JURNAL ILMIAH ADIRAGA -...

13
Compac Diterbitkan Oleh: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA Email: [email protected] JURNAL ILMIAH ADIRAGA Pendidikan Kepelatihan Olahraga Volume 2 Nomor 2, Edisi Maret 2016 ISSN : 2477- 2445 Daftar Isi 1. Sunarno Basuki., Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Lari 100 M Siswa SMAN 2 Banjar Baru Kalimantan Selatan 2. Uswatun Hasanah dan Suhartono., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Siswa 3. Sumardi., Peran Psikologi Olahraga, Motivasi, dan Gugahan Pada Atlet 4. Abd. Cholid., Evaluasi Pelatih Pelaksanaan Sekolah Sepakbola di Pengprov Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Timur 5. Santika RH., Teknologi Low Level Laser Pada Latihan Olahraga 6. Eka Kurnia Darisman., Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Teknik Shooting Bola Basket 7. Harwanto., Bimbingan Teknis Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 8. Ujang Rohman., Makna dan Peranan Kebugaran Jasmani Bagi Masyarakat 9. Hayati., Menjaga Kesehatan Anak Usia Dini di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 10. Suharti., Pengaruh Latihan Senam Yoga Terhadap Kelentukan dan Keseimbangan Tubuh 11. Ramadhany Hananto Puriana., Pengaruh Pelatihan Ladder Drill Hop Scotch Pattern Terhadap Power Otot Tungkai

Transcript of JURNAL ILMIAH ADIRAGA -...

  • Compac

    Diterbitkan Oleh:

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA Email: [email protected]

    JURNAL ILMIAH ADIRAGA Pendidikan Kepelatihan Olahraga Volume 2 Nomor 2, Edisi Maret 2016

    ISSN : 2477- 2445

    Daftar Isi

    1. Sunarno Basuki., Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Lari 100 M Siswa SMAN 2 Banjar Baru Kalimantan Selatan

    2. Uswatun Hasanah dan Suhartono.,

    Penerapan Model Pembelajaran

    Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Motivasi

    Belajar Siswa

    3. Sumardi., Peran Psikologi Olahraga, Motivasi, dan Gugahan Pada Atlet

    4. Abd. Cholid., Evaluasi Pelatih Pelaksanaan

    Sekolah Sepakbola di Pengprov Persatuan

    Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa

    Timur

    5. Santika RH., Teknologi Low Level Laser Pada Latihan Olahraga

    6. Eka Kurnia Darisman., Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Teknik Shooting Bola Basket

    7. Harwanto., Bimbingan Teknis Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

    8. Ujang Rohman., Makna dan Peranan Kebugaran Jasmani Bagi Masyarakat

    9. Hayati., Menjaga Kesehatan Anak Usia Dini di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

    10. Suharti., Pengaruh Latihan Senam Yoga Terhadap Kelentukan dan Keseimbangan Tubuh

    11. Ramadhany Hananto Puriana., Pengaruh Pelatihan Ladder Drill Hop Scotch Pattern Terhadap Power Otot Tungkai

  • J U R N A L I L M I A H

    ADIRAGA Volume 2, Nomor 2, Edisi Maret 2016

    Terbit 2 kali setahun pada bulan September dan Maret, berisi naskah hasil penelitian, gagasan konseptual, kajian teori

    atau aplikasi di bidang pendidikan, kepelatihan, dan IPTEK olahraga.

    Pembina

    Drs. Djoko Adi Walujo, ST., MM., DBA. (Rektor Universitas PGRI Adi Buana Surabaya)

    Penasihat

    Dra. Dwi Retnani S., M.Si (Dekan FKIP)

    Dr. Suhari, SH., M.Si (Wakil Dekan 1 FKIP)

    Dr. Endang Mastuti Rahayu, M.Pd (Wakil Dekan 2 FKIP)

    Drs. Sunyoto Hadi Prayitno, M.Pd (Wakil Dekan 3 FKIP)

    Penanggung Jawab

    Drs. Ujang Rohman, M.Kes. (Ketua Program Studi PKO)

    Ketua Penyunting Drs. Santika Rentika Hadi, M.Kes

    Wakil Ketua Penyunting Dr. Muhamad Muhyi, M.Pd

    Penyunting Kehormatan

    Prof. Toho Cholik Mutohir, M.A, Ph.D. (UNESA Surabaya)

    Prof, Dr, dr, Harjanto, M.S. (UNAIR Surabaya)

