jurnal penulisan ilmiah
-
Upload
mochamad-abdul-ghofur -
Category
Documents
-
view
100 -
download
2
Transcript of jurnal penulisan ilmiah
Brian Dendiatama 20108436 Universitas Gunadarma 2011 1
SISTEM DRAINASE OTOMATIS BERBASIS
MIKROKONTROLER ATMEGA8535
PI. Sistem Komputer. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi.
Universitas Gunadarma, 2011
https://[email protected]
Oleh : Brian Dendiatama
Abstrak
Kata Kunci : Mikrokontroler, Drainase,
Sensor Air, LCD.
Sistem drainase merupakan salah satu
cara pembuangan air yang berlebihan pada
suatu tempat atau kawasan. Secara umum,
sistem drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga dapat difungsikan secara optimal.
Pada dasarnya rangkaian ini dirancang
guna untuk membuang air yang berlebihan
pada suatu tempat atau kawasan yang daerah
resapan airnya kurang bagus bahkan tidak
adanya sistem resapan air yang tertata
dengan baik dan benar. Oleh karena itu,
dirancang sebuah alat yang berjudul “Sistem
Drainase Otomatis Berbasis
Mikrokontroler ATMega8535” yang
difungsikan sebagai media resapan air yang
terdiri dari sensor air yang akan membuat
aksi pada rangkaian pompa air sebagai alat
untuk membuang air melalui pipa atau
selang yang terhubung pada pompa air dan
hasilnya atau output akan ditampilkan pada
display LCD sesuai dengan level air yang
mengenai sensor air tersebut dan juga akan
di tampilkan pada lampu indikator yang
tersusun sesuai dengan kondisi sensor air,
serta akan menginformasikan dalam bentuk
gelombang suara yang dihasilkan oleh
buzzer yang terhubung pada rangkaian
Sistem Drainase Otomatis Berbasis
Mikrokontroler ATMega8535 ini.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem drainase merupakan salah satu
cara pembuangan air yang berlebihan pada
suatu tempat atau kawasan. Secara umum,
sistem drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga dapat difungsikan secara optimal.
Dari sudut pandang lain, sistem drainase
adalah salah satu unsur dari prasarana umum
yang dibutuhkan oleh masyarakat kota
dalam rangka menuju kehidupan kota yang
aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana
drainase berfungsi mengalirkan air ke
tempat pembuangan air atau resapan air,
selain itu juga berfungsi sebagai pengendali
kebutuhan air dengan tindakan untuk
memperbaiki daerah rawan banjir atau
daerah genangan air yang secara berlebihan.
Sistem drainase juga dirancang
sebagai suatu sistem guna membantu
memenuhi kebutuhan masyarakat akan
terbatasnya dari masalah banjir yang
menggangu aktifitas dan rutinitas
masyarakat kota sehari-harinya. Sistem
drainase juga merupakan komponen penting
dalam perancangan kota (perancangan
infrastruktur khususnya).
1.2 Batasan Masalah
Pada masalah ini akan disajikan
solusi penanggulangan dini dan sistem
drainase secara otomatis dengan sistem
pembuangan air. Akan dilakukan
perancangan alat yang berjudul “ Sistem
Brian Dendiatama 20108436 Universitas Gunadarma 2011 2
Drainase Berbasis Mikrokontroler
ATMega8535”.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari suatu perancangan
rangkaian sistem drainase atau pembuangan
air otomatis berbasis mikrokontroler
ATMega8535 dengan tampilan LCD, yaitu
yang pertama adalah untuk mengurangi
atau membuang air yang berlebihan dari
suatu kawasan atau lahan yang
memaksimalkan fungsionalnya. yang kedua
yaitu mengontrol ketinggian air banjir atau
penanggulangan dini terhadap masalah
banjir yang sering dihadapi masyarakat
perkotaan terutama daerah rawan banjir.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan ini menggunakan
metode penulisan dari berbagai sumber
diantaranya dengan menggunakan metode
Studi Pustaka dan Studi Lapangan. Pada
metode studi pustaka dilakukan dengan cara
mengambil data dari berbagai sumber
internet dan buku yang dijadikan pedoman
dalam penulisan ini. Selain itu menggunakan
metode studi lapangan yang dilakukan
dengan cara mencari data dan pengamatan
terhadap rangkaian atau alat yang dibuat
secara langsung, agar data yang diperoleh
dapat seakurat mungkin.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Mikrokontroler AVR ATMega8535
Mikrokontroler sebagai sebuah "one
chip solution" pada dasarnya adalah
rangkaian terintregrasi (Integrated Circuit-
IC) yang telah mengandung secara lengkap
berbagai komponen pembentuk sebuah
komputer. Berbeda dengan penggunaan
mikroprosesor yang masih memerlukan
komponen luar tambahan seperti RAM,
ROM, Timer, dan sebagainya untuk sistem
mikrokontroler, tambahan komponen diatas
secara praktis hampir tidak dibutuhkan lagi.
