JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

16
Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Satya Negara Indonesia Jln. Arteri Pondok Indah No. 11 Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan 12240 Indonesia Telp. (021) 7398393/7224963. Hunting, Fax 7200352/7224963 Homepage: http//www.usni.ac.id E-mail: [email protected] JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal Ilmiah yang menyajikan artikel original tentang pengetahuan dan informasi penelitian atau aplikasi penelitian dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan Program Studi Akuntansi. Jurnal ini merupakan sarana publikasi dan ajang berbagi karya riset dan pengembangan bidang Akuntansi dan Ekonomi di Universitas Satya Negara Indonesia (USNI). Pemuatan artikel di Jurnal ini dapat dikirim ke alamat Sekertariat/Redaksi. Informasi lebih lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia pada halaman terakhir yakni pada Pedoman Penulisan Jurnal Ilmiah atau dapat dibaca pada setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi redaktur atau mitra bestari. Jurnal ini terbit secara berkala minimal dua kali dalam setahun. Pemuatan naskah tidak dipungut biaya.

Transcript of JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Page 1: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM)

Universitas Satya Negara Indonesia

Jln. Arteri Pondok Indah No. 11 Kebayoran Lama Utara

Jakarta Selatan 12240 – Indonesia

Telp. (021) 7398393/7224963. Hunting, Fax 7200352/7224963

Homepage: http//www.usni.ac.id

E-mail: [email protected]

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal Ilmiah yang

menyajikan artikel original tentang pengetahuan dan informasi penelitian atau aplikasi

penelitian dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan Program Studi

Akuntansi. Jurnal ini merupakan sarana publikasi dan ajang berbagi karya riset dan

pengembangan bidang Akuntansi dan Ekonomi di Universitas Satya Negara Indonesia

(USNI).

Pemuatan artikel di Jurnal ini dapat dikirim ke alamat Sekertariat/Redaksi. Informasi

lebih lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia pada

halaman terakhir yakni pada Pedoman Penulisan Jurnal Ilmiah atau dapat dibaca pada

setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi redaktur atau mitra

bestari.

Jurnal ini terbit secara berkala minimal dua kali dalam setahun. Pemuatan naskah tidak

dipungut biaya.

Page 2: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Volume 2 No. 3, Agustus 2018 ISSN : 2502-8669

LIABILITAS Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi

Penaggung Jawab:

Dekan Fakultas Ekonomi

Pimpinan Redaksi :

Dr. Meifida Ilyas, SE., M.Si, Ak, CA, CSRS, CSRA

Anggota Redaksi :

Adolpino Nainggolan, SE., M.Ak

Nur Anissa, SE., M.Si., Ak., CA

Indira Shinta Dewi, SE., Ak., MM

Redaktur Pelaksana :

Galih Chandara Kirana, SE., M.Ak

Tagor Darius Sidauruk, SE., M.Si

Sekretaris :

Nia Tresnawaty, SE., M.Ak

Mitra Bestari :

Dr. Yudhi Herliansyah, SE.,Ak.,M.Si.,CA.,CSRS

Dr. Novita Weningtyas, SE.,M.Si.,Ak.,CA

Alamat Sekretariat/Redaksi :

Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Jl. Arteri Pondok Indah No. 11

Kebayoran Lama – Jakarta Selatan (021) - 7398393

Page 3: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 1

PENGARUH LEVERAGE, ARUS KAS OPERASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN

FIXED ASSET INTENSITY TERHADAP REVALUASI ASET TETAP

Heriston Sianturi

dan

Padwi Dresnala

Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Universitas Satya Negara Indonesia

ABSTRAK

Penelitian bertujuan melakukan pembahasan terkini atas leverage, arus kas operasi, ukuran

perusahaan, fixed asset intensity dan pengaruhnya terhadap revaluasi asset tetap pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode Tahun 2014-2015.

Desain penelitian dengan kausal, jenis data sekunder, dengan menggunakan purposive

sample. Penelitian menggunakan regresi logistic yang meliputi uji overall model fit, uji

kelayakan model, koefisien determinasi, dan pengujian hipotesis dengan signifikansi α = 5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel leverage, arus kas operasi dan fixed asset

intensity tidak berpengaruh terhadap revaluasi aset tetap, sedangkan variable ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap revaluasi aset tetap.

Kata kunci: leverage, arus kas operasi, ukuran perusahaan, fixed asset intensity, revaluasi aset

tetap.

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of company’s leverage, declining cash flow form

operation, size and fixed asset intensity of upward fixed asset revaluation on manufacturing

companies listed in Indonesia Stock Exchange for period 2014 until 2015.

The research design is causal research. The data used is secondary data. The population is

all manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange for period 2014 and 2015 with

a sample research company that publishes financial statements consistently and collected 133

companies. Methods of analysis of this study using logistic regression that includes overall fit

test, goodness of fit test, coefficient determination, and hypothesis testing with α 5%

significance.

