Jurnal Pembuatan Jahe (Annita Karunia Savitri 1113096000026)

9
1 PROSES PEMBUATAN JAMU INSTAN DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE INTRUMENTAL Annita Karunia Savitri Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jalan Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 [email protected] ABSTRAK Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan berupa tanaman yang diketahui secara penelitian berkhasiat sebagai obat salah satunya ialah jahe yang merupakan tanama rimpang yang sangat populer sebagai rempah dan bahan obat, sehingga banyak kalangan yang meminumnya. Oleh karena itu, untuk memberikan kemudahan untuk pengkonsumsian pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan serbuk jamu jahe instan dengan cara konvensional dan cara instrumental .Metode konvensional dilakukan dengan cara pemanasan dan penambahan gula pasir sebagai bahan pengkristal dari sari jahe sedangkan metode instrumental dilakukan dengan cara destilasi, penambahan etanol untuk mendapatkan ekstrak jahe, dan penambahan tepung singkong sebagai bahan pengkristal dari sari jahe tersebut. Hasil serbuk yang dihasilkan pada pembuatan jamu jahe instan dengan metode konvensional dengan metode instrumental memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan dari kedua metode yaitu berat yang dihasilkan, lama proses pembuatan, kelarutan serbuk yang dihasilkan dalam air serta warna dari serbuk jahe instan. Proses pembuatan jamu dengan metode konvesional memerlukan waktu 9 jam lebih cepat dibandingkan dengan metode instrument yang memerlukan waktu 3 hari. Sedangkan untuk warna serbuk jamu jahe yang dihasilkan metode konvenstional lebih terang. Kedua metode memeliki sifat larut dalam air. Sehingga dapat disimpulkan metode yang memiliki hasil maksimal ialah metode konvensional Kata Kunci : Jahe ( Zingber officinale ), Metode Konvensional, Metode Instrumental.

description

Kimia UIN Jakarta

Transcript of Jurnal Pembuatan Jahe (Annita Karunia Savitri 1113096000026)

Page 1: Jurnal Pembuatan Jahe (Annita Karunia Savitri 1113096000026)

1

PROSES PEMBUATAN JAMU INSTAN DENGAN METODE

KONVENSIONAL DAN METODE INTRUMENTAL

Annita Karunia Savitri

Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jalan Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412

[email protected]

ABSTRAK

Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan berupa tanaman yang

diketahui secara penelitian berkhasiat sebagai obat salah satunya ialah jahe yang

merupakan tanama rimpang yang sangat populer sebagai rempah dan bahan obat,

sehingga banyak kalangan yang meminumnya. Oleh karena itu, untuk memberikan

kemudahan untuk pengkonsumsian pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan serbuk

jamu jahe instan dengan cara konvensional dan cara instrumental .Metode konvensional

dilakukan dengan cara pemanasan dan penambahan gula pasir sebagai bahan pengkristal

dari sari jahe sedangkan metode instrumental dilakukan dengan cara destilasi,

penambahan etanol untuk mendapatkan ekstrak jahe, dan penambahan tepung singkong

sebagai bahan pengkristal dari sari jahe tersebut. Hasil serbuk yang dihasilkan pada

pembuatan jamu jahe instan dengan metode konvensional dengan metode instrumental

memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan dari kedua metode yaitu berat yang dihasilkan,

lama proses pembuatan, kelarutan serbuk yang dihasilkan dalam air serta warna dari

serbuk jahe instan. Proses pembuatan jamu dengan metode konvesional memerlukan

waktu 9 jam lebih cepat dibandingkan dengan metode instrument yang memerlukan

waktu 3 hari. Sedangkan untuk warna serbuk jamu jahe yang dihasilkan metode

konvenstional lebih terang. Kedua metode memeliki sifat larut dalam air. Sehingga dapat

disimpulkan metode yang memiliki hasil maksimal ialah metode konvensional

Kata Kunci : Jahe ( Zingber officinale ), Metode Konvensional, Metode Instrumental.

Page 2: Jurnal Pembuatan Jahe (Annita Karunia Savitri 1113096000026)

2

I. PENDAHULUAN

Jahe (Zingiber officinale Rosc)

merupakan jenis rimpang yang mudah

ditemukan di Indonesia. Kita dapat

menemukannya dalam bentuk segar maupun

hasil olahannya. Jahe banyak dimanfaatkan

dalam pembuatan jamu, obat–obatan, bumbu

masakan, bahan baku minuman dan

makanan serta industri minyak wangi karena

aromanya yang spesifik dan kandungan

tertentu di dalamnya yang sangat bermanfaat

untuk kesehatan.