Hal ini disebabkan semua komponen
penting tersebut telah ditanam bersama
dengan sistem prosesor ke dalam IC tunggal
mikrokontroler bersangkutan. Dengan alasan
itu sistem mikrokontroler dikenal juga
dengan istilah populer the real Computer On
a Chip-komputer utuh dalam keping tunggal,
sedangkan sistem mikroprosesor dikenal
dengan istilah yang lebih terbatas yaitu
Computer On a Chip-komputer dalam
keping tunggal.
Dengan berbagai macam kelebihan
yang dimiliki, dewasa ini mikrokontroler
AVR 8 bit produk perusahaan Atmel adalah
salah satu mikrokontroler yang banyak
merebut minat kalangan profesional dan
juga cocok dijadikan sarana berlatih bagi
para pemula. Hal ini selain karena ragam
fitur yang ditawarkan, juga disebabkan
kemudahan untuk memperoleh
mikrokontroler tersebut (berikut papan
pengembangnya) di pasaran dengan harga
yang relatif murah.
Secara histories mikrokontroler seri
AVR pertama kali diperkenalkan ke pasaran
sekitar tahun 1997 oleh perusahaan Atmel,
yaitu sebuah perusahaan yang sangat
terkenal dengan produk mikrokontroler seri
AT89S51/52-nya yang sampai sekarang
masih banyak digunakan di lapangan. Tidak
seperti mikrokontroler seri AT89S51/52
yang masih mempertahankan arsitektur dan
set instruksi dasar mikrokontroler 8031 dari
perusahaan INTEL. Mikrokontroler AVR ini
diklaim memiliki arsitektur dan set instruksi
yang benar-benar baru dan berbeda dengan
arsitektur mikrokontroler sebelumnya yang
diproduksi oleh perusahaan tersebut. Tetapi
walaupun demikian, bagi para programmer
yang sebelumnya telah terbiasa dengan
mikrokontroler seri AT89S51/52, dan
berencana untuk beralih ke mikrokontroler
AVR, maka secara teknis tidak akan banyak
kesulitan yang berarti, hal ini dikarenakan
selain konsep dan istilah-istilah dasarnya
hampir sama, pemrograman level assembler-
nya pun relative tidak jauh berbeda.
Berdasarkan arsitekturnya, AVR
merupakan mikrokontroler RISC (Reduce
Brian Dendiatama 20108436 Universitas Gunadarma 2011 3
Instruction Set Computer) dengan lebar bus
data 8 bit. Berbeda dengan sistem
AT89S51/52 yang memiliki frekuensi kerja
seperduabelas kali frekuensi oscilator,
frekuensi kerja mikrokontroler AVR ini
pada dasarnya sama dengan frekuensi
oscilator, sehingga hal tersebut
menyebabkan kecepatan kerja AVR untuk
frekuensi oscilator yang sama, akan dua
belas kali lebih cepat dibandingkan dengan
mikrokontroler keluarga AT89S51/52.
Dengan instruksi yang sangat variatif
(mirip dengan sistem CISC-Complex
Instruction Set Computer) serta jumlah
register serbaguna (general Purpose
Register) sebanyak 32 buah yang semuanya
terhubung secara langsung ke ALU
(Arithmetic Logic Unit), kecepatan operasi
mikrokontroler AVR ini dapat mencapai 16
MIPS (enam belas juta instruksi per detik)
sebuah kecepatan yang sangat tinggi untuk
ukuran mikrokontroler 8 bit yang ada di
pasaran sampai saat ini.
Untuk memenuhi kebutuhan dan
aplikasi industri yang sangat beragam,
mikrokontroler keluarga AVR ini muncul di
pasaran dengan tiga seri utama: tinyAVR,
ClasicAVR (AVR), megaAVR.
Berikut ini beberapa seri yang dapat
anda jumpai di pasaran : ATtiny13,
AT90S2313, ATmega103, ATtiny22,
AT90S2323 ATmega128, ATtiny22L
AT90S2333 ATmega16, ATtiny2313
AT90S4414 ATmega162, ATtiny2313V
AT90S4433 ATmega168, ATtiny26
AT90S8515 ATmega8535.
Keseluruhan seri AVR ini pada
dasarnya memiliki organisasi memori dan
set instruksi yang sama (sehingga dengan
demikian jika telah mahir menggunakan
salah satu seri AVR, untuk beralih ke seri
yang lain akan relatif mudah). Perbedaan
antara tinyAVR, AVR dan megaAVR pada
kenyataannya hanya merefleksikan
tambahan-tambahan fitur yang
ditawarkannya saja (misal adanya tambahan
ADC internal pada seri AVR tertentu,
jumlah Port I/O serta memori yang berbeda,
dan sebagainya). Diantara ketiganya,
megaAVR umumnya memiliki fitur yang
paling lengkap, disusul oleh AVR, dan
terakhir tinyAVR. Untuk memberi
gambaran yang lebih jelas. berikut
memperlihatkan perbedaan ketiga seri AVR
ditinjau dari jumlah memori yang
dimilikinya.