By using logistic regression, the result of this study shows that the ratio of leverage, cash

flow from operating and fixed asset intensity doesn’t not effect of fixed asset revaluation, while

the ratio of the size there is effect of fixed asset revaluation.

Keywords: leverage, cash flow from operating, size, fixed asset intensity, fixed asset

revaluation

Page 4: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 2

PENDAHULUAN

Konvergensi IFRS ke dalam SAK berdampak besar pada dunia usaha, terutama terkait

dengan laporan keuangan dan data akuntansi lainya. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia

yang berbasis IFRS dianggap lebih bisa meningkatkan kualitas standar laporan keuangan dan

daya banding laporan keuangan (Bank Indonesia 2011). Salah satu PSAK yang mengalami

perubahan adalah PSAK 16 tentang asset tetap, salah satunya adalah perbedaan pengukuran aset

tetap setelah pengakuan awal. Pada PSAK 16 (Revisi 1994), aset tetap disajikan berdasarkan

nilai peroleh aktiva tersebut dikurangi akumulasi penyusutan, dengan kata lain pada PSAK 16

(Revisi 1994) tidak memperkenankan revaluasi aset tetap (IAI, 2002). Sedangkan menurut

PSAK No. 16 (Revisi 2012) suatu perusahaan harus memilih antara model biaya atau model

revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetap perusahaan tersebut (IAI, 2015).

Umumnya asset tetap dinilai sebesar harga perolehannya, selama masa manfaat asset tetap

disusutkan sehingga nilainya semakin lama semakin kecil. Namun penggunaan harga perolehan

sebagai kebijakan akuntansi asset menjadikan beberapa nilai asset tidak mencerminkan keadaan

yang sebenarnya. Penggunaan harga perolehan menjadikan nilai asset tetap kehilangan

relevansinya karena tidak mencerminkan nilai terkini dari asset yang dimiliki perusahaan. Agar

relevansinya dari nilai asset tetap terjaga, perlu dipilih suatu kebijakan akuntansi atas asset tetap

yang mencerminkan nilai sesungguhnya dari asset tetap yaitu kebijakan revaluasi asset tetap.

Selain dari harga perolehan, kebijakan atas aktiva tetap lain yan diperkenankan menurut

PSAK 16 (2015) tentang Plant, Property dan Equipment adalah kebijakan revaluasi aktiva tetap.

Kebijakan ini dikatakan dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari asset, karena

revaluasi aktiva tetap dalam praktiknya mencatat asset menggunakan nilai padar dari asset

tersebut, sehingga asset menjadi relevan. Nilai asset yang disajikan menjadi nilai asset saat ini,

bukan nilai asset saat perolehan. Baridwan (2008) mengatakan untuk aktiva tetap apabila harga-

harga sudah berubah dalam jumlah besar, maka rekening-rekening aktiva tetap uang memakai

harga perolehan di masa lalu sudah tidak menunjukkan keadaan yang riil dari aktiva tersebut.

Selain kondisi tersebut, ada banyak keuntungan jika perusahaan melakukan revaluasi asset tetap.

Menurut Seng dan Su (2010), keuntungan revaluasi asset tetap antara lain menurunkan biaya

kontrak utang (Debt Contracting), menurunkan biaya politis dan asimetris informasi.

Revaluasi asset yang tertuang dalam kebijakan baru pemerintah membuka peluang entitas

bisnis di Indonesia untuk memperbaiki neracanya. Beberapa BUMN kini mulai memikirkan

langkah itu guna untuk memuluskan kinerjanya di masa depan. Meskipun tidak berdampak

langsung pada naiknya cashflow, revaluasi akan meningkatkan leverage perusahaan untuk

kemampuan ekonomis di masa depan. Dengan revaluasi, asset berpeluang menggembung dan

menggerakkan leverage sehingga perusahaan dapat mengajukan fasilitas pinjaman baru untuk

mendanai aktifitas operasional maupun langkah ekspansi bisnis yang dapat meningkatkan

kinerja usahanya. Keuntungan lain dari revaluasi adalah bahwa dengan “tambahan nilai aktiva”

maka perusahaan bisa menambah hutang ke bank untuk modal kerja atau menaikkan nilai saham

seblum initial public offering (IPO).

Revaluasi asset tetap juga akan menghasilkan beban penyusutan yang berbeda dibandingkan

dengan jika tidak melakukan revaluasi. Penerapan revaluasi asset tetap akan menambah nilai

dari asset tetap tersebut. Adanya penambahan nilai asset akibat revaluasi tentu saja akan

Page 5: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 3

menambah nilai penyusutannya. Berdasarkan kondisi tersebut, maka laba fiscal yang dimiliki

oleh perusahaan tersebut juga akan berubah bila melakukan kegiatan revaluasi asset tetap.