    Prof, Dr, dr, Paulus Liben, M.S. (UNAIR Surabaya)

    Prof. Dr. M.E. Winarno, M.Pd (UM Malang)

    Dr. Dimyati, M.Si (UNY Yogyakarta)

    Dr. Tarsyad Nugraha, M.Kes (UNIMED Medan)

    Prof. Dr. Iskandar Wiryokusumo, M.Sc (UNIPA Surabaya)

    Prof. Dr. Gempur Santoso, M.S (UNIPA Surabaya)

    Prof. Dr. Hartanto Sunardi, ST., S.Si., M.Pd (UNIPA Surabaya)

    Dr. Sukarjati, M.Kes (UNIPA Surabaya)

    Penyunting Pelaksana

    Dr. Harwanto, ST., M.Pd, Dr. Abd. Cholid, S.Pd., M.Pd., Drs. Sumardi, M.Kes.

    Drs. Sigit Sulendro, M.Pd., Drs. Ujang Rohman, M.Kes., dr. Hayati, M.Kes.

    Drs. Ismawandi BP, M.Pd., Lukmanul Hakim, S.Or., M.Pd

    Sekretariat Achmad Nuryadi, S.Pd., M.Pd

    Mulyono, S.Or., M.Kes

    Dra. Rusila Peni

    Jurnal Ilmiah Adiraga : Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

    Publikasi Naskah: Penyunting menerima naskah/artikel yang belum pernah diterbitkan dalam jurnal lain (petunjuk

    bagi penulis: baca pada bagian dalam sampul belakang).

    Alamat Penyunting dan Sekretariat: Program Studi PKO FKIP UNIPA Surabaya Jl. Dukuh Menanggal XII

    Surabaya, Email: [email protected]

    ISSN : 2477 - 2445

  • JURNAL ILMIAH ADIRAGA

    DAFTAR ISI Volume 2, Nomor 2, Edisi Maret 2016

    1

    2

    3

    Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Lari 100 M Siswa SMAN 2 Banjar Baru Kalimantan Selatan Sunarno Basuki .......................................................................... Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Siswa Uswatun Hasanah dan Suhartono.............................................. Peran Psikologi Olahraga, Motivasi, dan Gugahan Pada Atlet Sumardi .......................................................................................

    1 - 10

    11 - 16

    17 - 29

    4 Evaluasi Pelaksanaan Sekolah Sepakbola Di Pengprov Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Timur Abd. Cholid ................................................................................

    30 - 41

    5 Teknologi Low Level Laser Pada Latihan Olahraga Santika Rentika Hadi..................................................................

    42 - 52

    6 Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Teknik Shooting Bola Basket Eka Kurnia Darisman ..................................................................

    53 - 65

    7 Bimbingan Teknis Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Harwanto ....................................................................................

    66 - 75

    8 Makna dan Peranan Kebugaran Jasmani Bagi Masyarakat Ujang Rohman ............................................................................

    76 - 83

    9

    10

    11

    Menjaga Kesehatan Anak Usia Dini Di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Hayati .......................................................................................... Pengaruh Latihan Senam Yoga Terhadap Kelentukan dan Keseimbangan Tubuh Suharti.......................................................................................... Pengaruh Pelatihan Ladder Drill Hop Scotch Pattern Terhadap Power Otot Tungkai Ramadhani Ramadhani Hananto Puriana......................................................

    84 - 91

    92 - 97

    98 - 106

    ISSN : 2477 - 2445

  • Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

    66

    *) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

    BIMBINGAN TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI,

    OLAHRAGA DAN KESEHATAN

    Harwanto*)

    Abstrak

    Secara konseptual dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani perlu dibangun mindset berpikir

    guru sebagai upaya membangun performance anak didik melalui pembelajaran pendidikan jasmani

    sebagaimana berikut ini: guru memahami dasar filosofi penjas, guru memahami arti dan makna

    penjas, guru memahami tujuan pembelajaran penjas, guru memunyai model pembelajaran sesuai

    dengan karakter geografis dan budaya di sekolah setempat, guru memunyai strategi pembelajaran

    yang dipandang efektif dan inovatif sesuai karakter anak didik, guru diupayakan terlibat langsung di

    dalam proses pembelajaran penjas agar muncul motivasi internal bagi masing-masing individu siswa

    dan guru mampu menciptakan dan mengkondisikan system pembelajaran yang aktif, inovatif,

    kreatif, efektif dan menyenangkan.