Pengisian memori Flash dengan
menggunakan saluran SPI ini dapat
dilakukan bahkan ketika chip AVR telah
terpasang pada sistem akhir (end system),
sehingga dengan demikian pemrogramannya
sangat fleksibel dan tidak merepotkan
pengguna (secara praktis metoda ini dikenal
dengan istilah ISP (In System Programming)
sedangkan perangkat lunaknya dinamakan
(In System Programmer).
Untuk penyimpanan data,
mikrokontroler AVR menyediakan dua jenis
memori yang berbeda : EEPROM
(Electrically Erasable Programmable Read
Only Memory) dan SRAM (Static Random
Access memory). EEPROM umumnya
digunakan untuk menyimpan data-data
program yang bersifat permanen, sedangkan
SRAM digunakan untuk menyimpan data
variabel yang dimungkinkan berubah setiap
saatnya. Kapasitas simpan data kedua
memori ini bervariasi tergantung pada jenis
AVR-nya. Untuk seri AVR yang tidak
memiliki SRAM, penyimpanan data variabel
dapat dilakukan pada register serbaguna
yang terdapat pada CPU mikrokontroler
tersebut.
Selain seri-seri diatas yang sifatnya
lebih umum, perusahaan Atmel juga
memproduksi beberapa jenis mikrokontroler
AVR untuk tujuan yang lebih khusus dan
terbatas, seperti seri AT86RF401 yang
khusus digunakan untuk aplikasi wireless
remote control dengan menggunakan
gelombang radio (RF), seri AT90SC yang
khusus digunakan untuk peralatan sistem-
sistem keamanan kartu SIM GSM,
Brian Dendiatama 20108436 Universitas Gunadarma 2011 4
pembayaran via internet, dan lain
sebagainya.Pada rangkaian ini menggunakan
mikrokontroler AVR ATMega8535, dengan
penjelasan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Konfigurasi Pin Pada
Mikrokontroler ATMega8535
Gambar 2.2 Bentuk Fisik Mikrokontroler
ATMega8535
2.2 Sistem Minimum DT-AVR Low
Cost Micro System
DT-AVR Low Cost Micro System
merupakan modul single chip
mikrokontroler ATmega8535 dengan 8
Kbyte Flash Memory, 512 byte SRAM, dan
512 byte EEPROM. DT-AVR Low Cost
Micro System juga memiliki ADC hingga 8
channel single-ended A/D converter dengan
resolusi 10 bit
Gambar 2.3 Sistem Minimum ATMega8535
Fitur-fitur ATmega8535 DT-AVR
Low Cost Micro System, dua 8-bit
timer/counter, satu 16-bit timer/counter, dan
Real Time Counter, 4 channel PWM, Two-
wire Serial Interface Programmable Serial
USART (Universal Synchronous and
Asynchronous serial Receiver and
Transmitter), master/slave SPI Serial
Interface, Programmable Watchdog Timer,
On-chip Analog Comparator, Internal
Calibrated RC Oscillator.
Spesifikasi DT-AVR Low Cost Micro
System adalah mendukung varian AVR 40
pin antara lain: AT90S8535, ATmega8535L,
ATmega16(L), ATmega8515(L),
AT90S8515, dan ATmega162(L) (seri AVR
yang tidak memiliki ADC membutuhkan
converter socket), memiliki fasilitas In-
System Programming untuk IC yang
mendukung, dilengkapi LED Programming
Indicator, memiliki hingga 35 pin jalur
input/output, lengkap dengan osilator 4
MHZ dan memiliki kemampuan komunikasi
Serial UART RS-232 yang sudah
disempurnakan, lengkap dengan rangkaian
reset, tombol manual reset, dan brown-out
detector dengan menggunakan tegangan
input 9 - 12 VDC dan memiliki tegangan
output 5 VDC.
Brian Dendiatama 20108436 Universitas Gunadarma 2011 5
Perlengkapan DT-AVR Low Cost
Micro System, 1 bh Board DT-AVR Low
Cost Micro System, 1 set Kabel Serial, 1
CD/DVD berisi CodeVisionAVR versi
demo serta kumpulan produk Innovative
Eledctronics yang lain, 1 buah converter
socket untuk seri AVR tanpa internal ADC
dan semuanya itu dikemas dalam plastik
yang menarik.