Berubahnya laba fiscal perusahaan juga akan berdampak pada perubahan beban pajak

penghasilan yang harus dibayarkan karena beban pajak penghasilan dihitung bersasarkan laba

fiscal. Jika laba fiscal perusahaan menjadi lebih kecil karena adanya penambahan nilai

penyusutan, maka nilai pajak yang dibayarkan juga akan menjadikan lebih kecil. Dengan kata

lain revaluasi asset tetap merupakan salah satu cara yang dapat digunakan perusahaan dalam

perencanaan pajaknya (tax planning). Tujuan dari perencanaan pajak yaitu untuk

menefisiensikan jumlah pajak terhutang melalui penghindaran pajak (tax avoidance) tanpa harus

melanggar undang-undang perpajakan. Jadi, perencanaan pajak melalui penilaian kembali aktiva

tetap dapat mengefisiensikan pembayaran pajak penghasilan karena terdapat perbedaan yang

cukup signifikan antara laba komersial dan laba kena pajak.

Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian adalah :

1. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Revaluasi Aset Tetap?

2. Apakah Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap Revaluasi Aset Tetap?

3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Revaluasi Aset Tetap?

4. Apakah Fixed Asset Intensity berpengaruh terhadap Revaluasi Aset Tetap?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian untuk menguji pengaruh variabel Leverage, Arus Kas Operasi, Ukuran

Perusahaan, dan Fixed Asset Intensity terhadap Revaluasi Aset Tetap

LANDASAN TEORI

Leverage

Leverage menggambarkan proporsi utang terhadap aset atau ekuitas (Murhadi, 2015: 61).

Rasio leverage mengukur sejauhmana perusahaan mendanai usahanya dengan membandingkan

antara dana sendiri (shareholders equity) yang telah disetorkan dengan jumlah pinjaman dari

para kreditur (creditors). Hal pertama adalah para kreditur melihat atau menganalisis berapa

jumlah dana sendiri yang telah disetor (owner supplied funds) sebagai margin of safety, yaitu

suatu batas aman atas kemungkinan buruk yang terjadi. Apabila pemilik perusahaan hanya

memiliki dana sendiri dengan porsi kecil dari jumlah dana yang dibutuhkan, maka kreditur

memiliki beban atau risiko besar.

Selanjutnya dengan dana pinjaman dari kreditur, pemilik perusahaan memiliki beban atau

risiko besar. Selain itu pemilik perusahaan memiliki keuntungan, yaitu masih memiliki hak

mengendalikan perusahaan dengan jumlah investasi terbatas. Ketiga, jika perusahaan memiliki

kelebihan atau keuntungan dari selisih keuntungan operasional dengan bunga atau biaya modal,

maka perusahaan akan memperoleh keuntungan tersebut. Contoh: apabila tingkat keuntungan

sebesar 10% sementara biaya bunga sebesar 8% maka selisih keuntungan tersebut adalah 2%

(Raharjaputra, 2009: 200).

Keputusan tentang penggunaan leverage harus dipertimbangkan dengan saksama antara

kemungkinan risiko (risks) dengan tingkat keuntungan (expected return) yang akan diperoleh.

Page 6: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 4

Arus Kas Operasi

Laporan arus kas dibagi dalam tiga aktivitas, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi,

aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan entitas,

sedangkan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan bukan merupakan penghasil utama

pendapatan entitas.

Dalam PSAK No. 2 (SAK, 2009) dijelaskan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari

aktivitas operasi merupakan indicator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat

menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi

entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber

pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan

informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Arus kas dari aktivitas

operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu,

arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi

penetapan laba atau rugi bersih.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Penentuan besar

kecilnya perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat

penjualan dan rata-rata total aktiva (Seftianne dan Handayani, 2011). Pengukuran ukuran

perusahaan bisa dilihat dari total asetnya. Perusahaan dengan ukuran besar memiliki total aset

yang besar, lebih leluasa dalam mempergunakan aset untuk menjalankan kegiatan

operasionalnya. Perusahaan berukuran kecil lebih terbatas dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya karena kepemilikan aset lebih sedikit.

Indikator pengukuran bagi variabel ukuran perusahaan yang lainnya adalah penjualan. Jika

penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah

pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya, jumlah penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan

biaya tetap, maka perusahaan akan menderita kerugian. Semakin besar total penjualan maka

akan semakin banyak perputaran uang dan semakin mudah kapitaliasasi pasar, semakin besar

pula perusahaan dikenal masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008). Perusahaan besar memiliki

probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan karena lebih mudah memasuki pasar,

memperoleh tingkat pendapatan yang tinggi sehingga berpengaruh pada profitabilitas yang

nantinya dapat menambah kemakmuran pemilik.

Fixed Asset Intensity Aset adalah kekayaan yang mempunyai manfaat ekonomi berupa benda berwujud maupun

benda tidak berwujud yang dapat dikuasai oleh yang berhak akibat transaksi. Aset juga dapat

menggambarkan ukuran perusahaan karena jumlah aset yang dimiliki perusahaan berbanding

lurus dengan ukuran perusahaan. Aset pada perusahaan dibagi dua yaitu Aset Lancar dan Aset

Tetap. Aset lancar adalah aset perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan dan mempunyai umur

ekonomis paling lama yaitu satu tahun dalam siklus kegiatan perusahaan yang normal. Aset tetap

dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau

penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan

administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Jenis aset tidak

lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual

kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi,

mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain. Aset tetap

Page 7: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 5

biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Kecuali tanah atau lahan, aset tetap

merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan.

