Teknik Budidaya Tanaman Jahe

31
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JAHE (Zingiber officinale) Dr. SUPRIYONO PRGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM KADIRI UNISKA KEDIRI

description

YA

Transcript of Teknik Budidaya Tanaman Jahe

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JAHE (Zingiber officinale)

Dr. SUPRIYONO

PRGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI UNISKA KEDIRI

• Terna berbatang semu• Tinggi 30 cm - 1 m• Daun sempit, panjang 15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm • Bunga berupa malai tersembul

dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm

• Mahkota bunga berbentuk tabung berwarna kuning kehijauan, panjang

1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm• Rimpang bila dipotong berwarna

kuning atau jingga

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae Divisi : SpermatophytaSub-divisi : AngiospermaeKelas : MonocotyledonaeOrdo : ZingiberalesFamili : ZingiberaceaeGenus : ZingiberSpecies : Zingiber officinale

Jenis jahe1. Jahe putih/kuning besar (jahe gajah atau jahe badak )

Rimpangnya lebih besar dan gemuk, berwarna kuning muda,berserat halus dan beraroma kurang tajam. Jenis jahe ini umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan atau minuman

2. Jahe putih/kuning kecil (jahe sunti atau jahe emprit) Rimpangnya tergolong berukuran sedang agak pipih, berwarna putih, berserat lembut, dan beraroma serta berasa tajam. Jenis jahe ini biasanya digunakan sebagai bahan baku makanan atau minuman

3. Jahe merah Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih

kecil, berserat kasar, beraroma serta berasa sangat tajam (pedas). Jahe ini umumnya digunakan untuk bahan baku obat-obatan

Jahe gajah

Jahe merah

Jahe emprit

Kegunaan jahe1. Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak,

pemberi aroma dan rasa pada makanan dan berbagai minuman

2. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, sirup

3. Jahe bisa digunakan sebagai pestisida alami4. Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain

adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.

Kandungan gizi dalam setiap 100 g rimpang jahe segar

NO KANDUNGAN GIZI PROPORSI (BANYAKNYA)123456789

101112

KaloriProteinLemakKarbohidratKalsium fosforZat besiVitamin AVitamin BVitamin C1

AirBagian yan dapat dimakan

51,00 kal 1,50 g 1,00 g10,10 g21,00 mg39,00 mg 1,60 mg30,00 SI 0,02 mg 4,00 mg86,20 g97,00 %

Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI, (1981)

Syarat tumbuh jahe

• ketinggian tempat 1.200 m dpl• curah hujan 2.500 – 4.000 mm per tahun• suhu udara 20 oc – 30 oc• kelembaban udara 60 % - 90 %• tanah gembur, subur, banyak BO dengan pH

5,5 – 7,0

TEKNIK BUDIDAYA JAHE

Penyiapan bibit

Pemeliharaan tanaman

Penanaman

Penyiapan lahan

Penyiapan bibit1. Cara I

a. Patahkan rimpang menjadi potongan dengan panjang 3 – 7 cmb. Jemur potongan rimpang selama ½ - 1 haric. Siapkan larutan bakterisidad. Kemas rimpang dalam karunge. Rendam rimpang selama kurang lebih 5 menitf. Jemur kembali rimpang hingga keringg. Kecambahkan rimpang pada peti kayu yang disusun

secara berlapis dan tiap lapis di taburi abu dapur atau sekam

h. setelah 2 – 4 minggu angkat rimpang yang telah mempunyai berkecambah sepanjang 3 – 5 cm

2. Cara IIa. Siapkan gubug berukuran 10 x 8 m b. Buat bedengan – bedengan di dalam gubug dari

jerami setebal 3 cmc. Susun rimpang jahe diatas bedengan jerami tersebut

sampai ketebalan 10 cm, kemudian tutup lagi dengan jerami demikian seterusnya hingga 4 lapis dan paling atas ditutup dengan jerami

d. penyiraman dilakukan setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida

e. Setelah 2 minggu biasanya rimpang sudah bertunas, pilih bibit agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu dipatahkan dengan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas

Penyiapan lahan1. Bersihkan lahan dari rumput – rumput liar,

semak, dan kerikil2. Mengolah lahan sedalam 30 cm hingga gembur3. Kering anginkan tanah selama 2 minggu4. Buat bedengan dengan ukuran lebar 60 – 70

cm, tinggi 25 – 30 cm, panjang menyesuaikan lahan dan jarak antar bedeng 30 – 40 cm

5. Taburkan sekam padi sebanyak 5 ton/Ha6. Taburkan pupuk kandang sebanyak 5ton/Ha

kemudian mencampurkannya dengan tanah lapisan atas

Penanaman1. Buat lubang tanam berupa alur – alur sedalam 10

– 15 cm2. Tanam bibit jahe pada lubang tanam yang tersedia

sedalam 3 – 5 cm3. Timbun lubang tanam yang telah ditanami bibit jahe

dengan tanah4. Buat alur dangkal sejauh 10 cm dari lubang tanam

baik alur melingkarmaupun arah panjang mengikuti bedengan

5. Taburkan pupuk dasar berupa pupuk SP – 36 dengan dosis 150 – 400 kg/Ha

6. Menghamparkan mulsa jerami atau sekam padi setebal 3 – 5 cm pada permukaan tanah

Pemeliharaan tanaman1. Pengairan• 3 – 5 hari skali (fase vegetatif)• dilakukan dengan cara dileb selama 15 menit