2.3 DI-Smart LCD 16x2 Board
Deskripsi DI-Smart LCD16X2
Display adalah modul tampilan LCD 16×2
karakter yang siap untuk digunakan.
Gambar 2.4 DI-Smart LCD 2x16 Board
Aplikasi pada rangkaian adalah
sebagai tampilan (display) untuk
menampilkan karakter-karakter yang
diperlukan dalam suatu sistem seperti
jumlah suatu variabel, tampilan indikator
kejadian, atau bisa juga untuk estetika
.
Spesifikasi LCD dengan jumlah
karakter yang dapat ditampilakan adalah 32
karakter dalam 2 baris x 16 kolom, koneksi
pengendalian yang digunakan adalah 4 BIT
DATA INTERFACE, telah dilengkapi
pengendali CONTRAST dan BRIGHTNESS,
telah disediakan kabel IDC-10 sehingga
dapat langsung dihubungkan dengan DI-
Smart AVR System.
2.4 Sensor Air
Sensor air adalah suatu indikator pada
suatu rangkaian yang menandakan bahwa
rangkaian itu terkena air atau tidaknya.
Konsep yang digunakan pada sensor air
yaitu dengan menggunakan sebuah papan
PCB yang dibuat garis zig-zag dan
dihubungkan dengan kabel sebagai
konduktor. Sebagaimana sifat air sebagai
konduktor atau penghantar arus listrik.
Gambar 2.5 Bentuk Fisik Sensor Air
2.5 Bahasa Pemrograman C untuk
AVR
Dalam perancangan alat ini dibuat
sebuah pemrograman agar alat dapat
dikendalikan dan beroperasi sesuai dengan
yang diharapkan. Bahasa pemrograman
yang dipakai pada rancangan alat ini adalah
bahasa pemrograman C. Akar dan asal dari
bahasa pengaturcaraan C (C language)
adalah bahasa BCPL yang dikembangkan
oleh Martin Richards pada tahun 1967.
Bahasa ini memberikan idea pada Ken
Thompson yang kemudian mengembangkan
bahasa yang disebut dengan panggilan B
pada tahun 1970. Perkembangan selanjutnya
dari bahasa B adalah bahasa C yang ditulis
oleh Dennis Ritchie sekitar tahun 1970-an di
Bell Telephone Laboratories Inc. (sekarang
adalah AT&T Bell Laboratories). Bahasa C
pertama kali digunakan adalah pada
komputer Digital Equipment Corporation
PDP-11 yang menggunakan sepenuhnya
sistem pengoperasian UNIX.
Standard bahasa C (Ansi C) yang asli
adalah standard dari UNIX. Sistem operasi,
kompiler C dan seluruh program aplikasi
UNIX yang esensial ditulis dalam bahasa C.
Kepopularan bahasa C membuatkan setiap
versi dari bahasa ini banyak dibuat untuk
komputer jenis mikro. ANSI (American
National Standard Institutes) membentuk
suatu komite (ANSI Committee X3J11)
pada tahun 1983 yang kemudian
menetapkan standard ANSI untuk bahasa C.
Standard ANSI ini didasarkan kepada
standard UNIX yang diperluas.
Brian Dendiatama 20108436 Universitas Gunadarma 2011 6
CodeVision AVR merupakan software
untuk membuat code program
microcontroller AVR. Kebanyakan
programmer memakai software ini karena
fasilitas-fasilitas yang disediakan
CodeVision AVR sangatlah memudahkan
bagi programmer dalam membuat code. HP
InfoTech menyajikan versi baru (lebih dari
9500 pengguna terdaftar) yang paling
populer C Compiler komersial untuk Atmel
AVR.
Bahasa C luas digunakan untuk
pemrograman berbagai jenis perangkat,
termasuk mikrokontroler. Bahasa ini sudah
merupakan high level language, dimana
memudahkan programmer menuangkan
algoritmanya. Untuk mengetahui dasar
bahasa C dapat dipelajari sebagai berikut.
Struktur penulisan program
#include < [library1.h] > // Opsional
#include < [library2.h] > // Opsional
#define [nama1] [nilai] ; // Opsional
#define [nama2] [nilai] ; // Opsional
[global variables] // Opsional
[functions] // Opsional
void main(void) // Program Utama
{
[Deklarasi local variable/constant]
[Isi Program Utama]
}
Preprocessor #include
Biasanya digunakan untuk
menyertakan file header (.h) atau file
library. File include berguna untuk
memberitahu compiler agar membaca file
yang di include-kan lebih dahulu agar
mengenali definisi-definisi yang digunakan
adalah program sehingga tidak dianggap
error.
Cara penulisan :
#include <...............> untuk lokasi standar
file yang telah disetting oleh tools biasanya
pada folder include atau folder direktori
compiler.