Revaluasi Aset Tetap

Definisi asset tetap diatas bermakna aktiva tetap sebagai aktiva jangka panjang atau aktiva

yang relative permanen, yang disebut juga aktiva berwujud (tangible assets) karena ada secara

fisik. Standar akuntansi terkait asset tetap di Indonesia adalah PSAK 16 Aset Tetap Revisi 2011

yang berlaku efektif 1 Januari 2012. PSAK tersebut telah mengadopsi dari IAS 16 Property,

Plaint and Equipment per 1 Januari 2009. Definisi asset tetap berwujud yang : a) dimiliki untuk

digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain,

atau untuk tujuan administratif, dan b) diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu

periode. Pengakuan aset tetap pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan.

Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari

imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi,

atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan pada aset ketika pertama kali diakui sesuai

persyaratan tertentu dalam PSAK lain.

Hubungan Antar Variabel Penelitian

Pengaruh Leverage terhadap Revaluasi Aset Tetap

Teori akuntansi positif, menjelaskan bahwa manajer dihadapkan pada pilihan metode-

metode akuntansi untuk memaksimalkan nilai mereka. Dalam konteks aset tetap, manajer

dihadapkan pada situasi oportunis untuk memilih apakah menggunakan model revaluasi atau

model biaya untuk mengukur aset tetap setelah pengakuan awalnya. Keputusan untuk melakukan

revaluasi aset tetap didasarkan pada sejumlah situasi dan motivasi tertentu agar bisa

memaksimalkan nilai mereka. Salah satu situasi keuangan perusahaan yang cukup mendapat

perhatian adalah leverage. Leverage menggambarkan proporsi utang terhadap aset ataupun

ekuitas (Murhadi, 2015: 61). Tingginya rasio leverage, bermakna ketergantungan perusahaan

tersebut kepada krediturnya semakin tinggi pula. Dari sisi kreditur lebih menyukai rasio hutang

yang rendah. Rasio hutang yang rendah menjadi pertanda kemungkinan kecilnya kerugian yang

dialami kreditur jika terjadi likuidasi. Leverage sebagai faktor kontrak menjelaskan bahwa

kebijakan akuntansi dipilih untuk mempengaruhi satu atau lebih perjanjian kontraktual

perusahaan, misal kontrak dengan pinjaman. Perjanjian kontraktual yang dimaksud bisa berupa

debt convenant. Revaluasi mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam negosiasi kontrak

hutang dengan debtholders.

Perusahaan yang memiliki leverage tinggi mungkin kesulitan mendapatkan pinjaman karena

kekhawatiran kreditur pada kemampuan perusahaan untuk melunasi hutangnya. Kreditur lebih

berhati-hati, bahkan melakukan pembatasan kapasitas pinjaman. Pembatasan tersebut

menyebabkan perusahaan hanya bisa memperoleh dana yang sedikit. Keterbatasan dana

menyebabkan perusahaan gagal berekspansi dan melewatkan proyek-proyek yang

menguntungkan.

Revaluasi akan memperbesar nilai aset dan bisa memperkuat beberapa rasio keuangan,

khususnya debt to asset ratio maupun debt to equity ratio. Rasio leverage turun sehingga

menurunkan risiko perusahaan di mata kreditur karena posisi aset menjadi lebih kuat (Jaggi dan

Tsui, 2001). Sebaliknya perusahaan dengan tingkat leverage yang rendah cenderung tidak

Page 8: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 6

melakukan revaluasi aset tetap karena posisi keuangan perusahaan sudah cukup baik. Peneliti

berargumen bahwa manajemen pada perusahaan dengan tingkat leverage tinggi lebih mungkin

untuk melakukan revaluasi aset tetap, seperti dibuktikan oleh Seng dan Su (2010), Manihuruk

dan Farahmita (2015), dan Iatridis dan Kilirgiotis (2012).

Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Revaluasi Aset Tetap

Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya

akan menyebabkan kekhawatiran yang besar oleh para kreditur dikarenakan semakin kecil arus

kas dari aktivitas operasi semakin kecil pula kemungkinan pengembalian utang yang diberikan

kreditur. Untuk meningkatkan kepercayaan kreditur perusahaan melakukan revaluasi aset agar

aset yang dimiliki perusahaan diharapkan dapat meningkat. Dengan meningkatnya aset

perusahaan maka kepercayaan kreditur akan meningkat kembali karena adanya peningkatan aset

perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Cotter dan Zimmer (1995) bahwa penilaian kembali atas aset

tetap akan memberikan nilai yang lebih tinggi pada aset jaminan perusahaan yang dapat

membantu untuk menyakinkan debtholders tentang kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang melalui potensi menwujudkan aset perusahaan lebih tinggi sesuai nilai pasar, sehingga

revaluasi aset akan mengembalikan kapasitas pinjaman perusahaan. Maka dari itu, perusahaan

yang mengalami penurunan kas berpotensi lebih tinggi untuk melakukan revaluasi aset mereka.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Revaluasi Aset Tetap

