospektif. Selain itu, sebagian besar UMKM belum
menerapkan pembukuan yang baik dan benar sehingga mereka seringkali
mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan bisnis. Padahal informasi
akuntansi atau keuangan merupakan syarat penting yang harus dimiliki dan
diketahui oleh para pengambil keputusan (pelaku bisnis / stakeholders).
1.7. Keterkaitan
Kegiatan ini memiliki keterkaitan yang sangat mutualis dengan pihak
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Buleleng, dan
diharapkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini maka akan diperoleh
manfaat yang sangat esensial dan aplikatif dalam kaitannya dengan upaya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pelaku UMKM.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1. Kerangka Pemecahan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan di lokasi rencana
program ini akan dilaksanakan, diperoleh kesimpulan bahwa ada seperangkat
permasalahan yang saat ini dihadapi oleh para pengelola UMKM, yaitu: (1)
sebagian besar pelaku UMKM belum bisa membuat pembukuan sederhana yang
digunakan sebagai dasar dalam menentukan keputusan bisnis, (2) pelaku UMKM
sering kesulitan dalam mengelola kas-nya, sehingga mereka tidak mengetahui
keuntungan maupun kerugian dari usahanya. Salah satu alternatif yang dipandang
cukup visibel untuk dilakukan adalah dengan melaksanakan pelatihan dan
pendampingan dalam membuat pembukuan sederhana dan penghitungan laba rugi
( profit and loss ). Melalui pelatihan ini diharapkan para pelaku UMKM dapat
membuat pembukuan sederhana yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
mengambil keputusan bisnis seperti biaya produksi, menentukan harga jual yang
sesuai dengan biaya produksi dan menentukan laba rugi usaha yang dilakukan.
Pelatihan dan pembukuan dan penghitungan laba rugi (profit and loss)
bagi para pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng, akan diawali dengan orientasi
lapangan, dilanjutkan dengan identifikasi masalah, studi literatur, dan
oprasionalisasi kegiatan. Orintasi lapangan dan identifikasi masalah adalah cara
untuk lebih mengenali masalah yang dihadapi oleh para pelaku UMKM di
Kabupaten Buleleng, sehingga dari sana bisa dicarikan alternatif pemecahan
masalahnya. Kegiatan selanjutnya adalah mencari solusi terhadap permasalahan
yang dialami oleh para pelaku UMKM melalui studi literatur. Terakhir adalah
pelaksanaan program sebagaimana telah disepakati bersama. Untuk memperlancar
pelatihan dengan sistem kelompok ini, maka para pengerajin yang ada di
Kabupaten Buleleng akan dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing
kelompok akan mendapatkan paket pelatihan dengan materi yang sama.
2.2. Metode Pelaksanaan Program
Sesuai dengan fokus masalah dan tujuan dari kegiatan ini, maka metode
yang digunakan adalah metode pelatihan dan pendampingan terprogram dengan
sistem kelompok yang bersifat terminal. Artinya untuk melatih pelaku UMKM,
akan dilakukan program pelatihan dan pendampingan secara terjadwal kepada
setiap kelompok usaha. Pelatihan dan pendampingan tersebut akan menggunakan
sistem kelompok, dimana kepada setiap kelompok usaha akan diberikan satu
paket program pelatihan dan pendampingan yang dilakukan secara demokratis,
yang diawali dengan pengenalan pengetahuan dan keterampilan tentang
pembukuan sederhana, kemudian dilanjutkan dengan praktek langusung membuat
pembukuan sederhana dengan tutor dari Undiksha Singaraja (Akhli Akuntansi),
kemudian kepada mereka akan dikondisikan untuk bisa membuat pembukuan
sederhana secara mandiri dengan tetap didampingi oleh tim pelaksana/tutor.