Tabel 2.3 Tabel Tipe Data
Tipe Data Keterangan
char 1 byte ( -128 s/d 127 )
unsigned
char
1 byte ( 0 s/d 255)
int 2 byte ( -32768 s/d
32767 )
unsigned int 2 byte ( 0 s/d 65535 )
long 4 byte ( -2147483648 s/d
2147483647 )
unsigned
long
4 byte ( 0 s/d
4294967295 )
float bilangan desimal
array kumpulan data-data yang
sama tipenya
Deklarasi variabel dan konstanta pada
bahasa C yaitu: variabel adalah memori
penyimpanan data yang nilainya dapat
diubah, penulisan: [tipe data] [nama] =
[nilai]. Konstanta adalah memori
penyimpanan data yang nilainya tidak dapat
diubah, penulisan: const [nama] = [nilai].
Global variabel/konstanta yang dapat
diakses di seluruh bagian program. Lokal
variabel/konstanta yang hanya dapat diakses
oleh fungsi tempat dideklarasikannya.
Statement adalah setiap operasi dalam
pemrograman, harus diakhiri dengan [ ; ]
atau [ } ]. Statement tidak akan dieksekusi
bila diawali dengan tanda [ // ] untuk satu
baris. Lebih dari 1 baris gunakan pasangan [
/* ] dan [ */ ]. Statement yang tidak
dieksekusi disebut juga comments /
komentar.
Contoh:
suhu=adc/255*100; //contoh rumus
perhitungan suhu
Brian Dendiatama 20108436 Universitas Gunadarma 2011 7
Function adalah bagian program yang dapat
dipanggil oleh program utama.
Penulisan :
[tipe data hasil] [nama function]([tipe
data input 1],[tipe data input 2])
{
[statement] ;
}
Conditional statement dan looping
if else : digunakan untuk penyeleksian
kondisi
if ( [persyaratan] ) {
[statement1];
[statement2];
}
else {
[statement3];
[statement4];
}
for : digunakan untuk looping dengan
jumlah yang sudah diketahui
for ( [nilai awal] ; [persyaratan] ; [operasi
nilai] ) {
[statement1];
[statement2];
}
while : digunakan untuk looping jika dan
salama memenuhi syarat tertentu
while ( [persyaratan] ) {
[statement1];
[statement2];
}
do while : digunakan untuk looping jika dan
salama memenuhi syarat tertentu, namun
minimal 1 kali
do {
[statement1];
[statement2]; }
while ( [persyaratan] )
switch case : digunakan untuk menguji satu
variabel dengan banyak kondisi
switch ( [nama variabel] ) {
case [nilai1]: [statement];
break;
Operator relasional (perbandingan), operator
ini berfungsi untuk menguji benar atau
tidaknya hubungan dua operand, jika
hubunganya benar maka akan menghasilkan
1 dan jika salah akan menghasilkan 0.
Tabel 2.4 Operasi Relasional
(Perbandingan)
Operasi Relasional
(perbandingan)
Keterangan
Sama dengan ==
Tidak sama dengan !=
Lebih besar >
Lebih besar sama
dengan
>=
Lebih kecil <
Lebih kecil sama
dengan
<=
Contoh :
If (x==5) {x++;); // x akan dinaikan jika x
berisi 5.
If (x!=5) {x++;); // x akan dinaikan jika x
bukan berisi 5.
If (x>5) {x++;); // x akan dinaikan jika x
berisi lebih besar dari 5.
If (x<5) {x++;); // x akan dinaikan jika x
berisi lebih kecil dari 5.
If (x>=5) {x++;); // x akan dinaikan jika x
berisi lebih besar atau sama dengan 5.
If (x<=5) {x++;); // x akan dinaikan jika x
berisi lebih kecil atau sama dengan 5.
Brian Dendiatama 20108436 Universitas Gunadarma 2011 8
3. PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI
3.1 Gambaran Umum
Pada dasarnya rangkaian ini dirancang
guna untuk membuang air yang berlebihan
pada suatu tempat atau kawasan yang daerah
resapan airnya kurang bagus bahkan tidak
adanya sistem resapan air yang tertata
dengan baik dan benar. Oleh karena itu,
dirancang sebuah alat yang berjudul “Sistem
Drainase Otomatis Berbasis Mikrokontroler
ATMega8535” yang difungsikan sebagai
media resapan air yang terdiri dari sensor air
yang akan membuat aksi pada rangkaian
pompa air sebagai alat untuk membuang air
melalui pipa atau selang yang terhubung
pada pompa air tersebut dan hasilnya atau
output akan ditampilkan pada display LCD
3.2 Analisa Rangkaian Secara Diagram
Blok
Gambar 3.1 Blok Diagram Rangkaian
3.2.1 Blok Input
Pada blok diagram mendapat sumber
daya yang dihasilkan oleh aktifator yang
menyuplay sumber tegangan kedalam blok
input, blok proses dan blok output. Dalam
diagram blok input terdiri dari otomatis dan
manual, dimana kondisi otomatis
dipengaruhi inputan dari air yang mengenai
sensor air pada rangkaian, sedangkan
kondisi manual dipengaruhi inputan dari
saklar dan push on yang akan berfungsi
apabila ditekan dan air mengenai sensor air.