Ukuran perusahaan sebagai proksi faktor politis merupakan faktor penting yang berkaitan

dengan keputusan melakukan revaluasi aset tetap (Seng dan Su,2010). Biaya politis yaitu terkait

dengan pihak ketiga yang turut berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan. Lasdi

(2009) menyebutkan biaya politis timbul dari konflik kepentingan antar manajer dengan

pemerintah yang merupakan kepanjangan tangan dari masyarakat dengan kewenangan untuk

melakukan pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai peraturan yang

berlaku seperti antitrust, regulasi, subsidi pemerintah, pajak, tarif, kekuatan buruh, dan

sebagainya. Misalnya jika serikat buruh mengetahui bahwa perusahaan melaporkan laba yang

tinggi mungkin serikat buruh akan menuntut kenaikan gaji.

Standish dan Ung (1982) dalam Iatridis dan Kilirgiotis (2012) menyebutkan bahwa

perusahaan besar cenderung menghindari pelaporan keuntungan terlalu tinggi. Perusahaan besar

dengan penjualan yang tinggi akan mendapat perhatian yang luas dari kalangan konsumen dan

media. Hal ini dapat memicu timbulnya biaya politik, diantaranya munculnya intervensi

pemerintah, pengenaan pajak yang lebih tinggi yang dapat meningkatkan biaya politik.

Konsekuensi tersebut diprediksi memotivasi manajemen untuk melaporkan laba yang lebih

rendah dengan cara-cara yang diperbolehkan oleh standar. Hal ini sesuai dengan hipotesis biaya

politik dalam teori akuntansi positif, menyatakan bahwa perusahaan besar lebih mungkin untuk

menggunakan pilihan akuntansi yang mengurangi profit yang dilaporkan perusahaan supaya

mengurangi biaya politis (Watts dan Zimmerman dalam Lasdi, 2009). Revaluasi aset tetap

cenderung dipilih manajemen untuk merealisasi hipotesis biaya politis tersebut saat dihadapkan

pada situasi oportunis yaitu memilih metode pengukuran aset tetap, apakah model revaluasi atau

model biaya. Revaluasi akan meningkatkan biaya depresiasi dan menambah pajak atas selisih

lebih penilaian kembali sehingga dapat mengurangi laba yang dilaporkan.

Page 9: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 7

Iatridis dan Kilirgiotis (2012) serta Seng dan Su (2010) berhasil membuktikan ukuran

perusahaan berpengaruh positif terhadap revaluasi aset tetap. Sedangkan perusahaan berukuran

kecil memiliki jumlah penjualan ataupun aset yang kecil. Revaluasi tidak tepat dilakukan karena

penambahan biaya depresiasi dan pajak atas revaluasi akan semakin memperkecil laba yang

dilaporkan. Perusahaan kecil memiliki ketersediaan dana yang terbatas, lebih baik untuk

dialokasikan pada hal lain yang lebih bermanfaat daripada membiaya revaluasi. Peneliti

berargumen bahwa perusahaan besar lebih mungkin untuk melakukan revaluasi sebagai sarana

memperkecil laba dan perusahaan kecil tidak melakukan revaluasi.

Pengaruh Fixed Asset Intensity terhadap Revaluasi Aset Tetap Asimetri informasi terjadi jika salah satu pihak dari suatu transaksi memiliki informasi yang

lebih dibandingkan pihak lainnya (Scott, 2009). Pada informasi asimetri, diasumsikan bahwa

orang luar tidak dapat mengamati karakteristik perusahaan secara cukup rinci, misalnya untuk

menghitung nilai dari sekuritas, sehingga manajer perusahaan yang sekuritasnya undervalued

akan mengeluarkan sumber daya tambahan, seperti pembayaran dividen yang lebih tinggi. Fixed

asset intensity merupakan salah satu faktor yang diuji terkait dengan dalam asimetri informasi

(Seng dan Su, 2010). Fixed asset intensity (intensitas aset tetap) merupakan proporsi aset

perusahaan yang terdiri dari aset tetap (Tay, 2009). Lin dan Peasnel (2000b) menemukan

hubungan yang positif antara keputusan untuk melakukan revaluasi dengan intensitas asset. Tay

(2009) menemukan pengaruh fixed asset intensity terhadap revaluasi aset. Tetapi hasil penelitian

Lin dan Peasnel (2000a), Seng dan Su (2010), Yulistia dkk. (2012) dan Khairati (2015) tidak

menemukan adanya pengaruh intensitas asset tetap terhadap pilihan perusahaan melakukan

revaluasi asset.

METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal (Causal Research) yang

merupakan metode penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel

variabel bebas (Independent Variable) terhadap variabel terikat (Dependent Variable).

Independent Variable dalam penelitian ini adalah Leverage, Arus Kas Operasi, Ukuran

Perusahaan, dan Fixed Asset Intensity. Seadangkan Dependent Variable adalah Revaluasi Aset

Tetap.

Hipotesis Penelitian

Ho1 : Leverage tidak berpengaruh terhadap revaluasi asset tetap.

Ha1 : Leverage berpengaruh terhadap revaluasi asset tetap.

Ho2 : Arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap revaluasi asset tetap.

Ha2 : Arus kas operasi berpengaruh terhadap revaluasi asset tetap.

Ho3 : Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terdapat revaluasi asset tetap.

Ha3 : Ukuran perusahaan berpengaruh terdapat revaluasi asset tetap.

Ho4 : Fixed asset intensity tidak berpengaruh terhadap revalusi asset tetap.

Ha4 : Fixed asset intensity berpengaruh terhadap revaluasi asset tetap.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode, Tahun 2014-2015, dengan sampel berupa data pooling yaitu kombinasi

antara runtut waktu (time series) dan (Cross Section), laporan keuangan perusahaan dengan

Page 10: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 8

kriteria perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan selama periode penelitian

dengan konsisten.

Operasional Variabel

Operasional varibel diuraikan dalam bentuk berikut :

Variable Indikator Skala

Revaluasi Aset Tetap (Y)

(Seng dan Su, 2010)

Angka 1 untuk perusahaan yang melakukan

revaluasi asset tetap pada tahun penelitian

dan angka 0 untuk perusahaan yang tidak

melakukan revaluasi asset tetap pada tahun

penelitian

Nominal

Leverage (X1)

(Seng dan Su, 2010)

Rasio

Perubahan Arus Kas Operasi

(X2)

(Seng dan Su, 2010)

Rasio

Ukuran Perusahaan (X3)

(Seng dan Su, 2010) SIZE = Ln Total Aset Perusahaan

Rasio

Fixed Asset Intensity (X4)

(Seng dan Su, 2010)

Rasio

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Statistik Deskriptif

Variabel yang diteliti meliputi revaluasi aset tetap, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan,

dan proporsi aset tetap. Variabel revaluasi aset tetap tergolong sebagai variabel dummy sehingga

lebih tepat menggunakan analisis frekuensi seperti disajikan dalam tabel berikut :

Tabel

Analisis Frekuensi Variabel Revaluasi Aset Tetap

REV

Freque

ncy

Perce

nt

Valid

Percent

Cumulati

ve

Percent

Vali

d

TIDAK

REVALUA

SI

230 86,5 86,5 86,5

REVALUA

SI 36 13,5 13,5 100,0

Total 266 100,0 100,0

Hasil analisis frekuensi tersebut menunjukkan nilai observasi (n) adalah 266 perusahaan.

Perusahaan dengan skor 1 merupakan kategori perusahaan yang melakukan revaluasi aset tetap,

sedangkan perusahaan dengan skor 0 adalah kategori perusahaan yang tidak melakukan revaluasi

aset tetap. Hanya 13,5% dari total sampel, perusahaan yang melakukan revaluasi yaitu sebanyak

36 perusahaan. Sedangkan 230 perusahaan sisanya tidak melakukan revaluasi aset tetap yaitu

Page 11: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 9

sebesar 86,5%. Daftar nama perusahaan yang melakukan revaluasi di tahun 2014 dan 2015 dapat

dilihat pada lampiran.

Hasil uji statistik deskriptif untuk variable leverage, likuiditas, arus kas operasi, ukuran

perusahaan dan fixed asset intensity disajikan dalam Tabel berikut :

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Tabel

Descriptive Statistics

N

Minimu

m

Maxim

um Mean

Std.

Deviation

LEV 266 ,01 35,24 2,1183 3,69183

CFFO 266 -11,18 5,56 ,0439 ,90141

SIZE 266 17,24 33,13

26,494

9 3,73828

FAI 266 ,00 6,36 ,4182 ,41497

Valid N

(listwise) 266

Menilai Keseluruhan Model (Overall Fit Model)

Pengujian keseluruhan model untuk menguji fit atau tidaknya model dengan data yang

diteliti. Pada regresi logistik dengan melihat nilai -2Log Likelihood. Likelihood dari model

adalah probabilitas model yang dihipotesakan menggambar data input. Supaya model fit dengan

data, maka kita tidak boleh menolak H0. H0 mengatakan bahwa model yang dihipotesakan fit

dengan data. Output SPSS memberikan 2 nilai -2Log Likelihood. Nilai -2Log Likelihood yang

pertama pada Tabel dibawah. adalah model hanya dengan memasukkan konstanta saja.

Sementara nilai -2Log Likelihood pada Tael dibawah ini untuk model konstanta dan variabel

bebas.