Jahe banyak digunakan sebagai obat

tradisional karena mengandung gingerol,

zingerone dan shogoal yang merupakan

senyawa fenol dan bersifat antioksidan

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat

anti inflamasi, obat nyeri sendi dan otot

karena rematik, tonikum obat batuk, demam,

flu, dan gangguan pencernaan. Ketiga

senyawa itulah yang menyebabkan rasa

dominan pedas pada jahe sehingga dapat

menghangatkan badan.

Seiring dengan berkembangnya

teknologi yang sangat pesat, kebutuhan

manusia juga semakin perlu dipenuhi

dengan segala sesuatu yang bersifat serba

instan, praktis, ekonomis, mudah dan

bermanfaat. Salah satunya adalah teknologi

pengolahan jahe. Pengolahan jahe dapat

berupa minuman bubuk instan yang siap

dikonsumsi (siap saji) dengan penambahan

air hangat atau panas dan penambahan satu

atau lebih bahan tambahan lain.

Keuntungan yang diperoleh dari

pembuatan jamu jahe instan antara lain:

konsumen tidak perlu membuang-buang

waktu untuk membuat jamu jahe karena

hanya diseduh saja konsumen bisa langsung

meminumnya. Kemudian keuntungan lainya

ialah jamu jahe instan memiliki daya simpan

yang lebih lama. Hal ini karena jamu jahe

instan berbentuk padatan serbuk dimana

kadar airnya sangatlah rendah. Selain itu

jamu jahe instan juga lebih praktis untuk

dibawa saat berpergian kemana saja.

Pada percobaan kali terdapat proses

destilasi. Proses destilasi itu sendiri ialah

proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran

suatu komponen cairan/campuran dari

campurannya. Biasanya menggunakan pelarut

yang sesuai dengan kompnen yang

diinginkan.Cairan dipisahkan dan kemudian

diuapkan sampai pada kepekatan tertentu.

Ekstraksi memanfaatkan pembagian suatu zat

terlarut antar dua pelarut yang tidak saling

Page 3: Jurnal Pembuatan Jahe (Annita Karunia Savitri 1113096000026)

3

tercampur untuk mengambil zat terlarut

tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain. Hasil

akhir yang diperoleh pada proses ekstraksi

adalah ekstrak kental atau liquid kental yang

mengandung sari / kandungan dari bahan baku

tanaman tanpa adanya ampas tanaman.

Tujuan dari praktikum ini ialah

1. Mengetahui cara pembuatan

jamu jahe instan

2. Dapat membedakan pembuatan

jamu jahe instan dengan cara

konvensional dan cara

instrumental

II. METODELOGI PENELITIAN

1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat

Laboratorium Terpadu, Fakultas

Sains dan Teknologi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada bulan

September 2014.

1.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan antara lain:

baskom, panci, saringan, parutan,

pisau, neraca analitik, oven, alat

destilasi, heater, gelas beaker,

kristalisasi disk, gelas ukur, spons,

blender, dan batang pengaduk.

Bahan yang digunakan antara

lain: Jahe 250 gram, gula pasir 250

gram, gula merah, cengkeh, sereh,

,kayu manis, etanol 70%, tepung

singkong, dan air 1 liter.

1.3 Prosedur Kerja

Pembuatan Jamu Jahe Instan

dengan Cara Konvensional

Jahe yang akan digunakan

dicuci terlebih dahulu dengan cara

menyikat permukaan kulitnya

menggunakan spons hingga bersih.

Jahe yang sudah bersih ditimbang

sebanyak 250 gram. Selanjutnya jahe

yang sudah di kupas, diparut,

Parutan jahe di tambahkan air

sedikit demi sedikit hingga 1 liter

setelah itu disaring untuk

memisahkan sari jahe dengan

ampasnya, kemudian di masukkan

kedalam panci dan ditambahkan

gula pasir sebanyak 250 gram. Lalu

dilakukan proses perebusan sari jahe.