Gambar Sensor Air
Pada dasarnya air bersifat penghantar
arus atau konduktor yang baik dan
mempunyai elektrolit yang dapat mengantar
arus. Dan inputan pada blok input akan
mengirimkan data ke dalam mikrokontroler
ATMega8535.
3.2.2 Blok Proses
Selanjutnya pada blok proses, akan
memproses inputan yang berasal dari sensor
air dan diolah oleh mikrokontroler
ATMega8535 sebagai pusat kontrol secara
keseluruhan.
Dalam mikrokontroler ATMega8535
akan mengolah data pada program CAVR
yang dihasilkan oleh port-port yang
terhubung pada sensor air. Dan data yang
sudah diolah oleh program akan dikirim ke
dalam blok output.
3.2.3 Blok Output
Dan pada blok output, akan
dihasilkan keluaran berupa tampilan pada
LCD sebagai display informasi yang dapat
dibaca oleh manusia.
Brian Dendiatama 20108436 Universitas Gunadarma 2011 9
Gambar LCD
LED sebagai keluaran indikator yang
terdiri dari warna hijau dalam keadaan aman
dan normal, warna putih keadaan siaga 1,
warna biru dalam keadaan siaga 2, warna
kuning dalam keadaan waspada, dan warna
merah dalam keadaan awas serta suara yang
dihasilkan oleh buzzer sebagai informasi
yang disampaikan oleh alat agar dapat
didengar oleh manusia, dan pompa air
berfungsi untuk membuang air pada tempat
air resapan.
Gambar LED dan Buzzer
3.3 Analisa Software
3.3.1 Diagram Alur (flowchart)
Gambar 3.1 Diagram Alur (flowchart)
Flowchart dijelaskan bahwa pada
saat kondisi mulai apakah saklar dalam
kondisi on atau off, jika off maka akan ke
kondisi manual dimana harus menekan
tombol push on terlebih dahulu dan program
akan melakukan inisialisasi, jika tombol
push on tidak ditekan maka program akan
selesai. Sedangkan pada saat saklar dalam
kondisi on maka akan inisialisasi port yang
digunakan pada program. Setelah selesai
inisialisasi port yang digunakan baik sebagai
input atau output, maka kondisi selanjutnya
adalah default dimana semua sensor tidak
terkena air sehingga tidak ada yang menyala
baik LED maupun pompa air. Setelah
kondisi default ada kondisi dimana sensor 1
terkena air dengan data FE (1111-1110) dan
Brian Dendiatama 20108436 Universitas Gunadarma 2011 10
akan menghasilkan output berupa status
normal, lampu LED hijau dalam kondisi on,
jika sensor 1 tidak terkena air maka akan ke
kondisi penekanan pada push on.
Setelah air mengalir dan mengenai
sensor 1, 2 dengan data FC (1111-1100) dan
akan menghasilkan output berupa status
siaga 1, lampu LED putih, dan pompa air
on, jika air tidak mengenai sensor 1, 2 maka
akan kembali ke kondisi sensor 1 dengan
data FE (1111-1110) dan pompa air off.
Air terus mengalir dan mengenai
sensor 1, 2, 3 dengan data F8 (1111-1000)
dan akan menghasilkan output berupa status
siaga 2, lampu LED biru, dan pompa air on,
jika air tidak mengenai sensor 1, 2, 3 maka
akan kembali ke kondisi sensor 1 dengan
data FE (1111-1110) dan pompa air off.
Selanjutnya air terus mengalir dan
mengenai sensor 1, 2, 3, 4 dengan data F0
(1111-0000) dan akan menghasilkan output
berupa status waspada, lampu LED kuning,
dan pompa air on, jika air tidak mengenai
sensor 1, 2, 3, 4 maka akan kembali ke
kondisi sensor 1 dengan data FE (1111-
1110) dan pompa air off.
Dan air terus mengalir mengenai
sensor 1, 2, 3, 4, 5 dengan data E0 (1110-
0000) dan akan menghasilkan output berupa
staus awas, lampu LED merah, Buzzer dan
pompa air dalam kondisi on, jika air tidak
mengenai sensor 1, 2, 3, 4, 5 maka akan
kembali ke kondisi sensor 1 dengan data FE
(1111-1110) dan pompa air off. Dan jika
ingin kembali ke kondisi default maka saklar
dikondisikan dalam keadaan off dan
menekan terus tombol push on untuk
mengaktifkan pompa air dan membuang air
ke selang pembuangan hingga batas bawah
pompa air menyerap air.