2. Penyulaman• penyulaman dilakukan maksimal 15 hst

3. Penyiangan• dilakukan secara kontinyu

4. Pembumbunan• dilakukan pada saat jahe berumur 4 – 6 minggu, 8 – 10 minggu, 10 – 12 minggu

5. Pemupukan

NO JENIS PUPUK DOSIS (Kg/Ha) WAKTU DAN DOSIS PEMBERIAN1 P. Kandang 20.000 – 30.000 Sebelum atau saat tanam2 Urea (N) 400 – 800 a. Pada umur 4 – 6 mst

sebanyak ¼ dosisb. Pada umur 8 – 10 mst

sebanyak 1/3 dosisc. Pada umur 10 – 12 mst

sebanyak sisa dosis

3 TSP (P) 150 – 400 Sebelum tanam atau saat tanam, seluruh dosis pupuk

4 KCl (K) 200 – 600 a. Pada umur 4 – 6 mst sebanyak ½ dosis

b. Pada umur 8 – 10 mst sebanyak ½ dosis

6. Proteksi tanamana. pengolahan tanah yang baikb. pangapuran tanah yang ber pH asamc. Perbaikan drainase tanahd. Perlakuan bibit dengan pestisidae. penggunaan bibit yang sehatf. Pencabutan bibit yang terserang HP cukup beratg. Pengaplikasian pestisida selektifh. Pelaksanaan pergiliran tanaman

Hama tanaman jahe1. Kepik (Epilachna sp.) menyerang daun tanaman hingga berlubang – lubang. 2. Ulat penggerek akar (Dichocrosis puntiferalis) menyerang akar tanaman jahe hingga

menyebabkan tanaman jahe menjadi kering dan mati.

kepik

Ulat penggerek akar

Penyakit tanaman jahe1. Penyakit layu bakeri – Gejala: Mula-mula helaian daun bagian bawah menggulung

kemudian terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan mengering. Kemudian tunas batang menjadi busuk dan akhirnya tanaman mati rebah. Rimpang yg sakit berwarna gelap dan sedikit membusuk, kalau rimpang dipotong akan keluar lendir berwarna putih susu sampai kecoklatan. Penyakit ini menyerang tanaman jahe pada umur 3-4 bulan

– Pengendalian: • jaminan kesehatan bibit jahe• karantina tanaman jahe yg terkena penyakit• pengendalian dengan pengolahan tanah yg baik• pengendalian fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin

(0,25%)

2. Penyakit busuk rimpang– Penyakit ini dapat masuk ke bibit rimpang jahe

melalui lukanya. Ia akan tumbuh dengan baik pada suhu udara 20 – 25 oC dan terus berkembang akhirnya menyebabkan rimpang menjadi busuk.

– Gejala: Daun bagian bawah yg berubah menjadi kuning lalu layu dan akhirnya tanaman mati.

– Pengendalian :• penggunaan bibit yg sehat• penerapan pola tanam yg baik• penggunaan fungisida

3. Penyakit bercak daun– Penyakit ini dapat menular dengan bantuan angin,

akan masuk melalui luka maupun tanpa luka.– Gejala: Pada daun yg bercak-bercak berukuran 3 – 5

mm, selanjutnya bercak-bercak itu berwarna abu-abu dan ditengahnya terdapat bintik-bintik berwarna hitam, sedangkan pinggirnya busuk basah. Tanaman yg terserang bisa mati.

– Pengendalian: baik tindakan pencegahan maupun penyemprotan penyakit bercak daun sama halnya dengan cara-cara yg dijelaskan di atas.

panen jaheA. Panen rimpang muda Ciri – ciri tanaman jahe siap panen :

1.Tanaman jaheberumur 3,5 – 4 bulan stelah tanam

2.Rimpangnya gemuk dan berukuran besar3.Tampilan rumpun masih hijau segar tetapi

telah beranak banyak4.Bila rimpang muda dipotong atau dibelah

masih belum berserat

B. Panen rimpang tua Ciri – ciri tanaman jahe siap panen 1. Tanaman jahe berumur 8 – 12 bulan setelah

tanam2. Tampilan tanaman ditandai dengan layu atau

matinya batang semu,daun – daun sudah mulai menguning

3. Rimpang jahe berukuran maksimal dan beranak banyak

Pasca panen jahe segar1. Kumpulkan rimpang jahe ditempat yang strategis yakni terlindung

dari sinar matahari dan dekat dengan fasilitas angkutan2. Angkut rimpang jahe dengan karung ke tempat penampungan hasil3. Hamparkan rimpang jahe di lantai yang telah dialasi terpal atau

anyaman bambu4. Bersihkan rimpang jahe dari batang, akar – akarnya atau tanah yang

menempel5. Sortir rimpang yang busuk, rusak atau cacat dari rimpang yang baik6. Klasifikasikan rimpang berdasarkan varietas atau ukuran rimpang7. Cuci rimpang dengan air mengalir atau air yang bertekanan hinggaa

rimpang bersih8. Kering anginkan rimpang di tempat yang teduh selama beberapa

waktu hingga rimpang tidak mengandung air bekas pencucian9. Mengemas rimpang segar dalam kardus atau wadah lain yang

berkapasitas tertentu.

Jahe siap dipasarkan