    Kata kunci : bimbingan pembelajaran, pendidikan jasmani

    Pendahuluan

    Konsep Dasar Pendidikan Jasmani

    Pendidikan jasmani merupakan bagian

    integral dari pendidikan secara keseluruhan yang

    bertujuan untuk mengembangkan secara organik,

    neuromuskuler, intelektual,mental, emosional,

    sosial dan spiritual melalui aktivitas jasmani.

    Berdasarkan konsep dasar tersebut, maka

    gagasan pendidikan jasmani diarahkan

    sebagaimana berikut, bahwa:

    1. Pendidikan jasmani merupakan bagian yang

    tidak terpisahkan dari usaha-usaha pendidikan

    secara keseluruhan

    2. Pendidikan jasmani merupakan program yang

    memerhatikan perkembanganperformance

    individu/ anak didik.

    3. Pendidikan jasmani berpusat pada anak didik,

    bukan pada bahan pelajaran.

    4. Sasaran belajar pendidikan jasmani diarahkan

    pada perkembangan anak didik secara

    keseluruhan, seperti peningkatan kemampuan

    fisik, kecerdasan intelektual,mental-

    emosional, psikomotorik, dan spiritual.

    Sehubungan dengan hal itu, maka peranan

    pendidikan jasmani didalam intensifikasi

    penyelenggaraan pendidikan berfungsi sebagai

    proses pembinaan manusia yang berlangsung

    seumur hidup. Peranan Pendidikan jasmani

    untuk merangsang pertumbuhan,

    perkembangandan meningkatkan kemampuan

    gerak. Tidak ada pendidikan jasmani yang tidak

    memunyai sasaran pedagogis. Gerak sebagai

    aktivitas jasmani yang merupakan dasar bagi

    manusia untuk belajar mengenal alam sekitar

    dan diri sendiri. Pendidikan jasmani dapat

    membentuk kepribadian siswa yang akan

  • Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

    67

    *) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

    mendasari tindakannya yang nyata, selain itu

    aktivitasnya melibatkan fisik, mental,

    intelektual, emosional, sosial dan spiritual.

    Dalam hal ini, siswa akan memeroleh berbagai

    pengalaman yang berkaitan erat dengan kesan

    pribadi yang menyenangkan.

    Pengembangan Pendidikan jasmani saat

    ini berupaya melaksanakan program-programnya

    untuk mencapai hasil yang maksimal sesuai

    dengan visi dan misi Pendidikan secara

    keseluruhan (universal) dalam aktivitas formal

    maupun non formal. Program pendidikan

    jasmani dan pendidikan olahraga sekarang ini,

    dirancang dengan kegiatan gerak fisik dan

    olahraga sebagai model, tidak hanya untuk

    mengembangkan badan tetapi juga untuk

    mengajarkan perilaku sosial, kebudayaan, dan

    menghargai etika serta untuk mengembangkan

    kesehatan mental, dan emosional.

    Jadi pendidikan jasmani merupakan

    pendidikan melalui jasmani. Sebagaimana

    pendapat Bucher (1983; 13), tentang definisi

    Pendidikan jasmani sebagai berikut: “Physical

    education is an integral part of the total

    education process, is a field of endeavor that has

    as its aim the improvement of human

    performance through the medium of physical

    activities that have been selected with a view to

    realizing this outcome.” Artinya bahwa

    Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian dari

    proses pendidikan secara keseluruhan sebagai

    bidang usaha yang memunyai tujuan mencapai

    tingkatan penampilan seseorang melalui

    perantara phisik sebagai aktivitas yang dipilih

    dengan maksud untuk merealisasikan hasil

    luaran.

    Tujuan pendidikan jasmani bersifat

    menyeluruhdan memberikan kesempatan

    siswa untuk:

    1. Mengembangkan pengetahuan dan

    keterampilan yang berkaitan dengan

    aktivitas jasmani, perkembangan estetika,

    dan perkembangan sosial.

    2. Mengembangkan kepercayaan diri dan

    kemampuan utk menguasai keterampilan

    gerak dasar yang akan mendorong

    partisipasinya dalam aneka aktivitas

    jasmani.

    3. Memeroleh dan memertahankan derajat

    kebugaran jasmani yg optimal untuk

    melaksanakan tugas sehari-hari secara

    efisien dan terkendali.

    4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui

    partisipasi dalam aktivitas jasmani baik

    secara kelompok maupun perorangan.