4. HASIL UJI COBA ALAT
4.1 Cara Kerja Alat
Gambar 4.1 Rangkaian Sistem Drainase
Otomatis
Suplay minimal yang digunakan agar
chip dapat bekerja adalah (kurang lebih) 5V.
Agar tegangan stabil, digunakan IC
Regulator 7805 sehingga input tegangan
yang diijinkan untuk rangkaian adalah
antara 6 - 12V. Range tegangan tersebut
akan dikonversi oleh 7805 sebagai tegangan
VCC sebesar 5V. Sebagai pengaman, dapat
ditambahkan juga dioda 1A (misal 1N4001)
agar rangkaian tetap aman apabila dalam
memasang suplay dari luar terbalik
(optional). Selain itu dapat tambahkan
kapasitor (elco) minimal sebesar 100
uF/16V untuk mencegah reset yang
diakibatkan oleh suplay yang kurang stabil.
Setelah saklar (switch) pada rangkaian
dalam keadaan hidup, maka akan dialiri air
pada bak resapan air, sehingga sensor akan
terkena air. Pada rangkaian ini port yang
digunakan atau dipakai adalah portA.0,
portA.1, portA.2, portA.3, dan portA.4
untuk sensor air, portB.1 untuk pompa air,
portC diguanakan untuk display LCD,
sedangkan portD digunakan untuk LED
Brian Dendiatama 20108436 Universitas Gunadarma 2011 11
indikator serta buzzer untuk menghasilkan
gelombang suara.
Saat sensor air yang terhubung pada
portA.0 terkena air maka akan mengirim
data ke mikrokontroler dengan logika aktif
low (aktif jika nilainya 0) dan akan
menampilkan ke LCD bahwa keadaan
lingkungan dalam status normal, LED yang
menyala warna hijau serta pompa aquarium
pada portB.1 dalam keadaan Off atau tidak
menyala.
Lalu saat sensor air yang terhubung pada
portA.0, portA.1 terkena air maka akan
mengirimkan data ke mikrokontroler dengan
logika aktif low (aktif jika nilainya nol) dan
akan menampilkan ke LCD bahwa keadaan
lingkungan dalam keadaan siaga 1 dan LED
warna putih menyala serta pompa air dalam
kondisi On dan membuang air ke pipa
pembuangan.
Selanjutnya, saat sensor air yang
terhubung pada portA.0, portA.1, portA.2
terkena air maka akan mengirimkan data ke
mikrokontroler dengan logika aktif low
(aktif jika nilainya nol) dan akan
menampilkan ke LCD bahwa keadaan dalam
keadaan siaga 2 dan LED warna biru
menyala, serta pompa air dalam keadaan On
untuk terus membuang air ke dalam tempat
pembuangan lewat pipa yang dipasang pada
pompa air tersebut.
Saat sensor air yang terhubung pada
portA.0, portA.1, portA.2, portA.3 terkena
air, maka LCD akan menampilkan bahwa
keadaan dalam keadaan waspada dan LED
warna kuning akan menyala, serta pompa air
dalam keadaan on dan terus membuang air
kedalam bak pembuangan air.
Dan saat sensor air yang terhubung pada
portA.0, portA.1, portA.2, portA.3, portA.4
terkena air, maka LCD akan menampilkan
bahwa keadaan dalam keadaan awas dan
buzzer akan bunyi, serta pompa air akan
terus membuang air sampai air pada batas
aman. Dan jika ingin kembali ke kondisi
default, maka saklar dalam kondisi off dan
tekan push on hingga air pada batas bawah
pompa air.
Setelah keadaan air surut, dari kondisi
awas sampai ke kondisi normal maka akan
tampil pada LCD bahwa keadaan
lingkungan dalam keadaan aman dan LED
warna hijau menyala, serta pompa air akan
off kembali.
Gambar 4.2 Sensor Air
Sensor air merupakan suatu rangkaian
yang terdiri dari + (positif) dan – (negatif)
atau vcc dan ground, saat sensor terkena
oleh air maka akan terhubung antara vcc dan
ground. Sensor air ini terhubung dengan port
pada mikrokontroler ATMega8535 di
portA.0, portA.1, portA.2, portA.3, dan
portA.4 sebagai masukan yang akan
mempengaruhi proses dan menghasilkan
output yang ditentukan.
Gambar 4.3 Analisa Rangkaian Relay
Brian Dendiatama 20108436 Universitas Gunadarma 2011 12
Pada rangkaian relay ini menggunakan
relay 5 Volt, saat portB.1 berlogika 0, maka
kondisi pada T1 dalam keadaan cut-off
karena pada kaki basis lebih kecil dari kaki
emitor, sehingga arus dari kolektor tidak
dapat mengalir ke emitor dan kondisi pada
T2 dalam keadaan saturasi karena tegangan
pada kaki basis lebih besar dari tegangan
pada kaki emitor, sehingga arus dapat
mengalir dari kaki kolektor ke emitor
dengan indikator L1 menyala dan pompa air
dalam keadaan on.