Setelah dianggap mahir maka tim pelaksana akan melanjutkan pelatihan dan
pendampingan pada kelompok usaha lainnya dengan prosedur yang sama. Lama
pelaksanaan kegiatan adalah 6 (enam) bulan yang dimulai dari tahap pengajuan
proposal, perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi dengan melibatkan
kelompok-kelompok usaha sektor UMKM di kabupaten Buleleng. Pada akhir
program setiap peserta akan diberikan sertifikat sebagai tanda bukti partisipasi
mereka dalam kegiatan ini.
Adapun materi yang diberikan selama pelatihan meliputi : (1) pentingnya
pembukuan sederhana dalam usaha, (2) keuntungan penggunaan pembukuan
dalam menjalankan usaha, (3) pengitungan laba rugi (profit and loss) dengan
sistem pembukuan dan (4) dokumentasi alat-alat poduksi melalui pembukuan.
2.3. Rancangan Evaluasi
Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka
akan dilakukan evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, evaluasi
akhir, dan evaluasi tindak lanjut. Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan
tutor/pakar dari Undiksha Singaraja. Kriteria dan indikator pencapaian tujuan dan
tolak ukur yang digunakan untuk menjustifikasi tingkat keberhasilan kegiatan
dapat diuraikan pada tabel berikut :
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Kegiatan
No Jenis Data Sumber
Data
Indikator Kriteria
Keberhasilan
Instrumen
1. Pengetahuan dan
keterampilan
tentang
pembukuan
sederhana
Pelaku
UMKM
Pengetahuan
dan
keterampilan
pelaku UMKM
Terjadi perubahan
yang positif
terhadap
pengetahuan dan
keterampilan
pelaku UMKM
Pedoman
wawancara
2. Keterampilan
para pelaku
UMKM dalam
membuat
pembukuan
sederhana sesuai
dengan yang
dilatih
Pelaku
UMKM
Keterampilan
pelaku UMKM
Terjadinya
perubahan yang
positif terhadap
keterampilan
pelaku UMKM
Pedoman
wawancara
dan format
observasi
3. Kemampuan dan
keterampilan
pelaku UMKM
menggunakan
pembukuan
dalam usaha
Pelaku
UMKM
Pengetahuan
dan
keterampilan
pelaku UMKM
Terjadinya
perubahan
kemampuan dan
keterampilan pada
pelaku UMKM
Pedoman
wawancara
dan format
observasi
Pada kegiatan pelatihan dan pendampingan ini, pelaku UMKM yang ada
di Kabupaten Buleleng akan dilibatkan secara kolaboratif dari awal sampai akhir
kegiatan. Para pelaku UMKM akan dilibatkan dalam merencanakan program,
penjadwalan kegiatan, ikut serta dalam pelatihan sampai pada tahap uji coba
produk pelatihan. Untuk uji coba produk hasil pelatihan ini akan dilakukan pada
semua jenis usaha yang mendapatkan pelatihan dan pendampingan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Kegiatan
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM di
Kabupaten Buleleng dalam kaitannya dengan mengembangkan kemampuan dan
keterampilan membuat pembukuan serta penghitungan profit and loss (laba rugi)
untuk menentukan pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan
usahanya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis, maka program
pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan
bagi para pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng. Pelatihan membuat pembukuan
serta penghitungan profit and loss untuk menentukan pendapatan dan biaya yang
dikeluarkan oleh pelaku UMKM sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis
dilakukan pada bulan Mei di Desa Kerobokan Kecamatan Sawan dengan
mendatangkan tim pakar dari Universitas Pendidikan Ganesha, khususnya pakar
pembukuan dari jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Adapun alur
pelatihan membuat pembukuan dan penghitungan profit and loss dimulai dari, 1)
Tahap persiapan, yang terdiri dari tahap : (a) penyiapan bahan administrasi sesuai
dengan kebutuhan pelaksanaan pelatihan, (b) melakukan koordinasi dengan para
pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng, (c) menyiapkan materi pelatihan, (d)
menyiapkan narasumber yang memiliki kompetensi sesuai dengan target dan
tujuan pelatihan (pakar Akuntansi), dan (e) menyiapkan jadwal pelatihan selama 1
hari efektif, 2) tahap pelaksanaan, yang terdiri dari : (a) melakukan pelatihan
membuat pembukuan dan penghitungan profit and loss yang dilaksanakan di Desa
Kerobokan Kecamatan Sawan, (b) simulasi terbatas membuat pembukuan serta
profit and loss yang telah dibuat dalam pelatihan, dan 3) tahap evaluasi, yang
terdiri dari (a) persentasi hasil pelatihan, (b) koreksi dari pakar, dan (c)
memberikan hasil membuat pembukuan serta laporan profit and loss untuk
menentukan pendapatan dan biaya-biaya usaha yang dibuat dalam pelatihan.