    5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang

    dapat mengembangkan keterampilan sosial

    yang memungkinkan siswa berfungsi

    secaraefektif dalam hubungan antar orang.

    6. Menikmati kesenangan dan keriangan

    melalui aktivitas jasmani, termasuk

    permainan olahraga.

  • Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

    68

    *) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

    Sedangkan tujuan pendidikan jasmani

    yang harus menjadi pedoman kerja bagi guru-

    guru sekolah, di Amerika; The educational

    Policies Commession of the National Education

    Association (NEA), mengadakan survey tentang

    kebutuhan hidup remaja. Kesimpulan yang

    diperoleh dibukukan dengan judul: The Purposes

    of Education in A American Democratie. Mereka

    menyimpulkan bahwa yang ditulis di bawah ini

    seharusnya menjadi tujuan-tujuan pendidikan.

    1. Tujuan untuk Percaya terhadap Diri Sendiri.

    Mengembangkan daya ingatan,

    keterampilan dalam proses fundamental

    untuk berbicara, membaca, menulis, dan

    berhitung; penglihatan dan pendengaran;

    memeroleh pengetahuan kesehatan;

    pengembangan kebiasaan hidup sehat;

    mengenal kesehatan masyarakat;

    pengembangan untuk hiburan; Intelegensi;

    dan perhatian terhadap keindahan;

    pengembangan budi pekerti yang baik.

    2. Tujuan untuk Hubungan Kemanusiaan.

    Menghormati kemanusiaan, persahabatan,

    kerjasama, berbudi bahasa, apresiasi, dan

    melestarikan rumah, demokrasi di rumah.

    3. Tujuan untuk efisiensi ekonomi.

    Menghormati pekerjaan, berhubungan

    dengan pilihan dan informasi, berhubungan

    dengan efisiensi, berhubungan dengan

    apresiasi dan penyesuaian, ekonomi pribadi,

    pertimbangan terhadap pemakai, efisiensi

    dan belanja, perlindungan terhadap

    pemakai.

    4. Tujuan untuk Tanggungjawab terhadap

    Warga Negara. Aktivitas dan keadilan

    sosial, pengertian terhadap masyarakat,

    penilaian terhadap kritik, toleransi,

    kelestarian, aplikasi masyarakat terhadap

    ilmu pengetahuan, kewargaduniaan,

    waspada terhadap hukum, ekonomis

    terhadap membaca dan menulis, politik

    kewarganegaraan, taat terhadap demokrasi.

    Jika mengkaji dari tujuan pendidikan jasmani

    tersebut diatas, maka secara kompetensi sudah

    masuk dalam ranah pengembangan kognisi,

    afeksi dan psikomotor, sebagaimana termahtub

    dalam tujuan pendidikan nasional.

    Adapun dukungan pendidikan jasmani terhadap

    pendidikan meliputi beberapa hal yakni

    sumbangan terhadap :

    a. Rasa percaya pada diri

    sendiri(mengembangkan ingatan)

    b. Perkembangan ketangkasan dalam proses

    dasar. (berbicara, membaca, menulis dan

    berhitung)

    c. Tujuan kesehatan masyarakat (kegiatan

    rekreasi masyarakat/ penyediaan fasilitas

    umum )

    d. Perkembangan prinsip-prinsip kebiasaan

    hidup sehat. (memberi kepuasan thd

    pengalaman pribadi)

  • Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

    69

    *) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

    e. Perkembangan sikap kooperatif atau

    Kerjasama (memupuk rasa setia kawan/

    berbudi luhur)

    f. Perhatian pada rasa keindahan (menghargai

    rasa keindahan thd prestasi orang lain)

    g. Perkembangan kualitas karakter yang

    diinginkan (menjaga kualitas sikap)

    h. Tujuan untuk hubungan kemanusiaan

    (menciptakan susana kekeluargaan)

    i. Perkembangan sikap dan rasa keadilan sosial

    (memupuk rasa toleransi antar teman)

    j. Perkembangan apresiasi dan pemeliharaan

    kehidupan keluarga (menciptakan

    kebersamaan dalam keluaraga)

    k. Perkembangan budi bahasa (memperlakukan

    lawan dengan adil/sportmanship)

    l. Pelestarian alam (tanpa membedakan suku,

    warna kulit dan faham politik)

    m. Perkembangan watak (patuh pada peraturan)

    n. Pengembangan kualitas demokrasi

    (menghargai martabat dan harga diri orang

    lain)

    Problematika Dalam Pendidikan Jasmani

    Persoalan mendasar dalam proses

    pembelajaran pendidikan jasmani saat ini adalah

    bukanlah semata-mata bagaimana proses

    meningkatkan efektivitas belajar mengajar untuk

    mencapai tujuan pendidikan. Mengingat

    didalamnya juga terkandung beberapa tuntutan

    perubahan pada domain kognitif, afektif dan

    psikomotor di tingkat mikro individual.