Setelah itu bahan-bahan seperti

sereh, gula merah, cengkeh dan kayu

manis dimasukkan sebagai

penambah cita rasa. Jangan lupa

untuk diaduk terus menerus. Setelah

2 jam proses perebusan, maka sari

jahe berubah warna menjadi

Page 4: Jurnal Pembuatan Jahe (Annita Karunia Savitri 1113096000026)

4

kecoklatan dan berubah tekstur

menjadi kental. Kemudian

dikeringkan dibawah sinar matahari

sampai kering Apabila sudah kering

dihaluskan menggunakan blender

hingga menjadi serbuk Langkah

selanjutnya ialah diayak hingga

menjadi serbuk yang halus.

Pembuatan Jamu Jahe Instan

dengan Cara Instrumental

Jahe yang akan di gunakan

terlebih dahulu dicuci dengan cara

menyikatnya menggunakan spons

hingga bersih. Lalu jahe yang

sudah bersih dikupas dari kulitnya.

Selanjutnya jahe yang sudah di

kupas, diparut. Kemudian parutan

jahe ditimbang menggunakan

neraca analitik dengan berat

sebanyak 250 gram. Setelah itu

parutan jahe di letakkan kedalam

gelas beker, dan kemudian di beri

etanol sebanyak 250 ml. Dengan

begitu parutan dengan etanol

memiliki perbandingan 1:1.

Lalu rendaman tersebut

didiamkan selama 48 jam dan

ditutup dengan aluminium foil.

Setelah didiamkan selama 48 jam,

rendaman diperas untuk di ambil

sari jahenya. Kemudian air perasan

jahe dengan etanol didestilasi

hingga pada labu destilat hanya

tersisa 1/3 sari jahe. Langkah

selanjutnya, 100 ml sari jahe yang

sudah di destilasi dicampurkan

dengan tepung singkong sebanyak

30 gram. Kemudian dikeringkan

didalam oven dengan suhu 700 C

hingga kering. Lalu bubuk dari sari

jahe dihaluskan menggunakan

blender dan kemudian diayak

hingga di dapatkan serbuk halus

dari sari jahe tersebut.

Selain itu digunakan etanol

sebagai pelarut. Etanol digunakan

karena relatif aman, dan bisa

digunakan untuk melarutkan

berbagai senyawa organik yang

tidak dapat larut dalam air. Etanol

juga merupakan pelarut yang inert

sehingga pelarut etanol dapat

menghindari terjadinya

dekomposisi, misalnya reaksi

metilasi, sebagaimana yang terjadi

bila menggunakan pelarut metana

Page 5: Jurnal Pembuatan Jahe (Annita Karunia Savitri 1113096000026)

5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah

dilakukan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan

B. Pembahasan

Pada praktikum ini digunakan jahe sebagai

bahan baku dalam pembuatan minuman

instan. Jahe dipilih karena merupakan jenis

rempah-rempah yang paling banyak

digunakan dalam berbagai jenis makanan

dan minuman. Selain itu, secara penelitian

jahe memiliki berbagai macam khasiat.

Pembuatan jamu jahe instan pada praktikum

kali ini dilakukan dengan 2 metode yang

berbeda yaitu metode konvensional dan

metode instrumental. sehingga tujuan dari

praktikum kali ini ialah membandingkan

kedua metode tersebut. Pada metode

konvensional dilakukan dengan cara

pemanasan dan penambahan gula pasir.

Sedangkan metode instrumental dilakukan

dengan cara destilasi dan penambahan

etanol untuk mendapatkan ekstrak dari jahe

tersebut.

Pada proses pembuatan jamu jahe

instan, metode konvensional, bobot jahe

yang digunakan sebanyak 250 gram. Setelah

melalui proses pemasakkan bobot jahe

serbuk yang dihasilkan bertambah menjadi

676,8081 gram. Bobot yang dihasilkan

bertambah karena adanya penambahan gula

pasir dan gula merah kedalam sari jahe.