Sedangkan kondisi pada saat portB.1
berlogika 1, maka kondisi pada T1 dalam
keadaan saturasi karena tegangan pada kaki
basis lebih besar dari tegangan pada kaki
emitor, sehingga arus dapat mengalir dari
kaki kolektor ke emitor dengan indikator L2
menyala dan kondisi pada T2 dalam keadaan
cut-off karena pada kaki basis lebih kecil
dari kaki emitor, sehingga arus dari kolektor
tidak dapat mengalir ke emitor dan pompa
air dalam keadaan off.
4.2 Pengujian Alat Berdsarkan Kondisi
Saat dilakukan pengujian alat dan
pengambilan data pengamatan terhadap
rancangan yang dibuat maka di dapat hasil
yang dapat dilihat atau dapat di amati bahwa
alat dalam kondisi berjalan dengan baik dan
sesuai dengan alur program yang dibuat.
Data saat sensor tidak terkena air (default) :
Tabel 4.1 Data Pengamatan Ke-satu
Data saat sensor 1 terkena air :
Tabel 4.2 Data Pengamatan Ke-dua
Data saat sensor 1 & 2 terkena air :
Tabel 4.3 Data Pengamatan Ke-tiga
Data sensor 1, 2, & 3 terkena air :
Tabel 4.4 Data Pengamatan Ke-empat
Data saat sensor 1, 2, 3, & 4 terkena air :
Tabel 4.5 Data Pengamatan Ke-lima
Data saat sensor 1, 2, 3, 4, & 5 terkena air :
Tabel 4.6 Data Pengamatan Ke-enam
Brian Dendiatama 20108436 Universitas Gunadarma 2011 13
Data saat manual (kondisi push on):
Tabel 4.7 Data Pengamatan Ke-tujuh
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan pengamatan
data yang diperoleh saat melakukan
pengujian alat didapat bahwa rangkaian ini
bekerja sesuai dengan program yang dibuat
dan melakukan fungsi-fungsi dari masing-
masing komponen bekerja dengan optimal.
Dan rancangan alat ini dapat berfungsi
sebagai resapan air atau pembuangan air
yang berlebihan pada suatu kawasan, serta
penanggulangan dini terhadap terjadinya
banjir, karena alat ini dirancang pada saat
sensor 2 terkena air pompa air langsung
membuang air yang ada pada rangkaian hal
ini berfungsi bila pada saat air yang ada
lebih banyak (air bah) sehingga air terus
dibuang sampai air tidak lagi mengenai
sensor sama sekali.
Kelebihan dari rancangan alat yang
dibuat ini yang mampu mengatasi
permasalahan sistem pembuangan air yang
kurang baik pada suatu kawasan, karena
konsep dari sistem drainase atau resapan air.
Adapun kekurangan dari alat yang
dirancang adalah sensor air yang digunakan,
sebab dalam konduktor yang digunakan
adalah media air tanah yang kadar
elektrolitnya sangat sedikit, sehingga proses
koduktor kurang bagus.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam
perancangan alat ini adalah dengan adanya
konsep yang matang dan melihat kondisi
lingkungan sekitar. Untuk perancangan
selanjunya pada rangkaian ini dengan
menambahkan ruang aliran atau
pembuangan air yang lebih besar.
Dapat ditambahkan aplikasi dengan
menggunakan program pemantau sistem
drainase secara online. Dengan adanya
penambahan sesnsor untuk mengukur
ketinggian air, sehingga dapat berfungsi
secara optimal dan pengiriman data seakurat
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim, Modul Panduan
Mikroprosessor, Laboratorium
Elektronika dan Komputer
Universitas Gunadarma, Depok,
2005.
[2] Ardi Winoto, Mikrokontroler AVR
ATmega8/16/32/8535 dan
Pemrograman dengan Bahasa C
pada WinAVR, Informatika Bandung,
Bandung, 2010.
[3] M. Ary Heryanto & Wisnu Adi P.,
Pemrograman Bahasa C Untuk
Mikrokontroler ATMEGA8535, Andi
Offset, Jogjakarta, 2008.
[4] URL:
http://duniaelektronika.blogspot.com
/2007/09/mikrokontroler
atmega8535.html, 27 Mei 2011.
[5] URL :
http://id.wikipedia.org/wiki/ATMega
8535, 27 Mei 2011.
[6] URL :
http://npx21.blog.uns.ac.id/2010/07/
17/atmega8535/, 27 Mei 2011.