    Efektivitas proses pendidikan dimaksud tidak

    hanya dipengaruhi oleh aspek fisik, biologis dan

    psikologisnya saja, tetapi juga dari aspek

    konteks lingkungan, geografis dan budaya

    setempat.

    Itulah sebabnya penyediaan pengalaman

    belajar yang mengandung nilai-nilai

    kependidikan, implimentasi pendekatan dan

    model pembelajaran harus serasi dengan

    substansi tugas ajar dan beberapa sumber belajar

    lainnya. Karena itu penyelenggaraan pendidikan

    jasmani tidak saja dipengaruhi oleh metode,

    model, strategi, dan pendekatan saja, tetapi dapat

    diamati dari sisi kebijakan, perencanaan yang

    dikaitkan dengan konteks lingkungan pendidikan

    itu sendiri.Itu artinya bahwa efektivitas

    pembelajaran pendidikan jasmani perlu

    didukung oleh kebijakan steakholder dan

    perencanaan guru penjas.

    Permasalahan utama yang dihadapi

    pendidikan jasmani dewasa ini adalah terjadinya

    perubahan nilai-nilai budaya. Perubahan

    dimaksud berupa kultur gerak. Menurut Bart

    Crum (1994) dalam Rusli Lutan (2003:101)

    „movement culture’, yakni terjadi perubahan

    kebiasaan aktif bergerak menjadi kebiasaan

    kurang gerak atau bahkan fenomena gaya hidup

    diam. Pergeseran gaya hidup itu, dipicu oleh

    aneka kemudahan dalam kehidupan sehari-hari

    yang di dukung oleh perubahan taraf hidup,

  • Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

    70

    *) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

    penggunaan teknologi komunikasi dan

    transportasi serba otomatis sehingga di kalangan

    anak-anak yang fitrahnya sebagai mahluk

    bermain (homo luden) sangat berkurang dan

    cenderung menghilangkan aktivitas fisik dalam

    berbagai kegiatannya.

    Dalam kehidupan sehari-hari banyak

    waktu yang dihabiskan untuk menyaksikan

    program televisi, video, dan digunakan untuk

    internetan seperti games online, facebook dan

    lain sebagainya. Pergi ke sekolah atau ke

    kampus menggunakan kendaraan sebagai alat

    transportasi.Berkunjung ke toko swalayan lebih

    banyak menggunakan lift dan tangga berjalan

    (escalator) ketimbang naik menggunakan tangga

    dengan pertimbangan mereka lebih cepat,

    nyaman dan menghemat tenaga.

    Kecenderungan gaya hidup kurang gerak

    ini, menurut George Peterson (2004:2) selaku

    perwakilan WHO Indonesia menyatakan

    „sekarang ini banyak masyarakat yang tidak aktif

    bergerak (sedentary life-style) akibatnya

    kebugaran jasmani sangat rendah. Ini merupakan

    penyebab satu dari sepuluh kematian di dunia.

    Oleh karenanya WHO memprediksi pada tahun

    2020 sebanyak 73% kematian disebabkan oleh

    penyakit tidak menular, atau sebanyak 60%

    disebabkan rendahnya kebugaran jasmani.

    (www.kompas.com.health.news.2004).

    Dalam ungkapan yang relatif sama,

    berdasarkan hasil penelitian, Fu & Fung (2004);

    dalam Chin Ming-Kai (2008:8) mengungkapkan

    „80 % orang Cina yang tinggal di Beijing,

    Shanghai, dan Hongkong berperilaku kurang

    gerak‟. Perilaku semacam ini juga terjadi di

    Eropa. Menurut Janz, (2001), Tybor, (2005);

    Janssen, (2005) dalam Chin Ming-Kai (2008:9)

    menyatakan sebanyak 130.000 orang anak usia

    sekolah dari 34 Negara Eropa aktivitas fisiknya

    menurun karena waktu yang digunakan lebih

    banyak diluangkan untuk menonton televisi.