Pada proses pembuatan jamu jahe instan,

metode konvensional menggunakan teknik

kristalisasi. Teknik kristalisasi adalah teknik

pada proses pembentukkan bahan padat dari

pengendapan larutan. Pemisahan dengan

teknik kristalisasi didasari atas pelepasan

No Pengamatan Metode

Konvensional Instrumental

1 Massa Jahe yang Digunakan 250 gram 250 gram

2 Massa Serbuk Jahe yang Dihasilkan 676,8081 gram 120,0308 gram

3 Kelarutan dalam Air Larut Tidak Larut

4 Lama Proses Pembuatan 9 Jam 3 Hari

5 Warna Serbuk Jahe Cokelat Muda Terang Cokelat Muda Gelap

Page 6: Jurnal Pembuatan Jahe (Annita Karunia Savitri 1113096000026)

6

pelarut dari zat terlarutnya dari sebuah

campuran yang homogen sehingga terbentuk

kristal dari zat terlarutnya. Teknik ini

merupakan teknik alternatif yang sederhana

dan murah yang dapat menghasilkan produk

serbuk instan. Pada metode konvensional

digunakan bahan pengkristal jahe yaitu

sukrosa atau gula pasir.

Secara umum mekanisme proses

kristalisasi pada metode pembuatan jamu

jahe instan kali ini adalah sebagai berikut

sukrosa dipanaskan akan mencair dan

bercampur dengan bahan lainnya, ketika air

menguap membentuk kristal kembali yang

terlihat sebagai butiran-butiran padat. Sifat

sukrosa sangat dipengaruhi oleh pH, jika

pH larutan rendah (asam) maka proses

kristalisasi tidak akan terbentuk dan larutan

menjadi liat. Beberapa hasil penelitian

menunjukkan bahwa pH optimum yang

dapat menghasilkan produk yang baik

sekitar 6,7-6,8. Selain nilai PH, suhu

pemasakkan juga mempengaruhi kristalisasi.

Jika suatu larutan sukrosa diuapkan maka

konsentrasinya akan meningkat, demikian

juga dengan titik didihnya. Keadaan ini akan

terus berlangsung sehingga seluruh air

menguap. Bila keadaan tersebut telah

tercapai dan pemanasan diteruskan tanpa

ada pengkontrolan suhu maka sukrosa akan

melebur. Titik lebur sukrosa adalah 160oC.

Bila pemanasan melebihi suhu tersebut

maka akan terjadi karamelisasi dan tidak

terjadi kristalisasi, sehingga pada saat

pembuatan jamu jahe instan metode

konvensional yang perlu diperhatikan ialah

penggunaan apinya yaitu harus api sedang.

Selain itu proses pengadukkan juga sangat

berpengaruh terhadap pembuatan jamu jahe

instan karena proses pengadukkan harus

dilakukan terus menerus karena jika

pengadukan yang dilakukan merata, maka

homogenitas akan tercapai dan penguapan

air dalam jahe akan semakin cepat dan baik.

Dalam praktikum kali ini, pembuatan atau

pemprosesan jahe menjadi jahe instan/bubuk

di butuhkan waktu kurang lebih 9 jam.

Pembuatan jahe instan ini terbilang tidak

terlalu lama. Lalu pada akhir proses

pembuatan jamu jahe instan dilakukan

pengayakan agar bubuk halus dan bubuk

kasar terpisah.

Gambar 1. Hasil Serbuk Jahe Metode

Kovensional (Kiri), Metode Instrumental

(Kanan)

Page 7: Jurnal Pembuatan Jahe (Annita Karunia Savitri 1113096000026)

7

Sedangkan pada proses pembuatan

jamu jahe instan, metode instrumental,

bobot jahe yang digunakan juga sebanyak

250 gram. Setelah melalui proses

pemasakkan bobot jahe serbuk yang

dihasilkan mengalami penyusutan menjadi

120,0308 gram. Pada metode instrumental

ini menggunakan teknik destilasi. Teknik

destilasi adalah teknik pemisahan (separasi)

yang berdasarkan perbedaan sifat kelarutan

dari masing-masing komponen campuran

terhadap jenis pelarut tertentu yang sesuai

dengan komponen yang diinginkan.

Hasil akhir yang diperoleh pada

proses ekstraksi adalah ekstrak kental atau

liquid kental yang mengandung sari /

kandungan dari bahan baku tanaman tanpa

adanya ampas tanaman berupa pati. Pada

praktikum kali ini digunakan etanol sebagai

pelarut untuk mendapatkan ekstrak sari jahe.

Etanol digunakan sebagai pelarut dalam

ekstraksi jamu jahe karena etanol lebih

mudah menguap, bersifat polar, dan bersifat

inert. Pelarut polar akan mampu menetrasi

sel dan menyari semua senyawa yang

terdapat dalam sel. Pelarut inert digunakan

untuk menghindari terjadinya dekomposisi,

misalnya reaksi metilasi, sebagaimana yang

terjadi bila menggunakan pelarut metanol

Sedangkan bahan pengkristal yang

digunakan ialah tepung singkong yang

ditambahkan dengan ekstrak jahe hasil dari

proses destilasi.