Tabel

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 216,256 -1,459

2 210,961 -1,807

3 210,890 -1,854

4 210,890 -1,855

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 210,890

c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter

estimates changed by less than ,001.

Page 12: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 10

Tabel

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant LEV CFFO SIZE FAI

Step 1 1 208,493 -3,081 -,026 ,136 ,064 -,030

2 196,963 -5,279 -,070 ,357 ,135 -,098

3 194,900 -6,544 -,138 ,494 ,183 -,267

4 194,554 -6,727 -,204 ,522 ,195 -,479

5 194,532 -6,710 -,228 ,526 ,196 -,540

6 194,532 -6,708 -,229 ,526 ,196 -,542

7 194,532 -6,708 -,229 ,526 ,196 -,542

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 210,890

d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed

by less than ,001.

Tabel diatas. menunjukkan nilai -2Log Likelihood pada (Block number = 0) adalah

210,890 untuk model konstanta saja. Sedangkan Tabel selanjutnya. menunjukkan nilai -2Log

Likelihood adalah 192,532. Nilai block number 0 lebih besar daripada Block number 1 yang

mengindikasikan bahwa adanya penurunan atau selisih sebesar 18,358. Penurunan tersebut

mengindikasikan bahwa model regresi semakin baik karena fit dengan data.

Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)

Uji kelayakan model regresi dapat dilihat dari nilai chi-square pada Tabel Hosmer and

Lemeshow Test dibawah ini. Nilai Chi-Square sebesar 8,321 dengan probabilitas signifikansi

sebesar 0,403. Nilai signifikansi ini lebih besar dari α 0,05 maka, secara statistik H0 tidak

dapat ditolak. H0 berbunyi bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara model dengan

nilai observasinya. Model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan

model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Dengan demikian dapat

disimpulakn bahwa model dapat diterima.

Tabel

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 8,321 8 ,403

Untuk mengetahi kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen dengan melihat nilai Cox & Snell R Square dan nilai Nagelkerke R Square yang

disajikan pada Tabel berikut. Nilai – nilai tersebut jika pada regresi linear (OLS) lebih

dikenal dengan istilah R-Square.

Page 13: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 11

Tabel

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke

R Square

1 194,532a ,060 ,109

a. Estimation terminated at iteration number 7 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Tabel diatas tersebut Nilai Nagelkerke R-Square sebesar 0,060 sedangkan nilai Cox &

Snell R-Square sebesar 0,109 yang menunjukkan kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen sebesar 0,060 atau 6% dan 94% dijelaskan oleh faktor lain

diluar model. Hasil uji logistik pada Tabel Classification Tabel berikut menghasilkan output

berupa Tabel Klasifikasi perusahaan yang menampilkan kekuatan prediksi model regresi

logistik perusahaan yang melakukan revaluasi dan tidak melakukan revaluasi.

Tabel

Classification Tablea

Observed

Predicted

REV

Percentage

Correct

TIDAK

REVALUAS

I

REVALUA

SI

Step 1 REV TIDAK

REVALUASI 230 0 100,0

REVALUASI 35 1 2,8

Overall Percentage 86,8

a. The cut value is ,500

Kesimpulannya bahwa kekuatan prediksi perusahaan yang tidak melakukan revaluasi

aset tetap 100%. Hal ini menunjukkan bahwa dari total dari 230 perusahaan yang tidak

melakukan revaluasi (100%) dapat diprediksi oleh model regresi. Sedangkan kekuatan model

regresi untuk memprediksi keputusan perusahaan melakukan revaluasi aset tetap adalah

sebesar 2,8%. Hal ini menunjukkan bahwa dari total 36 perusahaan yang melakukan revaluasi

aset tetap, sebanyak 1 perusahaan (2,8%) dapat diprediksi secara tepat pada model regresi.

Nilai overall percentage sebesar 86,8% menunjukkan bahwa variabel bebas yang

dimasukkan ke dalam model yaitu leverage, arus kas operasi, ukuran perusahaan dan fixed

asset intensity dapat digunakan untuk memprediksi keputusan melakukan revaluasi aset tetap

dengan ketepatan estimasi 86,8%.

Uji Hipotesis

Model regresi logistik yang terbentuk adalah sebagai berikut

Ln (AR/1-AR) = -6,708 + 0,229FL + 0,526DCFFO + 0,196TA + 0,542FAI

Page 14: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 12

Tabel

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a LEV ,229 ,177 1,670 1 ,196 ,795

CFFO ,526 ,308 2,926 1 ,087 1,692

SIZE ,196 ,073 7,216 1 ,007 1,217

FAI ,542 1,062 ,260 1 ,610 ,582

Constant -6,708 2,148 9,753 1 ,002 ,001

a. Variable(s) entered on step 1: LEV, CFFO, SIZE, FAI.