    Jadi tidaklah berlebihan Jordan, (2006); dalam

    Chin Ming-Kai (2008:8) menjelaskan hasil

    survey akhir-akhir ini menunjukkan “…time

    children spent on television, videos, video games

    and computer five hours per day”. Masalah ini

    perlu ditanggapi sebagai ancaman bagi

    peningkatan kualitas hidup. Inti

    permasalahannya dapat dikatakan terjadinya

    krisis lembaga pendidikan formal, khususnya di

    lembaga pendidikan jasmani yang sudah tidak

    mampu lagi menjawab kebutuhan masyarakat

    akan pendidikan.

    Krisis tersebut menurut Foldesi, (1993),

    Naul,.(1994); dalam Rusli Lutan (2003:96)

    „menjadi isu sentral, tidak saja melanda Negara

    berkembang seperti bangsa Indonesia, tetapi

    juga Negara-negara maju seperti Amerika

    Serikat, Australia, Inggris dan Jerman‟. Isu

    dimaksud pernah diungkapkan Rusli Lutan pada

    Konvensi Nasional Pendidikan Jasmani dan

    Olahraga 24-25 November 2008 di Universitas

  • Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

    71

    *) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

    Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dengan

    tema “Paradigma baru dalam pembangunan

    keolahragaan nasional berbasis ilmu terpadu.

    Selanjutnya apa yang harus kita lakukan,

    tentunya ini menjadi tugas para guru Penjas

    untuk menyikapi bagaimana strategi dan teknis

    dalam proses pembelajaran di lapangan?

    Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

    1. Penguatan Kemampuan skill Guru Penjas.

    Dalam implementasi proses pembelajaran

    penjas baik di dalam kelas maupun di

    lapangan, diharapkan guru Penjas dapat

    mengembangkan pembelajaran yang

    berorientasi pada siswa (Child-centered),

    serta lebih fokus pada penciptaan

    pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif

    dan menyenangkan dalam meraih tujuan.

    Oleh karenanya guru penjas harus selalu

    mengembangkan proses pembelajaran yang

    lebih bermakna. Artinya bahwa siswa tidak

    hanya menjalankan apa yang ditugaskan oleh

    guru akan tetapi juga memahami apa yang

    mereka lakukan, apapun bentuk materinya.

    Untuk mencapai hal tersebut maka guru perlu

    melakukan kesiapan secara konseptual dan

    bilamana perlu dilakukan kerjasama dengan

    Perguruan Tinggi agar terjadi proses

    peningkatan model pembelajaran melalui

    supervisi, bimbingan, dan feedback yang

    memadai dari pembimbing dan guru

    modelnya.

    2. Penguatan Program Mentoring

    Program mentoring dibuat dalam rangka

    memfasilitasi idealisme guru Penjas dalam

    melaksanakan inovasi untuk meraih standar

    profesional mengajar.Menyadari bahwa

    banyak permasalahan yang harus diatasi

    dalam pembelajaran Penjas, maka para guru

    harus sudah menyiapkan sejumlah gagasan

    dan berbagai inovasi yang ingin

    direalisasikan pada kesempatan

    tersebut.Namun ini justru yang menjadi

    kendala di lapangan, sehingga dibutuhkan

    kerjasama dengan mentor sebagai

    pendamping.Keberadaan para mentor yang

    berpengalaman, terlatih, dan profesional dari

    Universitas/PTakan sangat membantu dalam

    menguasai dan mengimplementasikan Subject

    Spesific Pedagogy (SSP). Fokus terhadap

    proses belajar yang dilakukan dalam real

    setting melalui program mentor inilah yang

    menyebabkan guru lebih siaga dalam

    mengatasi dan meminimalisir berbagai

    masalah dalam proses pembelajaran

    pendidikan jasmani.

    3. Meningkatkan Akuntabilitas Pbm Pendidikan

    Jasmani

    Sekolah dan guru Penjas hendaknya

    mengembangkan dan mengimplementasikan

    berbagai model pembelajaran yang sesuai

  • Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

    72

    *) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

    dengan kondisi setempat dalam rangka

    meningkatkan akuntabilitas PBM Penjas yang

    dirasakan masih belum maksimal, baik dilihat

    dari peningkatan dimensi fisik (kebugaran,

    kemampuan gerak, gaya hidup aktif), maupun

    pada dimensi sosial, afektif, dan kognitif.

    Untuk itu, Guru Penjas di sekolah harus

    selalu bekerja sama dengan akademisi dan

    stakeholdernya.