Pada pelatihan membuat pembukuan serta penghitungan profit and loss
untuk menentukan pendapatan dan biaya-biaya usaha pada para pelaku UMKM
terlebih dahulu diberikan pemahaman mengenai pentingnya penggunaan
pembukuan dalam melaksanakan usaha dan pengambilan keputusan bisnis.
Banyak orang malas membuat pembukuan untuk usahanya. Sehingga fenomena
tersebut merupakan fakta yang sering dihindari oleh para pengusaha, khususnya
mereka para pengusaha baru sebab kualitas sumber daya manusia yang menguasai
pembukuan ini masih sangat kurang. Jika dilihat secara teoritis, pembukuan
merupakan proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan
data dan informasi keuangan suatu perusahaan atau organisasi. Pencatatan itu
meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga
perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun
laporan keuangan berupa neraca , dan laporan laba rugi untuk periode tahun fiskal
tersebut.
Pembukuan sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha dalam
kondisi untung/rugi. Selain itu dengan membandingkan kondisi keuangan tahun
sebelumnya dengan tahun saat ini, maka kita dapat mengetahui apakah perusahaan
memiliki kenaikan laba, atau justru sebaliknya malah merugi. Beberapa hal yang
menjadi parameter sukses tidaknya sebuah perusahaan/usaha ada banyak, yaitu:
kinerja SDM, kinerja keuangan, kinerja operasi dan sebagainya. Walau demikian
semuanya akan berujung pada satu keputusan yaitu perusahaan itu untung atau
tidak. Sehingga membuat parameter kinerja keuangan menjadi sangat berperan
bagi perusahaan. Pembukuan dapat digunakan sebagai alat kontrol keuangan
usaha. Kita dapat mengetahui biaya-biaya mana yang tidak perlu, biaya mana
yang merupakan pemborosan (inefisiensi). Sehingga biaya tersebut dipotong dan
akan mengefisienkan usaha dengan lebih baik. Tanpa adanya pembukuan, hal
tersebut tidak akan mungkin bisa dilakukan, karena secara nyata angka itu tidak
pernah tercatat. Pembukuan dapat dijadikan alat pengambilan keputusan.
Mengapa demikian? Karena dengan melihat perkembangan keuangan dari tahun
ke tahun, kita dapat melihat, haruskah perusahaan berinvestasi kembali ke alat-
alat produksi misalnya (jika memiliki banyak uang kas), atau fokus pada
pemasaran (jika angka penjualan turun) atau keputusan-keputusan lainnya, yang
didasarkan pada kondisi keuangan saat ini. Dengan melakukan pembukuan berarti
kita sudah berperan sebagai warga negara yang baik, yaitu dengan melaporkan
pajak hasil usaha yang dilakukan. Perhitungan pajak didasarkan pada laporan
keuangan usaha yaitu dari neraca dan laporan laga rugi. Pembukuan usaha, yang
nantinya berakhir ke dalam bentuk laporan keuangan dapat digunakan sebagai
dasar, layak tidaknya usaha tersebut jika menerima tambahan modal dari pihak
lain seperti investor, pihak perbankan, dan perusahaan ventura. Dasar laporan
keuangan ini merupakan ketentuan wajib bagi lembaga keuangan untuk
berinvestasi di perusahaan tersebut, karena laporan keuangan ini menunjukkan
baik tidaknya kondisi perusahaan, dilihat dari untung-rugi, efisien-boros, dan
pengelolaan aset usaha.