Berdasarkan persamaan regresi yang terbentuk dapat dilihat bahwa nilai koefisien regresi

semua variabel independen adalah positif. Pengujian hipotesis untuk menguji bagaimana

pengaruh masing – masing variabel bebas (independen) secara sendiri – sendiri terhadap

variabel terikatnya (dependen). Uji hipotesis dilakukan terhadap persamaan model regresi

dengan melihat taraf signifikansi 5%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan revaluasi aset tetap, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Leverage tidak berpengaruh terhadap revaluasi aset tetap.

2. Arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap revaluasi aset tetap.

3. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap revaluasi aset tetap.

4. Fixed Asset Intensity tidak berpengaruh terhadap revaluasi aset tetap.

Saran

Penelitian selajutnya diharapkan dapat meneliti variabel lain yang dimungkinkan

mempengaruhi keputusan melakukan revaluasi aset tetap. Variabel independen dalam

penelitian ini hanya 4 yaitu leverage, arus kas operasi, ukuran perusahaan, dan fixed asset

intensity. Dengan menguji variabel lain akan membuat penelitian tersebut lebih kaya dan

lebih berkembang. Variabel lain yang bisa diteliti untuk penelitian selanjutnya misalnya

stakeholder internasional.

Penelitian selanjutya dapat menguji pada tahun sebelum dan sesudah berlakunya

kebijakan pemerintah terkait revaluasi. Pada tahun 2015, pemerintah telah memasukan

revaluasi dalam Paket Kebijakan Ekonomi Kelima dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

191/PMK.010/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap. Adanya kebijakan dan

peraturan terbaru tersebut memungkinkan ditemukannya hal – hal baru terkait revaluasi aset

tetap.

Page 15: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 13

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Rokhman. 2010. Regresi Logistik. Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman.

Belkaoui dan Ahmed Riahi. 2012. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Baridwan, Zaki. 2008. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Yogyakarta: BPFE.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 2014. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Januari 2015.

Jakarta: Ikatan Auntansi Indonesia.

Ernawati. 2014. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 16) atas Aset

Tetap pada PT Pelayaran Liba Marindo Tanjungpinang. Skripsi. Tanjungpinang:

Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Yulistia dkk. 2015. “Pengaruh Leverage, Arus Kas Operasi, Ukuran Perusahaan dan

Intensitas Aset Tetap terhadap Revaluasi Aset Tetap”. Disajikan dalam Simposium

Nasional Akuntansi 18. Medan. 16-19 September.

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Hilmi, Utari dan Syaiful Ali. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional

Akuntansi XI.

Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz. 2013. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan.

Jakarta: Salemba Empat.

Iatridis, George Emmanuel and George Kilirgiotis. 2012. Incentives for Fixed Asset

Revaluation: the UK Evidence. Journal of Applied Accounting Research, Vol. 13. No.

1. Pp 5-20.

Jaggi, B. and JTsui. 2001. Management Motivation and Market Assesment: Revaluation of

Fixed Asset. Journal of International Financial Management and Accounting. Vol. 12

No. 2, Pp. 160-87

Manihuruk, Tunggul Natalius dan AriaFarahmita. 2015. “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pemilihan Metode Revaluasi Aset Tetap pada Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Saham Beberapa Negara ASEAN”. Disajikan dalam Simposium

Nasional Akuntansi 18. Medan: 16-19 September.

Missonier, Franck dan Piera. 2007. Motives for Fixed Asset Revaluation: An EmpiricL

Analysisi with Swiss Data. Journal of Business Finance and Accounting. Vol. 34 Pp.

1025-1050.

Murhadi, Werner R. 2015. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta:

Salemba Empat.

Ningrum, Khairunnisa Indah. 2011. Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS)

Terhadap Return Saham Perusahaan. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Nurjanah, Ai. 2013. Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Keputusan Revaluasi Aset

Tetap pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. Skripsi.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Peraturan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 19/PMK.01/2015 Tentang Penilaian

Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan yang Diajukan

pada Tahun 2015 dan 2016.

Raharjaputra, Hendra S. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Page 16: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN EKONOMI merupakan Jurnal ...

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .2. No. 3 Agustus 2018 14

Reeve. James M dkk.2008. Principles of Accounting Indonesia Adaption. Jakarta: Salemba

Empat.

Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13 (1),

39-56.

Seng, Dyna dan Jiahua Su. 2010. Managerial Incentives Behind Fixed Asset Revaluation.

International Journal of Business Research. Vol. 10 No. 2

Sissandhy, Aldila Khairina. 2014. Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Nilai Perusahaan

dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Intervening.

Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Suwito, Edy dan Arleen Herawaty. 2005. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan

terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan yang Terdaftar di

Bursa Efek Jakarta”. Disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo: 15-16

September.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 19992 Tentang Perbankan

Wahyudin, Agus. 2015. Metodologi Penelitian. Semarang: Unnes Press

Yulistia dkk. 2015. “Pengaruh Leverage, Arus Kas Operasi, Ukuran Perusahaan dan

Intensitas Aset Tetap terhadap Revaluasi Aset Tetap”. Disajikan dalam Simposium

Nasional Akuntansi 18. Medan. 16-19 September.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2012. Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia,

Jakarta.