    Dengan demikian hasil belajar (learning

    outcomes) yang diperoleh melalui PBM

    Penjas akan menjadi lebih jelas, tegas, dan

    realistis, disamping para guru Penjas dapat

    lebih leluasa dalam memilih strategi,

    pendekatan, dan model pembelajaran.

    4. Pengembangan Program Penjas Berbasis

    Masyarakat (P3BM)

    Sebagian besar Pendidikan Jasmani

    dilaksanakan dalam seting lingkungan

    sekolah yang hasil pencapaian tujuan belum

    bisa dicapai secara maksimal, bahkan masih

    jauh dari realitas yang sebenarnya.Para guru

    Penjas sudah saatnya mengembangkan P3BM

    agar suatu saat Penjas di sekolah memegang

    peranan sentral bagi penanaman nilai-nilai

    pendidikan pada anak-anak, keluarga, dan

    masyarakat pada umumnya.

    Program P3BM dapat dilakukan mulai dari

    bentuk yang sederhana dengan mendatangkan

    volunteer pengajar Penjas di Sekolah hingga

    bentuk yang lebih kompleks. Embrio P3BM

    dapat dimulai dari kegiatan ekstra kurikuler

    seperti: olahraga permainan yang dikemas

    dengan budaya masyarakat setempat,

    bersepeda, mountaining, aerobic, mengenal

    alam sekitar dan lain sebagainya.

    5. Pendekatan Teknik Dan Strategi Pembelajaran

    penjas

    a. Pendekatan Mengajar

    Efektivitas pembelajaran sangat ditentukan

    oleh metode pendekatan pengajaran yang

    dilakukan guru atas dasar pengalaman,

    pengetahuan guru terhadap sifat

    keterampilan atau tugas gerak yang akan

    dipelajari siswa. Berdasarkan sifat tugas

    gerak yang ada, pendekatan mengajar bisa

    dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu

    pendekatan langsung dan pendekatan tak

    langsung.

    Dalam pendidikan jasmani, pengajaran

    langsung biasanya memandang bahwa guru

    melakukan kontrol yang penuh terhadap apa

    yang siswa pelajari dan bagaimana

    prosesnya berlangsung. Guru penjas yang

    menggunakan pengajaran langsung

    melakukan hal-hal berikut: Memecah

    keterampilan ke dalam bagian-bagian

    tertentu hingga batas dapat diatur dan

    berorientasi pada keberhasilan.

    Berikut sistematika praktis yang dilakukan

    oleh guru yakni secara jelas menerangkan

  • Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

    73

    *) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

    dan mendemonstrasikan apa yang harus

    dilakukan siswa.

    1). Merancang tugas yang terstruktur untuk

    siswa sehingga mudah dipelajari.

    2). Mewajibkan siswa untuk bertanggung

    jawab pada tugasnya melalui

    pengajaran aktif dan umpan balik

    khusus.

    3). Menilai keberhasilan siswa dan

    pengajarannya didasarkan pada apa

    yang dipelajari siswa.

    Di pihak lain, pendekatan pengajaran tak

    langsung mengalihkan tugas mengontrol

    pembelajaran pada siswa yang melakukan

    pembelajaran. Artinya, guru tidak lagi

    mengendalikan pembelajaran secara penuh,

    tetapi memberikan kesempatan pada siswa untuk

    bersama-sama melakukannya. Pengajaran tak

    langsung tidak mudah dijelaskan seperti

    pengajaran langsung, tetapi biasanya melibatkan

    satu atau beberapa gambaran berikut:

    1). Materi pelajaran disajikan lebih secara

    menyeluruh.

    2). Materi tidak dipecah menjadi bagian-bagian,

    karena dianggap bahwa satuan materi akan

    lebih bermakna bagi siswa.

    3). Tugas siswa dalam proses pembelajaran

    biasanya dikembangkan sehingga

    pemikiran, perasaan, atau keterampilan

    berinteraksi dari siswa dikembangkan ke

    dalam pengalaman belajar yang dirancang

    oleh guru.

    b. Gaya Mengajar Pendidikan Jasmani

    Berikut beberapa gaya pembelajaran penjas

    yang diterapkan di lapangan:

    1). Gaya A Komando (Command Style)

    Semua keputusan dikontrol guru. Murid

    hanya melakukan apa yang diperintahkan

    guru. Satu aba-aba, satu respons siswa.