Salah satu tantangan bagi para pelaku UMKM dalam mengembangkan
usahanya adalah masalah membuat dan mengembangkan pembukuan untuk usaha
yang mereka jalankan. Masalah management bisnis kerap menjadi kendala besar
terutama bagi para pelaku usaha kecil atau orang yang baru terjun ke dunia bisnis,
termasuk pelaku UMKM, tidak hanya menyangkut cara mengelola produk atau
produksinya, namun yang kerap menjadi kendala adalah pada pengelolaan
keuangannya. Belum lagi semua bidang tak jarang diurus seorang diri sehingga
menyebabkan perkembangan usahanya menjadi kurang baik dan tentu saja
mengancam kelangsungan bisnisnya. Sebenarnya hampir semua bagian dalam
sebuah pengelolaan usaha merupakan kendala sekaligus tantangan yang dihadapi
para pelaku UMKM. Sejumlah riset menemukan bahwa masalah manajemen
keuangan merupakan problem utama yang sering muncul. Kendala ini terutama
tumpang tindihnya antara pengelolaan keuangan bisnis dengan keuangan
keluarga. Akibatnya, selain terhambatnya perkembangan bisnis, dampaknya juga
berimbas pada pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Forum Daerah Usaha Kecil
dan Menengah (Dorda UKM) Yogyakarta juga pernah melakukan riset kecil-
kecilan tetang kendala utama yang dialami para pelaku bisnis UKM. Ternyata,
masalah pemasaran justru lebih mendominasi problem tersebut. Tak sedikit
pelaku UKM yang mampu membuat produk yang berkualitas dengan standar
tinggi, namun kesulitan dalam memasarkannya. Dengan kata lain, manajemen
pemasaran menjadi hambatan untuk pengembangan usaha mereka. Seperti yang
ditulis para pengusaha kecil “Tips Memulai Usaha Kecil” jika anda baru pertama
kali terjun ke dunia bisnis anda tak perlu teori apapun untuk menjalankan dan
mengembangkan usaha anda. Langsung jalankan saja, dan apapun tantangan dan
hambatan yang anda alami merupakan pengalaman yang sangat berharga yang
dapat menjadikan anda menjadi besar. Rasanya kita semua tentu paham dan
sepakat bahwa untuk menjadi besar haruslah berangkat dari yang kecil terlebih
dahulu. Tak ada pengusaha besar dan sukses saat ini yang tidak dimulai dari hal
kecil. Kalau pun ada, mungkin mereka adalah anak-anak pengusaha yang masuk
untuk meneruskan bisnis orang tuanya yang memang sudah besar. Dan
jumlahnya, mungkin bisa dihitung dengan jari, dan itu bukan merupakan contoh
yang baik dalam membangun sebuah bisnis. Menurut para peserta pelatihan,
selama ini mereka tidak menggunakan pembukuan untuk menjalankan usahanya
disebabkan karena beberapa faktor, yaitu; (1) sebagian besar pelaku UMKM
memiliki pengetahuan tentang pembukuan yang sangat minim (kurang memadai),
sehingga secara rasional tidak mengetahui bagaimana cara membuat pembukuan,
(2) hampir semua pelaku UMKM menjadikan keuangan keluarga dengan
keuangan usaha menjadi satu, dan tak jarang harus saling melengkapi satu dengan
lainnya, sehingga tidak mungkin bisa mengetahui mana pendapatan atau
keuntungan usahanya (3) biaya-biaya usaha yang dikeluarkan dalam menjalankan
usaha tidak dihitung terlebih dahulu, sehingga terkadang terjadi pembengkakan
biaya operasional sehingga sangat sulit untuk menentukan laba usaha, (4) menurut
persepsi pelaku Usaha Mikro dan Kecil tidak perlu membuatkan pembukuan,
karena akan menyebabkan sebakin banyak waktu tersita untuk membuatkan
pembukuan, dan (5) pembukuan menurut masyarakat masih terlalu sulit untuk
dibuat dan membutuhkan waktu yang sangat banyak untuk membuatnya. Kondisi
ini menyebabkan masyarakat menjadi malas untuk membuatkan pembukuan bagi
usahanya. Implikasinya adalah sering sekali para pelaku UMKM mengalami
kerugian karena kesalahan modal dasar yang mengakibatkan penurunan pada
penjualan.