Pembuatan jahe menjadi jahe instan

dalam metode instrumental diperlukan

waktu kurang lebih 3 hari. Pembuatan jahe

instan ini terbilang lama karena dibutuhkan

waktu untuk merendam campuran parutan

jahe dengan etanol yaitu selama 48 jam dan

proses pengeringan selama 23 jam. Pada

metode ini dilakukan pengeringan

menggunakan oven agar kandungan air pada

bubuk jahe instan menguap sehingga kadar

airnya rendah.

Pada pembuatan jamu jahe instan

dengan metode konvensional dan

instrumental memiliki beberapa perbedaan

hasil antara lain: pembuatan jamu jahe

instan dengan metode konvensional

menghasilkan serbuk jahe berwarna cokelat

yang lebih cerah di banding jamu dengan

metode instrumental. Hal ini dikarenakan

pada proses pengeringan metode

konvensional dilakukan dibawah sinar

matahari lebih baik dibandingkan

menggunakan oven pada metode

instrumental

Selain itu, perbedaan hasil lainnya

ialah metode konvensional lebih banyak

menghasilkan serbuk jahe instan di banding

dengan metode instrumental. Ini di

karenakan pada metode konvensional terjadi

Page 8: Jurnal Pembuatan Jahe (Annita Karunia Savitri 1113096000026)

8

penambahan air maupun bahan pendukung

yang lain seperti gula pasir maupun gula

jawa sehingga dari hasil proses pemasakan

lebih banyak didapatkan dari campuran

tersebut. Sedangkan dengan metode

instrumental sari jahe sangatlah sedikit

didapatkan karena hasil dari proses destilasi

pun sangat sedikit akan tetapi didapatkan

ekstrak jahe yang lebih maksimal.

Lalu perbedaan hasil dari kedua

metode ialah dari lama proses pembuatan

jamu jahe instan metode konvensional lebih

singkat dibandingkan dengan metode

instrumental. Hal ini dikarenakan pada

metode instrumental terjadi perendaman

parutan jahe dengan etanol selam 48 jam.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan praktikum

mengenai pembuatan jamu jahe

instan dengan menggunakan metode

konvensional dan metode

instrumental dapat disimpulkan

bahwa:

1. Terdapat perbedaan hasil serbuk

jahe instan dari kedua metode

tersebut, yaitu mengenai: berat

yang dihasilkan, lama proses

pembuatan, kelarutan serbuk yang

dihasilkan dalam air serta warna

dari serbuk jahe instan.

2. Bila dibandingkan metode

konvensional yang memberikan

hasil maksimal, waktu yang

dibutuhkana singkat, biaya irit, serta

alat dan cara yang digunakan

mudah dibanding dengan metode

instrumental.

3. Perbedaan cara kerja pada kedua

metode tersebut, yaitu pada metode

konvensional dilakukannya proses

pemasakan menggunakan kompor

sedangkan metode instrumental

dilakukannya proses destilasi.

B. Saran

Penulis menyarankan agar

dilakukannya pembuatan jamu jahe

instan dengan metode lain yang

berbeda.

V. DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Nok. 2011. Rancangan Prses

Prduksi Minuman Instan Skala Industri

Kecil dari Empon-Empon. Prosiding

SNAPP. Balai Besar Pengembangan

Teknologi Tepat Guna Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Tangerang Selatan

Page 9: Jurnal Pembuatan Jahe (Annita Karunia Savitri 1113096000026)

9

Saifudin, Azis. 2013. Jamu Rebusan vs

Jamu Ekstrak. www.

stereofarmasi.wordpress.com. Diakses

pada tanggal 26 September 2014 pukul

21.00 WIB

Umia. 2013. Pembuatan Minuman Sehat Instan

(Jahe Instan). www. umiarsih.

wordpress.com . Diakses pada tanggal 26

September 2014 pukul 18.00 WIB

Sri, Arifah. 2013. Pelatihan Pembuatan Jamu

Instan Bagi Siswa. Fakultas Farmasi.

Universitas Muhammadiyah. Surakarta