    2). Gaya B Latihan (Practice Style)

    Guru memberikan beberapa tugas, siswa

    menentukan di mana, kapan, bagaimana,

    dan tugas mana yang akan dilakukan

    pertama kali. Guru memberi umpan balik.

    3). Gaya C Berbalasan (Reciprocal Style)

    Satu siswa menjadi pelaku, satu siswa lain

    menjadi pengamat dan memberikan umpan

    balik dansetelah itu, bergantian.

    4). Gaya D Menilai diri sendiri (Self Check

    Style)

    Siswa diberi petunjuk untuk bisa menilai

    penampilan dirinya sendiri.Pada saat

    latihan, siswa berusaha menentukan

    kekurangan dirinya dan mencoba

    memperbaikinya.

    5). Gaya E Partisipatif atau Inklusif

    (Inclusion Style)

    Guru menentukan tugas pembelajaran

    yang memiliki target atau kriteria yang

    berbeda tingkat kesulitannya, dan siswa

  • Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

    74

    *) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

    diberi keleluasaan untuk menentukan

    tingkat tugas mana yang sesuai dengan

    kemampuannya. Dengan begitu, setiap

    anak akan merasa berhasil, dan tidak ada

    yang merasa tidak mampu.

    6). Gaya F Penemuan Terbimbing (Guided

    Discovery)

    Guru membimbing siswa ke arah jawaban

    yang benar melalui serangkaian tugas atau

    permasalahan yang dirancang guru. Guru

    setiap kali meluruskan atau memberikan

    petunjuk untuk mengarahkan anak pada

    penemuan itu.

    7). Gaya G Pemecahan Masalah (Problem

    Solving)

    Guru menyediakan satu tugas atau

    permasalahan yang akan mengarahkan

    siswa pada jawaban yang bisa diterima

    untuk memecahkan masalah itu. Oleh

    karena itu, jawaban atau pemecahan yang

    diajukan siswa bisa bersifat jamak.

    8). Gaya H, I, J Program yang dirancang

    siswa/Inisiatif siswa/Pengajaran diri

    Sendiri (Learner designed

    program/learner initiated/self-teaching)

    Siswa mulai mengambil tanggung jawab untuk

    apa pun yang akan dipelajari serta bagaimana hal

    itu akan dipelajari. (Buscher, Craig A. (1994)

    Rekomendasi Proses Pembelajaran

    Pendidikan jasmani.

    Secara konseptual dalam proses

    pembelajaran pendidikan jasmani perlu

    dibangun mindset berpikir guru sebagai upaya

    membangun performance anak didik melalui

    pembelajaran pendidikan jasmani sebagaimana

    berikut ini:

    1. Guru memahami dasar filosofi penjas

    2. Guru memahami arti dan makna penjas

    3. Guru memahami tujuan pembelajaran penjas

    4. Guru memunyai model pembelajaran sesuai

    dengan karakter geografis dan budaya di

    sekolah setempat

    5. Guru memunyai strategi pembelajaran yang

    dipandang efektif dan inovatif sesuai karakter

    anak didik

    6. Guru diupayakan terlibat langsung di dalam

    proses pembelajaran penjas agar muncul

    motivasi internal bagi masing-masing

    individu siswa

    7. Guru mampu menciptakan dan

    mengkondisikan system pembelajaran yang

    aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

    menyenangkan.

    Demikian sajian materi ini semoga bermanfaat,

    terima kasih

    Daftar Pustaka

    Bucher, Charles A. (1979). Foundations of

    Physical Education, (8th Ed.), St. Louis,

    MI., Mosby Company.

  • Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

    75

    *) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

    Buscher, Craig A. (1994). Teaching Children

    Movement Concepts and Skills,

    Champaign, III. : Human Kinetics

    Publisher, Inc.,

    Lutan, Rusli, (2003).“Paradigma baru dalam

    pembangunan keolahragaan nasional

    berbasis ilmu terpadu”.Konvensi

    Nasional Pendidikan Jasmani dan

    Olahraga 24-25 November 2008 di

    Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

    Bandung.

    Mahendra, Agus. (2012) Konsep dan Falsafah

    pendidikan jasmani, Jakarta: Departemen

    Pendidikan Nasional.

    Suherman, Adang (2013). Pidato Pengukuhan

    Sebagai Guru Besar di BPU Universitas

    Pendidikan Indonesia.

    cover dan editor jurnal adiraga.pdfCover Jurnal Adiraga.pdf

    BIMBINGAN TEKNIS PEMBELAJARAN artikel