Laporan keuangan menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan selama satu periode. Selain itu, laporan keuangan juga menunjukkan
kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan. Suatu laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk
pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi apa
yang akan terjadi di masa mendatang. Semakin baik kualitas laporan keuangan
yang disajikan maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal dalam melihat
kinerja keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas
dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau
aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Juminang (2008:2)
menyatakan, Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak yang
berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak–
pihak yang berkempentingan tersebut diantaranya manajemen, pemilik, kreditor,
investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintah, dan masyarakat umum. Jusup
(2005:11) menyatakan, Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi.
Dalam definisi ini disebutkan bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang
meliputi (1) pencatatan, (2) penggolongan, (3) peringkasan, (4) pelaporan, dan (5)
penganalisisan data keuangan dari suatu organisasi. Kegiatan pencatatan dan
penggolongan adalah proses yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang
setiap kali terjadi transaksi keuangan. Sedangkan kegiatan pelaporan dan
penganalisisan biasanya hanya dilakukan pada waktu tertentu. Dari pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang
menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang
menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.
Sebenarnya laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang
berguna bagi para pemakai laporan, terutama sebagai dasar pertimbangan dalam
proses pengambilan keputusan. Laporan akuntansi ini dinamakan laporan
keuangan. Laporan keuangan merupakan produk akhir dari serangkaian proses
pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Seorang akuntan diharapkan
mampu untuk mengorganisir seluruh data akuntansi hingga menghasilkan laporan
keuangan dan bahkan harus dapat menginterpretasikan serta menganalisis laporan
keuangan yang dibuatnya. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan
secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai
posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.
Sedangkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2004:25) menyatakan, “ Tujuan
laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-
keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewerdship)
manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan pada
mereka” . Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama laporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi keuangan kepada pemakai informasi keuangan untuk
mengetahui posisi, kinerja dan perubahan posisi keuangan perusahaan serta
digunakan dalam pengambilan keputusan. Secara prinsip pembukuan atau laporan
keuangan terdiri dari beberapa komponen yang sangat urgen untuk sebuah
perusahaan untuk mengetahui sehat tidaknya sebuah usaha.
Menurut Standar Akuntansi Keungan (2004), menyatakan bahwa laporan
keuangan terdiri dari:
a) Neraca
Neraca atau sering disebut juga laporan posisi keuangan. Menurut Jusuf
(2001:21) neraca adalah suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta
kekayaan), kewajiban dan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Neraca dibuat
dengan maksud untuk menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada saat
tertentu.
Komponen neraca antara lain:
1. Aktiva (asset) yang terdiri atas akitva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain.
2. Kewajiban (liability) yang terdiri atas kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang.
3. Modal yang terdiri dari Modal setor dan Laba yang ditahan.
b) Laporan Laba rugi
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menunjukan pendapatan-
pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.
Selisih antara pendapatan dengan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi
yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut
laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang
menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan juga merupakan tali
perhubungan dua neraca yang berurutan.
Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil
operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain, laporan laba-
rugi menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dalam
upaya mencapai tujuannya. Hasil operasi perusahaan diukur dengan
membandingkan antara pendapatan perusahaan tersebut (Jusuf, 2001:24). Apabila
pendapatan lebih besar daripada biaya, maka perusahaan dikatakan memperoleh
laba. Sedangkan apabila terjadi sebaliknya dimana biaya yang dikeluarkan lebih
besar daripada pendapatan yang diperoleh, maka perusahaan dikatakan rugi.
c) Laporan Perubahan Modal
Menurut Astuti (2012: 155), laporan perubahan modal menyediakan
informasi peningkatan atau penurunan modal pemilik dalam periode akuntansi
tertentu. Tambahan modal pemilik dan laba bersih merupakan hal yang dapat
meningkatkan modal pemilik, sedangkan rugi, prive atau pembagian deviden
merupakan pengurang modal pemilik. Informasi yang disajikan dalam laporan
perubahan modal berkaitan dengan laporan laba rugi yang telah tersusun
sebelumnya. Oleh karenanya, sangat tidak mungkin untuk menyusun laporan
perubahan modal tanpa sebelumnya menyusun laporan laba rugi terlebih dahulu.
d) Laporan Arus Kas
Menurut Kasmir (2008:29), laporan arus kas adalah laporan yang
menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang
berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas terdiri
dari arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode
tertentu. Laporan arus kas terdiri atas:
1. Kas dari atau untuk kegiatan operasional
2. Kas dari atau untuk kegiatan investasi
3. Kas dari atau untuk kegiatan pendanaan
e) Catatan atas Laporan Keuangan
Isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan
akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi.
Bilamana penjelasan tiap akun neraca dan laba rugi masih perlu dirinci, maka
dijabarkan dalam lampiran. Penjelasan tiap-tiap akun merinci akun-akun dalam
neraca dan laba rugi. Dengan membaca perincian ini akan dapat dilihat bagaimana
perilaku akun secara lebih detail. Dalam penjelasan per akun akan diinformasikan
berbagai hal, misalnya tingkat suku bunga hutang bank dan sebagainya. Kalau
semua komponen tersebut sudah dibuat dalam perusahaan maka dapat dipastikan
semuam aktivitas usaha yang dilakukan akan terekam dengan baik.
3.2. Pembahasan
Setelah diberikan pelatihan dan pendampingan para pelaku UMKM yang
ada di Kabupaten Buleleng mengakui mereka memiliki kemampuan dan
keterampilan yang memadai dalam membuat pembukuan yang digunakan untuk
menghitung aliran masuk dan keluarnya dana. Adapun hasil dari kegiatan
pelatihan pembukuan dan penghitungan profit and loss yang telah dirasakan oleh
para pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng, yaitu: (1) sebagian besar para pelaku
UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng belum bisa membuat pembukuan
sederhana yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis
seperti menentukan modal, pengeluaran biaya-biaya serta harga jual barang yang
dihasilkan dalam kegiatan usahanya, namun sekarang setelah diberikan pelatihan
mengaku tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual,
modal usaha, pendapatan dan biaya-biaya usaha, (3) Pengeluaran untuk kegiatan
usaha sekarang bisa diefisiensi, artinya dapat ditentukan biaya-biaya yang dirasa
kurang efisien dapat dikurangi, (4) penentuan gaji (upah) bagi karyawan yang
diajak bekerja sekarang sudah ditentukan terlebih dahulu, disesuaikan dengan
pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha.
Tabel 2. Indikator Keberhasilan Kegiatan
No Jumlah
Pelaku
UMKM
Indikator Target
Keberhasilan
Instrumen Produk
1. 10 Orang Pengetahuan
dan
keterampilan
pelaku UMKM
Terjadi perubahan
yang positif
terhadap
pengetahuan dan
keterampilan
pelaku UMKM
sebesar 100%
Pedoman
wawancara
Modul
tentang
pembukuan
dan
penghitung
an L/R
2. 10 Orang Keterampilan
pelaku UMKM
Terjadinya
perubahan yang
positif terhadap
keterampilan
pelaku UMKM
sebesar 100%
Pedoman
wawancara
dan format
observasi
Pembukuan
dan
Penghitung
an L/R
Usaha
3. 10 orang Pengetahuan
dan
keterampilan
pelaku UMKM
Terjadinya
perubahan
kemampuan dan
keterampilan pada
pelaku UMKM
sebesar 100%
Pedoman
wawancara
dan format
observasi
Pembukuan
dan
penghitung
an L/R
Usaha
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pelatihan membuat pembukuan dan penghitungan profit and loss sebagai
dasar pengambilan keputusan bisnis bagi pada UMKM di Kabupaten Buleleng ini
dilakukan pada bulan Mei 2015 di Desa Kerobokan Kecamatan Sawan Kabupaten
Buleleng dengan mendatangkan tim pakar dari Universitas Pendidikan Ganesha,
khususnya pakar pembukuan dari jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Adapun alur pelatihan membuat pembukuan dan penghitungan profit and
loss sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis bagi UMKM di Kabupaten
Buleleng ini dimulai dari, Tahap persiapan, yang terdiri dari tahap : (a) penyiapan
bahan administrasi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pelatihan, (b)
melakukan koordinasi dengan para pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng, (c)
menyiapkan materi pelatihan, (d) menyiapkan narasumber yang memiliki
kompetensi sesuai dengan target dan tujuan pelatihan (pakar Akuntansi), dan (e)
menyiapkan jadwal pelatihan selama 1 hari efektif, 2) tahap pelaksanaan, yang
terdiri dari : (a) melakukan pelatihan membuat pembukuan dan penghitungan
profit and loss yang dilaksanakan di Desa Kerobokan Kecamatan Sawan, (b)
simulasi terbatas membuat pembukuan serta profit and loss yang telah dibuat
dalam pelatihan, dan 3) tahap evaluasi, yang terdiri dari (a) persentasi hasil
pelatihan, (b) koreksi dari pakar, dan (c) memberikan hasil membuat pembukuan
serta laporan profit and loss untuk menentukan pendapatan dan biaya-biaya usaha
yang dibuat dalam pelatihan.
Adapun hasil dari kegiatan pelatihan pembukuan dan penghitungan profit
and loss yang telah dirasakan oleh para pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng,
yaitu: (1) sebagian besar para pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng
belum bisa membuat pembukuan sederhana yang digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan bisnis seperti menentukan modal, pengeluaran biaya-
biaya serta harga jual barang yang dihasilkan dalam kegiatan usahanya, namun
sekarang setelah diberikan pelatihan mengaku tidak lagi mengalami kasus
kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan dan biaya-
biaya usaha, (3) Pengeluaran untuk kegiatan usaha sekarang bisa diefisiensi,
artinya dapat ditentukan biaya-biaya yang dirasa kurang efisien dapat dikurangi,
(4) penentuan gaji (upah) bagi karyawan yang diajak bekerja sekarang sudah
ditentukan terlebih dahulu, disesuaikan dengan pendapatan yang diperoleh dari
hasil usaha.
4.2. Saran
Berdasarkan pada proses pelatihan dan pendampingan yang dilakukan
pada pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng, ada beberapa hal yang bisa dijadikan
rekomendasi dari pelaksanaan pengabdian masyarakat ini:
1. Sebaiknya setiap pelaku UMKM untuk menjaga kelangsungan usahanya
dapat mengembangkan sistem pembukuan yang baik dan benar terutama
penghitungan laba rugi (profit and loss) untuk mengetahui pendapatan dan
biaya usaha segingga nantinya dapat menjamin kesehatan usaha yang
dijalankan.
2. Semestinya pemerintah daerah, melalui Dinas Koprasi dan UMKM selalu
memberikan pembinaan dan pelatihan bagi para pelaku UMKM yang ada
di Kabupaten Buleleng, karena hasil usaha yang mereka dapatkan turut
menyumbang anggaran dan pendapatan belanja daerah Kabupaten
Buleleng.
Daftar Pustaka
Harapan, Sofyan Syafri. 2001. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi 1.
Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada.
Hanafi, Mahmud M. dan Abdul Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Ke-4. Cetakan Pertama. Yogyakarta : UPP STIM YKP
Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat
Juminang. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara
_______. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Jusup, Al. Haryono. 2005. Dasar-Dasar Akuntansi. Edisi 6. Cetakan Ke-5.
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta . PT Raja Grafindo Persada.
Aisyah, M, N., Nugroho, M, A., dan Sagoro, E, M. 2013. Pengaruh Technology
Readiness Terhadap Penerimaan Teknologi Komputer Pada UMKM Di
Yogyakarta. Laporan Penelitian. Fakultas Ekonomi: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Amanah, S. 2013. Analisis Penerapan Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Kecil
Dan Menegah Binaan Dinas Koperasiumkm Perindustrian Dan
Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota. Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Download: http:
www.google.com. Diakses tanggal 20 Agustus 2014. Pukul 21.00 Wita.
Anwar, A. 2013. Analisis Pengaruh Aset, Keuntungan, Lama Usaha, Persepsi
Tingkat Bunga, Jenis Kelamin, Pendidikan, Dan Usia Terhadap
Keputusan UMKM Mengambil Kredit Perbankan (Studi Kasus:
Kabupaten Kudus). Skripsi. Download: http://www.google.com.
Diakses tanggal 20 Agustus 2014. Pukul 20.15 Wita.
Ediraras, D, T. 2010. Akuntansi dan Kinerja UMKM. Jurnal Ekonomi Bisnis No.
2, Volume 15, Agustus.
Fahmi, I., Syahiruddin, dan Hadi, Y, L. 2009. Studi Kelayakan Bisnis; Teori dan
Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Fahmi, I. 2014. Etika Bisnis; Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta.
Harlyani, H. 2013. Keputusan Nasabah Mengajukan Kredit Usaha Mikro Faktor-
Faktor Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah
Mengajukan Kredit Usaha Mikro Pada Sahabat UKM-SMF Cabang
Samarinda. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.1, No.1, Februari 2013:8-
16.
Insani, F, A. 2013. Family Funding Dan Formal Funding Pada Usaha Mikro,
Kecil, Dan Menengah (UMKM) Di Kabupaten Jepara. Skripsi.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis: Universitas Diponegoro.
Download://http: www.google.com. Diakses tanggal 20 Agustus 2014.
Pukul 20.00 wita.
Pinesti, M., dan Kusuma, W. 2013. Pengembangan Sistem Penunjang Keputusan
Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah. Program Magister Manajemen Sistem Informasi,
Universitas Gunadarma.
Ravelia dan Rahmawati. 2009. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Perusahaan Perbankan Publik Di Indonesia Pada Masa Selama Krisis
Dan Setelah Krisis Ekonomi. Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1 Vol. 14,
April.
Septiarini, N. L. S. dan Ramantha, I. W. 2014. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal
Dan Rasio Penyaluran Kredit Terhadap Profitabilitas Dengan
Moderasi Rasio Kredit Bermasalah. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 7.1 (2014): 192-206.
Wolk, H. I., Tearney, M. G., Dodd, J. L. 2001. Accounting Theory. A Conceptual
and Institutional Approach. South-Western College Publishing, 5th
Edition.
LAMPIRAN 1
PETA LOKASI KEGIATAN
LAMPIRAN 2
FOTO-FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN
LAMPIRAN 3
DAFTAR HADIR PESERTA P2M